Karena sekolahku termasuk sekolah elit dan bergengsi di ibukota, jadi rasanya urusan biaya ini sama sekali bukan masalah untuk para siswa-siswinya.
Tapi rupanya ada beberapa temanku yang ternyata dipusingkan dengan hal ini dan masih menunggak, bahkan katanya ada tunggakannya yang sampai juta-jutaan!
Aku sendiri cukup terkejut, karena untuk anak SMA uang segitu bukan jumlah yang sedikit.
Sebenarnya bukan karena mereka tidak mampu, rata-rata anak-anak yang menunggak ini memang mereka yang badung, biasalah mereka membelanjakan uang pemberian orang tua mereka yang seharusnya mereka bayarkan untuk uang sekolah.
Kini mereka mulai memutar otak bagaimana caranya uang itu terbayarkan tanpa diketahui orang tua mereka karena pastilah mereka akan dimarahi jika ketahuan.
Ada yang menjual barang-barang mereka, ada yang mulai berusaha meminjam uang kepada teman lainnya termasuk ke aku.
Aku sih tak masalah meminjamkannya dan maklum saja, apalagi aku termasuk mampu diantara teman-teman sekolahku hingga wajar banyak yang meminjam dariku.
Salah satunya Rasti, salah seorang yang meminta aku untuk meminjami uang ke salah seorang teman kelasnya, karena uangnya sendiri tak cukup untuk membantu kawannya itu.
Awalnya sih aku bersedia meminjamkan dengan sukarela, tapi entah kenapa begitu mendengar nama Vera yang ingin meminjam uang itu pikiranku jadi tiba-tiba 'ngeres', berhubung Vera merupakan cewek tercantik dan yang paling seksi di sekolahanku.
Nama aslinya Verani Julie, dia blasteran. Vera, begitulah panggilannya dan dari segi fisik si Vera ini astaga-naga cantiknya!
Karena dia bule dia jadi memiliki tubuh tinggi sekitar 176 cm dengan kaki jenjang yang menopang pinggul langsing dan pantat montoknya. Kulitnya pun putih bersih mulus dengan rambut panjang berwarna coklat terang tergerai indah hingga ke punggungnya.
Hidung mancung yang dihiasi tindik menambah kesan nakal dalam dirinya, serta bibir pink super sensual yang setiap saat selalu tampak mengkilat dibasahi Lip Gloss.
Seperti bule pada umumnya, Vera memiliki buah dada yang berukuran sangat besar, perkiraanku mungkin berukuran sekitar 36 D dan yang paling kusuka adalah warna matanya yang berwarna abu-abu kebiruan seperti bola kristal.
Bagiku pribadi, yang menjadi daya tarik utamanya adalah tatapan mata indahnya itulah yang benar-benar memancarkan kecantikannya. Tapi terlepas dari itu banyak gosip miring mengenai Vera entah selentingan cerita yang mengatakan bahwa dia simpanan om-omlah, mainan anak kuliahanlah atau rumor toketnya yang diduga merupakan hasil suntik silikon dikarenakan bentuknya yang terlihat membulat penuh tanpa kendor sedikit pun, pokoknya ada banyak cerita mengenai si gadis blasteran ini.
Meski begitu, aku yakin cewek-cewek di sekolahku pastinya iri dengan kecantikan dan keseksian tubuh Vera yang benar-benar menjadi Body-Goals untuk mereka juga bagi kami, Vera adalah idaman dan kesempurnaan dari kecantikan itu sendiri.
Sejujurnya ada begitu banyak hal yang bisa kukatakan tentang kecantikannya bahkan sampai sekarang aku masih menganggap dia bidadari nyasar.
Hal itulah yang membuat Vera sangat terkenal di sekolahanku, dia selalu menjadi buah bibir karena badannya yang bagus dan wajahnya yang amat sangat cantik itu.
Tak pelak jika dia menjadi primadona tunggal disekolahanku dan sangat diincar-incar orang-orang baik di dalam maupun dari luar sekolahanku, tapi rata-rata cowok-cowok yang mendekatinya itu hanya ingin menidurinya saja karena Vera terkenal gampang diajak naik keranjang.
Secara personal, Vera sendiri sangat ramah dan gaul, tapi sayangnya pergaulan gadis ini salah, dia termasuk cewek yang nakal atau bisa dikatakan binal sekali di sekolah.
Dari cara dia mengenakan seragam sekolahnya saja sudah menjelaskan itu karena dia seperti sengaja memamerkan tubuh seksinya dan mengundang pandangan jelalatan dari kami.
Bayangkan cewek ini sehari-seharinya membuka dua kancing seragamnya seakan memancing kami untuk melotot melihati belahan buah dadanya yang besar itu.
Belum lagi rok abu-abu yang dia kenakan sangat pendek dan ketat sekali, sehingga paha putih mulus dan bongkahan pantat montoknya itu selalu menjadi tontonan kami hari ke hari.
Mengingat hal inilah aku mulai jadi berpikiran lain terhadapnya ketimbang hanya sekedar meminjamkan uang kepadanya secara cuma-cuma, lagipula saat ini aku dapat kesempatan emas dan siapa tahu inilah waktunya aku bisa mendapatkan tubuh seksi Vera yang selama ini hanya sekedar menjadi fantasiku semata.
..............................
Tiba-tiba pintu kamarku diketuk.
" Ya.. Siapa?.. "
" Saya den.. Krisno.. "
Ternyata mas Krisno, salah seorang dari dua pembantu di rumahku.
" Itu HP aden, yang dibawah bunyi terus den.. " teriaknya dari balik pintu.
Benar juga, saking asiknya bermain Game aku jadi lupa membawa HP ke atas, karena tadi aku mengecas dibawah.
" Oh iya.. Bentar.. " jawabku sambil melepaskan Headset.
Kemudian aku langsung turun ke ruang TV, karena disanalah ponselku kuletakkan dan kulihat nomor tak dikenal menelponku.
" Halo... " suara lembut wanita langsung terdengar begitu kuangkat teleponnya.
" Ya halo?.. " ujarku membalas si pemilik suara dari nomor tak dikenal ini.
" Ini Nanda kan?.. "
" Iya.. Ini siapa ya?.. " balasku penasaran.
Cewek ini tak langsung menjawabnya, dia justru diam tak bersuara.
" Ngg.. Ini aku Vera... " katanya setelah terdiam beberapa saat.
Aku langsung kaget dan grogi karena yang menelepon adalah Vera!
Sebelumnya, tempo hari yang lalu aku memang menyuruh Rasti mengatakan kepada Vera jika dia ingin meminjam uang dariku maka lebih baik jika dia meminjam langsung kepadaku.
" Ohh Vera.. Kenapa Ver?.. " jawabku berusaha tenang.
" Ngga.. Kemaren Rasti bilang, kasih tau katanya kamu bisa pinjemin aku duit?.. " sambungnya.
" Iya, kamu perlunya berapa?.. "
" Aku perlunya 4 juta, gimana kamu ada kan?.. " tanyanya.
" Kalau segitu ada, tapi aku dapet jaminan apa nih?.. " pancingku.
" Yah, aku gak punya jaminan apa-apa nda.. " jawabnya dengan nada kecewa.
Jujur mendengar suara lembut nan indahnya ini saja, pikiranku mulai kemana-mana dan aku semakin berdebar-debar.
" Hmmm... Gimana ya, harus ada jaminan dong.. "
" Jaminan apa? Aku bener-bener gak ada barang yang bisa di jadiin buat jaminan nda.. "
" Soalnya kepepet banget, kalo gak bisa bayar sampe minggu depan aku gak bisa ikut ujian.. "
" Apa ya? Aku juga bingung nih.. " kataku.
" Terserah kamu aja deh, apa imbalan dan jaminannya.. " ujar Vera yang dari nada suaranya terdengar kalau dia sudah putus asa dan sepertinya sangat berharap bisa mendapat pinjaman uang ini dariku.
Inilah yang sebenarnya aku tunggu-tunggu.
" Gimana kalau gini aja Ver, aku bakal foto-fotoin kamu dengan pakaian minim dan seksi, ya pokoknya buat jaminan jaga-jaga supaya kamu gak kabur.. " tawarku padanya mengingat dia selalu berfoto seksi di Instagram.
Sekali lagi dia terdiam, dan kali ini cukup lama, aku jadi khawatir dia menolaknya.
" Aku janji gak akan aku sebarin, tapi kalo kamu gak mau bayar ya terpaksa aku sebarin ke temen-temen sekolah atau aku jual aja foto-foto kamu itu.. "
" Gimana kamu berani? Tapi itu kalo kamu mau sih, kalo nggak juga gak apa-apa, kalo kata kamu terserah aku ya gini tawaran yang bisa aku kasih.. " jawabku sambil berharap-harap cemas gadis seksi ini menyanggupinya.
" Mmhhmm.. Gimana ya?.. " jawabnya setelah kembali terdiam.
" Tapi kamu janji gak akan kamu sebarin kan?.. " Verani memastikannya lagi.
" Nah kena nih doi!.. " batinku semringah.
" Iya Ver aku janji, tapi kalo kamu gak bayar ya beda cerita.. "
" Gimana deal?.. " tanyaku balik memastikan.
Gadis bule ini kembali diam dan tak menjawabnya, dia berpikir lagi menimbang-nimbang tawaranku, takut dia berubah pikiran aku mencoba memberikan pukulan terakhir guna meyakinkannya.
" Gini deh.. Abis ini aku bakal SMS alamat aku dan aku mau nanti sore kamu ke rumah aku... "
" Tapi aku minta kamu dateng pake seragam sekolah kamu dan jangan pake daleman apa-apa, jangan pake BH ataupun celana dalem dan jangan lupa kancingnya buka dua kayak kamu biasa.. " aku nekat blak-blakan menjelaskan aturan mainnya.
Vera hanya mendengarnya saja dan masih tak bersuara.
" Jelas ya Ver? Pokoknya kalo lewat sore ini kamu gak dateng ya berarti aku gak bisa bantu kamu.. "
" Kalo gitu, aku tunggu kamu sore ini.. Bye.. " tutupku lalu mematikan teleponnya.
Setelah menutup teleponnya aku langsung mengiriminya alamat lengkapku dan tak sabar menunggu sore yang tinggal beberapa jam lagi.
Aku senyam-senyum sendiri dan amat berdebar-debar berharap gadis cantik ini benar-benar akan datang.
Tak ingin membuang waktu aku segera mempersiapkan segalanya, seperti menyiapkan set tempat fotonya.
Dan tak lupa menyalakan semua kamera pengawas seperti CCTV yang memang tersebar di setiap sudut rumahku yang nantinya akan merekam setiap kegiatan yang terjadi di dalamnya. Meski sebenarnya ini diluar perjanjian aku dengan Vera tapi aku tak perduli!
Setelah persiapan selesai, aku kemudian menunggunya di ruang tamu dengan perasaan tak karu-karuan.
Sengaja gerbang depan aku tutup dan aku kunci agar jika si cantik itu datang dia tidak bisa langsung masuk ke halaman rumahku. Kebetulan juga rumahku ini ada di pinggir jalan besar dan tepat berada di simpang empat lampu merah jadi pas sekali kalau aku ingin bermain sedikit dengannya.
Sore tiba dan sekian lama menunggu di depan jendela, tak lama kemudian tampak sebuah mobil berhenti di depan rumahku, aku langsung berlari ke lantai dua lalu mengambil teropong untuk melihat siapa yang turun dari mobil Grab itu.
Ternyata benar yang turun dari mobil itu adalah Verani!
Dia turun dan akan membayar ongkosnya, aku meneguk ludah melihat dia mengenakan seragam SMU ketatnya dan rok abu-abu yang pendek sekali hingga seperti rok mini saja.
Kuarahkan teropongku kearah toket gedenya yang tampak masih begitu membusung, aku pun curiga apa benar dia tidak memakai BH karena jika iya kenapa toketnya masih terlihat begitu kencang seperti masih disanggah oleh Bra.
Ketika Vera melangkah kulihat dadanya terguncang, dan dengan teropongku aku dapat melihat belahan dada montoknya karena dia membuka dua kancing seragamnya seperti yang kuminta.
Meski masih belum pasti apakah dia memakai BH atau tidak tapi gairahku langsung memuncak dan membuat kemaluanku mulai tegang.
Gadis berambut lurus panjang itu kemudian membungkuk untuk membayar ongkos Grab nya, jika memang Vera tak memakai BH dalam jarak itu pastilah si supir itu bisa dengan jelas melihat belahan dadanya.
Dan ternyata benar, setelah menerima uangnya si supir sekilas melihat kearah dada montok Vera dengan pandangan mesum, meski ada ekspresi terkejut di wajahnya tapi dia pura-pura senormal mungkin sebelum kemudian pergi.
Vera berjalan menuju gerbang rumahku, sayang dia terlihat cuek dengan ramainya orang yang lewat, yang mungkin saja juga sedang melihat goyangan indah payudaranya yang bergerak saat dia melangkah.
Dia kemudian menjangkau bel yang ada di pagarku, sebenarnya letak bel itu cukup tinggi karena sengaja di pasang begitu agar tak ada anak-anak kecil yang iseng memencetnya.
Vera hanya tampak sedikit menjinjit untuk menjangkaunya karena dia memang cukup tinggi untuk ukuran wanita, dan saat ia kembali menginjakkan kaki ke tanah tampak goncangan dadanya makin kencang.
Dia tak sadar jika aku sedang memperhatikannya dari jendela lantai atas.
Karena aku kurang puas, sengaja tak kubuka gerbang dan kubiarkan dia melakukannya beberapa kali sampai akhirnya gadis berparas ayu ini sadar bahwa semua orang yang sedang mengantri di lampu merah kini sedang menatap kearahnya, terlebih melihat paha Vera yang putih mulus itu dan bongkahan pantat sekalnya yang sangat terekpos dengan pakaiannya yang sekarang.
Vera tampak kalut dan menunduk, dia kemudian mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan langsung menelponku.
" Nda.. Aku udah di depan gerbang rumah kamu.. Buka dong.. " ujarnya dengan suara yang lembut sekali.
" Wah masa?.. Yaudah bentar ya aku lagi beres-beres soalnya.. " jawabku sambil melihatnya yang sudah celangak-celinguk.
" Ehh Ver tapi aku minta tolong beliin aku tali pramuka sama lakban di toko depan dong.. Sekalian mumpung kamu diluar.. " aku pun mengerjainya.
Vera memutar lehernya dan mencari warung yang kumaksud, letaknya tidak persis di depan tapi mengharuskannya untuk menyeberang dan berjalan agak ke samping perempatan kira-kira 15-20 meter dari lampu merah.
Dia tampaknya hendak mengutarakan sesuatu tapi sudah keburu aku tutup teleponnya.
Vera tetap di tempat kemudian kembali menelponku dan memencet lagi bel rumahku, tapi kali ini tidak aku gubris karena aku tahu saat ini jalan di depan rumahku sedang ramai-ramainya di jam orang pulang dari kantor seperti sekarang.
Akhirnya Vera menyerah, dia pun mulai menyeberang jalan, dimana 3 ruas pengendara yang sedang mengantri di lampu merah langsung melotot melihat si bule cantik itu berjalan di tengah-tengah mereka.
Terlihat sekali Vera menundukkan wajahnya lalu berjalan dengan sangat cepat sambil melipat tangan ke depan dadanya, berusaha meminimalisir guncangan dadanya agar tidak terlalu berguncang.
Aku pun ikut terdiam melihat langkah kaki jenjang Vera yang terlihat begitu indah ketika dia berjalan menuju ke toko yang kumaksud.
Dia langsung masuk ke toko grosir dan membeli apa yang tadi kusuruh dia beli, dan saat ini dia sedang berbicara dengan mas Yus, begitu aku biasa memanggil pemilik toko itu, karena kebetulan disana sedang ramai pembelinya.
Vera yang baru masuk itu langsung diamati dari atas kebawah oleh bapak-bapak dan mas-mas yang kebetulan sedang berbelanja.
Dari ekspresi mereka yang melihati Vera, aku yakin sepertinya memang Vera sedang tidak memakai Bra, karena aku melihat di teropong tak ada jeplakan tali BH yang biasanya tercetak di punggungnya dari belakang.
Seragam Vera memang cukup transparan dan sepertinya seragam yang dia kenakan itu seragam yang sama sejak dia masuk sekolah dulu karena terlihat amat ketat seiring pertumbuhan tubuh Vera yang sangat pesat.
Mungkin tanggung baginya untuk membeli baju seragam baru, karena sekarang sudah mendekati kelulusan.
Ketika Vera akan membayar barang yang sudah mas Yus berikan, gerakan badannya saat mengambil uang di saku roknya pun mendapat perhatian dari semua laki-laki yang ada disana, payudaranya kembali berguncang hebat, dia cukup sulit mengambil uang yang ada di sakunya akibat saking ketatnya rok yang dia kenakan.
Aku kembali menarik nafas begitu melihat bongkahan pantat Vera yang terlihat begitu kencang dari arah belakang seperti ini.
Pantaslah laki laki yang melihatinya disana tampak seperti hendak menelanjanginya saja, memandangi elok tubuhnya dari atas hingga ke bawah. Vera memang terlihat sangat seksi dengan keadaan yang seperti itu!
Vera masih berusaha mengeluarkan uang di saku roknya, mungkin karena dia sadar sedang di tontoni lelaki yang ada disana hingga membuat dia jadi buru-buru, panik dan grogi.
Lalu mas Yus yang duduk di kasir kembali berbincang dengannya dan kulihat Vera menunjuk kearah rumahku.
Melihat dia dalam kesulitan seperti itu dan karena tak tega juga melihatnya kebingungan maka akhirnya kutelepon mas Yus dengan HP ku, kemudian pura-pura menanyakan apakah ada cewek yang beli tali pramuka dan lakban karena aku beralasan khawatir kok lama banget.
Dan ternyata benar, mas Yus menerangkan bahwa Vera kesulitan mencari uang yang ada di sakunya.
Tadinya mas Yus curiga apa betul cewek bule ini temanku karena dia baru pertama kali ini melihat Vera.
Akhirnya Vera bisa meninggalkan toko itu, setelah aku bilang bahwa nanti aku yang akan membayarnya dan mengatakan kalau Vera adalah pacarku.
Di akhir pembicaraan mas Yus sempet memuji Vera, dia mengatakan kalau aku sangat pintar memilih cewek yang sangat cantik dan seksi seperti ini.
Dia bahkan menyuruh Vera sering-sering belanja ke tokonya dan aku hanya tertawa saja mendengarnya, meski aku yakin Vera mungkin mendengar pujian mas Yus itu.
Mereka tidak tahu kalau aku mengamati semua yang terjadi sejak tadi dari jauh.
Pun saat Vera berjalan meninggalkan toko itu, para pembeli yang sedari tadi ada disana tampak ribut dan terlihat memonyongkan bibir mereka menyiuli Vera yang berjalan buru-buru meninggalkan tempat itu.
Pastilah si cantik itu sadar bahwa semua orang yang ada disana telah tahu bahwa dia sedang tidak memakai BH, satu rencanaku setidaknya sudah tercapai.
Aku telah menunggunya di depan pintu pagar yang telah aku buka, lalu menyambutnya dengan tersenyum.
Vera menunduk membuang muka dariku begitu kami saling berpapasan, dia terlihat malu dan saat menatap wajahnya yang menunduk itu aku pun seketika jadi salah tingkah! Perasaanku rasanya sangat berdebar-debar dan grogi luar biasa karena berhadapan dengan gadis secantik dirinya.
Setelah masuk kedalam dan ngobrol ini-itu ringan, akhirnya kami menuju ke pokok permasalahan, aku menanyakan perihal masalahnya itu juga menanyakan alasan kenapa dia sampai mau meminjam uang segitu banyak dariku.
Namun Vera sepertinya menghindari penyebabnya dan tak mau menjelaskannya secara rinci, dia hanya mengatakan dia butuh uang itu untuk membayar administrasi tunggakannya seperti yang Rasti katakan.
" Yaudah deh.. Seperti yang udah aku bilang tadi, aku bakal minjemin kamu uangnya dengan jaminan foto seksi kamu dengan pose yang menggoda dan dengan pakaian seadanya, kamu mau kan?.. " kataku.
" Tapi kamu janji bener-bener nggak akan menyebarin foto-foto itu kan?.. " ia bertanya dengan kepala yang masih tertunduk.
Aku kembali meyakinkannya dan memastikan bahwa aku akan memegang omonganku apapun yang terjadi, mendengar itu Vera kemudian melayangkan pandangannya kearahku.
Dia menyalangkan sebuah tatapan mata sendu yang sekejap menggetarkan hatiku, lalu tak lama si gadis cantik ini pun menyanggupinya.
" Yaudah nda, aku percaya sama kamu.. " ujarnya yang entah kenapa membuatku terdiam.
Perasaanku bercampur-aduk, aku tidak tahu yang terjadi padaku saat ini, mata kami saling bertatapan beberapa detik tadi sebelum sama-sama kembali saling tertunduk dalam diam.
Aku masih tak percaya saja dia mau di foto dengan pakaian minim dan seksi olehku, bagaimana bisa dia percaya begitu saja padaku dengan iming-iming uang segitu.
Entah karena dia memang tak ada pilihan, atau bahwa dia yakin aku adalah cowok yang bisa dipercaya, dan tidak akan berbuat macam-macam.
Aku mencoba kembali fokus lalu menguji seberapa percayanya Vera padaku sambil mencoba kembali mengerjainya.
" Ver, kamu kan udah kesini.. Tapi kok kamu gak ikutin apa yang aku suruh di telpon tadi sih?.. " ujarku memecah lamunan kami sambil melirik kearah dadanya.
" Maksud kamu yang gak pake daleman? Masa sih dari tadi kamu gak liat toket aku udah ke ayun-ayun kayak gini.. " katanya kemudian melihati dadanya sendiri.
" Mana kok masih kenceng gitu?.. " celetukku.
Vera kemudian menarik seragamnya kebelakang agar puting susunya yang tadinya tersamar, kini jadi makin jelas terlihat dan dia menggoyang-goyangkan dadanya tepat di depanku tanpa canggung sama sekali.
" Nih kamu masih gak liat?.. " kata dia sambil memamerkan toketnya padaku.
Aku menelan ludah begitu melihat setengah bulatan toket Vera yang kini menyembul, putih sekali! Dan aku bisa menerawang dan melihat dengan jelas puting susu Vera yang juga terlihat sangat menonjol.
" Ah yang bener? Masa iya toket kamu masih kenceng gitu padahal gak pake BH.. " sanggahku.
Meski tahu bahwa dia sudah tak memakai BH tapi aku sengaja terus mempertanyakannya.
" Mungkin kalo gini baru jelas.. " lanjutku kemudian menyambar satu gelas air es dan menyiramkannya kearah Vera yang sedang memamerkan payudaranya padaku.
Vera terkaget, namun kontan seragam dibagian depannya langsung basah kuyup, kini tampak lebih jelas lagi jika puting susu Vera rupanya berukuran sangat besar.
Aku jadi tambah penasaran dengannya, karena sekarang kemeja sekolahnya yang basah itu semakin mengikuti bentuk tubuhnya yang sangat seksi.
Dia diam saja membiarkanku menatap dadanya dan tampak sesekali melihat sekitar rumahku, sepertinya dia was-was dan takut ada penghuni rumahku lain yang melihatnya.
Aku menjelaskan singkat padanya bahwa saat ini hanya ada kami berdua yang ada di dalam rumah ini, setelahnya aku langsung mengajak gadis cantik ini ke atas, ke kamarku untuk memulai sesi fotonya.
Aku masuk lebih dulu dan menghidupkan beberapa kamera tersembunyi yang sudah aku set, membiarkan alat itu mulai merekam dengan menaruhnya di tempat yang takkan disadari oleh siapapun seperti diantara pakaianku yang menggantung di dinding di sebelah pintu, pokoknya ditujukan untuk mengambil posisi yang berada diluar jangkauan kamera CCTV.
Aku ingin mengambil setiap gambar dan momen dari setiap Angle yang tak terduga.
Dan beberapa saat kemudian aku memanggil Vera yang tampak kebingungan diluar untuk ikut masuk, karena di lantai ini ada 3 kamar, kamarku dan dua kamar kosong.
Aku tahu Vera pasti tadi mencari-cari kamarku dan aku memang sengaja masuk duluan agar aku punya Interval waktu untuk menyalakan Handycam.
Setelah Vera berada di dalam kamarku aku pun langsung menutup pintu kamar, Vera tak bersuara dan tampak pasrah sekali dikurung oleh cowok di dalam kamar seperti ini.
Perasaanku menjadi acak-aduk karena sekarang aku sedang berduaan di dalam kamar dengan gadis tercantik dan terseksi di sekolahku.
Vera hanya menunduk membelakangi pintu, aku terdiam dan menelan ludah melihat kepadatan badannya yang kini tegak pasrah di depanku, namun buru-buru aku menyadarkan diri dari setan yang mulai membisikiku.
" Itu HP aden, yang dibawah bunyi terus den.. " teriaknya dari balik pintu.
Benar juga, saking asiknya bermain Game aku jadi lupa membawa HP ke atas, karena tadi aku mengecas dibawah.
" Oh iya.. Bentar.. " jawabku sambil melepaskan Headset.
Kemudian aku langsung turun ke ruang TV, karena disanalah ponselku kuletakkan dan kulihat nomor tak dikenal menelponku.
" Halo... " suara lembut wanita langsung terdengar begitu kuangkat teleponnya.
" Ya halo?.. " ujarku membalas si pemilik suara dari nomor tak dikenal ini.
" Ini Nanda kan?.. "
" Iya.. Ini siapa ya?.. " balasku penasaran.
Cewek ini tak langsung menjawabnya, dia justru diam tak bersuara.
" Ngg.. Ini aku Vera... " katanya setelah terdiam beberapa saat.
Aku langsung kaget dan grogi karena yang menelepon adalah Vera!
Sebelumnya, tempo hari yang lalu aku memang menyuruh Rasti mengatakan kepada Vera jika dia ingin meminjam uang dariku maka lebih baik jika dia meminjam langsung kepadaku.
" Ohh Vera.. Kenapa Ver?.. " jawabku berusaha tenang.
" Ngga.. Kemaren Rasti bilang, kasih tau katanya kamu bisa pinjemin aku duit?.. " sambungnya.
" Iya, kamu perlunya berapa?.. "
" Aku perlunya 4 juta, gimana kamu ada kan?.. " tanyanya.
" Kalau segitu ada, tapi aku dapet jaminan apa nih?.. " pancingku.
" Yah, aku gak punya jaminan apa-apa nda.. " jawabnya dengan nada kecewa.
Jujur mendengar suara lembut nan indahnya ini saja, pikiranku mulai kemana-mana dan aku semakin berdebar-debar.
" Hmmm... Gimana ya, harus ada jaminan dong.. "
" Jaminan apa? Aku bener-bener gak ada barang yang bisa di jadiin buat jaminan nda.. "
" Soalnya kepepet banget, kalo gak bisa bayar sampe minggu depan aku gak bisa ikut ujian.. "
" Apa ya? Aku juga bingung nih.. " kataku.
" Terserah kamu aja deh, apa imbalan dan jaminannya.. " ujar Vera yang dari nada suaranya terdengar kalau dia sudah putus asa dan sepertinya sangat berharap bisa mendapat pinjaman uang ini dariku.
Inilah yang sebenarnya aku tunggu-tunggu.
" Gimana kalau gini aja Ver, aku bakal foto-fotoin kamu dengan pakaian minim dan seksi, ya pokoknya buat jaminan jaga-jaga supaya kamu gak kabur.. " tawarku padanya mengingat dia selalu berfoto seksi di Instagram.
Sekali lagi dia terdiam, dan kali ini cukup lama, aku jadi khawatir dia menolaknya.
" Aku janji gak akan aku sebarin, tapi kalo kamu gak mau bayar ya terpaksa aku sebarin ke temen-temen sekolah atau aku jual aja foto-foto kamu itu.. "
" Gimana kamu berani? Tapi itu kalo kamu mau sih, kalo nggak juga gak apa-apa, kalo kata kamu terserah aku ya gini tawaran yang bisa aku kasih.. " jawabku sambil berharap-harap cemas gadis seksi ini menyanggupinya.
" Mmhhmm.. Gimana ya?.. " jawabnya setelah kembali terdiam.
" Tapi kamu janji gak akan kamu sebarin kan?.. " Verani memastikannya lagi.
" Nah kena nih doi!.. " batinku semringah.
" Iya Ver aku janji, tapi kalo kamu gak bayar ya beda cerita.. "
" Gimana deal?.. " tanyaku balik memastikan.
Gadis bule ini kembali diam dan tak menjawabnya, dia berpikir lagi menimbang-nimbang tawaranku, takut dia berubah pikiran aku mencoba memberikan pukulan terakhir guna meyakinkannya.
" Gini deh.. Abis ini aku bakal SMS alamat aku dan aku mau nanti sore kamu ke rumah aku... "
" Tapi aku minta kamu dateng pake seragam sekolah kamu dan jangan pake daleman apa-apa, jangan pake BH ataupun celana dalem dan jangan lupa kancingnya buka dua kayak kamu biasa.. " aku nekat blak-blakan menjelaskan aturan mainnya.
Vera hanya mendengarnya saja dan masih tak bersuara.
" Jelas ya Ver? Pokoknya kalo lewat sore ini kamu gak dateng ya berarti aku gak bisa bantu kamu.. "
" Kalo gitu, aku tunggu kamu sore ini.. Bye.. " tutupku lalu mematikan teleponnya.
Setelah menutup teleponnya aku langsung mengiriminya alamat lengkapku dan tak sabar menunggu sore yang tinggal beberapa jam lagi.
Aku senyam-senyum sendiri dan amat berdebar-debar berharap gadis cantik ini benar-benar akan datang.
Tak ingin membuang waktu aku segera mempersiapkan segalanya, seperti menyiapkan set tempat fotonya.
Dan tak lupa menyalakan semua kamera pengawas seperti CCTV yang memang tersebar di setiap sudut rumahku yang nantinya akan merekam setiap kegiatan yang terjadi di dalamnya. Meski sebenarnya ini diluar perjanjian aku dengan Vera tapi aku tak perduli!
Setelah persiapan selesai, aku kemudian menunggunya di ruang tamu dengan perasaan tak karu-karuan.
Sengaja gerbang depan aku tutup dan aku kunci agar jika si cantik itu datang dia tidak bisa langsung masuk ke halaman rumahku. Kebetulan juga rumahku ini ada di pinggir jalan besar dan tepat berada di simpang empat lampu merah jadi pas sekali kalau aku ingin bermain sedikit dengannya.
Sore tiba dan sekian lama menunggu di depan jendela, tak lama kemudian tampak sebuah mobil berhenti di depan rumahku, aku langsung berlari ke lantai dua lalu mengambil teropong untuk melihat siapa yang turun dari mobil Grab itu.
Ternyata benar yang turun dari mobil itu adalah Verani!
Dia turun dan akan membayar ongkosnya, aku meneguk ludah melihat dia mengenakan seragam SMU ketatnya dan rok abu-abu yang pendek sekali hingga seperti rok mini saja.
Kuarahkan teropongku kearah toket gedenya yang tampak masih begitu membusung, aku pun curiga apa benar dia tidak memakai BH karena jika iya kenapa toketnya masih terlihat begitu kencang seperti masih disanggah oleh Bra.
Ketika Vera melangkah kulihat dadanya terguncang, dan dengan teropongku aku dapat melihat belahan dada montoknya karena dia membuka dua kancing seragamnya seperti yang kuminta.
Meski masih belum pasti apakah dia memakai BH atau tidak tapi gairahku langsung memuncak dan membuat kemaluanku mulai tegang.
Gadis berambut lurus panjang itu kemudian membungkuk untuk membayar ongkos Grab nya, jika memang Vera tak memakai BH dalam jarak itu pastilah si supir itu bisa dengan jelas melihat belahan dadanya.
Dan ternyata benar, setelah menerima uangnya si supir sekilas melihat kearah dada montok Vera dengan pandangan mesum, meski ada ekspresi terkejut di wajahnya tapi dia pura-pura senormal mungkin sebelum kemudian pergi.
Vera berjalan menuju gerbang rumahku, sayang dia terlihat cuek dengan ramainya orang yang lewat, yang mungkin saja juga sedang melihat goyangan indah payudaranya yang bergerak saat dia melangkah.
Dia kemudian menjangkau bel yang ada di pagarku, sebenarnya letak bel itu cukup tinggi karena sengaja di pasang begitu agar tak ada anak-anak kecil yang iseng memencetnya.
Vera hanya tampak sedikit menjinjit untuk menjangkaunya karena dia memang cukup tinggi untuk ukuran wanita, dan saat ia kembali menginjakkan kaki ke tanah tampak goncangan dadanya makin kencang.
Dia tak sadar jika aku sedang memperhatikannya dari jendela lantai atas.
Karena aku kurang puas, sengaja tak kubuka gerbang dan kubiarkan dia melakukannya beberapa kali sampai akhirnya gadis berparas ayu ini sadar bahwa semua orang yang sedang mengantri di lampu merah kini sedang menatap kearahnya, terlebih melihat paha Vera yang putih mulus itu dan bongkahan pantat sekalnya yang sangat terekpos dengan pakaiannya yang sekarang.
Vera tampak kalut dan menunduk, dia kemudian mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan langsung menelponku.
" Nda.. Aku udah di depan gerbang rumah kamu.. Buka dong.. " ujarnya dengan suara yang lembut sekali.
" Wah masa?.. Yaudah bentar ya aku lagi beres-beres soalnya.. " jawabku sambil melihatnya yang sudah celangak-celinguk.
" Ehh Ver tapi aku minta tolong beliin aku tali pramuka sama lakban di toko depan dong.. Sekalian mumpung kamu diluar.. " aku pun mengerjainya.
Vera memutar lehernya dan mencari warung yang kumaksud, letaknya tidak persis di depan tapi mengharuskannya untuk menyeberang dan berjalan agak ke samping perempatan kira-kira 15-20 meter dari lampu merah.
Dia tampaknya hendak mengutarakan sesuatu tapi sudah keburu aku tutup teleponnya.
Vera tetap di tempat kemudian kembali menelponku dan memencet lagi bel rumahku, tapi kali ini tidak aku gubris karena aku tahu saat ini jalan di depan rumahku sedang ramai-ramainya di jam orang pulang dari kantor seperti sekarang.
Akhirnya Vera menyerah, dia pun mulai menyeberang jalan, dimana 3 ruas pengendara yang sedang mengantri di lampu merah langsung melotot melihat si bule cantik itu berjalan di tengah-tengah mereka.
Terlihat sekali Vera menundukkan wajahnya lalu berjalan dengan sangat cepat sambil melipat tangan ke depan dadanya, berusaha meminimalisir guncangan dadanya agar tidak terlalu berguncang.
Aku pun ikut terdiam melihat langkah kaki jenjang Vera yang terlihat begitu indah ketika dia berjalan menuju ke toko yang kumaksud.
Dia langsung masuk ke toko grosir dan membeli apa yang tadi kusuruh dia beli, dan saat ini dia sedang berbicara dengan mas Yus, begitu aku biasa memanggil pemilik toko itu, karena kebetulan disana sedang ramai pembelinya.
Vera yang baru masuk itu langsung diamati dari atas kebawah oleh bapak-bapak dan mas-mas yang kebetulan sedang berbelanja.
Dari ekspresi mereka yang melihati Vera, aku yakin sepertinya memang Vera sedang tidak memakai Bra, karena aku melihat di teropong tak ada jeplakan tali BH yang biasanya tercetak di punggungnya dari belakang.
Seragam Vera memang cukup transparan dan sepertinya seragam yang dia kenakan itu seragam yang sama sejak dia masuk sekolah dulu karena terlihat amat ketat seiring pertumbuhan tubuh Vera yang sangat pesat.
Mungkin tanggung baginya untuk membeli baju seragam baru, karena sekarang sudah mendekati kelulusan.
Ketika Vera akan membayar barang yang sudah mas Yus berikan, gerakan badannya saat mengambil uang di saku roknya pun mendapat perhatian dari semua laki-laki yang ada disana, payudaranya kembali berguncang hebat, dia cukup sulit mengambil uang yang ada di sakunya akibat saking ketatnya rok yang dia kenakan.
Aku kembali menarik nafas begitu melihat bongkahan pantat Vera yang terlihat begitu kencang dari arah belakang seperti ini.
Pantaslah laki laki yang melihatinya disana tampak seperti hendak menelanjanginya saja, memandangi elok tubuhnya dari atas hingga ke bawah. Vera memang terlihat sangat seksi dengan keadaan yang seperti itu!
Vera masih berusaha mengeluarkan uang di saku roknya, mungkin karena dia sadar sedang di tontoni lelaki yang ada disana hingga membuat dia jadi buru-buru, panik dan grogi.
Lalu mas Yus yang duduk di kasir kembali berbincang dengannya dan kulihat Vera menunjuk kearah rumahku.
Melihat dia dalam kesulitan seperti itu dan karena tak tega juga melihatnya kebingungan maka akhirnya kutelepon mas Yus dengan HP ku, kemudian pura-pura menanyakan apakah ada cewek yang beli tali pramuka dan lakban karena aku beralasan khawatir kok lama banget.
Dan ternyata benar, mas Yus menerangkan bahwa Vera kesulitan mencari uang yang ada di sakunya.
Tadinya mas Yus curiga apa betul cewek bule ini temanku karena dia baru pertama kali ini melihat Vera.
Akhirnya Vera bisa meninggalkan toko itu, setelah aku bilang bahwa nanti aku yang akan membayarnya dan mengatakan kalau Vera adalah pacarku.
Di akhir pembicaraan mas Yus sempet memuji Vera, dia mengatakan kalau aku sangat pintar memilih cewek yang sangat cantik dan seksi seperti ini.
Dia bahkan menyuruh Vera sering-sering belanja ke tokonya dan aku hanya tertawa saja mendengarnya, meski aku yakin Vera mungkin mendengar pujian mas Yus itu.
Mereka tidak tahu kalau aku mengamati semua yang terjadi sejak tadi dari jauh.
Pun saat Vera berjalan meninggalkan toko itu, para pembeli yang sedari tadi ada disana tampak ribut dan terlihat memonyongkan bibir mereka menyiuli Vera yang berjalan buru-buru meninggalkan tempat itu.
Pastilah si cantik itu sadar bahwa semua orang yang ada disana telah tahu bahwa dia sedang tidak memakai BH, satu rencanaku setidaknya sudah tercapai.
Aku telah menunggunya di depan pintu pagar yang telah aku buka, lalu menyambutnya dengan tersenyum.
Vera menunduk membuang muka dariku begitu kami saling berpapasan, dia terlihat malu dan saat menatap wajahnya yang menunduk itu aku pun seketika jadi salah tingkah! Perasaanku rasanya sangat berdebar-debar dan grogi luar biasa karena berhadapan dengan gadis secantik dirinya.
Setelah masuk kedalam dan ngobrol ini-itu ringan, akhirnya kami menuju ke pokok permasalahan, aku menanyakan perihal masalahnya itu juga menanyakan alasan kenapa dia sampai mau meminjam uang segitu banyak dariku.
Namun Vera sepertinya menghindari penyebabnya dan tak mau menjelaskannya secara rinci, dia hanya mengatakan dia butuh uang itu untuk membayar administrasi tunggakannya seperti yang Rasti katakan.
" Yaudah deh.. Seperti yang udah aku bilang tadi, aku bakal minjemin kamu uangnya dengan jaminan foto seksi kamu dengan pose yang menggoda dan dengan pakaian seadanya, kamu mau kan?.. " kataku.
" Tapi kamu janji bener-bener nggak akan menyebarin foto-foto itu kan?.. " ia bertanya dengan kepala yang masih tertunduk.
Aku kembali meyakinkannya dan memastikan bahwa aku akan memegang omonganku apapun yang terjadi, mendengar itu Vera kemudian melayangkan pandangannya kearahku.
Dia menyalangkan sebuah tatapan mata sendu yang sekejap menggetarkan hatiku, lalu tak lama si gadis cantik ini pun menyanggupinya.
" Yaudah nda, aku percaya sama kamu.. " ujarnya yang entah kenapa membuatku terdiam.
Perasaanku bercampur-aduk, aku tidak tahu yang terjadi padaku saat ini, mata kami saling bertatapan beberapa detik tadi sebelum sama-sama kembali saling tertunduk dalam diam.
Aku masih tak percaya saja dia mau di foto dengan pakaian minim dan seksi olehku, bagaimana bisa dia percaya begitu saja padaku dengan iming-iming uang segitu.
Entah karena dia memang tak ada pilihan, atau bahwa dia yakin aku adalah cowok yang bisa dipercaya, dan tidak akan berbuat macam-macam.
Aku mencoba kembali fokus lalu menguji seberapa percayanya Vera padaku sambil mencoba kembali mengerjainya.
" Ver, kamu kan udah kesini.. Tapi kok kamu gak ikutin apa yang aku suruh di telpon tadi sih?.. " ujarku memecah lamunan kami sambil melirik kearah dadanya.
" Maksud kamu yang gak pake daleman? Masa sih dari tadi kamu gak liat toket aku udah ke ayun-ayun kayak gini.. " katanya kemudian melihati dadanya sendiri.
" Mana kok masih kenceng gitu?.. " celetukku.
Vera kemudian menarik seragamnya kebelakang agar puting susunya yang tadinya tersamar, kini jadi makin jelas terlihat dan dia menggoyang-goyangkan dadanya tepat di depanku tanpa canggung sama sekali.
" Nih kamu masih gak liat?.. " kata dia sambil memamerkan toketnya padaku.
Aku menelan ludah begitu melihat setengah bulatan toket Vera yang kini menyembul, putih sekali! Dan aku bisa menerawang dan melihat dengan jelas puting susu Vera yang juga terlihat sangat menonjol.
" Ah yang bener? Masa iya toket kamu masih kenceng gitu padahal gak pake BH.. " sanggahku.
Meski tahu bahwa dia sudah tak memakai BH tapi aku sengaja terus mempertanyakannya.
" Mungkin kalo gini baru jelas.. " lanjutku kemudian menyambar satu gelas air es dan menyiramkannya kearah Vera yang sedang memamerkan payudaranya padaku.
Vera terkaget, namun kontan seragam dibagian depannya langsung basah kuyup, kini tampak lebih jelas lagi jika puting susu Vera rupanya berukuran sangat besar.
Aku jadi tambah penasaran dengannya, karena sekarang kemeja sekolahnya yang basah itu semakin mengikuti bentuk tubuhnya yang sangat seksi.
Dia diam saja membiarkanku menatap dadanya dan tampak sesekali melihat sekitar rumahku, sepertinya dia was-was dan takut ada penghuni rumahku lain yang melihatnya.
Aku menjelaskan singkat padanya bahwa saat ini hanya ada kami berdua yang ada di dalam rumah ini, setelahnya aku langsung mengajak gadis cantik ini ke atas, ke kamarku untuk memulai sesi fotonya.
Aku masuk lebih dulu dan menghidupkan beberapa kamera tersembunyi yang sudah aku set, membiarkan alat itu mulai merekam dengan menaruhnya di tempat yang takkan disadari oleh siapapun seperti diantara pakaianku yang menggantung di dinding di sebelah pintu, pokoknya ditujukan untuk mengambil posisi yang berada diluar jangkauan kamera CCTV.
Aku ingin mengambil setiap gambar dan momen dari setiap Angle yang tak terduga.
Dan beberapa saat kemudian aku memanggil Vera yang tampak kebingungan diluar untuk ikut masuk, karena di lantai ini ada 3 kamar, kamarku dan dua kamar kosong.
Aku tahu Vera pasti tadi mencari-cari kamarku dan aku memang sengaja masuk duluan agar aku punya Interval waktu untuk menyalakan Handycam.
Setelah Vera berada di dalam kamarku aku pun langsung menutup pintu kamar, Vera tak bersuara dan tampak pasrah sekali dikurung oleh cowok di dalam kamar seperti ini.
Perasaanku menjadi acak-aduk karena sekarang aku sedang berduaan di dalam kamar dengan gadis tercantik dan terseksi di sekolahku.
Vera hanya menunduk membelakangi pintu, aku terdiam dan menelan ludah melihat kepadatan badannya yang kini tegak pasrah di depanku, namun buru-buru aku menyadarkan diri dari setan yang mulai membisikiku.
Sambil mencoba menenangkan kewarasanku, kemudian aku kembali menanyakan permintaanku yang kedua, bahwa kuminta dia datang ke rumahku tanpa celana dalam dan itu belum terbukti.
" Ayo sekarang kamu buktiin, kalo kamu juga gak pake celana dalam Ver.. " seruku padanya.
Vera masih menunduk di dekat pintu, entah kenapa gadis ini sejak awal selalu menghindari untuk menatap mataku.
" Kalo gak, aku gak bakal pinjemin duit buat kamu.. " tegas aku mengancamnya halus setelah hanya melihatnya mematung.
Namun menit berlalu tanpa dia menjawab dan melakukan sesuatu, dia hanya terus diam sementara aku masih menatapnya yang berdiri di depanku dengan kepala tertunduk.
" Ya udah, kalo gitu ini cuma buang-buang waktu aja!.. "
Tak mendapat jawaban maka aku berjalan kearah pintu dan memilih untuk keluar kamar saja karena dia tak juga kunjung merespon.
Namun begitu tanganku sudah di gagang pintu, Vera yang masih bersandar di depan pintu itu tak menggeser posisinya seperti menghalangi jalanku untuk keluar, dan dia pun mengangkat wajahnya lalu menatapku.
Aku terdiam melihat matanya sendunya yang sangat menghipnotis ini dan Vera terus menatapku selama beberapa saat malah yang kuaneh dia sekarang menggigit bibirnya sendiri dalam kuncian matanya di mataku.
Namun begitu tanganku sudah di gagang pintu, Vera yang masih bersandar di depan pintu itu tak menggeser posisinya seperti menghalangi jalanku untuk keluar, dan dia pun mengangkat wajahnya lalu menatapku.
Aku terdiam melihat matanya sendunya yang sangat menghipnotis ini dan Vera terus menatapku selama beberapa saat malah yang kuaneh dia sekarang menggigit bibirnya sendiri dalam kuncian matanya di mataku.
Barulah kemudian dengan perlahan, tangannya mulai menarik roknya ke atas sampai keatas pusarnya yang ditindik itu, aku sedikit terkejut melihat pusarnya yang ternyata dia tindik.
" Seksi sekali.. " ujarku dalam hati.
Tapi perhatianku langsung terbius dengan penampakan paha putih mulus dan memek merah mudanya yang benar-benar bersih tanpa bulu sedikit pun!
Aku tadinya mengira akan melihat bulu yang lebat, tapi ternyata vagina Vera sangat terawat sekali, berwarna pink dan amat tebal khas bule!
Melihati aku terbengong alias terkejut, Vera tidak langsung menurunkan roknya, dia malah sepertinya bangga melihatku terkagum-kagum akan keindahan kewanitaannya.
" Gi..gila Ver.... Kamu cantik banget... " kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutku.
Memang harus kuakui bahwa Vera ini sangat-sangatlah cantik dan seksi, bisa kubilang bahwa dia adalah wanita tercantik yang pernah kulihat secara langsung.
Kulitnya yang putih bersih, rambut yang panjang dan ditambah lagi lekuk tubuh yang langsing dan berisi, apalagi tatapan indah dari mata sendunya yang membuatnya benar-benar wajar untuk digilai oleh para laki-laki.
Memang sebenarnya dulu waktu kelas satu, aku sempat suka padanya, tapi karena aku cenderung pemalu dengan cewek, apalagi dengan gadis secantik Vera hingga membuatku tak benar-benar berani mendekatinya dan hanya sekedar memperhatikannya dari jauh saja.
Dan si Vera ini juga selalu bermasalah di sekolah setiap hari, dia sering keluar-masuk ruang BP/BK karena bermacam-macam hal mulai dari gaya berseragamnya yang terlalu seksi, sering bolos, ketiduran dikelas, ketahuan berciuman, dan lain-lain.
Sejak itu citranya mulai buruk, belum lagi dia terkenal sering bergonta-ganti pacar dan sering di gandeng lelaki yang berbeda-beda yang mana rata-rata mereka berusia jauh darinya
Lalu mulailah terhembus selentingan berita yang mengatakan kalau Vera itu pecun, perek atau cewek bispak.
Awalnya kupikir rumor Vera yang bispak itu hanya sekedar rumor saja, hingga waktu dikelas 1 secara tak sengaja aku pernah memergoki dia sedang mojok di belakang kantin dengan dua orang kakak kelas saat pulang sekolah dan Vera terlihat diam saja ketika di grepe-grepe oleh mereka.
Sejak saat itulah perasaan sukaku padanya akhirnya kubuang jauh-jauh, karena dia memang benar-benar pecun seperti yang dikatakan banyak orang.
Aku berdiri dan berjalan mendekati gadis cantik itu yang bersandar di pintu, setelah aku tegak di depannya lalu aku nekat mengelus paha, pinggang hingga bahunya, kulit Vera benar-benar halus sekali!
Kutatap matanya yang berwarna biru ke abu-abuan itu dan dia diam saja kupegang-pegang seperti ini, malah dia tampak tertegun tak berdaya.
" Buka kancing baju kamu Ver.. " ujarku mengangkat dagunya lalu menatap keindahan matanya yang memaling dariku.
Jarak kami amat dekat, aku sedang mengurung tubuhnya yang sedang terpojok di pintu itu dengan tanganku, dari sejak kami berduaan dikamar ini aku tidak tahu kenapa seketika gelagat Vera langsung aneh, tanpa ragu dia perlahan mulai membuka seluruh kancing bajunya dengan aku tepat berada di depannya!
" Seksi sekali.. " ujarku dalam hati.
Tapi perhatianku langsung terbius dengan penampakan paha putih mulus dan memek merah mudanya yang benar-benar bersih tanpa bulu sedikit pun!
Aku tadinya mengira akan melihat bulu yang lebat, tapi ternyata vagina Vera sangat terawat sekali, berwarna pink dan amat tebal khas bule!
Melihati aku terbengong alias terkejut, Vera tidak langsung menurunkan roknya, dia malah sepertinya bangga melihatku terkagum-kagum akan keindahan kewanitaannya.
" Gi..gila Ver.... Kamu cantik banget... " kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutku.
Memang harus kuakui bahwa Vera ini sangat-sangatlah cantik dan seksi, bisa kubilang bahwa dia adalah wanita tercantik yang pernah kulihat secara langsung.
Kulitnya yang putih bersih, rambut yang panjang dan ditambah lagi lekuk tubuh yang langsing dan berisi, apalagi tatapan indah dari mata sendunya yang membuatnya benar-benar wajar untuk digilai oleh para laki-laki.
Memang sebenarnya dulu waktu kelas satu, aku sempat suka padanya, tapi karena aku cenderung pemalu dengan cewek, apalagi dengan gadis secantik Vera hingga membuatku tak benar-benar berani mendekatinya dan hanya sekedar memperhatikannya dari jauh saja.
Dan si Vera ini juga selalu bermasalah di sekolah setiap hari, dia sering keluar-masuk ruang BP/BK karena bermacam-macam hal mulai dari gaya berseragamnya yang terlalu seksi, sering bolos, ketiduran dikelas, ketahuan berciuman, dan lain-lain.
Sejak itu citranya mulai buruk, belum lagi dia terkenal sering bergonta-ganti pacar dan sering di gandeng lelaki yang berbeda-beda yang mana rata-rata mereka berusia jauh darinya
Lalu mulailah terhembus selentingan berita yang mengatakan kalau Vera itu pecun, perek atau cewek bispak.
Awalnya kupikir rumor Vera yang bispak itu hanya sekedar rumor saja, hingga waktu dikelas 1 secara tak sengaja aku pernah memergoki dia sedang mojok di belakang kantin dengan dua orang kakak kelas saat pulang sekolah dan Vera terlihat diam saja ketika di grepe-grepe oleh mereka.
Sejak saat itulah perasaan sukaku padanya akhirnya kubuang jauh-jauh, karena dia memang benar-benar pecun seperti yang dikatakan banyak orang.
Aku berdiri dan berjalan mendekati gadis cantik itu yang bersandar di pintu, setelah aku tegak di depannya lalu aku nekat mengelus paha, pinggang hingga bahunya, kulit Vera benar-benar halus sekali!
Kutatap matanya yang berwarna biru ke abu-abuan itu dan dia diam saja kupegang-pegang seperti ini, malah dia tampak tertegun tak berdaya.
" Buka kancing baju kamu Ver.. " ujarku mengangkat dagunya lalu menatap keindahan matanya yang memaling dariku.
Jarak kami amat dekat, aku sedang mengurung tubuhnya yang sedang terpojok di pintu itu dengan tanganku, dari sejak kami berduaan dikamar ini aku tidak tahu kenapa seketika gelagat Vera langsung aneh, tanpa ragu dia perlahan mulai membuka seluruh kancing bajunya dengan aku tepat berada di depannya!
Kini dari atas sampai bagian perutnya yang rata terlihat dengan jelas, aku terpesona melihat betapa langsing dan padatnya tubuh putihnya hingga membuatku makin penasaran. Kembali nekat kucoba melebarkan seragam yang menutupi toketnya ke samping supaya dadanya yang montok itu dapat kulihat secara jelas, namun ia tak mau dan berusaha mencegah tanganku ketika aku mencoba menyingkap seragam yang masih menutupi dadanya.
" Ja.. jangan nda.. " lirihnya pelan sambil menyingkirkan tanganku.
Tapi saat ini aku benar-benar memberanikan diri dan ingin membuang semua rasa penasaranku sejak dulu untuk melihat keseluruhan toket brutalnya itu.
" Buka aja, aku pengen liat toket kamu yang gede ini.. " bisikku lembut tepat di kupingnya.
Sambil membisikinya tercium olehku wangi rambut halusnya dan membuatku mendesis terangsang sekali.
Vera yang awalnya menolak akhirnya mulai membiarkan saja tanganku menyingkap seragamnya yang perlahan semakin memperlihatkan keindahan tubuh bagian atasnya itu.
Sambil menunduk menghindari tatapanku, Vera memasrahkan dirinya yang kukurung tersandar dipintu.
Aku terdiam sekaligus terpukau begitu akhirnya melihat keseluruhan toket montok gadis blasteran ini yang begitu putihnya dengan puting susu yang berwarna pink tampak menonjol seperti peluru.
" Ahh gila Ver.. Kamu bener-bener seksi banget!!.. " komentarku masih terpana memelototi payudara super besarnya yang sempurna sekali bentuknya.
Aku mendesis melihat pemandangan ini! Gila, ini sungguh gila ternyata keseksian Vera bukanlah omong kosong belaka!
Dadanya jauh lebih montok dari yang kubayangkan dan betul-betul membulat tegak tak kendor sama sekali!
Belum habis kekagumanku akan bentuknya tapi perhatianku langsung teralih ke puting susu yang Vera miliki.
" Ahh gila Ver.. Kamu bener-bener seksi banget!!.. " komentarku masih terpana memelototi payudara super besarnya yang sempurna sekali bentuknya.
Aku mendesis melihat pemandangan ini! Gila, ini sungguh gila ternyata keseksian Vera bukanlah omong kosong belaka!
Dadanya jauh lebih montok dari yang kubayangkan dan betul-betul membulat tegak tak kendor sama sekali!
Belum habis kekagumanku akan bentuknya tapi perhatianku langsung teralih ke puting susu yang Vera miliki.
Ini agak aneh karena putingnya berukuran sangat besar juga panjang persis seperti puting wanita yang sedang menyusui, mungkin ada seukuran satu ruas jari kelingking orang dewasa dan sepertinya jadi sepanjang itu karena sudah begitu seringnya dihisap para lelaki.
" Toket kamu palsu ya Ver?.. " tanyaku kembali mengangkat dagunya karena dari tadi dia terus saja menunduk.
Aku ingin menatap matanya untuk mengetahui apakah gadis ini berbohong atau tidak.
" Asli kok nda.. " jawabnya tak ragu kembali menatap mataku.
Kami saling bertatapan lagi, tatapan mata gadis ini benar-benar bisa membunuhku! Mata indahnya dengan bola mata yang berwarna abu-abu kebiruan khas orang Rusia dan Eropa Timur ini benar-benar punya kesan seksi dan amat sensual.
Dari tatapan matanya Vera tampaknya jujur, ternyata gosip mengenai toket palsunya itu tidak terbukti, hal ini murni karena darah bulenya yang kental karena memang gadis bule punya payudara yang berukuran jauh lebih besar dari gadis Asia pada umumnya.
Aku sungguh larut dalam pesona dia, wajah kami amat berdekatan, bibir kami hanya berjarak 5 cm saja, hidung kami sudah bersentuhan bahkan nafas kami pun sudah menyatu.
Lagi-lagi setan dalam diriku menghasutku, karena sekarang aku bisa saja memagut dirinya kemudian langsung membanting tubuh seksinya itu keranjang lalu kusetubuhi saja dia sampai hamil dan aku jamin Vera takkan protes melihat gelagatnya yang mudah sekali kuperdayai.
" Toket kamu palsu ya Ver?.. " tanyaku kembali mengangkat dagunya karena dari tadi dia terus saja menunduk.
Aku ingin menatap matanya untuk mengetahui apakah gadis ini berbohong atau tidak.
" Asli kok nda.. " jawabnya tak ragu kembali menatap mataku.
Kami saling bertatapan lagi, tatapan mata gadis ini benar-benar bisa membunuhku! Mata indahnya dengan bola mata yang berwarna abu-abu kebiruan khas orang Rusia dan Eropa Timur ini benar-benar punya kesan seksi dan amat sensual.
Dari tatapan matanya Vera tampaknya jujur, ternyata gosip mengenai toket palsunya itu tidak terbukti, hal ini murni karena darah bulenya yang kental karena memang gadis bule punya payudara yang berukuran jauh lebih besar dari gadis Asia pada umumnya.
Aku sungguh larut dalam pesona dia, wajah kami amat berdekatan, bibir kami hanya berjarak 5 cm saja, hidung kami sudah bersentuhan bahkan nafas kami pun sudah menyatu.
Lagi-lagi setan dalam diriku menghasutku, karena sekarang aku bisa saja memagut dirinya kemudian langsung membanting tubuh seksinya itu keranjang lalu kusetubuhi saja dia sampai hamil dan aku jamin Vera takkan protes melihat gelagatnya yang mudah sekali kuperdayai.
Namun aku buru-buru menyadarkan diri dengan mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku adalah orang yang terpelajar dan untuk inilah orang tuaku mensekolahkanku, maka kumulai saja sesi fotonya sebelum setan tadi benar-benar menguasai diriku sepenuhnya.
" Oke deh, sekarang kita mulai sesi pemotretan.. " kataku menjauh darinya dan memecah suasana yang tadinya tegang.
Vera hanya diam lalu membetulkan seragamnya yang sudah tersingkap.
Setelah menjelaskan konsep di sesi pertama ini, berlangsunglah acara pengambilan foto-foto seksi Vera.
Yang dengan tanpa diketahuinya, adegan itu juga terekam oleh kamera Handycam yang tersembunyi disela-sela baju yang tergantung di dinding dekat pintu yang tertutup.
Dia terus melakukan pose-pose yang aku minta, dan tak terasa kekakuannya lama-lama mulai hilang.
Aku menyuruhnya berpose seseksi mungkin dengan seragam SMU nya diatas ranjang di kamarku ini, dan Vera melakukannya dengan sempurna.
Kancing seragamnya kuminta dia lepaskan agar perut rata dengan pusar bertindiknya itu terlihat jelas lalu kuminta dia berekspresi sebinal mungkin sambil menggigit bibir bawahnya sendiri, atau saat dia sedang menyingkapkan rambut panjangnya kebelakang, sehingga dada besarnya jadi semakin tegak membusung.
Semua pose yang ada di kepalaku sudah aku minta Vera lakukan, kini tubuh indahnya benar-benar terekspos secara lebih vulgar, karena seragam Vera sudah berganti dengan BH tipis berwarna biru yang tadi sempat kubeli.
Aku sengaja membeli yang benar-benar tipis, agar bisa mengekspos toketnya secara menyeluruh, dan benar saja BH ini seakan kekecilan karena terlihat payudara Vera seakan tertahan ingin meledak di balik Bra tersebut.
Saat melihatnya berpose menungging dan merangkak kewarasanku benar-benar diuji dalam menyaksikan keelokan tubuhnya ini.
Setelah beberapa kali kufoto, aku merasa tanggung maka kuminta dia lebih berani dengan membuka dan membiarkan tubuh bagian atasnya tidak tertutupi sehelai benang pun, alias Topless!
Tadinya si cantik ini menolak karena malu tapi setelah kudesak dengan pinjaman uangnya dia pun mau juga.
Sedangkan rok sekolahnya juga semakin bertambah pendek karena aku gunting 10 cm lebih pendek, Vera melarangku melakukannya karena dia bilang dia masih memakai celana itu untuk sekolah sehari-hari, namun aku tak perduli dan terus saja memaksanya melakukan apa yang aku inginkan.
Jadi kini rok Vera benar-benar berada persis dibawah kemaluannya.
Vera tidak bisa menutupi keindahan bongkahan pantat montoknya itu, sedikit saja dia membungkuk maka memek tebalnya itu akan menyembul disela-sela belahan pantatnya yang montok abis ini.
Tak terasa, sudah satu jam sudah aku habiskan untuk di sesi pertama ini.
" Wah udah sejam aja, yuk lanjut ke sesi berikutnya.. " ajakku padanya.
" Jawab dong Ver jangan diam aja.. " lanjutku karena dia hanya menunduk diam.
" iya, ter..terserah kamu nda.. " balasnya dengan nada suara lembut yang membuatku greget.
" Oke sekarang kita pindah tempat.. "
" Gimana kalo ke kolam renang belakang?.. " tanyaku lagi.
" Boleh, aku ikut aja.. " jawab Vera sambil mengambil pakaiannya.
Melihat Vera yang sejak tadi dengan lugunya terus saja menuruti kemauanku, membuatku jadi semakin diatas angin.
" Kalo gitu mulai dari sini, kamu lepas semua kain yang nempel dibadan kamu!!.. "
" Aku pengen kamu gak pake seutas benang pun selama berada di lingkungan rumahku ini.. " kataku dengan egois begitu melihatnya yang ingin memakai baju lagi.
Vera terperanjat dan tampak terkejut sekali sambil menatapku.
" Ayolah Vera, buka semua pakaianmu, aku kan udah liat seluruh tubuh kamu.. "
" Lagi pula aku tahu, disekolah kamu udah terkenal sebagai pecun.. Aku yakin kamu pasti udah biasa bugil didepan cowok kan?.. " tanyaku kemudian menghampirinya.
Dia menunduk dan tidak menjawab, sebenarnya aku sudah kelewatan menanyakan ini tapi aku ingin memastikan saja langsung darinya mengenai kebenaran selentingan gosip itu.
" Jawab Ver!.. " tanyaku kemudian mengangkat dagunya.
" Dan kamu pasti udah sering dipake cowok-cowok kan?.. "
" Betul gak?!.. " bentakku meninggikan suaraku padanya yang pasrah menunduk.
Dan kemudian gadis bermata sayu ini mengangguk kecil.
Aku balik terdiam dan tiba-tiba menjadi sangat kecewa mendapati jawaban itu, karena sebenarnya aku mengharapkan jawaban yang satunya lagi.
Namun setelah tahu bahwa gosip itu memang benar dan Vera hanyalah cewek bispak, entah kenapa hatiku seketika menjadi hancur dan berubah menjadi sangat emosi sekarang!
" Jadi lo emang beneran bispak ya?.. "
" Pantesan cuma gara-gara dikasih duit aja lo mau difoto telanjang kayak gini! Dasar perek murahan lo emang!!.. " umpatku amat kesal.
" Oke, mulai sekarang lo harus jadi pecun gue, dan lo mesti nurutin apapun yang gue mau!!.. " kuhardik dia dan membentaknya dengan kasar.
" Sekarang lo mesti nurut permintaan gue, apapun itu lo harus turutin!! "
" Kalo gue minta lo dateng berarti lo mesti dateng, gak ada alesan!.. Dan kalo lo gak mau, lo bakalan tau akibatnya.. "
" JAWAB HEI!!.. "
" Lo mau kan jadi pecun gue?!!.. " lagi aku membentak gadis cantik ini tepat di depan wajahnya dengan nada sangat keras.
Vera menatapku dengan ketakutan, sepertinya dia tak menyangka aku tiba-tiba menjadi seperti ini dan sejujurnya ini sama sekali bukanlah watak asliku yang kenapa aku bisa tiba-tiba seperti ini aku pun tak mengerti.
Tak ada pilihan, dan tak kuasa menahan ketakutannya beberapa lama kemudian Vera menganggukkan kepalanya.
" Jawab dengan tegas!!.. " aku menuntut ketegasan darinya.
" Iy.. iya aku mau.. " jawabnya kembali menunduk.
Intimidasiku berhasil, mulai saat ini resmilah Vera menjadi pecunku, aku sangat senang tapi sebenarnya aku sangat kecewa mengetahui fakta tentang dirinya ini, rasanya perasaanku bercampur-aduk dan sulit kujelaskan.
Mungkin ini dikarenakan aku memang punya perasaan terhadapnya, dan logikanya bagaimana perasaan kalian saat tau gadis idaman kalian ternyata bekas pakean orang dan tak lebih dari sekedar pemuas nafsu laki-laki lain?
Meski begitu akhirnya Vera, 'The Most Wanted Girl' di sekolahku akan menjadi pecunku, tapi pertama-tama aku ingin mempermalukan dia terlebih dahulu, dan membuatnya menurut padaku.
" Dan sejak saat ini, gue yang berkuasa terhadap diri lo, dan lo harus ngelakuin apapun yang gue inginkan, lo ngerti kan Ver?.. " bentakku lagi.
" Ayo buang pakaian lo sekarang Ver!!.. " kataku sambil menepuk pantat sekalnya yang seksi itu dengan keras, karena roknya yang kini telah sangat pendek tersingkap.
Vera masih kalut takut akan perubahan sikapku yang tadinya lembut kini berubah menjadi sangat kasar padanya.
Dia benar-benar tidak punya pilihan lagi, karena tentunya dia tak ingin foto-fotonya tersebar luas, dan dia akan malu sekali jika teman-temannya melihat foto-foto Topless nya yang kini ada di dalam kameraku.
Kuminta dia menanggalkan roknya yang merupakan satu satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya.
Setelahnya kuminta Vera kembali melanjutkan aksinya sebagai objek fotoku sampai malam hari, tapi terlebih dulu kuminta dia untuk menginap dirumahku agar aku bebas melakukan apa yang aku mau terhadapnya.
Kupikir tak masalah karena Vera adalah anak kostan, dan juga menurut gosip Vera jarang pulang ke kostan karena sering dibawa laki-laki entah kemana, tapi yang jelas pastilah dia entoti oleh mereka.
Kini gadis cantik idamanku ini sudah berdiri tegak telanjang bulat di depanku, aku tak berkedip dan lagi-lagi terpesona melihat keindahan ciptaan Tuhan ini.
Namun aku buru-buru fokus dan meminta dia turun untuk mengambil tali beserta lakban yang tadi dia beli di meja ruang tamu bawah.
Dengan tanpa sehelai benang pun Vera turun ke bawah menuju ruang tamu, tapi tetap kupantau dari semacam balkon di lantai atas.
Aku sebenarnya tak tega membentak dan menyuruhnya telanjang seperti sekarang tapi aku ingin dia melakukan semua aktifitas di rumahku ini tanpa mengenakan pakaian secuil pun.
Vera naik ke atas sambil membawa barang yang aku suruh, lalu aku mengutarakan niatku padanya, bahwa dari saat ini sampai dia kuperbolehkan pulang besok, aku mau dia terus bertelanjang bulat apapun yang terjadi.
Dia kembali mengangguk karena sekarang dia memang sudah harus menuruti semua permintaanku. Lagipula aku hanya tinggal sendiri dirumah ini karena sejak kecil sudah ditinggal orang tuaku bekerja di luar negeri, sementara dua pembantuku menempati rumah di bagian belakang, berhubung rumah yang kutinggali ini sangat luas jadi jaraknya agak jauh.
Menjelang maghrib nanti pasti para pembantu di rumahku akan tiba, karena memang mereka selalu mengecek keadaan rumah setiap menjelang malam.
Maka sengaja kuminta Vera berpose di samping kolam renang yang letaknya di halaman belakang, dan melanjutkan aktivitasku memotretnya dengan kamera DSLR ku.
Kali ini aku ingin membuatnya malu, aku hanya ingin membiasakan Vera telanjang di depan orang yang belum ia kenal.
" Oke deh, sekarang kita mulai sesi pemotretan.. " kataku menjauh darinya dan memecah suasana yang tadinya tegang.
Vera hanya diam lalu membetulkan seragamnya yang sudah tersingkap.
Setelah menjelaskan konsep di sesi pertama ini, berlangsunglah acara pengambilan foto-foto seksi Vera.
Yang dengan tanpa diketahuinya, adegan itu juga terekam oleh kamera Handycam yang tersembunyi disela-sela baju yang tergantung di dinding dekat pintu yang tertutup.
Dia terus melakukan pose-pose yang aku minta, dan tak terasa kekakuannya lama-lama mulai hilang.
Aku menyuruhnya berpose seseksi mungkin dengan seragam SMU nya diatas ranjang di kamarku ini, dan Vera melakukannya dengan sempurna.
Kancing seragamnya kuminta dia lepaskan agar perut rata dengan pusar bertindiknya itu terlihat jelas lalu kuminta dia berekspresi sebinal mungkin sambil menggigit bibir bawahnya sendiri, atau saat dia sedang menyingkapkan rambut panjangnya kebelakang, sehingga dada besarnya jadi semakin tegak membusung.
Semua pose yang ada di kepalaku sudah aku minta Vera lakukan, kini tubuh indahnya benar-benar terekspos secara lebih vulgar, karena seragam Vera sudah berganti dengan BH tipis berwarna biru yang tadi sempat kubeli.
Aku sengaja membeli yang benar-benar tipis, agar bisa mengekspos toketnya secara menyeluruh, dan benar saja BH ini seakan kekecilan karena terlihat payudara Vera seakan tertahan ingin meledak di balik Bra tersebut.
Saat melihatnya berpose menungging dan merangkak kewarasanku benar-benar diuji dalam menyaksikan keelokan tubuhnya ini.
Setelah beberapa kali kufoto, aku merasa tanggung maka kuminta dia lebih berani dengan membuka dan membiarkan tubuh bagian atasnya tidak tertutupi sehelai benang pun, alias Topless!
Tadinya si cantik ini menolak karena malu tapi setelah kudesak dengan pinjaman uangnya dia pun mau juga.
Sedangkan rok sekolahnya juga semakin bertambah pendek karena aku gunting 10 cm lebih pendek, Vera melarangku melakukannya karena dia bilang dia masih memakai celana itu untuk sekolah sehari-hari, namun aku tak perduli dan terus saja memaksanya melakukan apa yang aku inginkan.
Jadi kini rok Vera benar-benar berada persis dibawah kemaluannya.
Vera tidak bisa menutupi keindahan bongkahan pantat montoknya itu, sedikit saja dia membungkuk maka memek tebalnya itu akan menyembul disela-sela belahan pantatnya yang montok abis ini.
Tak terasa, sudah satu jam sudah aku habiskan untuk di sesi pertama ini.
" Wah udah sejam aja, yuk lanjut ke sesi berikutnya.. " ajakku padanya.
" Jawab dong Ver jangan diam aja.. " lanjutku karena dia hanya menunduk diam.
" iya, ter..terserah kamu nda.. " balasnya dengan nada suara lembut yang membuatku greget.
" Oke sekarang kita pindah tempat.. "
" Gimana kalo ke kolam renang belakang?.. " tanyaku lagi.
" Boleh, aku ikut aja.. " jawab Vera sambil mengambil pakaiannya.
Melihat Vera yang sejak tadi dengan lugunya terus saja menuruti kemauanku, membuatku jadi semakin diatas angin.
" Kalo gitu mulai dari sini, kamu lepas semua kain yang nempel dibadan kamu!!.. "
" Aku pengen kamu gak pake seutas benang pun selama berada di lingkungan rumahku ini.. " kataku dengan egois begitu melihatnya yang ingin memakai baju lagi.
Vera terperanjat dan tampak terkejut sekali sambil menatapku.
" Ayolah Vera, buka semua pakaianmu, aku kan udah liat seluruh tubuh kamu.. "
" Lagi pula aku tahu, disekolah kamu udah terkenal sebagai pecun.. Aku yakin kamu pasti udah biasa bugil didepan cowok kan?.. " tanyaku kemudian menghampirinya.
Dia menunduk dan tidak menjawab, sebenarnya aku sudah kelewatan menanyakan ini tapi aku ingin memastikan saja langsung darinya mengenai kebenaran selentingan gosip itu.
" Jawab Ver!.. " tanyaku kemudian mengangkat dagunya.
" Dan kamu pasti udah sering dipake cowok-cowok kan?.. "
" Betul gak?!.. " bentakku meninggikan suaraku padanya yang pasrah menunduk.
Dan kemudian gadis bermata sayu ini mengangguk kecil.
Aku balik terdiam dan tiba-tiba menjadi sangat kecewa mendapati jawaban itu, karena sebenarnya aku mengharapkan jawaban yang satunya lagi.
Namun setelah tahu bahwa gosip itu memang benar dan Vera hanyalah cewek bispak, entah kenapa hatiku seketika menjadi hancur dan berubah menjadi sangat emosi sekarang!
" Jadi lo emang beneran bispak ya?.. "
" Pantesan cuma gara-gara dikasih duit aja lo mau difoto telanjang kayak gini! Dasar perek murahan lo emang!!.. " umpatku amat kesal.
" Oke, mulai sekarang lo harus jadi pecun gue, dan lo mesti nurutin apapun yang gue mau!!.. " kuhardik dia dan membentaknya dengan kasar.
" Sekarang lo mesti nurut permintaan gue, apapun itu lo harus turutin!! "
" Kalo gue minta lo dateng berarti lo mesti dateng, gak ada alesan!.. Dan kalo lo gak mau, lo bakalan tau akibatnya.. "
" JAWAB HEI!!.. "
" Lo mau kan jadi pecun gue?!!.. " lagi aku membentak gadis cantik ini tepat di depan wajahnya dengan nada sangat keras.
Vera menatapku dengan ketakutan, sepertinya dia tak menyangka aku tiba-tiba menjadi seperti ini dan sejujurnya ini sama sekali bukanlah watak asliku yang kenapa aku bisa tiba-tiba seperti ini aku pun tak mengerti.
Tak ada pilihan, dan tak kuasa menahan ketakutannya beberapa lama kemudian Vera menganggukkan kepalanya.
" Jawab dengan tegas!!.. " aku menuntut ketegasan darinya.
" Iy.. iya aku mau.. " jawabnya kembali menunduk.
Intimidasiku berhasil, mulai saat ini resmilah Vera menjadi pecunku, aku sangat senang tapi sebenarnya aku sangat kecewa mengetahui fakta tentang dirinya ini, rasanya perasaanku bercampur-aduk dan sulit kujelaskan.
Mungkin ini dikarenakan aku memang punya perasaan terhadapnya, dan logikanya bagaimana perasaan kalian saat tau gadis idaman kalian ternyata bekas pakean orang dan tak lebih dari sekedar pemuas nafsu laki-laki lain?
Meski begitu akhirnya Vera, 'The Most Wanted Girl' di sekolahku akan menjadi pecunku, tapi pertama-tama aku ingin mempermalukan dia terlebih dahulu, dan membuatnya menurut padaku.
" Dan sejak saat ini, gue yang berkuasa terhadap diri lo, dan lo harus ngelakuin apapun yang gue inginkan, lo ngerti kan Ver?.. " bentakku lagi.
" Ayo buang pakaian lo sekarang Ver!!.. " kataku sambil menepuk pantat sekalnya yang seksi itu dengan keras, karena roknya yang kini telah sangat pendek tersingkap.
Vera masih kalut takut akan perubahan sikapku yang tadinya lembut kini berubah menjadi sangat kasar padanya.
Dia benar-benar tidak punya pilihan lagi, karena tentunya dia tak ingin foto-fotonya tersebar luas, dan dia akan malu sekali jika teman-temannya melihat foto-foto Topless nya yang kini ada di dalam kameraku.
Kuminta dia menanggalkan roknya yang merupakan satu satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya.
Setelahnya kuminta Vera kembali melanjutkan aksinya sebagai objek fotoku sampai malam hari, tapi terlebih dulu kuminta dia untuk menginap dirumahku agar aku bebas melakukan apa yang aku mau terhadapnya.
Kupikir tak masalah karena Vera adalah anak kostan, dan juga menurut gosip Vera jarang pulang ke kostan karena sering dibawa laki-laki entah kemana, tapi yang jelas pastilah dia entoti oleh mereka.
Kini gadis cantik idamanku ini sudah berdiri tegak telanjang bulat di depanku, aku tak berkedip dan lagi-lagi terpesona melihat keindahan ciptaan Tuhan ini.
Namun aku buru-buru fokus dan meminta dia turun untuk mengambil tali beserta lakban yang tadi dia beli di meja ruang tamu bawah.
Dengan tanpa sehelai benang pun Vera turun ke bawah menuju ruang tamu, tapi tetap kupantau dari semacam balkon di lantai atas.
Aku sebenarnya tak tega membentak dan menyuruhnya telanjang seperti sekarang tapi aku ingin dia melakukan semua aktifitas di rumahku ini tanpa mengenakan pakaian secuil pun.
Vera naik ke atas sambil membawa barang yang aku suruh, lalu aku mengutarakan niatku padanya, bahwa dari saat ini sampai dia kuperbolehkan pulang besok, aku mau dia terus bertelanjang bulat apapun yang terjadi.
Dia kembali mengangguk karena sekarang dia memang sudah harus menuruti semua permintaanku. Lagipula aku hanya tinggal sendiri dirumah ini karena sejak kecil sudah ditinggal orang tuaku bekerja di luar negeri, sementara dua pembantuku menempati rumah di bagian belakang, berhubung rumah yang kutinggali ini sangat luas jadi jaraknya agak jauh.
Menjelang maghrib nanti pasti para pembantu di rumahku akan tiba, karena memang mereka selalu mengecek keadaan rumah setiap menjelang malam.
Maka sengaja kuminta Vera berpose di samping kolam renang yang letaknya di halaman belakang, dan melanjutkan aktivitasku memotretnya dengan kamera DSLR ku.
Kali ini aku ingin membuatnya malu, aku hanya ingin membiasakan Vera telanjang di depan orang yang belum ia kenal.
..............................
Singkat cerita, seperti yang sudah aku perkirakan, setelah beberapa saat aku mengambil gambar Vera dengan pose bugilnya yang seksi, tiba-tiba munculah mas Krisno dan mas Yanto.
Vera sangat terkejut sambil secara refleks menutupi bagian tubuhnya yang tanpa sehelai benang sama sekali itu, tampak dia kelabakan bingung antara menutupi dadanya atau daerah kemaluannya.
Mas Yanto dan mas Krisno pun juga terkejut melihat tiba-tiba aku bersama seorang gadis cantik yang sedang tak berbusana di kolam renang ini, mereka hanya terpana melihat kecantikan Vera.
Karena mereka segan dan tidak mau mengganggu aktivitasku, mereka hanya tersenyum kearahku kemudian berpura-pura cuek sambil mulai menyapu halaman belakang.
Aku melanjutkan memfotoi si seksi yang sudah jadi milikku ini dengan mudahnya, tubuh mulus Vera yang tanpa tertutup oleh apapun itu kini menjadi santapan mata mereka yang sekali-sekali melirik kearah aktifitas kami, Vera pun juga jadi terlihat tak nyaman dengan kehadiran mereka berdua.
Agar suasana kaku yang terjadi di antara mereka mencair, aku pun segera memperkenalkan mereka pada Vera.
" Mas Kris, mas Yanto sini dong, ini kenalin temen aku.. " ujarku memanggil mereka berdua merapat ke kami.
" Dia tadi pengen berenang, tapi gak bawa pakaian renang, jadi dia pengen berenang bugil gitu.. " kataku sekenanya pada mas Krisno dan mas Yanto.
" Oh Vera... Gila cantik banget ya! " kata Mas Yanto dengan sangat bernafsu.
" Nama saya Wijianto, biasa di panggil Yanto.. " kali ini dia mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
Vera sedianya sedang bersembunyi dibelakangku untuk menutupi tubuh telanjangnya itu, namun adab kesopanan mengharuskan dia untuk ikut mengulurkan tangannya membalas uluran tangan mas Yanto.
" Ayo dong Vera, kenalin ini mas Yanto, dia juga tinggal disini.. " ujarku pada Vera.
Vera pun terpaksa melepaskan tangan kanannya yang menutupi dadanya dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan mas Yanto.
" Ve.. Ve..Vera ... " ucap gadis cantik itu tersendat karena malu.
" Vera, namanya bagus ya secantik wajah dan seindah tubuhnya.. " kata mas Yanto tanpa melepaskan tangannya yang terus menjabat tangan halus Vera dengan erat.
Sehingga kini Vera tidak bisa lagi menutupi keindahan buah dadanya yang mencuat menantang meski dia masih bersembunyi dan mepet dibelakangku tapi jelas mas Yanto dan mas Krisno bisa melihatnya dari samping.
" Kenalkan juga ini Krisno, dia juga tinggal disini seperti saya.. " kata mas Yanto pada Vera.
Dia menuntun tangan Vera untuk menjabat tangan mas Krisno yang agak berada di belakangnya dan sudah terlebih dahulu terulur.
Kembali Vera mau tidak mau harus keluar dari belakangku dan kali ini dia tidak dapat menutupi dua payudaranya yang bergoyang ketika dituntun mendekat kearah mas Krisno untuk berkenalan dan berjabatan tangan.
Tampak sangat indah payudara kencang Vera yang putih bersih itu ketika mas Krisno berjabatan tangan dan berkali kali mengguncangkan tangan mereka selama bersalaman.
Dalam hatiku berkata, cerdik juga mereka, karena bisa membuat Vera tertunduk tambah malu.
Walaupun mereka statusnya pembantu, tapi sebenarnya lebih tepat dikatakan kalo mereka orang kepercayaan keluarga kami.
Sejak kecil aku hanya tinggal dengan mereka berdua dan diasuh oleh mereka, jadi tak heran jika aku sangat dekat dengan mereka, dan aku pun sampai tahu kesukaan mereka mulai dari suka nonton film porno atau menyewa bencong ke rumah.
" Begini mas Krisno dan mas Yanto, malam ini Vera akan nginep disini.. " kataku memecahkan keheningan di antara mereka.
" Dan selama dia nginep disini, Vera tadi minta supaya aku memperbolehkan dia buat gak pake penutup tubuh sedikit pun.. "
" Iya kan Ver?.. " ujarku pada Vera sambil menggoyangkan kameraku sebagai isyarat padanya.
Vera yang mengerti isyarat goyangan kameraku, hanya bisa mengangguk tertunduk.
" Jadi kalian harus manjain dan nurutin keinginannya dan kalian gak boleh menjamah tubuhnya, tanpa persetujuan dariku atau dari dia... " kataku untuk menunjukan siapa yang berkuasa di situ.
" Baik den!!.. " kata mereka serempak hampir berbarengan.
" Nah sekarang karena kalian udah disini, kayaknya Vera ingin di foto bareng tuh sama kalian.. " aku kembali melirik ke Vera.
Dan si gadis lugu ini lagi-lagi mengangguk, yang disambut gembira mas Krisno juga mas Yanto.
" Oke selama pemotretan kalian boleh menjamah tubuh Vera!.. "
Mereka kembali menyambut itu kali ini dengan teriakan yang lebih keras, Vera hanya bisa melirikku dengan sayu seolah tak percaya aku bisa setega ini. Tapi aku tak peduli, lagipula dia sudah terlanjur bispak!
Maka segeralah mereka aku suruh membuka baju dan mengintruksi mereka untuk hanya mengenakan kolor saja, kemudian berpose dikiri dan kanan Vera yang telanjang bulat.
Selama pengambilan gambar, tangan mereka mulai bergerilya dengan sesekali meremas toket bulat pecun ini, membelai rambutnya dan mengelus-elus pantat montoknya.
Semakin lama mereka juga semakin berani dengan mencium leher jenjang Vera masing-masing dari samping.
Penisku menegang melihat Vera yang sedang digrepe-grepe dan dicium-cium oleh mereka dalam keadaan telanjang, entah kenapa Vera terus menatapku dengan wajah memelasnya yang benar-benaar bikin konak itu.
Bahkan saat mereka berdua menyusu dimasing-masing tetek putihnya, gadis cantik berambut panjang ini cenderung membiarkannya.
" Gila den teteknya putih montok banget, kenceng lagi! Wah juara pokoknya.. " ujar Krisno ditengah tengah emutannya diputing susu Vera.
" Putingnya gede banget den, kayak puting cewek yang lagi hamil.. " Yanto turut menimpali.
Aku terdiam dan tak percaya melihat apa yang sedang aku lihat saat ini karena tahu-tahu mereka sudah menyapih toket Vera saja sekarang. Sadar bahwa mas Yanto dan mas Kris sudah bergerak tanpa intruksi dariku membuatku harus kembali mengambil alih sebelum mereka lebih jauh lagi.
Kegiatan itu kupotong dan meminta mereka kembali fokus lagi ke foto, mereka berdua tampak kecewa namun mau tidak mau mengikuti perintahku.
Aku mengintruksikan Vera merangkak, dan menyuruh mas Yanto seperti mengambil posisi kebelakangnya hingga terlihat dia seperti sedang men-Doggy gadis cantik yang seksi ini.
Lalu kuminta mas Yanto benar-benar menempelkan kemaluannya ke kelamin Vera meskipun masih dibalut celana dalam, namun pastilah Vera dapat merasakan jelas tonjolan kelamin pria itu kini sudah ereksi penuh.
Berikut mas Krisno kusuruh duduk di antara lututnya dan mengambil posisi di depan Vera, Vera membuka mulutnya sesuai instruksiku, aku meminta mereka menahan posisi itu sambil aku mencari Angle yang tepat agar terlihat dia seperti sedang disetubuhi dari depan dan belakang.
Penisku ereksi maksimal melihat posisi ini dimana Vera yang tengah merangkak telanjang kini tampak sedang dikendarai masing-masing dari arah yang berlawanan.
Tak mau buang waktu, aku meminta mereka mengubah gaya. Kali ini kusuruh mas Krisno melakukan Scene berciuman bibir sambil berdiri dengan Vera.
Meskipun sebenarnya mereka tidak benar-benar berciuman, sama seperti tadi aku hanya mengambil Angle yang tepat saja agar terlihat mereka seperti sedang saling berciuman.
Detilnya Vera kuarahkan untuk melingkarkan tangannya dileher mas Krisno, hal ini tak sulit karena Vera lebih tinggi dari mas Krisno sementara tangan mas Krisno melingkar di pinggang langsing gadis itu sambil meremas pantat montoknya.
Bibir mereka benar-benar nyaris bersentuhan, dari hasil jepretan kamera pun terlihat sekali mereka seperti sedang berciuman bak sepasang kekasih.
Dengan bermacam-macam improvisasi, aku menyuruh mereka melakukan apa yang ada di kepalaku saat ini.
Agar pose mereka menggambarkan seperti mereka sedang menculik dan akan memperkosa Vera, aku mengambil lakban yang tadi ia beli, kemudian kami mengikat kakinya rapat dan kedua tangannya pun kami ikat kebelakang, hingga membuat si cantik ini jadi benar-benar tak berdaya, serta tak lupa aku memplester mulutnya dengan lakban hitam itu.
Aku meminta mereka membopong Vera, seperti sedang menyekap gadis itu, adegan ini benar-benar membuat birahiku ON!
Membayangkan Vera yang sangat seksi itu diculik dan akan diperkosa oleh mereka membuat kontolku menegang sepenuhnya!
Berbagai macam Angle kuambil, seperti adegan dimana Vera direbahkan ke lantai kemudian mereka berdua yang hanya sedang memakai kolor itu berdiri di atas tubuh telanjangnya yang sedang terikat tak berdaya seolah sedang menguasai tubuh seksinya.
Sangatlah kontras kulit tubuh Vera yang putih mulus dengan warna kulit mereka yang gelap, walaupun mas Yanto dan mas Krisno tidak telanjang, tapi mereka telah membuka seluruh baju mereka, sehingga tampaklah tubuh berisi serta berotot juga wajah keras mereka yang makin menimbulkan kesan sangar.
Semakin panas, aku meminta salah satu dari mereka berdiri dibelakang Vera kemudian kusuruh menjambak rambut lurus panjang Vera yang tergerai itu ke belakang, sehingga membuat Vera terdongak ke atas sambil meringis kesakitan.
Sementara mas Yanto yang melakukannya sedikit membungkukkan badan Vera agar terlihat melengkung dan itu kuambil dari depan memberi kesan mas Yanto sedang menungganginya dengan kasar dari belakang.
Dan wajah Vera yang sendu nan lugu itu sangat cocok dengan konsep ini hingga membuatku benar-benar menyukai ekspresi Vera dalam posisi sekarang!
Ini seperti dua orang pekerja kasar yang sedang memperkosa Vera, sengaja aku mengatur posisi-posisi yang tampak kasar, seperti mereka yang sedang mencekik Vera dari belakang dengan mata birunya yang seolah melirik mas Yanto untuk membuat dia seperti sedang diperkosa dari belakang, atau kemudian memposisikan Vera yang sedang duduk bersimpuh dan mengemut kontol mas Krisno dari luar celana dalamnya.
Pengambilan gambarnya sebisa mungkin kucoba samarkan dengan hanya sebatas dada kekar mereka saja, kala sedang tertunduk ataupun menengadah.
Sehingga bila orang melihat foto-foto itu, maka hanya tampak jelas wajah cantik dan tubuh seksi Vera yang benar-benar menjadi fokus utamanya, sedangkan wajah mas Yanto dan mas Krisno hanya terlihat dari arah samping atau belakangnya saja.
Ada adegan dimana kami membuka ikatan kakinya, dan Vera di gendong ditengah-tengah mereka, dengan posisi Vera mengangkang lebar serta mempertontonkan vagina tebal merah muda tanpa bulunya itu.
Waktu tak terasa berjalan dengan cepat, adegan demi adegan terus kusuruh mereka lakukan aku dengan getol memfoto setiap adegan-adegan ini dengan sabar.
Aku hanya ingin memanfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin karena ini benar-benar momen langka yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup. Kapan lagi cewek sesempurna Vera bisa kuatur-atur seperti sekarang
Meski mas Yanto juga mas Kris terlihat sekali sudah tak fokus dengan instruksiku dan terus saja meremas-remas toket besar ataupun pantat semok Vera disela-sela kegiatan sambil sesekali mencium-ciumi pipi gadis bule ini.
Dan tanpa kusadari, ketika aku mengambil gambar Zoom bagian memek Vera yang merekah itu, baru kutahu bahwa saat ini memek si cantik ini basah dan meneteskan cairan-cairan bening yang tampak lumer dari kewanitaannya.
Rupanya Vera pun terangsang juga karena sejak tadi dia hanya diam saja dengan mata sayunya itu.
Setelah bosan dengan adegan memperkosa berhubung juga hari mulai gelap, maka selanjutnya kuminta mereka berhenti dan kuganti menjadi Vera seorang.
Mereka sedikit kecewa, terlihat dari tonjolan penis mereka yang sejak tadi sudah sangat membesar dibalik kolor mereka, tentu mereka sudah sangat birahi dan segera ingin merasakan tubuh putih mulus nan montok Vera, namun tentu saja aku takkan mungkin membiarkan hal sejauh itu terjadi.
Kembali ke Vera, aku memutar ide apa lagi yang akan kulakukan padanya.
Hingga timbul ide untuk mengikat tubuh telanjangnya di tiang jemuran yang ada di halaman belakangku ini.
Dibantu mas Krisno dan mas Yanto kami segera melaksanakannya, Vera kami naikkan ditiang berbentuk T tersebut kemudian mengikat kedua tangannya masing-masing di pojokan tiangnya, setelah masing-masing memastikan ikatan dipergelangan tangannya terasa kuat, lalu kami menaruh kursi sebagai tumpuan awal di kaki Vera memastikan agar dia tak kesakitan.
Saat aku merapatkan pahanya dan mengikatnya juga, terasa olehku halus kulit pahanya yang benar-benar putih mulus ini dan langsung membuat akal sehatku berantakan!
Kembali aku tenangkan diri karena sejak awal tadi ketika dikamar aku memang sudah nafsu sekali menyadari jika kulit Vera ini luar biasa halusnya.
Krisno memberikan ide untuk menyumpal mulut Vera dengan Gag-Ball miliknya yang baru kutahu kalau dia memiliki koleksi benda semacam ini.
Setelah aku rasa cukup, aku pun menjauhkan kursi yang menopang kakinya dan tersaji dihadapanku kini tubuh telanjang Vera sudah tergantung tersalib berbentuk T mengikuti bentuk tiang itu dengan jarak kira kira 2 meter dari tanah.
Aku tertegun melihat betapa seksinya Vera dalam posisi tersebut, tubuh putih langsingnya, rambut panjangnya yang tergerai lurus indah hingga kepunggung membuat dia terlihat sangat anggun, juga bulat payudara putih besar nan kencangnya nampak naik turun mengikuti irama napasnya yang tengah kami salib itu.
Vera terlihat amat pasrah kearahku dalam posisinya yang sekarang, sorot matanya yang kosong itu kadang terpejam dengan dahi mengkerut merasakan sakitnya ikatan erat yang kami buat, karena kini tubuhnya hanya bertumpu pada ikatan di tiang tersebut.
Aku mengambil kameraku lagi lalu memfotonya berulang kali.
Setelah cukup memfoto tubuh telanjangnya, aku pun meninggalkannya menyusul mas Krisno dan mas Yanto yang sudah lebih dulu meninggalkan kami untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Vera tampak memanggilku, namun suaranya tertahan Gagging-Ball yang kusumpal dimulutnya.
Sebenarnya aku tidak benar-benar meninggalkannya, aku hanya ingin memantau dan mengamatinya saja dari jauh untuk mengetahui seperti apa reaksinya saat kutinggalkan sendiri dalam keadaan itu.
Dari atas loteng diam-diam aku masih memfotoinya, aku benar-benar kagum dengan kecantikannya dan entah kenapa setelah melihatnya telanjang aku jadi semakin terobsesi dengan Vera.
Penisku sudah dari tadi menegang, sungguh ingin segera rasanya aku nikmati nikmat molek tubuh sintalnya tersebut tapi entah apa aku akan melakukannya sampai sejauh itu.
Selepas magrib berlalu, aku memanggil lagi mas Yanto dan mas Krisno untuk membantuku menurunkan Vera, setelah tadi terlihat olehku mereka mengocoki kontol mereka masing-masing menjadikan tubuh gadis yang sedang tersalib itu sebagai bahan onani mereka dari tempat yang Vera tidak sadari.
Kemudian kami menurunkan Vera, setelahnya langsung kuminta mereka menalikan tangan Vera dalam posisi terikat kebelakang, sekaligus tubuh atasnya kuminta juga mereka ikatkan tali tambang yang melilit melingkar di sekitar dadanya.
Hingga posisi ini nantinya akan mengekspos payudara montoknya agar semakin membulat kencang kedepan.
Setelah selesai, tak mau buang waktu Vera kuperintahkan untuk melakukan Exercise dengan berlari mengelilingi kolam renangku yang berukuran 15 x 5 meter ini sebanyak 20 kali.
Vera melakukannya dan segera berlari dengan posisi tangan terikat kebelakang.
" Shhh... " desisku melihat dada kencang dari gadis berambut panjang itu bergoyang ketika berlari.
Aku terus memantaunya dari pinggir bersama mas Yanto dan mas Krisno, bila Vera berhenti beristirahat atau tampak berjalan maka kusuruh mereka berdua mencambuk pelan Vera dengan ikat pinggang mereka.
Vera tampak kelelahan dan beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas, saat itulah mas Krisno dan mas Yanto akan mencambuk Vera dengan ikat pinggang yang mereka pegang.
Dan seiring dengan itu maka akan terdengar jeritan tertahan dari mulut Vera yang terhalang bola peredam dan membuat dia mau tak mau akan berlari kecil kembali.
Semua itu kurekam dengan kamera yang terus kugenggam, saat ini entah kenapa aku rasanya ingin terus membuatnya sengsara.
Vera langsung terduduk terjelembab setelah dia menyelesaikan 20x putaran yang kuminta, keringat mulai mengucur dari tubuhnya diiringi tarikan nafas berat yang menandakan dia sudah amat kelelahan, namun ini belum selesai!
Dengan nada tinggi kumarahi dia yang tengah menarik nafas itu dan segera kuperintahi dia masuk ke dalam kolam renang dengan keadaan terikat seperti itu.
Vera hanya menatapku namun sama sekali tak memprotesnya, dengan gemulai lemah dia mulai merangkak berdiri lalu menceburkan diri ke titik kolam renang yang aku perintahkan.
Kedalaman air kolam yang saat itu sekitar 160 cm, membuat tinggi air kira-kira selehernya, meski untuk standar perempuan Vera sangatlah tinggi tapi dalam posisinya yang terikat seperti ini membuatnya harus menengadahkan kepalanya agar tak kelelep.
Kemudian kami bertiga meninggalkannya di dalam kolam sendirian, dengan tangan terikat serta mulut terkunci dan keadaan kolam yang hanya diterangi lampu taman pasti akan membuatnya ketakutan.
Aku kembali mengawasinya dari jendela teras belakang sambil membaca majalah, sedangkan mas Yanto dan mas Krisno kuminta untuk menyiapkan makan malam untuk kami berdua.
Aku rencananya akan membiarkannya terendam sendirian begitu setidaknya sampai tengah malam.
Sudah pasti dia tidak akan bisa naik ke permukaan tanpa bantuan orang lain dalam keadaannya yang sekarang, Handycam ku tetap kubiarkan merekam.
Singkat cerita, seperti yang sudah aku perkirakan, setelah beberapa saat aku mengambil gambar Vera dengan pose bugilnya yang seksi, tiba-tiba munculah mas Krisno dan mas Yanto.
Vera sangat terkejut sambil secara refleks menutupi bagian tubuhnya yang tanpa sehelai benang sama sekali itu, tampak dia kelabakan bingung antara menutupi dadanya atau daerah kemaluannya.
Mas Yanto dan mas Krisno pun juga terkejut melihat tiba-tiba aku bersama seorang gadis cantik yang sedang tak berbusana di kolam renang ini, mereka hanya terpana melihat kecantikan Vera.
Karena mereka segan dan tidak mau mengganggu aktivitasku, mereka hanya tersenyum kearahku kemudian berpura-pura cuek sambil mulai menyapu halaman belakang.
Aku melanjutkan memfotoi si seksi yang sudah jadi milikku ini dengan mudahnya, tubuh mulus Vera yang tanpa tertutup oleh apapun itu kini menjadi santapan mata mereka yang sekali-sekali melirik kearah aktifitas kami, Vera pun juga jadi terlihat tak nyaman dengan kehadiran mereka berdua.
Agar suasana kaku yang terjadi di antara mereka mencair, aku pun segera memperkenalkan mereka pada Vera.
" Mas Kris, mas Yanto sini dong, ini kenalin temen aku.. " ujarku memanggil mereka berdua merapat ke kami.
" Dia tadi pengen berenang, tapi gak bawa pakaian renang, jadi dia pengen berenang bugil gitu.. " kataku sekenanya pada mas Krisno dan mas Yanto.
" Oh Vera... Gila cantik banget ya! " kata Mas Yanto dengan sangat bernafsu.
" Nama saya Wijianto, biasa di panggil Yanto.. " kali ini dia mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
Vera sedianya sedang bersembunyi dibelakangku untuk menutupi tubuh telanjangnya itu, namun adab kesopanan mengharuskan dia untuk ikut mengulurkan tangannya membalas uluran tangan mas Yanto.
" Ayo dong Vera, kenalin ini mas Yanto, dia juga tinggal disini.. " ujarku pada Vera.
Vera pun terpaksa melepaskan tangan kanannya yang menutupi dadanya dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan mas Yanto.
" Ve.. Ve..Vera ... " ucap gadis cantik itu tersendat karena malu.
" Vera, namanya bagus ya secantik wajah dan seindah tubuhnya.. " kata mas Yanto tanpa melepaskan tangannya yang terus menjabat tangan halus Vera dengan erat.
Sehingga kini Vera tidak bisa lagi menutupi keindahan buah dadanya yang mencuat menantang meski dia masih bersembunyi dan mepet dibelakangku tapi jelas mas Yanto dan mas Krisno bisa melihatnya dari samping.
" Kenalkan juga ini Krisno, dia juga tinggal disini seperti saya.. " kata mas Yanto pada Vera.
Dia menuntun tangan Vera untuk menjabat tangan mas Krisno yang agak berada di belakangnya dan sudah terlebih dahulu terulur.
Kembali Vera mau tidak mau harus keluar dari belakangku dan kali ini dia tidak dapat menutupi dua payudaranya yang bergoyang ketika dituntun mendekat kearah mas Krisno untuk berkenalan dan berjabatan tangan.
Tampak sangat indah payudara kencang Vera yang putih bersih itu ketika mas Krisno berjabatan tangan dan berkali kali mengguncangkan tangan mereka selama bersalaman.
Dalam hatiku berkata, cerdik juga mereka, karena bisa membuat Vera tertunduk tambah malu.
Walaupun mereka statusnya pembantu, tapi sebenarnya lebih tepat dikatakan kalo mereka orang kepercayaan keluarga kami.
Sejak kecil aku hanya tinggal dengan mereka berdua dan diasuh oleh mereka, jadi tak heran jika aku sangat dekat dengan mereka, dan aku pun sampai tahu kesukaan mereka mulai dari suka nonton film porno atau menyewa bencong ke rumah.
" Begini mas Krisno dan mas Yanto, malam ini Vera akan nginep disini.. " kataku memecahkan keheningan di antara mereka.
" Dan selama dia nginep disini, Vera tadi minta supaya aku memperbolehkan dia buat gak pake penutup tubuh sedikit pun.. "
" Iya kan Ver?.. " ujarku pada Vera sambil menggoyangkan kameraku sebagai isyarat padanya.
Vera yang mengerti isyarat goyangan kameraku, hanya bisa mengangguk tertunduk.
" Jadi kalian harus manjain dan nurutin keinginannya dan kalian gak boleh menjamah tubuhnya, tanpa persetujuan dariku atau dari dia... " kataku untuk menunjukan siapa yang berkuasa di situ.
" Baik den!!.. " kata mereka serempak hampir berbarengan.
" Nah sekarang karena kalian udah disini, kayaknya Vera ingin di foto bareng tuh sama kalian.. " aku kembali melirik ke Vera.
Dan si gadis lugu ini lagi-lagi mengangguk, yang disambut gembira mas Krisno juga mas Yanto.
" Oke selama pemotretan kalian boleh menjamah tubuh Vera!.. "
Mereka kembali menyambut itu kali ini dengan teriakan yang lebih keras, Vera hanya bisa melirikku dengan sayu seolah tak percaya aku bisa setega ini. Tapi aku tak peduli, lagipula dia sudah terlanjur bispak!
Maka segeralah mereka aku suruh membuka baju dan mengintruksi mereka untuk hanya mengenakan kolor saja, kemudian berpose dikiri dan kanan Vera yang telanjang bulat.
Selama pengambilan gambar, tangan mereka mulai bergerilya dengan sesekali meremas toket bulat pecun ini, membelai rambutnya dan mengelus-elus pantat montoknya.
Semakin lama mereka juga semakin berani dengan mencium leher jenjang Vera masing-masing dari samping.
Penisku menegang melihat Vera yang sedang digrepe-grepe dan dicium-cium oleh mereka dalam keadaan telanjang, entah kenapa Vera terus menatapku dengan wajah memelasnya yang benar-benaar bikin konak itu.
Bahkan saat mereka berdua menyusu dimasing-masing tetek putihnya, gadis cantik berambut panjang ini cenderung membiarkannya.
" Gila den teteknya putih montok banget, kenceng lagi! Wah juara pokoknya.. " ujar Krisno ditengah tengah emutannya diputing susu Vera.
" Putingnya gede banget den, kayak puting cewek yang lagi hamil.. " Yanto turut menimpali.
Aku terdiam dan tak percaya melihat apa yang sedang aku lihat saat ini karena tahu-tahu mereka sudah menyapih toket Vera saja sekarang. Sadar bahwa mas Yanto dan mas Kris sudah bergerak tanpa intruksi dariku membuatku harus kembali mengambil alih sebelum mereka lebih jauh lagi.
Kegiatan itu kupotong dan meminta mereka kembali fokus lagi ke foto, mereka berdua tampak kecewa namun mau tidak mau mengikuti perintahku.
Aku mengintruksikan Vera merangkak, dan menyuruh mas Yanto seperti mengambil posisi kebelakangnya hingga terlihat dia seperti sedang men-Doggy gadis cantik yang seksi ini.
Lalu kuminta mas Yanto benar-benar menempelkan kemaluannya ke kelamin Vera meskipun masih dibalut celana dalam, namun pastilah Vera dapat merasakan jelas tonjolan kelamin pria itu kini sudah ereksi penuh.
Berikut mas Krisno kusuruh duduk di antara lututnya dan mengambil posisi di depan Vera, Vera membuka mulutnya sesuai instruksiku, aku meminta mereka menahan posisi itu sambil aku mencari Angle yang tepat agar terlihat dia seperti sedang disetubuhi dari depan dan belakang.
Penisku ereksi maksimal melihat posisi ini dimana Vera yang tengah merangkak telanjang kini tampak sedang dikendarai masing-masing dari arah yang berlawanan.
Tak mau buang waktu, aku meminta mereka mengubah gaya. Kali ini kusuruh mas Krisno melakukan Scene berciuman bibir sambil berdiri dengan Vera.
Meskipun sebenarnya mereka tidak benar-benar berciuman, sama seperti tadi aku hanya mengambil Angle yang tepat saja agar terlihat mereka seperti sedang saling berciuman.
Detilnya Vera kuarahkan untuk melingkarkan tangannya dileher mas Krisno, hal ini tak sulit karena Vera lebih tinggi dari mas Krisno sementara tangan mas Krisno melingkar di pinggang langsing gadis itu sambil meremas pantat montoknya.
Bibir mereka benar-benar nyaris bersentuhan, dari hasil jepretan kamera pun terlihat sekali mereka seperti sedang berciuman bak sepasang kekasih.
Dengan bermacam-macam improvisasi, aku menyuruh mereka melakukan apa yang ada di kepalaku saat ini.
Agar pose mereka menggambarkan seperti mereka sedang menculik dan akan memperkosa Vera, aku mengambil lakban yang tadi ia beli, kemudian kami mengikat kakinya rapat dan kedua tangannya pun kami ikat kebelakang, hingga membuat si cantik ini jadi benar-benar tak berdaya, serta tak lupa aku memplester mulutnya dengan lakban hitam itu.
Aku meminta mereka membopong Vera, seperti sedang menyekap gadis itu, adegan ini benar-benar membuat birahiku ON!
Membayangkan Vera yang sangat seksi itu diculik dan akan diperkosa oleh mereka membuat kontolku menegang sepenuhnya!
Berbagai macam Angle kuambil, seperti adegan dimana Vera direbahkan ke lantai kemudian mereka berdua yang hanya sedang memakai kolor itu berdiri di atas tubuh telanjangnya yang sedang terikat tak berdaya seolah sedang menguasai tubuh seksinya.
Sangatlah kontras kulit tubuh Vera yang putih mulus dengan warna kulit mereka yang gelap, walaupun mas Yanto dan mas Krisno tidak telanjang, tapi mereka telah membuka seluruh baju mereka, sehingga tampaklah tubuh berisi serta berotot juga wajah keras mereka yang makin menimbulkan kesan sangar.
Semakin panas, aku meminta salah satu dari mereka berdiri dibelakang Vera kemudian kusuruh menjambak rambut lurus panjang Vera yang tergerai itu ke belakang, sehingga membuat Vera terdongak ke atas sambil meringis kesakitan.
Sementara mas Yanto yang melakukannya sedikit membungkukkan badan Vera agar terlihat melengkung dan itu kuambil dari depan memberi kesan mas Yanto sedang menungganginya dengan kasar dari belakang.
Dan wajah Vera yang sendu nan lugu itu sangat cocok dengan konsep ini hingga membuatku benar-benar menyukai ekspresi Vera dalam posisi sekarang!
Ini seperti dua orang pekerja kasar yang sedang memperkosa Vera, sengaja aku mengatur posisi-posisi yang tampak kasar, seperti mereka yang sedang mencekik Vera dari belakang dengan mata birunya yang seolah melirik mas Yanto untuk membuat dia seperti sedang diperkosa dari belakang, atau kemudian memposisikan Vera yang sedang duduk bersimpuh dan mengemut kontol mas Krisno dari luar celana dalamnya.
Pengambilan gambarnya sebisa mungkin kucoba samarkan dengan hanya sebatas dada kekar mereka saja, kala sedang tertunduk ataupun menengadah.
Sehingga bila orang melihat foto-foto itu, maka hanya tampak jelas wajah cantik dan tubuh seksi Vera yang benar-benar menjadi fokus utamanya, sedangkan wajah mas Yanto dan mas Krisno hanya terlihat dari arah samping atau belakangnya saja.
Ada adegan dimana kami membuka ikatan kakinya, dan Vera di gendong ditengah-tengah mereka, dengan posisi Vera mengangkang lebar serta mempertontonkan vagina tebal merah muda tanpa bulunya itu.
Waktu tak terasa berjalan dengan cepat, adegan demi adegan terus kusuruh mereka lakukan aku dengan getol memfoto setiap adegan-adegan ini dengan sabar.
Aku hanya ingin memanfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin karena ini benar-benar momen langka yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup. Kapan lagi cewek sesempurna Vera bisa kuatur-atur seperti sekarang
Meski mas Yanto juga mas Kris terlihat sekali sudah tak fokus dengan instruksiku dan terus saja meremas-remas toket besar ataupun pantat semok Vera disela-sela kegiatan sambil sesekali mencium-ciumi pipi gadis bule ini.
Dan tanpa kusadari, ketika aku mengambil gambar Zoom bagian memek Vera yang merekah itu, baru kutahu bahwa saat ini memek si cantik ini basah dan meneteskan cairan-cairan bening yang tampak lumer dari kewanitaannya.
Rupanya Vera pun terangsang juga karena sejak tadi dia hanya diam saja dengan mata sayunya itu.
Setelah bosan dengan adegan memperkosa berhubung juga hari mulai gelap, maka selanjutnya kuminta mereka berhenti dan kuganti menjadi Vera seorang.
Mereka sedikit kecewa, terlihat dari tonjolan penis mereka yang sejak tadi sudah sangat membesar dibalik kolor mereka, tentu mereka sudah sangat birahi dan segera ingin merasakan tubuh putih mulus nan montok Vera, namun tentu saja aku takkan mungkin membiarkan hal sejauh itu terjadi.
Kembali ke Vera, aku memutar ide apa lagi yang akan kulakukan padanya.
Hingga timbul ide untuk mengikat tubuh telanjangnya di tiang jemuran yang ada di halaman belakangku ini.
Dibantu mas Krisno dan mas Yanto kami segera melaksanakannya, Vera kami naikkan ditiang berbentuk T tersebut kemudian mengikat kedua tangannya masing-masing di pojokan tiangnya, setelah masing-masing memastikan ikatan dipergelangan tangannya terasa kuat, lalu kami menaruh kursi sebagai tumpuan awal di kaki Vera memastikan agar dia tak kesakitan.
Saat aku merapatkan pahanya dan mengikatnya juga, terasa olehku halus kulit pahanya yang benar-benar putih mulus ini dan langsung membuat akal sehatku berantakan!
Kembali aku tenangkan diri karena sejak awal tadi ketika dikamar aku memang sudah nafsu sekali menyadari jika kulit Vera ini luar biasa halusnya.
Krisno memberikan ide untuk menyumpal mulut Vera dengan Gag-Ball miliknya yang baru kutahu kalau dia memiliki koleksi benda semacam ini.
Setelah aku rasa cukup, aku pun menjauhkan kursi yang menopang kakinya dan tersaji dihadapanku kini tubuh telanjang Vera sudah tergantung tersalib berbentuk T mengikuti bentuk tiang itu dengan jarak kira kira 2 meter dari tanah.
Aku tertegun melihat betapa seksinya Vera dalam posisi tersebut, tubuh putih langsingnya, rambut panjangnya yang tergerai lurus indah hingga kepunggung membuat dia terlihat sangat anggun, juga bulat payudara putih besar nan kencangnya nampak naik turun mengikuti irama napasnya yang tengah kami salib itu.
Vera terlihat amat pasrah kearahku dalam posisinya yang sekarang, sorot matanya yang kosong itu kadang terpejam dengan dahi mengkerut merasakan sakitnya ikatan erat yang kami buat, karena kini tubuhnya hanya bertumpu pada ikatan di tiang tersebut.
Aku mengambil kameraku lagi lalu memfotonya berulang kali.
Setelah cukup memfoto tubuh telanjangnya, aku pun meninggalkannya menyusul mas Krisno dan mas Yanto yang sudah lebih dulu meninggalkan kami untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Vera tampak memanggilku, namun suaranya tertahan Gagging-Ball yang kusumpal dimulutnya.
Sebenarnya aku tidak benar-benar meninggalkannya, aku hanya ingin memantau dan mengamatinya saja dari jauh untuk mengetahui seperti apa reaksinya saat kutinggalkan sendiri dalam keadaan itu.
Dari atas loteng diam-diam aku masih memfotoinya, aku benar-benar kagum dengan kecantikannya dan entah kenapa setelah melihatnya telanjang aku jadi semakin terobsesi dengan Vera.
Penisku sudah dari tadi menegang, sungguh ingin segera rasanya aku nikmati nikmat molek tubuh sintalnya tersebut tapi entah apa aku akan melakukannya sampai sejauh itu.
Selepas magrib berlalu, aku memanggil lagi mas Yanto dan mas Krisno untuk membantuku menurunkan Vera, setelah tadi terlihat olehku mereka mengocoki kontol mereka masing-masing menjadikan tubuh gadis yang sedang tersalib itu sebagai bahan onani mereka dari tempat yang Vera tidak sadari.
Kemudian kami menurunkan Vera, setelahnya langsung kuminta mereka menalikan tangan Vera dalam posisi terikat kebelakang, sekaligus tubuh atasnya kuminta juga mereka ikatkan tali tambang yang melilit melingkar di sekitar dadanya.
Hingga posisi ini nantinya akan mengekspos payudara montoknya agar semakin membulat kencang kedepan.
Setelah selesai, tak mau buang waktu Vera kuperintahkan untuk melakukan Exercise dengan berlari mengelilingi kolam renangku yang berukuran 15 x 5 meter ini sebanyak 20 kali.
Vera melakukannya dan segera berlari dengan posisi tangan terikat kebelakang.
" Shhh... " desisku melihat dada kencang dari gadis berambut panjang itu bergoyang ketika berlari.
Aku terus memantaunya dari pinggir bersama mas Yanto dan mas Krisno, bila Vera berhenti beristirahat atau tampak berjalan maka kusuruh mereka berdua mencambuk pelan Vera dengan ikat pinggang mereka.
Vera tampak kelelahan dan beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas, saat itulah mas Krisno dan mas Yanto akan mencambuk Vera dengan ikat pinggang yang mereka pegang.
Dan seiring dengan itu maka akan terdengar jeritan tertahan dari mulut Vera yang terhalang bola peredam dan membuat dia mau tak mau akan berlari kecil kembali.
Semua itu kurekam dengan kamera yang terus kugenggam, saat ini entah kenapa aku rasanya ingin terus membuatnya sengsara.
Vera langsung terduduk terjelembab setelah dia menyelesaikan 20x putaran yang kuminta, keringat mulai mengucur dari tubuhnya diiringi tarikan nafas berat yang menandakan dia sudah amat kelelahan, namun ini belum selesai!
Dengan nada tinggi kumarahi dia yang tengah menarik nafas itu dan segera kuperintahi dia masuk ke dalam kolam renang dengan keadaan terikat seperti itu.
Vera hanya menatapku namun sama sekali tak memprotesnya, dengan gemulai lemah dia mulai merangkak berdiri lalu menceburkan diri ke titik kolam renang yang aku perintahkan.
Kedalaman air kolam yang saat itu sekitar 160 cm, membuat tinggi air kira-kira selehernya, meski untuk standar perempuan Vera sangatlah tinggi tapi dalam posisinya yang terikat seperti ini membuatnya harus menengadahkan kepalanya agar tak kelelep.
Kemudian kami bertiga meninggalkannya di dalam kolam sendirian, dengan tangan terikat serta mulut terkunci dan keadaan kolam yang hanya diterangi lampu taman pasti akan membuatnya ketakutan.
Aku kembali mengawasinya dari jendela teras belakang sambil membaca majalah, sedangkan mas Yanto dan mas Krisno kuminta untuk menyiapkan makan malam untuk kami berdua.
Aku rencananya akan membiarkannya terendam sendirian begitu setidaknya sampai tengah malam.
Sudah pasti dia tidak akan bisa naik ke permukaan tanpa bantuan orang lain dalam keadaannya yang sekarang, Handycam ku tetap kubiarkan merekam.
..............................
Menit demi menit berlalu dan jam mulai berganti, aku terus berjaga-jaga dari kejauhan mengawasinya dengan teropongku.
Jarum pendek sudah di jam 10, angin malam semakin kencang dan air kolam pasti semakin bertambah dingin saat ini.
Vera terlihat ketakutan karena hari semakin larut, dari wajahnya dia sudah amat kelelahan dan sangat tidak nyaman dengan keadaannya, tentu saja dia tidak mengetahui bahwa sebenarnya aku terus mengawasinya.
Melihatnya yang mangap-mangap mencari nafas dari tingginya air yang mulai berombak dihempas angin membuatku mulai merasa kelewatan dan tak tega untuk melihatnya terus seperti ini, sekejap aku berlari untuk segera menjemputnya saat ini juga.
Dan ketika kujemput, langsung kunaikkan tubuh lemasnya dari air kolam yang benar-benar sudah dingin.
Vera menurut saja ketika kubimbing dia untuk naik, wajahnya yang imut itu terlihat lesu sekali saat aku lepas semua tali yang melilit tubuhnya, tampak beberapa bagian tubuhnya sudah mengeriput karena terlalu lama terendam air.
Gigi Vera gemeretek menggigil ketika turut kulepaskan peredam suara yang sejak tadi membungkam suara merdunya, kini ia bisa dengan leluasa berbicara dan memprotes keadaannya bila ia mau.
Namun Vera hanya menatapku dengan pandangan sayu dan tampak sedikit tersenyum ketika kulilitkan handuk ditubuhnya yang langsing dan seksi itu.
Kutatap matanya yang memancarkan kepasrahan padaku, dan jujur dia terlihat cantik sekali saat ini.
Kepasrahannya ini membuat emosiku mereda padanya, kini hatiku lebih berbicara ketimbang sore tadi dimana otak dan pikiranku tadi terus saja memvonisnya sebagai pecun.
" Ver.. Maafin aku ya, aku udah buat kamu kayak gini.. " kataku padanya dengan lembut dan merasa amat bersalah.
Kurangkul dia dengan tangan kiriku, kami saling berhadap-hadapan satu sama lain, wajah cantiknya terus kuamati dari jarak sedekat ini sambil kubelai lembut rambut panjangnya yang basah itu.
Aku mengelus kedua pipinya dan Vera terus saja menatapku dengan sendu, wajahnya yang punya kecantikan natural dengan bola matanya yang terlihat seperti bola kristal itu menggambarkan betapa polosnya gadis ini.
" Kamu cantik banget Ver... " kali ini kuusap bagian bawah bulu matanya yang lentik.
Kuberanikan diri menarik dagunya kearah bibirku lalu aku pun mencium bibirnya dengan lembut dan diluar dugaan Vera menutup matanya seolah membiarkan dirinya kupagut hingga membuat kami berdua benar-benar berciuman!
Perasaanku bercampur-aduk! Ini pertama kalinya aku berciuman dengan gadis secantik ini.
Vera membalas ciumanku dengan pasrah, tanganku mulai meremas payudaranya yang besar itu. Sungguh, toket Vera kencang sekali, ukurannya besar namun tidak kendor sedikit pun dan sangat membulat padat.
Saat ini bibirnya masih terasa dingin seperti agar-agar, tapi lambat-laun terasa hangat seiring makin resapnya kami saling berciuman.
Decap bunyi bibir kami saling bersentuhan semakin terdengar pertanda aku dan dia benar-benar saling menikmati semua ini, Vera melingkarkan tangannya ke leherku yang kubalas dengan memegang pinggul langsingnya.
Dalam ciuman mesra kami ini, aku sungguh dapat merasakan seluruh kecantikan Vera beserta isi hatinya.
Aku pun yakin bahwa sebenarnya Vera juga punya rasa yang sama padaku, karena sebenarnya sering kudapati dia melirik dan mencuri pandang kearahku jika kami bertemu di sekolah.
Hanya saja tidak aku sadari selain karena predikat cewek bispak yang sering disematkan padanya, juga aku tak percaya diri untuk mendekatinya.
Kini hal itu sepertinya menghilang dari pikiranku, melihat sikapnya yang menurut dan tatapan matanya yang terlihat amat mempercayaiku jadi makin menimbulkan gejolak di hatiku.
Dia sedikit mendesah dan semakin lama kami tak hanya berciuman namun juga saling bertukar ludah, aku mengikuti permainan lidahnya dengan lembut, saling menggelitik dalam rongga mulut kami masing-masing, kadang dia mengulum lidahku dan sebaliknya aku melakukan hal yang sama.
Bermenit-menit kami terus berciuman amat mesra, memadu kasih dari hati kami masing-masing, aku benar-benar menikmatinya juga aku merasa bahwa aku dan dia satu saat ini
Sepertinya dia pun juga begitu, gadis cantik ini terus memejamkan matanya menikmati cumbuanku, dia memegangi wajahku dengan telapak tangannya seperti sedang melepaskan semua perasaan yang dia rasakan padaku dan itu membuat kami amat larut dalam perasaan bak sepasang kekasih.
Kemudian kuangkat tubuhnya menyamping dan berjalan membawanya masuk agar terlindungi dari angin malam yang jahat.
Vera menggelayut di leherku dan terus menatapku ketika aku gendong dia masuk ke dalam rumah.
Di dalam, kubuatkan dia susu coklat hangat agar dia merasa hangat, tak lupa kusodorkan langsung segelas susu itu padanya sambil kubelai lembut lurus rambut panjangnya yang masih basah.
Vera meminumnya dengan lahap, dia menyeruput segelas susu coklat hangat itu dengan matanya yang masih saja tak bergeming memandangiku, entah kenapa tatapannya benar-benar tampak menusuk hatiku.
" Nda.. " senyumnya manis kearahku setelah meminum lebih dari setengah gelas susu coklat hangatnya.
" Aku mau jujur... " lanjutnya setelah sejak tadi hampir tidak berkomentar apa-apa.
" Sebenarnya dari dulu aku pengen deket sama kamu.. Tapi sepertinya kamu gak menghiraukan... "
" Dulu aku sering coba narik perhatian kamu, tapi selalu sia-sia... " ujar Vera yang membuatku terdiam mematung.
" Waktu tadi kamu bilang sama orang warung kalo aku pacar kamu, jujur aku bahagia banget ngedengernya.. "
" Aku ngerti kok, mungkin aku nggak bisa jadi pacar kamu karena aku sadar siapa aku ini, aku cuma pecun dan aku gak akan pernah pantas buat kamu.. "
" Tapi kalo emang dengan menjadi pecun kamu bisa membuat aku terus ada di samping kamu, mulai hari ini aku bakal relain diri aku buat jadi pelacur atau budak seks kamu... "
" Kamu bebas lakuin apa yang kamu mau terhadapku, apapun yang kamu perintahkan bakal aku lakuin nda.. "
" Kamu mau permalukan aku, mau jual tubuh aku ke orang-orang atau kamu mau hamilin aku pun bakal dengan senang hati melakukannya demi kamu... "
Vera mengatakannya dengan wajah serius beserta nada yang tulus, lalu dia pun memegang tanganku dan melanjutkan kembali perkataannya.
" Sekarang, aku bakal nyerahin jiwa dan raga aku buat kamu seutuhnya, lakuin apa yang ingin kamu lakuin sama aku, aku gak akan marah dan akan nurutinnya.... "
" Selama semua ini bisa buat kamu puas, aku pun dengan pasrah akan melakukannya buat kamu... " tutupnya kemudian sambil tersenyum tipis.
Aku benar-benar kaget dan terdiam seribu bahasa mendengar apa yang dikatakan gadis cantik ini! Langsung aku memeluknya seerat yang kubisa dan perasaanku sampai di puncaknya dalam campur-aduk rasa tak percaya.
Aku tak berani mengucapkan sepatah katapun setelah apa yang kulakukan hari ini terhadapnya.
Kuelus tubuh belakangnya dan kuberikan dia pelukan penuh perasaanku berharap dia merasakan rasa bersalahku ini padanya.
Aku merasa begitu pecundangnya setelah tadi membentak dan mengata-ngatainya dengan kata-kata yang tak pantas yang pasti melukai hati lugunya ini.
Kuakui, aku merasa terluka dan sakit hati ketika mengetahui kebenaran tentang dirinya tadi dan itu membuatku emosi, apalagi mataku seakan dibutakan setelah melihat keseksian tubuhnya.
Kupikir tadinya Vera rela melakukan semua itu karena uang, tapi rupanya dia melakukannya atas dasar perasaannya padaku!
Menit demi menit berlalu dan jam mulai berganti, aku terus berjaga-jaga dari kejauhan mengawasinya dengan teropongku.
Jarum pendek sudah di jam 10, angin malam semakin kencang dan air kolam pasti semakin bertambah dingin saat ini.
Vera terlihat ketakutan karena hari semakin larut, dari wajahnya dia sudah amat kelelahan dan sangat tidak nyaman dengan keadaannya, tentu saja dia tidak mengetahui bahwa sebenarnya aku terus mengawasinya.
Melihatnya yang mangap-mangap mencari nafas dari tingginya air yang mulai berombak dihempas angin membuatku mulai merasa kelewatan dan tak tega untuk melihatnya terus seperti ini, sekejap aku berlari untuk segera menjemputnya saat ini juga.
Dan ketika kujemput, langsung kunaikkan tubuh lemasnya dari air kolam yang benar-benar sudah dingin.
Vera menurut saja ketika kubimbing dia untuk naik, wajahnya yang imut itu terlihat lesu sekali saat aku lepas semua tali yang melilit tubuhnya, tampak beberapa bagian tubuhnya sudah mengeriput karena terlalu lama terendam air.
Gigi Vera gemeretek menggigil ketika turut kulepaskan peredam suara yang sejak tadi membungkam suara merdunya, kini ia bisa dengan leluasa berbicara dan memprotes keadaannya bila ia mau.
Namun Vera hanya menatapku dengan pandangan sayu dan tampak sedikit tersenyum ketika kulilitkan handuk ditubuhnya yang langsing dan seksi itu.
Kutatap matanya yang memancarkan kepasrahan padaku, dan jujur dia terlihat cantik sekali saat ini.
Kepasrahannya ini membuat emosiku mereda padanya, kini hatiku lebih berbicara ketimbang sore tadi dimana otak dan pikiranku tadi terus saja memvonisnya sebagai pecun.
" Ver.. Maafin aku ya, aku udah buat kamu kayak gini.. " kataku padanya dengan lembut dan merasa amat bersalah.
Kurangkul dia dengan tangan kiriku, kami saling berhadap-hadapan satu sama lain, wajah cantiknya terus kuamati dari jarak sedekat ini sambil kubelai lembut rambut panjangnya yang basah itu.
Aku mengelus kedua pipinya dan Vera terus saja menatapku dengan sendu, wajahnya yang punya kecantikan natural dengan bola matanya yang terlihat seperti bola kristal itu menggambarkan betapa polosnya gadis ini.
" Kamu cantik banget Ver... " kali ini kuusap bagian bawah bulu matanya yang lentik.
Kuberanikan diri menarik dagunya kearah bibirku lalu aku pun mencium bibirnya dengan lembut dan diluar dugaan Vera menutup matanya seolah membiarkan dirinya kupagut hingga membuat kami berdua benar-benar berciuman!
Perasaanku bercampur-aduk! Ini pertama kalinya aku berciuman dengan gadis secantik ini.
Vera membalas ciumanku dengan pasrah, tanganku mulai meremas payudaranya yang besar itu. Sungguh, toket Vera kencang sekali, ukurannya besar namun tidak kendor sedikit pun dan sangat membulat padat.
Saat ini bibirnya masih terasa dingin seperti agar-agar, tapi lambat-laun terasa hangat seiring makin resapnya kami saling berciuman.
Decap bunyi bibir kami saling bersentuhan semakin terdengar pertanda aku dan dia benar-benar saling menikmati semua ini, Vera melingkarkan tangannya ke leherku yang kubalas dengan memegang pinggul langsingnya.
Dalam ciuman mesra kami ini, aku sungguh dapat merasakan seluruh kecantikan Vera beserta isi hatinya.
Aku pun yakin bahwa sebenarnya Vera juga punya rasa yang sama padaku, karena sebenarnya sering kudapati dia melirik dan mencuri pandang kearahku jika kami bertemu di sekolah.
Hanya saja tidak aku sadari selain karena predikat cewek bispak yang sering disematkan padanya, juga aku tak percaya diri untuk mendekatinya.
Kini hal itu sepertinya menghilang dari pikiranku, melihat sikapnya yang menurut dan tatapan matanya yang terlihat amat mempercayaiku jadi makin menimbulkan gejolak di hatiku.
Dia sedikit mendesah dan semakin lama kami tak hanya berciuman namun juga saling bertukar ludah, aku mengikuti permainan lidahnya dengan lembut, saling menggelitik dalam rongga mulut kami masing-masing, kadang dia mengulum lidahku dan sebaliknya aku melakukan hal yang sama.
Bermenit-menit kami terus berciuman amat mesra, memadu kasih dari hati kami masing-masing, aku benar-benar menikmatinya juga aku merasa bahwa aku dan dia satu saat ini
Sepertinya dia pun juga begitu, gadis cantik ini terus memejamkan matanya menikmati cumbuanku, dia memegangi wajahku dengan telapak tangannya seperti sedang melepaskan semua perasaan yang dia rasakan padaku dan itu membuat kami amat larut dalam perasaan bak sepasang kekasih.
Kemudian kuangkat tubuhnya menyamping dan berjalan membawanya masuk agar terlindungi dari angin malam yang jahat.
Vera menggelayut di leherku dan terus menatapku ketika aku gendong dia masuk ke dalam rumah.
Di dalam, kubuatkan dia susu coklat hangat agar dia merasa hangat, tak lupa kusodorkan langsung segelas susu itu padanya sambil kubelai lembut lurus rambut panjangnya yang masih basah.
Vera meminumnya dengan lahap, dia menyeruput segelas susu coklat hangat itu dengan matanya yang masih saja tak bergeming memandangiku, entah kenapa tatapannya benar-benar tampak menusuk hatiku.
" Nda.. " senyumnya manis kearahku setelah meminum lebih dari setengah gelas susu coklat hangatnya.
" Aku mau jujur... " lanjutnya setelah sejak tadi hampir tidak berkomentar apa-apa.
" Sebenarnya dari dulu aku pengen deket sama kamu.. Tapi sepertinya kamu gak menghiraukan... "
" Dulu aku sering coba narik perhatian kamu, tapi selalu sia-sia... " ujar Vera yang membuatku terdiam mematung.
" Waktu tadi kamu bilang sama orang warung kalo aku pacar kamu, jujur aku bahagia banget ngedengernya.. "
" Aku ngerti kok, mungkin aku nggak bisa jadi pacar kamu karena aku sadar siapa aku ini, aku cuma pecun dan aku gak akan pernah pantas buat kamu.. "
" Tapi kalo emang dengan menjadi pecun kamu bisa membuat aku terus ada di samping kamu, mulai hari ini aku bakal relain diri aku buat jadi pelacur atau budak seks kamu... "
" Kamu bebas lakuin apa yang kamu mau terhadapku, apapun yang kamu perintahkan bakal aku lakuin nda.. "
" Kamu mau permalukan aku, mau jual tubuh aku ke orang-orang atau kamu mau hamilin aku pun bakal dengan senang hati melakukannya demi kamu... "
Vera mengatakannya dengan wajah serius beserta nada yang tulus, lalu dia pun memegang tanganku dan melanjutkan kembali perkataannya.
" Sekarang, aku bakal nyerahin jiwa dan raga aku buat kamu seutuhnya, lakuin apa yang ingin kamu lakuin sama aku, aku gak akan marah dan akan nurutinnya.... "
" Selama semua ini bisa buat kamu puas, aku pun dengan pasrah akan melakukannya buat kamu... " tutupnya kemudian sambil tersenyum tipis.
Aku benar-benar kaget dan terdiam seribu bahasa mendengar apa yang dikatakan gadis cantik ini! Langsung aku memeluknya seerat yang kubisa dan perasaanku sampai di puncaknya dalam campur-aduk rasa tak percaya.
Aku tak berani mengucapkan sepatah katapun setelah apa yang kulakukan hari ini terhadapnya.
Kuelus tubuh belakangnya dan kuberikan dia pelukan penuh perasaanku berharap dia merasakan rasa bersalahku ini padanya.
Aku merasa begitu pecundangnya setelah tadi membentak dan mengata-ngatainya dengan kata-kata yang tak pantas yang pasti melukai hati lugunya ini.
Kuakui, aku merasa terluka dan sakit hati ketika mengetahui kebenaran tentang dirinya tadi dan itu membuatku emosi, apalagi mataku seakan dibutakan setelah melihat keseksian tubuhnya.
Kupikir tadinya Vera rela melakukan semua itu karena uang, tapi rupanya dia melakukannya atas dasar perasaannya padaku!
..............................
Begitulah, seperti yang ia katakan dan seperti kesepakatan yang telah kami buat, Vera akan menjadi pecunku, dan hari ini dia akan menginap di rumahku.
Ketika makan malam Vera kusuapi dari piringku, aku benar-benar memanjakannya berharap aku bisa menebus perlakuanku hari ini terhadapnya meski saat aku coba memijitinya dia menolak dan malah dia yang memijitiku balik.
Itulah yang membuat perasaanku yang dulu kembali muncul padanya, sebuah perasaan yang sama namun kembali dengan cara berbeda.
Dan ditengah malam, insting akhirnya menuntun kami untuk bercinta bak sepasang kekasih.
Ya, aku akhirnya menyetubuhi tubuh seksi Vera!
Vera, gadis yang selama ini hanya menjadi impian dan bahan imajinasiku semata.
Aku menyetubuhinya berkali-kali hingga aku menyemprotkan benihku di memeknya dan jujur rasanya tak bisa kugambarkan!
Vera bahkan juga meminum spermaku dan memintaku terus menggaulinya sepanjang malam, dia memang sangat luar biasa!
Semuanya baru berakhir sebelum pagi menjelang, akhirnya kami pun tidur telanjang dalam satu selimut.
Gadis cantik ini tidur lebih dulu dalam kelelahannya setelah seharian ini menuruti semua kemauan sambil memeluk tubuhku seolah tak ingin aku lepas darinya.
Melihat wajah cantik naturalnya yang sedang tertidur pulas itu membuatku memberikannya sekecup ciuman ke dahinya.
Malam ini benar-benar menjadi malam terindah dalam hidupku, tak pernah kurasakan kebahagiaan dan perasaan seperti ini sebelumnya.
Aku pun memejamkan mata dan ikut tidur, karena aku tahu setelah ini hari-hari yang indah akan menungguku, bersama wanita impianku yang sejak dulu hanya selalu kukhayalkan.
Verani Julie!
Begitulah, seperti yang ia katakan dan seperti kesepakatan yang telah kami buat, Vera akan menjadi pecunku, dan hari ini dia akan menginap di rumahku.
Ketika makan malam Vera kusuapi dari piringku, aku benar-benar memanjakannya berharap aku bisa menebus perlakuanku hari ini terhadapnya meski saat aku coba memijitinya dia menolak dan malah dia yang memijitiku balik.
Itulah yang membuat perasaanku yang dulu kembali muncul padanya, sebuah perasaan yang sama namun kembali dengan cara berbeda.
Dan ditengah malam, insting akhirnya menuntun kami untuk bercinta bak sepasang kekasih.
Ya, aku akhirnya menyetubuhi tubuh seksi Vera!
Vera, gadis yang selama ini hanya menjadi impian dan bahan imajinasiku semata.
Aku menyetubuhinya berkali-kali hingga aku menyemprotkan benihku di memeknya dan jujur rasanya tak bisa kugambarkan!
Vera bahkan juga meminum spermaku dan memintaku terus menggaulinya sepanjang malam, dia memang sangat luar biasa!
Semuanya baru berakhir sebelum pagi menjelang, akhirnya kami pun tidur telanjang dalam satu selimut.
Gadis cantik ini tidur lebih dulu dalam kelelahannya setelah seharian ini menuruti semua kemauan sambil memeluk tubuhku seolah tak ingin aku lepas darinya.
Melihat wajah cantik naturalnya yang sedang tertidur pulas itu membuatku memberikannya sekecup ciuman ke dahinya.
Malam ini benar-benar menjadi malam terindah dalam hidupku, tak pernah kurasakan kebahagiaan dan perasaan seperti ini sebelumnya.
Aku pun memejamkan mata dan ikut tidur, karena aku tahu setelah ini hari-hari yang indah akan menungguku, bersama wanita impianku yang sejak dulu hanya selalu kukhayalkan.
Verani Julie!
..............................
Looking forward for Verani Julie Saga, Sis...
ReplyDeleteAkhirnya nemu cerita faporit ane
ReplyDeleteWelcome to WAKANDA POKER!!!
ReplyDeleteKami menyediakan permainan Poker,Domino,Ceme , Ceme Keliling,Capsa Susun, Super10 dan Omaha
1. Min Deposit hanya 10rb
2. Bonus New Member 15% / maks 300.000
3. Bonus 10% Setiap Deposit / maks 25.000
4. Bonus Referral 15% Seumur Hidup
5. Bonus TO 0.4% / Setiap Minggunya
6. Promo Bonus T.O / 3 bulan barhadiah Ratusan Juta
bandar poker uang asli
agen poker uang asli
bandar Ceme uang asli
Judi Poker Online Domino QQ
judi ceme online
Untuk informasi lebih lanjut :
Line : wakapoke
WA : +855 96 250 8220
Nonton Bola Online Streaming Bola Live Yalla Shoot TV Malam Hari Ini Cara Nonton Bola Online Live Gratis. Nobar Streaming Bola Live Siaran Langsung Sepak Bola Yalla Shoot TV Kualitas HD
ReplyDelete#bola #streaming #live #yalla #shoot #liga #hari #yalla shoot #malam #malam hari #shoot tv #bola live #bola online #streaming bola #online #streaming bola live #yalla shoot tv #live
www.NOBARTV.top
www.NOBARTV.top
www.NOBARTV.top
Nonton Bola Online Streaming Bola Live Yalla Shoot TV Malam Hari Ini Cara Nonton Bola Online Live Gratis. Nobar Streaming Bola Live Siaran Langsung Sepak Bola Yalla Shoot TV Kualitas HD
#bola #streaming #live #yalla #shoot #liga #hari #yalla shoot #malam #malam hari #shoot tv #bola live #bola online #streaming bola #online #streaming bola live #yalla shoot tv #live
www.Lihatbola.live
www.Lihatbola.live
www.Lihatbola.live
Nonton Film Streaming Movie Layarkaca21 Lk21 Dunia21 Bioskop Cinema 21 Box Office Subtitle Indonesia Gratis Online Download - Layarkaca21 Box Office Cinema21 Bioskop Terlengkap Terbaru
www.Layarkaca21indo.com
www.Layarkaca21indo.com
www.Layarkaca21indo.com
Nonton Film Streaming Movie INDOXXI Layarkaca21 Lk21 Dunia21 Bioskop Cinema 21 Box Office Subtitle Indonesia dan English Gratis Online Download - INDOXXI Box Office Cinema21 Bioskop Terlengkap Terbaru.
Bioskopkeren, Nonton Movie 21, Dunia21, Lk21, Jurangan21, Nonton Film21, Indoxxi, Nonton streaming, Nonton Drakor
www.Bioskopgaul.com
www.Bioskopgaul.com
www.Bioskopgaul.com
Kami dari Palmea Indonesia ingin menawarkan produk Liquid Palm Sugar atau Gula Aren Cair.
ReplyDeleteDapat digunakan sebagai bahan campuran makanan dan minuman kekinian.
Sangat aman untuk penderita Diabetes.
Tersedia dalam kemasan
250ml 20K
500ml 35K
1000ml 60K (kemasan Jerigen)
1000ml 65K (kemasa Botol)
Harga yang kami tawarkan sangat kompetitif dengan kualitas terbaik.
Jika berminat hubungi kami ☺️
admin 1 089615102475
admin 2 083851234811
palmeaindonesia@gmail.com
Ig : palmeaindonesia