Friday, March 27, 2020

CHAPTER 15 : SCENARIO (PART III)


Mendekat ke hari ketujuh, tubuh seksi Vera terus dikuasai oleh mereka.

Dean dan kawan-kawan terus saja menggilirnya tanpa kenal waktu, setiap lobang di tubuhnya selalu diisi oleh kontol mereka yang tak pernah puas.

Vera terus mereka suntik doping agar selalu bugar dan diberi pil perangsang memaksakannya terus orgasme, Vera juga tak bisa beristirahat dengan nyaman karena dia juga dipaksa tidur dalam ikatan yang aneh-aneh.

Setelah mereka kembali meng-Gangbang Vera seperti malam sebelumnya, gadis cantik itu mereka perban seperti Mummy lalu mereka masukkan kedalam peti persis Mummy sungguhan.

Juga malam besoknya lagi Vera mereka balut kain kafan kemudian membiarkannya terikat tergolek diatas keranda semalaman suntuk!

Vera mengaku sangat ketakutan saat itu ketika dipocongi oleh mereka dan ditinggal sendiri dalam gelapnya gudang belakang.

Tak ayal dia benar-benar lelah selelah-lelahnya, menjadi 'mainan' segerombolan laki-laki gila seks itu. Mereka seakan tidak pernah puas untuk mencicipi tubuh montoknya dan ketagihan untuk memakai Vera terus menerus untuk memuaskan nafsu seks mereka.

Bermacam-macam Scene sudah kutonton, ada Scene dimana Vera mereka pasangi topeng berbentuk aneh kemudian mereka menyuruh Vera merangkak dan mengemis-ngemis ke kaki mereka minta untuk dientoti.

Dan gilanya Vera sangat mendalami sekaligus amat menikmati perannya dalam keadaan seperti itu.




Sungguh, begitu banyak hal yang ingin kuceritakan kepada kalian semua selama satu minggu Vera disana.

Jika kuceritakan keseluruhannya secara narasi dan detil, mungkin akan memakan 8 Chapter tanpa putus, untuk itulah aku hanya bisa menceritakannya secara sekilas-kilas saja, tapi yang jelas Dean memenuhi janjinya dan memberikan Vera intensitas sekaligus pengalaman yang luar biasa untuknya.

Hingga permainan mereka ditutup dengan sebuah Scene yang tak pernah terbayangkan denganku bahkan dalam fantasi paling liar Vera sekalipun.





..............................

Di malam kelima, Dean menjambak rambut Vera sambil memaju-mundurkan kepala gadis itu dikemaluannya.

Waktu itu Vera sudah sangat sembab dan betul-betul berada dibatasnya, wajahnya telah amat kuyu juga tubuhnya lunglai karena terus diplonco mereka.

Melihat keadaannya yang sudah tak sanggup melakukan apapun malah membuat semangat mereka, mereka tetap saja menjamah tubuhnya seperti terus meremas-remas bokong dan payudaranya yang besar itu dengan kasar.

Puting susunya bergantian mereka sapih sambil sesekali mereka gigiti karena gemas dengan bentuknya yang panjang dan besar.



Sama saja, di hari kelima Vera tetap menjadi piala bergilir lagi oleh Dean dkk tanpa perduli keadaannya dan telah mengelilinginya siap untuk menggauli si cantik berambut pirang itu.

" Bener-bener gak pernah puas gua ngentotin nih perek! Ngeliat tetek ama pantetnya bikin gue pengen keluar terus broo.. " komentar Hendra.

" Hahahaha emang ndra, mukanya juga bikin nafsu, cewek kayak gini emang cuma bakal puasnya kalo dientotin rame-rame.. Liat aja memeknya muncrat-muncrat terus.. " sambung Beni.

Vera yang dikelilingi oleh belasan laki-laki telanjang plus Sofie yang merekam pun memang tampak sudah birahi, melihat kontol tegang mereka yang diarahkan tepat di depan mukanya mustahil tak membuat dia birahi.

Dia mulai mengulum kontol mereka satu per satu sambil duduk bersimpuh dan dikelilingi oleh mereka yang meminta servis mulut dan tangannya, Vera dengan lemah terus melakukan sebaik yang dia bisa.

Eye Contact nya betul-betul terlihat pilu memandangi mereka-mereka, namun itu malah makin menunjukkan Sex Appeal khas dirinya yang terpancar dalam sayu biru bola matanya.

" Ahhhh, enak banget hisepanmu sayang!!.. " timpal Danang merasakan sensasi Blowjob Vera.

Kemudian Adi ikut duduk bersimpuh dan memeluk tubuh Vera dari belakang, dia merentangkan tangan si gadis, memamerkan toket Vera yang membusung bulat hingga membuat mata teman-temannya menatap lapar pada toket besarnya dengan pentil merah muda yang terlihat begitu segar meruncing kedepan.

Tanpa komando mereka langsung meremas-remas toket bulat itu secara reflek.

Mereka mulai menyerang Vera sekaligus, Dean bersama Riki mengemut puting di masing-masing toket Vera, sementara Ardi tiduran dikolong Vera dan membuka vagina Vera dengan kedua jarinya, kemudian dia jilati memek tebal bersih tanpa bulu dari gadis berdarah Kanada ini, tak lupa dia menggosok klitoris pink miliknya hingga membuat Vera jadi tak fokus mengulum kontol yang sedang dia kulum.

Adi masih memeluk Vera dari belakang lalu mencium leher, kuping dan sesekali pinggiran bibir Vera dengan romantis.

Tak hanya Adi seorang, Beni mengecup-ngecup leher Vera yang sebelah lagi ikut mencumbuinya, kemudian ada Kevin dan Hendra sedang blingsatan karena kontolnya tengah dikocok oleh jari lentik Vera.

Dari belakang juga ada seseorang yang tak kutahu namanya sedang menusuk-nusuk anus Vera dengan lidah dan jari berbagi ruang bersama Ardi yang fokus melahap memeknya, sisanya hanya bisa bersabar menanti sambil merabai-rabai area yang kosong di tubuh putih itu seperti paha, punggung bahu serta tangan Vera.

Vera hanya bisa mengerang tersentak-sentak digandrungi oleh begitu banyaknya laki-laki yang sedang menjamah tubuhnya dan merangsang langsung putih badan mengkelnya, menikmati tubuh muda Vera yang lagi seksi-seksinya.

Aku saja bergetar melihat Vera dikepung dan dipreteli oleh mereka seperti semut mengerumuni gula, jelas Vera benar-benar kewalahan melayani mereka yang langsung maju bersamaan seperti itu.

Beberapa kali mereka berpindah peran hingga semua mencicipi bibir, toket, memek dan pantat sekal Vera, bahkan Vera dua kali orgasme dalam proses Foreplay berjamaah itu, karena tubuhnya sungguh dirangsang dari segala arah.

Vera meleguh kenikmatan ketika Riki mengocoki memeknya dengan tiga jari membuat Vera terkencing-kencing dan seketika tubuhnya kehilangan tenaga akibat orgasmenya, mungkin jika tak ditopang oleh Adi, Vera sudah jatuh lemas.

Dean mengambil gelang kulit, kemudian dia memasangkan gelang itu di kaki juga tangan Vera persis membuat keadaannya seperti di dapur beberapa hari sebelumnya.


Vera pasrah saja ketika Dean bersama yang lainnya mengangkanginya lalu masing-masing mengambil vibrator getar yang langsung mereka nyalakan ke getaran tertingginya.

Sadar jika dia akan disiksa dengan orgasmenya sendiri membuat Vera mengiba.

" jangan tuan... jangan dibikin orgasme lagi, Vera gak kuat... " lirih gadisku dengan suara pelannya yang membuatku sedih sekali.

Tapi Dean tertawa mendengar kata-kata itu.

" Hahaha... Lo bilang pengen ngerasain pengalaman luar biasa kan?.. "

" Ayolah, kesian cowok lo udah bayar mahal-mahal ke gua cuman buat nurutin kemauan lo ini tapi lo malah tepar dan pingsan terus... "

Vera diam saja dia benar-benar sudah dibatasnya, aku tahu dan itu wajar sekali. Jika saja Vera mereka berikan satu hari untuk tidur dan beristirahat aku yakin dia pasti akan menggila lagi tapi mereka malah memilih untuk terus memporsirnya.

Mereka mendekatkan vibrator yang telah mereka genggam lalu mengarahkan masing-masing ke tubuh telanjang Vera.

Vera menjerit dengan suara parau saat alat itu bergetar menggelitiki tubuhnya terutama titik-titik rangsangan di badannya, seperti area dada perut, paha dan tentu saja vaginanya yang jadi pusat aktifitas mereka.





Vera menggeleng-geleng sementara tubuhnya yang sudah lemas itu tetap juga mereka tahan seakan dia akan memberontak saja kalau tidak dipegangi.

Tak sampai dua menit hingga Vera terkejang-kejang dengan mata memutih seperti orang epilepsi, cairan bening muncrat kemana-mana dari memeknya akibat vibrator getar yang 'menyetrumi' klitorisnya.




Vera bilang, saat itu dia benar-benar diantara sadar atau tidak, otaknya seakan berhenti tapi dia masih tetap merasakan rangsangan yang masuk di tubuhnya karena mereka tetap menempelkan vibrator mereka tak peduli jika mulutnya berbusa sekalipun.

Puas membuat dia tepar mereka memberdirikan Vera lalu memasangkan sambungan rantai agar tangan Vera terangkat keatas terikat di kusen pintu kamar, dikedua kakinya juga mereka ikat agar Vera tak bisa merapatkan pahanya.

Dari apa yang terlihat sepertinya Vera akan mereka setubuhi dalam keadaan berdiri seperti itu, aku pun terangsang melihat Vera yang kini terikat dalam posisi tegak dengan tangan dan kaki dirantai dalam posisi X.

Pandangan mereka menyeringai melihat Vera yang terikat tegak dengan agak sedikit menunduk, mereka mengocoki kontol mereka yang ereksi keras sambil mengelilinginya.

Beberapa mereka bahkan menepuk-nepuk bongkahan pantat montok Vera sambil mengumpat, tak tahan akan keseksian bokongnya.

Dan mereka segera mengeksekusi Vera bergantian, Vera memejamkan matanya sambil menarik nafas dalam-dalam.

Kini gadis yang sangat di idam-idamkan banyak orang itu harus menerima lagi hujaman kemaluan mereka yang tak kenal lelah, Vera akan digilir satu per satu oleh mereka seperti sebelumnya.

Hendra segera mengambil posisi kebelakang tubuh Vera, dia langsung menjejalkan kontolnya ke vagina Vera.

" Saatnya gue ngentotin memek lu duluan ya pirang, kesian soalnya gak ada yang make dari kemaren.. Hehehe.. " bisik Hendra dari belakang sambil menyingkap rambut lurus panjangnya.

Bunyi benturan selangkangan dia dengan pantat Vera langsung terdengar, Hendra menyetubuhi Vera dengan tempo pelan sementara Dean dan yang lainnya menonton sambil merokok sembari menunggu giliran mereka.

" Ahhh.... " leguh Hendra sambil terus memaju-mundurkan kontolnya ketubuh Vera.

" Shhhsh... Mantep banget dah!!.. "

" Bodi lu bener-bener seksi abis Ver.. Memek lo dah becek gini.. " ceracau Hendra sambil terus menggenjot tubuh Vera.

Mereka yang menonton tak begitu ribut seperti biasa, mereka lebih ke menikmati apa yang mereka saksikan. Tangan mereka terus mengocoki kemaluan mereka sendiri memastikan kelak jika giliran mereka tiba, mereka berada di gairah tertingginya.

Beruntungnya mereka karena banyak laki-laki yang memiliki fantasi liar dengan Vera diluaran sana hanya bisa melihat foto-foto seksi Vera saja dari Instagram sebagai bahan mereka berkhayal dan beronani.

Namun mereka yang ada di ruangan itu memiliki kesempatan menjadikan Vera sebagai budak seks mereka dan bebas melakukan apa saja terhadap tubuh seksinya, biarpun hanya satu minggu.

Sungguh sebuah fakta yang tak mudah untuk aku terima, karena harus membagi keberuntungan itu dengan mereka.

Setelah Hendra mereka melanjutkan tongkat estafet mereka bergantian menggilir tubuh padat putih mulus milik Vera hingga tak terhitung berapa kali Vera orgasme dan berapa kali mereka ejakulasi yang seperti biasa mereka tampung di piring, sama seperti hari-hari sebelumnya.

Yang jelas kini piring alumunium itu mulai terisi penuh tergenang dengan sperma milik mereka, sementara kaki Vera telah gemetaran hebat tak kuat lagi untuk berdiri, jika bukan karena rantai yang mengikat tangannya keatas Vera sudah ambruk sejak menit-menit awal.

Hampir 1 setengah jam mereka menggilir Vera, mereka mulai lelah juga berhubung dari kemarin mereka memang nyaris Nonstop menzinai gadis lugu tak berdaya itu.

Jika mereka saja sampai lelah, apa kabar Vera?

Mereka pun memutuskan untuk duduk beristirahat dan membiarkan Vera juga beristirahat sejenak dengan membiarkannya terbaring di kasur yang sudah mereka bentang di lantai.

Hanya saja Strap tangan Vera mereka sambungkan ke Strap yang ada di kakinya hingga menjadikan Vera tak bisa meluruskan tubuhnya.



Vera terbaring dalam kondisi memprihatinkan, matanya memutih dan tubuhnya kejang-kejang dengan nafas berat sementara lelehan cairan bening masih mengucur dari memeknya yang juga berkedut-kedut.




Pada awalnya Vera mungkin menyangka jika dia akan dibuat seperti ratu yang akan dimanja-manja dan dielu-elukan, namun ternyata mereka malah membuatnya seperti boneka seks yang terus-menerus dipergunakan semau mereka.

Tapi setelah semuanya berlalu dia benar-benar tak henti-hentinya membahas itu dalam bisikan nakalnya ketika bercinta denganku, dia sangat puas bahkan Vera masih sering menontoni rekaman yang dia perankan sendiri sambil bermasturbasi.

1 jam mereka Break lalu melanjutkan kegilaan mereka lagi.

Mereka bangunkan dia dengan menepak-nepak pelan pipinya. Begitu terbangun Verani terkejut melihat mereka sudah memegang vibrator getar tadi lagi dan mengarahkannya kembali ke tubuhnya.




Vera menjerit dan berusaha menghindari benda yang benar-benar membuat tenaganya habis itu, tapi apa daya Vera kalah kuantitas dari mereka terlebih akses pergerakannya dibatasi dengan ikatan yang mengunci tangan serta kakinya.

Dia memohon dalam jeritnya untuk tak dibuat orgasme lagi, yang kembali jadi bahan tertawaan Dean dan yang lainnya.

Satu per satu mereka menempelkan vibrator mereka masing-masing ke tubuh Vera membuat gadisku kembali bergejolak dalam libidonya lagi.

Terjadi ketidakseimbangan karena tubuh Vera sudah di limit Endurance nya sementara gairah abnormalnya malah makin membara akan perlakuan yang dia dapat, dan hal itulah yang seakan mem-Push Vera hingga ke level tertingginya.

Lebih jauh bahkan mereka menyetubuhinya lagi bergilir dan tetap memainkan vibrator itu di klitoris Vera, sengaja membuatnya makin kelojotan yang tentu menjadi tontonan menarik bagi mereka.




Vera menjerit tanpa teriakan, dan lelaki yang mengentotinya menghajar memeknya dengan sodokan tercepatnya menghasilnya bunyi benturan keras antara kelamin mereka.

Aku terdiam sedangkan Vera terus melirikku yang terpaku di depan layar monitor, mereka benar-benar membantai Vera habis-habisan saling berganti-gantian, bahkan ketika semua sudah mengambil gilirannya Vera mereka lempar dan campakkan begitu saja terbanting di kasur dalam keadaan seperti orang sekarat.




Dia sudah K.O sekali, badannya seperti orang menggigil bergetar dengan hebatnya, itu adalah kejang-kejang terparahnya yang pernah aku lihat.

Matanya terbalik kebelakang dan memutih, rahangnya gemerutuk juga dadanya terus naik-turun berusaha menghirup udara sebanyak yang dia bisa.

Vera bilang dia sedang berusaha mempertahankan induk kesadarannya ketika itu, karena dia ingin menikmati sensasi nikmat yang tak pernah dia rasakan sebelumnya dalam keadaan 'babak-belurnya'.

Namun apa daya dia hanya bisa merasakan ekstasi nikmat itu sebentar karena otaknya lebih memilih untuk meng-Shut Down tubuhnya hingga Vera pun pingsan.




Vera yang melirikku sepanjang adegan tadi kini ganti beralih menatap ke monitor karena dia pun penasaran apa yang mereka lakukan disaat dirinya pingsan ketika itu.

Sofie merekam wajah-wajah mereka yang tertawa melihat Vera kembali tumbang, celetuk-celetukkan terdengar mengomentari keadaan si gadis yang punya kecantikan seperti bidadari ini.

20 menitan mereka istirahat merokok lalu Vera fokus ke layar ketika Sofie mengarahkan kamera ke seseorang yang mendekat kearahnya yang terbaring tiada bergerak.

Aku terkejut sekali ketika lelaki itu menginjak kepala Vera lalu mengarahkan wajah pingsannya itu ke teman-temannya yang kemudian menjadi bahan tertawaan mereka.




Emosiku seketika terpantik! Melihat gadisku dipermalukan seperti itu juga dilecehkan dengan komentar-komentar mereka yang betul-betul membuatku panas.

Ada untungnya aku tidak berada disana karena sudah pasti aku akan menghajar mereka tak peduli berapa banyak jumlah mereka.




Dia menginjak-injak kepala dengan mata memutih itu sambil memaki-makinya menggunakan kata-kata kasar, Sofie menge-Zoom wajah Vera menjadikannya fokus utama dalam Frame.

Kulihat Vera meredupkan matanya dan mendesis menyaksikan dia dipermalukan seperti itu oleh mereka, jari tangannya menyelip ke memeknya dan mulai menggelitik kecil klitorisnya.

Aku tahu Vera benar-benar suka, dia suka apapun yang mereka lakukan terhadapnya di tempat Dean itu, karena itulah dia bilang jika dia mendapat pengalaman yang benar-benar fantastis dan sesuai apa yang dia fantasikan dalam pikiran kotornya.




Vera sempat sadar ketika rekan Dean itu menginjak kuat-kuat wajahnya bahkan dia juga menginjak leher Vera yang membuat Vera kembali pingsan.

Lalu barulah setelah dia pingsan lagi mereka berbarengan mengangkat kasurnya dan menaruh kembali ke dipan ranjang.




Dean mengomandoi agar Vera segera diikat di ranjang tersebut, dibantu Riki, Cisun, Danang dan Ardi dia pun mulai mengerjakannya.

Tangan dan kaki Vera yang semula dihubungkan jadi satu kini dilepas lalu direntangkan di tiap sisi ranjang hingga membentuk tubuh putih montok itu menyilang terbaring diatas ranjang putih yang seputih kulitnya.

Entah mungkin karena kasihan, Dean membiarkan Vera beristirahat sekitar dua jam dalam keadaannya yang 'lumayan nyaman' ketimbang biasa dimana Vera dipaksa tidur dengan tubuh penuh Latex yang ketat, kali ini dia hanya diikat di setiap sudut ranjang dalam pingsannya.

Sambil membiarkan Vera, Dean menanyakan masukan dari mereka untuk mengerjai si cewek bule haus seks itu.


" Gimana kalo kita buat game gitu? Supaya makin seru.. " buka si bangsat Ardi memberikan idenya.

" Game apaan di? Boleh juga asal videonya makin unik.. "

" Lumayanlah sambil nunggu besok puncaknya.. " balas Dean.

Mereka pun berdiskusi sejenak, saling mendengar masukan masing-masing.

Aku dan Vera hanya bisa mendengar saja ide-ide mereka dan Vera saat itu mengaku terangsang sekali karena ide-ide yang mereka berikan terdengar aneh-aneh.

Hingga akhirnya mereka sepakat dengan sebuah ide yang membuatku bergetar sekali ketika mendengarnya.

Rencananya mereka akan bermain Poker, berhubung jumlah mereka lebih dari 12 dan Poker hanya bisa dimainkan 4 orang, jadi mereka membaginya dalam beberapa grup dan babak, beberapa orang juga akan 'Bye' alias langsung maju ke babak selanjutnya.

Singkatnya yang menang di tiap grup akan berhadapan dengan si pemenang dari grup lainnya, dan akan diadu lagi hingga terpilih satu orang pemenang yang akhirnya akan mengentoti Vera di depan mereka.

Setelah sang pemenang ejakulasi, maka Vera akan diperebutkan kembali lalu mereka akan memainkan putaran berikutnya dengan pola dan aturan yang sama.

Jadi disetiap putaran Vera akan selalu dientoti oleh si pemenang yang berhak menikmati tubuh seksinya!






POKER

Mereka sabar menunggu hingga dua jam untuk merealisasikannya dan ketika waktu yang dinantikan tiba, segera mereka menjemput 'si piala'.

Berduyun-duyun mereka mendatangi Vera yang masih terkapar tak berdaya, lalu membuka ikatan yang mengunci tangan dan kakinya.




Vera mereka bangunkan lalu mereka geret merangkak mendekat ke sofa, Vera yang baru siuman tak tahu jika badan montoknya akan dijadikan bahan taruhan dan menuruti saja kemauan mereka, dia merangkak dengan limbung karena 'nyawanya' belum benar-benar terkumpul.

Kartu segera mereka kocok dan ronde pertama pun dimulai.

Aku langsung membuang wajahku dari layar dan menunduk begitu mengetahui ternyata Vera yang merangkak itu mereka jadikan meja dan alas dari permainan kartu mereka!





Vera melirikku dan menyaksikan ekspresi sedihku.

Tapi semua yang kutonton sudah lewat dan aku hanya akan menatap kedepan bersama Vera, begitulah caraku membesarkan hati ketika menonton perlakuan-perlakuan tak mengenakkan mereka ke wanita yang amat kusayangi ini.

Bukan hanya sekedar menjadi 'meja' permainan kartu mereka, sesekali mereka meremas toket Vera yang membusung jatuh kebawah dan menepuk bokong putihnya sebagai media luapan ekspresi kesal mereka.

Bahkan Dean menyuruh Vera mengulum jempol kakinya yang dituruti dengan patuh oleh Veraku tersayang.



Pertarungan di grup Dean berlangsung ketat, mereka amat serius menatap ke kartunya dan tentu berusaha menang agar bisa mendapatkan 'piala' yang kini ada diantara kaki-kaki mereka.

Kontol mereka sudah tegang tak sabar menyetubuhi tubuh putih montok itu, Ardi bahkan bermain sambil mengocoki kontolnya sendiri berhubung dia dapat posisi yang paling strategis tepat di belakang buntut Vera.

Jelas jika bongkahan pantat montok Vera yang membulat dihadapannya terlihat sangat sempurna dalam posisinya sekarang, dan beberapa kali Ardi sengaja menggesekkan kontolnya di pantat semok tersebut.

" Buruan cok.. Giliran lo, gue udah gak tahan nih, liat memek ama pantat nih jablay!.. " celetuk Ardi karena Hendra tampak berpikir cukup lama di gilirannya saat itu.

Jujur meski aku tak suka tapi ketika menonton ini aku merasa begitu terangsang, entahlah kenapa.

Aku benci perasaan ini, seharusnya aku marah melihat Vera mereka rendahkan, tapi melihat kepasrahan Vera diperlakukan semau mereka terus saja membuat kemaluanku ereksi.

Double Pair King mengunci kemenangan Dean di ronde pertama, menyusul kemudian Cisun, Danang, Riki dan sisanya aku tidak tahu nama mereka.

Merekalah masing-masing pemenang di tiap grup dan kembali di adu untuk makin menyusutkan jumlah mereka sampai nanti menyisakan seorang pemenang.

Hingga akhirnya rangkaian permainan mereka berakhir di putaran pertama itu dengan kemenangan Riki!

Itu artinya Riki lah yang beruntung menyicipi Vera sebagai barang taruhan untuk pertama kalinya.

Dengan riuh teriakan mereka, Riki pun tanpa basa-basi menyeret Vera dan melemparkan tubuh tak berdayanya keranjang empuk.

Vera setengah menjerit ketika dia dilempar begitu saja keranjang putih tadi, Vera pun langsung dia kangkangi dan dikawini dengan penuh nafsu.

Riki tanpa ampun menyetubuhi upah kemenangannya atas Mini Game mereka barusan dihadapan yang lainnya, mereka yang kalah hanya bisa ngiler melihat Riki meniduri Vera dengan ganas, bebas dan sepuas-puasnya tanpa desakan gantian.

Disinilah sensasi yang mungkin Riki dapatkan, mengentoti dan menikmati tubuh seksi Vera sambil disaksikan mereka yang iri, sepertinya benar-benar menjadi hadiah kemenangan yang unik.

Riki sangat bernafsu membantai Vera, dia menindih Vera dan meremas-remas toket Vera dengan sangat kasar.

" Uuhh, enaknya ngentotin lo pereek!! Coba taruhan tadi yang menang bawa pulang lo.. Menang banyak kan gua.. "

" Gpp nikahin cewek bispak juga dah, yang penting gue bisa make lo terus tiap hari.. "

" Seminggu aja gua jamin bunting luh.. Huuhh!!!.. " leguhnya membakar birahinya sendiri sambil menyodok-nyodok kontolnya ke memek bule Vera.

Aku diam saja dan merasakan gejolak hebat dalam diriku mendengar ocehannya itu dari Speaker, meski Vera sekilas melirikku persis ketika Riki menyebut kata bunting tadi.

Riki yang berkulit coklat ini mengerang nikmat sambil mencium bibir dan memandangi wajah cantik Vera yang sedang memejamkan mata.

3 menit mengentoti memeknya, Riki mencabutnya lalu mulai mencari lubang anus Vera untuk menjadi muara berikutnya dari kontolnya.

Mulutnya masih mencium bibir Vera serta tangannya tak lepas dari remasan kuatnya di toket Vera yang lupa kubilang sudah merah-merah akibat cupangan mereka.

Penis Riki akhirnya menemukan apa yang dia cari, dengan perlahan lelaki bertubuh agak gempal itu mulai mendorong penisnya makin dalam.

" ahhh.. mas... " desah Vera reflek memanggil mas ke Riki saat duburnya mulai dijebol oleh laki-laki itu.

Vera merasa agak enakan dan agak bertenaga sedikit, meski hanya dua jam dia diistirahatkan tapi istirahatnya lumayan 'berkualitas', timbang keadaan dia yang sebelum-sebelumnya.

" uuhhh mas kontolmu.. Vera suka.. " Vera memejamkan mata ditindih Riki yang menyodominya dalam posisi Missionary.

Meskipun penisnya berukuran biasa saja, tapi karena gadis cantik ini sudah kecanduan anal seks, maka asal dikentot dianusnya saja dia pasti akan sangat menikmatinya.

" Anjiiiing pantat lo pereek!!.. Gigit banget! Beda banget sama pantatnya si Fira yang udah lodoh itu.. Juara lah!!.. " celoteh Riki dengan nada keenakan.

Sekejap kontolnya sudah amblas dia memulai penetrasinya yang yang membuat teman-temannya semakin iri dan wajib menang di putaran kedua nanti jika menginginkan dan merasakan kenikmatan tubuh Vera.

" ma...mas terus, terus sodomi Vera sepuas mas, jangan ber..berhenti.. enak mas.. " rintih Vera mulai membacot begitu punya energi lagi meski suaranya tetap pelan terdengar, namun malah menjadikan desahannya tambah terdengar seksi.

Cukup lama Riki menahan posisinya lalu dia merubah gaya, dia gendong Vera kemudian dia rebahkan gadis itu dilantai dan menyenderkan pantatnya ke dinding kasur, dalam posisi kepala dibawah.

Vera kini sudah mengangkang dalam posisi Piledriver, lalu Riki membuka lobang anus Vera yang sangat menggoda itu dan meludahinya.

Kembali Riki mencoblos pantat Vera diiringi leguhannya menikmati pantat Vera yang sudah 'bolong' itu.

" Wah bangke si Riki.. Gue juga pengenlah!!.. " celetuk Ardi iri melihat betapa bebasnya temannya itu meniduri Vera.

Mereka hanya bisa beronani beramai-ramai sambil menonton pertunjukan tersebut secara Live.

Terlihat sekali jika Riki berusaha mempertahankan temponya dan mencoba bermain selama mungkin, karena ini satu-satunya momen dia untuk menikmati Vera sepuasnya tanpa gangguan.

Namun meski sudah mencoba menahan diri pada akhirnya Riki tak kuat juga, dia mencabut kontolnya dari anus Vera dan langsung mengocok kontolnya kearah piring alumunium yang telah tergenang air mani mereka sebelumnya.

" Gilaa!!... Enaknyaa!! " ujar Riki menutup ledakan air maninya di piring itu.

" Ayok langsung main lagi, jangan buang-buang waktu! Gue udah konak banget coy... " Danang dengan tak sabarannya menarik meja diikuti mereka dan mengambil undian.

Mereka pun langsung bermain lagi, kali ini mereka memakai meja sungguhan, membiarkan Vera terengah-engah masih dalam posisi tadi.

Mereka sudah amat tak sabar dan akan berusaha menang demi mengentoti Vera.

Permainan berlangsung dengan ketat dan cepat, Vera melihat saja ke mereka yang tengah berjuang mendapatkan tubuhnya, dia bahkan menggigiti bibirnya dan mulai mengocoki memeknya sendiri.

Aku yakin pikiran mereka saat itu pasti betul-betul sudah tak waras menyaksikan Vera yang begitu menggodanya dalam gestur seksi diatas ranjang menunggu siapapun yang menang dan berhak menikmati dirinya.

Dean di putaran kedua ini yang sempat 'Bye' pun menang! Segera dia hampiri tubuh Vera yang sudah lemas itu dan si laki-laki bertato Tribal langsung tidur terlentang kemudian mengarahkan Vera untuk menindihnya, rupanya Dean ingin memperkosa Vera dalam posisi Women On Top.

Vera yang telah tak sabar menurut saja ketika Dean menarik rambutnya dan meletakkan dia diatas tubuh atletisnya.

Dean mengawali dengan mengecup wajah cantiknya mulai dari kening, pipi dan tentu saja bibir Vera yang sangat enak dipakai berciuman.

Kontolnya yang telah menyatu terus menghajar memek Vera yang sudah basah kuyup, tangan kanannya berada di toket sintal milik Vera sementara sebelah tangannya melingkar di pinggang langsingnya untuk memudahkan 4 jarinya mengocoki lubang anus si gadis yang sejak awal memang menjadi favoritnya.

Dia ingin Vera orgasme dulu sebelum dia memakai anus gadis itu, Vera yang udah sangat bernafsu sejak sadar dirinya menjadi barang taruhan mereka dengan mudah mendapat klimaksnya.

Vera orgasme, percikan kecil terciprat dari memeknya. Setelah berhasil membuat Vera mencapai klimaksnya Dean langsung menunggingkan Vera dan menumbuk lobang anusnya dengan kasar.

Melihat Vera dientoti dengan kasar oleh Dean membuat beberapa temannya yang menonton tak kuat.

Ardi yang pertama berlari kearah piring penampungan peju mereka, dan sebentar saja kontolnya langsung menyemburkan air mani berwarna putih kental.

Beberapa diantara mereka menyayangkan itu, mereka mengatakan Ardi sangat rugi karena ejakulasi begitu saja, harusnya dia sabar percaya diri untuk menang, tapi Ardi masa bodoh, tak ada jaminan dia menang di Game berikutnya sementara momen ejakulasinya sudah diubun-ubun sekali.

Mereka yang hanya bisa menonton saja tampaknya mulai merasakan apa yang tadi Ardi rasakan, melihat Dean yang tampan dengan tubuh atletis bertato tengah menyenggemai seorang wanita cantik, seksi dan montok benar-benar tampak serasi.

Hal itu tanpa terasa membuat mereka betah menontoni Dean menunggangi Vera, sama seperti yang kurasakan.

Dean terus mengentoti Vera dengan kasar, dia menjambak rambut pirang panjang gadis itu dan terus menumbuk pantatnya sedalam dan sekuat tenaganya, mereka pun satu per satu ejakulasi di loyang tersebut mengikuti Ardi yang pertama melakukannya.

Erangan demi erangan terus silih berganti terdengar di kamar, Dean tangguh sekali beda jauh dari si Riki yang tadi juga One by One seperti ini, Vera sampai orgasme berkali-kali olehnya.

Bermenit-menit kemudian Dean sampai, dia menyusul rekannya yang sudah menumpahkan air mani di piring yang sama.

Saat Dean ejakulasi terlihat piring itu sudah tergenang penuh, dan tak mau membuang waktu, mereka kembali memainkan putaran ketiga Poker Game mereka lagi-lagi dan lagi.

Hingga setelah putaran kesembilan barulah mereka menyudahi permainan kartu mereka.

Mereka menggarap Vera bersama-sama supaya adil dan yang tak menang tadi tetap bisa mencicipi Vera lagi juga meski pastinya mereka harus rela mengantri bergiliran.

Dean sangat beruntung, dia sudah 3 kali berkesempatan merasakan tubuh Vera, karena di dua Game terakhir dia menang Back to Back!

Maka Vera pun langsung mereka pakai bersama-sama di atas kasur itu.

Vera kembali kehilangan tenaganya karena sudah melayani para pemenang-pemenang tadi sebelumnya, namun dia tetap harus melayani nafsu mereka yang semakin malam, semakin menjadi-jadi.





..............................

Sudah berjam-jam dari sejak Game terakhir mereka mainkan, saat itu entah telah berapa kali masing-masing mereka mengentoti Vera dan masih terus berlanjut.

Adi meludahi pantat Vera dan memasukkan jarinya kedalam anus Vera yang sudah terisi oleh kontol Aldino. Dia mulai memasukan satu jarinya lagi kedalam lubang dubur Vera yang terisi kontol itu, kini anus Vera berisi dua jari Adi dan kontol Aldi.

Jelas hal ini membuat Vera melotot, apalagi tak hanya satu jari Adi yang masuk namun dua sekaligus yaitu jari telunjuk dan jari tengah.

" aahhh....tuan.. " jerit Vera pelan merasakan anusnya dibuka paksa oleh Adi.

Aku berdebar-debar dan panik sekali menyaksikan ini karena ini adalah pantangan yang paling aku tidak ingin mereka lakukan ke Vera!

Tapi Dean kemudian melarang Adi melakukannya dan memarahi dia, karena aku sempat bilang ke Dean dan melarang Vera untuk di Fisting atau sejenisnya yang bersifat Ass Expansion.

Aku lega sekali, atas semua hal yang terjadi ternyata Dean tetap memposisikan dirinya dan teman-temannya sebagai pemuas Vera karena memang itu tugas mereka meski pada prosesnya terlihat seperti kebalikannya, namun itulah yang Vera inginkan.

Ternyata baik Dean dan Jennet sama-sama profesional dan aku lega sekali.

Setelah Adi menjauh, Aldi kembali menaikkan ritme genjotannya di anus gadis itu untuk mengejar klimaksnya.

" Ah.. Ahhh... Gue nyampe!! Bool lo gurih banget perek.. " lengkuh Aldino keenakan.

Kemudian dia menancapkan kontolnya dalam-dalam dipantat Vera sebelum kembali bangkit dan menuju piring pembuangan sperma mereka yang tadi baru saja diganti oleh Sofie karena sudah terlalu penuh.

" Muka nih pecun bule kalo lagi berantakan gini tambah cantik.. " ejek Kevin sambil menampar wajah Vera.

Vera kini hanya memejamkan matanya sambil terus mendesah sementara dirinya tak henti-hentinya dinaiki oleh mereka, permainan mereka pun sudah naik ke level kasar, hingga adegan yang direkam lagi-lagi terlihat seperti adegan pemerkosaan!

Wajah Vera mereka benamkan di dalam empuknya kasur sambil dirinya menungging dan dientoti dari belakang, matanya yang sudah sembab seolah tak menolong pipinya dari tamparan bolak-balik mereka yang membuat Vera sampai meringis-ringis keenakan merasakan sensasi gilanya yang tak pernah mau aku turuti itu.

Buah dada dan bola pantatnya juga sudah berbekas merah-merah bekas remasan kasar dan tamparan mereka yang menghujani area itu, bahkan Adi yang tampaknya paling gemas terus meremas toket Vera dengan cukup keras.

Dia juga mencekik leher gadis itu hingga wajahnya memerah membuat Vera kehilangan nafas.

Setelah puas menganiaya Vera bersamaan, Vera dibiarkan roboh kembali dan beristirahat dalam pingsannya.

Mereka kembali mengikat tangan dan kakinya di masing-masing sisi ranjang sama seperti sebelumnya, mata Vera sudah terbalik dengan hanya bersisa putihnya saja, tubuhnya benar-benar habis dibantai oleh para lelaki pengecut yang hanya berani keroyokan itu!

Sementara mereka juga mengistirahatkan diri mereka sendiri dengan duduk disofa menyalakan rokok dan menarik nafas, bahkan mereka pun bisa lelah juga.

Dan ya, begitulah malam itu, kegilaan mereka terus berlanjut biarpun Vera yang sudah sepenuhnya tak sadarkan diri, tapi dia terus saja mereka salome.

Entah apa yang ada di otak mereka, mereka menggendong Vera dan men-Sandwich gadis dengan rambut panjang pirangnya yang telah amat kusut itu.

Mereka seperti memaksakan diri untuk terus menggagahi Vera, mungkin sadar waktu mereka sudah tak banyak lagi dan besok adalah malam keenam dan kesempatan terakhir mereka, karena Dean akan memulangkan Vera padaku di pagi hari yang ketujuh.

Jadilah mereka tak ingin kehilangan momen dan memanfaatkan waktu mereka sekarang untuk terus meniduri Vera, bahkan piring seperti Nesting alumunium yang menjadi tempat tumpahan peju mereka harus diganti berkali-kali karena kepenuhan, mereka terus menumpahkan semua air mani mereka disana selama berpesta dengan Vera.

Menjelang subuh, mereka semua akhirnya meninggalkan Vera dan Sofie di kamar itu.

Sofie seperti biasa memapah tubuh Vera untuk kembali di mumifikasi lagi, kemudian setelah membuat tubuh Vera terbalut pakaian ketat itu lagi, dia membawa Vera ke bagian belakang rumah Dean.

Disana Vera dia ikat jongkok di balkon belakang rumahnya, Vera sudah tak bergerak, dia hanya bisa tertunduk dengan tangan disarungkan kedepan.

Seluruh tubuhnya lagi-lagi ditutupi karet ketat yang seminggu ini sangat akrab dengannya.

Melihat Vera yang langsung tertunduk tak sadarkan diri, Sofie pun meninggalkannya dan membiarkan gadis malang itu beristirahat dalam keterbatasannya.



Namun hari Vera belum berakhir karena ketika mereka bangun nanti, mereka akan kembali menyetubuhi Vera dan memberikan sebuah hal yang tak pernah aku dan Vera ekspektasikan.




..............................

Mereka terbangun sekitar jam 11 siang, rasa pegal dan lemas tentu melanda mereka semua, terlebih Vera yang menjadi pelampiasan nafsu bejat mereka.

Rekaman dimulai dengan Beni yang menjadi kameramennya.

Sendirian dia mendatangi Vera dan membangunkan Vera yang saat itu masih terikat jongkok di tempat yang sama kemarin.

Saat diberdirikan Vera merasa kakinya mati rasa dan sangat pegal, Vera hanya bisa menatap pasrah Beni yang menjemputnya berharap dia mau memapahnya.


Beni memaklumi jika Vera tak bisa melangkah, maka dia menggendong Vera dan membawanya ke kamar mandi.

Disana mereka para laki-laki itu sudah menunggu Vera minus Dean dan Sofie yang entah kemana.

Beni pun menuntun Vera masuk kedalam kamar mandi mewah dan berukuran cukup luas yang memungkinkan mereka masuk semua kedalamnya.

Baru sampai di wastafel gadis cantik itu mereka telanjangi dan langsung mereka kerubungi untuk kembali diremas-remas.

Vera yang belum sepenuhnya sadar dan masih pusing langsung kewalahan di 'uwek-uwek' oleh mereka yang sudah kembali bugar karena tidur nyenyak.

Setelah dari wastafel, mereka membawa Vera kebawah Shower.

Danang mulai memutar kran Shower, seketika saja air dingin langsung mengalir mengenai tubuh Vera membuat dia tersentak.

Mereka masih mengkerubuti Vera dan berebut untuk menyabuni tubuh putih mulus padat telanjangnya.

Rambut lurus panjang sepunggung Vera yang telah basah membuatnya terlihat semakin cantik dengan geraian rambutnya.

Kemudian Hendra yang posisinya berada dibelakang Vera mulai menempelkan kontolnya yang sudah keras dipantat bulat sang gadis. Dia menggesek-gesekan kemaluannya di Booty montok Vera yang tengah di grepe-grepe oleh teman-temannya juga.

Beberapa mulai mengambil sampo dan mulai mengkeramasi rambut Vera, tak hanya rambut, toket, memek dan pantat Vera juga ikut mereka keramasi.

Berebutan tangan-tangan mereka saling memandikan badan putih montok nan kencang itu juga bergantian memegangi kamera untuk merekam berhubung Sofie sedang tak ada.

Aku bergejolak hebat dalam rangsanganku melihat cewek seksiku sedang dimandikan oleh laki-laki lain dan bukan hanya satu, melainkan lusinan lebih laki-laki yang memandikannya saat itu dalam satu kamar mandi!

Hendra terus meremas toket Vera dan memagut bibirnya dari belakang, tak tahan akan kecantikan wajahnya, posisinya yang berada dibelakang tubuh Vera membuat penisnya tak mau lepas untuk terus menempel dipantat Vera yang bulat nan sekal.

Tak dapat dihindari lagi, kontol Hendra yang sudah ereksi maksimal ketika bergesek-gesek dengan bongkahan pantat Vera pun sesekali mulai menyelip masuk ke liang anusnya, sabun yang licin memudahkan penis pria itu menyelip masuk ke anus Vera bahkan tanpa diarahkan menggunakan tangan sekalipun.

Melihat Vera yang mulai mendesah, yang lainnya jadi curiga dan ketika mendapati kontol Hendra sudah berada di dalam pantat Vera, seketika mereka langsung protes karena Hendra mencuri Start duluan.

Tapi Hendra tak peduli, nafsunya sudah menguasai akal sehatnya, dengan egois dia pun terus menyetubuhi Vera di pantatnya dari belakang.

Vera agak dia dorong menunduk kedepan, kedua lengannya dia tarik kebelakang dan menggagahinya sambil membiarkan bibir gadis itu digilir diciumi teman-temannya dari depan.

Mendengar bunyi tumbukan pantat Vera yang disodok Hendra dan wajahnya yang keenakan, membuat Adi maju seolah tak mau melihat Hendra enak sendiri.

Dia mengangkat kaki kanan Vera, kemudian mengarahkan penisnya kelubang memek Vera, kini Vera diapit dan disetubuhi sambil berdiri oleh dua orang pria dibawah siraman air yang dingin.

Aku geleng-geleng kepala saja, bahkan di dalam kamar mandi pun Vera masih saja mereka cabuli.

Tak lama mereka berdua menggagahi sang gadis hingga Hendra dan Adi serentak meleguh, wajah mereka terlihat sama-sama melotot dalam nikmat lalu barulah aku sadar bahwa mereka berdua ternyata ejakulasi bersamaan di dalam lubang Vera!

Mereka meracau dan mengumpat dengan kata-kata kotor menunjukkan betapa mereka masing-masing merasakan kenikmatan ketika membenihi sang gadis.

Vera juga terlihat sangat menikmati semburan sperma mereka yang pada akhirnya dia rasakan lagi sejak terakhir kali dia rasakan ketika dientoti dengan penis palsu 3-4 hari sebelumnya.

Hendra dan Adi tak mau buru-buru mencabutnya, mereka ingin menikmati proses klimaks mereka hingga ke semprotan terakhirnya.

Sejak Gangbang dimulai mereka berdualah yang berkesempatan untuk mengeluarkan air mani mereka di dalam tubuhnya, Hendra dan Adi terlihat sangat puas, puas sekali!

Tak pernah terbayangkan mungkin dalam benak mereka dan merupakan sebuah kebanggaan tak terkira yang mereka rasakan berkesempatan meng-Creampie gadis secantik dan sesempurna Vera.

Desakan dari teman-temannya akhirnya memaksa mereka berdua mundur juga, dan ketika mereka mencabut kontol mereka terlihatlah kucuran sperma mereka tumpah dari masing-masing lobang memek dan anus Vera dalam posisinya yang berdiri.

Sebuah pemandangan yang membuat libidoku terbakar menyaksikan sperma kental laki-laki lain keluar dari selangkangan gadisku.

Kini giliran Kevin dan Beni menggilir Vera dalam posisi yang sama, setelah sempat rebutan akhirnya Kevin yang mendapat anus, sementara Beni mendapat memeknya.

Vera pasrah saja kembali di Sandwich dalam posisi berdiri dibawah guyuran Shower.

Tak lama karena saat itu masing-masing lubang Vera sudah sangat licin, selain basah karena air juga sabun, cairan orgasme Vera sendiri yang bercampur sperma milik Hendra dan Adi sebelumnya memudahkan penetrasi mereka.

Sama seperti dua rekannya, Kevin dan Beni pun turut mengeluarkan air mani mereka di masing-masing lubang itu.

Vera mendesah puas merasakan semprotan berikutnya yang menghangatkan dua lobangnya.

Permainan syahwat mereka terus berjalan, satu per satu dari mereka bergantian mengawini Vera dalam posisi berdiri dan berejakulasi di dalam tubuhnya, Vera seperti kelinci betina yang terus menerus dikawini oleh para pejantannya di dalam kamar mandi.

Setelah masing-masing mencapai klimaksnya, mereka mendudukan Vera dilantai kamar mandi, Dean dan Sofie muncul dari balik pintu, Sofie saat itu membawa sebuah corong pipa transparan yang sempat membuatku penasaran apa gunanya.

Mereka yang mengelilingi Vera langsung membuka jalan membiarkan Dean menghampiri Vera.

Dean menunduk kemudian mengangkat dagu Vera, gadis cantik yang sedang terduduk hanya bisa menengadah menatap Dean terlihat siap melakukan apapun yang dia inginkan.

Wajahnya yang sedang basah membuat Dean memuji kecantikannya saat itu, sementara para teman-temannya tertawa-tawa dan tampak menanti sesuatu.

Dean membuka mulut Vera lebar-lebar lalu menaruh corong pipa yang dibawakan Sofie ke mulutnya, dia menyuruh gadis itu menahannya.

Aku fokus menatap ke layar monitorku dalam hening perasaan yang menghampiri. Menyaksikan Documentary rekaman yang kembali direkam oleh Sofie dengan menge-Zoom wajah cantik Vera yang menengok kearah kamera.

Mata kristal Vera terus melirik ke kamera yang dihadapkan di wajahnya, aku tidak tahu apakah Vera sudah tahu apa yang akan terjadi padanya saat itu atau belum.

Melihat Vera yang telah siap membuat Dean tersenyum, lalu dia mengarahkan kontolnya ke lubang di corong yang sedang terhubung dimulut Vera itu dan dengan santainya Dean kencing disana!



Aku tidak bisa berkomentar banyak ketika menontonnya, dan hanya bisa terdiam tanpa berkata-kata.

Vera memaklumi kekecewaanku padanya, dia memelukku saat melihat aku langsung kehilangan tenaga menyaksikannya tengah menjadi toilet hidup oleh mereka.

Yang membuat kekewaanku semakin mendalam padanya saat itu, justru ketika mendengar Vera berkata 'lagi' pada mereka, padahal dia baru selesai meminum air seni Dean yang tampaknya sudah sangat kebelet.

Mereka semua langsung tertawa mendengar Vera malah meminta lagi.

Sebenarnya sudah dari dulu Vera melakukan ini dengan dua pembantuku, dimana dia meminta mereka berdua memandikannya dengan air kencing mereka.

Vera pun juga sering memintaku untuk mengencinginya yang sengaja tak pernah kuceritakan ke kalian karena menurutku hal itu sudah terlalu 'Dirty' dan tak pantas untuk diungkap.

Dia bilang dia ingin menelan air pipisku yang entah apa dasarnya, bahkan pernah saking betenya Vera sampai marah karena aku tak pernah mau menuruti keinginannya tersebut dan malah lebih memilih menasehatinya ketimbang melakukannya.

Seperti biasa dia tiba-tiba menjadi beringas dengan wajah mengerikannya yang harus kupeluk sekuat tenaga untuk menenangkannya.

Aku sabar saja menghadapinya dan terus berharap suatu saat Vera akan berubah, tak apa jika aku menjadi pelampiasan sifat anehnya itu asalkan dia tidak menyakiti dirinya sendiri.

Sampai detik ini tak pernah sekalipun Vera merasakan air seniku. Bukan apa-apa karena itu zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan mengandung banyak bakteri, untuk mengidentifikasi sakit seseorang saja dunia medis menggunakan air seni sebagai sampelnya.

Aku minta maaf ke kalian karena tak pernah menceritakan ini sebelumnya yang tanpa kalian sadari, sedikit banyak hal yang masih aku tutupi tentang keanehan Vera dan aku tak ingin diketahui orang lain untuk menjaga marwahnya

Saat melihat mereka mulai bergantian memasukkan kontol mereka kemulut pipa yang sudah terhubung langsung kemulut Vera membuat tubuhku jadi tambah kehilangan tenaganya.

Vera terus berkata 'terus-terus' dengan mulut menganga meminta mereka menyiramkan air seni mereka ke mulutnya, sementara dia kembali bergiliran dientoti.




Mendapatkan permainan yang selama ini menjadi fantasi gila untuknya langsung menjadikan dia bersemangat.

Vera menggila dan meracau kotor sekali, menyemangati mereka untuk terus membasuh wajah ataupun mengencingi dirinya dengan air kencing mereka yang kuning pekat.




Aku menunduk dan kecewa berat dengan Vera, sakit sekali rasanya hati ini karena jujur aku tak memprediksi hal ini terjadi.

Sepertinya Vera meminta Dean melakukan ini kepadanya saat Off kamera karena tak mungkin sekali Dean bisa mengetahuinya yang tentu saja tak kusinggung-singgung ketika Dean menanyakan masukan untuk membuat skenarionya.




Vera benar-benar berpesta dengan air kencing mereka saat itu!

Dan mereka pun dengan senang hati terus menyetubuhi si gadis gila seks bersama fantasi liarnya yang takkan pernah dia lupakan seumur hidupnya.




Vera terus memelukku, mendekapkan kepalanya ke dadaku dan mencengkram punggungku erat.

Dia tahu aku kecewa berat dengannya saat menyaksikan itu, aku memang tak pernah menunjukkan kekecewaanku ke orang dan hanya menyimpannya sendiri tanpa mengungkapkan hal tersebut.

Vera yang selalu menghabiskan waktunya bersamaku tentu hapal benar dengan sikapku itu, dia tahu kalau aku tak bisa emosional dan cenderung diam dalam menyikapi sesuatu.

Aku tersenyum dan mengelus rambutnya, kukecup kening gadis luguku dengan harapan ini benar-benar yang terakhir kalinya aku menuruti segala keinginan liarnya, meski dilayar kulihat Vera berinisiatif menyeruput genangan air kencing mereka di lantai kamar mandi merendahkan dirinya sendiri.




Vera mengaku dia lepas kendali, dia meminta maaf sambil terus memeluk erat aku yang saat itu amat sangat kecewa padanya.

Aku tak ingin Vera begini terus, aku sangat menyukai momen ketika dia menjadi Verani Julie yang manja disetiap hari-harinya padaku, yang selalu memelukku, memintaku untuk terus menciumnya kemudian tersenyum dengan keramahan dan keluguan hatinya.

Bukan Vera yang di monitor komputer depan kami saat itu, Vera yang ganas, liar dan sangat Hyper sekali.

Setelah acara Golden Shower itu, mereka keluar dengan rasa puas dan membiarkan Sofie untuk benar-benar memandikan Vera.

Sofie pun mengoleskan sabun cair di sekujur tubuh Vera yang sudah pesing sekali, Vera juga ikut menyabuni tubuh telanjang Sofie, dia menyabuni toket palsu waria itu kemudian sesekali mencium bibirnya mesra.

Vera bahkan menghisapi kontol Sofie dibawah guyuran rintik Shower, membuat pasangan sejenis Dean itu mendesah-desah dengan suara hidungnya.

Masih terbawa libido liarnya membuat Vera menjadi agresif sekali terhadap Sofie tak peduli jika dia seorang Shemale.





..............................

Mereka terpana melihat Vera yang sudah Fresh dan harum kembali setelah keluar dari kamar mandi bersama Sofie, yang tak mereka tahu bahwa Vera sempat disodomi dulu oleh waria itu di dalam kamar mandi sambil dimandikan tadi.

Di siang hari menjelang sore kegilaan mereka pun kembali berlanjut, mereka menggasak Vera dengan lebih bebas saat itu.

Yang tak seperti hari-hari sebelumnya, mereka benar-benar mengeluarkan air mani mereka semua lobang ditubuh Vera meski lebih dominan di anusnya.

Jika dihari-hari sebelumnya Vera tampak lemas dan seolah tak berdaya, entah kenapa di hari terakhir itu Vera malah menggila.

Dia tak sungkan bercakap kotor dan menyemangati mereka untuk terus menggagahinya. Tanpa Dean, mereka semakin kalap menghabisi Vera dan terus memejui seluruh lobang di tubuhnya.

Bahkan si kurang ajar Ardi saat itu dengan sengaja mengeluarkan spermanya dikuping Vera, menggenanginya hingga membuat Vera jadi kesulitan mendengar selama 3 hari berikutnya.




Aku saja sampai membawa Vera ke THT karena sifat sperma yang kental benar-benar membuatnya sulit untuk dikeluarkan, dan gadis cantikku itu merasa sangat tak nyaman dengan kondisi kupingnya yang budek sebelah begitu.




Belum lagi mereka memberikan Vera sepotong roti dan menjadikannya Cum Buffet diatas tampan loyang yang sama seperti kemarin dengan sperma mereka yang sudah tergenang di wadah tersebut.




Lalu segera mereka menyuruh Vera memakan roti sambil mengoleskannya ke 'krim' hangat itu sebagai Topping penyedapnya.



Dengan patuhnya Vera yang memang terobsesi sekali akan permainan seks Slavery itu langsung melakukannya, dan lahap dia memakan kuenya.

Vera membelah dua rotinya dan mencocolnya di genangan sperma kental mereka, kemudian dengan bangganya dia memberikan dua jempolnya kearah kamera dengan wajah penuh senyum sambil berujar Yummy!

Dan dia benar-benar melahap habis rotinya tanpa perasaan jijik sama sekali!





MALAM KLIMAKS


Jam 10 malam, Vera yang sepanjang siang sampai sore tadi mereka habisi, kali ini tampak terikat dengan pakaian Latex nya di depan kasur kayu di kamar Dean.

Pesta mereka sudah usai sejak jam 5 sore tadi, Vera mereka biarkan terikat berdiri untuk membiarkannya menarik nafas dan mengembalikan staminanya di malam puncak ini.



Bersama Sofie, Dean yang sepanjang siang tak ikut mengentoti Vera menghampirinya.

Berbarengan mereka melepaskan semua ikatan dan pakaian karet yang kurang lebih 5 jam ini terus mengunci gerakan Vera.

Setelah membuat Vera kembali telanjang, Dean kemudian mengelus wajah pasrah Vera dan menatap dirinya.

" Vera, ini upaya terakhir yang bisa gue kasih sama lo.. Karena besok pagi Nanda udah bakal jemput lo.. "

" Semoga lo puas sama apa yang kita kasih selama hampir seminggu ini, terutama di malam istimewa ini.. "

" Lo masih kuat dan siap kan?.. " tanya Dean dengan lembut tepat di depan wajah cantik Vera.

" Siap tuan, Vera siap ngelakuin apapun tuan mau... "

" Pliss kasih Vera sensasi yang hebat tuan.. " ujar Vera dengan wajah sungguh-sungguh.

Rupanya Vera juga sadar bahwa tak terasa malam itu adalah malam terakhir perjanjian kami, karenanya di hari tersebut dia benar-benar menggila dan berniat melepas segala hasrat terpendamnya, dan menjadikan itu pengalaman sekali seumur hidup untuknya.

" Tenang cantik, gue udah nyiapin orang-orangnya, dan lo pasti bakal suka dengan kejutan gue ini.. " ujar Dean kemudian tersenyum tipis.

Dan dia akhirnya menyuruh Sofie membawa Vera.

" Bawa si pirang ini kekamar sayang.. " suruh Dean lalu menghampiri Sofie dan mencium bibir kekasih sejenisnya itu.

Vera masuk kedalam kamar dituntun merangkak oleh Sofie, disana sudah menunggu tuan-tuannya yang beberapa jam lalu berpesta sperma dengannya.

Mereka semuanya sudah telanjang dada dan hanya memakai cawat menunggu sang pemeran utama yang akhirnya datang.

Vera ketika itu sudah bugil seperti bayi yang baru lahir tanpa apapun melekat di tubuhnya, dia langsung dituntun duduk diatas ranjang yang tampaknya telah di set rapi.

Lampu diruangan itu sendiri pun sengaja dipasang redup memberikan kesan temaram dan menggairahkan.

Tak lama menyusul Dean ikut masuk dibelakang Vera dan Sofie yang telah masuk lebih dulu.

Dean masuk bertelanjang dada dan sama seperti yang lainnya dia hanya tinggal menggunakan cawat, hingga badan kekarnya yang berhiaskan tato di dada kirinya pasti telah membuat Vera Horny.

Vera menunjukkan gelagat sangenya dengan menggigit bibir bawahnya sendiri sambil jemarinya perlahan mulai membuka bibir memeknya dan mengusap-usapnya sendiri tak sabar di Gangbang mereka lagi.

Di awal aku berpikir bahwa mereka akan menggilir Vera seperti malam-malam kemarin sebagai klimaksnya, ternyata salah!

Memang tak sepenuhnya salah, tapi disinilah kejutan besar itu akan dimulai.

Seperti yang kusinggung di awal, Dean menepati janjinya, selain menjanjikan intensitas yang luar biasa, dia juga memberikan klimaks dan sebuah Ending yang unik untuk Vera.

Tak pernah terbayangkan olehku, Vera akan mendapati pengalaman seperti itu, bahkan fantasi paling liar dan aneh Vera sekalipun tak pernah terbayang akan kejutan gila yang Dean berikan!



Catatan: Lanjutan berikutnya akan sangat sensitif, aku tak tahu apakah aku harus menceritakan ini atau tidak, yang jelas dengan segala hormat dan tanpa ada maksud untuk merendahkan ataupun mendiskreditkan golongan tertentu, namun itulah yang terjadi saat itu.





..............................

Dean menatap Vera, gadis cantik yang kini terduduk bersimpuh telanjang diatas ranjang itu menatap balik Dean dengan pandangan sendunya yang khas.

Suasana saat itu sangat hening, yang terdengar hanya tarikan nafas mereka yang membuat situasi jadi tegang, Dean menatap kearah Sofie, setelah menerima anggukan darinya, Dean pun langsung balik badan.

" Masuk!!.. " teriak Dean.

Terdengar derap langkah kemudian diiringi suara pintu kamar yang terbuka, menjadikan semua pandangan diruangan itu tertuju kearah pintu yang terbuka.

Disinilah kekagetanku mencapai puncaknya!

Aku melihat 12 orang laki-laki bertubuh (maaf) cebol masuk kedalam kamar itu, dan mereka semua sudah telanjang!

Vera kaget, bahkan teman-teman Dean pun ikut kaget! Tapi Dean dan Sofie hanya tertawa.

Teman-teman Dean rupanya tidak tahu soal ini, dan rencana ini murni digagas oleh Sofie.

Awalnya Dean sebenarnya merencanakan sebuah skenario kalau Vera akan di Gangbang oleh para waria teman-teman Sofie.

Saat itu Dean berpikir, pasti rasanya sangat hina sekali melihat gadis secantik dan seseksi Vera justru digilir oleh para waria.

Tapi setelah menimbang-nimbang Dean pun memutuskan akan lebih menarik jika melihat Vera seolah diperkosa dan diperbudak oleh segerombolan orang cebol!




Pantaslah tadi siang, aku sama sekali tak melihat Dean dan Sofie setelah terakhir melihat mereka di sesi kamar mandi, rupanya mereka berdua tengah mempersiapkan acara puncak ini.

" Wiiih... Beneran nih ceweknya??... "

" Gile cantik bener... Kayak bintang bokep!.. " ujar salah satu dari mereka begitu melihat 'barang' yang Dean janjikan.

" Kirain si adeknya ngebohong pas ngasih tunjuk foto jablaynya, gak tau malah aslinya lebih cantik dan Hot.. " seorang rekannya menyeletuk menyinggung saat Dean membujuknya agar mau mengentoti Vera.

" Hahaha, Tenang aja… Pokoknya nih perek bisa bapak-bapak entotin gratis sampe puas!!.. "

" Dia juga suka dikasarin loh, jadi jangan sungkan-sungkan!.. " terang Dean sambil tersenyum puas.

Wajah Vera saat itu terlihat begitu merahnya, dia mendesis sambil memejamkan matanya, dan sekembalinya dia membuka mata, matanya sudah sayu sekali!

Padaku Vera mengaku kaget dan tak menyangka sama sekali, seketika dia merasakan energi besar langsung meluap dari tubuhnya.

Dia mempercepat kocokan di memeknya, melihat dirinya kerubungi banyak sekali laki-laki, yang mana setengah diantara mereka berfisik istimewa, sekejap saja Vera langsung teriak dan dia pun mendapatkan Squirt pertamanya tanpa penetrasi!

" Anjing!!.. Aku bakal mati keenakan banget malam ini!.. " jeritnya menengadah tak sadar yang membuat mereka semua tercengang.

Aku tahu Vera sudah tak sadar apa-apa lagi, aku menduga jika itu adalah puncak tertinggi rangsangan yang mungkin pernah dia rasakan. Lihat saja hanya dengan membayangkannya dia sudah Squirt dengan begitu derasnya!

" Cepet entotin aku brengsek!!.. "

" Aku mau kalian habisin aku!! Dan buat aku klenger di kaki kalian!.. "

" Cepet bego!!.. " lanjut dia yang membuatku lemas karena Alter Ego nya sudah bangkit seutuhnya.

Mereka semua tertawa melihat Vera yang berubah sikap menjadi agresif sekali, dan ya Vera sudah siap menjadi pemuas nafsu yang sesungguhnya di malam itu.

" Cepeet kesini, aku pengen kontol kalian, tunggu apa lagi? Aku udah ngangkang gini, kalian tinggal masukin kontol kalian sepuasnya!!.. "

" Sini aku hisep kontol kalian!! Cepetlah bangsat!.. " racau Vera semakin jadi sambil meremas buah dadanya sendiri sekuat tenaga sampai toketnya memerah seperti mau meletus!

Dengkulku hilang tenaga, melihat Vera kumat tanpa adanya aku, dan lebih buruknya dia berada di tengah-tengah serigala lapar yang benar-benar siap mencabik-cabik dirinya!

" Buset nih perek, kenapa tuh dia?... "

" Kesurupan apa yak?.. " celetuk Adi mengomentari perubahan Vera dengan wajahnya yang tajam sekali.

Tanpa buang waktu, ke 12 orang cebol ini langsung naik keatas kasur dan seketika meraba-raba habis tubuh Vera.

Vera yang saat itu tegak diantara dua lututnya berposisi sejajar dengan wajah mereka, dan sekejap si gadis cantik mencium bibir mereka satu per satu dengan kalap!

Sementara tangannya mulai mengocoki penis mereka yang meskipun sudah tegang tapi tetap saja kecil.

Dititik ini, aku betul-betul tak bisa menentukan perasaanku, aku panik namun terangsang sepenuhnya.

Aku tak kuasa menahan syahwatku sendiri begitu melihat wanita secantik dan seseksi Vera tengah dikerubungi sekelompok orang berfisik istimewa itu, yang secara kelas lagi-lagi dengan segala hormatku, namun harus kukatakan amat sangat berbeda jauh dari Vera.

Aku pernah melihat Vera bersetubuh dengan kemaluan yang belum disunat, aku juga pernah melihatnya dientoti oleh orang Negro dan anak kecil, kemudian anusnya dimasuki belasan belut bahkan melihat dia disiksa tepat di depan mata kepalaku sendiri, aku pernah!

Tapi membayangkan bahwa dia akan dientoti oleh dua belas orang pengidap Dwarfnisme sungguh sama sekali tak pernah terbayangkan dipikiranku!

Puas mencumbui mereka sekaligus Vera yang sudah menggila pun segera beraksi!

Dia tarik salah seorang diantara mereka lalu menyuruhnya naik ke meja, tanpa basa-basi gadis berambut pirang itu langsung menghisap kontol kecil pria yang juga bertubuh 'mini' tersebut dengan lahap!




Dia menatap ke kamera yang di pegang Sofie dengan pandangan binalnya seolah memberikan ekspresi paling nakalnya kesana.

" Umppphh... Enak bener sayang kontolmu!!.. " celotehnya memanggil pria tersebut dengan panggilan sayang!




Aku diam saja, dan tahu kalau Vera sedang dititik 'didihnya' dimana dia sedang mengekspresikan hal itu mumpung tenaganya masih ada.

Karena setelah nanti dia orgasme atau Squirt dia pasti akan kehabisan lagi sumber dayanya dan tak bisa seagresif sekarang.




Vera bahkan memasukkan jari tengahnya ke lobang anusnya sendiri sembari melahap kontol kecil laki-laki beruntung yang dipilihnya paling pertama untuk dia servis.

" Gila coy dia ngocok di lubang pantetnya sendiri.. " celetuk Kevin melihat kegilaan Vera.

Vera terus menghisapi kontol yang ada dimulutnya dan mencueki Dean beserta kawan-kawannya dulu, berhubung sekarang dia sangat Excited sekali dengan 'barang baru' yang pertama kali ini dia hadapi.

" Balik badan pak... " pinta Vera kemudian membantu si pria yang terlihat merem-melek saja diseponginya tadi memutar tubuhnya.

Vera lalu melebarkan liang anus lelaki itu dan dia mendesis menyaksikan lubang anusnya.




" Sshhtttt.... " desisnya sendiri yang membuat Dean dan yang lainnya kaget.

Lalu aksi berikutnya yang sudah ditebak mereka pun benar-benar terjadi.

Vera menjilati lubang anusnya!




Aku menggeleng saja dan menatap Vera dengan pandangan kecewaku.

Entah apa gerangan tiba-tiba dia menjilati lubang anusnya, dan Vera mengaku aksinya itu merupakan spontan tanpa sadar.

Sepertinya saking inginnya dia menunjukkan betapa binal sekaligus betapa kotornya dia hingga secara reflek Vera melakukannya begitu saja.

Vera menjilati duburnya dengan penuh perasaan dan kalimat-kalimat nakal yang terus membuat bulu kudukku merinding

Saking gemasnya Vera, di aksi berikutnya dia gendong lelaki tersebut lalu duduk memangkunya diatas ranjang kemudian menyodorkan sendiri toketnya dengan puting merah muda panjangnya itu kemulut sang pejantan.





" Sini mimik cucu dulu sayang biar kuat ngentotnya... " tukas Verani yang membuat seisi ruangan bengong termasuk aku!





" Wah gila nih jablay!!.. " Ardi yang paling tak bisa menahan komentarnya seketika bersuara.

Aku bengong menatap ke monitor dan Vera menatapku dengan senyum nakalnya.

Si orang Midget itu terus menyapih puting susu Vera layaknya anak bayi sambil mengocoki kontolnya sendiri.

Menyadari semua mata tertuju kearahnya Vera makin menjadi-jadi, setelah puas 'menyusui' pria yang harusnya secara usia jauh diatasnya itu, dia kemudian meminta pejantannya untuk tiduran menyamping dan Vera balik ganti 'ngempeng' namun di kelaminnya!

Teman-teman Dean tampak tertarik sekali menontoni pertunjukkan gila yang tersaji dihadapan mereka, mata mereka terus melotot seolah tak percaya melihat Vera yang saat ini tengah mengulum kontol pria yang dia pilih sendiri itu untuk dia puaskan pertama.



" Asoyy, kulumannya enak banget nih lonte!!.. " akhirnya bapak-bapak berambut keriting yang tengah Vera hisapi kontolnya itu membuka suara setelah tadi dijadikan alat peraga oleh Vera untuk menunjukkan kebinalannya.

Hal itu memecah lamunanku, tak sadar Vera sudah menghisapi kemaluan kecil mereka yang sepertinya akan menghajarnya satu per satu.

Vera mengulum kontol laki-laki itu dengan hisapan terbaiknya berhubung ukurannya yang tak seberapa membuat Vera bisa memaksimalkan sedotannya ketika kontol tersebut berada di dalam mulutnya.

Dia melakukannya sambil mengucek-ngucek memeknya yang terdengar sekali kalau kelaminnya telah basah.

Aku menduga kalau Verani akan segera orgasme dalam masturbasinya itu, tak salah memang tapi dia tak ingin melakukannya dengan tangannya.

" Pak... Tepok-tepokin memek Vera pak.. Vera kepengen keluar.. " pintanya melepaskan kulumannya dengan nafas memburu.

Bapak bertubuh mini itu agak mengernyitkan dahinya bingung dengan perkataan Vera, namun dia melihat tangan Vera yang sedang menepuk-nepuk memeknya sendiri membuat dia mengerti dan segera melakukan permintaan si 'tuan putri'.





Dia menepuk-nepuk vagina tebal Vera yang membuat Vera makin mendesah nyaring menikmati sensasi itu.

Aku tak aneh dengan ini, jika dalam kondisi terangsang normal dia mungkin akan melakukan masturbasi biasa untuk mencapai klimaksnya, maka tidak kalau dia sudah kumat seperti sekarang, dimana rasa sakit yang hanya bisa membuatnya mendapat puncak kenikmatan seksualnya.

" LEBIH KERAS PAK!!.. LEMBEK BENER SIH TANGANMU!!.. "

Aku mau pingsan rasanya mendengar Vera meracau seberani itu.

Vera mengumpat bapak itu, dia merasa tabokannya terasa lemah sekali dan tidak menyakiti dirinya.

Panas mendengar umpatan Vera, segera dia menampari memek Vera dengan lebih keras yang membuat seisi ruangan terdiam karena tak lama Vera kembali terkencing-kencing dengan sangat deras.

Ya, dari memek yang di tampar-tampar itu terpercik-percik cairan Squirt Vera, ternyata rasa sakit itu benar-benar di Convert tubuhnya menjadi sebuah kenikmatan!

" ANJINGG... EN...ENAK BANGET!!!.. " dengus Vera dengan kepala terbanting ke kasur menikmati multi orgasmenya.

Disini Dean dan yang lainnya baru menyadari kalau Vera adalah seorang Masochist sungguhan yang untungnya baru ketahuan di hari akhir, jika saja mereka menyadari ini dihari kedua atau ketiga aku yakin skenarionya akan berbeda.

Dean mungkin berpikir ucapan kotor Vera sebelumnya hanyalah bumbu-bumbu binal dirinya saja, karenanya dia tak begitu menggaris bawahinya dan lebih fokus ke subtansi yang dia rencanakan yaitu membuat Vera menjadi pemuas mereka.

Aku memang sengaja tidak menceritakan soal ini ke Dean, dan lebih mengarahkan dia untuk memuaskan fantasi Vera yang suka dientoti sambil dioper-oper oleh segerombolan orang.

" Wah padahal tadi dia udah muncrat-muncrat sekarang malah muncrat lagi.. Bule hiper seks nih.. " ujar pria cebol pertama ini mengungkit soal klimaks dahsyat Vera ketika mereka baru datang tadi.




Lalu dia mencium bibir Vera dan mengulum lidah Vera yang berwarna merah muda itu, Vera menikmati ciumannya sambil memanaskan mesinnya.

" Pak cepet entotin Vera.. Memek Vera dah gatel bener.. " ujar dia sekembali tenaganya.

" Ayo pak cepet, banyak yang ngantri nih!!.. " komentar Ardi tak sabar yang langsung disorot oleh Sofie.

Dan aku kaget rupanya Dean dan kawan-kawannya sudah membuka cawatnya lalu mengocoki kontolnya masing-masing menontoni Vera yang akan jadi barang giliran mereka lagi.

Menyadari memang banyak yang mengantri segera saja bapak itu mengangkangkan Vera lalu dia mengarahkan kontolnya masuk ke memek Vera yang sudah amat basah karena lendirnya sendiri dan dia pun menyetubuhi Vera dengan penuh nafsu!




Darahku berdesir saat melihat Vera kini tengah berzina dengan seorang laki-laki yang berfisik istimewa, aku terdiam dan rangkaian emosi sekaligus perasaan aneh meluap dari dalam tubuhku hingga membuat kontolku ereksi maksimal.

Vera tersenyum saat melihat ekspresiku, sadar bahwa aku pun terangsang akan video porno yang dia perankan sendiri, lalu dia meraih kontolku dengan jari lentiknya dan mulai mengocokinya sambil mengecup pipiku.




Vera merogoh klitorisnya sendiri dan meminta lelaki yang tengah menidurinya itu untuk meremas toketnya kuat-kuat.

Mulutnya terus meracau kotor yang makin menambah panas si pejantannya dan juga mereka-mereka yang menonton.





Semuanya terdiam termasuk aku mendengar Vera merendahkan dirinya sendiri. 

Ini memang sudah biasa bagi aku, tapi untuk Dean dan teman-temannya mungkin ini jadi pengalaman langka melihat ada seorang wanita dengan fantasi liarnya bersama kecenderungan Nymphomania nya yang malah suka jika tubuhnya dijarah habis-habisan oleh laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.

Vera minta ganti gaya dan meminta agar dia di entoti dari belakang dengan posisi anjing kawin yang langsung dituruti oleh pejantannya.





Dia mengentoti Vera yang sepertinya akan orgasme lagi saja, karena sang gadis sudah tak karu-karuan sekali berceloteh dan mengerang-erang.

" Mulutnya jorok banget nih jablay.. Hahaha.. " kata bapak itu terus mengentoti gadis muda berkulit putih yang sedang menungging membiarkan diri dikawini olehnya.

" Pak kalo dia ngomong jorok, pukul aja pak.. Kayaknya dia suka.. " sambung seseorang teman Dean seperti ingin membuktikan apakah Vera masokis atau bukan.

" Wahahaha boleh juga tuh.. "


PLAKKK!!


Tiba-tiba dia menepuk pantat Vera hingga membuat Vera meleguh dan menengadah merasakan nikmatnya.

" AHH!! BANGSAT ENAK BANGEET!!.. "

Keras Vera berteriak dengan mata terpejam tanpa sadar dan dia malah meminta lagi!


" Wah kalian punya peliharaan yang nurut banget ya, gila bener ini cewek maennya.. Hahaha.. " sambung seseorang bapak-bapak bertubuh cebol berkomentar yang juga sedang menunggu gilirannya

Sementara si bapak yang sedang menyetubuhi Vera mempercepat sodokannya sambil menepuk-nepuk pantat putih itu hingga warnanya berganti merah.

Intensitas menjadi tinggi seiring desahan juga suara tamparan yang masuk ke pantat montok Vera, hingga akhirnya mereka sama-sama mencapai klimaks mereka yang di awali dengan Vera lalu kemudian menyusul lelaki itu mengeluarkan spermanya di dalam vagina Vera.

Vera tertelungkup dengan tubuh bergetar selepas ditinggal oleh pengentotnya tapi Vera segera menyuruh mereka untuk kembali menyetubuhinya dan tak perlu menghiraukan keadaannya yang lemas.

Dean menyuruh bapak-bapak berikutnya untuk segera mengambil gilirannya.

Vera kembali dikangkangi dan langsung dicabuli dengan semangatnya oleh pria berikutnya.




Aku sama sekali tak bisa menjelaskan perasaanku, perasaan dan sensasi aneh makin menjalar di tubuhku dan kontolku sedang Vera oral bersama dengan tatapan mata indahnya yang terus dia kunci di wajahku.




" AHHH PAKK!! TERUS EWEIN VERA, LEBIH KUAT PAKK VERA KEENAKAN BANGET!!.. "

Vera bahkan mencengkram pinggang pria tersebut dan membantunya agar dia lebih cepat lagi mempenetrasi memeknya yang sudah 'ditembak' sekali oleh rekannya sebelumnya.





" Ahh nengg saya mau kel..keluarr nih!!.. " erang bapak itu beberapa lama kemudian dan seketika mempercepat sodokannya.

" Keluarin di memek Vera pak.. "

" Habisin semua peju bapak di dalem supaya Vera hamil.. Ahhh!!.. " balas Vera yang membuatku tersentak mendengar kotor ucapannya.

Lagi-lagi aku meleguh saat mendengar kegilaan Vera itu, melihat kecantikan Vera yang sangat diperebutkan dan di khayalkan oleh laki-laki kaya raya diluar sana, kini justru malah dengan entengnya dia berkata rela dihamili oleh orang-orang yang tidak jelas.

Dan itu benar-benar membuat spermaku langsung naik dengan cepat!

Vera melihat ekspresiku yang makin terbawa akan apa yang kutonton tegak lalu duduk di pangkuanku dan mulai membisikiku kalimat-kalimat kotor yang tambah membuatku tak kuasa menahan syahwatku.


" Suka?.. " tanyanya dengan lembut di kupingku sementara tangannya melingkar di leherku.

Aku tak menjawab dan hanya mendenguskan nafasku ke leher jenjangnya.

Vera bahkan menyingkap rambut panjangnya agar mengekspos sebelah lehernya dan memudahkan aku untuk mencumbui leher jenjang seksinya.

" Shhhttt... " desis Vera saat itu yang kuingat betul memelukku dengan erat dan sesekali menggosok-gosokkan memeknya di kontol tegangku.

Aku mencueki sejenak apa yang sedang tersaji di layar monitor dan memilih mencumbui gadisku ini sebentar sambil duduk diatas kursi putar komputerku.

" Gimana sayang, kalo pulang-pulang dari sana aku bener-bener bunting? Kamu bakal marah?.. " bisiknya dikupingku dengan nada yang menggoda sekali diiringi gesekan memek tebalnya di kelaminku.

Aku tak mau menjawabnya, berapa kali pun dia tanyakan aku tak akan menjawabnya dan lebih memilih diam!

Aku tak mau Vera tahu kalau aku terangsang dengan fantasi kotornya itu dan aku benar-benar naif untuk mengakuinya, meski Vera sudah tahu bahwa aku memang suka bisikan nakalnya yang selalu membuat aku terjebak perasaanku sendiri.

" Atau gimana kalau mereka nekat bawa kabur kayak waktu itu, terus aku diperkosa lagi ditengah hutan yang?.. "

" Dan disana kurcaci-kurcaci itu habis ngegilir aku, kamu bakal cari aku gak yang?... " bisik dia lagi sambil mengungkit soal dia dulu yang dilarikan oleh anak-anak SMP yang membuatku kalut semalaman.

" Verr... " aku memejamkan mata dan mendesis mendengar fantasi gilanya.

Vera terus menatapku binalnya dari jarak dekat, matanya sudah tipis sekali saking sayunya matanya saat itu, dan dia turun dari pangkuanku lalu menghisap kontolku dengan sepongan mautnya hingga membuatku sebentar saja ejakulasi!

Aku terus menyemprotkan air maniku di dalam mulutnya sementara Verani terus mengunci pandangannya sampai badai ejakulasiku akhirnya selesai.

Vera langsung memamerkan mulutnya yang tengah menggembung penuh pejuku dan menelannya sambil menatapku, tak ada setetes pun yang menetes jatuh. Aku terduduk tumbang dengan kepala terkulai bersandar di kursi Gaming komputerku.

Ia melenggok berjalan ke kamar mandi untuk kumur-kumur dengan Listerine, karena kami masih akan nonton bareng sambil bercumbu mesra.

Aku menarik nafasku sejenak, luapan perasaan aneh akibat tontonan yang kutonton seketika terilis dalam klimaksku ketika itu.

Hingga beberapa menit kemudian aku kembali fokus ke video yang masih terus berlangsung di layar monitor depanku setelah terpotong dengan godaan dari orangnya yang asli.

Dan kulihat Vera tengah dirumbungi dua orang secara langsung!



Rupanya laki-laki yang tadi sudah ejakulasi dan sepertinya Dean langsung menyuruh mereka maju berbarengan sebagai bentuk investasi waktu yang baik atau mungkin Vera sendiri yang minta? Aku tidak tahu karena tadi sempat terlewat.

Jujur aku hanya sekali menontonnya yaitu ketika itu saja dan tak pernah mengulangnya meski Vera sering mengajakku menontonnya bareng lagi secara bersamaan.




Vera yang terlihat sudah lemas meladeni saja ketika dia diajak berciuman dengan seseorang yang sepertinya terangsang sekali akan wajah cantik gadis pirangku itu.

Sementara dia mengangkangkan kakinya agar yang menggerogoti memeknya merasa nyaman hingga mereka sama-sama saling keenakan.

Beberapa lamanya Vera saling bercumbu di bibir layaknya sepasang kekasih, dan dia pun kembali harus menyapih kemaluan kecil yang kemudian disodorkan ke mulutnya.




Vera menyepong kontolnya sambil mengemut-emutnya gemas.

Vera juga telah tiba dan duduk lagi di pangkuanku mendampingi aku menontonnya sambil menceritakan apa yang dia rasakan di momen tersebut yang sekarang sedang kusampaikan ke kalian sebagai seorang narator.

Dia bilang dia agak tertawa saat itu karena laki-laki yang sedang menjilati memeknya secara tidak langsung juga sedang menjilati bekas air mani teman-temannya yang sebelumnya yang sudah ngecret di dalam sana.

Dan ya, itu sekitar 4-5 orang cebol yang sudah mengentoti sekaligus membenihinya hingga akhirnya Vera minta dua orang maju bersamaan.

Rupanya hanya dalam 10 menitan Vera telah digilir oleh 5 orang saja karena mereka juga tidak begitu kuat dan Vera memakluminya.




Vera bahkan menyuruh laki-laki yang sedang dikulumnya berbalik badan dan dia ternyata ingin menjilati pantatnya!

Aku sempat kembali memelototinya atas improvisasi yang kurasa tidak perlu sekali dia lakukan ini ke mereka dan Verani hanya terkikik sambil mengecup pipiku manja sebagai permintaan maafnya.

Mereka pun saling bergantian meniduri Vera dengan cepat, dan saling berejakulasi.

Seseorang yang tadi Vera jilati lubang anusnya memilih 'menitipkan sahamnya' di memek Vera seperti teman-teman dia sebelumnya, dan yang satunya mengeluarkan air maninya di mulut Vera yang langsung saja gadis cantik itu telan.




Untungnya sifar liar Vera sudah berlalu dan dia tak mengeluarkan kata-kata provokasi ke mereka untuk memancing mereka menyakiti dirinya.

Tapi setelahnya dia malah langsung menantang mereka maju sekaligus, dan Dean segera menyuruh sisa dari orang-orang bertubuh kecil itu untuk menuruti apa yang Vera katakan hingga serentaklah mereka mengelilingi tubuh bule Vera berebutan menjamahnya.


Vera mulai menyepong penis mereka yang menyerbunya sekaligus, masing-masing penis itu dia coba hisap serata mungkin, meski sulit karena ego dari mereka mendesak untuk ingin dipuaskan selama mungkin.

Seseorang yang tak kebagian jatah karena Vera sedang Full Service mengambil rambut pirang Vera yang tergerai itu dan melilitkannya di penisnya kemudian mengocok kontolnya sendiri merasakan halusnya rambut Vera, sementara pria yang penisnya sedang disepong kini memegang kepala Vera sambil turut meremas-remas payudaranya.

" Gila nenennya kenceng bener!! Kayak bola.. " ujar dia meremasi toket Vera dengan gemas.

Selama 5 menit berikutnya Vera masih terus memaju-mundurkan kepalanya menghisapi kemaluan mereka yang terus bergantian ingin disepong, lalu dibelakangnya mereka juga mulai menyetubuhi Vera bergantian bahkan beberapa sudah ada yang ejakulasi di dalamnya.

Tanpa buang waktu cepat mereka memanfaatkan momen mereka yang mungkin dalam mimpi paling indah pun takkan mereka bayangkan bisa menyetubuhi wanita secantik dan sesempurna Vera.

Seseorang segera memompa Vera dengan sangat bernafsu, kedua tangannya merentangkan tangan Vera lebar-lebar ke samping, gayanya mirip seorang pemerkosa yang haus akan seks dari korbannya.

Vera mendesah keenakan meskipun desahannya bukan karena ukuran penis dari laki-laki itu, tapi lebih ke sensasi yang dia dapatkan.

Laki-laki itu mengentotinya seperti orang gila saja hingga tak lama, dia mengerang dan mempercepat goyangannya.

Saat melihat dia membenamkan kontol 'mini' nya sedalam mungkin, aku jadi tahu kalau Vera sedang di Creampie lagi.

Benar, ketika dia mencabut kontolnya dan berdiri langsung saja leleran spermanya mengucur dari memek Vera yang bercampur sperma orang-orang bertubuh Dwarf yang lainnya.

Vera menggigit bibir bawahnya sendiri menyadari dirinya benar-benar jadi bahan pembuangan peju dan terus menerus ditanami benih oleh laki-laki cebol yang sekarang melompat turun dari kasur itu.

Vera yang masih menungging itu kemudian menyuruh dua orang terakhir untuk memanjatnya sekaligus, yaitu di anus dan memeknya!

Dengan girang mereka berdua segera memposisikan diri, Vera menindih laki-laki yang ditugaskan mengentoti memeknya sementara yang satunya siap menunggu dibelakang.

Dean cs terdiam melihat pemandangan dimana Vera di Sandwich dua orang berfisik istimewa itu begitu pula aku.

Sofie merekam adegan tersebut dengan memfokuskan wajah Vera yang meleguh keenakan menjadikan dirinya bantalan ditengah dua laki-laki yang sedang memanjat tubuhnya.

Dan Vera pun orgasme untuk yang kesekian kalinya diikuti semburan sperma mereka berdua yang bersamaan ejakulasi di dalam dua lubang di tubuhnya!

Vera kembali ditinggalkan sendiri diatas ranjang, matanya memutih dan badannya bergetar mendapatkan fakta bahwa dia baru saja digilir oleh 12 orang pria dengan fisik tidak normal.





..............................


Vera bilang memang rasa nikmat akan permainan mereka jauh sekali dari standarnya tapi dia lebih mengatakan bahwa sensasinya terasa luar biasa, itulah kenapa dia bisa berkali-kali mendapatkan multi orgasmenya

Dean dan kawan-kawan yang dari tadi tampak sudah tak sabar, bersama-sama mendatangi Vera.

Vera melotot melihat kelamin 'normal' mereka yang sudah mengacung tegak, puas akan tontonan langsung dimana tubuh sintalnya dihabisi diatas ranjang tadi oleh mereka.

" Brengsek lu orang dari kemaren beraninya ngeroyok gue.. " ujarnya tampak mengeluarkan unek-uneknya sambil menghimpun tenaga lalu duduk bersimpuh.

" Siniin kontol kalian cowok-cowok pengecut!!.. "

Mereka hanya tertawa menyeringai kemudian melingkari Veraku dengan kontol mereka yang terhunus tak sabar segera membantainya.


Namun sebelum Vera mengulum kontol mereka Dean yang tampaknya sudah sangek berat itu langsung membuka gerakan dengan menjambak Vera lalu menariknya berdiri dan mencekik Vera ke tembok!

Sontak hal ini membuat para bapak-bapak cebol yang barusan memakai Vera terkejut, mereka kelihatannya kaget melihat cara Dean memperlakukan Vera.

Aku pun juga amat kaget karena tiba-tiba saja dia mengubah gaya bermainnya.

Mungkin setelah mengetahui bahwa Vera adalah seorang Masochist dia jadi mengadaptasi gaya bermainnya di ujung sisa waktu mereka.



" Enak bener lo ngomong gitu? Gak tau gimana susahnya gue nyari orang buat ngentotin lo?.. "

" Lo cuma tinggal ngedesah-desah dapet ngentot gratis, sekarang lo bilang kita pengecut?.. "

" Cuuuh!!.. " Dean kembali meludahi wajah Vera.

Vera hanya diam, wajahnya tampak semakin merah seiring kuatnya cekikan tangan Dean dilehernya.

Aku naik pitam tapi aku tahu ini adalah bagian dari permainan yang amat sangat Vera sukai.

Dean membalik tubuh Vera lalu langsung menyetubuhinya dengan kasar sekali sambil mencekik, memiting atau menampar-nampari bokongnya.



Vera menjerit-jerit mendapatkan permainan yang sangat dia idam-idamkan itu.

Dean betul-betul berubah drastis, dan menghajar Vera habis-habisan!

Part inilah yang Vera selalu ulang-ulang menontonnya, menjadikan itu bahan masturbasinya ketika aku sedang tak ada.





Aku tak tahu harus berkata apa, saat itu aku ingin langsung meninggalkan kursi dan menjauh dari monitor namun Vera terus menyuruhku menontoninya dan meyakinkanku bahwa dia baik-baik saja sekaligus amat menikmatinya.

Bagiku itu yang pertama kali sekaligus terakhir kali aku melihat Vera melakukan Rough Sex nya, aku tak ingin melihatnya di pukuli dan ditampar lalu di lempar-lempar diperlakukan amat rendahnya.




Vera mulai mendapatkan keliarannya seiring tingginya intensitas yang mereka mainkan.

Dia mulai digilir dalam posisi merangkak dan Dean terus membumbui permainan Gangbang yang sebelumnya mereka lakukan biasa-biasa saja kini dihiasi dengan aksi mempermalukan Vera.




Mereka menyuruh Vera menjulurkan lidahnya lalu menggonggong seperti anjing sementara anusnya digeber dari belakang oleh Adi atas perintah Dean.

Dean sepertinya ingin memberikan kesan yang mendalam untuk gadis haus seks ini dengan mempermalukannya.




" Liat anjing cantik kita ini, anjing bispak yang ternyata masokis... Hahahaha!.. "

" Lo suka kan diginiin sayang?.. " tanya Dean sambil melebarkan kelopak mata Vera dan menarik hidungnya keatas.

" Su..suka tuan Ve.. Vera suka banget... " jawab Vera cepat lalu kembali menjulurkan lidahnya dan siap menerima kontol yang akan masuk ke mulutnya.




Vera mengulum kontol Danang sementara Adi menyodominya sambil menghajar pantatnya dengan keras.

Sofie merekam adegan intens itu tak ingin ada satu detik pun yang terlewat, bapak-bapak yang tadi sudah menggilir Vera hanya diam saja tertegun melihat permainan kasar yang terjadi.

Pandangan mereka sama-sama bengong namun berbeda arti dari masing-masing orang, karena tidak semua menyukai aksi itu meski ada pula yang sangat terangsang melihat Vera dibredeli mereka tanpa ampun.




Penggiliran itu berlangsung amat cepat, Vera sudah orgasme berkali-kali karena mereka mengentoti Vera amat berbeda dengan cara mereka seperti di hari-hari yang lewat.

Mereka sadar makin kasar mereka memperlakukannya, makin terangsang pula si gadis dan mendapatkan klimaksnya dengan sangat hebat.

Vera sangat pasrah ketika mereka ludahi wajahnya, menginjak kepala atau memasukkan jempol kaki mereka ke anusnya, dia hanya mengerang-ngerang tanpa perlawanan, bahkan umpatan-umpatan atau racauan kotornya tak keluar karena stamina langsung di Drain habis akibat orgasme sekaligus intensitas tinggi yang mereka mainkan.

Kita jujur saja, kalau permainan ini dimulai dalam kondisi dia 100%, aku yakin dia akan menggila dan melayani permainan keras tersebut dengan sisi liarnya.

Dan itulah yang memang dia utarakan padaku, Vera bilang dia amat menyayangkan dia tak bisa mengimbangi mereka karena dia benar-benar sudah habis tenaga akibat akumulasi hari-harinya yang berat sebelumnya.

Genap setengah jam Dean dan teman-temannya menggilir Vera sambil mengikat tangannya kebelakang, lalu mereka menyuruh Vera duduk bersimpuh sambil tetap menjulurkan lidahnya seperti anjing kemudian mereka perintahkan dia untuk menjilati anus mereka satu persatu.










Aku yang sampai sekarang tak tahu berapa pasti jumlah Dean dan teman-temannya itu masih mengingat dengan jelas momen dimana Vera mereka suruh menjilati lubang kotoran mereka.

Aku memang sengaja tak menghitung jumlah mereka, entah kenapa mungkin aku tak ingin sakit hati dengan mengetahui jumlah mereka.

Yang jelas lebih dari selusin belum ditambah 12 orang-orang bertubuh cebol yang mereka siapkan untuk memuaskan Vera.

Gila kan? Untuk itulah aku katakan ini adalah titik tergila dan hal yang paling intens untuk Vera bersama dengan kejadian di LA dulu.



Bergantian mereka menyekap wajah cantik Vera ke bokong mereka masing-masing, lalu meleguh keenakan saat lidah Vera menggelitiki liang dubur mereka.

Vera mengatakan padaku dia tak hanya sekedar menggelitik lubang tersebut dengan lidahnya, tapi juga menyuruput dan berusaha mencucuk-cucukkan lidahnya masuk kedalam sana yang mendapat respon nikmat dari masing-masing mereka.

Sambil mengocoki kontol mereka masing-masing, mereka juga terlihat betah sekali berlama-lama membiarkan anus mereka dijilati oleh si gadis super cantik itu.

Bahkan ada yang menduduki wajah Vera sampai-sampai membuat Vera sesak nafas dengan muka memerah kesulitan bernafas karena wajahnya di duduki oleh teman Dean yang tak kukenal namanya.







Vera tumbang, dia klenger-klenger dan kondisinya terlihat amat mengenaskan.

Dia sempat orgasme saat wajahnya di duduki tadi, sebelum akhirnya dia kehilangan kesadarannya dan pingsan dalam keadaan mata birunya melek dengan tatapan kosong yang menatap ke langit-langit ruangan.

Dean memerintahkan mereka Break sekitar 5-10 menitan ketika itu, lalu melanjutkannya lagi dengan menunggingkan Vera dan mereka berpesta Full di anusnya!




Vera lagi-lagi pasrah disodomi mereka bergantian dengan amat kasarnya.

Mereka seperti hendak merusak anus Vera, terlihat dari cara mereka menghujamkan kontol mereka hingga mentok dan menumbuknya sekuat-kuat mungkin.

Dean yang sejak awal memang terobsesi sekali meng-Gaping lubang anus Vera kembali melakukannya dan menyuruh Sofie menyorot persis lubang menganga tersebut ketika dia 'mekarkan'.




Vera tak berkedip menatap ke layar monitor saat menyaksikannya dari perspektif penonton atas adegan yang dia perankan itu.

Jika awalnya dia menonton sambil mencumbuiku maka tidak untuk kali ini, dia fokus sepenuhnya ke layar dan tak menghiraukanku.

Sesekali dia meleguh dan mendesis menyaksikan adegan-adegan yang sangat dia sukai.




" Anjing!!.. Liat lobang lo.. "

" Lo beneran ngecanduin abis.. Rasanya pengen gue sobek dua lobang bispak lo ini perek!.. " umpat Dean gemas lalu berusaha melebarkan dua lubang Vera seperti membuka Rolling Door!

Vera mengerang dengan keras saat Dean membuka paksa lubangnya agar melar.

Aku ingin menangis tapi aku tertawa, aku terganggu tapi aku tak kuasa marah rasanya.

Kira-kira segila itulah perasaan yang kurasakan saking bingungnya aku memutuskan apa yang kulakukan melihat wanita yang amat kusayangi dan selalu kumanja diperlakukan sedemian rupa.

Jika kalian tahu apa yang harus kulakukan bisakah kalian mengatakannya padaku? Aku tak bisa terus berkorban perasaan seperti ini jika ini harus terulang lagi.

Tak mudah, sama sekali tak mudah! Bahkan untuk menyikapinya secara tentatif pun tetap saja sulit apapun konteksnya.




Melihat wajah Vera yang sudah lelah selelah lelahnya kemudian mereka injak dan lanjut mereka gilir benar-benar membuat emosiku habis terkuras ketika itu.




Vera terus berusaha mengimbangi mereka meski dia hanya bisa mendesah-desah dan melirih dengan suara yang memilukan sekali, tapi tetap dia memaksakan dirinya kembali ke batas tertingginya demi memenuhi fantasi yang selama ini hanya ada dalam pikirannya.




Dia betul-betul dijadikan boneka seks yang diperlakukan seenaknya saja dengan tiga lubangnya yang juga mereka nikmati berbarengan.

Vera terlihat menyukai momen tersebut dan dia bermasturbasi ketika menonton dimana tiga lobangnya diisi sekaligus.




Vera mendesah dengan sisa-sisa tenaganya, dia bahkan menatap lalu meminta Cisun untuk mencekik lehernya ketika itu yang membuatku geleng-geleng kepala saja.




" ahhh.. en..enak tuan.. "

" terus cekek Vera le..lebih kuat tuan.. Vera su..suka.. " pintanya dengan suara yang pelan sekali.




Cisun melakukannya dan terlihat Vera menikmatinya dengan suara mengerang yang parau saat lehernya dicekik oleh Cisun sambil terus disetubuhi di anus juga memeknya.

Berpuluh-puluh menit sejak terakhir kali Vera orgasme, dan dia tidak orgasme apalagi kencing-kencing seperti biasa.

Rupanya dia betul-betul di titik akhirnya hingga tak ada lagi cairan yang bisa dia keluarkan atau biasa disebut klimaks kosong.

Vera bilang dia tetap merasakan klimaks hanya saja sudah tak ada cairan yang bisa dia keluarkan seperti yang tadi aku bilang.

Dean pun menyadarinya lalu dia memanfaatkan momen tersebut untuk mengganyang Vera.

Dia menjambak Vera kemudian membantingnya ke lantai, kembali dia cekik Vera dengan genggaman tangannya lalu sebelah tangannya lagi dia gunakan untuk mengocoki memek tebal Vera guna membuatnya orgasme.

" Mana kok lo gak kencing-kencing lagi kayak biasa? Lo gak puas ama permainan kita-kita hah?!.. "

" Cuihh!.. " ujarnya meludahi wajah Vera dan terus membetot memeknya dengan amat kasar!




Vera mengerang, dia yang memang sangat suka diperlakukan dengan gaya Humiliations seperti ini, meminta Dean untuk makin membacotinya dan mempercepat kocokan di memeknya.




Dean melakukannya, dia tersenyum menyadari Vera betul-betul sangat gila dan dia merasakan memek sang gadis amat berkontraksi diperlakukan seperti itu.

Tubuh Vera mulai melengkung seiring makin cepatnya kocokan 4 jari Dean di memeknya, hingga akhirnya dia pun klimaks kosong tanpa cairan.

Dean langsung menampar Vera keras sekali mengetahui Vera tak mengeluarkan cairannya seperti yang dia inginkan.

Vera sampai terkaget dan nyaris kolaps akibat kerasnya layangan tangan yang dia hempaskan ke wajahnya.




" Mana percikan pipis lo yang kayak biasa?!.. "

" Gua bakal betot terus memek lo pokoknya.. "

" Cepet klimaks bule bego!!.. " hardik Dean memperkuat cekikannya dan kocokan jarinya di memek Vera yang membuatku menarik nafas menahan emosiku.

Vera terdiam, dia hanya menatap Dean dengan wajah pilunya berharap ketua komunitas Jagerti itu mau memaklumi keadaannya atau malah mungkin Vera sedang menyemangati Dean secara tatap mata, aku tak tahu.

" Eggkkk... eggg.... uaan... " erang Vera seiring detik berlalu terlihat kehabisan nafas dan wajahnya sudah merah yang betul-betul merah saking kuatnya cekikan Dean di lehernya!




Dan ketika Vera sudah mengeluarkan suara dengkuran dan nyaris kehilangan kesadaran, akhirnya Dean melepaskan cekikan sadisnya di leher si gadis berambut pirang itu.

Vera langsung batuk-batuk dengan mata memutih, urat-urat di wajahnya sudah keluar semua.

Dean benar-benar sudah kelewatan dan aku memeluk Vera kemudian mencium pipinya meluapkan rasa sayangku padanya.

Aku memeluknya kuat-kuat mendekapnya dan Vera membalasnya dengan dekapan yang erat pula ketika itu.

Vera tak mereka beri istirahat meski tubuhnya sudah rontok sekali.

Dia mereka suruh duduk bersimpuh sambil menjulurkan lidahnya dan meminta mata birunya itu agar terus menatap satu persatu mereka yang tegak di depannya sambil mengocok kontol tegang mereka masing-masing.




Vera melakukannya, terlihat sekali jika Vera betul-betul sudah memaksakan dirinya sejauh itu.

Giginya terlihat gemerutuk bergetar dan badannya terus bergetar-getar seperti orang menggigil, tapi dia tetap layangkan tatapannya kearah mereka siap menerima apapun yang mereka akan lakukan.




" Sekarang lo ngomong kalo lo mau di pejuin di muka lo.. "

" Cepet!!.. " perintah Dean ke Vera.

Vera mendengar itu dan patuh melakukannya.

Sofie mendekatkan kameranya tepat di sebelah wajah Vera agar Audio sekaligus gambarnya terabadikan dengan sempurna.

" tu..an.. Vera pengen tuan-tuan pe..pejuin Vera.. "

" Vera kepe..pengen ngerasain sp..erma tuan-tuan.. " ujar Vera semampunya dengan suara yang amat pelan dan ringkih sekali.

" Pejuin dimana goblok?!!.. Ngomong yang jelas!!.. "

" PLAAKKK!!!.. " hajar Dean seketika dengan tamparan kerasnya yang membuat wajah Vera terlempar dan dia langsung meringis kaget!




Aku sangat terkejut ketika mendengar suara tamparannya yang keras sekali, emosiku kembali memuncak!

Untunglah Vera selalu menenangkanku disaat emosiku naik, kalau aku menonton ini sendiri mungkin aku benar-benar akan terbawa emosiku dan tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Vera menangis, dan ya dia menangis!

Dia langsung seunggukan menangis namun dia tetap mengulangi kalimat tadi dengan lebih keras meski suaranya parau dan makin tak terdengar jelas.

Vera bilang dia nangis begitu saja, dan tak memperincinya hingga membuatku harus mengasumsikannya sendiri arti dari tangisannya ketika itu.

Tapi Vera makin nyalak merengek dan meminta mereka segera memejuinya dengan keadaan menangisnya itu.

Bahkan ketika menonton pun Vera yang sedang bermasturbasi akhirnya orgasme di bagian tersebut, yang makin meyakinkanku jika tangisannya ketika itu memang terjadi secara natural tapi merupakan bagian dari pendalaman karakternya.

Sebelum berejakulasi di wajah cantik Vera, berbarengan mereka meludahi wajahnya bersamaan atas permohonan Vera sendiri!

Aku mau menangis rasanya melihat Vera yang selugu ini betul-betul ingin diperlakukan sehina itu dan menikmati apa yang dia dapat sebagai 'bagian dari permainannya' yang terus-terusan dia tekankan padaku dan dia gunakan untuk membenarkan aksinya sekaligus bersembunyi dibalik kalimat tersebut.

Lalu barulah mereka bergantian mengeluarkan sperma mereka sebagai akhir dari puncak skenario dan klimaks dari hinaan mereka ke Vera.




Bahkan kedua belas laki-laki bertubuh cebol itu juga ikut mengeluarkan spermanya di wajah cantik Vera sambil mengumpat dan memaki-maki Vera.

Vera akhirnya mereka tinggalkan tergolek tak berdaya di dalam kamar itu berselimut cairan putih yang membanjiri wajah hingga tubuhnya, Vera benar-benar telah menjadi pembuangan ampas lebih dari 20an pria-pria tersebut.

Baik ludah, dan peju mereka masing-masing sudah masuk kedalam perut, memek, anus serta menggenangi wajahnya.

Parahnya lagi setelah memakai Vera dan memperlakukannya sebegitu hinanya mereka meninggalkannya begitu saja, membiarkan tubuh molek tiada bertenaga itu tergeletak menggelepar seorang diri.

Jika saja aku ada disana, ingin kupeluk langsung tubuh lemahnya tanpa perduli bekas cairan hina mereka yang membasahi seluruh tubuhnya, karena saat itu aku benar-benar ingin ada disamping Vera untuk melindungi gadis yang sangat kusayangi ini.





..............................

Ketika waktu menjelang jam 5 subuh, Sofie masuk ke kamar menjemput Vera setelah kurang lebih 2 jam sejak mereka tinggalkan dengan kompak tadi.

Menggunakan tenaga laki-lakinya dia menggendong Vera dengan badannya yang lunglai dan rambut panjangnya yang tergerai jatuh kebawah. Saat itu Sofie membawa Vera ke kamar mandi.

Disana tubuh penuh sperma Vera langsung dia guyur dengan air, Vera pun seketika tersadar dari pingsannya, namun tetap guyuran air itu tak mengembalikan tenaganya.

Menyisakan mata sembab dan wajah agak lebam bekas permainan kasar mereka tadi, Vera menatap Sofie dengan pandangan yang letih.

" Kamu luar biasa dan gila bener Vera.. Aku salut.. " ujar Sofie sambil kembali membasuh tubuh Vera dengan air hangat.

Vera hanya mengangguk dengan senyum tipisnya, karena sadar kegilaan dan hasrat paling liarnya akhirnya bisa dia rasakan, ia sudah menguji Limit nya sendiri dan Vera mengaku telah amat merindukanku untuk menceritakan semua perasaannya padaku.

Jam 7 pagi adalah waktu yang aku dan Dean sepakati, itu artinya dua jam lagi aku sudah akan segera bertemu dengan gadis yang selalu membuatku khawatir ini.

Saat itu di tempat yang berbeda sudah sejak malam-malam sebelumnya aku tak bisa tidur, yang ada dipikiranku hanya Vera, Vera, Vera dan Vera! Dua jam pun terasa sangat lama di penantianku ketika itu.

Sofie hanya membasuh-basuh Vera dengan air tanpa sabun, kemudian dia menyuruh Vera kembali merangkak dan ia menarik rambut Vera yang memang sangat panjang itu untuk mengikutinya, disini aku kembali kesal, apa lagi maunya mereka!

Sofie membawa Vera kedapur, di dapur tampak Dean seorang diri sedang berdiri masih dalam keadaan telanjang. Dia memegang segelas Cocktail dan memandangi Vera yang merangkak di depan pintu dapur.

" Kenapa lagi lo kesini perek?.. " tanya Dean dengan nada angkuh sambil meminum Cocktail nya.

Vera tak menjawab, karena dia dibawa kesini pun bukan atas kemauannya.

" Ohh, lo haus ya?.. " ujar laki-laki itu melihat Vera yang menatap gelas yang saat itu dia genggam.

" Yaudah kalo gitu lo boleh minum... " Dean lalu mengambil botol Sampanye nya dan akan menuangkannya ke gelas untuk Vera.

" Ehh tapi lo servis gue dulu deh.. " potongnya kemudian menjambak rambut Vera menuntunnya ke sofa.

Sebelum tiba Dean sempat mengambil kamera yang di pegang oleh Sofie dan merekamnya sendiri.

Dean duduk di sofa sementara Vera dia suruh merangkak tepat di depannya.

" Jilat pantat gua dulu sayang... " perintah dia ke Vera.

Jelas dengan perintah Dean, Vera segera menjulurkan lidahnya ke dubur Dean yang sudah lebih dulu mengangkang dan mengangkat kakinya.



Vera mengunci pandangan Innocent nya ke kamera yang sedang Dean rekam sendiri.

" Pinter bener lo sayang.. Ahhhh... " puji Dean sambil mendesah lirih melihat Vera yang betul-betul menurut.

Vera melakukan Ass Licking itu dengan sepenuh hati, bersungguh-sungguh dia melakukannya dan memvariasikan aksinya.

Tak hanya sekedar menjilat, Vera juga menusuk-nusukkan lidahnya yang makin membuat Dean meringis kenikmatan merasakan sensasinya.




" Ahhh iya sayang terus... "

" Ini enak banget... Ughhh!!.. "

Melihat Dean menikmati servisnya Vera makin menjadi-jadi memberikan kemampuan terbaiknya meski dia mengaku masih sangat lemas saat itu.




Beberapa lama Vera menjilati lubang anus Dean hingga dia meminta Vera untuk berhenti.

Vera menatap Dean menunggu perintah selanjutnya dari laki-laki yang kubayar untuk memuaskan dan mewujudkan fantasi gila dari gadisku ini.

Dean hanya menatap Vera sembari mulai mengocoki kontolnya sendiri yang telah tegang menikmati wajah cantik si gadis bermata indah itu.

" Lo cakep abis.. Liat mulut lo ini.. " Dean lalu menyuruh Vera membuka mulutnya lebar-lebar dan menjambak rambutnya.




Vera membuka mulutnya dan menatap Dean dengan pandangan memelasnya, membuat Dean makin mendesis menatap kecantikannya sebelum perpisah darinya.

" Sekarang kulum kontol gua... Gua pengen make mulut lo dulu karena gua bakal ngerinduin sepongan lo ini nanti.. "

Dean menyorongkan kontolnya ke wajah Vera lalu mengarahkannya masuk ke mulut Vera yang menganga telah siap untuk dimasuki kontol keras Dean.

" UHHH ANJINGG!!.. " erangnya kotor merasakan penisnya mulai dihisapi oleh Vera.




Vera memberikan Blowjob murni tanpa bantuan tangannya sama sekali.

Dean memejamkan mata merasakan nikmat sepongan dari Vera yang sangat aku takutkan itu, bahkan Dean yang sehari-harinya aktif di dunia malam dan merupakan ketua komunitas dari sebuah komunitas dewasa saja masih meringis-ringis menghadapi hisapan mautnya.

" Bangsat!! Sini lo gue entotin dulu!.. " tak lama Dean jadi kalap menatap wajah memelas Vera bersamaan dengan kulumannya dan segera menjambak rambutnya lagi membawa dia masuk ke dapur kembali.

Vera kaget karena tadi Dean tiba-tiba berdiri dan langsung saja menariknya paksa merangkak.

Vera dia biarkan duduk bersandar di kulkas sementara dia menseting kameranya menyesuaikan gambar.

Setelah mendapat posisi gambar yang dianggap pas, Dean menyamperi Vera yang terduduk pasrah siap diperlakukan apa saja.




Dean mengangkat dagu Vera, dia elus pipinya dan kembali memuji kecantikan gadisku.

Vera terus menatapnya dengan mata 5 Watt nya dan diam saja, karena kondisinya tidak memungkinkan untuk dia bersifat agresif setelah apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.




PLAAAKK!!

Sebuah ayunan tangan melayang ke wajah Vera yang membuat Vera kaget, namun dia mengembalikan wajahnya lalu kembali menatap Dean.

" Enak?.. " tanya Dean ke Vera yang dibalas angguk pelannya.




Dean melayangkan beberapa tamparannya beruntun ke wajah gadis yang harusnya sudah cukuplah terus dia porsir seperti ini, terlebih memasuki waktu akhir kesepakatan.

Vera mendesah dan meringis merasakan sakit tamparan yang terus mendarat di wajah ayunya tapi dia menyukai itu meski dia tak bisa berkomentar.

Puas menampari wajahnya Dean kembali memakai mulut Vera dalam posisi tersebut juga menyuruh Vera lagi untuk menjilati anusnya yang sama-sama dilakukan Vera tanpa protes sama sekali.







" Ahhh iya sayang, terus jilat pantat gue.. " celetuk Dean yang sangat menikmati setiap kali Vera menjilat anusnya.

Dalam pandangan awam aku mungkin akan terkejut melihat pemandangan wanita secantik Vera mau-mau saja menjilati pantat orang.

Bahkan sebelumnya Vera mereka suruh menjilati anus mereka satu persatu, dimana wajah cantiknya sempat di duduki hingga membuatnya kolaps.




Vera terus menjilati anus Dean penuh semangat, memastikan agar pejantannya selalu terpuaskan dengan setiap servisnya.

3 menit dia membiarkan Vera menjilati lubang anusnya lalu dia tegak, Dean menjambak rambut Vera memaksa gadis berkulit putih itu berdiri menghadapkan wajahnya ke kamera.

" Buka mulut lo sayang.. " perintahnya yang terlihat sudah dipenuhi nafsu ke Vera.

Vera membuka mulutnya lebar-lebar dan menatap ke kamera, kemudian Dean mencolok tiga jarinya kemulut Vera menohoknya dalam-dalam hingga Vera keselek saking kasarnya dia melakukannya.

" Egggkkk!!.. " reaksi Vera menjauhkan wajahnya dari tangan Dean yang mencoba mem-Fisting kerongkongannya.

Namun Dean malah menamparnya dan menghardiknya dengan kata-kata kasar!




Aku kembali tersulut emosi, melihat dia memperlakukan Vera yang sudah tak berdaya itu masih dengan kasarnya.

Dibentak membuat Vera mau tak mau mencoba menahan tangan Dean dirongga tenggorokannya selama mungkin, bahkan mata bulat birunya itu sampai berair saking lamanya dia mencoba.

" Dasar bule pelacur.. Sini gue entotin lu.. " hardik Dean ketika Vera kembali menjauhkan wajahnya tak kuat menahan lebih lama.

Dean menjambak rambut panjang Vera lalu membungkukkan tubuh putih gadis itu kearah depan hingga wajah cantiknya persis berada di depan kamera dan dia langsung menyetubuhinya!




Aku tidak tahu saat itu Dean sedang mengeksekusi Vera di lubang mana, namun Vera bilang ya di anal lagi dalam posisi tersebut.

Gejolak sensasi sempat kurasakan karena menyaksikan Vera benar-benar dia sodomi dengan begitu amat brutalnya sampai-sampai Vera meringis bukannya mendesah, itu karena dia tak bisa menikmati penetrasinya yang sangat Absurd.




" Teruss.. Ahh.. terus ngejerit-jerit, gue tau lo suka kan?.. " bacot Dean terus menyodomi Vera kasar.

Sembari menghentak-hentak tubuh Vera kuat-kuat dia juga mendaratkan tamparannya di pantat Vera yang makin membuat Vera klenger dengan jeritan parau yang nyaring.

Dan di satu titik Dean menyetop tumbukan gilanya itu lalu mengomentari Vera soal orgasmenya, rupanya Vera mendapat klimaksnya dengan cepat.

Dean tertawa dan merasa bangga setelah berhasil membuat si gadis puas meski tanpa kata-kata, tapi itu tak menyurutkan nafsunya untuk melanjutkan gagahannya ke Vera.




Dean mengenjot Vera lagi sambil melebarkan mulut Vera lebar-lebar ke kamera.

Bila kuperhatikan si Dean ini sepertinya hobi sekali melebarkan 'lubang-lubang' Vera, tak hanya anus dan memeknya, bahkan mulut Vera pun juga dia 'mekarkan'.




Aku terangsang melihat pipi Vera dia tarik lebar-lebar sementara Veranya tetap dia setubuhi dari belakang.

Apalagi tatapan mata besar indah Vera terus melihat ke kamera yang seperti sedang menatapku saja dan memberi pesan bahwa dia tengah ditiduri laki-laki lain dengan sangat kasar.

Bermenit-menit Dean mempertahankan posisi itu lalu tiba-tiba dia mencabut kontolnya dan kembali menjambak Vera merangkak membawanya ke sofa tadi.

Dan disana dengan nafas mendengus, Dean segera menumpahkan ejakulasinya ke meja kaca yang ada di tengah ruangan tersebut.




Dean mendekatkan wajah Vera agar sang gadis menyaksikan kucuran air maninya langsung dari sumbernya.

Vera mendesis dan menatap kontol Dean dari jarak dekat yang terus menyemburkan benih-benih prianya yang sangat membuat Vera candu akan nikmat rasanya.

Dean mendongak dan mengerang disertai perasaan luar biasa ketika tetes-tetes terakhir spermanya masih menetes dari lubang kencingnya.

Vera menatap Dean dan menikmati ekspresi puas pejantannya itu, inilah kepuasan batin yang selalu Vera rasakan ketika berhasil membuat laki-laki yang menyetubuhinya mendapatkan kenikmatan atas dirinya dan Vera mengakui hal tersebut padaku.

Dengan umpatannya Dean segera menyuruh Vera menjilati spermanya dan dia merekamnya secara Close-Up!




Vera memainkan dulu sperma Dean yang masih terasa sangat hangat itu.

Vera bilang dia juga suka sekali momen ini, dan tak ayal itu membuatnya lupa akan rasa lelah yang dia rasakan.




Vera menjilati sperma Dean kemudian menatap ke layar, terus dia lakukan gerakan tersebut dengan tatapan menggodanya dan membuatku ikut terangsang melihat wajah binalnya yang sedang memainkan sperma orang.




" Tampung di mulut lo sayang gue pengen liat.. " perintah Dean.

Vera menyeruputnya lalu menampung ke mulutnya sendiri, Dean mengeceknya dengan mengarahkan kamera ke mulut Vera yang menganga memastikan spermanya sudah dikumpulkan Vera kedalam mulutnya.




" Ahhh anjing lo seksi banget Veraa.. "

" Sekarang telen semua sayang air mani gue itu.. " tukasnya ke Vera.




Vera melakukannya, setelah sempat mengkumur-kumurinya sebentar dengan satu tegukan dan tatapan mata nakalnya, akhirnya lenyap sudah sperma laki-laki dewasa itu dia habiskan!

Aku terdiam, Vera mengecup pipiku tahu kalau aku menyukainya.




Dean pun terdiam dan mendesis melihat Vera yang langsung memasang pose Bitchy nya ke kamera membuat gestur yang seksi sekali.

Namun mungkin greget, tiba-tiba dia menjenggut rambut Vera lalu menghentak kepalanya ke meja kaca tersebut dan dia gesek-gesek mulut Vera ke meja kacanya dengan sangat kasar!




" Bersihin.. Bersihin sampe bersih peju gue pelacur!.. " hardiknya memegangi rambut Vera dan menjadikannya pegangan untuk Vera yang sedang mengosek-osek bekas spermanya.

Setelahnya Dean kembali menggiring Vera merangkak masih dengan jambakan rambutnya, membawanya mendekat ke Minibar yang ada di dapur.




" Nah sekarang baru lo boleh minum... Sesuai janji.. "

Dean kemudian 'memarkir' Vera dalam duduk bersimpuhnya lalu dia menatap ke meja dapurnya berpikir sejak sambil memilih minuman apa yang cocok dia buatkan ke Vera.




Setelah tampak mendapatkan ide, segera Dean meraciknya.

Pertama-tama diambilnya lemon lalu dia masukan ke gelas, bersama beberapa es batu untuk menjadikan minumannya dingin dan membuat Verani segar.





" Nih pegang gelasnya.. " Dean kemudian menyuruh Vera memegang gelas bening tersebut di tangannya.

Vera patuh saja tanpa tahu apa yang akan terjadi, awalnya aku mengira Dean akan menuangkan Sampanye nya ke gelas yang telah di genggam oleh Vera, tapi yang terjadi bukan itu.

Aku bergidik ketika Dean kemudian mengarahkan kontolnya masuk kedalam gelas yang sedang dipegang Vera, dan dia kencing!




Aku tak tahu harus berkata apa lagi, aku ingat betul bagaimana kagetnya aku saat tahu ternyata Dean berniat menyajikan air kencingnya sendiri sebagai minuman ke Vera bercampur dengan lemon dan es batu yang sudah lebih dulu ada di dalam gelas bening itu.

Desisan dari Vera membuat aku makin terendap dalam kekecewaanku padanya.

Vera menggigit bibir bawahnya sendiri sadar bahwa Dean akan meminumkan dia air seninya, dan Vera terus mengunci Dean dengan mata sendunya menunjukkan kepatuhan sekaligus ketidaksabarannya.





Aku terdiam menyaksikan gelas itu langsung penuh dengan air seni dari laki-laki yang tak henti-hentinya merendahkan Vera selama dia disana.

" Ngg? Kenapa ngeliatnya gitu banget? Lo suka?.. " tanya Dean menanggapi pandangan nakal Vera kearahnya.

" Suka tuan... Sini Vera minum air pipisnya tuan.. " akhirnya Vera bersuara setelah dari tadi hanya mengangguk-angguk saja seolah menemukan lagi rasa antusiasnya.

Vera memelukku lagi dan meminta maaf akan bagian itu yang mana dia tahu sekali kalau aku sangat tidak suka dengan aksinya tersebut.

Namun aku hanya bisa menghela nafas karena semuanya sudah terjadi.



" Nah sekarang lo minum, itu cocktail rasa terbaru... Hahahaha.. " tawa Dean sambil merekam adegan itu dari jarak dekat.




Vera langsung beraksi, dia menjilati gelasnya dengan gerakan sensualnya yang membuatku sangat merinding, tak tahu jika Vera benar-benar sudah senakal ini.

Terkadang ketika aku berpikir tentang keliaran dia, ternyata dia masih bisa lebih liar dari yang aku pikirkan, entahlah dia seperti tak punya dasar dan ukuran atas itu, seolah-olah dia punya 'One of Her Kind' nya sendiri.

Dia memeletkan lidahnya dan menatap ke kamera dengan mata cantiknya dimana tangannya telah siap menenggakkan gelas berisikan air kencing laki-laki itu kedalam mulutnya.

Dan ya, dengan sekali tenggak Verani menelan air kencing Dean hingga habis lalu tersenyum bangga atas aksinya tersebut ke kamera.




Dean mengangkat dagu si cantik dan melakukan inspeksi ke mulut Vera.

Lalu ketua komunitas Jagerti itu tersenyum dan memuji Vera, tapi ternyata satu gelas tak cukup untuk Vera dan dia meminta lagi!

" Boleh Vera minta lagi tuan? Vera masih haus.. " ujarnya pelan dan menatap ke Dean dengan pandangan nakalnya lagi.

Dean diam dan tertawa, dia mengelus-elus rambut pirang gadis bule itu lalu menyanggupinya.

" Hahaha... Lo candu ya? Yaudah boleh, habisin lagi tapi ya?.. " usap Dean ke kepalanya yang dibalas anggukan genit oleh Vera.

Dean memasukkan lagi kontolnya kembali ke gelas, Vera langsung menjulurkan lidahnya diluar gelas itu seolah memberikan kesan bahwa dia sudah tak sabar untuk meminum air pipis laki-laki bertubuh atletis ini.





Setelah gelas penuh lagi, Vera pun mulai melakukan gerakan meminumnya yang sensual seperti tadi.

Mula-mula dia melayangkan pandangan binal kearah kamera lalu memamerkan gelas yang penuh itu dan meminumnya.

Dean pun mengelus dagu dan membelai wajah cantik sendu Vera yang tampak begitu menggemaskan sekaligus Hot sekali dengan keadaannya yang seperti itu.




" Ahh tuan... Seger air pipismu.. " komentar Vera membuat testimoni ke kamera akan rasa minuman yang dia minum.

Vera sengaja tak langsung menghabiskannya, dia lebih memilih mendramatisir aksinya, mungkin lebih ke estetika Action dan demi kepentingan gambar yang padahal dia tahu akan ditonton olehku.

Saat itu dia tak menceritakan apa-apa padaku, karena dia sadar aku tak suka dengan aksinya dan kami menontonnya saling berdiam-diam dimana dia terus memelukku yang kecewa padanya.

" Tuuan, boleh Vera habisin sekarang air kencing tuan ini?.. " lanjut Vera.


" Hmmm... Emang lo suka ya sama air kencing gue?.. " tanya Dean terus men-Close Up mata biru Vera.

" Sukaa banget tuan.. Vera udah kecanduan malah.. " kerling Vera dengan mata nakal sadar bahwa kamera tengah fokus ke mata indahnya.

" Hahaha dasar pelacur kotor! Lo multi fungsi banget, udah mah dientotin rame-rame di tiga lobang terus lo bisa jadi toilet hidup juga ternyata.. "

" Yaudah sekarang habisin! Gue pengen liat!.. " tawa Dean menghina Vera yang membuatku tersinggung sekali dengan kata-katanya itu.

Vera mengangguk manja, dia langsung menyorongkan gelas yang berisikan air berwarna kuning pekat itu dengan lemon dan es batu di dalamnya, mata indahnya yang seperti bola kristal pun terus menatap kearah kamera yang Dean sorotkan padanya.

Dan dengan perlahan Vera kembali meminum air seni Dean lagi, lalu menelannya hingga habis!



Vera menjulurkan lidahnya menandakan dia benar-benar langsung menelannya tak bersisa, Dean menyorot ekspresi Innocent Vera itu kemudian tertawa puas sekali.

" Hahaha gila-gila.. Lo bener-bener cewek tercantik, terseksi, terbinal sekaligus terkotor yang pernah gue temuin... "

" Gue harap semoga nanti kita bisa senang-senang bareng lagi ya cantik.. "

" Hahaha... " tutupnya kemudian menyuruh Vera menenggak sekali lagi gelasnya dan memberikan Kiss Bye kearah kamera.




Video pun berhenti sejenak di momen tersebut yang mungkin tetap akan dihiasi dengan tawa kepuasan Dean.

Sebuah kebanggaan pribadi untuknya karena telah berkesempatan memperbudak wanita secantik Vera dengan perlakuan yang amat rendah beserta kejutan-kejutannya yang membuat perasaanku bercampur-aduk. Kadang aku sangat emosi, kadang pun ereksi melihat begitu bebasnya mereka melakukan apapun yang mereka inginkan pada Vera.

Lalu rekaman kembali berlanjut dengan Background dan tempat yang berbeda.

Mereka terlihat sedang berada di dalam toilet, dan kepala Vera disandarkan tepat di lubang klosetnya, namun mulutnya disumpal dengan celana dalam wanita.




Dari suara sepertinya Sofie yang saat itu sedang 'mengurus' Vera, terdengar sekali dari suara wanita yang dibuat-buatnya itu.

Dia menyuruh Vera menahan celana dalamnya di mulutnya lalu Sofie pun ikut mengencingi Veraku sama seperti yang di lakukan pacar sesama jenisnya tadi!




Vera diam dan pasrah saja kembali jadi toilet hidup apalagi yang sedang mengencinginya adalah seorang waria.

Mulai dari sinilah emosiku memuncak dan aku emosi sekali akan perlakuan yang mereka lakukan ke Vera setelahnya.

Sofie membasuh muka cantik Vera dengan air kencingnya yang pasti terasa hangat di wajah Vera, membuat Vera memejamkan matanya merasakan guyurannya.

Dia juga meminta Vera menelan air kencingnya, Sofie melepaskan celana dalam yang menyumpal di mulut sang gadis agar dia bisa telak mengencingi mulut Vera yang menganga itu menampungi cairan pembuangannya.




Ketika mulutnya penuh, dia menyuruh Vera menahan posisi tersebut memamerkannya sejenak air kuning yang telah tergenang di dalam mulutnya kearah kamera.

Tak hanya sekedar memamerkan, Verani bahkan mengkumur-kumurinya lalu menelannya dalam dua kali teguk karena tak memungkinkan untuk meneguknya dalam sekali tegukan berhubung mulutnya penuh sekali oleh kencing waria itu.




Vera pun langsung menatap ke kamera sambil memberikan senyum manisnya.

Sofie ikut tertawa, dia mengelusi wajah cantik Vera dan mencium sang gadis dengan amat mesra tak peduli mulutnya baru saja menjadi 'kloset' pembuangan cairan dia dan kekasihnya.





..............................

Saat kukira semuanya telah usai, namun ternyata aku keliru.

Bahkan hingga akhir, kejutan dari Dean pun belum habis. Dikamar mandi itu rupanya klimaks yang sebenarnya baru mereka tunjukkan.

Setelah membuat Vera jadi toilet hidupnya, Sofie menyuruh Vera menunggu sebentar masih bersandar di dudukan kloset tadi.

Lalu Sofie bersama Dean dan yang lainnya masuk ke kamar mandi itu bersama-sama.

Aku kaget karena kukira mereka akan mengganyang Vera kembali dikamar kecil itu berbarengan, tapi ternyata yang terjadi justru jauh lebih membuatku terkaget lagi.

Ternyata mereka datang dengan menenteng 3 ember kecil yang berisikan penuh sperma basi mereka!

Rupanya itu adalah sperma hasil dari pesta seks mereka selama beberapa hari sebelumnya yang sengaja mereka endapkan!

Pantaslah mereka sengaja menampungkan sperma itu untuk alasan ini.

Aku kaget sekaget-kagetnya dengan ini, Vera pun bergidik ngeri, ia mengatakan padaku saat itu baunya sangat busuk, dan untuk bertama kalinya aku melihat Vera menolak melakukan sesuatu, karena selama ini dengan sikap 'bodohnya' Vera cenderung melakukan apa saja yang dimaui oleh lawan mainnya.

Ketika itu dengan sisa-sisa tenaganya Vera melawan, tapi mereka langsung memeganginya agar si gadis berambut pirang tidak berontak. Bahkan Vera sampai menjerit-jerit histeris ketika Aldino menyendoki sperma basi tersebut dan mendekatkannya ke hidung Vera, membiarkan dia untuk mencium aromanya dulu sebelum dia tenggak.




Semakin kencang Vera menjerit menolak, semakin di dekatkan pula sendokan sperma basi itu kewajahnya dan membuat Vera terus meronta-ronta sekuat yang dia bisa.

Mereka tertawa menyeringai dan bersiap.

Dean menciduk ember itu dengan gelas Pitcher besar lalu kompak teman-temannya menahan tubuh Vera mematikan gerakan rontaannya.

Dari belakang Danang menjambak rambutnya agar kepala Vera terdongak dan Aldino memangapkan mulut Vera. 




Vera memohon-mohon ke mereka dengan jerit histeris agar mereka tak melakukannya dan dia menangis!

Tapi ini bukan tangisan teaterikal dalam mendalami perannya, ini tangisan yang betul-betul keluar sebagai reaksi ketakutan yang dia rasakan ketika itu.

Dean tak perduli, dia mungkin terlanjur menganggap jika tangisan Vera adalah tangisan palsu seperti yang sebelumnya dia lakukan.

Dan dibantu teman-temannya, akhirnya Dean menuangkan sperma basi tersebut kedalam mulut Vera yang diiringi dengan isak tangis memilukan dari gadisku.




Secepat kilat Aldino menutup mulut Vera ketika mulutnya telah penuh tertampung sperma yang dituang, dimana warnanya sudah butek sekali.




" TELEN!! CEPET TELEN!!.. "

" Lo dari kemaren nanya kan mana sperma kita-kita? Nah ini sekarang kita kasih dan cepet telen!.. " bentak Dean memerintahkan Vera menelannya karena dia tahu Vera belum menelannya.

Vera yang menangis pun menguatkan diri kemudian menelannya.

Mereka tertawa-tawa sementara Vera langsung mual-mual dan hendak muntah padahal baru satu tegukan.

Sofie terus merekam Vera yang menangis seunggukan itu, mencium aromanya saja Vera mengaku sudah mau muntah dan rasanya betul-betul tak bisa dia ungkapkan.

Tapi melihat Dean kembali mengancam Vera untuk meminumnya lagi karena masih ada tiga ember kecil yang berisikan sperma basi mereka yang sudah berwarna putih kekuningan itu langsung membuatku naik pitam!

" Cukup sudah! Ini terlalu kelewatan, mereka bahkan memperlakukan Vera lebih buruk daripada sampah!.. "

Tapi Vera terus menenangkanku, meskipun pada saat itu dia memang sangat takut dan tak mau meminumnya, namun karena ini bagian dari skenario yang dibuat Dean maka Vera pun memaksakan diri, bagi dia itulah ujiannya yang sebenarnya.

Vera yang akhirnya memaksakan diri segera melakukannya, atas perintah Dean dia menciduk sendiri gelas besar itu ke ember dan langsung meminumnya dengan cepat, sementara Dean cs mengawasinya.

Vera berharap dengan meminumnya cepat dia tak terlalu merasakan rasanya, masih sambil terisak cairan hina itu dia habiskan dengan cepat.

Namun belum sampai setengahnya, Vera seketika muntah di lantai kamar mandi itu, gelas yang dia genggam pun terbanting, beruntung gelasnya tak pecah.

Dean murka semurka-murkanya! Dean kembali menganiaya Vera dengan menjambak Vera dan menampar wajahnya dilantai kamar mandi itu, Vera sampai menjerit minta tolong dan terampun-ampun.

Lusinan laki-laki yang ada dikamar mandi itu termasuk Sofie seolah membiarkan Dean menjambak dan terus menggampari Vera.

Hingga akhirnya Dean menciduk lagi gelas itu, kemudian dia menyuruh teman-temannya kembali memegang dan membuka mulut Vera lebar-lebar lalu dia tuangkan sendiri sperma basi itu kedalam mulut Vera.

Kalau saja aku menonton ini sendiri, sudah pasti aku akan langsung pergi ke klub malam itu dan benar-benar akan menunggui Dean disana untuk menghajarnya atas momen tersebut yang terjadi.

Vera terus memelukku erat, menenangkan emosiku yang sudah di ubun-ubun sekali ketika itu.

Vera adalah satu-satunya hal di dunia yang bisa membuatku tetap waras, ironinya dia pula satu-satunya yang menjadikanku gila.

Aku bukan orang yang pemarah, aku ini orang yang tidak begitu peduli dengan apapun dan cenderung pendiam dalam menyikapi sesuatu.

Tapi semenjak Vera datang di kehidupanku semuanya berubah, dia menyadarkanku bahwa orang bisa berubah karena melindungi hal yang penting baginya.

Dialah yang mengajariku akan sebuah tanggung jawab, saat dia ada disebelahku entah kenapa aku selalu merasa tenang, dan aku was-was ketika dia jauh dariku.

Bagiku kehadirannya dihidupku adalah sebuah berkah, dia adalah kepingan Puzzle sebuah sisi yang tak aku miliki di dalam diriku.

Melihat di monitor Vera sedang dijambak dan wajahnya mereka benamkan di dalam ember yang berisi sperma basi itu membuatku terus menarik nafas dalam-dalam untuk mengatur emosiku.

Dean terus menciduk gelasnya ke ember dan mencekokinya sendiri ke mulut Vera memaksanya untuk terus meminumnya, Vera meminumnya namun berulang kali pula dia muntah.

Total Humiliations!

Itulah kesimpulan yang Vera dapatkan di ujung video yang kutonton saat itu.

Dengan satu ember tersisa, mereka memandikan Vera menggunakannya. Vera mereka keramasi rambutnya dengan peju kotor itu dan dia disuruh bergosok gigi juga menggunakan peju basi tersebut sebagai odol dan media kumur-kumurnya.

Vera terus melakukannya sambil menangis, tubuhnya terlihat gemetaran hebat, selain rasa takut juga karena fisiknya sudah begitu Drop.





..............................

Gula yang kusendoki sudah dari tadi larut di segelas lemon hangat yang masih kuseduh untuk Vera.

Lagi-lagi aku melamun sambil mengingat momen itu, lemon yang sedang kubuat ini mengingatkanku akan hal tersebut.

Aku langsung berjalan keruang tengah, suara gerimis hujan tak membuat langkahku terdengar oleh Vera.

Ia pun kaget saat aku sudah tiba-tiba duduk disebelahnya sambil menenteng segelas lemon hangat untuknya.

Vera menyambutku dengan tersenyum, aku memeluk dan mengelus-elus punggungnya.

Aku tak pernah menghubungi Dean lagi setelahnya, dan aku tak mau terlibat urusan apapun dengan mereka.

Aku tidak benci mereka, karena Vera mengajarkanku agar aku tak boleh menaruh dendam atau pun sakit hati kepada orang untuk sebuah kehidupan dewasa yang lebih tenang dan lebih baik.

Aku anggap hal yang sudah terjadi adalah sebuah pengalaman berharga, satu minggu yang benar-benar penuh sebuah kegilaan yang tak pernah terbayangkan, baik untukku juga Vera.

Emosiku benar-benar terkuras habis atas seminggu yang berat itu, apalagi mengingat ketika Dean menelponku dan memberikan alamat dimana Vera dia letakkan.

Sama seperti di awal, aku memacu mobilku dengan kecepatan tinggi di pagi hari itu, pikiranku sudah kemana-mana.

Dean menge-Drop Vera disebuah sudut tempat kumuh yang berbeda lagi.

Jika pada waktu aku mengantarkan adalah malam hari maka wajar jika tempat itu sepi karena orang sudah tak berani lewat, tapi di pagi hari alasan tersebut tak berlaku.

Orang akan mulai keluar beraktifitas, itulah yang membuat aku terus memacu mobilku ngebut ke alamat yang Dean berikan.

Tempat yang Dean berikan adalah sebuah TPA di pinggiran daerah Bukit Duri. Setibanya aku langsung mencari Vera.

Sekian lama mencari tapi aku tak melihat ada koper, aku ubek-ngubek tumpukan sampah yang menggunung itu, aku sangat kalut karena masih tak menemukan Veraku!

Hingga akhirnya aku menemukan Vera ada di dalam kantong hitam besar di dekat bak sampah, Dean memasukkan Vera kedalam kantong tersebut kemudian meletakkannya begitu saja seperti membuang mayat!



Aku membuka kantong jenazah itu dan tampak ada dua buah Hard Disk External 4 Terabyte di dalamnya lalu secarik kertas bertuliskan :


" Itu satu-satunya copiannya.. " 


Dean... "


Air mataku langsung menetes begitu melihat Vera tampak tak berdaya sekali, rambutnya mengeras bekas sperma mengering, sementara mulutnya disumpal celana dalam wanita bekas perasan air kencing yang seketika kukeluarkan dan kubuang jauh-jauh dari mulut Vera.

Memang ada dibagian akhir videonya dimana Sofie memasukkan celana dalamnya kemulut Vera yang sebelumnya sudah dia kencingi terlebih dahulu, kemudian menyuruh Vera menahannya sambil mencucup-cucupnya.






Aku memeluk Vera dengan air mataku, Vera pun tersadar dan saat dia tahu itu aku, dia tersenyum dengan amat lemahnya.

Kupeluk dirinya dengan sangat erat tak peduli saat itu baunya sangat pesing dan aroma sperma yang amat menyengat, aku langsung membawa Vera pulang.





..............................

Meskipun telah lama berlalu, tapi itulah pengalaman penuh sensasi yang menjadi titik balik kehidupanku lagi dengan Vera.

Aku sudah melupakan kejadian itu, setidaknya aku akan berusaha melupakannya, Vera pun begitu, sensasi dan hasrat liar terpendamnya pada akhirnya telah berhasil dia lepaskan.

Dan malam ini, aku akan menemani gadis cantikku untuk merajut Sweater yang dia buatkan untukku, di guyuran hujan sesekali kami saling bercanda tawa seperti biasa.

Dia tertawa melihat aku yang berusaha membantunya menjahit tapi malah asal-asalan menjahit.

Aku sangat suka momen ini, momen yang membuatku tenang dalam sebuah kesederhanaan kami.

Sejak awal Vera tak pernah menuntut apapun dariku, dia hanya ingin aku selalu bersamanya, dia tahu aku rela mati untuknya dan akan terus menjaga dia apapun yang terjadi.

Bagiku itu sebuah tanggung jawab, aku sudah tidak bisa berpisah lagi dengan Vera, aku bisa gila karenanya.

Aku kemudian mendekapnya, dan aku langsung katakan bahwa aku sangat mencintainya.


Ya, mencintainya.


Sebuah kata yang tak pernah terucap ketika cerita ini dimulai.

Aku tak mau merasakan ketakutan seperti ketika itu, aku ingin menghabiskan hidupku berdua bersamanya dan mungkin sudah waktunya aku mengenalkan dia ke kedua orang tuaku untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius.

Vera mengangguk dan memelukku sangat erat, kami membuka babak baru lagi, sebuah hubungan yang lebih serius dan normal seperti orang pada umumnya.

..............................