Sore ini
hujan turun dengan derasnya dan membuatku jadi malas kemana-mana karena musim
memang sudah masuk ke musim hujan.
Aku menampar keras pipi Vera, dan mulai mengambil cemeti ekor pari yang di pajang ditembok, Vera terdiam dan hanya bisa memejamkan mata.
TAR!! TAR!!
Bunyi cambuk itu ketika aku pukul ke lantai mengelilingi tubuh seksinya yang kini terikat menyilang.
CTARR!!
" AWW!!.. " jerit Vera keras.
TARR!!!
Kali ini aku mengincar bagian payudara putihnya yang membuat Vera melolong sejadi-jadinya, namun aku tak berhenti dan memutari kebelakang tubuhnya sambil kali ini mengincar pantat semoknya itu.
CTAR!! CTAR!! CTARR!!
Mendengar jeritnya yang lirih, kembali aku membabi buta menghajar tubuh Vera dengan ekor pari yang kugenggam.
..............................
Seharian ini
aku hanya duduk di sofa bermain Game
di Console milikku, sedangkan Vera
hanya tiduran saja dipahaku sambil memainkan Gadget nya.
" Ver… "
" Veraaaa…
" panggilku lagi, karena gadis cantik itu tampak begitu asik ketawa-tawa
sendiri memijat-mijat ponsel pintarnya.
" Eh
iya apa sayang?.. " Vera langsung bangun dan merayap kearahku.
" Ngapain
sih? Seru banget.. " tanyaku.
" Engga
kok ini lagi liat meme lucu di IG sayang… " jawabnya sambil melingkarkan
tangannya di leherku manja.
" Ohhh…
Gak bales-balesin DM cowok-cowok itu kan?.. " sambungku curiga.
" Yee
apa sih.. " dia mencubit pinggangku.
Kalo Vera
sudah mulai main Handphone nya pasti
aku langsung cemburu, tiap kali aku cek media sosialnya seperti di Twitter dan Instagram ataupun Whatsapp
nya, banyak sekali yang nge-Add dan Chat-Chat dari orang yang mengajaknya
kenalan, meskipun Vera tidak pernah membalas tapi tetap saja membuatku cemburu.
Apalagi saat
membaca Inbox Instagram nya itu,
pasti darahku langsung naik melihat Chat
mereka yang kurang ajar pada Vera, seperti menanyakan berapa harga VCS, atau tarif booking semalam.
Bahkan yang lebih parah lagi banyak yang mengirimkan foto kemaluan mereka!
Bahkan yang lebih parah lagi banyak yang mengirimkan foto kemaluan mereka!
Bagiku itu
sudah kelewatan sekali, meski kuakui dulu pandanganku pun juga begitu
terhadapnya, itu karena postingan-postingan foto Vera yang terlalu seksi, tapi
aku tak sekurang ajar itu sampai memfoto kemaluan sendiri dan mengirimkan ke dia.
Paras cantik
dan tubuhnya yang sangat aduhai itu memang menjadi sarana yang pas untuk
menjadi bahan coli dengan foto-foto seksinya, tapi sepertinya bukan aku saja
yang melakukan hal tersebut, Followers nya
yang sudah mencapai 3,8 juta tampaknya juga melakukan hal yang sama.
"
Enggalah sayang… Tadi sekalian milih-milih tawaran endorse doang kok.. "
"
Seneng deh kalo kamu Jealous gitu…. Emuaaaaah…. " sambungnya lagi menarik wajahku yang dari tadi masih fokus di layar kaca dan mengecup bibirku.
" Main
game terus.. Biar di anggurin aja aku.. " rajuknya sambil memukul manja
tanganku karena melihatku yang tak antusias membalas ciuman bibirnya.
" Ntar
dulu sayang, ini lagi ngelawan bosnya… " jawabku mencuekinya sejenak dan
fokus karena sudah tanggung.
Ia malah tambah
merajuk.
Sebenarnya
sudah beberapa hari ini aku tidak membelai Vera, karena dia sedang menstruasi
makanya aku agak bete juga, padahal di musim hujan ini justru berbagi
kehangatan bersama pasangan adalah solusi terbaik mengisi kemageran.
" Lagian
kamunya masih halangan Ver, ntar aja kalo udah engga baru deh… " celetukku
sekenanya.
" Lah
jadi kalo aku halangan, kamu gak mau?.. " tanyanya dengan nada ngambek.
"
Bukannya gak mau manis.. Cuman kalo kamunya lagi halangan gitu gimana coba mau
dipaksain.. " jawabku.
" Ya
kan bisa aku oralin, atau anal aja, dasar alesan terus aja mau main game kamu
kan!!.. " Vera semakin merajuk.
" Yaudah
aku main HP lagi aja kalo gitu!.. " kali ini dia mengambil ponselnya dan
kembali ke kasur.
Aku biarkan
saja, karena memang aku lagi getol-getolnya main Game sekarang.
Beberapa
menit kemudian kulihat Vera dibelakangku sesekali mencuri pandang kearahku
sambil memainkan HP nya dari cermin
besar di depan kami dengan muka kesal, memang Vera kalau sudah minta dilayani
dan sedang birahi maka dia akan menjadi agresif sekali.
Bahkan
beberapa kali saat aku sedang jalan dengannya, dia tiba-tiba birahi dan
memintaku melakukan Quick Sex
padanya. Pernah kami ML di toilet SPBU, di parkiran mobil salah satu plasa, atau memaksaku mencari
hotel terdekat hanya untuk Short Time
dengannya.
Bagi Vera birahi adalah sesuatu hal yang harus dituntaskan dengan
segera tak peduli dimana tempatnya.
" Aku
pijitin aja deh sayang.. " kata Vera langsung berdiri dan duduk bersimpuh
di belakangku.
Gadis centil
ini mulai memijat bahuku, aku jadi agak rileks di tengah guyuran hujan yang
lebat ini dan dinginnya AC kamarku,
kemudian mendapatkan pijitan yang lembut dari Veraku.
Aku kembali
fokus ke Game yang kumainkan sambil
menikmati lembut pijatan Vera di bahuku.
Kulihat Vera
terus menatap wajahku yang terlihat sangat serius itu dari kaca besar dilemari
depanku, sudah sekitar 5 menit dia memijitku, tiba-tiba gadis itu menghentikan
pijitannya di bahuku dan berdiri.
Saat itu aku
tidak terlalu memperhatikannya, pandanganku masih kelayar kaca LED TV. Tak lama kemudian kurasakan si
cantik ini kembali duduk dan melanjutkan pijitannya.
Namun aku
sangat kaget ketika melihatnya di cermin, Vera sedang memijatku dengan hanya
menggunakan BH dan celana dalamnya
saja, rambut panjangnya yang tadi dikuncir kini ia gerai.
"
Sialan!.. " gerutuku dalam hati.
Gadis ini
benar-benar tidak kehabisan akalnya, dia tahu betul tak ada yang lebih
membuatku Horny jika melihat
kondisinya seperti sekarang.
Vera tampak
sedikit menyembunyikan senyum kemenangannya itu ketika melihat ekspresi
blingsatanku di pantulan cermin di depan kami, pandangannya terus diarahkan ke
mataku sambil memijat bahuku.
Posisi Vera
agak diatasku karena dia duduk dibibir kasur, sedangkan aku yang duduk di
karpet hanya bersandar di tepian kasur yang Vera duduki sambil bermain Console, hingga kini posisi kepalaku
sejajar dengan pusarnya.
Jelas saja
pemandangan payudara bulatnya yang terbungkus BH yang seperti kekecilan itu membuat fokusku pecah.
" Buka
baju kamunya sayang… " bisik Vera dikupingku diiringi dengan hembusan dan
kecupan manja dileherku.
Bak kerbau
dicucuk hidungnya, aku pun segera menaruh Stick
PS ku sebentar dan membiarkan Vera membuka kaos putih yang kukenakan, kemudian
dia mengambil minyak lalu mulai mengoleskannya rata kebahu dan dada bidangku.
Tak mau
dianggap kedelai, aku pun berakting tegar dan tetap memasang muka serius sambil
tetap fokus ke Game ku, elusan lentik jari Vera mulai menjalar keseluruh dadaku.
Percayalah
padaku, jari Vera ini sungguh terasa sangat halus!
" Kok
merinding? Mulai sange ya?.. " ejeknya kembali mengecup bahuku
dan menatap binal wajahku dari cermin itu.
Aku berusaha
sekuat tenaga menghindari kontak matanya yang memang menjadi senjata andalannya.
Meskipun mataku tetap ke layar kaca namun ekor mataku jelas melihat setiap
ekpresi Vera dari cermin dan kegiatannya dibelakangku.
Vera
meratakan minyak itu di bagian dada atas, kini tubuhku sudah mengkilat dengan
minyak itu, anehnya hanya dibagian puting saja yang tidak dia oleskan dengan
minyak itu, yang tak kumengerti kenapa.
Kemudian
di menit-menit berikutnya Vera kembali memijat-mijat tubuhku dari bahu, punggung
dan tangan bagian atasku benar-benar dia pijat dengan telaten.
" Enak
sayang pijitanku?.. " tanyanya dengan kepala tepat disamping wajahku.
" Enak
kok.. " balasku kikuk.
Lagi-lagi
dia tersenyum lalu menolehkan wajahku untuk sedikit menyamping dan mencumbui
bibirku mesra.
Kemudian Vera
memasukkan dua jarinya ke mulutku, aku mengulum jarinya yang lentik itu sambil
masih terus menatap ke layar TV. Setelah
itu jarinya yang basah dengan ludahku itu pun ia oleskan ke putingku.
" DAMN!!..
"
Rasanya seperti
tersentrum listrik ketika jarinya yang basah itu melingkar-lingkar lembut di
putingku. Melihat ekspresiku yang sedikit meringis tadi Vera kembali tersenyum,
aku tetap berusaha rasional dan sok fokus, padahal pencetan yang dari tadi aku
pencet di stik sudah mulai ngawur.
Kali ini
Vera memelukku dari belakang, gadis itu melingkarkan tangannya di leherku
dan mengulum jarinya sendiri, wajahnya yang berada tepat di sebelah kepalaku
membuat pandangan kami saling bertemu di pantulan cermin.
Mataku
terkunci di matanya, aku melihat Vera memasukkan dua jarinya dan mengemutnya
dengan penuh penghayatan sambil menutup setengah matanya dan bibir terkempot.
Setelahnya
dia mengoleskan jarinya yang basah kuyub dengan ludahnya itu kembali ke
putingku yang sebelah lagi.
Lagi tubuhku
bergetar merasakan sensasi geli yang menjalar ke seluruh tubuhku, dan Vera
memperhatikan geliatku itu.
Pantas saja dia
sengaja melewatkan putingku tadi dengan minyak, karena dia ingin melihat dan
membuatku kegelian.
"
Hmmmm… Sayang… Aku suka banget deh sama badan kamu, bidang banget... "
bisiknya di kupingku yang membuatku merinding.
" Kamu
maen PSnya diatas sini dong, naik ranjang aja.. Biar aku pijitin juga kontolnya
kamu yang… " sambungnya menggodaku lalu kembali menyorongkan wajahku, dan
mencium bibirku.
Seketika itu
juga aku langsung menyergapnya, memeluknya dan langsung menggumulinya keranjang.
Aku bahkan
tak memperdulikan Game yang sedang kumainkan itu lagi, meski agak sedikit gengsi
karena tadi aku sok kuat namun pada akhirnya tetap gadis cantik ini yang mengalahkanku.
Vera yang
menang!
..............................
Ini sudah
satu bulan sejak kejadian dirumah bagian belakangku itu, tak ada yang menarik
lagi sejak saat itu.
Hubunganku dengan Vera juga semakin mencair saat ini, barang-barang yang kupesan pun sudah sampai, bahkan satu kamar kosong dilantai atas ini yang kusulap jadi kamar khusus untuk syuting foto dan video dengan tema Soft-Bondage.
Hubunganku dengan Vera juga semakin mencair saat ini, barang-barang yang kupesan pun sudah sampai, bahkan satu kamar kosong dilantai atas ini yang kusulap jadi kamar khusus untuk syuting foto dan video dengan tema Soft-Bondage.
Sudah
beberapa kali Vera kufoto dalam kondisi tak berdaya terikat penuh tali ataupun
terborgol, seperti fantasiku selama ini, minatku di dunia Photography sepertinya berkembang ke video setelah hadirnya Vera.
Di beberapa kesempatan
aku izinkan kembali mas Krisno dan Yanto kembali menjajal Vera dengan skrip
mereka berdua yang memakai topeng itu menculik Vera, kemudian memperkosa Vera
bergantian yang tubuhnya terkunci di berbagai ragam Device yang kubeli mahal itu.
Kemarin saja
aku menghabiskan puluhan juta hanya untuk memesan alat yang Vera inginkan,
yaitu Wooden Horse dan berbagai macam
alat berbentuk pipa yang kelak digunakan untuk mengunci tubuhnya di tembok dan
dilantai dalam beragam posisi.
Vera sendiri
ingin aku jauh lebih variatif dalam melakukan hubungan seks, ya mungkin hanya
untuk membuang kejenuhan dan menambah sensasi saja sih katanya.
Tak jauh
setelah ‘perkenalan’ Vera selama tiga harian dengan dua pembantuku beberapa waktu yang lalu, aku langsung menemani Vera ke persalinan untuk disuntik KB dan kontrasepsi, meski awalnya Vera
enggan karena dia malah mengatakan tak apa jika dia dihamili olehku, aku sangat
kaget dengan ucapannya itu.
Memang bukan
itu masalahnya, namun karena Vera baru saja digagahi oleh dua pembantuku yang
mana mereka berdua juga menyemprotkan benih mereka ke rahimnya tentu membuatku
tak ingin jika sampai gadis kesayanganku ini malah hamil oleh mereka berdua,
atas dasar itu akhirnya Vera ikut keputusanku.
Sangat sulit
untuk menjaga kewarasan ketika sedang berada di puncak kenikmatan, apalagi
racauan Vera yang selalu memintaku untuk keluar di dalam terus, dan
sensasi Creampie itu sendiri memang
luar biasa nikmatnya, sehingga sering membuatku lupa diri.
Tapi kini
setelah Vera dikontrasepsi aku jadi lebih bebas dengan Vera sekarang, dan tak
perlu menghitung-hitung masa suburnya ataupun melakukan Test Pack yang selalu membuat jantung berdebar ketika menunggu
hasil satu atau dua garis.
Siapa pun
penemu kontrasepsi, God Bless You !!
..............................
Malam ini
aku dan teman-temanku ada janji untuk pergi ke sebuah hiburan malam beken di
daerah Jaksel, aku mengajak Vera, tapi hari ini aku agaknya tidak begitu
antusias alias Bad Mood.
Mungkin
karena hujan yang terus mengguyur dari pagi hingga malam hari. Jika bukan
karena janji dari jauh-jauh hari dengan temanku itu, maka aku lebih memilih
tidur-tiduran bermageran di rumah, apalagi sore tadi badanku jadi rileks
setelah dipijiti Vera.
" Kalo
yang ini gimana yang?.. " tanya Vera memamerkan Dress ungu nya padaku.
" Bagus
Ver, tapi kok kayak ketat banget ya?… " sambungku sambil tiduran mager
melihatnya Fitting pakaian.
" Iya
emang modelnya semi korset gitu, ih sayang nora deh… " balasnya memeletkan lidahnya padaku.
" Kalo
pake kayak gitu gimana kamu ajojing nya nanti… " aku mengomentari pakaian
yang dia maksud.
"
Hmmm... Iya juga ya, terus pake apa dong?.. " tanyanya bingung sendiri.
" Itu
kan tadi yang hitem bagus.. " saranku padanya.
" Yang
ini?.. " wajahnya penasaran sambil menunjukan gaun malam yang kumaksud
padanya.
" Nah
iya yang itu, bagus kok.. "
" Haiss
kurang seksi…. " rajuknya lagi.
" Seksi
kok, sayang aku tuh kalo pake apa aja tetep aja seksi… " aku bangun dari kasur dan memeluknya dari belakang.
" Hmmm
yaudah deh… " ujarnya kemudian membalikkan badan dan menciumku.
Setelah
berciuman sebentar aku pun bergegas mandi, karena waktu sudah menunjukan pukul
10 malam lewat, kami bergegas bersiap-siap.
Singkat
cerita aku dan Vera sudah tiba diparkiran hiburan malam itu, kutelpon temanku Roman
untuk menanyakan posisi mereka karena malam ini sangat ramai sekali, maklumlah
kebetulan hari ini klub yang kami singgahi ini di datangi oleh seorang DJ internasional.
Ternyata Roman
dan teman-temanku yang lain sudah di dalam, maka segera aku dan Vera turun dari
mobil dan menuju ke Lobby.
Dentum musik
RNB dan EDM sudah berdentum bahkan semenjak kami di parkiran tadi, begitu
pintu otomatis terbuka kulihat seisi Lobby
melihat kami, malam itu aku memakai kemeja hitam dan celana dengan warna
senada.
Sementara
Vera yang memakai gaun malam hitam bermodel Backless berdada rendah dengan potongan sepaha, dalam setelan ini Vera seakan memperlihatkan
kulit putih halus punggung dan pahanya yang bersih itu.
Aku agak risih dengan pandangan mereka ini, karena setiap kali berjalan bergandengan
dengan Vera, pasti setiap tatapan menggambarkan tatapan yang sama pada gadis
seksiku itu. Mungkin ada baiknya juga kuhamili Vera biar tak ada lagi yang
meliriknya nakal seperti ini.
Setelah
memperlihatkan tiket yang sudah kubeli jauh hari aku dan Vera akhirnya
diantar kedalam masuk ke kursi VIP
yang kupesan. Di dalam Roman dan yang lainnya sudah menyambutku.
" Widih
cocok banget nih outfit lo bedua, kayaknya ngincer Couple’s of the Night nih.. "
ujar Roman menyambut kami.
" Akhirnya
dateng juga nih Romeo and Juliet kita, abis naek kuda putih nih makanya
lama.. " tambah Deril men-Teasing ku.
" Romeyo
en juliet pale lo.. Macet banget makanya gue telat begini.. " jawabku
sambil tertawa-tawa menanggapi ledekan mereka.
" Veraa,
cantik banget deh malem ini.. " ujar Nia langsung cepika-cepiki dengan
Vera.
"
Teteeeh Niaa, teteh juga cakep kok malem ini, dressnya bagus kayak putri
salju.. " balas Vera mengomentari Dress putih Nia.
Lalu kami
pun ngalor-ngidul dengan akrab sambil menunggu minuman yang dipesan, maklum
semenjak kelulusan kami tidak pernah bertemu lagi dan sibuk dengan persiapan kami
masing-masing untuk ke perguruan tinggi.
Setelah
kelulusan pun aku dan Vera lebih banyak dirumah karena rata-rata teman seusiaku
sedang menikmati kebebasan dan tengah mempersiapkan mengikuti SMPTN untuk masuk ke perguruan tinggi.
Malam itu
ada sahabat sebangkuku, Roman dan pacarnya Farel, lalu ada Deril dan Icha, Nia
dan Gilang, lalu para jones seperti Firman, Marcel, Rasti dan yang membuatku
bingung kenapa ada orang yang tak kuharapkan kehadirannya ada disini, Arfan.
..............................
00.00
Tepat jam 12
malam pun acara dimulai dengan racikan musik dari DJ lokal terlebih dahulu, Arfan datang membawakan minuman bermerek
sangat mahal, dan membagikan sloki minuman mahal itu masing-masing ke kami,
rupanya khusus minuman ini dia yang membayari.
Setelah
menenggak minum, teman-temanku pun segera mengajak turun ke tribun bawah untuk
segera nge-Floor.
" Yuk
sayang?.. " bisik Vera tampak bersemangat sekali padaku.
" Kamu
mau nge-Floor sekarang? Yaudah gih sana, aku nanti aja.. " jawabku
padanya.
" Kok?
Katanya mau Have Fun, kok malah bete gitu sih sayang.. " tanyanya lagi merapatkan tubuhnya
ke tubuhku.
" Engga,
gak bete kok, cuman mager doang yaudah gih sana, gpp kok nanti aku nyusul
sayang.. " jawabku sambil memberikan kecupku di dahinya.
" Aku
engga juga ah, kalo kamu gak turun.. " jawabnya menyandarkan kepalanya
dibahuku.
Kali ini
giliran Gilang dan Nia mengajak kami turun.
"
Duluan aja Gil, ntar gue nyusul.. " balasku setengah berteriak karena
dentum musiknya semakin menggila.
Kulihat di
tribun atas VIP ini ternyata ada
beberapa pesohor yang turut hadir menikmati malam yang sama seperti kami.
Kulihat ada Nikita
Willy dan Jessica Iskandar dipojok yang berbeda, tampak asik-asikan dengan masing-masing
rombongan mereka.
Di sofa kami
sekarang hanya tinggal aku, Vera, Firman, dan juga Rasti, Rasti nampaknya
sebentar lagi turun setelah menghabiskan rokoknya.
Vera kembali
menenggak minuman mahal yang disajikan itu, Vera memang tidak merokok tapi sepertinya
dia kelihatan sangat kuat minum, karena sejak tadi sudah berapa sloki dia habiskan
dibandingkan denganku yang satu sloki saja belum habis.
" Yuk
nda, Ver, kita ajojing.. "celetuk Rasti menarik tangan Vera.
Vera pun
sampai berdiri karena tarikan tangan itu, namun Vera langsung melihat kearahku.
" Udah
ti duluan, gue titip Vera ya tar gue susul kok… " ujarku pada orang yang
menjadi alasan kenapa Vera kini ada dipelukanku itu.
Segera
mereka pun berlalu.
Selepas
ditinggal mereka kini tinggal aku dan Firman saja yang tersisa, aku hanya
mengobrol ringan saja bersama Firman.
" Eh
btw nda, tuh bodinya si Vera nambah jadi aja ya, hoki banget lu dapetin dia..
" celetuk Firman.
"
Hahahaha... Perasaan emang dari dulu udah seksi gitu deh.. " tawaku
menanggapi santai celetukkannya.
" Pasti
lo genjot terus ya tiep malem, makanya jadi tambah hot gitu.. "
lanjutnya sambil berdiri.
" Skuy
ah turun, happy-happy.. " ajak Firman mengajakku Flooring.
"
Duluan dah, tar gue nyusul… "
Akhirnya
hanya aku yang tersisa sebagai penjaga barang-barang mereka di blok kami, aku
hanya duduk melihat mereka yang nampak berjoget ria dibawah sana. Tampak efek Fly minuman dan hentakan Beat musik khas hiburan malam itu
membuat mereka benar-benar Have Fun.
Kulihat di
samping kiri dan kanan sofaku, beberapa pasangan sedang asik bercumbu, bahkan
tepat di seberang mejaku samar-samar di kerlap-kerlip lampu kulihat seorang
cewek sedang diraba-raba dan dicium oleh dua orang pria.
" Ini
sih jablay.. " ujarku dalam hati mengomentari itu.
Konyol juga, kenapa aku seperti orang bego yang menunggui mereka asik ajojing sementara
aku hanya berdiam diri duduk sendirian begini, tapi mau bagaimana lagi aku
memang tak begitu suka dengan dunia hiburan malam seperti ini, aku murni ada
disini sebagai perayaan kelulusan bersama teman-teman dekatku saja.
Padahal dari
tadi sudah banyak cewek yang berdatangan ke sofaku hanya untuk berkenalan dan
ingin menemaniku yang terduduk sendiri, namun semua kutolak. Yah setidaknya
punya paras tampan tidak rugi-rugi amat, begitulah yang dikatakan para
teman-teman wanitaku.
Kulihat dari
atas, Vera tampak begitu lepas nge-Dance
dengan orang yang ada di depannya, dengan gaun malam warna hitam yang kontras
dengan kulit putih mulusnya dan belahan dada cukup rendah untuk menunjukkan
setengah bagian toket besar Vera yang menyembul menantang, sementara kalung
tipis menghiasi leher, dan tambahan aksesoris lain seperti anting-anting berkilau,
dan juga tindikan di hidungnya yang membuatnya tampak Naughty Elegant sekali malam ini
Gadis cantik
itu berjoget dengan Hot. Langsung
sadar ada barang bagus, mereka pun mulai menghampiri dan ikut joget di
sekeliling Vera, tak ayal Vera langsung dikerumuni oleh para bujang-bujang
tanggung dan setiap pria disana.
" Sialan
si Rasti, bukannya tadi gue nitip jagain Vera sekarang doi malah Hype sendiri
asik joget dipojokan sana sama cowok laen.. " kataku sambil mengawasi dari
atas.
Formasi
posisi teman-temanku pun sudah pecah mencari sudut dan lawan Dance mereka masing-masing yang berimbang namun
kulihat dibelakang Vera sekarang ada si brengsek Arfan.
Jujur saja
Arfan ini bukan bagian dari geng kami, namun entah mengapa dia bisa ikut dalam
acara kami malam ini yang seharusnya memang hanya ditujukan untuk teman-teman dekat kami
saja.
Si Arfan ini
sangat sering menggoda Vera, dia sering menelpon, ngechat mengajaknya jalan dan
meminta Vera mengirimi foto-foto seksinya.
Aku tak
mempermasalahkan jika dia naksir atau melakukan usaha untuk mendapatkan Vera,
karena aku yakin cowok normal mana yang tidak menelan ludah melihat cewek
blasteran secantik dan seseksi Vera, hanya saja dia tahu jika Vera posisinya
sekarang sudah bersamaku dan dia masih saja menggodai dia bahkan semakin kurang
ajar, itulah yang membuatku kesal.
Vera
nampaknya sudah mulai Fly abis, dia
bahkan tidak memperdulikan dengan siapa lagi dia nge-Dance sekarang, dan tampak sangat menikmati alunan musik.
Aku langsung
tegak dari sofaku begitu melihat Vera sekarang Dance dengan Arfan, pandangan mesum di brengsek itu langsung ke
dada Vera, matanya bolak-balik melirik toket dan paha Vera, aku malah agak
kaget karena Vera seakan tak peduli dipelototi dadanya oleh cowok itu.
Jelas Arfan
jadi makin semangat, karena Vera bergoyang semakin panas dan tidak jarang
toketnya menempel di badan Arfan, liat sepasang toket lompat-lompat di depan
mata, Arfan jadi makin Horny.
Dia makin
berani, pertama-tama, Arfan coba merangkul Vera di pinggulnya, Vera tak menolak
bahkan dia malah memegang dada Arfan dengan kedua tangannya dan bergoyang
ringan bersama cowok mata keranjang ini.
Arfan makin
menjadi dengan menarik badan Vera lebih menempel ke badannya, hingga kini
mereka tampak sedang berpelukan, Arfan menyusuri punggung Vera dan paha
mulusnya yang sangat terekspos dengan gaun yang dia kenakan.
"
Wah-wah… Harus dikontrol nih si Arfan, kalo gak bisa bahaya.. " aku terus
mengawasi mereka karena tahu bahayanya jika mengaktifkan libido seksual Vera.
Semakin
lama, bukan hanya Arfan, para pemuda yang dari tadi menggerumuni Vera semakin
berani, mereka mulai menggesekkan areal selangkangan mereka ke paha Vera, dan
ke pantat sekal Vera, sambil bergoyang terus mereka mencuri kesempatan memegang tubuh
seksi Vera.
Tampaknya
Vera sudah mabuk berat tak sadar jika dia sedang digerayangi beberapa cowok
sekaligus dalam kondisi di antara sadar atau tidak.
Vera hanya terus bergoyang
sambil memeluk Arfan, kulihat dia menatap lelaki itu dan menggigit bibirnya
sendiri, dan di belakang, kiri-kanannya juga banyak cowok-cowok yang ingin ikut
bergoyang yang tentu saja hanya ingin mengrepe-grepe tubuh moleknya.
TIME UP!
Aku tak
tahan melihat Vera menjadi pusat jamahan mereka, aku pun segera bergegas turun
untuk menjemput Vera yang malah tampak keasikan sekali.
Namun karena
begitu ramainya, aku kesulitan menembus lautan manusia yang sedang menikmati kesenangan
duniawi mereka ini, butuh sekitar 10 menit untuk tiba di sudut terakhir Vera Flooring tadi, dan dia sudah tak ada
disana!
"
Sepertinya mereka agak berpindah sedikit ketengah.. " ujarku dalam hati
sambil terus mencari gadis kesayanganku itu.
Aku
mencari-cari Vera dengan mulai agak panik, keramaian ini benar-benar membuatku
kesulitan mencari, cukup lama dan hampir setiap sudut sudah kutelusuri namun
Vera dan bahkan Arfan tetap tak terlihat rimbanya.
Deril dan Roman
yang kutemui di sepanjang pencarian ikut membantuku mencari, namun mereka juga
tak punya jawaban dimana Vera.
" Coba
lo telpon HP Vera nda.. " saran Roman padaku.
" HP
doi di kantong gue.. " jawabku berteriak karena sulitnya berkomunikasi
ditengah-tengah pusat suara dari semua musik ini.
"
Gimana kalo kita keluar dulu dari sini, siapa tahu mereka udah gak Flooring
lagi.. " saran Deril yang akhirnya kami setujui.
Lagi-lagi
untuk keluar dari kerumunan itu saja sangat sulit, setelahnya kami pun segera
menyusuri setiap sudut demi sudut.
Aku terus
mencari dimana gerangan Vera, aku bahkan sampai ingin melapor ke satpam untuk
membuat Announcement melalui pengeras
suara saking paniknya.
Hingga
akhirnya di blok timur yang sepi, tersembunyi dari balik bilik sofa, kulihat si
Arfan sedang menidurkan Vera di pangkuannya, dia melumat bibir dan
menggerayangi paha serta payudara Vera yang sedang tak sadarkan diri karena
mabuk itu, melihat itu aku pun segera berlari.
Aku langsung
menerjang Arfan dari belakang, dan dia terhempas sangat kaget, aku langsung
memeluk Vera yang juga tergeletak ke sofa akibat terjanganku barusan.
Sementara
Deril menarik kerah kemeja Arfan dan membangunkannya yang tersungkur di lantai.
" Gila
lo ya Fan!... " maki Deril dan menyenderkannya ketembok.
Aku tidurkan
Vera di sofa dan menutup bagian bawah gaunnya yang sudah disingkap si brengsek
itu.
" Maksud
lo apaan tot?!.. " ujarku mencekik leher Arfan.
Empat kali
kuhantam wajahnya hingga dia kembali terjelembab.
" Napa
sih lo? Dia sendiri yang mau kok! ” teriak Arfan mencoba melawan padaku.
Mendengar
itu Roman pun naik pitam, dia menendang Arfan hingga dia kembali tersungkur.
" Woi
bangsat Vera itu mabok, gak liat apa dia gak sadar gini, lo jangan cari kesempatan ya!!.. " tegas Roman garang.
" Gue
udah dari dulu tau kalo lo tuh ngincer Vera kan? Lo sering chat, ngajak dia
jalan, terus minta foto bugil doi, lo kira gue gak tau!?.. " bentakku.
" Selama
ini gue diem aja, karena gue ngargain lo!... " aku makin emosi sambil
ditahan oleh Deril.
" Pantes
lo ngebet banget pengen ngikut acara ini pas tau Vera ngikut… " celetuk
Deril.
" Ohh
atau jangan-jangan minuman yang lo beli, khusus di slokinya Vera sengaja lo
taroh dosis alkohol yang tinggi atau obat tidur ya?.. "
" Pantes
aja lo sendiri yang nuangin dan ngebagiin sendiri gelasnya ke kita-kita… Brengsek lu!.. " hardik Roman kemudian memukul wajah Arfan.
Arfan
seperti sadar dan tau kalo sia-sia saja berkilah, karena kami sudah benar-benar
emosi padanya terlebih keributan ini langsung bikin geger pengunjung yang lainnya
dan para Security pun sudah datang
untuk mengamankan.
" Sorry
bro.. Gue cuma kebawa nafsu…. So.. Sorry nda.. " ujar Arfan padaku
kemudian pergi meninggalkan kami.
Aku menarik
nafasku dalam-dalam penuh emosi dan langsung memapah Vera yang tak sadarkan
diri itu.
Deril dan Roman langsung menjelaskan kepada Security yang sudah datang dan meminta maaf atas keributan yang
terjadi pada para pengunjung di blok itu.
Aku memapah
Vera keluar dari ruang pesta itu lewat pintu belakang, dan membawanya ke mobil,
lalu aku berpamitan pada semua temanku yang telah berkumpul, dan mereka meminta
maaf atas perlakuan Arfan, terlebih Roman sebagai yang bertanggung jawab atas
hadirnya Arfan malam ini.
Aku pun menanggapinya santai karena memang bukan
salah mereka dan setelah itu aku segera pamit untuk membawa Vera pulang.
Setibanya
dirumah aku membaringkan gadisku ini di kasur, Vera masih tak sadar dan mukanya
merah sekali, dosis yang ditaruh si brengsek itu di minuman Vera pastilah
sangat tinggi hingga membuatnya jadi seperti ini.
Aku tidak
benar-benar bisa tidur malam itu, selain karena menunggui Vera, juga entah
kenapa aku kepikiran tentang sikap Vera ketika disana.
Kenapa dia sampai begitu
relanya dipegang-pegang orang begitu saja, jikalau aku tidak mengontrolnya entah
apa yang terjadi padanya malam tadi.
Apa mungkin dia
hanya terbawa mabuknya? Dan mungkin dia sekedar merasakan nostalgia dimasa lalunya saja atau malah justru itulah Habit Character
aslinya? Aku semakin kepikiran.
..............................
Esok paginya
Vera terbangun, dia langsung mencari dan memelukku yang sedang bermain Playstations.
Jujur aku
senang sekali melihat dia sudah bangun namun di saat yang sama aku tidak Mood untuk meladeninya karena ada rasa
kecewaku terhadapnya.
"
Sayang.. " ujarnya memanggilku yang terus saja fokus ke
layar TV.
Aku matikan TV dan menyudahi Game ku, lalu aku beranjak berdiri membuka lemari, dia nampak
melongo dan bingung dengan reaksiku ketika aku mengambil jaket, aku
mengambil kunci mobil kemudian keluar kamar dan pergi.
Aku
berkeliling kota pagi itu, tanpa tujuan, beberapa kali kulihat HP ku berdering panggilan masuk darinya yang
kuabaikan, aku tak tahu kenapa yang ada dipikiranku saat ini hanyalah tentang
malam itu.
Aku hanya tak
habis pikir kenapa dia bisa seliar ini, dan apakah aku harus meredam sifat
liarnya itu atau justru aku membiarkannya saja? Itulah yang ada dibenakku.
Jam 1 siang
aku pulang, kulihat dikamar Vera terduduk sambil menonton TV, dia tersenyum manis padaku namun dia tidak berani berkata-kata,
tampaknya saat ini dia sudah tahu kesalahannya, dan menyadari bahwa aku sedang
marah padanya.
Kurang lebih
dua jam kami saling tak berbicara dikamar ini, meski selama itu pula Vera
sering menatapku canggung, kuputuskan untuk tidur saja karena memang hari ini
aku tak tidur dan pusing memikirkannya.
..............................
PLAK!!
Aku menampar keras pipi Vera, dan mulai mengambil cemeti ekor pari yang di pajang ditembok, Vera terdiam dan hanya bisa memejamkan mata.
TAR!! TAR!!
Bunyi cambuk itu ketika aku pukul ke lantai mengelilingi tubuh seksinya yang kini terikat menyilang.
" Udah
siap perek?.. " ujarku sambil mengangkat dagunya yang hanya dia balas
dengan tangisannya.
CTARR!!
" AWW!!.. " jerit Vera keras.
Aku
mencambuk paha atasnya, badan Vera pun sontak menjadi seperti kesetanan dan
menahan perih yang teramat, air matanya mengalir dengan deras, aku masih belum
puas meski sudah melihat blur merah di area yang aku pukul barusan.
TARR!!!
Kali ini aku mengincar bagian payudara putihnya yang membuat Vera melolong sejadi-jadinya, namun aku tak berhenti dan memutari kebelakang tubuhnya sambil kali ini mengincar pantat semoknya itu.
CTAR!! CTAR!! CTARR!!
Mendengar jeritnya yang lirih, kembali aku membabi buta menghajar tubuh Vera dengan ekor pari yang kugenggam.
Setelah 10 menit, aku puas membuat tubuh indah Vera
dipenuhi garis merah, Vera sudah pingsan dalam ikatannya.
Beberapa
saat kemudian aku melepas ikatan Vera dan memapah tubuh lunglainya itu ke
sebuah tempat duduk.
Vera
tersadar ketika dia melihat tempat duduk aneh itu, sebuah tempat duduk yang
terbuat dari besi, dengan banyak kabel dan 2 buah metal vibrator besar tepat ditengah bangku.
Aku memapah mendudukannya
tepat di dua Besi yang menjulang itu, dan Vera tahu ternyata fungsi dua buah metal vibrator ini masing-masing untuk
mengisi vagina dan anusnya.
Vera
kesakitan karena masing-masing ukuran besi itu 30 cm dengan diameter 7 cm dan langsung mengisi dua lubangnya, kemudian saat aku memencet tombol, seketika itu
pula keluar pengaman dari setiap sudut kursi yang membuat Vera tak bisa
bergerak sedikit pun.
Kupasangkan
helm besi yang nantinya tak hanya bertugas sebagai penyangga agar dia tidak
bisa menggelengkan kepalanya, tapi juga akan menghantarkan listrik yang pasti
akan membuat gosong otaknya!
Vera yang
terikat terduduk itu makin ketakutan akan apa yang akan terjadi
selanjutnya, kemudian aku mengambil Gagging
Ball atau bola untuk meredam suara, dan persiapan pun selesai.
" Sekarang
kamu bakal rasain akibatnya!! " ujarku tepat di depan wajahnya yang menangis
ketakutan.
Aku menarik
kabel merah dengan ujung jarum tipis di kedua ujung di setiap kabel tersebut.
Kali ini aku menusukan jarum itu diputing susu Vera yang panjang itu, dan menindik kedua puting susunya!
Kali ini aku menusukan jarum itu diputing susu Vera yang panjang itu, dan menindik kedua puting susunya!
Mata Vera
mendelik ketika jarum tipis itu menembus puting merah mudanya, kini puting susu
Vera sudah tersambung dengan dua kabel merah itu, tak mau berlama-lama segera
aku menyalakan dinamonya.
"
DRRRRRRRRMMM… " terdengar bunyi mesin dinamo itu mulai hidup.
" Ini Electro
Seat, sekarang tubuh kamu akan dialiri listrik dari masing-masing vibrator besi yang ada di memek dan anus kamu.. "
" Dan kabel
yang tersambung di puting susu kamu juga bakal mengalirin listrik.. "
ujarku sambil meremas toketnya yang sudah lecet-lecet akibat cambukan ekor
pariku tadi.
" Ini
hukuman buat cewek nakal kayak kamu!!.. " tutupku dengan pandangan jahat
ke wajah cantiknya yang sangat ketakutan itu.
Begitu
tanganku memegang Remote Vera langsung
panik! Matanya mendelik dan berbicara tak jelas karena mulutnya sedang diredam
juga gerakannya yang terkunci.
Saat ini dia
benar-benar tak berdaya di kursi yang memang di desain untuk memaksanya pasrah,
tubuh putih seksinya yang sudah dipenuhi bekas cambukan itu kini sedang terikat
di kursi listrik, dengan vibrator besi
penghantar listrik yang kini siap menyengat memek dan anusnya.
Kutatap
dirinya yang menatapku memohon ampun, dan aku langsung menekan tombol hijau di Remote tersebut.
"
MPPHHHHH ARRHHH!!!! " jerit Vera histeris sambil menggelepar begitu
tersengat listrik di kursi itu.
"
AMUNN!!! AHHHHH.. "
Teriakan itu
semakin terdengar keras berharap ampunan dariku, dia terus menggelepar dengan mata
yang melotot kuat seakan ingin lepas, tubuhnya mengejang dan jari tangannya menegang
dengan kaku.
Aku melihat itu
dengan nafsu, aku mengocok kemaluanku sendiri sambil memandang Vera yang sedang
terkejang-kejang dan menikmatinya.
Setelah
beberapa saat aku matikan listriknya untuk mendengar sebentar tangis
tersedu-sedu cewek gampangan yang sedang memohon ampun padaku ini.
Aku tertawa
mendengar suaranya yang semakin terdengar melemah dan sudah tak nyambung pertanda otaknya mulai rusak akibat helm listrik itu.
Kemudian kunyalakan lagi dan kumatikan untuk
semakin membuatnya meronta-ronta dalam ikatan yang membelengu tubuh bispaknya
itu, begitu seterusnya.
Setelah 10
menit menyiksanya, aku akhirnya mematikan dinamo itu dan kembali memandangi
wajah cantiknya yang kini sudah terlihat ungu dan tampak gosong.
Asap keluar dari mulut, hidung dan kupingnya, Vera sudah
tidak bergerak dan matanya sudah tinggal putihnya saja.
Aku
tersenyum puas dan duduk diatas pahanya, kubuka helm yang menahan kepalanya dan
kepala Vera langsung jatuh ketika tak ditahan helm listrik tersebut.
Aku mendesis
saat kuelus wajah cantiknya yang kini terlihat begitu menggairahkannya, meski baunya mulai angit tapi dia
sungguh sangat cantik dalam kondisi ini, kupagut bibir dan
menyetubuhinya dalam keadaan terduduk itu untuk yang terakhir kalinya.
Setelah puas
menzinainya dan ejakulasi di dalam rahimnya, aku mengambil kantong besar dan memasukkan raga yang sudah tak berguna ini kesana lalu bersiap
membuang tubuh pelacur murahan ini di kolong tol.
Namun aku
tiba-tiba terhenyak dan menarik selimutku lalu duduk menarik nafas.
..............................
Kulihat
lampu kamar sudah dimatikan, ada tangan halus yang melingkar di pinggangku, aku
pun menoleh dan kulihat Vera sedang tertidur pulas sambil memelukku.
Kepalaku
langsung pusing karena terbangun mendadak dan mengingat-ingat sejenak apa yang
terjadi, waktu menunjukan pukul 19.42.
Rupanya aku
bermimpi buruk dan aneh barusan, dan kulihat celanaku sudah basah kuyup,
ternyata aku juga bermimpi basah.
Sambil bangkit menyalakan lampu aku pun mengganti celana pendek dan celana dalamku yang sudah basah itu.
Sambil bangkit menyalakan lampu aku pun mengganti celana pendek dan celana dalamku yang sudah basah itu.
Setelah
selesai berganti pakaian, aku sudah tidak bisa tidur lagi karena cukup lama
juga aku tertidur, lalu aku mengambil ponselku dan mengecek keadaan dunia
disaat aku tidur tadi.
Kumainkan ponsel dan kupandangi Vera di sebelahku yang nampak tertidur dengan
lelap, rupanya dia yang menyelimutiku tadi.
Hatiku jadi
kembali teduh melihatnya yang tidur dengan damai seperti ini, tak pernah habis
kekagumanku akan kecantikannya yang terus membuatku ingin berlama-lama
memandanginya, entah kenapa setiap kali melihatnya merasa nyaman dan tenang
seperti ini bagaikan sebuah kepuasan untukku.
Kukecup
keningnya yang tengah tertidur itu meski aku masih marah padanya dan kembali
menjelajah maya dengan Handphone ku.
Karena bosan
tak ada aktifitas, aku berniat pergi ke kostan temanku saja meskipun hari
sedang hujan, maka aku kembali membuka lemari dan berganti pakaian.
Vera
sepertinya terbangun mendengar grasak-grusuk aku yang tengah bersiap-siap itu,
kupalingkan wajahku kearahnya untuk memastikan, dan benar saja matanya yang
indah itu langsung bersorotan dengan mataku, dan seketika aku langsung
membuang wajah.
" Mau
kemana sayang? Hujan gini.. " tanyanya dengan nada yang sangat lembut
kuatir denganku.
Aku tetap
diam saja, dengan cuek aku memilih kaos hitam yang kelihatannya cocok dengan Mood ku malam ini.
Tiba tiba
kurasakan tangan lembut melingkar dipinggangku, rupanya Vera memelukku dari
belakangku dengan sangat erat!
"
Jangan marah lagi, aku sayang banget sama kamu.. " katanya lembut.
" Plis
maafin aku nda, aku tau aku salah.. " kali ini dia memanggil nama asliku,
bukan sayang seperti panggilan biasanya yang menandakan dia serius berbicara
padaku.
" Aku tau
kamu marah soal kemaren, tapi waktu itu aku bener-bener gak sadar lagi, badan aku
udah kayak melayang… " Vera berusaha menjelaskan posisinya saat itu.
Aku terdiam
sementara tangan Vera semakin erat memeluk pinggangku dan tubuhnya amat rapat
di punggungku.
"
Ngomong nda, jangan diem aja aku takut kehilangan kamu, aku bakal lakuin
apapun, asal kamu gak jauh dari aku.. " sambungnya lagi yang membuat
hatiku bergetar mendengarnya.
Saat itu entah
angin apa yang menghampiri, atau karena pengaruh mimpi burukku tadi aku
langsung berbalik badan, aku mendorong Vera ke kasur, menahan kedua tangannya
dan melebarkan sejauh mungkin kemudian langsung kuciumi bibirnya dengan sangat
ganas, Vera sangat kaget dengan gerak agresifku ini.
Aku membekap
mulutnya dengan telapak tanganku kemudian menyusuri leher jenjangnya dan mencium
hingga ke pangkal toket gedenya, aku menyingkapkan bajunya sampai kelehernya
dan mengemut-emut seluruh jengkal payudaranya sambil kugititi puting susunya.
Vera
mendesis kesakitan, melihatnya kesakitan aku menjambak rambutnya memaksanya
kembali duduk dan mencium bibirnya lagi, tatapan mata Vera terlihat kosong
seperti aneh menatapku, aku tak peduli dan terus memasang wajah dingin tanpa
ekspresi saja, lalu aku menampar pelan wajah cantiknya itu beberapa kali.
Tak hanya
wajah cantiknya, aku juga menampar-nampar pelan toket bulatnya itu hingga
memerah, Vera semakin meringis, kubuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku
yang sudah ngaceng.
Kuarahkan
langsung ke mulut Vera, Vera menurut dan menghisap kontolku dengan emutan-emutan
yang membuatku merem-melek nikmat.
Ketika tangannya
hendak meraih kontolku seketika itu aku kembali menampar wajahnya, supaya dia
hanya memakai mulutnya saja tanpa bantuan tangan.
Meskipun tamparanku pelan,
tapi Vera kaget karena aku tak pernah seperti ini sebelumnya.
Gadis lugu
ini langsung menunduk tak berani menatapku seperti biasa, aku tarik lagi
wajahnya ke kontolku agar dia kembali melanjutkannya tugasnya sebagai pemuasku!
Rupanya Vera
mengerti dia bahkan menyilangkan tangannya sendiri kebelakang tubuhnya sambil
kembali menyepong kemaluanku dan memberanikan diri melakukan Eye Contact padaku.
" Ahhh
hisep terus kontol aku Ver.. " racauku kotor padanya.
Setelah cukup
puas dia sepong dan aku nyaris keluar, aku langsung memaksa posisi Vera agar
dia menungging di atas ranjang, aku menurunkan celana pendeknya diikuti
dengan melolosi celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya.
Kulihat
bongkahan pantatnya yang sangat menggoda, untunglah Vera sudah tidak
menstruasi lagi, kuludahi memek tebal merah mudanya yang botak itu dan langsung
kusodok dengan kontolku.
"
Sssss.. Aww.. " Vera mendesis dan tersentak dengan hujamanku yang tak
tanggung-tanggung langsung menggeber cepat memeknya.
Kulakukan
genjotanku dengan sangat cepat, tak lupa kutampar-tampar pantat dan paha
bagian atasnya.
Aku heran, digenjot seperti itu rupanya malah membuat gadis
bertubuh sintal ini keenakan, hanya beberapa saat saja Vera sudah histeris
sambil jarinya mengocoki memeknya sendiri.
Mungkin karena
sudah beberapa hari kami tak bercinta dan minggu ini dia masih datang bulan hingga kami hanya melakukan oral saja.
Aku
melanjutkan gempuranku dengan RPM
tinggi, kali ini kujambak rambut coklat panjangnya itu hingga dia terdongak.
"
Ahhhh.. Terus yanggg Ahhh!!!.. " desah Vera mendenguskan napasnya.
Kudekatkan
wajahku kesamping wajahnya, dan melingkarkan tanganku melalui celah leher dan
bahunya, kucari toketnya yang sempat digosipkan disanggah silikon itu, kuremas
dengan kencang sambil kuciumi samping wajah cantiknya dan terus kugagahi betinaku ini dari belakang sembari kupeluk dia.
Memek Vera
sudah basah sekali, Vera memang sangat gampang terangsang dan kini dia sudah mulai
merapalkan kalimat-kalimat jorok yang membakar gairahku.
Terasa
sekali betapa kencangnya bokong Vera dalam posisi ini. Masih dalam posisi
yang sama aku mencabut kontolku untuk kemudian kuarahkan ke anusnya, hanya
bermodalkan lendir dari memek dan ludahnya, kutembus lobang pantatnya yang
sangat ketat itu.
" AWWH IYA
SAYANG PAKE PANTET AKU!! " desah Vera keras sambil memejamkan matanya
merasakan kontol besarku mulai merangsek kedalam pantat semoknya.
Kulolosi
kaos dan juga BH nya yang masih
tergantung itu agar bisa merasakan kulitnya yang halus, Vera sangat tahu gaya
kesukaanku memang anal dengan Doggystyle seperti ini,
sedangkan dia suka sekali ketika digendong dan kusetubuhi dia dalam gendonganku.
Vera juga
sangat suka di anal, kadang dia yang Request
sendiri gayanya dan hampir setiap permainan dia memintaku untuk menyodominya.
Aku agak
menaikkan posisi badan Vera hingga kami berdua hanya berdiri diatas lutut, kuentoti
pantatnya dari belakang, sambil memeluk dengan tangan kiriku yang melingkar
dilehernya.
Saat ini aku
tak ragu untuk melakukan hal yang tak kulakukan sebelumnya seperti mencekik dan
membekap lehernya, wajah Vera yang menyamping menciumku dengan ganas, tangannya
meremas dan mencengkram kuat pergelangan tanganku, desis dan desahnya keluar
begitu lepasnya.
" Kamu
pelacur kotor Ver!!.. " umpatku di kupingnya.
Vera malah
mendesah lebih keras, matanya terpejam mendengar makianku barusan sementara
jari di klitorisnya semakin cepat menggesek memeknya sendiri.
Setelah
kurasa agak cukup memanjakannya, aku mencabut penisku dan mendorong Vera, aku
membuka kaosku dan membuka seluruh pakaianku.
Ketika
kulihat kolor basah bekas mimpi basahku tadi diranjang tumpukan baju kotor dekat
WC, aku segera dapat ide.
Kuambil kolorku itu dan aku mendekat kearah Vera yang terlihat menantiku,
kutepuk pelan wajahnya lagi kubalik lagi tubuhnya memposisikan cewek
nakal ini kembali ke posisi Doggy dan segera kuarahkan kontolku ke anusnya, kemudian kusumpal kolorku itu
dimulut Vera.
"
Mppphhh… Mphhhhhh.. " desah Vera tertahan ketika kuhajar anusnya dengan
kekuatan penuhku.
Mulutnya yang
disumpal kolor bekas mimpi basahku itu benar-benar meredam desahannya.
Aku
menggenjotnya dengan nafsu kali ini, sebenarnya saat itu aku sedang mensketsa
permainan yang kasar, untuk membuat seolah-olah aku sedang memberikan pelajaran
untuknya, karena itulah tak ragu untuk kujambak rambut dan sesekali kucekik
lehernya pelan.
Semakin lama
Vera semakin menggila dan dia pun akhirnya menjerit keras diikuti semburan
cairannya yang menyemprot keluar, lelehannya turun deras dari mekinya.
Rupanya
Vera orgasme, ini aneh diperlakukan begini Vera malah orgasme dengan cepat.
Aku kembali
menepuk-nepuk pantat Vera hingga terjeplak bekas merah dikulit putih porselinnya,
kujambak rambutnya lebih keras hingga ia terdongak keatas, tanganku kini meraih
ikat pinggangku yang tadi kuletakkan di sisi tempat tidur.
Kusabet
ikat pinggang itu dipunggung Vera pelan, sambil terus mengocok kontolku di
dalam anusnya dan ini membuatku bak seorang Rodeo yang tengah menunggangi kudanya.
Setiap
pukulan yang hinggap di tubuh Vera berbekas merah dan dijawab dengan desahannya
yang semakin menjadi-jadi, Vera malah terlihat menikmatinya dia terus bacot
dan menyuruhku menyabetnya lebih keras.
Semakin
terbawa dalam ocehan panasnya aku melingkarkan ikat pinggangku ke leher gadis
ini sambil terus menyenggamai anusnya, semakin cepat aku jebol anusnya
sementara secara tak sadar aku juga memaki-maki Vera.
Aku
mengangkat tubuhnya dan berganti gaya, kali ini aku memposisikannya terbalik di
karpet dengan posisi kepala dibawah sementara bagian pantatnya di atas bersender
dengan ranjang, hingga kini membuat Vera tengah terkangkang terbalik dan
terlihat jelas sekali dua lobangnya yang sudah Available, dan siap pakai itu.
Kubuang jauh
celana dalam basah bekas mimpi basahku yang dari tadi membekap mulutnya, lalu
kusisir wajahnya yang tertutup rambutnya yang sudah dibasahi keringat dengan
jariku.
" Ahh
liat dua lobang kamu Ver!!.. " racauku bernafsu sekali melihat dua lobang
merahnya yang merekah itu.
Pantat Vera
sudah penuh bekas merah bekas sabetan ikat pinggang ataupun tepuk jeplakan
tanganku.
Kuludahi
anusnya dan tak lupa kuselipkan jari tengahku ke lubang anusnya yang paling mencolok
perhatianku dalam posisinya sekarang ini dan Vera langsung meleguh merasakan jariku yang
tengah berputar-putar menggobel pantatnya.
" UHH
ENAK YANG!!.. " leguh Vera dengan tarikan nafas berat merasakan kocokan
pelan jariku di duburnya.
Aku terus
menatap wajah cantiknya yang kini terus merem-melek dengan perlakuanku ini,
kutepuk pantatnya sekali lalu kembali kuludahi dua lobang mengaga itu agar
semakin mengkilat dan terlihat Juicy.
" Tusuk
pake kontol kamu yang.. " pinta Vera tampak tak sabar.
" Diem
Ver!.. " bentakku karena dia berisik sekali kalau sudah begini tak sadar
jika aku ini masih marah padanya.
" Jadi
kamu mau aku entotin lagi?.. " ujarku kali ini menggesekkan kontolku di
antara dua lubang itu yang bisa kupilih lubang mana yang akan aku nikmati.
Vera
mengangguk dengan gigitan di bibirnya tak bisa menutupi gairahnya besarnya.
" Kamu
mau aku pake dimana?.. " tanyaku.
"
Pantat yang.. Aku suka banget sama kontol gede kamu di pantet aku.. " jari
Vera segera menggelitik memeknya sendiri.
" Dasar
cewek bispak! Aku gak tanggung kalo pantet kamu ampe rusak.. " racauku
larut dalam permainan panasnya dan mulai menusukkan kontolku ke anusnya.
" AHH
YANG!!.. " Vera mendesah hebat saat kepala kontolku ambles di duburnya.
" Gpp
rusakin aja yang anus aku.. Aku kan cewek bispaknya kamu!! Ughh.. "
bacotnya lagi saat kutekan kontolku masuk lebih dalam.
Aku terus
mengunci pandanganku ke wajah Vera yang tengah memejamkan matanya menikmati
tusukanku yang makin ambles kedalam pantat ketatnya itu.
Setelah
mendiamkannya sejenak dan bertatapan wajah, segera kupompa kontolku
pelan-pelan dan kembali membuat gadis bule ini jadi semakin atraktif bermasturbasi
dengan jarinya sambil membiarkanku menyodominya dengan tempo pelan.
"
HUFFFF!!! GILAA VERR.. " leguhku keras tak kuasa menahan kenikmatan yang
sedang kurasakan merasakan ketatnya anus Vera yang seperti Vacum Cleaner ini.
" Kamu
suka sayang?.. Terus entotin aku sepuas kamu.. " balas Vera tak kalah kuat
mendesah.
Aku mencabut
dan menusukkannya ulang kontolku ke lobang pantatnya, kubuat gerakan
mencungkil dinding yang membatasi ruang anus dan memeknya sambil mencabut penisku keluar yang mana itu membuat Vera menggelinjang meremas toket besarnya.
PLOOPP!!!
Begitu suara
kontolku saat tercabut keluar dari anusnya.
" LAGI
YANGGG!.. " pinta Vera tampak menyukainya.
Sesuai yang
dia mau aku terus lakukan gerakan mencungkil itu, sensasinya tak bisa
kugambarkan apalagi ketika memek tebalnya tampak kembang-kempis saat kontolku
itu menyeruak dari dalam melalui dinding yang satunya.
"
Sekarang aku pake pantet montok kamu ini Ver!.. " aku segera memulai
genjotanku dan memburu ejakulasiku yang terasa sudah naik saja.
" Ahh..
Ahhhh.. Ahhh!!.. " desah Vera seperti di film-film porno yang semakin
membuatku terangsang mendengarnya.
Aku
menyodomi primadona cantik sekolahanku ini dengan gaya Piledriver, dengan gaya ini terasa dalam sekali aku bisa menusuk
kontolku kedalam anusnya, dan aku bisa menyaksikan setiap ekspresi dari wajah
cantik Vera yang keenakan itu diikuti pemandangan toket besarnya yang
berguncang hebat dan semakin membuatku bisa menikmati tubuhnya secara utuh.
Mungkin ini akan menjadi salah satu gaya favoritku ke depan nantinya.
" Enak
banget pantet kamu Ver.. Kamu suka aku giniin?.. " tanyaku terus
memandangi wajahnya.
" Su..
Suka banget banget banget banget yang!!.. Ohh!! " jawab Vera tak ragu dan
semakin intens memasturbasikan memeknya sendiri.
Melihat
jarinya yang terus saja menggesek ke itilnya membuatku segera memasukkan jariku
ke memeknya yang lowong itu dan turut mengocokinya sesuai tempo kontolku di
anusnya.
" AHHH
FAK!!! TERUS SAYANG.. AKU PENGEN KELUAAARR!!!.. " lengking Vera saat
kumainkan memeknya.
Melihat
gadis nakalku yang sepertinya akan sampai duluan tanpa ampun aku terus
menghajarnya dengan menepoki pantatnya dengan tangan kiriku agar membuatnya
semakin panas membacot kotor.
Dan benar
saja dalam hitungan detik dari memek Vera langsung tersembur cairan bening
seperti Gel yang berhamburan keluar
dari daging merah tebalnya itu.
Vera
kelojotan dan mendesah lepas dalam orgasmenya, aku pun tak mau kalah dan tak
mengurangi genjotanku di anusnya memburu ejakulasiku yang terasa juga akan
segera meledak.
" Aku
pengen keluar... Uhh kamu mau aku keluarin dimana Ver?.. " tanyaku
sambil menatapnya yang sedang klenger-klenger itu.
Namun tak
ada jawaban darinya selain desahannya, segera kucabut penisku dan kupindahkan
ke memek bulenya yang sejak tadi membuatku gemas dengan bentuknya yang tebal.
" AKU
KELUARR VER.... OHH!!!... " leguhku kemudian menusukkan kontolku sedalam
mungkin agar spermaku masuk hingga ke rahimnya.
Terasa
banyak sekali semburan spermaku, mungkin karena sudah semingguan aku tak
membuahi pasanganku ini jadi wajar sekali jika aku sangat bernafsu menggaulinya apalagi permainan kami lumayan panas sekali saat ini.
Kucabut
kontolku setelah tetes terakhir spermaku keluar di dalam memeknya, Vera menarik
nafas tersengal dan dia menghimpun tenaganya duduk di sebelahku.
Aku pun
segera berdiri saat kulihat Vera ingin mengulum penisku untuk melahap bekas
sperma yang masih ada di kepala kontolnya.
" Ahh
Ver ngilu sayang.. " desisku karena Vera sengaja menghisap dan mencucup
lubang pipisku yang masih amat sensitif itu setelah ejakulasi.
Aku
merinding merasakan gelinya saat ujung lidah Vera mencucuki liang kencingku
sambil menatapku dengan pandangan khasnya seperti biasa.
Kulihat dari
kemaluan Vera segera mengalir sperma kentalku yang langsung mengucur keluar
dari memek merah tebalnya itu.
Vera
mengangkangkan kakinya agar aku bisa melihat dari atas lelehan cairan hasil
hubungan badan kami ini yang kini terus menetes dari mahkota wanitanya itu dan
jari lentiknya mulai menggesek memeknya sendiri lagi, sementara mulutnya terus
menghisap kontolku bak menyedot sedotan minuman.
Cewek
berbuah dada besar ini menatapku, dari wajahnya terlihat dia seolah mengatakan bahwa dirinya menikmati proses pembuahan kami barusan.
" Yang
memek aku penuh banget sama sperma kamu... Umm... " celetuknya sebentar
sebelum kembali mengulum kontolku.
Aku menarik
nafas dalam-dalam dan terus menatap mata indahnya yang berwarna biru
keabu-abuan itu.
" Aku
kepengen lagi yang.. Entotin aku lagi kayak tadi mumpung kontol kamu masih
tegang.. " kata Vera kembali menyambar kontolku menjaga agar tetap tegang.
Merasakan
hisapannya libidoku naik lagi padahal belum ada jarak waktu 2 menit dari
ejakulasiku barusan dan aku langsung terangsang lagi saja dengannya.
Vera terus
menservisku dengan Blowjob nya yang
luar biasa sekali, sementara dia juga menjaga gairahnya dengan bermasturbasikan
memeknya yang masih terus mengucurkan benihku itu dengan jarinya.
Nafsu kami
sama-sama naik tinggi sekali lagi, melihat wajah cantik berantakannya yang
seperti ini dan juga toket gedenya langsung membuat birahiku kembali menyala.
Aku jongkok
di depan wajahnya dan langsung mencium bibirnya mesra dan mencoba mengajaknya
bermain lembut lagi seperti kami yang biasa, namun reaksi Vera malah membuatku
kaget.
" Tampar
aku yangg!!!.. " pinta Vera padaku.
Aku
terperanjat mendengar itu, Vera mendesis dengan kocokan di memeknya yang makin
cepat, dia menatapku dengan pandangan sayu, sayu sekali!
Bingung apa
yang harus kulakukan, aku pun seketika aku langsung menurutinya dengan menampar
wajah Vera pelan.
" Pelan
banget yang.. Tampar aku yang kuat!!!.. " dengan nada serius Vera
mengambil tangannya dan menampar wajahnya sendiri dengan keras.
PLAKKK!!!
"
AHHH!!.. " desah Vera saat merasakan sendiri gamparannya.
Aku sungguh
kaget dengan ini, Vera yang kulihat saat ini seperti bukan Vera yang biasa
kukenal, dia terlihat berbeda sekali.
" Ayo
yang... Aku bosen di lembekin terus, sekarang tampar aku, bukannya kamu lagi
marah sama aku?.. " katanya dengan mata 5 Watt nya itu.
Aku pun
mencoba menamparnya lagi sambil menjambak rambut panjangnya, Vera mendesah
setiap kali tamparanku mendarat di wajah cantiknya itu dan dia terlihat
menikmatinya.
Terus
kutampar bolak-balik wajahnya seperti yang dia inginkan dengan tanganku, Vera
semakin menggila dengan kocokan di memeknya sendiri, dan tiba-tiba tubuh Vera bergetar
liar sebelum akhirnya dia terkencing-kencing dengan sangat hebat.
Untuk
pertama kalinya aku melihat Vera orgasme sangat banyak seperti ini, mungkin ini
yang dikatakan Squirt, karena
barusan Vera seperti terkencing-kencing dengan deras.
Ini bahkan
lebih deras dari saat dia digauli oleh mas Yanto dan mas Krisno dulu, dan
semburan derasnya terus menerus keluar dengan kuatnya hingga langsung
membuat ranjang dan karpet kamarku banjir karenanya, bahkan perabotan kamarku
juga terkena percikannya.
Setelahnya Vera ambruk di atas kasur. Nafasnya memburu, dan matanya tinggal putihnya saja,
jujur saja belum pernah kulihat Vera seperti ini sebelumnya, mulai dari
geliat tak wajarnya dan puncaknya Squirt nya itu barusan.
Dengan
melongo aku melihat semuanya, terlebih ini pertama kalinya kulihat cewek Squirt secara langsung.
Aku sangat tak mengerti kenapa Vera malah menikmati permainan kasarku yang awalnya hanya sebuah simulasi dan gertakan saja.
Aku sangat tak mengerti kenapa Vera malah menikmati permainan kasarku yang awalnya hanya sebuah simulasi dan gertakan saja.
Aku jadi
mulai curiga jika Vera ini ternyata adalah seorang Masochist!
..............................
Aku mengangkat tubuh lunglainya yang seperti sudah tak bertulang saja, kusandarkan
tubuh telanjangnya ke tepi Springbed,
aku memeluk gadis cantikku itu yang terlihat kolaps.
Wajah cantiknya
yang kelelahan dan K.O seperti ini membuat hatiku kembali lunak dan tak tega untuk berpura-pura marah lagi.
Lagi pula
dia tidak sepenuhnya salah atas kejadian malam itu, Vera hanya terbawa suasana,
dia memang supel kepada siapa saja, terlepas dari sifat liarnya.
Namun aku
takut jika sikap ramah dan manjanya inilah yang malah di salah artikan dan
justru dimanfaatkan orang, terlebih melihat paras dan tubuh seksinya yang
memang sangat digandrungi banyak pria.
" Kamu
gpp sayang?.. " tanyaku membelai pipinya.
Vera
menganggukan kepalanya sambil menyenderkannya di bahuku, nafasnya terasa habis
dan dia masih gemetaran.
"
Maafin aku ya Ver.. Maaf aku udah kasar banget sama kamu.. " sambungku mendekapnya
erat dan mengusap-usap tangannya.
" Gpp..
Aku keenakan banget yang.. " ujarnya lemah.
" Aku
gak pernah ngerasa senikmat ini sebelumnya, kalo kamu mau, aku suka kok
dikasarin kayak tadi… " kata Vera terbuka.
Aku hanya
diam tak menjawabnya, Vera mulai membuka matanya lalu menatapku, kembali kulihat wajah letihnya
yang sangat cantik itu dengan tatapannya yang sangat pasrah, tapi saat ini dari
sorot matanya terlihat Vera seperti menginginkan sesuatu dariku.
" Sayang...
Kamu masih ngaceng kan? Yuk kita main lagi.. "
" Tapi
kamu perlakuin aku kayak tadi plis, perlakuin aku lebih kasar lagi, aku suka
bangett, plisss sayang... " pintanya mulai mengocoki memeknya
sendiri.
"
Ughh.. " desahnya menggigiti bibirnya sambil menatapku amat berharap aku
menyanggupinya.
Aku terpana dan tak percaya saja, rupanya masih banyak hal yang harus aku pahami mengenai dirinya.
" Jadi
kamu beneran suka digituin lagi sayang?.. " tanyaku lagi mengelus kelopak
matanya yang redup ini.
"
He..eeh… Mau banget sayang.. " angguknya pelan.
" Kita
coba ngentot di kamar tempet kamu simpen alat-alat itu yuk sayang… Aku mau kamu
dominasi sama alat-alat itu... " jawab Vera tanpa ragu dengan nafasnya
yang memburu dan kocokan di memeknya yang makin cepat.
Melihatnya
yang sangat menginginkannya, aku pun menuruti kemauan gadis kesayanganku ini.
Aku
menggendong tubuhnya menyamping lalu membopongnya ke kamar khusus dimana aku
biasa memfoto Vera dengan tema Bondage,
kamar yang dipenuhi dengan alat-alat seks yang kubeli waktu itu secara Online.
Memang dulu
pernah ketika disatu sesi foto diruangan yang bernuansa horor itu, Vera
bertanya padaku.
" Yang,
kamu iket-iket sama ngunci gerakan aku gini cuma buat difotoin aja ya?.. "
tanyanya dengan lugunya ketika itu.
Dan kujawab memang hanya untuk keperluan foto saja, karena aku tak
kepikiran bakal menggunakannya untuk seks yang sebenarnya dengan Vera, yang aku
tidak ketahui justru dia sebenarnya menyimpan hasrat untuk melakukannya denganku.
..............................
Sesampainya
di dalam ruangan, nuansa Gothic mulai
membangkitkan hawa nafsu kami berdua, aku meletakkan Vera di ranjangnya karena
dia masih belum kuat berdiri, kunyalakan AC
nya di kamar ini begitu kurasakan pengap sekali.
Terakhir kupakai studio foto ini sekitar
seminggu kemarin sebelum Vera halangan, jadi wajar jika sekarang ruangan ini
terasa pengap.
Aku duduk di
samping Vera di atas ranjang dan kembali memeluk memijitinya sebentar sambil
menunggu ruang ini dingin.
Setelah
dingin AC nya terasa memenuhi
ruangan, Vera berdiri lalu menutup pintu dan mengunci kamar seolah tak
ingin ada yang mengganggu.
Dengan
melenggok, cewek blasteran ini berjalan menghampiriku, dia menarikku dari
ranjang agar berdiri, darahku berdesir melihatnya yang kini merabai dadaku
dengan mukanya yang binal sekali.
" Udah keras banget kontolmu yang.. Uhh!.. " bisiknya sambil mendesis di leherku
masih meraba-rabai tubuh atasku.
Memang
kontolku sudah mengacung sekali saat ini tak tahan melihat tubuh putih padatnya
yang telanjang di hadapanku.
Vera mengecup-ngecup tubuh bagian atasku
dengan mesra, tampaknya dia benar-benar ingin memastikanku terangsang sebelum
mendominasinya nanti.
Ciumannya di
dada, perut, bahu, leher dan daguku membuat pikiranku benar-benar sudah terbang
melayang saat ini.
Begitu pun
pandangannya yang sayu sekali menatapiku, entah kenapa setiap kali terangsang
berat maka mata Vera akan semakin sayu memandangiku.
" Uhh
yang.. Kamu bener-bener bakal habisin aku kan?.. " kali ini Vera memegangi
wajahku dengan kedua tangannya.
Tak kujawab
dan terus kupandangi wajah sendu Vera yang kini dekat sekali di depan wajahku,
lalu gadis cantik ini langsung memagut bibirku dan terdengarlah bunyi cipok
bibir kami yang berdecap basah membahana di ruang kedap suara ini.
Aku
merasakan sebuah sensasi yang berbeda sekali saat ini, seolah aku dan Vera siap
mengeksplor sisi liar kami satu sama lain.
Vera menciumku dengan sangat
bernafsu, dia mengangkat sebelah kakinya dan dia jepit ke pinggangku sambil
kami berpelukan berciuman dalam posisi berdiri.
" Tapi
Ver, kalau kamu mau kita main kayak gini, aku bakal kasar banget sama kamu, apa
kamu mau?.. " tanyaku disela ciuman kami.
"
Apapun keinginan kamu tuan, silahkan lakuin ke aku, aku siap!.. " jawab
Vera.
Dia
memanggilku tuan, tanpa kusuruh!
Aku benar-benar sangat kaget dengan kebinalan Vera ini yang sepertinya dia pelajari dari film porno yang pasti sering dia tonton.
Aku benar-benar sangat kaget dengan kebinalan Vera ini yang sepertinya dia pelajari dari film porno yang pasti sering dia tonton.
" Yakin sayang?.. " aku kembali memastikannya dengan mengelus dagunya.
" Yakin
tuan… " angguknya sambil menatap mataku tanpa ada keraguan setitik pun.
" Aku
suka kamu kasarin tuan, bahkan kalau tuan lagi kesal kayak tadi silahkan tuan
lampiasin ke aku.. " kali ini ucapannya itu membuatku geleng-geleng kepala saja.
Kuremas payudara bulat Vera yang dari tadi menganggu fokusku, bahkan dalam
posisi berdiri saja toketnya tetap berdiri kencang.
Vera hanya
pasrah menikmati remasanku yang pelan namun perlahan semakin kasar, kemudian aku coba tarik puting
susu panjangnya itu dengan kencang, mencubit dan memilinnya kuat.
" Toket
kamu emang nafsuin Ver, gede, bulet, kenceng padet banget lagi.. "
" Apalagi
nih puting susunya bikin pengen diemut terus.. " ujarku mulai meracau sebisa mungkin bermain seperti yang dia mau walau aku sama sekali tak bisa.
" Jangan diemut tapi digigit tuaan.. " Vera hanya mendesis saat aku mulai
menghisap puting susunya itu.
Aku mulai mengulum
sambil menggigit Nipple nya. Vera menggelinjang,
dia merasakan rasa sakit bercampur sensasi nikmat pastinya.
Kusuruh Vera
duduk dengan lututnya lalu kuambil Ankle
Cuff dan kupasang di masing-masing pergelangan tangan, dan juga kupasangkan
dipergelangan kakinya, hingga membuat tangan dan kaki Vera terkunci serta saling
terhubung dengan rantai yang tersambung di gelang berbahan kulit ini.
Setelah
selesai aku berdiri dengan kontolku yang mengacung tegak sejajar tepat di
wajahnya yang duduk dalam posisi tersebut.
Aku berjalan
3 langkah ke belakang, lalu kusuruh Vera mengejarku, gadis cantik itu menurut.
Dia
berjalan sangat perlahan karena tangan dan kakinya terkunci untuk sampai kearahku,
ketika kepalanya sudah tepat di depan penisku, kemudian secara insting dia
mulai melahap kemaluanku dan melirikku untuk melihat ekspresi keenakanku
seperti biasa.
Aku mengadahkan
kepalaku keatas merasakan nikmat sepongannya, Vera terus menatap badan kekarku
yang sedang berdiri menjulang di depannya.
Sambil aku merasakan kulumannya dipenisku, mulai kuremas-remas kasar toket gedenya itu, aku menarik dan mencubit-cubit
gemas puting susunya dengan keras, Vera mulai meringis.
" Kamu
suka diginiin?.. " tanyaku terus
meremas teteknya.
Belum sempat
Vera menjawab, tamparan langsung kuhadiahkan di pipinya.
"
Ahhh!!.. " desahnya terhempas.
" Kamu
suka gak?!.." tanyaku lagi mencoba
mengikut permainan yang dia pinta.
"
Jangan tanyakan aku tuan, tuan lakuin aja apa yang tuan mau sama aku.. "
Vera terus menggodaku hingga membuat aku semakin terbakar nafsu.
Aku
menjambak rambutnya, kuseret gadis berambut panjang itu berjalan dengan
dengkulnya, lalu aku berhenti di lemari khusus tempat aku menyimpan banyak
sekali peralatan seks.
Aku mengambil Gag-Ball
berwarna merah dan memasangkannya ke mulut Vera, Vera hanya menatap mataku
dengan pasrah selagi aku melingkarkan benda itu.
Kemudian aku
mengambil Harness hitam dari kulit
dan memasangkannya ke sekujur tubuh telanjangnya.
Baru saja kupasang, Vera
sudah orgasme lagi padahal tanpa penetrasi ataupun kocokan dari jarinya seperti
biasa, dan ini membuatku amat yakin jika Vera memendam fantasi atau
hasrat untuk bermain Bondage seperti
ini sejak lama.
Melihat
tubuh molek tak berdaya yang kini sudah terpasangkan Harness, aku menggiring Vera ke salah satu Device yang ada di dekat pintu.
Vera aku
atur diposisi tertelungkup, kutarik pinggulnya menungging tinggi, kebetulan
alat itu sendiri memiliki Box
dibagian kepala, sehingga saat kepala Vera kumasukkan kedalam Box tersebut, dia tak bisa melihat apapun dalam keadaan tertunduk kebawah.
Kubuka lebih
dulu rantai yang mengunci kedua tangannya tadi, dan aku ganti dengan
menguncinya di samping Device Table
itu.
Pergelangan kakinya juga kukunci agar dia benar-benar tidak bisa bergerak.
Pergelangan kakinya juga kukunci agar dia benar-benar tidak bisa bergerak.
Dalam posisi
menungging seperti ini aku benar-benar kagum melihat keindahan lengkung dan Body belakang Vera.
" Liat
pantat kamu.. Shhhhshh… " desisku mengocoki kontolku sendiri
melihat keadaan Vera yang sekarang.
" Aku
bakal pake pantet kamu lagi Ver.. Seksi banget pantet kamu sayang.. " aku masih meracau sambil mengambil pelumas dan mengolesinya ke kontolku.
Vera
terdengar seperti meracau, meskipun suaranya tak jelas karena tertutup Box dan juga bola peredam yang membekap
mulutnya, tapi aku tahu bahwa Vera minta aku gagahi sekarang juga.
Lalu aku pun
segera mengambil posisi kebelakang Vera yang sudah menungging tak berdaya itu
dan mulai menyodomi gadis cantik haus seks ini.
Sambil
menggenjotnya beberapa kali aku mengejeknya, untuk membakar birahi kami
masing-masing tentunya.
" Emang
dasar gak tau diri, memek kamu gatal apa kalau gak dimasuki kontol?.. " bacotku berimprovisasi dengan menampar-nampar
bongkahan pantat montoknya.
Aku
mengucapkan itu begitu saja, bahkan sebenarnya aku tak punya bakat kearah sini
dan jujur kulakukan semua ini untuk menuruti maunya Vera saja meski tanpa
sadar aku mulai terpengaruh dengan gaya permainannya yang berapi-api dan sering
bercakap kotor ini.
Vera hanya
mendesah-desah tertahan, dia terdengar sangat menggila sekali, hanya sebentar
saja kugenjot, Vera sudah orgasme lagi, nampaknya dia benar-benar menikmati ini
semua.
Akhirnya di
malam ini aku mengeksplor dan mempraktekkan serta memaksimalkan semua Device dan peralatan yang sudah kubeli
mahal-mahal.
Vera kembali Squirt
di salah satu momen, dia sangat menikmatinya semua yang kulakukan malam ini, dan
aku seperti menjadi diriku yang berbeda ketika meladeninya.
Berulang
kali kami berpindah-pindah posisi, kadang aku mengikat Vera berbentuk X di
tiang kayu dan menggagahi selangkangannya yang mengangkang itu dari depan.
Dan yang paling Vera suka adalah ketika aku menggantungnya di gantungan khusus
yang terbuat dari karet dibelakang pintu, lalu menyetubuhi tubuhnya yang tergantung sambil membacotinya.
Dalam posisi
inilah Vera Squirt seperti tadi dan
aku kembali berejakulasi di memeknya lagi, Vera histeris, dia meracau tak
karuan dan seperti orang kesurupan, bahkan dalam posisi tepar dia masih saja mengucapkan
kalimat-kalimat jorok yang binal sekali karena memang ini gaya favoritnya.
..............................
Malam
panjang ini berlalu dengan cepat, aku mengunci pintu dan kembali sambil menggendong Vera keluar
dari dalam kamar yang benar-benar membuat kami mendapat pengalaman yang berbeda.
Vera sudah letih sekali, dia hanya melingkarkan tangannya di leherku ketika kupapah dia
menyamping, gadis berhidung mancung ini sudah tak sanggup berjalan, setidaknya sudah 5
kali aku ejakulasi di dalam ruangan tadi, dan Vera entah sudah berapa kali orgasme.
Di titik ini
aku mulai menyadari ada sisi lain dalam diri Vera, sebuah sisi Hyper yang sangat berbanding terbalik
dengan wajah lugu serta sifat sehari-harinya yang sangat manja itu.
Aku
membaringkan Vera keranjang di kamarku, menutup pintu, mematikan lampu dan masuk
kedalam selimut beristirahat bersama gadis pemuas nafsu yang ada disebelahku.
Dia langsung
memelukku, dan kembali mencium bibirku begitu kami tergolek bersama, nafsu seksnya benar-benar luar biasa,
seakan takkan habis satu malam jika ingin mengadu kasih dengannya.
Malam ini
seakan kami menemukan jati diri dan gairah seks kami yang sebenarnya, dinginnya
AC dan guyuran hujan di luar sana
seakan tidak meredakan birahiku padanya.
Kecupan mesra kami pun sekejap berubah
menjadi pagutan penuh nafsu, kami saling bertukar ludah dan berpelukan sangat
erat, hingga akhirnya aku kembali menyetubuhi betinaku ini sekali lagi sebelum kami
berdua benar-benar tertidur dalam lelah dan kepuasan yang masing-masing kami
rasakan.
Wah wah makin makin hot nih rimake nya..
ReplyDeleteWhat a masterpiece, Sis....
ReplyDeleteWhat a remake...
cheers
Pimp Lord
Lngsung muncrat pas baca nanda ngentotin mayatnya Vera di mimpinya.
ReplyDeleteMakin hot nih ceritanya dripada sebelum di sempurnain
Such a perfect stories, terus berkarya Kak !
ReplyDeleteWelcome to WAKANDA POKER!!!
ReplyDeleteKami menyediakan permainan Poker,Domino,Ceme , Ceme Keliling,Capsa Susun, Super10 dan Omaha
1. Min Deposit hanya 10rb
2. Bonus New Member 15% / maks 300.000
3. Bonus 10% Setiap Deposit / maks 25.000
4. Bonus Referral 15% Seumur Hidup
5. Bonus TO 0.4% / Setiap Minggunya
6. Promo Bonus T.O / 3 bulan barhadiah Ratusan Juta
bandar poker uang asli
agen poker uang asli
bandar Ceme uang asli
Judi Poker Online Domino QQ
judi ceme online
Untuk informasi lebih lanjut :
Line : wakapoke
WA : +855 96 250 8220