Sore sekitar jam lima lewat aku akhirnya pulang juga, setelah dari siang tadi ketemuan di Thamrin City dengan orang yang mau meng-Endorse parfum.
Aku langsung mengganti baju dan rebahan ke kasur empukku, kutarik nafasku atas lelah setelah minggu-minggu yang melelahkan ini, bahkan ada dalam sehari aku sampai melakoni 4 sesi pemotretan yang berbeda.
Padahal dengan apa yang sudah kumiliki aku tak seharusnya mengambil Job sampingan seperti ini. Tapi ya begitulah, aku belajar untuk tak percaya bakat, aku lebih percaya pada kerja keras dan ini lebih seperti pembuktian kepada diriku sendiri bahwa tanpa bergantung dari siapa-siapa aku pun tetap bisa hidup.
Sambil
selonjoran aku mulai bersantai memainkan HP, dan empat hari kebelakang aku mendapat puluhan kali Misscall dari nomor tak dikenal juga di Inbox pesanku selalu penuh berisikan kata-kata kotor padaku yang entah dari siapa, seperti mengajak aku
ngentot, minta di sepongin dan macam-macam pokoknya yang biar kutebak ini pasti dari Bimo.
Sejak malam
di Mega Mendung sekitar 2 mingguan yang lalu, aku langsung memutus hubunganku
dengannya, setelah mengucapkan kalimat terima kasih aku segera memblok semua medsosku yang terhubung dengannya, seperti Whatsapp, IG dan juga Line.
Dia terus menelponku berkali-kali seakan meminta alasannya, bagiku untuk apa memberi alasan, toh aku bukan pacarnya dan diawal sudah kukatakan padanya bahwa tidak perlu ada komitmen, jika sudah tak ada Benefit nya lagi untukku, maka sudah pasti akan kutinggalkan.
Dia terus menelponku berkali-kali seakan meminta alasannya, bagiku untuk apa memberi alasan, toh aku bukan pacarnya dan diawal sudah kukatakan padanya bahwa tidak perlu ada komitmen, jika sudah tak ada Benefit nya lagi untukku, maka sudah pasti akan kutinggalkan.
Ini sudah
biasa, biasa sekali terjadi padaku.
Setiap kali aku memutus hubunganku dengan teman kencanku ini selalu terjadi, mereka yang tidak terima langsung bereaksi berbeda-beda, ada yang menerorku, ada yang mengancam seperti mengancam menyebarkan foto telanjangku, atau video mesum kami, bahkan sampai ada yang mengancam akan menculikku.
Meski tak semua mengancam karena ada juga yang membujukku baik-baik sampai dia nangis-nangis mengatakan bahwa tak ingin berpisah dariku berhubung dia sudah terlanjur cinta mati padaku.
Aku ketawa dan menanggapi santai saja reaksi mereka itu, dan untungnya belajar dari pengalamanku dulu, tak pernah sekalipun aku memberi tahu alamat apalagi sampai membawa mereka ke tempat aku tinggal, karenanya aku sampai rela merogoh kocek untuk menyewa hotel tiap kali ingin berhubungan badan dengan mereka, ya untuk mengantisipasi mereka yang sudah pasti akan datang untuk membujuk dan terus menggangguku saat nanti aku memutuskan mengakhiri hubungan.
Setiap kali aku memutus hubunganku dengan teman kencanku ini selalu terjadi, mereka yang tidak terima langsung bereaksi berbeda-beda, ada yang menerorku, ada yang mengancam seperti mengancam menyebarkan foto telanjangku, atau video mesum kami, bahkan sampai ada yang mengancam akan menculikku.
Meski tak semua mengancam karena ada juga yang membujukku baik-baik sampai dia nangis-nangis mengatakan bahwa tak ingin berpisah dariku berhubung dia sudah terlanjur cinta mati padaku.
Aku ketawa dan menanggapi santai saja reaksi mereka itu, dan untungnya belajar dari pengalamanku dulu, tak pernah sekalipun aku memberi tahu alamat apalagi sampai membawa mereka ke tempat aku tinggal, karenanya aku sampai rela merogoh kocek untuk menyewa hotel tiap kali ingin berhubungan badan dengan mereka, ya untuk mengantisipasi mereka yang sudah pasti akan datang untuk membujuk dan terus menggangguku saat nanti aku memutuskan mengakhiri hubungan.
Aku sudah
sangat terbiasa dengan ini, jadi percayalah aku tahu apa yang harus kulakukan.
..............................
Malam
harinya, pintu kamarku diketok, dan bergegas langsung aku buka.
Rupanya Nova yang datang karena memang tadi sore dia bilang ingin main ke apartemenku, meski aku tak mengira jika dia akan datang bersama pacarnya, Dimas.
Rupanya Nova yang datang karena memang tadi sore dia bilang ingin main ke apartemenku, meski aku tak mengira jika dia akan datang bersama pacarnya, Dimas.
" Ijuuul... " katanya langsung heboh ketika aku membuka pintu kamar.
Nova adalah salah satu teman geng sekaligus sahabat baikku, aku kenal dia sejak lama karena dulu kami satu kelas dan sempat satu apartemen di Singapura waktu awal-awal masuk di Fashion School, setelahnya kami terus bersama-sama dan berteman baik sampai sekarang.
Aku menyuruh
mereka masuk dan duduk, karena Nova memang sudah sangat akrab denganku jadi dia
tidak canggung lagi padaku.
" Wah, udah
lama banget sejak lo terakhir kesini ya Va.. " ujarku dalam pelukanku dengannya lalu melirik kearah Dimas yang menatapku canggung seperti biasa.
Aku mempersilahkan mereka masuk lalu membuka kulkas dan menawari mereka minuman.
" Lo tauk yang sibuk terus... Mentang-mentang dah ngartis gak mau dugem bareng kita-kita lagi.. " balas Nova cepat.
Aku mempersilahkan mereka masuk lalu membuka kulkas dan menawari mereka minuman.
" Lo tauk yang sibuk terus... Mentang-mentang dah ngartis gak mau dugem bareng kita-kita lagi.. " balas Nova cepat.
" Hahaha Prett... "
" Emang gak nemu waktunya aja.. " jawabku tertawa karena memang aku tak pernah lagi nongkrong atau hadir di acara-acara yang teman-teman gengku buat.
" Emang gak nemu waktunya aja.. " jawabku tertawa karena memang aku tak pernah lagi nongkrong atau hadir di acara-acara yang teman-teman gengku buat.
Pun ada waktu senggang aku malah lebih memilih menghabiskannya untuk berkencan bersama partnerku.
Sambil
meminum minuman kaleng yang tadi aku bawakan, aku dan Nova mulai mengobrol lepas, kalau dipikir-pikir sudah dua bulan aku tak pernah
ngumpul lagi dengan Nova cs.
Ditengah-tengah
canda tawa kami, kuperhatikan si Dimas terus duduk diam dibelakang Nova memainkan HP sambil sekali-sekali melirik kearahku, aku mencoba tak menghiraukannya tapi entah kenapa mataku seakan ingin terus membalas tatapannya itu.
Makin lama kuperhatikan dia makin tajam menatapku yang sedang duduk santai menyilangkan kaki, saat ini aku memang sedang mengenakan pakaian tidurku, yaitu Lace Babydoll berwarna merah gelap.
Makin lama kuperhatikan dia makin tajam menatapku yang sedang duduk santai menyilangkan kaki, saat ini aku memang sedang mengenakan pakaian tidurku, yaitu Lace Babydoll berwarna merah gelap.
Ketika
dikamarku sendiri dan sedang santai, aku selalu memakai pakaian yang begini,
terlepas dari fakta bahwa koleksi bajuku memang rata-rata pakaian seksi semua.
Jam berjalan sementara aku dan
Dimas masih saling lirik-lirikan, meskipun sudah berapa kali kukode dia dengan kode mata untuk
jangan menunjukkan sifat itu di depan Nova, karena
aku dan dia pernah ada 'dosa' dimasa lalu yang aku tak ingin diketahui oleh Nova.
Aku mencoba tak terbawa perasaanku dan berusaha
senatural mungkin, menganggap Dimas seperti teman biasa ketika di depan Nova atau teman-temanku yang lain.
Hingga tak terasa jam sudah
menunjukan pukul 12 malam lewat, waktu memang begitu terasa cepat jika dibawa ngalor-ngidul
dan ketawa-tawa bersama sahabat, Nova dan Dimas segera pamit untuk pulang maka aku
mengantar mereka sampai ke Lift.
" Jangan
lupa ya Jul, minggu depan ini lohh.. " kata Nova sambil kami berjalan.
" Iya
Va, ntar gue kabarin ya, di usahain deh pokoknya.. " jawabku sambil
tersenyum.
Jadi
ceritanya maksud kedatangan Nova kesini selain main adalah untuk mengundangku agar ikut ke acara yang gengku buat. Minggu depan kami satu geng rencananya mau liburan di Batu, Malang, sewa villa, bakar-bakar barbekyu, jagung dan pokoknya seru-seruanlah.
Dalam keadaan normal aku sih mau sekali, sudah lama juga aku tak liburan dan butuh menghirup udara
segar, tapi aku mengatakan ke Nova bahwa aku tak bisa berjanji karena aku mesti kroscek dulu ke manajerku apakah di tanggal itu aku ada Job atau tidak.
" Pokoknya gak ada lo gak rame Ver.. " kata Dimas akhirnya bersuara setelah dari tadi hanya diam saja dan berharap aku ikut.
Aku tersenyum saja tak menanggapi perkataannya dan membuang muka dari wajah gantengnya.
Mereka kemudian masuk Lift dan pamit pulang.
" Kabarin ya Jul.. " kata Nova yang memang memanggilku Ijul, panggilan akrabku di
geng.
" Iya
beb pasti aku kabarin kok.. " kami pun cepika-cepiki sebelum mereka
turun ke basemen.
..............................
Aku kembali
ke kamar dan membersihkan sisa botol kaleng minuman dingin yang tadi
kuhidangkan, kemudian membanting tubuh langsingku ini ke ranjang dan kembali
memainkan ponselku untuk bermager ria.
Sedang asik
cek Timeline Twitter, aku masih teringat gestur telpon yang dibuat Dimas
tadi sebelum pintu Lift tertutup, dia membentuk gerakan jempol dan kelingking
kearah telinganya diiringi kerlingan mata serta sebuah senyuman padaku yang langsung bikin aku baper.
" Mungkinkah maksudnya call me?.. " aku sendiri tak mengerti.
Aku jadi
senyum-senyum sendiri, apalagi kalo ingat momen indah dulu ketika aku ML
dengannya.
Mungkin aku
sudah gila karena menyebut momen berselingkuh dengan pacar orang itu indah, dan
orang itu adalah pacar Nova, sahabatku sendiri!
Aku selalu menyesali kejadian itu dan berusaha tak menganggapnya ada tapi mau bagaimana lagi kejadian tersebut terjadi begitu saja, lagipula salah Nova juga kenapa punya pacar ganteng.
Dimas ini ganteng, ganteng sekali. Rahangnya bak dipahat serta dia punya hidung yang mancung hingga menjadikan wajahnya amat berkarakter dan setahuku dia keturunan Portugis-Padang.
Usianya mungkin 2-3 tahun diatas aku dan Nova, perawakannya tinggi nan tegap dengan kulit coklat serta yang paling membuatku tak tahan dia punya badan atletis dengan paduan dada bidang juga perut Sixpack yang menggoda!
Dia memang hobi berolahraga seperti bermain basket dan hobi nge-Gym, tapi yang aku suka dari dia adalah gayanya yang rapi dan perlente, pembawaannya pun menyenangkan, asik juga tak garing.
Lantas salahkah aku sebagai seorang wanita normal tertarik dengannya? Bahkan dulu diawal-awal pertama kali dia berpacaran dengan Nova aku kaget sekali Nova bisa dapet cowok yang seperti Dimas.
Usianya mungkin 2-3 tahun diatas aku dan Nova, perawakannya tinggi nan tegap dengan kulit coklat serta yang paling membuatku tak tahan dia punya badan atletis dengan paduan dada bidang juga perut Sixpack yang menggoda!
Dia memang hobi berolahraga seperti bermain basket dan hobi nge-Gym, tapi yang aku suka dari dia adalah gayanya yang rapi dan perlente, pembawaannya pun menyenangkan, asik juga tak garing.
Lantas salahkah aku sebagai seorang wanita normal tertarik dengannya? Bahkan dulu diawal-awal pertama kali dia berpacaran dengan Nova aku kaget sekali Nova bisa dapet cowok yang seperti Dimas.
Sebenarnya
sih wajar kalau Nova dapat yang seperti dia, Nova sendiri sangat cantik, glamor dan sangat merawat dirinya.
Seperti Selebgram pada umumnya, hidup Nova penuh hingar-bingar kemewahan yang dia tonjolkan sekali di media sosialnya. Punya orang tua yang kaya-raya otomatis membuatnya menjadi Hedon.
Tapi pada kami dia tak pernah sombong, dia sangat baik padaku dan selalu membantuku jika ada masalah.
Seperti Selebgram pada umumnya, hidup Nova penuh hingar-bingar kemewahan yang dia tonjolkan sekali di media sosialnya. Punya orang tua yang kaya-raya otomatis membuatnya menjadi Hedon.
Tapi pada kami dia tak pernah sombong, dia sangat baik padaku dan selalu membantuku jika ada masalah.
Kadang
melihat dia dan Dimas yang kemana-mana selalu bermesraan juga begitu nempelnya, mengingatkanku pada seseorang.
Membayangkan bagaimana enaknya Nova bisa bercinta dengan laki-laki ganteng dan keren seperti Dimas setiap hari membuatku jadi Envy berat.
Membayangkan bagaimana enaknya Nova bisa bercinta dengan laki-laki ganteng dan keren seperti Dimas setiap hari membuatku jadi Envy berat.
Jujur saja aku sering merasa kesal dan jengkel kalau melihat Nova bercengkrama dengan Dimas baik itu secara langsung ataupun melihat story IG atau WA nya.
Entah kenapa aku tiba-tiba mengumpat dalam hati lalu aku mulai merasa tak adil karena menurutku aku jauh lebih cantik dan seksi dari Nova hingga harusnya Dimas pantasnya ada dalam pelukku!
Aku tak tahu kenapa aku tak suka saja melihatnya, padahal harusnya melihat sahabat baik kita sedang berbahagia juga turut membuat kita senang, tapi dalam hal ini justru yang kurasakan adalah kebalikannya.
Mungkin ini adalah sesuatu yang buruk tapi serius itulah yang kurasakan, dan alasan sebenarnya aku jarang bertemu teman-teman gengku karena kegoisanku inilah.
Yang bila mereka sadari bahwa aku mulai jaga jarak dengan mereka ya sejak Nova dan Dimas berpacaran, aku beralasan sibuk saja dan sulit mengatur waktu padahal aku malas melihat Nova dan Dimas bermesra-mesraan di depanku karena mereka memang romantis sekali serta tak ragu mengumbar kemesraan mereka ketika kami sedang ngumpul.
Melihat mereka duduk berpangkuan berpelukan di depan kami atau saling mengecup pipi masing-masing lalu melayangkan pujian membuatku muak, dan darahku mendidih rasanya!
Ini lagi dia datang kemudian mengajakku liburan ke Malang bersama yang lainnya dimana saat aku tahu Dimas juga ikut, mantap sekali aku tolak ajakan Nova tadi meski secara halus.
Aku tak bisa menjamin akal sehatku, bisa-bisa iblis dalam diriku ini nanti keluar begitu melihatnya ngamar bersama Dimas dan pasti itu akan menjadikan mereka terkejut melihat perubahan sikapku yang mendadak jadi gila.
Lebih baik jika mereka menganggapku sibuk, sombong atau apalah terserah mereka daripada nantinya mereka harus melihat kenekatanku yang dalam titik tertentu benar-benar tak segan akan kulakukan kalau kepalaku sudah pusing tak karuan, dan aku pasti tak kuasa menahan panas-dingin akan gejolak libido yang kurasakan hingga membuat akal sehatku lenyap seketika!
Karenanya cukup bijak bukan pilihanku untuk tidak ikut?
Aku tahu ini aneh bahkan aku sendiri tak mengerti, padahal melihat teman-temanku yang lain bermesraan dengan pasangan mereka masing-masing aku tak ada masalah sama sekali dan tak pernah merasa terganggu, yang entah kenapa hanya ke Dimas saja aku merasakannya.
Bukan, bukan.
Bukan berarti aku naksir ke Dimas, aku hanya merasa kalau pantasnya Dimas ini bermesraan denganku ketimbang dengan Nova.
Terdengar egois tapi begitulah aku, sejak dulu aku memang akan sangat egois apalagi menyangkut lelaki yang kuinginkan.
Terlebih teringat olehku si Dimas ternyata punya kontol yang besar sekali! Itulah yang sulit membuatku keluar dari bayang-bayangnya.
Seketika langsung terbesit di dalam benakku sekarang kalau aku lagi bercinta dengan Dimas, bagaimana badan atletisnya itu menindih tubuh putih seksiku dan wajah gantengnya menatapku yang sedang disetubuhi olehnya?
" Anjingg!!.. " umpatku dalam lalu bergetar dalam khayalan liarku barusan.
Juga celakanya sekarang aku lagi kosong dan tak punya seseorang sama sekali yang bisa kujadikan pelampiasan.
Entah kenapa aku tiba-tiba mengumpat dalam hati lalu aku mulai merasa tak adil karena menurutku aku jauh lebih cantik dan seksi dari Nova hingga harusnya Dimas pantasnya ada dalam pelukku!
Aku tak tahu kenapa aku tak suka saja melihatnya, padahal harusnya melihat sahabat baik kita sedang berbahagia juga turut membuat kita senang, tapi dalam hal ini justru yang kurasakan adalah kebalikannya.
Mungkin ini adalah sesuatu yang buruk tapi serius itulah yang kurasakan, dan alasan sebenarnya aku jarang bertemu teman-teman gengku karena kegoisanku inilah.
Yang bila mereka sadari bahwa aku mulai jaga jarak dengan mereka ya sejak Nova dan Dimas berpacaran, aku beralasan sibuk saja dan sulit mengatur waktu padahal aku malas melihat Nova dan Dimas bermesra-mesraan di depanku karena mereka memang romantis sekali serta tak ragu mengumbar kemesraan mereka ketika kami sedang ngumpul.
Melihat mereka duduk berpangkuan berpelukan di depan kami atau saling mengecup pipi masing-masing lalu melayangkan pujian membuatku muak, dan darahku mendidih rasanya!
Ini lagi dia datang kemudian mengajakku liburan ke Malang bersama yang lainnya dimana saat aku tahu Dimas juga ikut, mantap sekali aku tolak ajakan Nova tadi meski secara halus.
Aku tak bisa menjamin akal sehatku, bisa-bisa iblis dalam diriku ini nanti keluar begitu melihatnya ngamar bersama Dimas dan pasti itu akan menjadikan mereka terkejut melihat perubahan sikapku yang mendadak jadi gila.
Lebih baik jika mereka menganggapku sibuk, sombong atau apalah terserah mereka daripada nantinya mereka harus melihat kenekatanku yang dalam titik tertentu benar-benar tak segan akan kulakukan kalau kepalaku sudah pusing tak karuan, dan aku pasti tak kuasa menahan panas-dingin akan gejolak libido yang kurasakan hingga membuat akal sehatku lenyap seketika!
Karenanya cukup bijak bukan pilihanku untuk tidak ikut?
Aku tahu ini aneh bahkan aku sendiri tak mengerti, padahal melihat teman-temanku yang lain bermesraan dengan pasangan mereka masing-masing aku tak ada masalah sama sekali dan tak pernah merasa terganggu, yang entah kenapa hanya ke Dimas saja aku merasakannya.
Bukan, bukan.
Bukan berarti aku naksir ke Dimas, aku hanya merasa kalau pantasnya Dimas ini bermesraan denganku ketimbang dengan Nova.
Terdengar egois tapi begitulah aku, sejak dulu aku memang akan sangat egois apalagi menyangkut lelaki yang kuinginkan.
Terlebih teringat olehku si Dimas ternyata punya kontol yang besar sekali! Itulah yang sulit membuatku keluar dari bayang-bayangnya.
" Ahhh.. Jadi nafsu sendiri kan!.. " gerutuku dalam hati karena aku malas sebenarnya mengingat kejadian itu lagi.
Setiap kali memikirkan Dimas aku pasti langsung naik libido, aku tahu Dimas itu pacar sahabatku, kalau aku ketahuan diam-diam memikirkan soal ini apalagi kalau mereka sampai tahu bahwa ternyata Dimas dan aku sudah pernah ngeseks sebelumnya, mungkin tak ada istilah matahari terbit lagi untukku.
Karenanya aku memutuskan menjaga jarak dari mereka terutama bertemu Nova yang kemana-mana berdua bersama Dimas, melihat wajah gantengnya hanya selalu akan membawaku ke ingatan dimana kami bercinta ala kadarnya waktu itu.
Aku takut gelap mata, takut sekali!
Ketika libidoku bangkit aku tak mengerti kenapa aku sulit mengontrol diriku dan aku benar-benar menjadi orang yang berbeda dari Vera yang diriku kenal.
Juga dalam hal ini aku tak mau menjadi racun dalam lingkungan persahabatan kami, hanya demi seseorang yang kudambakan untuk menjadi pemuas syahwatku, tak mau.
Terlebih mereka adalah sahabat-sahabat baikku meski Nova dan yang lainnya tak menyadari gejolak dalam batinku karena sejauh ini aku memang tak menampakannya.
Lucu memang, situasinya aneh dan aku sadar bahwa ini hanyalah ambisi egois dariku.
Dan akhirnya setelah sekian lama aku menjauhkan diri sebentar tadi aku mesti kembali bertatap-tatapan mata dengan Dimas.
Setiap kali memikirkan Dimas aku pasti langsung naik libido, aku tahu Dimas itu pacar sahabatku, kalau aku ketahuan diam-diam memikirkan soal ini apalagi kalau mereka sampai tahu bahwa ternyata Dimas dan aku sudah pernah ngeseks sebelumnya, mungkin tak ada istilah matahari terbit lagi untukku.
Karenanya aku memutuskan menjaga jarak dari mereka terutama bertemu Nova yang kemana-mana berdua bersama Dimas, melihat wajah gantengnya hanya selalu akan membawaku ke ingatan dimana kami bercinta ala kadarnya waktu itu.
Aku takut gelap mata, takut sekali!
Ketika libidoku bangkit aku tak mengerti kenapa aku sulit mengontrol diriku dan aku benar-benar menjadi orang yang berbeda dari Vera yang diriku kenal.
Apalagi di masa subur, aku lebih baik mengurung diriku di kamar daripada beraktifitas diluar. Aku takut kepribadian keduaku bangkit dan membuatku tak terkendali karena setiap kali berpapasan dengan laki-laki, rasanya aku ingin mengajak mereka ML saja.
Serius!
Dalam periode tersebut aku benar-benar tak bisa mengontrol diri dan tak kuat menahan godaan jika melihat lawan jenisku, aku sungguh takut sisi liarku itu bangkit, karenanya aku sering mengisolasi diriku sendiri ketika aku sedang subur.
Juga dalam hal ini aku tak mau menjadi racun dalam lingkungan persahabatan kami, hanya demi seseorang yang kudambakan untuk menjadi pemuas syahwatku, tak mau.
Terlebih mereka adalah sahabat-sahabat baikku meski Nova dan yang lainnya tak menyadari gejolak dalam batinku karena sejauh ini aku memang tak menampakannya.
Lucu memang, situasinya aneh dan aku sadar bahwa ini hanyalah ambisi egois dariku.
Dan akhirnya setelah sekian lama aku menjauhkan diri sebentar tadi aku mesti kembali bertatap-tatapan mata dengan Dimas.
Seketika langsung terbesit di dalam benakku sekarang kalau aku lagi bercinta dengan Dimas, bagaimana badan atletisnya itu menindih tubuh putih seksiku dan wajah gantengnya menatapku yang sedang disetubuhi olehnya?
" Anjingg!!.. " umpatku dalam lalu bergetar dalam khayalan liarku barusan.
Juga celakanya sekarang aku lagi kosong dan tak punya seseorang sama sekali yang bisa kujadikan pelampiasan.
Lagi-lagi makin memikirkannya malah membuat memekku basah, membayangkan pacar sahabatku sendiri menjadi pemuasku justru memberi sensasi yang aneh.
Tubuhku bergetar dan selangkanganku telah basah, langsung aku meloncat dari ranjang untuk mengeluarkan
dildo kontol kudaku dari lemari kecil penyimpanan alat seksku kemudian mulai kubuka celana dalam model ikat tali yang sedang kukenakan.
Tak mau membuang waktu segera aku menyeting posisi dildo tersebut di lantai lalu bergegas mengambil posisi untuk mendudukinya.
Tak mau membuang waktu segera aku menyeting posisi dildo tersebut di lantai lalu bergegas mengambil posisi untuk mendudukinya.
" Uhhh Dim... Ini gedenya kayak kontol kamu sayang!.. " desahku membasahi tangan dengan ludah dan menuntun replika kontol kuda ini ke memekku.
" BANGSAAT!! HAAHH.. ENAKNYA!!.. "
Aku mengerang keras memejamkan mata ketika dildo berukuran ekstra besar ini menembus begitu saja kedalam memekku! Padahal aku tak menuangkan pelumas dan murni mengandalkan air ludah serta kondisi basah memekku sendiri.
" BANGSAAT!! HAAHH.. ENAKNYA!!.. "
Aku mengerang keras memejamkan mata ketika dildo berukuran ekstra besar ini menembus begitu saja kedalam memekku! Padahal aku tak menuangkan pelumas dan murni mengandalkan air ludah serta kondisi basah memekku sendiri.
" DIMMM... ENAK BANGET SAYANGG!!... "
PLAAKK!!
Kutabok pantatku gemas mengiringi tusukan kontol yang merangsek makin dalam ketika makin kududukkan tubuhku diatasnya.
Aku yang kini sedang birahi total membayangkan Dimas benar-benar sedang kugoyang dari atas, dan dia meracau tak karuan akan kenikmatan yang dia rasakan akibat servisku.
Wajah gantengnya mengumpat yang terus kupandangi bahkan sesekali dia menabok pantatku sampai merah-merah dengan keras!
Kupejamkan mataku, aku murni fokus dengan sensasi serta fantasi yang kini memenuhi kepalaku.
Terasa olehku bagaimana nikmatnya kontol gedenya itu keluar-masuk menyenggamaiku sambil berdiri berhadap-hadapan dengannya dipojokan dapur rumahnya dulu.
Dan semenjak saat itu pula aku jadi sering mengkhayalkan bagaimana seandainya kalau lelaki setampan dan punya kontol segede dia memperbudakku sebagai pemuasnya.
Aku sungguh rela melakukan apapun yang dia inginkan dan aku bersumpah takkan mencari-cari laki-laki lain lagi karena aku benar-benar akan mengabdi kepadanya.
Membayangkan Dimas mengikat tubuhku sampai aku tak berdaya lalu dia menyodomi dengan ganas sambil memaki-makiku sungguh membuatku gila hanya dengan membayangkannya saja!
Aku yakin pastilah pantatku benar-benar akan rusak karena terus dibolongi oleh kontol tebalnya itu.
PLAAKK!!
Kutabok pantatku gemas mengiringi tusukan kontol yang merangsek makin dalam ketika makin kududukkan tubuhku diatasnya.
Aku yang kini sedang birahi total membayangkan Dimas benar-benar sedang kugoyang dari atas, dan dia meracau tak karuan akan kenikmatan yang dia rasakan akibat servisku.
Wajah gantengnya mengumpat yang terus kupandangi bahkan sesekali dia menabok pantatku sampai merah-merah dengan keras!
Kupejamkan mataku, aku murni fokus dengan sensasi serta fantasi yang kini memenuhi kepalaku.
Terasa olehku bagaimana nikmatnya kontol gedenya itu keluar-masuk menyenggamaiku sambil berdiri berhadap-hadapan dengannya dipojokan dapur rumahnya dulu.
Dan semenjak saat itu pula aku jadi sering mengkhayalkan bagaimana seandainya kalau lelaki setampan dan punya kontol segede dia memperbudakku sebagai pemuasnya.
Aku sungguh rela melakukan apapun yang dia inginkan dan aku bersumpah takkan mencari-cari laki-laki lain lagi karena aku benar-benar akan mengabdi kepadanya.
Membayangkan Dimas mengikat tubuhku sampai aku tak berdaya lalu dia menyodomi dengan ganas sambil memaki-makiku sungguh membuatku gila hanya dengan membayangkannya saja!
Aku yakin pastilah pantatku benar-benar akan rusak karena terus dibolongi oleh kontol tebalnya itu.
" Ahhh Diimmm!!.. " batinku lagi memejamkan mata sambil mengocoki anusku sendiri dan mulai tenggelam
dalam buai indah ingatan singkat yang dulu pernah kurasakan bersamanya.
..............................
Semua itu
terjadi by Accident.
Mulanya sekitar 3 bulanan yang lalu saat kami pergi ke pesta ulang tahun Aurel, salah seorang teman geng kami.
Mulanya sekitar 3 bulanan yang lalu saat kami pergi ke pesta ulang tahun Aurel, salah seorang teman geng kami.
" Pliss
ya Jul, lo temenin.. " kata Nova saat itu.
" Ya ampun Nov, masa iya lo mau berduaan pake acara ditemenin segala sih.. " jawabku
sambil memasang Eyeliner.
" Ini
beda tauk, ya lo temenin aja, gue masih grogi dikit.. " bujuk Nova.
" Kok
grogi? Tuh kan lo pasti mau ngapa-ngapain sama dia ya?.. " nyinyirku padanya.
Nova pun
kemudian nyengir nakal.
" Hihihi.. Ya gitu deh.. "
" Makanya lo temenin ya Jul.. Pliss Pliss Pliss.. " mohonnya lagi.
" Huuu..
Dasar.. Yaudah deh, tapi pagi kita langsung balik ya, soalnya gue ada urusan.. " kataku yang akhirnya menyanggupinya.
" Yeay!
Okkk Hottie... " riangnya sambil memelukku girang dan mengecup pipiku.
Saat itu
kami bersiap-siap di apartemenku untuk pergi ke pesta Aurel, baru setelahnya Nova
meminta aku menemaninya menginap di rumah Dimas.
Jam setengah
10 malam Dimas sudah menjemput kami di apartemenku, karena Nova masih tinggal
dengan orang tuanya dia jadi tak bisa pulang larut, makanya terpaksa dia minta
izin dengan membikin alasan menginap di apartemenku supaya bisa bebas.
Ketika itu dia benar-benar lagi mabuk kepayang dengan Dimas, dan kalau tak salah mereka baru
2 mingguan berpacaran.
Singkatnya
kami pun datang ke perayakan pesta ulang tahun Aurel yang mewah, Aurel sampai
mengundang seorang DJ dari Korea untuk memeriahkan Indoor Party nya.
Aneka kue, Snack, Free Flow Beer dan minuman beralkohol sudah tersaji yang bisa kami ambil sesuka hati.
Aneka kue, Snack, Free Flow Beer dan minuman beralkohol sudah tersaji yang bisa kami ambil sesuka hati.
Waktu
berlalu dengan cepat, sekitar jam 1 malam, aku yang sedang High asik berjoget
dengan 4 orang cowok segera ditarik tanganku oleh Nova.
" Yuk
Jul kita ke rumahnya Dimas.. " kata Nova dengan wajah yang juga sudah memerah mabuk.
Tapi dia
masih ingat bahwa jika tidak diajak, maka aku takkan pulang dengan riuh pesta
seperti ini.
Aku agak
ngedumel juga sih, padahal aku sedang asik-asiknya tapi ya mau bagaimana lagi
toh tadi aku sudah berjanji, maka kami bertiga pun segera pamit dengan Aurel.
Di jalan aku
yang duduk dibelakang jadi seperti kambing conge saja, Nova diajak ngobrol
sudah tak nyambung lagi, aku langsung tahu kalo sahabatku itu telah mabuk
berat, Nova terus memiringkan badannya berusaha memeluk sambil mengecup pipi
Dimas.
Agak lambat
kami berjalan, karena Nova terus mengganggu Dimas mengemudi.
" Mmmpppmh... Sayang ciuumm.. " ujarnya sambil terus menarik dagu Dimas agar bisa
terus mencium bibirnya.
Nova juga
sudah tak ragu untuk mendesah, dan bahkan dia nekat berusaha duduk dipangkuan
Dimas yang sedang menyetir mobil, Dimas lantas terpaksa
memberhentikan mobilnya karena yang dilakukan Nova berbahaya sekali, kalo dia ladeni yang ada malah nabrak.
Dimas terus
menenangkan Nova yang sudah liar seolah ingin memperkosanya saat itu, cowok
ganteng ini tampak agak tak enakan denganku, karena semua dilakukan Nova tepat
di depanku, tapi aku hanya tersenyum dan pura-pura tak melihat, padahal dalam
hati aku sangat iri walau waktu itu aku masih menganggap Dimas tak lebih dari sekedar cowok ganteng biasa.
" Ver lo
gak apa-apa ikut kita?.. " tanya Dimas mungkin menjaga perasaanku.
" Ah
santai aja kok Dim.. " jawabku sambil senyum.
" Atau
lo mau ditemenin sama temen gue?.. " tiba-tiba Dimas menawarkan opsi itu supaya aku ada teman ngobrol mungkin.
" Hmmmm... "
" Boleh-boleh aja kok Dim, kalo gak ngerepotin temen kamu.. " kataku singkat.
" Hahaha
kalem aja, dia sante kok orangnya.. " Dimas kemudian mengarahkan mobilnya untuk
menjemput temannya itu.
Aku senang
sekali mendengar, ini baru Win-Win Solution, setidaknya sambil menunggui Nova aku juga ada teman ngobrol, yah asal tampangnya tidak mengecewakan saja.
15 menit
kemudian kami pun sampai, Dimas turun sebentar, dan tak lama dia sudah bersama
temannya masuk kedalam mobil.
" Nih Ver,
kenalin temen gue namanya Gilang.. " Dimas langsung memperkenalkan temannya
yang baru masuk mobil padaku.
Kami saling berjabat tangan berkenalan, dan tampangnya ya lumayanlah.
Perjalanan dilanjutkan kembali ketujuan awal, Dimas menyuruh Gilang yang
membawa mobil dan aku berpindah ke kursi depan. Di jalan aku mulai mengobrol
dengan Gilang, anaknya sih asik juga, sementara si Dimas sedang sibuk bergumul
dengan Nova dibelakang.
Memasuki
perumahan Dimas aku langsung tahu ternyata si Dimas ini anak orang kaya, selain karena
perumahannya yang elit, rumah yang dia tempati juga terlihat sangat mewah dan gilanya saat kupuji rumahnya yang bagus itu dia hanya tertawa santai.
" Hahaha
iya, itung-itung belajar hidup sendiri karena udah lama kosong, makanya mending
gue tempatin, daripada tinggal sama bonyok terus.... " jawabnya dengan gampang.
Tak lama
setelah memarkirkan mobilnya, kami pun masuk, Dimas agak memapah Nova yang kesulitan berjalan menggunakan High
Heels dalam kondisi limbung mabuknya.
Di dalam,
Dimas mengarahkan kami ke ruang tengah untuk Chill-Out sebentar karena kami
tadi minum agak banyak.
Ruang
tengahnya mewah sekali, ada meja biliar, akuarium air asin besar, dan ada ruang karaoke nya tersendiri, belum lagi jika melihat desain interior seisi rumahnya yang Futuristic abis.
Dimas menyalakan TV, dia juga membawakan makanan ringan dan minum, kami mulai mengobrol santai sambil menurunkan alkohol yang sedang mempengaruhi kami karena jika dibiarkan duduk tanpa melakukan apa-apa memang mabuk akan terasa sekali, apalagi di pesta tadi baik aku, Nova dan Dimas minum lumayan banyak.
Dimas menyalakan TV, dia juga membawakan makanan ringan dan minum, kami mulai mengobrol santai sambil menurunkan alkohol yang sedang mempengaruhi kami karena jika dibiarkan duduk tanpa melakukan apa-apa memang mabuk akan terasa sekali, apalagi di pesta tadi baik aku, Nova dan Dimas minum lumayan banyak.
Satu jam kemudian
suasana semakin mencair, mabuk Nova makin parah, ia sudah ngomong ngawur dan
menunjuk-nunjuk tak jelas, sambil menyandarkan kepalanya di dada Dimas, si cowok ganteng itu hanya mengiya-iyakan saja ocehan kekasihnya tersebut sambil memeluk dan
mengelus rambutnya, sementara Gilang sudah duduk rapat disebelah dan merangkul
bahuku.
Aku ketawa
saja, Nova memang dari dulu kalo mabuk pasti resek, sementara aku yang tiap kali pergi dugem bareng teman-teman di gengku pasti akan selalu repot mengurusi mereka yang mabuk tiap kali kami ajojing.
Berhubung hanya aku sendiri yang tak pernah mabuk diantara mereka, maka sudah pasti aku pasti jadi 'pengasuh' mereka-mereka yang sudah tepar di akhir pesta.
Sudah dari remaja aku hidup di dunia seperti itu yang bahkan tiap malam dulu aku selalu mabuk-mabukkan, karena itulah daya tahan alkoholku lebih tinggi dibandingkan mereka.
Dan pada saat itu pertama kalinya aku dan Dimas ngobrol akrab, karena semenjak Go Public dengan Nova, kami tidak pernah ngobrol panjang lebar, biasanya kami hanya Say Hi dan basa-basi saja.
Berhubung hanya aku sendiri yang tak pernah mabuk diantara mereka, maka sudah pasti aku pasti jadi 'pengasuh' mereka-mereka yang sudah tepar di akhir pesta.
Sudah dari remaja aku hidup di dunia seperti itu yang bahkan tiap malam dulu aku selalu mabuk-mabukkan, karena itulah daya tahan alkoholku lebih tinggi dibandingkan mereka.
Dan pada saat itu pertama kalinya aku dan Dimas ngobrol akrab, karena semenjak Go Public dengan Nova, kami tidak pernah ngobrol panjang lebar, biasanya kami hanya Say Hi dan basa-basi saja.
Dari sinilah
aku mulai penasaran dengan Dimas, karena dia sangat asik diajak ngobrol, dan
Dimas sendiri aku yakin sejak pertama dikenalkan Nova kepadaku dia tampak sudah penasaran denganku sama halnya seperti kebanyakan laki-laki yang mendekatiku.
Terlihat di kesempatan itu, dia mulai bertanya-tanya banyak hal seputar diriku.
Terlihat di kesempatan itu, dia mulai bertanya-tanya banyak hal seputar diriku.
Jam malam terus berjalan, Gilang
semakin berani, dia menyingkap bagian bawah Long Dress yang kukenakan dan
mengelus-elus paha putihku, sambil sesekali mengecup pipiku, di depanku Nova sudah menduduki Dimas dan melilitnya seperti ular kawin.
Hembusan
nafas Gilang di leherku membuatku bergetar, tangannya sudah menyusuri buah
dadaku, aku sudah tak ragu untuk mendesah, karena sebenarnya kepalaku masih bergoyang akibat alkohol.
Aku menikmati saja sambil memejamkan mata menikmati remasan halus Gilang dipayudara montokku, sesekali kubuka mataku dan kulihat Dimas sedang memandang kearahku sambil berciuman dengan Nova.
Aku agak aneh kenapa Dimas terus menatapku karena harusnya dia fokus saja mencumbui kekasihnya itu, tapi dia malah terlihat meladeninya ala kadarnya dan lebih memfokuskan pandangannya kearahku.
Makin yakin bahwa Dimas sudah terbius akan pesonaku dan menyadarinya membuatku tersenyum licik, saat itulah tiba-tiba saja terlintas dipikiranku untuk menggodainya yang merupakan pacar dari sahabatku yang bahkan sedang duduk di pangkuannya!
Aku memberikan kerlingan mata seksiku padanya, sebelum kutarik dagu Gilang dan memagutnya untuk melihat apa reaksi Dimas melihatku berciuman dengan temannya.
Aku menikmati saja sambil memejamkan mata menikmati remasan halus Gilang dipayudara montokku, sesekali kubuka mataku dan kulihat Dimas sedang memandang kearahku sambil berciuman dengan Nova.
Aku agak aneh kenapa Dimas terus menatapku karena harusnya dia fokus saja mencumbui kekasihnya itu, tapi dia malah terlihat meladeninya ala kadarnya dan lebih memfokuskan pandangannya kearahku.
Makin yakin bahwa Dimas sudah terbius akan pesonaku dan menyadarinya membuatku tersenyum licik, saat itulah tiba-tiba saja terlintas dipikiranku untuk menggodainya yang merupakan pacar dari sahabatku yang bahkan sedang duduk di pangkuannya!
Aku memberikan kerlingan mata seksiku padanya, sebelum kutarik dagu Gilang dan memagutnya untuk melihat apa reaksi Dimas melihatku berciuman dengan temannya.
Dimas
terdiam, matanya melotot melihatiku. Sesaat dia mengabaikan Nova hanya demi meyakinkan apa yang sedang dilihatnya itu benar dan bukan halusinasi mabuknya.
Sadar bahwa ombak yang datang sesuai harapan aku lebih memberanikan diri. Segera kubuka
kaos yang Gilang pakai, kemudian menyuruh Gilang balik badan dan aku duduk dipangkuannya yang sudah
bertelanjang dada.
Sengaja kuatur dulu posisinya agar posisiku yang menghadap Dimas, sementara Gilang memelukku membelakangi Dimas.
Dalam posisi itu aku mulai bercumbu secara lebih liar lagi dengan Gilang, sambil sorot mataku terus kukunci ke Dimas.
Sengaja kuatur dulu posisinya agar posisiku yang menghadap Dimas, sementara Gilang memelukku membelakangi Dimas.
Dalam posisi itu aku mulai bercumbu secara lebih liar lagi dengan Gilang, sambil sorot mataku terus kukunci ke Dimas.
" Ahhh.... Lembuut.. " rintih Gilang saat jemariku mengelus-elus dada dan
putingnya.
Aku tak
perlu mengkhawatirkan reputasiku di depan Nova, karena dia sudah benar-benar
tidak sadar lagi.
Dimas terus melihatiku, Gilang yang tak menyadari bahwa dia hanya menjadi umpan mencium bibirku ganas,
tangannya juga sudah menyelip di dalam Dress ku kini sedang meraba-rabai
punggung halusku.
Aku sudah
tak bisa mempertahankan diriku sebenarnya, memekku mulai basah, tapi
aku ingin terus menggoda Dimas dan seakan ingin membuat dia menyesal karena memilih Nova.
Saat Gilang
mencoba membuka pakaianku aku menahan tangannya, kemudian kubisiki dia kalimat-kalimat menggoda yang intinya membuat Dimas penasaran.
" Kita
lakuin dikamar aja yuk sayang, aku udah sange sama kamu Gil.. " bisikku dikuping
Gilang dengan nada binal yang aku bertaruh bahwa Dimas pasti mendengar itu.
Tak perlu
menunggu jawaban Gilang, aku kembali ke Dimas.
" Dim,
aku pinjem kamar kamu boleh? Aku pengen ngamar sama Gilang.. " pintaku kepada
Dimas.
Dimas
terlonjak kaget sekali, bak terkena ilmu teluh dia mematung selama beberapa saat, dan tampaknya aku berhasil
menghipnotisnya dengan kebinalanku.
Kemudian dia
menunjuk kearah pojok ruangan di dekat tangga.
Setelah
mendapat arah yang jelas, aku langsung berdiri dan menarik tangan Gilang,
kemudian berjalan melenggok kearah yang tadi Dimas berikan.
Kami masuk kedalam kamar, sambil menutup pintu kamar tak lupa aku mengedipkan mataku
genit kearah Dimas yang masih terdiam bengong melihatiku masuk kedalam kamar dengan temannya.
Dan dikamar
itu aku pun dikentot oleh Gilang, teman Dimas yang sedang keruntuhan
durian.
..............................
" AHH DIM TERUS ENTOT AKU PEREK KAMU SAYANG!!... "
" COWOK GANTENG KAYAK KAMU PANTESNYA NGEWEIN PELACUR CANTIK KAYAK AKU!!.. "
" COWOK GANTENG KAYAK KAMU PANTESNYA NGEWEIN PELACUR CANTIK KAYAK AKU!!.. "
Aku menggila sendiri mengingat Flashback itu, aku terus menggoyang tubuhku diatas dildo kontol kuda ini sambil mengkhayalkan bahwa sekarang aku benar-benar sedang disenggamai oleh Dimas.
Peluh keringatku mulai bermunculan, fokus kupejamkan mata ini mengingat kembali bagaimana Dimas akhirnya tak kuasa menyembunyikan rasa penasarannya padaku di malam tersebut.
Di dalam kamar
itu, setidaknya Gilang mengentotiku dua ronde, dia lumayan juga, tapi karena
aku cukup banyak minum dan kepalaku terasa pusing sekali, secara tak sadar aku pun tumbang ketiduran.
Aku
terbangun lagi karena kebelet pipis, Gilang ternyata juga ikut tidur disebelahku, tangannya
melingkar di pinggangku, segera aku singkirkan tangannya pelan agar tak
membangunkannya lalu bergegas bangun, karena jujur dia bukan target buruanku saat itu.
Kupakai lagi dalamanku yang berupa Tanktop hijau dan Short biru sementara kuambil BH dan celana dalam beserta Dress Party ku yang berserakan dilantai kemudian keluar mencari toilet.
Kupakai lagi dalamanku yang berupa Tanktop hijau dan Short biru sementara kuambil BH dan celana dalam beserta Dress Party ku yang berserakan dilantai kemudian keluar mencari toilet.
Dengan
langkah gontai aku kembali keruang tengah sebelumnya lalu menaruh pakaianku ke dalam tas.
Aku tak tahu dikamar mana Dimas dan Nova saat itu karena banyak sekali ruangan dirumah ini, bahkan aku tak tahu dimana kamar mandinya.
Terus aku berjalan gontai mencari posisi kamar mandinya, samar kulihat jam sudah hampir jam 6 pagi, kepalaku masih saja bergoyang.
Aku tak tahu dikamar mana Dimas dan Nova saat itu karena banyak sekali ruangan dirumah ini, bahkan aku tak tahu dimana kamar mandinya.
Terus aku berjalan gontai mencari posisi kamar mandinya, samar kulihat jam sudah hampir jam 6 pagi, kepalaku masih saja bergoyang.
Rupanya
toiletnya tak jauh dari dapur, setelah selesai buang air kecil aku mencoba ke
dapur mencari apakah ada minuman hangat yang bisa kuminum.
Di atas kabin dapur hanya ada perkakasnya yang tampak begitu tertata dengan rapi, beberapa buah-buahan segar juga ada yang menunjukkan bahwa Dimas benar-benar menjaga pola makannya.
Kubuat susu kental manis saja pada waktu itu untuk meredakan mabukku berhubung jam 10 pagi aku harus menemui klien yang ingin di Endorse.
Sambil
menunggu air panas mendidih aku jadi kepikiran, pastilah sekarang tubuh
gagah Dimas sedang menindih dan menggauli Nova di dalam kamar.
" Nova
pasti lagi nyepongin kontol Dimas sekarang.. "
" Segede apa ya kontol Dimas?.. "
" Atau
jangan-jangan Nova lagi digendong terus dientotin sambil dipeluk erat di dada
kekarnya Dimas?.. " tanyaku pada diriku sendiri dengan macam-macam pertanyaan.
Ketika aku sedang enak-enak menyelipkan jariku ke dalam Short dan colmek mengkhayalkannya, tiba-tiba aku mendengar langkah dibelakangku!
Secepat kilat kukeluarkan tanganku dari celana lalu aku langsung pura-pura menuangkan air panas ke cangkir.
Secepat kilat kukeluarkan tanganku dari celana lalu aku langsung pura-pura menuangkan air panas ke cangkir.
" Ver... " kata suara itu.
Aku pun
menoleh, ternyata itu Dimas yang masuk dapur dengan hanya menggunakan Boxer dan
bertelanjang dada.
" FAKK!.. "
Tubuhku seketika terbius melihat Body Dimas yang bidang dan Six Pack itu sedekat ini secara langsung, padahal sebelumnya aku hanya melihat badan Hot nya tersebut dari posting-postingan Nova yang menemaninya sedang nge-Gym.
Dengkulku seketika lemas dan rasanya jantungku mau copot!
Tubuhku seketika terbius melihat Body Dimas yang bidang dan Six Pack itu sedekat ini secara langsung, padahal sebelumnya aku hanya melihat badan Hot nya tersebut dari posting-postingan Nova yang menemaninya sedang nge-Gym.
Dengkulku seketika lemas dan rasanya jantungku mau copot!
" Lo gak
papa?.. " tanyanya mendekat menyadari kekagetan dan kegugupanku.
" Ehmm.. Gak..gpp
Dim... " jawabku kikuk mencoba menyadarkan diriku sendiri.
" Sorry ya dapur lo gue pake, soalnya mabok gue masih gantung, pengen bikin yang anget-anget.. " aku kembali berbalik badan mulai menyeset Sachet susu kental manisku.
" Sorry ya dapur lo gue pake, soalnya mabok gue masih gantung, pengen bikin yang anget-anget.. " aku kembali berbalik badan mulai menyeset Sachet susu kental manisku.
" Iya
kalem aja, anggep aja rumah sendiri kok.. " balasnya lalu mengambil gelas dan membuat minuman hangat juga.
Aku mencoba tenang, sumpah tiba-tiba kepalaku jadi pening dan memekku berdenyut berkontraksi dengan hebat apalagi posisi kami bersebelah-belahan sekali.
Dimas duduk bersandar di kabin dapurnya lalu dia menatapku yang sedang memencet keluar susu dari Sachet nya dan dia tersenyum memandangiku sembari menikmati teh hangatnya.
Aku yang masih membuat susu hangatku seketika jadi kelabakan menyadari dia sedang memperhatikanku, padahal harusnya membuat susu kental manis ini mudah dan cepat tapi entah kenapa saat itu jadi sulit apalagi mataku terus saja lari-lari kearah badan kekarnya.
Aku mencoba tenang, sumpah tiba-tiba kepalaku jadi pening dan memekku berdenyut berkontraksi dengan hebat apalagi posisi kami bersebelah-belahan sekali.
Dimas duduk bersandar di kabin dapurnya lalu dia menatapku yang sedang memencet keluar susu dari Sachet nya dan dia tersenyum memandangiku sembari menikmati teh hangatnya.
Aku yang masih membuat susu hangatku seketika jadi kelabakan menyadari dia sedang memperhatikanku, padahal harusnya membuat susu kental manis ini mudah dan cepat tapi entah kenapa saat itu jadi sulit apalagi mataku terus saja lari-lari kearah badan kekarnya.
Pikiranku hancur, entah sudah berapa lama rasanya dari sejak terakhir kali aku dibuat berdebar-debar dengan seorang pria.
" Gila!.. Diperkosa atau dia hamilin juga gue rela!.. "
" Ahh anjinglah lo Nov! Beruntung banget sih!... " kesalku dalam hati mulai tak bisa mengontrol diriku sendiri ketika itu.
Aku memalingkan muka darinya dan menunduk, berharap rambut panjangku yang sedang kugerai ini menutupi ekspresiku.
" Mau gue bantuin?.. " sambungnya lagi yang mungkin aneh melihatku kesulitan sekali membuat susu kental manis ini saja.
Seketika aku terhenyak dari lamunan jorokku lalu mengatakan tak usah sembari tersenyum kecil.
" Gila!.. Diperkosa atau dia hamilin juga gue rela!.. "
" Ahh anjinglah lo Nov! Beruntung banget sih!... " kesalku dalam hati mulai tak bisa mengontrol diriku sendiri ketika itu.
Aku memalingkan muka darinya dan menunduk, berharap rambut panjangku yang sedang kugerai ini menutupi ekspresiku.
" Mau gue bantuin?.. " sambungnya lagi yang mungkin aneh melihatku kesulitan sekali membuat susu kental manis ini saja.
Seketika aku terhenyak dari lamunan jorokku lalu mengatakan tak usah sembari tersenyum kecil.
" Oh iya
gimana Nova?.. " aku mencoba senormal mungkin dan menanyakan kabar sahabatku itu.
" Dia
masih tidur, tadi malem dia jackpot sampe 2x.. " jawab Dimas menghela nafasnya.
" Woah
masa?.. " responku kaget.
" Iya
gitulah, doi kebanyakan minum pas di acara pesta.. " Dimas mulai mendekat kearahku.
Aku diam.
" Hmmmm.. Lo gimana sama Gilang? Have fun banget pasti ya?.. " kali ini dia yang
balik bertanya.
" Apa
deh! Orang kita gak ngapa-ngapain yee.. " jawabku kemudian memberanikan diri menatapnya lagi.
Sesekali aku mencuri pandang ke otot lengannya yang besar sambil membayangkan tangan itu meremas payudara montokku atau menggendongku yang tengah sebadan dengannya.
Sesekali aku mencuri pandang ke otot lengannya yang besar sambil membayangkan tangan itu meremas payudara montokku atau menggendongku yang tengah sebadan dengannya.
Dimas
tersenyum, wajah gantengnya mengangguk-angguk.
" Oh
okey.. "
" Terus
lo ngedesah, kenapa Ver? Keinjek paku?.. " sambungnya tak lama kemudian.
BAM!
Aku yang tengah menyeruput susu hangatku langsung mati kutu, skakmat sudah!
Melihat wajahku yang memerah dan terdiam membuat Dimas
berjalan semakin rapat mendekatiku.
" Gimana
rasanya ML sama temen gue? Enak ya?.. " tanyanya ceplas-ceplos.
Aku lupa, sepanjang di dalam kamar aku sengaja mendesah dengan lepas, memang tujuanku agar Dimas mendengarnya dan iri membayangkan temannya sedang meniduriku.
Dimas sudah
berada tepat di depanku, dia menyingkirkan cangkir susu yang sedang aku
tempelkan di mulutku dan menaruhnya ke kabin dapur, aku terdiam menatapnya
karena tak tahu harus melakukan apa lagi selain itu.
Dengkulku lemas selemas-lemasnya! Dan aku benar-benar tak bisa menggambarkan perasaanku ketika dia membelai rambut yang menghalangi wajahku untuk kemudian mengelus pipiku.
" Rambut lo panjang banget Ver.. " katanya saat membelai rambut pirang panjangku yang memang sengaja kupanjangkan hingga melebihi pantat.
" Dan lo cantik abis.. " lanjut dia memandangiku dan mengunci pandangan ke mataku.
" Dan lo cantik abis.. " lanjut dia memandangiku dan mengunci pandangan ke mataku.
Dan tahu-tahu dia sudah mencium bibirku!
Jujur aku tak betul-betul mengingatnya karena segalanya terjadi dengan begitu cepatnya.
Aku memejamkan mataku merasakan ciuman hangatnya, sementara kedua telapak tangannya memegangi pipiku dan terus mencumbuku mesra seperti kekasihnya.
Jujur aku tak betul-betul mengingatnya karena segalanya terjadi dengan begitu cepatnya.
Aku memejamkan mataku merasakan ciuman hangatnya, sementara kedua telapak tangannya memegangi pipiku dan terus mencumbuku mesra seperti kekasihnya.
Vaginaku
kembali berdenyut juga kesadaranku hanyut, meskipun aku masih setengah mabuk tapi
tubuhku masih cukup sadar untuk mengatakan bahwa aku telah Horny berat.
Dimas
memojokkanku hingga mentok di dinding dapur, aku pasrah saja terus diciumnya
dengan ganas.
Tapi
bermenit-menit kemudian aku mendapatkan kewarasanku kembali, hingga aku pun mendorongnya.
" Kita
ga bisa lakuin ini Dim!... " ujarku sambil berusaha keluar dari dekapan
tangannya.
Dia diam melihatku yang kabur dari peluknya.
" Kenapa
gak bisa Ver?.. " dia menarik tanganku dan kembali mengurungku dalam dekapannya.
" Lo
pacar Nova Mas.. "
" Hubungan gue sama Nova bisa rusak gara-gara ini.. " aku berusaha
menyadarkan posisi kami, tapi Dimas malah kembali mengunci tubuhku kuat sekali.
" Udah cuek aja, asal kita sama-sama tutup mulut gak akan ada yang tau.. "
" Sekarang gua maunya elo!!.. " tukasnya dengan egois.
Aku bergetar mendengar kata-katanya, ternyata dia benar-benar menginginkanku!
" Sekarang gua maunya elo!!.. " tukasnya dengan egois.
Aku bergetar mendengar kata-katanya, ternyata dia benar-benar menginginkanku!
Seketika dia mencium bibirku lagi dengan buas dan mendesakku menempel ke tembok.
" Uhhhh... Dim!!.. "
Aku sudah tak tahu lagi harus berbuat apa, aku tahu apa yang kulakukan tak benar namun tubuhku makin lemas seiring kuat pelukannya dan lahap ciumannya di seluruh wajahku.
" Ummpphh.. Gila lo cantik abis Ver.. " ungkapnya saat itu menjilati sekujur wajahku penuh nafsu.
Kudiamkan tubuhku dan kutatap wajahnya yang terlihat sudah dirasuk setan itu menggarapku sambil berdiri.
Aku sudah tak tahu lagi harus berbuat apa, aku tahu apa yang kulakukan tak benar namun tubuhku makin lemas seiring kuat pelukannya dan lahap ciumannya di seluruh wajahku.
" Ummpphh.. Gila lo cantik abis Ver.. " ungkapnya saat itu menjilati sekujur wajahku penuh nafsu.
Kudiamkan tubuhku dan kutatap wajahnya yang terlihat sudah dirasuk setan itu menggarapku sambil berdiri.
" Tadi
malem gue denger Gilang terus muji-muji bodi lo.. "
" Gak
tau kenapa rasanya gue gak rela aja Ver.. "
" Jujur waktu Nova ngenalin lo ke gue waktu itu gue langsung naroh perhatian ke elo.. "
" Jujur waktu Nova ngenalin lo ke gue waktu itu gue langsung naroh perhatian ke elo.. "
Dimas
menampakkan wajah serius sambil mengatakannya dan rupanya sejak awal dia juga mengagumiku seperti yang kukira.
" Gue
juga mau ngerasain bodi seksi lo Ver, gue jamin lo bakal lebih keenakan sama
gue.. "
" Gue jamin!!.. "
" Gue jamin!!.. "
Tangannya yang sejak tadi hanya mengelus-elus saja pinggang rampingku langsung bergerak mengangkat Tanktop yang kukenakan, kemudian dia melolosinya
hingga keleherku.
" Gila
tetek lo Ver! " katanya takjub dengan payudara putih bulatku.
Aku hanya
bisa menatap wajahnya yang tepat berada di depan dadaku sambil menggigit
bibirku sendiri.
Kemudian dia
turun hingga wajahnya ada di depan pahaku dan membuka Short berbahan Spandex yang kukenakan.
Aku tak melawan dan membiarkan saja diriku ditelanjangi oleh lelaki tampan ini.
" Bangsat! Lo gak cuma cakep, tapi liat bodi lu juga seksi banget!.. " suara Dimas bergetar saat dia melihat keseluruhan tubuh sintalku.
Masih sambil
duduk dengan lututnya, dia kemudian mencium perutku, menjilati pusarku yang
bertindik kemudian mengecup-ngecup pinggiran memekku, tangannya yang terus
menelusuri paha mulusku membuat bulu romaku berdiri.
" Memek
lo merah banget Ver, paha lo juga halus dan mulus banget.. Ohh mimpi apa gue
semalem.. " lirihnya sambil mengagumi setiap lekuk tubuhku.
Tanpa sadar
aku mengelus rambutnya seakan berusaha membenamkan wajah gantengnya itu
ke memekku, dan Dimas pun melakukannya, dia mulai menjilati memekku.
Bagai
tersambar petir tubuhku seperti disengat listrik berjuta-juta volt!
" OOHHH MASSS!!!.. " teriakku menggila.
Aku menjerit
lepas seolah tak peduli jika jeritanku itu harus membangunkan Nova, karena yang
kurasakan saat itu betul-betul khayalan yang sering masuk saat aku bermasturbasi.
Dijilati di memek dan akan segera ditiduri oleh laki-laki tampan nan perkasa selalu jadi fantasi wanita manapun.
" Dim terus!! Ahhh.. " leguhku menggila.
" Dim terus!! Ahhh.. " leguhku menggila.
Dimas mulai
menghabisiku, tubuh telanjangku yang berdiri bersandar di tembok dapur kini
sedang dia cium dan jilati.
Dia yang sudah sepenuhnya dikuasai nafsu setannya terus melontarkan puja-puji atas keindahan tubuhku, tapi tak jarang sesekali dia memanggilku pelacur, dan cewek murahan.
Dia yang sudah sepenuhnya dikuasai nafsu setannya terus melontarkan puja-puji atas keindahan tubuhku, tapi tak jarang sesekali dia memanggilku pelacur, dan cewek murahan.
Aku suka
sekali!
Itu adalah salah satu poin selain kontol gedenya yang membuatku terus kepikiran akan dirinya pasca kejadian singkat di hari itu.
Setelah puas
melahap memekku dan membuatku orgasme, dia kembali berdiri dan kami berciuman, tanganku mulai
meraba-raba kontol Dimas dibalik Boxer nya.
Aku melotot saat terasa olehku bahwa kontolnya besar dan keras sekali! Tak mau halu aku langsung jongkok dan memelorotkan cawat yang dia kenakan guna memastikannya sendiri.
Dan ternyata benar, kontol Dimas benar-benar besar!
Mataku rasanya mau meloncat keluar menyaksikan batang keras yang berdiameter tebal itu dihadapanku, tubuhku bergidik dan aku makin kalut dalam sisi liarku sendiri begitu mengetahui Dimas punya kontol yang besar.
Aku kalap dan sudah tak memperdulikan apa-apa lagi waktu itu, aku hanya ingin segera disetubuhi Dimas!
Aku melotot saat terasa olehku bahwa kontolnya besar dan keras sekali! Tak mau halu aku langsung jongkok dan memelorotkan cawat yang dia kenakan guna memastikannya sendiri.
Dan ternyata benar, kontol Dimas benar-benar besar!
Mataku rasanya mau meloncat keluar menyaksikan batang keras yang berdiameter tebal itu dihadapanku, tubuhku bergidik dan aku makin kalut dalam sisi liarku sendiri begitu mengetahui Dimas punya kontol yang besar.
Aku kalap dan sudah tak memperdulikan apa-apa lagi waktu itu, aku hanya ingin segera disetubuhi Dimas!
Yang kuingat,
setelah aku mengoral kontol Dimas, dia pun mulai menyetubuhiku dengan
mendudukkanku di meja marmer dapur.
Aku terus menatap wajah ganteng dari laki-laki yang tengah sebadan denganku itu, sudah lama sekali aku tak ngeseks dengan cowok ganteng dan berkontol besar karena memang sangat sulit mencarinya.
Aku terus menatap wajah ganteng dari laki-laki yang tengah sebadan denganku itu, sudah lama sekali aku tak ngeseks dengan cowok ganteng dan berkontol besar karena memang sangat sulit mencarinya.
Tak banyak
gaya kami lakukan di dapur itu, aku tak bisa terlalu menikmatinya karena
mabukku amat sangat mengganggu.
Kami dalam
posisi berdiri saat dia akan ejakulasi, untung aku masih cukup sadar
dan mengingatkannya untuk tak ngecret di dalam, dia sangat kecewa dengan itu tapi aku sengaja melarangnya.
Aku sengaja membuatnya penasaran, padahal jika menuruti apa yang kuinginkan tentu saja aku sangat ingin dibenihi cowok seganteng dia.
Dari apa yang kuketahui, bagi seorang laki-laki adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan ketika membenihi seorang wanita, apalagi yang dibenihi itu cewek yang sangat cantik sepertiku.
Mungkin lebih seperti sebuah kebanggaan pribadi bagi mereka, dan akhirnya mau tidak mau Dimas menyemprotkan pejunya di bongkahan pantat montokku.
Aku sengaja membuatnya penasaran, padahal jika menuruti apa yang kuinginkan tentu saja aku sangat ingin dibenihi cowok seganteng dia.
Dari apa yang kuketahui, bagi seorang laki-laki adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan ketika membenihi seorang wanita, apalagi yang dibenihi itu cewek yang sangat cantik sepertiku.
Mungkin lebih seperti sebuah kebanggaan pribadi bagi mereka, dan akhirnya mau tidak mau Dimas menyemprotkan pejunya di bongkahan pantat montokku.
Tak berapa
lama setelah dia klimaks, Dimas menarik tanganku untuk mengajakku ke kamar, tapi
lagi-lagi kutolak, meskipun saat itu libidoku sedang tinggi-tingginya dan aku juga entah berapa kali orgasme berturut-turut selama dientoti dia.
Tapi aku benar-benar ingin membuat laki-laki ini penasaran dengan sengaja tidak menuruti apa yang dia mau.
Untungnya Dimas punya Manner, dia tidak memaksakan kehendaknya padahal jika dia ngotot maka aku pasrah dia cabuli lagi di dalam kamar, maka dia pun terima saja.
Tapi aku benar-benar ingin membuat laki-laki ini penasaran dengan sengaja tidak menuruti apa yang dia mau.
Untungnya Dimas punya Manner, dia tidak memaksakan kehendaknya padahal jika dia ngotot maka aku pasrah dia cabuli lagi di dalam kamar, maka dia pun terima saja.
Hari semakin
pagi, aku kembali memakai pakaianku dan kembali duduk di sofa depan TV tadi
malam sambil menunggu Nova bangun lalu segera kami pulang.
Saat Nova bangun kami berakting seperti biasa, terlihat wajah Dimas agak tak enakan sambil masih sekali-sekali melirikku, aku cueki saja.
Bahkan diakhir ketika kami sudah siap pulang dan sama-sama sedang berada di garasi menunggu Nova sedang ke toilet, aku kembali mengajak Gilang kedalam dan melakukan Quick Sex!
Dimas terdiam tak bisa berbuat apa-apa selain hanya melongo melihatku dan Gilang kembali masuk kerumah berduaan.
Saat Nova bangun kami berakting seperti biasa, terlihat wajah Dimas agak tak enakan sambil masih sekali-sekali melirikku, aku cueki saja.
Bahkan diakhir ketika kami sudah siap pulang dan sama-sama sedang berada di garasi menunggu Nova sedang ke toilet, aku kembali mengajak Gilang kedalam dan melakukan Quick Sex!
Dimas terdiam tak bisa berbuat apa-apa selain hanya melongo melihatku dan Gilang kembali masuk kerumah berduaan.
..............................
" AHHH DIMM!!... "
Makin cepat kugoyang goyanganku untuk mengocok memekku ini dengan dildo yang kududuki sambil mengingat hubungan gelapku bersama Dimas dulu.
Makin cepat kugoyang goyanganku untuk mengocok memekku ini dengan dildo yang kududuki sambil mengingat hubungan gelapku bersama Dimas dulu.
Membayangkan kontol gedenya itu bersama wajah tampan dan badan kekarnya membuatku terbang melayang dan dalam hitungan detik aku langsung klimaks!
Sekejap aku merasakan kenikmatan luar biasa tersebut meledak dalam semburan yang terjadi dirongga memekku.
Aku mengerang-ngerang menikmati sensasinya, dan terus meneriakkan nama Dimas dalam eranganku.
Aku benar-benar mendapatkan klimaks yang luar biasa!
Perlahan kuangkat badanku mengeluarkan dildo kontol kuda ini dari memekku dan begitu tercabut langsung tumpahlah hasil klimaks luar biasaku itu, buah dari libido yang berhari-hari kupendam karena aku memang sedang tak ada siapa-siapa yang bisa diajak bercinta.
Sekejap aku merasakan kenikmatan luar biasa tersebut meledak dalam semburan yang terjadi dirongga memekku.
Aku mengerang-ngerang menikmati sensasinya, dan terus meneriakkan nama Dimas dalam eranganku.
Aku benar-benar mendapatkan klimaks yang luar biasa!
Perlahan kuangkat badanku mengeluarkan dildo kontol kuda ini dari memekku dan begitu tercabut langsung tumpahlah hasil klimaks luar biasaku itu, buah dari libido yang berhari-hari kupendam karena aku memang sedang tak ada siapa-siapa yang bisa diajak bercinta.
" Sayaangg ahh... Banyak banget peju kamu.. Hamil aku pasti Dim.. " racauku membayangkan Dimas sedang membenihiku.
Tubuhku kehilangan dayanya, punggungku langsung rebah terbanting kekasur, aku terengah-engah dan badanku gemetar menggigil hanya dengan membayangkannya saja.
Di usia ini, aku merasa aku benar-benar sudah matang secara seksual, libidoku sungguh terus menuntut, menuntut, dan menuntut untuk terus dipenuhi, aku tidak tahu apakah ini karena aku seorang Hyper Sex atau bukan.
Tubuhku kehilangan dayanya, punggungku langsung rebah terbanting kekasur, aku terengah-engah dan badanku gemetar menggigil hanya dengan membayangkannya saja.
Di usia ini, aku merasa aku benar-benar sudah matang secara seksual, libidoku sungguh terus menuntut, menuntut, dan menuntut untuk terus dipenuhi, aku tidak tahu apakah ini karena aku seorang Hyper Sex atau bukan.
Orang bilang
di usia 25 tahun, seseorang akan mendapatkan puncak dari penampilan juga kematangannya, dan inilah aku yang sekarang, seorang wanita dewasa yang
siap 'melahap' siapa saja dihadapanku.
Bukannya mau sombong, tapi cukup beri aku waktu 15 menit dan aku bisa membuat cowok manapun tergila-gila denganku.
Bukannya mau sombong, tapi cukup beri aku waktu 15 menit dan aku bisa membuat cowok manapun tergila-gila denganku.
Di awal sudah kukatakan, bahwa sejak remaja aku memang selalu menjadi buruan
dari para laki-laki, normalnya aku takkan kesulitan mencari partner untuk
kujadikan teman satu ranjang, tapi bukan itu masalahnya, mencari laki-laki yang
sama gila denganku itulah yang sulit.
Semakin
dewasa aku mulai sadar dengan kebutuhan seksku yang tinggi ini, aku membutuhkan
seseorang yang benar-benar bisa mengimbangiku dan yang bisa membuatku
terkejang-kejang diatas ranjang, karenanya aku sangat berhati-hati dalam mencari
teman kencan sekarang.
Apalagi ketahuilah, memutus hubungan dengan teman kencan yang sudah sangat
tergila-gila denganku itu tak pernah mudah.
Tak pernah mudah!
Mereka tak akan mau terima begitu saja saat aku menyudahi semuanya, mereka tak ingin kehilanganku. Sudah berbusa rasanya mulut ini menekankan ke mereka untuk tak menaruh komitmen perasaan kedalam hubungan kami, tapi tetap akan berakhir seperti itu.
Tak pernah mudah!
Mereka tak akan mau terima begitu saja saat aku menyudahi semuanya, mereka tak ingin kehilanganku. Sudah berbusa rasanya mulut ini menekankan ke mereka untuk tak menaruh komitmen perasaan kedalam hubungan kami, tapi tetap akan berakhir seperti itu.
Memang sudah
ada Stigma di budaya kita yang menganggap bahwa hubungan seks itu mengikat, dan
itu berbeda jauh sekali dari pemahaman Free Sex dari seseorang sepertiku, karenanya menanggapi
reaksi mereka yang bermacam-macam dan meladeninya begitu menghabiskan
energi, seperti contoh terakhir yang terjadi pada Bimo.
Aku menghela
nafas, bertemu lagi dengan Dimas dan mengingat momen di malam itu jadi
membangkitkan keegoisan serta rasa penasaranku yang dulu belum selesai dengannya.
Tanganku bergerak begitu saja ke ponselku dan mencari nomornya.
Tanganku bergerak begitu saja ke ponselku dan mencari nomornya.
" Haruskah kutelpon Dimas?.. " aku bertanya dalam hatiku dan berdebat sebentar.
Beberapa
menit kutimbang-timbang tapi sayangnya batinku tahu bahwa ini salah dan bisa
mencederai hubungan persahabatanku dengan Nova.
Jujur, aku mengumpat diriku sendiri dan aku merasa percuma selama ini aku menjaga jarak dengan mereka agar aku bisa mengubur fantasiku kepada Dimas tapi hanya dalam satu pertemuan saja aku langsung runtuh!
Aku paling tidak bisa mengorbankan keegoisanku dalam hal ini, karena sudah sejak dulu aku selalu mendapatkan laki-laki yang kuinginkan, kalau aku mau dengan lelaki itu ya maka dia harus kudapatkan apapun caranya!
Aku sudah sering menjadi orang ketiga atau jadi penyebab putusnya hubungan orang karena kebetulan aku tertarik untuk tidur dengan cowoknya, aku tak peduli dengan perasaan ceweknya karena jelas dan wajar jika cowoknya sampai rela memutuskan mereka lalu memilihku berhubung cewek-cewek itu sama sekali bukan tandingan bagi kecantikanku.
Tapi kali ini situasinya berbeda dan aku tak bisa melakukannya ke pacar sahabatku sendiri, Nova!
" Arghhh!!!.. " kututup wajahku dengan bantal dan membenamkannya kedalam kasur, aku tak tahu harus berbuat apa.
Maka lagi-lagi kukubur semua keegoisan serta keangkuhanku lalu mencoba melupakannya saja dalam tidur meski perasaanku jadi keloas sekali.
Kuputuskan besok hari aku sudah harus punya teman kencan sebagai pelarianku, tak tahu bagaimana caranya yang jelas malam besok aku sudah akan ngeseks dengan kontol sungguhan lagi!
Aku yang sekarang terlalu takut untuk birahi karena aku sedang 'Single' dan daripada aku terus berfantasi tentang Dimas, maka kuputuskan lebih baik tidur sambil menunggu besok datang mencari pemuas baruku.
Aku paling tidak bisa mengorbankan keegoisanku dalam hal ini, karena sudah sejak dulu aku selalu mendapatkan laki-laki yang kuinginkan, kalau aku mau dengan lelaki itu ya maka dia harus kudapatkan apapun caranya!
Aku sudah sering menjadi orang ketiga atau jadi penyebab putusnya hubungan orang karena kebetulan aku tertarik untuk tidur dengan cowoknya, aku tak peduli dengan perasaan ceweknya karena jelas dan wajar jika cowoknya sampai rela memutuskan mereka lalu memilihku berhubung cewek-cewek itu sama sekali bukan tandingan bagi kecantikanku.
Tapi kali ini situasinya berbeda dan aku tak bisa melakukannya ke pacar sahabatku sendiri, Nova!
" Arghhh!!!.. " kututup wajahku dengan bantal dan membenamkannya kedalam kasur, aku tak tahu harus berbuat apa.
Maka lagi-lagi kukubur semua keegoisan serta keangkuhanku lalu mencoba melupakannya saja dalam tidur meski perasaanku jadi keloas sekali.
Kuputuskan besok hari aku sudah harus punya teman kencan sebagai pelarianku, tak tahu bagaimana caranya yang jelas malam besok aku sudah akan ngeseks dengan kontol sungguhan lagi!
Aku yang sekarang terlalu takut untuk birahi karena aku sedang 'Single' dan daripada aku terus berfantasi tentang Dimas, maka kuputuskan lebih baik tidur sambil menunggu besok datang mencari pemuas baruku.
..............................
Jam 3 subuh
Handphone ku terus bergetar.
Aku terbangun, tapi saat kulihat ada telepon dari nomor tak dikenal maka aku diamkan saja dan kembali tidur.
15 menit berlalu tapi nomor itu terus menelpon hingga berkali-kali. Dalam pikiranku, ini pasti si Bimo yang masih menerorku.
Aku terbangun, tapi saat kulihat ada telepon dari nomor tak dikenal maka aku diamkan saja dan kembali tidur.
15 menit berlalu tapi nomor itu terus menelpon hingga berkali-kali. Dalam pikiranku, ini pasti si Bimo yang masih menerorku.
Tapi tak
lama ada WA masuk.
" Vera
sayang.. Angkat telponnya, itu dari gue.. "
Dan itu dari
Dimas.
DIMAS!
Aku langsung
melompat dari kasur terkaget, perasaanku bercampur aduk melihat WA dari Dimas, dan dia memanggilku sayang!
Kemudian nomor tersebut menelpon lagi yang kali ini kuangkat.
Kemudian nomor tersebut menelpon lagi yang kali ini kuangkat.
" Ya
halo.. " jawabku ditelpon itu dengan suara lembut khas cewek bangun tidur.
" Ver, gue di depan kamar.. " ujar Dimas dengan nada yang pelan.
" OH GOD!!.. " kataku dalam hati sambil menutup telponnya.
Aku
buru-buru memakai lagi celana dalam yang tadi sempat kulepas ketika bermasturbasi, dan
berjalan membuka pintu kamarku dengan perasaan campur aduk yang semakin nyata.
Saat pintu
kubuka, Dimas langsung masuk!
Tampaknya dia takut dilihat orang, yang tanpa dia sadari bahwa apartemen yang kutinggali ini sangat bebas, bebas menerima tamu dan bebas berisik.
Temboknya dilapisi Anti Tremor dan Sound Proff jempolan, bahkan penghuni yang lain sering menggelar pesta kecil dikamar mereka tanpa takut harus terdengar kami jiran kamar sebelahnya.
Tampaknya dia takut dilihat orang, yang tanpa dia sadari bahwa apartemen yang kutinggali ini sangat bebas, bebas menerima tamu dan bebas berisik.
Temboknya dilapisi Anti Tremor dan Sound Proff jempolan, bahkan penghuni yang lain sering menggelar pesta kecil dikamar mereka tanpa takut harus terdengar kami jiran kamar sebelahnya.
Dimas kini
sudah ada di dalam kamarku, dia tidak berbicara sepatah katapun selain hanya menatapku
dengan wajah serius. Aku langsung salah tingkah, kemudian tangan kirinya
merangkul pinggulku, berusaha mendekapku.
" Apa
sih!.. " kataku seraya menepis tangannya.
" Bagus
ya, lo dateng subuh-subuh gini ke kamar cewek, terus gak ngomong sepatah
katapun?... "
Aku sungguh
tak kuat bertatapan mata dengannya, wajahnya yang ganteng dengan hidung mancung
dan rahang yang lancip ini sangat membuatku keok.
Dia masih
saja diam, dan tak lama tangannya kini memegang tanganku.
" Ver,
jujur gue kepikiran lo terus.. " ucap Dimas dengan wajah serius.
" Maksudnya apa Dim?.. " jawabku mencoba untuk tidak terlena dengan wajah tampannya.
" Soal
yang dulu, kenapa lo gak pernah ngomong apa-apa lagi soal malem kita itu?.. " tanyanya penasaran.
" Malam
apa maksudnya?.. " aku mengernyitkan dahi.
Aku berpura-pura lupa padahal aku terus mengingat kenangan di malam itu bersamanya dulu.
Aku berpura-pura lupa padahal aku terus mengingat kenangan di malam itu bersamanya dulu.
" Lo
lupa Ver?.. " elusnya dilengan putih halusku lalu mendekatkan wajahnya ingin menciumku seolah berusaha mengingatkanku akan hal tersebut.
" Udah
Dim, gue males bahas ituan, kalo lo cuman mau bahas itu doang mending lo pulang
aja, gue mau tidur sekarang.. " kubuang muka dan agak mendorongnya menjauh.
" Lagian
gue waktu itu mabuk.. Jadi ya, lupain aja.. " akting meyakinkanku berlanjut.
Kemudian
Dimas mendekapku dengan erat, aku kaget sekali karena dia juga terlihat egois akan nafsunya padaku.
Aku lemas, entah karena pelukannya yang kuat atau memang aku yang pura-pura lemas tak bisa bergerak. Dadanya terasa amat kokoh, aku kalut seketika.
Aku lemas, entah karena pelukannya yang kuat atau memang aku yang pura-pura lemas tak bisa bergerak. Dadanya terasa amat kokoh, aku kalut seketika.
" Ver
setelah malem itu gue obsesi banget sama lo, tiap gue liat foto IG lo gue jadi
makin gak sanggup nahan nafsu gue.. " katanya sambil membelai rambut
panjangku yang juga dia amat sukai.
" Gua mikirin lo dan ngehayalin lo mulu.. "
" Gua mikirin lo dan ngehayalin lo mulu.. "
Mendengar
dia berkata blak-blakan begitu membuatku terkejut, padahal dia orang perlente yang berkelas tapi bahkan dia pun seakan tak bisa menyembunyikan hasratnya ini.
Aku tetap mendorongnya pelan, sambil menatap wajah seriusnya.
" Mas,
lo pacar Nova, gak peduli kita sama-sama nafsu atau engga, yang jelas yang kita
lakuin ini bakal salah.. " aku menjelaskan padanya tentang rintangan terbesar
kami.
" Terus kenapa emang?.. "
" Gak usah peduliin soal itu Ver, asal kita sama-sama tutup mulut gue yakin gak akan ada yang tau... "
Dia mengecup leherku yang langsung membuatku mendesis dan memejamkan mata, namun lagi-lagi dengan segenap kesadaranku aku mendorongnya agar menjauh dari tubuhku yang terus dia grepe-grepei.
" Engga Dim!!.. Kita gak boleh lakuin ini.. " kataku mendorongnya namun kalah tenaga.
Dimas mengunci tanganku ke tembok dan menatap wajahku dengan pandangan penuh nafsunya.
" Gue gak peduli Ver!.. Mau lo bilang apa yang jelas gue bener-bener pengen ML lagi sama lo kayak waktu itu.. "
" Kalau perlu sekarang lo gua bawa lari aja, supaya lo bisa gue entotin sepuas-puas gue!!.. " ujar dia yang sepertinya sudah begitu kerasukan setan dan kata-katanya benar-benar membuatku bergejolak hebat membayangkannya.
" Lo cuma perlu diem dan nikmatin aja Ver, lagian gue juga tau lo suka sama kontol gue kan sayang?.."
Dimas kemudian tersenyum lalu menjilat bibirku.
Aku terdiam dan mataku langsung redup akan perkataannya itu, meski aku tak menyangka Dimas yang Cool dan sewibawa ini bisa juga lepas kendali.
" Terus kenapa emang?.. "
" Gak usah peduliin soal itu Ver, asal kita sama-sama tutup mulut gue yakin gak akan ada yang tau... "
Dia mengecup leherku yang langsung membuatku mendesis dan memejamkan mata, namun lagi-lagi dengan segenap kesadaranku aku mendorongnya agar menjauh dari tubuhku yang terus dia grepe-grepei.
" Engga Dim!!.. Kita gak boleh lakuin ini.. " kataku mendorongnya namun kalah tenaga.
Dimas mengunci tanganku ke tembok dan menatap wajahku dengan pandangan penuh nafsunya.
" Gue gak peduli Ver!.. Mau lo bilang apa yang jelas gue bener-bener pengen ML lagi sama lo kayak waktu itu.. "
" Kalau perlu sekarang lo gua bawa lari aja, supaya lo bisa gue entotin sepuas-puas gue!!.. " ujar dia yang sepertinya sudah begitu kerasukan setan dan kata-katanya benar-benar membuatku bergejolak hebat membayangkannya.
" Lo cuma perlu diem dan nikmatin aja Ver, lagian gue juga tau lo suka sama kontol gue kan sayang?.."
Dimas kemudian tersenyum lalu menjilat bibirku.
Aku terdiam dan mataku langsung redup akan perkataannya itu, meski aku tak menyangka Dimas yang Cool dan sewibawa ini bisa juga lepas kendali.
Masih dengan mengunci tanganku Dimas menjilati wajahku hingga basah oleh ludahnya lalu dia menciumku penuh nafsu.
Aku pun pasrah membiarkannya dan tak kuasa lagi bersandiwara.
Aku pun pasrah membiarkannya dan tak kuasa lagi bersandiwara.
DIMAS
Dimas
menggendong dan membantingku keranjang, kembali dia menciumku ganas sambil tangannya mulai meraba-raba
toketku yang tersembul di Lace Babydoll seksi yang sedang kukenakan.
" Sstthh Ver... Badan lo sumpah seksi banget.. "
" Jujur sayang, selama di jalan pulang tadi pikiran gue ke lo terus, apalagi ngeliat lo pake pakean yang kek gini, lo slutty abis Ver.. " komentarnya sambil mencium-cium bulatan payudaraku penuh nafsu.
Aku memejamkan mata dan mendengar dia memanggilku sayang sungguh membuatku terbang melayang bersamaan dengan jilatannya di sekujur tubuhku yang masih berbalut pakaian tidur yang dia bicarakan meski sudah tersingkap acak-acakan.
Aku betul-betul kehilangan tenagaku dan tak bisa berkata-kata, kesadaran serta akal sehatku perlahan membias menghilang seiring cumbuan yang dia lakukan.
" Sstthh Ver... Badan lo sumpah seksi banget.. "
" Jujur sayang, selama di jalan pulang tadi pikiran gue ke lo terus, apalagi ngeliat lo pake pakean yang kek gini, lo slutty abis Ver..
Aku memejamkan mata dan mendengar dia memanggilku sayang sungguh membuatku terbang melayang bersamaan dengan jilatannya di sekujur tubuhku yang masih berbalut pakaian tidur yang dia bicarakan meski sudah tersingkap acak-acakan.
Aku betul-betul kehilangan tenagaku dan tak bisa berkata-kata, kesadaran serta akal sehatku perlahan membias menghilang seiring cumbuan yang dia lakukan.
Namun ditengah-tengah aksinya yang tengah menggumuliku, tiba-tiba Dimas berhenti setelah melihat dildo yang masih tergeletak diatas lantai yang bekas aku gunakan untuk melepaskan libidoku akibat membayangkannya tadi.
" Lo abis masturbasi ya Ver?.. " ujarnya kaget lalu langsung menatapku yang membalas tatapannya itu hanya dengan wajah polosku.
Aku tak tahu harus berkata apa, sejujurnya aku tak ingin terlalu menunjukkan hasratku kepadanya, namun melihat miniatur kontol kuda yang bahkan masih berlumur pejuku itu aku merasa aku tak bisa bersembunyi lagi.
" Lo abis masturbasi ya Ver?.. " ujarnya kaget lalu langsung menatapku yang membalas tatapannya itu hanya dengan wajah polosku.
Aku tak tahu harus berkata apa, sejujurnya aku tak ingin terlalu menunjukkan hasratku kepadanya, namun melihat miniatur kontol kuda yang bahkan masih berlumur pejuku itu aku merasa aku tak bisa bersembunyi lagi.
" Iya
Mas, tadi pas kamu pulang aku langsung masturbasi.. " jawabku lembut tanpa malu karena sekarang aku benar-benar ingin ngeseks lagi dengannya walau aku tak bilang bahwa aku bermasturbasi itu karena mengkhayalkannya.
Dia masih diam memandangiku lalu kemudian tersenyum tipis.
" Lo masturbasi sama dildo kontol kuda? Emang beneran cewek nakal lo rupanya.. " lanjutnya lalu membuka baju.
Kugigit bibir lalu kugesek-gesekkan pahaku sendiri, aku mendesis dan bahkan mulai kuselipkan jariku masuk ke celana dalam tak tahan untuk segera menggaruk memekku yang terasa basah melihat Dimas sedang membuka seluruh pakaiannya.
" Ughhh... Dimmm!!... " lirihku pelan hanya bisa tergolek diatas ranjang menyaksikan badan gagahnya itu kini sudah telanjang tepat di depan mataku bersama dengan kontol besar tegangnya!
Wajahku pastilah sangat memerah sekarang dan mataku juga telah redup sekali, tak pelak aku sudah birahi total dan aku siap untuk dia setubuhi sekarang!
" Gila Ver.. Lo cakep banget parah!!.. " ujarnya terus mengunci pandangannya lalu menindihku lagi.
Dia elus-elus wajahku lembut, hidung kami saling bersentuhan dan mata kami saling bertatap-tatapan, aku bisa melihat jelas betapa dia amat menginginkan diriku dari tatapan matanya.
Nafasnya terasa memburu berhembus di depan bibirku yang bisa tinggal dia kecup saja namun tak langsung dia lakukan, aku tahu bahwa dia ingin menikmati kecantikanku sejenak dalam momen ini.
" Dim.. " panggilku padanya dengan lembut dan serius mumpung kesadaranku masih bersisa.
" Aku juga sebenernya mikirin soal malem kita waktu itu.. "
" Tapi mau gimana keadaan gak ngedukung buat kita ngelakuinnya lagi.. "
" Dan alesan aku gak pernah bales semua kontak dari kamu ya karena aku mikirin soal Nova Dim.. "
Dia terdiam dan terus memandangiku, memang setelah kejadian itu diam-diam Dimas sering WA dan menelpon menanyakan kabarku, yang intinya dia ingin melakukan pendekatan secara terselubung padaku namun tak pernah kubalas dan hanya kubaca saja.
Ketika dia ikut menemani Nova nongkrong bareng kami aku juga dingin saja dengan dia, tapi malah dianya sendiri terus menatap-natapku yang membuatku takut sekali kalau sampai teman-teman apalagi Nova sampai curiga kalau kami ada apa-apa.
Dengan segenap kewarasanku terus aku menahan diri sekaligus ingin rasanya kuingatkan dia agar sadar akan posisinya.
Hingga akhirnya kuambilah keputusan ekstrim tersebut untuk menjauh dari dia dan Nova karena aku pun juga tak bisa menjamin aku bisa selalu waras jika sudah bertatap-tatapan mata dengannya terlebih setelah apa yang terjadi di malam itu.
" Kamu janji bakal rahasiain ini kan?.. "
" Kamu gak bakal bilang siapa-siapa ya Dim janji?.. " tatapku yang dia balas anggukan juga dengan mata redup dan desisan terangsangnya padaku.
Setelah mempercayainya maka kugerakkan tanganku yang sejak tadi tak bergerak memegang wajah gantengnya menggunakan telapak tanganku lalu kucium dia dengan penuh nafsu!
Kami memejamkan mata dan berciuman mesra namun rakus, kami saling melahap bibir serta lidah kami masing-masing tak mau kalah meluapkan hasrat seksual yang rupanya sama-sama kami pendam diam-diam.
Sekarang situasinya tak seperti di rumahnya waktu itu dimana aku mabuk juga was-was takut sewaktu-waktu Nova memergoki kami, kini di dalam kamar apartemenku tak ada aral lagi yang menghalangi dan kami bisa menuntaskan urusan kami yang belum selesai diatas ranjang kamarku ini secara Fair!
Bermenit-menit kami saling bergulat dengan deru nafas berat, toket dan pantatku benar-benar jadi bulan-bulanan tangan Dimas yang gemas, aku meringis dan menyemangatinya karena aku suka sekali cowok yang beringas kalau sudah bernafsu sepertinya.
" Mphhh... Ahhh.. Buka baju lo Ver.. "
" Gue
konak banget sama badan lo Ver, bodi lo kayak bintang bokep sumpah!.. "
" Sekarang buka cepet gue pengen liat!.." pintanya tak sabaran.
Dimas mundur untuk memberiku waktu bagi aku untuk membuka kain yang masih nyangkut di tubuhku ini, karena sejak tadi dia tak memberiku kesempatan sama sekali dan hanya terus menindihku meluapkan nafsu setannya.
Aku duduk di tepi ranjang sejenak memandanginya yang sedang mengocoki kontol besarnya menungguku menelanjangi diri dihadapannya.
Melihatnya yang sudah begitu tak sabarannya lekas kemudian aku tegak dan membuka pakaian tidur seksiku dengan penuh sensualitas.
Dimas terdiam dan mendesis begitu melihat aku akhirnya benar-benar telanjang dihadapannya.
" Uhh anjing!! Perfect bener lo Vera!.. " komentarnya dihadapanku yang suka sekali jika melihat ekspresi pria yang seperti ini.
" Sekarang buka cepet gue pengen liat!.." pintanya tak sabaran.
Dimas mundur untuk memberiku waktu bagi aku untuk membuka kain yang masih nyangkut di tubuhku ini, karena sejak tadi dia tak memberiku kesempatan sama sekali dan hanya terus menindihku meluapkan nafsu setannya.
Aku duduk di tepi ranjang sejenak memandanginya yang sedang mengocoki kontol besarnya menungguku menelanjangi diri dihadapannya.
Melihatnya yang sudah begitu tak sabarannya lekas kemudian aku tegak dan membuka pakaian tidur seksiku dengan penuh sensualitas.
Dimas terdiam dan mendesis begitu melihat aku akhirnya benar-benar telanjang dihadapannya.
" Uhh anjing!! Perfect bener lo Vera!.. " komentarnya dihadapanku yang suka sekali jika melihat ekspresi pria yang seperti ini.
Dimas mendekat dan mengelilingiku, lincah bola matanya menyusuri setiap lekuk tubuhku yang selalu dia bayangkan dalam khayalannya seperti yang dia ungkap padaku.
Aku dengan senang hati membiarkan dia mengecek semua Spare Part original yang menjadi sumber kepercayaan diriku dalam berpenampilan ataupun ketika menggoda laki-laki.
" Bokong lo putih montok banget sayang.. Oh my god!!... " sambung dia lagi tak ragu jongkok untuk menatapnya secara menyeluruh.
Aku tersipu sekali, setiap pujian yang keluar dari laki-laki setampan dan seseksi dia terasa begitu bermakna rasanya ketimbang dari mereka yang biasa-biasa saja.
Gejolak yang kurasakan makin meninggi, memekku berdenyut-denyut padahal tadi aku baru saja klimaks luar biasa dengan dildo kesayanganku. Maka segera aku berjalan pelan menuju kearah sofa panjang, Dimas mengikutiku dimana wajahnya berada persis di belakang pantat semokku.
Gejolak yang kurasakan makin meninggi, memekku berdenyut-denyut padahal tadi aku baru saja klimaks luar biasa dengan dildo kesayanganku. Maka segera aku berjalan pelan menuju kearah sofa panjang, Dimas mengikutiku dimana wajahnya berada persis di belakang pantat semokku.
Kubaringkan tubuh putih mulusku dan kubuka kakiku lebar-lebar mempertontonkan keindahan memek tebal dengan daging yang berwarna pink ini ke Dimas.
Kutatap dia dengan wajah senduku dan sengaja tak kuberikan kata-kata karena aku ingin menguji sejauh mana inisiatifnya.
Dia masih terdiam duduk diantara lututnya persis di depanku dimana tangannya terus mengocoki kontolnya menontoni memek mulusku yang seperti memek bayi ini.
Suasana makin panas seiring gejolak liar yang masing-masing kurasakan, memekku sudah begitu amat gatalnya dan rasanya ingin segera ditancap saja oleh kontol tebalnya itu!
Aku sudah tak memikirkan apa-apa lagi, persetan Nova, persetan persahabatan! Aku ingin Dimas memerawaniku untuk yang kedua kalinya sekarang!
Dimas akhirnya bergerak setelah dari tadi hanya terdiam terperangah, dia dekatkan wajahnya dan mengendus aroma memekku.
" Sshsstt... " lirihku saat hidung mancungnya dekat sekali di depan kewanitaanku.
" Ahhh Ver... Sedap bener pasti memek lo ini sayang.. " celetuknya mengendusi wangi kelaminku dengan mata terpejam.
Seketika otakku buntu! Menyadari lagi bahwa aku kini sedang berdua-duaan dengan cowok tampan yang sering kukhayalkan dan sadar dia akan menyetubuhiku membuat sebuah gejolak luar biasa yang sampai membuat tubuhku bergelora membayangkannya.
Padahal kurang lebih dua mingguan yang lalu aku masih ngamar dengan cowok pemabuk payah yang sama sekali tak berbakat diatas ranjang.
" OHHH DIMM!.. "
Badanku terlontar begitu Dimas tiba-tiba mendaratkan mulutnya dan langsung menyeruput rakus memekku!
Dimas menjilati sekaligus mencucup-cucup daging labiaku seperti orang kelaparan, aku kelojotan gelisah apalagi ketika lidahnya masuk dan mengacaukan isi dalam kewanitaan itu.
" Sluurrpp... Ahhh... " desahan dari Dimas terus melancarkan aksinya.
" AAAAHHHH MASS!!.. "
Teriakku lantang mempertegas desahanku dan menjambak rambutku sendiri sambil menjerit keenakan. Sensasinya sulit untuk dikatakan, karena hanya kami para wanita yang tahu betapa nikmatnya!
Teriakku lantang mempertegas desahanku dan menjambak rambutku sendiri sambil menjerit keenakan. Sensasinya sulit untuk dikatakan, karena hanya kami para wanita yang tahu betapa nikmatnya!
Badanku lagi-lagi menggigil, aku mencengkram jok sofa ini sekuat yang aku bisa, dan dalam waktu singkat aku tampaknya akan segera klimaks.
Dimas hanya menatap ekspresiku, sesekali dia tersenyum menyadari aku begitu keenakannya dijilati olehnya.
Dimas hanya menatap ekspresiku, sesekali dia tersenyum menyadari aku begitu keenakannya dijilati olehnya.
" Sayang
masukin jari ya?.. " tanyanya padaku.
Aku menatapnya lalu mengangguk sembari agak maju ke pinggiran dudukan sofanya supaya
Dimas bisa menggobel memekku dengan bebas.
Dimas menyodorkan jari telunjuknya ke mulutku, aku langsung mengulum
jarinya dengan tatapan binalku.
Setelah jarinya basah berlumur ludahku segera dia memasukkan jarinya kedalam memekku!
" Auhhhh!!! Stttst... " leguhku tersentak lalu memandanginya mengandalkan pandangan nakalku karena dimas memasukkan jarinya lembut dan itu kontras sekali dengan aksi oralnya yang sebelumnya menjilati vaginaku amat rakus.
Lelaki tampan ini menatapku sepanjang jarinya bergerak maju-mundur di dalam lubang hangat yang sudah begitu ingin dierami dengan kontol tegangnya.
Dengan senang hati kubalas tatapannya yang seperti terus mengagumi kecantikanku, bahkan sesekali dia mencium bibirku mesra sembari dia menggobel kelamin yang telah basah ini.
" Gue gak bohong Ver, lo cewek tercakep yang pernah gua tidurin suer.. " ungkapnya yang membuatku langsung berbunga-bunga dan makin memberikan Kiss paling mesraku padanya.
Meski dari kata-katanya terdengar bahwa dia sepertinya sudah sering ML dengan banyak wanita dan sedikit membuatku kesal, tapi itu sangatlah wajar, cewek mana yang tak luluh dengan wajah tampannya ini apalagi dia sendiri sangat tajir juga gagah, terkutuklah Nova karena berhasil ngegebet dia.
" Ahh... Dim.. " lirihku dengan suara pelan ketika dia menusuk makin dalam jarinya.
Dimas mendesis, dia mengocok kontolnya makin cepat seakan tak sabar untuk segera mencelupkan kontol gedenya kembali kesana setelah terpisah 3 bulan lamanya.
" Ver meki lo bagus banget bentuknya, bersih, tebel, merah.. Pasti lo ngerawat tubuh lo terus ya sayang?... " tanyanya lagi-lagi memanggilku dengan panggilan itu.
" Ver meki lo bagus banget bentuknya, bersih, tebel, merah.. Pasti lo ngerawat tubuh lo terus ya sayang?... " tanyanya lagi-lagi memanggilku dengan panggilan itu.
Aku mengangguk kecil dan kembali menikmati setiap denyut-denyut yang berkontraksi di vaginaku sambil menatapnya gemas.
Dimas terus mengobok-obok memekku dengan bermacam variasi, kadang sambil dia Fingering memekku, dia mengemut kembali klitorisku, kadang sambil mencium bibir dan menghisapi puting susuku.
Meski terlihat terburu-buru tapi dia sabar untuk tak langsung menyenggamaiku dan lebih memilih memanjakanku, ini adalah hal langka yang sukar kutemui diantara laki-laki lainnya.
Dan benar saja dirangsang di segala titik dibagian paling sensitifku membuat pertahananku bobol, aku berteriak menggila ketika energi besar dari dalam tubuhku meledak keluar.
Sadar bahwa aku akan orgasme dia mengocok memekku dengan cepat menggunakan 3 jarinya, membuatku menggeleng-gelengkan kepala, tubuhku melengkung bak busur panah dan cipratan cairan kewanitaanku pun muncrat seperti selang yang baru dibuka krannya.
Meski terlihat terburu-buru tapi dia sabar untuk tak langsung menyenggamaiku dan lebih memilih memanjakanku, ini adalah hal langka yang sukar kutemui diantara laki-laki lainnya.
Dan benar saja dirangsang di segala titik dibagian paling sensitifku membuat pertahananku bobol, aku berteriak menggila ketika energi besar dari dalam tubuhku meledak keluar.
Sadar bahwa aku akan orgasme dia mengocok memekku dengan cepat menggunakan 3 jarinya, membuatku menggeleng-gelengkan kepala, tubuhku melengkung bak busur panah dan cipratan cairan kewanitaanku pun muncrat seperti selang yang baru dibuka krannya.
" AHHHH
DIM!!... "
Kulepaskan teriakan kerasku yang bahkan lebih keras saat aku klimaks dengan dildo kontol kudaku tadi.
Kulepaskan teriakan kerasku yang bahkan lebih keras saat aku klimaks dengan dildo kontol kudaku tadi.
" Enak,
enak banget sayangg!!... Hahhhh... Hahhhh.. " lirihku langsung terkapar dengan mata memutih diatas sofa ini.
Dimas agak kaget begitu cipratan cairan beningku tadi mengucur deras, dan menjadikan dia tahu bahwa aku punya libido yang besar.
Dimas agak kaget begitu cipratan cairan beningku tadi mengucur deras, dan menjadikan dia tahu bahwa aku punya libido yang besar.
Lelaki ganteng ini tersenyum melihatku yang sedang terengah-engah, kemudian dia menindih dan mengecup bibirku, dia seolah menenangkan aku yang kehabisan
tenaga dari orgasme hebatku barusan.
" Ver
banyak banget muncratnya, lo udah nafsu banget ya sampe kayak orang pipis gitu
barusan.. " tanyanya sambil menepikan beberapa helai rambut yang menutupi
wajahku.
Disini aku melihat bahwa dia memiliki sebuah sisi lembut dengan perlakuan mesranya. Jujur setelah tak lagi bersama Bimo selama kurang lebih dua mingguan ini, aku tak berhubungan badan dengan siapa-siapa, aku terus memaksakan menuntaskan libidoku ini hanya bermasturbasi sambil menonton koleksi video pornoku dengan berbagai cowok yang kurekam, dan bersama Dimas aku kembali merasa Excited lagi sekarang.
Disini aku melihat bahwa dia memiliki sebuah sisi lembut dengan perlakuan mesranya. Jujur setelah tak lagi bersama Bimo selama kurang lebih dua mingguan ini, aku tak berhubungan badan dengan siapa-siapa, aku terus memaksakan menuntaskan libidoku ini hanya bermasturbasi sambil menonton koleksi video pornoku dengan berbagai cowok yang kurekam, dan bersama Dimas aku kembali merasa Excited lagi sekarang.
" Ver sepong kontol gua ya?.. "
" Waktu itu enak banget hisepan lo sayang.. " pinta Dimas masih mengelusi pipiku dan mengecup-ngecupnya kecil.
Aku diam dan membayangkannya sejenak, kulirik kontolnya yang mengacung keras seperti batang besi itu lalu membayangkannya sebentar lagi akan kuemut serta kujilati membuat gairahku terbakar.
" Stttshh... " pejamku lalu menikmati bayangan ini sebentar sebelum benar-benar kulakukan.
Ini terasa mimpi bagiku, padahal baru beberapa jam yang lalu aku mengkhayalkannya namun sekarang kontol coklat yang setidaknya berdiameter 7 cm dan berukuran panjang 17-19 cm atau malah bahkan lebih 20 cm lebih ini datang sendiri kepangkuanku.
Aku tersenyum menyadari keberuntunganku, ternyata tak selamanya aku apes dalam mencari pejantan untukku walau sayangnya dia milik sahabatku.
" Waktu itu enak banget hisepan lo sayang.. " pinta Dimas masih mengelusi pipiku dan mengecup-ngecupnya kecil.
Aku diam dan membayangkannya sejenak, kulirik kontolnya yang mengacung keras seperti batang besi itu lalu membayangkannya sebentar lagi akan kuemut serta kujilati membuat gairahku terbakar.
" Stttshh... " pejamku lalu menikmati bayangan ini sebentar sebelum benar-benar kulakukan.
Ini terasa mimpi bagiku, padahal baru beberapa jam yang lalu aku mengkhayalkannya namun sekarang kontol coklat yang setidaknya berdiameter 7 cm dan berukuran panjang 17-19 cm atau malah bahkan lebih 20 cm lebih ini datang sendiri kepangkuanku.
Aku tersenyum menyadari keberuntunganku, ternyata tak selamanya aku apes dalam mencari pejantan untukku walau sayangnya dia milik sahabatku.
" Jangankan sepong sayang, aku bakal kamu kasih yang lebih kok.. " kataku untuk pertama kalinya memanggil dia dengan sebutan sayang juga.
Dimas lalu dia tegak, mungkin dia mencerna sejenak maksud perkataanku karena aku memang sengaja menyerahkan kepadanya untuk menanggapi seperti apa kalimatku barusan.
Sembari mengumpulkan energi aku lantas duduk lalu menatap nakal kearahnya yang sudah tegak dengan kontolnya yang benar-benar telah terhunus!
Sekali lagi badanku bergetar rasanya melihat kontol besarnya yang sungguh amat membuatku bernafsu.
Dimas lalu dia tegak, mungkin dia mencerna sejenak maksud perkataanku karena aku memang sengaja menyerahkan kepadanya untuk menanggapi seperti apa kalimatku barusan.
Sembari mengumpulkan energi aku lantas duduk lalu menatap nakal kearahnya yang sudah tegak dengan kontolnya yang benar-benar telah terhunus!
Sekali lagi badanku bergetar rasanya melihat kontol besarnya yang sungguh amat membuatku bernafsu.
" Dim.. Kamu rekam ya, aku pengen videoin pas aku nyepong kontol kamu.. "
" Boleh gak sayang?.. " melasku dengan manja yang sangat mengagetkannya.
" Boleh gak sayang?.. " melasku dengan manja yang sangat mengagetkannya.
Dimas mengernyitkan dahi dan terlihat berpikir, sebelum dia berpikir macam-macam aku langsung menjelaskan maksudku.
" Gak usah kuatir sayang, kamu fokus sorot aja muka aku sama kontol kamu.. "
" Ini cuma buat koleksi pribadi aku kok.. Buat bahan aku coli kalo kamu gak ada.. " jelasku kemudian mengambil HP ku di ujung ranjang tanpa menunggu konfirmasi jawaban darinya.
" Ini cuma buat koleksi pribadi aku kok.. Buat bahan aku coli kalo kamu gak ada.. " jelasku kemudian mengambil HP ku di ujung ranjang tanpa menunggu konfirmasi jawaban darinya.
Entahlah kebiasaan ini datang dari mana, yang jelas sudah sejak dulu aku rutin merekam kegiatan ketika aku ngeseks, melihat diriku mendesah-desah sedang dientoti laki-laki selalu menghadirkan sensasi tersendiri untukku juga sekaligus menjadi bahan Review untuk makin mengasah kemampuan bercintaku.
Dari entah segitu banyaknya koleksi video pornoku, tak banyak yang kulakukan dengan cowok ganteng, karenanya wajib sekali aku merekamnya bersama Dimas walau sepertinya dia belum tentu mau menunjukkan wajah gantengnya itu.
Dari entah segitu banyaknya koleksi video pornoku, tak banyak yang kulakukan dengan cowok ganteng, karenanya wajib sekali aku merekamnya bersama Dimas walau sepertinya dia belum tentu mau menunjukkan wajah gantengnya itu.
Sambil mengambil HP tadi aku menyempatkan membuka laci dan mengambil Piercing lidahku yang berbentuk barbel kemudian memasangnya, karena tadi Dimas sudah membuat aku sampai muncrat-muncrat, maka kali ini giliranku untuk memuaskannya.
Ponselku sudah kuserahkan ke dia, lalu aku duduk kembali di sofa, wajahku kini tepat di depan penisnya yang sudah tegang sekali. Dia masih diam, dan sepertinya baru tahu kalau lidahku bertindik.
" Udah direcord?.. " tanyaku menyadarkannya yang terus saja mematung menatapku.
" Udah sayang, udah dari tadi.. " katanya kemudian menyorotkan kameranya ke wajah cantik polosku.
Aku pun tersenyum lalu segera beraksi, langsung kuambil kontolnya kemudian kukocoki lembut dan kuberikan jilatan gemas ke burung gedenya.
Aku pun tersenyum lalu segera beraksi, langsung kuambil kontolnya kemudian kukocoki lembut dan kuberikan jilatan gemas ke burung gedenya.
Kini kontol tegangnya sudah ada dalam genggaman tanganku, waktunya tepat sekali untuk menguji ketahanan si ganteng ini apakah dia cuma modal tampang dan gagah saja dengan kontol gedenya ini.
Aku tersenyum nakal dan bersiap menunjukkan salah satu kecakapanku yang waktu itu tak benar-benar bisa kuperlihatkan kepadanya.
Dimas terdiam, wajahnya tampak tenang menyambut kecupan dan jilatan-jilatan lembut yang kulayangkan di helm merah jambunya, tak sadar bahwa dia sedang dalam masalah apalagi aku sedang memakai Piercing sekarang.
Aku tersenyum nakal dan bersiap menunjukkan salah satu kecakapanku yang waktu itu tak benar-benar bisa kuperlihatkan kepadanya.
Dimas terdiam, wajahnya tampak tenang menyambut kecupan dan jilatan-jilatan lembut yang kulayangkan di helm merah jambunya, tak sadar bahwa dia sedang dalam masalah apalagi aku sedang memakai Piercing sekarang.
" Ahhh... " desah Dimas pelan tampak gelisah juga saat kugelitiki lubang kencingnya.
Sebenarnya sih aku lebih suka kontol yang belum disunat, karena ketika kucucup daging yang membungkus di kepala penisnya itu terasa sedikit asin-asin amis dan rasanya enak saja, aku suka.
Aku tak bisa menyembunyikan tawaku, karena dia terlihat begitu kaku saat merekam dan tak berbicara apa-apa.
Bahkan laki-laki seperti dia pun bisa Nervous juga menghadapi wanita secantikku, aku bisa melihat itu dengan jelas dari wajahnya yang menyiratkan kegugupannya.
" Ohh god Ver!!.. Shssstt... " lirihnya menarik nafas dalam-dalam saat kumulai menghisap kejantanannya dengan dua teknik sekaligus.
Mataku tak lepas dari setiap ekspresi yang Dimas buat yang juga turut dia rekam menggunakan ponselku tepat diatas wajahku.
Aku terus melakukannya selama beberapa saat sebelum kuminta berganti posisi untuk dia menindihku yang tiduran diatas sofa, ini supaya memudahkanku lebih mendalami aksiku dan memberikan kesan ke Dimas agar dia lebih Owning atas diriku dengan mendudukiku.
Kuraup lagi batang kontolnya menggunakan jari-jari halusku, aku mendesis dan gemas sekali dengan kelamin jumbo ini, yang bahkan lebih besar dari pergelangan tanganku.
Dimas mendongak mendesah nikmat merasakan servis yang kulakukan sementara tangannya tetap memegangi Handphone untuk menangkap ekspresi di wajah cantikku.
Aku jilati dulu bagian batang kontolnya yang keras ini dengan lembut, aku tahu cara membuat pria mati keenakan, sebagai seorang pecandu kontol tentu aku sudah sangat mahir dalam hal menghisap kemaluan laki-laki seperti ini.
Mula-mula kusepong terlebih dahulu kantung zakarnya yang menjadikan si pria tampan tercekat dalam rasa nikmat sebelum nantinya akan kucoba utuh menelan kontolnya masuk kedalam mulutku.
Dimas mendongak mendesah nikmat merasakan servis yang kulakukan sementara tangannya tetap memegangi Handphone untuk menangkap ekspresi di wajah cantikku.
Aku jilati dulu bagian batang kontolnya yang keras ini dengan lembut, aku tahu cara membuat pria mati keenakan, sebagai seorang pecandu kontol tentu aku sudah sangat mahir dalam hal menghisap kemaluan laki-laki seperti ini.
Mula-mula kusepong terlebih dahulu kantung zakarnya yang menjadikan si pria tampan tercekat dalam rasa nikmat sebelum nantinya akan kucoba utuh menelan kontolnya masuk kedalam mulutku.
Keemut-emut biji plernya sambil menelusuri bagian terdalam batang batang kontolnya dengan lidahku, di sekujur batangnya benar-benar dipenuhi urat dan sangatlah tebal.
Aku memang cenderung lebih suka kontol yang tebal ketimbang panjang meski kontol yang panjang lebih menantang dalam segi Deepthroat, tapi untuk anal aku lebih suka yang tebal karena penis dengan diameter yang tebal benar-benar sempurna sekali untuk menjeboli anusku, dan entah kenapa sejak dulu aku suka saja jika anusku dirusak dan makin dibuat tambar lebar.
Mendengar celetukan cowok-cowok yang mengomentari penampakan lubang anusku yang sudah menganga lalu mengata-ngatainya sungguh membuatku terbakar sensasi yang luar biasa sekali!
Aku tak butuh pendapat kalian yang mengatakan aku aneh atau apa atas hal yang kusukai, percayai saja apa yang kalian percayai dan jangan ganggu apa yang orang lain percayai, yang jelas aku memang suka dipermalukan ketika dientoti!
Dan kini Dimas dengan kontol tebal sekaligus panjangnya ini tampaknya akan jadi lawan yang pas untuk pantatku yang sudah rindu untuk kembali di ekspan sampai melar lagi, meski aku tak yakin dia suka main belakang atau tidak karena tak semua laki-laki menyukainya.
Kukocok-kocok terlebih dahulu sebelum mulai kukulum, aku sengaja mengulur-ulur waktu untuk menguji kesabaran pejantanku, dan sejauh ini Dimas tak menginterupsinya sama sekali.
Satu kesempatan ML bersamanya dulu tak lantas membuat kami tahu apa yang sama-sama kami inginkan, karena waktu itu seperti yang sudah kubilang keadaannya tak memungkinkan kami untuk bermain dengan serius.
Tapi kini tak hanya akan bercinta sepuasnya dengan dia, aku sudah memikirkan banyak hal nakal dikepalaku, pertama-tama akan kubuat Dimas jadi tergila-gila denganku, dan bahkan lebih jauh aku berniat menjadikannya pemuas sejati untukku karena secara fisik dia memenuhi semua kriteria yang kuidam-idamkan, sekarang hanya tinggal permainannya saja.
Aku tersenyum membayangkan rencanaku ini, terlepas fakta bahwa dia adalah kekasih sahabatku tapi aku tak perduli! Mungkin terdengar jahat tapi kita lihat saja apakah dia masih ingin bersama Nova setelah apa yang dia dapat dariku.
Kalau aku sih ragu dia akan meneruskan hubungannya itu.
" Kenapa sayang?.. " ujarnya mungkin aneh melihat ekspresiku yang tiba-tiba menatapnya dengan senyuman licik ini.
Aku menggeleng dan kembali mengecup-ngecup kepala penisnya lalu memberikan senyum manjaku seperti biasa.
Mulai kujilati lagi kontolnya dan sekarang aku berniat akan memberikannya sedotan mautku lagi seperti tadi.
" Ayo sayang hisep kontol gue.. "
Tak perlu dia suruh dua kali segeralah kumasukkan penisnya kedalam mulutku dan langsung menyapihnya lembut tepat di kepala penisnya.
" AUUUGHHH VERR!!... "
Dimas mengerang dan mendongak keatas begitu mulai kukenyot-kenyot bagian ujung kontolnya ini, terkadang dia tak ragu menjambak rambutnya sendiri merasakan hisapanku yang sekarang hanya terfokus di kepala penisnya.
Melihat ekspresi laki-laki yang sedang mati keenakan seperti yang sedang Dimas buat selalu membuatku tambah semangat untuk makin memperkosa kemaluannya!
Kukunci pandanganku dengan tatapan mata paling belo yang kumiliki sambil kusedot habis sekuatnya titik paling sensitif bagi pria ini.
Aku tak berkedip memandanginya bahkan sampai membuat mataku berair saking tak inginnya aku kehilangan satu detik pun pandangan kearah ekspresi nikmatnya!
Dimas termasuk cowok yang sabaran, karena dari pengalamanku, banyak cowok yang tak sabaran saat disepong, biasanya mereka langsung menjambak rambutku dan memaju-mundurkan kepalaku untuk segera mengentoti mulutku. Tapi untungnya Dimas tipe yang membiarkan aku beraksi terlebih dahulu di kejantanannya.
Tanganku mulai kugunakan untuk merangsangnya, dari bawah sini aku bisa melihat dengan jelas tubuh gagahnya yang menjulang diatas wajahku. Jemari lentikku mengelus-elus paha kokoh Dimas yang ditumbuhi bulu-bulu tipis dan tentu saja kuelus perutnya yang kotak-kotak itu. Sesekali bulir-bulir keringat di dagunya rintik jatuh membasahi leher dan bahuku.
Tak terasa bermenit-menit kami habiskan dengan pengenalan lebih dalam antara aku dan kontolnya, tapi tantangan utamanya adalah ketika kucoba dorong masuk kontol Dimas ke kerongkonganku yang seketika selalu membuatku langsung tersedak.
Aku jarang tersedak saat sedang melakukan oral seks tapi berhubung ukuran kontol yang sedang kuhadapi ini betul-betul Massive hingga menjadikannya seperti mustahil untuk bisa ku Deepthroat seutuhnya.
" Gpp Ver?.. " tanya Dimas ketika aku kembali terbatuk dengan mata berair saat kucoba lagi mendorong penisnya lebih jauh di tenggorokanku.
Aku tersenyum lalu menggeleng kepadanya, ternyata dia juga perhatian akan keadaanku dan ini sungguh membuat Mood ku bagus sekali.
" Gak usah dipaksa masuk Ver.. Lo isep-isep aja kayak tadi udah enak banget kok sayang.. " sambung dia yang sadar bahwa diameter kontolnya sungguhlah tebal.
Mungkin dia kasihan melihatiku yang begitu inginnya men-Deepthroat kemaluannya sampai keselek dan mata berair seperti barusan.
Dimas kemudian menyuruhku membuka mulutku lebar-lebar, lalu dia arahkan sendiri kontolnya kedalam sana dengan lembut yang kubiarkan saja dia mengeluar-masukkan kelaminnya dalam mulutku.
" Anjingg Ver... Enak banget sayang.. AHHH!!.. " erang Dimas lagi-lagi mengekspresikan kenikmatan yang dia rasakan akan servis mulutku ini dalam duduknya yang tepat menduduki toket bulatku sambil mengentoti mulutku.
Dimas juga tak berkedip menatapku, aku tahu tatapan mataku ini adalah senjata utamaku dalam menggoda pria dan itulah yang terus kulakukan, aku benar-benar ingin membunuhnya dengan tatapan mataku ini!
" AHHH VERR!!.. "
" Kuluman lo smooth gini, apalagi piercing lo bikin geli bangett!.. " bacot Dimas semakin panas.
Aku tersenyum mendengar pujiannya, aku memang bukan anak kemaren sore lagi untuk urusan oral seks, aku sangat tahu seluk-beluknya mengenai ini. Jangan samakan aku dengan Skill cewek-cewek yang menghisap tapi masih sering kena gigi.
Memang banyak cowok yang memuji keahlianku melakukan oral, mereka sangat suka dan seakan kecanduan atas hisapanku yang mereka katakan sungguh dahsyat meski tak ada yang tahan berlama-lama dengannya.
Memang banyak cowok yang memuji keahlianku melakukan oral, mereka sangat suka dan seakan kecanduan atas hisapanku yang mereka katakan sungguh dahsyat meski tak ada yang tahan berlama-lama dengannya.
Aku menatap sambil terus menyervis kontolnya dengan hisapan terbaikku, diluar dugaan Dimas bisa menahan oral dahsyatku cukup lama, walau sebenarnya aku masih penasaran untuk memasukkan kontol besarnya ini ke tenggorokanku, tapi apa daya memang hanya bisa tertelan sampai setengah bagian batangnya saja.
Sembari menyepong penisnya aku juga bergairah membayangkan bagaimana rasanya kalau benda ini keluar-masuk dipantatku.
Jangankan anus, mulutku saja bisa jontor kalau keseringan dipakai oleh kontol gedenya ini!
Tak berapa lama Dimas menarik keluar kontolnya lalu dia menyamperi wajahku untuk mencium bibirku.
" Lo cakep banget Ver!!.. Gua gak bohong.. Muaah... " kecupnya memujiku kembali menikmati kecantikanku melalui kontak bibir.
Aku memejamkan mata saja dan membiarkan dia mencumbuku, tanganku mulai menggeseki memekku sendiri mengobati rasa gatal akan perlakuan mesra yang sedang dia lakukan terhadapku.
" Lo cakep banget Ver!!.. Gua gak bohong.. Muaah... " kecupnya memujiku kembali menikmati kecantikanku melalui kontak bibir.
Aku memejamkan mata saja dan membiarkan dia mencumbuku, tanganku mulai menggeseki memekku sendiri mengobati rasa gatal akan perlakuan mesra yang sedang dia lakukan terhadapku.
Tak hanya menciumku bak kekasihnya, Dimas juga meremas-remas toket dan mencucup puting susuku yang seketika jadi berlumur ludahnya.
Kugigit bibirku dan aku amat pasrah menikmati dia yang sedang menjarah badan putih seksiku ini.
Dewasanya dalam kondisi seperti ini, sudah sejak tadi pasti aku dientoti oleh cowok-cowok biasa yang tak sabaran dan jarang sekali aku diperlakukan mesra atau dimanjakan terlebih dahulu sebelum kemudian masuk kedalam permainan penuh nafsu yang sebenarnya.
Dimas benar-benar tahu cara memperlakukan wanita bahkan dia sekarang juga mengusap-usap memekku menggantikan jariku dimana disaat yang bersamaan dia tetap mencium bibirku lalu melontarkan pujian yang membuatku memejamkan mata dan terendap lara akan buai cumbuannya.
Aku mendesis merasakan gejolak yang hadir, bulu kudukku merinding rasanya ketika nafasnya berhembus di leher jenjangku sementara tangannya meraba-rabai setiap lekuk tubuh seksiku dan aku suka sekali perlakuannya ini.
" Ver
gue entotin ya.. " bisiknya mesra dikupingku yang membuatku membuka mata setelah cukup lama terpejam merasakan terapi seksualnya.
Kutatap dia dan aku tak tahu mataku sudah seredup apa mataku sekarang yang jelas terus kupandangi dia dengan wajah super sangeku.
" Ughh?.. " balasku dengan wajah polos tak menjawab permintaannya.
" Boleh kan gue entotin lo lagi sayang?.. " ulangnya menatapku dari jarak dekat sambil mengusap pipiku menggunakan punggung jarinya.
" Kamu mau ngentotin aku Dim?.. " tanyaku balik ingin mempertegasnya.
" Iya.. Boleh kan? Lo cakep dan seksi abis Ver.. Gue gak tahan.. "
" Gue jamin kali ini gue bakal ewein lo sampe puas sayang.. " Dimas kemudian tersenyum dan mengecup pinggiran bibirku mesra setelah mengucapkannya.
Badanku tersentak sekali, aku langsung merasakan memekku berkontraksi hebat mendengar kata-katanya barusan! Tak pelak hal itu menjadikanku mengangguk begitu saja dan aku pasrah untuk segera dia setubuhi.
Kutatap dia dan aku tak tahu mataku sudah seredup apa mataku sekarang yang jelas terus kupandangi dia dengan wajah super sangeku.
" Ughh?.. " balasku dengan wajah polos tak menjawab permintaannya.
" Boleh kan gue entotin lo lagi sayang?.. " ulangnya menatapku dari jarak dekat sambil mengusap pipiku menggunakan punggung jarinya.
" Kamu mau ngentotin aku Dim?.. " tanyaku balik ingin mempertegasnya.
" Iya.. Boleh kan? Lo cakep dan seksi abis Ver.. Gue gak tahan.. "
" Gue jamin kali ini gue bakal ewein lo sampe puas sayang.. " Dimas kemudian tersenyum dan mengecup pinggiran bibirku mesra setelah mengucapkannya.
Badanku tersentak sekali, aku langsung merasakan memekku berkontraksi hebat mendengar kata-katanya barusan! Tak pelak hal itu menjadikanku mengangguk begitu saja dan aku pasrah untuk segera dia setubuhi.
" Do What Ever You Want Baby.. I’m yours!..
..............................
Kali ini
Dimas ikut-ikutan merekamnya menggunakan HP nya sendiri.
Dia sedang mengesetnya diatas meja, sementara aku bersiap saja di sofa sambil menunggunya mengeset Angle yang pas.
Dia sedang mengesetnya diatas meja, sementara aku bersiap saja di sofa sambil menunggunya mengeset Angle yang pas.
Setelah
semuanya dirasa oke, Dimas segera mendatangiku dengan kontol tegangnya lalu langsung menarik kakiku dan mengangkangkannya lebar-lebar.
" Uhhh Dimm!!.. " teriakku pasrah ketika dia menarikku kasar dan segera mengarahkan kontol gedenya ke memek basahku.
" Uhhh Dimm!!.. " teriakku pasrah ketika dia menarikku kasar dan segera mengarahkan kontol gedenya ke memek basahku.
" Udah
basah aja memek lo Ver... Ohh enaknya!!.. " celetuk Dimas kemudian mencobloskan kontolnya masuk kedalam vaginaku.
Aku melotot! Seketika memekku terasa penuh sekali disumbat oleh kontol gedenya yang kini sudah dia maju-mundurkan dengan ritme pelan ke sedang.
Dimas yang tadinya begitu mesra sekarang terlihat amat bernafsunya, dalam sekejap kami sudah sebadan dan dia terus mengentotiku sambil menatapi wajahku yang mengerang-erang dibombardir kontol besarnya.
Mantap kedua tangannya memegangi mata kakiku yang membuat aku hanya bisa mendesah menghadapi perlawanannya.
Tak puas sekedar hanya memandangiku saja Dimas juga menjilati kakiku dengan mengulum jari-jarinya lahap, tajam matanya melirikku selagi dia melakukannya sambil dia mengentotiku.
Badanku bergetar merasakan sensasi geli saat lidahnya menyusuri setiap ruas jari kakiku, tak pelak dalam sekejap kakiku dibuat basah akan aksinya dan bahkan Dimas juga menggigiti betisku seperti memakan jagung saking dia gemasnya denganku!
Aku meringis merasakan sakit ketika dia gigit kuat betisku menyisakan bekas gigitannya di kaki jenjang mulus nan seksiku itu dan sekejap rasa sakit tersebut makin membakar gejolak libido di dalam diriku.
Kupejamkan mataku dan membiarkan laki-laki yang sedang dibutakan nafsu setannya ini melakukan apapun yang dia inginkan dan aku hanya akan terus pasrah menikmatinya.
Sekitar 5 menit kemudian Dimas menyuruhku tiduran, rupanya dia ingin menyenggamaiku dari belakang secara menyamping.
Tak menunggu lama karena kami sedang dalam momentum panas maka segera aku mengambil posisi seperti yang dia mau dan Dimas langsung tiduran dibelakangku.
Kubuka kaki jenjangku agar dia mudah menyelipkan kontol gemuknya ke memekku.
Dimas mengocok-ngocok kontolnya sebelum dia menusukkannya, aku menatapnya saja kemudian meringis saat dia menancapkannya kembali masuk!
" Auufh... " erangku ketika kami sudah setubuh lagi dan sekejap Dimas menarik wajahku untuk memagut bibirku.
" Ahhhh Verr!!... "
" Lo keenakan gak sayang?... " tanyanya disela ciuman rakusnya padaku namun tak kujawab dan terus melayani ciuman bibirnya.
Aku sengaja tak ingin terlalu banyak bicara apalagi sampai bercakap kotor seperti biasa, tepatnya aku ingin memahami karateristiknya dan melihat sejauh mana Dimas bergerak dengan nafsu liarnya ini.
Akan ada waktunya bagiku untuk menunjukkan warnaku yang sebenarnya, yang jelas tidak secepat ini.
" Gila Ver lo cantik abis sumpah!.. "
" Baru bentar aja gue udah pengen muncrat aja... Ahhhh!!.. " erang Dimas yang sejak tadi tak henti-hentinya memujiku.
Ya kalimat-kalimat seperti inilah yang pertama kudapatkan tiap kali bercinta dengan pasangan baruku, walau sudah bosan tapi jelas aku suka mendengarnya terlebih itu diucapkan oleh cowok seperti Dimas.
Sekitar dua menit tubuh kami saling terkunci seperti ini dan intensitas genjotan Dimas makin kencang seiring derasnya peluh keringat yang kami kucurkan.
Karena memekku terus dia kocok dengan kontolnya kini aku telah siap untuk orgasme, Dimas tak mengendurkan sama sekali tempo yang dia mainkan malah dia melingkarkan tanganku di lehernya dan mengecup-ngecupku seperti orang gila!
Bahkan ketiakku juga habis dia seruput penuh nafsu yang membuatku mendesis merasakan sensasi gelinya.
" Slurrrpp.. Ver... Ketiak lo aja halus dan mulus banget!!.. "
" Lo beneran perfect Ver.. Pokoknya lo beda jauh banget dari Nova... " racaunya yang sudah tak karuan dan dia benar-benar menjarah habis tubuhku dalam posisi ini!
Dengan begitu bebasnya Dimas mengecup bahu, pipi, bibir, leher, ketiak dan meraba-rabai tubuh bagian depanku yang seutuhnya sedang kupasrahkan untuknya.
Mendengar kata-katanya sekaligus merasakan eksploitasi yang dia lakukan membuatku tak bisa lagi membendung sensasi nikmat yang kurasakan. Segera aku memejamkan mata dan melirih dengan keras fokus akan tumbukannya di memek tebalku.
" Dimmmm!!... " erangku panjang.
Dimas menyadari bahwa aku akan segera klimaks dari kontraksi memekku, dengan cepat tangannya yang sejak tadi terus meraba-rabai toketku dia arahkan ke klitorisku dan menggelitikinya!
Aku meraung dengan keras saat dia gesek-gesekkan daging mirip kacang yang sedang membengkak itu, dan sekejap aku merasakan ledakan energi besar keluar dari tubuhku.
Dimas terkejut, dia mendiamkan kontolnya begitu terasa olehnya semburan dari dalam vaginaku, badanku bergetar hebat dan mataku memutih lagi seperti biasa buah dari klimaks yang kurasakan.
Dengan nafas berat kutarik nafas sedalam-dalamnya, Dimas masih tetap diam mungkin untuk mendinginkan tubuhku sebentar.
" Nafsu lo ternyata emang gede ya sayang... "
" Lo bisa sampe orgasme berturut-turut kayak gini yang waktu itu gue kira cuma halusinasi gue doang.. " ucapnya di kupingku mengomentari kejadian di dapur rumahnya dulu.
Aku diam saja karena nafasku sedang tak stabil sekali, pun saat Dimas mengesampingkan wajah lalu menciumku dan kembali menggenjotku aku hanya bisa melingkarkan tanganku seperti tadi membiarkan dia menciumku.
Dimas mendesis dan berdecak kagum begitu kutunggingkan pantatku, sejak awal aku tahu jika dia memang terpukau dengan toket juga pantat bulatku ini.
" Gila Ver bokong lo.. Sstthh... " desisnya menatap pantatku dengan pandangan penuh nafsu.
Aku menungging tepat di depan wajahnya sambil melebarkan pantatku agar dia makin bisa melihat dua lubangku, dimana aku mengisyaratkan keinginan terbesarku padanya bahwa anusku pun bisa dia gunakan jika dia mau. Tapi aku sengaja tak bilang sambil berharap saja dia memintanya sendiri.
Membayangkan kontol gedenya akan keluar-masuk di lobang pantatku benar-benar membuatku hidup sekali.
Tak puas hanya me-Review nya saja dengan ponselnya, Dimas kembali menaruh ponselnya ke tempat tadi, dan dia datang mendekat kemudian langsung membenamkan wajahnya ke pantatku!
" Anjingg... Ssstt... " lirihku begitu terasa hidung mancungnya terbenam di pertengahan pantat montokku ini.
Dimas menjilati lubang anusku, dan dia melakukannya sambil mengocoki kontolnya sendiri.
Lidahnya menusuk-nusuk di lubang anusku sesekali berpindah ke belahan memek tebalku, kepalaku jadi pening dan mulutku ini ingin sekali berucap agar dia fokus saja di anusku tapi tetap kutahan.
" Seksi bener pantat lo sayang, kayak pantet cewek latina.. " ucapnya menyisipkan jempolnya masuk ke memekku dan memandangiku yang juga sedang memandanginya.
Mataku tak lepas dari kontol jumbo yang sedang dia kocok itu, aku mendesah menikmati kocokan jempolnya sambil menggoyang-goyangkan pantatku sendiri mencoba peruntungan barangkali perhatiannya teralih ke liang anusku yang sempat jadi perhatiannya sejenak tadi.
" Ahhh... Sialan gak tahan gue!!.. "
Dimas lalu naik kembali ke sofa memposisikan dirinya kebelakang tubuhku kemudian menyelipkan kontol besarnya masuk ke memekku.
" Oohhh Dimm... " lirihku ketika kontolnya langsung ambles di dalam (yang sayangnya) memekku.
Aku kembali mendesah-desah saat dia mulai menyetubuhiku dalam posisi anjing kawin dengan tempo yang cukup untuk membuat sofa yang jadi 'medan perang' kami berderak-derak.
Sambil menggenjotku tangannya memegangi perut rataku yang bak papan cucian ini, sesekali Dimas menciumi punggungku dari belakang, toketku yang menggantung itu juga dia raba-raba, tubuhku menggelinjang, sambil mendesah aku biarkan saja dia mengawiniku.
Dimas memegang bahuku dan mantap mengentotiku yang merupakan sahabat kekasihnya sejak dulu, Nova yang kini tengah tidur lelap sekarang sama sekali tak mengetahui jika pacar kesayangannya ini sedang berada di apartemenku dan nyeleweng denganku.
Aku merasa berdosa sekali sebagai sahabatnya tapi disaat yang sama itu menimbulkan perasaan aneh yang membawa kenikmatan dalam setiap tusukan yang Dimas hujamkan.
" Ughhh Dimm.. Le..lebih kuat sayangg.. " pintaku pada Dimas seiring berjalannya waktu agar dia tak segan untuk menghajarku walau sebenarnya aku ingin dia anal sekali sekarang ini.
" Edann Ver... Enak bener ngentot sama lo sayang... " racau si ganteng memegang pinggang langsingku dan menatap wajah cantikku dari samping.
" Ci..cium aku sambil kamu genjot aku sayang.. Ahh.. " desahku memintanya segera menciumku mesra karena sejujurnya aku sudah tak bisa membawa diri lagi.
Dimas melakukannya, beberapa lama dia mencumbuiku sembari menzinaiku dari belakang, aku sangat menikmatinya dan aku merebahkan tubuhku kearah depan guna membuatnya merasa superior atas diriku.
Dimas makin menaiki dan mengendaraiku saat kuturunkan tubuhku kearah depan, aku memang sengaja supaya menunjukkan bahwa aku sepenuhnya sudah dia taklukan dan siapa tahu itu bisa memancing sifat dominasinya untuk muncul.
Aku mendesah makin keras, suara tumbrukan pantatku dan selangkangannya terdengar nyaring sekali, memekku langsung basah yang tampaknya aku segera menuju klimaksku lagi.
" Dimm... Ak..aku pengen orgasme sayang... "
" Percepat enjotan kamu dong yangg.. Ahhh!!.. " erangku tambah nyalak begitu dia tambah intensitas hujamannya.
Dan aku seakan tak percaya saat Dimas ternyata tak hanya mengentotiku dengan cepat, tapi dia juga mulai menabok pantat putihku dalam posisi ini!
" AHH FAKK! IYA DIM.. HAJAR PANTAT AKU!!... "
" A..AKU SUKA BANGET DIKASARIN KAYAK GINI.. OUGHH!!.. "
Seketika kesadaranku membias dan aku tak bisa menahan diri lagi begitu sakit mulai kurasakan, aku benar-benar mengucapkan itu begitu saja dan kepalaku mau pecah rasanya merasakan kenikmatannya yang tiba-tiba datang!
" Ohh. Jadi lo suka di entotin main kasar rupanya? Dasar lonte sialan lo Ver!!.. " umpat Dimas Toxic yang makin membuatku membeliak mendengar hinaannya padaku.
Lalu dia mengurai rambut panjangku dan menguncirnya agar terkumpul dalam satu genggaman tangannya, menyadari hal ini tambah menjadikanku panas-dingin tak percaya bahwa dia benar-benar akan melakukannya.
" Ahhh Dim... Ka.. kamu mau entotin sambil jambak rambut aku?.. " tanyaku ketika dia genggam kuat-kuat rambut lurus panjangku itu.
Dan dia menjawabnya dengan sebuah hujaman sekuat tenaga yang langsung menggeber memekku kuat! Kemudian Dimas mulai menarik dan menjambak rambutku kebelakang hingga wajahku terdongak keatas, dia mengenjot tubuhku amat cepat.
Diperlakukan begini sontak membuat darahku serasa mendidih!
" PLOOKK.. PLOKK... PLOKKK.. " suara benturan itu keras makin terdengar memenuhi seisi kamarku bersamaan dengan lengking histerisku yang sedang dia entoti dengan RPM tertingginya.
" ANJINGGG!! DIMMM... AHHH!!!.. " jeritku sekuat yang kubisa merasakan gila sodokan dan kuat jambakannya dirambutku.
Aku serasa melayang, tubuhku terus mengeluarkan keringat birahi, AC di kamarku tak menolong apa-apa, semuanya terasa sangat panas, sepanas permainan kami.
Tak pelak, hanya dalam hitungan 1 menit digenjot dengan intensitas setinggi dan sekasar ini membuatku seketika meledak!
Aku melotot! Seketika memekku terasa penuh sekali disumbat oleh kontol gedenya yang kini sudah dia maju-mundurkan dengan ritme pelan ke sedang.
Dimas yang tadinya begitu mesra sekarang terlihat amat bernafsunya, dalam sekejap kami sudah sebadan dan dia terus mengentotiku sambil menatapi wajahku yang mengerang-erang dibombardir kontol besarnya.
Mantap kedua tangannya memegangi mata kakiku yang membuat aku hanya bisa mendesah menghadapi perlawanannya.
Tak puas sekedar hanya memandangiku saja Dimas juga menjilati kakiku dengan mengulum jari-jarinya lahap, tajam matanya melirikku selagi dia melakukannya sambil dia mengentotiku.
Badanku bergetar merasakan sensasi geli saat lidahnya menyusuri setiap ruas jari kakiku, tak pelak dalam sekejap kakiku dibuat basah akan aksinya dan bahkan Dimas juga menggigiti betisku seperti memakan jagung saking dia gemasnya denganku!
Aku meringis merasakan sakit ketika dia gigit kuat betisku menyisakan bekas gigitannya di kaki jenjang mulus nan seksiku itu dan sekejap rasa sakit tersebut makin membakar gejolak libido di dalam diriku.
Kupejamkan mataku dan membiarkan laki-laki yang sedang dibutakan nafsu setannya ini melakukan apapun yang dia inginkan dan aku hanya akan terus pasrah menikmatinya.
Sekitar 5 menit kemudian Dimas menyuruhku tiduran, rupanya dia ingin menyenggamaiku dari belakang secara menyamping.
Tak menunggu lama karena kami sedang dalam momentum panas maka segera aku mengambil posisi seperti yang dia mau dan Dimas langsung tiduran dibelakangku.
Kubuka kaki jenjangku agar dia mudah menyelipkan kontol gemuknya ke memekku.
Dimas mengocok-ngocok kontolnya sebelum dia menusukkannya, aku menatapnya saja kemudian meringis saat dia menancapkannya kembali masuk!
" Auufh... " erangku ketika kami sudah setubuh lagi dan sekejap Dimas menarik wajahku untuk memagut bibirku.
" Ahhhh Verr!!... "
" Lo keenakan gak sayang?... " tanyanya disela ciuman rakusnya padaku namun tak kujawab dan terus melayani ciuman bibirnya.
Aku sengaja tak ingin terlalu banyak bicara apalagi sampai bercakap kotor seperti biasa, tepatnya aku ingin memahami karateristiknya dan melihat sejauh mana Dimas bergerak dengan nafsu liarnya ini.
Akan ada waktunya bagiku untuk menunjukkan warnaku yang sebenarnya, yang jelas tidak secepat ini.
" Gila Ver lo cantik abis sumpah!.. "
" Baru bentar aja gue udah pengen muncrat aja... Ahhhh!!.. " erang Dimas yang sejak tadi tak henti-hentinya memujiku.
Ya kalimat-kalimat seperti inilah yang pertama kudapatkan tiap kali bercinta dengan pasangan baruku, walau sudah bosan tapi jelas aku suka mendengarnya terlebih itu diucapkan oleh cowok seperti Dimas.
Sekitar dua menit tubuh kami saling terkunci seperti ini dan intensitas genjotan Dimas makin kencang seiring derasnya peluh keringat yang kami kucurkan.
Karena memekku terus dia kocok dengan kontolnya kini aku telah siap untuk orgasme, Dimas tak mengendurkan sama sekali tempo yang dia mainkan malah dia melingkarkan tanganku di lehernya dan mengecup-ngecupku seperti orang gila!
Bahkan ketiakku juga habis dia seruput penuh nafsu yang membuatku mendesis merasakan sensasi gelinya.
" Slurrrpp.. Ver... Ketiak lo aja halus dan mulus banget!!.. "
" Lo beneran perfect Ver.. Pokoknya lo beda jauh banget dari Nova... " racaunya yang sudah tak karuan dan dia benar-benar menjarah habis tubuhku dalam posisi ini!
Dengan begitu bebasnya Dimas mengecup bahu, pipi, bibir, leher, ketiak dan meraba-rabai tubuh bagian depanku yang seutuhnya sedang kupasrahkan untuknya.
Mendengar kata-katanya sekaligus merasakan eksploitasi yang dia lakukan membuatku tak bisa lagi membendung sensasi nikmat yang kurasakan. Segera aku memejamkan mata dan melirih dengan keras fokus akan tumbukannya di memek tebalku.
" Dimmmm!!... " erangku panjang.
Dimas menyadari bahwa aku akan segera klimaks dari kontraksi memekku, dengan cepat tangannya yang sejak tadi terus meraba-rabai toketku dia arahkan ke klitorisku dan menggelitikinya!
Aku meraung dengan keras saat dia gesek-gesekkan daging mirip kacang yang sedang membengkak itu, dan sekejap aku merasakan ledakan energi besar keluar dari tubuhku.
Dimas terkejut, dia mendiamkan kontolnya begitu terasa olehnya semburan dari dalam vaginaku, badanku bergetar hebat dan mataku memutih lagi seperti biasa buah dari klimaks yang kurasakan.
Dengan nafas berat kutarik nafas sedalam-dalamnya, Dimas masih tetap diam mungkin untuk mendinginkan tubuhku sebentar.
" Nafsu lo ternyata emang gede ya sayang... "
" Lo bisa sampe orgasme berturut-turut kayak gini yang waktu itu gue kira cuma halusinasi gue doang.. " ucapnya di kupingku mengomentari kejadian di dapur rumahnya dulu.
Aku diam saja karena nafasku sedang tak stabil sekali, pun saat Dimas mengesampingkan wajah lalu menciumku dan kembali menggenjotku aku hanya bisa melingkarkan tanganku seperti tadi membiarkan dia menciumku.
Dimas benar-benar betah berlama-lama mencumbuiku, dia seperti tak ingin kehilangan waktu untuk terus menikmatiku dan aku suka tipe pria yang seperti ini. Bermenit-menit bibir kami menempel saling mengecup satu sama lain dengan enjotan sedangnya yang perlahan membakar libidoku lagi.
" Dim, entotin aku sesuka kamu sayang.. Aku bakal pasrah aja mau kamu apain kok.. " kataku begitu saja disela kemesraan kami.
Dia diam dan menatapku dalam, telapak tangannya terus mengusap pipiku ini.
Aku mengucapkannya sengaja untuk membuat dia bermain lepas dan sesuai dengan misiku untuk melihat seperti apa Dimas sebenarnya diatas ranjang, tentu saja hanya sebatas ini karena jika aku mengatakan apa yang aku inginkan maka tak ada greget yang kudapat.
" Kenapa lo pasrah aja gue entotin gini Ver? Lo suka?.. " tanyanya padaku kemudian menyapih putingku.
Lagi-lagi aku tak menjawabnya dan mendesis saja merasakan hisapan gemasnya di puting susuku.
Dia diam dan menatapku dalam, telapak tangannya terus mengusap pipiku ini.
Aku mengucapkannya sengaja untuk membuat dia bermain lepas dan sesuai dengan misiku untuk melihat seperti apa Dimas sebenarnya diatas ranjang, tentu saja hanya sebatas ini karena jika aku mengatakan apa yang aku inginkan maka tak ada greget yang kudapat.
" Kenapa lo pasrah aja gue entotin gini Ver? Lo suka?.. " tanyanya padaku kemudian menyapih putingku.
Lagi-lagi aku tak menjawabnya dan mendesis saja merasakan hisapan gemasnya di puting susuku.
" Tetek gede lo kok kenceng banget gini sih, gue coli terus tiap liat belahan nih toket di foto-foto IG lo.. "
Makin panas Dimas jadi tak ragu untuk membuka hal-hal yang seharusnya tetap menjadi Personal Stuff buatnya, dan itu justru balik membuatku penasaran terhadap apa yang dia khayalkan saat dia beronani akan diriku.
" Puting lo aja saking panjangnya sampe bisa dikocok gini... " lanjutnya sambil memencet putingku lalu memainkannya naik-turun dengan jari telunjuk dan jempolnya persis seperti sedang mengocokinya.
Makin panas Dimas jadi tak ragu untuk membuka hal-hal yang seharusnya tetap menjadi Personal Stuff buatnya, dan itu justru balik membuatku penasaran terhadap apa yang dia khayalkan saat dia beronani akan diriku.
" Puting lo aja saking panjangnya sampe bisa dikocok gini... " lanjutnya sambil memencet putingku lalu memainkannya naik-turun dengan jari telunjuk dan jempolnya persis seperti sedang mengocokinya.
Aku bergetar mendengar setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, tak hanya pandai mencumbu dia juga vokal sekali.
" Uhhh Dim, enak! Hisep puting susu aku yang dalem sayang.. " kataku menjambak rambutnya yang agak gondrong itu saat dia sedot putingku dalam-dalam.
" Uhhh Dim, enak! Hisep puting susu aku yang dalem sayang.. " kataku menjambak rambutnya yang agak gondrong itu saat dia sedot putingku dalam-dalam.
Dimas jadi tambah gemas melakukannya, dia mengemut puting susu pinkku dengan penuh penghayatan, dengan mulut terkempot-kempot dia juga seakan berusaha melahap seluruh toketku masuk kedalam mulutnya.
" Lo emang cewek girang ya Ver?.. Puting lo segede ini karena sering diisep cowok-cowok kan?.. "
" Liat aja bentuknya udah panjang gini, kayak puting orang yang pernah nyusuin aja!.. " lanjutnya tambah dalam menyeruput puting susuku.
" Liat aja bentuknya udah panjang gini, kayak puting orang yang pernah nyusuin aja!.. " lanjutnya tambah dalam menyeruput puting susuku.
Aku terdiam dan rasanya gila sekali! Mulutnya ternyata bisa lebih pedas dari yang kukira, ini membuatku jadi tak yakin bahwa aku bisa terus-terusan diam dan menahan diri sementara semakin lama aku ingin segera bereaksi untuk memancingnya agar dia makin mengeluarkan umpatan-umpatan kotor dari celotehannya itu.
Kuakui puting susuku memang berukuran cukup besar, mungkin ada seukuran satu ruas jari kelingking orang dewasa, runcing berwarna merah muda. Aku sendiri tak tahu apakah karena efek keseringan dihisap dan dipilin-pilin oleh para laki-laki atau bukan.
Lalu Dimas kembali mengentotiku ganas bersamaan dengan aksi-aksi dan celotehannya, aku hanya mendesah-desah saja mendengar semua pujiannya akan keindahanku, tampaknya dia sudah amat memuja-mujaku.
Permainan kami berjalan mengalir, Dimas beberapa kali meminta berganti gaya, kadang aku yang diatas, kadang dia mengentoti memekku sambil aku mengangkang diatas sofa dan terus kami lakukan penuh nafsu sembari tak lupa kulayangkan ekspresi binalku ke kamera kami yang masih sama-sama aktif merekam.
Dimas benar-benar tangguh! Ini tak seperti saat pertama kali aku ML dengannya dulu, dimana dia berusaha secepatnya menuntaskan birahinya karena saat itu kekhawatiran akan Nova sama-sama membayangi kami hingga menjadikan kami tak bisa bermain dengan lepas.
Tapi sekarang Dimas benar-benar menunjukkan daya tahan fisiknya yang luar biasa, aku saja sudah 2-3 kali orgasme lagi saat menggoyangnya dari atas namun dia tak menunjukkan tanda-tanda akan ejakulasi dan tampak dia masih jauh dari kata lelah.
Tapi sekarang Dimas benar-benar menunjukkan daya tahan fisiknya yang luar biasa, aku saja sudah 2-3 kali orgasme lagi saat menggoyangnya dari atas namun dia tak menunjukkan tanda-tanda akan ejakulasi dan tampak dia masih jauh dari kata lelah.
Aku mulai terkapar saat aku orgasme lagi, Dimas tegak dan membiarkanku tergolek beristirahat diatas sofa, dia pengertian dan sepertinya tahu bahwa setiap klimaks akan menghabiskan begitu banyak tenaga, cowok ganteng ini bahkan mengambilkan segelas air putih dan menyodorkannya padaku.
Dengan senyum kuteguk air putih pemberiannya dan dia memandangiku ketika aku meminumnya habis.
" Masih kuat Ver?.. " tanyanya padaku yang kembali tergolek mengumpulkan energiku.
Aku mengangguk tanpa berkata-kata karena tentu akupun ingin terus dia setubuhi di sepanjang subuh ini.
Dengan senyum kuteguk air putih pemberiannya dan dia memandangiku ketika aku meminumnya habis.
" Masih kuat Ver?.. " tanyanya padaku yang kembali tergolek mengumpulkan energiku.
Aku mengangguk tanpa berkata-kata karena tentu akupun ingin terus dia setubuhi di sepanjang subuh ini.
Perlahan tenagaku seakan kembali lagi begitu melihat kontol Dimas yang masih mengacung tegak.
" Ayok Dimm.. " kataku dengan pelan mempersilahkan dia kembali menindihku.
Dimas tersenyum namun dia menyuruhku balik badan dan memposisikan diri menungging, dia bahkan mengambil HP nya tampak ingin merekamku secara POV.
" Nungging Ver, gue pengen liat pantat putih semok lo.. " ujarnya yang langsung kuturuti.
" Ayok Dimm.. " kataku dengan pelan mempersilahkan dia kembali menindihku.
Dimas tersenyum namun dia menyuruhku balik badan dan memposisikan diri menungging, dia bahkan mengambil HP nya tampak ingin merekamku secara POV.
" Nungging Ver, gue pengen liat pantat putih semok lo.. " ujarnya yang langsung kuturuti.
Dimas mendesis dan berdecak kagum begitu kutunggingkan pantatku, sejak awal aku tahu jika dia memang terpukau dengan toket juga pantat bulatku ini.
" Gila Ver bokong lo.. Sstthh... " desisnya menatap pantatku dengan pandangan penuh nafsu.
Aku menungging tepat di depan wajahnya sambil melebarkan pantatku agar dia makin bisa melihat dua lubangku, dimana aku mengisyaratkan keinginan terbesarku padanya bahwa anusku pun bisa dia gunakan jika dia mau. Tapi aku sengaja tak bilang sambil berharap saja dia memintanya sendiri.
Membayangkan kontol gedenya akan keluar-masuk di lobang pantatku benar-benar membuatku hidup sekali.
Tak puas hanya me-Review nya saja dengan ponselnya, Dimas kembali menaruh ponselnya ke tempat tadi, dan dia datang mendekat kemudian langsung membenamkan wajahnya ke pantatku!
" Anjingg... Ssstt... " lirihku begitu terasa hidung mancungnya terbenam di pertengahan pantat montokku ini.
Dimas menjilati lubang anusku, dan dia melakukannya sambil mengocoki kontolnya sendiri.
Lidahnya menusuk-nusuk di lubang anusku sesekali berpindah ke belahan memek tebalku, kepalaku jadi pening dan mulutku ini ingin sekali berucap agar dia fokus saja di anusku tapi tetap kutahan.
" Seksi bener pantat lo sayang, kayak pantet cewek latina.. " ucapnya menyisipkan jempolnya masuk ke memekku dan memandangiku yang juga sedang memandanginya.
Mataku tak lepas dari kontol jumbo yang sedang dia kocok itu, aku mendesah menikmati kocokan jempolnya sambil menggoyang-goyangkan pantatku sendiri mencoba peruntungan barangkali perhatiannya teralih ke liang anusku yang sempat jadi perhatiannya sejenak tadi.
" Ahhh... Sialan gak tahan gue!!.. "
Dimas lalu naik kembali ke sofa memposisikan dirinya kebelakang tubuhku kemudian menyelipkan kontol besarnya masuk ke memekku.
" Oohhh Dimm... " lirihku ketika kontolnya langsung ambles di dalam (yang sayangnya) memekku.
Aku kembali mendesah-desah saat dia mulai menyetubuhiku dalam posisi anjing kawin dengan tempo yang cukup untuk membuat sofa yang jadi 'medan perang' kami berderak-derak.
Sambil menggenjotku tangannya memegangi perut rataku yang bak papan cucian ini, sesekali Dimas menciumi punggungku dari belakang, toketku yang menggantung itu juga dia raba-raba, tubuhku menggelinjang, sambil mendesah aku biarkan saja dia mengawiniku.
Dimas memegang bahuku dan mantap mengentotiku yang merupakan sahabat kekasihnya sejak dulu, Nova yang kini tengah tidur lelap sekarang sama sekali tak mengetahui jika pacar kesayangannya ini sedang berada di apartemenku dan nyeleweng denganku.
Aku merasa berdosa sekali sebagai sahabatnya tapi disaat yang sama itu menimbulkan perasaan aneh yang membawa kenikmatan dalam setiap tusukan yang Dimas hujamkan.
" Ughhh Dimm.. Le..lebih kuat sayangg.. " pintaku pada Dimas seiring berjalannya waktu agar dia tak segan untuk menghajarku walau sebenarnya aku ingin dia anal sekali sekarang ini.
" Edann Ver... Enak bener ngentot sama lo sayang... " racau si ganteng memegang pinggang langsingku dan menatap wajah cantikku dari samping.
" Ci..cium aku sambil kamu genjot aku sayang.. Ahh.. " desahku memintanya segera menciumku mesra karena sejujurnya aku sudah tak bisa membawa diri lagi.
Dimas melakukannya, beberapa lama dia mencumbuiku sembari menzinaiku dari belakang, aku sangat menikmatinya dan aku merebahkan tubuhku kearah depan guna membuatnya merasa superior atas diriku.
Dimas makin menaiki dan mengendaraiku saat kuturunkan tubuhku kearah depan, aku memang sengaja supaya menunjukkan bahwa aku sepenuhnya sudah dia taklukan dan siapa tahu itu bisa memancing sifat dominasinya untuk muncul.
Aku mendesah makin keras, suara tumbrukan pantatku dan selangkangannya terdengar nyaring sekali, memekku langsung basah yang tampaknya aku segera menuju klimaksku lagi.
" Dimm... Ak..aku pengen orgasme sayang... "
" Percepat enjotan kamu dong yangg.. Ahhh!!.. " erangku tambah nyalak begitu dia tambah intensitas hujamannya.
Dan aku seakan tak percaya saat Dimas ternyata tak hanya mengentotiku dengan cepat, tapi dia juga mulai menabok pantat putihku dalam posisi ini!
" AHH FAKK! IYA DIM.. HAJAR PANTAT AKU!!... "
" A..AKU SUKA BANGET DIKASARIN KAYAK GINI.. OUGHH!!.. "
Seketika kesadaranku membias dan aku tak bisa menahan diri lagi begitu sakit mulai kurasakan, aku benar-benar mengucapkan itu begitu saja dan kepalaku mau pecah rasanya merasakan kenikmatannya yang tiba-tiba datang!
" Ohh. Jadi lo suka di entotin main kasar rupanya? Dasar lonte sialan lo Ver!!.. " umpat Dimas Toxic yang makin membuatku membeliak mendengar hinaannya padaku.
Lalu dia mengurai rambut panjangku dan menguncirnya agar terkumpul dalam satu genggaman tangannya, menyadari hal ini tambah menjadikanku panas-dingin tak percaya bahwa dia benar-benar akan melakukannya.
" Ahhh Dim... Ka.. kamu mau entotin sambil jambak rambut aku?.. " tanyaku ketika dia genggam kuat-kuat rambut lurus panjangku itu.
Dan dia menjawabnya dengan sebuah hujaman sekuat tenaga yang langsung menggeber memekku kuat! Kemudian Dimas mulai menarik dan menjambak rambutku kebelakang hingga wajahku terdongak keatas, dia mengenjot tubuhku amat cepat.
Diperlakukan begini sontak membuat darahku serasa mendidih!
" PLOOKK.. PLOKK... PLOKKK.. " suara benturan itu keras makin terdengar memenuhi seisi kamarku bersamaan dengan lengking histerisku yang sedang dia entoti dengan RPM tertingginya.
" ANJINGGG!! DIMMM... AHHH!!!.. " jeritku sekuat yang kubisa merasakan gila sodokan dan kuat jambakannya dirambutku.
Aku serasa melayang, tubuhku terus mengeluarkan keringat birahi, AC di kamarku tak menolong apa-apa, semuanya terasa sangat panas, sepanas permainan kami.
Tak pelak, hanya dalam hitungan 1 menit digenjot dengan intensitas setinggi dan sekasar ini membuatku seketika meledak!
" OOOOH!!... AKUU KELUAR DIM!!!.. " aku kembali histeris sambil diiringi semburan air bening yang mengucur keluar dari memekku yang sedang dia tumbuk.
Menyadari aku klimaks Dimas segera mencabut kontolnya, dan membiarkan aku yang menungging ini menikmati ledakan orgasmeku, tubuhku bergetar-getar, mataku memutih, arwahku serasa sudah ada di plawangan langit ke 7 meninggalkan tubuhku dibumi.
Aku rebah diatas sofa kali ini dengan tubuh terkejang-kejang dan mata memutih.
Sempat terdengar olehku kepanikan Dimas yang melihatku dalam keadaan ini, namun semua inderaku seakan dimatikan oleh otakku hingga membuat aku benar-benar tak bisa melakukan apapun kecuali terkapar dengan tubuh kelojotan.
Selama beberapa menit aku tak merasakan apa-apa sebelum kembali terdengar suara Dimas dan tepukan pelannya di pipiku berusaha menyadarkanku.
Aku rebah diatas sofa kali ini dengan tubuh terkejang-kejang dan mata memutih.
Sempat terdengar olehku kepanikan Dimas yang melihatku dalam keadaan ini, namun semua inderaku seakan dimatikan oleh otakku hingga membuat aku benar-benar tak bisa melakukan apapun kecuali terkapar dengan tubuh kelojotan.
Selama beberapa menit aku tak merasakan apa-apa sebelum kembali terdengar suara Dimas dan tepukan pelannya di pipiku berusaha menyadarkanku.
" Ver... Veraaa.. Lo gpp kan? Ver.. Ver.. " teriaknya panik masih terdengar sayup-sayup di kupingku.
Namun dengan segenap tenagaku aku mengangguk dan memegang tangannya seolah memberitahu bahwa ini hal yang biasa terjadi jika aku mendapatkan klimaks hebat.
Namun dengan segenap tenagaku aku mengangguk dan memegang tangannya seolah memberitahu bahwa ini hal yang biasa terjadi jika aku mendapatkan klimaks hebat.
" Gpp, ak..aku gpp kok Dim.. " balasku setelah lumayan tersadar namun badanku masih menggigil.
Mungkin ini pertama kalinya Dimas melihat cewek orgasme sampai terkejang-kejang seperti orang epilepsi, jadi wajar jika dia terlihat panik, karena sudah berminggu-minggu aku tak merasakan kenikmatan yang bahkan bisa membuat aku sampai klenger-klenger begini.
Dimas membiarkanku memulihkan diri seutuhnya dan tetap mengelus-elus wajah cantikku yang dia buat K.O dengan permainan kasarnya barusan tadi.
Sesekali dia meraba-raba toket dan pantatku yang semok ini menjaga ereksinya agar ketika aku telah siap dia akan kembali mengentotiku dengan ganas lagi.
Tapi melihat kontol tegang dan merasakan remasan tangannya di pantatku membuat Wild Instict ku bangkit lagi.
" Di..dim.. " panggilku padanya yang sedang mengamati tubuh putih mulusku ini.
Sesekali dia meraba-raba toket dan pantatku yang semok ini menjaga ereksinya agar ketika aku telah siap dia akan kembali mengentotiku dengan ganas lagi.
Tapi melihat kontol tegang dan merasakan remasan tangannya di pantatku membuat Wild Instict ku bangkit lagi.
" Di..dim.. " panggilku padanya yang sedang mengamati tubuh putih mulusku ini.
Dimas menatapku yang membisu sesaat.
" Kamu suka anal ga..gak dim?.. " tanyaku nekat padanya.
Dia tercekat dan melirikku dalam diam.
Aku mengatakannya begitu saja tanpa ada pertimbangan apapun, aku sangat ingin merasakan kontol besarnya itu membobol anusku, karenanya aku tak ingin sampai kehilangan kesempatan kalau kubiarkan terus diam dan hanya menunggu.
Sadar bahwa situasinya tak sama berhubung dia bukan laki-laki yang berkenalan denganku lalu kujadikan partner seksku seperti yang sudah-sudah, dia ini pacar orang, pacar sahabat baikku! Untuk itulah tak ada jaminan aku bisa bercinta lagi dengannya sedangkan aku sangat ingin dia sodomi.
" Maksudnya lo pengen gua pake anus lo Ver?.. " Dimas rupanya cepat mengerti.
Aku menggigit bibirku lalu mengangguk pelan, tak mau lagi menahan-nahan diriku.
" Ke..kepengen banget Dim.. Kamu mau kan Dim entotin pantat aku?.. "
" Kamu suka anal ga..gak dim?.. " tanyaku nekat padanya.
Dia tercekat dan melirikku dalam diam.
Aku mengatakannya begitu saja tanpa ada pertimbangan apapun, aku sangat ingin merasakan kontol besarnya itu membobol anusku, karenanya aku tak ingin sampai kehilangan kesempatan kalau kubiarkan terus diam dan hanya menunggu.
Sadar bahwa situasinya tak sama berhubung dia bukan laki-laki yang berkenalan denganku lalu kujadikan partner seksku seperti yang sudah-sudah, dia ini pacar orang, pacar sahabat baikku! Untuk itulah tak ada jaminan aku bisa bercinta lagi dengannya sedangkan aku sangat ingin dia sodomi.
" Maksudnya lo pengen gua pake anus lo Ver?.. " Dimas rupanya cepat mengerti.
Aku menggigit bibirku lalu mengangguk pelan, tak mau lagi menahan-nahan diriku.
" Ke..kepengen banget Dim.. Kamu mau kan Dim entotin pantat aku?.. "
Dimas menarik nafasnya dalam-dalam kemudian mengelus pipiku lagi.
" Pas awal ngeliat lo nungging sebenernya gue pengen banget cobain pantet seksi lo ini Ver.. "
" Dan pas gue jilatin tadi di awal gue jadi tau kalo pantet lo bispak karena lobang anus lo keliatan udah lebar begini.. "
" Tadinya sih gue mau langsung coblos aja, gak peduli lo suka atau engga ehh tapi sekarang malah lo yang minta sendiri.. Lo bener-bener binal banget ternyata Ver.. " tutupnya kemudian melipat kakiku untuk membalik tubuhku lalu meludahi anusku!
" Dan pas gue jilatin tadi di awal gue jadi tau kalo pantet lo bispak karena lobang anus lo keliatan udah lebar begini.. "
" Tadinya sih gue mau langsung coblos aja, gak peduli lo suka atau engga ehh tapi sekarang malah lo yang minta sendiri.. Lo bener-bener binal banget ternyata Ver.. " tutupnya kemudian melipat kakiku untuk membalik tubuhku lalu meludahi anusku!
Aku meleguh
merasakan semburan ludahnya yang tepat membasahi anusku, tak tahu ternyata Dimas memang sudah akan berniat menyodomiku sejak awal, dan sekarang dia langsung mengerjai anusku tanpa banyak babibu!
" Ahhh Dimm... Terus sayang, jilatin dan kocok aja sesukamu pantetku i..ini.. Ohhh!!.. "
Mataku terpejam dan tenagaku sudah pulih lagi, sensasi dan gejolak besar kembali datang ketubuhku seiring tusukan lidah dan gobelan jari Dimas yang berusaha masuk kelubang anusku.
" Wah pantet lo udah segini jebol ternyata... " ucapnya saat dua jarinya masuk tanpa masalah kedalam anusku.
Memang, sudah sejak lama aku kecanduan dengan seks dibokong dan dari semenjak merasakan betapa nikmatnya anal seks, aku nyaris lebih memprioritaskannya lebih dari seks konvensional.
Alhasil setiap kali aku ngeseks aku pasti akan meminta cowokku untuk juga menyenggamai lobang anusku, bahkan aku keranjingan melakukan seks dengan banyak pria sekaligus guna memuaskanku secara total!
Aku tak tahu kenapa aku sekali ketika aku dirumbungi banyak pria juga momen saat semua lobang ditubuhku terisi oleh kontol mereka dan seiring berjalannya waktu, mungkin karena sudah keseringan dipakai makanya lobang pantatku tak terasa jadi longgar sekarang.
Rata-rata cowok-cowok yang pernah merasakan lobang pantatku pasti setelahnya bakal lebih suka menyodomiku ketimbang memakai lubang yang seharusnya, ujar mereka pantatku terasa lebih menggigit.
" Ahhh Dimm... Terus sayang, jilatin dan kocok aja sesukamu pantetku i..ini.. Ohhh!!.. "
Mataku terpejam dan tenagaku sudah pulih lagi, sensasi dan gejolak besar kembali datang ketubuhku seiring tusukan lidah dan gobelan jari Dimas yang berusaha masuk kelubang anusku.
" Wah pantet lo udah segini jebol ternyata... " ucapnya saat dua jarinya masuk tanpa masalah kedalam anusku.
Memang, sudah sejak lama aku kecanduan dengan seks dibokong dan dari semenjak merasakan betapa nikmatnya anal seks, aku nyaris lebih memprioritaskannya lebih dari seks konvensional.
Alhasil setiap kali aku ngeseks aku pasti akan meminta cowokku untuk juga menyenggamai lobang anusku, bahkan aku keranjingan melakukan seks dengan banyak pria sekaligus guna memuaskanku secara total!
Aku tak tahu kenapa aku sekali ketika aku dirumbungi banyak pria juga momen saat semua lobang ditubuhku terisi oleh kontol mereka dan seiring berjalannya waktu, mungkin karena sudah keseringan dipakai makanya lobang pantatku tak terasa jadi longgar sekarang.
Rata-rata cowok-cowok yang pernah merasakan lobang pantatku pasti setelahnya bakal lebih suka menyodomiku ketimbang memakai lubang yang seharusnya, ujar mereka pantatku terasa lebih menggigit.
Dimas mendesis dan meracau tak kuasa membendung nafsunya saat dia mengerjai lubang anusku.
Kepalaku jadi pusing lagi dan aku segera ingin dia setubuhi di anusku! Tapi aku tahu aku butuh pemanasan terlebih dahulu sebelum nantinya pantat putih seksiku ini akan ditembus oleh kontol jumbonya terlebih semenjak bersama Bimo dia tak pernah sekalipun memakai anusku.
" Dim.. Gendong aku keranjang dim.. Kita pemanasan diatas sana aja.. " ajakku padanya dan Dimas segera melakukannya.
..............................
" Ambilin pelumas sama dildo nya di dalam rak itu sayang.. " kataku ketika Dimas sudah membantingku keranjang meminta dia mengambil perlengkapan yang dibutuhkan.
Aku masih agak lemas sebenarnya, ini murni semangatku saja yang bergejolak karena tahu sebentar lagi aku akan memainkan anal seks dengan laki-laki tampan berkontol gede.
Aku masih agak lemas sebenarnya, ini murni semangatku saja yang bergejolak karena tahu sebentar lagi aku akan memainkan anal seks dengan laki-laki tampan berkontol gede.
" Alah
pantat lo udah lodoh begini, gak usah pake pelumas juga pasti masuk.. " kata Dimas dengan mulut kasarnya yang tak terasa semakin kesini dia jadi makin nyablak mengejekku.
" Ugghh Dimm.. Pemanasan sebentar aja ya sayang, supaya kamu enak nanti makenya.. " jelasku bergetar akan ejekannya tapi tetap meminta agar dia bersabar memberi waktu padaku untuk men-Stretching anusku.
" Ugghh Dimm.. Pemanasan sebentar aja ya sayang, supaya kamu enak nanti makenya.. " jelasku bergetar akan ejekannya tapi tetap meminta agar dia bersabar memberi waktu padaku untuk men-Stretching anusku.
Dia diam tapi tak berapa lama kemudian Dimas pun berjalan ketempat yang aku tunjuk lalu mengambilkannya juga, dia membuka lemari kecil yang ada di bawah meja riasku, dan betapa terkagetnya dia melihat semua koleksi alat-alat seksku!
" Vera
Vera.. Lo ternyata maniak ya.. " komentarnya sambil menyidak isi
dalam lemari rahasiaku itu.
" Ambilin lubrikan sama dildo ya Dim.. Pilih
aja dildo mana yang kamu pengen aku pake buat pemanasan.. " kataku sambil mengocok memekku
sendiri.
Aku memang
punya begitu banyak koleksi alat seks, mungkin Dimas mulai sadar bahwa aku juga
punya Fetish BDSM, karena dia bisa melihat dengan jelas di dalam sana ada berbagai
alat yang memang diperuntukkan untuk itu. Seperti borgol, Leather Arms, Hood
penutup wajah berwarna hitam, kalung anjing dengan rantai kekangnya, Clamps
atau penjepit bergerigi dan bahkan aneka rantai serta cambuk-cambukkan.
Dari ekspresi wajahnya Dimas benar-benar kaget mengetahui semua ini.
Dari ekspresi wajahnya Dimas benar-benar kaget mengetahui semua ini.
Entah membiarkan dia mengetahuinya akan menjadi masalah atau tidak, ini adalah yang pertama kalinya kubiarkan seseorang mengetahui orientasiku itu, aku sangat hati-hati sekali soal hal tersebut karena orang biasa pasti akan menganggapnya sebagai sesuatu yang aneh dan menyimpang.
Aku tak tahu apa yang ada dalam kepala Dimas saat ini, mungkin saja dia sudah menganggapku demikian dan dia akan menjauh dariku lalu berakhir dengan menganggapku gila, yang jelas terlambat bagiku untuk menutupinya lagi, saat mendengar dia memaki-makiku entah kenapa aku serasa langsung ingin menunjukkan sifat asliku yang Slutty abis ini kepadanya.
Lagipula dia adalah cowok pertama yang kubiarkan meniduriku di tempat tinggalku sendiri.
Mungkin terlalu cepat dan sesuatu yang buru-buru bagiku untuk mengambil keputusan ini, apalagi aku tahu ini sangatlah beresiko karena lingkungan kami terhubung, dia mengenal semua sahabat-sahabatku terlebih pacarnya sendiri adalah karibku.
Tapi sekali lagi aku hanya mengikuti Feeling ku saja, orang bilang saat hatimu telah berbicara maka itu akan jadi sesuatu yang lebih bijak dari apa yang kau pikirkan.
Dan aku merasa yakin bahwa Dimas punya tendensi untuk bermain kasar seperti yang tadi dia tunjukkan, tentu ini perjudian yang besar bagiku tapi sudah jadi mimpiku sejak dulu ingin punya pasangan yang betul-betul bisa memuaskanku dan sudah kucari sampai kemana-mana tapi tak pernah kutemukan.
Aku tak tahu apa yang ada dalam kepala Dimas saat ini, mungkin saja dia sudah menganggapku demikian dan dia akan menjauh dariku lalu berakhir dengan menganggapku gila, yang jelas terlambat bagiku untuk menutupinya lagi, saat mendengar dia memaki-makiku entah kenapa aku serasa langsung ingin menunjukkan sifat asliku yang Slutty abis ini kepadanya.
Lagipula dia adalah cowok pertama yang kubiarkan meniduriku di tempat tinggalku sendiri.
Mungkin terlalu cepat dan sesuatu yang buru-buru bagiku untuk mengambil keputusan ini, apalagi aku tahu ini sangatlah beresiko karena lingkungan kami terhubung, dia mengenal semua sahabat-sahabatku terlebih pacarnya sendiri adalah karibku.
Tapi sekali lagi aku hanya mengikuti Feeling ku saja, orang bilang saat hatimu telah berbicara maka itu akan jadi sesuatu yang lebih bijak dari apa yang kau pikirkan.
Dan aku merasa yakin bahwa Dimas punya tendensi untuk bermain kasar seperti yang tadi dia tunjukkan, tentu ini perjudian yang besar bagiku tapi sudah jadi mimpiku sejak dulu ingin punya pasangan yang betul-betul bisa memuaskanku dan sudah kucari sampai kemana-mana tapi tak pernah kutemukan.
Dimas
memilih salah satu dildo yang tak tanggung-tanggung dia memilih dildo hitam yang
termasuk salah satu yang paling besar di koleksiku!
Aku yang
sedang mengangkang sambil bermasturbasi kini hanya bisa melihatnya sedang
mengolesi dildo itu dengan Lubricant, dan pasrah saja begitu dia mendekat.
Dimas menundukkan wajahnya dan menciumku mesra, pada kesempatan ini dia tersenyum menatapku lalu memperlakukanku dengan mesra, terus dia memuji mata sayuku yang indah.
Dimas mengambil HP nya dan berniat merekam adegan perenggangan anusku ini dari dekat.
Aku mulai memasukkan dildo yang berukuran sangat besar ini pelan-pelan ke anusku, walau untuk Stretching harusnya tidak memakai dildo yang berukuran segini tapi karena dia sudah memilih maka kulakukan saja.
" Ahhh Dimm.. Gede banget sayang dildonya, ini kayak kontol kam..kamuu.. " lirihku manja saat kudorong masuk dildo ini kedalam anusku.
Dimas terdiam, matanya terbelalak melihat aksi aku mengoprek lubang anusku sendiri.
Menyadari dia terpukau dengan apa yang kulakukan membuatku semangat sekali, tak hanya melakukan pemanasan di lubang anusku aku juga berniat bermasturbasi sebentar mumpung Dimas menontoniku meski sedikit sakit kurasakan ketika bagian kepala dildonya sudah mulai menyeruak masuk ke anusku, saking lamanya lubang ini tidak terpakai.
" Dimm.. Ahhh sayang... "
" Aku selalu bayangin kamu ngewein pantat aku ini yang.. "
" Ngebayangin kontol gede kamu keluar-masuk apalagi ngepejuinnya selalu bikin aku orgasme terus tau gak!!.. "
Putingku serta klitorisku ereksi, dan aku mencoba larut dalam stimulasi jari-jariku yang menggesek memek gatalku.
Aku tak perduli lagi pada apapun dalam keadaanku yang sekarang, aku tak gengsi untuk bermasturbasi seperti biasa walau laki-laki yang kukhayalkan dalam masturbasiku kini menyaksikannya sendiri!
Biarlah dia mendengar semua racauanku, racauan kotorku yang selalu membayangkan kontol besarnya itu menjeboli duburku.
Kupejamkan mataku, memekku makin berkontraksi sementara tak terasa dildonya juga sudah lancar terpenetrasi di liang analku.
" Liat dildo yang kamu pilih sekarang ngerusakin pantet aku... Aku mau kamu tanggung jawab sama kontol kamu pokoknya!!... "
" Ahhh!!!... " erangku tambah liar dan terus mendorong dildo ini agar makin mentok di anusku.
Aku meracau tak karuan, sesekali kupandangi wajah gantengnya yang terbengong mendengar semua rapalanku, bersamaan dengan itu tambah cepat pula kocokan yang dia lakukan di kontolnya sendiri.
Melihat kontol tegang besarnya yang membengkak itu tambah memberikan dorongan luar biasa dalam gejolak yang kurasakan, aku mendesis dan tak lama aku akan segera klimaks lagi.
" Dimm.. A..aku mau orgasme lagi.. Kamu kocokin pantat aku yang... "
" Tusukin aja dildo ini semau kamu... Benamin aja sampe mentok juga te..terserah kamu... "
" Plisss.. " pintaku dengan nafas memburu kearahnya.
Mendengar itu Dimas mendekat dan meraih dildo yang sejak tadi mengisi anusku dan kali ini dia yang menohoknya sendiri!
" Anjingg... Iya sayang gitu... "
" Do..dorong lebih kuat dan mentokin aja kalo perlu sampe jebol, emang kamu mau ngentotin pantet aku sepelan ini nanti yang?.. Ahhhh!!.. " lirihku mulai berisik.
Dengan gaya merangkak ini kulawan arah yang Dimas mainkan di anusku dan aku mendesah-desah persis seperti cewek-cewek di film porno. Makin lama Dimas mempercepat dorongannya yang kuikuti dengan gerakan berlawananku tadi.
Aku membayangkan bayangan-bayangan akan fantasi seksual dimana aku dia sodomi terasa semakin di depan mata, karena sesungguhnya sesaat lagi aku benar-benar akan merasakannya!
Oh tuhan beruntungnya aku.
Tak sampai satu menit sejak dia yang memeganginya aku sudah langsung mau meledak dan aku pun mengerang dengan keras.
" AHHHH DIMMM.... AK..AKU KELUAR SAYANG... " teriakku lalu memegangi pergelangan tangannya kuat dan memekku kembali banjir lendir beningnya.
Kepalaku rebah keatas kasur dalam keadaan menungging aku bergetar diatas ranjang ini, aku tak tahu seberapa banyak muncratan yang tersembur dari memekku tadi karena seketika aku langsung memejamkan mata.
Dimas mendiamkanku sejenak, hanya terasa olehku dia mendekatkan ponselnya ke wajah cantikku yang terpejam ini.
Secepat yang kubisa aku me-Recovery diriku dan tak kubiarkan aku tumbang berlama-lama sekarang karena sebentar lagi kontol gede Dimas yang akan mengisi anusku.
Selang dua menit Dimas mencabut dildo tersebut dan dia melebarkan liang anusku lebar-lebar, dia berdecak kaget dan mendesis begitu menyaksikan pantatku yang sudah begitu melar ini.
Aku merintih dan pasrah saat merasakan ludah Dimas yang langsung turun masuk kedalam perutku tanpa halangan. Kini semua terserah padanya, aku akan biarkan pantatku dia habisi sesuai kata-katanya.
" Gila lo ver... " celetuk Dimas saat aku lahap dildo raksasa tadi yang dipakai men-Stretching anusku.
" Umphhh.... " gumamku saat kucoba memasukkannya kedalam mulutku namun tak bisa.
Aku benar-benar ingin menggila di depan Dimas, aku tak ingin kehilangan momen karena setelah ini tak ada jaminan kami bisa mengulangnya lagi dan belum tentu Dimas masih mau ML denganku setelah melihat semua keliaranku.
Lelaki tampan pacar sahabatku ini mengambil posisi tiduran, dia menyuruhku segera menaikinya.
Kulakukan dan kutatap wajah gantengnya dengan mata redupku, jantungku berdegup keras saat dia mengocoki kontolnya dan bersiap memasukkannya entah ke lobang mana.
" Dimm... Ughh.. " ucapku dengan wajah binal sambil menggigiti bibirku sendiri tentu ingin dia menusuk anusku.
Dimas hanya tersenyum menyadari keinginanku lalu mengelus pipiku.
" Lo arahin sendiri Ver kalo lo mau kontol gue di pantet lo.. " katanya yang membuat darahku tersirap.
" Bo..boleh kan aku pinjem kontol kamu buat nyodomiin pantet aku yang?.. " tanyaku dengan lugu kearahnya.
" Tapi gue bakal ngentotin pantet lo habis-habisan Ver, dan jangan salahin gue kalo pantat lo tambah rusak, lo ngerti?.. "
" Sssshh.... Dimm!!... "
Seketika aku kembali terpejam mendengar ucapan dinginnya, aku suka sekali pria yang seperti dia, aku sepertinya benar-benar akan tergila-gila dengannya setelah ini.
Kuarahkan kontol Dimas ke lubang anusku, aku memejamkan mata dan memfokuskan semua inderaku di momen mendebarkan ini.
" Lo yang mau kan Ver?.. Oke kalo gitu!!.. " tukasnya mulai mencengkram pantatku kuat-kuat dan tak ragu menaboknya.
Mataku seakan terbalik kebelakang merasakan sakit akibat tamparannya di bokongku! Tak seperti Bimo dan para partner seksku yang dulu-dulu, Dimas benar-benar tak perlu dipancing lama-lama, dia langsung melakukannya!
" Ahhh Dimm... Terus sayang...Terus tabok pantat aku, aku suka ba..bangeett!! Arghhh!!!... " racauku tak karu-karuan merasakan jeplakan tangannya yang membabi buta menghajar pantat putih montokku.
Dalam sekejap rasa sakit ini ter-Convert jadi sebuah kenikmatan yang tiada tara, aku melirih dengan mata memutih bersamaan dengan gejolak luar biasa yang mengalir keluar dari dalam tubuhku.
Kepalaku terdongak ke udara dan aku terus meracau kotor akan permainan kasar yang sangat kusukai ini! Dibuat sakit sambil disetubuhi adalah level tertinggi dari pemainan seks yang kuimpikan.
" Lo suka hah? Lo mau dibuat klenger-klenger ini gua kasih!!.. Dasar bule haus seks lo Ver!!.. " bacot Dimas yang makin menambah kenikmatan yang kurasakan.
Entah sudah berapa lama aku tak mendapatkan sensasi gila seperti ini lagi, dan aku tak tahu apakah Dimas melakukannya hanya sekedar dia mengimbangiku saja atau dia juga suka permainan kasar.
Otakku terlalu buntu untuk memikirkan hal itu, aku hanya ingin menikmatinya saja sekarang tanpa banyak memikirkan apa-apa.
Kurebahkan badanku ketubuh kekarku dan membiarkan dia meremas atau menabok kuat-kuat pantatku.
" AHHHH DIMM!! TE.. TERUUS!! HAJAR SAMPAI PANTATKU MERAH DAN TERUS SODOK SEKUAT KAMU.. "
" ENTOT AKU KAYAK KAMU MAU NGANCURIN PANTET AKU INI YANGG!!.. "
Sekuat tenaga aku menjeritkan itu dengan lantang tak ragu sama sekali, dan lagi Dimas benar-benar melakukannya!
Dia sungguh menghajarku dengan kecepatan tertinggi yang dia bisa dalam posisi kami ini, aku mencengkram kuat-kuat pahanya lalu mengerang dan sekejap aku pun orgasme hebat dalam kecepatan tinggi sodokannya.
Dimas menghentikan mendadak entotannya saat tahu bahwa aku telah kolaps, jerit parauku hilang bersaman dengan suara keras benturan selangkangan kami tadi.
Aku menggelepar diatas badannya, mataku lagi-lagi memutih namun anehnya pandanganku malah menghitam. Si cowok ganteng ini sempat memanggil namaku dan mengelus rambut panjangku, dan dia bahkan merebahkanku untuk memastikan apakah aku baik-baik saja.
Tanganku masih terus mencengkram tubuhnya kuat tak ingin dia jauh dariku, Dimas tampak tak sakit dengan cengkraman kuatku walau kuku-kuku panjangku sedang menusuk paha luarnya.
Saat kubuka mataku dia hanya tersenyum, nafasku terengah-engah hebat tapi kusempatkan membalas senyumnya.
" E..enak bener Dim... "
" Aku em..emang sering begini, jadi kalo kamu mau te..terusin gpp kok, gausah peduliin aku.. " jelasku secara singkat padanya.
Dimas mengecup dahiku, kulingkarkan tanganku di lehernya karena kukira dia ingin mencumbu dan memesraiku namun rupanya bukan, dia meludahi jarinya kemudian yang membuatku kaget dia masukkan dua jarinya ke memekku dan langsung membetotnya sekuat tenaga!
" DIMMM!!! JA..JANGAN SAYANG!!.. "
" AKK..AKU BELUM SIAAPP AHHHHHH!!!... "
Aku menjerit keras lagi saat kurasakan ngilu di memekku yang sedang sangat sensitif ini dan tak pelak cairan tadi kembali mengucur dengan deras akibat dikocok sedemikian kasarnya.
Aku sampai menjauhkan tangannya dari memekku dan asal tahu saja, orgasme paksa seperti ini amat sangat menguras tenaga.
Dimas benar-benar buas, setelah membuatku kembali terkejang-kejang karena kocokan brutalnya tadi dia tanpa banyak bicara langsung membalik tubuhku dan kembali menyodomiku lagi dalam posisiku yang menungging!
Gila! Aku seperti sedang diperkosa dengan Barbar saja sekarang dan rasanya sungguh-sungguh mendebarkan sekaligus membakar adrenalin.
" Ja.. jangan Dim.. " erangku lirih dengan suara yang pelan sekali berharap dia memberiku kesempatan untuk menarik nafas.
" Diem Ver!!.. "
" Dari tadi gue dengerin mulut lo berisik banget... Mulut lo ternyata sekotor diri lo tau gak?.. " umpatnya lalu menabok-nabok pantatku sambil menyodomiku.
Rasa sakit yang masuk lagi-lagi membuatku roh dalam tubuhku seakan ditarik melayang, eranganku jadi makin nyalak seiring perlakuan dingin Dimas yang sedang menjeboli anusku dengan kontol gedenya.
Dia bahkan mengerang dan menengadah tampak mulai menampakkan tanda-tanda ejakulasinya setelah nyaris sejak awal memainkan intensitas tinggi ketika meniduriku.
Staminanya sungguh luar biasa!
" Ahhh Ver! Rusak-rusak pantat elo gua gak pe..peduli!!.. " celotehnya dengan RPM tertingginya yang membuatku mengerang dan mencengkram sprei sekuatku.
Aku menjerit lalu tertunduk dan aku kembali orgasme hebat dalam waktu singkat!
Dimas memberhentikan sodokan brutalnya dan mencabut keluar kontolnya dari bokongku yang sudah merah-merah akibat perlakuan bengisnya!
" Amm.. ampun Dimm.. "
" Haah...Hahhh...Hahhh.... "
Kubanting kepalaku ke kasur dan aku bergetar-getar dalam posisi menungging, harus kukatakan bahwa ini adalah One by One terintens dan tergila yang pernah kulakukan! Tak ada laki-laki yang bisa membuatku terampun-ampun sejauh ini selain dirinya!
Aku masih mengerang parau merasakan energi yang susah payah kuhimpun dari tiap orgasme namun dalam sekejap begitu mudahnya dia buat menguap dengan permainan No Mercy nya.
Beruntung Dimas tak langsung membabatku seperti tadi, dia memukul pantatku sekali lalu memakiku yang tak begitu jelas kudengar karena aku lebih fokus mengatur nafas dan menjaga kesadaranku sekarang, kalau tidak mungkin aku sudah pingsan sejak tadi.
Tapi terasa olehku dia sedang meng-Gaping lubang pantatku dan mengumpatnya.
Panas tepokkannya di bola pantatku menjadi penanda bahan inderaku telah aktif kembali, aku memaling kearahnya berharap belas kasih darinya akan kondisiku yang sekarang, tak pernah terlintas dibayanganku bahwa aku yang seliar ini bisa dikalahkan dalam permainan 1v1.
" Cepet angkat kepala lo Ver!!.. "
" Gua mau ejakulasi sambil ngeliat muka cantik lo.. " perintahnya terus menampar pantatku.
Aku menggeleng dan menyiratkan padanya bahwa aku tak bisa melakukannya, staminaku tak mendukungku untuk melakukannya.
Wajah gantengnya langsung jadi tajam dan dia mengarahkan kembali kontolnya masuk ke anusku.
" Dasar gede bacot doang lo, tapi stamina lo gak ada sama sekali!!... " kesal Dimas lalu mengesampingkan wajahku yang masih rebah diatas kasur ini dan mulai menyodomiku lagi.
Suaraku yang sudah serak dan parau ini kembali keluar bersamaan dengan kencang sodokannya yang menusukkan kontolnya hingga mentok di lubang anusku.
Walau sudah habis tapi aku tetap menikmatinya, kuusap tanganku ke memekku dan kupejamkan mata fokus menikmati sodokan tanpa ampunnya yang sama seperti tadi.
" SLEEPP.. SLEPP.. SLEEEPPP... " suara penetrasinya terdengar jelas dilubang pantatku yang benar-benar dia tumbuk dalam-dalam.
" Ahhh Ver... Gue pengenn ke..keluar... " erangnya sambil meringis dan terasa olehku otot-otot kontolnya mengencang di dalam liang anusku.
Dimas menelikung sebelah tanganku makin menunjukkan dominasinya terhadapku dan menambah gempuran sodokannya.
Tak hanya itu, dia mencampakkan tanganku yang tadi menggelitik memekku sendiri dan dia ganti dengan tangannya!
Aku melotot sekaligus menjerit dengan lantang begitu jari-jari Dimas mengocoki memekku kasar, sementara hujaman kontol gedenya yang menjebol anusku makin membuat klimaksku datang lagi.
" AHHHHH DIMMM!!!... " desahku dengan mulut mangap dan membenamkan wajah ke kasur menikmati puncak kenikmatanku yang membuat tubuhku serasa tersengat listrik.
" Verr... Guaa... Keluar sayaaanggg... ARGHHH!!!!... "
Dimas meleguh sekuat yang dia bisa dengan wajah terdongak dan kurasakan semburan air maninya langsung memenuhi rongga anusku.
Aku menggeleng-geleng ingin mati dalam kenikmatan ini rasanya saat merasakan hangat air maninya yang terasa begitu banyak dan kentalnya di dalam pantat putihku.
Dimas mendiamkan kontolnya memastikan setiap tetes spermanya tersemprot di dalam lubang kedua ini, lalu setelahnya baru dia cabut dan mengucurlah air mani kentalnya itu saking penuhnya di lobang tersebut.
Aku menggigil, dan kucengkram sprei tempat tidurku sekuat yang kubisa, kunikmati momen luar biasa ini padahal tak kuminta namun dia memutuskan untuk meng-Creampie duburku dengan inisiatifnya sendiri.
Dimas menyamperiku, dia dudukkan kepalaku di pahanya lalu dia elus-elus wajahku yang sudah awut-awutan melayani permainan gilanya.
" Dimm.... " panggilku padanya.
" Ka..kamu gila banget sayang.. A..aku sampe K.O gini.. "
Dimas tak menjawabnya, dia tetap mengusap-usap kepalaku dimana aku masih bergetar-getar dan merasakan hangat spermanya di dalam anusku.
Dimas menundukkan wajahnya dan menciumku mesra, pada kesempatan ini dia tersenyum menatapku lalu memperlakukanku dengan mesra, terus dia memuji mata sayuku yang indah.
" Ver, sumpah gue gak nyangka ini semua, lo diluar ekspektasi gue Ver!.. " katanya sambil mencium keningku.
Aku diam dan menatapnya memelas, kupikir setelah mengetahui bahwa aku suka Bondage dia akan menganggapku aneh, tapi sejauh ini Dimas bersikap biasa saja malah dia terus tersenyum-senyum.
Aku diam dan menatapnya memelas, kupikir setelah mengetahui bahwa aku suka Bondage dia akan menganggapku aneh, tapi sejauh ini Dimas bersikap biasa saja malah dia terus tersenyum-senyum.
" Terserah kamu Dim mau nganggep aku apa, yang jelas aku suka kamu entotin kayak tadi.. " ujarku yang tak mau ambil pusing akan pendapatnya terhadapku.
" Hehehe... Kayaknya kita bakal banyak cocok sayang.. "
" Nah sekarang lo bilang mau stretching pantat lo kan?.. Cepet lakuin gue pengen liat!.. " perintah Dimas lalu menyerahkan dildo hitam jumbo yang dia pilih kepadaku.
Aku segera menunggingkan diri lalu mengambil posisi terbaik dihadapannya.
" Hehehe... Kayaknya kita bakal banyak cocok sayang.. "
" Nah sekarang lo bilang mau stretching pantat lo kan?.. Cepet lakuin gue pengen liat!.. " perintah Dimas lalu menyerahkan dildo hitam jumbo yang dia pilih kepadaku.
Aku segera menunggingkan diri lalu mengambil posisi terbaik dihadapannya.
Dimas mengambil HP nya dan berniat merekam adegan perenggangan anusku ini dari dekat.
Aku mulai memasukkan dildo yang berukuran sangat besar ini pelan-pelan ke anusku, walau untuk Stretching harusnya tidak memakai dildo yang berukuran segini tapi karena dia sudah memilih maka kulakukan saja.
" Ahhh Dimm.. Gede banget sayang dildonya, ini kayak kontol kam..kamuu.. " lirihku manja saat kudorong masuk dildo ini kedalam anusku.
Dimas terdiam, matanya terbelalak melihat aksi aku mengoprek lubang anusku sendiri.
Menyadari dia terpukau dengan apa yang kulakukan membuatku semangat sekali, tak hanya melakukan pemanasan di lubang anusku aku juga berniat bermasturbasi sebentar mumpung Dimas menontoniku meski sedikit sakit kurasakan ketika bagian kepala dildonya sudah mulai menyeruak masuk ke anusku, saking lamanya lubang ini tidak terpakai.
" Dimm.. Ahhh sayang... "
" Aku selalu bayangin kamu ngewein pantat aku ini yang.. "
" Ngebayangin kontol gede kamu keluar-masuk apalagi ngepejuinnya selalu bikin aku orgasme terus tau gak!!.. "
Putingku serta klitorisku ereksi, dan aku mencoba larut dalam stimulasi jari-jariku yang menggesek memek gatalku.
Aku tak perduli lagi pada apapun dalam keadaanku yang sekarang, aku tak gengsi untuk bermasturbasi seperti biasa walau laki-laki yang kukhayalkan dalam masturbasiku kini menyaksikannya sendiri!
Biarlah dia mendengar semua racauanku, racauan kotorku yang selalu membayangkan kontol besarnya itu menjeboli duburku.
Kupejamkan mataku, memekku makin berkontraksi sementara tak terasa dildonya juga sudah lancar terpenetrasi di liang analku.
" Liat dildo yang kamu pilih sekarang ngerusakin pantet aku... Aku mau kamu tanggung jawab sama kontol kamu pokoknya!!... "
" Ahhh!!!... " erangku tambah liar dan terus mendorong dildo ini agar makin mentok di anusku.
Aku meracau tak karuan, sesekali kupandangi wajah gantengnya yang terbengong mendengar semua rapalanku, bersamaan dengan itu tambah cepat pula kocokan yang dia lakukan di kontolnya sendiri.
Melihat kontol tegang besarnya yang membengkak itu tambah memberikan dorongan luar biasa dalam gejolak yang kurasakan, aku mendesis dan tak lama aku akan segera klimaks lagi.
" Dimm.. A..aku mau orgasme lagi.. Kamu kocokin pantat aku yang... "
" Tusukin aja dildo ini semau kamu... Benamin aja sampe mentok juga te..terserah kamu... "
" Plisss.. " pintaku dengan nafas memburu kearahnya.
Mendengar itu Dimas mendekat dan meraih dildo yang sejak tadi mengisi anusku dan kali ini dia yang menohoknya sendiri!
" Anjingg... Iya sayang gitu... "
" Do..dorong lebih kuat dan mentokin aja kalo perlu sampe jebol, emang kamu mau ngentotin pantet aku sepelan ini nanti yang?.. Ahhhh!!.. " lirihku mulai berisik.
Dengan gaya merangkak ini kulawan arah yang Dimas mainkan di anusku dan aku mendesah-desah persis seperti cewek-cewek di film porno. Makin lama Dimas mempercepat dorongannya yang kuikuti dengan gerakan berlawananku tadi.
Aku membayangkan bayangan-bayangan akan fantasi seksual dimana aku dia sodomi terasa semakin di depan mata, karena sesungguhnya sesaat lagi aku benar-benar akan merasakannya!
Oh tuhan beruntungnya aku.
Tak sampai satu menit sejak dia yang memeganginya aku sudah langsung mau meledak dan aku pun mengerang dengan keras.
" AHHHH DIMMM.... AK..AKU KELUAR SAYANG... " teriakku lalu memegangi pergelangan tangannya kuat dan memekku kembali banjir lendir beningnya.
Kepalaku rebah keatas kasur dalam keadaan menungging aku bergetar diatas ranjang ini, aku tak tahu seberapa banyak muncratan yang tersembur dari memekku tadi karena seketika aku langsung memejamkan mata.
Dimas mendiamkanku sejenak, hanya terasa olehku dia mendekatkan ponselnya ke wajah cantikku yang terpejam ini.
Secepat yang kubisa aku me-Recovery diriku dan tak kubiarkan aku tumbang berlama-lama sekarang karena sebentar lagi kontol gede Dimas yang akan mengisi anusku.
Selang dua menit Dimas mencabut dildo tersebut dan dia melebarkan liang anusku lebar-lebar, dia berdecak kaget dan mendesis begitu menyaksikan pantatku yang sudah begitu melar ini.
" Gila Ver, lobang pantet lo udah segini gede.. "
" Woah parah, gue gak nyangka kalo cewek secantik lo ternyata doyan disodomi juga rupanya... "
" Lo emang bener-bener pantes buat dikentot!.. " umpatnya sembari menyuruhku memegangi pantatku agar dia bisa melihat dengan jelas 'bolongan' di anusku.
" Lo emang bener-bener pantes buat dikentot!.. " umpatnya sembari menyuruhku memegangi pantatku agar dia bisa melihat dengan jelas 'bolongan' di anusku.
" Gue bakalan habisin pantet lo ini pokoknya!.. " cetusnya sambil menjatuhkan ludahnya kedalam lobang pantatku yang menganga itu.
Aku merintih dan pasrah saat merasakan ludah Dimas yang langsung turun masuk kedalam perutku tanpa halangan. Kini semua terserah padanya, aku akan biarkan pantatku dia habisi sesuai kata-katanya.
Memekku kembali berdenyut-denyut, aku benar-benar tak sabar lagi! Aku mau menangis rasanya karena akhirnya setelah sekian lama aku bergairah lagi untuk melakukan anal seks yang bahkan dulu aku sampai harus melakukannya dengan orang-orang Gay saking sulitnya mencari seseorang yang bisa memuaskan keinginan analku.
Dulu, di apartemenku yang lama aku pernah punya teman waria, namanya Lisa. Dia dan pacarnya tinggal di kamar depanku. Orangnya ramah sekali hingga kami pun akrab, berhubung waktu itu aku sibuk hingga tak sempat mencari partner maka dia dan pacarnya itulah yang mau tak mau menjadi sarana penyaluran libidoku, apalagi kamar kami depan-depanan jadi aku tinggal mengetuk kamar mereka saja jika aku sedang birahi.
Tak hanya melakukan Threesome dengan mereka, Lisa juga mengajakku join pesta Gay mereka dan semuanya Welcome walau aku sendiri yang wanita.
Di momen tersebut mungkin adalah periode tergila aku dalam berpesta seks karena hampir tiap minggu mereka selalu menggelar pesta, dan anusku jadi ringsek mungkin akibat masa-masa dengan Lisa dkk itulah.
Mungkin di lain Chapter nanti akan aku coba ceritakan pengalamanku waktu berpesta seks dengan mereka dulu.
Dulu, di apartemenku yang lama aku pernah punya teman waria, namanya Lisa. Dia dan pacarnya tinggal di kamar depanku. Orangnya ramah sekali hingga kami pun akrab, berhubung waktu itu aku sibuk hingga tak sempat mencari partner maka dia dan pacarnya itulah yang mau tak mau menjadi sarana penyaluran libidoku, apalagi kamar kami depan-depanan jadi aku tinggal mengetuk kamar mereka saja jika aku sedang birahi.
Tak hanya melakukan Threesome dengan mereka, Lisa juga mengajakku join pesta Gay mereka dan semuanya Welcome walau aku sendiri yang wanita.
Di momen tersebut mungkin adalah periode tergila aku dalam berpesta seks karena hampir tiap minggu mereka selalu menggelar pesta, dan anusku jadi ringsek mungkin akibat masa-masa dengan Lisa dkk itulah.
Mungkin di lain Chapter nanti akan aku coba ceritakan pengalamanku waktu berpesta seks dengan mereka dulu.
" Gila lo ver... " celetuk Dimas saat aku lahap dildo raksasa tadi yang dipakai men-Stretching anusku.
" Umphhh.... " gumamku saat kucoba memasukkannya kedalam mulutku namun tak bisa.
Aku benar-benar ingin menggila di depan Dimas, aku tak ingin kehilangan momen karena setelah ini tak ada jaminan kami bisa mengulangnya lagi dan belum tentu Dimas masih mau ML denganku setelah melihat semua keliaranku.
Lelaki tampan pacar sahabatku ini mengambil posisi tiduran, dia menyuruhku segera menaikinya.
Kulakukan dan kutatap wajah gantengnya dengan mata redupku, jantungku berdegup keras saat dia mengocoki kontolnya dan bersiap memasukkannya entah ke lobang mana.
" Dimm... Ughh.. " ucapku dengan wajah binal sambil menggigiti bibirku sendiri tentu ingin dia menusuk anusku.
Dimas hanya tersenyum menyadari keinginanku lalu mengelus pipiku.
" Lo arahin sendiri Ver kalo lo mau kontol gue di pantet lo.. " katanya yang membuat darahku tersirap.
" Bo..boleh kan aku pinjem kontol kamu buat nyodomiin pantet aku yang?.. " tanyaku dengan lugu kearahnya.
" Tapi gue bakal ngentotin pantet lo habis-habisan Ver, dan jangan salahin gue kalo pantat lo tambah rusak, lo ngerti?.. "
" Sssshh.... Dimm!!... "
Seketika aku kembali terpejam mendengar ucapan dinginnya, aku suka sekali pria yang seperti dia, aku sepertinya benar-benar akan tergila-gila dengannya setelah ini.
Kuarahkan kontol Dimas ke lubang anusku, aku memejamkan mata dan memfokuskan semua inderaku di momen mendebarkan ini.
" Ahhh Dim kontol kamu gedee bangeet!!... " ucapku terbelalak ketika kontolnya berhasil menancap di pantatku.
Tanganku mengepal dan rasanya lubang anusku penuh sekali disumpal kejantanannya ini. Dimas pun memejamkan matanya dan meringis saat kontolnya telah Fitting di pantatku.
Kami sama-sama terdiam kemudian larut dalam sensasi yang masing-masing kami rasakan, terutama aku yang selalu mengkhayalkan pemuas dengan kontol gede yang akhirnya datang dalam wujud Dimas yang notabene adalah sahabat pacarku sendiri.
" Verr.. Uhhh pantat lo sumpah enak bener!!... " ringis Dimas dan memintaku untuk mulai menggoyangnya.
Aku yang sejak tadi diam meresapi momen penuh kenikmatan ini segera bergerak dan menggoyang pejantanku.
Kutatap wajah tampan Dimas sambil merasakan kokoh kontolnya yang tertancap di lubang duburku, aku sungguh tak bisa menjelaskan perasaanku saat ini, apalagi saat tanganku memegang dada kekarnya sebagai tumpuanku untuk menggoyangnya.
" Dimm kamu hot banget sayang... Ahhh aku rela kamu apain aja!!.. " lirihku mulai tak terkontrol.
Dimas menatapku, sesekali dia singkap rambut panjangku yang tergerai menutupi wajahku agar dia bisa bebas melihat wajah cantikku, juga tangannya beraksi dengan meremas toket bulat gedeku.
Aku menggoyangnya penuh perasaan, tanganku tak mau kujauhkan dari dada serta perut kotak-kotaknya yang begitu seksinya, terasa dalam sesaat aku langsung ingin orgasme saja menghadapi lelaki seganteng dirinya.
" Ayoo sayang... Entotin aku le..lebih kuat... Buat aku klenger-klenger sama permainan kamu yang.. "
Aku berusaha menagih janjinya yang mengatakan akan menghabisiku tadi.
Dimas tersentak dengan kata-kataku, sekejap dia yang tadinya hanya diam saja merasakan goyanganku kali ini pun bergerak dan membalas goyanganku.
" AHHH DIMM!!... " erangku nyalak saat lelaki tampan ini mewujudkan perkataannya.
Tanganku mengepal dan rasanya lubang anusku penuh sekali disumpal kejantanannya ini. Dimas pun memejamkan matanya dan meringis saat kontolnya telah Fitting di pantatku.
Kami sama-sama terdiam kemudian larut dalam sensasi yang masing-masing kami rasakan, terutama aku yang selalu mengkhayalkan pemuas dengan kontol gede yang akhirnya datang dalam wujud Dimas yang notabene adalah sahabat pacarku sendiri.
" Verr.. Uhhh pantat lo sumpah enak bener!!... " ringis Dimas dan memintaku untuk mulai menggoyangnya.
Aku yang sejak tadi diam meresapi momen penuh kenikmatan ini segera bergerak dan menggoyang pejantanku.
Kutatap wajah tampan Dimas sambil merasakan kokoh kontolnya yang tertancap di lubang duburku, aku sungguh tak bisa menjelaskan perasaanku saat ini, apalagi saat tanganku memegang dada kekarnya sebagai tumpuanku untuk menggoyangnya.
" Dimm kamu hot banget sayang... Ahhh aku rela kamu apain aja!!.. " lirihku mulai tak terkontrol.
Dimas menatapku, sesekali dia singkap rambut panjangku yang tergerai menutupi wajahku agar dia bisa bebas melihat wajah cantikku, juga tangannya beraksi dengan meremas toket bulat gedeku.
Aku menggoyangnya penuh perasaan, tanganku tak mau kujauhkan dari dada serta perut kotak-kotaknya yang begitu seksinya, terasa dalam sesaat aku langsung ingin orgasme saja menghadapi lelaki seganteng dirinya.
" Ayoo sayang... Entotin aku le..lebih kuat... Buat aku klenger-klenger sama permainan kamu yang.. "
Aku berusaha menagih janjinya yang mengatakan akan menghabisiku tadi.
Dimas tersentak dengan kata-kataku, sekejap dia yang tadinya hanya diam saja merasakan goyanganku kali ini pun bergerak dan membalas goyanganku.
" AHHH DIMM!!... " erangku nyalak saat lelaki tampan ini mewujudkan perkataannya.
" Lo yang mau kan Ver?.. Oke kalo gitu!!.. " tukasnya mulai mencengkram pantatku kuat-kuat dan tak ragu menaboknya.
Mataku seakan terbalik kebelakang merasakan sakit akibat tamparannya di bokongku! Tak seperti Bimo dan para partner seksku yang dulu-dulu, Dimas benar-benar tak perlu dipancing lama-lama, dia langsung melakukannya!
" Ahhh Dimm... Terus sayang...Terus tabok pantat aku, aku suka ba..bangeett!! Arghhh!!!... " racauku tak karu-karuan merasakan jeplakan tangannya yang membabi buta menghajar pantat putih montokku.
Dalam sekejap rasa sakit ini ter-Convert jadi sebuah kenikmatan yang tiada tara, aku melirih dengan mata memutih bersamaan dengan gejolak luar biasa yang mengalir keluar dari dalam tubuhku.
Kepalaku terdongak ke udara dan aku terus meracau kotor akan permainan kasar yang sangat kusukai ini! Dibuat sakit sambil disetubuhi adalah level tertinggi dari pemainan seks yang kuimpikan.
" Lo suka hah? Lo mau dibuat klenger-klenger ini gua kasih!!.. Dasar bule haus seks lo Ver!!.. " bacot Dimas yang makin menambah kenikmatan yang kurasakan.
Entah sudah berapa lama aku tak mendapatkan sensasi gila seperti ini lagi, dan aku tak tahu apakah Dimas melakukannya hanya sekedar dia mengimbangiku saja atau dia juga suka permainan kasar.
Otakku terlalu buntu untuk memikirkan hal itu, aku hanya ingin menikmatinya saja sekarang tanpa banyak memikirkan apa-apa.
Kurebahkan badanku ketubuh kekarku dan membiarkan dia meremas atau menabok kuat-kuat pantatku.
" AHHHH DIMM!! TE.. TERUUS!! HAJAR SAMPAI PANTATKU MERAH DAN TERUS SODOK SEKUAT KAMU.. "
" ENTOT AKU KAYAK KAMU MAU NGANCURIN PANTET AKU INI YANGG!!.. "
Sekuat tenaga aku menjeritkan itu dengan lantang tak ragu sama sekali, dan lagi Dimas benar-benar melakukannya!
Dia sungguh menghajarku dengan kecepatan tertinggi yang dia bisa dalam posisi kami ini, aku mencengkram kuat-kuat pahanya lalu mengerang dan sekejap aku pun orgasme hebat dalam kecepatan tinggi sodokannya.
Dimas menghentikan mendadak entotannya saat tahu bahwa aku telah kolaps, jerit parauku hilang bersaman dengan suara keras benturan selangkangan kami tadi.
Aku menggelepar diatas badannya, mataku lagi-lagi memutih namun anehnya pandanganku malah menghitam. Si cowok ganteng ini sempat memanggil namaku dan mengelus rambut panjangku, dan dia bahkan merebahkanku untuk memastikan apakah aku baik-baik saja.
Tanganku masih terus mencengkram tubuhnya kuat tak ingin dia jauh dariku, Dimas tampak tak sakit dengan cengkraman kuatku walau kuku-kuku panjangku sedang menusuk paha luarnya.
Saat kubuka mataku dia hanya tersenyum, nafasku terengah-engah hebat tapi kusempatkan membalas senyumnya.
" E..enak bener Dim... "
" Aku em..emang sering begini, jadi kalo kamu mau te..terusin gpp kok, gausah peduliin aku.. " jelasku secara singkat padanya.
Dimas mengecup dahiku, kulingkarkan tanganku di lehernya karena kukira dia ingin mencumbu dan memesraiku namun rupanya bukan, dia meludahi jarinya kemudian yang membuatku kaget dia masukkan dua jarinya ke memekku dan langsung membetotnya sekuat tenaga!
" DIMMM!!! JA..JANGAN SAYANG!!.. "
" AKK..AKU BELUM SIAAPP AHHHHHH!!!... "
Aku menjerit keras lagi saat kurasakan ngilu di memekku yang sedang sangat sensitif ini dan tak pelak cairan tadi kembali mengucur dengan deras akibat dikocok sedemikian kasarnya.
Aku sampai menjauhkan tangannya dari memekku dan asal tahu saja, orgasme paksa seperti ini amat sangat menguras tenaga.
Dimas benar-benar buas, setelah membuatku kembali terkejang-kejang karena kocokan brutalnya tadi dia tanpa banyak bicara langsung membalik tubuhku dan kembali menyodomiku lagi dalam posisiku yang menungging!
Gila! Aku seperti sedang diperkosa dengan Barbar saja sekarang dan rasanya sungguh-sungguh mendebarkan sekaligus membakar adrenalin.
" Ja.. jangan Dim.. " erangku lirih dengan suara yang pelan sekali berharap dia memberiku kesempatan untuk menarik nafas.
" Diem Ver!!.. "
" Dari tadi gue dengerin mulut lo berisik banget... Mulut lo ternyata sekotor diri lo tau gak?.. " umpatnya lalu menabok-nabok pantatku sambil menyodomiku.
Rasa sakit yang masuk lagi-lagi membuatku roh dalam tubuhku seakan ditarik melayang, eranganku jadi makin nyalak seiring perlakuan dingin Dimas yang sedang menjeboli anusku dengan kontol gedenya.
Dia bahkan mengerang dan menengadah tampak mulai menampakkan tanda-tanda ejakulasinya setelah nyaris sejak awal memainkan intensitas tinggi ketika meniduriku.
Staminanya sungguh luar biasa!
" Ahhh Ver! Rusak-rusak pantat elo gua gak pe..peduli!!.. " celotehnya dengan RPM tertingginya yang membuatku mengerang dan mencengkram sprei sekuatku.
Aku menjerit lalu tertunduk dan aku kembali orgasme hebat dalam waktu singkat!
Dimas memberhentikan sodokan brutalnya dan mencabut keluar kontolnya dari bokongku yang sudah merah-merah akibat perlakuan bengisnya!
" Amm.. ampun Dimm.. "
" Haah...Hahhh...Hahhh.... "
Kubanting kepalaku ke kasur dan aku bergetar-getar dalam posisi menungging, harus kukatakan bahwa ini adalah One by One terintens dan tergila yang pernah kulakukan! Tak ada laki-laki yang bisa membuatku terampun-ampun sejauh ini selain dirinya!
Aku masih mengerang parau merasakan energi yang susah payah kuhimpun dari tiap orgasme namun dalam sekejap begitu mudahnya dia buat menguap dengan permainan No Mercy nya.
Beruntung Dimas tak langsung membabatku seperti tadi, dia memukul pantatku sekali lalu memakiku yang tak begitu jelas kudengar karena aku lebih fokus mengatur nafas dan menjaga kesadaranku sekarang, kalau tidak mungkin aku sudah pingsan sejak tadi.
Tapi terasa olehku dia sedang meng-Gaping lubang pantatku dan mengumpatnya.
Panas tepokkannya di bola pantatku menjadi penanda bahan inderaku telah aktif kembali, aku memaling kearahnya berharap belas kasih darinya akan kondisiku yang sekarang, tak pernah terlintas dibayanganku bahwa aku yang seliar ini bisa dikalahkan dalam permainan 1v1.
" Cepet angkat kepala lo Ver!!.. "
" Gua mau ejakulasi sambil ngeliat muka cantik lo.. " perintahnya terus menampar pantatku.
Aku menggeleng dan menyiratkan padanya bahwa aku tak bisa melakukannya, staminaku tak mendukungku untuk melakukannya.
Wajah gantengnya langsung jadi tajam dan dia mengarahkan kembali kontolnya masuk ke anusku.
" Dasar gede bacot doang lo, tapi stamina lo gak ada sama sekali!!... " kesal Dimas lalu mengesampingkan wajahku yang masih rebah diatas kasur ini dan mulai menyodomiku lagi.
Suaraku yang sudah serak dan parau ini kembali keluar bersamaan dengan kencang sodokannya yang menusukkan kontolnya hingga mentok di lubang anusku.
Walau sudah habis tapi aku tetap menikmatinya, kuusap tanganku ke memekku dan kupejamkan mata fokus menikmati sodokan tanpa ampunnya yang sama seperti tadi.
" SLEEPP.. SLEPP.. SLEEEPPP... " suara penetrasinya terdengar jelas dilubang pantatku yang benar-benar dia tumbuk dalam-dalam.
" Ahhh Ver... Gue pengenn ke..keluar... " erangnya sambil meringis dan terasa olehku otot-otot kontolnya mengencang di dalam liang anusku.
Dimas menelikung sebelah tanganku makin menunjukkan dominasinya terhadapku dan menambah gempuran sodokannya.
Tak hanya itu, dia mencampakkan tanganku yang tadi menggelitik memekku sendiri dan dia ganti dengan tangannya!
Aku melotot sekaligus menjerit dengan lantang begitu jari-jari Dimas mengocoki memekku kasar, sementara hujaman kontol gedenya yang menjebol anusku makin membuat klimaksku datang lagi.
" AHHHHH DIMMM!!!... " desahku dengan mulut mangap dan membenamkan wajah ke kasur menikmati puncak kenikmatanku yang membuat tubuhku serasa tersengat listrik.
" Verr... Guaa... Keluar sayaaanggg... ARGHHH!!!!... "
Dimas meleguh sekuat yang dia bisa dengan wajah terdongak dan kurasakan semburan air maninya langsung memenuhi rongga anusku.
Aku menggeleng-geleng ingin mati dalam kenikmatan ini rasanya saat merasakan hangat air maninya yang terasa begitu banyak dan kentalnya di dalam pantat putihku.
Dimas mendiamkan kontolnya memastikan setiap tetes spermanya tersemprot di dalam lubang kedua ini, lalu setelahnya baru dia cabut dan mengucurlah air mani kentalnya itu saking penuhnya di lobang tersebut.
Aku menggigil, dan kucengkram sprei tempat tidurku sekuat yang kubisa, kunikmati momen luar biasa ini padahal tak kuminta namun dia memutuskan untuk meng-Creampie duburku dengan inisiatifnya sendiri.
Dimas menyamperiku, dia dudukkan kepalaku di pahanya lalu dia elus-elus wajahku yang sudah awut-awutan melayani permainan gilanya.
" Dimm.... " panggilku padanya.
" Ka..kamu gila banget sayang.. A..aku sampe K.O gini.. "
Dimas tak menjawabnya, dia tetap mengusap-usap kepalaku dimana aku masih bergetar-getar dan merasakan hangat spermanya di dalam anusku.
Sekitar 3 menit Dimas lalu tegak dan dia kembali menyodoriku segelas air putih, dipapahnya aku agar aku duduk.
Kuminum sampai habis air tersebut yang terasa begitu segarnya, tak terasa aku sampai kehausan begini apalagi keringatku mengucur dengan deras tadi.
Dimas tersenyum lalu mengecup pipiku, dia tak begitu banyak bicara tapi aksinya yang Gentlemen ini membuatku tahu bahwa apa yang dia lakukan tadi adalah bagian dari permainannya.
" Lo cakep banget Ver.. " ucapnya lalu mencium bibirku mesra lagi.
Aku sungguh jatuh hati akan perlakuannya, dia seolah tahu kapan harus memesraiku dan kapan serius dalam bercinta, padahal ini adalah kesempatan pertama kami untuk saling mengenal akan permainan seks kami tapi tak hanya mengimbangiku dia bahkan mengalahkanku.
Kuminum sampai habis air tersebut yang terasa begitu segarnya, tak terasa aku sampai kehausan begini apalagi keringatku mengucur dengan deras tadi.
Dimas tersenyum lalu mengecup pipiku, dia tak begitu banyak bicara tapi aksinya yang Gentlemen ini membuatku tahu bahwa apa yang dia lakukan tadi adalah bagian dari permainannya.
" Lo cakep banget Ver.. " ucapnya lalu mencium bibirku mesra lagi.
Aku sungguh jatuh hati akan perlakuannya, dia seolah tahu kapan harus memesraiku dan kapan serius dalam bercinta, padahal ini adalah kesempatan pertama kami untuk saling mengenal akan permainan seks kami tapi tak hanya mengimbangiku dia bahkan mengalahkanku.
Kulayani ciuman bibirnya yang lembut ini walau aku masih begitu letihnya, dan hebatnya kontolnya masih tegang sekarang yang sedang dia kocok sendiri.
Dia pandangi wajahku dalam-dalam, hingga membuatku jadi salah tingkah sendiri.
" Ver gue pejuin muka lo ya?.. " ucapnya dalam pandangannya padaku.
Aku menggigit bibirku saat tahu ternyata dia ingin memejui wajah cantikku.
" Ughh?.. "
" Kok mau kamu pejuin?.. " tanyaku lugu ingin tahu apa yang sedang dia pikirkan.
Dimas tak menjawabnya, dia mengendongku secara menyamping lalu membawaku ke sofa tadi. Dia juga menyempatkan mengambil HP nya untuk merekam dan langsung membidik wajah cantikku.
Segera aku memposisikan diri tiduran diranjang lalu merapikan rambutku agar tak menghalangi karena wajah cantikku inilah yang akan jadi sasaran tembaknya.
Kekasih Nova mulai mengocok kontolnya tepat di depan wajahku, penisnya tampak sudah membengkak padahal belum ada 5 menit sejak terakhir dia ejakulasi di anusku tapi dia sudah bisa ON lagi saja.
Dimas kembali meleguh merasakan nikmat seponganku, kutatap wajah gantengnya yang sedang mengarahkan HP nya persis di depan mukaku, kuberikan dia tatapan paling seksiku sadar bahwa rekaman ini nanti akan dia bawa pulang dan pasti akan jadi media untuk dia beronani.
" Ssstthhhh.... Ngilu bener Ver... " desisnya dengan wajah tertekuk merasakan mantap hisapan dan jilatan di lidah bertindikku.
Dua menit kemudian Dimas mencabut keluar dari mulutku kontolnya yang sudah basah kuyub akan ludahku, dia mendengus menatapku dan mengocokinya tepat di depan wajahku.
" Pe..pejuin aja muka cantik aku Dim.. "
" Aku pantesnya kamu pejuin sayang... " lirihku bercakap kotor sambil menatapnya sekaligus mengusap-usap memekku sendiri.
Dimas bereaksi, dia menarik nafas sementara matanya tak lepas dari mataku yang terus kukunci di wajah tampannya.
" Ahh gila Ver.. Lo cakep banget sih!!.. "
" Buka mulut lo lebar-lebar sayang.. " komentarnya dengan nada yang makin tinggi menunjukkan kegemasannya terhadapku.
Segera kubuka mulutku lebar-lebar lalu kujulurkan lidahku, kutatap Dimas dengan pandangan mata indahku guna makin menghipnotis dia akan kecantikan yang natural ini.
Dimas kembali mengumpat memuji pesonaku lalu mempercepat kocokannya, sementara dia memburu ejakulasinya aku pun tak mau kalah dengan juga memainkan memek becekku menggunakan jari lentikku.
" Ayo Dim... Semprotin semua peju hangat kamu ke wajah aku, aku pasrah yang nyambut air mani kamu di wajah aku.. "
Kusemangati Dimas namun tampaknya dia tak mudah ejakulasi seperti kebanyakan cowok, malah dia menyempatkan menjilati memekku sembari mengocoki penisnya yang membuatku terhenyak merasakan seruputan mulutnya di memek tebal merahku.
" Ver... Sekarang lo orgasme lagi, biar kita bar..bareng.. Ohh... " suruh Dimas padaku.
" Ahh Dimm... Kamu mau liat aku orgasme lagi ya sayang?.. "
" Ja..jangan sayang, nanti aku bisa pingsan... " lirihku manja.
Tapi Dimas tak mau tahu, dia menepuk pahaku dan menyuruhku segera melakukannya, maka intenslah kumasturbasikan memekku lagi berhadap-hadapan dengan dia yang merekaminya.
" Ba..basah banget memek aku Mas... "
" Cuma ngeliat badan macho sama kontol gede kamu aja aku bisa muncrat-muncrat sayaang... "
" AHHH!!... " aku menggelinjang lalu memejamkan mataku.
Mata Dimas tak bergerak satu inci pun dari wajah hingga seluruh lekuk tubuh seksiku.
" Sama jari gak cukup ya buat memek bule lo buat orgasme?.. "
" Kalo gitu emang mesti disumpal sama pler!!... "
Setelah mengucapkannya Dimas kemudian naik dan langsung menjejalkan kontolnya ke memekku yang sudah akan klimaks ini. Aksinya sontak membuatku menjerit lagi merasakan batangnya menerobos begitu saja kedalam mekiku.
" Ahhh Dimm!!.. "
" Ka..kamu gak bosen ngewein aku terus yaang?.. "
" Kontol gede kamu beneran enak Dimm.. Sum..sumpah!!.. " desahku berisik seperti biasa.
Dimas menggenjotku dengan nafas memburu, tapi wajahnya tetap dingin menatapku, sorot matanya seolah menunjukkan bahwa dia tak akan melepaskanku lagi setelah ini dan itulah yang kuharapkan.
Pasrah kubalas sorot matanya itu dengan tatapan mata binalku, kami berkomunikasi murni menggunakan kontak mata saja, sama-sama saling menyiratkan betapa kami saling menginginkan satu sama lain.
Dan akhirnya sekitar dua menit saling bertatap-tatapan aku tiba lebih dulu.
Gelitikan jari di klitoris bengkakku seperti biasa menjadi pembuka gerbang kenikmatan yang kurasakan, Dimas tak mendiamkan kontolnya seperti tadi lagi begitu terasa olehnya semburan dari dalam memekku, tetap dia menghajarku dengan sodokan sedangnya.
Satu menit berikutnya, terengah-engah dia mencabut kontolnya lalu mengarahkan kejantanan jumbonya tepat di depan wajahku.
" HAHH VEEEERR GUA KELUARRR!!!... " teriaknya seketika.
Baru aku ingin menggodanya dengan tatapan mataku tapi kontol besar ini langsung meletupkan spermanya ke wajahku, aku reflek terkejut karena semburan awalnya menyemprot begitu kuat bahkan telak mengenai sebelah mataku.
Dimas tak ingin kehilangan adegan ini, rapat ponselnya dia dekatkan ke wajahku bersama dengan nafas beratnya yang mengumpat mengiringi ejakulasinya.
" Sialan lo Ver!!!.. "
" Seumur-umur gue gak pernah muncrat seenak ini, tadi di pantat dan sekarang di muka lo.. Cuma main sama lo yang bisa bikin gua jadi begini sayang.. "
" HUHH!!.. " racaunya sambil terus menguras pejunya ke wajahku.
Aku memejamkan mataku dan jadi tak bisa melihat ekspresi kenikmatan Dimas itu karena tadi aku sama sekali tak siap menerima semprotannya yang tak kukira akan langsung muncrat begitu diarahkan ke wajahku.
Setelah puas dengan badai ejakulasinya Dimas sadar akan hal tersebut dan dia mengusap pipiku meminta maaf.
" Seumur-umur gue gak pernah muncrat seenak ini, tadi di pantat dan sekarang di muka lo.. Cuma main sama lo yang bisa bikin gua jadi begini sayang.. "
" HUHH!!.. " racaunya sambil terus menguras pejunya ke wajahku.
Aku memejamkan mataku dan jadi tak bisa melihat ekspresi kenikmatan Dimas itu karena tadi aku sama sekali tak siap menerima semprotannya yang tak kukira akan langsung muncrat begitu diarahkan ke wajahku.
Setelah puas dengan badai ejakulasinya Dimas sadar akan hal tersebut dan dia mengusap pipiku meminta maaf.
" Ver.. Gpp kan?.. Duh maaf ya sayang.. "
" Tadi gue gak bisa nahan lagi, ngeliat muka lo yang cantik banget Ver.. " jujurnya padaku dengan wajah cemas mungkin takut aku marah.
Aku diam lalu tersenyum manis, walau memang kaget sekali tadi dan sekarang aku sampai kesulitan membuka sebelah kelopak mataku karena kentalnya sperma Dimas, tapi aku senang mendengar dia ternyata kuatir terhadapku, entahlah tiba-tiba hatiku berbunga-bunga saja rasanya.
" Tadi gue gak bisa nahan lagi, ngeliat muka lo yang cantik banget Ver.. " jujurnya padaku dengan wajah cemas mungkin takut aku marah.
Aku diam lalu tersenyum manis, walau memang kaget sekali tadi dan sekarang aku sampai kesulitan membuka sebelah kelopak mataku karena kentalnya sperma Dimas, tapi aku senang mendengar dia ternyata kuatir terhadapku, entahlah tiba-tiba hatiku berbunga-bunga saja rasanya.
" Maaf ya Ver.. " lagi-lagi dia meminta maaf lalu tampak celangak-celinguk mencari tisu.
" Gpp kok sayang, sperma kamu kentel banget, aku suka kok... "
" Aku cuma kaget aja.. " kataku kemudian tertawa agar dia jadi santai lagi dan tak menganggapnya seserius itu.
" Aku cuma kaget aja.. " kataku kemudian tertawa agar dia jadi santai lagi dan tak menganggapnya seserius itu.
Aku mulai mengusap dan mengumpulkan sperma Dimas yang tumpah di wajah cantikku dengan jari, aku colek baik yang tumpah di rambut, dagu, bahu hingga dadaku lalu kuarahkan masuk ke dalam mulutku.
Dimas terus menatapku, menanti proses dimana aku menelan pejunya.
Dimas terus menatapku, menanti proses dimana aku menelan pejunya.
Dan dengan tatapan seksi, sekilas kuperlihatkan padanya mulutku yang sudah penuh spermanya, kemudian segera aku menelannya! Dimas masih merekamku, jakunnya tampak naik-turun menyaksikan momen barusan.
Setelah sperma Dimas sudah kutelan, sebagai penutup aku mencaplok kontol besar yang baru saja memuaskanku dan membersihkannya dari sisa-sisa benih sperma yang masih sedikit menetes-netes.
Dimas mengusap-usap rambutku sembari tersenyum, kubalas senyumannya dengan senyuman paling manis yang aku punya, dan dia pun mengecup pinggiran bibirku lembut.
Dimas mengusap-usap rambutku sembari tersenyum, kubalas senyumannya dengan senyuman paling manis yang aku punya, dan dia pun mengecup pinggiran bibirku lembut.
" Gila puas banget gue Ver sumpah! Lo cewek terbinal dan yang paling sempurna yang pernah gue pake!.. "
" Muka cantik lo makin cantik kalo lagi berantakan gini ya Ver, apa lagi kalo dikasih make up peju.. " dia mendekatkan ponselnya untuk menge-Zoom wajahku.
Dimas melanjutkan kesan-kesannya perihal yang baru saja terjadi, dia mengatakan kalau dirinya seakan tak percaya bahwa dia berkempatan lagi mencicipiku yang bahkan secara lebih utuh dari waktu pertama dulu.
Aku memeluknya dan tersenyum saja, dalam hati aku hanya berkata kalau aku bisa memberinya yang lebih dari ini. Mungkin dia bisa lebih kaget kalau kutunjukkan semua keliaranku padanya.
Aku memeluknya dan tersenyum saja, dalam hati aku hanya berkata kalau aku bisa memberinya yang lebih dari ini. Mungkin dia bisa lebih kaget kalau kutunjukkan semua keliaranku padanya.
Kami berpelukan sebentar sama-sama menarik nafas atas permainan intens kami tadi, dan setelahnya aku langsung berdiri ke arah dapur membuka kran air di wastafel untuk membasuh mukaku lalu berkumur-kumur.
Dimas masih saja mengikutiku dan sesekali merekam lagi tubuhku dari bawah sampai atas yang masih telanjang ini, dimana fokusnya lebih banyak dia arahkan ke bokong bulat montokku.
Dimas masih saja mengikutiku dan sesekali merekam lagi tubuhku dari bawah sampai atas yang masih telanjang ini, dimana fokusnya lebih banyak dia arahkan ke bokong bulat montokku.
Aku sangat
puas karena baru saja menemukan gairah baru lagi bersama Dimas, gairah yang
selama ini selalu kusembunyikan dan berusaha kutekan untuk tak lagi muncul.
Hari ternyata sudah nyaris pukul enam, aku kembali duduk di pangkuan Dimas dan membahas permainan liarnya tadi.
Hari ternyata sudah nyaris pukul enam, aku kembali duduk di pangkuan Dimas dan membahas permainan liarnya tadi.
Sambil
memangku tubuhku dan bermesraan, Dimas mengatakan dia sangat menginginkan
tubuhku, lalu ketika dia bilang bahwa dia ingin melakukannya lagi denganku aku semringah dan senang bukan kepalang!
Aku langsung katakan bahwa aku akan memuaskannya kapanpun dia mau dan aku berjanji atas itu, dia pun mengangguk dalam senyum.
Aku langsung katakan bahwa aku akan memuaskannya kapanpun dia mau dan aku berjanji atas itu, dia pun mengangguk dalam senyum.
Kupeluk tubuh kekarnya lebih erat dan mungkin ini adalah salah malam paling bahagia yang kudapat setelah aku berpetualang sendiri lagi, meski tak ada kejelasan status diantara kami tapi setidaknya kami sama-sama ingin melampiaskan libido kami bersama lagi.
Aku sendiri tak tahu harus menyebut apa hubunganku dengan dia karena tentu saja jika kami ingin tetap melakukan ini kami harus merahasiakannya dan bergerak secara sembunyi-sembunyi, berhubung status Dimas masihlah pacar dari sahabat baikku Nova.
Aku sendiri tak tahu harus menyebut apa hubunganku dengan dia karena tentu saja jika kami ingin tetap melakukan ini kami harus merahasiakannya dan bergerak secara sembunyi-sembunyi, berhubung status Dimas masihlah pacar dari sahabat baikku Nova.
Dan jelang hari makin terang, sebelum dia pulang kami kembali bersetubuh di dalam kamar mandiku dengan
perasaan lepas.
Dimas mencumbuku berbeda sekali dengan yang tadi dimana dia lebih memperlakukanku amat lembut nan mesra bak kekasihnya, tubuhku bergetar-getar dalam romantisme permainan halusnya.
Dimas mencumbuku berbeda sekali dengan yang tadi dimana dia lebih memperlakukanku amat lembut nan mesra bak kekasihnya, tubuhku bergetar-getar dalam romantisme permainan halusnya.
Aku sangat
senang, selain tampan Dimas ternyata juga sangat fleksibel dalam permainannya, aku seperti menyambung asaku lagi yang sempat putus. Selama kurang
lebih 2 mingguan ini aku sempat takut untuk birahi, dan jujur aku sempat berpikir untuk menyerah dalam seks karena bayang-bayang kegagalan seperti Bimo dan partner-partner lamaku.
Perasaan pesimis itu sangat menyiksaku, aku gusar karena tak memiliki orang yang bisa kuajak untuk menyalurkan libido seksualku, dan mencari yang lain pun percuma karena hanya akan berujung dengan rasa kecewaku. Aku bagai bejana kosong tak terpakai tanpa terisi air sama sekali.
Tapi kini tidak, semua kegregetanku akan permainan payah nan membosankan seakan dibayar kontan dengan sosok bernama Dimas yang telah bersedia jadi teman ranjangku walau aku yakin dia sendiri tak bisa selalu siap melayaniku jika aku sedang birahi karena aku pun sadar akan posisinya.
Namun tak mengapa, aku akan senang hati menanti dia menggumuliku kembali diatas ranjang dan aku jadi makin tak sabar untuk menanti hari-hariku lagi dengannya, bersama Dimas, pacar sahabatku.
Perasaan pesimis itu sangat menyiksaku, aku gusar karena tak memiliki orang yang bisa kuajak untuk menyalurkan libido seksualku, dan mencari yang lain pun percuma karena hanya akan berujung dengan rasa kecewaku. Aku bagai bejana kosong tak terpakai tanpa terisi air sama sekali.
Tapi kini tidak, semua kegregetanku akan permainan payah nan membosankan seakan dibayar kontan dengan sosok bernama Dimas yang telah bersedia jadi teman ranjangku walau aku yakin dia sendiri tak bisa selalu siap melayaniku jika aku sedang birahi karena aku pun sadar akan posisinya.
Namun tak mengapa, aku akan senang hati menanti dia menggumuliku kembali diatas ranjang dan aku jadi makin tak sabar untuk menanti hari-hariku lagi dengannya, bersama Dimas, pacar sahabatku.
..............................
Crott bgt liat Vera nyodomi pantat nya sndri sama dildo kuda nya sambil bayangin di sodomi Dimas
ReplyDelete