Sunday, March 1, 2020

CHAPTER 11 : JUST NORMAL DAY


Jam 10 tak terasa panas matahari mulai menyengat, aku dan Vera sedang di jalan pulang setelah tadi jalan-jalan dari Car Free Day.

Sebenarnya sih minggu pagi ini aku mau mager-mageran saja dirumah berduaan dengan Vera, tapi setelah ‘asmara subuh’ melihat matahari pagi yang cerah, Vera mengajakku ke CFD dari pada bete katanya, ya sudah aku ikut saja.

" Sayang jangan lupa ke Giant.. " dia mengingatkanku untuk belanja mingguan.

" Ehh iya.. " aku langsung membelokkan mobil di persimpangan mengubah arah ke supermarket.

" Duh ampir lupa, untung kamu ingetin.. " kataku yang untungnya mobil kami belum masuk di jalur One Way.

Sesampainya di Giant aku dan Vera langsung mengambil troli lalu berkeliling untuk borong membeli keperluan mingguan.

Kami sekarang benar-benar mandiri, masak, mencuci piring, menyapu, membersihkan halaman semua kami kerjakan berdua, mungkin hanya pakaian saja sih yang masih menggunakan jasa laundri.

" Sayang kalo liat bumbu omelet masukin troli ya.. " kata Vera padaku.

" Mau masak omelet yang?.. " tanyaku sambil melihat deret rak-rak bumbu.

" Iyaa, gak suka omelet ya?.. "

" Suka-suka aja kok kalo kamu yang masak.. " jawabku seadanya.

" Hmmm... Bisa deh.. " senyum Vera kemudian menggandengku.

Kami terus berkeliling-keliling mencari bahan-bahan makanan yang dibutuhkan, sepulangnya dari liburan kami 2 bulan yang lalu aku minta Vera mulai belajar memasak dan entah kenapa dia mau.

Mungkin setelah melihat pengorbananku ketika menuruti kemauannya saat di LA dulu hingga membuat Vera ingin melakukan hal yang sama dan tak mau lagi mengecewakanku.

Karenanya dia sekarang jadi menurut sekali dan tak bandel lagi.

Hanya dalam kurun waktu itu Vera sudah bisa memasak beragam makanan, walaupun rasanya masih biasa saja tapi aku suka dengan kegigihannya untuk belajar, terlebih dia belajar secara otodidak murni dari menonton Youtube saja, tanpa ikut bimbel, Kitchen Clinic dan sejenisnya.

Vera bilang sih sejak SMP dia memang sudah biasa memasak ketika di Bandung dulu, tapi setelah pindah ke Jakarta dan hidup ngekost dia tak pernah lagi memasak.

Awalnya ini merupakan saran dari psikiater yang menyuruhku untuk mencarikan dia kesibukan setelah aku berkonsultasi lagi.

Maka iseng kusuruh Vera coba memasak, pada saat itu dia mengangguk dan kupikir dia hanya mengangguk-angguk saja seperti kebiasaannya, tapi diluar dugaanku dia malah menggiatinya!

Aku tak menyangka dengan keseriusannya, senang sekali melihatnya yang begitu uletnya mendalami sesuatu dan itu benar-benar mengalihkan dia dari sifat liarnya yang sudah kita sama-sama ketahui seperti apa.

Sontak waktunya yang tadinya selalu dia gunakan berdiam diri dikamar dengan memainkan ponselnya kemudian bermasturbasi kini drastis berkurang.

Karena hari-harinya sekarang benar-benar dia habiskan di dapur untuk mengulik dan mencoba masakan-masakan baru.

Rasa-rasanya aku berhasil mengarahkan Vera kearah yang positif, karena sejak awal aku memang tahu jika dia bisa diarahkan, hanya saja butuh proses yang tidak instan dan memerlukan pendekatan yang benar-benar tepat.

" Nugget apa sarden?.. " kata Vera menoleh kearahku yang sedang memandanginya wajah seriusnya yang tengah memilih makanan.

Aku pun segera membuang muka karena sesaat tadi aku terbius dengan kecantikannya yang tak pernah habis untuk terus membuatku terkagum-kagum.

" Nggg... Terserah kamu aja deh yang.. " jawabku.

" Iiih terserah terus jawabnya.. " balasnya bete sambil meletakkan kaleng sarden yang tadi ia pegang.

Aku mengambil kaleng sarden dan nugget kemudian mulai membandingkan, sebenarnya yang mana saja tak masalah untukku tapi berhubung Vera ini masak untuk membuatku senang maka aku memilih nugget saja.

" Nugget aja sayang.. " kumasukkan nuggetnya ke troli.

Sekarang gantian, Vera yang dari tadi sibuk melihat ke rak belanja kini balik menatapku kemudian senyum begitu aku menoleh kearahnya.

" Cium aku yang.. " bisiknya merapat ketubuhku.

" Banyak orang sayang, jangan ah.. " kuhindari wajahku yang sudah dekat sekali dengan wajah Vera karena dia menyosorku tanpa ragu sedikit pun.

Karena banyak sekali orang di lorong belanja kami yang juga sedang memilih belanjaan mereka.

Gadis berambut pirang ini hanya memanyunkan bibirnya merajuk saat aku langsung mengajaknya berjalan kearah Stand ikan segar dan buah-buahan.

Dan ya, rambut Vera sekarang sudah balik kewarna aslinya, pirang.

Sebenarnya sih Vera bilang dia lebih nyaman dengan warna yang agak gelap, tapi saat aku bilang bahwa ia tak perlu malu dan jadilah diri apa adanya maka dia pun jadi percaya diri tak menghiraukan apa kata orang lagi.

Aku akui, dalam kondisi normal saja memang orang selalu menoleh kearahnya dan sekarang jadi makin-makin setelah warna rambutnya kembali ke warnanya yang asli ini.

Lagi pula dengan warna rambut aslinya yang sekarang Vera jadi terlihat benar-benar seperti cewek Eropa pada umumnya.

Wajah cantiknya jadi terlihat lebih dewasa dan kesan seksinya semakin terpancar dengan rambut panjangnya yang berwarna Platinum Blonde itu.

Tadi saja di CFD Vera jadi tontonan orang yang lewat, dia yang sedang berpakaian santai dengan kaos putih tanpa lengan dan Hotpants yang mempertontonkan paha putih dan kaki jenjangnya benar-benar membuat setiap mata tertuju kearahnya.



Apalagi anak-anak kecilnya banyak yang menunjuk-nunjuk kearah Vera kemudian meneriakkan ‘bule-bule’ yang membuat aku dan Vera hanya tersenyum saja kearah mereka.

Meski dulu awalnya aku risih dengan itu tapi semakin lama aku mendampingi Vera, aku jadi terbiasa dan mulai cuek dengan hal tersebut.

Walaupun banyak juga yang menatapku seperti mencibir ketika melihat aku berjalan bergandeng tangan dengan Vera hingga membuat aku sempat krisis percaya diri awalnya, tapi aku tetap baik-baik saja dan sekarang telah jauh lebih kuat dari pandangan-pandangan seperti itu.

" Emang bisa kamu masak cumi yang?.. " tanyaku pada Vera saat dia menaruh cumi-cumi segar ke timbangan.

" Entar aku ulik, cumi-cumi saos tiram ya?.. " jawabnya sambil senyum kearahku.

" Hahaha, ada-ada aja kamu sayang.. Iya deh boleh.. "

" Udah cakep, pinter masak.. Idaman banget deh.. " ujarku tersenyum dan kemudian kucubit hidungnya gemas.

Vera tersipu mendengar pujianku itu lalu mulai bermanja-manja lagi.

" Ciuuuuum.. " ujarnya memanyunkan bibirnya manja dan mendekatkan wajahnya lagi ke wajahku.

Aku panik dan langsung mendorongnya pelan kemudian kulihat kearah pelayan yang lagi menimbang cumi yang dipilih Vera tadi di depan kami, kuatir dia mendengarnya.

" Astaga si Vera ini, untung mas pelayannya gak denger.. " rundungku dalam hati.

Mas pelayan ini tampak tak menoleh lalu tetap memotong-motong kecil cumi-cumi yang kami beli barusan, karena tadi Vera mengatakan itu tanpa berbisik dan langsung mau nyosor saja.

Vera memasang muka merajuk padaku.

Setelah dari situ kami juga membeli beberapa buah segar dan barulah kami bersiap mengantri untuk membayar.

" Ehhh sini sayang ada yang kelupaan...  " celetuk Vera menggandeng tanganku yang sedang mendorong troli belanjaan.

Dibaris perlengkapan, rupanya Vera mencari parfum ruangan, gadis bertubuh langsing dan padat itu mulai memilih-milih wangi yang cocok.

" Sayaang ini gimana wanginya?.. " panggilnya meminta pendapatku.

" Manah?... " aku mendekat kearahnya yang ada di pojokan.

" Yah jangan bau melati dong sayang, kayak bau kuntilanak tau.. " ujarku padanya.

" Iya juga ya, mana kita cuma berdua dirumah, apalagi aku yang sering kamu tinggal sendirian.. " Vera menanggapi sambil menyindir aku yang sering pulang malam karena nongkrong.

" Yaudah gimana kalo bau apel aja?.. " lanjutnya.

" Nah yaudah apel aja, sini masukin.. " langsung kumasukkan pengharum ruangan itu ke troli.

" Yuk bayar.... " ajakku kemudian meninggalkan tempat.

Pada saat aku akan mendorong troli Vera menahan tanganku, lalu ketika aku berbalik kearahnya seketika itu pula Vera mencium bibirku!

Aku terkunci beberapa saat sebelum akhirnya dia kudorong.

" Ver, ada CCTV loh.. " ucapku serius kearahnya tak membenarkan aksinya barusan.

Memang posisi kami saat itu ada di pojok paling ujung, dan saat ini tak ada orang yang belanja kepojokan kami, tapi jelas saja aku khawatir.

" Enggaaa, gpp.. Gak usah peduliin.. " jawabnya langsung merapat dan melingkarkan tangannya di leherku.

" Cepet yang ciuum aku!!... " Vera menolehkan wajahku dengan telapak tangannya karena aku terus celangak-celinguk.

Kutatap wajahnya yang sudah dekat sekali dengan wajahku, Verani menatapku dengan mata sayunya dan mendesis menungguku untuk segera mencumbunya di tempat umum ini.

Namun menyadari dia yang sedang kumat aku berusaha mendorongnya tapi anehnya aku kalah tenaga dari dia yang sekarang!

Melihat aku yang tak mau mencumbunya, gadis yang sedang memakai kaos putih tanpa lengan ini pun nekat langsung menyosor sendiri bibirku.

Kami pun berciuman, berdetik-detik Vera memagut bibirku sementara aku benar-benar dilanda perasaan was-was yang teramat.

Takut sewaktu-waktu ada yang lewat di lorong kami kemudian menggerebek aksi Vera ini.

Vera terus menciumku, ia memejamkan matanya dengan tangan melingkar di leherku sambil sedikit berjinjit karena aku lebih tinggi darinya, dan Vera sama sekali tak peduli sekitar.

Tak lama ketakutanku terbukti, aku mendengar derap langkah dibaris rak belakang kami mendekat!

Langsung kudorong pelan Vera dan seketika aku berbalik badan menyamping pura-pura melihat-lihat sebotol parfum.

Benar saja seorang ibu-ibu dan anaknya langsung nongol lalu mulai melihat parfum di baris yang sama dengan kami.

Aku menarik nafas lega karena aku tepat waktu melepaskan ciuman Vera tadi, 3 detik saja aku telat mendorongnya sudah pasti kami ketahuan.

Tak bisa kubayangkan tadi bagaimana jika ibu-ibu itu benar-benar melihatnya.

Coba bayangkan sedang berbelanja di supermarket namun tiba-tiba malah mendapati ada dua muda-mudi sedang berciuman bibir di salah satu biliknya.

Aku sendiri tak tahu akan bereaksi seperti apa jika kita balik posisinya.

Sementara Vera yang berada di sebelahku menatapku sambil menggigit bibirnya dan tangannya mencengkram kaosku masih ingin menarikku merapat ke dirinya!

Aku langsung menarik tangan Vera yang masih menatapku dengan wajah sange nya kemudian kuajak dia keluar dari baris dipojokan itu.

Sambil mengantri pembayaran Vera hanya memasang lagi muka merajuknya sambil menggandeng tanganku dan menyandarkan kepalanya dibahuku.

Setelah membayar kami pun segera bergegas pulang kerumah.





..............................

Sesampainya di rumah aku langsung mengeluarkan belanjaan kami tadi dan membawanya ke dapur.

" Sayang aku cuci mobil dihalaman ya.. " pamitku pada Vera yang lagi memasukkan beberapa buah-buahan ke kulkas.

" Iya sayang, ntar aku bikinin teh hangat ya.. " jawabnya.

" Perhatian banget deh sayang aku nih.. " kuhampiri dia lalu kukecup bibirnya mesra.

Aku segera kedepan mengambil selang dan mulai menyuci mobilku yang sudah semingguan ini malas kucuci karena sekarang masih musim hujan, tiap keluar rumah ya pasti langsung kotor, makanya bete juga tiap nyuci besoknya langsung kotor.

Tapi berhubung hari ini cerah dan aku juga lagi senggang ya sudah maka kuputuskan mencuci mobilku.

Kutaruh ponselku di meja lalu kuputar musik yang bisa membangun Mood di siang ini, tak berapa lama Vera datang membawakan roti dan teh hangat.

" Nyanyi-nyanyi seru banget kayaknya yang, sampe kedalem loh suara kamu... " ujar gadis cantikku ini bawel sambil meletakkan sepiring roti dan segelas teh ke meja.

" Hahaha masa?.. " kataku menoleh kearahnya karena dari tadi aku memang nyanyi-nyanyi saja dengan cuek sambil mengelap dan menyabuni mobilku yang sejak masuk SMA belum kuganti.

Aku jadi gagal fokus dengan pakaiannya, bajunya sih masih sama seperti yang dia kenakan di Car Free Day tadi, kaos Sports tanpa lengan berwarna putih.

Hanya saja kali ini Vera sudah tak memakai dalaman lagi yang tampaknya BH nya sengaja dia lepaskan dulu sebelum mengantarkan makanan ini untukku.

" Tuh kan mulai mancing-mancing kamu sayang... " komentarku sambil melihatinya yang kini tegak sambil tersenyum nakal mengetahui jika aku sadar bahwa dia sudah tak mengenakan BH lagi.



" Risih tau pake BH tuh... " jawab Vera saat aku duduk dan mulai menyeduh teh panas bikinannya.

Aku diam saja sambil mulai menggigit roti selai kacang di piring.

Vera mulai melihatiku dan terus tersenyum, aku tahu jika dia sudah mulai senyam-senyum genit begini berarti dia ingin ngeseks denganku, cuma pasti ada-ada saja yang akan dia lakukan guna menarik perhatianku.

Tak lama Vera berjalan ke dekat mobil yang ada tak jauh di dekat kami, lalu menunduk dan mengambil selang yang masih mengucurkan air.

Sambil menyeduh teh dan memakan roti bikinannya aku perhatikan saja apa lagi ulahnya kalo sudah begini.

Gadis berambut pirang ini berdiri sambil memegang selang yang masih mengeluarkan air itu lalu dia mengarahkan moncong selangnya kearah buah dadanya!

Sebentar saja kucuran air selang tersebut langsung membasahi kaos putih yang dia kenakan, kemudian Vera berbalik badan dan memamerkan kaos putihnya yang sudah basah hingga menjeplak toket besarnya sambil tersenyum nakal padaku.



Aku diam melihatnya meremas-remas sendiri toket besarnya itu yang kini tercetak dengan jelas di hadapanku.

Bahkan puting susunya terlihat mencuat menantang seiring kaos putih tersebut yang makin nge-Press dengan badan langsing nan seksinya.



" Sayang ih, kok diem doang?.. " dia mulai bete melihatku yang tak bereaksi dengan tingkah nakalnya ini.

" Ya terus mesti gimana sayang?.. " jawabku masih mengunyah roti bikinannya.

" Sosooorin... " katanya dengan muka manja.

" Ntar sayang aku kelarin nyuci mobil dulu, kamu kan juga lagi masak, gih masak dulu.. " balasku karena si Vera ini memang suka sekali mengganggu fokusku saat akan mengerjakan sesuatu.

Dia kemudian tersenyum dan dengan wajah nakalnya dia menggeleng.

" Gamauuu.... Lagi horny.. " Vera tersenyum dengan senyum manis khasnya.



Aku menarik nafasku saja, kalau sudah begini jika tak diladeni Vera pasti akan terus menggangguku dan yang ada kerjaanku nantinya takkan kelar-kelar karena digodainya.

Vera melihatku yang kini mulai menerawang puting susunya dibalik kaosnya dan dia pun mulai meremas-remas toketnya sambil senyum-senyum.

" Kok gak ngomong sih yang? Kecil ya toket aku?.. " celetuk Vera melihatku yang tampak belum antusias kemudian menyingkap sendiri kaosnya hingga terpampanglah toket besarnya yang bikin ngiler itu.

Aku melotot begitu melihat montok toketnya yang kini dia ekspos padaku!



Vera melirikku sambil mulai meremas-remas toket bulat kencangnya, bibirnya dia gigit sendiri dan terus memberikanku senyuman nakalnya.

Mataku terfokus dengan keindahan dada besarnya yang memang akan membuat lelaki manapun tertegun terlebih dipadukan dengan wajah super cantiknya yang tiada duanya itu.

Kuletakkan gelas tehku lalu aku berdiri.

Verani tersenyum lebar begitu melihatku berdiri dan akan menghampirinya, merasa menang karena pada akhirnya aku mau meladeninya juga.



Aku berdiri tepat dihadapannya yang sedang cengengesan dan menatap toket gilanya ini yang bahkan tak muat jika kugenggam dengan tanganku!

Vera menyambutku kemudian langsung mengelus penisku yang dari luar celana dan tersenyum puas merasakan kalau kemaluanku telah tegang.

" Puas kamu ya gangguin aku sayang?.. " ujarku kepada cewek genit ini yang sedang terkikik sambil memeletkan lidahnya.



Gadis cantik ini juga mengarahkan telapak tanganku ke buah dadanya yang kencang itu, dan menuntunku untuk meremasnya.

Aku pun membiarkannya ketika dia menaruh tanganku ke payudaranya sambil kami berhadap-hadapan, mata Vera terus menatapku seolah memintaku untuk mengomentari payudaranya.

" Toket kamu tambah gede aja deh perasaan sayang.. " kataku sambil mendekatkan bibirku ke bibirnya dan mengecupnya.

Vera hanya mendengus menahan nafsunya yang tampaknya mulai naik, kalau dirasa-rasa ukuran payudara Vera sepertinya memang semakin besar.

Dibandingkan dengan saat dulu, ukurannya sekarang jadi semakin membulat penuh juga puting susunya yang makin mencuat dan benar-benar nikmat untuk dicucup sambil dikulum.

Mungkin karena selama ini aku selalu bersamanya jadi aku tak terlalu menyadari perubahannya.

Vera hanya tertawa sambil terus meremas-remas kontolku, dia mencium pipiku sekali lalu jongkok dan segera bersiap membuka celana panjangku.

Aku hanya geleng-geleng kepala saja melihati cewek berkulit putih porselin ini kini tengah mempreteli kancing celanaku mencari cara bagaimana agar celanaku bisa terbuka.



Kemudian setelah berhasil memelorotkan celanaku tak lupa dia langsung melempar jauh-jauh celana dalamku dan menatap kontolku yang sudah tegang sekali gara-gara melihat toket gedenya itu.

" Tuh kan belum dicukur.. " ujarnya memukul manja pahaku dengan muka cemberut saat melihat bulu tipis disekitar penisku.

Beberapa hari ini Vera sudah rewel karena aku belum Shaving bulu kemaluanku, tadi sih pas mandi sebelum berangkat ke CFD Vera sudah menyuruhku untuk mencukurnya tapi karena pagi airnya dingin sekali maka aku tak betah lama-lama di kamar mandi jadilah dia ngambek sekarang.

" Males ah!... " rajuknya melihatiku dengan wajah bete sambil jongkok.

Aku yang sudah kadung sange dengannya langsung memegang rambut pirangnya kemudian kuarahkan wajahnya mendekat agar dia segera mengulum kontolku.

" Iya abis ini aku cukuran yang.. " kubujuk dia agar segera menghisap kontolku.

" Awas ya boong!... " ngambeknya dengan wajah tertekuk lalu bersiap mengoralku.

Vera memilih mengalah saja karena kemaluan kesukaannya ini sudah terlanjur tersaji dan terhidang dihadapannya, maka segeralah dia memasukkannya kedalam mulutnya meski mukanya masih cemberut.

" Ahhhh.... " desisku mendongak dan memejamkan mata merasakan hisapannya lembutnya yang terasa di penisku.

Vera melakukannya dengan perlahan dan lembut sekali sebagai langkah pemanasan, dia sesekali menengokku yang tengah terdongak merasakan nikmat kulumannya yang belum benar-benar dia seriusi.



" Enak banget sayang sedotan kamu.. " pujiku guna membuat Mood genitnya naik lagi.

Vera memulai kilikan mautnya, dia mengitari lubang kencingku dengan ujung lidahnya, matanya terus terkunci menatapku seolah ingin melihat setiap ekspresi nikmat dari hasil servis maha dahsyatnya itu.

Dengan jarinya dia membuka dan agak melebarkan lubang kencingku dan mulai menusuk-nusukan ujung lidahnya, aku langsung meremas rambutku sendiri merasakan sensasi ngilunya.

" Uggghh Veraaa.. Nikmat banget yang... " desisku menikmati ujung lidahnya menggelitik lubang pipisku yang rasanya seperti disengat listrik.

Vera diam saja, dia terus memanjakan kemaluanku dengan tatapan wajah datar dan Innocent.

Kali ini dia mainkan juga tangannya yang mulai mengocoki batang kontolku dengan lembut, sementara mulutnya mulai mengenyot bagian kepala kontolku.

Terang saja dibuat begini membuat pertahananku jadi jebol.

Gadis cantik ini terus membuatku kalang kabut, dalam waktu yang tak sampai 1 menit aku yang tadinya sedang tidak niat bercinta sekejap dibuatnya jadi dipenuhi nafsu.

" Kontol kamu gede banget yang.. Aku suka banget.. " ujarnya disela hisapannya.

" Entotin toket aku ya?.. " sambungnya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

Aku diam saja dan membiarkan Vera melakukan apa yang dia mau padaku, dia mulai menyingkap lagi kaos putihnya kebawah lehernya agar tak mengganggu kegiatannya nanti.

Lalu tanpa bantuan tangannya, Vera mulai mendekatkan dada membusungnya itu ke penisku yang sudah menghunus tegang tepat ke tengah belahan melon montoknya!

" Bangsat Verrr... Hufftt.. " racauku kembali mendongak menjambak rambutku sendiri tak kuasa merasakan nikmat gesekan antara kemaluanku dan belahan dadanya yang halus ini.



Mendengar bacot kotor dan menyaksikan ekspresiku dia tersenyum semringah lagi dan tambah semangat menggesek-gesekkan kontol tegangku ke belahan dadanya yang terasa begitu sempitnya bahkan tanpa dia rapatkan dengan tangan!

" Kenceng banget tetek kamu yangg!!.. " cerocosku yang sudah sepenuhnya dikuasai birahi saat gadis cantik ini memaksa kontolku mengentoti toket bulat besarnya.

Vera terus menggesekkannya, ia memasukkan ujung penisku kedalam kaosnya, karena kaosnya sendiri sangat ketat maka kontolku pun tertahan tanpa harus disanggah dengan tangannya, hingga kini aku seperti benar-benar mengentoti toketnya tanpa pegangan sama sekali.

" Enak yang?.. " tanya Vera terus menatapku sambil melakukan aksinya.

" Enak banget, parah!.. " jawabku spontan sambil mendesis.

Aku mendesah-desah sendiri merasakan rapatnya dada Vera ini dan aku bahkan rasanya sudah mau ejakulasi saja!

" Sayaang... Ak..aku pengen keluar yaang.. Ughh... " erangku tak beraturan dengan wajah menengadah.

" Jangan dong yaang!! Belum juga apa-apa.. " balas Vera kecewa jika aku sampai ejakulasi padahal kami belum berhubungan badan.

Tapi mau bagaimana lagi dibuat begini aku jadi ngebet sekali ejakulasi.

Dan jujur saja aku lebih bisa menahan klimaksku ketika melakukan hubungan intim dengannya ketimbang menahannya saat Foreplay begini yang entah kenapa selalu membuat pertahananku jebol oleh Vera.

Apapun itu, baik secara kocokan tangan, mendengar racauan kotornya dan apalagi kuluman mautnya, makanya aku lebih baik langsung tiduri saja Vera dan tak begitu betah Foreplay berlama-lama dengannya.

Ya daripada spermaku keluar sia-sia mending langsung saja kukawini dia!

" Sayang ntar kamu entotin aku dibawah pohon palem itu ya?.. ” pintanya sambil menoleh kearah halaman luas di depan kami.

Mendengar permintaan anehnya maka aku segera tarik tangannya untuk berdiri, dan langsung menggendongnya masuk kedalam rumah.

Vera memprotes ketika aku malah menggendongnya masuk kerumah bukan ketempat yang dia pinta namun aku tak mau menimpalinya dan terus membawanya ke ruang tengah.

Setiba kami diruang tengah kuberdirikan kembali Vera, dia hanya kembali memasang muka merajuknya menyadari aku tak menyanggupi permintaan ngaconya itu.



Sebelum dia mengeluh dan ngambek lagi segera aku tarik sebuah kasur kecil yang ada di dekat TV lalu kugelar tepat di tengah ruangan lalu aku dudukkan cewek berbuah dada besar ini agar dia bungkam dan kembali mengulum kontolku saja.

Aku putuskan membawa Vera kedalam supaya dia tidak minta yang aneh-aneh lagi, gila saja jika aku harus menggagahinya di halaman yang terbuka seperti itu.

Memang pagarku cukup tinggi dan tertutup dari luar, tapi pohon palem yang dia maksud itu tepat berada disebelah gerbang yang berhadapan langsung dengan jalan raya yang ada di depan rumahku.

" Tunggu sini ya, aku pasang piercing dulu.. " ujarnya setelah tahu aku meminta kembali untuk disepong.

Kutahan langsung tangannya dan seketika aku tarik dia untuk segera berjongkok di depanku.

" Ah kok?.. " tanyanya yang berjongkok dibawahku sambil menengadah keatas dengan tatapan memelas.

" Udah gini aja kulumnya yang.. " kataku kemudian menyodorkan kontolku ke mulutnya.

" Takut ya?.. " ledek Vera terkikik lalu melahap lagi penisku.

Vera langsung memulai ritualnya lagi untuk memanjakan kemaluanku dengan hisapan serta jilatannya, matanya yang seperti kelereng itu mulai menatapku dengan sendunya yang membuat dia terlihat sangat seksi menggoda!



Aku mendesis nikmat saat lidahnya mulai menyusuri pori-pori penisku, sebenarnya sih aku sudah ingin keluar namun aku masih menahannya beberapa saat lagi hitung-hitung merasakan nikmat sepongan dia ini yang luar biasa sekali.

" OOHHH VERR!!... " dengusku kembali menatap keatas merasakan mantap servisnya.

Ini saja sudah amat dahsyat, apalagi kalau dia sudah pake Piercing di lidahnya, aduh paling banter 2-3 menit aku sudah muncrat-muncrat dibuatnya.

Makanya tadi aku cegah saat ia hendak memasangnya.



Vera terus melirikku, dia tahu jika mata indahnya adalah senjata utamanya untuk membunuh mangsanya, karenanya dia tak pernah melewatkan sedetik pun pandangannya ketika sedang melakukan aksi-aksinya.

Aku elus pipinya dan tanganku gemas sekali ingin menaboknya tak tahan dengan kecantikan serta kepasrahan yang dia tampilkan melalui ekspresi wajahnya.

Kemudian wajahnya sedikit kusampingkannya lalu kumaju-mundurkan penisku di dalam mulutnya yang langsung membuat pipinya menjendul-jendul akibat kepala penisku mentok dan mendorong-dorong pipinya dari dalam.

Dan Vera terus melirikku tanpa berkedip sama sekali ketika kupakai mulutnya yang sering mengucap kata-kata kotor ini.



Pandangannya terlihat kosong melihat ekspresiku yang terus meringis dengan 'Barbie Eyes' bulatnya itu.

Merasa hampir keluar aku langsung menarik dagu gadis bule ini dan mencium bibirnya mesra.

Tak tahan sekali dengan hisapan juga cantik wajahnya, hingga membuatku segera mencabut kontolku lalu menciumi habis-habisan bibirnya penuh nafsu!

" Cakep bener kamu sayang!!.. " ujarku mengecup gadis yang rela melakukan apapun yang kukatakan ini padanya.

Vera hanya memejamkan matanya merasakan ciuman penuh nafsuku itu, dan ya kami sama-sama telah birahi sekali sekarang.

Kuat remasan tanganku merabai toket bulatnya yang menjadi faktor utama naiknya libidoku di hari menjelang siang ini.

" Ver kocokin lagi kontol aku di toket gede kamu sayang.. Tadi itu enak banget.. " pintaku sambil menabok pelan pipinya.

Vera kembali merayap mendekat ke tubuhku dan mulai mendekatkan toket Massive nya itu ke penisku.

Dia menggigit bibir bawahnya sendiri lalu menyelipkan kontolku dibelahan dadanya, aku membelai rambutnya saat ia mulai menempelkan kemaluanku di ‘bemper’ depannya.

" Bilang aja kamu udah gak tahan ama hisepan aku kan?.. " ujarnya sambil tertawa mengetahui bahwa tadi aku sudah akan bucat.

Vera dengan manjanya lalu segera merapatkan toketnya ke kemaluanku, kali ini ia menjepitnya dengan kedua tangannya dan mengunci batang penisku ditengah belahan payudara putihnya.

Kuangkat kaos putihnya dan kembali melipat kebawah lehernya, dan aku hanya bisa menarik nafas begitu melihat betapa membusungnya dada Vera dari posisiku yang diatas begini.

Begitu penisku dia tempatkan tepat dibelahan toketnya segera kumulai memaju-mundurkannya untuk merasakan nikmat kencang teteknya.



" Belah toket gede aku sama kontol kamu yang... " tatap Vera kearahku yang tengah menikmati gesekkan kulit halus payudaranya dengan kemaluanku.

Aku meleguh, spermaku yang tadi agak turun ketika berpindah dari depan kesini kembali terasa naik dengan cepat!

" Uhh sayaang... Kenceng banget toket kamu!!.. " leguhku kemudian menatapnya yang juga mendesah-desah ketika kuentoti toketnya begini.




" Gesekin terus!!.. Liat kontol gede kamu lagi belahin toket aku yangg.. "

" Nikmatin aja sepuas-puas kamu bagian tubuh aku, kan semuanya punya kamu.. " racau Vera yang membuatku makin terbakar!

Kucabut sebentar penisku lalu aku ludahi belahan teteknya, kemudian kudempetkan lagi toket montok ini agar kembali menjepit kontolku.

Setelah terasa agak licin kugeber dengan cepat toket putih bulatnya yang membuatku meleguh keras sekali merasakan nikmatnya!




Vera terus melirikku tajam, tak melepaskan mata cantiknya yang berwarna abu-abu kebiruan itu dari mataku.

Dia mengamati ekspresiku yang kini turut memegangi bahunya sebagai tumpuanku agar makin mengentoti toketnya dengan tempo tercepatku.

" Ahhh Ver.. Aku entotin tetek gede kamu ini sayang!!.. " racauku menggila.

" Jangan keluaarin dulu yaang.. Ughh.. " Vera rupanya tahu jika aku ingin ejakulasi lalu mengingatkanku sambil dia ikut mendesah merasakan intens gerakan yang kubuat.

Mendengar itu seketika aku hentikan tumbukanku di dadanya.

" HUUHHH!!.. " dengusku kemudian mengelap keringat yang ada di dahiku.

Hampir saja aku akan ejakulasi jika tidak dia ingatkan.

Tiap kali mengentoti toket bulat super besarnya ini aku selalu saja kehilangan akalku dan pasti akan muncrat-muncrat yang kadang sampai mengenai wajah Vera hingga membasahi dada atasnya ini.

Aku terduduk di kasur yang tadi aku gelar sambil memulihkan diri, sementara Vera dengan wajah binalnya tersenyum dan mengedipkan matanya kearahku yang tengah mengas-mengas.

Vera tegak kemudian gadis bertubuh langsing semampai ini menurunkan Short hitamnya setengah tiang diantara paha dan kaki jenjangnya yang membuat memek bersih tanpa bulunya itu langsung terpampang di depanku.




" Bentar ya sayang, aku tarik nafas dulu sekalian nurunin tempo.. " kataku melihatnya yang terus menatapku sembari tersenyum.


Aku sedang mengambil jarak karena tadi aku benar-benar sudah hampir ejakulasi, tapi sepertinya Vera sudah tak sabar untuk segera diservis.

Sekarang saja dia tegak di depanku sambil memainkan memek merah tebalnya yang membuatku terdiam, terhipnotis akan keindahan tubuh yang dia miliki.




" Tiduran gih yang, sekalian aku hisep lagi konti kamu.. " ujarnya dengan nada lembut lalu mengambil posisi tepat di depan kontolku.

Aku pun pasrah saja dan segera membaringkan tubuhku rebah diatas kasur lantai ini melayani ratuku yang sudah kembali menggenggam kontol tegangku.

" Jangan lama-lama sayang ngisepnya, nanti aja kalo aku muncrat kamu ngambek.. " kataku ketika Vera memasukkan kontolku kemulutnya lagi.




" UUGGHHH VEERR!!.. " erangku merasakan hisapannya yang Smooth sekali ini!

Yang sama sekali tidak terkena giginya sedikitpun padahal ukuran kontolku lumayan tebal yang ngepas sekali dengan mulut Vera, tapi tak pernah kurasakan sepongannya mengenai gigi yang membuatku salut dengan skill oralnya!




Vera memadukan gerakan Blowjob dan Handjob nya secara bersamaan, dimana mulutnya fokus mengemut kepala kontolku dan tangan lembutnya mengocoki batangnya dengan gerakan bergelombang yang terasa nikmat sekali.

Aku terus membacot dan ngilu-ngilu tak bisa tenang menghadapi oral seks darinya, sementara dia tak berkomentar dan hanya fokus menatap wajahku sembari menservis kontolku.

Tak lama Vera kembali mendempetkan kontolku ke toketnya, namun kali ini dia tak pegang dan murni menggesek-gesekkannya saja dengan dadanya.




" Enak gak sayang?.. " tanyanya menatapku dengan rambut terurai yang menutupi wajahnya hingga menjadikannya jadi terlihat tambah seksi saja.

Tak kujawab dan aku kembali menahan nafasku yang sekejap jadi berat.

Bahkan tanpa dipegangi dan didempetkan, toket Vera tetap terasa menjepit kontolku saking rapatnya jarak antar kedua payudara besarnya ini.

Vera melirikku dan kami saling bertatapan satu sama lain, kurapikan rambutnya yang tadi menutupi wajah cantiknya agar aku bisa melihat kecantikannya secara utuh.

Vera mengulum jariku dan mengunci pandangannya padaku, membiarkanku menikmati kemontokan dadanya yang digila-gilai banyak orang ini.

Sementara kunaik-turunkan kontolku berlawanan arah dari gerakan yang dia buat hingga kami benar-benar seperti tengah bersetubuh dalam keadaan ini.




" Yang full anal ya?.. " pinta Vera.

Aku diam saja mendengar dia rupanya kepingin dianal lagi.

Tanpa menunggu jawaban dariku Vera kembali mengarahkan mulutnya ke kontolku.

Dia ludahi kejantananku itu kemudian kembali dia hisap yang kali ini lebih kearah membuat benda tersebut basah.

" Pokoknya aku mau kontol gede kamu coblos pantet aku ya yang... " bacotnya genit dan menjilati ujung kontolku.




Tak lama dari itu Vera kemudian berdiri, dia buka Short hitam yang masih melingkar di pahanya kemudian membuangnya jauh-jauh lalu mulai merayap menaiki tubuhku.





Aku diam saja melihat Vera yang mulai menggenggam kontolku dan mengarahkannya sendiri ke selangkangannya.

Namun diluar dugaanku dia malah memasukkan penisku ke memeknya bukan ke anusnya seperti yang tadi dia minta.




" Ahhhh.... " leguh Vera memuaskan dahaga seksualnya yang besar itu ketika proses awal penyatuan tubuh kami ini tengah berlangsung.

Aku pun menghela nafas beratku turut merasakan kenikmatannya, memek Vera sudah basah sekali sementara dia mulai menaik-turunkan tubuhnya dengan wajah terdongak dan ekspresi nikmat.




" Enak banget memek kamu sayang... Ahhh peret... " desisku memujinya guna menaikkan Mood bercinta kami.

Vera tak menggubrisnya, dia lebih fokus merasakan kenikmatannya sendiri dan biasanya kalo lagi bercinta dengannya aku sendiri memang akan selalu memuji keindahan dirinya seperti ini.

Semua yang keluar dari mulutku terlontar begitu saja, karena sudah sedari dulu aku mengagumi Vera.

Tapi tidak dengannya, gadis cantik ini malah sebaliknya, dia lebih suka kalo aku rendahkan ketika dia sudah panas, tapi kalo diawal-awal dan dalam proses Foreplay dia juga sangat suka aku puji.



Vera mulai memompa dirinya sendiri dan menggoyangku yang terima beres saja dibawah, desahannya keluar dengan nyaring dan wajahnya terus menengadah pertanda cewek berkulit putih ini betul-betul larut dalam gejolaknya sendiri.

Sekitar 3 menitan kemudian seiring naiknya intensitas goyangan yang dia buat, Vera pun mendesah makin nyalak mengejar orgasme pertamanya.

" Ughhh yang aku pengen keluaarr.. "

" Kontol kamu yang tebel ini bikin penuh memek aku banget!!.. " bacotnya nyaring.

Dan satu menit kemudian orgasme yang dia kejar pun akhirnya sampai.

Vera mengerang kuat hingga urat di leher bahkan di pelipisnya keluar dan kurasakan semburan lendir hangat membasahi kemaluanku yang berada di dalam si sumber.

Vera menindih dan mencium bibirku sementara dia meredakan badai klimaksnya sebentar, terasa sekali nafasnya yang terengah-engah itu di kecup ciumannya.

" Udah orgasme aja kamu sayang.. " timpalku sambil membelai pipinya dengan punggung tanganku

Vera yang sedang berada diatasku hanya tersenyum dan terus melirikku dengan mata indahnya, dia kecup-kecup bibirku menikmati momen mesra ini.

Tak berapa lama Vera segera mengambil posisi duduk lagi yang rupanya dia masih ingin berada diatas.

Vera mencabut kontolku yang masih tertancap di memeknya kemudian memindahkannya ke lubang yang satunya.

Aku diam saja dan membiarkan dia, karena inilah yang sejak awal memang dia inginkan.




Vera terus melirikku dengan menggigit bibirnya ketika kontolku yang telah basah akibat lendir orgasmenya mulai merangsek ke anusnya.

" Shhhh.... Bangsat yang enak bangeet!!.. " erang Vera memejamkan matanya ketika mendudukkan tubuhnya tepat diatas kontolku yang tertanam di anusnya.




Terus kutatap wajah cantiknya yang sudah amat birahi ini, pun aku tak bisa mengesampingkan rasa nikmat yang juga kurasakan ketika merasakan ketat anusnya yang sekarang sedang 'menggigit' kemaluanku!

" Gilaa Ver! Enak banget sayang... " erangku kembali membanting kepalaku ke kasur pasrah digoyang lagi oleh Vera yang kali ini dengan bokong montoknya!




" Aku juga yang.. Ahhh... "

" Dalem banget kontol kamu masuk ke pantet aku sekarang.. "

" Ohhh aku suka banget disodomi kamu yang.. " erang dia mulai menggenjot dirinya sendiri.

" Kamu suka juga kan pake pantet aku?.. " Vera melirikku dengan senyum nakalnya.




" Sukalah Ver... Enak bener Ver pantat kamu sumpah!.. " jawabku begitu saja sambil melihatinya.

Mendengarnya Vera tersenyum, dia kemudian menyandarkan dirinya kebelakang bertopang tangan guna memfokuskan penetrasi dan genjotannya agar lebih maksimal.



" Ahhh anjing enaknya!!.. " racau Vera kotor ketika dia mengunci tempo yang dia mainkan di kecepatan sedang.

Aku menahan ringisanku dan fokus menatap Vera.

Aku tahu jika dia sekarang sudah mulai panas lagi karena anal seks memang merupakan salah satu kegiatan favoritnya yang terus dia ingin lakukan di setiap kesempatan.

" Yang memek aku udah basah lagi aja.. "

" Ini gara-gara kontol gede kamu ini yang lagi ngaduk-ngaduk lobang anus aku!.. " lanjut Vera sambil bermasturbasi.




Tak kutanggapi dan aku tak melepaskan pandanganku sedetik pun ke dia yang kini bagaikan kuda liar sambil meracau kotor sendiri.

Aku sih sudah biasa dan kami sudah sama-sama paham satu sama lain karena hubungan kami sudah berjalan hampir dua tahun, dimana selalu kami menghabiskan berdua sehari-harinya.

Makan sepiring, mandi berdua, tidur pun kami seranjang, suka-duka juga sudah kurasakan dengannya, jadi baik aku ataupun Vera sudah amat mengerti satu sama lain.

Terkhusus di seks, aku sudah paham sekali apa yang dia mau meskipun terkadang dia sering mendadak tak dapat kuterka.

" OOHHH YAANGG!!.. "

" PANTET AKU JEBOL RASANYA GARA-GARA KONTOL GEDEMU INI!!.. "

celotehnya mempercepat kocokan jarinya dan melotot merasakan nikmat yang sedang dia rasakan.




Aku pun juga sudah tak kuat sebenarnya, hanya saja aku masih menunggui dia setidaknya sekali orgasme lagi barulah aku akan ambil giliranku untuk menghajar badan seksinya ini!

Tak lama jeritan dan erangan Vera makin nyaring seperti tadi yang menandakan jika dia sudah mendekat ke orgasmenya yang berikutnya.

Bahkan dia memasukkan sendiri dua jarinya demi mengobok-ngobok memeknya itu dari dalam yang bunyi kucekan jari-jarinya terdengar jelas sekali, menandakan jika di dalam sana telah amat basahnya.



Aku sering melarang Vera melakukan ini karena takut nanti memeknya malah lecet, tapi dia sepertinya tak pernah benar-benar memperdulikannya dan terus saja melakukannya.

POOKK!! POKKK!! POOKKK!!

Suara bantingan pantat semoknya yang berbenturan dengan paha atasku terdengar makin keras, Vera sepenuhnya sudah menengadah dan jarinya terus mencungkil memeknya sendiri.

Dan akhirnya yang ditunggu pun datang, Vera meleguh kuat kemudian melepaskan lagi gairah seksualnya yang telah berada di puncak tertingginya dalam sebuah teriakan keras.

" OOOHHH YAAANGG!! ENAAK!!!... " jerit Vera diiringi badan yang terkejang-kejang dan percikan cairan dari memeknya yang membasahi perutku.

Mata Vera memutih kemudian kutarik dia agar rebah di pelukanku dan kupeluk tubuh molek gadisku ini yang tengah tersentak-sentak bak orang epilepsi.

" ANJINGGG NIKMAT BENER YAANG!!.. " dia masih mengerang ketika berada di pelukanku.

Sesekali dia menggigit bahuku dengan gemas dan juga mencengkram punggungku kuat yang betul-betul menggambarkan betapa dia merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Yang bagi kita lelaki klimaks mungkin terdengar sepele, namun bagi wanita itu betul-betul mereka rasakan dengan sepenuh hati karena memang Sense wanita jauh lebih peka dan mengarahkan sesuatu yang mereka dapat menggunakan perasaan mereka.

Tak seperti kita lelaki yang akan merasakan sesuatu dengan Taste.

" Masih kuat yang?.. " tanyaku padaku sembari mengecup pipinya.

Vera yang tengah menstabilkan nafasnya mengangguk kuat kemudian perlahan bangkit dari pelukanku.

" Iy..iyalah masih.. Sampe subuh pun ayok!!.. " ujarnya sombong.

Aku ketawa saja kemudian kusuruh Vera berbalik badan. 

" Balik badan Ver.. " titahku padanya.

Vera segera mengikuti arahanku, ia mulai membalik posisinya yang membuatku melotot karena dia justru memutar tanpa mencabut kontolku yang masih tercantol di anusnya.

" Ugghh yang cabut aja dulu.. Ngi..ngiluu.. UHHH!.. "

Aku menjambak rambutku sendiri dan membanting kepalaku lagi ke kasur begitu Vera langsung membalik badannya yang jelas saja membuat plerku rasanya terpelintir!

Vera hanya tersenyum nakal melihati ekspresiku itu kemudian setelahnya dia goyangkan pantat semoknya diatas kontolku dalam posisi jongkok membelakangiku.

" Enak kan sayaang? Hihihi... " kikiknya nakal.

Aku hanya menutupi wajahku dengan telapak tangan karena tadi rasanya betul-betul membuat ngilu sekali.

" Dasar si Vera ini!.. " gerutuku dalam hati kemudian melihatinya yang sudah menggoyangku saja.

Aku memejamkan mata merasakan lagi nikmat goyangan Vera yang membelakangiku dalam gaya Woman On Top.

Vera sudah menggila lagi, dia bahkan mulai menepuk-nepuk pantatnya sendiri saking panasnya dia sekarang.


Menyaksikan aksinya serta pantat putihnya yang montok sekali ini membuatku ikut terbakar, kemudian mulai kuremas dan kutabok-tabok pantatnya sekaligus membalas aksinya yang tadi memelintir kontolku.




" Dasar pantat nakal!.. Kamu suka kan kalo diginiin sayang?.. " bacotku padanya sambil menampari pantat semoknya.

Vera makin meringis dan memintaku makin membacotinya dengan umpat-umpatan yang jauh lebih kotor dan menghinakannya, tapi aku hanya melakukannya sebatas itu.

Terus kulayangkan tanganku menjeplak masing-masing bongkah pantatnya.

Vera melebarkan anusnya sambil mulai melirikku, wajahnya sudah sayu sekali dan dia benar-benar menggoyangku makin menggila seiring dengan panas yang dia rasakan di bongkahan pantatnya yang habis kugampari!




Lama-lama jeplakan tanganku mulai membekas di pantat putihnya hingga berbekas merah, Vera makin meracau kotor dan mendesah keenakan, tapi dia terus saja menyuruhku menghajar pantatnya itu.

" Uhhh panasnya! Aku suka banget!.. "

" Pokoknya terus tampar pantet aku sambil kamu rusakin lobang anus aku yang!!.. "

" Perek kayak aku pantesnya kamu buat gini tau gak!!... Aughh... " racaunya tak karuan menggila.




Mendengar itu aku pun ikut terbawa ke permainannya, apalagi merasakan goyangan pantat Vera yang benar-benar sangat pas!

Terkadang dia goyangkan pinggulnya agak memutar melingkar dan Zig-Zag yang membuat penisku patah-patah di dalam lobang analnya.

Tak ayal aku betul-betul merasakan kenikmatan duniawi yang sedang diberikan oleh Vera padaku sekarang.

Saat aku sedang memburu ejakulasiku dengan terus menepuk-nepuk bokongnya, Vera mengerang dan dia pun mendapatkan orgasme kecilnya.

Tapi itu sudah cukup untuk membuatnya puas dan terengah-engah lagi, aku sudah tak heran dengan ini karena memang dia bisa berkali-kali orgasme dalam satu waktu tergantung Mood dan permainan yang berlaku.

Semakin panas permainan maka semakin cepat dan sering pula cewek berlibido abnormal ini klimaks.

Setelah dia menarik nafasnya sebentar kusuruh Vera berdiri dan kali ini aku yang akan mengambil giliranku untuk menservisnya.

Kasihan juga sejak tadi cewekku ini yang terus menggoyang, terlebih dia sudah dua atau tiga kali orgasme dan pasti staminanya sudah terkuras.




Vera segera berdiri dan mengambil posisi duduk diantara dua lututnya.

Aku bangkit dari tiduranku kemudian menatap wajah binalnya yang kini terduduk mendongak menengok kearahku menanti apa yang akan kulakukan padanya.

Kecengkram dagunya lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya, hidung mancung kami saling bersentuhan dan kami berbarengan mendesis satu sama lain menandakan bahwa bara libido kami amat menyala-nyala.

Aku tatap bola matanya yang begitu indah ini dan kukocok kontolku, Vera pun menatapku dengan pandangan sayu khasnya, sementara jari lentiknya mengusap-usap memeknya sendiri.

" Kamu cantik banget sayang... " pujiku dalam pandangan penuh nafsu dan mengecup bibir tipisnya.

Vera memejamkan mata, wajahnya merah padam dan dia terus mendesis bak ular.

" Yang entotin aku lagi.. Puting sama klitoris aku dah tegang banget yang.. Uuhh!!.. " racaunya sendiri sambil memamerkan lagi ke aku dada montoknya.




Aku tertegun lagi melihat montok toket putih bulatnya yang betul-betul merangsang ini!

" Kamu mau aku apain yang?.. " tanyaku padanya.

" Shh... Terserah kamuu... Aku bakal nurut aja, aku kan pemuas kamu yang.. " ucap Vera makin intens menggosoki memeknya sendiri.

Mendengar itu segera kutunggingkan dia ke kasur karena aku pun sudah tak tahan sekali untuk kembali memakai anusnya.

Begitu Vera menungging, dia menggenggam kontolku lalu mengarahkannya sendiri ke pantatnya tanpa berkata-kata.




" Ahhh enaknya!!.. Ini gaya kesukaan kamu kan sayang?.. " racau Vera ketika anusku kembali masuk ke lobang pantatnya.

Aku hanya diam saja ketika kontolku sudah kembali dia masukkan ke anus ketatnya dan memejamkan mata merasakan nikmatnya.

" Sodomiin aku kuat-kuat yang!! Longgarin aja pantat aku.. " sambungnya lagi memintaku segera memulai penetrasinya.

" HUUH!!!.. " kuhembuskan nafasku dengan kuat dan segera kusodomi cewek gila anal ini.

Rasanya nikmat luar biasa! Beda sekali dengan penetrasi di vagina yang basah dan licin, di lobang yang satu ini terasa betul cengkramannya yang sangat menggigit kontol hingga sensasi ketat ini menyajikan kenikmatannya tersendiri.

Vera pun melirih dengan keras sambil dia melebarkan bokongnya agar kontolku masuk dengan mulus di lubang anusnya.




" Fakk!! Enak banget sih!.. " bacotku mendongak dan membeliak melotot merasakan nikmat yang terasa hingga ke ubun-ubun!

Terus kupakai anusnya sesukaku dengan tempoku sendiri, yang entah beraturan atau tidak tapi aku tidak perduli karena saat ini akalku sudah terbang.

Vera terus melirik wajah keenakanku yang sedang menyodomi anusnya sambil dia memberikan semangat berupa kata-kata kotornya yang justru membuatku makin kesetanan.



" Ahhh yang.. Liat kontol kamu udah lancar banget keluar-masuk di pantet aku.. "

" Pake terus makanya biar tambah lodoh anusku yang.. "

" Diem Verr!! Hufft!!... " erangku yang tak karu-karuan mendengar rapalannya itu.

" Uhhh... Iya marahin aku kayak gitu, tabok aku!!.. Aku kan cewek nakal.. "

Aku menghela nafasku lagi yang makin berat seiring makin tingginya gejolak yang keluar dalam diriku, dan Vera terus saja mempengaruhiku seperti biasa agar aku mau meladeni kata-katanya.



Kulebarkan anus Vera yang dia bantu dengan tangannya sendiri, makin memudahkan kontolku keluar-masuk dengan lancar menembus lobang analnya itu.

PLOPP... PLOOOPP... PLOOPP..

Suara penetrasi basah terdengar jelas sekali saat ujung kontolku 'tercelup' ke duburnya.

Aku makin meringis dan ingin segera ejakulasi rasanya.

" Balik badan Ver, aku pengen liat toket gede sama wajah cantik kamu.. " perintahku padanya kemudian menepak bokongnya kuat sekali.

Vera dengan cepat langsung memutarkan badannya dan menuruti kemauanku selaku pemilik tubuh seksinya ini.

Vera mengangkangkan kakinya lebar-lebar, menungguku kembali mengawininya.

Kini cewek berpayudara besar yang menjadi idaman para laki-laki ini telah mengangkang dengan dua lubangnya yang tampak Available, dan sangat membuatku bernafsu.




" Entotin aku yang.. "

" Aku pasrah mau kamu apain aja.. Shhhh!!.. " desisnya membuka kaki jenjangnya yang menjadi properti berharga bagi model seperti dia dulu.

" Uuuh Ver, gila seksi bener deh kamu sayang!!.. " racauku mengocoki kontolku sendiri menyaksikan dia yang sudah tergeletak pasrah dibawahku membiarkanku untuk kembali menodainya.

" Ayo yang!!.. " pinta Vera dengan wajah super sendunya tak sabar segera di eksekusi.

Namun aku tak mau buru-buru karena aku sedang menurunkan sejenak aliran spermaku yang kalau aku paksa entoti dia sekarang pasti akan langsung mengucur keluar.

" Kamu mau diapain sayang?.. " tanyaku sembari mengelus paha putihnya yang sama sekali tiada bernoda ini.

" Di anal lagi!.. Aku mau kontol gede kamu terus dipantet aku.. " jawabnya dengan cepat.

" Kok dipantet terus sayang?.. " tanyaku kemudian mendekatkan wajahku menindihnya dari atas.

" Shhhh!! Udah pokoknya kontol gede kamu ini pake aja pantet aku terus mulai sekarang yang!.. "

" Kalo keluarin baru di memek!.. " ucapnya kemudian mencium bibirku ganas sekali.

Aku menahan ketawaku saja mendengar keegoisannya lagi, Vera menciumku penuh nafsu sambil mencengkram lenganku kuat sekali, bahkan hidung mancungnya sampai bengkok berhimpitan dengan wajahku saking buasnya dia sekarang.

Kemudian aku bersiap mempenetrasinya, kuludahi kontolku guna membuatnya basah dan Vera melirikku dengan pandangan yang sudah bukan 'dia' lagi.




Namun saat kuarahkan kontolku ke memeknya seketika itu juga Vera menutup lubang memeknya dengan jarinya yang sejak tadi memasturbasikan memek pinknya itu mencegah kontolku masuk dan mengalihkannya ke lubang yang satunya.

" Anal yaaang!!.. " ujarnya marah dan menuntun sendiri kejantananku ke pantatnya.

Aku geleng-geleng kepala saja melihat betapa dia sudah kecanduan dengan seks anal dan akhirnya aku pun harus kembali memakai anusnya.

" AUUHHHHHHH!!!!... " erang Vera dengan matanya yang tertelan kedalam ketika kontolku masuk ke liang super ketat ini.




Kudiamkan beberapa saat kontolku ketika telah seutuhnya masuk sambil melihati ekspresi nikmat yang Vera rasakan.

Dia betul-betul memaknai kata-katanya padaku yang mengatakan jika penetrasi di anus beribu kali lipat lebih nikmat ketimbang di vagina.

Yang dari perspektif pria pun sama.

Setidaknya yang kurasakan ketika menyodomi Vera, karenanya kukatakan sejak pertama kali menjajal anal seks dengan Vera aku pun sudah kecanduan dengan bokongnya hanya saja aku tak mau terlalu sering melakukannya takut nanti anus Vera ini rusak.




Mulai kusetubuhi cewek berbuah dada besar ini di anusnya sambil terus kutatap wajah cantik Vera yang selalu menjadi bonus ketika menikmati tubuh seksinya.

Toket besarnya benar-benar membusung dibawah gulungan kaos putihnya, sementara jari lentiknya terus menggelitiki klitorisnya.

Melihat tubuh molek yang saat ini tengah kunikmati sekejap membuat air maniku yang sebelumnya agak surut, kini naik lagi dengan amat cepat!

Apalagi Vera melirikku binal dan terus meracau kotor sekali yang membuat kupingku panas mendengar kata-kata yang sama sekali tak patut keluar dari mulut cewek secantik dirinya.





" Gede bangeet sih kontol kamu! Pantet aku ampe kebas gini, anjinglah!!.. " bacotnya mulai tak bisa mengendalikan diri.

Jari-jemari Vera makin intens dia mainkan di memeknya sendiri sebagai indikator dia mencapai orgasmenya lagi atau barangkali Squirt nya.




Menyaksikan dia yang menggeseki memeknya dengan liar maka segera kuambil tangannya kemudian kujauhkan dari memeknya dimana mulutnya terus saja meracau jorok.

Namun Vera marah dan wajah sayunya tadi jadi tajam karena kuganggu masturbasinya.

" Jangan yaangg!!!.. " celetuk Vera ketika kuhentikan aktifitas tangannya yang terlihat begitu kasarnya menggosoki memek tebalnya sendiri.

" Nanti lecet memek kamu Vera.. Udah jangan dikocok.. " ujarku mengelusi wajahnya yang seketika jadi seram ini dengan lembut.

Sudah begitu sering kularang seperti tadi yang kubilang tapi dia tetap saja tak mau menghiraukannya.

Setiap kali berhubungan badan dengannya pasti saja jari-jemarinya itu tak pernah jauh dari memeknya.

Terlebih ketika kusodomi dia, maka jarinya sudah pasti akan berada disana.

Biasanya memang kalau dia kusetubuhi dikamar, Vera pasti akan memakai alat bantu seksnya seperti dildo dan vibrator getarnya yang terus dia tempelkan di klitorisnya.

Vera bilang supaya klimaks yang dia dapat berkali-kali lipat, tapi kalau sedang kami ngeseks dadakan seperti sekarang dan di sudut-sudut lain rumah ataupun di tempat umum maka Vera akan menggunakan jarinya guna menstimulasikan klitorisnya yang selalu gatal itu.

Bukan apa-apa, aku ngilu saja melihat Vera mengocoki memeknya sendiri secara langsung, apalagi kuku-kukunya panjangnya yang dia cat putih di ujung jari-jari lentiknya itu tak ragu untuk dia garuk-garukkan ke labia, klitoris atau bagian dalam memeknya sendiri.

Makanya aku jadi cerewet dan kuatir jika nanti kuku-kuku panjang indahnya malah akan melukai mahkota sensitifnya ini.




" Udah diem yangg!! Entotin aja aku, aku lagi enak kepingin squirt.. " ujarnya kembali melepaskan pegangan tanganku di pergelangan tangannya dan mendaratkan lagi jarinya ke memek tebalnya.

Aku menghela nafasku.

Beginilah dia, dengan egoisnya dia tak memperdulikan kata-kataku kalau sudah jadi liar dan sedang dikuasai nafsu sepenuhnya.

Tak lama kupercepat genjotanku di duburnya dan gesekan jari Vera tampak makin cepat mengacak-acak memeknya sendiri yang membuatnya menjerit serta melengkung-lengkungkan tubuhnya.

Vera makin meracau dan memintaku mempertahankan tempo yang sedang kumainkan karena sepertinya dia akan orgasme sesaat lagi.




" AAAHHHH YANNGG AKU KELUU... ARRGHH!!!.. " teriak Vera keras sekali yang kutakut terdengar sampai keluar karena pintu depan belum kututup.

Seketika dari memeknya langsung menciprat-cipratkan lendir putih mirip susu yang mengucur keluar dengan deras beberapa kali yang menyemprot ke perutku.

Dan aku memastikan jika dia mendapatkan Squirt nya.

" AAHHH BANGSAT ENAK BGT SAYAANGG!!.. " erang Vera membanting kepalanya ke kasur lalu mencengkram perut sampingku.

Aku meringis karena cengkraman Vera kuat sekali! Dia menjambak perut sampingku dengan kuat bahkan kukunya menancap dan mungkin melukai kulitku dibagian tersebut.

" OOHH ENAK BENER KONTOL GEDE KAMUU!!.. " dia masih bercakap kotor bahkan dalam keadaan mata terpejam dan nafas memburu seperti itu.

Kudiamkan sejenak guna membuat setan yang tengah menguasai Vera keluar dan barulah giliranku untuk ejakulasi.


Kasur yang menjadi alas 'tempur' kami pun sontak jadi basah akibat 'ngompol' Verani barusan.

Tukang laundri langganan kami saja sampai heran karena kami tiap 2 hari sekali kami selalu berganti dan menumpuk cucian sprei, karena Vera tiap kali main pasti selalu banjir begini.

" Peluk aku yangg.. " Vera membuka tangannya dan minta dimanjai sejenak setelah dia agak 'sadar'.

Segera kutindih dia dan kami berciuman penuh nafsu, Vera melingkarkan tangannya di leherku sambil kami saling menghabisi bibir kami satu sama lain.

" Yang.. Aku pengen keluarin di muka kamu boleh gak?.. " tanyaku disela ciuman kami memandangi wajahnya yang kembali sendu dan imut.

" Uhh?.. " dia seketika membuka kelopak mata indahnya itu mendengar pintaku barusan.

" Kamu mau pejuin muka aku yang?.. " ujarnya menatapku dari jarak dekat sekali yang mana kami sekarang masih sebadan.

" Iya yang udah lama engga.. "

" Tumben biasanya kamu gak mau.. Kok gak keluarin di memek aja?.. " gadis lugu ini pun penasaran.

" Gpp lagi pengen aja.. " kataku sambil kuusap bulu matanya yang lentik ini.

Kami bertatapan wajah sebentar, aku betul-betul terbius dan terpukau sekali dengan kecantikan Vera kalau dia sudah begini, yang sampai sekarang pun aku masih meragukan apa dia benar-benar manusia dan bukanlah bidadari.

Sungguh tak rugi rasanya aku berkorban perasaan selama ini akibat sifat nakal dan centilnya, walaupun dia sudah bekas banyak orang tapi rasanya Worth sekali jika menyaksikan kecantikan dan kesempurnaan yang seakan tak pernah habis untuk kukagumi.

" Yaudah boleh.. "

" Aku juga kepengen nelen sperma kamu yang.. " ujarnya kemudian mengecupku sekali.

Aku pun bangkit dan mencabut kontolku yang masih tertancap kokoh di anusnya lalu kembali tegak.




Rupanya Vera masih menggocoki memeknya sendiri selagi kami saling tindih dan bermesraan barusan.

Bahkan memeknya masih mengucurkan cairannya ketika dia perlahan bangkit dan menghampiriku untuk mendekatkan wajah cantiknya ke kontolku yang sedang kukocok.




" Pokoknya mandiin muka aku sama peju kamu ya yang.. " ujar Vera dengan binalnya menantang kontolku tepat di depannya.

Vera menjauhkan tanganku kemudian mengganti menggenggam kontolku dengan jarinya yang amat halus.

" AHHH VERR... " erangku kemudian meringis ketika dia mengocok sendiri kontolku dengan tangannya.

" Enak ya kocokan jari aku yang?.. "

" Ee..enak yang enak bangeet kocokan kamu... Ahhh.. " aku terus meringis dan membiarkan Vera mengocoki kontolku kuat dengan genggaman tangannya yang membentuk O.

Vera mengunci tatapan matanya ke mataku, sementara tangannya makin cepat mengocok kontolku tak sabar menunggu ejakulasiku.

" Shhh.. Kontol kesayangan aku.. " racau Vera yang terus melirikku.

" Peju kamu cuma buat aku yang!.. Dan kontol kamu juga cuma buat aku!!.. "

Aku tak menjawab keegoisannya itu dan fokus dengan klimaksku yang sudah di depan mata.

Vera makin membacot membumbui kocokannya seiring dia menyadari jika aku akan segera ejakulasi yang mungkin dapat dia rasakan denyut-denyutnya dari batang kontolku yang sekarang dia genggam.

" Ahh yang aku udah gak sabar ngerasain air mani kental kamu.. "

" Pasti kamu bakal mandiin wajah cantik aku sama sperma kamu kan sayang?.. "

" Liat toket gede aku yang.. Kamu suka kan?.. " seketika dia angkat kaos putihnya yang menutup dadanya memamerkan payudara besarnya lagi padaku.




" Anjiing!!.. "

Aku mengumpat dalam hati melihat toket putih montoknya yang betul-betul membusung dan amat menggoda ini, berpadu dengan kulitnya yang super duper putih sekali!

" UUHHH VEERR!!.. " ringisku makin kuat.

" Iya sayang cepet keluarin semua sperma kamu di wajah aku!.. "

" Muka aku tuh pantesnya kamu ludahin sama dipejuin yang!!.. Ohh!!.. " cakap Vera melirikku dengan tatapan lontenya sengaja mengintimidasiku.




10 detik berikutnya aku merasakan luapan energi besar itu langsung mengalir keluar.

Aku meleguh keras bak banteng, Vera sigap menyambutnya dengan mempercepat kocokan tangannya dan membuka mulut selebar-lebarnya di jarak tembak kontolku!




" VEER AKU KELUAAR SAYANGG!!!!.. " desahku mengejang dan menembakan spermaku tepat di depan wajah cantik Vera!

Aku menengadahkan kepalaku keatas, aku seperti melayang ketika tembakan pertama muncrat.

Tampaknya semprotan pertamaku meluncur deras hingga agak kelewatan dari wajah Vera, namun semprotan berikutnya mulai jatuh telak di wajah binal si gadis toge ini.




" Gila Verr!!.. "

" Itu buat kamu sayaaang... AHHH!!.. " erangku masih memuncratkan spermaku lagi dan Vera masih mencolikan kontolku membiarkan aku mengeluarkannya hingga ke tetes terakhir.

Aku menatap kebawah, mataku bertemu dengan mata indahnya yang bak bola kristal itu.

Kini wajah cantik Vera sudah dipenuhi spermaku, dia terus menatapku sambil mulai mengemut ujung kepala penisku seolah sedang menyedot lagi keluar cairan putih kental itu dari tempat penyimpanannya.



Sambil menghisap dan menjilati kontolku, Vera kembali bermasturbasi dengan tangan kanannya, aku langsung menunduk, dan kumasukkan 3 jariku kedalam memeknya yang ternyata sedang berkontraksi!

" Auuh.. Sayaaaaangg... " desah Vera saat mulai kukobok-kobok memeknya lembut.

" Kocokin sekuat tenaga kamu yang!! Ahhh!!.. " Vera menengadah dan memejamkan matanya.

Kulakukan maunya, segera kukobok memeknya sekuatku yang langsung berbunyi berkecipak becek sekali terdengar dengan jelas.

" Memek kamu gatel terus ya Ver?.. Kayak pelacur tau gak!!.. " bacotku memanasinya.

" OOH FAK!! IYA YANG AKU EMANG LACUR.. PELACUR KOTOR!!.. "

Vera bereaksi dengan instan begitu mendengarku mengata-ngatainya yang sangat jarang kulakukan.

Kupercepat kocokanku tiga jariku di memeknya, sementara wajahnya yang sudah berlumuran spermaku yang bahkan belum sempat dia telan itu terus kupandangi.

Vera tambah menjerit keenakan, dan setelah beberapa saat gadis berkulit putih bersih ini kembali Squirt lagi meski tak sebanyak yang sebelumnya, tapi cairannya tetap saja muncrat-muncrat tak karuan diiringi desahan Vera yang membahana.

Setelah kemaluan tebalnya itu berhenti mengucurkan 'ompolnya' barulah aku hentikan kocokanku, Vera pun langsung ambruk kebelakang.

Ia mendesis dan terengah-engah kehabisan tenaga dengan wajah penuh spermaku.

Aku duduk saja di sebelahnya dan sangat puas menatap wajahnya yang berantakan dan dipenuhi spermaku, aku diam sebentar sembari ikut menarik nafas.

2 menit kami terengah-engah bersama, aku pun bangkit lalu menuju dapur, kuambilkan dia segelas air minum dan tisu.

Vera masih goler dengan mata terpejam ketika kulap wajahnya yang penuh spermaku.

" Sayang ih kok dilap? Kan belum aku telen.. " ujarnya memprotes ketika kulap sperma di wajahnya yang mengkilat itu.

Aku diamkan saja lalu kusodori dia air putih dan Vera meminumnya sambil menatapku dengan wajah cemberutnya.

" Udah kan? Gih sana aku mau cuci mobil lagi.. " kataku berharap dia tak menggangguiku lagi setelah sudah kuturuti maunya.

" Sayang, mandi yuk.. " pintanya lagi yang ingin terus-terusan dimanjai sepanjang waktu..

" Aku nyuci mobil dulu sayang, tanggung tuh.. " jawabku sambil duduk di sebelahnya dan mengelap lagi wajahnya yang belum begitu rata kubersihkan dengan tisu.

" Abis itu?.. " tanyanya kritis sekali.

" Ya baru deh mandi.. " jawabku karena setelah dari CFD tadi lumayan gerah juga.

" Tapi aku cuci mobil dulu ya Veraku, kesayangannya aku, rinduku, kasihku.. " kucubit pipinya gemas sekali dengan dia ini.

" Lama?.. "

" Baru juga mulai tadi kan, yaudah kamu mandi duluan gih.. " kusuruh dia mandi duluan supaya tak lama menungguiku.

" Gendooooong... " Vera melebarkan kedua tangannya memintaku menggendongnya dengan gestur manja.

Kutarik nafasku melihat betapa dia membuat repot akan sifat manjanya ini.

" Dasar, mau dimanja-manjain aja terus deh kamu tuh.. " kataku kemudian memeluk dan menggendong gadis cantik bertubuh langsing ini kemudian memapahnya menaiki tangga dan membawanya ke kamar kami dilantai tiga.

" Jangan lupa ntar cukur, kalo lupa lagi gak mau aku ML pokoknya!!.. "

" Biar aja ama dildo.. " celetuk Vera mengintip di pintu kamar mandi disaat aku akan turun sambil memeletkan lidahnya.

" Iya iya sayang iya.. " jawabku sambil senyum lalu turun untuk menyelesaikan mencuci mobilku dan membiarkan Vera mandi di kamar.





..............................

Jam 5 sore aku mengantarkan Vera ke tempat Zumba.

Sebulan terakhir ini dia juga mengisi waktu luangnya dengan mengikuti les Zumba.

" Ntar aku kabarin ya, kalo kamu gak keburu aku pulang bareng Nova aja, Bhaayy sayang.... "

" Emuaaah.. " Vera mencium pipiku sebelum turun dari mobil.

Setelah ngedrop Vera di depan tempat Workout itu aku pun pergi untuk makan malam bareng Niko sahabat SMA ku dulu yang sekarang kuliah di Praha, Ceko.

Kebetulan dia pulang karena juga sedang libur.

Sebenarnya sih janjinya jam 7, tapi karena tadi sekalian ngantar Vera dulu yasudah aku sekalian berangkat saja.

" Dari pada bolak-balik lagian sejalan ini, itung-itung di jalan pasti macet.. " ujarku dalam hati.

Di jalanan sore itu seperti dugaanku macet, karena sekarang lagi jam orang kantor pulang kerumah.

Selagi macet aku tarik rem tangan kemudian menyempati membalas-balasi dulu Whatsapp yang masuk di ponselku.

Vera mengirimkan PAP nya yang lagi berpose rame-rame bersama teman-temannya di depan ruangan yang dipenuhi cermin seperti ruang Dance pada umumnya, diiringi kalimat "pilih yang mana?" dengan emot wajah penasaran.

Aku ketawa saja dengan sifat lucunya ini, kemudian kubalas "yang rambutnya piranglah, siapa lagi" balasku sambil kuiringi dengan emot Love dan senyum lebar.

Tak berapa lama dia langsung membalas mengirimkan deretan emot peluk dan emot Kiss yang berderet memanjang.

" Hahahaha dasar.. " aku tersenyum dalam hati membaca balasan WA nya, yang menggambarkan betapa Vera sangat menyayangiku.

Kemudian aku beralih ke grup WA kampusku, kebetulan aku bergabung di BEM dikampus yang mana isinya sedang dalam persiapan untuk ospek mahasiswa baru yang akan kami gelar semingguan lagi.

Berhubung seminggu lagi aktifitas kampusku akan kembali berjalan normal dan liburan pun berakhir, maka aku mesti menikmati sisa liburan ini sebaik mungkin.

Apa lagi kami anggota BEM harus mulai ngospek mahasiswa dan mahasiswi baru.





..............................

Singkat cerita jam 7 lewat 20 aku sampai di restoran Italia yang ada di bilangan Jakarta pusat.

Niko sudah duluan disana bersama dengan pacarnya, dia kemudian berdiri dan menyambutku, kami berpelukan karena memang sudah lama aku dan sahabat karibku ini tak bertemu semenjak masuk kuliah.

" Lah gak bareng Vera? Vera mana nda?. " tanya Niko heran karena aku datang sendiri.

" Dia lagi ada urusan nik, jadi gak bisa nemenin.. " jawabku padanya.

Padahal dalam hatiku menggerutu karena si Niko malah ngajak cewek barunya.

" Gue kirain makan berdua doang, tau lo bawa cewek mah gua ajak Vera.. " kataku dalam hati sambil membalas senyum dan jabatan tangan cewek barunya Niko.

" Kenalin nda, Risty.. " Niko memperkenalkan cewek barunya padaku.

Kemudian gadis yang memakai Dress panjang berwarna marun itu tersenyum memperkenalkan namanya, setelah berjabat tangan kami pun duduk.

" Aduh alamat jadi kambing conge nih gue, tuh mana ada pemusik violinnya lagi.. " lagi-lagi aku menggerutu dalam hati sambil menginjak kaki Niko.

Dia hanya tertawa saja, karena restoran ini memang biasa dipakai untuk melamar dan nembak-nembakan.

Kami pun ngobrol santai di tengah suasana restoran yang sangat romantis ini, Niko menceritakan pengalamannya jadi International Student di Ceko.

Dia juga menyuruh aku dan Vera kapan-kapan mengunjunginya di Praha, aku pun juga mau kesana suatu saat nanti, hanya saja waktunya belum ketemu.

Tak terasa jam sudah pukul setengah 11 malam maka kami pun berpisah, sebenarnya Niko mengajakku karaokean dengan pacarnya, tapi karena kasihan Vera sendirian dirumah maka aku harus segera pamit.

Kulihat di ponselku beberapa kali Vera Misscalls, setelah di jalan baru aku segera telpon balik Vera karena tadi terakhir dia bilang teman-temannya mau kerumah.

" Halo sayang.. " kataku saat gadis cantikku itu mengangkat telponku.

" Sayang kamu dimana? Belum pulang?.. ” tanyanya dengan suara lembut.

" Ini lagi dijalan pulang kok, aku ngebut nih ya.. " jawabku.

" Oh okeh, jangan ngebut-ngebut sayang ntar malah kenapa-napa, ini aku ditemenin Nova cs kok.. " katanya lagi dengan nada kuatir sekaligus menenangkanku.

" Aku kirain kamu sendirian, yaudah deh aku nyetir dulu ya.. " kataku agak tenang juga setelah tahu dia bersama gengnya dirumah.

Satu jam kemudian aku sudah di depan rumahku dan memarkirkan mobilku kedalam garasi, tampak ada mobil Nova dan satu mobil lagi di halamanku.

Vera menyambut di depan pintu rumah dengan ciuman kangennya.

Saat aku masuk kedalam tampak teman-teman cewek Vera sedang duduk melingkar ngerumpi dikasur empuk di depan Home Theater yang tadi siang aku pakai bercinta dengan Vera.

4 orang temannya langsung berdiri begitu melihatku kemudian memperkenalkan diri, hanya Nova saja sih yang aku kenal, karena Vera sering berdua dan akrab sekali dengannya, terlebih mereka juga satu kelas di Fashion School, selebihnya aku baru melihat yang lainnya.

Setelah duduk sebentar dan mengobrol aku pun mempersilahkan mereka melanjutkan rumpian mereka, lalu aku beranjak ke atas menuju kamar.

Setibanya dikamar aku baru merasa adem dengan AC dikamarku, karena hari ini memang cukup gerah, hujan tak turun seperti malam-malam sebelumnya.

Aku berganti baju dan segera berjalan ke kamar mandi.

Ketika berjalan ke kamar mandi kulihat diatas kasur ada majalah Vogue yang tampaknya tadi baru Vera baca, kemudian aku pun masuk kedalam kamar mandi untuk membuang kegerahanku.





..............................

Jam 12 an, di dalam kamar aku masih tiduran dikasur menunggu Vera meladeni rumpian teman-temannya yang dari tadi sepertinya sangat seru.

Hari ini pun aku sebenarnya sangat lelah karena dari subuh belum tidur-tidur, meskipun sudah mengantuk begini dan biasanya aku susah tidur kalau Vera belum disebelahku, tapi apa daya mataku sudah terlanjur berat, maka aku ketiduran juga.

Hingga aku merasakan kecupan hangat dibibirku yang langsung membuatku terhenyak.

Dan rupanya itu Vera sedang menciumku dalam posisi tiduran agak menyerong disebelahku.

" Kebangun ya sayang?.. " bisiknya sambil membelai wajahku begitu melihatku terbangun.

Aku ketiduran sebentar saat menunggunya tadi, lampu kamar sudah dia matikan dan gelap begini memang suasana kamar kami ketika tidur.

" Iya ketiduran aku, jam berapa sekarang Ver?.. " tanyaku disela-sela cumbuan mesranya.

" Maaf ya lama, jam 1 lewat yang, mereka baru aja pulang... " Vera kembali melahap bibirku.

Suasana dingin dan gelapnya kamar membuat birahiku naik seketika, apalagi Vera saat ini sedang Lingerie-an saja dengan belahan dada montoknya yang membulat setengah belahan dari balik pakaian tidurnya itu.

Aku mengelus paha putih bersihnya dan naik meremas bongkahan pantatnya, Vera memang kebiasaan tidur tanpa pernah memakai dalaman.

Gadis cantik ini semakin kuat membekapku dalam pelukannya dan mengecup bibirku, ciumannya sangat ganas, aku hanya bisa tergolek membiarkan Vera mendengus penuh nafsu sambil menarik lalu mengulum lidahku yang sesekali dia gigiti gemas.

" Uhh yang.. Aku horny banget... " celetuknya memegangi wajahku dan menatapku.

Tak pelak nafsunya yang sudah membumbung itu membuatnya seketika menarik kaosku dari bawah dan membukanya.

Kemudian Vera mulai menyusuri dada bidangku dengan jari lentiknya, saat dia mengemut putingku aku langsung mendesah meringis menikmati sensasi Foreplay dari Vera yang menindihku dari atas.

Lidahnya menari-nari dengan lembut di kedua putingku, hingga membuat putingku basah dengan ludahnya.

Vera juga mengangkat tanganku kearah atas dan dia menjilati ketiakku.

Aku kegelian tapi Vera menahan tanganku agar tidak mengatup menutup, matanya yang cantik itu terus memandangiku saat lidahnya menyusuri sela-sela ketiak yang tadi juga turut kucukur bulunya sewaktu mandi.

" Uhhhh, geli sayang.. " ujarku saat ia mengecup dan menjilati bagian itu tanpa ampun hingga dalam sekejap ketiakku sampai dibuat basah kuyup dengan ludahnya.

Vera bergerak lagi memelorotkan celana pendekku dan langsung menyapih kontolku yang sudah mengacung tegak.

" Ahhhh.. " lirihku merasakan hembus nafasnya yang tengah mengendus aroma kejantananku sebelum mulai melakukan Blowjob nya seperti biasa.

" Nah ini kan baru sayangnya aku... " celetuknya kemudian melahap penisku yang sudah tegang sambil sejenak mengomentari kontolku yang sudah bersih dari bulu-buluan itu.

Aku menikmati oral seks Vera lagi sambil tiduran terlentang, sesekali kuelus rambut pirang panjangnya yang tergerai halus kesamping, dan kuremas-remas toketnya yang bulat itu dibalik Lingerie seksi yang dia kenakan.

" Kamu seksi banget Verr.. " tak lupa kupuji kecantikannya sambil tetap meremas-remas toketnya yang tetap kencang meski sedang tak disanggah BH.

Sekitar 2 menit Vera mengoralku ia pun segera berdiri, dan mengarahkan kontolku kedalam memeknya.

Penisku yang telah sangat keras langsung masuk tanpa masalah kedalam liang surga dunianya, dimana memek Vera sudah basah sekali.

Aku tarik kepalanya rebah ke badanku dan menciumnya, Vera yang menindihku mulai menggoyangkan tubuhnya sambil ‘menyetir’ tubuhku, dipeganginya wajahku dengan kedua tangannya dan menciumku ganas.

Kecup-kecupan basah dan bunyi tumbukan alat kelamin kami yang beradu mengalahkan dengung AC 4PK dikamarku ini.

Aku puasi-puasi saja dulu bercinta dengannya, mumpung malam ini Vera masih belum haid, karena menurut hitungannya dalam minggu-minggu ini dia akan segera haid.

Paling bete sekali kalau gadis cantikku ini memasuki masa menstruasinya, yang berarti tak ada seks.

Aku terus menyetubuhi Vera yang masih memakai Lingerie nya yang hanya kusingkapkan saja, sebelah tali yang menyanggah dibahunya sudah terlepas kesamping, membuat sebelah toket besarnya nongol dan menjadi bulan-bulanan tanganku.

Kubalikkan badan Vera, aku memintanya untuk merangkak dan dalam posisi yang sangat kusukai ini aku kembali memasukkan penisku ke memeknya.

" Uhhh, enak banget yaang... " desis Vera sambil mencengram sprei dan menggigit bibir bawahnya sendiri saat mulai kugauli dia dari belakang.

" Aku juga keenakan banget sayang.. " tak mau kalah dengannya aku segera merunduk dan mencium wajah cantiknya dari samping.

Dalam posisi Doggystyle ini aku terus mengecup pipinya dari samping, sementara Vera hanya bisa menunduk membiarkan dirinya aku kawini dari belakang.

Sodokanku membuat tubuhnya terhentak-hentak hingga rambutnya menutupi sebagian wajah ayunya.

Tak ingin kehilangan pandangan ke wajah cantik yang tengah keenakan, maka aku singkap rambut pirangnya itu kearah sebelah dan kini kukecup mesra lehernya yang terekspos sebelah bagian.

" Ahhh.. Sayang terus yang, aku udah mau keluar... " desisnya masih menunduk sambil kucium-cium lehernya yang mulus dan wangi sekali.

Tangan kiriku langsung kusisipkan melingkar ke pahanya dan mencari klitorisnya lalu mulai kugeseki.

Vera menggelinjang karena titik paling rawan ditubuhnya tengah kugelitiki, kupertahankan tempo genjotanku ini sambil menunggunya orgasme.

" Enak yang?... " bisikku sambil mengemut kupingnya dari samping.

Vera tak menjawab, namun desis dan pola nafasnya sudah menandakan bahwa gadis seksi yang dulu pernah menjadi permata di dunia modeling di sebuah Website Fashion ternama ini akan segera orgasme.

" Uhhh.. Yang aku sampee!!.. " desisnya sambil menundukkan kepalanya rebah ke kasur dan klimaks.

Aku merasakan memeknya kembali menyemburkan cairan di dalam rongga vaginanya yang juga berkedut-kedut itu, sambil menunggu Vera mengatur nafasnya kuremas dadanya dari belakang dan kuciumi punggungnya.

" Hhhhah.. Terusin aja yang.. Gak usah nunggu aku.. hahhhhahh.. " celetuknya dengan nafas berat dan terengah-engah.

Mendengar itu aku senyum saja, dan mendorong tubuh Vera agar rebah dikasur, kuluruskan pahanya juga dan kini Vera yang berada dalam posisi selonjoran kembali kusetubuhi di memeknya.

Vera kembali mendesah saat aku mulai menggenjotnya lembut.

Aku mengesampingkan wajahnya karena aku ingin terus menatap wajah cantiknya sambil kugagahi dia.

Beberapa helai rambut menempel di wajahnya yang sudah dibasahi peluh keringat itu.

Meskipun AC dikamarku ini sangat dingin tapi tetap saja tak bisa meredakan nafsu kami berdua yang menggebu dan memacu syahwat kami dari dalam.

Vera mengangkat dan menolehkan kepalanya lalu mencari bibirku, aku pun segera mencium bibirnya sambil kuhujam memeknya yang tiduran dari belakang.



Lehernya kembali kurangsang, pepatah bilang kalo mau membangkitkan gairah wanita mulailah dari leher dan tengkuknya, karena dengan satu hembusan nafas saja dileher mereka, biasanya para wanita akan langsung masuk ke tahap Pre-Horny.

Dari pengalamanku selama ini, pepatah itu sepertinya benar adanya, Vera mengaku sangat suka dikecup mesra dilehernya, dia bilang kesadarannya serasa melayang jika sudah dicumbui di daerah itu.

" Sayang aku mau keluar lagi...shhhh.. Ahhh... " desis gadis bermata abu-abu ini padaku.

" Bareng ya sayang aku juga mau keluar nih.. "

" Iya sayang.. " angguk Verani manja.

Maka kunaikkan tempoku.

Aku kembali selipkan tangan kananku ke sela perut Vera yang tertumpu dengan ranjang lalu kukocoki lagi memeknya guna menstimulasikan orgasmenya.

" Ahhh yaaang, enaaaak.. " Vera mulai menjerit keenakan.

Aku juga terus menghujam kontolku dengan kuat di dalam memek tebal Vera yang tampaknya sudah berkedut-kedut, berharap bisa mengejar orgasmenya supaya kami bisa klimaks bersamaan.

" Aku udah gak kuat yaaaang, aku sampee!!.. "

" AHHHH!!!.. " teriak Vera dengan keras satu menit kemudian.

Aku turut merasakan ledakan spermaku yang akan segera keluar dalam hitungan detik, dan segera aku berejakulasi di dalam memek Vera begitu kenikmatan itu datang.

Terasa sekali saat semburanku yang masuk beradu dengan lelehan cairan Vera yang malah muncrat keluar membuat sensasi kenikmatan yang tak ada duanya.

Aku langsung rebah menindih punggung Vera, sementara memek Vera yang baru kubuahi masih berkontraksi saja.

Kami menarik nafas berdua, kali ini aku lingkarkan tanganku ke lehernya dari belakang sambil kembali mengelus-elus dagunya yang tajam.

" Uuhh.. Aku sayang banget sama kamu yang.. " erang Vera yang tampaknya masih mengatur nafas dan kesadarannya.

Kubanting diriku rebahan disebelah gadis cantik yang sedang sayang-sayangnya padaku ini, menarik selimut dan menutup tubuh kami berdua yang ‘mesin’nya sudah mulai mendingin.

Vera bangkit dari golerannya dan membuka Lingerie nya hingga ia telanjang lalu merapat tiduran di dada bidangku sambil tangannya yang halus memeluk pinggangku erat.

Aku tersenyum dan mengecup dahinya lalu kututup badan kami berdua dengan selimut memastikan tubuh kami yang sama-sama telanjang ini terlindung dari dinginnya AC.

Dan akhirnya menutup mata menghilangkan rasa lelah seharian ini.





..............................

Setengah jam kurasakan Vera tampaknya masih belum bisa tidur, ia terus mendekap tubuhku erat seolah tak mau lepas.

" Sayang.. " panggilnya yang juga menyadari bahwa aku belum tidur.

" Ngopo? Tidur sayang, kita dari kemaren subuh gak tidur loh.. " ujarku lembut padanya.

Dia kemudian diam saja, jari halusnya sesekali mengelus perutku yang rata ini dan tampak akan mengatakan sesuatu.

" Aku tresno karo koe.. " celetuknya yang membuatku ketawa.

" Hahaha... Ngomong opo toh nduk?.. "

" Londo kok omonge jowo.. " tawaku kemudian membelai rambutnya.

Vera ikut ketawa kemudian makin erat memelukku.

" Gpp kok, aku ngerasa beruntung aja punya kamu sayang.. " bisiknya sambil memejamkan matanya dan kembali menciumku.

" Kamu tuh cowok paling baik di dunia, sabar banget.. "

" Terus gak pernah marah.. Aku ngerasa nyaman dan aman aja disebelah kamu.. "

" Heee? Kok tiba-tiba ngomong gitu sih sayang?.. " tanyaku balik sambil mengusap pipinya dengan punggung jariku.

" Gak kenapa-napa, kamu selalu perlakuin aku lembuuut banget, bentak aku aja gak pernah.. " sambungnya lagi yang entah sedang kesambet apa berujar begini.

" Iyalah sayang, kan emang gitu seharusnya... " jawabku.

Ia terdiam lagi sesaat.

" Maaf ya, aku malah nyuruh kamu buat ngasarin aku terus, padahal aku tau kamu gak tega buat mukul aku.. "

" Kamu penuh perasaan banget memperlakuin aku, tapi emang aku sendiri juga gak ngerti kenapa aku suka ngedadak gitu.. " rupanya dia menyadari tentang sikapnya yang sering mendadak liar itu.

" Iya gpp sayang, makanya kurang-kurangin ya.. " dengan senyum aku menanggapinya karena aku memang sudah menerima semua kekurangannya ini.

Kemudian gadis berbulu mata lentik ini mengangguk pelan dan memelukku tambah erat.

Aku sudah memakluminya bahkan jauh sebelum dia menyadarinya.

Sebenarnya sifat alami Vera sangatlah penurut, dia sangat manja padaku dan selalu ingin diperhatikan.

Jujur, aku sebenarnya banyak belajar dari Personality nya yang tak pernah menaruh benci dan iri hati kepada orang.

Vera selalu ramah kepada siapa saja, dan sama sekali tak berpikiran buruk terhadap siapapun yang baru dia kenal, dia juga tak pernah menjelek-jelekan orang yang entah kenapa aku merasa tak pernah menemukan orang dengan sifat seperti ini sebelumnya.

Maksudku Vera sama sekali tak munafik dan dengan lugunya menanggapi sesuatu secara mentah.

Pun Alter Ego liar dan sulit dikendalikan apabila sedang kambuh itu kini tengah perlahan sedang aku transisikan kearah yang lebih baik.

" Aku sayang banget sama kamu nda.. Pengen meluk kamu terus aja rasanya, gak mau lepas.. " sambungnya menatapku dan mengatakannya dengan serius.

" Iya sayang aku juga sayang banget sama kamu.. Dasar kamunya aja yang sering bikin aku cemas tau gak?.. " 

Mendengar itu ia pun menunduk kemudian tersenyum.

" Hihihihi.. " kikiknya tampak senang jika terus-terusan membuatku copot jantung.

" Sayang.. " sambung Vera lagi beberapa saat kemudian.

" Ya cantik?.. " aku mengangkat dagunya dan menatap matanya dalam gelap kamar kami saat ini.

" Kalo aku gak pake kontrasepsi, kira-kira udah berapa kali aku dihamilin kamu ya yang?.. " ucapannya mengagetkanku.

Aku terdiam dan terkejut saja mendengar dia membahas soal ini lagi.

" Ya gatau sayang, ngomongnya suka aneh-aneh deh.. " jawabku cuek.

" Kok aneh sih? Kamu gak bakal hamilin aku emang?.. " tanyanya yang membuatku lebih kaget lagi.

Sudah dari dulu Vera mendesakku untuk segera menghamilinya, dan tiap kali dia tanyakan pertanyaan ini aku pasti akan diam karena memang aku belum bisa memberikan kepastiannya.

" Tuh kan diem.. " rajuknya mendesakku memberikan jawaban.

" Vera... Aku sekarang masih belum punya apa-apa, aku masih hidup dibawah kolong papi-mami.. "

" Kasih aku waktu selesein kuliah aku, terus kalo kita udah bisa mandiri baru deh... " ujarku serius sambil mengelus bawah matanya yang sendu ini.

" Baru apa?.. " dia mempertajamnya dengan melirikku.

Aku diam lagi yang kemudian membuatnya jengkel dan memukul tanganku.

" Iya nikah sayang, astaga.. " kataku yang tiap kali Vera marah pasti dia akan memukuliku manja.

" Hihihi.. " dia terkikik lagi puas mendengar jawabanku.

" Gak dihamilin aja dulu akunya sekarang?.. "

" Ya nikah dululah sayang, masa kamu minta dihamilin duluan.. "

" Tuh aku males deh kalo kamu ngawur gini.. " rundungku karena dia sering sekali ngaco seperti ini.

Vera memanyunkan bibirnya pertanda dia merajuk.

" Aiyy pengen cepet punya dedek bayi.. "

" Debay nya kamu.. " bisiknya tepat dikuping menggodaku.

" Iya sabar ya? Kamu mau kan nungguin aku mandiri kan?.. " tanyaku balik menatap matanya.

Kali ini ia mengangguk kencang, anggukan penuh senyuman, lalu aku mengecup bibirnya mesra setelah memberikan dia pengertian atas desakannya yang terus-terusan dia layangkan padaku.

" Ver.. " kali ini aku nyeletuk disela ciumanku dengannya.

" Yaah?.. " jawabnya membuka mata menatapku.

" Ada yang mau aku tanyain tapi janji jangan marah ya?.. " ujarku tiba-tiba balik serius.

Vera mengernyitkan dahi, karena tak biasanya aku menanyakannya pertanyaan seperti ini.

" Apa sayang?.. " dia pun kemudian ikut serius.

" Hmmm.... " aku pun ragu untuk menanyakannya.

Setelah menimbang-nimbang sesaat karena penasaran juga maka segera saja kutanyakan mumpung Mood nya sedang bagus.

" Nanti kapan-kapan, aku boleh ngentotin cewek lain di depan kamu gak?.. " ungkapku yang seketika membuat Vera melongo dan tampak terkejut sekali.

Namun tak butuh waktu lama untuk wajah imut serta manja itu seketika berubah menjadi tajam dan seram.

" Apa sih!!.. " mendadak ia mencubit pinggangku dan marah sekali.

" Tuh kan marah.. " kataku merasakan sakit cubitannya.

" Gak!! Gak boleh! Gak ada cerita cewe-cewe lain!!.. "

" Pokoknya cuma aku yang boleh muasin kamu!.. " dia seketika memelototiku.

" Kok gitu sih sayang? Kan aku juga pengen wujutin fantasi aku, masa kamu doang yang boleh.. " aku coba menyinggung keegoisannya selama ini yang selalu kuturuti.

" Gak ada yang!! Coba aja kalo berani, kalo gak aku jambak atau aku tendang keluar lonte yang kamu bawa itu!!.. " ancam Vera bete sekali.

" Hardcore deh kamu tuh.. " celetukku mendengar ngeri ancamannya.

" Jadi males tauk kamu masih mikir mau ML ama cewek lain, kurang apa aku nda?... "

Wah Vera benar-benar serius rupanya, dan tampaknya dia tak rela dan cemburu sekali jika aku bersenggama dengan wanita lain.

" Engga kok, engga sayang, dari dulu aku khayalin kamu, masa aku masih kepikiran cewek lain.. "

" Kan cuma nanya doang.. " ujarku memeluknya dan menenangkannya.

Vera jadi diam dan perlahan kembali kalem saat mendengar bahwa aku hanya menggodainya saja.

" Khayalin aku dipake cowok-cowok lain kan?.. " sambungnya dengan nada biasa lagi.

Aku tak bisa menjawab karena sebenarnya sih iya memang itulah yang sering kubayangkan dan aku sama sekali tak pernah berpikir meniduri cewek lain selain dia.

" Sayang aku pengen oralin kontol cowok lain, boleh gak?.. " Vera blak-blakan sekali yang membuat jantungku mau lepas kalau dia sudah berujar begini.

Aku masih terdiam, dalam hatiku mengatakan betapa egoisnya dia ini.

" Giliran dia aja gue bolehin, tapi giliran gue mau ML ama cewek lain dia malah ngamuk.. " kataku dalam hati.

" Pliiis... " Vera memanyunkan mukanya manja kepadaku.

" Oral doang kan?.. " aku memastikan.

Gadis cantik ini tampak berpikir, ragu dan diam.

" Tuh kan, pengen ML juga pasti.. "

" Gak ah!!... " tutupku sambil membuang muka gantian merajuk.

" Bingung mau jawab apa akunya... Ntar aku bilang gak akan ML tapi cowoknya maksa gimana dong?.. "

" Yaudah diperkosa.. " jawabku enteng.

Kami sama-sama terhening beberapa saat.

" Berarti boleh yang? Aku cuma goda-godain doang pake baju seksi terus oralin kok.. "

" Boleh yayayaya?.. " ia terus merayuku.

Aku berpikir beberapa saat, karena tidak terlalu beresiko maka aku pun memperbolehkannya.

" Iya iya boleh.. " jawabku mengalah karena aku juga ingin melihat bagaimana reaksi orang asing kalo digoda Vera.

Apakah mereka akan bereaksi sepertiku atau justru melakukan hal lain, itu yang membuatku penasaran.

" Tapiiiii... " sambungku lagi.

Gadis cantik ini pun langsung menatapku polos dengan wajah imutnya.

" Cuma boleh satu cowok, juga jangan sembarang orang, dan cuma oral doang ya sayang?.. "

" Tar aku awasin kok kalo dia sampe maksa.. " kataku pada Vera sambil mengusap pipi di wajah blasterannya.

" Iyaa sayang, aku janji gak bakal bandel kok... Emuuuuah.. " Vera mengecup pipiku panjang.

" Hmmmm, gimana kalo kita jebak tukang delivery gitu sayang?.. " tiba-tiba aku tercetus sebuah ide.

" Ngg?.. " Vera celinguk kearahku.

" Iya jadi nanti kita pesen Go-Food terus kamu godain deh tuh tukang delivery nya, pokoknya bikin dia konak ampe gelisah sendiri ya sayang?.. " pintaku yang malah jadi lebih antusias dari padanya.

" Ohh... Kamu ngumpet ya? Beres deh ntar pokoknya aku goda-godain tukang delivery nya ampe kencing-kencing.. Hihihi.. " gadis langsing ini tertawa jahat dan jadi tak sabar melakukan aksi kami.

" Iya sayang aku penasaran.. " jawabku kembali mengecup bibirnya.

Yang masih belum Vera sadari bahwa di rumah kami ini sudah dipasangi dengan banyak CCTV dan Hiddencam disetiap sudut ruangan yang terintegrasi langsung dengan Control Room disebuah kamar yang selalu terkunci dan kukatakan pada Vera bahwa itu hanyalah gudang.

" Yuk ML lagi yang, besok kayaknya aku udah halangan.. " Vera berdiri bangkit dari pelukanku dan mulai merangsek ke selangkanganku.

Aku menurut saja membiarkan gadis bernafsu besar ini kembali menghisap kontolku yang dari tadi sudah terangsang ketika membicarakan rencana kami.

Lalu aku dan Vera pun kembali berhubungan badan sebelum kami berdua tertidur lelah karena aktifitas normal kami seharian tadi.

..............................

9 comments:

  1. Kami dari Palmea Indonesia ingin menawarkan produk Liquid Palm Sugar atau Gula Aren Cair.
    Dapat digunakan sebagai bahan campuran makanan dan minuman kekinian.
    Sangat aman untuk penderita Diabetes.
    Tersedia dalam kemasan
    250ml 20K
    500ml 35K
    1000ml 60K (kemasan Jerigen)
    1000ml 65K (kemasa Botol)
    Harga yang kami tawarkan sangat kompetitif dengan kualitas terbaik.
    Jika berminat hubungi kami ☺️
    admin 1 089615102475
    admin 2 083851234811
    palmeaindonesia@gmail.com
    Ig : palmeaindonesia

    ReplyDelete
  2. Agen Bola Online & Casino Online Terpercaya

    1 USER ID UNTUK SEMUA PERMAINAN !!!

    Casinobet77 Menyediakan Permainan Terbaru & Terbaik

    Livecasino | Bolaonline | Sabungayam | PokerDomino | SpadeGaming | SlotGame | Tangkas | BatuGoncang | Jdb168 SlotGame | NumberGame Lottery

    -----------------------------------------------------------------------

    - Bonus Deposit MEMBER BARU Sportbook 100%

    - Bonus Deposit 30% Khusus Permainan Sportbook

    - Bonus Deposit 10% Setiap Hari Untuk Semua Game

    - Bonus Deposit Setiap hari 5rb - 25rb

    - Bonus Casino Rollingan 0.8% Setiap Hari Senin

    - Bonus Rollingan Poker & domino 0,3%

    - Bonus Cashback Game & Tangkas 5%

    - Bonus Cashback Sportbook 5%

    - Bonus Cashback Sabungayam 5%

    - Bonus Referall 2% Semua Game

    - Bonus Referall 1% dari member Togel

    Contact Us Now :

    �� Livechat Casinobet77

    �� whatsapp : +85599495431

    �� PIN BBM : D6235F1C

    �� Wechat : casinobet77cs1

    �� Line : casinobet77

    �� skype : casinobet77

    �� Link pendaftaran :lc.chat/now/8523001/

    Bandar Judi Bola, Live Casino, Agen Poker & Live Game Terbaru dan Terpercaya di Asianbola77

    Gampang Daftar, Gampang Main dan Gampang Menangnya..



    1 USER ID UNTUK SEMUA PERMAINAN :

    - SPORTBOOK

    - LIVE CASINO

    - POKER

    - SLOT GAME

    - LIVE GAME

    ReplyDelete
  3. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE (Tanpa Batas Invest)
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw (EXPRES) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Harinya

    ReplyDelete
  4. Ceweknya cantix + seksi amat hu, gak nahan bener sumpah.. Jarinya aja seksi bgt

    Bener2pas ama gambaran vera ya

    ReplyDelete
  5. Solusi kesehatan dengan Susu Kambing Etawa GMP NUTRI
    bisa membantu untuk menormalkan keluhan berbagai macam penyakit
    respon cepat bisa hubungi :

    WA : 087 717 101 009
    website : http://www.pabriksusuetawa.wordpress.com

    ReplyDelete
  6. Jadilah jutawan mendadak sekarang juga hanya bermain di sentapoker,com. Hanya deposit 15ribu kamu sudah bisa mendapatkan bonus 10ribu dan berkesempatan memenangkan hadiah ratusan juta hingga milliaran Rupiah! Jangan sampai ketinggalan dengan bonus yang akan datang nantinya hanya di sentapoker,com

    WHATSAPP : +6285921063064
    LIVE CHAT : SENTAPOKER.COM

    ReplyDelete
  7. Nonton Bola Online Streaming Bola Live Yalla Shoot TV Malam Hari Ini Cara Nonton Bola Online Live Gratis. Nobar Streaming Bola Live Siaran Langsung Sepak Bola Yalla Shoot TV Kualitas HD

    #bola #streaming #live #yalla #shoot #liga #hari #yalla shoot #malam #malam hari #shoot tv #bola live #bola online #streaming bola #online #streaming bola live #yalla shoot tv #live

    www.NOBARTV.top

    www.NOBARTV.top

    www.NOBARTV.top



    Nonton Bola Online Streaming Bola Live Yalla Shoot TV Malam Hari Ini Cara Nonton Bola Online Live Gratis. Nobar Streaming Bola Live Siaran Langsung Sepak Bola Yalla Shoot TV Kualitas HD

    #bola #streaming #live #yalla #shoot #liga #hari #yalla shoot #malam #malam hari #shoot tv #bola live #bola online #streaming bola #online #streaming bola live #yalla shoot tv #live

    www.Lihatbola.live
    www.Lihatbola.live
    www.Lihatbola.live



    Nonton Film Streaming Movie Layarkaca21 Lk21 Dunia21 Bioskop Cinema 21 Box Office Subtitle Indonesia Gratis Online Download - Layarkaca21 Box Office Cinema21 Bioskop Terlengkap Terbaru

    www.Layarkaca21indo.com
    www.Layarkaca21indo.com
    www.Layarkaca21indo.com



    Nonton Film Streaming Movie INDOXXI Layarkaca21 Lk21 Dunia21 Bioskop Cinema 21 Box Office Subtitle Indonesia dan English Gratis Online Download - INDOXXI Box Office Cinema21 Bioskop Terlengkap Terbaru.

    Bioskopkeren, Nonton Movie 21, Dunia21, Lk21, Jurangan21, Nonton Film21, Indoxxi, Nonton streaming, Nonton Drakor

    www.Bioskopgaul.com
    www.Bioskopgaul.com
    www.Bioskopgaul.com

    ReplyDelete
  8. Baru ngeh ternyata nova udah dikenalin lama di chapter ini ternyata

    ReplyDelete