Aku membuka mata dan melihat hari sudah cerah dari balik hordeng, jam menunjukkan pukul sembilan kurang.
Maka aku pun bangun dari ranjang dan bersiap membuka hari, sementara cewek buleku masih tidur dengan nyenyak.
Tumben sekali karena biasanya dia selalu bangun lebih dulu daripada aku.
Kubuka jendela lalu kucek notifikasi dari ponselku yang ternyata hanya Whatsapp dari grup dan juga beberapa pemberitahuan dari Instagram yang tak begitu penting.
Sambil memainkan ponsel dan mendengar dengkuran Vera dari dalam selimut, maka iseng kurekam momen ini.
Vera itu kalau tidur lucu, dia sering bergumam juga kadang mendengkur yang kalo kuceritakan dia tak percaya dan tak mau menerima fakta jika dia ngorok ketika tidur.
Sebenarnya sudah lama aku kepikiran untuk merekamnya, hanya saja lupa terus.
Kebetulan kali ini dia sedang mendengkur dan langsung saja aku rekam sendiri dengan Handphone ku, biar nanti kalau dia tak mengakuinya maka tinggal kutunjukkan bukti otentiknya yang sekarang kumiliki.
Agak lucu juga melihat wajah cantik Angelic nan polos ini yang kini sedang mendengkur dengan begitu pulas dalam lelapnya, membuatku jadi gemas untuk segera menciumnya.
Perlahan aku tarik selimutnya agar tak membangunkan Vera untuk melihat tubuh putih mulusnya yang setiap malam selalu memelukku tanpa busana.
Ya, Vera sangat sering bertelanjang dalam kesehariannya dirumah.
Kadang ketika pulang dari kampus kulihat dia tengah nonton di ruang tamu tanpa busana sama sekali, juga memasak dan berenang di kolam belakang semua dengan cueknya dia lakukan bertelanjang ria.
Bahkan dalam tidur siangnya sekalipun, yang sering kuselimuti atau langsung kugendong dia ke kamar.
" Nanti diperkosa genderuwo loh kamu sayang.. "
Sering kutakut-takuti dia atas kebiasaan dia yang sering tidur telanjang itu dan Vera mengatakan 'biarin' sambil mencibiliku.
Tapi ya begitulah gadisku ini, dia memang sering membandel dan paling malas ribet-ribet orangnya dalam berpakaian sehari-hari termasuk dalam bermake-up.
Nyaris tak pernah kulihat Vera berdandan menor seperti cewek-cewek lain yang biasanya akan memakai 2 kg Make-Up di wajah mereka ketika keluar.
Vera boro-boro, paling banter dia hanya pakai Lipgloss atau pelembab di wajahnya saja, yang bagiku dia memang tak cocok memakai dempulan berlebihan di wajahnya karena cewek seperti dia ini memang sisi naturalnya itulah yang menjadi aspek tersendiri dalam pesonanya.
Kujatuhkan selimutnya ke lantai lalu terpampanglah tubuh seksi Vera yang telanjang dan seketika membuatku ngiler sekali terutama bokong bundarnya!
Tanganku reflek bergerak begitu saja dan menyusuri bongkahan bantalan yang ada di pantatnya ini yang dulu ketika SMA sering kami intip bersama teman-teman.
Vera tak masih tak bergerak, dia berbeda sekali denganku yang sangat penggeli jika disentuh apalagi dielus-elus.
" Uhh sayang pantatmu montok bener sih!!.. " aku greget sendiri dan ingin rasanya menabok bokong semoknya sekarang!
Kubuka belahan pantatnya guna melihat lubang anus ketatnya yang selalu membuatku kalap serta kecanduan untuk terus memakai lubang tersebut.
Aku berdesis melihatnya, seketika gelora birahiku naik apalagi aku juga baru bangun dan libidoku sedang ON sekali.
Kontolku pun langsung tegang menginginkan tubuh telanjang yang ada di depanku ini untuk menjadi makanannya, tapi aku tak tega membangunkan Vera.
Kembali aku naik keranjang dan mengelusi bokong serta paha Vera yang luar biasa halus dan mulusnya ini.
Aku sampai heran bagaimana sih Vera bisa punya kulit putih selicin ini!
Gregetan aku dibuatnya hingga aku menggosok-gosokkan kontolku ke kakinya yang tetap saja terasa sama halusnya dengan kulit pahanya!
Kupejamkan mataku dan aku mulai meracau sambil mendesah-desah dengan hanya menggesek-gesekkan kemaluanku ke kaki kemudian naik ke betis hingga paha putih Vera.
Kontolku makin tegang dan leguhanku tak terasa juga kencang merasakan sensasinya hingga Verani pun terbangun dengan aksi spontanku ini.
Dia membuka matanya dan langsung senyum melihatiku yang seketika tak melakukan apapun, padahal tadi aku menggesek-gesekkan kontolku di sekujur tubuhnya.
" Sayaaang... " panggilnya dengan wajah bangun tidur yang selalu Lovely dan tersenyum manja kearahku.
Kuelus wajah cantiknya yang memang selalu rewel kalau baru bangun dan langsung kucium bibirnya mesra.
Aku berikan dia Morning Kiss dengan sangat lembut, Vera memejamkan matanya ikut larut dalam nikmat ciuman penuh perasaanku yang kulayangkan ke bibirnya.
Cukup lama kami berciuman karena ini sudah menjadi ritual normal kami di setiap bangun tidur hingga kemudian kami saling bertatap-tatapan lagi.
" Bobonya nyenyak banget ya yang?.. " tanyaku membelai wajah imutnya.
" Iyaa... Kamu udah bangun dari tadi ya yang? Kok udah ngerekam aja?.. " Vera masih mengusap-usap matanya karena dia benar-benar baru bangun.
" Baru kok.. "
" Iseng pengen liat gimana bidadari cantik kalo lagi tidur.. " jawabku sambil memfokuskan rekamanku ke wajahnya.
" Yee apa deh.. " Vera tersenyum lalu melirik ke kontolku yang sudah tegang.
Sekejap saja dengan senyum manis khasnya dia merayap dan langsung mencaplok kontolku ke mulutnya!
" Sssshhhhh Ver!!!.. " seketika aku meringis dan menengadah merasakan mantap sedotannya di kemaluanku.
Vera melirikku dan tak tanggung-tanggung dia menyepong kontolku dengan serius yang membuatku merem-melek merasakan nikmat Blowjob dan Handjob nya berbarengan.
" Auuhh.. Gila yang enak banget!!... " racauku saat Vera seruput lubang pipisku dan mengemutnya kuat sekali.
Memang kalau pagi hari aku selalu bersemangat sekali untuk ngeseks apalagi baru bangun tidur begini yang rasanya birahiku sedang berada di titik didihnya.
Kuselipkan tanganku guna menggenggam toket bulat nan montok Vera yang masih melahap kontolku dalam posisi tiduran menyamping.
" Mantep bener hisepanmu sayang!!.. "
" Gimana aku mau selingkuh kalo cewekku pinter gini nyepongnya.. Ugghh!!... " ucapku tak karuan.
Vera tersenyum mendengar rapalanku.
" Ver tiduran sayang, aku pengen ngentotin kamu.. " kucabut kontolku dari mulutnya karena spermaku naik cepat sekali kalau berada di dalam mulutnya.
Vera segera melakukannya.
Dia tiduran dan mengangkangkan kakinya membuka selangkangan seolah memamerkan padaku memek tebal merah mudanya yang mulai dia kucek-kucek sendiri dengan jarinya sembari menungguku menyetel kamera.
Vera terus melirikku saat aku tengah mengambil Tripod kameraku, tapi setelah melihat wajah cantiknya maka kuputuskan untuk memegangi saja kameranya karena aku ingin fokus ke wajah cewek nakal ini!
Aku naik dan segera menindih Vera yang tiduran di bawahku, kami bertatap-tatapan mata lagi.
Vera tak berkata-kata dan hanya membuat ekspresi yang memberitahuku bahwa dia ingin segera kutiduri dengan gestur nakalnya.
Melihat kontolku yang sudah mengacung tepat di depan memeknya membuat Vera meludahi jarinya kemudian dia genggamkan ke kontolku mengocok-ngocokinya agar ludahnya merata dibatang keras itu.
Aku terus tatap wajah Vera dan menikmati kecantikannya dulu yang mana Vera sudah tak sabaran.
" Tusuk yaang... " ujarnya menyuruhku segera mengawininya.
" Apa yang mau ditusuk sayang?.. " kumainkan sebentar biar dia greget sendiri.
" Tusuk memek aku sama kontol tegang kamu.. " ucapnya vulgar.
" Heh!.. Jorok deh ngomongnya.. " tegurku padanya karena ucapannya tak sesuai sekali dengan wajah manisnya ini.
Dan benar saja Vera yang tengah mengusap-usap kontolku ini jadi greget, bahkan saking nakalnya dia cucukkan ujung kuku panjangnya ke lubang pipisku yang membuatku tersentak ngilu seketika!
" Shhh.... Jangan sayang... " gelengku dan Vera hanya terkikik lalu tersenyum nakal sambil memeletkan lidahnya.
" Cepet entotin makanya!.. " tawanya bercampur kesal tahu jika aku sengaja mengulur-ngulur.
Segera aku ludahi kontolku dan bersiap memasukkannya ke memek yang telah siap menyambut kemaluanku ini.
Kutepak-tepak sebentar kontol tegangku tepat di bibir memeknya yang membuat Vera mendesah karena memeknya pun sudah basah sekali dan telah siap untuk dibiaki.
" Ahhh yanggg... Shhh!!!.. " ringis Vera ketika kumasukkan kontolku ke memeknya.
Aku memejamkan mata merasakan nikmat surga dunia yang betul-betul sulit kuekspresikan dengan kata-kata untuk menggambarkannya.
Vera melirik kearah kamera yang kuarahkan tepat diatasnya dan dia sama sekali tak menyembunyikan raut ekspresi nikmatnya yang saat ini tengah kusetubuhi.
Vera beraksi dengan sensualnya di depan ponselku, dia mengunci pandangan sendu dan Innocent nya yang membuat aku gemas sekali dengan dia ini!
Kufokuskan dan agak aku Zoom bola mata indahnya yang seperti bola kelereng lengkap dengan lentik bulu matanya yang benar-benar memancarkan kecantikan serta menjadi sumber dari segala ekspresi yang dia buat.
" Ughh yangg.. Cepetinn entotannya!!.. " erang gadisku lirih meminta aku menaikkan tempo.
Kuturuti dan kupercepat genjotanku di dalam memek Vera yang sudah terdengar kecipak basah sekali bertanda dia sudah mau orgasme yang pertama.
Bermenit-menit berjalan dengan dengus nafas dan desahan kami yang saling bersahut-sahutan dan menikmati kenikmatan kami masing-masing.
Wajah imut polos dan lugu Vera tadi sudah hilang berganti dengan ekspresi tajamnya yang menatapku binal.
Kali ini kocokan jarinya di klitoris dan rapalan kotornya sudah dia lakukan yang sekejap turut membakar libidoku untuk makin mengentaknya lebih kuat lagi!
" Shhhh... Anjing yang kontolmu!! Huuhhh!!.. " racau Vera yang tak begitu kugubris.
Aku memejamkan mata dan menengadah sementara sakit kurasakan akibat remasan kuat tangannya yang mencengkram pinggangku.
Yang entah sudah berapa kali pinggang, lengan dan punggungku ini berdarah-darah karena menjadi sasaran kegemasan Vera yang akan mencengkram bagian-bagian tersebut kuat-kuat.
Dimana kuku-kukunya akan menancap dan mencakar titik itu sebagai bentuk kegemasannya di momen-momen permainan panas yang tengah kami lakukan.
Makin kutumbuk memeknya sekuatku seiring bacotan Vera yang makin lantang dia lontarkan.
Hingga tak beberapa lama dia pun orgasme dan lelehan lendir putih bening lumer dari memeknya.
Kudiamkan kontolku dan kucium bibirnya sementara dia menarik nafasnya.
Vera melingkarkan tangannya ke leherku dan mengunci tubuhku yang tengah menindihnya dari atas menciumiku dengan amat ganas.
" Uhh sayang.. Aku sayang kamu deh!! Muaah... " kecupnya di bibirku beringas.
Kupandangi wajahnya saat kami tengah berciuman, Vera memejamkan matanya dan enjoy sekali memadu kasihnya dengan aku saat ini.
" Yang iket tanganku.. " celetuknya kemudian melebarkan tangannya lebar-lebar memintaku memborgol tangannya ke besi ranjang seperti biasa.
Aku menatapnya saja dan berhubung dia sedang ingin bermain ikat-mengikat, maka segera saja kumulai lagi genjotanku agar dia tak aneh-aneh dulu karena ini masih pagi.
Dan sontak genjotanku langsung membuat Vera mendesah lagi membalas tatapanku yang terus merekam wajahnya.
" Yaaangg... " erangnya manja memintaku segera melakukannya tak peduli bahwa aku sedang enak sekali menyenggamainya.
" Diemm sayang!! Uhhh.... " balasku memejamkan mata merasakan nikmat memek basahnya setelah klimaks tadi.
Vera menatapku dan dia mendesah dengan lepas, mendengar suara desahan Vera yang merdu apalagi wajah cantiknya yang kembali meracau kotor membuatku ikut panas!
Dengan tanganku kuelus pipinya yang terus meminta agar aku menaboknya, kucekik pelan lehernya dan membuat Vera seketika melotot lalu menyuruhku menguatkan cekikanku di lehernya.
Tentu saja tak kulakukan karena aku lebih tepatnya sedang meraba-rabai lehernya saja sekarang, tapi Vera malah menaruh tangannya di tanganku dan menekan lehernya sendiri!
Wajahnya seketika meredup dan menjadi sayu yang membuatku makin tak kuasa menahan ejakulasiku.
Satu menit kemudian Vera menjerit dengan kuat, mulutnya membentuk O dengan lebar dan dia pun klimaks lagi.
Keduluanan dua kali dengannya segera kutumbuk memeknya dan memburu klimaksku juga yang sudah di depan mata.
" Veerr!!!.. " erangku dengan wajah mendongak merasakan sekejap ledakan spermaku akan muntah kedalam rahimnya.
Tapi Vera memintaku untuk mengeluarkan di mulutnya karena dari kemarin dia memang sudah minta hal tersebut yang malah kulap ketika dia akan menelan spermaku.
Maka aku dengan cepat turun dari ranjang dan menunggu Vera duduk di depan kontolku.
Tak langsung duduk Vera malah berjalan ke meja riasnya yang membuatku melongo.
Kemudian cewek berdarah Kanada-Jepang ini membuka rak meja riasnya lalu memasang Piercing ke lidahnya!
" Alamak mampuslah aku!.. " gerutuku dalam hati melihat dia segera duduk diantara lututnya dengan lidah yang sudah terpasang Piercing barbel.
Vera tersenyum melihat ekspresi ketakutanku sebelum kemudian mengganti senyum jahatnya itu dengan wajah imut-imut dan tak berdosanya lagi lalu barulah dia membuka mulutnya dengan lebar.
Aku yang sudah di ujung-ujung ini pun tak bisa berkomentar banyak dengan kelakuan nakalnya dan hanya bisa pasrah merekam dia yang sekarang mulai mengocok kontolku dan menatapku tanpa berkedip.
" Shhh Verr.... " desisku merasakan halus tangannya menggenggam kejantananku.
Vera tak berkomentar, jika biasanya dia meracau kotor dengan wajah binal maka kali ini dia memanfaatkan wajah polosnya yang seperti cewek baik-baik itu guna merangsangku dan balik membuatku greget.
" Sepong yang... Uhhh!! Aku udah gak tahan.. " racauku melirik kearahnya yang belum mengulum kontolku dan hanya memainkan Eye Contact serta kocokannya saja.
Aku tahu jika dia ini sengaja, terlihat sekali dari ekspresinya yang seperti sedang menahan ketawanya puas melihatiku kalau aku sudah dirundung gejolak libido yang mendesak untuk segera keluar.
" Pliss Ver!! Isep yaang.. " aku jadi tak sabar sendiri dan jadi gelisah sekali.
Dan akhirnya dengan senyum manis khasnya dia pun melahap kontolku yang bagaikan sengatan listrik dahsyat bagiku.
" ANJIINGG SSHHH!!!... " leguhku dengan kepala menatap ke langit-langit kamar merasakan nikmatnya!
Vera mengulum kontolku dengan lembut, dia tak langsung memberikan hisapan terbaiknya dan justru seperti memulainya lagi dari awal.
Aku menjambak rambutku sendiri saat merasakan tindikan di lidah Vera yang mengenai urat-urat di batang kontolku.
Juga ketika Vera mencucup ujung kontolku sementara tangannya memijat-mijat batangnya memancing kontolku memompa spermanya agar segera naik dan meledak di mulutnya dalam posisi ini.
Vera melihat ekspresiku yang seperti orang gila hingga akhirnya tanpa kata-kata dan hanya sebuah leguhan keras aku ejakulasi di dalam mulut Vera dalam posisi kepala kontolku tengah dia emut!
Aku merasakan ledakan ejakulasi yang besar karena memang pagi hari begini pria pasti akan berada dalam Top Perform nya dan sudah pasti sperma yang dihasilkan akan sangat kental dengan porsi yang sangat banyak berhubung stoknya memang sedang penuh-penuhnya.
Vera tak bergeming dia bahkan terus menatapku dan tak berkedip sama sekali!
7 kali kontolku menyemburkan ledakan besarnya di dalam mulut Vera dan dia benar-benar menampung semua itu kedalam mulutnya.
Kemudian setelah memastikan badai klimaksku reda, dengan perlahan kontolku dia keluarkan dari mulutnya agar tak ada setetes pun yang menetes pada prosesnya.
Gadis cantik berbuah dada besar ini membuka mulutnya yang berisikan penuh sperma putih kental seperti susu Sachet memamerkannya padaku, lalu seketika menelannya dengan satu tegukan kuat!
Aku mendesis melihat Vera menelan spermaku dan menjadikannya pembasuh kerongkongan pertamanya disaat terbangun dari tidurnya bahkan lebih utama dari air putih, kemudian menatapku dan tersenyum.
Kukecup keningnya dan kuusap wajahnya yang terlihat senang sekali.
" Makasih ya sayang atas proteinnya.. "
" Kentel dan enak banget spermamu sumpah.. Hihihi.. " ujarnya tersenyum manis puas mendapati protein dari pejantannya.
Aku hanya senyum saja kemudian kuelus wajah cantiknya ini yang selalu akan tertawa begitu riangnya kalau kemauannya kuturuti.
" Sayang banget sama kamu deh.. " kecupku lagi di keningnya dan mengambilkan segelas air putih untuk gadisku ini lalu bersiap mandi.
Vera duduk diatas sofa masih melihatiku yang sedang memanaskan air di kamar mandi.
" Sayangg.. Fotoin dong.. " ujarnya saat aku masih merekam dirinya yang tengah terduduk diatas ranjang.
" Ini masih video sayang.. " jawabku merekami tubuhnya yang sudah berpose itu dari ujung kaki ke ujung rambutnya.
" Aiyy fotoin.. Udah lama engga di foto telanjang sama kamu.. " pintanya dengan genit.
Maka kurubah mode ponselku yang tadinya merekam kemudian ke mode foto.
Kujepret Vera beberapa kali dalam posenya yang amat seksi diatas ranjang itu.
Kontolku tegang lagi saja begitu melihat hasilnya, apalagi mengingat bagaimana dulu kupaksa dia untuk berfoto telanjang demi obsesi gilaku yang ingin memiliki dia seutuhnya.
" Liat, cantik gak yang?... " Vera penasaran setelah kufotoi dia beberapa kali.
Kuperlihatkan dan kami sama-sama melihat hasilnya berbarengan.
" Kayak cewe nakal.. " asbunku mengomentari fotonya itu yang sedang berpose seperti model telanjang saja.
" Sayaang iih... Masa cewe sendiri dibilang cewe nakal.. " rajuknya kemudian memukulku manja.
Aku ketawa lalu kami saling bertatapan, tentu menatap wajah cantiknya membuatku tak bisa menahan diri dan seketika kami berciuman rakus.
Tak pelak setan kembali menghinggapi yang membuatku langsung menerkam Vera untuk rebah keranjang kemudian kusetubuhi lagi cewek berkulit putih mulus ini dengan menembakkan benihku ke memeknya!
Lalu baru aku mandi duluan meninggalkan Verani yang terengah-engah dengan mengalirkan sperma hangatku dari vaginanya.
..............................
Aku membaringkan badanku ke ranjang dan terasa segar sekali setelah mandi.
" Sana mandi.. " kataku ke Vera yang sedang bersiap mandi tapi malah melihatiku yang sudah wangi ini sambil senyum-senyum.
" Kok ngeliatnya gitu?.. " ujarku ke dia yang mematung saja.
" Kamu gak kemana-mana kan hari ini yang?.. " tanyanya kemudian.
" Engga.. Kenapa kamu mau ditemenin kemana?.. " jawabku tiduran lalu memainkan HP.
Vera ketawa senang mendengar jawabanku.
" Yey.. Bisa dimanjain seharian berarti.. " lanjutnya mencium pipiku dan masuk juga ke kamar mandi.
Aku senyum saja setelah tau kalau Vera ingin dimanjai seharian ini.
Kemudian diam-diam aku membuka Bigo Live mumpung Vera sedang mandi karena kebetulan Host favoritku sedang Online.
Vera marah sekali setiap kali mendapati aku bermain Bigo, dia menyuruhku menghapus aplikasi itu yang tanpa sepengetahuan dia balik kuinstal lagi.
Dan terang saja dia akan kembali marah jika sampai aku ketahuan masih saja main Bigo olehnya.
Bahkan pernah disebuah kejadian Vera betul-betul marah besar.
Saat itu aku ketahuan sedang menyawer seorang Host seksi yang tengah menuliskan namaku di toketnya dan mendriblenya.
Vera marah sekali mengetahuinya dan langsung melempar ponselku hingga terbanting ke lantai.
Aku sampai terdiam saat itu melihat betapa marahnya Vera dan tak berani berkata-kata.
Sudah pernah kubilang Vera ini kalau marah ngeri sekali, apalagi yang menyangkut soal cewek lain, wah habis aku dibuatnya kalau sudah begitu kejadiannya.
Karenanya aku hanya bisa bermain Bigo tanpa sepengetahuannya saja dan aplikasinya kusembunyikan di folder khusus yang aku Hidden karena setiap saat dia selalu mengecek HP ku, apalagi kalau melihat aku mulai fokus dengan ponselku.
Hampir satu jam kemudian Vera pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dia kemben ke dadanya lalu duduk ke meja riasnya untuk melakukan ritual para cewek-cewek sehabis mandi.
Tak mau ambil resiko maka sekejap aplikasi Bigo nya aku keluarkan dan menggantinya dengan menonton Youtube saja karena dia sudah melirik-lirikku dari cermin meja riasnya memperhatikan aku yang serius sekali menatap kelayar ponselku.
" Ahh padahal baru juga mau nyawer.. " ujarku dalam hati apalagi Host nya sudah menyenggolku untuk nyawer berhubung aku langganan dan Top donatur nya.
" Sayang kamu main Bigo lagi ya?!.. " pelotot Vera dari pantulan cermin melihat aku yang senyum-senyum kelayar ponselku kemudian langsung menyusuliku keatas ranjang dan mengecek ponselku.
Namun saat dia hanya menemukan bahwa aku sedang menonton Youtube, maka dia tak jadi marah.
" Apa sih sayang? Aku youtupan doang kok dibilang main Bigo.. " jawabku ketika dia menyidak ponselku dengan Headset yang masih nyangkut di kupingku.
" Kupukul kamu kalo main Bigo lagi!!.. " kata Vera kemudian kembali ke meja riasnya setelah tak menemukan apapun dari ponselku.
" Iiih kasar deh.. " timpalku menatap dia yang mukanya sudah mau marah.
Dan dalam hati aku lega untungnya tadi aku sudah menutup Bigo nya dan mengganti ke Youtube karena kalau kupaksakan tetap menontonnya sudah pasti pecah-belah ini isi kamar dibuatnya.
" Biarin!! Males tauk liat kamu nontonin tetek cewe-cewe murahan itu!!.. "
" Awas aja ya kalo kamu masih berani main Bigo.. Aku buang HP kamu!!.. " lanjutnya senewen.
Karena memang sudah berkali-kali aku instal ulang aplikasinya dan ketahuan terus olehnya makanya dia jengkel sekali.
Untuk itulah tiap kali aku main Handphone ku dengan Headset dikuping pasti dia kira aku main Bigo, padahal emang iya :D
Aku diam saja dan membetulkan posisi Headset ku malas mendengar kalo dia ngomel begini.
" Denger gak nda?!!.. " dia meninggikan suaranya lalu menoleh kearahku dan memelototiku lagi.
" Iya sayang iya... Astagaa.. " jawabku.
Mendengar jawabanku cewek berambut pirang ini kembali menyisir rambut basahnya di depan cermin.
Aku lanjut nonton video parodi di Youtube juga mendengar lagu-lagu baru dimana Vera sesekali melirik mengawasi dari cermin dan masih saja curiga padaku.
Vera sendiri pernah mendapat tawaran untuk menjadi Host Bigo dengan target-target per minggunya dengan nominal yang lumayan juga.
Aku saja kaget ketika Vera menunjukkan emailnya padaku tak menyangka jika prospek menjadi seorang Host boleh juga.
Pantas banyak cewek-cewek yang rela Live berjam-jam hanya meladeni 'buka-buka-buka' dari yang menonton karena bayarannya betul-betul menggiurkan, tapi Vera mentah menolak tawaran tersebut.
Saat kutanyakan kenapa Vera bilang tak mau saja tanpa menjelaskan alasan khususnya, ya sudah karena keputusannya maka aku pun tak ingin mengganggunya.
..............................
Aku tersentak lagi saat Vera mengecup bibirku.
Ketika kubuka mataku Vera sudah mendudukiku saja berhubung aku ketiduran dalam posisi duduk berselonjor dengan bersandar di sandaran ranjang.
" Uhh yang.. " kataku ketika dia hanya menatapku dan kembali mengecup bibirku.
Saat itu Vera memakai Lipgloss rasa apel hingga bibirnya jadi terlihat basah sensual dan sedap untuk dikecup.
Vera mengangkat kaosku dan melepaskannya lalu lanjut mencumbuiku.
Kulihat jam rupanya sudah satu setengah jam aku tidur barusan, dan sekarang sudah siang saja.
Vera mendesis dan merabai dadaku dengan tangan halusnya yang membuatku geli dan naik birahi dalam sekejap.
" Yang.. " panggilnya kemudian menatap tubuh atasku yang lumayan atletis ini.
" Tatoan dong biar seksi kayak Khal Drogo ato Aquaman.. " celetuk Vera dalam elusan jarinya yang membuatku ketawa.
" Hahaha sayang-sayang.. Ada-ada aja kamu tuh.. " aku tertawa karena Vera masih demam film Aquaman yang beberapa waktu lalu kami tonton di komputer.
Vera memang sejak dulu terus menyuruhku memasang tato, dia bilang dia gampang Horny dengan cowok yang berbadan kekar dan penuh tato seperti Jason Momoa di film Aquaman tersebut.
Malah dia pernah meminta izin padaku kalau dia mau memasang tato di tubuhnya yang membuatku terkejut dan terang saja kularang, karena aku suka sekali tubuh putih mulusnya ini.
Meski kuakui Vera cocok sekali kalau bertato dikarenakan kulitnya yang putih bersih tapi aku melarangnya dan untunglah dia menurut.
" Kok ada-ada aja?.. " tanyanya dengan imut dan polosnya setelah tadi hampir marah soal Bigo itu.
" Aiyy biar macho yang.. " rajuknya lagi.
" Udah gini aja, yang penting kontol aku gede dan bisa muasin kamu kan?.. " jawabku sok pede.
Vera memanyunkan bibirnya dengan wajah meremehkan lalu ketawa.
" Gede doang tapi penggeli.. " celetuknya yang membuatku mencubit pipinya dan ikut ketawa.
" Eh sayang.. " sambungku tak lama.
" Kok kamu gak pernah lebatin bulu di memek kamu sih yang?.. " aku penasaran karena Vera sama sekali tak pernah menumbuhkan bulu vaginanya satu inci pun.
" Gak mau yang... " dia menggeleng dengan kuat.
" Kok gamau?.. " heranku padanya padahal kalau dirawat sih harusnya bisa rapi.
" Jelek, warnanya pirang.. " tutupnya lalu mencium bibirku lagi.
Sambil menyambut ciuman bibirnya aku jadi ingat kalau si Vera ini kan memang aslinya ras kulit putih jadi tentu warna rambut kemaluannya akan pirang juga.
Warna yang sangat dia benci karena begitu banyak menghadirkan penderitaan untuknya.
Bahkan alasan Vera mau mengembalikan warna asli rambutnya karena aku yang meyakinkan dia, jika itu terserah dia sudah pasti Vera takkan mau dan sudi membiarkan rambutnya pirang seperti sekarang.
Aku jadi baru tahu soal ini.
Kami berciuman cukup lama, Vera memejamkan matanya dan larut sekali dalam kecupannya.
" Yang ngomong jorok dong.. " pinta Vera disela ciumannya padaku.
Aku diam saja dan sedang enak-enaknya berciuman dengannya dimana Vera sendiri yang mengontrol ciumannya.
Nafas Vera terasa berat, tampaknya dia sudah terangsang saja.
Tak berapa lama Vera melepaskan ciumannya lalu memandangiku dengan sebuah pandangan yang amat dalam, kubalas tatapan matanya itu.
Namun ada yang aneh dari tatapannya.
Pupil mata Vera perlahan mengecil dan matanya dalam sekejap menjadi sayu, dia terus melirikku dengan pandangan sendunya yang tak seperti biasanya dan berbeda.
Yang aku tahu benar jika ini merupakan pandangan yang sering dia tunjukkan ketika Vera mulai kumat.
Aku bisa membedakannya dengan jelas, karena tatapannya yang biasa akan keluar setelah mendapati rangkaian proses Foreplay atau proses stimulasi yang konstan.
Tidak instan dan ujug-ujug seperti sekarang ini, dimana bisa kukatakan terlalu mendadak.
Vera mulai mengusap-usap pipinya sendiri dan melirikku yang seakan sudah bukan dirinya lagi.
Aku jadi panik karena belum siap menghadapi pergantian kepribadiannya ini.
Dan ya, inilah pandangan yang sering kuhadapi ketika dia tiba-tiba kumat di tempat umum, atau ketika kami sedang nongkrong dengan teman-temanku.
Vera akan langsung kubawa pulang dan kutenangkan dengan mengiming-imingi kemauannya atau apapun yang dia rapalkan itu jika sisi lain di dirinya ini mulai menguasai kesadarannya.
Yang sampai sekarang aku masih mempelajari apa yang memicu hingga bisa membuat terjadinya pergantian kepribadian Vera dengan Alter Ego nya ini.
Vera mendesis dan tatapannya kearahku semakin menunjukkan jika kini dia betul-betul dikuasai seutuhnya oleh setan yang sebentar lagi akan menjadikan dia liar dan buas!
Segera kupeluk Vera dan kupegang kedua tangannya sebelum tangannya itu menyakiti dirinya sendiri, lalu kutenangkan gadis luguku ini.
" Ssstt.. Sayang udah-udah.. " pelukku padanya dengan erat menenangkannya.
Vera mendengus dengan kuat, nafasnya terasa kencang dan berat sekali berhembus di leherku.
Kemudian Vera mulai menggigit leherku dengan kuat yang kutahan sakitnya, dimana disaat bersamaan dia juga menggerakkan tangannya yang masih kutahan sekuatku.
Tenaga Vera terasa luar biasa sekali jika dia ada di fase ini, dan sejujurnya aku belum siap menghadapinya karena aku baru saja bangun tidur.
" Yaangg pukul aku!.. " Vera kemudian melihatiku lagi dengan pandangan yang begitu dinginnya.
Di bibirnya terlihat ada sedikit bekas darah yang rupanya gigitan kuatnya barusan melukai bahuku.
Kupeluk lagi dia lebih kuat dan kubelai rambut panjangnya sambil kuciumi lehernya yang membuat Verani mendesah merasakan lembut ciumanku di leher jenjangnya.
" AAHHH!! AYO YANG!!.. " leguh Vera kali ini dengan suara lantang.
Aku tidurkan Vera ke ranjang dan kutindih dia, kutatap wajahnya yang saat ini terlihat sama sekali bukan Vera yang kukenal dan kubelai dia mesra seperti biasa.
Vera membalas tatapanku sambil menggigiti bibirnya sendiri tentu saja sambil terus menyuruhku untuk segera menyakitinya dengan dengus nafas bak bantengnya.
Namun aku tak meladeninya dan memperlakukannya dengan lembut karena sepengalamanku menghadapinya inilah satu-satunya cara meng-Counter kalau dia sedang kumat dan tak terkendali begini.
Yang dulu ketika pertama kali menghadapi situasi ini aku bingung dan kupikir Vera kerasukan setan.
" Jangan sayang.. Aku sayang banget sama kamu.. " ujarku yang Vera tak sadari jika di bibirnya ada darah gigitannya di bahuku tadi yang kemudian kuseka.
" Cepet yang pukul aku sampai babak belur!!.. "
" Aku ini cewek gak tahu diri!! Shhh!!!... " kali ini kukunya mencengkram punggungku yang lagi-lagi sakitnya kutahan saja.
" Kok dipukul yang? Nanti muka kamu yang cantik ini jadi lebam dan kamu jadi jelek.. "
" Kalo kamu jelek aku gak mau ah sama kamu.. " aku tersenyum dan mengusap pipinya lembut.
Vera diam, matanya makin redup dan wajahnya merah sekali!
" Hmmm.. Gimana kalo ntar aja? Sekarang kamu masakin aku makanan dulu ntar baru deh.. " kucoba menjanjikan dia seperti biasa setidaknya sampai dia tenang.
" Gak mau yangg!! Aku maunya sekarang!!.. "
" Bawa aku ke Darkroom terus siksa aku sampe aku nangis-nangis dikaki kamu.. " celetuknya meremas rambut gondrongku.
" Astaga.. " kataku dalam hati.
" Iya nanti ya abis makan, sekarang gih kamu masakin aku makanan, biar nanti pas aku kenyang bertenaga deh buat nyiksa kamu.. "
" Aku juga udah gak sabar yang penuhin badan putih kamu ini sama merah-merah cupangan aku.. " aku ikut mendesis lalu menatapnya penuh nafsu guna membuat Vera yakin jika aku serius.
Jambakan Vera makin kuat di rambutku dan dia mendesis kuat mendengar perkataanku itu.
Kutatap wajahnya dan kubelai pipinya sambil terus kuawasi pergerakan tangannya kuatir jika dia menyakiti dirinya sendiri.
" Bener ya abis itu ML di Darkroom?.. " Vera memastikan aku tidak ingkar janji dan pandangannya mulai berubah lagi.
" Iya sayang mana pernah aku boong sama kamu.. "
" Kan kamu kesayangannya aku.. " cubitku gemas ke hidung mancungnya.
Vera menjadi tenang, terus kuelusi dia dan kutatap penuh senyum ke wajah cantiknya.
" Kok kesayangan? Berarti ada yang laen dong?.. " dia curiga dan melirikku dengan pandangan penuh prasangka.
" Ya ampun Veraa... Kamu tuh deh.. " kududukkan dia dan kupeluk lagi dia kali ini dengan pelukan manja.
" Engga ada yang laen kan?.. " tanya Verani ingin aku mempertegas jika dia memang satu-satunya dalam hidupku.
" Ya enggalah sayang.. Kamu tuh gak ada lawannya tauk.. "
" Lagian mana berani aku, bisa-bisa aku kamu santet nanti.. " kataku tertawa lalu mencubit lagi pipinya.
Kuperhatikan pandangannya, pupil mata birunya sudah keukuran normal dan yang paling penting wajahnya telah kembali ke wajah imutnya yang Lovely seperti biasa.
" Hihihi... Yaudah deh aku masak dulu buat makan siang kita kalo gitu.. " ujarnya puas mendengar jawabanku kemudian mengecup pipiku dan turun ke dapur.
Begitu Vera keluar kamar aku menarik nafasku dan membanting tubuhku keranjang.
" HAH!!.. " kulepaskan nafasku dengan sebuah hembusan kuat.
Memang menghadapi perubahan ekstrem sifatnya yang secara mendadak itu butuh kesabaran khusus, karena dia bisa mendadak begitu dan bisa mendadak pula kembali lagi seperti biasa.
Kuncinya hanya satu, aku tak boleh meladeni namun aku juga tak boleh mengabaikannya, karenanyalah aku selalu mengambil jalan tengah dengan pura-pura ikut permainannya namun secara tersirat aku alihkan perhatian dia tanpa dia sadari.
Aku kembali berdiri dan berkaca melihat luka yang Vera buat tadi kemudian membersihkan darahnya dengan kapas.
..............................
Aku menuruni tangga dan mendengar bunyi kegiatan di dapur.
Bau wangi masakan seketika terasa di hidungku, masakan yang Vera masak sudah hampir jadi sepertinya.
Sesampainya
di dapur kulihat Vera sedang bersenandung sambil memasak mengikuti panduan video di ponselnya.
Melihatnya yang masih belum sadar dengan keberadaanku, aku berjalan mengendap kearahnya yang membelakangiku dan langsung memeluknya.
Melihatnya yang masih belum sadar dengan keberadaanku, aku berjalan mengendap kearahnya yang membelakangiku dan langsung memeluknya.
Vera
menjerit kaget sesaat lalu ketika ia tahu itu aku, cewek yang masa kecilnya dipanggil Rani ini pun mencubit
tanganku yang kini melingkar di pinggangnya.
"
Sayaaang gak lucu tau, kalo minyaknya tadi ampe tumpah gimana?.. " ujarnya
dengan wajah cemberut sambil memegang dadanya berusaha menenangkan diri dari
kagetanku.
" Hahaha.. Iya maaf ya.. " jawabku sambil mencium lehernya yang tak terhalang
rambut, karena rambutnya sedang dia kuncir kuda.
" Dasar
deh.... " katanya sambil mengambil pisau dan kembali memotong-motong
lemon.
Vera
melanjutkan kegiatan memasaknya, dimana aku terus mencumbuinya dari belakang.
Kukecup-kecup mesra lehernya yang sangat terekspos ini, tanganku kususupkan kebawah kaos santai yang dia kenakan.
Aku mengelus perut ratanya dan memainkan tindikan di pusarnya dengan jariku, gadis cantik ini memiringkan lehernya membiarkanku menjilati tengkuk dan menggrepe-grepe dirinya dari belakang.
Kukecup-kecup mesra lehernya yang sangat terekspos ini, tanganku kususupkan kebawah kaos santai yang dia kenakan.
Aku mengelus perut ratanya dan memainkan tindikan di pusarnya dengan jariku, gadis cantik ini memiringkan lehernya membiarkanku menjilati tengkuk dan menggrepe-grepe dirinya dari belakang.
" Yang.. " panggilku dengan hembus nafas di kuduknya yang membuat dia bergetar.
" Ngg?.. Apa yang?.. "
" Kamu gak bosen?.. "
" Bosen apah?.. " dia menoleh dan penasaran akan apa yang kutanyakan.
" Shhhh... Gak bosen seksi terus?.. " ujarku mulai meremas toket bulat montoknya dan kuendus lehernya ini.
" Uhhh... " desis Vera memejamkan mata sambil menggigit bibirnya sendiri merasakan godaan yang kulakukan padanya.
Melihatnya
yang tampaknya sudah konak aku memiringkan wajahnya dan langsung menciumnya
mesra, Vera pun menerima ciumanku dengan mesra sambil memejamkan mata.
Aku gesekkan kemaluanku di bongkahan pantatnya yang semok, sambil berdiri Vera menekukkan sebelah kakinya kearah depan memudahkan aku untuk membenturkan selangkanganku ke pantatnya.
Saat tanganku yang sebelah sibuk meremas toket besarnya maka yang satunya mulai mengelus paha putih bersihnya yang halus sekali.
Tubuh seksinya yang hanya ditutupi kaos santai tanpa dalaman ini kini tengah habis kunikmati sambil memeluknya berdiri dari belakang dan jelas membuatku sangat Horny sekali.
Aku yakin jika Vera dapat merasakan bahwa sekarang kontolku sudah amat tegang.
Aku gesekkan kemaluanku di bongkahan pantatnya yang semok, sambil berdiri Vera menekukkan sebelah kakinya kearah depan memudahkan aku untuk membenturkan selangkanganku ke pantatnya.
Saat tanganku yang sebelah sibuk meremas toket besarnya maka yang satunya mulai mengelus paha putih bersihnya yang halus sekali.
Tubuh seksinya yang hanya ditutupi kaos santai tanpa dalaman ini kini tengah habis kunikmati sambil memeluknya berdiri dari belakang dan jelas membuatku sangat Horny sekali.
Aku yakin jika Vera dapat merasakan bahwa sekarang kontolku sudah amat tegang.
Vera berbalik badan mengangkat daguku dengan kedua tangannya lalu mengecup sekali bibirku dengan mesra.
" Ntar ya sayang, aku masak dulu .. " dan kemudian cewek pirang bermata abu-abu kebiruan ini kembali membelakangiku melanjutkan memotong jeruk nipisnya tadi.
" Ntar ya sayang, aku masak dulu .. " dan kemudian cewek pirang bermata abu-abu kebiruan ini kembali membelakangiku melanjutkan memotong jeruk nipisnya tadi.
Tapi aku tak menyerah, mana mungkin kubiarkan tubuh langsing dan montok ini sia-sia begitu saja dan terus kupepet dia dengan menggesekkan kontolku ke bola pantatnya.
Apalagi dia sering sekali menggangguku juga kalau aku sedang santai seperti main Game, membersihkan halaman, mencuci mobil atau sedang berenang dia pasti akan menggodaku hingga berakhir dengan kekalahanku.
Apalagi dia sering sekali menggangguku juga kalau aku sedang santai seperti main Game, membersihkan halaman, mencuci mobil atau sedang berenang dia pasti akan menggodaku hingga berakhir dengan kekalahanku.
Vera boleh
menang dan meledekku untuk urusan oral, tapi kalo soal tahan-tahanan nafsu dia sendiri juga takkan kuat jika aku yang balik menggodanya.
" Ugghh
sayaang, gak fokus aku.. " leguh Vera kuat.
" Morning seks dong sayang.. " bisikku sambil menjilati pipinya lembut.
" Udah
siang ini nih.. Ntar ya sayang, kelar masak puas-puasin deh.. " jawabnya berusaha mempertahankan nafsunya sendiri.
Aku tak
menggubris dan terus saja kucumbui dirinya, bahkan aku menyingkap kaos santainya menggulung hingga ke leher yang membuat toket montoknya terpampang dengan bebas.
Juga aku buka kuncir rambutnya agar rambut pirang lurus panjang Vera ini tergerai dengan anggun.
Juga aku buka kuncir rambutnya agar rambut pirang lurus panjang Vera ini tergerai dengan anggun.
Sejak Vera kembali dengan warna
rambut aslinya begini entah kenapa dia jadi tambah Hot!
Dia terlihat lebih binal dan tampak seperti bintang porno saja dengan rambut pirangnya sekarang.
Apalagi sorot mata indahnya yang membuatku tak sanggup dan seakan memaksaku untuk terus mencium bibirnya menikmati kecantikan Vera.
Dia terlihat lebih binal dan tampak seperti bintang porno saja dengan rambut pirangnya sekarang.
Apalagi sorot mata indahnya yang membuatku tak sanggup dan seakan memaksaku untuk terus mencium bibirnya menikmati kecantikan Vera.
Setelah
menggerai rambut dan mencium wangi harum rambutnya ini, aku jadi makin-makin terangsang! Kukunci tubuh Vera sementara tanganku melingkar di buah dada besarnya.
Vera memejamkan matanya lalu menoleh dan memintaku mencium bibirnya menyamping, lidah kami saling menggelitik, aku hisap-hisap lidahnya yang masih memakai Piercing.
Vera pasrah membiarkanku meremas dadanya dari belakang sambil menjulurkan lidahnya yang habis aku kulum.
Vera memejamkan matanya lalu menoleh dan memintaku mencium bibirnya menyamping, lidah kami saling menggelitik, aku hisap-hisap lidahnya yang masih memakai Piercing.
Vera pasrah membiarkanku meremas dadanya dari belakang sambil menjulurkan lidahnya yang habis aku kulum.
Sesekali aku
kilik melingkar Piercing berwarna biru di lidahnya itu, Vera tampaknya sudah mengaku
kalah dan siap meladeniku.
Si gadis cantik meletakkan pisau dan mematikan kompor yang dari tadi menyala, dia memutar
badannya kearahku lalu melingkarkan tangannya ke leherku.
Ditatapnya lagi mataku dan pandangannya sudah jadi binal sekali.
Tak tahan melihat wajah nakalnya itu segera saja kupagut dia dengan rakus!
Aku dan Vera seperti berusaha berlomba-lomba melahap bibir kami satu sama lain, Vera tak mau kalah dan tak membiarkan bibirku menyekapnya.
Sebisa mungkin dia yang mencoba mengurung mulutku di dalam mulutnya, sesekali saking gemasnya dia gigit bagian samping bibirku lembut.
Ditatapnya lagi mataku dan pandangannya sudah jadi binal sekali.
Tak tahan melihat wajah nakalnya itu segera saja kupagut dia dengan rakus!
Aku dan Vera seperti berusaha berlomba-lomba melahap bibir kami satu sama lain, Vera tak mau kalah dan tak membiarkan bibirku menyekapnya.
Sebisa mungkin dia yang mencoba mengurung mulutku di dalam mulutnya, sesekali saking gemasnya dia gigit bagian samping bibirku lembut.
Kemudian Vera lepaskan ciuman ganasnya, menatapku dengan kedua tangannya memegang wajahku.
" Kamu
tuh ya gak pernah sabaran, yaudah sini aku servis.. " katanya kembali menciumku sampai
berdecap basah.
Sesudahnya Vera turun jongkok ke depan kontolku, dia peloroti celana pendekku kemudian melotot memandangi kontolku yang sudah ereksi maksimal!
Vera menatapku dengan pandangan genitnya sambil menjulurkan lidah, dia seolah sedang memamerkan padaku Piercing yang tengah terpasang di lidahnya sembari menjilati batang kontolku.
Sesudahnya Vera turun jongkok ke depan kontolku, dia peloroti celana pendekku kemudian melotot memandangi kontolku yang sudah ereksi maksimal!
Vera menatapku dengan pandangan genitnya sambil menjulurkan lidah, dia seolah sedang memamerkan padaku Piercing yang tengah terpasang di lidahnya sembari menjilati batang kontolku.
" Aduuh,
dia mau emut pula.. " batinku dalam hati, sangat takut dengan servis oralnya
apalagi mengetahui saat ini dia lagi memakai Piercing nya.
Aku meleguh saat gadis bermata kristal ini mulai menyepongi kontolku dan mengocokinya dengan tangannya.
" Ahhh Ver... Gila bener sepongan kamu yang.. " lirihku menatap ke wanita cantik yang sedang mengulum kejantananku.
Kubiarkan saja cewekku ini melakukan hobinya, setidaknya sampai aku benar-benar sudah tak tahan nanti.
Dia melahap kontolku dan menyedot dalam-dalam hingga aku meringis merasakan sedotan kuatnya di burungku itu.
Sesekali aku memaju-mundurkan kepalanya mencekoki kontolku supaya masuk mentok kedalam mulutnya.
" Ahhh Ver... Gila bener sepongan kamu yang.. " lirihku menatap ke wanita cantik yang sedang mengulum kejantananku.
Kubiarkan saja cewekku ini melakukan hobinya, setidaknya sampai aku benar-benar sudah tak tahan nanti.
Dia melahap kontolku dan menyedot dalam-dalam hingga aku meringis merasakan sedotan kuatnya di burungku itu.
Sesekali aku memaju-mundurkan kepalanya mencekoki kontolku supaya masuk mentok kedalam mulutnya.
Gek!!.. Geek!!... Geeeek!!..
Suara Vera
saat dia paksa masuk kontolku masuk jauh hingga ke tenggorokannya, hingga membuat dia tersedak dan matanya sampai berair karena begitu inginnya dia menyervisku dengan servis terbaiknya.
Aku jongkok dan mengelus wajahnya yang tengah tersedak-sedak itu dan segera kucium bibirnya, tak tega melihat gadisku ini sampai begitunya berusaha memuaskanku.
Vera membalas ciuman bibirnya padaku dengan ganas lalu mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
" Gpp yaang.. Sini aku kulum lagi.. " katanya menyuruhku kembali berdiri.
" Gak mau ah, kamu sampai batuk-batuk gitu.. " kupeluk lagi dia dan kucium pipinya terus kubuka bajunya.
Padahal alasanku saja sedang mengulur-ulur waktu supaya tak dia hisap lagi kontolku, karena sebenarnya sih aku memang mencari celah jeda, jika diteruskan dengan tempo tadi rasanya tak lama aku pasti akan ejakulasi.
Betul-betul rasanya ngilu sekali, sungguh!
Kuambil stroberi yang ada di kabin meja dapur lalu kutaruh di mulutnya.
Vera mengerti dan dia menahan stroberinya dengan giginya kemudian segera kusambar buah itu sekaligus kucium bibir cewekku ini.
Vera tersenyum dan kami melahap bersama-sama stroberinya, bahkan kami saling tukar-menukarkannya di dalam ciuman kami.
Dia senang sekali melakukannya lalu mengambil satu buah lagi yang kali ini dia taruh di bibirku dan dia sendiri yang menyambarnya sambil menciumiku ganas.
Aku ketawa-tawa saat Vera berusaha merebut dan meminta stroberi yang sedang kukunyah di mulutku namun tak kuberikan.
Kunikmati sifat riang dan bahagianya yang seperti ini, karena melihatnya yang beginilah selalu menghadirkan kebahagiaan tersendiri untukku apalagi mengingat dia sewaktu-waktu bisa mendadak berubah dan menjadi liar seperti tadi.
" Yang sini aku jilmekin.. " tawarku disela kecupannya.
" Aiyy aku masih pengen ngisepin kontol kamu yang.. " ujarnya manja menggoda.
" Nanti ya, tadi kan udah.. "
" Bentar banget, belum juga apa-apa.. " gerutu dia saat kugendong tubuh molek beningnya duduk ke meja kabin di dapur kami ini.
Dalam hatiku padahal aku memang sengaja menyogok dia dengan menjilati memeknya, supaya dia terangsang biar bisa langsung kusodok timbang harus dia oral lagi yang pasti akan membuatku kejang-kejang ngilu.
" Muaah... Muaaah.. Emuuah!!.. " kucium dan kulahap toket montok Vera sambil kuelus mulus halus kulitnya.
" Shhhss... Gede bener deh toket kamu sayangku.. "
" Udah cantik, terus punya badan yang seksi dan mulus gini lagi!!.. " pujiku padanya yang seakan aku tak bisa meminta yang lebih lagi dari dia ini.
Mendengar pujianku Vera mendesah tipis.
Lalu perlahan mulai kususuri seluruh lekuk badan putih ini dengan lidah dan kecupan manjaku yang tambah menjadikan Vera terdiam menikmatinya.
Perut rata, pinggang, paha dan pusar bertindiknya yang seksi ini habis kujelajahi dengan penuh nafsu!
" Uhhh... Shhhh... " Vera melirih dan membiarkanku mencumbui setiap jengkal keseksian tubuhnya yang sudah begitu sering ditawar oleh om-om gadun ini.
Yang kubilang jika di media sosial Vera ini penuh berisikan pesan-pesan dari orang selalu berusaha mendekatinya.
Bahkan beberapa artis pun pernah mengirimi pesan di IG Vera mengajaknya berkenalan yang membuatku cemburu abis, tapi Vera tak pernah sama sekali membalasnya.
Dan uniknya tak hanya dari laki-laki, perempuan juga banyak yang ngajak Vera ketemuan yang membuat Vera merinding sendiri ketika membaca pesan tersebut.
Ya, seperti yang pernah kubahas, bahwa Vera sering diajak ngedate sesama wanita yang salah satunya dari Cosplayer seksi yang lumayan terkenal juga.
Aku sampai tak percaya jika dia ternyata seorang Lesbian.
Vera mengangkangkan kakinya dan menatapku sambil menggigit bibirnya sendiri memberi isyarat jika dia sudah tak sabar untuk segera kujilati memeknya.
Kutatap dia yang tengah menatapku seolah menaruh harapan agar aku melahap memek merah yang sekarang sudah dia sodorkan di depan wajahku.
" Jilmek yang.. Shh.. Tadi bilangnya mau jilmekin aku.. " rajuknya karena aku tak kunjung melahap memek tebalnya dan hanya bermain di sekitaran paha mulus dan perut ratanya saja.
" Hmmm... Kamu mau aku jilatin memek kamu?.. " tanyaku melihatinya yang sudah sayu ini.
Verani mengangguk dengan manja, bibirnya makin kuat dia gigit yang pertanda bahwa memeknya pasti telah amat basah sekarang.
" Tapi aku rekam boleh?.. " aku berdiri kemudian kuelus wajah cantik imutnya yang sedang terlihat manja sekali.
" Ngg?.. Kok mau kamu rekamin?.. " Vera menatapku dan bertanya dengan lugu.
" Gpp sekali-kali bikin bokep sendiri.. " kataku lalu mendekatkan bibirku ke bibirnya.
Hidung kami saling bersentuhan dan bibir kami sudah dekat sekali namun sama-sama tak kami tempelkan karena kami sedang bertukar nafas yang memburu sekarang.
Vera memegangi wajahku dan mendesis, tak pelak dia terangsang berat sekarang.
" Uhh... Kamu mau videoin pas kamu ngentotin aku?.. " tanyanya lagi lugu padahal koleksi video kami sudah hampir 2 Terabyte di komputerku.
" Iya sayang, aku rekamin full sampe kamu nelen peju aku.. "
Vera mengangguk lalu memejamkan matanya mendengar ucapanku itu.
Melihatnya yang sepertinya suka dengan sensasi permainan verbal ini jadi membuatku ingin memainkannya sedikit lebih lama.
" Kok kamu mau-mau aja aku bikin BF nya kamu yang?.. " turut kuelus wajah cantiknya yang dekat sekali dengan wajahku.
" SSHHHHSHHH!!.. " desisnya kuat yang seperti dugaanku Vera tengah menikmati pertanyaan-pertanyaan nakalku.
Tangannya menyelip langsung ke memeknya dan tak ingin ketinggalan menstimulasikan klitorisnya selagi aku memainkan permainan verbalku
" Kamu gak takut aku sebarin video pornonya kamu nanti yang?.. "
" Aku punya banyak loh koleksi video kamu, mulai dari yang kamu colmek sendiri, kamu ngomong jorok minta diperkosa terus pas kamu dientotin rame-rame dulu di Lightroom, aku ada semua.. " lanjutku berbisik ke kupingnya.
Vera mendelik dan seketika kocokan jarinya di memeknya dia percepat bersamaan dengan leguhan kerasnya.
Aku masih belum mendengar jawabnya karena selain memanasinya aku penasaran saja jika aku memang menggunakan itu untuk mengancamnya apa yang akan dia lakukan.
" Shhhh... Yanggg!!.. " erangnya.
" Mau kamu sebarin aku ga..gak peduli kok.. "
" Berarti aku ketahuan bispaknya dan aku ti..tinggal jadi bintang porno aja.. "
" Pasti bakal banyak cowo yang dateng cuma buat ngentotin aku.. Uhh!!.. " racaunya yang membuatku kaget!
Dan tak berapa lama dari memek Vera menyiprat kecil cairannya yang terus dia gesek-gesek dengan jarinya.
Aku jadi balik terdiam mendengar jika dia sama sekali tak perduli yang entah hanya balasan untuk membuatku birahi saja atau malah dia benar-benar memaknainya yang kuharap semoga tidak.
Kukecup pipi cewek nakalku ini lalu kukeluarkan ponselku dari saku celana pendekku tadi, Vera dengan mata terpejam hanya bersandar saja ke dinding selagi aku mengeset posisi kameraku di posisi yang agak tinggi untuk merekam kegiatan kami.
Setelah selesai kusambangi lagi Vera yang masih terduduk mengangkang di kabin dapur menungguku segera melahap memeknya yang sudah basah kuyup bekas orgasme kecilnya barusan.
Padahal aku hanya memainkan percakapan kotor sedikit saja tapi dia sudah mendapatkan klimaksnya, hasrat seksualnya memang luar biasa sekali.
" Huffttt!!!! Shhh... " lirih Vera saat langsung kulahap memek merahnya yang masih berlinang lendir bening hangat.
" Sayaang enaknya!!!.. " cerocosnya ketika kusapu daging labianya yang bergelambir seperti jengger ayam ini.
Kuseruput habis-habisan lendir beningnya yang agak terasa asin namun gurih.
Aku tak tahu apa karena Vera cantik maka lendirnya klimaksnya terasa lezat atau memang rasa dari setiap wanita sama saja, aku sama sekali tak tahu.
" Huuuhh yang.. Lahap bener kamu ngemut memekku.. Ahh.. " erangnya menggila dan meremas-remas sendiri toketnya dimana puting merah mudanya mulai membengkak.
Vera meludahi jarinya lalu membasahi putingnya sendiri yang seketika jadi terlihat mengkilat runcing menggiurkan.
Aku hanya bisa menatap setiap ekspresinya dari bawah sini dimana wajah Vera agak terhadang dengan toket besarnya yang menutupi wajah cantiknya dari posisiku ini.
" SLUURPPP... SLUURPPP.. SLUURPP.. " terus kuhisap dan kuseruput memek merahnya dengan bentuknya yang memang menggoda sekali terlebih bersih mulus tanpa bulu-buluan.
Vera makin menggila, dia menatap kelayar ponselku yang merekam adegan zina kami ini dan dia layangkan pandangan nakalnya sambil mengelus-elus tubuhnya sendiri memainkan lidahnya binal.
Kubiarkan saja dia yang beraksi di depan layar kameraku tanpa takut sama sekali kalau seandainya aku ini adalah orang jahat yang sewaktu-waktu akan menggunakan rekaman demi rekaman yang kami rekam untuk menjadikannya senjata ancaman di kemudian hari.
Seperti yang dulu memang benar-benar sempat ingin kulakukan terhadapnya.
Memek Vera berkontraksi dan terasa sekali jika memeknya makin intens memproduksi cairan yang alaminya akan berguna sebagai pelumas ketika akan dibuahi oleh pejantannya.
Vera memang suka sekali di jilmek, dia bilang jilatan di memeknya serasa membuat dia terbang melayang dan sebagai pasangannya maka sudah tugasku untuk melayani serta membiarkannya melayang-layang akan kepuasan duniawinya.
Dan beberapa saat ketika mulai kujilati memeknya makin intens dengan klirotisnya yang menjadi fokus emutanku, Vera mengejang dan dia menjambak rambutku lalu orgasme.
Ini lebih deras dari orgasme kecilnya yang tadi ketika hanya kurangsang dia dengan permainan kata, dan Vera terduduk dengan mata terpejam menikmati klimaksnya barusan.
Kutunggui Vera menstabilkan nafasnya sambil melihati dia yang kembali membuat gestur binal ke ponselku yang merekam aktifitas kami.
" Yuk ML.. " aku tegak dan segera akan menyetubuhi betinaku ini.
" Sini aku kulum dulu.. " balas Vera mengambil posisi duduk diantara lututnya tepat di depan kontolku.
" Jangan yang.. ML langsung aja.. " aku keder dan panik karena dia malah ingin menyepongku lagi.
" Dieemm ih yang!.. " dia bete sendiri karena aku memang terus menghindar acapkali dia mau menghisapi kemaluanku.
Maka aku lagi-lagi hanya bisa pasrah dan membiarkan Vera mencaplok kontol tegangku yang sudah tak sabar untuk segera menikmati badan seksinya.
" Sekedar basahin aja loh sayang jangan dibikin keluar.. "
" Aku kan belum make badan kamu yang Hot ini yang.. " rundungku jadi pesimis aku bisa berlama-lama mengentotinya nanti.
Vera terlihat masa bodoh dengan ucapanku itu dan tiada berdosanya menatapku seperti biasa memanfaatkan wajah polosnya.
" Shhh... Ver!!.. " aku seketika terdongak begitu mulutnya mengenyot ujung kontolku.
Segera cewek yang juga memiliki darah Asia dari ibunya ini memulai aksinya.
Dia oral-oral kontolku serius dengan paduan sedot juga kocokan tangannya yang terasa mengayun bergelombang di batang kontolku dan jelas saja membuatku kalang-kabut menahan gejolak kenikmatannya.
Vera yang sedang serius melakukan salah satu kecakapannya melirikku mendengar eranganku yang makin keras seiring dahsyat sepongan luar biasanya yang begitu cepat membuat spermaku naik!
Puncaknya ketika kurasakan sedikit sensasi seperti setruman dari pangkal kontolku, segera kutarik paksa keluar kontolku dari mulutnya dan kujauhkan.
Vera marah karena aku memotong aksinya yang belum selesai, namun aku tak peduli dan terus menahan badannya yang berusaha mendekat meraih lagi kontolku yang sudah mau keluar ini.
Kuangkat dia dan kubalikkan tubuhnya berpegangan ke kabin meja lalu kutempelkan kontolku ke pantat semoknya sambil kupeluk dia dari belakang.
" Males deh!.. " rajuknya dongkol tak mau melayani ciuman bibirku padahal wajahku sudah kunongolkan ke samping wajahnya.
" Kamu mau bikin aku keluar yang? Kan belum ngentot.. " celetukku karena dia tadi serius sekali ingin membuatku ejakulasi.
" Iyalah!!.. Bilangnya mau aku telen pejunya kamu.. " dia masih tak mau aku cium.
" Lah kalo tadi aku keluarin kita gak ML dong?.. " aku tak mengerti apa yang ada dikepalanya.
" Kok ga ML? Ya tetep ML, abis kamu ngecret di mulut aku ya langsung lanjut ML.. " jelas Vera begitu entengnya.
Dia selalu berpikir jika klimaks laki-laki itu sama dengan klimaks perempuan, yang bisa langsung lanjut begitu saja tanpa jeda.
Untuk aku yang seorang laki-laki dengan stamina normal ini tentu butuh jeda setidaknya paling cepat 10 menitan sebelum kembali bisa birahi lagi.
Dan dia kira sperma cowok itu Unlimited yang bisa terus-terusan keluar asal di pompa.
Vera masih merajuk namun perlahan-lahan karena pelukan dan rangsangan yang kulakukan dileher juga gesekan kontolku di pantatnya akhirnya dia mengalah juga dan meladeni ciuman bibirku yang tadi dia tolak.
" ML gak nih?.. " tanyaku sambil mengecup leher mulusnya.
Dia diam, mukanya masih masam namun Vera mengangkat sebelah kakinya dan merentangkannya di meja kabin yang dia jadikan pegangan sekarang.
Tak mau buang waktu berhubung libidoku juga sedang tinggi-tingginya maka segera kucucukkan kontol tegangku ke memek bulenya yang tebal.
Vera terhentak ketika kusentakkan kontolku kuat-kuat masuk kedalam memeknya yang sudah amat basahnya ini, lalu mulai kupompa penisku di dalam sana.
Kami sama-sama memejamkan mata dan saling merasakan sensasi nikmat ngentot satu sama lain, hanya erangan dan bunyi kecipak benturan tubuhku yang membentur pantatnya yang terdengar.
Rasa nikmat yang kami dapatkan sepadan sekali dan tak ayal dalam waktu dua menit saja Vera makin menjadi-jadi.
Jari-jari lentiknya sudah berada di memeknya sendiri menstimulasikan klitorisnya guna menambah sensasi nikmat yang dia rasakan.
Vera melirikku dari samping lalu menarik daguku agar segera memagutnya, kulakukan dan kucium gadis putihku ini dengan dipenuhi nafsu sementara tetap kusetubuhi dia.
" Ya..yang.. " panggilnya disela ciuman kami dan gejolak kami yang sedang tinggi-tingginya ini.
" Pindah lobang yang.. Masukin ke pan..pantet aku.. Huhhh!!.. " Vera minta disodomi.
Aku diamkan saja dan terus kugenjot dia karena aku sedang enak-enaknya sekarang menggasak memek basahnya ini.
" Yaang!!!.. " erangnya lagi menyadari aku malah makin cepat mencabuli dia.
Vera kemudian menjauhkan memeknya dari kontolku, hingga kontolku keluar dari memeknya yang membuatku terpaksa menghentikan genjotan nikmatku.
Lalu dia meludahi jarinya, membasahi dan mengarahkan sendiri kontolku ke anusnya!
" Astaga dia ini.. " celetukku dalam hati saat dia membimbing dan menjejalkan kontolku dengan tidak sabarannya agar masuk ke lubang pantatnya.
Setelah kontol gedeku berhasil masuk di dalam bokong semoknya segera dia sendiri menggoyangku dan mendesah-desah yang membuatku geleng-geleng saja dengan candunya akan anal seks.
Maka aku pun menggoyangnya juga hingga menjadikan Vera meracau kotor dan mulai bermasturbasi dengan jarinya.
" Ahh ini baru enak yang!!.. "
" Mestinya kontol gede kamu tuh sodomiin aja terus pantet aku! Udah berapa kali aku bilang.. " erangnya tak terkendali dengan desahan yang nyalak.
Aku juga mulai merasakan sensasi ketat dari pantat Vera, dimana otot-otot pantatnya terasa mencengkram kontolku dan rasanya 'menggigit' sekali jauh dibandingkan di vaginanya.
" Ahh Ver.. " erangku sambil menyodominya dan memejamkan mataku.
" Enak kan yang?.. Gede bener kontolmu aku suka banget.. Huhh!!.. "
" Aku bocor terus tiap kamu pake pantatku ini yang.. " ceracau Vera tampak memburu orgasmenya lagi.
Kugeber dia mengetahui jika cewekku ini sudah ingin orgasme, Vera menuntunku dengan racauannya hingga akhirnya memeknya langsung banjir dan dia pun 'ngompol-ngompol'.
" HAANJINGG!!.. FAK.. " dengus Vera kuat kemudian tumbang dan membanting setengah badannya ke kabin dapur yang berada di depannya.
Kutunggu hingga dia pulih namun Vera menyuruhku lanjut saja.
Berhubung kontolku masih menancap kokoh di pantatnya maka kulanjutkan saja tanpa menungguinya seperti yang dia katakan.
Vera menegakkan lagi tubuh atasnya dan membiarkanku menungganginya dari belakang, dimana bahu dan lehernya menjadi sasaran kecup dan ciumanku.
Anehnya menyadari jika Vera masih lemah dan belum berdaya malah menambah semangatku untuk makin menghajarnya dengan kuat.
Kugeber sekuat tenaga pantatnya hingga bunyi hantaman kontolku terdengar nyaring dan membuat Vera makin klenger-klenger.
Bahkan aku menjambak rambut pirang panjangnya yang menjadikan Vera teriak-teriak seperti orang gila jika kunaikkan sedikit permainannya menjadi kasar begini.
Aku betul-betul seperti anjing jantan yang sedang mengentoti betinanya penuh nafsu saat ini, dan ketika gejolak ejakulasiku akan tiba, seketika aku hentikan genjotan super kuatku itu guna meredakannya.
Vera celinguk menatapku ketika aku tak melanjutkan Rough Sex yang dia inginkan dan malah menyetopnya mendadak.
" Aku masih pengen make kamu lama-lama yang.. Muaah!!.. " kecupku ke bibirnya menjelaskan kenapa aku tak ejakulasi.
Vera diam menerima penjelasanku, karena tampaknya dia juga ingin berlama-lama kuentoti.
" Cekek leherku sampe memar yang.. " Vera asal bunyi lagi saat kucium-cium lehernya.
Mendengar dia ngelantur segera kurubah posisi kami, kusuruh Verani merangkak di lantai.
" Ngerangkak? Kamu mau pake lubang mana yang?.. " tanyanya manja namun dengan nafas berat.
" Udah ngerangkak aja yang.. Cepett!!.. " kutepak pantatnya segera menyuruhnya melakukan apa yang kusuruh.
Aku amat bernafsu sekarang dan Vera menggigit bibirnya dengan binal suka sekali jika aku penuh nafsu dan beringas seperti ini.
Vera merangkak ke lantai dapur yang sudah basah bekas 'ompolnya' tadi, melihatnya merangkak dengan seksinya dan siap sedia untuk kembali kusetubuhi membuat libidoku tambah tinggi.
" Kayak anjing aja deh Ver kamu ngerangkak gitu.. "
" Kamu udah siap aku entotin ya?.. " lontarku begitu saja yang membuat Vera melotot mendengarnya.
" Ahh yang!! Iya aku anjingnya kamu cepet entotin lubang pantetku lagi!!.. "
" Pake sampe rusak yang pantet aku.. " seketika dia mendesis dan membuka pantatnya lebar-lebar lalu memamerkannya padaku.
Aku terdiam meneguk ludah melihat lubang anus Vera sudah menganga dan terlihat pantatnya jadi makin lebar karena sudah begitu seringnya kupakai.
Kuambil posisi untuk menaikinya, namun bukan ke lubang pantat seperti yang dia pinta tapi ke memeknya, dan jelas saja Vera protes ketika malah yang kupakai memeknya.
" Diem Ver.. Nanti rusak pantet kamu sayang, berapa kali dibilangin ngeyel banget deh!.. " jawabku menanggapi protesannya dengan tegas berhubung libidoku tinggi sekali sekarang.
Vera diam saja dan memejamkan matanya membiarkan aku menikmati memeknya seperti seks yang sewajarnya.
Tapi itu tak lama sebelum dia kembali merengek minta disodomi sambil mengerang mendesah.
Dia bahkan berusaha menjauhkan lagi memeknya dari kontolku membuat aku tak nyaman menyenggamainya yang terus bergerak-gerak ini.
" Biarin yang!! Gpp rusak yang penting kita sama-sama keenakan kan?!.. " dia berusaha merangkak hingga tercabutlah kontolku dari memeknya.
Aku yang tadinya sudah mau klimaks di dalam vagina terpaksa terhenti karena dia terus merangkak menjauh dariku.
Aku takut jika terus kuturuti nanti Vera tak mau lagi dipakai di memeknya dan malah memintaku terus menyodominya karena aku selalu memanjakan kemauannya ini.
Tapi beginilah aku, aku tak punya pilihan dan membiarkan dia sekarang membimbing sendiri kontolku masuk ke pantatnya seperti tadi.
" Ahhh!!!... Ini baru ngentot namanya!!.. " lirihnya dengan mata tertelan kedalam ketika kontolku sudah menyumpal anusnya.
" Ayo yang nikmatin pantatku, pake aku kayak aku ini anjing betinanya kam.. Uumpp.. " kubungkam mulutnya yang kotor ini dengan telapak tanganku lalu mulai kugagahi dia sesuai yang dia mau.
" Mpphh... Mphh... " erang Vera dalam bekapanku yang menyodominya dari belakang dengan gaya Doggystyle.
Bagiku lebih baik kubungkam mulutnya daripada mendengar dia bercakap jorok menghinakan dirinya sendiri.
" Gila Veer... Pantet kamu nyedot bangeet.. " erangku sendiri menikmati nikmat anal seks yang memang aku sendiri tak bisa mengingkarinya.
Kucabut kontolku lalu kumasukkan lagi ke lubang pantat Vera, dan dia sudah tak berisik lagi namun wajahnya telah merah padam yang tampaknya dia sudah mau orgasme lagi.
Kukeluar lalu aku masukkan lagi kontolku dan menggagahinya dalam jarak pendek saja karena sejujurnya aku sudah mau ejakulasi sekarang.
Tapi karena aku sedang tak mau ejakulasi di dalam pantatnya, makanya terus kuulur-ulur dengan mencabut-masukkan kemaluanku.
Kadang aku pindahkan ke memeknya, lalu kucabut dan kumasukkan ke anus, kembali ke memek kemudian balik lagi ke anus.
Terus kulakukan seperti itu dengan masing-masing satu tusukan yang membuat Vera mengerang merasakan sensasi dua lubangnya kujajal satu persatu dengan sangat cepat.
" AAHH YANG ENAKNYA.. AKU CEWE BISPAK DUA LOBANG!!.. " jerit Vera kemudian mengocok klitorisnya dengan gila.
Aku diam dengan membenamkan kontolku mentok di dalam anusnya tak menggerakannya dan membiarkan Vera mendengus bermasturbasi bak seorang maniak.
Aku sampai ngilu melihat kuku panjangnya yang tampaknya memang dia sengajai tusuk dan gesekkan ke klitorisnya yang sudah terlihat membengkak sekali itu.
Dia memejamkan mata dan membuka mulutnya selebar mungkin sedang mengkoneksikan hayalan yang ada dalam kepalanya dengan kenikmatan yang dia rasakan sekarang dan sebentar lagi akan terhubung dalam sebuah klimaks besar.
Dugaanku benar, bahkan tak butuh satu menit menunggunya, sekejap kemudian Vera ngompol dengan sangat deras yang mungkin ini Squirt!
Aku tak begitu tahu apa bedanya yang jelas Vera mendapat multi orgasmenya sekarang.
Jarinya langsung penuh cairan beningnya, dan Vera kalau tak kutahan bokongnya pasti akan ambruk.
Matanya memutih dan lantai dapurku sudah banjir seperti orang kebocoran atap.
" Gpp yang?.. " tanyaku membetulkan rambut basah yang menutupi wajah cantiknya.
Vera tak menjawab hanya terdengar nafas beratnya saja.
Melihat dia yang sudah tak memungkinkan untuk melanjutkan, maka kucabut kontolku dari anusnya setidaknya memberikan dia waktu istirahat sebentar.
" PLOOPP.. " suara yang terdengar ketika kepala penisku keluar dari bokongnya dan rasanya nikmat sekali bahkan ketika kucabut keluar kontolku.
Namun pandanganku melihat ke lubang anus Vera yang sepertinya memang sudah mulai menganga karena bulan-bulan ini terus kulayani dia ketika minta main di pantat.
Penasaran maka dengan kedua tanganku kutahan kedua bongkahan pantat montoknya lalu kulebarkan selebar mungkin.
Aku kaget, terangsang sekaligus merasakan perasaan aneh begitu menyaksikan lubang anus Vera yang betul-betul sudah menganga!
Aku sama sekali tak menyangka jika liang anusnya Vera sudah merenggang sebesar itu.
Ini juga akibat ulahnya yang sering diam-diam memasukkan tiga bahkan empat jarinya dengan pelumas berusaha mem-Fisting anusnya sendiri disaat aku sedang tak memantaunya.
Dan kumarahi dia habis-habisan tiap kali kupergoki Vera melakukannya.
Vera sudah begitu terkontaminasi dari film-film porno yang dia tonton hingga apa yang baru dia tonton ingin langsung dia tiru.
Hingga sulit mengawasinya karena aku tak selalu bisa berada di sebelahnya karena aku pun mesti kuliah.
Untuk itulah belakangan aku jarang nongkrong lagi dengan teman-temanku dan tak pernah lagi pulang malam karena takut meninggalkan dia sendirian di kamar, yang kutahu jika aku pergi Verani selalu bereksperimen yang aneh-aneh.
Kukocok kontolku sementara membiarkan Vera menarik nafasnya, begitu dia siap aku akan menuntaskan puncak kenikmatanku padanya.
" Sa.. sayang.. " panggilnya mulai membuka mata.
" Iya sayang?.. " kuhampiri dia yang masih tertelungkup seperti kapal terbalik lalu kuelus rambutnya.
" Lanjut.. Ke..keluarin di pantet aku.. " pintanya masih dengan wajah letihnya.
Aku menarik nafasku begitu mendengar dia masih saja minta disodomi.
" Aku pengen keluarin di memek yang boleh gak?.. "
" Aku dah mau muncrat ini, dan pasti sperma hangat aku bakal banjirin memek kamu.. " kubujuk dia dengan caraku agar dia mau.
Vera diam kemudian dia berusaha memposisikan dirinya menungging lagi seperti tadi, wajahnya dia dekatkan ke wajahku dan dia pandangi aku dengan mata sayunya yang betul-betul amat cantik.
Namun ketika kukira Vera akan mengangguk, tapi dia tetap lebih memilih aku untuk Creampie di dalam pantatnya.
" Aiyy gak mau yang.. Keluarin di pantet dulu, na..nanti ronde dua baru di memek aku.. " celetuknya lagi-lagi egois lalu mencium bibirku.
" Ya ampuun... " gumamku dalam hati sambil membalas ciuman bibirnya.
Mimpi apa aku dengan dia ini, kupikir setelah mendapatkan dia dulu semua selesai dan aku tinggal menjalani hidup berdua dengannya.
Namun siapa sangka jika aku akan menghadapi kerepotan seperti ini yang bahkan lebih repot daripada mengasuh bayi sekalipun.
Aku mengambil posisi ke belakang tubuhnya yang sudah menungging ini, Vera melirikku dengan menyampingkan kepalanya lalu tangannya tampak Standby di dekat kemaluannya.
Dan saat aku masukkan kontolku ke memeknya seketika tangannya itu menutup lubang memeknya.
" Tuh kannn!!... " amuknya lemah yang rupanya sudah dia perkirakan jika aku akan memasukkannya ke memek bukan ke pantatnya.
Vera terus menutupi memeknya agar tak aku masuki dengan tangannya.
" Terakhir ya sayang ini aku make pantat kamu.. " ujarku menatap kearahnya dengan pandangan serius.
Namun dia tak menjawab dan hanya memasang wajah imut tak berdosanya itu.
Tapi melihat kontol besarku yang sudah kering tak seperti tadi yang berpelumaskan lendir alami yang ada di vagina Vera tentu sekarang aku membutuhkan pelumas supaya pantat gadisku ini tak lecet.
Kejauhan jika aku harus naik lagi ke kamar untuk mengambil Lubricant maka aku mencari sesuatu yang berunsur air di deket kami sekarang, dan di meja hanya ada minyak goreng, kecap, sambal, margarin, madu dan krim kocok.
Maka aku berpikir cepat dan kuambil sebotol madu dan kuolesi di kontolku, Vera menggigit bibir bawahnya sendiri menunggu eksekusi di lubang anusnya.
" Haffttt!!!... " Vera terdongak dan seketika dia mendapatkan lagi tenaganya begitu kontolku mulai keluar-masuk di pantat montoknya.
Kugeber anusnya yang jauh sudah begitu longgarnya dari awal pertama kali kujajal dulu dimana jari kelingkingku saja susah sekali masuknya ketika itu.
Vera menggigit bibirnya sendiri lalu mendesah-desah dengan suara merdunya yang makin merangsang jika mendengarnya.
" Ahhh yang aku mau keluarr.. " erangku 2 menit kemudian karena kepala kontolku sudah mau meledak rasanya.
" Ke..keluarin di dalem yang!!.. "
Vera mendekatkan lagi jarinya ke memeknya mengantisipasi kalau-kalau aku seketika memindahkannya masuk ke memeknya.
" VERRR!!!... " erangku dan mendongak lalu mengucurkan semua spermaku masuk di dalam liang anusnya.
Kuremas bongkahan pantatnya sekuatku sembari kontolku memuntahkan semua cairan putih kental yang begitu nikmat terasa ketika mengucur keluar dari lubang kencingku.
Vera menggeseki memeknya sendiri dengan jari dan sepertinya dia kembali orgasme kecil lagi yang tak kusadari karena aku sedang di puncak kenikmatan seksualku.
Bermenit-menit kudiamkan dan Vera telah teler lagi dan baru kucabut kontolku yang langsung lumer sperma kental dari pantatnya.
Aku terduduk dan Vera menatapku, dia tersenyum kemudian merayap menghampiriku sambil merangkak lalu mencium bibirku mesra.
" Enak banget yang.. Aku sayang kamu deh.. Muaah!!.. " kecupnya di bibirku.
" Hanget peju kamu dan banyak banget yang.. Hihihi.. " dia riang sekali kalo kuturuti maunya padahal loyo aku dibuatnya.
" Yuk!!.. " tiba-tiba Vera mengajakku berdiri begitu saja.
" Main yuk-yuk aja, emangnya mau kemana sayang?.. " tanyaku menahan tangan yang sedang dia tarik untuk berdiri.
" Ke Darkroom lah yang.. Kan kamu janji mau maen disana tadi.. " ungkapnya yang bak sambaran petir untukku.
Rupanya dia ingat dengan janjiku tadi, meski sudah berganti kepribadian dan sedang tak kumat tapi tetap saja Vera mengingat apa yang kujanjikan, itulah yang kadang membuatku bingung.
Aku lagi-lagi harus putar otak supaya tak menuruti kemauannya ini.
" Aduh yang aku capek banget mana belom makan gini.. " ujarku kemudian memasang wajah letih.
" Tuh kan, makanya aku males.. Omong doang!.. " wajahnya jadi kecut.
" Capek aku tuh diboongin sama kamu terus.. " rajuknya tak mau aku peluk.
Dia diam berpikir dan menatapku ragu.
" Gaa mauuu.. Gak mau dipijit.. " dia menggeleng kuat dengan imutnya.
" Loh terus?.. "
" Jilmek lagi terus puasin aku.. " Vera melingkarkan tangannya ke leherku.
" Yah?.. " tatapnya padaku penuh harapan.
" Kok jilmek terus?.. " kukecup pipinya yang sudah balik manja ini.
" Atuh gimana yang.. Abisnya enak.. Hihihi... " tawanya nakal.
" Lagian nanti kalo aku masturbasi pake jari tar kamu marahin lagi.. " Vera mengomentari aku yang sering memarahinya jika dia bermasturbasi dengan kasar di memeknya sendiri.
Melihat Mood nya yang sudah balik menjadi gadis imut dan tak merengek minta dibawa ke Darkroom lagi maka kuturuti maunya.
" Hmm... Yaudah deh.. Dasar kamu tuh bikin aku repot mulu.. Yukk... " kugendong gadis manjaku ini dengan dia melingkarkan tangannya di bahuku.
Aku membawa Vera ke kamar tamu di lantai dasar ini saja, karena berat kalau mengangkat dia naik tangga ke kamar kami di lantai tiga.
..............................
Setibanya di kamar yang dimaksud, segera gadis berkulit putih bersih ini kubanting ke ranjang, yang mana sejak digendong tadi dia terus mencium bibirku penuh nafsu.
" Rekamin juga dong yang pake HP ku.. " pinta Vera setelah kutaruh dia ke kasur putih seputih kulitnya.
" Yaudah mana HP kamu?.. "
" Di dapur deket kompor.. " katanya yang segera membuatku balik ke dapur karena aku lupa bahwa HP ku pun masih disana merekam.
Tak kepikiran mematikan sekaligus membawanya karena tadi sibuk membujuki si Verani.
Aku kembali ke kamar dimana Vera sudah berbaring sambil colmek sendiri dan meremas toketnya memancing libidonya yang seperti sudah membara sembari menungguku.
" Nih.. " kukasih ponselnya lalu kuset ponselku karena aku masih ingin merekamnya juga.
Vera mengeset juga Handphone nya merekam dimana dia lebih fokus ke wajah cantiknya sendiri sementara aku lebih ke Wide Angle mengabadikan secara keseluruhan.
Ya Vera sering menonton ulang video porno yang telah kami rekam, dia lebih kearah me-Review ekspresi wajahnya yang entah dia jadikan sebagai koreksi atau untuk dia kagumi sendiri atas kecantikan alami dan setiap raut binal yang dia buat.
Kami berciuman sebentar saat sudah mengeset kamera kami masing-masing yang tengah merekam.
Kutindih cewek nakalku ini yang sedang tiduran dibawah tanpa mengenakan seutas pakaian pun dan dia membiarkanku memagutnya dengan mata terpejam.
Bahkan sekitar 5 menit kami terus berciuman begini dan sama sekali tak terasa lama karena jiwa kami sudah merasuk satu sama lain.
Tapi karena kudengar kecipak basah dari Vera yang tanpa sadar dari tadi sudah memasukkan dua jarinya mengobok memeknya dari dalam, maka aku terpaksa menghentikan ciumanku yang sedang enak-enaknya dengan dia.
" Shhh... Ayo yang.. Aku sange bener.. " Vera membuka matanya ketika bibir kami lepas dan matanya sudah sayu sekali!
Kupegang pergelangan tangannya lalu kujauhkan dari memeknya hingga jari lentiknya yang tadi mengucek-ucek kelaminnya kini bebas dan terlihat basah menggambarkan situasi di dalam sana.
Kuemut dua jarinya itu yang begitu sangat lentiknya, Vera melirih saat kuhisap dan kukulum jari tengah dan jari manisnya penuh perasaan.
Pandangan mata kami saling terkunci satu sama lain yang membuat birahiku menyala seketika terlebih menyaksikan wajah terangsang Vera.
" Ahh... Shhh.. " desah dan lirihan Vera menatapiku yang sedang melahap indah jari tangannya.
Vera membiarkanku mengulum jari-jari tangannya yang panjang dan halus ini, karena aku memang suka sekali dengan jari lentiknya yang dia rawat dengan baik dimana kuku panjangnya dia cat putih hingga terlihat semakin indah apalagi ketika menggenggam kontolku.
Puas menjilati jari-jarinya segera kualihkan seranganku yang kali ini akan langsung menarget ke daging tebal merah muda yang mulus tanpa secuil bulu di tengah-tengah selangkangannya.
Vera mengangkangkan kakinya sadar jika memeknya menjadi kekeranku.
Kudekati wajahku lalu kudendus memeknya jari jarak sekitar 2 cm yang menjadikan Vera melirih merasakan hembus nafasku di vaginanya.
Saat ini aku benar-benar ingin membuat pasanganku ini keenakan karena dia pun selalu memberikanku servis sepenuh hatinya, jadi apa salahnya sekali-sekali aku memuaskannya juga, tentu dengan sewajarnya bukan seperti racauan Toxic yang sering dia rapalkan.
" Wangi banget memekmu yang.. "
" Kulit kamu juga mulus semulus-mulusnya.. Ahhh.. " racauku sambil mengendus memek juga paha putih bersihnya.
Vera diam, dia menggigit bibir bawahnya dan serius menatapku dengan sayu yang sedang mengendus dan menatap tubuh bawahnya tanpa menyentuhnya dulu.
Kulihat Vera sudah mencengkram sprei kasur dan desisannya makin keras ketika kuendus paha dalamnya yang bikin aku gemas ingin menggigitnya saking putih mulusnya!
Kupandangi gadisku hingga pandangan kami bertemu lagi, mata Vera sudah amat redupnya yang tampaknya sedang menanggung libido berat di kelopak matanya.
Aku hanya tersenyum melihatnya yang sudah begitu inginnya untuk segera kujilati memeknya, hingga setan seketika merasukiku dan langsung kudaratkan wajahku ke selangkangannya!
Vera kaget dengan serangan mendadakku itu, mungkin dia pikir aku akan mulai menjilati memeknya perlahan dengan lembut hingga dia tak memprediksinya.
Memek dan pahanya sekarang menjadi sasaran seruputan mulutku yang sudah begitu gemasnya dari tadi mengendusi aromanya saja yang sudah amat menggiurkan.
" Ahh yangg... " Vera bergetar dan dia berganti melirik ke ponselnya sendiri menikmati jilatanku di memeknya.
Memek Vera sudah basah sekali yang mana dia memang begitu cepatnya terangsang berat.
Kulirik dia yang tengah keenakan sambil menjilati jari indahnya yang tadi habis dia pakai mengucek-ngucek memeknya dan juga masih basah dengan ludahku sembari melayangkan pandangan seksi kelayar ponselnya.
Aku biarkan saja toh dia memang suka menonton ekspresinya sendiri ketika kusetubuhi ataupun ketika sedang melakukan oral seks dengan kontolku, Vera sering menyuruhku merekaminya dengan ponselnya.
Vera terlihat antusias sekali setiap kali berhadapan dengan kamera yang sesuai seperti bakat modelnya, dia tampak sengaja membuat beragam ekspresi saat ini yang kupandangi saja karena apapun raut yang dia buat tetap saja dia akan terlihat cantik.
Pun ketika dia mengubah mode rekam di ponselnya menjadi mode foto hanya untuk mengajakku ber-Selfie disaat aku sedang melahap memeknya dalam posisiku sekarang.
" Ayo yang senyum liat ke HP aku.. " ajaknya kemudian memberikan senyum paling manisnya kearah kameranya sendiri.
Tentu saja karena aku sedang begitu asiknya melahap kelaminnya dan membelah-belahnya dengan lidahku maka kucueki saja ajakan Selfie nya itu.
Beberapa kali Vera berfoto sendiri memperlihatkan bahwa memeknya sedang dijilati olehku, seolah dia pun bangga kalau memeknya tengah 'dimakan' olehku, tergambar dari senyum manis yang dia lukis di wajah cantiknya.
" Veraa ihh... " kataku saat dia mendekatkan ponselnya dekat sekali ke wajahku yang sedang terbenam di vaginanya.
Dia hanya terkikik dan terlihat senang sekali sekarang, lalu mengeset lagi kameranya di dekat wajahnya dan bersiap serius menikmati rangsanganku.
" Ahhh!!!.. " Vera mengerang meredupkan matanya lagi dan kulihat dia mulai mengelus-elus tubuh mulusnya sendiri sambil keenakan di depan ponselnya.
" Yang masukin pake jari.. Shh... " pintanya untuk aku segera mencolok jariku ke memeknya.
Aku diam saja dan tak kuturuti karena aku lebih ingin 'menyiksanya' dengan permainan oralku sekarang.
Kusibak labia Vera lalu kuemut dan kutarik-tarik dengan gemas yang membuat Vera kelojotan merasakannya.
" Tebel bener sih nih memek!!.. " umpatku gregetan sekali dengan memek Vera ini!
Vera terdiam dan tubuhnya terkejang ketika kutarik-tarik bibir memeknya dengan beringasnya seperti anjing kelaparan.
" Shhh... Fak enaknya!!.. "
" Terus yang, robekin aja bila perlu.. Ughh!!!.. " Vera mulai ON!
Wajahnya yang akan terlihat seribu kali lebih cantik dengan matanya yang sayu itu akhirnya terlihat lagi!
Terus kunikmati ekspresi terangsangnya sekarang yang sedang meringis-ringis menggigiti bibir bawahnya sendiri sembari tangannya mengelus tubuh mulus dan meremas-remas toketnya sendiri dengan binal.
" Suka kamu yang lahap memek tebel aku?.. Huuh!!.. "
" Memek kotor yang udah dipake banyak cowok-cowok.. "
" Ta..tapi sekarang dia milik kamu yangg Ohhh!!.. " Vera seperti biasa meracau sendiri.
Makin intensnya stimulasi yang kubuat di vagina si cewek bertoket gede ini jelas saja menghasilkan arus balik terhadap dirinya dimana Vera jadi tambah menggila dengan gejolak yang dia rasakan.
Sekejap kulihat klitorisnya ereksi dan makin lama makin membengkak seiring tambah terangsangnya si pemilik tubuh.
Vera tahu jika aku tengah menatap klitorisnya yang berwarna pink itu, bahkan dia menyibaknya seolah mempersilahkan aku melihatnya dengan lebih jelas.
Kupantek memeknya lalu kusibak sendiri dengan tanganku yang juga dia bantu guna melihat titik utama rangsangan di tubuhnya ini secara menyeluruh.
Dan aku meneguk ludah tak tahu jika Vera sudah sebegini terangsangnya karena klitorisnya terlihat berukuran tiga kali lebih besar setelah disibak secara lebih jelas!
" Ahh gila yang, itil kamu dah bengkak banget!!.. "
" Terangsang banget ya kamu?.. " tanyaku kemudian mendekatkan wajahku ke wajah cantiknya sementara jariku tetap mengusap klitoris ereksinya ini.
" Iya saya..yang.. Aku kerangsang bangett.. "
" Aku dah kepengen cepet-cepet kamu perkosa yang... "
" Lakuin aja apa yang ka..kamu mau ya yang? Anggap aku boneka seks kamu.. " lirih Vera memasang wajah sendunya dan menatapku yang berjarak dekat sekali dari wajahnya.
Namun aku terus menatapnya, menatap kecantikannya yang betul-betul tergambar dari mata birunya ini.
Meski aku menggaris bawahi pemilihan katanya tadi yang begitu provokatif dengan mengatakan ingin diperkosa, boneka seks atau apalah yang tadi dia racaukan itu.
" Kamu cantik dan seksi banget Ver, nafsu kamu kayak banteng.. "
" Lama-lama aku bisa ilang kesadaran yang, aku buntingin juga kamu Ver kalo gini terus!! Uhh!!.. " leguhku menempelkan hidung mancung kami dan mendekatkan bibir saling mendesis merasakan gejolak luar biasa yang sama-sama kami rasakan.
Vera tersentak-sentak dan tubuhnya bergetar mendengar kata-kataku barusan, jari-jarinya langsung mencari memeknya sendiri untuk dia masturbasikan yang kusingkirkan karena aku masih punya PR dengan memeknya ini.
Serius!
Aku mengucapkannya bersungguh-sungguh dan bukan sebuah rapalan atau bumbu-bumbu pemancing gairah seperti biasa.
Aku bisa saja kalap dan betul-betul akan menghamilinya jika terus-terusan begini karena tak tahan sekali dengan kecantikan dan sifat nakal manjanya yang terus menghasut setan dalam diriku.
Kukecup bibir gadis super cantikku ini lalu aku kembali merayap ke memeknya guna menyelesaikan urusanku.
" Ahhh!!! Yangg!!.. " erang Vera terpejam dengan mata redup yang sangat kusukai itu saat kulahap lagi memeknya yang sudah benar-benar basah ini!
Vera mendesis dan melirih dengan suara yang seksi, membuatku makin birahi saja makin tak sabar untuk menikmati tubuhnya.
Bahkan cairan kental bening sudah mengalir turun dari memeknya pertanda Vera pasti tak lama akan langsung klimaks kalau kubetot.
Tapi aku tak mau buru-buru dan akan kubuat dia terbang melayang dengan rasa nikmatnya dulu sebelum nanti si cewek berbulu mata lentik ini mendapatkan orgasmenya.
" Yang gigit yang... Hufft!!.. "
" Tabok sekali dong yang kasih pelajaran ke memek bispakku itu!!.. " racau Vera kotor sambil menatap kameranya sendiri dengan mata sayu binalnya.
Aku diamkan saja dan terus kugodok memeknya dengan permainan mulutku karena sebentar lagi aku berniat mulai menggunakan dua jariku.
" Yaaang!!.. Shhh bikin aku orgasme aku dah pengeeen... " lirih Vera rupanya sungguh tak sabar untuk segera di buat orgasme.
" Yaudah nih aku pake tangan ya biar kamu kencing-kencing.. " balasku kemudian merogohkan dua jariku ke memek tebalnya yang membuat Verani membeliak dan terpejam bersamaan.
" Anjiiing!!! Shhss.. " erangnya menggelinjang meremas makin kuat toket montoknya sendiri yang kuperhatikan sambil menggobel memeknya.
" Enak bener sih yangg!!! Memek aku gatel terus karena kamu tau gak?!.. " erang Vera lantang kemudian membanting kepalanya ke ranjang dengan nafas berat.
Dan betul-betul dia sekarang sudah dikuasai nafsunya.
Tapi tak lama langsung aku cabut kocokan jariku dari memeknya dan kembali kulahap dengan mulutku daging tebal labianya tak lupa sesekali menyapih 'kacang' yang sudah bengkak di memeknya.
Sontak Vera protes karena tadi kocokan dua jariku di dalam memek basahnya sudah akan membuatnya orgasme namun mendadak kuhentikan dengan sengaja.
" Ya..yang!! Kocokin ka..kayak.. Ahh.. tadi... " pintanya dengan wajah manjanya melirikku yang tak menggubrisnya.
" Diem Vera!!.. Kamu tuh ngerengek terus, udah nikmatin aja.. " balasku yang membuatnya dongkol.
Dengan gregetnya gadis cantik ini menggigit bantal kepalanya karena aku sengaja menahan-nahan orgasmenya.
Dalam hatiku aku tertawa puas saja, berhubung dia sering sekali menyiksaku dengan kuluman lidah bertindiknya yang membuat aku mau mati kegelian akan dahsyat sepongan luar biasanya.
Dua menit berikutnya kurasakan memek Vera berkontraksi, jelas terasa dari ujung lidahku yang berada di dalam rongga memeknya saat ini.
Juga spermaku yang tadi kutumpahkan di dalam duburnya masih mengalir keluar.
Dan wajah Vera pun sudah merah sekali karena dari tadi orgasmenya kutarik-ulur, dia hanya menatapku dengan pandangan yang tambah sayu menandakan dia sudah tak kuat.
Kasihan dengan gadis yang sangat kusayang ini maka segera kuakhiri penderitaannya.
Kuludahi memeknya lalu kutatap sebentar daging tebal pink yang sudah berkedut-kedut dan membuatku gatal sekali ingin menabok memek nakalnya ini.
Akhirnya kuhisap klitorisnya dan kuemut kuat-kuat titik rangsangan utama ditubuh Vera lalu kusisipkan jari tengah dan jari manisku mentok kedalam memeknya.
Vera melotot! Seketika itu juga kukobok memeknya dengan kobokan paling cepatku!
" AAAHHH YAAANGG!!!... " erang Vera melebarkan paha mulusnya pasrah membiarkanku membetot memeknya dengan Pace tercepatku.
Gilanya tak perlu 10 detik dengan kocokan seperti ini untuk menunggu percikan yang sudah dia nanti-nanti itu untuk keluar.
Sekejap saja dari memek Vera langsung banjir dan mengucur deras klimaksnya yang bahkan membuat wajahku basah kuyup.
Vera menjambak rambutnya sendiri dan mengerang kuat dimana aku terus kocok memeknya selama prosesnya karena penasaran berapa lama sih dia akan terkencing-kencing begini.
Dan penuh dalam satu menit memek Vera terus mengucurkan cairannya sambil kukocok seakan seberapa lama pun kubetot, cairan ini tetap akan keluar.
Kasihan sekaligus takut nanti cewekku ini kehabisan tenaga maka kuhentikan kocokan kuatku di memeknya.
Sekitar 10 detik kukeluarkan jariku dari vaginanya, lendir bening itu masih saja keluar hingga akhirnya berhenti dengan sendirinya.
Vera terkejang-kejang, matanya memutih dan dia seperti orang mau mati saja menggelepar-gelepar seperti itu.
Maka kupeluk dia dan kuelus-elus wajahnya sambil menunggui dia pulih dan membiarkannya Recovery dulu.
Aku cium pipinya dan kupeluk dia menyamping dari posisi kami yang sama-sama tiduran ini, tanganku dengan bebasnya mengrepe-grepei tubuh putih seksinya apalagi toket bulat besarnya yang sekejap membuat kontolku tegang!
Mengingat toket montok ini entah sudah berapa ratus kali kuentoti dan kumandikan dengan pejuku sendiri.
" Gpp yang?.. " bisikku ke kuping Vera lembut ketika kulihat tubuhnya sudah tak terkejang-kejang lagi.
Vera mengangguk lalu memegang tanganku, sepertinya dia belum bisa bersuara karena tarikan nafasnya masih begitu berat.
5 menit kemudian barulah Vera sudah membuka matanya dan perlahan kududukkan dia agar berhadap-hadapan denganku.
Kupeluk gadis yang mengatakan jika dia benar-benar merasakan multi orgasme yang luar biasa dari Squirt nya barusan.
" Bediri yang, ak..aku dah kuat kok.. " bisiknya di pelukanku karena aku masih menopang tubuhnya dan meminta aku untuk segera memulai permainan kami lagi.
" Yaudah, aku udah gak tahan yang pengen make bodi kamu.. " bisikku mengecup lehernya.
" Sini aku sepong dulu, kamu ma..mau keluarin di memek kan?.. " tanyanya masih belum begitu stabil.
Namun aku menggeleng.
" Engga, aku pengen keluarin di mulut kamu yang.. "
" Kamu mau kan tampung peju hanget aku di mulut kamu ini?.. " mesraku padanya sambil membuka mulutnya yang berwarna merah muda alami ini.
Vera mendesis dan menyipitkan matanya mendengar rencanaku itu dan dia terangsang lagi.
" Ya maulah yang.. Kan pejunya cowok aku sendiri.. " angguknya tak sabar melakukannya.
Aku pun berdiri namun Vera meneruskan perkataannya.
" Boleh aku telen?.. " dengan polosnya dia menanyakan itu.
Aku terdiam dan entah kenapa pertanyaan-pertanyaan bodohnya terkadang membangkitkan libidoku apalagi menatap paras eloknya yang selalu memancarkan kepasrahan sekaligus kebinalannya dalam satu waktu yang jarang sekali dimiliki oleh cewek lain.
Kurundukkan badanku lalu kutempelkan jidatku ke jidatnya sambil kutatap Vera yang tengah mendongak menatapku dengan wajah cantik imutnya dalam posisi duduk diantara dua lutut.
Aku menarik nafasku memandanginya yang sedang menanti jawabanku dibalik keluguannya yang terus menerus membuatku gemas sekaligus khawatir.
Teringat kembali olehku perkataan Jennet jika cewek-cewek berkulit putih, berambut pirang dan bermata biru seperti Vera ini sangat laris untuk dijadikan budak seks diluaran sana.
Meski terlalu lebay jika kucocokkan situasinya dengan kami yang hidup di Indonesia ini dimana ada klenik dan norma-norma yang setidaknya membatasi akhlak manusianya untuk berbuat sejauh itu.
Tak seperti negara barat sana yang sudah liberal dan bebas sekali.
Tapi setidaknya realita tersebut membuatku Aware dengan gadisku ini apalagi Vera benar-benar tak punya siapa-siapa dalam hidupnya, terlebih tipe orang dengan sifat lugu seperti Vera ini rawan sekali menjadi incaran jahat orang-orang yang sudah lama menghayalkan tubuh seksinya dan bisa saja mereka gelap mata lalu melakukan hal-hal buruk terhadapnya.
" Kok mau kamu telen?.. " sambungku membalas kepolosannya sembari mengusap-usap pipinya.
" Hmmm pengen aja.. Biar awet muda.. Hihihi.. " jawabnya tersenyum nakal percaya dengan mitos sperma bikin awet muda.
Aku ketawa saja lalu kukecup dahinya.
Vera memegang kontolku yang terhunus di wajahnya, kemudian mulai menjulurkan lidahnya dan bersiap melakukan Blowjob padaku.
Kutarik nafas beratku bersiap menahan gempurannya karena aku yakin dia tak lupa soal perlakuanku tadi dimana aku menarik-ulur klimaksnya.
Vera tersenyum, lalu meraup kontolku dan menatap ke ponselnya yang ada tak jauh di sebelah kami dan segera memainkan tindikan lidahnya ke ujung penisku.
Aku jongkok dan mengelus wajahnya yang tengah tersedak-sedak itu dan segera kucium bibirnya, tak tega melihat gadisku ini sampai begitunya berusaha memuaskanku.
Vera membalas ciuman bibirnya padaku dengan ganas lalu mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
" Gpp yaang.. Sini aku kulum lagi.. " katanya menyuruhku kembali berdiri.
" Gak mau ah, kamu sampai batuk-batuk gitu.. " kupeluk lagi dia dan kucium pipinya terus kubuka bajunya.
Padahal alasanku saja sedang mengulur-ulur waktu supaya tak dia hisap lagi kontolku, karena sebenarnya sih aku memang mencari celah jeda, jika diteruskan dengan tempo tadi rasanya tak lama aku pasti akan ejakulasi.
Betul-betul rasanya ngilu sekali, sungguh!
Kuambil stroberi yang ada di kabin meja dapur lalu kutaruh di mulutnya.
Vera mengerti dan dia menahan stroberinya dengan giginya kemudian segera kusambar buah itu sekaligus kucium bibir cewekku ini.
Vera tersenyum dan kami melahap bersama-sama stroberinya, bahkan kami saling tukar-menukarkannya di dalam ciuman kami.
Dia senang sekali melakukannya lalu mengambil satu buah lagi yang kali ini dia taruh di bibirku dan dia sendiri yang menyambarnya sambil menciumiku ganas.
Aku ketawa-tawa saat Vera berusaha merebut dan meminta stroberi yang sedang kukunyah di mulutku namun tak kuberikan.
Kunikmati sifat riang dan bahagianya yang seperti ini, karena melihatnya yang beginilah selalu menghadirkan kebahagiaan tersendiri untukku apalagi mengingat dia sewaktu-waktu bisa mendadak berubah dan menjadi liar seperti tadi.
" Yang sini aku jilmekin.. " tawarku disela kecupannya.
" Aiyy aku masih pengen ngisepin kontol kamu yang.. " ujarnya manja menggoda.
" Nanti ya, tadi kan udah.. "
" Bentar banget, belum juga apa-apa.. " gerutu dia saat kugendong tubuh molek beningnya duduk ke meja kabin di dapur kami ini.
Dalam hatiku padahal aku memang sengaja menyogok dia dengan menjilati memeknya, supaya dia terangsang biar bisa langsung kusodok timbang harus dia oral lagi yang pasti akan membuatku kejang-kejang ngilu.
" Muaah... Muaaah.. Emuuah!!.. " kucium dan kulahap toket montok Vera sambil kuelus mulus halus kulitnya.
" Shhhss... Gede bener deh toket kamu sayangku.. "
" Udah cantik, terus punya badan yang seksi dan mulus gini lagi!!.. " pujiku padanya yang seakan aku tak bisa meminta yang lebih lagi dari dia ini.
Mendengar pujianku Vera mendesah tipis.
Lalu perlahan mulai kususuri seluruh lekuk badan putih ini dengan lidah dan kecupan manjaku yang tambah menjadikan Vera terdiam menikmatinya.
Perut rata, pinggang, paha dan pusar bertindiknya yang seksi ini habis kujelajahi dengan penuh nafsu!
" Uhhh... Shhhh... " Vera melirih dan membiarkanku mencumbui setiap jengkal keseksian tubuhnya yang sudah begitu sering ditawar oleh om-om gadun ini.
Yang kubilang jika di media sosial Vera ini penuh berisikan pesan-pesan dari orang selalu berusaha mendekatinya.
Bahkan beberapa artis pun pernah mengirimi pesan di IG Vera mengajaknya berkenalan yang membuatku cemburu abis, tapi Vera tak pernah sama sekali membalasnya.
Dan uniknya tak hanya dari laki-laki, perempuan juga banyak yang ngajak Vera ketemuan yang membuat Vera merinding sendiri ketika membaca pesan tersebut.
Ya, seperti yang pernah kubahas, bahwa Vera sering diajak ngedate sesama wanita yang salah satunya dari Cosplayer seksi yang lumayan terkenal juga.
Aku sampai tak percaya jika dia ternyata seorang Lesbian.
Vera mengangkangkan kakinya dan menatapku sambil menggigit bibirnya sendiri memberi isyarat jika dia sudah tak sabar untuk segera kujilati memeknya.
Kutatap dia yang tengah menatapku seolah menaruh harapan agar aku melahap memek merah yang sekarang sudah dia sodorkan di depan wajahku.
" Jilmek yang.. Shh.. Tadi bilangnya mau jilmekin aku.. " rajuknya karena aku tak kunjung melahap memek tebalnya dan hanya bermain di sekitaran paha mulus dan perut ratanya saja.
" Hmmm... Kamu mau aku jilatin memek kamu?.. " tanyaku melihatinya yang sudah sayu ini.
Verani mengangguk dengan manja, bibirnya makin kuat dia gigit yang pertanda bahwa memeknya pasti telah amat basah sekarang.
" Tapi aku rekam boleh?.. " aku berdiri kemudian kuelus wajah cantik imutnya yang sedang terlihat manja sekali.
" Ngg?.. Kok mau kamu rekamin?.. " Vera menatapku dan bertanya dengan lugu.
" Gpp sekali-kali bikin bokep sendiri.. " kataku lalu mendekatkan bibirku ke bibirnya.
Hidung kami saling bersentuhan dan bibir kami sudah dekat sekali namun sama-sama tak kami tempelkan karena kami sedang bertukar nafas yang memburu sekarang.
Vera memegangi wajahku dan mendesis, tak pelak dia terangsang berat sekarang.
" Uhh... Kamu mau videoin pas kamu ngentotin aku?.. " tanyanya lagi lugu padahal koleksi video kami sudah hampir 2 Terabyte di komputerku.
" Iya sayang, aku rekamin full sampe kamu nelen peju aku.. "
Vera mengangguk lalu memejamkan matanya mendengar ucapanku itu.
Melihatnya yang sepertinya suka dengan sensasi permainan verbal ini jadi membuatku ingin memainkannya sedikit lebih lama.
" Kok kamu mau-mau aja aku bikin BF nya kamu yang?.. " turut kuelus wajah cantiknya yang dekat sekali dengan wajahku.
" SSHHHHSHHH!!.. " desisnya kuat yang seperti dugaanku Vera tengah menikmati pertanyaan-pertanyaan nakalku.
Tangannya menyelip langsung ke memeknya dan tak ingin ketinggalan menstimulasikan klitorisnya selagi aku memainkan permainan verbalku
" Kamu gak takut aku sebarin video pornonya kamu nanti yang?.. "
" Aku punya banyak loh koleksi video kamu, mulai dari yang kamu colmek sendiri, kamu ngomong jorok minta diperkosa terus pas kamu dientotin rame-rame dulu di Lightroom, aku ada semua.. " lanjutku berbisik ke kupingnya.
Vera mendelik dan seketika kocokan jarinya di memeknya dia percepat bersamaan dengan leguhan kerasnya.
Aku masih belum mendengar jawabnya karena selain memanasinya aku penasaran saja jika aku memang menggunakan itu untuk mengancamnya apa yang akan dia lakukan.
" Shhhh... Yanggg!!.. " erangnya.
" Mau kamu sebarin aku ga..gak peduli kok.. "
" Berarti aku ketahuan bispaknya dan aku ti..tinggal jadi bintang porno aja.. "
" Pasti bakal banyak cowo yang dateng cuma buat ngentotin aku.. Uhh!!.. " racaunya yang membuatku kaget!
Dan tak berapa lama dari memek Vera menyiprat kecil cairannya yang terus dia gesek-gesek dengan jarinya.
Aku jadi balik terdiam mendengar jika dia sama sekali tak perduli yang entah hanya balasan untuk membuatku birahi saja atau malah dia benar-benar memaknainya yang kuharap semoga tidak.
Kukecup pipi cewek nakalku ini lalu kukeluarkan ponselku dari saku celana pendekku tadi, Vera dengan mata terpejam hanya bersandar saja ke dinding selagi aku mengeset posisi kameraku di posisi yang agak tinggi untuk merekam kegiatan kami.
Setelah selesai kusambangi lagi Vera yang masih terduduk mengangkang di kabin dapur menungguku segera melahap memeknya yang sudah basah kuyup bekas orgasme kecilnya barusan.
Padahal aku hanya memainkan percakapan kotor sedikit saja tapi dia sudah mendapatkan klimaksnya, hasrat seksualnya memang luar biasa sekali.
" Huffttt!!!! Shhh... " lirih Vera saat langsung kulahap memek merahnya yang masih berlinang lendir bening hangat.
" Sayaang enaknya!!!.. " cerocosnya ketika kusapu daging labianya yang bergelambir seperti jengger ayam ini.
Kuseruput habis-habisan lendir beningnya yang agak terasa asin namun gurih.
Aku tak tahu apa karena Vera cantik maka lendirnya klimaksnya terasa lezat atau memang rasa dari setiap wanita sama saja, aku sama sekali tak tahu.
" Huuuhh yang.. Lahap bener kamu ngemut memekku.. Ahh.. " erangnya menggila dan meremas-remas sendiri toketnya dimana puting merah mudanya mulai membengkak.
Vera meludahi jarinya lalu membasahi putingnya sendiri yang seketika jadi terlihat mengkilat runcing menggiurkan.
Aku hanya bisa menatap setiap ekspresinya dari bawah sini dimana wajah Vera agak terhadang dengan toket besarnya yang menutupi wajah cantiknya dari posisiku ini.
" SLUURPPP... SLUURPPP.. SLUURPP.. " terus kuhisap dan kuseruput memek merahnya dengan bentuknya yang memang menggoda sekali terlebih bersih mulus tanpa bulu-buluan.
Vera makin menggila, dia menatap kelayar ponselku yang merekam adegan zina kami ini dan dia layangkan pandangan nakalnya sambil mengelus-elus tubuhnya sendiri memainkan lidahnya binal.
Kubiarkan saja dia yang beraksi di depan layar kameraku tanpa takut sama sekali kalau seandainya aku ini adalah orang jahat yang sewaktu-waktu akan menggunakan rekaman demi rekaman yang kami rekam untuk menjadikannya senjata ancaman di kemudian hari.
Seperti yang dulu memang benar-benar sempat ingin kulakukan terhadapnya.
Memek Vera berkontraksi dan terasa sekali jika memeknya makin intens memproduksi cairan yang alaminya akan berguna sebagai pelumas ketika akan dibuahi oleh pejantannya.
Vera memang suka sekali di jilmek, dia bilang jilatan di memeknya serasa membuat dia terbang melayang dan sebagai pasangannya maka sudah tugasku untuk melayani serta membiarkannya melayang-layang akan kepuasan duniawinya.
Dan beberapa saat ketika mulai kujilati memeknya makin intens dengan klirotisnya yang menjadi fokus emutanku, Vera mengejang dan dia menjambak rambutku lalu orgasme.
Ini lebih deras dari orgasme kecilnya yang tadi ketika hanya kurangsang dia dengan permainan kata, dan Vera terduduk dengan mata terpejam menikmati klimaksnya barusan.
Kutunggui Vera menstabilkan nafasnya sambil melihati dia yang kembali membuat gestur binal ke ponselku yang merekam aktifitas kami.
" Yuk ML.. " aku tegak dan segera akan menyetubuhi betinaku ini.
" Sini aku kulum dulu.. " balas Vera mengambil posisi duduk diantara lututnya tepat di depan kontolku.
" Jangan yang.. ML langsung aja.. " aku keder dan panik karena dia malah ingin menyepongku lagi.
" Dieemm ih yang!.. " dia bete sendiri karena aku memang terus menghindar acapkali dia mau menghisapi kemaluanku.
Maka aku lagi-lagi hanya bisa pasrah dan membiarkan Vera mencaplok kontol tegangku yang sudah tak sabar untuk segera menikmati badan seksinya.
" Sekedar basahin aja loh sayang jangan dibikin keluar.. "
" Aku kan belum make badan kamu yang Hot ini yang.. " rundungku jadi pesimis aku bisa berlama-lama mengentotinya nanti.
Vera terlihat masa bodoh dengan ucapanku itu dan tiada berdosanya menatapku seperti biasa memanfaatkan wajah polosnya.
" Shhh... Ver!!.. " aku seketika terdongak begitu mulutnya mengenyot ujung kontolku.
Segera cewek yang juga memiliki darah Asia dari ibunya ini memulai aksinya.
Dia oral-oral kontolku serius dengan paduan sedot juga kocokan tangannya yang terasa mengayun bergelombang di batang kontolku dan jelas saja membuatku kalang-kabut menahan gejolak kenikmatannya.
Vera yang sedang serius melakukan salah satu kecakapannya melirikku mendengar eranganku yang makin keras seiring dahsyat sepongan luar biasanya yang begitu cepat membuat spermaku naik!
Puncaknya ketika kurasakan sedikit sensasi seperti setruman dari pangkal kontolku, segera kutarik paksa keluar kontolku dari mulutnya dan kujauhkan.
Vera marah karena aku memotong aksinya yang belum selesai, namun aku tak peduli dan terus menahan badannya yang berusaha mendekat meraih lagi kontolku yang sudah mau keluar ini.
Kuangkat dia dan kubalikkan tubuhnya berpegangan ke kabin meja lalu kutempelkan kontolku ke pantat semoknya sambil kupeluk dia dari belakang.
" Males deh!.. " rajuknya dongkol tak mau melayani ciuman bibirku padahal wajahku sudah kunongolkan ke samping wajahnya.
" Kamu mau bikin aku keluar yang? Kan belum ngentot.. " celetukku karena dia tadi serius sekali ingin membuatku ejakulasi.
" Iyalah!!.. Bilangnya mau aku telen pejunya kamu.. " dia masih tak mau aku cium.
" Lah kalo tadi aku keluarin kita gak ML dong?.. " aku tak mengerti apa yang ada dikepalanya.
" Kok ga ML? Ya tetep ML, abis kamu ngecret di mulut aku ya langsung lanjut ML.. " jelas Vera begitu entengnya.
Dia selalu berpikir jika klimaks laki-laki itu sama dengan klimaks perempuan, yang bisa langsung lanjut begitu saja tanpa jeda.
Untuk aku yang seorang laki-laki dengan stamina normal ini tentu butuh jeda setidaknya paling cepat 10 menitan sebelum kembali bisa birahi lagi.
Dan dia kira sperma cowok itu Unlimited yang bisa terus-terusan keluar asal di pompa.
Vera masih merajuk namun perlahan-lahan karena pelukan dan rangsangan yang kulakukan dileher juga gesekan kontolku di pantatnya akhirnya dia mengalah juga dan meladeni ciuman bibirku yang tadi dia tolak.
" ML gak nih?.. " tanyaku sambil mengecup leher mulusnya.
Dia diam, mukanya masih masam namun Vera mengangkat sebelah kakinya dan merentangkannya di meja kabin yang dia jadikan pegangan sekarang.
Tak mau buang waktu berhubung libidoku juga sedang tinggi-tingginya maka segera kucucukkan kontol tegangku ke memek bulenya yang tebal.
Vera terhentak ketika kusentakkan kontolku kuat-kuat masuk kedalam memeknya yang sudah amat basahnya ini, lalu mulai kupompa penisku di dalam sana.
Kami sama-sama memejamkan mata dan saling merasakan sensasi nikmat ngentot satu sama lain, hanya erangan dan bunyi kecipak benturan tubuhku yang membentur pantatnya yang terdengar.
Rasa nikmat yang kami dapatkan sepadan sekali dan tak ayal dalam waktu dua menit saja Vera makin menjadi-jadi.
Jari-jari lentiknya sudah berada di memeknya sendiri menstimulasikan klitorisnya guna menambah sensasi nikmat yang dia rasakan.
Vera melirikku dari samping lalu menarik daguku agar segera memagutnya, kulakukan dan kucium gadis putihku ini dengan dipenuhi nafsu sementara tetap kusetubuhi dia.
" Ya..yang.. " panggilnya disela ciuman kami dan gejolak kami yang sedang tinggi-tingginya ini.
" Pindah lobang yang.. Masukin ke pan..pantet aku.. Huhhh!!.. " Vera minta disodomi.
Aku diamkan saja dan terus kugenjot dia karena aku sedang enak-enaknya sekarang menggasak memek basahnya ini.
" Yaang!!!.. " erangnya lagi menyadari aku malah makin cepat mencabuli dia.
Vera kemudian menjauhkan memeknya dari kontolku, hingga kontolku keluar dari memeknya yang membuatku terpaksa menghentikan genjotan nikmatku.
Lalu dia meludahi jarinya, membasahi dan mengarahkan sendiri kontolku ke anusnya!
" Astaga dia ini.. " celetukku dalam hati saat dia membimbing dan menjejalkan kontolku dengan tidak sabarannya agar masuk ke lubang pantatnya.
Setelah kontol gedeku berhasil masuk di dalam bokong semoknya segera dia sendiri menggoyangku dan mendesah-desah yang membuatku geleng-geleng saja dengan candunya akan anal seks.
Maka aku pun menggoyangnya juga hingga menjadikan Vera meracau kotor dan mulai bermasturbasi dengan jarinya.
" Ahh ini baru enak yang!!.. "
" Mestinya kontol gede kamu tuh sodomiin aja terus pantet aku! Udah berapa kali aku bilang.. " erangnya tak terkendali dengan desahan yang nyalak.
Aku juga mulai merasakan sensasi ketat dari pantat Vera, dimana otot-otot pantatnya terasa mencengkram kontolku dan rasanya 'menggigit' sekali jauh dibandingkan di vaginanya.
" Ahh Ver.. " erangku sambil menyodominya dan memejamkan mataku.
" Enak kan yang?.. Gede bener kontolmu aku suka banget.. Huhh!!.. "
" Aku bocor terus tiap kamu pake pantatku ini yang.. " ceracau Vera tampak memburu orgasmenya lagi.
Kugeber dia mengetahui jika cewekku ini sudah ingin orgasme, Vera menuntunku dengan racauannya hingga akhirnya memeknya langsung banjir dan dia pun 'ngompol-ngompol'.
" HAANJINGG!!.. FAK.. " dengus Vera kuat kemudian tumbang dan membanting setengah badannya ke kabin dapur yang berada di depannya.
Kutunggu hingga dia pulih namun Vera menyuruhku lanjut saja.
Berhubung kontolku masih menancap kokoh di pantatnya maka kulanjutkan saja tanpa menungguinya seperti yang dia katakan.
Vera menegakkan lagi tubuh atasnya dan membiarkanku menungganginya dari belakang, dimana bahu dan lehernya menjadi sasaran kecup dan ciumanku.
Anehnya menyadari jika Vera masih lemah dan belum berdaya malah menambah semangatku untuk makin menghajarnya dengan kuat.
Kugeber sekuat tenaga pantatnya hingga bunyi hantaman kontolku terdengar nyaring dan membuat Vera makin klenger-klenger.
Bahkan aku menjambak rambut pirang panjangnya yang menjadikan Vera teriak-teriak seperti orang gila jika kunaikkan sedikit permainannya menjadi kasar begini.
Aku betul-betul seperti anjing jantan yang sedang mengentoti betinanya penuh nafsu saat ini, dan ketika gejolak ejakulasiku akan tiba, seketika aku hentikan genjotan super kuatku itu guna meredakannya.
Vera celinguk menatapku ketika aku tak melanjutkan Rough Sex yang dia inginkan dan malah menyetopnya mendadak.
" Aku masih pengen make kamu lama-lama yang.. Muaah!!.. " kecupku ke bibirnya menjelaskan kenapa aku tak ejakulasi.
Vera diam menerima penjelasanku, karena tampaknya dia juga ingin berlama-lama kuentoti.
" Cekek leherku sampe memar yang.. " Vera asal bunyi lagi saat kucium-cium lehernya.
Mendengar dia ngelantur segera kurubah posisi kami, kusuruh Verani merangkak di lantai.
" Ngerangkak? Kamu mau pake lubang mana yang?.. " tanyanya manja namun dengan nafas berat.
" Udah ngerangkak aja yang.. Cepett!!.. " kutepak pantatnya segera menyuruhnya melakukan apa yang kusuruh.
Aku amat bernafsu sekarang dan Vera menggigit bibirnya dengan binal suka sekali jika aku penuh nafsu dan beringas seperti ini.
Vera merangkak ke lantai dapur yang sudah basah bekas 'ompolnya' tadi, melihatnya merangkak dengan seksinya dan siap sedia untuk kembali kusetubuhi membuat libidoku tambah tinggi.
" Kayak anjing aja deh Ver kamu ngerangkak gitu.. "
" Kamu udah siap aku entotin ya?.. " lontarku begitu saja yang membuat Vera melotot mendengarnya.
" Ahh yang!! Iya aku anjingnya kamu cepet entotin lubang pantetku lagi!!.. "
" Pake sampe rusak yang pantet aku.. " seketika dia mendesis dan membuka pantatnya lebar-lebar lalu memamerkannya padaku.
Aku terdiam meneguk ludah melihat lubang anus Vera sudah menganga dan terlihat pantatnya jadi makin lebar karena sudah begitu seringnya kupakai.
Kuambil posisi untuk menaikinya, namun bukan ke lubang pantat seperti yang dia pinta tapi ke memeknya, dan jelas saja Vera protes ketika malah yang kupakai memeknya.
" Diem Ver.. Nanti rusak pantet kamu sayang, berapa kali dibilangin ngeyel banget deh!.. " jawabku menanggapi protesannya dengan tegas berhubung libidoku tinggi sekali sekarang.
Vera diam saja dan memejamkan matanya membiarkan aku menikmati memeknya seperti seks yang sewajarnya.
Tapi itu tak lama sebelum dia kembali merengek minta disodomi sambil mengerang mendesah.
Dia bahkan berusaha menjauhkan lagi memeknya dari kontolku membuat aku tak nyaman menyenggamainya yang terus bergerak-gerak ini.
" Biarin yang!! Gpp rusak yang penting kita sama-sama keenakan kan?!.. " dia berusaha merangkak hingga tercabutlah kontolku dari memeknya.
Aku yang tadinya sudah mau klimaks di dalam vagina terpaksa terhenti karena dia terus merangkak menjauh dariku.
Aku takut jika terus kuturuti nanti Vera tak mau lagi dipakai di memeknya dan malah memintaku terus menyodominya karena aku selalu memanjakan kemauannya ini.
Tapi beginilah aku, aku tak punya pilihan dan membiarkan dia sekarang membimbing sendiri kontolku masuk ke pantatnya seperti tadi.
" Ahhh!!!... Ini baru ngentot namanya!!.. " lirihnya dengan mata tertelan kedalam ketika kontolku sudah menyumpal anusnya.
" Ayo yang nikmatin pantatku, pake aku kayak aku ini anjing betinanya kam.. Uumpp.. " kubungkam mulutnya yang kotor ini dengan telapak tanganku lalu mulai kugagahi dia sesuai yang dia mau.
" Mpphh... Mphh... " erang Vera dalam bekapanku yang menyodominya dari belakang dengan gaya Doggystyle.
Bagiku lebih baik kubungkam mulutnya daripada mendengar dia bercakap jorok menghinakan dirinya sendiri.
" Gila Veer... Pantet kamu nyedot bangeet.. " erangku sendiri menikmati nikmat anal seks yang memang aku sendiri tak bisa mengingkarinya.
Kucabut kontolku lalu kumasukkan lagi ke lubang pantat Vera, dan dia sudah tak berisik lagi namun wajahnya telah merah padam yang tampaknya dia sudah mau orgasme lagi.
Kukeluar lalu aku masukkan lagi kontolku dan menggagahinya dalam jarak pendek saja karena sejujurnya aku sudah mau ejakulasi sekarang.
Tapi karena aku sedang tak mau ejakulasi di dalam pantatnya, makanya terus kuulur-ulur dengan mencabut-masukkan kemaluanku.
Kadang aku pindahkan ke memeknya, lalu kucabut dan kumasukkan ke anus, kembali ke memek kemudian balik lagi ke anus.
Terus kulakukan seperti itu dengan masing-masing satu tusukan yang membuat Vera mengerang merasakan sensasi dua lubangnya kujajal satu persatu dengan sangat cepat.
" AAHH YANG ENAKNYA.. AKU CEWE BISPAK DUA LOBANG!!.. " jerit Vera kemudian mengocok klitorisnya dengan gila.
Aku diam dengan membenamkan kontolku mentok di dalam anusnya tak menggerakannya dan membiarkan Vera mendengus bermasturbasi bak seorang maniak.
Aku sampai ngilu melihat kuku panjangnya yang tampaknya memang dia sengajai tusuk dan gesekkan ke klitorisnya yang sudah terlihat membengkak sekali itu.
Dia memejamkan mata dan membuka mulutnya selebar mungkin sedang mengkoneksikan hayalan yang ada dalam kepalanya dengan kenikmatan yang dia rasakan sekarang dan sebentar lagi akan terhubung dalam sebuah klimaks besar.
Dugaanku benar, bahkan tak butuh satu menit menunggunya, sekejap kemudian Vera ngompol dengan sangat deras yang mungkin ini Squirt!
Aku tak begitu tahu apa bedanya yang jelas Vera mendapat multi orgasmenya sekarang.
Jarinya langsung penuh cairan beningnya, dan Vera kalau tak kutahan bokongnya pasti akan ambruk.
Matanya memutih dan lantai dapurku sudah banjir seperti orang kebocoran atap.
" Gpp yang?.. " tanyaku membetulkan rambut basah yang menutupi wajah cantiknya.
Vera tak menjawab hanya terdengar nafas beratnya saja.
Melihat dia yang sudah tak memungkinkan untuk melanjutkan, maka kucabut kontolku dari anusnya setidaknya memberikan dia waktu istirahat sebentar.
" PLOOPP.. " suara yang terdengar ketika kepala penisku keluar dari bokongnya dan rasanya nikmat sekali bahkan ketika kucabut keluar kontolku.
Namun pandanganku melihat ke lubang anus Vera yang sepertinya memang sudah mulai menganga karena bulan-bulan ini terus kulayani dia ketika minta main di pantat.
Penasaran maka dengan kedua tanganku kutahan kedua bongkahan pantat montoknya lalu kulebarkan selebar mungkin.
Aku kaget, terangsang sekaligus merasakan perasaan aneh begitu menyaksikan lubang anus Vera yang betul-betul sudah menganga!
Aku sama sekali tak menyangka jika liang anusnya Vera sudah merenggang sebesar itu.
Ini juga akibat ulahnya yang sering diam-diam memasukkan tiga bahkan empat jarinya dengan pelumas berusaha mem-Fisting anusnya sendiri disaat aku sedang tak memantaunya.
Dan kumarahi dia habis-habisan tiap kali kupergoki Vera melakukannya.
Vera sudah begitu terkontaminasi dari film-film porno yang dia tonton hingga apa yang baru dia tonton ingin langsung dia tiru.
Hingga sulit mengawasinya karena aku tak selalu bisa berada di sebelahnya karena aku pun mesti kuliah.
Untuk itulah belakangan aku jarang nongkrong lagi dengan teman-temanku dan tak pernah lagi pulang malam karena takut meninggalkan dia sendirian di kamar, yang kutahu jika aku pergi Verani selalu bereksperimen yang aneh-aneh.
Kukocok kontolku sementara membiarkan Vera menarik nafasnya, begitu dia siap aku akan menuntaskan puncak kenikmatanku padanya.
" Sa.. sayang.. " panggilnya mulai membuka mata.
" Iya sayang?.. " kuhampiri dia yang masih tertelungkup seperti kapal terbalik lalu kuelus rambutnya.
" Lanjut.. Ke..keluarin di pantet aku.. " pintanya masih dengan wajah letihnya.
Aku menarik nafasku begitu mendengar dia masih saja minta disodomi.
" Aku pengen keluarin di memek yang boleh gak?.. "
" Aku dah mau muncrat ini, dan pasti sperma hangat aku bakal banjirin memek kamu.. " kubujuk dia dengan caraku agar dia mau.
Vera diam kemudian dia berusaha memposisikan dirinya menungging lagi seperti tadi, wajahnya dia dekatkan ke wajahku dan dia pandangi aku dengan mata sayunya yang betul-betul amat cantik.
Namun ketika kukira Vera akan mengangguk, tapi dia tetap lebih memilih aku untuk Creampie di dalam pantatnya.
" Aiyy gak mau yang.. Keluarin di pantet dulu, na..nanti ronde dua baru di memek aku.. " celetuknya lagi-lagi egois lalu mencium bibirku.
" Ya ampuun... " gumamku dalam hati sambil membalas ciuman bibirnya.
Mimpi apa aku dengan dia ini, kupikir setelah mendapatkan dia dulu semua selesai dan aku tinggal menjalani hidup berdua dengannya.
Namun siapa sangka jika aku akan menghadapi kerepotan seperti ini yang bahkan lebih repot daripada mengasuh bayi sekalipun.
Aku mengambil posisi ke belakang tubuhnya yang sudah menungging ini, Vera melirikku dengan menyampingkan kepalanya lalu tangannya tampak Standby di dekat kemaluannya.
Dan saat aku masukkan kontolku ke memeknya seketika tangannya itu menutup lubang memeknya.
" Tuh kannn!!... " amuknya lemah yang rupanya sudah dia perkirakan jika aku akan memasukkannya ke memek bukan ke pantatnya.
Vera terus menutupi memeknya agar tak aku masuki dengan tangannya.
" Terakhir ya sayang ini aku make pantat kamu.. " ujarku menatap kearahnya dengan pandangan serius.
Namun dia tak menjawab dan hanya memasang wajah imut tak berdosanya itu.
Tapi melihat kontol besarku yang sudah kering tak seperti tadi yang berpelumaskan lendir alami yang ada di vagina Vera tentu sekarang aku membutuhkan pelumas supaya pantat gadisku ini tak lecet.
Kejauhan jika aku harus naik lagi ke kamar untuk mengambil Lubricant maka aku mencari sesuatu yang berunsur air di deket kami sekarang, dan di meja hanya ada minyak goreng, kecap, sambal, margarin, madu dan krim kocok.
Maka aku berpikir cepat dan kuambil sebotol madu dan kuolesi di kontolku, Vera menggigit bibir bawahnya sendiri menunggu eksekusi di lubang anusnya.
Setelah penisku sudah mengkilat beroleskan madu segera kukocok sebentar kontolku lalu kujebloskan ke anusnya!
Kugeber anusnya yang jauh sudah begitu longgarnya dari awal pertama kali kujajal dulu dimana jari kelingkingku saja susah sekali masuknya ketika itu.
Vera menggigit bibirnya sendiri lalu mendesah-desah dengan suara merdunya yang makin merangsang jika mendengarnya.
Olesan madu itu membuat gesekan kontolku lancar keluar-masuk di dalam pantatnya.
" Untung tadi aku memilih madu, coba kalau sambal, bisa jerit-jerit Vera sekarang... " kataku dalam hati.
" Ahhh yang aku mau keluarr.. " erangku 2 menit kemudian karena kepala kontolku sudah mau meledak rasanya.
" Ke..keluarin di dalem yang!!.. "
Vera mendekatkan lagi jarinya ke memeknya mengantisipasi kalau-kalau aku seketika memindahkannya masuk ke memeknya.
" VERRR!!!... " erangku dan mendongak lalu mengucurkan semua spermaku masuk di dalam liang anusnya.
Kuremas bongkahan pantatnya sekuatku sembari kontolku memuntahkan semua cairan putih kental yang begitu nikmat terasa ketika mengucur keluar dari lubang kencingku.
Vera menggeseki memeknya sendiri dengan jari dan sepertinya dia kembali orgasme kecil lagi yang tak kusadari karena aku sedang di puncak kenikmatan seksualku.
Bermenit-menit kudiamkan dan Vera telah teler lagi dan baru kucabut kontolku yang langsung lumer sperma kental dari pantatnya.
Aku terduduk dan Vera menatapku, dia tersenyum kemudian merayap menghampiriku sambil merangkak lalu mencium bibirku mesra.
" Enak banget yang.. Aku sayang kamu deh.. Muaah!!.. " kecupnya di bibirku.
" Hanget peju kamu dan banyak banget yang.. Hihihi.. " dia riang sekali kalo kuturuti maunya padahal loyo aku dibuatnya.
" Yuk!!.. " tiba-tiba Vera mengajakku berdiri begitu saja.
" Main yuk-yuk aja, emangnya mau kemana sayang?.. " tanyaku menahan tangan yang sedang dia tarik untuk berdiri.
" Ke Darkroom lah yang.. Kan kamu janji mau maen disana tadi.. " ungkapnya yang bak sambaran petir untukku.
Rupanya dia ingat dengan janjiku tadi, meski sudah berganti kepribadian dan sedang tak kumat tapi tetap saja Vera mengingat apa yang kujanjikan, itulah yang kadang membuatku bingung.
Aku lagi-lagi harus putar otak supaya tak menuruti kemauannya ini.
" Aduh yang aku capek banget mana belom makan gini.. " ujarku kemudian memasang wajah letih.
" Tuh kan, makanya aku males.. Omong doang!.. " wajahnya jadi kecut.
" Capek aku tuh diboongin sama kamu terus.. " rajuknya tak mau aku peluk.
" Kok
boong sih sayang? Engga boong.. Kan janjinya ntar abis makan.. " kucoba membujuknya lagi.
"
Pokoknya semaleman ini aku mau ke Darkroom!.. " ketusnya sepihak dengan egois.
Aku diam,
Vera melirikku dengan wajah tajamnya memastikan agar aku menuruti kemauannya
ini.
Bingung
karena tersudutkan dengan keadaan maka aku terpaksa menurutinya dan bermain
ikat mengikat lagi juga dengannya.
Tapi tiba-tiba aku teringat akan
perkataannya malam tadi dimana kami akan menjebak kurir Delivery yang nantinya
akan menjadi korban eksib Vera.
" Lah
kamu bilang nanti malem mau ngejebak tukang delivery yang?.. " tanyaku balik ke dia kemudian
menatapnya.
Vera diam,
sepertinya dia lupa soal itu karena keburu tertutup dengan hasrat liarnya yang tadi
sempat merangsek keluar.
" Hayoo?.. " kuusap pipinya yang sedang manyun ini gemas untuk segera menciumnya.
" Terus ke Darkroomnya kapan dong?.. "
" Astaga Veraku sayang.. Kan entar-entaran bisa.. "
" Kamu tuh deh, bikin aku repot banget kalo ngambek-ngambekan gini.. " manjaku padanya dengan mencubit pipinya gemas.
Dia diam berpikir dan menatapku ragu.
" Yaudah kalo gitu.. Tapi manjain aku sekarang.. "
" Hee?.. " tanyaku mencoba mendefinisikan arti kata manjanya sekarang.
" Yaudah-yaudah boleh, kamu mau aku manjain gimana yang? Mau aku pijitin?.. "
" Hee?.. " tanyaku mencoba mendefinisikan arti kata manjanya sekarang.
" Yaudah-yaudah boleh, kamu mau aku manjain gimana yang? Mau aku pijitin?.. "
" Gaa mauuu.. Gak mau dipijit.. " dia menggeleng kuat dengan imutnya.
" Loh terus?.. "
" Jilmek lagi terus puasin aku.. " Vera melingkarkan tangannya ke leherku.
" Yah?.. " tatapnya padaku penuh harapan.
" Kok jilmek terus?.. " kukecup pipinya yang sudah balik manja ini.
" Atuh gimana yang.. Abisnya enak.. Hihihi... " tawanya nakal.
" Lagian nanti kalo aku masturbasi pake jari tar kamu marahin lagi.. " Vera mengomentari aku yang sering memarahinya jika dia bermasturbasi dengan kasar di memeknya sendiri.
Melihat Mood nya yang sudah balik menjadi gadis imut dan tak merengek minta dibawa ke Darkroom lagi maka kuturuti maunya.
" Hmm... Yaudah deh.. Dasar kamu tuh bikin aku repot mulu.. Yukk... " kugendong gadis manjaku ini dengan dia melingkarkan tangannya di bahuku.
Aku membawa Vera ke kamar tamu di lantai dasar ini saja, karena berat kalau mengangkat dia naik tangga ke kamar kami di lantai tiga.
..............................
Setibanya di kamar yang dimaksud, segera gadis berkulit putih bersih ini kubanting ke ranjang, yang mana sejak digendong tadi dia terus mencium bibirku penuh nafsu.
" Rekamin juga dong yang pake HP ku.. " pinta Vera setelah kutaruh dia ke kasur putih seputih kulitnya.
" Yaudah mana HP kamu?.. "
" Di dapur deket kompor.. " katanya yang segera membuatku balik ke dapur karena aku lupa bahwa HP ku pun masih disana merekam.
Tak kepikiran mematikan sekaligus membawanya karena tadi sibuk membujuki si Verani.
Aku kembali ke kamar dimana Vera sudah berbaring sambil colmek sendiri dan meremas toketnya memancing libidonya yang seperti sudah membara sembari menungguku.
" Nih.. " kukasih ponselnya lalu kuset ponselku karena aku masih ingin merekamnya juga.
Vera mengeset juga Handphone nya merekam dimana dia lebih fokus ke wajah cantiknya sendiri sementara aku lebih ke Wide Angle mengabadikan secara keseluruhan.
Ya Vera sering menonton ulang video porno yang telah kami rekam, dia lebih kearah me-Review ekspresi wajahnya yang entah dia jadikan sebagai koreksi atau untuk dia kagumi sendiri atas kecantikan alami dan setiap raut binal yang dia buat.
Kami berciuman sebentar saat sudah mengeset kamera kami masing-masing yang tengah merekam.
Kutindih cewek nakalku ini yang sedang tiduran dibawah tanpa mengenakan seutas pakaian pun dan dia membiarkanku memagutnya dengan mata terpejam.
Bahkan sekitar 5 menit kami terus berciuman begini dan sama sekali tak terasa lama karena jiwa kami sudah merasuk satu sama lain.
Tapi karena kudengar kecipak basah dari Vera yang tanpa sadar dari tadi sudah memasukkan dua jarinya mengobok memeknya dari dalam, maka aku terpaksa menghentikan ciumanku yang sedang enak-enaknya dengan dia.
" Shhh... Ayo yang.. Aku sange bener.. " Vera membuka matanya ketika bibir kami lepas dan matanya sudah sayu sekali!
Kupegang pergelangan tangannya lalu kujauhkan dari memeknya hingga jari lentiknya yang tadi mengucek-ucek kelaminnya kini bebas dan terlihat basah menggambarkan situasi di dalam sana.
Kuemut dua jarinya itu yang begitu sangat lentiknya, Vera melirih saat kuhisap dan kukulum jari tengah dan jari manisnya penuh perasaan.
Pandangan mata kami saling terkunci satu sama lain yang membuat birahiku menyala seketika terlebih menyaksikan wajah terangsang Vera.
" Ahh... Shhh.. " desah dan lirihan Vera menatapiku yang sedang melahap indah jari tangannya.
Vera membiarkanku mengulum jari-jari tangannya yang panjang dan halus ini, karena aku memang suka sekali dengan jari lentiknya yang dia rawat dengan baik dimana kuku panjangnya dia cat putih hingga terlihat semakin indah apalagi ketika menggenggam kontolku.
Puas menjilati jari-jarinya segera kualihkan seranganku yang kali ini akan langsung menarget ke daging tebal merah muda yang mulus tanpa secuil bulu di tengah-tengah selangkangannya.
Vera mengangkangkan kakinya sadar jika memeknya menjadi kekeranku.
Kudekati wajahku lalu kudendus memeknya jari jarak sekitar 2 cm yang menjadikan Vera melirih merasakan hembus nafasku di vaginanya.
Saat ini aku benar-benar ingin membuat pasanganku ini keenakan karena dia pun selalu memberikanku servis sepenuh hatinya, jadi apa salahnya sekali-sekali aku memuaskannya juga, tentu dengan sewajarnya bukan seperti racauan Toxic yang sering dia rapalkan.
" Wangi banget memekmu yang.. "
" Kulit kamu juga mulus semulus-mulusnya.. Ahhh.. " racauku sambil mengendus memek juga paha putih bersihnya.
Vera diam, dia menggigit bibir bawahnya dan serius menatapku dengan sayu yang sedang mengendus dan menatap tubuh bawahnya tanpa menyentuhnya dulu.
Kulihat Vera sudah mencengkram sprei kasur dan desisannya makin keras ketika kuendus paha dalamnya yang bikin aku gemas ingin menggigitnya saking putih mulusnya!
Kupandangi gadisku hingga pandangan kami bertemu lagi, mata Vera sudah amat redupnya yang tampaknya sedang menanggung libido berat di kelopak matanya.
Aku hanya tersenyum melihatnya yang sudah begitu inginnya untuk segera kujilati memeknya, hingga setan seketika merasukiku dan langsung kudaratkan wajahku ke selangkangannya!
Vera kaget dengan serangan mendadakku itu, mungkin dia pikir aku akan mulai menjilati memeknya perlahan dengan lembut hingga dia tak memprediksinya.
Memek dan pahanya sekarang menjadi sasaran seruputan mulutku yang sudah begitu gemasnya dari tadi mengendusi aromanya saja yang sudah amat menggiurkan.
" Ahh yangg... " Vera bergetar dan dia berganti melirik ke ponselnya sendiri menikmati jilatanku di memeknya.
Memek Vera sudah basah sekali yang mana dia memang begitu cepatnya terangsang berat.
Kulirik dia yang tengah keenakan sambil menjilati jari indahnya yang tadi habis dia pakai mengucek-ngucek memeknya dan juga masih basah dengan ludahku sembari melayangkan pandangan seksi kelayar ponselnya.
Aku biarkan saja toh dia memang suka menonton ekspresinya sendiri ketika kusetubuhi ataupun ketika sedang melakukan oral seks dengan kontolku, Vera sering menyuruhku merekaminya dengan ponselnya.
Vera terlihat antusias sekali setiap kali berhadapan dengan kamera yang sesuai seperti bakat modelnya, dia tampak sengaja membuat beragam ekspresi saat ini yang kupandangi saja karena apapun raut yang dia buat tetap saja dia akan terlihat cantik.
Pun ketika dia mengubah mode rekam di ponselnya menjadi mode foto hanya untuk mengajakku ber-Selfie disaat aku sedang melahap memeknya dalam posisiku sekarang.
" Ayo yang senyum liat ke HP aku.. " ajaknya kemudian memberikan senyum paling manisnya kearah kameranya sendiri.
Tentu saja karena aku sedang begitu asiknya melahap kelaminnya dan membelah-belahnya dengan lidahku maka kucueki saja ajakan Selfie nya itu.
Beberapa kali Vera berfoto sendiri memperlihatkan bahwa memeknya sedang dijilati olehku, seolah dia pun bangga kalau memeknya tengah 'dimakan' olehku, tergambar dari senyum manis yang dia lukis di wajah cantiknya.
" Veraa ihh... " kataku saat dia mendekatkan ponselnya dekat sekali ke wajahku yang sedang terbenam di vaginanya.
Dia hanya terkikik dan terlihat senang sekali sekarang, lalu mengeset lagi kameranya di dekat wajahnya dan bersiap serius menikmati rangsanganku.
" Ahhh!!!.. " Vera mengerang meredupkan matanya lagi dan kulihat dia mulai mengelus-elus tubuh mulusnya sendiri sambil keenakan di depan ponselnya.
" Yang masukin pake jari.. Shh... " pintanya untuk aku segera mencolok jariku ke memeknya.
Aku diam saja dan tak kuturuti karena aku lebih ingin 'menyiksanya' dengan permainan oralku sekarang.
Kusibak labia Vera lalu kuemut dan kutarik-tarik dengan gemas yang membuat Vera kelojotan merasakannya.
" Tebel bener sih nih memek!!.. " umpatku gregetan sekali dengan memek Vera ini!
Vera terdiam dan tubuhnya terkejang ketika kutarik-tarik bibir memeknya dengan beringasnya seperti anjing kelaparan.
" Shhh... Fak enaknya!!.. "
" Terus yang, robekin aja bila perlu.. Ughh!!!.. " Vera mulai ON!
Wajahnya yang akan terlihat seribu kali lebih cantik dengan matanya yang sayu itu akhirnya terlihat lagi!
Terus kunikmati ekspresi terangsangnya sekarang yang sedang meringis-ringis menggigiti bibir bawahnya sendiri sembari tangannya mengelus tubuh mulus dan meremas-remas toketnya sendiri dengan binal.
" Suka kamu yang lahap memek tebel aku?.. Huuh!!.. "
" Memek kotor yang udah dipake banyak cowok-cowok.. "
" Ta..tapi sekarang dia milik kamu yangg Ohhh!!.. " Vera seperti biasa meracau sendiri.
Makin intensnya stimulasi yang kubuat di vagina si cewek bertoket gede ini jelas saja menghasilkan arus balik terhadap dirinya dimana Vera jadi tambah menggila dengan gejolak yang dia rasakan.
Sekejap kulihat klitorisnya ereksi dan makin lama makin membengkak seiring tambah terangsangnya si pemilik tubuh.
Vera tahu jika aku tengah menatap klitorisnya yang berwarna pink itu, bahkan dia menyibaknya seolah mempersilahkan aku melihatnya dengan lebih jelas.
Kupantek memeknya lalu kusibak sendiri dengan tanganku yang juga dia bantu guna melihat titik utama rangsangan di tubuhnya ini secara menyeluruh.
Dan aku meneguk ludah tak tahu jika Vera sudah sebegini terangsangnya karena klitorisnya terlihat berukuran tiga kali lebih besar setelah disibak secara lebih jelas!
" Ahh gila yang, itil kamu dah bengkak banget!!.. "
" Terangsang banget ya kamu?.. " tanyaku kemudian mendekatkan wajahku ke wajah cantiknya sementara jariku tetap mengusap klitoris ereksinya ini.
" Iya saya..yang.. Aku kerangsang bangett.. "
" Aku dah kepengen cepet-cepet kamu perkosa yang... "
" Lakuin aja apa yang ka..kamu mau ya yang? Anggap aku boneka seks kamu.. " lirih Vera memasang wajah sendunya dan menatapku yang berjarak dekat sekali dari wajahnya.
Namun aku terus menatapnya, menatap kecantikannya yang betul-betul tergambar dari mata birunya ini.
Meski aku menggaris bawahi pemilihan katanya tadi yang begitu provokatif dengan mengatakan ingin diperkosa, boneka seks atau apalah yang tadi dia racaukan itu.
" Kamu cantik dan seksi banget Ver, nafsu kamu kayak banteng.. "
" Lama-lama aku bisa ilang kesadaran yang, aku buntingin juga kamu Ver kalo gini terus!! Uhh!!.. " leguhku menempelkan hidung mancung kami dan mendekatkan bibir saling mendesis merasakan gejolak luar biasa yang sama-sama kami rasakan.
Vera tersentak-sentak dan tubuhnya bergetar mendengar kata-kataku barusan, jari-jarinya langsung mencari memeknya sendiri untuk dia masturbasikan yang kusingkirkan karena aku masih punya PR dengan memeknya ini.
Serius!
Aku mengucapkannya bersungguh-sungguh dan bukan sebuah rapalan atau bumbu-bumbu pemancing gairah seperti biasa.
Aku bisa saja kalap dan betul-betul akan menghamilinya jika terus-terusan begini karena tak tahan sekali dengan kecantikan dan sifat nakal manjanya yang terus menghasut setan dalam diriku.
Kukecup bibir gadis super cantikku ini lalu aku kembali merayap ke memeknya guna menyelesaikan urusanku.
" Ahhh!!! Yangg!!.. " erang Vera terpejam dengan mata redup yang sangat kusukai itu saat kulahap lagi memeknya yang sudah benar-benar basah ini!
Vera mendesis dan melirih dengan suara yang seksi, membuatku makin birahi saja makin tak sabar untuk menikmati tubuhnya.
Bahkan cairan kental bening sudah mengalir turun dari memeknya pertanda Vera pasti tak lama akan langsung klimaks kalau kubetot.
Tapi aku tak mau buru-buru dan akan kubuat dia terbang melayang dengan rasa nikmatnya dulu sebelum nanti si cewek berbulu mata lentik ini mendapatkan orgasmenya.
" Yang gigit yang... Hufft!!.. "
" Tabok sekali dong yang kasih pelajaran ke memek bispakku itu!!.. " racau Vera kotor sambil menatap kameranya sendiri dengan mata sayu binalnya.
Aku diamkan saja dan terus kugodok memeknya dengan permainan mulutku karena sebentar lagi aku berniat mulai menggunakan dua jariku.
" Yaaang!!.. Shhh bikin aku orgasme aku dah pengeeen... " lirih Vera rupanya sungguh tak sabar untuk segera di buat orgasme.
" Yaudah nih aku pake tangan ya biar kamu kencing-kencing.. " balasku kemudian merogohkan dua jariku ke memek tebalnya yang membuat Verani membeliak dan terpejam bersamaan.
" Anjiiing!!! Shhss.. " erangnya menggelinjang meremas makin kuat toket montoknya sendiri yang kuperhatikan sambil menggobel memeknya.
" Enak bener sih yangg!!! Memek aku gatel terus karena kamu tau gak?!.. " erang Vera lantang kemudian membanting kepalanya ke ranjang dengan nafas berat.
Dan betul-betul dia sekarang sudah dikuasai nafsunya.
Tapi tak lama langsung aku cabut kocokan jariku dari memeknya dan kembali kulahap dengan mulutku daging tebal labianya tak lupa sesekali menyapih 'kacang' yang sudah bengkak di memeknya.
Sontak Vera protes karena tadi kocokan dua jariku di dalam memek basahnya sudah akan membuatnya orgasme namun mendadak kuhentikan dengan sengaja.
" Ya..yang!! Kocokin ka..kayak.. Ahh.. tadi... " pintanya dengan wajah manjanya melirikku yang tak menggubrisnya.
" Diem Vera!!.. Kamu tuh ngerengek terus, udah nikmatin aja.. " balasku yang membuatnya dongkol.
Dengan gregetnya gadis cantik ini menggigit bantal kepalanya karena aku sengaja menahan-nahan orgasmenya.
Dalam hatiku aku tertawa puas saja, berhubung dia sering sekali menyiksaku dengan kuluman lidah bertindiknya yang membuat aku mau mati kegelian akan dahsyat sepongan luar biasanya.
Dua menit berikutnya kurasakan memek Vera berkontraksi, jelas terasa dari ujung lidahku yang berada di dalam rongga memeknya saat ini.
Juga spermaku yang tadi kutumpahkan di dalam duburnya masih mengalir keluar.
Dan wajah Vera pun sudah merah sekali karena dari tadi orgasmenya kutarik-ulur, dia hanya menatapku dengan pandangan yang tambah sayu menandakan dia sudah tak kuat.
Kasihan dengan gadis yang sangat kusayang ini maka segera kuakhiri penderitaannya.
Kuludahi memeknya lalu kutatap sebentar daging tebal pink yang sudah berkedut-kedut dan membuatku gatal sekali ingin menabok memek nakalnya ini.
Akhirnya kuhisap klitorisnya dan kuemut kuat-kuat titik rangsangan utama ditubuh Vera lalu kusisipkan jari tengah dan jari manisku mentok kedalam memeknya.
Vera melotot! Seketika itu juga kukobok memeknya dengan kobokan paling cepatku!
" AAAHHH YAAANGG!!!... " erang Vera melebarkan paha mulusnya pasrah membiarkanku membetot memeknya dengan Pace tercepatku.
Gilanya tak perlu 10 detik dengan kocokan seperti ini untuk menunggu percikan yang sudah dia nanti-nanti itu untuk keluar.
Sekejap saja dari memek Vera langsung banjir dan mengucur deras klimaksnya yang bahkan membuat wajahku basah kuyup.
Vera menjambak rambutnya sendiri dan mengerang kuat dimana aku terus kocok memeknya selama prosesnya karena penasaran berapa lama sih dia akan terkencing-kencing begini.
Dan penuh dalam satu menit memek Vera terus mengucurkan cairannya sambil kukocok seakan seberapa lama pun kubetot, cairan ini tetap akan keluar.
Kasihan sekaligus takut nanti cewekku ini kehabisan tenaga maka kuhentikan kocokan kuatku di memeknya.
Sekitar 10 detik kukeluarkan jariku dari vaginanya, lendir bening itu masih saja keluar hingga akhirnya berhenti dengan sendirinya.
Vera terkejang-kejang, matanya memutih dan dia seperti orang mau mati saja menggelepar-gelepar seperti itu.
Maka kupeluk dia dan kuelus-elus wajahnya sambil menunggui dia pulih dan membiarkannya Recovery dulu.
Aku cium pipinya dan kupeluk dia menyamping dari posisi kami yang sama-sama tiduran ini, tanganku dengan bebasnya mengrepe-grepei tubuh putih seksinya apalagi toket bulat besarnya yang sekejap membuat kontolku tegang!
Mengingat toket montok ini entah sudah berapa ratus kali kuentoti dan kumandikan dengan pejuku sendiri.
" Gpp yang?.. " bisikku ke kuping Vera lembut ketika kulihat tubuhnya sudah tak terkejang-kejang lagi.
Vera mengangguk lalu memegang tanganku, sepertinya dia belum bisa bersuara karena tarikan nafasnya masih begitu berat.
5 menit kemudian barulah Vera sudah membuka matanya dan perlahan kududukkan dia agar berhadap-hadapan denganku.
Kupeluk gadis yang mengatakan jika dia benar-benar merasakan multi orgasme yang luar biasa dari Squirt nya barusan.
" Bediri yang, ak..aku dah kuat kok.. " bisiknya di pelukanku karena aku masih menopang tubuhnya dan meminta aku untuk segera memulai permainan kami lagi.
" Yaudah, aku udah gak tahan yang pengen make bodi kamu.. " bisikku mengecup lehernya.
" Sini aku sepong dulu, kamu ma..mau keluarin di memek kan?.. " tanyanya masih belum begitu stabil.
Namun aku menggeleng.
" Engga, aku pengen keluarin di mulut kamu yang.. "
" Kamu mau kan tampung peju hanget aku di mulut kamu ini?.. " mesraku padanya sambil membuka mulutnya yang berwarna merah muda alami ini.
Vera mendesis dan menyipitkan matanya mendengar rencanaku itu dan dia terangsang lagi.
" Ya maulah yang.. Kan pejunya cowok aku sendiri.. " angguknya tak sabar melakukannya.
Aku pun berdiri namun Vera meneruskan perkataannya.
" Boleh aku telen?.. " dengan polosnya dia menanyakan itu.
Aku terdiam dan entah kenapa pertanyaan-pertanyaan bodohnya terkadang membangkitkan libidoku apalagi menatap paras eloknya yang selalu memancarkan kepasrahan sekaligus kebinalannya dalam satu waktu yang jarang sekali dimiliki oleh cewek lain.
Kurundukkan badanku lalu kutempelkan jidatku ke jidatnya sambil kutatap Vera yang tengah mendongak menatapku dengan wajah cantik imutnya dalam posisi duduk diantara dua lutut.
Aku menarik nafasku memandanginya yang sedang menanti jawabanku dibalik keluguannya yang terus menerus membuatku gemas sekaligus khawatir.
Teringat kembali olehku perkataan Jennet jika cewek-cewek berkulit putih, berambut pirang dan bermata biru seperti Vera ini sangat laris untuk dijadikan budak seks diluaran sana.
Meski terlalu lebay jika kucocokkan situasinya dengan kami yang hidup di Indonesia ini dimana ada klenik dan norma-norma yang setidaknya membatasi akhlak manusianya untuk berbuat sejauh itu.
Tak seperti negara barat sana yang sudah liberal dan bebas sekali.
Tapi setidaknya realita tersebut membuatku Aware dengan gadisku ini apalagi Vera benar-benar tak punya siapa-siapa dalam hidupnya, terlebih tipe orang dengan sifat lugu seperti Vera ini rawan sekali menjadi incaran jahat orang-orang yang sudah lama menghayalkan tubuh seksinya dan bisa saja mereka gelap mata lalu melakukan hal-hal buruk terhadapnya.
" Kok mau kamu telen?.. " sambungku membalas kepolosannya sembari mengusap-usap pipinya.
" Hmmm pengen aja.. Biar awet muda.. Hihihi.. " jawabnya tersenyum nakal percaya dengan mitos sperma bikin awet muda.
Aku ketawa saja lalu kukecup dahinya.
Vera memegang kontolku yang terhunus di wajahnya, kemudian mulai menjulurkan lidahnya dan bersiap melakukan Blowjob padaku.
Kutarik nafas beratku bersiap menahan gempurannya karena aku yakin dia tak lupa soal perlakuanku tadi dimana aku menarik-ulur klimaksnya.
Vera tersenyum, lalu meraup kontolku dan menatap ke ponselnya yang ada tak jauh di sebelah kami dan segera memainkan tindikan lidahnya ke ujung penisku.
" Ver lepas dong tindikan kamu.. "
" Aku males yang ah kalo kamu mainin itu ke lubang pipis aku.. " kataku yang belum apa-apa sudah ngeri sekali melihat Piercing di lidahnya.
Bukan tanpa alasan ketakutanku ini, karena Vera sering sekali memasukkan tindikannya itu masuk ke lubang pipisku lalu mengilik-ngiliknya yang membuatku bergetar hebat seperti cacing kepanasan!
Aku yakin kalian merasakan apa yang kurasakan berhubung ujung kepala penis dan lubang pipisnya adalah titik utama rangsangan bagi pria, apalagi untuk orang penggeli seperti aku ini yang paling tidak kuat dibikin ngilu.
Vera mengambil ponselnya lalu menggenggamnya sendiri dengan satu tangannya.
Tampaknya dia ingin merekam sambil menggerak-gerakkan Angle nya supaya lebih fleksibel.
" Shhh... Ver!!!!... " lirihku dengan wajah tertekuk-tekuk ketika lidah gadis berhidung mancung ini menjalar ke batang kontolnya.
Vera sama sekali tidak menggunakan teknik Handjob nya, dan tidak bisa dibilang juga dia sedang melakukan Blowjob.
Mungkin lebih tepatnya Vera sedang murni memainkan lidahnya yang terus dia poleskan ke sekujur kemaluanku.
Aku meringis keras lagi saat Vera menyucukkan ujung lidahnya ke lubang kencingku.
" Verrr!!!.. " reflek kujauhkan kontolku namun kembali dia tangkap dengan tangannya.
" Tahaan yangg!!.. " celetuknya sebelum melakukannya lagi yang masih tetap di seputaran 'helm pinkku'.
Sekuat yang kubisa kucoba tahan tapi tetap saja tak pernah bisa kutahan.
Tanganku bahkan meremas-meremas rambutku sendiri dan Vera diam saja memandangi aku dengan polos menyembunyikan senyum kemenangannya.
Waktu kumarahi dia karena menindik lidahnya yang dia lakukan di Singapura itu, Vera bilang dia memang sengaja tak minta izin denganku karena tahu aku pasti melarangnya.
Dan ya, Vera murni melakukannya untuk oral bukan keperluan kosmetik atau gaya-gayaan seperti yang aku sangkakan.
Dengan lempengnya dia mengatakan bahwa dia melakukan Piercing di lidah guna memuaskanku, yang pada faktanya malah menjadikan aku bulan-bulanan hisapannya yang kini benar-benar jadi momok menakutkan bagiku.
Kupegang rambut pirangnya lalu sedikit kujauhkan wajahnya dari kontolku yang membuat Vera memelototiku.
" Gak kuat yang.. Ughghh!!.. " ringisku memelas menjawab pelototannya.
Sementara lidahnya terus berputar-putar di sekitaran 'palkonku' sama sekali tak memperdulikan bahwa aku telah mengibarkan bendera putih.
Sapuan lidah Vera juga merambah ke batang kontolku yang makin membuatku mencak-mencak saat tindikannya menyentuh urat-urat yang memang keluar ketika kontol ereksi maksimal seperti ini
Sensasi dari tindikannya yang seperti sedang mengurut dan memijat otot-otot disekujur batang kelaminku ini mirip metode terapi tradisional Punca di Cina.
Yang menggunakan bola kecil manik-manik untuk memijat batang kemaluan dan dipercaya bisa memperlancar sirkulasi aliran darah untuk menambah daya tahan dan vitalitas pria.
Aku merasakan bahwa aku akan ejakulasi saja padahal cewekku ini betul-betul murni memainkan lidahnya saja, tapi ya begitulah adanya.
Vera senyum-senyum, tampaknya dia tahu aku akan ejakulasi.
Dia sudah sangat akrab dengan alat vitalku ini, sehingga dari denyut-denyutnya saja dia sudah bisa tahu kapan aku akan muncrat.
" Hihihi... " kikiknya kemudian menatap wajahku yang sekarang mungkin sudah membiru seperti orang keracunan.
" Udah Ver.. " kataku serius.
Vera menatapku dengan senyum nakalnya, dan mungkin karena dia tak tega juga membuatku seperti ini, maka dia menyudahinya juga.
" Yaudah terakhir.. " ujarnya lalu sekejap melahap kontolku buas!
" SHHHH.. AAHH!!.. " erangku kembali terdongak begitu Vera berikan servis terbaiknya.
Cewek berhidung mancung ini tak hanya mengandalkan tindikan dan ujung lidahnya lagi, namun dia menggunakan kemampuan terbaiknya seperti biasa yaitu paduan kocokan dan hisapan yang rasanya memompa-mompa air maniku untuk keluar dari stok penyimpanannya.
" VEERR!! UD..UDAH DONG YANGG!!... " makin keras dan makin menggila aku namun Vera makin menghisap kontolku semakin kuat.
Hingga berpuluh-puluh detik kemudian aku seketika mencabut kontolku dari mulutnya dan langsung mundur terduduk diatas ranjang ini dengan nafas berat.
Vera menatapku dengan pandangan Innocent nya, lagi-lagi menggunakan keimutannya sebagai senjata.
" Gila kamu yang, ka..kamu mau bikin aku muncrat?.. Hahh..hahh.. " aku meliriknya dengan nafas tersengal karena jika dilanjutkan pasti aku akan ejakulasi.
Vera mengangguk lalu merangkak memelukku sambil senyum.
" Ya kan kamu bilang mau keluarin di mulut aku.. " ujarnya merdu sambil menggosok punggungku dengan tangan halusnya.
Aku diam dan masih mengatur nafasku, kontolku masih berdenyut-denyut sedikit kocokan lagi saja pasti aku akan ejakulasi sekarang.
Apalagi Vera sekarang memelukku mesra sekali dimana toket montoknya sedang nempel dan tertekan dengan dadaku.
" Ya belum sekarang, kan aku mau make kamu dulu.. " jelasku padanya.
Karena yang di logikanya pasti setelah aku ejakulasi di mulutnya tadi, ya ML tetap lanjut.
Yang dia anggap aku ini mesin sama sepertinya.
Namun beberapa saat kemudian Vera melihat luka yang ada di bahuku.
" Yang kok bahu kamu luka?.. " tiba-tiba Vera melihat luka di bahuku lalu memegangi wajahku terlihat kuatir.
Kutatap dia yang sedang memegangi pipiku dengan kedua telapak tangannya dan menyadari rupanya Vera benar-benar tak sadar jika dia menggigitku keras sekali ketika kumat tadi.
" Ahh itu, kegigit nyamuk terus aku garuk jadi luka deh.. " jawabku kemudian mencium dagunya.
Dia diam dan tenang lalu memelukku lagi.
" Jangan digaruk makanya.. "
Kami pun diam saling berpelukan satu sama lain sambil aku menurunkan sebentar badai birahiku supaya nanti ketika lebih lama mengentoti Vera dan tidak langsung keluar.
" Jawab yang, kamu mau make aku di lobang mana nanti?.. " tanya dia mengulang pertanyaan sebelumnya.
" Di memeklah Ver.. Dimana lagi.. " jawabku mengelus rambut pirang lurus panjangnya yang harum mewangi ini.
" Kok di memek sih?!.. " dia jadi senewen dan menatapku lagi.
" Astaga Vera.. "
" Masa aku gak boleh pake memek kamu lagi sih yang?.. " tanyaku melihat Vera ini sudah akut sekali kecanduan dengan anal seks.
Sekaligus juga mengomentari Vera yang sering menutup memeknya sendiri dengan jari tak memperbolehkanku memakai memek bulenya.
" Hmm.. Ya bolehlah yang.. " jawabnya memandangi aku yang sedang serius menatapnya.
" Tapi kamu minta maen di pantet terus Ver.. " keluhku karena akhir-akhir ini dia terus-terusan minta disodomi.
Dia hanya diam saja tak menanggapinya lalu tersenyum nakal.
" Abisnya enak.. " kemudian dia mencium bibirku dan segera menunggingkan dirinya menyuruhku segera menyetubuhinya.
Aku geleng-geleng kepala saja dengan sifat nakalnya ini, untung aku orangnya kalem dan kalau dengan laki-laki lain sudah pasti kena pasung si Vera ini karena bandel sekali.
Kutempatkan kontol tegangku ke memeknya, dan membuatnya mendesah padahal kukira dia mau di anal lagi, tapi memeknya sudah begitu basah rupanya.
" Shhh.. Yang entotin aku yang kuat yang.. Ahh... " Vera mengerang saat kumulai sodokanku.
Aku menghirup nafas dengan mendongak dan mata terpejam merasakan nikmat penetrasi di memeknya yang basah hingga memudahkan kontolku keluar-masuk dengan kondisi licin alami seperti ini.
Vera kembali nyerocos dan dia langsung tancap gas membacot Toxic membakar birahinya sendiri.
" Ayo yang entotin aku kasar.. Bikin aku kayak anjing betina kamu... Ughh!!.. " racau eneng buleku terpantik birahinya.
Kujambak rambutnya tak begitu kuat tapi cukup untuk membuatnya mendongak dan mendesah makin liar lalu kusetubuhi dia dengan hujaman kuat.
Bunyi depok pantat montoknya yang kutumbuk kuat dari belakang terdengar jelas bersamaan bunyi ranjang yang berderit dan tentu saja desahan kami masing-masing yang keluar dengan lantangnya!
Aku terus melihati Vera yang begitu amat panasnya hingga aku tak bisa bilang apa yang dia cakapkan saking kotornya mulutnya ini menghina dirinya sendiri.
Nafasku memburu, dan dalam 3 menit saja dalam posisi ini rasanya aku sudah mau meledak.
Verani menundukkan wajahnya sambil memegangi besi ranjang hingga rambutnya terjuntai kebawah, dia tidak lagi membacot seperti tadi dan hanya mengerang yang menandakan dia fokus di orgasmenya.
Semenit berikutnya dugaanku benar, kurasakan kontraksi kuat di memeknya yang seperti menyedot kontolku lalu seketika banjirlah lendir klimaks Vera dari rongga memeknya mengucur keluar.
Vera membanting kepalanya keranjang dan terengah-engah dengan tubuh tersentak-sentak, kudiamkan kontolku Break sejenak sambil memulihkannya.
Kucium dia yang dia balas dengan ciuman lemah dan kumesrai seperti biasa sambil kami sama-sama memulihkan diri.
Dua menit berikutnya ciuman lemah Vera berubah menjadi ciuman ganas, dia bahkan menggigit bibirku dan telah mendapatkan lagi tenaganya berhubung selagi kucumbui, memeknya kugesek-gesek dengan jariku.
Kubaringkan Vera tiduran menyamping agar aku bisa menyodoknya dari belakang, Vera membiarkan dirinya kuposisikan seperti yang aku inginkan namun dia sama sekali tak melepaskan ciuman bibirnya padaku.
Dia betul-betul buas sekali sekarang!
Kuselipkan kontolku ke memeknya meski dia sempat ingin mengarahkan kontolku kembali ke anusnya namun kusingkirkan tangannya dan segera kubantai cewek nakal ini!
Tak kuberi ampun dia karena sejak awal inilah yang dia inginkan.
Kudekap dia dan Vera hanya bisa pasrah saja terus kugeber memeknya dalam posisi menyamping seperti ini.
Tak ada kata-kata dan komentar dari masing-masing kami.
Hanya ada deru nafas, serta bunyi memeknya yang sedang kuhajar saja yang menghiasi kamar sekarang.
Memek Vera sebentar saja terasa kembali berkontraksi, karena aku pun tahu jika dihantam dengan tempo tinggi begini memang kesukaannya jika sedang panas.
Vera terlihat ingin menggerataki memek tebalnya seperti biasa dengan jarinya, kutahan tangannya agar tak mendekat dan dia menggeleng sambil kami tetap berciuman memberi isyarat agar aku tak mengganggu dia yang ingin bermasturbasi itu.
Kulepaskan ciuman kami yang mungkin sudah sekitaran 5-7 menit bibir kami tak lepas tadi.
" Ya..yang anal.. " pintanya kemudian berusaha mengeluarkan kontolku dari memeknya.
" Jangan yang.. Tadi di dapur kan udah.. " celetukku berusaha memasukkan lagi kontolku ke memek basahnya.
" Yanggg udah cepet pake aja pantet aku!!.. "
" Kamu tuh ribet dan banyak bener aturannya deh!.. " Vera melirikku dengan alis tajamnya bete.
Aku jadi diam mendengar ungkapan kekecewaannya itu yang sepertinya keluar dari hati terdalamnya.
Memang sulit sekali menyatukan pandangan kami dalam hal seks apalagi Vera ini bertahun-tahun terbiasa hidup bebas dengan Free Sex nya.
Dan dia terlanjur menjadikan seks sebagai kebutuhan untuknya sekaligus dia jadikan 'taman bermain' sebagai media bersenang-senangnya.
Hingga akhirnya dia jatuh kepelukan seseorang sepertiku yang awam dan sangat jauh dari kehidupan seperti itu.
Mungkin aku terlihat seperti sebuah lelucon saja baginya dan tak lebih hanya seorang yang udik, kuno serta kaku dalam hal seks.
Aku tahu kalau aku tak benar-benar memuaskan Vera secara harfiah, hanya saja Vera tak pernah mengatakannya untuk menjaga perasaanku.
Ini sering terpikirkan olehku dan membuatku berada di persimpangan jalan, dilema dalam memutuskan apakah aku yang akan mengikuti keliarannya atau aku akan pelan-pelan merubah Vera secara bertahap.
Yang mana kalian tahu sendiri opsi terakhir adalah jalan yang sedang kuperjuangkan.
Tak mungkin Vera terus seperti ini jika pada akhirnya aku memutuskan serius bersamanya nanti, karena aku percaya sebejat-bejatnya seorang lelaki pasti dia akan menginginkan pasangan yang baik untuk mendampinginya.
Vera melebarkan lubang pantatnya dan menungguku segera mengarahkan kontolku masuk ke dalam sana, dan terpaksa aku mengalah.
Kumasukkan kontolku lalu kusodok pantat gadisku ini, lagi!
" Hufftt anjing enak bangeet!!.. "
" Iya yang terus sodok pantet aku!!.. "
" Terus nikmatin semua lobang dibadanku.. "
" Semuanya bebas kamu pake kapan aj.. ja Ughh!!.. " racaunya sambil mengocoki memeknya sendiri seperti biasa kalau anusnya sedang kunikmati.
" Ahh... Enak bener sih!!!... Ahh!!.. "
Vera jadi diluar kendalinya dan kucek-kucekan kuku di memeknya makin cepat yang membuatku ngilu takut sekali kalau vaginanya sampai lecet.
" Ver nung..ging dong.. " pintaku padanya karena aku pun ingin segera ejakulasi.
" Kamu mau sodomiin aku ga..gaya anjing ya yang?.. " Vera mempertegas guna menjadikannya bumbu yang menambah panas libido kami.
" I..iya sayang.. Cepet aku gak kuat.. " kataku yang kemudian Vera lakukan.
Vera segera mengarahkan kontolku dan memasukkannya sendiri kedalam lobang anusnya, memastikan agar kami tak berdebat lagi.
" AHHH KONTOL!!.. SHHH ENAKK!!.. " bola matanya langsung tertelan kedalam ketika aku mulai menyodominya lagi dalam posisi kesukaanku.
Rasa nikmat yang kurasakan betul-betul datang seribu kali lipat seperti yang Vera pernah bilang.
Otot-otot lubang anus Vera serasa tengah mencekik kontol gedeku yang sedang keluar-masuk di dalamnya.
" Yanggg... Enak ga?.. "
" Ud..udah loss ya pantet aku?.. " tanyanya menyuruhku mengomentari lobang pantatnya yang masih begitu 'menggigit' ini meski memang terasa jauh berbeda sekali dari sejak pertama kucicipi.
" Enn..enak kok sayaang.. Ketat banget lobang pantet kamu ini.. Uhh Verr.. " balasku memejamkan mata dan terus menyodomi gadis bule berbuah dada besar ini.
" Ma..makanya pake terus anusku sampe lodoh yang.. "
" Aku suka kok yang kalo kamu bikin rusak aku.. " umpat Vera kotor sekali yang buatku geleng-geleng kepala sambil mengocoki memeknya sendiri dengan jarinya kasar.
" PRETT... PREETT.. PREETT... "
Terdengar bunyi yang dihasilkan dari rongga udara yang ada di dalam pantatnya karena terus kusodok-sodok dengan kontol kokohku.
Vera dan aku sama-sama memburu klimaks kami, terutama aku yang sejak tadi sudah begitu bernafsunya ketika dia siksa dengan oral seksnya.
" ARGHH YANGGG!!!... " Verani meleguh kuat dan rupanya dia yang akan tiba duluan.
Memeknya mengucurkan lagi air yang mengucur dengan deras diikuti dengan eranganku yang juga tak kalah kerasnya.
Tak kuhiraukan Vera yang sedang tumbang karena habis Squirt barusan dan makin kupercepat tempoku yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya keliang anusnya sampai mentok!
Namun beberapa detik sebelum aku ejakulasi aku ingat kalau aku ingin membuat Vera menelan pejuku, maka segera kutarik keluar kontolku dari dubur Vera yang sudah menganga lebar akibat nafsu setanku.
" Buka mulut kamu sayaang!!!.. " erangku menyuruh Vera merubah posisinya.
Vera tiduran sambil bersandar di sandaran ranjang mengarah ke kamera kami yang sama-sama masih merekam.
" Yang pegang kameraku, aku ma..mau kamu rekam pas aku telen peju kamu.. " pinta Vera.
Aku yang sudah kerasukan setan dan berada di ujung-ujung ini menyempatkan menjangkau kameranya yang tak begitu jauh dari kami lalu kurekam sesuai yang Vera hendaki.
Kukocok kontol tegangku yang rasanya akan mau meledak ini tepat di depan mulut Vera yang sudah menganga menunggu siraman air mani dariku.
" Iya yang.. Kocok kontol kamu dan cepet kasih makan aku.. " racau Vera kotor sambil colmek dan memilin-milin puting susunya yang sudah tegang sekali.
" Udah kewajiban kamu sebagai co..cowok buat ngasih makan aku betina kamu.. "
" Apalagi aku butuh protein alami dari kamu kan yang sebagai pejantan aku.. Ughh.. "
" DAMN!!.. " rapalan Vera benar-benar mempengaruhiku dan seketika aku merasakan energi besar mengalir keluar dari dalam diriku.
" Ini yaangg!!!.. "
" UUHHH!!!... " dengusku kuat lalu mengucurkan air maniku yang jatuh tepat diatas lidah Vera yang sudah terjulur menantinya.
Sengaja tak aku kocok dengan kuat supaya ledakannya tidak muncrat-muncrat dan masuk sepenuhnya kedalam mulut Vera, memberikan dia protein yang cukup seperti yang tadi dia bilang.
Setelah semua spermaku masuk kedalam mulutnya Vera melirik ke Handphone nya kemudian memamerkan mulutnya yang sudah penuh dengan bibit bayi itu lalu menelannya.
Vera tersenyum, dia menjilati ujung kontolku dan memainkan dengan lidahnya membersihkan sisa-sisa air mani yang masih belepotan di sekitaran lubang pipisku.
" Umpphmm... "
" Enak bener sperma pejantan aku ini.. "
" Hanget kental, bikin aku kecanduan ama pejunya dia.. " racau Vera seperti sedang membuat sebuah testimoni ke ponselnya sendiri.
Dengan nafas berat aku menjauhkan kontolku yang habis dia hisap-hisap dan membuatku ngilu lagi.
Kutatap Vera yang tetap berada di posisinya dan dia menatap wajahku dengan pandangan sayunya lalu mengocoki memeknya sendiri.
Aku terus merekamnya saja, sepertinya Vera ingin orgasme lagi dengan bermasturbasi di depanku dan kuakui Vera seksi sekali dalam posisinya sekarang.
Dimana dua puting susunya tegang dan meruncing yang tengah dia usap-usap sendiri sembari tangan satunya mengocok memeknya sendiri.
" Sayaaang... " lirih Vera menatapku dengan mata sayunya dan wajah memerah.
Matanya tak berkedip memandangiku dan semakin redup seiring akan meledak lagi orgasmenya yang sudah terdengar basah sekali oleh kocokan di jarinya.
Matanya tak berkedip memandangiku dan semakin redup seiring akan meledak lagi orgasmenya yang sudah terdengar basah sekali oleh kocokan di jarinya.
" Ga..gak berenti-berenti aku orgasme karena ko..kontol gede kamu yang.. Ahhh!!.. "
" Cewek nakal kayak aku mestinya kamu kasih pel..pelajaran yang supaya aku gak haus kontool.. " racaunya sendiri yang kudiamkan saja dan kutontoni sembari merekamnya.
" Liat memek aku yang, memek kotor yang harusnya kamu tabok ato kamu lilinin karena sering banget dipake dan di spermain cowok-cowo.. " Vera makin jadi dan Toxic sekali.
Aku jadi takut Vera kumat karena tanda-tandanya sudah mulai terlihat, maka sebelum itu terjadi dan bikin repot maka kupercepat klimaksnya.
" Iya.. Sini memek kotor kamu aku kocokin!!.. " kemudian kusingkirkan tangannya mengambil alih lalu mengocoknya.
" UGHHHH YANGG!!... " erang Vera pasrah kukocoki memeknya dengan kasar dan malah membuatnya makin mengangkangkan kakinya.
" Liat memek kamu Ver, berair terus!!.. Dasar kamu haus seks.. " ujarku menatapnya dan membumbui kocokanku dengan kata-kata guna mempercepat orgasmenya.
" Cewek nakal kayak aku mestinya kamu kasih pel..pelajaran yang supaya aku gak haus kontool.. " racaunya sendiri yang kudiamkan saja dan kutontoni sembari merekamnya.
" Liat memek aku yang, memek kotor yang harusnya kamu tabok ato kamu lilinin karena sering banget dipake dan di spermain cowok-cowo.. " Vera makin jadi dan Toxic sekali.
Aku jadi takut Vera kumat karena tanda-tandanya sudah mulai terlihat, maka sebelum itu terjadi dan bikin repot maka kupercepat klimaksnya.
" Iya.. Sini memek kotor kamu aku kocokin!!.. " kemudian kusingkirkan tangannya mengambil alih lalu mengocoknya.
" UGHHHH YANGG!!... " erang Vera pasrah kukocoki memeknya dengan kasar dan malah membuatnya makin mengangkangkan kakinya.
" Liat memek kamu Ver, berair terus!!.. Dasar kamu haus seks.. " ujarku menatapnya dan membumbui kocokanku dengan kata-kata guna mempercepat orgasmenya.
" AAHHH YANGG!!.. IYAA.. "
" AKU PECUN HAUS SEKS.. HAUS KONTOL JUGAA HAUS SPERMAA UGHHH!!... "
Vera melotot dan makin menjadi-jadi dalam rangsangannya.
Terus kukocok memeknya dan kuperhatikan wajahnya dia yang tengah menggila ini sambil menyesali betapa sudah kecanduannya dia dengan seks.
Sayang sekali cewek secantik dan sesempurna Vera sudah Addict berat dengan seks.
Padahal kalau dia mau, Vera bisa mendapatkan apa saja dengan kecantikan dan keindahan tubuhnya ketimbang hanya diperbudak nafsu setannya sendiri.
Dan kocokanku akhirnya membawa Vera kembali Squirt yang membuat dia terbanting ke ranjang dan terkejang-kejang seperti orang tersentrum.
Aku mematikan semua ponsel kami yang masih merekam, lalu duduk di sebelahnya memandangi wajah cantiknya yang hanya putihnya saja terlihat.
Aku tersenyum kemudian kukecup keningnya.
Bagaimana pun cewek liar dan Hypersex yang kini sedang terkapar disebelahku ini adalah satu-satunya hal yang ingin terus kulindungi dan kuberikan kenyamanan guna membuatnya bahagia.
Meski aku akui, aku terlalu kaku untuk mengimbangi apa yang dia inginkan dan tak bisa menjadi seperti yang dia harapkan tapi setidaknya aku selalu mencoba untuk memuaskannya sembari 'membenarkannya' lagi yang sudah dirusak pergaulan dan laki-laki tak bertanggung jawab di masa lalunya.
Vera masih memejamkan matanya begitu kurapikan helai rambut yang menutupi wajah cantiknya, dan dengan sabarnya aku menunggui dia pulih karena tahu saat dia membuka matanya nanti dia akan menjadi bidadari cantik yang lugu nan manja seperti biasa.
Padahal kalau dia mau, Vera bisa mendapatkan apa saja dengan kecantikan dan keindahan tubuhnya ketimbang hanya diperbudak nafsu setannya sendiri.
Dan kocokanku akhirnya membawa Vera kembali Squirt yang membuat dia terbanting ke ranjang dan terkejang-kejang seperti orang tersentrum.
Aku mematikan semua ponsel kami yang masih merekam, lalu duduk di sebelahnya memandangi wajah cantiknya yang hanya putihnya saja terlihat.
Aku tersenyum kemudian kukecup keningnya.
Bagaimana pun cewek liar dan Hypersex yang kini sedang terkapar disebelahku ini adalah satu-satunya hal yang ingin terus kulindungi dan kuberikan kenyamanan guna membuatnya bahagia.
Meski aku akui, aku terlalu kaku untuk mengimbangi apa yang dia inginkan dan tak bisa menjadi seperti yang dia harapkan tapi setidaknya aku selalu mencoba untuk memuaskannya sembari 'membenarkannya' lagi yang sudah dirusak pergaulan dan laki-laki tak bertanggung jawab di masa lalunya.
Vera masih memejamkan matanya begitu kurapikan helai rambut yang menutupi wajah cantiknya, dan dengan sabarnya aku menunggui dia pulih karena tahu saat dia membuka matanya nanti dia akan menjadi bidadari cantik yang lugu nan manja seperti biasa.
Meskipun
mendung tapi tetap saja terasa gerah.
Karena aku merasa akan hujan, maka aku seroki saja daun-daunan kepojokan taman dan bergegas masuk rumah, percuma kalo bakar sampah sekarang.
Karena aku merasa akan hujan, maka aku seroki saja daun-daunan kepojokan taman dan bergegas masuk rumah, percuma kalo bakar sampah sekarang.
Di kamar
Vera lagi ngaca di depan meja rias, aku langsung memeluknya dari belakang, saat
itu tubuhnya yang seksi hanya memakai BH biru saja.
" Lengket sayang bau keringet, mandi sana.. " katanya ketika aku peluk.
Emang sih,
aku baru membersihkan halaman jadi wajarlah saat ini agak bau dan badanku tampak mengkilat dengan keringat.
" Iya
ini mau mandi, yuk mandi bareng sayang.. " kurayu gadis milikku ini untuk mandi bareng.
" Hais,
aku mau luluran sayang, entar pasti ML dikamar mandi terus gak jadi deh aku lulurannya.. " ungkapnya dengan nada yang datar yang bikin gemas.
" Hahaha
iya deh iya, yaudah aku mandi sendiri ya.. " aku tertawa karena paham memang Vera kalo luluran tak mau diganggu.
" Eh,
itu kamu ngapain sih dilap-lap gitu bibirnya.. " aku penasaran melihat Vera
ngaca sambil membersihkan pinggiran bibirnya dengan tisu.
" Jerawaaat, tuh yang merah-merah gini bete deh.. " jawabnya sambil menunjukan jerawatnya
dari kaca padaku.
Aku melihat
tonjolan merah kecil, lalu aku ketawa sambil menghela nafas, melihat betapa
lebaynya Vera ini.
" Yaelah Veraa gitu doang, gpp tetep cantik kok.. " komentarku baru tahu bule bisa
jerawatan juga.
" Yah sayang tapi jerawatnya nongolnya di pipi, coba di... " aku sengaja tak melanjutkannya.
" Nongol
dimana?.. " tanya wajah cantiknya menatapku di cermin dengan alis penasaran.
Aku diam sejenak dan membalas tatapan penasarannya itu.
" Di
memek... " ledekku mencibil wajah seriusnya.
" Ih sayang mesuum deh... " Vera langsung memukul tanganku manja.
Aku pun
tertawa dan mengecup lehernya lalu segera masuk ke kamar mandi.
" Sayang nanti malem kamu mau makan apa?.. " tanya Vera seperti istri yang baik saat aku handukan keluar dari kamar mandi.
" Bebas.. " kujawab sambil membuka lemari baju.
" Yang
tadi aja, enak kok.. " lanjutku memuji masakan omelet Vera yang tadi baru kami
makan, meskipun sempat aku ganggu proses memasaknya.
" Yaah
yang lain dong.. " Vera ingin tantangan masak lagi rupanya.
" Hmmm
apa ya?.. " aku juga bingung mau makan apa.
" Pizza
aja gimana? Kamu bisa masaknya?.. " tanyaku pada Vera.
" Kalau
ada bahannya bisa sih dicoba, yaudah aku browsing dulu ya.. " Vera tampak
tertantang belajar memasak Pizza.
Vera turun
kembali kedapur tak lama setelah melihat menunya di Google, dan aku biarkan saja toh dia sedang getol-getolnya belajar memasak.
Hari
menjelang sore, hujan mulai turun dengan deras, aku hampir ketiduran menonton
TV di ruang bawah, sebelum Verani berteriak manja memanggilku.
" Sayaaaaang.. " teriaknya yang membuat mataku jadi kembali melek setelah tadi
sudah sayup mengantuk.
" Mesti
ke supermarket lagi kita, bahannya banyak kurang.. "
" Ini aku udah dua kali coba, masih belum bisa.. " katanya langsung duduk di sebelahku.
" Ini aku udah dua kali coba, masih belum bisa.. " katanya langsung duduk di sebelahku.
" Mager
yang.. " aku menjawab dengan nada mengantuk.
" Yah gimana dong?.. " tanyanya dengan imut.
" Yaudah
kita cari makan diluar atau beli aja malem ini.. "
" Besok baru kita lengkapin bahannya.. Oke?.. "
" Besok baru kita lengkapin bahannya.. Oke?.. "
Ia
mengangguk, lalu mencium pipiku.
" ML yuk
yang?.. " kali ini aku yang mengajaknya bersenggama.
Tentu saja karena melihat belahan bulat toketnya yang menyembul di Dress berenda yang dia kenakan sekarang.
Tentu saja karena melihat belahan bulat toketnya yang menyembul di Dress berenda yang dia kenakan sekarang.
" Aku
udah halangan yang.. " jawab Vera.
" Yaaah.. "
Mendengar
jawabannya aku jadi kecewa, apalagi suasana diluar lagi hujan deras benar-benar pas dipakai untuk bercinta.
Tapi mau bagaimana lagi selama 4-6 harian kedepan kami mesti puasa zina dulu, ya paling oral saja.
Tapi mau bagaimana lagi selama 4-6 harian kedepan kami mesti puasa zina dulu, ya paling oral saja.
" Aku
mandi dulu ya, siap-siap buat nanti malem.. Emuuuuahh.. " Vera mencium bibirku lalu berdiri dan naik
ke kamar.
Aku kembali
melanjutkan menonton TV, karena omongan Vera aku jadi teringat dengan janjiku kepadanya.
Vera sudah mau bersiap-siap maka aku tak bisa mundur lagi, karena sudah dua kali kujanjikan dia untuk menggodai kurir seperti kesepakatan kami malam tadi.
Hujan deras membuat momentumnya pas untuk memesan GO-FOOD malam ini.
Aku jadi tak mengantuk lagi, aku naik keatas dan berniat akan mematangkan rencana itu
pada Vera.
Setengah jam kemudian barulah Vera keluar dari kamar mandi, wangi harum lulurannya langsung membuatku
menoleh, ia senyum saja melihatku yang lagi tiduran dikasur.
Singkat
cerita, kami membicarakannya disaat Vera sedang meng-Hair Dry
rambut pirangnya di depan cermin.
Meski ini memang kemauannya tapi aku juga antusias sendiri karena aku benar-benar penasaran melihat bagaimana ekspresi pria apabila digoda oleh cewek tak dikenal, apalaginya yang menggoda cewek seperti Vera.
Meski ini memang kemauannya tapi aku juga antusias sendiri karena aku benar-benar penasaran melihat bagaimana ekspresi pria apabila digoda oleh cewek tak dikenal, apalaginya yang menggoda cewek seperti Vera.
Aku turun dan mempersiapkan segala sesuatunya, menset ulang kamera Hiddencam, CCTV semuanya aku cek ulang diruang kendali yang sudah lama tak kusambangi semenjak berdua saja dengan Vera dirumah sekarang.
Aku periksa semuanya agar bisa menangkap Audio/Visual nya dengan sempurna, setnya hanya sebatas ruang tamu saja karena niatan kami hanya ingin mengerjai si tukang Delivery yang datang.
Aku periksa semuanya agar bisa menangkap Audio/Visual nya dengan sempurna, setnya hanya sebatas ruang tamu saja karena niatan kami hanya ingin mengerjai si tukang Delivery yang datang.
Vera yang sedang merias diri menyempatkan turun sebentar untuk melihatiku yang sedang wara-wiri memasang Action Cam.
Dia hanya menatapku saja sambil sedikit tersenyum.
" Pake baju yang seksi tar ya sayang, biar mas-masnya panes-dingin sama kamu.. " celetukku menyadari dia menonton kesibukanku yang sedang mempersiapkan 'arena main' untuknya.
" Hmmmm.. "
" Kok tumben kamu semangat banget, biasanya aku kamu marahin kalo pake baju seksi di depan orang.. " tanyanya aneh melihatiku begitu bersemangatnya.
" Kok tumben kamu semangat banget, biasanya aku kamu marahin kalo pake baju seksi di depan orang.. " tanyanya aneh melihatiku begitu bersemangatnya.
Aku diam
saja.
Memang sih, aku sendiri juga harusnya tak mesti melakukan ini namun karena aku setiap harinya selalu menjadi korban eksib dan jadi korban oralnya maka aku penasaran saja seperti apa reaksi laki-laki lain yang sama normalnya sepertiku jika menghadapinya.
Karena selama ini aku merasa kecil hati kalau membandingkan diri dengan dengan mas Krisno dan mas Yanto yang punya stamina luar biasa dan terlihat mereka betul-betul bisa membuat Vera kelojotan.
Makanya aku butuh perbandingan yang Apple to Apple untuk membuang penasaranku.
Lagipula ini dilakukan di dalam rumah dan kuawasi sendiri, untuk itulah aku berani.
Karena selama ini aku merasa kecil hati kalau membandingkan diri dengan dengan mas Krisno dan mas Yanto yang punya stamina luar biasa dan terlihat mereka betul-betul bisa membuat Vera kelojotan.
Makanya aku butuh perbandingan yang Apple to Apple untuk membuang penasaranku.
Lagipula ini dilakukan di dalam rumah dan kuawasi sendiri, untuk itulah aku berani.
Setelah
kupastikan gambar dari Action Cam terhubung ke komputer, aku langsung mendekati Vera yang masih menunggu
jawabanku dengan wajah imutnya.
Aku mencium
kepalanya sambil kupeluk dia.
" Jadi
kamu suka juga kan kalau aku di mupengin cowok?.. " tanyanya lagi.
Tak kujawab dan hanya mengelus rambut panjangnya yang masih agak basah.
Ia pun
tersenyum senang dan menciumku mesra sekali.
..............................
Selepas
maghrib, Vera turun dan telah selesai berdandan.
Aku kaget melihat pakaian yang dia kenakan, karena sejak tadi dia memang lagi Fitting pakaian yang cocok.
Aku kaget melihat pakaian yang dia kenakan, karena sejak tadi dia memang lagi Fitting pakaian yang cocok.
Saat ini gadis berwajah tirus itu mengenakan Lace Lingerie berwarna hitam, bermodel Dress semi transparan yang dibagian perutnya agak berjubah.
Dan dia tidak menggunakan BH sama sekali, hingga puting susunya benar-benar tersamar dibalik pakaian seksinya itu dan bawahannya mengenakan celana dalam tali berwarna hitam tak kalah tipisnya!
Dan dia tidak menggunakan BH sama sekali, hingga puting susunya benar-benar tersamar dibalik pakaian seksinya itu dan bawahannya mengenakan celana dalam tali berwarna hitam tak kalah tipisnya!
Aku terdiam
tak bergeming menatapnya, setiap saat Vera
selalu membuatku terpukau dengan sensualitasnya.
Seakan tubuh langsing montoknya yang putih bersih ini memang betul-betul diciptakan untuk seks.
Seakan tubuh langsing montoknya yang putih bersih ini memang betul-betul diciptakan untuk seks.
Vera sadar
dengan kecantikan, paduan buah dada serta pantat montoknya adalah dua hal
pertama yang sangat diinginkan setiap laki-laki yang menatap lapar tubuhnya,
karenanya dia dengan pintarnya berani mengumbar bagian tersebut yang juga akan membuat wanita mana pun iri dengan keseksiannya.
" Sayaaang, sayaang.. " Vera membuyarkan lamunanku.
" Digerai gini aja apa dikuncir aja rambutku?.. " tanyanya yang membuat bengongku hilang.
" Gitu
aja sayang... " kujawab sambil memberitahu bahwa penampilannya yang sekarang sudah amat sempurna.
" Kamu anaknya siapa sih Ver? Kok bisa cantik dan seksi gini?.. " pujiku begitu saja dan malah terangsang sendiri.
Ia tersenyum
tersipu mendekat perlahan, Vera menempelkan kedua tangannya di dadaku lalu
mencium leherku.
" Nafsu
yah sayang? Sini aku manjain deh kamunya.. " ujarnya mendekatkan bibirnya yang dia polesi Lipgloss hingga terlihat basah dan menggoda.
Tapi karena
saat ini waktunya belum pas, maka aku tunda dulu berhubung kami akan mulai
masuk ke rencana.
Vera duduk
disebelahku di sofa dengan menyilangkan kakinya yang membuatku menarik nafas melihat paha mulusnya sekarang.
Belum apa-apa aku sudah mulai ON saja, dengan mengumpulkan kekuatan aku menjelaskan dan memberitahu titik-titik kamera yang sudah aku set selagi dia bersiap diri tadi, setelahnya segera aku menelpon GO-FOOD untuk memesan Pizza.
Cewek bule ini tampaknya tak sabar untuk segera memulainya, terlihat ketika sudah kuorder Vera langsung mengajakku bercumbu dan menyuruhku meremas-remas dada besarnya itu.
Belum apa-apa aku sudah mulai ON saja, dengan mengumpulkan kekuatan aku menjelaskan dan memberitahu titik-titik kamera yang sudah aku set selagi dia bersiap diri tadi, setelahnya segera aku menelpon GO-FOOD untuk memesan Pizza.
Cewek bule ini tampaknya tak sabar untuk segera memulainya, terlihat ketika sudah kuorder Vera langsung mengajakku bercumbu dan menyuruhku meremas-remas dada besarnya itu.
Cukup lama
aku bermesraan dengannya diatas sofa, aku tak tahan dengan penampilan Hot dan
wangi harumnya saat ini, kalau bukan karena Vera lagi halangan pasti sudah aku
kawini dia sekarang!
Sambil bermesraan, sebagai laki-laki aku memberitahu dan mengarahkan Vera tentang gerakan-gerakan dasar yang menjadi kelemahan para pria.
Namun Vera membekap mulutku dengan telunjuknya sambil menatapku kemudian menggeleng.
Namun Vera membekap mulutku dengan telunjuknya sambil menatapku kemudian menggeleng.
Kutatap dia dan tak berapa lama aku
mengerti.
" Okey... " kataku sambil mengangguk.
Aku paham, Vera ingin bereksplor sendiri dan dia yang paling tahu untuk urusan ini.
" Diam
dan duduk.. This is my show, Just watch!!.. "
Seolah kata-kata
itu yang tergambar dari mimik wajah seriusnya sekarang.
Karenanya
aku percayakan saja padanya.
DELIVERY BOY
20 menit sudah aku duduk diruang kontrol ini.
Duduk di depan layar komputer yang terhubung dengan beberapa kamera di ruang tamu.
Vera sedang menanti 'si korban 'sambil menonton TV di ruang tengah, namun tentu pandangan serta pendengarannya sekarang lebih dia pasang untuk mendengar ketokan di pintu depan.
Tapi sepertinya karena hujan yang deras, proses pengantaran pun jadi tertunda lama dari sejak aku mengorder tadi.
Duduk di depan layar komputer yang terhubung dengan beberapa kamera di ruang tamu.
Vera sedang menanti 'si korban 'sambil menonton TV di ruang tengah, namun tentu pandangan serta pendengarannya sekarang lebih dia pasang untuk mendengar ketokan di pintu depan.
Tapi sepertinya karena hujan yang deras, proses pengantaran pun jadi tertunda lama dari sejak aku mengorder tadi.
Vera juga
mulai bete, jam hampir delapan malam kurang lima menit namun masih belum ada tanda datangnya si pengantar pesanan.
Sesekali gadis bule ini menoleh kearah kamera yang kupasang untuk sekedar memberikanku senyum manis dan lambaian tangannya, karena dia tahu aku sedang menontoninya dengan jantung berdebar.
Sesekali gadis bule ini menoleh kearah kamera yang kupasang untuk sekedar memberikanku senyum manis dan lambaian tangannya, karena dia tahu aku sedang menontoninya dengan jantung berdebar.
Dan akhirnya setelah lama menanti lumayan lama, dari Headphone kudengar suara ketukan pintu.
Tok!! Tokk! Tok!!
" Permisi.. "
Aku langsung bangkit dari sandaranku dan fokus di depan monitor begitu mendengarnya.
" Permisiiii... " lagi-lagi suara itu terdengar jelas di depan pintu depan.
Vera tegak dan menyempurnakan penampilannya sesaat sebelum muncul membukakan pintu.
Tokk!! Tok! Tokk!!
" Permisi Delivery... "
" Iyaaaa... " Vera merespon panggilan tersebut dan akhirnya membuka pintu.
Aku sangat
penasaran dengan ekspresi pertama si abang Delivery ini nanti begitu melihat yang membukakan pintu adalah bidadari
yang sedang meminjam tubuh manusia.
Ketika Vera
membukakan pintu, si tukang Delivery yang tadinya kukira kalau tidak bapak-bapak atau
abang-abangan, ternyata salah!
Yang mengantar justru terlihat seperti anak sekolahan, wajahnya terlihat tak meyakinkan, dan usianya pasti dibawah kami.
Yang mengantar justru terlihat seperti anak sekolahan, wajahnya terlihat tak meyakinkan, dan usianya pasti dibawah kami.
Aku langsung
kecewa, padahal tadinya kukira akan disuguhi Show yang menarik, menggoda yang
seperti ini bukan level Vera.
Ia langsung
terperanjat begitu melihat apa yang dia lihat di depan pintu sekarang, melihat
cewek bule berdiri dengan pakaian seksi membukakan pintu, wajahnya kaget dan
tampak tak tahu harus ngomong apa.
" Delivery apa ya?.. " ujar Vera dengan nada bingung memecah kebuntuan.
Anak ini
kembali kaget, mungkin kaget Vera berbicara dalam bahasa Indonesia yang fasih.
" Delivey Pizza mbak, atas nama bapak Nanda Setya.. " jawab anak yang berseragam
berwarna merah lengkap dengan topi bermerk gerai Pizza yang terkenal itu.
" Iya
bener ini rumahnya bapak Nanda, tapi suami saya kayaknya gak pesen Pizza deh,
soalnya dia lagi dinas di Bogor.. " Vera berimprovisasi.
Anak ini
bingung, ia mengeluarkan nota yang menjadi bukti orderku dan tampak berulang
kali membacanya.
Vera masih diam
sambil menatap anak itu yang sedang mengecek notanya.
" Tapi
bener kan ini alamatnya, soalnya saya cuma ngikutin alamat yang ada disini
mbak.. " ujarnya lagi yang agak tak jelas karena suara hujan deras diluar.
" Iya
bener, tapi coba dicek nomor HP nya dek.. " kata Vera lagi.
Anak ini
kembali melihat nota mencari nomor ponsel yang tertera disana, dan mengeluarkan
ponselnya berusaha menghubungi nomer yang mengorder, kemudian dengan muka panik
dia mengatakan tak bisa menelpon karena tak ada pulsa.
" Aduh
lugu banget nih bocah.. " reaksiku setelah melihat wajahnya seketika menjadi Awkward sekali.
Vera tersenyum lalu mengajak anak itu masuk kedalam rumah dulu, dengan kikuknya si
Delivery Boy ini membuka sepatunya dan masuk kedalam duduk diruang tamu.
Kasihan juga
sih karena dia tampaknya menembus hujan lebat ini dengan sepeda motor dan
mantel hujan, bahkan kemeja kerjanya tampak basah tembus saking derasnya hujan.
" Duduk
dulu aja, nanti saya telpon suami saya.. " ujar Vera, kali ini dengan suara
yang jelas karena ia sudah menutup pintu dan berlalu dengan lenggokan seksi kearah
dapur.
Anak itu terduduk di sofa ruang tamu dengan sikap yang sopan sekali, aku bisa melihat jelas setiap gerakannya karena tanpa
dia sadari 6 kamera saat ini sedang mengawasinya dari segala sudut.
Sesekali wajah lugunya melihat sekeliling dalam rumahku, dan pandangannya terkunci ke foto aku dan Vera yang dibingkai besar diruang tamu itu berlatar Hollywood Hills LA yang dulu di fotokan oleh Jennet.
Sesekali wajah lugunya melihat sekeliling dalam rumahku, dan pandangannya terkunci ke foto aku dan Vera yang dibingkai besar diruang tamu itu berlatar Hollywood Hills LA yang dulu di fotokan oleh Jennet.
Tak lama
Vera datang membawa nampan dengan secangkir teh hangat, menaruhnya ke meja dan
duduk di sebelah anak itu.
Di sebelah
bukan di depan!
Sejurus Vera
menyilangkan kaki jenjangnya seperti tadi yang dia lakukan padaku, dimana hanya seutas tali dan
celana dalam tipis yang menutupi bawahannya tersebut.
Mata si anak ini langsung melihat ke paha putih bersih Vera yang memang sangat mulus menggoda, aku pun pernah katakan bahwa belahan toket dan paha Vera itulah yang selalu membuatku terangsang ketika dia dirumah dengan pakaian santainya.
Mata si anak ini langsung melihat ke paha putih bersih Vera yang memang sangat mulus menggoda, aku pun pernah katakan bahwa belahan toket dan paha Vera itulah yang selalu membuatku terangsang ketika dia dirumah dengan pakaian santainya.
Sambil
mengeluarkan ponselnya Vera membuka pembicaraan lagi.
" Bentar
ya saya coba telpon dulu suami saya.. " kata Vera memijat Iphone nya dan
menaruhnya ke kuping.
Si Delivery Boy masih terdiam, tampaknya dia bingung dan tak tahu harus berbuat apa, itu
terlihat dari raut wajahnya yang benar-benar cemas.
" Gak
nyambung-nyambung, sinyalnya jelek kalo hujan gini.. "
" Coba
liat nomornya dek.. " Vera menoleh dan menadahkan tangannya meminta nota yang
dari tadi digenggam anak itu.
" Aduh,
nomernya aja udah salah, ini bukan nomer suami saya... " Vera mengomentari
nomer yang tertera disana.
" Nggg... Saya gak tau mbak, saya cuma disuruh nganter ke alamat yang ada
disana.. " jawabnya setelah tadi sempat diam beberapa saat.
" Yah
gimana dong?.. "
Tampak Vera sengaja membuat situasi jadi tambah membingungkan.
Tampak Vera sengaja membuat situasi jadi tambah membingungkan.
Anak ini diam tak menjawab, karena paham tampaknya sudah jadi korban order fiktif.
Menyadari
korbannya tak sesuai target, Vera kemudian tersenyum.
" Yaudah
yaudah, siniin Pizza nya, biar saya bayar.. Tapi saya lagi gak megang uang
cash..."
" Ntar pas hujannya agak redaan adek bisa kan anterin saya ke ATM yang di depan?.. " Vera melakukan penawaran.
" Ntar pas hujannya agak redaan adek bisa kan anterin saya ke ATM yang di depan?.. " Vera melakukan penawaran.
Anak itu
masih menunduk lalu mengangguk.
" Ii..iya
mbak.. " katanya.
" Santai
aja dek, mbak sendirian kok dirumah, ngomong-ngomong udah lama kerja di PH?.. " Vera mulai menghilangkan formalitasnya guna membuat santai anak ini.
" Baru,
saya masih sekolah dan baru dua minggu ini magang.. Lagi program magang mbak... " kata anak ini lagi.
" Oooh..
lagi magang ya? Emang sampe malem gini nganterin ordernya?.. " balas Vera duduk
menyamping menghadap ke bocah kikuk ini.
" Iii..iya, soalnya yang senior-senior kalo hujan gini pada males nganter,
makanya jadi di lemparin ke saya semua orderannya.. " nadanya yang sangat memelas
membuatku jadi tak tega mendengarnya.
" Hmmm.... Emang sekolah dimana kamu dek?.. " Vera perlahan semakin mendekat.
" SMK
mbak, ke..kelas 2 mau naik ke 3... " dia kembali tergagap dan tampaknya mulai mencium aroma
tubuh wangi Vera yang sangat mengundang birahi itu.
" Woah,
kalo gitu udah ngerti cinta-cintaan dong?.. " ledek Vera.
Anak itu
diam, makin menunduk semakin mendekatnya Vera disebelahnya.
" Kok
gak berani liat mbak sih Vin? Kenapa?.. " komentar gadisku dengan wajah yang sudah mengendus tengkuk anak itu.
Dikecupinya pipi dia dari samping, tapi anak ini menghindar karena kaget dan geli.
" Ja..jangan
mbak.. saya cuma kerja.. " ia semakin kalut karena Vera mulai memeluknya dari
samping.
Tak tanggung-tanggung sebelah paha Vera sudah naik keatas paha si Delivery Boy.
Tak tanggung-tanggung sebelah paha Vera sudah naik keatas paha si Delivery Boy.
" Udah
cuek aja dek, lagian diluar hujan, mbak juga bosen sendirian.. " Vera memulai
aksinya dengan mencium pipi dan leher anak itu.
Aku yakin kalau lawannya seimbang pasti Vera takkan melakukan gerakan Offensif seperti ini, dia sadar bahwa si target takkan berinisiatif jika tak diberi kontak fisik secara langsung, karena itu Vera memutuskan bergerak lebih dulu.
Tadinya
kupikir Vera bakal dapat lawan yang tepat dan Vera bisa tarik-ulur dengan
ngerjai kemupengan cowok itu sambil bereksibisi di depannya.
Tapi yang datang malah bocah kemaren sore, Vera mungkin bingung juga mau di apakan ini anak.
Tapi yang datang malah bocah kemaren sore, Vera mungkin bingung juga mau di apakan ini anak.
" Mbak....
jangan.. " anak ini semakin panik saat Vera sekarang sudah di depan menduduki pahanya.
Si bocah
kaget, kini dia tengah diduduki oleh gadis cantik dan seksi tepat di selangkangannya!
Tak ada jawaban dari Vera, ia membuka topi anak itu dan membelai rambut cepaknya kemudian mulai
menatap wajahnya dengan tatapan mautnya.
" Shhhhhhsshh... " Vera berdesis mengunci tatapan binalnya ke si Delivery Boy.
" Aku
suka banget sama anak kecil, kamu masih perjaka kan?.. " kata Vera berhubung dia memang punya pengalaman tersendiri mengajari anak-anak kecil dengan seks.
" Udah pernah ciuman?... " gadis bermata abu-abu biru itu makin tajam memainkan permainan psikologi ke si bocah sambil membuka kemeja basahnya.
" Udah pernah ciuman?... " gadis bermata abu-abu biru itu makin tajam memainkan permainan psikologi ke si bocah sambil membuka kemeja basahnya.
" Be..belum mbak.. Jangan.. Saya mau perjaka sampe nikah.. " celetuk polosnya yang membuatku tertawa.
Vera
tampaknya juga menahan tawanya, dia senyum namun tetap mengunci wajah anak ini dengan
kedua tangannya.
Lalu tak mau membuang waktu Verani pun menciumnya!
Lalu tak mau membuang waktu Verani pun menciumnya!
Sesekali
wajah ABG ini berusaha memaling ke kiri dan ke kanan, tapi karena pipinya
ditahan kedua telapak tangan Vera dengan sangat kuat, maka usahanya menjadi sia-sia.
" Ngggg...nggghh.. " erangnya saat Vera terus kecup bibirnya.
Pemandangan
yang langka, Vera lebih terlihat seperti sedang memperkosa Delivery Boy polos
ini dan ini diluar ekspektasiku sama sekali yang justru berpikir sebelum rencana dimulai
malah Vera yang akan dipaksa-paksa setelah bereksib di depan target yang sudah terlanjur
lepas kendali melihat keseksiannya.
Perlahan,
anak yang menjawab namanya Alvin setelah barusan ditanyai Vera namanya, perlahan mengendur juga.
Dia membuka mulutnya dan membiarkan Vera memainkan lidah bertindiknya di dalam rongga mulut anak kelas 2 SMK ini.
Dia membuka mulutnya dan membiarkan Vera memainkan lidah bertindiknya di dalam rongga mulut anak kelas 2 SMK ini.
Boro-boro
ngaceng, melihat permainan yang sebelah pihak begini aku sih merasa hambar
saja, karena dominasi benar-benar dipegang sepenuhnya oleh Vera, anak itu bahkan tidak menggunakan tangannya sama sekali.
Ia masih terduduk dan terus dikendalikan oleh Vera, kalau aku jadi dia sih tanganku sudah pasti kumainkan di paha mulus Vera atau meremas pantat bulatnya.
Ia masih terduduk dan terus dikendalikan oleh Vera, kalau aku jadi dia sih tanganku sudah pasti kumainkan di paha mulus Vera atau meremas pantat bulatnya.
" Remas
toket mbak Vin.. " Vera melepaskan ciumannya di bibir anak itu, sekilas benang
ludah mereka terlihat masih menyatu.
Gadis
berambut pirang yang sekarang sedang dia gerai ini, kemudian mengambil tangan
Alvin dan menaruhnya di toket bulatnya.
Remaja ini
sontak berekspresi kaget saat tangannya sudah berada di dada Vera dan Vera
menggigit bibir bawahnya menunggu komentarnya.
" Gimana? Toketnya mbak gede gak Vin?... " tanya Vera karena komentar yang dinanti
tak jua terlontar.
" Be..besar banget mbak, kayak kelapa.. "
Lagi-lagi
aku tertawa mendengar jawaban polosnya.
Vera
kemudian menanggalkan tali yang mengikat ditengah belahan dadanya,
hingga sekarang dua toket besar Vera langsung mencuat terpampang dihadapan wajah Delivery Boy.
" Kok
diliat doang? Gih gak mau nyusu kamu emang?.. " Vera memang harus lebih vokal menghadapi lawan yang seperti ini.
Segera ia
menarik kepala belakang Alvin dan langsung membekapnya ke gundukan toket kencang
itu.
Wajah Alvin segera
tenggelam disana, dia hanya memejamkan matanya
disesaki dengan toket Vera yang begitu sangat ingin dibelah oleh para penis laki-laki
dewasa.
" Emut
yang kuaat! kalo cuma dijilatin cuma ngotor-ngotorin toket mbak sama ludah kamu
doang.. "
" Ayo dong,
emut putingnya sampe pipi kamu kempot!!.. " tampaknya gadisku agak kesal juga karena anak ini dari tadi begitu membosankannya.
" Ngggghh...ngggg...mbhhghh.. " Alvin ingin berujar karena beberapa
menit wajahnya disekap terus oleh Vera di dadanya.
Meski begitu Vera tetap mencoba berusaha menikmati emutan si bocah di dadanya dengan mendesah dan memejamkan matanya, hingga tiba-tiba Vera meloncat kaget seketika berdiri dari pangkuan Alvin yang tengah
dia sodorinya toketnya.
" Laaah?.. " teriak Vera sambil menatap wajah anak itu yang dari tadi meringis-ringis.
" Uhhh!!... Mbak..Huuhh..huuh... " desah Alvin dengan wajah tertekuk dan kusut sekali.
Aku tak
mengerti dan belum menangkap situasi ini.
Vera membuka
ikat pinggang anak itu dan langsung melolosi celananya sampai ke mata kakinya,
diikuti dengan membuka kolor Alvin yang sudah basah kuyup.
Aku tersadar, rupanya si Delivery Boy ini ejakulasi saat memangku duduk Vera di pahanya barusan!
Pantas saja Vera tadi melompat terkaget, rupanya gadis cantik itu terkejut karena tiba-tiba selangkangan anak ini basah.
Pantas saja Vera tadi melompat terkaget, rupanya gadis cantik itu terkejut karena tiba-tiba selangkangan anak ini basah.
" Lohh
kok?.. " kata Vera menatap burung kecil Alvin.
" Uhhh.. Mbak...saya keluar.... " ujar Alvin seperti teraduh-aduh.
" Kenapa
gak bilang?!.. Tau gitu mbak hisepin tadi.. "
Vera agak dongkol, lalu dia mulai
melebarkan kemeja kerja Alvin yang kancingnya sudah dia buka tadi, dan mengemut puting di dada Alvin penuh nafsu sementara tangan kanannya mengocoki penis
kecilnya yang telah tegang sejak awal.
" Aduuuh
mbaaak!!!!.. Geli mbak.. udah mbak udah!.. " Alvin berusaha berdiri namun Vera
menahannya.
" Udam
diem!! Jangan coba-coba lari!.. "
" Kamu tuh beruntung mbak mau puasin kamu!!... " Vera membentak anak itu, dan terlihat dia jadi seram sekali.
" Kamu tuh beruntung mbak mau puasin kamu!!... " Vera membentak anak itu, dan terlihat dia jadi seram sekali.
Wajah cantiknya berubah menjadi tajam, yang aku tahu kalau Vera memang paling benci kerja tanggung.
Kalau dia sedang Turn On ya selesaikan! Begitulah dia.
Kalau dia sedang Turn On ya selesaikan! Begitulah dia.
Ia
menyendoki dengan tangannya sperma yang masih berbekas di kolornya dan
mengolesinya ke kontol anak itu, kini Alvin sedang dikocoki oleh Vera dengan
pelumas air maninya sendiri.
" Ahhh
mbak....Aaahhh!!!!.. " lagi-lagi dia meringis-ringis.
" Gimana
kamu mau muasin istri kamu, kalo kolor kamu belum dibuka aja tapi udah
muncrat-muncrat gitu!.. " lecehnya kepada anak itu.
" Sekarang kamu coli sendiri, sambil liatin mbak, inget kalo udah mau keluar
bilang!!.. " Vera berdiri dan melenggok duduk di sofa depan Alvin.
Insting pria
Alvin menuntunnya, meskipun kelihatannya anak ini anak baik-baik tapi dia tetap punya hasrat jika berhadapan dengan lawan jenisnya.
Alvin meraih
kontol tegangnya yang sudah berlumuran pejunya sendiri, kemudian menatap Vera yang
duduk di depannya lalu mulai mengocoki kontolnya sendiri.
" Ayo ngomong dong jangan kayak patung... " kata Vera sambil duduk mengangkang dan
meremasi toketnya sendiri.
" Ngg...ngomong apa mbak?... " Delivery Boy ini sama sekali tak tahu apa-apa dengan seks rupanya.
" Ya
ngomong joroklah! Cepet!... " hardik Vera lagi dengan muka kesal.
" Aku
gak tau mbaaak.. Uhhg.. " erang Alvin sambil coli menatap Vera.
Vera sudah makin stress, bingung juga dia dan memutuskan untuk membiarkan Alvin tetap beronani sendiri.
Alvin mengocok kontolnya seperti orang bodoh di depan Vera, matanya terlihat fokus sekali menatap toket besar Vera yang sedang diremasi-remasinya sendiri.
Hanya
beberapa saat Vera biarkan dia coli sendiri, anak itu kembali meringis.
" Mbak!! AHHHH... " teriak Alvin memejamkan mata.
Vera menyadari jika si bocah ejakulasi dan dia langsung meloncat dari duduknya, dan baru dia akan merangkak menuju ke anak itu,
kontol Alvin sudah muncrat-muncrat tak menentu!
Gadis yang berulang tahun di bulan Juli ini kesal bukan main, ia tidak dapat apa-apa sama sekali! Sperma Alvin sudah terlanjur berserakan dan resap dikarpet.
Gadis yang berulang tahun di bulan Juli ini kesal bukan main, ia tidak dapat apa-apa sama sekali! Sperma Alvin sudah terlanjur berserakan dan resap dikarpet.
Vera
mendengus menahan nafas, wajah cantiknya menunjukkan kekesalannya lalu dia mengocoki sendiri kontol
Alvin yang sudah terlanjur ejakulasi.
" Kan udah mbak bilang kalo mau keluar bilang? Kenapa gak bilang?!.. "
" Kan udah mbak bilang kalo mau keluar bilang? Kenapa gak bilang?!.. "
" Udah
mbak! Jangan dikocok terus.. Ampun.. " Alvin mengerang dan berusaha kabur saat Vera ingin memerah lagi spermanya.
Tapi aksi Vera itu hanyalah aksi spontan saja sebagai luapan kekesalannya.
Tapi aksi Vera itu hanyalah aksi spontan saja sebagai luapan kekesalannya.
Gadis
bertubuh padat ini hanya bisa mengocoki saja kontol yang sudah dipenuhi lendir
sperma tanpa mengharapkan apa-apa lagi.
Saking sebalnya, Vera naik ketubuh Alvin kemudian dia mencekoki jari tangannya yang sudah dipenuhi peju itu ke mulut anak magang ini.
Alvin meronta dan membeliak saat Vera mem-Fisting mulutnya!
Saking sebalnya, Vera naik ketubuh Alvin kemudian dia mencekoki jari tangannya yang sudah dipenuhi peju itu ke mulut anak magang ini.
Alvin meronta dan membeliak saat Vera mem-Fisting mulutnya!
" Ini
peju kamu!! Kamu jilat dan telen sekarang!.. " ucap Vera yang menohok memaksa masuk
jari tangannya kedalam tenggorokan Alvin.
" Goook...Groook.. Goook.. " suara Alvin yang seperti kodok saat empat jemari lentik
Vera masuk kedalam kerongkongannya.
" Telen!!.. " bentak Vera ketika Alvin mencoba melawan.
Tapi anak yang masih sekolah ini pun mau tak mau menjilati
jari tangan Vera dan menelan tetesan air maninya sendiri yang menetes di ujung
jari Vera.
Setelah itu
barulah Vera berdiri, dia menatap Delivery Boy malang ini yang langsung buru-buru
memakai pakaiannya.
" Sa..saya mau pergi mbak.. " ujarnya tak berani menatap Vera yang tegak melihatinya.
Vera tak
menjawab dia terus melirik angkuh Alvin dari atas sampai bawah tubuh bocah ingusan ini yang
sedang memakai pakaiannya sendiri dengan tatapan ketus.
Ternyata Vera memang benar-benar punya sisi yang seram juga, apalagi ketika dia merasa superior atas pasangannya seperti sekarang.
Kemudian Vera berjalan kebelakang sejenak dan datang kembali sambil membawa lembaran uang ratusan ribu yang tadi dia ambil dari dompetnya.
Ternyata Vera memang benar-benar punya sisi yang seram juga, apalagi ketika dia merasa superior atas pasangannya seperti sekarang.
Kemudian Vera berjalan kebelakang sejenak dan datang kembali sambil membawa lembaran uang ratusan ribu yang tadi dia ambil dari dompetnya.
" Ini buat kamu, ambil aja sisanya!... " Vera mendekati Alvin lalu memasukkan uang tersebut kedalam
celana dalam di selangkangan anak itu.
" Jangan
kamu keluarin sampe sampai ketujuan ya?.. " kata Vera yang tangannya masih
di dalam selangkangan, menyelipkan lembaran uangnya di kolor Alvin.
" Iii...iya mbak.. " ujarnya dengan muka menunduk, tampaknya dia takut sekali dengan Vera setelah dibentak-bentak seperti tadi.
Vera menuntunnya
keluar, meskipun masih hujan tapi tampaknya ABG alim ini ingin cepat-cepat
pulang dan melupakan hal yang sudah terjadi barusan.
" Ehh bentar dulu.. " Vera menahan langkah Alvin sesaat ia akan menaiki sepeda motor
inventarisasi kantornya.
Vera
kemudian membuka dua kancing kemejanya membuat Alvin bingung, tapi Vera langsung merunduk karena tubuhnya terlalu tinggi dibandingkan Alvin yang pendek.
Terlihat olehku Vera tengah mengemut leher Alvin, dan ekspresi Alvin pun seperti sedang merasakan geli sebelum berganti menjadi rasa sakit.
Terlihat olehku Vera tengah mengemut leher Alvin, dan ekspresi Alvin pun seperti sedang merasakan geli sebelum berganti menjadi rasa sakit.
" Awwww!!.. Mbak sakit.. " ujarnya meringis sambil memejamkan matanya.
Lalu Vera
beralih kebagian sebelah lehernya lagi dan bagai seorang Vampir, ia kembali
menggigiti leher bocah malang ini.
" Stttttttsss!!... " desis Alvin.
Bule cantik
ini mengancingkan lagi kemeja Alvin, yang tanpa Alvin sadari kalau dia baru saja
dicupangi oleh Vera di kedua lehernya.
" Supaya
temen-temen kamu tau, kalo kamu tuh juga jantan.. " celetuknya sambil
mengancingkan baju anak itu.
" Maksudnya mbak?.. " Alvin sama sekali tak sadar.
" Engga kok gpp,
udah sana pulang keburu hujannya tambah deras.. " dan Vera memberikan kecupan manja di bibirnya sebagai penutup.
Alvin kembali memakai mantel hujannya, Vera tersenyum jahat saat melihat leher
atas anak itu sudah berbekas sangat merah, bahkan dari CCTV saja terlihat
dengan jelas bekas cupangannya.
Vera sengaja mencupangnya di posisi leher atas supaya kerah baju pun takkan bisa menutupinya
Vera sengaja mencupangnya di posisi leher atas supaya kerah baju pun takkan bisa menutupinya
Lalu
Delivery Boy malang tersebut pergi menembus derasnya hujan dengan membawa pulang
uang ratusan ribu di kolornya dan sepasang tanda merah di lehernya.
Aku turun kebawah, menyamperi Vera.
Vera setelah menutup pintu juga segera naik mencariku hingga kami bertemu di tangga, dan dia langsung memelukku yang ketawa-tawa tak kuasa menahan kelucuan atas adegan aneh barusan.
Vera setelah menutup pintu juga segera naik mencariku hingga kami bertemu di tangga, dan dia langsung memelukku yang ketawa-tawa tak kuasa menahan kelucuan atas adegan aneh barusan.
" Sayangg... Bete ih... " katanya manja di dadaku.
" Tuh
kan ketawa-tawa... " dia mencubit pinggangku karena aku tertawa begitu lepasnya.
" Hahhahaha iya..iya.. Tega banget kamu sayang, kasihan anak orang.. " kataku
mengelus punggungnya dan mendekap gadis yang sangat kusayang ini dengan erat
di dadaku.
" Kentang tauk, gak dapet apa-apalah aku.. " katanya dengan nada manja dan muka
imut.
" Yaudah terus sekarang mau gimana nih?.. " tanyaku.
" Lanjutlah, order lagi yuk... Sumpah aku kesel banget yang!!.. " Vera mengajakku
kembali ke ruang tengah.
Diruang
tengah aku duduk di sofa sambil mencari nomor telpon Burger Online, karena saat ini kami harus mencari target baru lagi.
Vera sedang mengelap lantai dan membersihkan set yang tadi dipakai dengan agak mengecewakan, bahkan teh yang Vera suguhkan tak bergeming.
Vera sedang mengelap lantai dan membersihkan set yang tadi dipakai dengan agak mengecewakan, bahkan teh yang Vera suguhkan tak bergeming.
" Dia
nelen air maninya sendiri yang, kejam banget deh kamu.. "
" Hahahaha.. " kataku meledek adegannya tadi.
" Hahahaha.. " kataku meledek adegannya tadi.
" Iya,
abisnya males banget, udah dibilang kalo mau keluar kasih tau, eeeh ngasih
taunya malah pas sedetik keluar.. "
" Aku paksa aja dia telen sendiri pejunya!!.. " jawab gadis cantikku dongkol.
" Aku paksa aja dia telen sendiri pejunya!!.. " jawab gadis cantikku dongkol.
Aku kembali
tertawa.
Aku menelpon
Burger King dan setelah selesai order kami pun tinggal menunggu, Vera ke
toilet dulu sedikit membersihkan tubuhnya dan berkumur-kumur dengan Listerine.
Setelah itu dia menghampiriku diruang TV dan langsung memelukku, kami kembali
bermanja-manja mesra sambil menunggu ‘korban’ kami berikutnya.
..............................
Hujan masih belum mau reda.
Berpuluh-puluh menit kami bergumul berdua, kami sama-sama berada di khayangan dalam buai asmara dan gejolak birahi.
Vera telah membangkitkan birahiku, tapi apa daya aku tak bisa menjamahnya karena dia sedang dalam masa libur, periode alami seorang wanita.
..............................
Hujan masih belum mau reda.
Berpuluh-puluh menit kami bergumul berdua, kami sama-sama berada di khayangan dalam buai asmara dan gejolak birahi.
Vera telah membangkitkan birahiku, tapi apa daya aku tak bisa menjamahnya karena dia sedang dalam masa libur, periode alami seorang wanita.
Bunyi sepeda
motor menjatuhkan kami berdua kembali ke bumi, aku langsung buru-buru balik ke Control Room sementara Vera menyisir rambutnya dan merapikan pakaiannya yang agak acak-acakan karena bermesraan denganku barusan.
" Permisiiii.. Spada.. " ujar suara itu di depan pintu depan.
" Haloooo permisi.. " dia terus memanggil tanpa mengetuk pintu.
Handphone ku
bergetar karena telpon masuk dari nomer tak dikenal yang tampaknya itu dari si pengantar yang sekarang
sudah di depan pintu.
Vera belum membukakan pintu, dia masih mempersiapkan diri karena tadi kelamaan mengadu kasih denganku.
Vera belum membukakan pintu, dia masih mempersiapkan diri karena tadi kelamaan mengadu kasih denganku.
" Permisi.. pak, buk... " kali ini suara itu diiringi dengan ketokan pelan.
" Iyaaa... " terdengar jawaban dari suara lembut yang kutunggu-tunggu.
Vera
membukakan pintu, si tukang Delivery langsung kaget melihat sosok yang membukakan pintu untuknya.
Dan kali ini korban yang datang bukan anak magang seperti tadi, tapi seorang bujangan yang mungkin berusia 25 tahunan.
Beberapa saat kuperhatikan matanya melihat toket Vera sebelum kemudian tersenyum ramah dan menyerahkan orderan yang dipesan.
Dan kali ini korban yang datang bukan anak magang seperti tadi, tapi seorang bujangan yang mungkin berusia 25 tahunan.
Beberapa saat kuperhatikan matanya melihat toket Vera sebelum kemudian tersenyum ramah dan menyerahkan orderan yang dipesan.
" Delivery
apa ya?... " Verani langsung nyeletuk dengan aktingnya.
" Nggg..
Delivery Burger mbak.. "
" Atas nama Nanda.. " kata pemuda berkulit sawo matang ini.
" Atas nama Nanda.. " kata pemuda berkulit sawo matang ini.
" Iya
ini rumahnya bapak Nanda, tapi suami saya lagi diluar kota loh.. " kata Vera
sambil melihat struk yang disodorkan padanya.
Lagi-lagi
nomor asing ini menelpon ke ponselku, kulihat di monitor abang itu sedang
menaruh ponselnya di telinga.
" Ini
bukan nomer suami saya mas.. " Vera mengembalikan struk itu.
" Waduh?... " kata si pemuda masuk perangkap Vera.
" Yaudah
kedalam aja dulu mas.. " Vera kemudian mempersilahkan masnya masuk.
Selagi berbalik badan dan masuk kedalam rumah, gadis bermata biru itu mengerling ke salah satu kameraku sepakat bahwa inilah 'ikan besar' yang kami tunggu-tunggu.
Selagi berbalik badan dan masuk kedalam rumah, gadis bermata biru itu mengerling ke salah satu kameraku sepakat bahwa inilah 'ikan besar' yang kami tunggu-tunggu.
Setelah
di dalam sama dengan tadi, Vera membawakan nampan dan secangkir teh hangat menaruhnya di meja dengan duduk menyila bagai seorang pelayan.
Gadis yang tubuhnya setengah telanjang itu tersenyum dengan ramahnya ke si abang Delivery yang sedang membuka jaket parasutnya dan menaruhnya di bahu sofa.
Gadis yang tubuhnya setengah telanjang itu tersenyum dengan ramahnya ke si abang Delivery yang sedang membuka jaket parasutnya dan menaruhnya di bahu sofa.
Setelah
sempat mengembalikan nampannya kebelakang Vera kemudian duduk di sebelah mas
itu.
Jantungku berdebar
menantikan Show yang sebenarnya.
" Tuh
kan gak aktif nomer suami saya mas... " kata Vera dengan berakting kesal.
Pemuda ini
diam saja, sambil menunduk memainkan ponselnya ekor matanya terus melihat
kearah paha Vera yang sekarang sedang duduk menyilang di sebelahnya.
" Suami
mbak dimana emang?.. " ujar dia yang entah sebuah basa-basi atau memang mulai mengulik tentang Vera.
" Di Bogor mas.. "
" Ya ginilah mas nasib jadi istri muda, mesti sabar ditinggal-tinggal... Hehehe.. " jawab Vera memancing rasa penasaran dengan Handphone dikupingnya.
" Ya ginilah mas nasib jadi istri muda, mesti sabar ditinggal-tinggal... Hehehe.. " jawab Vera memancing rasa penasaran dengan Handphone dikupingnya.
" Damn
Vera!.. Improve nya mantep banget.. " salutku dalam hati melihat kehebatan Vera dalam memainkan sebuah obrolan panas.
Si mas-mas
Delivery ini pun sontak kaget.
" Is..istri kedua maksudnya?.. " tanyanya dengan nada tak percaya.
Vera tak
menjawab, gadis cantik itu kemudian berdiri dan berjalan kearah pintu pura-pura berbicara di telepon.
" Halo.. halo.. " dia berdiri membelakangi si mas-mas dan terlihat bercakap dengan ponselnya yang tentu saja hanyalah sebuah gimik.
Melihat Vera
yang sedang bercakap-cakap menelpon di depan pintu menghadap kearah luar, dengan
puas bujang tanggung ini menatap ke pantat bulat Vera yang saat itu hanya
memakai celana dalam tipis.
Yang ada dikepalanya pastilah sekarang dia menganggap jika Vera ini cewek nakal dan terlihat sekali dari pakaian super seksi yang tengah dia kenakan.
Yang ada dikepalanya pastilah sekarang dia menganggap jika Vera ini cewek nakal dan terlihat sekali dari pakaian super seksi yang tengah dia kenakan.
Aku pun akan
melakukan gestur yang sama jika aku ada di posisi dia, siapa yang tahan melihat
seorang gadis cantik dengan pakaian seseksi itu hilir-mudik seolah memang minta puji akan penampilan sensualnya.
Kemudian
Vera berbalik badan dan kembali menutup pintu depan, lalu berjalan duduk
ditempat tadi.
Secepat kilat mas itu langsung menolehkan wajahnya kearah bawah yang tadi begitu puasnya memandangi pantat dan tubuh belakang cewekku.
Secepat kilat mas itu langsung menolehkan wajahnya kearah bawah yang tadi begitu puasnya memandangi pantat dan tubuh belakang cewekku.
" Engga
mas, suami saya gak pesen Burger.. " kata Vera dengan suaranya yang lembut nan merdu itu sambil menaruh ponselnya ke meja dan
melipat paha putihnya.
Mas ini terdiam melihat Vera yang kini duduk dekat sekali di sebelahnya dengan kaki menyilang dan harum wangi yang pasti membuat dia terangsang sekarang.
Mas ini terdiam melihat Vera yang kini duduk dekat sekali di sebelahnya dengan kaki menyilang dan harum wangi yang pasti membuat dia terangsang sekarang.
Terlihat sekali jika dia salah tingkah dan matanya terus melirik ke kaki halus Vera yang putih licin itu.
" Aduh
gimana ya mbak?.. " tanya masnya lagi sama bingungnya dengan anak yang tadi mencari solusinya.
Vera diam dan menatap wajah bingungnya yang makin membuat dia salah tingkah.
Vera diam dan menatap wajah bingungnya yang makin membuat dia salah tingkah.
" Yaudah yaudah saya bayar aja, tapi masnya jangan pulang dulu ya?.. "
" Soalnya dari tadi tuh mati lampu terus, mana saya sendirian sekarang.. " kata
Vera mencoba memberikan alasan agar si mas ini bisa berlama-lama disini.
" Mb.. mbak sendirian?.. " tanyanya yang dijawab anggukan dengan Vera.
Mereka pun saling terdiam, namun gadis cantik yang kini bertatapan mata dengan pemuda itu berimprovisasi lagi.
" Cuma sampe satpam saya dateng kok, ntar juga dia dateng buat jaga malam.. "
" Boleh kan? Tapi kalo masnya sibuk yaudah gpp kok... " lanjut Vera dengan basa-basi khas orang kita.
" Boleh kan? Tapi kalo masnya sibuk yaudah gpp kok... " lanjut Vera dengan basa-basi khas orang kita.
" Yaudah
mbak saya temenin, sekalian neduh, lagian juga hujannya tambah deras.. "
" Kebetulan ini anteran order saya yang terakhir kok.. " katanya sambil menunjuk sebungkus Burger yang ada di meja.
" Kebetulan ini anteran order saya yang terakhir kok.. " katanya sambil menunjuk sebungkus Burger yang ada di meja.
Mereka kembali terdiam lagi.
" Eh
tadi nanya apa?.. " Vera mulai mencairkan suasana yang sudah agak-agak tegang ini.
" Eng..enggak
kok mbak, gak nanya apa-apa.. " dengan senyum mas ini berusaha
tidak membahas pertanyaannya tadi karena takut menyinggung Vera.
" Iya
saya istri muda.. Simpenan.. " ungkap Vera tiba-tiba.
Aku dan si
mas itu sangat kaget mendengar jawaban Vera yang tak terduga!
" Eh
kita belum kenalan.. Aku Verani, nama mas siapa?.. " Vera mengulurkan tangannya
sambil tersenyum manis penuh keramahan.
Melihatinya aku cemburu, harusnya Vera tidak perlu melakukan pendekatan personal seperti itu dan mimpi apa pemuda ini bisa diajak kenalan dengan cewek secantik dan
seseksi Vera.
" E..Eko
mbak.. " katanya sambil menggenggam tangan halus Vera.
" Gak
usah panggil mbak, panggil Vera aja.. " Vera lagi-lagi bersikap ramah sekali.
" Oh oke
Veraa, namanya mbak bagus juga.. " Eko mulai luwes bercakap dengan Vera.
" Dibilang jangan panggil mbak, eh malah panggil lagi.. "
Mereka bercakap lumayan Friendly, saling bertukar informasi singkat dan 'tek-tok' Vera
dengan Delivery yang satu ini terbilang lancar.
Tidak seperti anak tadi yang gugup, karena mungkin secara usia si Delivery yang ini sudah dewasa jadi dia bisa membawa diri, meskipun secara literali pemuda bernama Eko ini salah tingkah dan menyembunyikan nafsunya.
Tidak seperti anak tadi yang gugup, karena mungkin secara usia si Delivery yang ini sudah dewasa jadi dia bisa membawa diri, meskipun secara literali pemuda bernama Eko ini salah tingkah dan menyembunyikan nafsunya.
" Bentar
mas ya.. " kata Vera kemudian berdiri dan pergi ke belakang.
Lalu dia
datang dengan membawa piring berisi buah-buahan segar yang kemaren baru kami
beli.
" Maaf
cuma ada ini mas.. " ujar Vera menawarkan suguhan kepada mas itu.
" Ngomong-ngomong mas Eko udah nikah?.. " Vera kembali duduk menyamping
semakin rapat di sofa itu menghadap kearah Eko.
Bahkan samping punggung mereka sudah saling bersentuhan saking dekatnya, padahal sofa yang mereka duduki amat panjang.
Bahkan samping punggung mereka sudah saling bersentuhan saking dekatnya, padahal sofa yang mereka duduki amat panjang.
Eko langsung
kalut, Vera sangat dekat posisinya disebelahnya, dalam hati pasti ia makin yakin kalau Vera ini benarlah wanita penggoda.
" Be..belum mbak.. " jawabnya tambah gagap.
" Mbak
sendiri masih muda tapi kok udah nikah?.. " tanya Eko lagi.
Vera
tersenyum, lalu ia mengambil pisang di piring itu dan mulai mengupas kulitnya.
" Yah
namanya dibeli orang mas.. Suami saya pengusaha kaya, dari pada saya dipinggir
jalan terus ya mendingan saya dibeli dia kan.. "
" Hidup saya lebih terjamin.. " jawab Vera melahap pisangnya masuk dengan lembut ke mulutnya.
" Hidup saya lebih terjamin.. " jawab Vera melahap pisangnya masuk dengan lembut ke mulutnya.
Si Eko kaget,
dan aku rasanya mau pingsan saja mendengar kebohongan Vera ini.
Vera sengaja
membiarkan Eko berasumsi bahwa dia seorang wanita murahan yang sekarang hidup
menjadi simpanan, alias sedang dipelihara dan hanya
menjadi pemuas nafsu dari seorang taipan kaya.
Eko menatap Vera
yang wajahnya mungkin hanya berjarak setengah meter dari wajahnya, dia sudah
terbius melihat Vera melahap pisang itu dengan sangat erotis.
Ia menjilati
pisang sambil menjulurkan lidahnya yang bertindik dengan penuh penghayatan tepat
disamping Eko.
Aku saja
yang menonton dari monitor sudah ereksi, apalagi Eko yang berada tepat disebelahnya terlebih secara usia dia sudah
matang untuk seks, bohong kalau dia tidak terangsang sekarang.
" Loh
kok ngelamun gitu mas?.. " Vera kemudian menyadarkan Eko.
Aku kira
tadi Vera langsung nyosor cium bibirnya, tapi ternyata gadis dengan pakaian
super seksi itu masih sabar ingin tarik-ulur.
" Eng..engga,
gpp mbak.. " kata Eko menyeduh teh yang Vera buatkan, berusaha
menyadarkan dirinya sendiri.
" Kaget
ya? Makanya mas jadi cowok harus kuat secara finansial.. Biar bisa milih
cewek.. "
" Iya
mbak, siapa yang gak mau jadi orang kaya.. "
" Punya uang bisa beli apa aja, apalagi dapetin cewek secantik mbak.. Tapi nasib emang beda.. " jawab Eko sederhana.
" Punya uang bisa beli apa aja, apalagi dapetin cewek secantik mbak.. Tapi nasib emang beda.. " jawab Eko sederhana.
" Kalau
mas banyak duitnya, aku mau kok mas bawa pulang... Hihihi.. " celetuk Vera betul-betul berakting jika dia cewek matre.
" Emang
aku cantik ya mas?.. " sambung Vera menaruh kulit pisang diatas piring lalu
menatap lawan bicaranya itu.
" Wah mbak, cantik banget... Tadi aja saya kaget kok bule yang buka pintu... "
" Saya kira salah alamat.. " puji Eko akan penampilan fisik Vera yang memang begitu sempurnanya.
" Saya kira salah alamat.. " puji Eko akan penampilan fisik Vera yang memang begitu sempurnanya.
" Hmmmm... Cantik doang?.. " Vera lagi-lagi mengoper umpan.
" Ahmm... Ca..cantik
ama seksi banget mbak.."
" Beruntung banget suami mbak punya mbak.. " Eko memberanikan diri menoleh dan menatap mata Vera sekarang.
" Beruntung banget suami mbak punya mbak.. " Eko memberanikan diri menoleh dan menatap mata Vera sekarang.
Vera bertatapan dengan Eko, tapi dia mengubah wajahnya dari senyum menjadi cemberut.
Ia menghela
nafas dalam-dalam.
" Sebenernya aku kesel mas.. "
" Kadang-kadang makan hati juga gini terus.. "
" Aku disuruh tinggal sendiri di rumah sebesar ini, kemana-mana selalu diawasin bodyguard, juga diantar-jemput sopir pribadi tiap hari... " curhat Vera.
" Aku disuruh tinggal sendiri di rumah sebesar ini, kemana-mana selalu diawasin bodyguard, juga diantar-jemput sopir pribadi tiap hari... " curhat Vera.
" Suamiku
udah tua, dia juga banyak simpanan yang dia nikahin sirih sama kayak aku gini,
makanya aku sekarang jarang dia tengok.. " nada Vera kemudian menjadi sedih.
Aku kagum
dengan aktingnya, dia bisa mengubah Mood nya seketika, raut wajahnya saat itu
terlihat bersungguh-sungguh sekali.
" Aku
lebih sering dioper ke mitra kerjanya aja mas, buat pemulus proyek.. "
" Dan aku mesti kencan sama pengusaha-pengusaha itu terus muasin mereka, bahkan beberapa diantara mereka pengen punya keturunan dariku.. "
Eko terdiam dan tak bergeming mendengar cerita fiktif Vera, aku pun juga diam bingung dari mana cewek sepolos dia bisa punya naskah sebaik itu.
" Dan aku mesti kencan sama pengusaha-pengusaha itu terus muasin mereka, bahkan beberapa diantara mereka pengen punya keturunan dariku..
Eko terdiam dan tak bergeming mendengar cerita fiktif Vera, aku pun juga diam bingung dari mana cewek sepolos dia bisa punya naskah sebaik itu.
" Ya
gitu, permainan mereka biasa aja, malah aku lebih suka maen sama bodyguard ku... "
" Soalnya kalo aku lagi nafsu aku bingung harus lampiasin sama siapa, jadi aja aku nyeleweng sama ajudan atau satpam aku sampe sekarang... "
" Lagian badan mereka kekar-kekar mas, beda banget sama suami tuaku itu yang udah keriput semua... "
" Soalnya kalo aku lagi nafsu aku bingung harus lampiasin sama siapa, jadi aja aku nyeleweng sama ajudan atau satpam aku sampe sekarang... "
" Lagian badan mereka kekar-kekar mas, beda banget sama suami tuaku itu yang udah keriput semua... "
" Mereka bener-bener bisa muasin aku, apalagi kalo mereka berdua pake aku sekaligus... "
" Rasanya uughhh maas!!.. Badanku kayak dibelah dua!!.. " sambungnya lagi memperagakan leguhannya sambil memejamkan mata.
" Rasanya uughhh maas!!.. Badanku kayak dibelah dua!!.. " sambungnya lagi memperagakan leguhannya sambil memejamkan mata.
" Veraaaa gila kamu sayang!!.... " teriakku dalam hati semakin bernafsu mendengar curhat panasnya.
Eko masih belum bersuara, dia hanya meneguk ludah saja mendengar curhatan Vera.
Sontak setelah Vera tak melanjutkan bicaranya suasana jadi hening, guyuran hujan diluar sana saja yang mengisi suasana lengang ini.
Sontak setelah Vera tak melanjutkan bicaranya suasana jadi hening, guyuran hujan diluar sana saja yang mengisi suasana lengang ini.
Kalau
sesuatu akan terjadi, maka sekaranglah saatnya.
Vera
meletakkan tangannya ke dada pemuda itu, lalu dengan tatapan dalamnya dia
mengunci mata redup nan indahnya ke mata tak percaya yang kini melihatinya.
Wajahnya dengan perlahan mulai merayap ke leher Eko.
Wajahnya dengan perlahan mulai merayap ke leher Eko.
" Mas
nafsu sama aku ya?.. " kata Vera merasakan degup jantung Eko dengan telapak
tangannya sambil menghembuskan nafasnya di leher pemuda itu.
Eko
tak menjawab, tapi jelas jika dia sudah tak bisa bersembunyi lagi dan sebuah kecupan lembut Vera dipipinya menjadikan ekspresinya terperangah seolah tak percaya dengan situasinya sekarang.
Vera pun tersenyum lebar sambil menggigiti bibirnya sendiri.
Vera pun tersenyum lebar sambil menggigiti bibirnya sendiri.
Game On!
Vera menarik
wajah Eko dan mencium bibir cowok yang tampangnya biasa-biasa saja itu.
Mereka berciuman, perlahan tangan Eko mulai menggerayangi tubuh setengah telanjang Vera, hal yang tidak dilakukan oleh Delivery yang sebelumnya.
Vera betul-betul memejamkan matanya dan menciumnya mesra seperti yang dia lakukan saat menciumku.
Mereka berciuman, perlahan tangan Eko mulai menggerayangi tubuh setengah telanjang Vera, hal yang tidak dilakukan oleh Delivery yang sebelumnya.
Vera betul-betul memejamkan matanya dan menciumnya mesra seperti yang dia lakukan saat menciumku.
Aku
mengeluarkan penisku yang sudah menegang dan fokus menonton adegan panas ini.
Vera
menduduki tubuh Eko yang tengah terduduk, dalam pangkuannya Vera menyodorkan
toket besarnya ke wajah Eko persis seperti tadi, hanya saja respon mereka
berbeda.
" Gede
banget mbak toketnya.. " Eko mulai meremas-remas buah dada Vera.
Vera meleguh
menikmati remasan lembut Eko sambil mempreteli kemejanya.
Sekejap dada
Eko terbuka, sementara Vera membiarkan puting susunya disapih oleh
tukang Delivery Burger ini.
" Mbak
udah pernah hamil ya? Kok puting susunya mbak kayak orang yang udah pernah nyusuin.. " tanya
Eko disela emutannya di puting pink Vera.
" Iya mas.. Dulu aku pernah hamil, tapi karena yang ngehamilin gak jelas antara ayah tiri atau kakak-kakak tiriku makanya aku aborsi.. "
" Dan semenjak itu putingku jadi panjang karena harusnya emang dipakai nyusuin janinku.. "
" Lagian juga sering disapih sama cowok-cowok gimana gak jadi panjang mas putingku.. " jawab
Vera tak peduli sama sekali jika dia dianggap kotor oleh Eko.
Aku terdiam mendengar celetukan Vera ini yang entah kenapa dia ucapkan dengan menggunakan perasaan sekali, berbeda dengan celetukan-celetukan dia sebelumnya.
Eko tak
menjawab, tangannya terus meraba bongkahan pantat bulat Vera, sementara Vera
yang sudah dikuasai nafsu sejak awal skenario ini bergulir pun menggila dan mengemut
kuping Eko sambil menggigitnya.
" Uhh
mbak sakit... " Eko meringis saat Vera gigit dengan kuat daun telinganya.
Gadis cantik
ini berdiri, kemudian dia membuka kemeja Eko hingga sekarang pemuda itu
telanjang dada, lalu turut dia peloroti celana Eko.
Eko pasrah saja di telanjangi cewek secantik Vera.
Eko pasrah saja di telanjangi cewek secantik Vera.
Vera sengaja
membiarkan dia terduduk dengan kolor saja lalu kembali memanjat dada Eko.
" Kamu
ikutin permainan aku ya?... Turutin aja apa yang aku suruh.. " bisik Vera yang
samar terdengar di Audio kamera karena ia membisik dengan lembut dikuping
pemuda itu dibarengi dengan anggukan langsung dari Eko.
Vera
kemudian menjilati puting Eko yang ditumbuhi bulu-bulu halus cukup
lebat, Eko pun kegelian saat putingnya diemut Vera habis-habisan.
Sementara tangan kanannya memelintir puting di dada Eko yang satunya, gerakan memelintir yang betul-betul memelintir.
Sementara tangan kanannya memelintir puting di dada Eko yang satunya, gerakan memelintir yang betul-betul memelintir.
Eko semakin
berteriak saat Vera mencucup puting kanannya, dan langsung tampak bekas gigitan
di sekitaran lingkar putingnya.
Vera
tersenyum melihat wajah Eko yang masih meringis, lalu dia melanjutkan aksi dominasinya dengan menjilati pusar
dan menjilati kemaluan pemuda itu dari balik kolornya.
" Mbaaak..... geli!!.. " Eko meringis, tampaknya dia juga belum berpengalaman untuk urusan
seks.
Vera tak
peduli, gadis cantik yang sangat mengidolakan Maria Ozawa sebagai kiblatnya dan meniru keagresifan Sasha Grey ini terus menjilati dari pangkal penis hingga kearah ujung kepala
kontolnya.
Dari tonjolan ukuran, kelihatan tidak begitu besar.
Dari tonjolan ukuran, kelihatan tidak begitu besar.
" Pokoknya aku mau peju kamu!... " tegas Vera seketika jadi ketus menatap pemuda itu sambil
mengurut-ngurut kontolnya.
Tak lama
Vera menurunkan kolor yang menjadi satu-satu kain yang masih menempel ditubuh
Eko, maka kontolnya pun langsung mencuat lepas kandang.
Sesuai perkiraanku ukurannya biasa saja, bahkan dalam ereksi maksimalnya saat itu.
Sesuai perkiraanku ukurannya biasa saja, bahkan dalam ereksi maksimalnya saat itu.
Vera menjulurkan lidahnya melihat kelamin Eko yang dipenuhi bulu rimbun, meski aku tahu Vera sangat tidak suka dengan bulu-buluan tapi dia tetap berakting ngiler.
Dia melirik kearah Eko yang sepertinya malu melihat kemaluannya terpampang dihadapan cewek cantik dan juga dalam asumsinya seberpengalaman Vera.
Dia melirik kearah Eko yang sepertinya malu melihat kemaluannya terpampang dihadapan cewek cantik dan juga dalam asumsinya seberpengalaman Vera.
Vera
berdiri, kemudian ia menarik dagu Eko lalu meliriknya dengan tatapan tajam dari
jarak dekat.
" Coba
ngocok mas, aku pengen liat kamu coli.. " kata Vera berjalan ke sofa di depannya
lalu duduk.
Vera duduk
dengan paha mengangkang, ia menjinjitkan kedua telapak kakinya sementara
tangannya menopang lurus kebawah bertumpu dibantalan sofa.
Pose duduknya yang sangat seksi itu langsung membuat Eko mengocoki penisnya sendiri sambil menatap Vera.
Pose duduknya yang sangat seksi itu langsung membuat Eko mengocoki penisnya sendiri sambil menatap Vera.
Wajah Eko
terlihat bingung namun dia tetap mengocoki kontolnya seperti maunya Vera sambil mendesah-desah
di depan sang gadis dan Vera terus meliriknya dengan tatapan yang sangat binal.
Melihat suasana sudah panas aku pun ikut coli menyaksikan Show ini.
Melihat suasana sudah panas aku pun ikut coli menyaksikan Show ini.
Beberapa menit Vera membiarkan Eko beronani sendiri dia kemudian kembali
berdiri, lalu dari atas penis yang tengah dikocok sendiri oleh sang empunya, dia
menuangkan ludahnya seolah memberikan kontol itu pelumas.
" Ughh
mbaaak.... " Eko mendesah saat kontolnya ditetesi ludah Vera.
" Enak
ya mas?.. " tanya Vera sambil kembali duduk ke posisi tadi dan menyaksikan
pemuda itu semakin larut dalam birahinya sendiri.
" Mbaaak, saya pengen ngentotin mbaak... Uuh, kocokin mbak.. " lirih Eko karena
sudah tak tahan mengentoti Vera yang terduduk mengangkang dengan amat menantangnya.
Vera senyum.
" Kamu
kocok dulu kontol kamu, nanti kalo udah mau keluar bilang.. Aku mau liat dulu
semprotan peju kamu, baru nanti aku kocokin.. " balas Vera menyemangatinya.
" Ini udah
mau keluaar mb.. mbak.. Udah dah gak kuat.. " ujarnya setengah berteriak tak perduli jika dia seperti anak kecil saja sekarang.
" Tahan
bentar.. " Vera berdiri dan pergi kearah belakang lagi.
Lalu tak
lama dia kembali sambil membawa cermin berukuran sedang, aku penasaran apa lagi
tingkah anehnya ini.
Vera menyingkirkan Burger pesanan, cangkir teh dan piring buah-buahan yang ada di meja, lalu menaruh cermin itu mendatar diatas meja.
Vera menyingkirkan Burger pesanan, cangkir teh dan piring buah-buahan yang ada di meja, lalu menaruh cermin itu mendatar diatas meja.
" Semprotin air mani kamu diatas cermin ini.. " kata Vera sambil menarik tangan Eko
dan berdiri setengah berjongkok mengarahkan kontolnya ke cermin tersebut.
" Ahhhhh... Mbak Ughh!!.. " Eko menjerit dengan nada
tak stabil sambil memejamkan mata.
Tembakan
spermanya mulai menyemprot-nyemprot diatas cermin, dengan pantulan dirinya
sendiri di dalam cermin dan Vera berada dibelakangnya.
Spermanya lumayan banyak dan cukup kental, membuat mata Vera terkunci ke sperma kental tersebut.
Spermanya lumayan banyak dan cukup kental, membuat mata Vera terkunci ke sperma kental tersebut.
" Huh....huh...hhhhah... " Eko menstabilkan nafasnya setelah ejakulasi, hal yang sepertinya memang dilakukan setiap pria pasca klimaks.
Vera
memiringkan tubuh mas Delivery itu hingga berhadap-hadapan dengannya.
Dia menaruh kedua tangannya di bahu pemuda yang juga lebih pendek darinya, padahal Vera tidak pake Heels, lalu dia tatap puas wajah birahi Eko.
Dia menaruh kedua tangannya di bahu pemuda yang juga lebih pendek darinya, padahal Vera tidak pake Heels, lalu dia tatap puas wajah birahi Eko.
" Uuuu.. dah sangek banget ya?.. " katanya dengan muka manja dan bibir manyun
sambil membelai wajah cowok yang sayang sekali hanya menjadi korban eksibnya saja.
" Tenang, aku bakal kuras air mani kamu kok, sekarang sini ikut aku.. " kata Vera kemudian menarik Eko di kontolnya!
Eko agak
kaget, ini sentuhan langsung pertama kontolnya dengan tangan Vera yang lembut namun bukan elusan tapi sebuah cengkraman!
Aku melihat Vera seperti sedang menggiring kedelai bodohnya itu di kemaluannya menjadikannya bak rantai kekang, membawanya ke sebuah meja lampu yang ada di pojokan masih di ruang yang sama.
Aku melihat Vera seperti sedang menggiring kedelai bodohnya itu di kemaluannya menjadikannya bak rantai kekang, membawanya ke sebuah meja lampu yang ada di pojokan masih di ruang yang sama.
Vera
menurunkan lampunya kemudian naik keatas meja dan duduk dengan kaki terjuntai.
Ia menatap wajah tukang Delivery itu yang bingung, lalu dengan muka manisnya si gadis cantik tersenyum.
Ia menatap wajah tukang Delivery itu yang bingung, lalu dengan muka manisnya si gadis cantik tersenyum.
" Balik
badan sayang... " katanya dengan senyum sambil memutar badan Eko.
Eko pun
segera berbalik memunggungi Vera yang duduk di meja dibelakangnya, segera gadis
seksi itu melingkarkan tangannya di pinggang Eko dan melakukan Handjob dari
belakang.
" Gilaaa
mbak, enak banget kocokan mbak.. Shhss!!... " eko mendesis dan masih saja memanggil Vera mbak saat tangan Vera mulai
mengocoki kontolnya dari belakang dengan tangan kirinya.
Vera tersenyum, dia menolehkan wajah pemuda itu dan memberikannya ciuman mesra ke bibirnya,
terasa sekali Vera sangat lihai dalam membawa laki-laki masuk kedalam permainannya
yang sulit ditebak.
Otot perut
Eko mengeras dan dia terlihat menahan kontraksi di area kemaluannya yang sepertinya dia takkan bertahan lama padahal belum ada tiga menit jarak dari dia ejakulasi tadi.
Vera pernah bilang jika ukuran memang penting, tapi yang lebih penting baginya adalah daya tahan, itu dulu dia ucapkan saat Krisno dan Yanto masih hangat-hangatnya memberi jatah, karena daya tahan mereka berdua memang sangat tangguh.
Vera pernah bilang jika ukuran memang penting, tapi yang lebih penting baginya adalah daya tahan, itu dulu dia ucapkan saat Krisno dan Yanto masih hangat-hangatnya memberi jatah, karena daya tahan mereka berdua memang sangat tangguh.
Bahkan aku pun
tak bisa mengimbangi dua sejawat itu yang sejauh ini bisa dibilang lawan yang sangat seimbang dengan Vera.
" Mbaak... Hufftt.."
" Ini mau keluar lagi!!.. " Eko mengerang disela liukan lidah Vera dilehernya.
" Ini mau keluar lagi!!.. " Eko mengerang disela liukan lidah Vera dilehernya.
" Lemah
banget sih mas! Tadi minta kocokin, baru juga aku mulai kocokin udah mau
keluar!.. " Vera mengumpat kembali kesal.
" Mampus
lo! Tau rasa kan gimana kocokan Vera.. "
" Baru juga tangannya, belom mulutnya.. " ujarku dalam hati senang sekali akhirnya sadar ternyata bukan aku yang lemah tapi memang servis dari Vera saja yang diatas rata-rata.
" Baru juga tangannya, belom mulutnya.. " ujarku dalam hati senang sekali akhirnya sadar ternyata bukan aku yang lemah tapi memang servis dari Vera saja yang diatas rata-rata.
" Ahhhh.. mbakk.. Ahhh!!!!... Ini mau keluar!!!.. " dengus Eko keras yang bahkan kucuran spermanya sudah muncrat dalam genggam kocokan Vera.
Menyadari Eko sudah bocor 'duluan' Vera segera menghentikan kocokannya dan dia menuntun Eko kembali ke meja dimana dia tidurkan cermin tadi yang masih tergenang sperma ejakulasi pertamanya.
Namun sudah banyak sperma yang tercecer dan tumpah duluan diperjalanan sebelum menuju ketempat yang Vera inginkan untuk Eko tampung spermanya, dan jelas saja Vera kembali meradang.
" Kenapa gak bilang sih kalo mau keluar?!.. " umpat Vera sama kesalnya seperti ke anak magang tadi.
" Kenapa gak bilang sih kalo mau keluar?!.. " umpat Vera sama kesalnya seperti ke anak magang tadi.
Aku sih diam saja, dan dapat merasakan apa yang dirasakan kurir pengantar makanan ini.
Vera tak tahu jika orang itu sudah terangsang sekali dengannya, jadi mana sempat orang memberitahu kalau tiba-tiba ingin muncrat karena sedang enak-enaknya.
Untungnya si Eko ini tipe pemuda yang tak egois, coba kalau aku ada di posisi dia sudah pasti aku perkosa Vera! Bodo amat dengan janji-janji atau aturan main, kalau birahi sudah menguasai kepala, logika pun pasti akan turun ke dengkul.
Vera tak tahu jika orang itu sudah terangsang sekali dengannya, jadi mana sempat orang memberitahu kalau tiba-tiba ingin muncrat karena sedang enak-enaknya.
Untungnya si Eko ini tipe pemuda yang tak egois, coba kalau aku ada di posisi dia sudah pasti aku perkosa Vera! Bodo amat dengan janji-janji atau aturan main, kalau birahi sudah menguasai kepala, logika pun pasti akan turun ke dengkul.
Vera
mendorong Eko kembali mendekat ke meja cermin tadi, hanya sedikit spermanya saja yang bisa dia selamatkan dan mengucur di atas cermin itu.
Meski Eko sudah selesai ejakulasi Vera masih saja terus mengocok kontolnya
semakin kuat tak peduli lawannya ini sudah habis.
" Mbaaak... mbak udah mbaaak... Arggghhhh!!. " Eko kali ini berontak dan langsung
terduduk dilantai karpet terengah-engah.
Karena jika tidak begitu Vera akan terus mengocoki kontolnya dan memerahnya.
Vera hanya
menatapnya dengan pandangan kosong.
" Mbak
udah ya, saya udah gak kuat mbak.. "
" Hufft..huft.. " tampak Eko sudah benar-benar tak sanggup ejakulasi lagi, bahkan dengkulnya sampai gemetaran.
" Hufft..huft.. " tampak Eko sudah benar-benar tak sanggup ejakulasi lagi, bahkan dengkulnya sampai gemetaran.
Vera tak
menjawab, gadis cantik itu kemudian berjalan dan dia membuka laci di salah satu meja lalu mengeluarkan secarik kartu ATM ku yang sudah Expired.
Aku yang
masih coli penasaran apa lagi yang akan dibuat gadis cantikku ini yang kini kembali mendekat ke meja cermin yang jadi alas ejakulasi Eko tadi.
Vera
merunduk menghadap kearah Eko yang masih terduduk di lantai karpet, kemudian Vera meratakan sperma si tukang
Delivery ini yang berserakan di atas cermin membentuknya ke satu titik.
Dengan telatennya dan tampak berpengalaman, Vera terus meratakan cairan kental itu hingga terlihat membentuk bergaris memanjang.
Aku sama sekali tak mengerti apa yang akan Vera lakukan karena gelagat ini tak pernah dia buat sebelumnya.
Kemudian setelah segumpalan sperma kental putih itu telah tampak bergaris rapi dan tak buyar berserakan seperti tadi, gadis berambut pirang ini menatap ke Eko selaku sang pemilik benih sperma.
Kemudian setelah segumpalan sperma kental putih itu telah tampak bergaris rapi dan tak buyar berserakan seperti tadi, gadis berambut pirang ini menatap ke Eko selaku sang pemilik benih sperma.
Vera menatapnya dengan pandangan binal khasnya, lalu dengan sebuah senyuman Vera merundukkan wajahnya ke cermin itu sambil menutup sebelah hidungnya.
Dan satu tarikan nafas kuat segera dia tarik kearah sperma itu, menjadikan Vera kini sedang menghirup sperma Eko menggunakan hidungnya!
Dan satu tarikan nafas kuat segera dia tarik kearah sperma itu, menjadikan Vera kini sedang menghirup sperma Eko menggunakan hidungnya!
Aku langsung terbelalak melihat Vera sedang menghirup sperma itu menggunakan hidungnya!
Kupercepat kocokan kontolku dan tak tahu seketika saja aku libidoku naik melihat Vera yang kini tengah menyusuri satu ruas garis sperma kental Eko menggunakan hidung bukan mulut.
Memastikan jika setiap jengkal yang dilewati hidungnya terhirup masuk bak mesin penyedot debu.
Kupercepat kocokan kontolku dan tak tahu seketika saja aku libidoku naik melihat Vera yang kini tengah menyusuri satu ruas garis sperma kental Eko menggunakan hidung bukan mulut.
Memastikan jika setiap jengkal yang dilewati hidungnya terhirup masuk bak mesin penyedot debu.
Gila! Ini benar-benar gila!
Aku tidak tahu dari mana Vera tahu gerakan Snorting semacam ini, karena aku pun hanya pernah menyaksikannya di film-film Hollywood saja.
Dimana dilakukan oleh para pengguna kokain yang memang menghirup bubuk candu kimia itu melalui hidung dengan tujuan agar efeknya seketika langsung sampai ke otak.
Aku tidak tahu dari mana Vera tahu gerakan Snorting semacam ini, karena aku pun hanya pernah menyaksikannya di film-film Hollywood saja.
Dimana dilakukan oleh para pengguna kokain yang memang menghirup bubuk candu kimia itu melalui hidung dengan tujuan agar efeknya seketika langsung sampai ke otak.
Vera melakukan hal yang sama, tapi bedanya dia melakukannya dengan cairan, bukan bubuk.
Dan cairan itu adalah sperma!
Dari raut wajah cantiknya tampaknya dia merasakan sesuatu hingga terpejam nikmat hingga ke ubun-ubun kepalanya.
Terang saja karena cairan tersebut pasti langsung terhirup ke otaknya sekarang.
Dan cairan itu adalah sperma!
Dari raut wajah cantiknya tampaknya dia merasakan sesuatu hingga terpejam nikmat hingga ke ubun-ubun kepalanya.
Terang saja karena cairan tersebut pasti langsung terhirup ke otaknya sekarang.
Vera melirik dengan nakal ke Eko setelah menghabiskan satu garis penuh 'cairan candunya' yang membuat Eko melongo seperti orang bego melihat aksi Vera itu.
Tak ada ucapan yang keluar dari mulut Vera, dia malah bersiap mengambil ancang-ancang yang sama untuk menyeruput gadis kedua sperma kental orang asing ini.
Dan dengan satu tarikan nafas, menggunakan lubang hidung yang satunya dia menyedot dan menghabiskan garis terakhirnya itu sama rata di kedua lubang hidungnya!
Aku sama sekali tidak tahu dan tak ada ide dari mana Vera mempelajari ini.
Vera memang bercerita jika dia pernah ketergantungan dengan obat-obatan adiktif di masa lalunya dulu, tapi aku tak tahu seberapa jauhnya dia hidup berdampingan dengan benda-benda haram tersebut.
Kukocok kontolku makin cepat saat Vera menjilat cerminnya dengan perlahan dan penuh sensualitas, menghabiskan semua ceceran-ceceran kecil yang tidak terhirup oleh hidungnya.
Vera melakukannya dengan terus mengunci pandangannya ke Eko yang tampak tak tahu harus melakukan apa.
Melihat hal yang aku yakin baru pertama kali ini dia lihat dan mungkin tak pernah terbayang akan terjadi dihadapannya.
Setelah menyeruput dan memastikan semua sperma diatas cermin dia habiskan, Vera pun bangkit lalu tersenyum sambil memainkan lidahnya dengan nakal ke Eko.
Aku memejamkan mataku dan langsung
ejakulasi tak lama melihat akhir dari Show Vera ini.
Spermaku menyemprot beberapa kali ke lantai dan aku dipenuhi perasaan puas di kloter kedua sekarang, terlebih rasa penasaranku yang akhirnya terjawab.
Meskipun Eko tak berdaya menghadapi kebinalan Vera tapi setidaknya Vera selalu menyuguhkan totalitas permainannya.
Spermaku menyemprot beberapa kali ke lantai dan aku dipenuhi perasaan puas di kloter kedua sekarang, terlebih rasa penasaranku yang akhirnya terjawab.
Meskipun Eko tak berdaya menghadapi kebinalan Vera tapi setidaknya Vera selalu menyuguhkan totalitas permainannya.
Vera
mendekat merangkak kearah Eko, lalu dia memperlihatkan hidung mancungnya yang
tampak basah seperti orang flu memberi isyarat jika air mani Eko tidaklah sia-sia.
Pun dicermin habis tak berbekas cairan putih kental tersebut yang hanya Vera habiskan dalam dua kali tarikan nafas saja!
Pun dicermin habis tak berbekas cairan putih kental tersebut yang hanya Vera habiskan dalam dua kali tarikan nafas saja!
Eko masih
terdiam tak berdaya, dia seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, tapi Vera akhirnya tersenyum merubah wajah binalnya itu balik wajah ramahnya.
Vera berterima kasih dan mengecup bibir laki-laki yang spermanya sudah habis dia kuras.
Vera berterima kasih dan mengecup bibir laki-laki yang spermanya sudah habis dia kuras.
Kemudian
mereka kembali berpakaian.
Di obrolan
perpisahan mereka, Eko memuji Vera dengan label binal, dia agak mengeluh karena
sebenarnya dia sangat ingin menyetubuhi dan merasakan tubuh seksi Vera, namun Vera hanya tersenyum manis saja mendengarnya.
Vera sedikit memberikan harapan palsu kepada Eko, gadis blasteran ini meminta nomer Handphone Eko dengan dalih kapan-kapan Vera ingin jalan berdua dengannya.
Vera sedikit memberikan harapan palsu kepada Eko, gadis blasteran ini meminta nomer Handphone Eko dengan dalih kapan-kapan Vera ingin jalan berdua dengannya.
Wajah Eko seketika menjadi sangat bahagia mendengarnya, karena dia masih penasaran dengan hisapan dan
tentu saja merasakan liang surga dunia dari gadis cantik ini.
Setelah
membayar Burger tadi dengan uang lebih, Vera juga mencupang Eko, namun bedanya dia mencupang dibagian dada tepat di sebelah putingnya.
Dengan
pasrahnya Eko membiarkan saja dadanya ditandai oleh gadis
secantik Vera.
Lalu Eko pun
pamit sambil kembali ‘ngarep’ meminta Vera menghubungi nomernya, Vera hanya
mengangguk dengan senyum dan wajah ramahnya tak lupa melambaikan tangan melepas sang
Delivery Boy kedua ini menembus gerimis rintik hujan yang menyisakan cerita seumur hidup untuknya.
..............................
Aku sudah menunggu Vera di tangga.
Wajah bulenya yang cantik itu tersenyum lebar dan bahagia sekali begitu melihat aku sudah menunggunya.
" Peluk aku yang.. " ujarku tak sabar untuk segera memeluk gadis nakal sekaligus yang amat tersayang ini.
Saat aku akan memeluknya Vera menghindar karena tak mau aku kena bekas ludah dan tetesan sperma dari laki-laki tadi.
" Jangan yang, bekas peju orang.. " jawabnya kemudian mengajakku naik ke kamar.
Wajah bulenya yang cantik itu tersenyum lebar dan bahagia sekali begitu melihat aku sudah menunggunya.
" Peluk aku yang.. " ujarku tak sabar untuk segera memeluk gadis nakal sekaligus yang amat tersayang ini.
Saat aku akan memeluknya Vera menghindar karena tak mau aku kena bekas ludah dan tetesan sperma dari laki-laki tadi.
" Jangan yang, bekas peju orang.. " jawabnya kemudian mengajakku naik ke kamar.
Vera
menungguku di kamar mandi dan kami pun mandi bersama.
Di bawah guyuran Shower aku memuji permainannya, Vera hanya tersenyum dan memelukku erat, dia bilang dia akan melakukan apapun untukku, karena dia sangat menyayangiku.
Di bawah guyuran Shower aku memuji permainannya, Vera hanya tersenyum dan memelukku erat, dia bilang dia akan melakukan apapun untukku, karena dia sangat menyayangiku.
Masih
dibawah kucuran Shower Vera hanya bisa mengoralku, karena dia tidak bisa
kusetubuhi dalam masa periodenya.
Seperti biasa Vera memintaku menyodominya lagi dan berhubung kami sama-sama sudah bernafsu dan tak bisa ditawar-tawar lagi maka aku mengambil jalan tengah.
Kubiarkan Vera memasukkan Anal Plug ke anusnya yang memang ada di kamar mandi sebagai media dia bermasturbasi jika sedang mandi.
Lalu kuminta dia merapatkan pahanya dan segera kuselipkan kontolku disela pahanya kemudian menggenjotnya sambil merasakan betapa halusnya paha mulus dan memek tebal Vera.
Daripada melakukan anal lagi yang dalam beberapa waktu kebelakang sudah terlalu sering kulakukan terhadapnya, lebih baik kucari variasi saja dengan Petting seperti ini.
Toh rasanya tak kalah nikmat dan malah menjadi sensasi tersendiri sekarang.
Air guyuran Shower seolah menjadi pelicinnya dan terus kutumbuk serta kugesekkan kontolku di pahanya sambil mencengkram bokong semoknya.
Vera mendesah-desah menikmatinya sambil tubuh depan kami yang saling bertubrukan kuat, dia menciumku dan memejamkan matanya.
Hingga akhirnya dalam tempo tertinggiku kukeluarkan air maniku yang mengucur penuh sensasi nikmat!
Seperti biasa Vera memintaku menyodominya lagi dan berhubung kami sama-sama sudah bernafsu dan tak bisa ditawar-tawar lagi maka aku mengambil jalan tengah.
Kubiarkan Vera memasukkan Anal Plug ke anusnya yang memang ada di kamar mandi sebagai media dia bermasturbasi jika sedang mandi.
Lalu kuminta dia merapatkan pahanya dan segera kuselipkan kontolku disela pahanya kemudian menggenjotnya sambil merasakan betapa halusnya paha mulus dan memek tebal Vera.
Daripada melakukan anal lagi yang dalam beberapa waktu kebelakang sudah terlalu sering kulakukan terhadapnya, lebih baik kucari variasi saja dengan Petting seperti ini.
Toh rasanya tak kalah nikmat dan malah menjadi sensasi tersendiri sekarang.
Air guyuran Shower seolah menjadi pelicinnya dan terus kutumbuk serta kugesekkan kontolku di pahanya sambil mencengkram bokong semoknya.
Vera mendesah-desah menikmatinya sambil tubuh depan kami yang saling bertubrukan kuat, dia menciumku dan memejamkan matanya.
Hingga akhirnya dalam tempo tertinggiku kukeluarkan air maniku yang mengucur penuh sensasi nikmat!
Setelah mandi dan memuaskan nafsu biologis kami masing-masing, akhirnya aku dan Vera naik ke peraduan malam.
Aku membiarkan Vera tidur lebih dulu, dan seperti biasa menemaninya dalam kalimat-kalimat penuh kemesraan yang akan terus dia ucapkan sepanjang malam hingga dia tidur seiring dinginnya guyuran hujan diluar sana.
Yang di dalam pun tak ada bedanya, hembusan suhu AC tak pernah meredakan bara asmara kami yang tiada habisnya.
Aku membiarkan Vera tidur lebih dulu, dan seperti biasa menemaninya dalam kalimat-kalimat penuh kemesraan yang akan terus dia ucapkan sepanjang malam hingga dia tidur seiring dinginnya guyuran hujan diluar sana.
Yang di dalam pun tak ada bedanya, hembusan suhu AC tak pernah meredakan bara asmara kami yang tiada habisnya.
Menjelang dini hari barulah gadis cantik berambut panjang ini tidur dalam pelukanku, Vera tidur sambil
tersenyum dengan sangat lelap dan tangannya memegang tanganku kuat, seolah dia tahu bahwa tangan ini akan selalu melindungi dan menjaganya.
Aku
tersenyum, dengan lembut aku mengelus pipi dan mengecup
bibirnya lalu mengucapkan Late Good Night kemudian menyusul Vera ke dunia mimpi untuk beristirahat.
Video lucu !!!
ReplyDeleteSilahkan kunjungi website kami di
https://sukahot.com
di jamin ketawa terus !!!
Yuk dapatkan bonus cash Rp 10.000 secara gratis !!!
klik link berikut
https://reg.sukahot.com/w/register.php
Agen Bola Online & Casino Online Terpercaya
ReplyDelete1 USER ID UNTUK SEMUA PERMAINAN !!!
Casinobet77 Menyediakan Permainan Terbaru & Terbaik
Livecasino | Bolaonline | Sabungayam | PokerDomino | SpadeGaming | SlotGame | Tangkas | BatuGoncang | Jdb168 SlotGame | NumberGame Lottery
-----------------------------------------------------------------------
- Bonus Deposit MEMBER BARU Sportbook 100%
- Bonus Deposit 30% Khusus Permainan Sportbook
- Bonus Deposit 10% Setiap Hari Untuk Semua Game
- Bonus Deposit Setiap hari 5rb - 25rb
- Bonus Casino Rollingan 0.8% Setiap Hari Senin
- Bonus Rollingan Poker & domino 0,3%
- Bonus Cashback Game & Tangkas 5%
- Bonus Cashback Sportbook 5%
- Bonus Cashback Sabungayam 5%
- Bonus Referall 2% Semua Game
- Bonus Referall 1% dari member Togel
Contact Us Now :
�� Livechat Casinobet77
�� whatsapp : +85599495431
�� PIN BBM : D6235F1C
�� Wechat : casinobet77cs1
�� Line : casinobet77
�� skype : casinobet77
�� Link pendaftaran :lc.chat/now/8523001/
Bandar Judi Bola, Live Casino, Agen Poker & Live Game Terbaru dan Terpercaya di Asianbola77
Gampang Daftar, Gampang Main dan Gampang Menangnya..
1 USER ID UNTUK SEMUA PERMAINAN :
- SPORTBOOK
- LIVE CASINO
- POKER
- SLOT GAME
- LIVE GAME
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
ReplyDeleteNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE (Tanpa Batas Invest)
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw (EXPRES) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Harinya
Nonton Bola Online Streaming Bola Live Yalla Shoot TV Malam Hari Ini Cara Nonton Bola Online Live Gratis. Nobar Streaming Bola Live Siaran Langsung Sepak Bola Yalla Shoot TV Kualitas HD
ReplyDelete#bola #streaming #live #yalla #shoot #liga #hari #yalla shoot #malam #malam hari #shoot tv #bola live #bola online #streaming bola #online #streaming bola live #yalla shoot tv #live
www.NOBARTV.top
www.NOBARTV.top
www.NOBARTV.top
Nonton Bola Online Streaming Bola Live Yalla Shoot TV Malam Hari Ini Cara Nonton Bola Online Live Gratis. Nobar Streaming Bola Live Siaran Langsung Sepak Bola Yalla Shoot TV Kualitas HD
#bola #streaming #live #yalla #shoot #liga #hari #yalla shoot #malam #malam hari #shoot tv #bola live #bola online #streaming bola #online #streaming bola live #yalla shoot tv #live
www.Lihatbola.live
www.Lihatbola.live
www.Lihatbola.live
Nonton Film Streaming Movie Layarkaca21 Lk21 Dunia21 Bioskop Cinema 21 Box Office Subtitle Indonesia Gratis Online Download - Layarkaca21 Box Office Cinema21 Bioskop Terlengkap Terbaru
www.Layarkaca21indo.com
www.Layarkaca21indo.com
www.Layarkaca21indo.com
Nonton Film Streaming Movie INDOXXI Layarkaca21 Lk21 Dunia21 Bioskop Cinema 21 Box Office Subtitle Indonesia dan English Gratis Online Download - INDOXXI Box Office Cinema21 Bioskop Terlengkap Terbaru.
Bioskopkeren, Nonton Movie 21, Dunia21, Lk21, Jurangan21, Nonton Film21, Indoxxi, Nonton streaming, Nonton Drakor
www.Bioskopgaul.com
www.Bioskopgaul.com
www.Bioskopgaul.com
Baru baca stengah cerita udah muncrat2, ada yg senasib?
ReplyDeleteJadilah jutawan mendadak sekarang juga hanya bermain di sentapoker,com. Hanya deposit 15ribu kamu sudah bisa mendapatkan bonus 10ribu dan berkesempatan memenangkan hadiah ratusan juta hingga milliaran Rupiah! Jangan sampai ketinggalan dengan bonus yang akan datang nantinya hanya di sentapoker,com
ReplyDeleteWHATSAPP : +6285921063064
LIVE CHAT : SENTAPOKER.COM
RASAKAN SENSASI KEMENANGAN DENGAN MEJA HOKI DAN KARTU BAGUS SETIAP HARINYA !!
ReplyDeleteSATU - SATU NYA SITUS TARUHAN DENGAN RATING KEMENANGAN TERTINGGI DAN PENCARIAN BANDARQ NO. 1 DI GOOGLE!! :)
Dengan Fasilitas Exclusive :
Proses Transaksi yg jauh Lebih mudah dan Cepat!!
Minimal Depo & WD Terjangkau cuma 20 rb!!
Kartu di Meja juga Lebih Ringan..
Tidak lupa juga Menemani anda Tips & Trik yg Selalu Jitu..
Games Juga Mudah di Akses dr berbagai Gadget LHO!!!
jangan pusing lagi bos.. Bermain dengan santai dan Tenang bersama kami!!
karena tidak ada pelayanan se-mewah, se-profesional dan se-exclusive Hobiqq,Poker!! ^^
Kembangkan Hobi anda.. Warnai kartu anda yang hobi selalu kasih QQ !!! ^^
HUB KAMI DI :
SKYPE : HOBIQQ
FACEBOOK : HOBIQQ
Yahoo : Hobiqq@yahoo.com
Line : HOBIQQ
www. HOBIQQ .poker
www. HOBYQQ .com
www. HOBI99 .com
Keluarga anda ada yang sakit (Stroke, Kanker, Kencing Manis/ Diabetes Mellitus, dll) atau JOMPO / LANSIA dan membutuhkan Tenaga Perawat atau Asisten Perawat untuk merawat keluarga anda di rumah? Gemilang Husada siap menjadi mitra anda untuk menyediakan Jasa Tenaga Asisten Perawat dan Perawat Homecare dengan biaya "TERJANGKAU" dan pelayanan yang "PRIMA", kami siap melayani anda dengan jaringan yang kami miliki, Pelayanan kami meliputi beberapa daerah di Seluruh Indonesia antara lain : Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, D.I Yogyakarta, DKI Jakarta (JABODETABEK) dan Bandung Segera hubungi kami "Gemilang Husada" Pusat Pelatihan dan Penyedia Tenaga Perawat dan Asisten Perawat Homecare. HP: 082113487322 atau 085878400001 WA
ReplyDeleteKami dari Palmea Indonesia ingin menawarkan produk Liquid Palm Sugar atau Gula Aren Cair.
ReplyDeleteDapat digunakan sebagai bahan campuran makanan dan minuman kekinian.
Sangat aman untuk penderita Diabetes.
Tersedia dalam kemasan
250ml 20K
500ml 35K
1000ml 60K (kemasan Jerigen)
1000ml 65K (kemasa Botol)
Harga yang kami tawarkan sangat kompetitif dengan kualitas terbaik.
Jika berminat hubungi kami ☺️
admin 1 089615102475
admin 2 083851234811
palmeaindonesia@gmail.com
Ig : palmeaindonesia
I love u Vera
ReplyDeleteLola zieta njay cosplayer lesbian
ReplyDeleteBagus ceritanya! 💜
ReplyDelete