Pagi-pagi
aku terbangun karena merasakan geli di selangkanganku, dan kulihat ternyata Vera
sedang menjilati selangkanganku sambil dia rekam dengan Handphone nya sendiri wajahnya yang tengah mengecup-ngecup
kemaluanku itu.
Begitu sadar
aku terbangun, dia langsung tersenyum kearahku yang tengah kegelian akibat
ulahnya.
"
Veraa, kok gak tidur-tidur sih kamu sayang? Ini masih jam berapa loh.. "
kataku dengan masih sangat mengantuk.
Ini masih
jam 8 pagi, tadi malam aku begadang menemaninya menonton bola dan kami baru
tidur pagi sekitar jam enam lewat.
Vera tampak
cuek sambil menjilati dan mulai melahap kontolku dengan mata bangun tidurnya
yang terus melirikku.
"
Kebangun yang, terus liat kontol kamu tegang jadi terangsang deh.. "
jawabnya enteng dengan senyum manisnya.
Ini bukan
pertama kalinya dia melakukan ini, mungkin lebih banyak dia yang bangun lebih
dulu dan tiba-tiba langsung merayap ke selangkanganku kemudian menyepong penisku
dalam keadaan aku yang masih terlelap.
Sudah kubilang
Vera ini Extraordinary, dan punya
gairah yang tak biasa bahkan boleh kukatakan sudah Over.
Dia seperti
mesin jika sudah terangsang, aku saja sekarang masih terasa lelah dan mengantuk
sekali, namun dia malah tampak bersemangat padahal hanya tidur sekitaran dua
jam saja.
Vera
menjilat kemaluanku dengan penuh penghayatan, kontolku memang tegang namun itu
bukan akibat rangsangan dan normal bagi laki-laki ketika ereksi di pagi hari.
Bule cantik
haus seks ini merekam sendiri wajahnya yang sedang menikmati kejantananku
dengan ponselnya.
Aku sering
memarahi Vera yang sering merekam aktifitas intim kami karena takut tersebar
dan jadi kasus nantinya, tapi dia bilang hanya untuk koleksi pribadi maka
kubiarkan dia melakukannya.
Toh aku juga melakukan hal yang sama, bedanya Vera tak menyadarinya saja.
Toh aku juga melakukan hal yang sama, bedanya Vera tak menyadarinya saja.
"
Rekamin yang.. " katanya memintaku
merekam sementara dia fokus mengulum kontolku.
Kuambil Handphone nya dan terus kuarahkan ke
wajah cantik naturalnya yang sangat kusukai ini.
Vera mulai dari zakarku yang dia emut dengan lembut, aku meleguh merasakan nikmat servis dari gadis pemuas nafsuku sambil membalas tatapan mata cantiknya yang begitu terlihat tak berdosa dan Innocent ini.
" Aku
sepong ya sayang.. " katanya mengerlingkan mata dan memasukkan kontol
ereksiku kemulutnya.
Perlahan dilahapnya melalui ujung kepala lalu masuk semakin dalam hingga kebatangnya, Vera menghisapnya sampai
pipinya terkempot-kempot dan membuatku menggelinjang ngilu.
"
POOH!! " suara ketika Vera menarik keluar kontolku dalam mulutnya yang
tengah menghisap kuat.
"
AGHH!! " desahku mencengkram bantal dan langsung menggeleng merasakan
ngilu luar biasanya.
Vera
tersenyum nakal melihatku kegelian seperti anak kecil merasakan dahsyat
oralnya.
Kemudian dia mengambil pelumas yang kami taruh di meja tak jauh dari ranjang dan mulai menuangkan ke tangannya sendiri.
Kemudian dia mengambil pelumas yang kami taruh di meja tak jauh dari ranjang dan mulai menuangkan ke tangannya sendiri.
Dia
melirikku yang sedang merekam kegiatannya, dimana dia tengah meratakan
pelumas itu di telapak tangannya dengan binal, Vera terus tersenyum menggoda
kearahku.
Rasa kantukku hilang sudah dibuat seperti ini, berganti dengan rasa khawatir jika Vera
sudah ingin bermain-main dengan paduan Handjob
dan Blowjob nya yang gila sekali
itu.
Aku tak
pernah tahan lama jika dia sudah begini dan pasti akan keluar dengan cepat
jika merasakan servis oral darinya.
Bukan
apa-apa, sebagai laki-laki ya Tengsin saja ketika keluar lebih dulu padahal kita
belum memuaskan pasangan kita sama sekali.
"
OOHH!!.. " desahku menggelinjang saat Vera mulai menggenggam kontolku
dengan tangannya yang penuh pelumas.
Gadis ini sengaja membentuk tangannya membulat seperti huruf O lalu memasukkannya ke
kontolku dan mengocokinya pelan.
Bunyi
kecipak kocokannya yang basah mulai terdengar, sekuat tenaga aku coba menahan
sensasinya ketika jari lentik Vera mengocoki kemaluanku dan terus menatapku
sayu.
" Ver
udah, aku gak kuat sayang.. " kataku menjauhkan kontolku darinya.
" Kuat
kok.. Tahan aja.. " Vera tertawa lebar melihat aku yang sudah menyerah
duluan.
Gadis cantik
ini menurunkan tempo kocokannya membiarkanku terbiasa dengan gelinya, yang lebih tepat tak ada istilah terbiasa karena memang terasa geli sekali.
" Gak
akan kuat Ver, udahan ah langsung ML aja.. " kali ini aku langsung mencoba
bangkit.
" Diem
yang!!.. " namun Vera menahan tubuhku tak membiarkannya.
Setelah
beberapa saat Vera mengambil gerakan dan bersiap menyepong kontolku,
dia menyingkap rambut coklat panjangnya itu kesebelah bagian agar tak menganggu
aktifitasnya.
Aku bergidik! Aku hanya bisa menengadah berusaha menahannya selama yang kubisa, tanganku
terus merekam wajah Vera yang mulai melahap zakarku dan mempercepat Handjob nya di kemaluanku.
" Ahh
Ver!!.. " teriakku keras namun tak membuat Vera mengendurkan
gerakannya.
Vera
mengulum biji plerku dengan lahap, aku melepaskan ponsel yang
merekam dan langsung menjambak rambutku sendiri sambil teriak karena
betul-betul merasakan ngilunya, apalagi saat Vera seperti mengunyahnya dengan
bibirnya yang seketika membuatku menggeliat seperti ulat.
Aku meronta kemudian langsung menjauhkan kontolku darinya, Vera bangkit dan menindihku,
dielusinya wajahku yang tengah mangap-mangap itu lalu mencium bibirku mesra.
" Gak
kuat banget ya sayang?.. " tanya si cantik ini memandangiku dari jarak
dekat hingga nafas kami saling berhembus.
" Engga
Ver.. Hahh.. Ampunn sayang.. Hah..Hahh.. " engahku menstabilkan diri.
"
Hihihi... Kalo gitu sekali lagi deh, tahan ya.. " dia mencium keningku dan
kembali merangsek kebawah.
"
Astaga! Dia masih mau lanjut.. " batinku dalam hati.
Vera menyuruhku
kembali merekam dan dia mencaplok kontol tegangku, kali ini langsung dengan
mulutnya!
" AHHH
SAYAANG!! " jeritku begitu Vera mem-BJ kelaminku dengan serius.
Mulut Vera
mulai beraksi dengan kontolku berada di dalamnya, tak tanggung-tanggung dia
mendorong serta memasukkannya utuh hingga ke tenggorokannya, terasa sekali
ketika kepala penisku mentok mengenai dinding kerongkongannya, namun Vera sama
sekali tak tersedak dan terus melakukannya dengan stabil.
Dia memanfaatkan momen ini untuk langsung menggunakan jurus pamungkasnya karena tahu aku takkan lama, yaitu melakukan paduan Handjob
dan Blowjob secara bersamaan.
Vera
menggenggam batang kontolku dengan jari lentiknya sementara mulutnya hanya akan
menghisap sebatas kepala penis saja.
Dia sangat mengerti jika dibagian kepala adalah titik sensitif utama bagi kemaluan lelaki.
Dia sangat mengerti jika dibagian kepala adalah titik sensitif utama bagi kemaluan lelaki.
Aku
mendengus dengan keras merasakan sensasi luar biasa dari rasa ngilu, geli,
nikmat yang tercampur menjadi satu dalam Finishing
Blow nya ini dan rasanya membuat spermaku terasa naik cepat sekali.
Vera
melepaskan pandangan menggodanya itu sampai akhirnya spermaku meledak dalam
mulutnya dan aku terbanting keranjang dalam balutan rasa nikmat yang
luar biasa!
Setelah
ditahannya terlebih dahulu Vera akhirnya melepaskan mulutnya yang kini tengah
menampung air maniku, ia memamerkannya padaku sebelum menelannya.
Dia
tersenyum lebar dan mulai mengecup-ngecup dadaku sambil aku memulihkan diri.
" Lemah
ih.. " ledeknya mencibilku dan beranjak ke kamar mandi untuk
berkumur-kumur.
Aku memejamkan mataku dan menarik nafas karena
tadi itu intens sekali, setidaknya untukku.
..............................
Si cantik
ini datang lagi kemudian langsung menindihku, dia memandangiku yang baru saja dia
siksa dan tertawa dengan manis.
" Yuk..
" katanya sambil mengelus tubuh atasku.
" Apa
yang yuk?.. " tanyaku melihatnya yang centil sekali.
" ML
lah.. Apa lagi.. "
" Gila
kamu Ver.. " aku memalingkan muka saat dia berusaha menciumku.
" Kok
gila sih?!.. " Vera memasang wajah serius.
" Kamu
gak mau ngentotin aku emang?.. " lanjutnya bete.
" Bukan
gak mau sayang, jeda dulu aku kan baru keluar.. " jelasku karena dia selalu egois jika mengajak bercinta.
Vera tak mau
mendengar itu dan langsung mencium bibirku, maka aku pun mau tak mau
meladeni ciuman bibirnya.
Kami
bergumul mesra diatas ranjang kamarku dengan Vera yang berada di atas dan
memegang kontrol penuh.
Gadis
berkulit putih porselin ini menyodorkan toketnya kemulutku dan menyuruhku
menyapih puting susunya, beberapa lama libidoku naik lagi terutama saat
memegang pantat montoknya, Vera juga sudah mulai mendesah-desah.
" Ayo
yang.. " katanya mengajakku bangkit.
Tarikan
tangannya membuatku bangkit, Vera mengambil HP
nya lalu membuka pintu kamar tampak mengajakku keluar.
" Mau
kemana Ver?.. " tanyaku saat dia membuka slot pintu.
"
Entotin aku dibawah yang.. " ujarnya yang membuatku kaget.
" Di
kamar aja Vera, ngapain dibawah sih?.. " aku berusaha mencegahnya.
" Bosen
maen dikamar terus.. Yuk " akhirnya dia menarik tanganku dan kami berjalan
menuruni tangga dari lantai 3 kelantai bawah.
Aku dengan
terpaksa mengikutinya, dengan resiko nanti bisa-bisa saat kami ML dilihat oleh pembantuku, karena jam
segini adalah jam mereka sedang beres-beres dan Vera tahu itu namun dia tetap
mengambil resiko tersebut, atau malah itulah yang memang dia cari? Aku sungguh
tak paham.
Setibanya
dibawah Vera menaruh ponselnya di depan sofa diruang TV ini untuk merekam adegan persetubuhan
kami, setelah selesai dia langsung menungging di atas sofanya.
Aku deg-degan
sekali takut jika mas Krisno nanti melihatnya lagi, apalagi saat ini mas Yanto
sedang izin pulang kampung untuk melihat anaknya, maka pastinya mas Krisno jadi
akan sibuk mondar-mandir rumahku karena pekerjaannya jadi dobel terlebih lingkungan
rumahku memang tergolong sangat besar.
Namun
setelah kulihat, tak ada tanda-tanda dia sedang membersihkan rumah utamaku ini,
sepertinya dia lagi menyapu taman belakang atau membersihkan air kolam renang,
aku juga tak tahu yang jelas aku bisa tenang untuk sementara.
" Ayo
yang, entotin aku.. " pinta Vera yang sudah menungging dan
menggoyang-goyangkan pantat montoknya padaku.
Kuremas
pantat bohaynya yang di barengi desisannya, tampaknya dia sudah Horny sekali sejak tadi, terlihat memek
tebalnya sudah berlendir.
"
Masukin kontol kamu ke pantat aku yang.. " ujarnya saat kugesek-gesek
memeknya dengan jempolku.
"
Jangan Ver, jangan keseringan di anal ntar longgar pantet kamu yang.. "
kataku mengarahkan kontolku ke memeknya yang sudah basah sekali.
"
Aiyy.. Anal aja enak banget soalnya.. " Vera merajuk dan kembali meminta
untuk disodomi.
Aku abaikan
permintaannya itu, kugesekkan kepala penisku di memeknya sebelum akhirnya
kusenggamai dia dan membuat Vera seketika mendesah mau tak mau membiarkanku
melakukan seks dengan sebagaimana mestinya.
Aku tak mau
terlalu sering menyodominya lagi, karena aku tentu tak ingin jika nantinya anus
gadis kesayanganku ini jadi rusak hanya karena menuruti nafsu setan kami.
Meski akupun sebenarnya sudah kecanduan dan sangat menikmati anal seks dengannya.
Meski akupun sebenarnya sudah kecanduan dan sangat menikmati anal seks dengannya.
" Uhh
sayang kontol kamu enak banget.. " desah Vera ketika kugagahi.
Vera mulai mendesah
liar dan meracau, sementara aku terus celangak-celinguk memastikan semuanya agar tetap
aman terkendali.
Mungkin
terdengar aneh jika aku malah was-was dirumahku sendiri dari dua pembantuku
yang sebagaimana mereka sudah tahu semuanya mengenai Vera.
Lebih jauh mereka bahkan sudah kuberikan kesempatan untuk menikmati gadis pemuasku ini agar aku bisa lebih bebas dengan Vera dirumah.
Lebih jauh mereka bahkan sudah kuberikan kesempatan untuk menikmati gadis pemuasku ini agar aku bisa lebih bebas dengan Vera dirumah.
Tapi tetap
saja aku merasa canggung jika dilihat telanjang dan sedang mengimpoi seorang
gadis oleh orang lain, atau mungkin aku hanya belum siap.
Dan aku tak
tahu apakah ini yang Vera memang cari, karena baru tadi malam, pas aku sedang
menemani si cantik ini nonton bola yang sebenarnya dia hanya ingin melihat
Cristiano Ronaldo nya saja.
Kami
menonton di ruang bawah ini yang punya TV
lebih besar dari yang ada dikamarku, sambil menonton aku dan Vera saling
bercumbu juga tentu saja akhirnya kami sama-sama bernafsu lalu kami pun ngeseks.
Saat kami
sama-sama melayang tinggi dalam buai kenikmatan surga dunia yang tanpa kusadari
tiba-tiba mas Krisno masuk melalui pintu belakang dan jujur itu membuatku
terkejut.
Aku dan Vera
menoleh kearah mas Krisno tapi dengan cepat Vera langsung menarik wajahku kemudian menciumku ganas.
Dia nampak
tidak peduli dan terus menggoyangku yang tengah terduduk di sofa, sudah
tanggung maka aku pun membiarkan saja sambil meladeni ciuman bibirnya.
Kami sama-sama telanjang bulat, dan mas Krisno melihatnya.
Saat itu Vera tengah me-Riding kontolku yang hanya terima beres dalam posisi duduk.
Saat itu Vera tengah me-Riding kontolku yang hanya terima beres dalam posisi duduk.
Namun
gerakan gadis bule ini sama sekali tak berkurang, dia malah jadi semakin
menggila dan orgasme saat itu juga!
Melihat kami
yang tengah bercinta mas Krisno pun nampak pura-pura tidak tahu, dia lewat
begitu saja dengan merunduk sopan di belakang sofa kami menenteng sapu menuju
ke pintu depan.
Seingatku jam
menunjukan pukul lima subuh lewat ketika itu dan memang jam segitu mas Krisno
atau mas Yanto biasanya sudah mulai beres-beres atau menyapu halaman depan.
Vera melirik mas Krisno yang berjalan melewati kami saat dia menarik nafas
menyelesaikan orgasmenya.
"
Ahhh.. Yang tepuk pantat putih aku.. " racau Vera membacot.
Sambil
kutunggangi segera kutepuk pantatnya dan membuatnya klenger tampak menikmati
rasa sakitnya itu.
" Lagi sayang, aku mau tepukan yang pedes! Pokoknya bikin merah-merah pantet aku.. "
pintanya rupanya meminta tepukan beruntun.
PLAAK!! PLAAKK!! PLAAKK!!
Tiga tabokan langsung kulepaskan ke pantatnya yang mengkel sekali ini, dan Vera meringis menggila.
" AHH
BANGSAT ENAK BENER!!.. " jeritnya sambil menggigit sofa yang dia sandari.
Menyaksikan dia yang seperti ini aku pun jadi mulai panas dan terus menggarapnya dengan tempo
sedang mengarah ke cepat.
"
Hahhh.. Basah banget isi dalem memek kamu yang.. " racauku dalam nafsu.
" Gi..
gimana gak basah isinya peju kamu semua hasil entotan malem tadi itu yang.. Ohh!!.. "
balas Vera kemudian menoleh menatapku.
"
Keluarin dalem lagi yang.. Hamilin aja aku.. " sambungnya dengan mata sendu
memperhatikanku yang tengah mengentotinya.
Kutatap
wajah cantiknya yang menatapku binal, dalam fase ini Vera akan agresif sekali
dan sedikit berisik.
" Cium
aku.. " dia kemudian mengejar wajahku dalam posisinya yang menungging
memunggungiku.
Kucium wajah
cantik menggodanya yang menjadi rebutan banyak lelaki ini dan kuremas kuat tetek besarnya yang membusung ke bawah.
"
Genjot yang kuat yang jangan pake berenti, aku pengen orgasme.. " pintanya
disela ciuman kami.
Setelah
sempat kuhentikan entotanku karena ingin bercumbu sejenak dengannya, segera
kudorong lagi pinggulku dan kali ini Vera kukawini dengan tempo cepatku.
Gadis ayu
ini menjerit dan semakin kotor mulutnya meracau.
"
Wanita itu aneh, laki-laki yang dijepit, tapi malah mereka yang menjerit..
" candaku dalam hati.
Jujur saat
ini aku juga sudah mau keluar saja, namun akan kutahan setidaknya sampai Vera
duluan orgasme.
Kutusukkan
jempolku ke lubang anus Vera yang kosong itu sambil kuremas keras bokong
semoknya dan Vera semakin histeris menjerit sementara jarinya mulai mengocoki
memeknya sendiri pertanda si cewek bule ini ingin orgasme.
" AKU
KELUAR YAANG!!! AUGGH!!.. "
Sekejap
kemudian Vera langsung terbanting ke sofa dengan tubuhnya yang kelojotan, bersamaan
dengan itu kurasakan dari dalam vaginanya terjadi kontraksi hebat di
dinding-dinding organ dalamnya dan lumerlah lendir bening di celah
memeknya yang masih tertancap kontol kokohku.
Vera
terengah-engah sambil tubuh depannya jatuh bersandar di sofa, inilah saatnya
aku mengejar ejakulasiku dan kembali kugenjot penisku dengan tempo cepat seperti tadi.
POOK!! POKK!! POKK!!
Depok perut bawahku saat bertabrakan dengan pantatnya dengan kuat, nafasku mulai memburu dan kurasakan ombak kenikmatan itu akan datang sebentar lagi.
Sementara
Vera hanya mendesah dan tak berisik seperti tadi, dia menikmati sodokanku
dengan tertunduk.
Rambut
berwarna coklat lurus panjangnya kini menutupi wajah cantiknya yang sesekali
dia singkap agar ekspresinya tetap terekam ponselnya yang tengah merekam tak
jauh di depannya.
"
Huhh.. Ver aku keluaar.. " leguhku.
" Keluarin daleem yang... Ahh.. Ahh!!.. " balas Verani sambil mendesah.
Kuhentak
pantatnya sekuat yang kubisa hingga Vera semakin terdesak di sofanya dan
kutohok kontolku sedalam-dalamnya lalu kumuntahkan semua spermaku di dalam
memeknya sesuai keinginannya.
"
Ahhjingg!!! Enakk banget sayang.. " bacotku mendengus bak banteng saat
kusemprot indung telur Vera.
Lalu aku
rebah menimpanya masih dalam posisi yang sama, kutarik nafasku dan kami sama-sama
mencari transisi guna menurunkan detak jantung kami yang kini bak
menggedor-gedor dada masing-masing.
Kuambil Handphone nya yang masih merekam dan kuarahkan
tepat di wajah Vera agar terlihat wajahnya yang tengah K.O itu.
" Lemah
ih.. " celetukku membalas dendam sambil tersenyum dan mencabut mundur
penisku keluar dari memeknya.
Vera hanya
tertawa dalam engah-engah nafasnya, dia masih dalam posisi menungging saat
kurekam memeknya yang tampak mengkedut-kedut dipenuhi spermaku di dalamnya.
Kumatikan rekamannya karena Show nya telah usai lalu kupeluk dia dari belakang dan kucium dengan mesra.
Saat kami
sedang berciuman mesra lalu tiba-tiba munculah mas Krisno yang tampak juga
kaget melihat kami tengah bermesraan.
Jika tadi
subuh dia melihat kami yang hanya diterangi cahaya hanya dari TV yang di depan
kami maka kali ini dia bisa melihat dengan jelas ketelanjanganku dan Vera.
Aku
bertatapan wajah dengan mas Krisno yang tiba-tiba langsung menunduk dan
berjalan melewati kami lagi.
Mungkin dia
jadi tak enakan karena menggangguku dan juga segan hingga lagi-lagi berpura-pura tak tahu saja sambil berlalu.
Melihat itu
aku pun langsung memanggilnya.
" Mas
Kris… " panggilku memeluk Vera yang tengah menungging itu dari
belakang.
" Siap den?.. " jawabnya tak menyangka akan dipanggil.
" Nanti
jam 9-10, ada tukang mau ngecek lokasi buat bikin kolam di belakang.. Mas
tolong anterin ya.. " ujarku berusaha senormal mungkin.
Aku hanya
ingin membiasakan diriku dan seolah menyingkirkan kecanggunganku agar nantinya
aku jadi biasa saja begini dengan Vera di depan mereka.
Vera
mengangkat tubuhnya dan ingin ikut nimbrung. Kulihat gadis cantikku ini
melirik mas Krisno sambil menyuruhku mencium lehernya yang terekspos sekali sekarang.
" Iya
den, ini saya mau beres-beres halaman depan dulu.. " ujarnya merunduk permisi melewati kami dan berlalu.
Setelah itu
kugendong Vera kembali naik ke kamarku dilantai tiga dan mengajaknya mandi
bareng.
..............................
Sore hari,
setelah seharian menemani Vera ke salon kami akhirnya pulang juga kerumah, aku
tadi sempat membelikan beberapa baju tidur seksi untuknya agar aku selalu terangsang
melihatnya saat santai di rumah.
Vera
mengajakku makan malam tapi aku buru-buru pulang karena nanti selepas magrib
teman-temanku akan berkumpul dirumah.
Setelah
segar mandi, aku mengecek ponselku dan sudah banyak sekali Chat grup anak-anak yang sudah mulai berjalan ke rumahku.
Maka sebagai
tuan rumah, segera aku dengan dibantu mas Krisno mempersiapkan jamuan untuk
mereka.
" Sibuk
banget sih sayang… " ujar Vera sambil mencatok rambutnya di depan cermin
melihatku wara-wiri.
" Engga
juga.. " jawabku singkat.
" Kayak
mau bikin acara pengajian aja bawa-bawa karpet ma tikar gitu.. " ledeknya
lagi.
Aku tidak
menjawab karena kudengar di depan sudah ada klakson mobil dan motor, segera aku bergegas turun membukakan pintu pagar.
Rupanya mas
Krisno sudah membukakan pagar lebih dulu, langsung saja kupersilahkan mereka
duduk dikarpet yang telah aku siapkan.
2 hari lagi sebenarnya
aku berencana untuk Refreshing, kami
akan mendaki Gunung Semeru di Jawa Timur, acara yang aku inisiasi bersama
dengan Roman, Firman, dan Seno juga akan diikuti dengan 8 orang yang kami
ajak gabung di Medsos, jadilah kami
ber-8 berkumpul sekarang dirumahku hari ini.
Kami
mengobrol santai sembari menanyakan kelengkapan alat masing-masing, tiket
kereta pergi pun sudah kami pesan, sedangkan tiket untuk pulang nanti saja
tergantung situasi.
Namun
perkiraan kami sekitar 8 hari karena kami menargetkan wisata di Dieng dan Bromo
juga. Ya kira-kira sambil menyelam minur air.
Suasana
semakin cair seiring malam yang cerah, mereka delapan orang yang baru kukenal
tadi pun sudah berbaur dengan kami, kami sudah saling memanggil dengan lo-gue
lo-gue dan ternyata mereka asik-asik orangnya.
Awalnya
mereka agak kaget dengan rumahku yang besar juga melihat halaman yang luas dengan semua kemewahannya, aku
hanya menjawab warisan dari keluarga dan tersenyum.
Namun di tengah
gurauan kami, Vera tiba-tiba keluar, dia yang dengan santainya mengenakan Dress tidur transparan berwarna putih
dengan renda-renda hitam di setiap ujungnya sontak langsung membius perhatian.
Cewek itu datang membawa nampan dengan hidangan
pempek kapal selam dan juga kentang goreng yang tadi kusuruh mas Krisno masak
untuk mereka.
Sontak
suasana yang tadinya cair kini langsung membeku, mereka tampak terdiam
memperhatikan saat melihat Vera duduk bersimpuh merunduk menaruh nampan di meja
tengah-tengah kami.
Seseorang
bernama Aan yang tadinya asik bergitar pun entah kenapa tak lagi melanjutkan
genjrengannya.
Bahkan Roman,
Seno juga Fahmi saja yang sudah sering melihat Vera juga terpana melihat
putihnya paha dan belahan toket padatnya yang saat ini benar-benar mencetak
jelas tubuhnya dengan pakaian yang tadi baru kami beli tersebut.
" Nah ini dia tuan putrinya keluar,
kenalin nih pacarnya Nanda.. " ujar Roman malah memperkenalkan Vera
sebagai pacarku.
"
Vera.. ” ujarnya sambil menyalami mereka satu persatu dengan senyum manis di
wajahnya.
" Sini
Ver duduk, temenin Nanda noh.. " Seno kemudian nyaut.
Vera dengan senang
hati pun tersenyum dan langsung duduk disebelahku.
"
Sialan! Dasar mereka aja pengen curi-curi pandang.. " gerutuku pada dua
teman dekatku ini dalam hati.
" Lagi
si Vera kenapa pake acara keluar sih, mana bajunya gini lagi!.. "
dongkolku sambil memelototi Vera.
Aku yang
notabene setiap waktu selalu bersamanya saja pada saat ini bernafsu
melihatnya, memang Vera punya aura sensualitas yang sangat terasa sekali,
hingga ketika melihatnya saja pikiran orang pasti akan langsung mesum.
Tadi aku
membelikan dia pakaian-pakaian seksi, maksudnya hanya untuk dia kenakan
sehari-hari dirumah saja dan hanya untukku seorang, bukan malah pamer-pamer depan orang lain.
Aku ingin keseksiannya ini Exclusive milikku!
Aku ingin keseksiannya ini Exclusive milikku!
Dia hanya senyam-senyum disebelahku, aku pun menyerah dan kami melanjutkan pembicaraan kami lagi
meskipun suasananya menjadi sangat berbeda sekarang.
Kami
mengatur persiapan soal logistik, tenda, dan apa saja barang yang ingin disewa,
konsenku sudah agak hilang, bahkan beberapa poin penting yang ingin kusampaikan
ke mereka jadi lupa kusampaikan karena Vera terus bermanja-manja disampingku, tangannya
sudah melingkar di leherku dan dia bergelayut manja.
Aku jadi
malu dan tak enakan dengan teman-temanku.
Inilah alasan kenapa setiap jalan atau nongkrong bersama teman-temanku aku jarang membawa Vera, karena selain dia pasti sengaja berpakaian seksi, dia juga akan memesraiku di depan mereka tanpa malu sama sekali.
Inilah alasan kenapa setiap jalan atau nongkrong bersama teman-temanku aku jarang membawa Vera, karena selain dia pasti sengaja berpakaian seksi, dia juga akan memesraiku di depan mereka tanpa malu sama sekali.
Awalnya dia
hanya memeluk-meluk saja, kemudian dia akan mencium pipi, atau membisik-bisikkan kalimat nakal sambil menggigit kupingku,
lama-lama dia mulai nyosori bibirku yang tengah mengobrol itu, bahkan dia tak ragu
memegang kelaminku dan memintaku untuk mengrepe-grepenya di depan
kawan-kawanku!
Kan sudah gila.
Kan sudah gila.
Bila Vera
sudah mulai menunjukkan gelagat begitu maka aku segera pamit dan membawanya
pulang saja, karena aku tahu Vera tidak akan bisa dibilangi jika dia sudah seperti
itu.
Bukan
apa-apa, aku hanya ingin menjaga marwah dan citra dirinya yang selama ini sudah
jelek. Aku tak ingin jika nantinya Vera terus dianggap perek oleh orang,
karenanyalah sebisaku akan kujaga harga dirinya meski kutahu Vera memang liar.
Kulihat
mereka dari tadi terus mencuri pandang sambil menelan ludah melihat Vera
memesraiku, jelas dari ekspresi mereka yang berubah serius dan jadi agak
kaku serta canggung tak seperti tadi.
Vera
mencubit pinggangku dan memasang wajah bete begitu mengetahui rencana delapan hari liburanku itu, aku
sendiri memang belum membicarakan ini padanya.
Singkat
cerita setelah mengobrolkan segala sesuatunya, jam 11 malam mereka pun pulang,
aku mengantar mereka hingga ke depan gerbang, Vera sudah naik keatas duluan.
Kubantu Mas
Krisno beres-beres sebentar dan menutup pagar setelahnya barulah aku masuk ke kamar.
..............................
"
Pokoknya aku ikut!!.. " ujarnya begitu aku masuk kamar.
" Apa
sih kamu seenaknya gitu mau ninggalin!!.. " sambungnya dengan nada tinggi.
Nadanya
bukan nada ngambek seperti yang sudah-sudah, ini nada marah!
Baru pertama kalinya kulihat Vera marah, karena yang kulihat selama ini adalah sifatnya
yang manja, lembut dan ramah.
Namun kali
ini berbeda, mata sendu Vera yang khas itu mendadak berubah menjadi sangat tajam, pupil matanya mengecil, dahinya mengkerut dan alisnya menukik kebawah.
Aku saja langsung takut melihat mukanya jadi seram seperti ini! Dia menepis tanganku ketika aku mencoba memegang bahunya.
Aku saja langsung takut melihat mukanya jadi seram seperti ini! Dia menepis tanganku ketika aku mencoba memegang bahunya.
Ya menepis!
" Ver,
itu acara udah direncanain dari dulu banget, gak akan bisa di batalin.. "
kataku dengan nada selembut mungkin menjelaskannya.
"
Kenapa gak ngasih tau?!!.. " ketusnya.
" Ya
bukan gak ngasih tau, cuman kan aku baru mau per…. "
"
POKOKNYA AKU IKUT!!.. " ujarnya masa bodoh dan memotong penjelasanku.
Ketahuilah pada titik ini kalian tidak akan pernah
menang beradu argumen dengan spesies bernama ‘wanita’ maka itu kuiyakan saja.
" Iya
iya, kamu ikut.. " jawabku mengalah dulu sambil berusaha merangkulnya.
" %*&%*%#^*+@*XY%#$$..
" kecutnya bak kode Morse
menolak pelukanku dan langsung menuju kasur menarik selimut.
Aku hanya
bengong saja, ingin kuingatkan dia akan perjanjian awalku dengannya tapi entah kenapa
seiring berjalannya waktu, status hubunganku dengan Vera sendiri menjadi ambigu.
Melihatnya
tidur, aku memutuskan untuk turun kebawah menonton TV, membiarkan ia tenang dulu, sementara mas Krisno sudah selesai
beres-beres dan pamit segera kerumah belakang.
Sebenarnya
nafsuku sudah diujung melihat pakaian Vera tadi, ingin kubangunkan dia untuk
kemudian meminta jatah, tapi kuurungkan karena saat ini dia bukan kuda betinaku
seperti biasa melainkan harimau galak yang tak mau diganggu.
..............................
Jam 2 dini
hari aku terhenyak, hujan membuatku terbangun, rupanya aku ketiduran di sofa yang tadi pagi kupakai berzina dengan cewek buleku,
kumatikan TV dan segera beranjak
naik keatas, ke kamarku.
Lampu masih
menyala, suasana masih seperti tadi.
Vera nampaknya sudah terlelap, kumatikan lampu kamar dan segera merebahkan diri disebelahnya yang tidur membelakangiku.
Vera nampaknya sudah terlelap, kumatikan lampu kamar dan segera merebahkan diri disebelahnya yang tidur membelakangiku.
Ingin
kupeluk pinggang rampingnya itu dalam posisi ini, tapi mengingat amukannya yang
tadi aku jadi ragu, jadi kucoba tidur saja tanpa memeluknya seperti hari-hariku
dulu sebelum kehadirannya.
Menit demi
menit berjalan dan aku masih tak bisa tidur!
Mungkin karena sudah terbiasa tidur sambil memeluknya, lalu kebiasaan kami pula yang selalu bersetubuh sebelum tidur.
Memang bangun tidur dan sebelum tidur seolah menjadi jadwal Sex wajib kami berdua.
Mungkin karena sudah terbiasa tidur sambil memeluknya, lalu kebiasaan kami pula yang selalu bersetubuh sebelum tidur.
Memang bangun tidur dan sebelum tidur seolah menjadi jadwal Sex wajib kami berdua.
Kuberanikan diri melakukannya, berharap dinginnya AC ini sedikitnya mendinginkan hati dan kepalanya.
Aku
melingkarkan tanganku perlahan ke pinggangnya, tidak ada reaksi darinya,
kurapatkan badanku kearahnya yang membelakangiku, sambil kulihat dari samping
wajah cantiknya yang natural itu.
Aku memang
sangat beruntung, gadis cantik nan seksi seperti Vera yang selalu dianggap
sosialita dan High Class ini
benar-benar menyerah tanpa syarat ditanganku.
Jika dia mau dia bisa tinggal pilih lelaki manapun untuk mendampinginya, karena jika kalian tahu isi pesan di Handphone nya itu benar-benar dipenuhi oleh para laki-laki yang berusaha mendekatinya.
Namun dia tetap memilihku yang menurutku biasa-biasa saja ini dan sama sekali tak spesial.
Bahkan dia rela aku perlakukan apa saja, menuruti semua kehendakku meskipun itu harus membuatnya menjadi rendah serendah-rendahnya.
Jika dia mau dia bisa tinggal pilih lelaki manapun untuk mendampinginya, karena jika kalian tahu isi pesan di Handphone nya itu benar-benar dipenuhi oleh para laki-laki yang berusaha mendekatinya.
Namun dia tetap memilihku yang menurutku biasa-biasa saja ini dan sama sekali tak spesial.
Bahkan dia rela aku perlakukan apa saja, menuruti semua kehendakku meskipun itu harus membuatnya menjadi rendah serendah-rendahnya.
Lebih jauh Vera
membiarkan tubuh seksinya itu di santap kedua pembantuku, hanya demi membuat aku
yakin bahwa dia adalah milikku seutuhnya.
Jikalau mau
jujur, Vera yang memiliki darah campuran itu dengan wajah cantik khas gadis Eurasia dan kesempurnaan tubuhnya,
tidaklah sulit bila ia memilih menjadi seorang Top Model ataupun artis papan atas.
Kalau
saja dia mau menjual tubuh seksinya itu, sudah pasti ia akan dibayar dengan
tarif yang mencapai puluhan juta dalam sekali kencan saja.
Dalam
permainannya sendiri, ada kalanya Vera begitu ingin diperlakukan dengan lembut,
memintaku untuk menjilati seluruh lekuk tubuh seksinya, berciuman dan
membelainya dengan mesra.
Namun secara tiba-tiba pula dia bisa menjadi begitu ganasnya dan memintaku untuk bermain kasar, membiarkanku mengembangkan seluruh fantasi paling liarku kepadanya.
Namun secara tiba-tiba pula dia bisa menjadi begitu ganasnya dan memintaku untuk bermain kasar, membiarkanku mengembangkan seluruh fantasi paling liarku kepadanya.
Kadang jika
dia sudah begitu, sambil kusetubuhi Vera akan memintaku untuk mencekik lehernya
dan menampar wajah cantiknya itu, jika tidak kulakukan maka justru dia akan
melakukannya sendiri dengan tangannya.
Melihat dia mengoceh-oceh
kotor sembari menampar-nampar wajahnya sendiri dengan sangat liarnya selalu
membuat nafsuku terbakar.
Dia memang
tidak dapat ditebak, semakin kasar aku memperlakukannya makin bernafsu dia
orgasme dan mengeluarkan kata-kata jorok untuk menyuruhku agar lebih kasar
lagi.
Seperti yang
sudah kucurigai dari awal, Vera sepertinya memang seorang Masochist, yaitu seseorang yang punya orientasi seks cenderung
ingin di dominasi dan membiarkan dirinya disakiti oleh lawan jenisnya demi
mendapat kepuasan seksualnya.
Namun
kemarahannya yang tadi benar-benar menjadi sebuah hal baru bagiku, dan aku jadi
merasa bersalah sendiri.
Aku
mengelus-elus pinggang juga perutnya sambil memeluk gadis cantikku ini dari
belakang, sesaat ketika aku mengelus pahanya, Vera bergerak dan rupanya dia pun
terbangun.
Dengan
perlahan gadis itu menyingkirkan tanganku dari paha atasnya tanpa berkata-kata.
" Masih
marah sayang?.. " bisikku dengan lembut mencoba memegang tangannya.
Dia memejamkan
matanya, tak menolak pegangan tanganku di tangannya.
" Maafin
ya, bukannya aku ga mau ngajak kamu, justru kalo aku kasih tau kamu, pasti kamu
pengen ikut.. "
Aku
memberanikan diri mengecup pipinya dan memeluknya menyamping, tampaknya
amarahnya telah surut, meskipun masih membeku dalam diamnya, semakin kumanjakan
dirinya sambil memberikan pengertian tentang rencanaku.
Kutarik
dengan lembut dagunya kemudian kupagut bibirnya, Vera tidak menolak, namun ia
pasif sekali menanggapi ciumanku, dan tak membuka mulut meladeninya seperti
biasa.
Dengan punggung jariku kuelus wajahnya sambil kutatap matanya dalam-dalam agar membuatnya kembali percaya padaku.
Dengan punggung jariku kuelus wajahnya sambil kutatap matanya dalam-dalam agar membuatnya kembali percaya padaku.
Namun
sia-sia, Vera membalikkan badannya, dia mendorongku pelan menjauh lalu
memasang muka kecut dan kembali membelakangiku tidur.
Aku
benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi, dari pertama sejak Vera menyerahkan
tubuh montoknya bulat-bulat padaku, Vera tidak pernah menolak ajakanku bahkan
justru dia yang selalu merayu dan mengajakku bercinta meskipun aku sedang
lelah.
Dan aku
selalu meladeni nafsunya yang tiada habis itu, bahkan aku harus memakai obat
kuat untuk mengimbanginya.
Aku sangat
tahu bahwa Vera sekarang ini pastilah bernafsu, namun dia sedang benar-benar
tidak ingin aku sentuh.
Dalam nafsu yang tanggung ini, aku pun memutuskan untuk mengalah dan tidur
juga.
..............................
Jam 8 pagi
aku terbangun.
Vera tak ada dikamar, hanya ada Handphone nya yang sedang di Charge di sebelah TV yang menyala.
Vera tak ada dikamar, hanya ada Handphone nya yang sedang di Charge di sebelah TV yang menyala.
Hari ini aku
berjanji dengan Seno untuk ke tempat penyewaan alat-alat gunung guna melengkapi
persiapan kami, karena besok pagi kami sudah harus berangkat.
Sebelum pergi
aku harus mencuci mobilku dulu karena sudah sangat kotor, maka segera aku turun
kebawah, dan kulihat gadis cantikku rupanya sedang berada di dapur tampak
memasak sesuatu.
Dengan
cueknya dia memakai Dress yang sama
seperti tadi malam, hanya saja kali ini terlihat tanpa dalaman seolah tak
memperdulikan bahwa dirumah ini bukan hanya ada aku seorang.
Aku
mendekatinya untuk mengecek Mood nya dan
aku memeluknya dari belakang, Vera agak terkejut namun begitu tahu itu aku dia
kembali dingin.
" Sayang
ih, masih marah aja udah dong.. Jelek tau.. " ujarku merangkul
pinggangnya dari belakang.
" Abis
ini aku janji bakal ngajak kamu liburan ke luar negeri bedua, tapi cuma buat
kali ini biarin aku liburan dulu sama temen-temenku ya.. " lanjutku
menjanjikannya liburan.
Wangi rambut
panjangnya yang masih agak basah itu membuat birahiku langsung membara, apalagi
jika melihat pakaian yang dia pakai ini, seksi sekali!
"
Morning sex ya sayang? " bisikku tepat disamping kupingnya.
Melihatnya
yang tidak menjawab segera aku remas-remas toketnya, aku menyorongkan wajahnya
lalu kucium bibirnya, Vera tak melawan, kali ini dia membalas pagutan mesra
bibirku tak mendiamkannya lagi seperti malam tadi.
Penisku
kugesek-gesekan di pantatnya yang super montok itu, sepertinya dia sudah agak kalem
sekarang.
Ciuman
bibirku berganti arah ke lehernya, kusingkap rambut panjangnya yang baru dia
keramasi, kuendus harum wangi tengkuk leher Vera, kulitnya yang putih halus
itu kuciumi dan kukecup dengan lembut.
Mendapat
rangsangan mesra dariku Vera memejamkan matanya saja, aku tahu sekali jika dia sangat
sulit menahan gairah seks besarnya itu, bahkan dalam kondisi marah sekalipun.
Aku
menaikkan Dress nya, Vera mengangkat
tangannya pasrah saja kutelanjangi hingga membuat tubuh putih mulusnya kini
telah bugil.
Aku mendesis
dan langsung kutangkupkan tanganku di payudaranya yang sangat membusung ini.
" Hot
banget sayang badan kamu.. Ahh!! " bisikku di kupingnya sambil kucium
mesra tengkuknya dan meremas toket bulatnya.
Vera
bergetar namun dia tak bersuara sama sekali, sementara makin kuremas dadanya
yang dulu selalu menjadi bacolanku dari Instagram
nya.
Kuremas
sambil ku Dribble toket gede yang membuatku gemas ini untuk membuat Vera semakin terjebak
perasaan antara gengsi dan nafsunya.
Kuturunkan
celanaku kemudian langsung meloncatlah kontol tegang yang sudah ereksi itu dari
sarangnya, kedua tanganku kuarahkan ke pahanya dan kurapatkan lalu kugesekkan
kontolku tepat dibawah memek tebal Vera yang ternyata sudah basah!
Meskipun
masih merajuk, tapi tubuhnya tidak bisa bohong padaku, memeknya yang basah itu
jelas sekali menunjukkan bahwa dia sebenarnya sangat ingin kubelai.
Lalu kugesek
kontolku dengan memeknya dan kami melakukan Petting
sambil berdiri di dapur.
" Basah
aja memek kamu yang.. Ahh.. Enak kan cantik? " bisikku mesra di kupingnya
sambil menikmati nikmat gesekan bibir memeknya yang kini kubelah.
Vera masih
menahan desahannya, tampak dia berusaha sekuat yang dia bisa menahan itu.
Aku tersenyum dan kuremas toketnya sambil melakukan simulasi menyetubuhinya dari belakang.
Aku tersenyum dan kuremas toketnya sambil melakukan simulasi menyetubuhinya dari belakang.
Aku dapat
ide, aku jongkok tepat di bongkahan pantat montoknya lalu kulebarkan buah
pantatnya agar liang analnya terlihat dan kutusuk-tusukkan lidahku ke lobang
yang sudah jarang kugunakan itu.
"
Haftt... " desis Vera menengadah saat mulai kujilat anusnya.
Kali ini
gantian, giliranku untuk menyiksanya dalam permainan oral karena aku tahu
sekali Vera suka main di pantat.
Gadis
berambut panjang ini mulai gelisah dan celangak-celinguk menoleh kearahku yang
tengah menjilati lubang anusnya.
Akupun jadi
bernafsu karena sambil menjilat, tanganku juga menjelajahi putih paha mulusnya dan
aku terangsang sekali merasakan halus kulit pahanya ini.
Kubalikkan
lagi tubuh Vera menghadapku, Vera menunduk melihatiku yang kini mengendus memek
merah muda yang sangat kontras sekali dengan kulit putih bersihnya.
"
Ahhh.. Wanginya memek tembem kesayanganku ini.. " celetukku begitu
mencium aroma harum dari kewanitaannya yang sangat dia rawat itu.
" Mau
aku jilat yang?.. " tanyaku menatapnya yang hanya diam saja melihatiku
yang jongkok tepat di depan memeknya.
Vera hanya
diam dan membuang muka.
"
Yaudah kalo gak mau.. "
Saat aku mengucapkan
itu Vera langsung memegang kepalaku dan mengarahkannya ke memeknya tanpa
berbicara, aku pun tersenyum menang.
"
Uhhmm.. " desah Vera saat kumulai menghisap labianya yang bergelambir itu.
Badan Vera
bergetar hebat, jarinya meremas kuat rambutku yang sudah mulai gondrong ini,
terasa sekali memeknya dengan cepat basah.
Aku tak tahu apakah memang semua cewek seperti ini atau hanya karena Veranya saja yang Hiperseks.
Aku tak tahu apakah memang semua cewek seperti ini atau hanya karena Veranya saja yang Hiperseks.
Vera
bergetar hebat! Dia sudah rusuh sendiri seperti cacing kepanasan, menyadari dia
sudah akan orgasme aku menyuruhnya mengangkang dan menaruh kakinya di kabin
dapur.
Vera
langsung melakukannya dan kulahap memeknya dengan mulutku, aku murni
menggunakan mulutku saja agar dia tahu kalau aku juga bisa membuatnya orgasme
hanya dengan skil oralku.
"
Memangnya dia aja yang bisa?.. " ledekku dalam hati.
" Aa.. "
desah Vera bocor dari mulutnya yang seketika langsung dia tutup dengan telapak
tangannya.
Terus
kutatap wajahnya yang tengah blingsatan itu, jambakannya terasa kuat sekali di
rambutku dan tak lama kemudian Vera pun mengejang, mengucur deras leleran
cairan bening yang membasahi lantai bawah bahkan sedikit menciprat di wajahku.
Gadis itu
roboh, kutangkap tubuh langsingnya itu sebelum terbanting di lantai dan kupeluk
dia dengan erat.
" Enak
kan yang?.. Jangan marah lagi dong.. "
" Aku tuh sayang banget sama kamu tau gak.. " ujarku mendekapnya dengat kuat.
" Aku tuh sayang banget sama kamu tau gak.. " ujarku mendekapnya dengat kuat.
Vera terengah-engah
dalam pelukku, meski kutahu dia sudah tak marah lagi padaku tapi dia masih
diam, ternyata gengsinya tinggi juga.
Aku mencium
bibirnya sebentar, memberi waktu badai orgasmenya reda, setelah itu aku
meludahi telapak tanganku sendiri dan kuoleskan ke kontolku.
Vera mengerti tanpa kuarahkan dia membalik badannya membelakangiku, melebarkan pahanya yang basah bekas leleran orgasmenya dan bersiap menerima penetrasiku.
Vera mengerti tanpa kuarahkan dia membalik badannya membelakangiku, melebarkan pahanya yang basah bekas leleran orgasmenya dan bersiap menerima penetrasiku.
" Aku
pengen ngentotin memek kamu lagi, pengen keluarin di dalem yang supaya kamu
hamil.. "
" Kamu
mau kan aku hamilin sayang?.. " bisikku memancing gairahnya lalu menusukkan
kontolku ke memeknya.
"
AHHH!!!.. " Vera mendesah kuat kali ini melengkungkan tubuhnya.
Aku pun mulai menyetubuhi gadis cantik milikku seorang ini, tampaknya ocehanku barusan
kena sekali padanya hingga membuatnya jadi mendesah keras lagi.
Kusingkirkan
rambut panjangnya yang menutupi punggungnya dan kuelus sambil kuciumi punggung
mulusnya ini.
Perlahan
tapi pasti aku menyetubuhi Vera dengan gaya berdiri di dapurku, genjotan kontolku
terus menggasak memeknya.
Karena nafsuku sudah tinggi sekali padanya, maka aku langsung menarik kedua tangannya kebelakang dan kupercepat hentakanku.
Karena nafsuku sudah tinggi sekali padanya, maka aku langsung menarik kedua tangannya kebelakang dan kupercepat hentakanku.
Vera meleguh
makin lepas, beberapa menit kemudian kurasakan dia kembali orgasme, namun tak
kuperdulikan karena nampaknya aku pun akan segera ejakulasi juga.
Masih dalam
posisi yang sama akhirnya aku sampai di puncak kenikmatanku, Vera memejamkan
matanya dan mendesah lirih merasakan semprotan spermaku di dalam vaginanya.
"
Hhaah.. Hahh…. Hhahah.. Enak sayang? " bisikku memeluknya dari
belakang dengan agak ngos-ngosan juga.
Vera tak
menjawab dan aku mengakhiri Morning Sex kami dengan sebuah ciuman mesra dibibirnya.
Aku kembali
memakai celanaku, sementara Vera sedang mengelap memeknya dengan tisu, kemudian
memakai baju tidurnya untuk melanjutkan kembali kegiatannya mengoles selai roti
yang tadi sempat aku hentikan untuk meminta jatah.
..............................
Aku
mengambil selang dan bersiap mencuci mobil, kulihat mas Krisno sedang memotong
tanaman di halaman.
" Den, udah
biar saya aja yang cuci.. " ucapnya saat melihatku akan mencuci mobil.
" Gpp
mas, kan udah biasa lagian mas lagi motong tanaman gitu.. " jawabku sambil
menyabuni mobilku.
Sejak kecil
orang tuaku memang selalu menyuruhku mandiri dan tak tergantung dengan dua
pembantuku ini, jadi aku sudah terbiasa apa-apa melakukan sendiri.
" Oh ya
mas Kris.. " sambungku lagi.
" Ya
den? "
" Besok
saya mau berangkat, tolong pintu-pintu kalo malem di cek, terus juga lusa
tukang kan mulai kerja, tolong di liatin sama dicek kerjaannya.. "
"
Siapin makan sama kopi mereka juga.. " ujarku mengingatkannya.
" Siap
den, pokoknya beres dah.. "
" Anu
den, non Vera gak ikut?.. " tanyanya beberapa saat kemudian.
" Vera?
Enggak, dia gak ikut.. "
"
Kenapa emangnya?.. " tanyaku balik dengan agak heran.
" Gaa..
gpp den.. " tutupnya sambil terbata-bata.
Sesaat
kemudian yang sedang kami bicarakan pun keluar, Vera datang membawakanku
sarapan roti selai dan secangkir teh hangat, ditaruhnya di meja.
Kulihat mas
Krisno langsung menolehkan pandangannya kearah Vera, Dress tidur yang tanpa dalaman itu jelas saja tidak bisa menutupi
puting susu dan bongkahan pantatnya, tapi Vera nampak cuek saja dengan mas
Krisno kemudian menghampiriku yang sedang menyemproti kolong mobil.
" Itu dimakan,
sarapan dulu kamunya.. " ucapnya padaku dengan datar.
" Makasih
ya sayang, ih perhatian banget deh.. " aku berdiri menghampirinya lalu
mengecup pipinya.
Gadis cantik
itu pun segera berlalu kembali kedalam rumah, sementara aku lanjut mencuci
mobil.
..............................
Seharian itu
kuhabiskan berkeliling Jakarta hingga Bekasi bersama Seno, satu demi satu toko Outdoor kami singgahi demi mencari kelengkapan
alat yang kami perlukan.
Setelah di jalanan
yang melelahkan itu, kami berkumpul di rumahnya Rina yang menjadi tempat
berkumpul kami besok karena sangat dekat dari stasiun kereta.
Dan serasa
segala sesuatunya telah lengkap maka kami pun memutuskan untuk pulang kerumah
masing-masing beristirahat untuk perjalanan panjang besok.
Di perjalanan
aku membuka ponselku yang seharian ini tak aku sentuh, kulihat 37 Missed Calls yang semuanya dari Vera,
dia benar-benar kuatir rupanya karena seharian aku tak ada kabar.
Tak terasa
sudah jam setengah 12 malam ketika aku tiba dirumah, rasanya hari ini lewat
begitu saja, aku sangat lelah.
Vera
langsung membuka pintu rumah begitu mendengar bunyi pagar untuk menantiku turun
dari mobil, aku memeluknya sebentar dan mengecup dahinya, kemudian bergegas ke atas
karena aku belum Packing perlengkapan
pribadiku.
Aku memilah-memilih pakaian yang sebelumnya sudah aku Sortir, mengemasnya dan memasukkannya dengan rapi di dalam Carrier, sambil memikirkan apalagi yang
kurang agar tidak ketinggalan, karena besok subuh aku sudah harus ada di rumah
Rina untuk berkumpul.
Kulihat Vera
hanya terduduk diatas kasur menunggu dan melihatiku dengan wajah polosnya,
mungkin karena biasanya saat aku pulang dari luar aku langsung membelainya,
jadinya dia sudah menungguku di ranjang.
Aku tertegun
melihatnya, karena seharian ini Vera benar-benar aku abaikan dengan kesibukan
persiapanku.
Aku
menghampiri dan duduk disebelahnya, tak lama aku pun langsung memeluk gadis
kesayanganku ini.
" Maaf
ya sayang, aku bener-bener sibuk banget.. "
" Abis
ini aku janji gak akan pergi lagi, kita liburan bareng berdua ya.. "
ujarku menenangkan Vera sambil menatap mata dan mengelus rambutnya.
Gadis cantik
ini mengangguk pelan akhirnya mengerti, kemudian dia menempelkan kepalanya di
dadaku, tak ada rasa amarah lagi dalam dirinya, Vera hanya ingin terus mendapat
perhatian dariku dan dia tak ingin jauh dariku.
Berbeda dari
apa yang dilihat orang yang menganggapnya pecun, sosialita, hedonis, atau
pelakor.
Bagiku Vera
hanyalah seorang wanita yang butuh kasih sayang, kehadiranku dalam hidupnya
mungkin bagaikan matahari yang menghapus gelap dalam hidupnya, dia benar-benar
mempercayaiku dan rela melakukan apapun untukku, setidaknya itulah yang aku
rasakan dalam erat pelukannya saat ini.
Sifatnya
yang ramah dan selalu tersenyum itu mungkin menyimpan sejuta derita dimasa
lalu, aku tak sampai hati bila mengingat banyak orang yang mencoba memperalat
senyumnya ini hanya demi mendapatkan kenikmatan syahwat saja.
Meskipun
harus kuakui sifat baik hatinya dan tak membeda-bedakan orang ini justru bisa
saja menjadi bumerang baginya, karena membuatnya jadi gampang di Speak.
Vera terlalu
polos dan lugu hingga tak sulit untuk mengajaknya naik keranjang dengan hanya
bermodalkan kata-kata seperti yang dilakukan oleh para lelaki yang mendekatinya
dulu.
Hal inilah yang membuat Vera tak menganggap seks sebagai hal yang tabu dan justru memiliki pandangan seks seperti kebutuhan baginya.
Hal inilah yang membuat Vera tak menganggap seks sebagai hal yang tabu dan justru memiliki pandangan seks seperti kebutuhan baginya.
..............................
Setengah 5
pagi, aku sudah siap dan sedang menunggu mas Krisno memanaskan mobil.
Vera merapikan kerah bajuku yang agak terlipat, kulihat wajah cantik naturalnya itu yang tanpa sulam alis, tanam benang, dan injeksi bibir seperti cewek-cewek zaman sekarang, Vera tidak suka memakai Make-Up yang berlebihan karena dia sendiri sudah sempurna dari orok.
Vera merapikan kerah bajuku yang agak terlipat, kulihat wajah cantik naturalnya itu yang tanpa sulam alis, tanam benang, dan injeksi bibir seperti cewek-cewek zaman sekarang, Vera tidak suka memakai Make-Up yang berlebihan karena dia sendiri sudah sempurna dari orok.
" Cepet
pulang, aku bakal kangen berat sama kamu sayang.. " ujarnya menatap
mataku.
" Satu minggu
lagi aku bakal temuin kamu…. " jawabku sambil mengelus kelopak bawah
matanya.
Dia
mengangguk kemudian memelukku.
Aku turun
kebawah dan menaruh Carrier di jok
belakang, mas Krisno sudah siap, kami akan berangkat.
Vera kembali memegang tanganku dan mengucapkan agar aku berhati-hati.
Vera kembali memegang tanganku dan mengucapkan agar aku berhati-hati.
Setelah
memberikannya ciuman aku pun pergi.
..............................
Aku tiba
dirumah Rina tepat jam 5 pagi, setelah mengedropku mas Krisno langsung izin
pulang, kami mengecek alat dan kelengkapan pribadi ataupun kelompok
sambil menunggu beberapa orang lagi yang memang masih belum sampai.
Tak lama
kemudian mereka pun datang kami segera bergegas menuju stasiun dengan mencarter
mobil untuk menghindari macet jika terlalu siang.
Setibanya di
stasiun kami langsung ke loket karcis dan berangkat menuju stasiun Kotabaru, Malang.
Roman yang
duduk di sebelahku meledekku ketika mengintip aku mengetik pesan mengabarkan
kepada Vera bahwa aku sudah di kereta menuju Jawa Timur.
Mereka semua
langsung nyambar ledekan itu dan tertawa.
" Kenapa
gak di ajak aja nda si Vera? Biasanya doi nempel terus ama lo.. " celetuk
Fahmi.
" Tau
tuh, itung-itung bikin seger mata.. " Reki menimpali.
Aku hanya
menanggapinya santai sambil tertawa-tawa.
Sesaat
terbesit kekuatiranku padanya, terlebih obrolanku tadi di mobil bersama mas
Krisno yang membuat aku kepikiran.
Tadi memang
mas Krisno blak-blakan meminta izin padaku, apa boleh dia menyentuh Vera.
Dan entah
kenapa saat itu kujawab :
"
Terserah Vera.. "
Sebenarnya aku
mengucapkan itu agar jawabannya kembali menggantung, namun kuingat-ingat lagi
sifat Vera yang sering mendadak agresif membuatku jadi Worry dengan ini.
..............................
Singkat
cerita, setelah seharian di dalam kereta, aku bersama rombongan tiba di Malang,
kami langsung menyewa 2 angkot menuju ke desa Ranupani untuk beristirahat dan
besok pagi melanjutkan perjalanan menuju Ranu Kumbolo sebagai Checkpoint awal untuk mendirikan tenda kemudian
pada tengah malam bersiap untuk Summit
Attack ke puncak Mahameru.
Perjalanan
di gunung Semeru sendiri ternyata menghabiskan banyak waktu, setidaknya disana
saja kami perlu sekitar 4 harian dan ini akan merusak jadwal delapan hari yang
sudah kami susun.
Setelah
turun dari puncak Mahameru yang penuh pasir, teman-temanku mengajak nge-Camp satu hari lagi di Ranu Kumbolo
untuk menghabiskan sisa logistik yang memang kami bawa sangat banyak, aku tidak
bisa menolak meski enggan karena ingin cepat-cepat pulang.
Di hari berikutnya
sesuai rencana, kami melanjutkan perjalanan ke Bromo lalu bertolak ke Dieng dan
mendirikan tenda di gunung Prau.
Benar
dugaanku jadwal kami ngaret dan kami tiba di stasiun untuk pulang baru dihari ke 10.
Selama di
stasiun pikiranku langsung ke gadis cantikku yang sedang menunggu kepulanganku
dirumah, beberapa kali ada Miss Call
darinya dan saat kucoba menelponnya balik entah kenapa selalu dialihkan juga sangat sulit tersambung.
Di kereta
perjalanan pulang ke Jakarta, Roman menanyakan kenapa aku lebih banyak diam,
kujawab saja lelah, padahal pikiranku tak lepas dari Vera.
" Sedang apa dia sekarang? "
"
Apakah Vera baik-baik saja? "
..............................
Setibanya di
stasiun Jakarta barulah Vera mengangkat telponku, aku mengatakan akan segera tiba
dirumah sebentar lagi, mendengar suara merdunya itu membuatku tak sabar untuk
cepat sampai kerumah.
Gadis
bernama Verani Julie ini sudah menanti di depan rumah malam itu, sementara mas
Krisno membawakan Carrier dan barang-barangku.
Aku langsung memeluk Vera dan menciumnya penuh rasa rindu.
Aku langsung memeluk Vera dan menciumnya penuh rasa rindu.
" Aku
sayang kamu.. " ujar Vera mencium bibirku kemudian memeluk dan mendekap
kepalanya di dadaku melepaskan rindunya.
Aku
tersenyum dan membelai rambutnya.
" Syukurlah
Vera gak kenapa-napa.. Mungkin emang dasar gue aja yang dikit lebay.. " ujarku
dalam hati.
Segera
kugendong Vera lalu membawanya menaiki tangga menuju kamar, sementara mas Krisno
membereskan peralatanku dan menutup gerbang.
Hari sudah berganti saat aku tiba di kamar, aku dan Vera langsung
bergumul memadu kasih! Aku bagaikan seorang tentara yang baru pulang perang dan
bertemu dengan istri setelah sekian lama rasanya.
" Aku
mandi bentar ya sayang.. " bisikku padanya tak lupa memberikan kecup sebelum berdiri mengambil handuk menuju ke kamar mandi.
Ia hanya
mengangguk sambil tersenyum dan tampak tak sabar untuk bercinta denganku, maka
dengan buru-buru aku mandi saat itu, karena jika bukan karena gerah seharian
dikereta api, sudah pasti Vera langsung aku Exe.
" Tok..
Tok.. "
Vera
mengetuk pintu kamar mandi dan begitu kubuka dia langsung masuk dalam keadaan
telanjang, sepertinya dia sudah tak bisa menahan gairah seksnya padaku hingga membuat dia ikut menyusul ke dalam kamar mandi.
Kami
berpelukan di bawah guyuran air Shower,
kubelai seluruh tubuh telanjangnya yang seksi ini dan seketika membuat kontolku
tegang.
Tapi aku terkejut
ketika melihat ada bekas merah melingkar di bagian payudara atas dan bawahnya,
juga di lengannya yang tercetak bekas tali.
Belum sempat
aku bertanya Vera sudah mencium bibirku, kami pun bercumbu dengan sangat
bernafsu dengan segarnya air yang membasahi tubuh.
Kubalik
badannya dan segera kusetubuhi Vera sambil berdiri dari belakang, dinginnya guyuran
air tak meredakan bara nafsu kami yang sudah amat membumbung tinggi ini.
Ronde
pertama di dalam kamar mandi tidak berlangsung lama, aku mengganti gaya,
Vera duduk di kloset dan membiarkan aku menyetubuhinya yang terduduk
mengangkang itu
Dalam posisi ini, aku pun mengeluarkan spermaku yang sangat banyak di dalam memeknya.
Dalam posisi ini, aku pun mengeluarkan spermaku yang sangat banyak di dalam memeknya.
Belum pernah
rasanya aku berejakulasi sebanyak itu sebelumnya, dan ini mungkin rekor
terbanyaknya.
Malam itu
aku kesampingkan semua rasa lelahku diperjalanan tadi untuk bercinta dengan
Vera yang sudah hampir 2 minggu ini tidak aku sentuh.
..............................
Jam 7 pagi
aku terbangun, Vera masih tertidur, sebenarnya aku ingin bertanya banyak hal
padanya, namun melihatnya masih tidur aku jadi tak tega membangunkannya.
Kulihat lagi
bekas merah yang melingkar di dada, tangan, hingga punggungnya itu, seperti
bekas ikatan tali yang sangat ketat dan masih terlihat baru.
Tanpa
membangunkan Vera segera aku menuju ke ruang kontrol dilantai bawah yang selama
ini kukunci dengan rapat.
Di depan
komputer, video paling baru di Folder
tampak terekam persetubuhan kami malam tadi, ketika aku meniduri Vera dikamar
beberapa jam yang lalu, kucari tanggal di hari pertama aku pergi itu untuk
mengetahui apa yang terjadi.
Setelah aku
pergi diantar mas Krisno, Vera kembali ke kamar, ia menyalakan TV sambil main HP, tak ada yang menarik selama jam-jam awal, Vera hanya
tidur-tiduran saja dan sesekali terlihat menengok ke jendela.
Beberapa
kali aku Fast Forward videonya, saat
kemudian terlihat Vera turun kebawah, kembali aku Play.
Dia duduk
disofa, membuka pintu depan dan belakang lalu menyalakan TV Home Theater kemudian menonton disana, pakaiannya masih Dress
seksi transparan yang sama, tapi yang aneh kenapa dia terus celangak-celinguk
menoleh kearah pintu.
Semakin lama
terlihat Vera mulai gelisah, dia bahkan meremas-remas buah dadanya sendiri
sambil menggosoki kemaluannya, padahal posisinya saat ini ada diruang tengah
dengan semua pintu yang tadi sengaja dia buka.
Vera semakin
berani dengan memasukkan jarinya ke memeknya, lalu membuka sebelah kait
penyangga Dress nya hingga sebelah
payudara bulatnya itu pun langsung keluar.
Aku sudah
tahu kalau Vera memang sangat sering bermasturbasi, baik saat aku tak ada
ataupun kupergoki sendiri.
Vera tak
sadar aku mengetahui semua yang dia lakukan meski aku tak ada dirumah, melalui
rekaman kamera berbentuk Micro CCTV
dan Hiddencam yang tersebar di seluruh
sudut ruangan di rumah, aku bisa memantau semuanya.
Bisa
dibilang aku memiliki ‘God’s Eye’
dengan semua fasilitas itu yang bisa aku cek kapan saja di ruang kendali ini.
Biasanya dia
bermasturbasi dengan dildo atau vibrator sambil menonton sesuatu di
ponselnya, entah apa yang dia tonton di ponselnya itu, tapi dugaanku pasti film
porno.
Namun itu
semua dia lakukan di dalam kamarku, dan kali ini yang entah mengapa dia memilih
melakukannya diruang bawah tepat dihari aku pergi meninggalkan rumah untuk
liburan.
Kebetulan?
..............................
Gadis cantik
itu masih duduk mengangkang sambil bermasturbasi, hingga tiba-tiba terdengar
bunyi pagar dibuka dan suara mobil, Vera pun segera buru-buru merapikan
pakaiannya lalu berdiri.
Aku langsung
cek ke CCTV yang ada di parkiran
untuk mengetahui siapa yang datang, dan itu mas Krisno.
Dia baru
pulang dari mengantarkanku tadi yang sepertinya kena macet, mas Krisno langsung
memarkirkan mobilku dan menutupnya dengan Cover
agar tidak berdebu.
Pembantuku
itu masuk kerumah, mungkin dia agak heran juga karena pintu depan dibiarkan
terbuka.
Begitu
masuk, mas Krisno langsung melihat Vera yang sedang duduk memegang Remote sambil menonton TV dengan normal, terlihat mereka
bercakap, sayangnya aku tidak bisa mendengar percakapan mereka.
Kebetulan
aku memang tak menyeting CCTV di
rumahku untuk juga merekam Audio, berhubung jika merekam sekaligus Audio/Visual
maka File nya pasti jadi besar dan
itu akan memberatkan komputer.
Lagipula
sejujurnya sudah bertahun-tahun aku tak menyalakan CCTV yang ada di dalam
ruangan, hanya yang berada diluar saja yang selalu menyala 24 jam untuk alasan
keamanan dan itupun jarang dicek.
Semenjak
Vera tinggal denganku saja baru mulai kurasakan ada manfaatnya semua kamera-kamera
yang terpasang di setiap sudut rumah ini.
Cukup lama
mereka mengobrol, Vera duduk menyilangkan kakinya, bawahan baju tidurnya itu
hanya sekitar 6-7 cm saja dibawah kemaluannya sehingga sangat pendek sekali,
sontak paha putih mulusnya itu benar-benar memanjakan mata.
Dimana hal
pertama yang membuatku gelap mata dirumah ini padanya adalah ketika melihat
paha mulus dan belahan toketnya itu yang setiap hari terpampang dengan pakaian
santainya.
Mas Krisno
berlalu kembali kebelakang, saat itu juga Vera langsung terlihat gusar, dia
membuang Remote ke sofa begitu mas
Krisno pamit kerumah bagian belakang, wajah cantiknya menunjukkan kekesalan.
Pada titik
ini aku sama sekali tidak menangkap kenapa dia kesal, dan sekali lagi aku amat bersukur
dengan adanya kamera tersembunyi ini, aku jadi bisa memahami sifat Vera yang
sebenarnya.
Namun
alih-alih mengetahui, semakin kesini justru aku semakin tidak paham dan dibuat
bingung oleh perangainya itu.
Gadis berambut
coklat cerah itu kembali merogoh celana dalamnya dan memasukkan kembali jarinya bermasturbasi dengan lepas kali ini, beberapa menit Vera masih terpaku
di posisi tersebut.
Hingga ia dikejutkan
kembali dengan kehadiran mas Krisno yang tiba-tiba sudah berdiri di pintu depan
sambil menenteng sapu, rupanya mas Krisno memutar lewat samping.
Vera pun
kaget karena ketahuan bermasturbasi oleh mas Krisno, dengan wajah menyeringai
terlihat mas Kris mengucapkan sesuatu kepada Vera.
Mereka
kembali terlibat obrolan, mas Krisno meletakkan sapunya
ditembok, dari raut muka mas Krisno terlihat santai, tapi dia ngobrol
dengan Vera sambil memegang kelaminnya yang masih dibalut celana pendek.
Vera
bukannya tersinggung karena ada lelaki yang berbicara dengannya dimana tangan lelaki itu memegang
kelaminnya sendiri malah berdiri menyamperi, dengan perlahan gadis itu berjalan menuju mas Krisno di
depan pintu.
Setelah tiba
di depan mas Kris, mereka kembali berbicara, kali ini lebih terlihat seperti
negosiasi.
Wajah manis Vera
yang ramah itu terlihat sinis, dia menunjuk-nunjuk dada Krisno dengan
telunjuknya, lalu mas Krisno membuka bajunya hingga tubuh legam yang biasa
terbakar matahari itu kini terpampang.
Aku kaget
saat Vera mengelus dada kekar itu, mas Krisno tampak biasa saja begitu jari
lentik Vera mulai menelusuri tubuhnya.
Dari
gesturnya, justru Vera yang terlihat merayu mas Krisno saat ini, beberapa kali
jarinya begitu luwes membelai seperti sedang mengecek seberapa kokohnya badan
lelaki itu, wajahnya begitu dekat dengan wajah mas Kris yang masih datar saja
dirayu Vera.
Hatiku panas
melihat ini, langsung aku percepat lagi, hingga akhirnya tahu-tahu mereka sudah
berciuman!
Tangan Vera mengocoki kontol mas Krisno dari dalam celana pendeknya dan tangan mas Krisno meremas-remas pantat Vera.
Tangan Vera mengocoki kontol mas Krisno dari dalam celana pendeknya dan tangan mas Krisno meremas-remas pantat Vera.
Masih dalam
posisi itu, Vera membisikan sesuatu lalu menarik tangan mas Kris membawa lelaki
itu menaiki tangga dan menuju ke kamarku!
Setibanya
dikamarku, gadis cantik itu mengikat rambut panjangnya ke belakang, lalu perlahan
menurunkan sebelah tali Dress nya
hingga terlihat menggoda sekali, tak lupa Vera mengambil ponselnya dan merekam
adegan itu dari Handphone nya seperti
biasa.
Dia mengabaikan
sejenak mas Krisno yang berdiri dihadapannya kini sedang melihati Vera menseting
HP nya dan mencari di posisi yang
pas.
Darahku
mendidih melihat gadis yang sangat kujaga ini kini sedang berduaan dengan
lelaki yang bukan muhrimnya di dalam kamarku sendiri!
" Ayo
mas, Vera udah sange banget.. " celetuk Vera kembali merayu Krisno ketika melihat
pria itu tak bergeming.
Di kamarku aku
bisa mendengar Audio nya dengan jelas
karena Audio nya terekam dari Hiddencam yang ada.
"
Hhmm.. Non seksi banget deh.. " ujar pembantuku itu sambil dielus dadanya
oleh Vera.
" Kalo
seksi kok tadi gak langsung dikontolin?… " balas Vera provokatif kali ini memeluk
dan mencium leher Krisno.
Meskipun
cantik tapi ketika sudah birahi mulut Vera pasti mengeluarkan kalimat-kalimat
kotor begini.
" Emang
non tadi minta dikontolin ya? Hahaha… " balas Krisno mulai memancing Vera.
Vera hanya
diam, dia terus mengecup leher laki-laki itu, sementara mas Kris tampak santai
saja meski kini dia dipeluk dan lehernya dilingkari tangan Vera yang tengah
mencumbuinya.
Mungkin mas
Krisno sengaja bersikap dingin untuk membuat Vera memohon-mohon untuk segera di
ekse, aku yakin dia sudah paham jika Vera punya nafsu seks yang sangat besar,
seperti yang aku ceritakan sebelumnya bahwa aku saja kesulitan meng-Handling syahwatnya itu.
" Hahaha…
Kalo gak di kontolin gatel ya memeknya non?… " kekeh Krisno.
Vera
mendesis dan memejamkan matanya sambil terus mendekap Krisno dalam pelukannya,
karena tubuh Vera yang jauh lebih tinggi dari mas Krisno, jadi terlihat sekali
sekarang tampak Vera seperti sedang mendominasi pembantuku itu.
" Ahh
non jangan digigit leher saya.. " Krisno agak menggelinjang karena Vera menggigit
lehernya.
" Gausah
banyak bacot! Cepet kamu puasin aku aja!.. " ujar Vera membuka pakaian Krisno.
Dia
mengelusi lagi dada kekar mas Krisno itu dan mulai mendesis menggigit bawah
bibirnya sendiri.
"
Hahahahaha.. " Krisno tertawa melihat Vera sudah sange.
" Iya
non saya bakal puasin non.. Udah lama saya pengen jajal non lagi.. "
celetuk Krisno.
" Tadi
saya udah ngomong sama den Nanda, katanya selama dia pergi saya boleh lakuin
apa aja sama non Vera? Asalkan non mau sendiri.. "
" Nanda
bilang gitu?... " tanya Vera dengan wajah imutnya.
Brengsek si
Krisno! Dia menambah-nambahkan ucapanku.
" Hahaha
iya non…. Kalo gitu sebelum saya puasin non, non Vera mesti bikin testimoni
dulu, sambil ngucapin kalimat yang nanti saya suruh ya… " lanjut Krisno mengeluarkan Handphone Android nya dari saku celana Jeans pendeknya itu.
" Ini
biar jadi bukti kalo non mau sendiri, supaya saya gak dimarahin den Nanda.. "
Krisno pun mulai merekam video.
Krisno
menyuruh Vera untuk duduk bersimpuh, lalu dia menulis dikertas ucapan yang akan
Vera ucapkan kelak.
Setelah
selesai menulis kata-katanya dia menyuruh Vera membaca tulisan dikertas itu dan
mengarahkan kameranya ke gadis bule itu.
" Hai…
" ujar Vera sambil melambai ke kamera.
" Aku Verani Julie, siap memuaskan
apapun keinginan Krisno secara seksual, dengan ini secara sadar aku menyerahkan
tubuh ini seutuhnya kepada Krisno, aku juga akan mematuhi segala perintah
Krisno tanpa terkecuali, meskipun itu bakal mempermalukanku... Krisno berhak atas
seluruh lobang di tubuh seksiku ini, serta aku siap melakukan apapun demi
kepuasan biologis Krisno, Byeee… Emuuuuah!! "
Tutup Vera
sambil memberikan cium panjangnya di depan HP
krisno.
" Hahaha….
Bagus-bagus sekarang kita mulai seneng-seneng.. " tawa Krisno langsung
mengangkat tubuh Vera keranjang dan mereka pun bercumbu.
Aku terdiam
mematung di depan monitor dan aku jadi lemas sekali, sekejap aku kembali kecewa
dengan Vera karena mau-mau saja dipermalukan.
Aku tak tahu
kenapa, aku merasa kecewa mendengar gadis yang menjadi teman tidurku ini dan
sudah menghabiskan banyak momen denganku malah dengan entengnya berkata seperti
itu.
Dia sama
sekali tak berpikir panjang dan hanya memikirkan nafsunya, bagaimana jika video
itu di salah gunakan dan tersebar luas, bahkan aku pun sudah tak bisa menolong
jika sudah begitu kejadiannya.
Kini aku
menyaksikan pembantuku sedang mencumbui Vera dikamarku sendiri, mereka berpagutan
dengan gejolak nafsu dan birahi masing-masing.
Sementara kuperkirakan
pada saat itu aku sedang di kereta ataupun sedang di stasiun jelang
keberangkatan.
" Non
cantik ini kok bisa seksi banget sih? Tapi untungnya non bispak.. Hehe "
bisik mas Krisno merangsang Vera tepat dikupingnya.
" Iya
mas, Vera emang bispak kok.. " Vera kemudian balik menindih mas Krisno.
Dia membuka Dress nya yang tersangkut di lehernya
lalu tegak diatas lututnya memandangi mas Krisno yang juga membuka celana
pendeknya dan kolornya kemudian mengambil posisi tiduran di ranjang.
Mas Kris
berdecak kagum memandangi payudara besar dan memek tanpa bulu Vera yang
terlihat seperti boneka seks itu, sementara kontolnya sudah
tampak tegang sekali.
Mata Vera
yang sudah sayu menatap binal ke kemaluan Krisno sambil tergolek menantinya,
segera si gadis murahan ini mulai merayap ke pejantannya dan mengantarkan sendiri memeknya
itu langsung ke mulutnya, sementara dia meraup kemaluan hitam tegang tersebut.
Mereka
saling ber-69, tak ada suara apapun selain desahan dan bunyi seruputan
aktifitas mereka saling menservis kelamin mereka.
Tak lama
mereka dalam posisi ini, Krisno mendorong Vera lalu memeluknya. Vera yang
kulihat sudah meracau itu tak ragu meladeninya.
Pembantuku itu
mencengkram dan mencekik toket Vera sambil menatap indah matanya sudah
redup, ia menjilati serta mulai memainkan mulutnya di toket gede sang gadis.
"
Ummpphh... " desah Krisno saat melahap payudara Vera.
Krisno kali
ini mendorong Vera rebah dan gantian menindihnya, di jilatinya setiap jengkal
toket bulat Vera penuh nafsu, dia membuka mulutnya lebar-lebar lalu dihisapnya
habis-habisan toket Vera itu di dalam mulutnya.
" AWW
FAK!! " desah Vera ketika Krisno menguyah toket yang ada di dalam mulutnya.
Vera menjambak
rambut keriting lelaki yang tengah menindih dan melahap toketnya yang sedang
diusahakan masuk sepenuhnya kedalam mulut Krisno, meski itu tak mungkin bisa
karena ukuran toket Vera yang terlalu besar.
"
Teruus mas!! Aughh bangsat!! Vera suka banget!!.. " teriak Vera melotot.
Setelah tahu
usahanya sia-sia Krisno mengulum puting susu panjang Vera sambil menatap wajah
cantiknya yang sedang birahi sekali.
Vera tak mau
diam saja. Dia mencengkram toketnya lalu mendekatkan ke mulutnya, kemudian si
cantik ini menjulurkan lidahnya dan dia pun menjilat-jilat putingnya sendiri!
Melihat aksi
Vera yang sedang menjilati puting susunya sendiri Krisno pun ikut menjilati
putingnya.
" Sini
non tak bantuin.. Hehehe.. " kekehnya kemudian mengambil tempat rapat di
sebelah Vera.
Vera
membantu dengan menuangkan ludahnya saat krisno sedang menjilati putingnya,
lalu dia pun ikut bergabung.
Aku terdiam
melihat keerotisan itu, ini pemandangan langka yang tidak terjadi setiap hari,
kini mereka berdua tampak saling berebutan menyapih sebelah puting susu Vera
dimana Vera sang pemilik malah yang tampak paling bernafsu menjilat putingnya sendiri!
Krisno jadi
serius dan dia sudah larut dalam gairahnya, dia memberdirikan Vera lalu menggerayangi tubuh seksi itu dengan memojokkannya ke tembok.
Vera
menggila dan dia mulai memasukkan tiga jari lentiknya ke memeknya sendiri lalu
mengocoknya kuat!
Aku sering
menyuruh Vera mengurang-ngurangi bermasturbasi langsung dengan memasukkan
jarinya seperti ini, selain takut vagina dalamnya lecet atau luka karena kuku
Vera yang cukup panjang, aku juga pernah membaca di sebuah artikel bahwa
itu bisa membuat iritasi jika terlalu sering dilakukan.
Jeritan Vera
semakin kencang, belum apa-apa dia sudah langsung menggelepar orgasme dan
terengah-engah.
Vera ambruk,
Krisno tak mau membuang waktu, dia menggendong Vera dan langsung dibantingnya tubuh lunglai itu di Springbed empuk
milikku yang setara dengan kualitas tempat tidur di hotel berbintang 5.
Vera
mengangkangkan kakinya, mas Krisno meludahi jari telunjuk dan jari tengahnya sendiri
lalu memasukkan dua jarinya itu kedalam anus Vera.
Wanita yang
mulai beranjak dewasa itu seketika meleguh merasakan tusukan jari Krisno yang
menggobel duburnya, sementara dia sendiri kembali bermasturbasi menggunakan
jarinya.
" Terus
mas.. Ohh!!.. " desah Vera memejamkan matanya.
Tak mau
hilang akal, Vera memanjangkan tangannya ke meja yang ada di sebelah ranjang
lalu dia meraih laci yang memang jadi tempat penyimpanan alat bantu seks kami
seperti dildo, vibrator dan juga pelumas.
Vera sengaja
memintaku menaruhnya di dekat ranjang agar gampang dijangkau dan saat itu Vera
hanya mengeluarkan vibrator getar
yang biasa dia pakai saat bermasturbasi.
" Ahh
ini baru enak.. " racau Vera kembali memejamkan matanya dan menempelkan vibrator itu ke memeknya.
Krisno
tampak semakin fokus melubangi anus Vera, dia terus meludahi lubang itu dan
bersiap memasukkan jarinya ketiganya.
" Wah..
Sempit banget pantetnya kamu non, jarang dipake ya sama den Nanda? ” tanya
Krisno.
Tak dijawab
lagi oleh Vera yang makin larut dalam gejolak yang dia rasakan.
" OMG
maass!! Kocokin yang kuat!! " teriak Vera mendadak saat tiga jari Krisno
masuk ke anusnya.
Mas Kris
melakukannya, segera dia kobok kuat tiga jarinya di anus Vera yang membuat
tubuh sang pemilik terlontar-lontar tak karuan.
Aku tak tahu
apakah dia orgasme lagi atau tidak yang jelas kemudian mas Krisno segera
memposisikan Vera untuk menungging.
Sejurus dia
ludahi kontolnya sendiri dan dia langsung berniat mencoblos anus gadis itu!
" Ahhhh….
Pelan-pelan mas " erang Vera ketika menerima tusukan awal Krisno yang
tampak sudah tak bisa bermain-main lagi.
Krisno membuka
kuncir rambut Vera dan menggerai rambut panjangnya, sambil dia beradaptasi dia
pun mencumbui Vera dari belakang dengan mesra.
"Ahhh
non.. " desisnya terus mencium tengkuk Vera dan meremas-remas tetek
besarnya.
Vera meracau sambil menggeliat, dia menyuruh Krisno untuk segera menggagahinya.
Mas Krisno
pun menuruti kemauan Vera, dia mulai memaju-mundurkan penisnya tanpa pakai rem
begitu anus Vera telah luwes menerima penetrasi.
"
Asulah enak banget!!… " desahnya menengadahkan kepalanya keatas merasakan
nikmat pantat montok Vera.
" Non
Vera pasti dikentot terus tiap hari ya?.. " racau Krisno.
" Iya
mas, Ahh.. Aku dipake terus tiap hari sama Nanda.. Aaaah.. " desah Vera.
" Non
sering diapain aja sama den Nanda kalo lagi ngentot?.. " tanya Krisno lagi
sambil meremas kedua payudara Vera yang menungging itu dari belakang dan
mendekatkan wajahnya ke sang gadis.
"
Banyak mas, kita ML tiap mau tidur sama bangun tidur, dan dia keluar di dalem
memek aku terus.. "
" Aku
jadi gak bisa tidur kalo gak dipejuin dia dulu mas.. " jawab Vera makin
panas.
Aku tak
percaya beraninya Krisno menanyakan hal itu kepada Vera, dan Vera malah
menjawab hal yang seharusnya menjadi Privacy
kami berdua.
" Den
nanda sering make pantet non juga ya?.. " tanya Krisno lagi.
" Ja..
jarang mas.. " Vera menggigit bibirnya sendiri.
" Wah
jadi den Nanda jarang sodomiin non?..
Rugi banget ya.. " sambung Krisno lagi.
" Gpp
non biar saya aja yang pake pantetnya non kalo gitu.. Hehehe.. " kekehnya.
" Uuhh,
iya mas.. Terserah kamu aja.. AHH!!.. " desah Vera mangap-mangap
keenakan.
" Nanti
saya pake non sambil saya iket-iket juga boleh gak non?.. "
"
Hmmmm.. Ahh.. I.. iiya mas, Vera sukaa dikentot sambil ditaliin.. " jawab
Vera agak tertahan.
Krisno pun
tersenyum dan kembali menggenjot anus Vera dengan stabil setelah tadi agak
macet-macet karena menghujaninya dengan pertanyaan mesum.
" Mas
Vera pengen diatas.. " bisik Vera.
Krisno
lantas mengubah posisinya tanpa mencabut kontolnya dari anus Vera, dia tiduran
dan Vera segera menggoyangnya tanpa ampun begitu dia sudah diatas.
" Walah
non.. Ngilu banget gilaak!!.. " Krisno langsung menggelinjang ketika Vera
goyang.
Aku tahu
benar dengan ini, jika Vera sudah diatas maka habis sudah kontol akan
digoyangnya!
Dia pandai
sekali melakukan manuver goyangannya dengan paduan pola melingkar atau dengan Zig-Zag yang membuat penis ngilu sekali
begitu merasakannya.
Bunyi
cipokan khas orang bersetubuh langsung terdengar di atas ranjang panasku itu,
Vera meliuk-liuk dan mulai tak bisa mengontrol dirinya, dia menjambak rambutnya
sendiri diatas tubuh pembantuku, jujur itu terlihat sangat erotis sekali.
Mas Krisno
menarik kepalanya lalu memeluk gadis yang tengah satu badan dengannya, mereka berciuman dengan Vera berada
diatas, dan Vera tetap membanting selangkangannya agar kontol Krisno tetap
tertumbuk di anusnya.
" Saya
nafsu bgt sama kamu non, sumpah.. " Krisno mendengus lalu mendorong Vera.
Bibir mereka
tak lepas sambil mengganti posisi yang kali ini Vera akan dia tindih di
bawah.
" Ayo
mas tumbuk Vera yang ganas.. " pinta gadis itu kemudian mengangkangkan
kaki jenjangnya.
Krisno tak
menanggapi, dia meludahi batang kontolnya agar makin licin dan kembali
menzinai cewekku itu.
" Mas
bacotin Veraa.. " bisik Vera sambil memeluk penyetubuhnya tersebut.
" Ayo
mas... AAHH!!.. " pintanya yang
rupanya memang suka di lecehkan ketika bercinta.
Aku baru
tahu, pantas saja dia sering meracau kotor dan merendahkan dirinya sendiri.
" Ntar
non ini saya lagi ngentotin pantatnya non... Urgghh!!.. " jawab Krisno fokus
mengejar klimaksnya.
"
Gimana pantet aku, enak ya mas?.. " tanya Vera tepat dikuping Krisno.
" Memek aku udah basah banget, dikontolin sama kontol kamu yang maunya nyodomi aku terus.. "
racaunya kali ini memegang wajah Krisno.
Krisno
tampak terangsang mendengar ucapan si cewek nakal itu, dia terus
menyetubuhi Vera sambil menatap wajah cantiknya yang sudah sayu sekali.
"
Enon.. Ahh saya keluar nonn.. OHHH!!! " dengus Krisno menengadah dan
mempercepat genjotannya ke gadis pasrah yang mengangkang dibawahnya, siap
menerima benihnya.
" Ahhh
mas keluarin di dalem aja, pejuin Vera.. " ujarnya dengan wajah sangenya itu.
Tanpa
menunggu lama, Krisno mulai menyodok anus Vera dengan cepat, ia menyetubuhi
Vera seperti kesetanan, genjotannya cepat dan kasar membuat Vera
mengerang-erang.
Krisno pun
ejakulasi di dalam anus Vera, bahkan sperma Krisno sampai terlihat lumer keluar
ketika dia mencabut kontolnya.
Pembantuku
itu langsung rebah tergolek di sebelah Vera dengan nafas tersengal-sengal dan
keringat membanjiri tubuhnya tanpa peduli AC
dingin dikamarku ini.
Vera
langsung memeluk lelaki yang baru saja mencabulinya ini dan mereka berciuman
mesra!
Aku kesal
melihat mereka beromantis-romantisan begini, apalagi Vera memperlakukan
pembantuku itu sama sekali tak berbeda dengan cara dia bercinta denganku.
Perasaanku
rasanya tak menentu sekarang! Melihat Vera seperti ini dengan lelaki lain membuat hatiku panas, padahal sebelumnya dulu aku menikmati sekali ketika
melihat dia di grepe-grepe mas Krisno dan mas Yanto.
Untuk soal
ini kuakui perasaanku amat labil dan aku tak tahu harus menentukannya seperti
apa.
Kupercepat
videonya karena malas melihat dia bermesraan dengan Krisno seharian itu,
mereka berdua rupanya tak mau lepas dan terus saja melakukan seks seperti dulu,
namun bedanya kali ini Vera benar-benar berduaan bersama mas Krisno tanpa
gangguan mas Yanto.
Hingga malam
hari mereka terus melakukannya, segala macam gaya Vera lakukan untuk memuaskan
nafsu Krisno yang memang sudah sangat lama ingin kembali merasakan tubuhnya.
Kesimpulannya
di hari pertama keberangkatanku itu, Krisno dan Vera sangat bebas juga terus ngeseks
bagaikan pengantin baru di setiap sudut rumahku.
Bahkan bisa
kubilang kalau Veralah yang cenderung terus mengajak lelaki itu untuk
menggagahinya, dan hebatnya mas Krisno terus meladeninya.
Staminanya
memang badak, mungkin aku harus bertanya pada mas Krisno apa rahasianya, atau ada
resep khusus, karena begitu sudah ejakulasi hanya dalam waktu singkat dia sudah
Ready kembali.
Di hari
kedua juga seperti itu, Krisno terus menggarap Vera tanpa pernah puas, namun
yang aku aneh mas Krisno hanya menggunakan anus Vera saja.
Aku sama
sekali tak menemukan ada Footage dimana Krisno memakai kelamin Vera, mungkin saja ada
dan hanya terlewatkan olehku, karena aku banyak men-Jumping videonya untuk melihat hal yang unik-unik lebih ke memahami
karakter gadisku itu.
..............................
Aku majukan
harinya lagi dan di File jam 4 sore,
setelah selesai membereskan rumah Krisno naik ke kamarku, dia menjemput Vera,
menarik tangan cewek berdarah Kanada itu lalu mengajaknya turun kebawah.
Vera hanya
menggunakan Tanktop berwarna kuning tanpa
BH dengan celana Short yang ketat, mas Krisno membawa Vera ke halaman belakang, saat
itu di halaman belakangku banyak tukang-tukang yang sedang bekerja karena aku ingin membuat
kolam air panas tepat di sebelah kolam renangku.
Sontak mata
tukang-tukang yang sedang bekerja pun langsung kaget begitu melihat mas Krisno
menggandeng Vera.
"
Buset, itu siapa Kris? " ujar salah seorang tukang melihat Vera dari ujung
kaki hingga ujung rambutnya.
Beruntung
salah satu CCTV yang menyorot area
belakang itu ada yang diseting merekam suara meski terdengar pelan karena jarak
mereka yang jauh.
Jelas sekali
puting susu Vera menonjol dibalik Tanktop
nya itu.
" Biasa,
barangnya si bos… " jawab Krisno sambil cengengesan.
" Oalah pantes cantik banget, tak kira punya sampeyan.. Hahaha " ujar mereka lagi.
Vera hanya
melemparkan senyumnya menanggapi siulan mereka.
"
Kadieu neng geulis, diuk babareungan… " seseorang dengan logat sunda ikut
menyambar.
" Huus..
Udah sana kerja lagi, saya mau seneng-seneng dulu.. " Krisno kali ini
merangkul bahu Vera dan membawanya berjalan.
Mereka hanya
melongo melihat Vera dibawa Krisno berlalu melewati gang kecil untuk menuju ke rumah
belakang.
Aku
kehilangan gambarnya dan langsung mencari rekaman yang merekam di rumah
belakangku itu.
Rumah belakangku tidak bertingkat, terlihat seperti rumah sederhana biasa dan tak mewah seperti rumah
utamaku.
Disana
terdiri beberapa kamar, kamar untuk Yanto, kamar Krisno, satu kamar kosong,
dapur, WC, dan ruang tamu kecil dengan kasur yang diletakkan begitu saja dilantai
di depan TV tabung.
Cukup kecil
memang, tapi sudah lebih dari cukup untuk Krisno dan Yanto tinggal.
Juga pertama
kalinya untuk Vera masuk ke rumah belakang itu, dia jarang berkeliling rumahku yang memang
sangat luas ini, dia tampak nyaman berada di rumah utama atau berdiam di kamar
denganku.
Karenanya dia jarang keluar paling-paling Vera hanya berenang sore-sore di taman belakang.
Karenanya dia jarang keluar paling-paling Vera hanya berenang sore-sore di taman belakang.
Mereka sudah
berada di dalam rumah, Krisno menutup dan mengunci pintu, lalu menutup gerai hordeng
jendela, dia membuka bajunya kemudian langsung menyosor bibir Vera yang belum panas.
Vera hanya
diam dipagut dicium dengan sangat bernafsu oleh mas Krisno, lelaki itu
kali ini sudah birahi sekali mungkin karena seharian dia mengurusi tukang-tukang
tersebut.
Dia memeluk
dan meremas-remas pantat montok gadis itu sambil berdiri lalu menyandarkannya di
pintu.
Vera mulai terlihat berusaha mengimbangi, mas Krisno sesekali menampar-nampar wajah Vera, dia sekejap melolosi Tanktop kuning Vera dan membuka celana gadis itu, lalu dilemparnya sejauh mungkin seolah tak perlu diambil lagi.
Vera mulai terlihat berusaha mengimbangi, mas Krisno sesekali menampar-nampar wajah Vera, dia sekejap melolosi Tanktop kuning Vera dan membuka celana gadis itu, lalu dilemparnya sejauh mungkin seolah tak perlu diambil lagi.
Vera yang
telanjang pun langsung disuruhnya merangkak kemudian dia jambak rambutnya untuk
mengikutinya, aku sangat kaget sekali karena baru saja masuk rumah dan belum
apa-apa dia sudah main Barbar saja.
Krisno
membawa Vera ke dapur, dia membuka sebuah kotak obat-obatan dan kemudian
memberikan sebuah pil padanya.
Si gadis
cantik Vera menatap pil tersebut, lalu terlihat mereka bercakap-cakap,
sayang sekali CCTV yang menyorot isi
dalam rumah belakangku itu tak ada suaranya, jadilah aku menonton video bisu
dan menerka-nerka pembicaraan mereka dari gestur saja.
Tebakanku
nampaknya Krisno menyuruh Vera untuk meminum pil yang tak kutahu pil apa, tapi diluar dugaan Vera langsung menenggak pil tersebut dengan segelas air putih tanpa
kompromi atau bertanya sama sekali!
Setelah Vera
meminum pil itu, Krisno juga tampak meminum sesuatu, lalu membuka seluruh
pakaiannya ikut telanjang.
Mas Krisno
ikut jongkok di depan Vera dan mereka kembali berciuman di dapur, Vera yang
terduduk diantara lututnya mulai menggesek-gesek memeknya guna memancing
birahinya sambil berciuman dengan pembantuku.
Tak lama
lelaki berambut keriting itu kembali tegak, dia menjambak rambut coklat lurus
panjang Vera dan menggeretnya merangkak menuju ke ruang tengah.
Vera
dikangkangkannya lalu dia memeluknya dari belakang dan mulai menggeseki memek
Vera, sambil melakukannya mas Krisno membisiki Vera sesuatu yang membuat gadis
itu mendesis memejamkan mata.
Sekejap Vera
pun panas! Dia mengambil tangan mas Krisno yang sedang menggelitiki daging
tebal di selangkangannya lalu menjilati jari-jari kotor Krisno sebelum dia
kembalikan lagi ke tempat semula.
Krisno pun
mengocoki lagi memek Vera yang barusan dia basahi dengan ludah sang pemiliknya,
aku geram sekali melihat tangan kasarnya itu mengobok-obok memek Vera
sembarangan seolah sedang mengacak-acaknya.
Padahal aku
selama ini benar-benar memperlakukan Vera dengan amat lembut dan sangat menjaga
gadisku itu, tapi kini dia malah diperlakukan semaunya saja dengan sangat
asal-asalan oleh orang lain!
Diperlakukan
seperti itu Vera justru jadi menggila, dia menaruh jarinya sendiri dan ikut
membantu mas Krisno mengacak-acak memek yang saat ini sedang menjadi pusat
permainan mereka.
Dan dalam
sekejap Vera langsung muncrat-muncrat, Krisno tersenyum licik, tahu satu
targetnya untuk merangsang gadis itu telah sukses.
Dia pun mencium Vera dengan dua tangannya meremas-remas toket bulatnya, dan Vera tetap menggeseki memeknya yang masih saja memuncratkan cairan bening orgasmenya.
Dia pun mencium Vera dengan dua tangannya meremas-remas toket bulatnya, dan Vera tetap menggeseki memeknya yang masih saja memuncratkan cairan bening orgasmenya.
Mas Krisno
membisiki Vera sesuatu lagi, seketika Vera berbalik badan mengejar bibir Krisno
dan menciumnya buas!
Dia
menjambak rambut mas Krisno lalu langsung mengarahkannya ke memeknya yang dia
kangkangi lebar-lebar, Vera terlihat mendesah sangat kuat dan dalam waktu
singkat tubuhnya terkejang-kejang.
Sekarang situasinya jadi berbalik, Vera yang agresif!
Sekarang situasinya jadi berbalik, Vera yang agresif!
Vera
terbanting dengan matanya memutih, mas Krisno terlihat memandanginya yang sudah
goler tepar dan memberinya waktu menarik nafas sejenak, tak ingin terlalu
terburu-buru.
Perlahan
Vera bangun dia mengelus wajah mas Krisno dan memandanginya dalam-dalam,
wajahnya terlihat sudah sayu.
Sayu sekali!
Sayu sekali!
Dia pun
mencium pembantuku dan wayahnya mereka bersiap untuk segera kimpoi.
Namun
dugaanku salah! Vera kembali menarik rambut Krisno membiarkannya terbaring, dan
dia segera mendudukkan memek tebalnya ke wajah mas Krisno.
Dia
menyingkap rambut panjangnya dan memejamkan mata menikmati Facesitting yang sedang ia lakukan.
Vera binal
sekali, dia meremas-remas toket gedenya sendiri merasakan servis mulut lelaki
berusia 35 tahunan itu di titik paling sensitifnya.
Semakin lama
dia terlihat makin beringas, badannya terus menggigil bergetar menduduki wajah
Krisno dan dari ekspresinya aku tahu jika Vera sudah seperti ini maka dia tak
akan memperdulikan apapun lagi, dia hanya ingin melampiaskan gairah besarnya
itu!
Mulutnya
terdengar makin lantang menjerit meski tak bisa kudengar, mataku terus fokus ke
monitor memandangi wajah Vera yang sudah merah padam dan sedang menggenjotkan
memeknya ke wajah Krisno.
Dan Vera pun
kembali memuncratkan orgasmenya tepat di wajah mas Krisno, lelaki itu tak
bergeming seolah memang membiarkan wajahnya jadi tumpahan cairan bening Vera
yang tampak seperti sedang pipis itu.
Vera
kemudian mengejar bibir mas Krisno dan mencium pejantan yang baru saja
mengantarkan dia ke puncak kenikmatannya.
Tapi
kemudian aku terdiam ketika melihatnya menjilati wajah pembantuku dari bekas
cairan mirip gel yang memenuhi wajahnya, dia terus melakukannya seolah sedang
membersihkan muka Krisno sambil bertatap-tatapan satu sama lain, kemudian
berujung dengan saling berciuman kembali.
Krisno
mengocoki kontol tegangnya, Vera langsung paham, dia merayap dan mulai
menyusuri dadanya terlebih dahulu guna merangsangnya sebelum nanti menghisap
kemaluan tak disunat itu.
Pastinya
lelaki itu kini tengah kegelian saat Vera memainkan lidahnya di putingnya, terlihat
dari raut wajah mas Kris meski kadang dia juga tampak meringis, mungkin karena
Vera gigit putingnya.
Ya Vera
sering menggigit putingku, bahkan kadang sampai merah-merah dibuatnya, dia
hanya bilang gemas sambil tertawa manis, padahal tak tahu betapa aku sendiri juga gemas pada puting susunya yang panjang itu.
Vera makin
menjelajahi tubuh kekar lelaki keturunan batak itu hingga lidahnya semakin turun
dan tiba di selangkangannya, dia menatap wajah mas Krisno yang sudah
menyodorkan kontolnya tak sabar untuk dihisap.
Akhirnya si cewek berhidung mancung menyibak rambut panjangnya dan memasukkan penis
Krisno ke mulutnya.
Kepala mas
Krisno langsung terbanting kelantai merasakan sepongan pertama Vera yang
selalu terasa spesial.
Lelaki itu
hanya diam saja sambil merem-melek berusaha menahan sensasi nikmat yang datang,
dia mengangkangkan kakinya selebar yang dia bisa dan membiarkan kontolnya ‘disiksa’
oleh cewek blasteran ini.
Aku yakin
saat itu pasti suasana amat hening, mereka pasti saling fokus akan
kegiatan mereka masing-masing.
Sama seperti
aku yang kini tengah terdiam menonton wanita kesayanganku yang sedang memberikan
kenikmatan biologis kepada lelaki lain disaat aku pergi liburan.
Bermenit
berlalu, mereka berganti posisi, Vera tetap menyapih kontol Krisno hanya saja
posisinya berbeda, dia menyuruh mas Krisno untuk kembali mengocoki memeknya
hingga mereka kini saling servis satu sama lain.
Aku sampai
heran dengannya, jika dia sudah ON
maka tangan atau jarinya pasti takkan pernah jauh dari memeknya.
Bahkan ketika di tempat umum sekalipun, dia pasti akan menyelipkan jarinya hanya demi menggeseki memeknya yang gampang sekali gatal itu.
Jika sudah begitu aku pasti repot dibuatnya.
Bahkan ketika di tempat umum sekalipun, dia pasti akan menyelipkan jarinya hanya demi menggeseki memeknya yang gampang sekali gatal itu.
Jika sudah begitu aku pasti repot dibuatnya.
Vera
terlihat menjerit dan terlihat dari memeknya kembali memercikkan cairan, Krisno
mencabut jarinya dari memek yang entah sudah berapa kali orgasme itu, padahal
dia sama sekali belum di setubuhi.
Mereka
bercakap, lalu Vera langsung mengambil posisi merangkak, sepertinya inilah
saatnya mereka berdua akan kawin.
Dan benar
saja, Krisno langsung mengambil posisi kebelakangnya kemudian menggauli si gadis cantik berdada besar itu.
Aku berdebar
dan terangsang melihat Vera dientoti seperti ini oleh pembantuku, tak terasa
penisku langsung tegang.
" Ah
setan, kok gue malah ngaceng gini sih!.. " umpatku dalam hati.
Padahal
seharusnya aku marah dan murka melihat orang yang bertukar kata sayang denganku
itu tengah dinikmati laki-laki lain.
Mulut Vera
mulai meracau sembari dia mendesah, yang pastinya itu adalah rapalan
kalimat-kalimat kotor yang tak pantas sekali dia ucapkan jika melihat wajah
cantik dan lugunya itu.
Mas Krisno
tak memberinya ampun, Vera mulai dia senggamai dengan tempo kuat setelah tadi
cukup lama melakukan pemanasan.
Dan aku tak tahu dia sedang mengentoti Vera dilubang mana karena tak terlihat dari kamera Angle pengawasku.
Dan aku tak tahu dia sedang mengentoti Vera dilubang mana karena tak terlihat dari kamera Angle pengawasku.
Krisno
diatas angin sekali, dia dengan bebasnya membolak-balik tubuh Vera bagaikan
istri resminya.
Saat kupercepat terlihat dia menggarap Vera yang tengah mengangkang dibawah.
Saat kupercepat terlihat dia menggarap Vera yang tengah mengangkang dibawah.
Aku tahan
videonya dititik ini, karena biasanya gaya ini adalah gaya Finishing.
Laki-laki jika sudah mengambil gaya ini maka tak lama dia akan keluar.
Laki-laki jika sudah mengambil gaya ini maka tak lama dia akan keluar.
Baru dari
gaya ini aku bisa melihat jelas bahwa Krisno memang tengah menyodomi Vera,
karena pas posisi kameranya yang berada tepat diatas mereka.
Mulut Vera
kembali meracau-racau dan dia terpejam fokus dengan apa yang dia rasakan,
Krisno juga sama, terus mempertahankan tempo cepatnya sembari memandangi wajah sang
gadis yang sudah ingin sekali dia benihi.
Sebuah
tohokan keras Krisno hujam sambil tubuhnya menengadah dan bergetar-getar, kali
ini gantian giliran si gadis tadi yang menatap wajah pejantannya yang kini sedang menitipkan
benih hangatnya.
Aku
terangsang sekali dengan apa yang kutonton, ingin rasanya aku coli namun segera
aku kubur keinginan gila itu.
Mas Krisno
mencabut kontolnya lalu mengucurlah sperma kental dari dubur Vera, mereka
berciuman dan mungkin saling memuji satu sama lain yang lagi-lagi ini membuat hatiku
panas melihatnya.
Setelah itu
Vera menghisap kontol Krisno membersihkan benda yang baru saja keluar dari
anusnya.
Aku menanti
apa lagi yang akan mereka lakukan, terlihat Krisno hanya terduduk bersandar tembok mencueki Vera yang terus mencium-cium wajahnya, pasti Krisno
lelah dan dia mau menarik nafas sejenak.
Vera yang
sangat benci dicueki itu mulai beraksi, dia pindah ke sofa di depan mas Krisno
lalu membuka kakinya dan colmek lagi sambil menatap mas Kris!
Dia memang
punya sejuta akal untuk selalu mendapatkan perhatian, bahkan denganku.
Makanya aku sering tertawa ketika mendengar candaan teman-temanku yang mengatakan aku sangat beruntung bisa mengentotinya kapan saja.
Makanya aku sering tertawa ketika mendengar candaan teman-temanku yang mengatakan aku sangat beruntung bisa mengentotinya kapan saja.
Jika saja
mereka tahu justru akulah yang kerja rodi melayani nafsunya yang tak pernah ada
ujungnya itu, yang bahkan sering kupaksakan untuk memuaskannya hingga
membuatku mengalami ejakulasi kosong atau klimaks tanpa mengeluarkan air mani
karena tak ada lagi sperma yang bisa dikeluarkan.
Vera semakin
menjadi-jadi, dia mengocoki memeknya dengan muka sange sendu yang sangat
kusukai sekali, aku selalu terangsang melihat wajahnya yang tengah seperti ini.
Mas Krisno
pun tampak menonton gadis sange yang tengah bermasturbasi di depannya itu dalam
diam, entah karena dia masih menstabilkan nafas atau dia meresapinya.
Mulutnya
terus bergerak-gerak meracau ocehan kotor dan mempercepat kocokannya sendiri,
tak kurang dari 2 menit sejak duduk di sofa itu, memeknya kembali menyemburkan
cairannya lagi.
Secara
reflek tanganku sudah memegang kontolku sendiri tak tahan sekali melihat Vera
seperti itu, jika aku ada di sebelahnya saat itu sudah pasti Vera akan langsung
kuperkosa!
Beberapa
kali semprotan Vera terus mengguyur karpet ruang tengah mereka, barulah
dia tersandar di sofanya setelah selesai orgasme dan menarik nafas.
Tapi itu tak
lama, setelah nafas mereka terkumpul tahu-tahu mereka sudah kembali berciuman
lagi saja.
Lagi-lagi rupanya Vera yang menginisiasi itu dengan merangkak turun dari sofanya dan memagut bibir Krisno.
Lagi-lagi rupanya Vera yang menginisiasi itu dengan merangkak turun dari sofanya dan memagut bibir Krisno.
Ciuman
mereka tampak mesra sekali, aku malas sebenarnya melihat adegan mesra-mesraan
ini karena hanya membuat hatiku panas saja!
Bahkan 5
menit kumajukan videonya mereka masih saling berciuman dalam posisi itu, hanya
saja kali ini diselingi dengan obrolan mereka yang tak tahu apa.
Tapi aku
yakin pasti Vera sedang minta untuk kembali dientot ke pembantuku yang kini
tampak telah siap untuk mencabulinya.
Mereka
berdiri tapi mereka berjalan kearah dapur, kupindahkan lagi rekamannya yang
menyorot ke dapur, dan terlihat mereka sedang membuat minuman segar bersama.
Vera yang
sedang menuangkan teh itu terlihat ketawa-ketawa saja ketika mas Krisno
memeluknya dari belakang sambil menempelkan kontol tegangnya ke pantat semok
dan juga meremas toket besarnya.
Kali ini
Krisno yang kembali naik birahinya tampak tak bisa menahannya, dia sedikit
menyuruh Vera merunduk dan melengkungkan tubuhnya kedepan agar
selangkangannya sejajar dengan kontolnya, wajar karena Vera jauh lebih tinggi
dari Krisno.
Vera pun
melakukannya, dan dia kembali ditusuk oleh pembantuku di dapur itu!
Wajah mereka
sama-sama mendesis merasakan kembali kenikmatan surga dunia, aku tertegun dan
amat gemas sekali dengan si Vera.
Mungkin
nanti sekembalinya ke kamar aku akan menghukum Vera atas sikap pecunnya ini!
Dia menunduk
pasrah dan membiarkan dirinya digauli semaunya oleh pembantuku tanpa
iming-iming apapun sama sekali! Yang aku yakin kali ini dia pasti sedang
disodomi kembali oleh mas Krisno.
Terserah dia
saja! Kalau nanti anusnya sampai rusak mungkin dia baru tahu apa yang sering
aku wanti-wanti padanya.
Kupercepat
videonya, aku malas melihat wajahnya yang mendesah-desah keenakan.
Krisno
membalik tubuh Vera, dia mengangkat sebelah kaki jenjang cewek nakal itu dan
kembali menyetubuhinya sambil berhadap-hadapan dalam posisi berdiri sama
seperti tadi.
Vera
melingkarkan tangannya dibahu Krisno dan dientoti dengan irama yang tambah meningkat
seiring bergulirnya waktu.
Gadis
berambut panjang tersebut membisiki lagi Krisno kata-kata yang membakar
syahwatnya hingga digeberlah dia dengan sangat cepat.
Itulah yang dia mau, dia bahkan menyelipkan jarinya ke memeknya yang menganggur dan segera menstimulasikan kembali puncak birahinya agar cepat tiba.
Itulah yang dia mau, dia bahkan menyelipkan jarinya ke memeknya yang menganggur dan segera menstimulasikan kembali puncak birahinya agar cepat tiba.
Krisno yang
terus menunduk dan fokus dengan genjotannya menunjukkan kalau dia pun sedang
menikmati kenikmatan yang tengah dia rasakan.
Beberapa
menit Vera semakin terbuai nafsu, dia mendekap wajah Krisno ke dada montoknya
dan menjambak rambut keriting pria itu lalu mulai meracau tak karuan.
Tiba-tiba
dia mendorong mas Krisno, membuka kakinya lalu menyuruh laki-laki itu
jongkok di bawahnya.
Mas Kris paham dan langsung memainkan 3 jarinya di memek Vera mengoboknya tanpa ampun.
Mas Kris paham dan langsung memainkan 3 jarinya di memek Vera mengoboknya tanpa ampun.
Vera
meraung-raung, terang saja dari memeknya kembali buyar cairan orgasmenya
yang aku heran tak pernah ada habisnya.
Dia ambruk
ke lantai tanpa sempat dijangkau oleh mas Krisno, Vera tersandar di rak bawah
dapur yang sempit itu dengan terengah-engah.
Mas Krisno hanya menatapnya saja, dia benar-benar mengambil kesempatan itu untuk menurunkan spermanya yang aku jamin pasti tadi sudah naik dan juga sudah mau dimuntahkan.
Mas Krisno hanya menatapnya saja, dia benar-benar mengambil kesempatan itu untuk menurunkan spermanya yang aku jamin pasti tadi sudah naik dan juga sudah mau dimuntahkan.
Selang dua
menit kemudian Vera dengan rambut yang sudah menutupi wajahnya kembali tegak,
dia menarik mas Krisno di kontolnya dan
membawanya ke sofa tadi.
" Uhh..
" ujarku ngilu melihat kontol mas Krisno yang dia tarik kasar itu.
Vera
mendorong mas Krisno duduk di sofa, dia langsung menduduki kontol tegang
tersebut dan menunggangi sang pejantannya dengan gaya Woman On Top.
Vera menatap
wajah lelaki yang sedang dia duduki, lalu dengan enteng dia mulai
menampar-nampari pipi pembantuku itu!
Wajah Vera yang
mendadak tajam menunjukkan jika dia ingin mendominasi saat ini, mulutnya memaki-maki lelaki korban nafsunya dan si korban malah membiarkannya saja bahkan dia tampak suka.
Vera menjaga
goyangannya agar tetap stabil, dia pun kembali Turn ON dan mengulek-ulek kontol Krisno sambil menjambak rambut
panjangnya sendiri.
Saat mas
Krisno mengerang-erang Vera menghentikan goyangannya dengan sengaja, Krisno
yang sudah diujung-ujung itu pun memprotesnya dan menggoyang sendiri berusaha
mendapatkan penetrasinya lagi.
Namun Vera
langsung memegangi wajah mas Krisno dengan kedua tangannya dan dia mengucapkan
sesuatu ke lelaki itu.
Dari
ekspresinya Vera terlihat memarahi mas Krisno dan entah kenapa tiba-tiba Vera
jadi mendominasi sekali begini.
Dia tegak disusul mas Kris yang dia perintahkan jongkok di lantai, Vera menatap
lelaki yang ada dibawahnya itu dengan pandangan angkuh.
Aku jadi penasaran dan lagi, sayang sekali aku tak bisa mendengar obrolan mereka karena kamera CCTV ku tak di stel untuk itu, jika saja ada suaranya aku pastilah mengerti situasinya sekarang.
Aku jadi penasaran dan lagi, sayang sekali aku tak bisa mendengar obrolan mereka karena kamera CCTV ku tak di stel untuk itu, jika saja ada suaranya aku pastilah mengerti situasinya sekarang.
Setelah ini
aku benar-benar akan menstel semua kamera pengintaiku agar setiap suara yang
terdengar masuk.
Vera
kemudian menjambak rambut mas Krisno dan mendekatkan wajahnya ke memeknya,
hingga dari Angle kameraku terlihat
Krisno seperti sedang melakukan oral penis dengan Vera.
Krisno
memasukkan jarinya ke memek Vera, mengocoknya sambil mulutnya terus
mengemut-emut bagian selangkangan depan vaginanya yang seharusnya di tumbuhi
jembut itu.
Vera
mendesah saat di Fingering oleh mas
Kris, dia kembali memerintahkan mas Krisno mengocok memeknya lebih cepat dengan
membuka kakinya lebih lebar.
Melihat
liang peranakan cewekku yang dijebol begitu kasar oleh jarinya membuatku kesal, dan sesuai dugaanku Vera lagi lagi dan lagi kembali orgasme.
Dari pahanya
langsung rembes air yang berasal dari mekinya, dengan tersenyum puas dia
menyuruh Krisno berdiri, gantian kali ini dia yang jongkok dan menghisap
kemaluan tegangnya.
Wajah Vera
kembali ke wajah sayunya, dia kembali menghisapi kontol pria itu matanya tak lepas
memandangi ekspresi keenakan Krisno yang sejak tadi terus dia dikte.
Satu menit
Vera melakukan Blowjob mautnya dan dia kelihatan sudah kembali birahi, itu tampak dari cara dia menggeseki lagi memeknya sendiri sambil menunduk tampak
memburu sesuatu.
Dia yang
sedang menservis pejantannya seolah tak ingin membuang setiap detiknya untuk turut memacu birahinya lagi, dia jadi gelisah meski tengah menyepong kontol
Krisno yang tak lain dan tak bukan karena sensasi gesekan jarinya sendiri.
Mereka
tampak fokus dalam hajat kenikmatan masing-masing hingga beberapa saat kemudian
aku dikejutkan dengan semburan orgasme Vera yang menyembur nyaris mengenai
kamera pengintaku.
Aku bahkan
sampai tersentak mundur dari kursiku saking fokusnya aku melihat ekspresi gadis
cantikku itu yang tahu-tahu sudah orgasme atau barangkali Squirt.
Jujur aku
tak tahu karena aku tak merasakannya, mungkin nanti aku ingin menanyakan
perbedaannya pada Vera langsung. Yang jelas aku tetap saja kaget karena dia
masih bisa klimaks sebanyak itu.
Tambah
panas, Vera membaringkan pembantuku di kasur lantai diruang itu dan dia kembali
ingin ditusuk.
Vera tampaknya ingin kembali diatas.
Vera tampaknya ingin kembali diatas.
Dia memulai
genjotannya, wajah sayunya membuat birahiku membumbung tinggi.
Kontolku sudah dari tadi ereksi penuh dan tak tahu harus kuapakan karena aku tak ingin coli sambil menonton cewekku yang tengah dientoti orang lain, meski dalam hatiku ingin sekali melakukannya tapi aku mencoba tak menurutinya.
Kontolku sudah dari tadi ereksi penuh dan tak tahu harus kuapakan karena aku tak ingin coli sambil menonton cewekku yang tengah dientoti orang lain, meski dalam hatiku ingin sekali melakukannya tapi aku mencoba tak menurutinya.
Tanpa sadar
aku mendesah!
Perasaanku makin menyuruhku untuk berkhianat, apalagi saat melihat Vera menyibak rambut panjangnya yang tergerai lurus dengan indahnya itu.
Aku memang terangsang sekali dengan cewek berambut panjang seperti dirinya yang tampak anggun dan enak untuk dibelai.
Perasaanku makin menyuruhku untuk berkhianat, apalagi saat melihat Vera menyibak rambut panjangnya yang tergerai lurus dengan indahnya itu.
Aku memang terangsang sekali dengan cewek berambut panjang seperti dirinya yang tampak anggun dan enak untuk dibelai.
Tak kupercepat videonya dan terus menontoninya dengan hikmat, Vera berkendara
dengan liar diatas tubuh mas Kris yang tak bisa apa-apa untuk mencegahnya.
Vera bahkan
mulai mencekek teteknya sendiri dan meremasnya dengan genggaman kuat pertanda
dia sudah berada di titik didih birahinya.
Begitulah
dia, makin terangsang makin nyalak pula Vera minta di kasari, yang selalu membuatku tak
sampai hati menuruti celotehannya memintaku untuk menampari wajah dan meremas dada atau menepuk-nepuk bokongnya kuat.
Sesuai yang
kuperkirakan, Vera langsung mengambil tangan Krisno kemudian meletakkannya ke toket gedenya dan menyuruh Krisno meremas dada bulat itu kuat-kuat.
Krisno
melakukannya demi semakin membuat Vera keenakan, dia makin semangat menggoyang
kontol yang entah sedang tertancap di memek atau di anusnya itu.
Sementara Vera mulai membacot tak karuan sambil menjambak rambutnya sendiri seperti orang gila.
Sementara Vera mulai membacot tak karuan sambil menjambak rambutnya sendiri seperti orang gila.
Lagi-lagi
gadis cantik itu menjerit, mulutnya terbuka lebar membentuk huruf O dan
seketika dia rebah dalam pelukan mas Krisno.
Kali ini
giliran mas Krisno yang mengambil kendali, dia menggenjotkan sendiri kontolnya
ke tubuh putih mulus yang sudah tak berdaya itu, sepertinya Vera sudah
dibatasnya karena sejak tadi dia sudah beberapa kali orgasme.
Tak ingin
tak memberikan perlawanan, Vera melingkarkan tangannya di bahu pembantuku dan
dia mencium bibirnya sambil membiarkan dirinya disetubuhi dengan tempo yang
semakin tinggi.
Mas krisno
kali ini tak main-main, dia membalik badan Vera mengesampingkan tubuhnya agar
rebah di kasur, lalu dia mengambil posisi di belakang sang gadis dan kembali
menggenjotnya dalam posisi tersebut.
Dari
posisi ini aku langsung lemas mengetahui dia ternyata benar-benar kembali menyodomi Vera!
Aku tak tahu
kenapa mas Krisno suka sekali dengan Anal
Sex, sepertinya dia seorang maniak anal itu sudah terlihat sejak awal dulu ketika
pertama kali dia mengentoti Vera, dia terus saja menyodomi gadisku itu setelah
tahu bahwa Vera juga bispak di pantatnya.
Dan ini
membuatku resah karena takut nanti anus Vera benar-benar akan longgar jika
terus-terusan diporsir seperti ini.
Mas Krisno
meleguh kuat, dia menggigit bahu Vera dari belakang dan mengejar ejakulasinya.
Sebuah
hentakan kuat bersamaan dengan jeritan kerasnya memberikanku tanda jika dia
sedang berejakulasi.
Kontol tak disunatnya itu tengah memuntahkan semua lahar hangatnya mengalir masuk di lobang anus Vera dan mungkin saja akan langsung masuk ke perut sang gadis.
Kontol tak disunatnya itu tengah memuntahkan semua lahar hangatnya mengalir masuk di lobang anus Vera dan mungkin saja akan langsung masuk ke perut sang gadis.
Mereka
sama-sama terpaku dalam posisi menyamping, berebutan menarik nafas sebanyak
mungkin terlebih mas Krisno yang baru saja ngecret.
Vera
membalik badannya, dia sambangi wajah mas Krisno yang kelelahan itu dan segera
mencium bibirnya.
"
Fak!!.. " umpatku dalam hati membuang muka dari layar melihat Vera kembali
bercumbu mesra dengan pembantuku.
Mereka
sama-sama saling melepaskan perasaan puas mereka seolah apa yang baru terjadi
sama-sama berdasarkan perasaan rasa suka sama suka.
..............................
Itulah yang
kusaksikan di Footage hari ketiga
keberangkatanku.
Hingga malam Vera tetap menemani Krisno dirumah belakang, dan tentu saja mas Krisno terus mengawini gadis cantik itu tanpa ampun.
Hingga malam Vera tetap menemani Krisno dirumah belakang, dan tentu saja mas Krisno terus mengawini gadis cantik itu tanpa ampun.
Aku jadi
yakin jika yang pil yang dia berikan ke Vera dan minuman yang dia minum
sebelumnya adalah obat kuat, terlihat mereka tak kenal lelah terlebih
Vera yang gampang sekali ‘bocor’.
Meski begitu
Vera terlihat Excited sekali
mengeksplor sisi lain dalam dirinya bersama pembantuku itu, melalui kamera
tersembunyi aku makin melihat sifat yang selama ini tak pernah aku lihat
darinya.
Bahkan
dimalam yang sama, aku juga mengetahui hal yang sangat membuatku kaget tentang
mas Krisno, sebuah fakta yang tak pernah ada dalam benakku sebelumnya.
Saat aku
mengulik video rekamannya, aku terperanjat ketika melihat di sebuah cuplikan
kulihat Vera tengah mengentoti mas Krisno menggunakan dildo yang dililit disabuk yang belakangan kuketahui namanya Strap-On atau lebih mudahnya Strapon.
Kukira
awalnya aku salah lihat karena aku memang mengecek video itu dengan mem-Forward asal-asalan untuk melihat
momen-momen menarik saja, dan ketika menemukan itu aku benar-benar tak
mempercayainya.
Aku langsung
berhenti menonton ketika melihat Vera tengah menyetubuhi dubur mas Krisno yang
tengah menungging dan mendesah-desah keenakan.
Terduduk
bersandar di kursi komputer aku pun menarik nafas dalam-dalam, aku
memutar-mutarkan kursi itu sambil menutup mata untuk rileks sejenak, karena
kenyataan-kenyataan yang kudapatkan hari ini membuat otakku lelah.
Aku merasa
dunia yang kutinggali ini sudah begitu gilanya hingga kadang hal yang tak masuk
akal benar-benar terjadi tanpa bisa ditebak sebelumnya.
Setelah
kurasa aku lebih siap, kumundurkan videonya disaat mereka memulai segalanya.
Menjelang
dini hari mereka berdua duduk bersandar di tembok saling berangkulan, seperti
biasa mereka juga bercumbu dan saling membisiki kata-kata mesum.
Awalnya Vera
menyepong kontol Krisno seperti biasa.
Namun entah karena bisikan mas Krisno atau atas inisiatifnya sendiri, tiba-tiba gadis itu mulai mencucuki ujung lidahnya masuk ke lubang kencing yang tak berukuran seperti penis pada umumnya.
Namun entah karena bisikan mas Krisno atau atas inisiatifnya sendiri, tiba-tiba gadis itu mulai mencucuki ujung lidahnya masuk ke lubang kencing yang tak berukuran seperti penis pada umumnya.
Bahkan ujung
lidah Vera saja masuk kedalam lubang kencing mas Krisno!
Vera tertawa melihat ekspresi lelaki itu yang meringis, sedangkan tangan kirinya meremas-remas lembut kantung zakarnya.
Vera tertawa melihat ekspresi lelaki itu yang meringis, sedangkan tangan kirinya meremas-remas lembut kantung zakarnya.
Mereka
kembali berciuman setelah terlibat percakapan selama beberapa saat, jari Vera yang
sangat lentik dengan kuku panjang yang di bagian ujungnya berwarna putih itu
terus menjelajahi kemaluan Krisno dan mengelus-elusnya lembut.
Mungkin
disinilah bagian yang hilang itu.
Entah ini murni rasa penasaran Vera atau memang dia disuruh Krisno, Vera pun mulai menusukkan ujung kuku panjangnya masuk ke lubang kencing di ‘palkon’ Krisno!
Entah ini murni rasa penasaran Vera atau memang dia disuruh Krisno, Vera pun mulai menusukkan ujung kuku panjangnya masuk ke lubang kencing di ‘palkon’ Krisno!
Mas Krisno
meringis dan Vera yang berada disebelahnya menatap ekspresinya sambil terus
menggali lubang pipis sang pejantan dengan kuku panjangnya.
Secara tak
sadar aku meringis ngilu begitu melihat dengan mudahnya kuku jari kelingking
Vera masuk ke saluran kencingnya.
Vera
meludahi kontol Krisno dan dia ‘menyarungkan’ kebawah daging yang membungkus kepala
penisnya agar tak mengganggu kegiatannya nanti.
Krisno
tampak mendesis merasakan ludah Vera membasahi kontolnya, terlebih ujung helm
berwarna coklat kehitaman itu kini tengah diusap-usap oleh cewek yang menjadi Diva di sekolahanku ini.
Bisikan-bisikan
di kuping Krisno yang Vera lontarkan membuat lelaki itu makin kalang kabut, dan
disaat itu juga Vera mencoba memasukkan jari telunjuknya!
Aku terdiam
dan fokus penuh pada momen menegangkan ini, Vera mendorong jari lentiknya agar
dapat masuk di lobang kencing milik mas Krisno.
Dan hasilnya
tak sesulit yang aku kira, bahkan terlihat mudah sekali!
Kini satu
ruas jari telunjuk Vera sudah naik-turun di dalam saluran kemih pembantuku.
Krisno
meleguh dan blingsatan, entah apa yang dia rasakan saat ini tapi dari wajahnya,
percayalah dia terlihat sangat keenakan.
Verani Julie
tersenyum melihat ekspresi nikmat mas Krisno dan dia memberikan sebuah kecupan
mesra di pipinya dengan wajah sayunya.
Vera
menggunakan dua tangannya dan menservis penuh kontol Krisno, dimana tangan
satunya memberikan Handjob sementara jari
telunjuk di tangan satu laginya keluar-masuk di lobang kencing tadi.
Tak salah
dugaanku, dibuat seperti itu ternyata benar-benar membuat mas Krisno keenakan,
hanya dalam waktu singkat di tengah-tengah kocokan Vera dia sudah keluar saja.
Vera menarik
jari telunjuknya lalu air mani kental langsung mengecer keluar diikuti ekspresi
wajah Krisno yang terlihat menyukainya.
Pun raut
kepuasan juga terpancar dari wajah Vera yang tersenyum mendapati pejantannya
menikmati servis menyimpang yang baru dia berikan.
Dan saat
kupercepat lagi videonya, Vera makin menikmati permainan baru yang dikenalkan
Krisno ini padanya.
Dimana
mereka makin ‘naik level’ dengan menggunakan besi logam panjang kedalam Urethra nya dan tak lagi menggunakan
jari.
Dengan
telaten Vera menaik-turunkan besi itu dan mengocok kontol Krisno dari dalam
dengan bantuan pelumas.
Temponya dia atur sesuai yang dia inginkan, Vera agak penasaran dan memasukkan benda itu
sedalam mungkin hingga mentok.
Besi itu pun benar-benar masuk dalam sekali, bahkan melebihi panjang batang kontolnya, aku sendiri
tak tahu kemana arah muara besi itu selanjutnya saat sudah masuk melebihi panjang
kelamin.
Krisno
meringis, dia sama sekali tak meronta dan membiarkan Vera melakukan semau
yang dia inginkan.
Sebelumnya aku penasaran dari mana Krisno mendapatkan peralatan seksnya yang cukup lengkap
itu, tadi ada di satu Scene dimana
dia memamerkan kepada Vera satu lemari penuh koleksi alat-alat seksnya yang
aneh-aneh dan tak pernah kulihat sebelumnya.
Permainan
mereka makin menjadi, Vera kembali menggunakan dua tangannya sambil mengocoki
batang kontol Krisno, tusukannya terus menusuk besi itu hingga relung
terdalamnya, ketika sudah mentok Vera pun mencabutnya dan mengulum besi
tersebut, kemudian memasukkannya lagi untuk menaik-turunkannya kembali.
Ketika besi
itu masuk seutuhnya, kontol Krisno dikocok dengan cepat oleh Vera, dikocoki
dengan keadaan penisnya yang berisikan besi di dalam gagangnya.
Krisno tampak meleguh hebat, Vera dengan muka binalnya sama sekali tak mengurangi kocokannya.
Krisno tampak meleguh hebat, Vera dengan muka binalnya sama sekali tak mengurangi kocokannya.
Melihatnya
aku ngilu sengilu-ngilunya!
Tapi inilah
yang mungkin menjadi sensasi tersendiri oleh mas Krisno, dalam sekejap dia pun
menjambak rambut keritingnya sendiri dan mengerang kuat.
Vera mencabut besinya dan lumerlah kembali sperma Krisno.
Vera mencabut besinya dan lumerlah kembali sperma Krisno.
Diperahnya kontol
mas Krisno lalu dia seruput habis air mani kental itu langsung dari sumbernya dan ditelannya habis tak bersisa!
Bahkan
tetesan peju yang bercecer disekitar jembut Krisno yang lebat itu juga dia
seruput habis tanpa bekas!
Kini aku
mengerti, pantaslah aku heran melihat bentuk kepala kontol mas Krisno yang
seperti terbelah dengan diameter lubang kencingnya yang besar, ternyata dia
sering beronani sambil memasukkan benda-benda kedalam saluran kencingnya yang mana ini adalah kebiasaan yang biasa dilakukan oleh kaum Gay dan Homo.
Ini Make Sense dengan perangai Krisno yang
sering menyewa bencong dan membawanya kerumah belakang ini.
Dulu kupikir dia menyewa waria-waria itu sekedar menikmati jasa Blowjob nya saja, namun setelah melihat video ini aku jadi tak yakin jika Krisno hanya disepong saja.
Dulu kupikir dia menyewa waria-waria itu sekedar menikmati jasa Blowjob nya saja, namun setelah melihat video ini aku jadi tak yakin jika Krisno hanya disepong saja.
Krisno
semakin banyak menyuruh Vera melakukan hal-hal aneh yang tak pernah kulihat
sebelumnya, dan puncaknya adalah yang tadi ketika Vera mengentoti Krisno dengan
Strapon di pinggangnya.
Di sisa
malam itu mereka terus melakukan hubungan seks yang tak lazim, aku tak
melanjutkan menontonnya karena ini sudah diluar nalarku.
Vera yang
biasa disetubuhi kini berganti peran sebagai pengentot, dia mengentot mas
Krisno yang menungging di anusnya, sambil jari lentiknya mengocoki kontol
mas Krisno dari belakang sampai ejakulasi dan lelaki itu ejakulasi hebat sampai
muncrat-muncrat menyemprot diatas kasur.
Keyakinanku
bahwa mas Krisno ini seorang biseksual semakin terbukti dari video itu,
beberapa misteri sudah terkuak meski masih banyak hal yang kutanyakan dalam
hatiku.
" Pantas saja mas Krisno hampir tidak pernah memakai vagina Vera.. "
" Apakah Yanto tahu tentang fakta ini?.. "
" Atau justru dia sama dengan Krisno?.. "
" Lalu Kenapa Vera begitu liarnya? Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu kelamnya itu?.. "
Tanyaku sambil memejamkan mata dan tertidur dalam lelah setelah mendapati begitu banyak fakta di rumah belakangku itu.
..............................
Wah sedaap..
ReplyDeletePenulis terbaik sedunia emng
Mantepan disini sis,dri pada disemprot.. Jos pokoke
ReplyDeleteMantep sis. Lebih leluasa disini sepertinya. Thanks.
ReplyDeleteLeonidaz
Gelo gaceng euy
ReplyDeleteMantap Sissss !!
ReplyDeleteNuansa baru,kerennnn..
ReplyDeleteLove u from kalimantan barat
Welcome to WAKANDA POKER!!!
ReplyDeleteKami menyediakan permainan Poker,Domino,Ceme , Ceme Keliling,Capsa Susun, Super10 dan Omaha
1. Min Deposit hanya 10rb
2. Bonus New Member 15% / maks 300.000
3. Bonus 10% Setiap Deposit / maks 25.000
4. Bonus Referral 15% Seumur Hidup
5. Bonus TO 0.4% / Setiap Minggunya
6. Promo Bonus T.O / 3 bulan barhadiah Ratusan Juta
bandar poker uang asli
agen poker uang asli
bandar Ceme uang asli
Judi Poker Online Domino QQ
judi ceme online
Untuk informasi lebih lanjut :
Line : wakapoke
WA : +855 96 250 8220