Thursday, March 26, 2020

CHAPTER 13 : SCENARIO (PART I)


Secangkir kopi sudah kuseduh, sementara rebusan daging yang Vera masak tampak belum mendidih dalam belanga.


Vera sedang diruang tengah merajut Sweater sambil menunggu daging rendangnya empuk, dia tidak sadar aku berada di dapur membuat segelas jeruk hangat untuknya.

Lagi-lagi diluar sedang hujan, rintiknya turun dari langit malam membasahi jalanan DKI, setidaknya meneduhkan perasaan dari kepenatan aktifitas hari ini.

Hidup di ibukota memang begitu menguras energi, selain panas, macet di jalanan juga membuatku stres.

Banyak pengemudi tak sabaran yang membuatku kesal, juga orangnya yang rata-rata cuek dan hanya perduli jika ada perlunya saja.


Terkadang hal-hal tersebut membuat otakku lelah.

Fisik yang lelah bisa dibawa tidur dan akan kembali bugar setelahnya, tapi jika otak yang sudah mulai lelah maka tak semudah itu untuk merefreshkannya.

Setidaknya aku membutuhkan liburan dan sebuah Ambience yang menenangkan sekaligus memulihkan mentalku yang tentu itu akan membutuhkan waktu senggang lagi.

Rumah.

Ya, tak ada yang lebih membuatku nyaman selain berada dirumah.

Tembok dan atapnya bukan hanya menahan hembusan angin dan melindungi dari guyuran hujan, tapi juga memberikan rasa tentram secara alamiah.

Diluar apapun bisa terjadi dan aku tahu itu, ketika aku masuk dari luar kedalam rumah secara tak sadar aku langsung merasa terlindungi.

Disinilah tempat dimana aku mengisi ulang bateraiku, menghabiskan waktu berdua bersama Vera bagiku seperti sebuah kemewahan, melihat senyumnya adalah kebahagian yang tidak bisa ditukar dengan uang dan akan menyingkirkan semua kepenatan yang kudapat dari luar.

Aku orang yang suka ketenangan dan aku tahu kalau Jakarta bukan tempat yang cocok untuk itu, karenanya mungkin setelah kuliahku selesai dan Vera juga sudah punya lisensi sebagai seorang desainer, kami akan pindah ke kota lain atau barangkali tinggal di luar negeri ikut orang tuaku.





..............................

Sudah 2 bulan aku masuk ke semester 3, Vera pun juga sudah kembali masuk kelas Fashion School nya.

Kalian tahu begitu banyak hal yang terjadi dalam beberapa waktu kebelakang, baik saat di LA, ataupun setelahnya saat kami kembali.

Tapi ada sebuah pengalaman yang jauh lebih menarik dari itu, mungkin bisa dikatakan ini sungguh sangat intens buat Vera, karena apa yang dia lalui benar-benar menguji Limit dan Endurance dari gadis berambut pirang ini.

Aku bingung harus menceritakannya dari mana karena sungguh begitu banyak hal yang terjadi, pengalaman yang kami dapat terbilang gila bukan hanya untuk Vera tapi juga padaku baik mulai dari perkenalanku dengan si ‘Broken Queen’ Fira, dan juga sebuah 'pesta' yang takkan pernah Vera lupakan.

Aku tak tahu apakah ini mungkin terakhir kalinya aku mengizinkan Vera 'berpetualang', yang jelas Vera mengaku mendapatkan semua rasa 'haus' nya selama ini yang akan kucoba ceritakan secara Flashback yang berurutan.





..............................

Terakhir disaat Vera baru saja selesai halangan, karena sudah puasa selama semingguan akhirnya malam itu kami bercinta dengan penuh nafsu.

Vera kumat, dia memintaku membawanya ke Darkroom untuk aku turuti keinginan aneh-anehnya lagi.

Saat itu dia meminta aku menyiapkan kasur yang dipenuhi uang, aku sampai ke ATM dulu untuk mengambil uang Cash, lalu kutebar diatas ranjang bersprei hitam sesuai arahannya.

Vera langsung mengangkang diatas kasur yang dipenuhi uang ratusan ribu itu dan segera memintaku untuk menggagahinya.

Vera benar-benar menggila, ujaran kotor ia rapalkan untuk merendahkan dirinya sendiri, ketika itu kepalaku pun sudah dipenuhi nafsu yang menggebu maka kuladeni permainannya.

Sesekali aku terbawa ocehannya dan berimprovisasi dengan menyumpal mulutnya dengan berlembar-lembar uang yang berserakan disekitaran kami sambil terus kugenjot vaginanya hingga akhirnya berejakulasi.

Vera menyuruhku menyendoki leleran spermaku dari vaginanya dengan uang yang ada, memintaku membuatnya seperti corong lalu menuangkan kedalam mulutnya dan Vera pun menelannya habis!

Setelah menstruasi gairah Vera memang selalu menggebu-gebu, dia terus-terusan memintaku untuk melakukan hal yang lebih-lebih dan lebih semalaman itu.

Melewati perdebatan yang alot dengannya, akhirnya dari malam tersebut jugalah aku sepakat untuk menghubungi anak buahnya Jennet.





..............................

Jika kalian masih ingat secarik kartu nama yang diberikan Jennet padaku dulu, disanalah dia sertakan nama seorang bawahannya yang ada di Jakarta.

Yang sebenarnya tak jauh saat kepulangan kami dari LA, tanpa sepengetahuan Vera aku sudah pernah janjian dan ketemu dengan Dean.

Komunitas yang diceritakan Jennet membuatku penasaran dan menghubungi orang di kartu nama tersebut, berangkat dari rasa penasaranku itulah tak lama setelah dari LA, aku langsung janjian bertemu dengan Dean si ketua komunitasnya.

Aku sengaja tidak mengajak Vera karena aku hanya sebatas ingin tahu saja, lagipula untuk mencegah hal-hal yang nanti pasti akan dia rengek-rengekkan padaku jika kubawa dia ikut.

Dan malam harinya bersama Roni teman kampusku, aku pergi ke sebuah klub malam di alamat yang Dean berikan, berhubung aku jarang masuk ke klub malam makanya aku mengajak seorang temanku supaya tidak canggung dan malu-maluin.

Berbeda seperti di tempat Jennet yang merupakan sebuah Mansion tersendiri, tempat kumpul mereka bergabung dengan diskotik normal, hanya saja diskotik ini punya setiap Hall sendiri-sendiri yang berpisah.

Mungkin memang sengaja ditujukan untuk Private Party atau bokingan khusus dan di Room nomer 13 itulah tempat anak-anak FetLife Indonesia berkumpul.

Sebuah Floor sendiri lengkap dengan kerlap-kerlip lampu, Speaker dan dentuman DJ nya.

Saat aku tiba aku masuk lebih dulu ke tempat utamanya, disini sangat ramai karena bercampur dengan kalayak umum maka segera aku berjalan dan menuju ke lokasi Room 13 tempat kami janjian.

Setibanya disana ternyata sama saja ramenya!

Kupikir karena lokasinya yang jauh dan tersembunyi di pojok gedung serta Hall nya yang tidak sebesar tempat utama pastilah akan sepi, namun siapa sangka malah terasa sesak dan berjubel sekali manusianya di dalam sini.

Aku langsung celangak-celinguk, terlihat tak ada beda dan tampak sama saja seperti aula utama, orang-orang dari segala usia yang tampak asik berjoget dan duduk disofa dengan minuman beralkohol mereka masing-masing.

Kami bingung mau duduk dimana karena sudah Full dan tak ada bangku kosong lagi, tapi tiba-tiba bahuku ditepuk pelan, dan seorang pria dewasa langsung memperkenalkan diri, rupanya dialah Dean, aku membalas sapaannya kemudian bersama temanku kami memperkenalkan diri.

Singkatnya kami duduk dan mengobrol santai ketika itu, meskipun setengah berteriak karena suara musiknya keras sekali.

Dean mengatakan bahwa Jennet sebelumnya memang menitip seorang teman dan memintanya untuk memperlakukan kami secara khusus, selebihnya Jennet tidak menceritakan apapun kepada Dean.

Aku agak kaget juga Jennet ternyata lebih memperkenalkan kami sebagai temannya bukan kliennya.

Bagiku itu sebuah tindakan yang sangat profesional, kerahasiaan privasi pelanggan sepertinya adalah harga mati baginya.

Aku menceritakan awal perkenalanku dengan Jennet pada Dean, aku tidak mengikut campurkan dan membawa-bawa nama Vera pada saat itu.

Dean mengangguk-angguk, dari sini aku baru tahu bahwa komunitas ini memang merupakan anak dari komunitas yang sama dengan Jennet, bedanya cakupan FetLife sudah global dan Jennet kebetulan memegang kawasan Asia, karena itulah Dean tampak agak segan padaku berhubung Jennet secara struktural jauh diatas dirinya.

Bahkan dia memanggil beberapa cewek untuk duduk disekitar menemani kami, Roni temanku yang dari tadi bingung dan tak paham dengan obrolan kami, langsung duduk dijepit dua orang cewek seksi.

Dean menawariku minuman, tapi aku tolak karena aku sejak dulu menjauhi alkohol, lagipula takut baunya nanti ketahuan Vera.

Aku melanjutkan obrolanku dengan Dean tanpa menggubris cewek berpakaian seksi yang kini duduk di pahaku.

Dean kembali menjelaskan detil komunitasnya. Agak ada perbedaan dengan dengan komunitas induk mereka yang memang di khususkan untuk mereka yang suka BDSM, Dean menceritakan dinamakan Jagerti (Jakarta Swinger Community) hanya untuk memperluas cakupannya saja.

Karena disini mereka dengan bebas bisa bertukar pasangan sesuka hati tanpa paksaan, entah itu pacar, partner, suami atau istri mereka, disinilah tempat untuk mereka yang punya paham Free Sex sebenarnya.

Dilanjutkan olehnya, jika cakupannya hanya teruntuk mereka yang suka Bondage atau suatu Fetish tertentu maka komunitas ini sulit berkembang, apalagi di Indonesia yang punya Fetish Bondage amat langka dan jarang muncul, mereka lebih suka melakukannya secara privat dengan teman kencan mereka masing-masing.

Masuk akal dan aku sepakat mendengarnya, aku saja dulu harus membeli peralatan Device mesti memesan dari luar negeri yang kini kusesali telah membelinya.

Tapi aku baru tahu bahwa kehidupan Nightlife Jakarta ternyata tak kalah semaraknya dari Thailand dan Filipina juga rupanya.

Dean tertawa melihat ekspresi kagetku, dia bilang memang begitulah kenyataannya, yang membedakan hanyalah ekspos medianya saja.

Di Indonesia itu lucu, medianya gembar-gembor menyerukan melarang hiburan ataupun klub malam tapi geliatnya terus berjalan dan dibiarkan menjadi rahasia umum alias 'cukup tau sama-sama tau'.

Lebih baik jika pekerja seks komersial dilegalkan dan ditarik pajaknya saja toh lebih menguntungkan negara ketimbang dilarang-larang tapi tetap ada dan terus menjamur kemana-mana.

Aku tertawa sependapat, contohnya saja Vietnam, Thailand dan yang paling baru Filipina, mereka telah melegalkan pekerjaan tersebut asalkan telah berusia 18 tahun keatas.

Bahkan di Thailand bisnis esek-esek ini sendiri sudah masuk 10 besar dalam daftar penyumbang devisa pajak negara mereka selain ekspor-impor dan pariwisata.

Tengoklah ke Pattaya dan kalian akan tahu bagaimana putaran ekonomi itu bergerak dengan cepatnya disana.

Begitulah, disaat negara lain mulai membuka diri untuk meraup Income di segala bidang dan menaikkan level kurs mata uangnya masing-masing, sementara di negeri Gemah Ripah Loh Jinawi ini masih saja berkutat dan ribut-ribut soal urusan norma-etika yang entah sampai kapan selesainya.

Yang membuatku makin ketawa dengan negaraku ini adalah ketika mendengar soal penggodokan RUU KUHP tentang larangan wanita keluar lewat jam 9 malam.

Mbok ya yang gitu-gitu kok diurusi, berpikir bahwa negara bisa mengatur penduduknya atas dasar memperbaiki akhlak, itu naif.

Lihat realitanya, apakah setelah dilarang ‘wuss’ mereka menghilang? Faktualnya warung remang-remang ada dimana-mana, pijat plus-plus merambah, naik malam dikit di setiap pengkolan pasti ada saja cewek-cewek yang mejeng menunggu untuk diangkut.

Itu pun belum melihat fenomena di media sosial dengan makin banyaknya jasa-jasa onlinenya seperti VCS dan sejenisnya.

Negara-negara seperti yang tadi kusebutkan mengembalikan pilihan untuk menjadi seorang pekerja seks komersial ke pribadi masing-masing, tanpa perlu negara membatasi atau melarang.

Yang menurutku benar, ini soal pilihan yang lebih tepatnya diurusi dalam keluarga saja, bukan campur tangan negara bahkan dengan momok kurungan sel.

Karena itulah ditekankan batas usia 18 tahun di profesi ini yang mana di usia tersebut seseorang dianggap sudah memikirkan secara matang pilihan-pilihan mereka.

Masalah orang kita itu cuma satu, yaitu mengurusi urusan orang lain yang padahal orang tersebut tidak merugikan siapapun, inilah yang membuat kita sulit berjalan kedepan dan terus sibuk dengan hal-hal tak penting.

Alhasil ya seperti inilah, sementara negara lain sudah berlomba-lomba terbang ke bulan kemudian menghasilkan manusia yang terampil dibidangnya, di kita ya begini-begini saja, sarjana menganggur, insinyur tak terpakai dan yang kaya tetap yang jualan rokok.

Kami terus bertukar cerita, Dean bercerita banyak padaku.

Sesekali kulihat Roni sedang di Threesome ciuman dengan dua orang cewek yang duduk dikiri dan kanannya, aku menahan tawa saja, At Least dia tak rugi ikut denganku malam itu.

Setelah malam perkenalan itu, setidaknya ada 4-5 kali aku datang kesana sendiri ataupun berdua dengan Roni yang malah ketagihan menemaniku.

Hingga di sebuah malam aku bertemu dengan seorang cewek yang sangat menarik perhatianku, Fira.

Mulanya aku sedang duduk di sofa mengobrol dengan Ardi salah seorang member Jagerti yang paling akrab denganku, karena sudah beberapa kali kesini aku jadi mulai kenal dengan beberapa membernya, meskipun rata-rata di dominasi dengan pria berusia 30 tahun keatas tapi lumayan banyak juga anak muda yang ikut bergabung.

Saat itu aku memperhatikan di depan ada seorang cewek tampak sedang disenderkan dipilar dan dicium laki-laki ditengah kerumunan mereka yang asik berjoget menikmati musik DJ.

Cewek-cewek disini memang sangat bebas digrepe-grepe dan dicium, tapi untuk ML mereka harus mau sama-sama mau, jadi semua dilakukan memang tanpa paksaan.

Tak terbayang olehku kalau kubawa Vera kesini pasti habis dia kerubungi dan diraba-rabai cowok-cowok hidung belang ditempat ini.

Fokusku langsung berganti ke salah seorang cewek yang duduk sendirian di depan meja bar memegang segelas Cocktail dan juga tampak melihat kerumunan orang yang asik nge-Floor.

Rambutnya pendek, kulitnya putih bersih, dan juga Face nya benar-benar cantik nan imut, cewek ini seperti Barbie hidup!



Pakaiannya saat itu sangat terbuka dengan Dress berdada U menonjolkan toketnya yang tampak membulat penuh.

Aku heran melihat cewek yang menurutku sejauh ini paling cantik dan seksi di sini 'menganggur' begitu saja, tak ada yang mendekati.

Maka kutanyakan ke Ardi sambil menunjuk cewek berparas Chinese itu yang sedang duduk menyilangkan kakinya diseberang kami.

" Oooh itu, itu si Fira, iya dia juga member sini.. " katanya.

" Kenapa nda, emang lo mau kenalan?.. Hahaha.. " Ardi malah tertawa.

" Kok tawa sih lo?.. " dia tertawa seperti sedang meremehkanku.


" Hahaha.. Kaga-kaga.. Gih kenalan, dia mantan ratu disini.. " sambung Ardi lagi.


" Mantan Ratu?.. "

" Udah sana kenalan kalo berani.. Biar lo tau sendiri.. " Ardi kembali tertawa tanpa memberikan jawabnya.

Wah aku merasa tertantang sekali, saat itu menangkap dari respon Ardi aku berpikir jika si Fira ini cewek yang jutek dan sulit untuk di dekati hingga tak ada yang berani mendekatinya, namun rupanya bukan itu yang dia maksud.

Dengan rasa penasaranku aku menyingsingkan lengan kemejaku ala Pak Jokowi dan langsung berdiri menyeberang kearah depan memberanikan diri berkenalan dengan Fira.

Kalem aku duduk di sebelah Fira yang saat itu langsung sadar akan kehadiranku, dengan senyum ramah aku memperkenalkan diri.

Suaranya si Fira ini aduh lembut dan pelan sekali, mengobrol dengannya mungkin harus pakai Headset, apalagi tau sendiri di dalam klub malam begini memang bikin dongkol ketika ngobrol.

Dengan pengalamanku saat ini, aku sudah semakin matang menghadapi cewek-cewek cantik, ini berbeda saat aku masih malu-malu ketika bertatap muka dengan Vera sewaktu di sekolah dulu.

Karena dikampus aku juga banyak ditaksir teman-teman cewekku berhubung tampangku yang memang lumayan.


Bahkan ketika awal masuk kuliah dulu IG ku kebanjiran Followers sesama maba yang ingin berkenalan denganku.


Aku pun dengan senang hati membalas mengikuti Instagram mereka walau pada akhirnya langsung di Unfollow oleh Vera yang ngamuk-ngamuk dan menjadikan dia sendiri cewek yang boleh aku Follow di Instagram.


Aku terus ‘mewawancarai’ Fira, dia tampak agak aneh, ada aura kesedihan mendalam di dalam dirinya selain dari dia bersuara pelan, dia juga menjawab seperlunya saja.

Bukan, bukan jutek seperti yang kusangkakan, ini lebih seperti dia sedang dirundung masalah yang berat sekarang dan sepertinya aku mengajaknya berkenalan di waktu yang tidak tepat, tapi terus kuajak ngobrol sambil mencari celah meminta kontaknya.





Usianya 22 tahun tak jauh dariku, saat itu fokusku terus mengarah ke toket gede dengan belahannya yang terlihat menggoda sekali.


Aku betul-betul terbius dengan tubuh langsingnya yang tak begitu tinggi, apalagi melihat pahanya yang putih bersih membuatku lupa bahwa aku punya Vera dalam hidupku.


Aku menghabiskan malamku disana mengobrol dengan Fira, bahkan ketika kami pindah ke sofa yang agak tenang dipojokan untuk menghindari suara musik dan duduk berdua. Orang-orang melihatiku yang saat itu kukira mereka takjub bahwa aku telah berhasil menjinakkan gadis ini.

Normalnya aku bisa meraba-rabai tubuh seksi Fira saat itu juga, apalagi dia duduk rapat sekali di sebelahku, dari gesturnya yang diam tentu kalau kupeluk atau kurangkul pun dia takkan menolak.


Tapi aku tak suka main nyosor-nyosor begitu, aku lebih memilih bermain elegan ketimbang bergerak begitu tak sabarannya dan dinilai seperti seorang penjajak seks Barbar saja.

Menjelang dini hari aku berdiri dan pamit pulang dengan Fira, Fira menatapku dengan pandangan aneh ketika aku memutuskan pulang, tampaknya dia kaget karena jam segini masihlah jam aktifnya mereka, tapi apa boleh buat HP dikantongku dari tadi sudah bergetar-getar yang pasti itu telpon dari Verani.

Nomer Handphone Fira sudah kudapatkan, aku tinggal WA saja jika aku perlu 'sesuatu' darinya. Aku mencium pipinya yang begitu lembut dan wangi lalu keluar dari klub malam itu.

Dari sinilah awal segalanya dimulai, aku jadi sering kepo Instagram milik Fira, akunnya di Private, tapi karena kami sudah saling Follback maka aku pun bisa melihat postingannya.

Postingannya sendiri hanya sedikit, tapi sangat seksi-seksi. Ada sebuah foto yang menarik perhatianku, dimana dia sedang berpose bersebelahan dengan Ariel Noah yang sepertinya pernah juga datang ke klub mereka, karena dinding belakangnya sama persis dengan tempat duduk yang waktu itu aku dan Fira duduki.





Membaca komentar kurang ajar di kolom komentarnya dan juga Judge dari netizen, membuatku geleng-geleng kepala, mungkin karena itulah dia memprivat akunnya.

Tanpa Vera sadari aku sesekali Chat dengan Fira, tapi hanya sebatas itu karena aku tak ingin menyakiti hatinya dan menodai kepercayaan seperti yang dulu pernah kubilang.

Vera sangat tulus padaku, dia sangat nyaman denganku ditengah begitu banyaknya orang yang berusaha mendekatinya dan aku tahu itu, tapi bukan berarti aku bisa berbuat semauku. Aku benar-benar ingin membuatnya bahagia karenanya aku tak ingin dianggap sama seperti para sampah yang ada di masa lalunya.


Nah, mungkin kira-kira dua mingguan setelah aku diam-diam bertemu dengan Dean itu, saat kami sedang bermesraan sambil menonton TV diruang tengah, entah apa gerangan gadis cantik ini tiba-tiba menanyakan kartu nama yang diberikan Jennet padaku, padahal aku tak pernah membahasnya dan aku juga sudah lama tak mengunjungi klub malam markas mereka.

Vera masih menanti jawabanku, aku bingung mau jawab apa saat itu, kalau kuberi tahu sudah pasti dia mau kesana juga, apalagi aku tak bilang sudah pergi kesana duluan sendiri, bisa-bisa dia marah besar mengetahui ini.

Saat itu aku berpikir cepat, dia masih menindihku dan terus menatapku, melihat wajah cantik polosnya membuatku tak tega untuk membohonginya.


Vera juga tak pernah membohongiku, jadilah aku jujur bahwa sebenarnya aku sudah menemui Dean. Sesuai dugaanku dia marah! Tapi lebih baik aku jujur karena kami sudah sama-sama komit untuk saling terbuka dan tidak akan menutupi sesuatu.


Wajahnya yang tadinya polos seketika berubah menjadi tajam, Vera bangkit dari tindihannya, aku pun segera duduk di depannya lalu menggenggam tangannya dan buru-buru menjelaskannya sebelum dia tambah marah, karena jika sudah begitu apapun takkan dia dengarkan.


Masih belum berhasil, dia sudah terlanjur menganggapku sudah bersenang-senang dengan lonte disana, aku bahkan harus bersumpah untuk mengatakan bahwa itu tak seperti yang dia pikirkan, karena memang begitulah kenyataannya.

Dia membuang tanganku yang menggenggam tangannya lalu berlari naik ke kamar, aku tak bisa bilang apa-apa lagi.

Bahkan sampai menjelang maghrib Vera belum keluar kamar, aku juga tak berani ke kamar, untuk mandi pun aku memakai kamar mandi bawah kemudian melanjutkan aktifitas dengan hanya menonton diruang TV.

Malam hari barulah aku naik, Vera sudah tidur, aku langsung masuk ke selimutnya dan tidur disebelahnya tanpa mengganggunya, karena aku tahu aku butuh momen saat hatinya agak teduh untuk kembali menjelaskan.


Pagi esoknya Vera masih begitu, tak sepatah kata pun ia ucapkan untuk membalas obrolanku.

Di malam Vera membuatkanku nasi goreng, kalau biasanya dia antarkan padaku, maka kali ini dia hanya menaruhnya diatas meja makan dan menutupnya dengan tudung lalu kembali naik ke kamar lagi.

Saat itulah aku beranikan diri membujuk dia, aku memeluknya saat dia duduk diatas ranjang bersiap menarik selimut.


Dia terdiam terpaku dalam pelukanku, aku meminta maaf, tapi aku jelaskan itu tak seperti yang dia pikirkan, aku hanya bertemu dengan Dean menyampaikan salam dari Jennet, itu saja.


Memang aku salah tak mengajaknya, untuk itulah aku meminta maaf, setelah menjelaskannya cukup lama, melihat kesungguhanku gadis cantik ini luluh juga.


Dia mengangguk, lalu tangannya dengan perlahan melingkar di punggung membalas pelukanku, Vera tidak ingin aku bohong lagi padanya.

Setelah itu, mau tidak mau aku mesti mengajak Vera ke klub mereka, maka aku segera janjian dengan Dean.

Seperti biasa sesampai disana orang-orang langsung melihat kearah Vera, sudah terbiasa dengan pandangan itu dengan cuek aku pun duduk di sofa berdua dengan Vera menunggu Dean.


Aku dan Vera memesan minuman yang Slow saja, sebotol bir putih cukup berhubung kedatangan kami bukan untuk bersenang-senang.

Tak lama Dean datang maka aku segera memperkenalkan Vera padanya, Dean langsung mengecup pipi gadis cantikku itu dan duduk bersama kami.

Dean tampaknya terkesima dengan kecantikan Vera, itu terlihat dari antusiasmenya mengobrol dengan gadis berambut pirang ini.


Dean mengajak kami untuk turun nge-Floor, tapi karena kami hanya ingin melihat-lihat saja, maka kami pun menolak dengan halus ajakannya, padahal wajah dari para laki-laki hidung belang yang tengah asik berjoget disana dari tadi sudah bolak-balik melihat kearah kami, mengincar dan menanti saat Vera turun gelanggang berjoget untuk mereka grepe-grepe.

Kami kembali melanjutkan obrolan, Dean menceritakan tentang komunitas ini pada Vera.

Vera memang sangat antuasias sekali dengan penjelasan Dean, semakin larut kami menghabiskan minuman lalu pulang.

Setelahnya kehidupan kami berjalan normal lagi, tak pernah kesana dan menyinggung-nyinggung soal klub itu.

Disela-sela cumbuan kami, seperti biasa Vera menggodaku dengan mengkhayalkan ini-itu yang tak terlalu kutanggapi, hingga akhirnya di malam saat Vera kumat seperti yang kuceritakan sebelumnya, aku mengiyakan keinginannya.

Sebenarnya aku hanya iya-iya saja pada saat itu, tapi Vera benar-benar menagihnya, tampaknya dia sudah tak bisa lagi dari hanya sekedar berfantasi saja.

Kami berdebat lama, jelas aku tak ingin Vera terus-terusan begini karena aku ingin dia menjadi normal dan seperti wanita lain, tapi apa daya gairahnya terlalu besar untuk ditahan-tahan.


Vera terus membujukku dengan manja agar aku mengizinkannya, disinilah kelemahanku, aku benar-benar tak kuasa bilang tidak pada Vera, disamping rasa sayangku padanya, aku juga tak bisa mengekang dan memenjarakan batinnya.


Vera memelukku dan terus berharap aku memperbolehkannya sekali lagi.


Aku menarik nafas dalam-dalam mengelus kepalanya yang bersender kuat di dadaku lalu mengizinkannya juga.

Wajah lugunya riang bukan kepalang pada saat itu, tapi aku bilang dan memastikan ini yang terakhir, dia pun mengangguk.

Aku langsung merencanakan pertemuan dengan Dean lagi untuk membahasnya, kami janjian kembali di klub mereka, kami bertiga lalu terlibat obrolan serius meskipun ditengah musik yang berisik.

Vera diam saja saat aku menjelaskan kepada Dean bahwa aku butuh bantuannya untuk membantu Vera menyalurkan hasratnya.

Dean kaget mendengarnya, tak menyangka bahwa Vera ternyata punya gairah juga, lalu pria yang berusia sekitar 34-37 tahun ini balik bertanya pada kami apa yang Vera inginkan.

Aku dan Vera tak tahu harus jawab apa, karena kami memang tak punya rencana, jadilah saat itu kami setuju Dean yang akan mengatur skenarionya.


Kami menyetujui segala sesuatunya juga, meski berat hati tapi demi memuaskan keinginan pasanganku ya aku mengalah.


Dean minta jaga kerahasiaan, aku juga sepaham dengannya, karena kami sama-sama hanya ingin mencari sebuah sensasi, tak lebih.

Obrolan panjang kami selesai hingga larut malam, lalu aku dan Vera pulang karena tiga hari lagi adalah waktu yang kami sepakati bersama.

Sambil berjalan keluar aku pun selewat dengan Fira yang duduk sendiri di sofa favoritnya, wajah cantiknya tampak menatap aku dan Vera saat kami melewatinya.




Di mobil kami kembali membahasnya, jujur saja masih berat bagiku untuk membiarkan Vera yang rencananya akan dibawa Dean selama semingguan, karena kali ini Vera tidak ingin aku ikut, maka otomatis aku tak bisa mengontrolnya.

Vera sengaja memintaku untuk tidak ikut dan dia bilang percaya saja padanya maka mau tidak mau aku terpaksa membiarkannya.

Esok malamnya Dean mengajakku ketemu lagi, kali ini tanpa Vera karena ada hal yang ingin dia bahas jelang H-2 rencana kami.

Aku kembali ke klub itu, empat mata Dean menanyakan tentang Vera secara lebih detil padaku, berhubung kemarin ia tak enakan menanyakan langsung saat ada orangnya, karena jujur Dean tak tahu apa orientasi seks Vera dan konsep seperti apa yang bisa memenuhi gairahnya.


Aku juga bingung sih, Vera tak mengatakan secara spesifik apa yang dia inginkan, tapi aku merasa sepertinya dari dulu Vera ingin sensasi dimana dirinya direndahkan oleh sekelompok orang, dan menjadi budak pemuas mereka karena Vera juga suka sekali menonton video porno yang ceweknya diperkosa dan dianiaya seperti itu.


Bahkan ketika bercinta ataupun sedang menemaninya menonton bokep dia selalu membisikiku dengan hal-hal tersebut dengan penuh nafsu dan selalu menanyakan bagaimana seandainya jika cewek yang sedang diperkosa dilayar itu adalah dia bahkan lebih parahnya dia mau aku melihat dia sedang digilir orang-orang itu, kan sudah gila.

Aku heran saja, obsesi dan fantasi Vera sudah ngawur sekali, orientasi seksualnya sudah betul-betul menyimpang dan terus membuatku pusing bagaimana cara mengembalikan dia menjadi normal lagi.

Dean mengangguk-angguk, tampaknya dia mulai tahu arahnya, kemudian dia meminta izin padaku akan mencoba mewujudkan fantasi terpendam Vera itu.

Karena sudah sampai disini maka ya mau bagaimana lagi, memang untuk itulah kami meminta bantuannya, meski dalam hati aku agak tak rela tapi demi Vera maka biarlah aku terus mengalah lagipula dia sudah berjanji ini yang terakhir dan siapa tahu setelah fantasinya itu dia rasakan Vera akan berubah.


Aku bilang ke Dean aku minta data rekamannya dan jaminan keamanan privasi kami, Dean hanya mengatakan agar kami tak perlu khawatir, karena kami titipan Jennet dia tak akan berani macam-macam dan akan berusaha semaksimal mungkin memberikan Vera sensasi yang tak akan dia lupakan.

Saat obrolan kami tentang detil arah konsepnya sudah mulai terang, aku lagi-lagi melihat Fira duduk sendiri di meja bar itu terus memandang kearahku.

Juga dengan pandangan kosong dia termenung memandangiku sambil memegang gelas minuman dan rokoknya.


Aku penasaran kenapa gadis secantik dan seseksi dia selalu menganggur sendiri, seolah benar-benar tak ada yang mengajaknya berjoget atau hanya sekedar duduk menemaninya.


Padahal ditengah-tengah diskotik ini begitu ramainya orang dari segala usia saling mencari pasangan kencan, dan saling meluapkan rasa penat mereka.


Normalnya 'barang mahal' sepertinya takkan duduk lama dan pasti langsung digandeng, mumpung ada Dean maka aku pun bertanya.

" Dia emang suka bengong sendiri, ya gitulah kayaknya mentalnya udah agak kena-kena dikit.. "

" Udah biarin aja jangan diganggu.. " jawab Dean menanggapi pertanyaanku.

Aku langsung kaget pada saat itu.

Maksud lo doi gila bang?.. " tanyaku lagi.

" Gue gak bilang gitu sih, ceritanya panjang nda.. " Dean melirik kearah Fira yang memang selalu tampak bengong dengan aneh.

" Ceritain dong bang, gua kepo banget ama dia.. " aku berusaha mencari tahu tentangnya.

Dean diam sejenak lalu menatapku yang betul-betul penasaran kemudian menceritakannya.


" Jadi gini, emang dulu dia anak komunitas sini.. Ya anaknya riang dan santai, dipegang-pegang juga biasa aja.. "

" Lama-lama pas udah sering dipake ama anak-anak atau sama pendatang dari luar, tiba-tiba aja doi ngilang terus katanya dia dibawa bule dari Australia atau Arab gue lupa juga.. "


" Yang jelas setahunan doi ngilang terus gak lama, 3 bulanan kemaren dia balik dan jadi diem gitu, jarang ngomong sama banyakan ngelamun.. "


" Sekalinya ngomong, dia ngomong sendiri kan aneh.. " Dean menjelaskan.


" Wah?.. " aku tambah penasaran.

" Gosipnya sih orang yang bawa dia itu mafia kakap terus Firanya sering disiksa kejam dan di punggungnya aja ada luka bakar bekas setrika gitu yang sekarang udah dia tutup tato.. "

" Terus balik-balik udah begitu noh bengong.. " lanjut Dean kembali menatap Fira yang masih saja melihatiku.

" Kok dia balik lagi?.. "


" Nah ini nih yang gak ada yang tau nda.. "


" Mungkin Firanya gak tahan makanya jadi milih kabur dari sugar daddy nya, dan katanya dia masih dicari sampe sekarang sama orang-orang dari cowoknya itu.. "

" Seriusan? Masa gitu?.. " aku terbelalak.


" Iya serius, makanya orang takut deketin dia, pecunnya mafia, salah-salah di dor ama anak buah germonya karena dianggap ngelariin dia kan gak balik modal.. " tutup Dean.

Mendengar itu aku terdiam dan agak ragu dengan kebenaran ceritanya, memang Fira pendiam dan sorot matanya tampak ada sesuatu, tapi saat Chat dan ngobrol dulu tampaknya dia normal sih.

" Kenapa nda? Lo mau kenalan ama dia kan?.. " Dean memecah lamunanku.

" Udah agak lama sih gue kenalan ama dia, cuman belom jalan, gue ajak jalan gpp gak nih?.. " tanyaku saat itu pada Dean yang langsung terperanjat dengan ucapanku.

Dia melirikku dan seakan tak percaya.


" Serius lo mau ngajak jalan dia?.. " tanyanya dengan heran.


" Iyalah.. " jawabku yang tak ragu sama sekali.

Aku meminta izin karena takut menjadi prahara nantinya, secara cewek ini kan member Jagerti, takutnya nanti jadi gunjingan berhubung aku yang bukan anak member tapi ujug-ujug ngajak jalan member mereka.

" Wahahaha.. Boleh banget, lo bawa pulang juga gpp, asalkan bikin dia pergi yang jauh dari sini deh pokoknya.. "

" Ribet soalnya anak-anak pada takut terlibat tapi dianya malah disini mulu.. " tawa Dean.


Rupanya mereka tak berkenan Fira ada ditempat ini dan sudah sejak lama mereka ingin mengusirnya dan menurutku terdengar kejam sekali.


Entah kenapa aku tak takut sama sekali, pun jika cerita mereka benar aku hanya merasa kasihan dengan dia dan bahkan jika bisa aku ingin membantu Fira keluar dari masalahnya.


Dari dulu aku tak pernah sanggup menyakiti seorang wanita, apalagi melihat teman-teman cewek disekitarku yang sering curhat disakiti oleh pacarnya membuatku geram dan rasanya ingin kukejar hingga ke ujung dunia tak perduli dimana posisiku.


Karenanya aku begitu sayangnya dengan Vera dan terus memperlakukannya selembut mungkin apalagi dulu aku pernah ingin menjahatinya yang sepertinya akan selalu menjadi luka seumur hidup untukku.


" Tapi gue udah ngasih tau yak kalo dia itu bekas budak seksnya mafia.. "


" Gosipnya juga selama dibawa keluar negeri dia tidur sekandang ama anjing loh nda.. " Dean semakin merinci situasi Fira sebenarnya.


Aku terperanjat dan bengong menatap Dean.

" Makanya gue ngasih tau lo.. Katanya sih, germonya itu suka nonton dia ngentot ama binatang-binatang, makanya dia sengaja di adu sama anjing bahkan kuda cuma buat bikin germonya puas.. "

" Yah namanya juga desas-desus, bener apa enggaknya cuma dia yang tau.. "

" Dulu sebelum dibawa sugar daddy nya bodi nya biasa aja, terus balik-balik jadi mendadak seksi gitu, toket ama bokongnya udah di implanin ama masternya biar makin mantap dientot.. "

Aku jadi semakin kaget, aku langsung menatap melihat Fira disela-sela ramainya kerumunan manusia yang berlalu-lalang di depan kami, tak percaya cewek dengan wajah cantik dan imut itu sekotor yang diceritakan mereka.

Tapi makin bulat tekatku untuk mencari tahu sendiri dan tak ragu sama sekali aku akan niatku untuk mengenalnya lebih jauh.

Aku pun pulang menyetir mobil dan terus memikirkan cerita tentang Fira sepanjang jalan di malam itu.

Sampai dirumah Verani menyambutku dan menanyakan apa hasil obrolanku dengan Dean.


Tapi entah mengapa saat itu aku tatap dalam-dalam Vera dan langsung kupeluk gadis manisku ini.


" Aku sayang kamu Ver.. Selamanya aku bakal jaga kamu dan bakal selalu ngawasin kamu apapun yang terjadi.. " ucapku begitu saja dalam peluk eratku dan mengecup dahinya.


" Nggg.. Iyaaa... " jawab dia sesak saking eratnya pelukanku.


" Tapi kok tiba-tiba bilang gitu sih yang?.. " tanyanya dengan imut mungkin aneh tiba-tiba aku berbicara begitu dan memeluknya kuat.


Aku diam dan terus kuusap punggungnya dalam pelukan paling kuatku.


" Gak.. Gpp.. Yuk kekamar.. " kugendong tubuh langsing Vera dan segera kubawa ke kamar untuk kuceritakan hasil pembicaraanku dengan Dean.


Aku bilang saja bahwa akan ada kejutan untuknya, karena Dean pun tak memperinci apa-apa yang akan dia lakukan dengan gadis berbola mata biruku ini.


Mendengarnya Vera senang sekali dan mulai bermanja-manja.


" Hihihi makasih ya sayang.. Seneng bener deh punya suami sepengertian kamu.. Muaahh... " kecupnya di pipiku lalu balik memelukku kuat.

Aku tertawa saja mendengar ucapannya itu dan membalas dekapannya yang penuh perasaan.





..............................

Sorenya di hari perjanjian kami, aku sangat berdebar-debar karena malam ini Vera akan dijemput Dean.

Vera ketawa melihat wajah cemasku, dia memelukku dan kembali menenangkanku.


Betapa tidak, punya pasangan seperti Vera ini betul-betul membuatku jadi laki-laki paling cemas di dunia saja rasanya karena keinginannya selalu yang aneh-aneh.

" Udah tenang aja yang, kamu tuh lucu kalo was-was gini.. " katanya memeluk kemudian mencium bibirku.

" Iyalah sayang aku kuatir, pokoknya kalo ada apa-apa kamu langsung telpon aku ya sayang?.. " kuelus pipinya lembut.

Ia mengangguk, dan menyenderkan kepalanya di dadaku, tau bahwa aku akan terus melindunginya seperti kata-kataku.

Tapi entah kenapa bayang-bayang Fira kembali datang disaat seperti ini, karena penasaran dengan dia maka aku mencoba memberanikan diri meminta izin pada Vera untuk lebih kenal dekat dengan Fira pada saat itu.

" Ver.. " panggilku.

" Ya apah sayang?.. " jawabnya dengan nada yang manis.

" Umm... " aku masih ragu takut Mood nya berubah karena dia lagi manja-manjanya saat ini.

Vera langsung bangkit dari pelukku.

" Kenapa sayang? Kok murung gitu sih?.. " tanya gadis bule ini.

" Ini Ver.. "

" Anu.. Ada cewek yang pengen aku ajak jalan, aku pengen kenal deket sama cewek itu, Emmmm... maksud aku, aku cuma mau ngobrol biasa aja.. "

" Soalnya ad..ada yang pengen aku buktiin sendiri, aku penasaran dan itu ganggu pikiran aku terus.. " kataku menunduk berusaha menghindar tatapan mata Vera.

Vera terlonjak kaget, dan benar tatapan sayunya berubah jadi tajam seketika.

" Ak..aku cuma mau kenal aja Ver dan ngobrol-ngobrol gak lebih kok.. " lanjutku seketika menjelaskan sebelum Vera marah-marah.


Dia terus melihat mataku dengan mata tajamnya berusaha membaca langsung isi hatiku sebelum memberikan tanggapannya.

Ia diam cukup lama, aku sudah pasrah saja menerima amukannya, setidaknya aku tidak berbohong dan main dibelakangnya.

" Cewek yang di bar itu kan?.. " celetuknya balik mengagetkanku.

Aku yang tadinya menunduk langsung menoleh memandanginya.

" Kok kamu tau Ver?.. " tanyaku dengan wajah heran.

Dia memejamkan mata lalu menghela nafasnya.

" Ya taulah, orang pas kita ngobrol di klub waktu itu aku heran kenapa cewek ini ngeliat ke kamu terus, terus juga kamu aku liat berapa kali ngelirik-lirik kearah dia.. " singgung Vera yang rupanya memperhatikan sedetil itu saat kubawa dia ke klub.

" Sampe akhirnya pas kita selewat aku pandang sinis aja dia!! Enak aja dia mau coba-coba lirik-lirikan ama kamu!.. " jawab Vera.

Aku kembali diam dan pasrah lagi karena Vera benar-benar tak ingin aku ada hubungan apapun dengan wanita lain.

" Emangnya kamu penasaran apa sama dia?.. " kata Vera melihat ekspresi kecewaku.

" Engga, gosipnya dia itu di jauhin disana karena dianggap bawa masalah, terus banyak gosip ini-itulah soal dia.. "

" Makanya aku cuma mau tahu dan nanyain soal itu.. "


" Soalnya dia selama ini selalu dijauhin dan kayak dikucilkan gitu.. " kataku menjelaskan pada Vera dan pasrah kalau pun dia larang ya sudah aku takkan mendekati Fira.


Vera kembali menatap wajahku cukup lama, lalu dia menunduk dan menghela nafas dalam-dalam.

" Sini peluk aku yang.. " Vera membuka kedua tangannya lebar-lebar.

Aku menatapnya dan kaget.

" Kamu tuh emang cowok paling baik di dunia.. " ujarnya langsung memelukku.

" Gak akan ada lagi cowok yang kayak kamu sayang, kamu bener-bener baik banget... "

" Aku tau kamu kasihan sama dia kan? Makanya kamu pengen coba bantu dia.. " lanjut Vera yang kujawab anggukan.


" Yaudah aku bolehin, untuk kali ini aja ya... "


Aku tak percaya ternyata dia mengizinkan dan langsung membuatku riang sekali.

" Jadi aku boleh jalan dan ngobrol-ngobrol sama dia yang?.. " tanyaku dengan nada gembira.

" Iyaaa sayang, tapi gak boleh ngapa-ngapain ya?.. "  Vera mengecup pipiku yang membuatku sangat senang mendengarnya.

" Iya sayang aku gak bakal macem-macem.. "


" Aku cuma gak tega aja liat dia ngelamun sendiri gitu Ver.. Kalo aku tau yang sebenarnya dari dia, aku bisa jelasin ke mereka kalau dia gak seperti yang mereka pikir, dan dia pasti gak akan dijauhin lagi terus bisa ketawa lagi deh.. " 

Vera pun mengerti dan aku makin memeluk gadis cantikku ini seerat-eratnya atas pengertiannya, karena aku bisa mengenal Fira lebih jauh tanpa mesti main kucing-kucingan dengannya.


Maka kami pun segera berciuman dengan penuh nafsu.





19.28

Jarum jam terus berjalan tanpa melambat.

Aku dan Vera masih menunggu kabar dari Dean, sudah satu jam sejak terakhir kali pesan WA ku terkirim, namun belum ada balasan.


Si Vera dengan santainya duduk di kasur sambil memainkan ponselnya, dan ya dia sudah siap dijemput Dean.


Saat itu dia memakai rok mini putih dan kemeja Slimfit berwarna biru, dia terlihat seolah tak ada apa-apa sama sekali dengan sesekali senyum-senyum memainkan ponselnya sementara aku dirundung perasaan cemas.

" Yakin Ver?.. " tanyaku sambil melihatnya.

Vera diam lalu berdiri dan merangkulku.

" Iya sayang, aku bakal baik-baik aja.. "

" Cuma seminggu buat seumur hidup, abis itu gak lagi, kan aku udah janji.. " katanya melingkarkan lengannya di leherku.


Aku hanya mengangguk, dan membalas pelukannya.

Tak lama, baru ada balasan dari Dean.

" Nda, gue gak bisa jemput lo anterin Vera ke alamat ini aja.. " balas Dean sambil menyertakan Send Locations nya padaku.

Aku dan Vera langsung bergegas bersiap, tapi ketika aku sedang memanaskan mobil, ada pesan balasan lagi dari Dean.

" Oh iya bawa koper yang gede nda sama lakban.. " katanya lagi.

" Buat apa emang?.. " balasku cepat.

" Udah bawa aja.. gue tunggu yak.. "

Tak ingin bingung aku bawa saja koper yang dulu kami pakai saat ke LA dan segera pergi ke alamat yang Dean kirim.

Tempat yang dia berikan tak begitu jauh sebenarnya dari rumahku, tapi alamat yang dia kirimkan itu ada di daerah pinggiran, tak lebih 45 menit aku sudah sampai di tempat yang dia maksud.


Aku langsung telpon dia karena jarum GPS nya berhenti di pinggir jalananan yang sepi disebelah kali kumuh.

Saat itu aku kaget saat mendengar Dean minta Vera ditelanjangi dengan tangan serta kaki terikat dan ditutup matanya lalu dimasukkan kedalam koper kemudian menaruhnya di tumpukan ban bekas tak jauh dari lampu jalan di depan mobil kami.

Emosiku meninggi mendengarnya! Vera tampak bingung mendengar aku beradu argumen dengan Dean di telpon.


Jelas aku menolak! Aku pikir Dean sudah disana, tapi rupanya saat itu dia bahkan masih di jalan dan dia sudah menyuruhku menaruh koper berisikan Vera yang telanjang di dalamnya kemudian pergi begitu saja?


Sudah gila!

Vera menenangkanku dan bertanya ada apa, karena dia memang belum tahu situasinya, aku jelaskan padanya, namun setelah mendengarnya Vera diam sejenak lalu malah menyetujuinya.

" Yaudah kalo emang itu maunya dia, ikutin aja yang.. " kata Vera yang masih kuingat dengan jelas.

Aku yang tadinya emosi dengan Dean tapi setelah mendengar respon Vera aku jadi berbalik emosi padanya!

Ketika itu mungkin pertama kalinya dalam hidupku aku membentak Vera.


Vera diam mendengar nada bicaraku yang meninggi, aku langsung mencoba menenangkan diriku sendiri dan menarik nafas dalam-dalam.


Ini tak main-main, daerah ini sangat sepi, dan terkenal rawan, bisa-bisanya Vera berani mengambil resiko sejauh itu!


Aku sampai heran dengan sikap bodohnya yang terus-terusan mengabaikan dirinya sendiri hanya demi menuruti nafsu setannya.

Saat aku mulai tenang aku meminta maaf, langsung kupeluk dia karena aku tak ada maksud membentaknya dan benar-benar nada bicaraku meninggi begitu saja.

Vera paham dengan ke khawatiranku, karena dia tahu bahwa aku menyayanginya serta yang ada dipikiranku hanyalah tentangnya, tak ada yang lain.

Singkat cerita setelah cukup lama menunggu, dan Vera terus meyakinkanku, maka aku pun mengalah kemudian aku mengambil jalan tengah.

Akan kuturuti permintaan Dean, tapi aku akan perhatikan dari jembatan dijalan atas mengontrolnya disana.


Vera pindah ke jok belakang mulai membuka pakaiannya, lalu setelah kode darinya aku mengeluarkan koper besar itu dari bagasi belakang, menaruhnya di aspal dibawah kaki mobilku, dan kubuka mulut koper tersebut lebar-lebar.


Vera yang sudah telanjang segera keluar berdiri dihadapanku, dan dia menatapku.


Tampaknya dia juga ragu, Vera memelukku erat ditengah jalan ini, karena sepanjang jalan yang hanya diterangi lampu redup kuning ini memang sangatlah sepi.


Bahkan sejak tadi kami berdebat disini tak ada yang lewat, mungkin saking terkenal dengan rawan dan angkernya, jadi tak ada yang berani lewat sini padahal jam masihlah jam setengah sembilan malam.

Vera merapatkan kedua tangannya kearah depan lalu menyodorkannya padaku, dengan pasrahnya dia menatapku hingga kemudian aku menarik nafas dan mengerti.


Segera kulilitkan lakban di kedua pergelangan tangannya, kulakukan juga hal yang sama di kakinya, setelah itu aku menggendong Vera menyamping dan merebahkan si gadis bertubuh langsing meringkuk kedalam koper.


Vera yang meringkuk di dalam koper hanya tersenyum menatapku, perasaanku bercampur aduk ketika kulakban matanya seperti yang Dean suruh tadi.


Rasanya aku ingin menangis saat mulai kutarik resleting koper itu menutup Vera di dalamnya. Aku hanya bisa menggenggam tangan gadisku yang entah kenapa tak bisa seperti wanita normal lain dan mengecup dahinya sebelum akhirnya aku tutup menyisakan sedikit celah untuk dia bernafas di ujung resletingnya.

Kupapah koper itu menyeberang jalanan menuju ke tumpukan ban bekas yang di janjikan, lalu menaruh koper yang berisikan manusia hidup di dalamnya tepat ketengah-tengah tumpukannya.

Aku mengambil beberapa ban untuk menutupi badan koper guna menyamarkannya lalu langsung berlari secepatku kearah mobil bergegas memutar untuk memantau dari atas jembatan.


Aku pacu mobilku di jalanan kosong dengan pijakan gas yang dalam karena aku mesti memutar cukup jauh, dan aku baru tiba diatas jembatan itu sekitar 5 menitan kemudian.

Dengan paniknya aku memantau jalanan gelap itu memastikan Veraku yang tersayang masih di dalam kopernya dengan aman.


Mataku tak berkedip melihat kearah satu-satunya lampu jalan di jalanan gelap itu, disanalah patokanku akan posisi Vera.

Berulang kali dia selalu membuatku cemas dan aku tak pernah menjadi segila ini sebelum kehadiran Vera dalam hidupku, dan hanya Vera seoranglah yang bisa membuatku begini karena sifatnya yang Extraordinary itu.


Untungnya tak lama aku hanya dilanda perasaan cemas, dua pijar lampu mobil dari kejauhan terlihat mendekati tumpukan ban.

Sesaat sebelumnya aku tambah kacau dan sempat berpikir bagaimana kalau itu bukan Dean, atau jangan-jangan itu orang lewat?


Beragam hal berkecamuk dalam kepalaku saat itu, ketahuilah jika kalian ada diposisiku pastilah kalian akan bersikap sama denganku.


Mobil tersebut berhenti tepat dibawah lampu, dan benar, Dean langsung keluar.

Dia yang ditemani seorang wanita cantik yang memakai Heels tinggi mulai membongkar tumpukan bannya.


Lalu setelah menemukan apa yang dia cari Dean langsung menarik keluar gagang tariknya memanjang, dan mulai menyeret sebagaimana koper roda pada umumnya yang membuatku kesal dengan itu.

" Hei.. Vera ada di dalam sana, kalian tau kan?.. "

" Plis perlakukan dia dengan baik.. " kataku dalam hati.


Aku kesal sekali, aku saja mesti memapah dan menggendong kopernya karena takut Vera di dalam akan kena goncangan kalau kopernya diseret di jalanan yang agak tak rata berhubung banyaknya kerikil.


Wanita berambut panjang tadi membukakan bagasi mobil lalu Dean mengangkat kopernya masuk ke bagasi dan menutup kapnya.

Sesaat sebelum Dean masuk kedalam pintu mobilnya, dia mengeluarkan ponselnya dan tampak mengetik pesan namun karena jarakku sangat jauh aku tak begitu melihat dengan jelas, hingga HP disakuku langsung bergetar, dan ya rupanya Dean mengirimkan pesannya untukku.

" Nda, Vera udah gue pick dan sekarang dia ada ama gue... "

" Jangan kuatir dan percayain aja ama gue karena gue sama tim udah nyiapin sesuatu yang semoga bakal ngebuat cewe lo puas dan dapetin pengalaman ma sensasi yang hebat kayak waktu lo ceritain kemaren.. "


" Kita ketemu seminggu lagi... " tutup pesan dari Dean.


Dan akhirnya mobil mereka berlalu pergi menembus jalanan gelap yang hanya diterangi satu buah lampu jalan tersebut.


Aku langsung menunduk memegang besi dingin penyanggah jembatan itu, kupegang dadaku dan merasakan degup jantungku yang masih menggedor keras.

Tersadar bahwa pakaianku sudah basah karena keringat, juga beberapa bulir keringat menetes dari rambutku.


Aku sangat lega karena misi penjemputan itu akhirnya telah terlaksana, meskipun tak benar-benar lega karena semuanya baru saja dimulai.


Tak ada yang bisa kulakukan lagi selain mempercayakan semuanya kepada Dean untuk menuntaskan hasrat besar Vera selama ini yang terus dia ucapkan dalam rapalannya.


Meski kami tidak membuat hitam di atas putih seperti waktu di LA dulu, tapi setidaknya ada Gentlemen Agreement diantara aku dan Dean.





..............................

Aku kembali meremas jeruk mengulangnya lagi dari awal.

Sebelumnya aku terlalu banyak menaburkan gulanya, takaran lemon Vera agak kecut, dia tak begitu suka manis.


Fokusku jadi agak terganggu karena harus mem-Flashback momen itu, yang selama semingguan terjadi aku benar-benar tak bisa tidur terus memikirkan apakah gadis kesayanganku baik-baik saja.

Dan ya Dean benar, Vera benar-benar mendapatkan kegilaan yang dia cari-cari selama ini yang akan kucoba ceritakan secara narasi berdasarkan rekaman yang Dean berikan.

Vera betul-betul puas dengan hasil kerja Dean dan dia sering berulang kali menontonnya ulang.


Sesekali dia Pause videonya dan menceritakan dengan riang padaku apa yang dia rasakan ketika itu, aku hanya menatapnya dalam perasaan sedih menyaksikan dia bahagia atas apa yang harusnya tidak dia lakukan.


Lagi aku menarik nafasku, inilah Vera dengan segala kelebihan dan kekurangannya, meskipun dia maniak tapi dia tetap segalanya bagiku.


Jujur setelah semingguan itu dan semuanya selesai aku jadi mulai lebih banyak merenung, memikirkan tentang apa-apa yang akan kulakukan kedepannya dan menyadari bahwa banyak hal yang ternyata selama ini tak pernah terpikirkan olehku.


Terlebih setelah akhirnya aku mengetahui fakta tentang Fira yang membuatku sedih, perasaanku berkecamuk saat mengetahuinya, tapi apa daya aku benar-benar tak bisa menolongnya bahkan dunia pun tak mampu.


Aku hanya bisa mendoakannya tetap kuat walau aku belum begitu mengenalnya dan tak punya hubungan apapun tapi aku selalu merasa bersimpati dengan air mata wanita.


Ingin rasanya kuajak dia tinggal dirumahku ini dan membahagiakannya sebentar namun aku punya Vera yang juga harus kupikirkan.

Setidaknya aku belajar banyak, di usiaku yang masih 20 tahun ini aku sudah begitu banyak mendapatkan pengalaman-pengalaman dan pembelajaran hidup yang justru kudapatkan dari sesuatu yang tak pernah aku duga-duga.






DEAN


Rekaman itu dimulai ketika mereka tiba di dalam rumah.

Dean langsung membuka koper itu, lalu melihat seorang makhluk hidup yang meringkuk di dalamnya.





Sepertinya yang merekam adalah pacarnya Dean.


Verani tidak bergerak meski dia tahu sekarang kopernya telah dibuka dan dia bisa langsung bergerak merangsek keluar dari koper itu kalau dia mau, tapi tampaknya dia justru menikmati ketidaknyamanannya itu.




Pacarnya Dean mendekatkan kameranya beberapa kali menyusuri tubuh telanjang Vera yang menggeliat lemah.

Dean mengelus-elus tubuh mulus Vera yang Vera bilang membuatnya merinding dan bergetar ketika itu.


Dia mendesis begitu merasakan halus kulit putih bersih Vera yang sering di Endorse pelembap dan Brand pemutih kulit.


Puas mengelusi tubuh Vera, dia lalu melepaskan plester yang menutup mulut gadisku..





Vera tak mengeluarkan sepatah kata pun, dia sadar akan kondisinya dan tetap saja memilih meringkuk di dalam kopernya.





Melihat Vera yang tak bergerak, Dean membangunkan Vera dengan menepuk pelan pahanya dan barulah akhirnya dia bangkit.


Dean menuntun Vera ketengah ruangan lalu melepaskan semua ikatan lakban yang mengunci kaki dan tangannya termasuk membuka penutup matanya.


Percaya atau tidak, setelah semua ikatannya dilepas Vera langsung duduk diantara lututnya dengan membelakangi tangannya sendiri membuat sikap patuh.


Dean tersenyum melihat Vera memposisikan dirinya sendiri seperti itu, dia kemudian mengitarinya sambil mulai mengelus wajahnya dan merabai tubuh eloknya.





Dean sendiri memiliki wajah ganteng, badannya pun atletis dan juga hiasan anting di kedua kupingnya semakin menambah kesan maskulin dirinya.

Kalau ditakar mungkin potongan si Dean ini mirip Indra Brugman, hanya saja di tangan kirinya dipenuhi tato.

" Cantik banget, badan lo mengkel dan kenceng bener.. "

" Sekarang coba kenalin diri lo dong sayang.. " ujar Dean sambil meremasi toket Vera.


" Nama aku Vera... " ujar Vera sambil duduk bersimpuh dengan tangan dibelakang.

" Udah? gitu doang?.. " Dean merespon setelah menunggu lanjutannya.

Vera terdiam, mungkin dia bingung harus memperkenalkan diri seperti apa.

Melihat Vera yang diam Dean pun mengarahkan.

" Lo kesini mau ngapain?.. " tanya pria berkulit putih itu.

Vera lagi-lagi diam, wajahnya yang sendu masih bingung juga bola matanya yang seperti kristal hanya bisa menatap kearah Dean yang masih mempreteli dan kagum dengan tubuh atasnya.

" Buu.. buat dipuasin.. " Vera akhirnya menjawabnya agak terbata.

Dean diam sesaat dan mengangguk-angguk.

" Woah, lo mau dipuasin ya? Hmmm.. apa gua salah denger?.. "

" Soalnya dipuasin sama memuasin itu beda loh?.. " Dean seperti ingin mempertegas posisi Vera saat itu sambil tetap berjalan memutarinya.


" Dua-duanya.. " jawab Verani kali ini tak ragu.

" Hahahaha, enak banget lo jawab dua-duanya.." sontak Dean tertawa mendengar jawaban Vera yang egois.

Mungkin karena sudah kebiasaan selalu kumanjai dan setiap keinginannya pasti aku turuti, jadi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan keegoisannya itu dengan semua orang.


" Kalo emang lo minta mau dipuasin berarti lo mesti siap dengan apapun yang bakal terjadi dan gue harap lo siap dengan itu kan?.. " lanjut Dean kembali mempertegas.


Vera pun mengangguk karena memang dia dibawa Dean untuk melepaskan dahaga besarnya, untuk itulah kami meminta bantuannya.

" Bagus, kalo gitu selama seminggu ini sesuai kesepakatan, lo harus ngerelain diri lo untuk ngelakuin apapun yang gua pengenin.. " kali ini Dean jongkok di depan Vera yang kembali mengangguk.

" Jawab dong! Ngangguk-ngangguk doang ntar videonya dikira editan lagi.. "

" Jawab sambil liat ke kamera.. " perintah Dean yang rupanya ingin Vera membuat pengakuan kearah kamera bahwa memang dia yang menginginkan ini dengan sukarela.


" Iyaaa tuan aku siap ngelakuin apapun yang tuan pengen selama seminggu ini.. " Vera berujar dengan wajah lempeng di depan kamera yang fokus disorot di wajah cantiknya oleh pacar Dean.

Dean agak kaget dengan Vera yang memanggilnya tuan.


" Hahahaha, tuan? Emang gua tuan tanah.. "

" Bagus-bagus rupanya ini perek udah nurut, jadi gak susah buat ngajarinnya lagi.. " Dean tertawa kemudian mengelus pipi Vera lembut dengan punggung jarinya.

" Vera bakal turutin dan siap melakukan apapun keinginan tuan.. " ungkap Vera sama sekali tak ragu karena dia tahu inilah kesempatannya untuk melepaskan keliarannya yang selama ini tak pernah kuturuti.

Dean tersenyum simpel dengan membelai wajah cantik si gadis.

" Okeh, kalo gitu sekarang coba lo bediri, gua pengen liat bodi lo dulu.. " 

Setelah mengucapkannya Dean segera beranjak dan duduk di sofa.


Dadaku berdebar menyaksikan momen dimana Vera dan Dean akan berinteraksi secara langsung untuk pertama kalinya saat itu.


Vera pun mengikuti, dia mulai berdiri dan berlenggok memamerkan kebolehannya.

Baik Dean dan kekasihnya yang sedang merekam sama-sama terdiam menyaksikan Vera yang meliuk-liuk dihadapan mereka, dimana mata mereka fokus menatapi seluruh lekuk tubuh telanjang Vera.


Vera melakukan tarian nakalnya yang sering dia peragakan di depanku dan memaksaku untuk mengomentarinya sambil mengocoki penisku.

Melihat wajah cantik nakalnya itu saja sudah membuat Horny, apalagi ketika melihat dia sedang menari memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya yang super seksi itu dengan sensual, dan rasanya makin berlipat-lipat ketika menyaksikannya melakukan di depan lelaki lain.


Dean terus memperhatikan dalam diam, entah apa yang ada di pikirannya ketika itu yang mungkin saja dia agak kaget melihat kebinalan gadis buleku.


Cukup lama Vera bergoyang di depan Dean, sesekali ia meremas dan melemparkan rambut lurus panjangnya dengan goyangan memutar, lalu Vera makin berani dengan mendekatkan diri ke Dean yang sedang duduk dan mulai duduk di pangkuan Dean.

Vera memegang wajah gantengnya Dean lalu menggigit bibir bawahnya sendiri dan menatap pria itu dalam-dalam.


Sementara ceweknya Dean yang mungkin sudah menjadi istri sahnya terus merekam suaminya yang kini memangku cewek lain sedang menggodainya.


Dean sengaja diam, dia tahu ini salam perkenalan dari Vera, karena itu dia sengaja membiarkan untuk melihat keliaran Vera.


Vera memang suka mendominasi diawal, tapi itu cuma pancingan guna memancing lawannya balik mendominasinya.

Gelagat Vera terlihat benar-benar persis wanita penggoda yang liar sekali, sama seperti yang dulu dia ceritakan ketika sedang berada dimasa kacau-kacaunya yang hampir setiap hari dia merayu-rayu laki-laki agar mau tidur dan bersenang-senang dengannya.

Vera memegang wajah Dean dan meredupkan mata serta mendesis, tampaknya dia terangsang sekali dengan wajah ganteng Dean.

Dean pun menatap wajah sange Vera yang sedang dia pangku itu, dan ketika Vera mendekatkan bibirnya untuk mencium Dean seketika itu juga Dean mendorong Vera hingga cewekku kaget dan langsung terjatuh ke lantai.

" Siapa yang suruh lo cium gue? Gue cuma minta lo pamerin bodi lo bukan cumbuin gue.. " ujarnya kemudian tegak dan menatap Vera yang masih tersungkur.

" Sekarang cepet bediri dan gak usah masang muka melas gitu!!.. " perintah Dean sambil menjambak rambut pirang Vera memaksanya tegak.


Vera kaget karena Dean tampaknya tak mau terbawa permainannya, gadis cantik itu pun berdiri sambil menunggu aba-aba dari Dean berikutnya.

Melihat Vera yang kembali berdiri membuat Dean memandangi tubuhnya penuh nafsu dan mulai menjamahnya.

Dia mendekati Vera kemudian menyisir rambut pirang Vera yang tergerai sampai kepunggung itu dengan jarinya, Vera yang sedang telanjang bulat seperti bayi agak tertunduk sambil sesekali menatap Dean yang sedang melilinginya.

" Lo bener-bener cakep abis, badan lo sumpah seksi banget.. "

" Kenapa lo gak jadi bintang bokep aja? Gue jamin lo pasti tenar... " ujar Dean tertawa sambil menatapi tubuh mulusnya dari bawah keatas.


Vera diam menurut saat Dean mencium bibirnya sambil tangannya meremas toket bulat dan menarik-narik puting susu pink Vera.


Vera hanya memejamkan mata menikmati ciuman bibir dan remasan keras Dean di toket bulat tegaknya itu, padahal tadi dia sempat menolak dicium olehnya.

Dean yang sudah terlihat sangat gemas juga beralih meremas pantat sekal Vera dan sesekali menepuknya lagi dengan keras.


" Gila! Toket kenceng, pantat kenceng, berapa ratus juta lo habisin duit buat make over badan lo biar jadi seseksi ini? Dasar pelacur!!.. " seloroh Dean saat merasakan kepadatan tubuh Vera yang tak ia tahu bahwa semuanya asli dan natural.

Dari sini saat menonton itu aku sudah mulai terangsang, entah kenapa aku yang dulunya paling marah dan kesal saat melihat Vera ditatap mesum dan diomongi jorok di Instagram perlahan juga selalu terangsang disaat bersamaan saat melihatnya dilecehkan begitu.

Tubuh langsing Vera mulai dipreteli sambil berdiri oleh Dean, sesekali wanita yang merekam itu ikut meremas-remas toket dan mengelus-elus sekujur tubuh Vera, tampaknya dia yang seorang wanita pun juga dibuat penasaran dengan keindahan tubuh Vera.

" Shhtt... Nih pantet mbulet banget, sekarang lo mainin pantet semok ini gue pengen liat!.. " Dean menepuk sekali pantat Vera dan mundur beberapa langkah menjauh.

Vera mendesis saat ditepuk pantatnya oleh Dean, dan segera si gadis berambut pirang membelakangi Dean lalu memamerkan pantatnya yang sangat seksi itu.


Kini masing-masing mata saling menyaksikan bongkahan pantat yang sedang Vera raba-rabai sendiri dan dia guncangkan dengan sangat sensualnya.


Vera melakukan gerakan memutar seperti dansa Hulahoop yang jelas membius Dean dan kekasihnya, melihat mereka saling terdiam menjadikan Vera makin luwes beraksi.


Sadar bahwa mata Dean terus fokus ke pantatnya Vera menggenggam dengan kencang pantatnya lalu mengembangkannya hingga lobang anusnya yang sangat menggoda itu terpampang dengan jelas dan membuat Dean melongo meneguk ludah.





Aku ikut terdiam ketika menontonnya, sementara Verani yang berada disebelahku terus menatap wajahku tersenyum menyadari aku pun menikmati aksinya.


Dean sepertinya tidak menahan diri, dia kembali mendekati Vera lalu jongkok tepat dihadapan bokong Vera yang sedang dimekarkan sendiri oleh sang empunya.


Vera dengan senang hati makin melebarkan lobang anusnya di depan wajah Dean yang begitu terpukau menyaksikan dua lobangnya yang sudah terekspos di hadapannya.


" Wow pantat lo!.. " racaunya.


" Sekarang coba lo senderan ke tembok sana cantik.. " perintah Dean menunjuk ke salah satu tembok yang ada dalam rumahnya.


Vera segera melakukannya, dia berjalan melenggok dimana Dean dan kekasihnya mengikuti persis di belakangnya dengan fokus tentu saja di pantat super semoknya.





Vera menyandarkan tubuhnya menghadap ke tembok agar Dean bisa kembali menyaksikan keindahan tubuh belakangnya yang memang selalu membuatnya percaya diri apalagi ketika berjalan melenggok.


Aku tak berkata-kata saat melihat Vera berpose dan sedikit menunggingkan tubuhnya condong ke depan demi membuat keseksian bokong montoknya terlihat lebih menarik dalam posisinya.





Pun dia kembali menoleh menatapku dan menunggu komentar dariku akan kondisinya saat itu, namun aku diam saja dan terus fokus menontonnya, meski dalam hati aku sungguh terpukau memperhatikan pantat indahnya yang memang menjadi salah satu aset andalannya selain juga payudara.


" Gila nih pantat!! Ini bener-bener pantat paling seksi yang pernah gue liat... " celetuk Dean jongkok kembali, karena tak tahan dia segera menjamah bantalan pantat semok Vera.


Dean meraba-rabai bagian itu, tak tanggung-tanggung dia langsung melahapnya dengan mulutnya dan ya dia tampak sudah amat gemas sekali.





Vera menggigit bibirnya sendiri merasakan kecup serta lahapan mulut Dean yang seperti sedang berusaha mengunyah bundaran pantat Vera yang mungkin dia sangka hasil implan silikon.





Bermenit-menit Dean hanya fokus dan terus mengecup mencumbui tubuh belakang Vera yang makin lama makin naik hingga ke punggung mulusnya.


Vera diam saja dan sesekali mendesah pelan membiarkan dirinya tengah disantap Dean dengan nafas memburu.





" Ahhh... Shhh... " lirih Vera membalas setiap kecup yang mendarat di tubuhnya.


" Sadis nih pantat, langsung ngaceng gue!.. " umpat Dean kemudian mengembangkan sendiri pantat gadisku demi mengintipi lubangnya yang memang maha menggoda untuk disodomi.





Lelaki berusia dewasa ini melebarkan bantalan bokong Vera dengan fokus melihat seberapa besar lobang anusnya yang langsung menganga dan terlihat jelas sekali bahwa lobang tersebut sudah begitu seringnya dipakai.





Aku mendesis dan tak bisa menyembunyikan keterangsanganku bahkan kontolku sudah menegang ketika menonton anus Vera tengah disingkap oleh Dean ketika itu.


" Udah sering dipake ya rupanya?.. "


" Tapi wajar aja, siapa yang mau make memek lo lagi kalo lo punya pantet seseksi ini?!.. " komentar Dean menyaksikan lobang tanpa dasar yang memang sudah merenggang karena Vera terus memaksaku untuk menyodominya.


Setelah Dean berkomentar seperti itu, cewek berhidung mancung ini langsung melirik kearahku seolah membenarkan apa yang Dean katakan bahwa aku harusnya lebih sering memakai anusnya saja ketimbang memeknya.


Aku tak mau ambil pusing dan hanya mendiamkan tatapan Vera itu seperti biasa, karena aku adalah pecinta wanita sejati.


Kenapa pula aku harus memakai lubang belakang sementara gadisku adalah cewek tulen yang punya vagina yang bisa dinikmati meski aku sendiri tak bisa membohongi kalau kenikmatan yang dihasilkan jauh lebih nikmat ketika main di lubang itu.


Dean bergerak, sambil tetap melebarkan dubur Vera, si lelaki maskulin mulai menjulurkan lidahnya dan sekejap langsung menusuk-nusukkan masuk lidahnya ke dalam lubang yang telah dia buat menganga.


" Ashhhh!!.... " erang Vera keras ketika lidah tegang Dean mulai keluar-masuk di liang anusnya.


Pacar Dean yang sepertinya memang bertugas merekam mendekat guna mendapatkan gambar terbaiknya atas adegan yang sedang terjadi.






Vera sudah tak bisa menahan dirinya, dia tak ragu meleguh dan mendesis melepaskan hasratnya dibandingkan ketika awal tadi dimana dia masih agak terbata-bata menjawab pertanyaan Dean dengan kaku.


Dean makin gemas, dia tambah kecepatan tusukan lidahnya guna makin 'membolongi' anus Vera yang sebenarnya sudah bolong duluan akibat pergaulannya dulu.





" Uhhh tuaan... Enaak!!.. " erang gadis berambut pirangku menengadah menikmati stimulasi yang terjadi di lubang anusnya.





Aku tahu kalau Vera suka sekali dengan Ass Eating seperti ini, karena dia pun sering menyuruhku melakukannya, namun tahu sendiri kalau aku hanya melakukannya sewajarnya berhubung aku tak mau membiasakan Vera dengan memusatkan permainan di anusnya.


Itu terlihat jelas dimana ketika Dean menjauhkan wajahnya, Vera secara spontan memegang kepala Dean dan mengarahkannya kembali agar dia terus memanjakan anusnya.





Dean hanya tertawa, dia yang masih dalam tahap perkenalan dengan si cewek haus seks itu hanya menyeringai melihat betapa agresifnya Vera yang masih belum apa-apa berhubung ini kontak awal mereka secara langsung.


Vera yang sudah tak mau menutupi dirinya segera menunjukkan warnanya.


Dia mulai meracau dan menaik-turunkan pantatnya di wajah Dean yang sebelumnya dia benamkan sendiri dengan tangannya.





" Terus tuan.. Lahap pantat Vera... Uhhh Vera suka banget!!.. "


" Remes dan tepuk aja tuan bila perlu, pantet montok Vera emang pantes buat diginiin.. " racau Vera memanaskan Dean agar makin membabi-buta melahap bokong super montoknya.





Jujur aku takut sekali setelah mendengar racauan Vera itu.


Kupikir awalnya kecenderungan Vera bercakap kotor dan berakting liar baik di depan pembantuku atau dengan tukang-tukangku dulu hanya akan terjadi di lingkungan rumahku dan hal tersebut merupakan adaptasinya akan sifatku yang dia tahu sendiri bahwa aku orang yang lembut dan amat memanjakan apapun keinginannya.


Hingga secara tak langsung itu membentuk asumsinya dengan beranggapan bahwa jikalau hal buruk pun terjadi maka aku pasti akan melindunginya.


Namun siapa sangka ternyata Vera tak hanya 'jago kandang' dan benar-benar melakukannya dengan orang yang sama sekali tak dia kenal seperti Dean.





" Gila-gila!!.. "


" Nih pantet kek pantet sapi aja montoknya.. "


" Okelah.. Sesuai maunya lo gua bakal bener-bener abisin pantet lo!.. "


" Sekarang lo ke sofa dan nungging.. " perintah Dean kemudian mencengkram dengan kuat pantat Vera hingga berbekas merah.


Vera mendesis merasakan kasar jambakan tangan Dean dibokongnya lalu segera menurutinya, dia membanting tubuh telanjangnya ke sofa dan menunggingkan diri.


Vera sama sekali tak terlihat takut, meski dia sadar bahwa dia sekarang ada di tempat yang tak dia tahu dimana, dia hanya tahu bahwa agendanya dia akan dipuaskan.





Dean membuka jaketnya lalu membuka celana panjangnya hingga kini dia hanya memakai kaos oblong dan Boxer saja mendekat kearah Vera.


Sambil menunggu Dean berjalan mendekatinya, Vera menggoyangkan pantatnya dengan goyang bebek yang sangat menggoda sekali.


Dan persis ketika Dean mengambil posisi kebelakangnya, Vera saat itu membuka pakaianku dan mulai ingin mencumbuku sambil aku menontoninya dari komputer.





Rupanya Dean benar-benar ingin fokus dengan pantat gadis berhidung mancung itu.


Dia kembali meremas-remas dan berdecak kagum akan keindahan pantat bulat Vera yang memang jauh lebih terlihat seksi ketika dia menungging dalam posisinya seperti hewan berkaki empat.


Aku saja selalu melongo melihat pantat bahenolnya dalam posisi itu apalagi kalau melihatnya memakai Stocking yang tambah membuat bokongnya membulat sempurna sekali.


" Liat lubang pantat lo... Bangsatlah!!... "


" Udah berapa cowok yang pernah make nih bokong montok?.. " tanya Dean menatap ke wajah Vera yang menyamping kearah kamera.


" Banyak tuan.. "


" Vera dari sekolah udah jadi big slut jadi Vera gak tau berapa banyak yang pernah nyodomiin apalagi nidurin Vera.. " jawab Vera dengan lugunya.


Aku langsung melirik kearahnya dan tebak ekspresi apa yang Vera buat menanggapi tatapanku?


Tersenyum.


Iya tersenyum!


Vera dengan tak berdosanya tersenyum setelah membuat pengakuan yang seyogyanya tidak perlu dia lontarkan ke orang asing seperti itu.


Aku menegurnya dan langsung memberitahu bahwa dia tak boleh mengatakan hal semacam itu ke orang lain.


Vera hanya manyun dengan wajah imutnya dan mengatakan padaku bahwa dia tidak seharusnya berbohong.


Aku menarik nafas dan mengusap-usap kepala gadisku yang betul-betul polos dan begitunya lugunya ini.


Mungkin karena sejak kecil dia diasuh dengan cara otoriter di lingkungan keluarga yang begitu formal dan tidak terlalu bersosiliasi dengan lingkungan sekitar, maka secara tak langsung hal tersebut berimbas ke pembentukan karakter Vera serta menjadikan kemampuan bersosialnya tumpul.


Kita tahu bahwa sebelumnya Vera menghabiskan lebih dari separuh hidupnya untuk terus berada di dalam rumah kecuali bersekolah, juga faktor rasisme membuatnya trauma untuk menjalin interaksi mendalam dengan teman-teman sebayanya hingga disaat Vera keluar dan memutuskan menjalani hidup dengan sebagaimana mestinya dia menjadi rapuh.


Social Awareness menjadi amat sangat lemah karena segalanya terasa baru untuknya, tentu itulah yang menjadikan dia ikut-ikut saja dan begitu gampangnya termakan kata-kata orang yang pada akhirnya membuat dia terjerumus ke lembah hitam bernama pergaulan.


Bahkan diusianya yang sekarang aku masih harus membimbingnya serta mengajarinya hal-hal dasar dalam bersosial guna menjaga dirinya sendiri seperti menolak obrolan orang asing dan lain-lain.


Meski begitu aku banyak belajar dari kemurnian hatinya dan ketidakmunafikannya yang betul-betul membuatku terkesan sekaligus tak menyangka saja jika Vera punya sifat seperti itu terlebih reputasinya yang terkenal sebagai penakluk pria.





Dean mulai menjilati lubang anus Vera yang kembali dia lebarkan.


Desahan Vera sudah lantang keluar menandakan dia benar-benar menikmati perlakuan Dean yang betul-betul memanjakan anusnya sejak tadi.


" Tusuk lagi tuan, tusuk pake lidahmu lubang pantat Vera yang udah lodoh itu.. " celetuk Vera merendahkan dirinya sendiri.


Dean tertawa mendengarnya dan langsung menurutinya.





" Seksi banget ini.. Sumpah.. "


" Gue dah gak tahan pengen jebolin nih lobang.. " umpat Dean yang tak henti-hentinya mengagumi keindahan satu dari banyaknya aset Vera.


" Ahhh iya tuan jebolin aja.. Vera suka kok dibikin rusak.. " kata Vera lagi yang matanya sudah mulai meredup dan mengatakan kata-kata yang persis dia ucapkan ketika bersamaku.


" Hahaha... Tenang aja cantik, pokoknya kita bakal bener-bener pesta sama bodi seksi lo ini.. " tawa Dean kemudian menidurkan Vera rebah selonjoran kembali menjilati dan melahap bola pantatnya.





Kontolku tegang ereksi dibalik celana pendekku dan Vera sudah mengecup-ngecup leher juga tubuh atasku yang sudah dia lolosi kaosnya.


Mataku terus fokus kelayar komputer dimana melihat Dean terus saja memanjakan pantat Vera dan dia terlihat benar-benar sudah terbius.


Aku betul-betul cemburu saja melihat pantat Vera yang begitu kusayang-sayang kini amat disembah-sembah oleh orang lain dan bahkan benar-benar dieksploitasi oleh Dean selama satu minggu Vera bersamanya yang membuatku panas-dingin melihatnya.


Kembali lelaki berkulit putih itu melebarkan liang anus Vera dan menatap lubang yang menganga itu dengan wajah penuh nafsu.





Vera diam menunggu aksi selanjutnya Dean yang masih melebarkan lubang duburnya dan hanya menatapnya saja.


Lalu Dean menuangkan ludahnya jatuh tepat di lubang tersebut dan langsung memainkan lidahnya seperti anjing yang sedang minum dengan ganasnya!





" HUHHH!!!.. " Verani meleguh dan tampak jika dia suka sekali jika anusnya terus dimanjakan lelaki seperti itu.


Terlihat jelas dari wajahnya yang sesekali tersenyum greget sambil menggigiti bibirnya sendiri.





Dean betah sekali bermain di anus Vera dalam posisi tersebut sampai 5 menit lamanya hingga akhirnya dia meminta Vera berganti posisi dengan mengangkang.


Tak mau membuang waktu lagi Dean segera membuka pakaiannya dan menelanjangi dirinya sendiri dimana matanya tak lepas dari mata Vera yang sudah terkangkang pasrah.


Saat itu aku kaget melihat badan Dean yang ternyata sangat kekar juga terlihat keren dengan tato yang menghiasi sebelah dadanya menjalar hingga ke bisep yang sepertinya terinspirasi dari The Rock.






Aku sangat kagum dengan tubuh Dean, badannya benar-benar menjadi idaman meski aku agak aneh kenapa dia menindik putingnya yang membuatku agak geli.


Ketika menyaksikan adegan itu Vera yang tengah kupeluk dalam pangkuanku mem-Pause nya dan menunjuk kearah monitor dengan wajah manjanya menyiratkan jika dia ingin aku seperti itu.


Aku tertawa dan menggeleng pelan saja sambil kupencet hidung mancungnya yang lucu sekali kalau melihat dia merengek-rengek seperti minta dibelikan permen begini.


Lebih lucunya kami saat itu tak mengeluarkan sepatah katapun karena aku bilang ke Vera bahwa aku ingin fokus menonton meski aku tahu bahwa dia tetap akan menggangguiku dengan macam-macam omongan ngelanturnya.


Jelas Vera mendesis dan seketika melotot melihat Dean telanjang dihadapannya karena tipe tubuh seperti Dean yang kekar dan bertato adalah tipe cowok yang sangat dia sukai.

Vera langsung mengusap memeknya sendiri dan meredupkan mata sambil menggigit bibir bawahnya begitu Dean juga membuka celana lalu menatap kontol tegangnya yang berukuran tidak terlalu wah dan biasa saja, malah mungkin lebih besar punyaku, tapi dari stamina Dean terlihat menjanjikan.


" Ohhh tuan.. Seksi bener badanmu... Shhh!!.. " ucap Vera begitu Dean mendekat kearahnya sambil menggelitik klitorisnya.


Dean diam dan segera melebarkan kaki jenjangnya lalu menatap memek Vera yang terlihat sudah begitu basahnya meski sejak awal tak disentuh sama sekali oleh si cowok Macho yang bertugas akan memuaskannya selama seminggu seperti perjanjian.


" Memek lo tebel bener... Merah dan bersih banget, gue suka.. " celetuk Dean yang juga berbrewok tipis.


Vera menatap lelaki asing yang sedang mengendusi kewanitaannya dengan mata redup dan berharap Dean segera membenamkan wajah gantengnya ke gundukan tebalnya itu.


Namun Dean tak terburu-buru, dia menjilati jari telunjuknya lalu mengarahkannya masuk ke liang anus Vera, kemudian barulah dia jilati bibir memek bule Vera.




Vera mendesis seperti ular dan fokus menatap wajah Dean yang tengah asik melahap memeknya sama seperti tadi ketika dia memanjakan anusnya.


" Wah bool lo masih gigit banget, bakal puas nih gue pake pantat lo perek.. " ujar Dean setelah jarinya masuk di dalam lubang pantat Vera.


Dengan perlahan Dean mulai mengocoki anus Vera dengan jarinya, Vera kembali mengerang keenakan.


Vera memang lebih sering memintaku mengocoki memeknya dari dalam anusnya dan ia memintaku melakukan gerakan mencungkil dengan jariku hingga dia merasakan sensasi nikmat saat dinding dalam yang membatasi antara dua lubang itu dikeruk.


Dia membisikiku ketika itu yang kuingat sekali.


" Cemburu gak kamu yang?.. " tanyanya memelukku dari samping dan membisikiku kata-kata tersebut.


Aku tak menjawabnya karena itu pertanyaan bodoh yang kurasa tak perlu dijawab.


Kontolku sudah tegang dan aku rasanya ingin mengocoknya namun karena ada Vera aku jadi agak Jaim.


Padahal awalnya aku ingin menontoninya sendiri agar bebas dan tenang menyaksikan film panas yang diperankan cewekku sendiri ini, tapi karena dia ingin menontonnya bersamaku atas dasar mengetahui ekspresiku melihat dia melepaskan hasrat gilanya yang terpendam maka jadilah kami nonton bareng ketika semua sudah kembali normal dikala itu.





" Ahhhh tuannn enaknyaa!!... " erang Vera ketika Dean memfokuskan jilatannya ke klitorisnya dengan mencucupnya dalam-dalam diiringi tusukan jari telunjuknya yang makin dalam menusuk anusnya.


Terang saja distimulasi di dua lubangnya membuat Vera blingsatan oleh aksi Dean yang terus direkam oleh pacarnya dengan fokus wajah Vera yang tengah merem-melek merasakan kenikmatan luar biasa.


Sementara dia menservis Vera, Dean juga mengocok kontolnya sendiri dengan tangannya yang menganggur dan menatap terus wajah cantik Vera dimana matanya makin memutih menandakan jika dia sedang mendekat ke orgasme pertamanya.


Dugaanku benar, dua menit dibuat seperti itu pertahanan Vera bobol juga.


Dia cengkram kuat-kuat sofanya dan melengkungkan tubuhnya lalu terlihat dari memeknya langsung mengucurkan cairan bening yang berciprat dan mengucur keluar yang membuat Dean dan pacarnya kaget melihatnya.


" Wah-wah lo udah squirt?.. "


" Belum apa-apa lo udah banjir aja, nafsu lo gede banget ternyata ya.. " komentar Dean yang seketika tegak dan menatap Vera yang tepar diatas sofa pasca klimaks awalnya.


Bagiku yang sudah biasa melihatnya tentu tak kaget, tapi Dean yang memang baru pertama berhadapan dengan Vera terang saja terkejut dan tak mengiranya.


" Haah..hahh..Hahh... " desah gadis berhidung mancung itu mulai kehilangan sumber dayanya.

" Segitu doang stamina lo? Udah digarukin aja lo langsung klenger gitu.. "

" Cepet bangun, gue dah pengen pake pantet lo.. " sambungnya kemudian menepuk paha dalam Vera yang masih terkangkang.

Dean betul-betul tak mau menunggu, dia segera mengambil posisi tiduran lalu menyuruh Vera yang masih belum pulih itu untuk segera memasukkan kontolnya ke anus montoknya yang sedari awal memang menjadi fokusnya hingga membuat dia jadi tak tahan untuk segera menjajalnya.


Vera menurutinya, dia perlahan merayap turun dari sofanya dan memposisikan diri untuk menduduki kontol Dean yang sudah mengacung tegak.


Meskipun tubuhnya tampak lunglai karena baru saja orgasme pertama, tapi aku tahu Vera sudah tak sabar untuk segera disetubuhi.


" Cepet masukin kontol gue ke pantet lo, gue dah gak sabar banget!.. " perintah Dean yang begitu tak sabarannya untuk segera mencicipi anus gadisku.


Bermodalkan lumuran ludah di kontolnya, Dean pun akhirnya menusuk masuk kontolnya ke pantat Vera yang sekejap langsung membuatnya melotot!


" Bangsatt!! Enak bangett!!.. " leguhnya setelah mencicipi satu tusukan lalu mencabutnya keluar dan meng-Gaping anus Vera lebar-lebar.





Vera melirih sambil memejamkan mata, anal seks adalah satu dari dua hal yang paling sering dia rengek-rengeki untuk aku terus lakukan ke dirinya, tentu saja selain permintaan Rough Sex nya yang selalu membuatku geleng-geleng kepala mendengarnya.



" Ssttt.. Tuan enaak.... " racau Vera saat Dean terus menusukkan kontolnya hanya dengan satu tusukan lalu mengeluarkannya lagi.

Di dalam kamar, aku diam saja dan tak berkomentar meski gadis manisku terus menatap wajahku dengan senyumnya yang malah membuatku salah tingkah karena dia terlihat lebih fokus mengamatiku ketimbang ikut nonton ke layar monitor.


Intensitas permainan mereka meningkat dalam sekejap yang menjadikan aku larut dengan pandangan serius ke layar dan mendengar desah-desahan merdu Vera yang terdengar di Speaker.


Dean tampak terima beres saja ketika Vera menggoyang sendiri sambil berjongkok diatasnya, terdengar leguhan kerasnya apalagi saat Vera melakukan goyangan memutar seperti sendok yang mengaduk gula dengan pantatnya.


Sekian lama Dean mengubah posisi, dia ingin berhadap-hadapan dengan Vera dan meminta Vera duduk di pangkuannya.


Vera koperatif sekali dan mengikuti apapun kemauan Dean di 'perkenalan' mereka itu, segera si gadis bermata biru langsung menduduki Dean yang masih tetap ingin mencoblos anusnya dan menggoyangnya lagi.


Vera yang sepertinya sudah ingin orgasme lagi tak ingin main-main dan memberikan goyangan terbaiknya ke Dean yang menjadikan pria itu meringis-ringis merasakan mantap goyangan pantat bahenol Vera.





" Anjing.. Mantep bener goyangan lo sayangg.. Ughhh!!... " erangnya sambil merasakan 'amukan' pantat Vera yang sedang 'mengacak-acak' kontolnya.


Aku saja ngilu ketika melihatnya karena terasa sekali olehku bagaimana kontolku selalu diulek-ulek oleh Vera dalam kondisi yang sama.





" Terus sayang, Umphh... Puting lo juga panjang gini.. Umpphh.. " lirih Dean merasakan mantap goyangan Vera sambil mengulum putingnya sama rata di masing-masing nenen besarnya.


Vera makin menggila dan dia terus meleguh memejamkan mata merasakan sensasi besar ketika akhirnya dia melakukan seks dengan orang asing lagi seperti fantasinya.


Vera bilang jika dia pasti akan bersemangat sekali ketika melakukan hubungan badan dengan cowok baru, selain karena sensasi dari tiap pria itu beda-beda, Vera juga mengatakan bahwa entah kenapa dia suka saja melakukannya dengan orang asing, apalagi dengan yang sama sekali tidak dia tahu namanya.


Aku diam ketika mendengarnya, pantas dia dulu selalu bergonta-ganti pasangan dan selalu mengharapkan atensi sekaligus haus akan perhatian lawan jenisnya.


Yang rupanya si Vera ini ternyata tak hanya eksibisionis, tapi dia juga Nymphomaniac dan kini semua instrumennya terasa jelas bagiku.


Dua komponen inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang masokis karena dia terus merasa kurang-kurang dan kurang akan permainan seks yang dia dapat hingga berujung ke seks dengan rasa sakit seperti kecenderungan yang dia alami sekarang.


Vera menjerit keras dan rupanya dia mendapatkan orgasmenya lagi di pangkuan Dean.


Dean bahkan tak mengindahkannya dan tetap membabat Vera di anusnya meski dia sadar jika memek Vera kembali mengucurkan cairan bening.


Dia remas-remas bokong bundar itu dan terus dia naik-turunkan di kontolnya dimana sedianya gadisku masih tumbang akibat klimaks keduanya.





" Huhhh... Edaan pantat lo sayang!!.. " teriak Dean mencabut kelaminnya dan langsung memekarkan anus Vera lebar-lebar.


Vera tak merespon, dia memejamkan mata dan memeluk Dean yang wajahnya tertempel di toket putih montoknya membiarkan saja cowok itu meng-Gaping duburnya sambil dia menstabilkan nafasnya.


Dean merubah posisinya lagi, kali ini dia ingin Vera menungging dan bertumpu ke sofa.


Dengan gontai Vera menurut saja dan segera memposisikan dirinya seperti yang Dean mau.


Lelaki itu kemudian mengangkat sebelah kaki jenjang si gadis, melebarkannya agar anus Vera terekspos kembali.


Dan ya, lagi-lagi Dean mengincar anus Vera dan dia langsung saja menjilati lubang anus yang menganga itu sambil menatap wajah cantik Vera!





" Shhh.... " desah Vera mulai tersengat bara libidonya lagi atas perlakuan Dean yang sepertinya seorang maniak anal.


" Ahh.. Tuan suka banget ya sama pantet Vera?.. " tanyanya beberapa menit saat Dean masih menusukkan lidahnya dalam anusnya.


" Pantet lo seksi sih!! Gemes gue!!.. " jawab Dean menepak pantat semok itu sekali.


" UHH!!.. "


" Iya tuan pake aja pantat Vera sepuas tuan, Vera suka banget kok.. Ohh!!.. "


Kemudian Vera melakukan aksi yang membuatku marah sekali padanya!


Tiba-tiba saja dia meminta Dean melebarkan lubang pantatnya dan sejurus Vera langsung memasukkan 4 jarinya masuk ke lubang anusnya yang menganga itu!





Aku pelototi dia ketika menontonnya dan Vera hanya diam saja dengan wajah manisnya seolah tidak bersalah.


Dean tertawa kencang melihat Vera mengekspan sendiri anusnya dan mendengar Vera kembali memohon untuk dia segera memakai anusnya lagi.


Si cowok ganteng yang memang bertugas sebagai pemuas Vera mengikuti kemauan sang 'klien'. Dia coblos kontolnya yang kokoh keras bak kayu itu kembali masuk ke pantat super seksi Vera dan langsung menumbuknya tanpa ampun.





Vera makin berisik dan menyalak dengan nyaring sekali tahu bahwa setiap keinginannya akan diteruskan oleh Dean yang sudah menyiapkan kejutan untuknya selama semingguan itu.





Makin kuat hantaman yang masuk ke lubang anusnya makin kotor pula mulut Vera berceloteh.


" Tabok aja pantat Vera tuan.. Ahhh.. Atau sekalian jambak rambut Vera kalau itu bisa bikin tuan puas.. "


" Sodok yang kuat tuaan!! Rusakin aja lobang anus Vera!! Ohh!!.. " racau Vera yang membuatku copot jantung.


Aku sampai tak habis pikir dengan si Vera ini, kalau denganku ya okelah karena aku sudah memahami kondisinya, tapi ini dengan orang lain yang sama sekali bukan siapa-siapanya dia, bisa-bisanya dia bercakap seperti itu.


Hal ini sempat membuat Dean mengomentari mulut Vera yang rombeng itu tapi Vera malah menyuruh balik Dean memaki-makinya.


Untungnya Dean seperti lebih mempelajari Vera saja ketika itu, dia terus tersenyum-tersenyum menyadari jika Vera ini betul-betul liar.





Vera makin menjadi-jadi seiring berjalannya waktu, dia bahkan mendribel sendiri pantatnya dan mengocok-ngocok kontol Dean yang masih belum mau lepas dari nikmat anusnya yang memang luar biasa nikmatnya itu.


" Enak gak tuan goyangan Vera? Tuan suka?.. " tanya Vera sambil melirik Dean yang semakin mendekat ke ejakulasinya.


Dean tak menjawabnya, dia hanya menarik nafasnya dalam-dalam dan terus meleguh merasakan betapa kencangnya jepitan di anus Vera.


Kemudian beberapa saat rupanya malah Vera yang mengerang, jarinya langsung dia arahkan ke klitorisnya dan menggesekkan tangannya dengan intens disana.


Dean membiarkan Vera menggoyangnya karena dia pun sadar jika Vera akan orgasme lagi, hingga di menit berikutnya Vera menemukan klimaksnya lagi dengan kucuran yang keluar dari memeknya meleleh tumpah ke paha dalamnya.


" Gila... Lo emang hiperseks!!.. "


" Baru juga awal dan maen biasa tapi lo dah 3 kali aja orgasme.. "


" Nafsu seks bule emang gede banget.. " komentarnya kemudian mencabut kontolnya perlahan saat Vera seketika berhenti dan tumbang bersandar kearah depan.





Dean melebarkan lagi liang anus Vera yang makin hari makin melebar.


Sepertinya dia betul-betul suka dengan lubang itu jika dibuat menganga seperti yang tengah dia lakukan.


Sambil menontonnya kalau tidak salah Vera sedang mengoral kontolku ketika itu, aku juga lupa karena kejadiannya sudah satu bulan yang lalu.





Sambil melebarkan dubur si gadis yang tengah tumbang itu lebar-lebar, Dean menyelipkan lagi kepala penisnya yang langsung menyeruak masuk dengan mudahnya.


" AHHH!!!.. " erang Dean keras sekali merasakan nikmatnya.


Aku sangat tahu betapa nikmatnya ketika melebarkan liang anus Vera kemudian menusukkan kontolku masuk kedalamnya, sensasi nikmatnya tak main-main!


Vera mulai mendesah lagi meski pelan saat Dean kembali menyodominya yang masih tertelungkup kedepan.





Dan sodokan Dean pun makin stabil di tempo yang dia mainkan, yang sepertinya lelaki berhidung mancung itu juga segera memburu ejakulasinya.


" Ohhhh!!! Enaknyaa.. " Dean memejamkan mata, kepalanya menengadah dengan sodokan 'Alon-Alon Waton Kelakon' nya itu.


" Aahhh…. Pake anus Vera sesukamu tuan.. " desah Vera kembali bangkit.

Dean terus menahan temponya dengan rapi, dan sesuai dugaanku bahwa staminanya memang lumayan terbukti meski hanyalah tempo sedang tapi dia bisa menahannya hingga 4 menit dengan kondisi menyodomi Vera yang mana di dalam lubang itu cengkramannya terasa jauh lebih 'menggigit' dan terasa kesat sekali.

" Ughh!!.. " sentak Dean dengan satu tusukan lalu menarik keluar kontolnya.

Terlihat jika cowok ini sudah berpengalaman, dia tak terburu-buru dan permainannya juga tak membabi buta yang asal sodok begitu.


Dean mengangkat kaki Vera naik ke sofa membentuknya menyamping, kemudian dia menarik bokong Vera agar berada di ujung sofanya.


Vera menurut dan terus menatap Dean, aku cemburu melihat gadisku terus memandangi wajah Dean dengan pandangan mata redupnya.


Namun Verani menyadarinya dan hanya tertawa lalu mencium pipiku seolah memberitahu bahwa itu hanya bagian dari permainannya.


Dean menyuruh pacarnya membawakan pelumas, sambil menunggu pelumas tersebut datang dia juga membalas tatapan mata Vera yang mulai tak sabar untuk kembali di sodomi dengan mengguncang-guncangkan dan melebarkan pantatnya sendiri guna membuat Dean makin ngiler dengan posisinya yang sekarang.


" Ahh tuan ayo cepet pake lagi pantat Vera... Shhsstt.. " desis Vera yang sudah begitu tak sabarannya menggoda Dean.


Bahkan Vera memasukkan lagi 4 jarinya dalam posisi Spoon Ass yang membuatku kembali harus marah dengannya.



" Liat tuan, pantatku udah segini longgarnya karena sering dipake.. Uhhh.. " racaunya mencolok-colok duburnya sendiri dengan 4 jarinya persis ketika saat kupergoki dia kalau melakukannya di dalam kamar.





Aku yang awalnya ingin menontonnya tanpa bersuara dan komentar lantas harus mengomelinya ketika itu.


" Ver apa sih kamu masih aja ngelakuin itu padahal bilangnya sama aku gak bakal gitu lagi.. "


" Ini yang aku males dari kamu tuh Ver!.. "


Vera yang sedang memeluk sambil mengocoki kontolku jadi diam, karena aku betul-betul berbicara serius dengannya.


Aku tatap dia yang kalau sudah begini akan menunduk dan mulai bete lalu pasti akan merajuk.


Jujur saja aku marah sekali setiap kali mendapati dia berusaha mem-Fisting anusnya sendiri atau bermasturbasi dengan mencolok dildo berukuran besar ke liang pantatnya.


" Ya gimana namanya orang kerangsang yang!!.. "


" Yaudah itukan yang terakhir, gak lagi deh.. " ucapnya saat itu yang terus kutatap dengan pandangan seriusku.


Tapi dia menanggapinya tidak dewasa, sekejap saja wajahnya jadi Bad Mood dan dia pun keluar dari kamar segera turun kebawah seperti kebiasaannya yang kalau dinasehati pasti akan selalu lari dari masalahnya.


Saat itu kubiarkan saja dan aku menarik nafasku lalu kembali melanjutkan tontonanku di monitor.





" Iya mauu tuan... Vera suka kok.. " ucap Vera di video sambil melirik ke Dean yang sedang mengocok kontolnya persis di depan pantatnya.


Dan sepertinya Vera menanggapi percakapan dengan Dean sebelumnya yang harus ter-Skip olehku karena mesti memarahi gadis nakalku itu.


Dean dengan nafas dan wajah yang sudah serius pun kembali melebarkan anus Vera selebar-lebarnya lalu mengarahkan kontol tegangnya.


Yang entah kenapa sejak awal dia suka sekali melakukannya, mungkin dia memang agak Obsessed dengan anus atau semacamnya aku juga tak tahu.





" Anjing nih pantet emang pantet mahal.. Gila-gila!!.. "


" Beruntung bener cowo lu bisa make pantet seksi ini tiap hari.. " komentarnya lalu mengarahkan kontolnya masuk ke anus Vera.


Untung Vera sudah tak ada di sebelahku, kalau ada pasti dia sudah melirik dan menyuruhku merenungkan kata-kata Dean itu.





BLEESSSS!!!


Kontol Dean pun masuk disertai desahan Verani yang begitu merangsangnya terdengar kembali.


Aku yang sejak awal sudah terangsang sejak Dean menjilat-jilat anus Vera tadi segera mengocoki kontolku yang masih basah dengan ludah Vera, dan mumpung Veranya tak ada.


Saat itu dalam dudukku aku betul-betul menghayati setiap tusukan yang masuk ke anus Vera dan memandangi wajah cantik gadisku yang sedang mendapatkan kenikmatan dari lelaki lain.


Kocokanku kupercepat bahkan aku beberapa kali memejamkan mata dan hanya menajamkan telinga mendengar desahan dan rapalan Vera yang suaranya sangat mengundang birahi sekali.





" Ahh... Ahhh... Ahhhh tuaan... " desah Vera dengan suara seksinya yang membuatku membayangkan kalau akulah yang sedang menyetubuhinya saat itu.


Ini lucu dan kadang aku merasa aneh, padahal aku punya akses sepenuhnya terhadap dirinya namun tiap kali melihat dia melepaskan syahwatnya dengan lelaki lain aku selalu mendapat sensasi tersendiri yang sulit aku ungkap.





" PLOOPP!!! " suara yang terdengar ketika kontol itu keluar dari lobang anus Vera.


" Shhhh liat lobang indah lo cantik... " celetuk Dean ditengah penetrasinya dan mencabut keluar perlahan kontolnya dari dubur Vera, lalu lagi-lagi dia Gaping selebar-lebarnya.


" Lobang lo bener-bener udah jadi... "


" Dan ini beneran pantet terenak yang pernah gue jajal.. " lanjutnya kembali menyucukkan lidahnya ke liang anus Vera.





Dari perkataan Dean yang secara merupakan ketua sebuah komunitas seks dengan pengalamannya yang aku yakin sudah bermacam-macam, bahkan memuji dan amat mengagumi pantat Vera yang sejauh ini memang menjadi perhatian dia sepenuhnya.


Vera mendesis lirih merasakan lidah Dean dan matanya seakan terbalik kedalam menikmati jilatan di lubang kenikmatan keduanya yang tak pernah kumanjakan hingga sebegitu intensnya dari yang Dean lakukan terhadapnya sekarang.


Dean bahkan meminta pacarnya yang merekam untuk menyorot lubang anus Vera yang dia buka lebar-lebar dan menyuruh Vera tersenyum dengan nakal ke kamera disaat yang bersamaan.





" Veerr... " desahku dengan kocokan cepat ketika melihat senyum nakal gadisku dengan lubang anusnya yang sedang 'dirusak' oleh lelaki lain.


Dean beraksi kembali, kali ini dia terlihat jauh lebih serius dan mengembalikan kontol kerasnya masuk untuk menyodomi Vera lagi.





" Gue udah gak tahan, bakal gue keluarin peju gue di pantat putih montok lo ini pokoknya cantik!!.. " racau Dean memulai penetrasinya dan langsung mengambil tempo cepat!





" Ahhh tuaaan... Terus pake anus Vera... "


" Enak bener sodokan kamu tuan dalam posisi ini... OHH!!.. " suara Vera tak kalah kerasnya dari suara tumbukan yang terjadi di pantatnya.


Dengusan nafas mereka saling bersahut-sahutan seiring tambah cepatnya genjotan yang Dean lakukan.


Aku pun merasakan energi dan sensasi yang makin terasa meluap keluar seiring bacot-bacotan Vera yang makin tak terkontrol.


Kuakui dalam posisi menyamping seperti itu anus Vera betul-betul begitu sedapnya dinikmati dan lagi-lagi entah kenapa kalau melihat Vera melakukannya dengan lelaki lain aku merasa tiap posisi yang mereka mainkan terlihat begitu menggiurkannya padahal aku sering melakukannya sendiri.


Aku jadi merasakan perbedaan jelas dari sensasi ketika memainkan dan sensasi saat menonton.


" Ahhh... Cantikk... Guaa keluu...arrr!!!... " leguh Dean beberapa saat kemudian langsung mencabut paksa kontolnya dari anus Vera.


Dia menempelkan ujung moncong kontolnya di bongkahan pantat putih gadis itu dan dengan sedikit kocokan saja lalu muncratlah cairan putih yang sangat kental sekali keluar membasahi bantalan montok pantat Vera hingga ke pahanya.





" Ahhh tuaan... Kuat banget semburanmu!!.. " puji Vera menatap ke Dean yang masih memejamkan matanya dan terus mengocoki kontolnya sendiri menyelesaikan ejakulasinya.


" HUUFTT!!!... EDANN!!.. " erang lelaki berusia 34 tahunan itu dengan nafas mendengus lalu menatap pantat Vera yang sudah basah dengan spermanya.


Mereka saling bertatap-tatapan kemudian Vera meminta Dean membuatnya orgasme sekali lagi dengan kocokan jari.


Namun Dean tersenyum mendengarnya dan memasukkan lagi kontolnya ke pantat Vera yang membuatku semakin larut dalam gejolak klimaksku.


" Pake jari? Sini gue bantu lo orgasme sama kontol gue.. " ucap Dean segera menjejalkan kontolnya ke pantat Vera yang bahkan muncratannya tadi masih hangat dipaha si gadis yang mengalir tergenang ke sela lututnya.





Vera melotot dan senang sekali menyadari dia akan dibikin orgasme dengan kontol lagi padahal kontol tersebut benar-benar baru saja klimaks.


Aku jadi iri dengan Dean karena dia punya stamina yang ternyata sangat kuat, dan kalau itu aku, pasti aku sudah terduduk dengan nafas berat sekarang.


" AHH TUANN... CEPETIN LAGI!!.. VERA DIKIT LAGI KELUAAR... "


Kuikuti tempo yang Dean mainkan sambil mendorong ejakulasiku agar bersamaan dengan orgasme yang gadisku dapat dari layar monitor.


Detik berlalu dengan cepat dan desahan Vera yang keras menjadi indikatorku guna memuncratkan spermaku bersamaan dengannya.


Akhirnya sebuah jeritan lantangnya membuatku melepaskan spermaku yang muncrat-muncrat menyaksikan wajah cantik Vera ketika mendapatkan kepuasan ragawinya.


Spermaku tumpah sekitar 3-5 semburan yang membuat aku merasakan perasaan yang puas sekali meski hanya sebagai penonton.


Namun melihat wajah puas Vera yang terlihat amat bahagia karena candunya akan anal seks yang selama ini tidak begitu aku layani dan justru terwujud dengan bantuan pria lain, membuatku merasakan sensasi aneh yang lagi-lagi sukar kujelaskan.


Vera terengah-engah lagi dan kembali ke titik 0 dirinya, Dean segera mencabut kontolnya lalu memandangi si gadis berwajah cantik itu.


Dean tersenyum lalu mengesampingkan wajah Vera kemudian mereka saling berpagutan mesra dengan lembut bak sepasang kekasih yang membuatku harus panas dan terbakar api cemburu.





" Lo bener-bener cantik sayang... "


" Badan lo bagus dan apalagi pantet lo bikin candu banget.. "


" Pokoknya kita bakal seneng-seneng selama seminggu ini.. " ujar si lelaki bertato disela ciumannya kepada Vera yang dibalas anggukan saja oleh gadis berambut pirang yang masih belum bisa bersuara.





Dan aku segera terduduk bersandar di kursi komputerku menarik nafas karena aku pun baru saja ejakulasi dengan colianku.


Namun ketika hendak memejamkan mata aku langsung tersadar ternyata Vera ada di belakangku dan dia menyaksikan aku ejakulasi saat itu!


Aku jadi malu dan agak Tengsin karena sebelumnya aku memarahinya tapi malah aku klimaks dengan apa yang kumarahi.


Meski memang aku memarahi dia atas aksinya yang menyelipkan 4 jarinya ke anusnya sendiri itu tapi secara garis besar ya tetap sama saja.



Vera tersenyum melihatku dan dia tak terlihat ngambek lagi, segera dia dengan riangnya duduk dipangkuanku kemudian langsung mencium bibirku senang sekali melihat aku puas akan aksinya.

Saat itu kuladeni saja karena mau bagaimana lagi toh aku sejak dulu memang kecanduan juga dengan anal seks sejak mencicipi anusnya, tapi aku berpikir soal kebaikannya yang selalu dia tanggapi secara kekanak-kanakan.


" Sayaang Dean bisa muncrat berkali-kali loh.. " ujar Vera sambil menciumku.


Aku mengernyitkan dahi, Vera menyuruhku kembali menonton karena aksinya saat itu belumlah selesai.


Dan benar, setelah membuat Vera klimaks Dean menyuruh Vera merangkak dan menghampirinya yang sudah terduduk di kursi mengocok kontolnya sendiri.


Ketika itu Vera dengan segenap kekuatannya merangkak dan menuju ke selangkangan Dean, kemudian Vera langsung mengulum zakar Dean yang membuat si cowok mendesis merasakan nikmat hisapannya.





" Uhhh... Lo rakus juga ternyata... " leguh Dean menatap Vera yang sedang menyepong dua biji kemaluannya.


Berhubung sejak awal dia sudah begitu terobsesi dengan anus Vera hingga menjadikan dia ingin langsung saja mencoblos anusnya, padahal yang tidak Dean sadari jika kuluman Vera sama mautnya dengan jepitan bokongnya.





Vera terus melahap zakar Dean dan meremasinya dengan begitu bernafsunya sementara pandangan binalnya dia layangkan guna membuat si lelaki makin terangsang.


Lebih jauh Vera bahkan meminta Dean mengangkat kakinya agar dia bisa menjilati anusnya.


Mendengar kemauan Vera tersebut dengan senang hati Dean lakukan, segera si ketua komunitas Jagerti ini melebarkan kakinya dan membiarkan wajah cantik Vera amblas ke pantatnya.






Vera mulai menjilati lobang anus pria itu, dan tak lupa menusuk-nusukkan lidahnya sama seperti yang Dean lakukan tadi padanya hingga membuatnya merem-melek keenakan merasakan nikmat Ass Eating dari Vera.

" Ohhh, enak banget sayang.. " erang Dean saat merasakan basahnya lidah Vera di anusnya.




Vera hanya diam saja, dia memasang wajah lempengnya dan menatap Dean sambil memberikan servis terbaiknya di dubur Dean.


Aku terdiam, kutatap Vera yang duduk di pangkuanku namun dia fokus menatap ke monitor mengamati sendiri ekspresinya ketika itu.





" Shhhh... Ahhh aku pengen keluarr!!.. " leguh Dean keras mengocoki kontolnya dengan cepat.


Persis seperti apa yang Vera katakan, benar bahwa dia bisa klimaks lagi padahal jarak itu hanya sekitar 4-5 menit saja sejak dia memuncratkan air maninya dibokong dan paha putih Vera sebelumnya.


" Keluarin dimulut Vera tuan... "


" Vera pengen telen peju hangetnya tuan.. Boleh tuan?.. " pinta Vera menyadari Dean akan segera ejakulasi.


Dean menatap Vera kemudian tegak dan menjambak rambut gadisku memposisikannya duduk bersimpuh diantara lututnya.


" Lo bener-bener cewe nakal rupanya... "


" Buka mulut lo lebar-lebar kalo gitu.. " perintah Dean dengan nafas yang sudah memburu.


Vera menurutinya dan membuka mulutnya lebar-lebar sambil menatap Dean yang mengocoki kontolnya, dimana kepala penisnya terlihat sudah mau meledak tepat di gerbang mulut si gadis yang menganga.





Dean fokus menatap Vera yang sudah siap menerima semburan sperma hangatnya lagi yang kali ini di dalam mulutnya.


Vera sama sekali tak berkedip menanti apa yang dia tunggu, mata indah dengan bulu mata lentiknya itu terus menengadah keatas ke sang pejantan yang akhirnya mengeluarkan juga lagi lendir kenikmatannya.




Dengan erangan keras Dean menyemprotkan air maninya yang tertampung seutuhnya di dalam mulut Vera.


Vera tetap tak berkedip ketika Dean menuangkan spermanya kedalam mulut Vera, jelas dari wajah Dean terlihat jika lelaki itu menikmati prosesnya.


Segera setelah Dean selesai Vera menghadap ke kamera dan melakukan aksi sensualnya dengan memainkan sperma tersebut menggunakan lidahnya, mengkumur-kumurkannya lalu berakhir dengan sebuah tegukan menelan habis cairan putih kental tersebut!

Dean tersenyum puas dan mengelus-elus rambut Vera memujinya, di perkenalan mereka itu dia mendapati jika Vera benar-benar diluar ekspektasinya dan siap memberikannya pengalaman yang takkan dia lupakan.

Vera tersenyum saja dan mengangguk tak sabar dengan apapun yang akan Dean lakukan terhadapnya, lalu video awal itu berakhir ketika pacar Dean menuntun Vera membawa si gadis cantikku untuk membersihkan diri.





..............................

Dean membuktikan ucapannya, karena setelah 'perkenalan' itu, Vera benar-benar dibuat mati kutu oleh Dean sejak hari pertama hingga hari terakhir.

Vera benar-benar mengaku tak bisa berkata-kata padaku, dia sangat puas dengan permainan Dean.


Sensasi yang gadis cantik itu dapatkan tak terbantahkan, jujur dari keseluruhan video yang Dean berikan sebenarnya aku sangat terangsang melihat aksi Vera, meski di beberapa bagian tertentunya juga membuatku emosi karena terkejut dengan apa yang Dean lakukan ke gadisku.


Sekaligus terungkap pula fakta bahwa ternyata si Dean ini adalah seorang laki-laki penyuka sesama jenis!

Saat kulanjutkan video tersebut, aku baru tahu kenyataan tak terduga ini dan membuatku sangat kaget, bahkan Vera pun mengaku tak menyangka, apalagi karena dia baru saja merasakan kejantanan Dean di sofa sebelumnya.

Bermula saat Vera yang baru keluar dari kamar mandi, dia langsung dicegat oleh wanita cantik yang sejak awal merekam ketika Vera digarap oleh Dean.

Dia masih tetap merekam, menyambut dan memasangkan satu set Strap Collar kulit berwarna hitam ke dada dan pinggang Vera.


Berfungsi sebagai pengganti BH dan celana dalam untuknya, hanya saja di bagian putingnya tak tertutup dan sengaja terbuka.


Tak lupa dia memasangkan Gag Mouth yang turut membentang menutupi hidung hingga kebelakang kepala Vera, memastikan mulut gadis blasteran itu terus mangap.





Setelah selesai memasang atribut-atribut tersebut dia juga memasang Belt dengan rantai ke leher Vera guna menyempurnakan penampilannya, lalu segeralah dia suruh Vera berjalan merangkak mengikutinya.



Menyaksikan kondisi Vera yang benar-benar dibuat seperti Sex Slave seperti film porno Jepang dan direndahkan sekali langsung menjadikanku geram.


Aku tak suka setiap kali Vera direndahkan dalam keadaan apapun!


Asal kalian tahu saja aku sering membalas komentar orang-orang yang menghinanya di Instagram juga sering menyamperi mereka yang menyiuli atau berceletuk mengatainya lonte yang terdengar olehku ketika sedang jalan berdua.


Namun Vera mengaku padaku jika dia suka sekali dibuat begitu dan dia menikmatinya, bahkan memeknya basah sekali ketika itu.


Vera hanya bisa merangkak dengan wajah tertunduk saat dia digeret seperti binatang peliharaan oleh pacar Dean untuk dibawa kesebuah kamar.





Setibanya di depan kamar yang dimaksud, wanita yang dari panggilan Dean bernama Sofie ini membuka pintu dan membawa masuk Vera, dimana di dalam kamar ada Dean yang sudah telanjang bulat telah menunggu sambil mengocok kemaluannya tiduran diatas ranjang.

Kontolnya telah mengacung keras, dia menyaksikan saja saat Sofie menyuruh Vera duduk dikursi lalu memborgol tangannya ke belakang.


Menjadikan Vera terduduk dengan tangan terikat kebelakang dalam posisi mengangkang menghadap langsung ke Dean dikasur.

Disinilah hal mengagetkan itu terungkap dan entah apa perlu aku ceritakan ini atau tidak, yang jelas saat Sofie membiarkan Vera duduk disana, dia berjalan melenggok menghampiri Dean lalu berciuman mesra sebagaimana pasangan kekasih.

Tak ada yang aneh, Dean meladeni cumbuan mesranya pada wanita yang sedang memakai daster pink itu sambil terus beronani.


Dari yang terlihat Vera tampaknya sengaja dibiarkan menonton Dean dan kekasihnya bercinta dengan kondisi lidah terjulur dan mata sayunya, gadis cantik itu terduduk dengan pandangan yang kosong menatap mereka yang tengah bermesraan diatas ranjang.


Diawal aku sangat antusias melihat mereka saling tindih berpelukan dipenuhi badai nafsu yang tampak sudah menggelora, karena pacarnya Dean pun sangat cantik dengan kulit putih, hidung mancung dan badan yang sintal.

Namun saat Dean membuka seluruh daster dan dalaman pacarnya, aku langsung kaget sekaget-kagetnya mengetahui bahwa si Sofie ini ternyata laki-laki!

Aku mundur dari kursi menjauh dari komputerku saat melihat itu, kepalaku berputar-putar saat mengetahui hal-hal yang tidak bisa diterima nalar seperti ini, dalam hati menanyakan sejuta pertanyaan yang tiada berjawab.

Sadar bahwa dunia yang aku tinggali ini memiliki begitu banyak friksi yang sangat aneh.

Vera pun hanya diam saja memelukku karena dia yang ada di monitor juga terlihat kaget sekali.

Gairahku yang tadinya bangkit saat menonton Dean menghajar Vera disofa mendadak berbalik tidak Mood.

Aku jadi malas menonton kelanjutan videonya dan berniat melupakan ini semua, menganggap cerita petualangan Vera dan Dean tak pernah terjadi.


Tapi setelah berdiskusi dengan diriku sendiri sambil membelai gadisku yang sangat kusayang, aku meyakinkan bahwa fokusku hanya di Vera, maka aku pun melanjutkan menonton video itu dan men-Skip adegan yang tak melibatkan Veranya.

Ekspresi Vera sama denganku, dia kaget yang betul-betul kaget!

Siapa yang curiga melihat Sofie yang tampak bak boneka Barbie berkulit mulus, dengan payudara yang membulat serta pinggul yang melengkung ternyata adalah seorang Shemale?

Melihat dilayar monitor saat Sofie memepetkan kontolnya ke kontol Dean bertumpuk, lalu mengocoknya bersamaan dalam satu genggaman tangan membuatku muak!




Sambil melakukannya sesekali si Sofie ini melirik-lirik kearah Vera dan berciuman bibir dengan Dean.

Aku terus melewati videonya, karena saat itu adegan mereka masih seputar Dean-Sofie dan hanya sesekali kamera yang digenggam waria itu mengarah ke Vera untuk memantau ekspresinya.

Yang mana ekspresinya selalu sama, kaget melihat dua orang makhluk sejenis yang saling berposisi 69 menghisapi batang mereka satu sama lain.

Ini adalah sebuah pengalaman yang baru untuk Vera, bahkan dengan jam terbangnya dan dunia kelam Free Sex dimasa lalunya, Vera tetap mengaku ini sebuah pengalaman yang unik dan aneh untuknya, bahkan saat kupercepat lagi, Dean sudah mengentoti Sofie dengan gaya anjing kawin.

Pantaslah dia begitu tertarik dengan anus Vera dan terlihat tak tertarik dengan vaginanya, dan ini membuat aku aneh seolah ada pakem di kaum Gay dan alasan kenapa mereka tak tertarik sama sekali dengan kemaluan wanita, hingga ketika melakukan seks dengan wanita utuh sekalipun mereka masih saja menyodominya.

Dean menuntun Sofie berdiri membuat wanita Trans itu berjalan pelan kearah Vera karena di anusnya kontol Dean masih kokoh menancap.

Setelah posisi Sofie berdiri mengangkangi Vera, Vera yang saat itu masih terduduk di kursi langsung sejajar dengan kontol Sofie dan tampak sudah mengacung mengarah ke mulut Vera yang menganga tanpa pertahanan.


Vera sudah tahu apa yang akan terjadi, gadis cantikku pun hanya bisa memejamkan matanya.

Dean mendorong pinggul Sofie dan mengarahkan kemaluan Sofie masuk kedalam mulut Vera, Vera agak keselek saat awal karena dia menohok kelaminnya langsung ke rongga terdalam mulut gadisku.

Mulut Vera juga tak bisa mengatup karena dipasangi Gag Mouth, dan waria itu mulai mengentoti mulut Vera mengikuti irama Dean yang juga sedang mengentotinya dari belakang sambil berdiri.

Sofie mendesah dengan suara wanita yang dibuat-buat, jelas sekali suaranya menggunakan nafas hidung seperti waria pada umumnya.

Vera pasrah menatap mata Sofie diatasnya, sambil mulutnya terus disodok olehnya.

" GEKK... EEKKK.. GEKKK... " suara yang keluar dari mulut Vera ketika terus dicekoki kontol Sofie.

Tak lama Dean mencabut penisnya lalu beralih ke Vera.

Dia membuka besi yang menahan mulut Vera itu lepas, dan menyuruh Vera menghisap kontolnya.


Vera tak memprotes, dia langsung mengemut kontol Dean tanpa peduli bahwa benda itu baru saja dari mana.


Tatapan matanya menunjukan totalitas yang luar biasa dan terus melakukan Ass to Mouth dengan penuh penghayatan.


Dean meleguh saat disepong Vera meskipun tanpa menggunakan tangannya. Beberapa lama mereka saling bergantian, Dean mundur sementara digantikan oleh Sofie yang turut ingin merasakan hisapan Vera.


Disinilah aku kembali ereksi, melihat Vera yang kini sedang mengulum penis Sofie membuatku tak percaya.


Mata gadis itu terus menatap ke wajah 'cantik' Sofie tetap memberikan hisapan terbaiknya.


Dean memutar ke belakang Sofie yang sedang asiknya diemut-emut untuk kembali menyodominya, lelaki dengan tato di dada kekarnya itu menarik kedua tangan Sofie dan mulai mengentotinya dengan tempo cepat.

Sofie mendesah-desah sementara Vera kesulitan menyepong kemaluan waria itu berhubung tubuhnya tersentak-sentak liar akibat penetrasi Barbar Dean di belakangnya.

Menit-menit berikutnya Dean menarik Sofie ke pinggir ranjang, dia menaikkan sebelah kakinya diatas kasur dan mempercepat lagi genjotannya.


Sofie mengerang-erang ditumbuk dengan RPM tinggi oleh Dean, Vera dibiarkan menganggur karena Dean ingin serius menikmati pasangan sejenisnya dulu.


Sebuah pemandangan yang aneh, dimana seorang wanita tulen yang amat cantik seksi dan sempurna malah dianggurkan seolah dipaksa menonton hubungan sesama jenis tepat di depan matanya secara langsung.

Dean meleguh bersamaan dengan teriakan histeris Sofie, dia membenamkan dalam-dalam kontolnya sebelum mencabutnya.

Tampaknya dia baru saja ejakulasi di dalam pantat waria itu, dan seketika Dean langsung menghampiri Vera kemudian menarik gadis berbuah dada bulat tersebut dengan kasar dan membenamkan wajahnya kepantat Sofie!


Aku terdiam dan kaget melihat kekasaran Dean yang memaksa Vera menjilat dan menyeruput sperma yang perlahan lumer dari anusnya.


" Tampung semua dimulut lo!!.. " perintah tegas dari Dean saat itu.

Vera melakukannya, dia bercerita jika perasaannya membara sekali karena Vera bilang itu yang pertama kalinya dia dipaksa menyeruput sperma dari dubur seseorang dan bahkan dia tak ragu untuk menelannya!


Setelah Sofie merasa bahwa semua sperma Dean sudah keluar dari lubang pembuangannya dan habis ditelan oleh si cewek bule, mereka sama-sama tertawa puas melihat ekspresi Vera yang kini terduduk bersimpuh dengan pandangan memelasnya yang sayu menggoda itu.

Mereka berdua pun berciuman merayakannya, Vera hanya bisa menatap mereka yang berdiri di depannya dengan pandangan pasrahnya.


Disini aku kembali menjadi sangat kesal melihat gadis yang sangat kusayangi ini benar-benar mereka lecehkan dengan menjadikannya seolah hanya tempat pembuangan peju saja.


Dan aku agak menyesalkan kenapa pula Vera mau-mau saja menelan cairan hina itu dari lobang yang hina pula.

Cukup lama Dean dan Sofie berciuman penuh nafsu sambil menatap Vera sengaja memamerkan kemesraan mereka.

" Mas, aku mau main-main bentar sama dia, boleh ya?.. " ujar Sofie sembari mengelus-elus dada bertato Dean dengan mesra.

Dean mengangguk lalu mencium bibir 'wanita' cantik itu dan kini bergantian memegang kamera merekam.

Sofie jongkok dan mengelus-elus rambut pirang alami Vera, Vera menatap dengan pasrah dimana tangannya dari tadi masih terborgol kebelakang.

" Kamu cantik banget.. " komentar Sofie sebelum mencium bibir Vera ganas.

Normalnya Vera akan menolak jika dipaksa berlesbian, tapi mungkin ada pengecualian untuk yang satu ini, maka Vera pun membiarkan dirinya dipagut oleh wanita jejadian itu.

Sofie mencium Vera dengan buas, kedua tangannya memegangi wajah Vera dan lidahnya menari-nari di dalam rongga mulut Vera, seolah mencari sisa sperma yang tadi.

Tak lama, adegan yang tadinya cukup menggairahkan dimana aku sempat menganggap Vera berciuman dengan sesama wanita cantik seakan sirna saat Sofie berdiri memperlihatkan batang kontolnya yang menghunus tepat di wajah bule Vera.

Aku baru melihat dengan detil saat Dean meng-Close Up kemaluan Sofie, sadar bahwa kepala kontolnya berdiameter sangat besar! Bahkan jauh lebih lebar dari punya Krisno dulu.

Vera tak memperdulikannya, entah itu lelaki tulen atau bencong asalkan berkontol dia tetap akan meladeninya, malah Vera mengaku dia terangsang sekali berhubung ini benar-benar pertama kalinya dia melayani waria.

Vera menjilati kepala kontol Sofie sambil mencucuki ujung lidahnya masuk ke lubang pipisnya lalu menggelitikinya hingga membuat si lelaki yang mengimplan dadanya dengan silikon itu mendongak keenakan akan sensasinya.



Aku pun terdiam menontonnya dan balik fokus dengan permainan mereka berdua.

Sofie membuka kunci borgol ditangan Vera agar memaksimalkan Vera menyervis kontolnya.


Dan jelas Sofie langsung mendesah-desah saat Vera memainkan teknik terbaiknya dengan mengemut ujung kepala penisnya sementara gagangnya dia kocok-kocok dengan lembut.

Karena sejak dientoti Dean sebelumnya Sofie sudah ON, maka dia sepertinya jadi tak bisa berlama-lama, apalagi hisapan Vera sangat ganas dan tahu sendiri seperti apa.

Sofie melepaskan kontolnya dari mulut Vera lalu mengambil jari lentiknya, dia emut jari-jari Vera dimulai dari jari kelingking, jari manis dan seterusnya dengan amat lembut juga penuh penghayatan.


Vera diam membiarkan jari-jarinya yang sangat lentik itu diemut oleh Sofie hingga basah kuyup dengan ludahnya.

" Kuku kamu panjang bener.. Ahh ini pasti enak.. " komentar dia masih mencucup-cucup jari-jari panjang Vera bak mencucup tulang ayam untuk menikmati kaldunya.


" Masukin jari kamu ke ujung penisku dong cantik.. " ujar Sofie mengarahkan jari Vera masuk ke kepala kontolnya.

Darahku berdesir melihat ini, aku yang dari tadi ereksi-turun-ereksi-turun melihat adegan yang seperti Dejavu ini kembali terangsang.

Ya, dulu sekali Vera pernah melakukannya ketika bersama Krisno beberapa kali sebelum aku sabotase karena takut berdampak ke psikologis gadis luguku.


" AHHH!!!... " erang Sofie ketika jari telunjuk lentik Vera dengan mudah masuk ke Urethra nya.


Vera menatap wajah Sofie yang menikmati tusukan jarinya dengan mata terpejam, tiap kali melakukan ini aku selalu melihat wajah Vera yang antusias sekali, mungkin dia penasaran seperti apa nikmat yang didapat oleh para pria ketika dia melakukannya.


Jari telunjuk Vera masuk mentok ke dalam kontol Sofie dengan lancar, menandakan jika waria ini sudah begitu sering melakukan Sounding di penisnya sendiri atau mungkin dibantu Dean yang sedang menge-Zoom adegan tersebut.


Kutatap Vera yang menggigiti bibir bawahnya sendiri ketika menontonnya, kupeluk saja dia yang saat itu sedang memakai Tanktop dan tanpa bawahan sama sekali duduk di pangkuanku.

Vera menyuruhku tidak menskipnya, dia bilang ada sesuatu yang mengejutkan setelahnya. Karena penasaran maka kutonton saja sambil mencumbui tubuh sintalnya.


Sekian menit akhirnya aku tahu apa yang Verani maksud, Sofie menyuruh Vera memasukkan satu lagi jarinya ke dalam lubang kencingnya dan membuatku kaget sekali!


Bahkan Vera mengaku terkejut, dia hanya bisa menurutinya dan awalnya ragu apa bisa dua jarinya yang panjang-panjang itu benar-benar bisa masuk ke dalam kontol si waria.


Setelah meludahi jarinya agar basah Vera pun mencobanya, pelan-pelan dia sibak lagi lubang kencing itu dengan kuku panjangnya.


Aku mengernyitkan dahi dan mencipitkan mataku turut merasakan ngilunya saat jari telunjuk serta jari tengah Vera mulai menyeruak masuk ke Peehole Sofie.





" SSHHH!! Terus cantik... " erang Sofie ketika Vera mencoba percobaan pertamanya yang agak sukar karena kita sedang berbicara dua jari, bukan satu seperti awal tadi.


Kupeluk gadisku erat-erat dengan ngilu melihat dia mencoba di percobaan keduanya.





Vera melebarkan lagi lubang kencing Sofie memposisikan agar jarinya benar-benar bisa masuk dengan sekali tolakan kali ini.


Setelah memantapkan posisinya, barulah dia 'membelah' lagi lubang tersebut dengan kuku tajamnya kemudian mendorong masuk dua jari paling besarnya kedalam saluran kencing sang Shemale.


Kami sama-sama terdiam menatap ke monitor, terutama aku yang sepanjang jari Vera menekan masuk, tak henti-hentinya aku mengkerutkan wajah membayangkan bagaimana bisa dua jari itu masuk ke lubang penis.


Dan jawabannya memang bisa!


Dua jari Vera benar-benar masuk ke dalam lubang kencing Sofie dan dia langsung menyuruh Vera melakukan penetrasi yang membuatnya kelojotan keenakan.





Dean terus merekam adegan tersebut dimana jari telunjuk dan jari tengah Vera maju-mundur di dalam kontol pasangan sejenisnya.


Dan beberapa kali juga dia menyorot kontolnya kembali menegang sambil sesekali meremasi pantat semok Vera yang menganggur.



" Terus sayang.. Ahhh enaknya jarimu cantikk.. " ringis Sofie tak karuan.

Jelas bahwa kuku panjang Vera itu membuatnya ngilu karena kini bergesekan dengan bagian dalam kontolnya.


Terlihat dari wajah 'cewek bangetnya' yang pasti membuat siapa saja kecele itu tampak amat keenakannya.


Bahkan dia meminta Vera agak menekuk ruas jarinya ketika menarik-mundur agar kuku Vera bergesekan dengan dinding dalam saluran kemihnya yang sontak membuat Sofie menjerit menggila merasakan sensasinya.


Vera menggigiti bibir bawahnya sendiri sambil tangan kirinya meremas kantung zakar Sofie mengimbangi kocokan laki-laki berbuah dada besar itu.


Wajah gadisku sudah layu dan dia mulai gelisah menggesek-gesekkan rapat pahanya menandakan jika memeknya sudah gatal.


Cukup lama jari Vera di dalam batang Sofie, hingga kegilaan mereka berlanjut.

Kali ini Sofie mencucup puting susu besar Vera yang telah ereksi itu, Vera mendesah dengan desisannya karena Sofie tampak mengemut putingnya kuat dan amat bernafsu sekali.



Puas melahap puting Vera hingga membuatnya basah, Sofie kemudian menyuruh Vera menopang sebelah toket bulat padatnya dengan tangannya.

Lalu dia mengarahkan kontolnya kembali ke toket Vera, Vera semakin mendesis tak karuan saat sadar bahwa Sofie bermaksud memasukkan puting panjangnya itu masuk kedalam lubang kencingnya!


Aku bahkan tegang maksimal membayangkan sebentar lagi Vera akan mencoba menusuk lobang pipis waria itu dengan puting runcingnya.


Vera memulainya, dia awali dengan menggeseki putingnya ke sekujur 'palkon' terbelah Sofie yang membuatku berdebar-debar.




Vera melingkarkan tangannya ke leherku dalam pangkuan lalu mencium bibirku ketika itu.


Dia sudah tak lagi menatap ke monitor dan hanya fokus mencumbuiku sementara aku tetap melihat ke layar dari celah bahunya karena penasaran.


Puting Vera sudah tegang sekali, maka dalam sekejap tahu-tahu puting Vera sudah 'digigit' saja oleh kontol Sofie!





Aku memalingkan sejenak wajahku dari ciuman bibir Vera ingin menyaksikan momen itu yang benar-benar mendebarkan.


Vera tersenyum melihat ekspresiku dan dia mencium-cium leherku mulai membisikiku kata-kata nakalnya yang membakar libidoku.


" Yang... Puting panjangku dimakan sama kontolnya.. "


" Gimana perasaan kamu yang? Shhh.. " bisiknya terbawa nafsunya sendiri dan aku pun benar-benar terangsang.


Vera pelan-pelan memaju-mundurkan kontol Sofie membiarkan kontol si waria itu menggigit-gigit putingnya.





Dan Sofie menohok-nohok kontolnya dengan ditopang oleh tangan Vera hingga terlihat dirinya seperti sedang mengentoti toket gede si gadis berkulit putih secara tidak langsung.


Vera mendesah-desah menggila, lagi-lagi gadis cantikku itu mendapatkan pengalaman yang tak pernah dia dapatkan sebelumnya.


Akhirnya permainan gila Vera dan Sofie berakhir dengan klimaks yang luar biasa, Sofie ejakulasi di klitoris Vera!


Ya, waria itu juga melakukan hal yang sama dengan memasukkan itil Vera yang tegang kedalam lubang kencingnya dan mengentotinya sama seperti dia mengentoti puting Vera.

Vera mengaku jika dia mendapatkan multi orgasmenya dengan cara yang berbeda karena klitorisnya justru terasa makin membengkak ketika berada di dalam kepala kontol lawan mainnya dan makin menyumbat ledakan sperma Sofie yang harusnya meledak keluar.

Ketika Sofie menarik keluar kontolnya barulah terlihat leleran spermanya meluap-luap keluar membasahi klitoris pink Vera yang betul-betul membesar berkali-kali lipat dari ukuran aslinya.


Dean tertawa sangat puas sekali melihat permainan pacarnya dengan Vera.


Aku pun sudah menyetubuhi Vera dalam pangkuanku sambil kami berciuman ganas dalam posisi WOT dan berejakulasi di dalam memeknya.


Sementara Dean menyendoki sperma Sofie yang tumpah di mulut vagina Vera, lalu menyuapinya ke mulut Vera agar dia menelan peju waria itu.

Dean mencium kekasihnya dan memberdirikannya kemudian bersama-sama mereka menatap ke Vera yang tergolek di karpet dengan mata memutih dan memeknya terlihat berkontraksi hebat atas klimaks unik yang dia rasakan.

Namun permainan mereka masih jauh dari selesai karena hari itu hanyalah hari perkenalan saja untuk Vera.


Tak lama Vera mereka telanjangi dari pernak-pernik dan Collar yang menghiasi tubuh mulus dan montok Vera, merebahkannya di kasur lalu Dean kembali menyetubuhi Vera.


Mereka ber-Threesome, dan itu adalah Threesome teraneh yang pernah aku lihat.


Karena mereka benar-benar melakukan seks tiga arah, mereka saling bertukar peran, tak hanya Sofie dan Vera yang di entoti oleh Dean, tapi Vera juga mengentoti mereka berdua!


Melihat bagian dimana Vera mengentoti Dean dengan dildo di pinggang membuatku kembali teringat akan mas Krisno.

Juga hari itu adalah pertama kalinya Vera dientoti oleh bencong, waria, atau apapunlah istilahnya.

Ternyata Sofie yang 'melambai' itu bisa sangat ganas ketika menyodomi Vera, karena memang wujud aslinya adalah pria dengan insting jantannya.


Bahkan seorang bencong pun tetap jatuh cinta dengan kecantikan yang Vera miliki.


Mereka bertiga benar-benar tak berhenti-hentinya melakukan hubungan seks yang berantai hingga tengah malam.


Di penghujung permainan, Vera yang sudah sangat kelelahan karena terus menerus orgasme harus rela di Sandwich oleh mereka berdua di ujung permainan, lalu barulah dia dibiarkan beristirahat.

Sofie mengelus wajah Vera yang tampak sudah kehilangan kesadarannya, matanya sangat redup kelelahan, Dean yang tadi keluar menyiapkan ‘kasur’ untuk Vera pun telah kembali masuk ke kamar.


Dean membawa sebuah kasur karet transparan, Vera digotong Dean turun dari ranjang dan ia menidurkan tubuh moleknya yang sudah tak berdaya diatas bantalan karet itu.


Sementara Sofie yang bertugas menutup seluruh tubuh Vera dengan lapis kedua di kasur aneh tersebut.


Mereka saling bahu membahu menyetel posisi Vera dan benar-benar menutupnya dengan rapat menyisakan bagian mulutnya saja.


Dean lalu memencet sebuah knop yang terhubung pipa di pinggir bawah kasur karet itu, secara otomatis ternyata kasurnya mulai mengempis dan mem-Press tubuh Vera yang terbujur di dalamnya!


Aku baru sadar ternyata saat itu Vera mereka biarkan terkunci di Vacuum Bed.



Vera benar-benar tak bisa bergerak, matanya sesekali membuka dan melirik kedua laki-laki yang tertawa puas melihat ketidakberdayaannya, bahkan sisa sperma mereka belum dibersihkan dari selangkangan Vera.

Dean dan Sofie pun mematikan lampu dan beranjak naik keatas kasur empuk untuk tidur, sementara Vera mereka biarkan tidur dilantai dalam posisi terpatri seperti itu.


Padahal diawal Dean benar-benar memanjakan Vera dengan permainannya.


Semalaman Vera mengaku sama sekali tak bisa tidur dan merasa tak nyaman akan kondisinya yang mana dia tahu ini masihlah awal dari minggu yang panjang itu.

..............................

1 comment:

  1. Ngaceng2 ga tuhh Dean ngeliat Vera yang pantat nya Maha Sodomi

    ReplyDelete