Thursday, April 9, 2020

CHAPTER 16 : NEW PHASE


Aku terbangun, Bimo tak ada di sebelahku dan tampaknya dia sudah ngeloyor pergi.

" Aduh sialan, udah ditinggal aja.. " gerutuku dalam hati.

Kuambil ponselku kemudian mengecek setiap pesan yang masuk.

" Vera ntar jangan lupa ya jam 7.. " tulis WA dari manajerku diiringi 3x panggilan tak terjawab darinya.

Aku lupa bahwa hari ini aku ada pemotretan, dan celakanya sekarang sudah jam 3 sore. Bukan lagi kesiangan, aku sudah kesorean rupanya.

Aku yang pada saat ini terbangun Naked langsung mengambil pakaianku yang sudah dirapikan Bimo di meja sebelah ranjang dan segera sisiran merapikan rambutku yang acak-acakan.

Tak mau buang waktu bergegas aku keluar dari kostan Bimo mengunci pintu kamar kostan dan menaruhnya di atas ventilasi lalu pergi berjalan menuju mobilku yang kuparkir di parkiran kampusnya.

Berhubung kostan Bimo ada di dalam gang kecil tak jauh dari kampusnya, maka aku harus berjalan sedikit untuk sampai kesana.

Di perjalanan banyak anak-anak kampus yang berpapasan denganku langsung menatapku nakal, aku memang hanya memakai kaos abu-abu ketat tanpa lengan dan rok pendek santai.

Makin memasuki area kampus, tambah banyak lagi mereka yang mensiuli menggoda-godaku, mereka melihat tubuhku dari atas sampai bawah dimana fokus mereka lebih kearah pahaku yang begitu terekspos sekali sekarang.

Aku berjalan dengan cuek melewati mereka yang seperti tak pernah melihat cewek seksi dan bule saja, dengan langkah buru-buru terus aku berjalan melewati mereka menuju ke parkirannya lalu masuk ke mobil Mazda putihku, kemudian bergegas memacunya pulang menuju apartemen.

Di perjalanan sebenarnya aku masih agak pusing, ketika menelan pun rasa sperma Bimo dan minuman Long Island malam tadi kental terasa di tenggorokanku.

Begitu tergesa-gesanya aku sampai lupa minum air putih dulu tadi.

Setibanya di apartemen aku segera mandi untuk menghemat waktu, kubuka kran Jacuzzi dan membaringkan tubuhku di dalam Bathup sambil mendengar lagu.

Merilekskan diri sambil mandi begini memang benar-benar Quality Time terbaik buatku.





..............................


Oh ya aku lupa, ini aku Vera.

Di Timeline yang sekarang biarkan aku menceritakan sendiri tentang kehidupanku setelah perpisahan dari orang yang sangat penting dalam hidupku.

Dan rasanya aku perlu meng-Introduce diriku secara langsung.

Namaku Verani Julie, sekarang usiaku 25 tahun. Aku aktif sebagai model dan juga seorang asisten desainer saat ini.

Sebenarnya tak ada yang menarik dari diriku, tapi entah kenapa sejak dulu banyak yang bilang kalau aku sangat cantik dan aku juga selalu di dekati oleh banyak laki-laki.

Padahal sih aku merasa biasa-biasa saja, tapi mungkin karena aku campuran dan punya tubuh yang seksi, makanya jadi banyak yang tertarik denganku.

Aku memang blasteran, ayahku orang Kanada sedangkan ibuku asli Jepang.

Banyak teman-teman cewekku yang bilang secara fisik aku sangat sempurna sekali, dan mereka iri atas hal tersebut.

Untuk ukuran wanita aku dikaruniai tubuh setinggi 176 cm dengan kaki jenjang serta tubuh yang sangat langsing.

Inilah yang paling sering ditanyakan teman-teman modelku bagaimana aku bisa menjaga bentuk tubuhku agar selalu ramping berhubung aspek ini adalah aspek yang paling penting bagi kami para model.

Tapi aku hanya menjawab tak ada rahasianya karena memang aku tak pernah melakukan diet-diet tertentu atau menjaga pola tidur yang sangat merepotkan, yang ada malah aku sering insomnia dan nyemil sesukaku namun badanku tetap ramping. Ya, mungkin sudah dari sananya begini.

Lebih spesifiknya aku punya hidung yang mancung, dagu lancip, dan kulit putih serta rambut yang berwarna pirang. Meski aku tak suka dengan warna asli rambutku ini yang begitu mencolok perhatian tapi sekarang aku justru merasa nyaman saja.

Jika bisa memilih, ingin aku punya rambut hitam yang pasti menjadi warna dasar dari rambut ibuku berhubung dia Asian, tapi apa boleh buat karena sepertinya aku lebih mewarisi rupa bule ayahku ketimbang ibuku walaupun aku tak pernah berkesempatan melihat rupa mereka sejak aku kecil.

Namun setidaknya ibuku mewariskan kulit putih halus nan mulus khas gadis Asia timurnya padaku. Mix yang sempurna, begitulah kata orang.




Orang bilang kekuatan kecantikanku ada di tatapan mataku.

Hampir semua yang mengenalku mengatakan kalau bola mata yang kumiliki sangat indah, bahkan juga di lingkungan teman-teman modelku aku dijuluki Elsa, karena mataku yang mereka bilang mirip sekali dengan yang dimiliki sang Ice Princess di film Frozen itu.

Aku ketawa saja, tapi serius mereka bilang mereka Jealous dengan keindahan mataku yang berwarna abu-abu agak kebiruan ini lengkap bersama alis dan bulu matanya yang sangat lentik.




Meski banyak yang bilang seperti itu tapi aku merasa justru payudara dan pantatku lah yang menjadi aset paling aku sukai di tubuhku.

Bagiku inilah yang menjadi alasan kenapa banyak laki-laki yang terus memelototi sekaligus meneguk ludah begitu melihatku berjalan melenggok di depan mereka.

Harus aku akui kalau aku sangat percaya diri dengan bentuk tubuhku, dan aku suka ketika menyaksikan mereka menatap lapar saling tertegun akan kemontokan badan seksiku ini.

Ini pulalah yang menjadikan aku sering memakai pakaian terbuka guna makin memamerkan keindahan lekuk tubuh yang kumiliki.

Buah dadaku sendiri berukuran besar yang sekarang berukuran 38D, padahal dulu jaman sekolah aku memakai BH Size 36 masih muat, tapi sekarang sudah tidak muat lagi.

Bentuknya juga membulat penuh tanpa kendor sedikit pun, dipadukan dengan dua puting susu panjang berwarna pink yang membuat cowok mana saja betah berlama-lama mencubit dan menyapihnya.






Sejak dulu banyak yang menganggap kalau aku punya payudara palsu hasil implan silikon, begitupun bokongku, tapi aku sudah malas menanggapi itu dan aku anggap saja mereka iri padaku.

Siulan nakal setiap kali aku lewat kerumunan laki-laki sudah menjadi rutinitas biasa bagiku, aku merasa senang setiap kali mendengar bisik-bisik mereka yang memanggilku 'toge' 'bening' atau malah memanggilku lonte, entah kenapa badanku bergetar sekali tiap mendengarnya dan aku jadi terangsang.

Dari usia 13-14 tahun aku sudah ML, meski diawali dengan sebuah kenangan buruk tapi setelahnya aku jadi menjadikannya sebagai kebutuhan untukku.

Yah, bisa dibilang sekarang aku ini adalah seorang Hypersex, Sex Freak atau apapunlah istilahnya, yang jelas aku memang tak bisa jauh dari yang namanya seks!

Bagaimana ya menceritakannya, agak sukar dijelaskan awal mulanya tapi seiring berjalannya masa pubertas, sama halnya seperti cewek lain pada umumnya aku pun mulai tertarik dengan lawan jenisku.

Persisnya saat aku merantau ke Jakarta dan masuk ke bangku SMA.

Sejak baru masuk aku langsung digandrungi oleh teman-teman sekolahku, mendengar mereka yang memuji-muji kecantikan ataupun keseksian tubuhku membuatku jadi gede rasa.

Padahal dulunya aku sering ditindas karena fisikku dan aku punya pengalaman tak mengenakkan sebelumnya, namun ketika mereka memujiku aku jadi merasakan sesuatu yang lain.

Semakin dipuji semakin aku merasa tersanjung dan dari sana aku berpikir untuk 'membalas' pujian mereka dengan mencoba selalu tampil mempesona dihadapan mereka.

Dua kancing seragam SMA ku sengaja aku buka agar belahan payudara besarku terlihat, sampai para cowok-cowok yang melihat bulatan toketku itu kejang-kejang.

Lebih jauh aku bahkan berani memotong rok sekolahku 10 cm diatas lutut hanya untuk memamerkan paha putih mulusku.

Dan itu membuat semua teman-teman sekolahku mupeng abis! Sehari-harinya setiap kali aku berjalan, mata mereka pasti akan terus menatap melongo kearah lekuk pinggul, pantat juga dadaku.

Alhasil predikat pecun/perek langsung melekat padaku, mereka mulai menganggap aku wanita penggoda dan bahkan mereka mulai berani melecehkanku, tapi anehnya aku malah menyukainya!

Pun aku sendiri tidak mengerti kenapa aku malah menikmati sensasi dilecehkan.

Sifat pamerku itu tak hanya kulakukan di dunia nyata tapi juga di dunia maya, melalui Instagram aku sering Update foto-foto seksiku disana.

Banyak sekali pujian sekaligus respon kotor mereka di kolom komentarku, dan isi pesan IG ku juga penuh dengan kata-kata yang sama, tapi lagi-lagi aku justru suka dengan komentar-komentar jorok mereka.

Tak pelak aku langsung populer dan Followers ku meningkat drastis, disaat yang bersamaan mereka juga mulai mendekatiku dengan semakin intens.

Sejujurnya pada awalnya aku melakukan itu hanya untuk mendapatkan pujian mereka saja namun hasilnya aku malah dikejar-kejar, bahkan mahasiswa dan orang kantoran juga banyak yang mencoba melakukan pendekatan denganku.

Setiap hari pasti ada SMS ataupun telpon dari mereka untuk mengajakku berkenalan yang tak kutahu dari mana mereka mendapatkan nomor HP ku. Surat serta bunga juga sering kutemukan tergeletak di depan kamar kostku.

Mereka mulai terobsesi juga benar-benar menggila-gilaiku, dan serius pada awalnya itu sangat-sangatlah merepotkan.

Setiap hari aku mesti melakukan penolakan tanpa harus menyinggung perasaan mereka dan itu tak mudah, tapi mesti terus kujalani karena aku memang tak tertarik dengan mereka.

Namun di antara mereka, hanya ada 1 orang yang membuatku jatuh hati.

Dia teman seangkatanku, dia sendiri sangat ganteng dan banyak cewek yang juga suka dengannya termasuk aku.

Tak terhitung rasanya cowok ganteng yang mendekatiku tapi entah kenapa yang satu ini punya aura dan pembawaan yang terlihat berbeda sekali.

Wajahnya terlihat 'teduh' meski terkesan cuek, perangainya juga tidak petakilan dan kalem.

Terlebih setiap kali berpapasan denganku dia terkesan biasa saja melihatku, padahal aku selalu dilirik oleh setiap laki-laki manapun yang melewatiku, hal inilah yang membuatku greget dan menjadikanku penasaran dengannya.





..............................

Musim berganti dan angin berlalu, seperti yang namanya menjalani hidup tentu banyak hal yang terjadi.

Pasang-surut kehidupan ternyata juga kualami. Aku menemui titik terendah dalam hidupku yang orang bilang adalah titik nadir.

Semuanya hancur, kukorbankan segala hal dan menyadari apa yang kukorbankan itu hangus begitu saja benar-benar membuatku frustasi!

Periode sulit itu memaksa aku untuk terus terjebak kedalam perasaan depresi sambil mengatakan 'What If' kepada diriku sendiri atas penyesalan yang terjadi.

Aku mulai masuk ke dunia malam dan hidup hanya untuk bersenang-senang.

Momen tersebut benar-benar tak mudah untuk kulalui, aku harus terus Survive dengan cara seperti itu demi membunuh rasa depresiku dan aku tak punya pilihan.

Memang aku menikmati kehidupan tersebut dan aku jadi tak pernah bersedih lagi tapi perlahan kusadari hidupku justru makin berantakan.

Berkali-kali aku diusir dari kostan karena ketahuan sering membawa teman laki-lakiku menginap, bahkan pernah kami digrebek dan aku langsung disuruh berkemas-kemas dini hari itu juga oleh para orang-orang tua udik yang mengaku warga sekitar yang tak ingin lingkungan mereka tercemar atau apapunlah semua Bullshit yang mereka katakan pada waktu itu.

Aku tak peduli sama sekali, mesti harus tidur menumpang ke teman-temanku dan dicap apa karena sering dibawa pergi oleh laki-laki yang berbeda setiap malam aku tak perduli.

Yang jelas aku benar-benar Have Fun dengan mereka dan untungnya saat itu aku tak terlalu memikirkan soal uang Clubbing ku seperti membeli minuman dan obat penenang karena mereka dengan pengertian membayariku meski aku tak pernah meminta mereka untuk membayarinya.

Dan ya aku sering pergi larut dan pulang pagi dalam kondisi mabuk hingga menjadikan sekolahku terbengkalai karena kehidupan dunia malamku itu.

Di sekolah pun aku sering ketiduran dan nilaiku jeblok parah. Hal ini membuat aku sering dipanggil guru lalu membuat surat perjanjian.

Perlahan aku mencoba keluar dari kehidupan malamku untuk vakum sejenak setidaknya hingga aku menamatkan sekolahku.

Aku sadar sekolah adalah satu-satu hal tersisa yang harus kuperjuangkan dan aku tak ingin hal tersebut ikut hancur akibat apa yang terjadi, untuk itulah aku mencoba menyelamatkannya kemudian setelahnya barulah kita berbicara soal dunia malam lagi.

Begitulah rencanaku, namun rencanaku tersebut harus kandas dan aku tak hanya menamatkan sekolahku tapi juga menjalin hubungan dengan laki-laki yang paling tidak aku inginkan mengetahui rahasia gelapku.

Ya, satu-satunya laki-laki yang membuatku penasaran itu turut membantu aku menyelesaikan masalahku dan dia merubah total kehidupanku.

Siapa sangka akhirnya kami pun bersatu, meski sempat diawali dengan proses perjanjian yang cukup aneh.

Kami tinggal bersama dari menjelang ujian akhir sekolah, hingga berlanjut sampai 4 tahun kemudian lamanya.

Dan hari ke hari hidup berdua bersamanya justru membuatku makin jatuh hati padanya. Kepribadian tenangnya terus membuatku nyaman dan betah berlama-lama berada disampingnya.

Aku akui selama bersamanya mungkin aku masih begitu kekanak-kanakan serta belum sedewasa sekarang hingga sering merepotkannya, terlebih sifat centil dan liarku yang benar-benar membuat dia mesti ekstra bersabar denganku.

Namun terus dia menghadapi semuanya meski harus mengorbankan perasaannya sekalipun, tak pernah sama sekali dalam waktu itu dia menganggapku sebagai beban dan entah kenapa kurasakan dia seperti ingin terus mendidikku sekaligus menuntunku menjadi lebih baik lagi.

Pelukan hangat serta belaian tangannya dirambutku selalu membuatku tenang, dan nyaman. Meringkuk dalam peluknya membuatku selalu merasa aman.

Dia melakukan pendekatan yang selama ini tak pernah kurasakan, tak pelak kehadirannya adalah Oasis ditengah gurun pasir tak berujung yang kulalui, dia adalah hujan yang menghapus kemarau panjang di hatiku.

Bahkan aku sering heran dan jengkel dengan sifat lembutnya itu yang kemudian sering kumaki dia namun dia hanya tersenyum selalu mendekapku ke dadanya sambil mengelus rambutku.

Mengingat hal tersebut membuat air mataku pasti menetes, tak pernah aku diperlakukan seberharga itu oleh siapapun sebelumnya dan dia membuatku akhirnya merasakan bagaimana rasanya disayangi.

Meskipun dia punya kuasa penuh atas diriku, tapi dia terus memperlakukanku dengan lembut dan memilih melindungiku.

Sifat Gentle nya itulah yang membuatku Respect dan cinta mati padanya, tak seperti pria lain yang memperlakukanku bak boneka seks mereka saja, dia benar-benar berbeda.

Aku seperti terlahir kembali setelah kehadirannya dan menikmati momen bersamanya, banyak hal yang kami lalui berdua, entah itu suka ataupun duka.



Hingga akhirnya kebahagiaan itu sirna....



Ya, tepatnya hampir 3 tahun yang lalu aku telah resmi berpisah dengannya.

Aku sangat sedih, aku kehilangan arti dari hidupku, dia adalah sumber kekuatan dan segalanya bagiku, namun takdir berkata lain, ini yang terbaik untuknya.

Entahlah, sulit untuk menjelaskannya dan aku tak mau mengingatnya karena itu hanya akan membawaku kembali ke rasa sedih yang kurasakan.

Aku tak mau menceritakannya secara detil, yang jelas semenjak dia membawaku ke Qatar untuk memperkenalkanku dengan orang tuanya, sejak saat itu pula hubungan kami dicekal.

Orang tuanya menolak keras hubungan kami, sampai saat ini aku tidak tahu kenapa mereka menolakku, padahal waktu itu kami baru akan memulai ke jenjang yang lebih serius dan berencana menikah muda.

Keluarganya adalah keluarga besar yang terhormat, sangat religius, dan sebuah keluarga pembisnis sukses yang punya citra bagus.

Sedangkan aku hanyalah seorang gadis antah berantah yang lahir dari gedebong pisang dan tak punya asal-usul yang jelas.

Mungkin karena bentuk tubuh dan wajahku yang seperti wanita nakal inilah yang menjadi alasan mereka tak suka denganku.

Dia sampai beradu mulut dengan orang tuanya demi membelaku, mereka bertengkar hebat bahkan orang tuanya tidak akan menganggap dia sebagai anak lagi jika dia terus bersamaku. Tapi dia tak peduli, dia bahkan rela melepas status serta semua hal yang dia miliki hanya untuk hidup bersamaku.

Melihat bagaimana dia membelaku ketika itu membuat aku menangis, sadar bahwa sejak dulu kehadiranku memang hanyalah beban untuknya.

Beragam jalan tengah sudah dia coba untuk meyakinkan orang tuanya, tapi sia-sia hingga saking nekatnya dia mengajakku pergi jauh dan memulai hidup dari 0 bersama.

Air mataku terus menetes tak kuasa melihat orang yang amat sangat kusayangi ini sampai begitu relanya mengorbankan segalanya hanya demi wanita sepertiku.

Di titik itulah aku tersadar, aku harus undur diri dalam hidupnya, aku lupa bahwa selama ini aku terlalu kotor untuknya, dia laki-laki yang sangat baik dan tak pantas untukku.

Sejak kecil aku memang tak pernah merasakan kasih sayang orang tua, aku sendiri juga tak paham apa arti dari 'petuah orang tua' tapi aku tak ingin dia durhaka kepada orang tuanya.

Ini adalah sekat besar yang tidak bisa kami lewati.

Aku masihlah Vera yang liar dan berlumur dosa untuknya, dia sudah mengorbankan begitu banyak hal untukku dan aku tak mau dia sampai mengorbankan masa depan apalagi keluarganya hanya demi pecun sepertiku, maka dengan berat hati aku pun memintanya segera meninggalkanku.

Dia menolak dan malah memarahiku tak ingin hal itu terjadi, dia bilang siapa yang akan melindungiku kalau dia tak ada di sisiku.

Di momen tersebut ketahuilah aku hanya bisa menangis, menangis dan menangis dalam pelukannya, aku sangat menyayanginya dan tentu tak ingin kebahagiaan yang pada akhirnya kudapatkan harus kembali sirna.

Tapi lagi-lagi aku sadar ini demi kebaikannya.

Aku bahkan nekat dan sampai harus lari darinya demi memaksakan perpisahan yang tak kami inginkan itu, namun dia terus menemukanku kemudian memelukku yang lagi-lagi membuat perasaan kami pecah.

Hingga akhirnya keputusan berat tersebut benar-benar menjadi akhir cerita dan menjadi jalan terbaik untuk kami berdua.

Di momen terakhir kami bertemu aku ingat betul betapa pedihnya aku saat kuucapkan Goodbye kepadanya yang langsung dia balas dengan sebuah pelukan erat yang membuat tubuhku lemas dan aku nyaris pingsan sadar bahwa pelukannya itu tak akan pernah kurasakan lagi.

Dan akhirnya dengan berbesar hati aku pun memunggunginya yang menangis lalu perlahan menjauh dan menghilang pergi dari orang yang sangat kusayangi itu.

Berat, berat, berat dan teramat berat, tapi inilah keadaan sekaligus jalan yang terbaik untuk dia sama halnya dengan kata 'Good' dari Goodbye yang aku ucapkan kepadanya.

Aku tak ingin terlalu membahas bagaimana momen tersebut, juga betapa hampanya hidup yang kulalui setelah perpisahan kami terjadi.

Aku tak mau menyesali keputusanku serta kenangan sedihku akan hal tersebut, tak mau!

Dia sudah meninggalkan Indonesia dan tinggal diluar negeri sekarang.

Bertahun-tahun telah berlalu dari semenjak saat itu, kini aku sudah menjadi lebih dewasa dan aku sudah Move On.

Setidaknya begitulah yang terus kusugestikan sampai hari ini.

Bagiku dia adalah mimpi yang indah, sebuah Part yang mengajariku banyak hal dan arti dari sebuah ketulusan, kini saatnya aku bangun dan melanjutkan hidupku seperti biasa, sama seperti hari-hariku yang dulu. 





Thanks For Everything Dear.... "





..............................

Lagi asik-asik menyanyi mengikuti musik dari ponselku, tiba-tiba seseorang menelpon, otomatis lagunya pun terhenti dan berganti menjadi nada dering.

Rupanya Bimo yang menelpon.

" Halo sayang, kamu dimana? Aku tinggal bentar udah pergi aja... " ujarnya lembut.

" Lah kamu pergi gitu aja, kebiasaan main tinggal-tinggalin!.. " jawabku karena dia memang sering meninggalkanku sendiri ketika bangun.

" Engga tadi tuh aku beliin kamu makan kedepan, eh pas balik udah ga ada lagi kamunya.. " balas dia seraya menjelaskan alasannya.

" Aku udah di apart, yaudah gpp kok ntar jam 7 aku ada pemotretan.. "

" Abis itu ketemu ya.. " aku berusaha memakluminya, meskipun kesal karena tak bisa ngeseks dengannya setelah bangun tidur tadi.

Lalu setelah bercakap-cakap kami pun menyudahi telpon singkat ini, aku mulai luluran dan segera keramas.

Bimo sendiri bukanlah pacarku, dia masih berkuliah dan merupakan seorang mahasiswa perantauan dari Sumatera yang berkuliah jurusan informatika di ibukota ini. Hubunganku dengannya hanya sebatas teman bersenang-senang saja, tak lebih.

Yah, semenjak 3 tahun ini aku kembali bergonta-ganti pasangan demi memuaskan nafsu seksku yang besar, meskipun sekarang aku lebih bisa mengontrol diri dibandingkan dulu, tapi rasa-rasanya hasrat seksualku semakin hari semakin menggila dan terus menuntut untuk dipenuhi.

Selama 3 tahun ini pula aku sudah mandiri, kini aku sudah menjadi seorang asisten desainer sekaligus model majalah Fashion, dan juga model majalah dewasa.

Bisa dibilang aku sudah mapan sekali dari segi finansial meski memang sebelum aku berpisah dengannya dia meninggalkanku segalanya, memastikan agar aku tak perlu bekerja keras lagi dan tinggal hidup nyaman, seperti apartemen, mobil, rumah juga bahkan dia terus mengirimiku uang ke rekeningku sebelum akhirnya kuganti nomor rekeningku itu.

Aku tak mau merepotkan orang dan hidup tergantung dari siapa-siapa lagi sekarang, toh penghasilanku dari apa yang kukerjakan sudah lebih dari cukup untuk membutuhi kebutuhan pribadiku, apalagi banyaknya Endorse juga TVC yang sekarang amat menyibukkanku.

Begitulah, meski sibuk tapi berhubung bidang yang kutekuni ini adalah bidang yang sesuai dengan hobiku jadi aku menjalaninya saja hingga tak terasa kalau aku sedang bekerja.

Lagipula kalau tak ada kesibukan seperti ini aku mau melakukan apa kan bingung juga.

Jam hampir setengah 5, aku sedang mengeringkan rambut pirang panjangku di depan cermin.

Kubuka handuk yang melilit di tubuhku lalu memandangi sendiri badan seksi yang begitu banyak diperebutkan cowok-cowok ini.

Aku tersenyum dan selalu bangga akan keindahan tubuh yang amat kurawat ini karena inilah sumber dari kepercayaan diriku apalagi aku memang bergelut dan bekerja di dunia kontemporer.



Aku meremas-remas toket kencangku sambil mengusap-usap memekku, kutatap wajahku sendiri ke cermin dan mendesis.

Khayalan nakal mulai mengisi kepalaku, aku membayangkan sekarang aku sedang berciuman dengan laki-laki tampan yang tak kukenal dan dia terus memuji-muji keseksian ataupun kecantikanku.

Lalu dia membawaku ke hotel kemudian membantingku keranjang dan menyetubuhiku ganas melampiaskan nafsu setannya terhadapku semaunya, sebelum akhirnya dia meninggalkanku begitu saja dengan kondisi tak berdaya dengan memek yang dipenuhi air maninya.

" Shhhh... Ahhh.. " desahku memejamkan mata menikmati fantasi yang masuk ini selama beberapa lama.

" Ah jadi kerangsang kan gue!!.. " keluhku lalu mendudukan pantat besarku di ranjang.

Aku pasti akan uring-uringan kalau tidak ngeseks, apalagi sebelum dan setelah bangun tidur, itu adalah waktu yang wajib sekali bagiku dalam menyalurkan libido, kalau tidak ya maka kepalaku akan sakit seperti sekarang, rasanya ada yang kurang dan aku takkan tenang sepanjang hari.

Bergegas kuambil HP ku lalu segera aku Video Call Bimo yang merupakan pasangan ranjangku dan satu-satunya stok kontol yang kumiliki saat ini sebagai sarana pelampiasan kebutuhan biologisku.

Terhubung, sambil menunggu dia angkat aku mulai menggosoki memek tebal pinkku yang sudah mulai basah dan tak sabar untuk segera melakukan Phone Sex dengannya.




Nafsuku sudah diubun-ubun sekali, aku ingin segera mendengar fantasi kotornya sambil aku bermasturbasi.

Dan kurasa itu sudah cukuplah untuk membuatku tenang sementara sebelum berangkat bekerja.

Kubaringkan tubuhku dan bersiap mendengar pujian Bimo yang pasti akan suka sekali ketika nanti melihat aku tahu-tahu sudah telanjang.




Tapi panggilan pertamaku tak diangkat, kucoba lagi menelponnya beberapa kali hingga kira-kira 5-6 panggilanku tak juga dijawab olehnya, maka aku pun mulai jengkel!

" Apa sih nih cowok!.. "

" Giliran gue lagi nafsu banget gini aja dia gak pernah ngeladenin, dasar cowok impoten!.. " ujarku amat dongkol.

Kepalaku mulai sakit dan memekku jadi gatal sekali yang hanya bisa kuusap-usap menggunakan jariku.




Aku langsung membongkar lemariku untuk mengambil alat seksku yang memang kustok disana dan terpaksa bermasturbasi menggunakannya sekarang guna meredam libidoku ini untuk sementara.

Tapi aku tambah kesal menyadari kalau dildo kontol kuda yang kumiliki ketinggalan di mobil berhubung aku sedang ingin sekali bermasturbasi menggunakannya.

Dengan mengumpat mau tidak mau kuambil vibrator lalu berniat memainkan klitorisku yang memang menjadi sumber dari segala rangsangan ditubuhku.

Kubasahi dulu jariku lalu kuusapkan ke klitorisku pinkku yang sudah amat tegang ini untuk membasahinya, dan langsung kutempelkan vibrator khusus klitoris itu kesana.



" AHHHH!!... " desahku keras ketika alat tersebut mulai berdengung dan menyedot saat klitorisku masuk kedalam lubang getarnya.

Aku menggigit bibirku sendiri dan memejamkan mata merasakan sensasi nikmat yang masuk, kucoba mengkhayalkan fantasi-fantasi kotor sambil melambungkan gairahku.

Sebagai tambahan aku juga menonton video porno yang direkam Bimo beberapa hari yang lalu, saat dia mengentotiku sambil mabuk dari belakang dan menjambak rambut panjangku.

Aku mencoba menikmati stimulasi yang terjadi di klitorisku sambil mendesah mengikuti desahanku sendiri seperti di video, namun tentu saja rasanya tak senikmat ketika dicucup atau dijilati dengan laki-laki sungguhan.

Maka dengan emosi aku langsung mencampakkan vibrator tersebut kelantai dan aku jadi tambah kesal sendiri!

Sambil mengumpat Bimo aku pun mulai kesulitan mengontrol diriku, sejujurnya bermasturbasi menggunakan dildo dan vibrator sudah tidak mempan lagi bagiku.

Aku tidak bisa mencapai klimaks dengan mainan-mainan itu tanpa adanya interaksi dari laki-laki, yang ada hanya tambah memperburuk keadaan karena aku jadi birahi tanggung sekarang dan klitorisku semakin bertambah ereksi saja jadinya!




Di usiaku ini sudah sewajarnya aku melampiaskan kebutuhan biologisku dengan pasanganku bukan menggunakan alat-alat seks lagi!

Aku tak begitu suka ketika orang menggunakan kata adiktif dalam hal seks, dimana konotasi adiktif itu negatif yang seakan-akan menggambarkan bahwa seks itu negatif.

Dan bagiku seks itu adalah kebutuhan sama halnya seperti makan, minum, juga tidur. Setiap makhluk hidup membutuhkan seks! Jadi tak ada yang salah dengan itu.

Mood ku langsung berubah, aku sendiri tak begitu mengerti kenapa sejak dulu setiap kali aku Horny atau greget aku seperti kerasukan iblis, aku seperti punya kepribadian ganda atau Alter Ego yang dalam kondisi-kondisi tertentu bisa muncul dan membuat aku tak bisa berpikir jernih.

Aku sering tiba-tiba meledak-ledak, juga harus kuakui kalau aku kadang berlebihan tapi setidaknya aku melakukan ini demi kepuasanku sendiri dan bukan untuk mendapatkan uang!

Tak suka bila aku harus disamakan dengan lonte yang memang menjadikan itu sumber penghasilan utamanya, aku bisa saja mendapatkan uang ratusan juta per bulan jika aku mau menanggapi kencan dari para pejabat-pejabat itu.

Namun aku tak sudi melacurkan hal yang kusukai ini atas nama uang, karena bagiku hanya ketika saat melakukan seks saja aku bisa melupakan segala hal dan betul-betul sepenuhnya tak memikirkan apapun kecuali kesenangan.

Aku terduduk dipinggir ranjang memegangi kepalaku yang mulai nyut-nyut pertanda tubuhku mulai meminta keinginannya dituruti, aku butuh seks segera!

" Dasar cowok gak guna! Masa gue mesti turun ke lobi buat nyari orang yang bisa make gue sekarang.. Arrrggh!... " aku makin kesal sendiri dan tak tahu harus melakukan apa sekarang.

Asal tahu saja dalam situasi dadakan seperti ini aku sudah sering sekali ngeseks dengan tukang Delivery, atau Bellboy apartemenku dan siapa sajalah yang istilahnya berkontol agar bisa segera memuaskanku!

Tapi untuk saat ini tak ada yang bisa kulakukan karena waktunya mepet sekali, dan aku hanya punya seorang Sex Partner yang sama sekali tak bisa kuharapkan.

Aku mulai berpikir betapa pentingnya punya lebih dari satu teman ranjang juga berpikir untuk segera mencampakkan Bimo dan mencari laki-laki lain yang bisa memuaskanku setiap saat tanpa perlu kuminta!





PHOTO SESSIONS

Jam 6 kurang, aku sudah tiba di parkiran basement apartemen yang dijanjikan.

Di lobi manajerku sudah menunggu, kami pun cepika-cepiki lalu naik ke kamar yang akan menjadi set foto.

Xena, dia adalah manajerku dan sudah punya nama besar dibelakang layar di dunia permodelan, dia sudah sering mengisi tajuk Essay di majalah-majalah Top.

Dia pulalah yang membawa wajahku nampang di beberapa majalah-majalah Fashion, dan seperti yang sekarang aku akan melakukan sebuah sesi untuk sebuah majalah yang memang berkonten dewasa namun bukan Naked.

Ini adalah sesi keduaku, berhubung sesi pertama sudah diambil 10 hari yang lalu dengan tema Pool Bikini dan di malam ini temanya Sexy Pajamas, atau foto seksi menggunakan baju-baju tidur begitu.

Di Lift pun kepalaku masih uring-uringan, aku takut kalau nanti ekspresiku justru hancur karena birahiku sedang tinggi-tingginya, tapi aku harus profesional dan bertekat memberikan yang terbaik.

Setibanya di kamar set sedang disiapkan, sementara aku pergi ke kamar Make-Up dan merias diri disana bersama ahli riasnya.

Xena kemudian membrifing 4 orang yang terdiri dari Photographer dan Lighting nya.

Setelah jam 7 kami pun siap, aku mulai masuk ke set utama hanya menggunakan piyama semi transparan berwarna putih seksi tanpa dalaman, sontak kru yang tadinya agak bersantai langsung terdiam melihatku.

Aku yang terbiasa dengan situasi ini kemudian mencairkan suasana dengan mengulurkan tanganku memperkenalkan diri kepada 2 orang kameramen dan 2 orang Lighting nya, berhubung mereka kru yang berbeda dari sesi yang pertama.

Kemudian Xena pun menjelaskan secara singkat padaku gaya-gaya yang akan diambil nantinya, aku segera mengerti karena aku bukanlah amatir lagi dalam dunia foto model begini, sambil sesekali kulihat pandangan mata mereka terus mencuri-curi pandang kearah tubuh seksiku.

Dalam hati aku mulai menyombongkan diri.

" Mereka profesional yang notabene sering berhadapan dengan model-model seksi saja masih tak berkedip menghadapiku.. " senyum angkuhku di dalam hati.

Singkatnya kami mulai mengambil gambar dan aku mulai berpose diatas ranjang, jujur sejak awal fokusku memang tak 100% karena aku masih dilanda birahi seksual yang belum dituntaskan.

Aku berusaha sebisa mungkin menahan diri melihat keempat laki-laki yang kini ada di depanku.

Dalam benakku, bagaimana jika tubuh seksiku yang sekarang berbalut piyama tipis ini digerayangi mereka, aku penasaran mungkinkah penis mereka sudah ereksi saat ini?

Aku membayangkan diriku kini sedang mereka ancam dan mereka bentak-bentak agar aku diam sebelum akhirnya mereka memperkosaku.

Mereka juga menyuruhku merangkak di kaki-kaki mereka sambil memohon-mohon agar mereka mau mengentotiku dengan wajah yang memelas, dan membayangkan aku dikelilingi empat kemaluan yang sudah terhunus tegang benar-benar membuat memekku basah sekarang!

" Shhhhhhshh... " desisku sambil menarik nafas dalam-dalam tanpa sadar.

Masih dalam momen yang sama, rupanya aku juga memejamkan mata sembari menggigiti bibir dan mulai larut dalam fantasiku sendiri saat ini, tak ayal memekku mulai berkontraksi hebat dalam gejolak besar yang keluar dari dalam tubuhku, namun aku buru-buru menyadarkan diriku, aku mesti fokus bekerja dulu.

Jika saja tak ada Xena, mungkin aku benar-benar akan menggoda mereka dan membiarkan tubuh sintalku mereka gilir berempat sekaligus!

" Ahhh sialan!!.. " ujarku dalam hati sambil mencoba menguasai diriku sendiri lagi.

Aku terus menahan gairahku sambil mencoba profesional, mataku mulai sayu dan keringat dinginku mulai keluar, mungkin mereka aneh dengan ini karena AC diruangan ini sangat dingin.

Selang beberapa waktu set pun berubah, aku kini akan bersandar di jendela kaca yang View nya langsung memperlihatkan City Light ibukota di malam hari dari atas.

Karena apartemen kami termasuk Skycrapper atau pencakar langit, dan kami berada dilantai teratas maka pemandangan yang disuguhkan pun sangat indah.

Aku terus berpose sensual sambil menyandar, menyamping atau membelakangi mereka sambil mempertontonkan lekuk-lekuk tubuh langsing padatku ke kamera.

Aku gelisah, mereka juga tampak begitu, aku benar-benar ingin tahu apa yang ada dipikiran keempat laki-laki ini, aku berharap akan ada keajaiban seperti ada sebuah telpon yang mengharuskan Xena untuk pergi karena sebuah urusan mendadak dan meninggalkan aku bersama keempat serigala lapar ini disini.

Aku berani jamin jika itu terjadi, pastilah mereka akan langsung mencabik-cabik tubuhku!

Tapi yang terjadi justru tidak, Xena terus memantau sambil mengarahkan kami, maka aku kembali berusaha fokus.

Keringatku semakin jadi vaginaku juga sudah sangat basah, yang paling aku takutkan kalau nanti pelumas alami ini sampai lumer turun kepahaku dan terlihat mereka, bisa kacau semuanya.

Aku tidak ingin reputasiku rusak di depan Sena, Xena sudah aktif sebagai Director sejak tahun 2000an, direntang waktu itu dia sudah banyak menghandel artis-artis papan atas seperti Kiki Amalia, Sarah Azhari, Wiwid Gunawan, Aura Kasih, Julia Perez, Ayu Anjani, dan Anita Hara.

Makanya aku tak ingin terlihat konyol dan tak profesional dihadapannya.

Terlebih, kedepan aku bakal punya banyak Project juga dengannya, Next aku akan berfoto untuk banyak majalah yang semuanya adalah hasil rekomendasi dari Xena.

Aku tak mau menyia-nyiakan kepercayaan darinya karena persaingan di dunia modeling sungguh ketat.

Meskipun secara profesional aku baru merintis, tapi kata ci Xena aku termasuk model yang paling menjanjikan, selain karena memiliki paras cantik dan tubuh yang seksi, dia katakan bahwa aku tergolong model yang berani berfoto syur.

Dalam perjalananku sebelum sampai kesini, aku sudah melalui banyak sesi baik itu sesi profesional ataupun sesi amatir, dan banyak cerita ataupun kejadian yang terjadi meski semuanya hampir terjadi di sesi amatir.

Waktu jaman masih tanpa manajer aku selalu asal-asalan mengambil Job, ya aku ambil saja asal bayarannya sesuai dan sambil-sambil mengisi jam terbang.

Tapi aku malah lebih sering di modusi hingga aku terbawa suasana dan lepas kendali karena aku memang datang ke tempat yang dijanjikan seorang diri.

Yang paling aku ingat di sebuah sesi amatir, ketika itu aku sedang berfoto seksi dengan menggunakan Lingerie saja dikelilingi 5 orang kru, ditengah-tengah sesi aku sudah tahu kalau ini hanyalah akal-akalan seseorang dari mereka saja yang membayarku hanya untuk mengajakku berkenalan melalui sesi foto tersebut.

Namun karena aku sudah kadung terangsang sepanjang sesi juga gerak-gerikku yang terbaca oleh mereka maka terjadilah hal tersebut dan aku pun ML dengan mereka berlima.

Aku memang paling tidak bisa jika sudah nafsu melihat laki-laki, apalagi banyak pria sekaligus dan hal itulah yang sering terjadi padaku hingga membuatku susah membawa diri.

Dan akhirnya aku mengakalinya dengan membawa seorang atau dua orang temanku guna menjagaku agar tak bablas.

Seiring Followers ku yang semakin bertambah, tawaran berfoto seksi terus membludak berdatangan, bahkan banyak tawaran untuk berfoto bugil yang masuk! Namun semuanya aku tolak karena aku masih ingin mengembangkan karirku.

Tawaran tersebut terus saja berdatangan meski tak kugubris, salah satu tawaran yang menarik datang dari Porn Magazine di Thailand.

Disinilah pengalaman menarik dan menjadi satu-satunya pengalaman berfoto bugilku terjadi, ini sekitar dua tahun yang lalu.

Saat itu aku ditawari berfoto Naked dengan bayaran yang besar, namun tetap aku tolak karena perkara bayaran bukan masalahnya. Tak menyerah, tawaran berikutnya datang masih dari tempat yang sama, tema yang diangkat adalah tema Couple, aku akan difoto syur bersama seorang model lelaki.

Manajernya terus membujukku dan bahkan dia datang jauh-jauh dari Thailand sana untuk menemuiku!

Berbagai pertimbangan mulai kupikirkan, karena pada dasarnya aku memang suka sesuatu yang menantang, akhirnya aku pun setuju dan berangkatlah aku ke Thailand ketika itu.

Dalam pikiranku tidak ada salahnya mencoba, lagi pula majalahnya sendiri tidak dijual bebas dan hanya untuk kalangan tertentu saja.

Saat pengisian formulirnya aku dikagetkan dengan sebuah Form pertanyaan yang menanyakan apakah kelak aku akan keberatan jika dalam sebuah sesi akan ada adegan seksnya. Ketika itu aku lagi-lagi merasa tertantang dan aku langsung menulis 'tidak keberatan' karena sudah kepalang tanggung disini ya mau bagaimana lagi, toh cuma sekali ini.

Lawan mainku memang tampan, berkulit putih, tubuhnya gagah dan sangat atletis, aku sange berat ketika pertama kali bersalaman dengannya saat berkenalan.

Kami pun memulai sesi, sang pria hanya memakai Boxer saja, sementara pakaianku berubah-ubah, mulai dari gaun tipis, Bra-Thong, dan tentu saja telanjang, karena memang yang ingin ditonjolkan adalah keindahan tubuhku.

Awalnya aku sangat kaku, berhubung ini pertama kalinya aku di foto telanjang secara profesional, gaya yang diambil pun bermacam-macam, terkadang aku dan sang pria berpelukan mesra diatas ranjang, kemudian ada dimana dia mencium leherku dari belakang, atau kami saling berciuman bibir.

Director nya tidak terlalu banyak mengarahkan, semua gambar diambil secara natural mengikuti gerakan sang model laki-lakinya saja, ini membuat kami lebih seperti sedang bercumbu dan membuat video Foreplay ketimbang sebuah sesi foto.

Bahkan disebuah sesi ketika kami sama-sama telanjang, aku duduk dipangkuan model laki-laki itu, dia memelukku dari depan bertatap-tatapan mata, aku grogi sekali apalagi aku merasakan penisnya sudah menegang dengan keras!

Sesekali sambil menatap wajahku dia menggesekkan kontolnya di bibir memekku yang sudah basah kuyup.

Dan akhirnya sesuai aba-aba dari Director, aku dan sang model pria itu harus menyatukan kelamin kami, meskipun grogi tapi aku malah merasakan perasaan yang luar biasa!

Sensasi ketika ngeseks sambil di foto secara profesional dan disaksikan banyak kru ternyata benar-benar gila!

Sesuai intruksi Director diawal tadi, kami harus melakukannya seluwes mungkin agar gambar yang diambil tidak terlihat kaku.

Ketika sang pria menggendongku masih dengan kelamin yang menyatu, aku orgasme begitu saja sambil memingkemkan mulutku agar suaraku tak keluar, dia menyadarinya namun dia hanya tersenyum dan berakting seperti biasa tetap menggendongku berusaha agar para kru tak mengetahuinya.

Kami harus menahan beberapa detik sebelum kilatan Flash kamera memberi tanda kami untuk segera berganti gaya lagi, begitu seterusnya.

Si model pria itu benar-benar profesional, dia sama sekali tidak terbawa nafsunya tak sepertiku dan tetap tenang sepanjang sesi, dia benar-benar memegang kode etik profesionalisme.

Setelah proses foto itu selesai, barulah tanpa sepengetahuan kru, dia yang sudah penasaran dan tanggung itu segera menarik tanganku kemudian membawaku ke WC lalu dia 'menyelesaikanku' disana dengan sperma hangatnya.






Setelah itu aku pun kembali pulang ke Indonesia dan mulai sibuk wara-wiri lagi meng-Endorse segudang tawaran dari Instagram-ku seperti biasa.





..............................

2 jam sudah, akhirnya sesi fotoku berakhir.

" Bravo... Flawless Vera!!..  " ujar Xena bertepuk tangan diikuti kru yang lainnya menandakan bahwa dia puas dengan pekerjaanku.

Aku agak terkejut padahal fokusku benar-benar sedang kacau sekarang, tapi Xena bilang ekspresiku keluar begitu naturalnya dan dia suka sekali dengan ekspresi yang kubuat.

Aku agak tersipu dipuji oleh orang sekaliber Sena, akupun tak menyangka bahwa libidoku ini justru malah membantu aku dalam mengeluarkan ekspresi yang lebih natural, syukurlah.

Kami mengobrol sebentar lalu aku buru-buru pamit pulang duluan dengan Xena dan yang lainnya.

Tampak para kru yang sedang merapikan set terlihat menyimpan kecewa, aku hanya mengedipkan mataku genit kearah mereka.

" Next time ya... " tutupku kemudian melayangkan Kiss Bye yang membuat mereka terdiam melongo dan pasti memperdebatkan dalam hati mereka masing-masing akan perkataanku itu.

Di dalam Lift menuju basemen aku tertawa dan aku berani jamin pastilah begitu pulang nanti mereka akan langsung coli sambil membayangkanku.

" Memang belum rejeki mereka.. Hihihi.. " ujarku dalam hati puas sekali dan segera naik ke mobilku.





..............................

Di lampu merah aku kembali menelpon Bimo, meminta dia segera bertanggung jawab karena birahiku makin menjadi-jadi setelah sesi foto tadi.

Sambil menunggu dia mengangkat telpon, aku bahkan menyelipkan tanganku masuk kedalam rok miniku dan mulai menggosok memekku yang sudah basah sekali!

Dan lagi-lagi dia tidak mengangkat, aku makin panik harus di kemanakan libidoku yang sudah kebelet ini, maka kuarahkan mobilku ke kostannya saja.

Diperjalanan setelah beberapa kali aku menelponnya, akhirnya dia membalas.

Tapi bukannya balik nelfon yang kutemukan hanyalah sebaris tulisan :

" Knp syg?.. " via WA.

Aku keki sekali, cowok ini seakan menganggap enteng diriku!

Tak mau berlama-lama, aku langsung menelponnya lagi.

" Ya sayang?.. " ujarnya dengan nada tak bersalah.

" Lu dimana sih? Nyariin engga! Gak penting emang gue buat lo?!.. " kataku dengan nada tinggi.

" Loh-loh kok marah-marah gitu sih sayang?.. "

" Ini aku lagi nongkrong di kafe sama temen-temen.. " jawabnya tak begitu terdengar jelas karena berisik ramai orang.

" Gue lagi otw ke kostan lo tau, lo gak ada kabar dan malah nongkrong gak jelas gitu!!.. "

" Bentar dulu ini kenapa dah? Kok kamu marah-marah gitu sih?.. "

" Ya kamu gak bilang mau kekostan, mana aku tau!.. " Bimo tampaknya mulai serius dan tampak berdiri menjauh dari teman-temannya, karena suaranya mulai Clear.

" Lo dimana sekarang, gue jemput!!.. " bentakku.

Setelah Bimo memberikan alamat kafe tempat dia nongkrong aku pun bergerak menuju kesana untuk menjemputnya.

Sesampainya disana Bimo kemudian menghampiriku di parkiran dan langsung kusuruh masuk mobil tanpa banyak bacot lalu segera kubawa dia pergi.

Diperjalanan dia tampak heran dan bingung dengan sikapku.

" Kita mau kemana ini Ver?.. " tanyanya memberanikan diri setelah dari tadi kami saling diam.

" Udah ikut aja! Banyak tanya bgt sih!.. " jawabku sewot.

Bimo pun hanya bisa kembali diam, dan ikut saja.

Mobil kuarahkan kearah Puncak, Bogor. Rencananya aku ingin menyewa villa dan menghabisi Bimo disana!

Selama diperjalanan, akhirnya Bimo mulai mengerti kemana tujuan kami.

" Ver aku gak bawa jaket loh, pake oblong doang gini.. " celetuknya.

" Manja.. " kujawab sekenanya karena aku sedang sensi sekali dengan dia.

" Hmmm yaudah, tapi beli minum ya?.. " sambungnya lagi tak berapa lama.

" Gak ah, males gue ML kalo lo mabuk lagi, kayak dientotin mayat tau gak.. "

Mengingat kebiasaannya yang sering mabuk ketika menyetubuhiku.

" Hahaha engga, engga... Gak sampe mabok lagi kok.. "

" Ayo yah sayang buat penghangat doang biar aku maennya makin pol.. " dia mulai merayu sambil mengelus paha putih mulusku dan mencium leherku dari samping.

Aku yang tadinya masih ingin marah kini langsung tersentak, badanku pun seketika terasa bergetar begitu merasakan cumbuan dan sentuhannya. Sejak tadi aku memang menahan diri supaya tidak lepas kendali dan fokus membawa mobil.

Bimo kini mulai meraba-raba tubuhku dari samping.

" Mmmmhh, tumben kamu pakai BH sayang?.. " komentarnya sambil melepas tiga kancing kemeja yang kukenakan kemudian meremas buah dadaku yang membulat sempurna ini.

" Shhhhs.... " desisku saat dia menyumpit puting susuku dengan dua jarinya dan memandangi wajah cantikku dari samping.

" Puting kamu, aku suka bener deh Ver, pink sama runcing banget.. " celetuk dia lagi.

Aku biarkan saja dia menjarah tubuhku sambil mempertahankan kesadaranku karena aku pun menikmatinya, dan sesekali ketika macet di jalur puncaknya kutarik rem tangan lalu kuladeni dia dengan mencium bibirnya rakus.

Sepanjang jalan Bimo terus menggrepe-grepe tubuhku, dia bahkan Full membuka semua kancing kemejaku dan mengeluarkan toket putih bulatku yang masih tersanggah BH berwarna merah ini agar bisa menyeruput putingku lebih puas.

" Uhhh Bimm... " aku mendesah dan menikmati setiap emut cucupan mulutnya diputing susuku yang bagaikan siksaan birahi untukku membuatku tak sabar untuk segera sampai ditujuan.

10 menit kemudian kami sampai di kawasan Mega Mendung, tak lupa aku berhentikan mobil di depan warung remang-remang.

" Itu Bim udah sampe warung, katanya mau beli minuman.. " kataku seraya mendorong pelan wajahnya menjauh dari toketku.

" Oh udah sampe? Kalo gitu bentar ya sayang.. Muaah.. " sempat-sempatnya dia mencium bibirku sebelum keluar dari mobil.

Selagi dia keluar aku langsung meremas sendiri toketku yang sudah basah dengan ludahnya lalu menyelipkan tangan sebelahku ke rok kemudian memasukkan 2 jariku kedalam memekku yang sudah banjir sekali dan mengocoknya!

" Uhhh.. Gila gue udah gak tahan banget!!... " lirihku dengan mata terpejam.

Sebenarnya sejak tadi ingin aku menyuruh Bimo mengocoki memekku dengan jarinya, hanya saja aku Tengsin karena masih marah.

Setelah kulihat dia keluar dari warung itu, aku langsung buru-buru mengembalikan tanganku kembali ke posisi semula.

Bimo membuka pintu sambil tersenyum manis menatapku. Kulihat dia menenteng kresek hitam, setidaknya itu berisi 2 botol minuman yang aku tidak tahu mereknya apa.

" Kamu minum juga ntar ya sayang.. " katanya sambil menaruh kresek itu ke kursi belakang.

" Kamu beli minuman apa?.. " aku penasaran apa yang dia beli sambil kembali menjalankan mobil.

" Cuma anggur merah kok sayang, gak berat kan?.. " jawabnya melingkarkan lagi tangannya di pinggangku dan memelukku yang sedang mengemudi ini dari samping.

" Tuh kan AO lagi, gak capek kamu mabuk miskin terus?.. " kataku dengan agak jutek.

Dia hanya tertawa saja dan kembali mengecup pipi serta leherku.

Sesampainya di sebuah villa kami pun segera Check-In, aku sengaja membiarkan Bimo mengurus semuanya.

Ketika dia mengeluarkan dompetnya untuk membayar segala sesuatunya segera aku menahannya kemudian langsung memberikan Debit Card ku pada resepsionis, Bimo menatapku aneh tapi aku membuang muka tak berkomentar.

" Seenggaknya dia punya niat tanggung jawab juga.. " kataku dalam hati tak tega jika anak kost sepertinya sampai merogoh kocek untuk membayar kamar villa yang mahal ini.





..............................

Di dalam kamar hawa dingin puncak tetap terasa.

Aku menutup pintu dan langsung menguncinya, kupandangi dia yang sedang menaruh minumannya ke meja seolah lebih sayang botol minumannya itu daripada aku.

Bimo melirikku yang menatapnya tajam sambil bersender di pintu, kemudian menghampiriku dan mengurung badanku dengan kedua tangannya dari depan.

Dia mengangkat daguku kemudian menatap mataku, wajah kami dekat sekali dan nafas kami saling terasa berhembus.

" Hayo, kamu kenapa tadi marah sama aku?.. " tanyanya dengan lembut kemudian memegangi pinggang langsingku.

Aku diam terus menatapnya, berdua-duaan bersama laki-laki dalam sebuah kamar dan tahu bahwa aku akan tidur dengannya membuatku amat terangsang!

Sambil menunggu jawabanku Bimo mulai mencium-cium leherku dan makin memepetkan tubuhku ke pintu yang kusandari.

" Kamu tuh kebangetan! Main pergi gitu aja tadi sore.. " kataku mulai lunak.

" Kan aku udah jelasin tadi sayang, aku keluar beli makan buat kamu, itu sebentar doang terus kamunya juga main pulang aja.. " Bimo kembali menjelaskan alasannya.

" Ya betelah, bangun-bangun udah ditinggal gitu!.. " rajukku memanyunkan bibir.

" Hmmm iya deh, maaf ya, lain kali aku nunggu kamu bangun dulu baru deh beli makannya.. "

" Udah sange banget ya?.. " tanyanya lagi sambil mengelus pinggiran bibirku.

Tak kujawab, kulingkarkan tanganku ke bahunya dan segera kucium bibirnya mesra.

Sambil bersandar di pintu kami saling bercumbu, ciuman bibir kami yang tadinya lembut berangsur-angsur mengganas, tangannya juga sudah berada di bongkahan pantat montokku meremas-remasnya.

Makin panas segera mulai kulucuti kaos oblong dan juga celana jeansnya!

Bimo juga membalas dengan membuka kancing kemeja dan rokku, hingga saat ini kami hanya sama-sama tinggal memakai dalaman saja.

Bimo telah bertelanjang dada dengan Boxer nya, sementara aku hanya berbalut BH merah bersama celana dalam dengan warna senada.

" Kamu hot banget sayang.. " katanya memandangi tubuh bule setengah telanjangku lalu kembali memelukku.

Dia mengecup leherku, menjilatinya hingga ke bagian bahuku yang membuat aku hanya bisa pasrah memejamkan mata dimanjakan olehnya.

" Uhh Bim, kocokin memek aku sayang.. " pintaku dengan nada manja.

Dia tak menjawab, terus saja dia mengecup-ngecup leher dan bagian atas dadaku yang membulat tersanggah Bra.

" Toket kamu bulet banget deh Ver.. Putih bener lagi.. " ujarnya menyela sendiri kegiatannya.

Aku menarik dagunya dan kembali mencium bibirnya, sementara tanganku kuusap-usap ke tonjolan di cawatnya yang ternyata kontolnya telah tegang!

" Konti kamu udah tegang aja sayang.. " komentarku disela ciuman bibirku padanya.

" Iyalah Ver.. Cowok mana yang gak ngaceng liat badan super seksi kamu pake BH ama celana dalem doang gini.. " balas dia yang membuatku tersenyum.

Bimo merespon ciumanku dengan ganas, dia menaikkan sebelah kakiku dan melilitkan di pinggangnya, sambil berdiri terus kami saling bermesraan seperti ular kawin.

" Entotin aku sepuas kamu ya sayang, aku pengen kamu crott dalem aja terus pokoknya semaleman ini.. " kataku yang sudah ON sekali dan sedang kepengen merasakan hangatnya sperma pria di rahimku.

Bimo tak menjawabnya, dia masih mendekapku dan terus mencumbui bibirku, kemudian tak berapa lama dia mulai menunjuk kearah kursi.

" Duduk disana sayang.. " tunjuknya.

Aku ikut saja dan segera menuju kursi yang dia maksud lalu mendudukkan tubuhku.

Bimo masih memakai cawat, dia mengambil miras bermerek cap orang tua itu kemudian membuka tutupnya dan menenggaknya.

Dia menatapku yang terduduk sambil meliriknya dengan mata sayuku, Bimo tersenyum melihat ekspresiku yang banyak dikatakan oleh cowok-cowok yang pernah tidur denganku bahwa pandanganku ini seksi sekali.

Bimo menghampiriku, menunduk lalu mencium bibirku mesra.

Setiap jengkal ditubuhku seolah ingin dia rasakan. Dia menatap wajahku dari jarak dekat kemudian mengelus daguku lembut.

" Kamu cakep banget Ver kalo lagi sange gini, udah gak sabar pengen dientotin ya?.. " tanyanya padaku.

Aku hanya diam dan mengangguk memberikan jawabnya.

" Bentar ya, aku naikin dulu.. " ucapnya kembali mengecup bibirku dengan rasa mirasnya yang terasa sekali.

Bimo memang hobi mabuk, dia selalu menyetubuhiku dalam kondisi mabuk, juga tak jarang dia sering memaksaku untuk ikut mabuk, meskipun aku tidak suka ngeseks dalam kondisi mabuk.

Aku merasa tidak mendapat kepuasan sama sekali, aku ingin seks dalam kondisi sadar, hingga aku bisa dengan sadar pula menikmati klimaks yang kudapat.

Kugosoki memekku sambil menunggu dia 'naik', Bimo terus saja menenggak minumannya dan melirikku yang sudah tak sabar untuk segera dia entoti.

" Udah basah pasti ya memek kamu yang?.. " kekehnya melihat kegelisahanku.

Aku mengangguk sambil menggigiti bibirku sendiri lalu aku menyuruh dia mengambil ponselku dan memintanya merekamiku.

Cowok ini berjalan lagi kearah tasku dan mengeluarkan ponselku dari sana.

Mulai dia menseting posisi Handphone kearah dimana aku menghadap, aku memang selalu menyempatkan merekam setiap kali aku ML sebagai koleksi pribadiku, karenanya Bimo sudah mengerti dan selama sebulan ini saja dengan dia entah sudah berapa banyak video porno yang kami buat.

" Sip udah ngerecord tuh.. " Bimo kemudian berjalan lagi ke meja untuk menenggak minuman kerasnya yang tak bisa jauh darinya.

Aku tersenyum kearah kamera dan segera beraksi.

Bimo mendekatiku sambil membawa botol minumannya beserta asbak, dia duduk di tepian ranjang lalu menyalakan rokok dan memilih menontoniku yang beraksi menggodanya sambil menunggu alkohol bereaksi di tubuhnya.

Aku meremas-remas sendiri toket besarku yang masih di sanggah BH.

Kutatap dia yang menatapku serius dari ujung kaki ke ujung kepala, tatapannya seperti ingin segera meringkusku saja.

" Bule kayak kamu emang nafsuin banget, sekarang buka semua pakean kamu sayang.. "

" Aku pengen liat bodi kamu yang seksi itu.. " lanjutnya terus mengamati badan putih mulusku sambil memegangi kontolnya dari balik cawatnya.

Aku mendesis dan badanku bergetar melihat tonjolan kontolnya yang telah tegang dibalik satu-satunya kain yang dia kenakan, setiap kali menyaksikan laki-laki sedang mengocoki atau memainkan kontolnya di depanku entah kenapa selalu membuat darahku tersirap dan aku suka sekali!



Segera kuturunkan sebelah kait BH ku sambil menggigit bibir bawahku sendiri, kubuat gerakan semerangsang mungkin berhubung si Bimo ini tipe laki-laki yang pasif, staminanya tak begitu kuat, gaya mainnya pun juga biasa-biasa saja.

Sebenarnya Bimo sama sekali bukan tipeku, dan sampai saat ini aku mau meladeninya karena dia mendekatiku disaat yang tepat.

Hari dimana dia mengajakku berkenalan adalah hari dimana aku baru saja memutus hubunganku dengan partner lamaku sebelum dia, aku pergi ke Stadium untuk melepas penatku karena jengkel saja tak pernah mendapat laki-laki yang sesuai seperti yang kuharapkan dan waktu itulah dia mengajakku berkenalan.

Hubunganku dengan dia juga belum lama, baru berjalan sekitar sebulan lebih. Jika aku menemukan yang lain selain Bimo pasti aku juga akan segera memutus kontak kami karena ternyata dia juga sama payahnya dengan kebanyakan laki-laki yang pernah bermalam denganku.

Untuk sekarang ya okelah daripada aku kembali harus bermasturbasi dengan dildo dan vibrator ya mending aku dengan kontol sungguhan untuk sementara.

Bimo sendiri sebenarnya tak begitu buruk, dia punya penis yang lumayan panjang dengan bentuk yang membengkok kebawah, tapi sayang beribu sayang ukuran bukanlah prioritas untukku.

Yang penting bagiku adalah gaya main dan daya tahan, karena aku bukanlah tipe cewek yang puas dengan satu atau dua ronde saja, aku mau dipuaskan setiap saat!

Selain terlalu pasif, yang aku tidak suka dari Bimo dia tak punya inisiatif, dan juga tak mau mendominasi, anusku saja tak pernah dia sentuh.

" Huhh!.. "

Aku tak tahu kenapa begitu sulit mencari laki-laki yang sesuai dengan selera dan tipeku, padahal itu saja aku sudah tak terlalu mengurusi soal tampang dan bentuk fisik mereka, yang kalau bisa jelas aku ingin punya teman ranjang yang ganteng, kekar, bertato, punya kesan Badboy serta tentu yang paling utama mainnya ganas dan kuat.

Ada yang ganteng dan kekar tapi loyo sekali diranjang, ada yang bertato tapi mainnya lembek, pokoknya macam-macam yang pernah kutemui tapi tak ada satu pun yang berkesan.

Sedikit bocoran untuk kalian, aku suka sekali dengan permainan seks yang kasar!

Sejak dulu aku suka dengan laki-laki yang dominan karena aku adalah seorang Masochist dan suka berperan sebagai Submissive. 

Ketika sedang dientoti aku suka ditampar, diludahi, diikat dan dimaki-maki atau di Bully secara verbal, itu benar-benar membuatku menggila sekaligus pasti membuat aku mendapatkan klimaks yang sangat aku inginkan.

Dan sebenarnya alasanku terus Hunting cowok-cowok ya untuk menemukan tipe yang seperti ini, entah kenapa aku begitu tertarik sampai-sampai aku keranjingan menonton video porno dimana ceweknya disiksa dulu sebelum digilir banyak cowok dan sungguh itu membuatku ON sekali!

Bahkan pernah dulu kami sampai harus menyewa jasa klub BDSM di luar negeri hanya untuk membuang rasa penasaranku itu, tapi alhasil aku malah tambah penasaran.

Aku tak ingin melakukannya di satu atau dua momen saja, aku ingin merasakannya setiap hari!

Bimo berdecak-decak ketika kuturunkan sebelah Cup BH merahku hingga kini matanya terkunci di sebelah toketku yang sudah terekspos.



Aku mendesah lirih sembari melayangkan tatapan nakalku kearah dia yang tengah menghisap rokok filternya.

Masih sambil meremas-remas toketku sendiri aku terus menggoda Bimo.

Kadang aku pilin-pilin putingku sendiri, kadang aku juga mulai memasukkan jari lentikku kedalam mulutku, menjilatnya dan memberikan tatapan seerotis mungkin untuk makin memikat pejantanku ini.




Bimo makin gelisah, tangan kirinya makin intens meremas-remas kontol tegangnya dari luar cawat sementara tangan satunya tetap memegangi rokoknya yang dia selingi dengan cekikan dibotol amer untuk dia tenggak.

" Buka dong Ver.. " pintanya tampak tak sabar untuk melihat keindahan payudaraku secara utuh.

Pelan-pelan aku menurunkan tali BH ku yang sebelah lagi, lalu menjatuhkannya kebawah.

Bimo terdiam menatap dua toket bulatku yang sangat dia sukai dan dia pun menyelipkan tangannya masuk kedalam cawatnya.




" Ahhh.. Gila Ver kamu montok banget sayang.. " desahnya sambil mengocoki kemaluannya sendiri dari dalam.

Melihat dia kini sudah kelimpungan dan telah jadi sangat bernafsu itu membuatku tersenyum menang!

Tapi aku tak ingin berhenti sampai disini, karena aku masihlah ingin bermain-main dengan rasa penasarannya itu.

Kukunci pandanganku kearahnya lalu kujilati dan kukulum jari lentikku ini dengan gerakan erotis membuatnya basah.



Bimo makin kalang-kabut melihat ekspresi seksiku, bahkan rokoknya yang dia taruh di asbak dia biarkan terbakar tanpa dihisap menjadikannya obat nyamuk saja berhubung fokusnya ada padaku sepenuhnya sekarang.

" Kamu mau liat aku topless depan kamu Bim?.. " tanyaku menggoda sambil mengusap puting susuku dengan air ludahku menjadikannya mengkilat basah.

Dia tak menjawabnya dan hanya mendesis menatap puting susu panjangku yang tampak makin menggoda sekali ketika berlumur ludah.

Segera kubuka BH ku yang masih mengait di dadaku agar menjadikan tubuh bagian atasku benar-benar terbuka sepenuhnya.



Suasana kamar mulai senyap, aku diam saja dan tersenyum menatap wajahnya yang menatap dadaku sambil meleguh mengocoki kontolnya dari dalam.

Kuremas-remas sendiri toket putih bulatku mewakili tangannya yang pasti sudah tak sabar untuk menjamahnya atau mungkin menaruh kontolnya tepat dibelahan dada montokku ini.

Aku tersenyum puas dan aku suka sekali pandangan laki-laki yang sudah tak berdaya terbius akan pesonaku seperti yang tercetak di wajah Bimo sekarang, itu seperti sebuah pengakuan untukku.



" Kamu suka sama toket gede aku kan sayang?.. " celetukku menyadarkan fokusnya yang terlihat semakin cepat mengocok penisnya.

" Su..suka banget.. " jawabnya dengan wajah terangsangnya seketika.

Lagi-lagi aku tersenyum mendengar jawabannya meski harusnya dia bisa lebih menggalinya dan tak menjawabnya sesederhana itu.

" Basahin lagi puting kamu Ver.. Aku suka banget sama gerakan kamu tadi.. " pintanya padaku.

Kutatap dirinya, tak mau langsung kuturuti begitu saja karena aku juga perlu timbal balik guna membuatku makin terangsang.

" Kamu mau liat aku usap-usap puting aku lagi?.. " tanyaku yang dia balas anggukan.

" Hmmm... Kalau gitu buka boxer dan kasih liat aku kontol kamu juga dong.. " tawarku lalu melirik ke selangkangannya yang telah membesar sekali.

Bimo segera berdiri lalu dengan cepat memelorotkan cawatnya begitu saja tanpa proses yang mestinya bisa dia dramatisir.

Agak kecewa karena dia buru-buru sekali tapi ya memang begitulah, tak semua cowok-cowok betah melakukan Foreplay berlama-lama, padahal aku suka sekali bermesraan di awal, saling bercumbu sekaligus melemparkan pujian satu sama lain sebelum akhirnya kami saling tindih melepaskan semua kegregetan yang dirasakan.

Dan Bimo ini tipe yang langsung serobot saja seperti laki-laki kebanyakan yang kutemui.

Kontol Bimo yang tegak langsung terhunus tepat di depanku yang setidaknya menghapus sedikit kekecewaanku tadi.

" Ssshhhtt.... " desisku menatap ke batang panjang kontolnya yang agak membengkok ke bawah itu.

Akhirnya apa yang aku inginkan dari tadi terwujud juga, sudah dari sore aku menahan gairah ini dan kini melihat kontol laki-laki yang sudah ereksi tepat dihadapanku membuatku seperti mendapatkan hidup kembali.

Kupejamkan mataku dan merasakan sensasi yang langsung terasa naik kemudian menyebar ke otakku dan memberikan efek nikmat di tubuhku.

Sejak SMA aku paling tidak tahan melihat kontol yang sudah ereksi, jika sudah begini aku pasti langsung ingin menghisapnya dan membayangkan sebentar lagi kontol ini akan memanjakanku membuat gairahku terbakar sekali!

Segera kukulum jariku dan kuusap-usap ke putingku yang tambah membesar seiring naiknya libido seksualku.



Bimo masih dalam posisi berdiri dan menatapku melakukannya, dia sebenarnya sudah ingin mendekat untuk menerkamku namun kularang karena aku masih ingin bermain-main sebentar.

Kusuruh dia mengemut jariku hingga basah lalu kuarahkan ke dua putingku yang kini basah dengan ludahnya.

Dia memuji aksiku dan mendesah menatap masing-masing putingku mengkilat basah dengan ludahnya, bahkan di puting kiriku menetes tetesan ludahnya karena tadi teroleskan cukup banyak yang menjadikannya Juicy sekali!

" Ngocok dong Bim, sambil ngomong jorok.. Ahhh... " lirihku dengan mata redup tak sabar melihat dia coli di depanku.

Bimo diam saja seperti tak mendengar permintaanku, dia terus menatap kearah toketku semakin dekat dan semakin dekat tak sabar sekali untuk menyosornya.

Aku terus mencoba menghalaunya mendekat karena ini belum saatnya kami melakukan kontak fisik.

Dia mundur, lalu kembali menenggak mirasnya dengan banyak tegukan kali ini, wajahnya sudah merah pertanda alkoholnya sudah mulai bereaksi.

Bimo kemudian mengambil ponselku dan merekami aku yang sedang meremas-remas toketku sendiri dari jarak dekat.



Kuberikan dia wajah paling nakalku dan kubiarkan saja dia merekami tubuhku dari sudut ke sudut, supaya gambarnya tidak monoton juga kalau dibiarkan Roll seperti tadi.

Kepalaku sudah berat dan pusing sekali, jujur!

Memekku pun telah teramat gatalnya dan ingin segera digaruki rasanya, terus aku meremas-remas toketku sendiri bahkan dengan keras, greget untuk segera dia setubuhi semalaman ini.

Aku meleguh dan menadahkan kepalaku keatas, membayangkan kontolnya sebentar lagi akan keluar-masuk di memek gatalku membuat bulu romaku berdiri.

Namun Bimo tetap tak berkomentar, tangannya mengocoki pelan kemaluannya tanpa rapalan kata-kata nakal seperti yang kuharapkan, ini membuatku bete.

Tanpa menunggunya segera kumulai memanjakan diriku sendiri saja karena aku lupa dia memang tak bisa diharap.

Aku duduk menyandarkan punggungku dikursi kemudian mengangkangkan kaki, kubasahi jariku lagi lalu menyelipkannya masuk ke celana dalamku.



Aku mendesah dan rasanya mataku terputar kebelakang saat jariku menyentuh klitorisku yang sudah tegang sekali!

" Ahhh bangsattt... " leguhku memejamkan mata merasakan nikmat yang luar biasa.

Sesekali kulirik Bimo sambil mengusap-usap itilku memasturbasikannya.

Rasanya berbeda jauh, bermasturbasi sambil disaksikan laki-laki dengan bermasturbasi sendiri di dalam kamar terasa jauh sekali berbeda.

Sensasi ketika aku terduduk mengangkang memainkan memekku sendiri dan ditontoni cowok yang terdiam terbelalak menyaksikan aku coli di depannya betul-betul nikmat, aku suka sekali!

Apalagi kalau disaksikan langsung banyak cowok sekaligus! Woah bisa mati punya aku.

Membayangkan aku berada sendirian di dalam sebuah kamar bersama banyak cowok-cowok telanjang dengan kontol mereka yang masing-masing telah tegang selalu menjadi fantasi kesukaanku.

Mungkin suatu saat aku benar-benar akan merealisasikannya, bahkan aku rela membayar cowok-cowok itu agar mau menontoni aku bermasturbasi di depan mereka yang juga sambil ngocok dan bercakap semau mereka terhadapku.



" Bimm... Ahhh memek aku basah banget sayang.. " lirihku mulai menggeliat dalam dudukku.

Aku semakin merasakan bahwa vaginaku terus berdenyut-denyut hebat, seperti ada aktifitas dan kegiatan untuk menghasilkan pelumas alami yang kini sudah membasahi liang dalam kemaluanku ini.

Sebagai seorang wanita yang sedang dalam birahi tentu kontraksi begini sangatlah wajar, vagina menghasilkan cairan agar memudahkan pejantan mengawininya adalah cara alam membawa kehidupan ke planet bumi ini.

" Ver buka aja celana dalamnya, aku pengen liat memek kamu.. " pinta Bimo mulai intens mengocoki kontolnya.

Dan dia semakin mendekat, bersama HP ku yang ada di tangannya tampaknya dia ingin melihat dari dekat memekku yang begitu kurawat.

Melihat dia sudah begitu tak sabarannya, aku sedikit menyimpan senyumku lalu kutarik celana dalamku menyamping memamerkan memek merah, tebal dan bersih dari bulu itu kepada Bimo!



Bimo pun terbius, dia terdiam dan terpana.

Ini ekspresi sama yang sudah sangat sering kulihat, dari entah berapa banyaknya laki-laki yang sudah pernah meniduriku, pasti mereka akan mengatakan bahwa mereka sangat menyukai bentuk memekku yang tembem dan berwarna pink ini.


Aku terus menatap wajahnya dengan tatapan binalku menunggu komentar demi komentar yang pelit sekali keluar dari mulutnya, Bimo masih merekam kegiatan solo Foreplay yang kumainkan ini dengan sensual.

Beberapa kali Bimo mengarahkan Handphone tepat di depan selangkanganku lalu memundurkannya, mataku tak lepas dari kontolnya yang dia kocok selagi merekamiku.

Aku meludahi jariku dan kali ini aku berniat orgasme sekali di depannya supaya dia melihat bahwa aku tak main-main dan aku benar-benar ingin ML dengannya.



" AHHH.... "

Aku melirih lagi saat jariku bersentuhan dengan biang gatal di tubuhku ini.

Pelan-pelan kumasukkan jari tengahku kedalamnya yang membuat rangsangan itu betul-betul terasa.

Kupandangi wajah Bimo ketika kuku panjangku menyeruak daging labiaku.

" Bimm.. Uhh!!... " erangku menikmati rasa ngilu yang kurasakan ketika kucungkil isi dalam memekku dengan jariku.

Situasi sekarang jadi tambah intim dan panas, kini kami saling onani dengan cara kami masing-masing tanpa saling bersentuhan.



Kukocok dan kuusap-usap memekku pelan yang makin lama makin cepat seiring gejolak yang terasa naik ke permukaan, terus kusuruh Bimo agar sedikitnya berkomentar sembari dia mengocok kontolnya melihatiku bermasturbasi, namun komentar kotor yang sedianya akan makin membakar birahiku tetap tak muncul.

Aku memejamkan mataku memusatkan pikiran pada khayalan dan pikiran mesumku sendiri saja tanpa memperdulikan dia.

Alhasil tak kurang dua menit sejak aku memejamkan mata aku mulai merasakan energi besar tersebut keluar karena aku memang sudah birahi sejak dari pemotretan tadi.

" UGHH BIM AKU SAMPE!!.. "

Dengan sebuah jerit keras dan lengkungan tubuh bak busur panah aku pun melepaskan rasa nikmat orgasmeku dengan lepas.

Kembali kubuka mataku ketika semuanya perlahan mereda.

Lantai yang berada dibawah kursi yang kududuki sudah basah, memekku masih berdenyut-denyut akibat klimaksku barusan dan Bimo rupanya sudah tegak di depanku dengan kontolnya yang sudah mengacung sekali.

Menyaksikan kontol tegangnya yang sepertinya sudah ingin merasakan servis dariku sontak kembali menyalakan bara libidoku meski nafasku masih tersengal-sengal.

Bimo menenggak minumannya dengan banyak tegukan, tampaknya dia menghabiskan langsung minumannya!

Rupanya dia ingin All Out denganku, lalu dengan segera dia menghampiri aku pecunnya yang sejak tadi akhirnya akan segera dia belai juga.

Bimo langsung duduk diatas pahaku, dia memegang wajahku dengan kedua tangannya dan mendekatkan wajahnya.

Hidung kami saling bersentuhan, aku mengunci tatapan memelasku di matanya, terasa sekali aroma miras itu di mulutnya, aku sungguh berharap malam ini dia benar-benar akan menghabisiku dan kuharap dia tahu apa yang kuinginkan.

Kurang jelas apalagi kode yang kutebar bahwa selama sebulan ini aku menginginkan di dominasi olehnya, bahwa aku tak suka seks yang datar-datar begini, tapi dia tak pernah menangkap itu.

Dengan para teman kencanku aku cenderung ikut saja apa yang mereka lakukan, aku sengaja tak menunjukkan kemauanku yang sesungguhnya karena jika aku melakukan itu, berarti aku hanya melakukan inisiatifku sendiri.

Lain lubuk lain ikan, lain ladang lain belalang, dan tentu saja setiap laki-laki pasti punya gaya mereka masing-masing yang ingin mereka eksplor.

Itulah yang ingin kucari, aku ingin sebuah pengalaman baru yang bisa menantangku!

Untuk apa aku berpetualang dan bergonta-ganti pasangan jika yang kudapat Just A Normal Sex? Buang-buang waktu saja.

Bimo mencium bibirku, dia mengulum lidahku dengan buas, rasa miras yang tadi dia tenggak kini bisa kurasakan juga. Ludah kami saling bertukar, dia masih mendudukiku diatas kursi ini, aku pasrah saja akan perlakuannya, memejamkan mataku untuk fokus akan kenikmatan surga dunia yang sebentar lagi kurasakan.

Tangan Bimo mulai menjarah payudaraku, ia meremas-remasnya dengan kuat.

" Toket kamu kok bisa gede banget gini sih Ver? Rahasianya apa?.. " tanyanya disela ciuman bibirnya yang buas.

Aku diam saja, rupanya dia sudah mulai High.

" Pasti gara-gara sering diremes kan?.. "

" Emang berapa orang cowok yang pernah make kamu sayang?.. "

" Atau kamu udah pernah digilir ya Ver?.. " sambungnya lagi.

Aku mendesis mendengar itu, ini yang aku suka!

" Terus Bim, teruus... Ahhhh.. " leguhku berharap Bimo menjadi semakin Toxic.

Bimo menggigit bibir bawahku, tubuhku mulai melengkung merasakan denyut-denyut di memekku yang semakin intens.

Lalu laki-laki ini mulai menghisap puting susuku sama rata di kiri dan kanan.

" FUCCCKKKK!!!.. " teriakku merasakan getar nikmatnya.

Dari puting susuku Bimo kemudian turun dan kini sudah jongkok tepat dihadapan memekku, ia mengesampingkan celana dalam yang masih mengait disana agar memekku lebih terbuka.

" Udah banjir gini.. Kamu udah minta digaruk dari tadi rupanya.. " celetuknya lalu mulai menjilati daging labiaku yang menjuntai.

" AHHH BIMM!!... " teriakku semakin menggila.

Aku kembali melengkungkan tubuhku, kemudian mencengkram jok sofa yang kududuki ini dengan sangat kuat.

Inilah dahaga yang sedari tadi terus kutahan hingga membuat kepalaku sakit, kenikmatan inilah yang memang selalu kucari hingga membuatku butuh sekali sentuhan pria dan membuatku sakau berat!

Bimo melirikku, dia terus mengemut memekku yang bersih tanpa bulu ini, aku terus mendesis dan mendengus, tak mau kehilangan kenikmatan yang tengah kurasakan.

Jari tanganku kugunakan sebagai bantuan untuk menstimulasikan klitorisku sendiri, Bimo terus melihat aku yang kesetanan dalam nafsu liarku, pandanganku terus keatap menatap langit-langit kamar yang dingin ini sambil memburu orgasme keduaku.

Hanya sekitar 1 menitan, melihat vaginaku yang mulai membanjir karena terus-menerus menghasilkan cairannya, Bimo mulai memasukkan dua jarinya kedalam memekku dan mengoboknya dengan pelan.

" Auuuhhh!! Bimmmm.... Enak banget, dikocok kuat aja gpp Bim plis.. " kataku tak sadar karena aku sangat ingin menikmati orgasmeku dengan jari-jarinya.

Bimo tetap saja mengocok memekku dengan tempo yang pelan, namun dari bunyinya terdengar sangat kuat karena memang isi dalam memekku sudah sangat dipenuhi cairan alaminya.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, semakin menggila karena sudah semakin dekat dengan klimaksku lagi.

Rasa nikmatnya jauh sekali ketika memekku dikocok dengan jari laki-laki dari pada menggunakan dildo.

Tak lama kemudian aku yang tadinya tiduran menyandar dikursi ini, kini mulai menaikkan tubuhku dan duduk dipinggiran kursinya, memberikan celah kepada Bimo untuk segera membetot memekku dengan kuat.

" Bim masukin dua jari kamu lagi, terus kocokin yang kuat ya sayang... "

" Ahh sayang buruan!!... " pintaku langsung mencengkram lengannya.

Bimo pun menurutiku, jika sebelumnya dia mengocoki memekku hanya menggunakan jari tengah dan jari manisnya, kali ini dia memasukkan juga jari telunjuk serta jari kelingkingnya hingga membuat aku langsung membeliak melotot merasakan kini ada 4 jari yang sedang keluar-masuk di memek tebalku.

" Kocok sampe aku muncrat sayang.. Kocok yang kuat jangan kasih ampun.. Uuuh!!.. " racauku dengan tidak sadar.

Bimo mengikuti arahanku, dengan cepat 4 jarinya mulai menggeber memekku tanpa ampun!

" AHH BANGSAAT!!... "

" Terus Bim, kocok terus memek aku sampe jebol!!.. " dalam kondisi begini sudah pasti aku akan mengucapkan kata-kata jorok.

Aku menjambak rambut panjangku sendiri, mataku hanya tinggal putihnya merasakan kenikmatan yang sudah di depan mata ini.

" OHH BIM, AKU KELUAR SAYAAANG!!!.... " aku melolong panjang sejadi-jadinya.

Dari memekku pun berkali-kali mengucur dengan deras sumber kenikmatan yang kucari, tak sekedar orgasme, aku juga mengalami Squirt yang hebat!

Lantai pun langsung basah dibuatnya, aku kembali rebah disofaku, nafasku tersengal-sengal daguku gemetaran dan lututku bergetar-getar rasanya.

Antara sadar dan tidak, aku melihat Bimo berdiri, tampaknya dia sengaja membiarkanku menarik nafas memulihkan energi sebelum dia mengeksekusiku.

Tak lama kudengar bunyi botol minuman terbuka, rupanya Bimo membuka satu botol mirasnya lagi.

" Kamu kayak yang keenakan banget sayang.. " Bimo mulai mengajak aku bicara lagi.

" Enak-enak-enak banget Bim!.. " jawabku masih ngos-ngosan sambil memejamkan mataku.

Beberapa menit kemudian aku tersadar dan mencoba bangkit dari goleranku, kemudian kulihat Bimo lagi berdiri bersandar ditembok menatapku, penisnya masih mengacung sedangkan tangannya tak lepas dari mencekek botol mirasnya.

Aku mengambil kursi datar yang ada tak jauh dariku, kemudian menarik dan menaruhnya tepat di depanku.



Bimo memperhatikanku, lalu aku memanggilnya menggoda dengan telunjukku.

Dia paham, dia meneguk miras dulu sebelum menghampiriku untuk segera diberi 'makan'.

" Siniin kontol kamu sayang.. Biar aku isep... " kataku dengan nada binal saat ia berjalan kearahku.

Bimo menyodorkan kontol bengkoknya itu langsung kemulutku, tak mau berlama-lama lagi, aku pun segera caplok kontol Bimo tanpa menggunakan tangan.



" Ahh sayang... Enak banget sayang hisapanmu.. " desisnya sambil kembali merekam wajah cantikku dengan ponsel.

Aku mulai menatap kearah kamera HP yang Bimo pegang, memberikan tatapan terbinalku, terus aku hisap dalam-dalam sambil berusaha menelan utuh kontolnya agar masuk kedalam kerongkonganku!



Bimo tampak meringis-ringis, sesekali dia ngilu tapi aku tak bergeming dan terus memberikan oral seks terbaikku padanya.

Aku sangat suka memandangi ekspresi wajah laki-laki ketika penisnya sedang kukulum, bagiku itu seperti sedang menguji kemampuan oralku sendiri.


Ekspresi mereka bermacam-macam, ada yang merek-melek keenakan, ada yang meringis ngilu, dan tak jarang dari mereka yang Stay Cool sambil mencoba menutupi rasa nikmat mereka.

Untukku itu lucu, meskipun mereka mencoba menahannya tapi bahasa tubuh dan denyut kelamin mereka bisa jelas kurasakan di dalam mulutku.

Bukannya mau sombong tapi selama ini tak pernah ada yang tahan aku kulum selama lebih dari 5 menit.

Semua cowok-cowok yang pernah merasakan servis mulutku pasti bilang hisapanku sungguh luar biasa. Tak terkecuali Bimo, dia tak pernah tahan lama ketika aku hisap kemaluannya, hingga membuat spermanya terasa naik begitu cepat.

" Uhh Ver, udah sayang.. Aku udah mau keluar ini.. " katanya tak lama, padahal baru saja aku mau memulai mengoralnya menggunakan teknik hisap dan pijat.

Aku masih menahan penis Bimo di dalam mulutku, meskipun dia mulai gelisah karena sudah tak kuat, tapi aku masih mencoba menghisapnya sedikit lebih lama lagi.

" Ver.. Udah-udah, aku udah mau muncrat sayang.. " katanya sambil mendorong bahuku agar kontolnya terbebas dari hisapanku.

" Gak kuat banget aku sayang sama sepongan kamu.. " sambungnya lagi dengan kata-kata yang sudah sangat sering kudengar.

Aku memanyunkan bibirku, karena aku sebenarnya masih ingin menghisap kontolnya.

" Yuk ML sayang.. " katanya sambil mulai mengambil posisi.

Bimo langsung tiduran dikursi yang tadi aku pakai untuk mengulum kontolnya, dia merebahkan punggungnya diatas kursi kotak kecil itu, hingga kini kontolnya langsung mengacung tegak keatas.

Aku meredupkan mataku dan seketika tersengat birahi melihat kelamin lawan jenisku telah tegang mengkilat basah akibat ludahku, kulepaskan nafas beratku tak sabar untuk segera mengadu kelamin kami bersama.

" Uuuh.... Udah tegang banget kontol kamu Bim.. " balasku sedetik kemudian langsung duduk diatas paha pejantanku itu.

Kutatap dia yang sedang tiduran dibawahku sambil mengocoki kontolnya tepat di depan memek tebalku.

Aku menikmati momen ini sejenak dan memasturbasikan memekku sendiri sembari melihat dia yang terlihat tak sabaran untuk segera sebadan denganku.

" Cantik bener kamu Ver.. Stttsh... " celetuknya makin cepat mengocoki kontolnya dan menatapku yang tak lepas memberikan wajah penuh nafsuku kearahnya.

Aku bergetar lagi, aku suka sekali momen ini dan tak pelak aku langsung mau orgasme lagi saja!

Kuludahi tanganku lalu kujauhkan tangannya menggantikan pegangan kontolnya dengan jari-jari lentikku.

" Oahh sayang.. " leguh dia saat jari-jariku menggenggam batangnya dan mulai menaik-turunkannya.

" Suka ya sayang sama kocokan aku?.. "

" Kamu boleh tidurin aku sepuas-puas kamu pokoknya Bim.. " ingatku padanya agar dia bermain ganas malam ini.

Bimo memejamkan matanya dan meringis-ringis padahal aku hanya mengocoki kontolnya dengan sebelah tangan lembut menggunakan 4 jariku dan jempolku kugunakan untuk mengusap-usap lubang kencingnya.

Terus kunikmati wajah keenakannya itu dengan tatapan redup dan gigitan binal di bibirku, Bimo bahkan menjambak rambutnya sendiri dan mengerang ketika sesekali kucakar pelan 'palkon' nya dengan kuku-kuku panjangku.

" Ngiluu Ver.. Uh!!.. " ujar dia menjauhkan jari-jari lentikku dari kontolnya.



Tak mau habis akal kurapatkan kontolnya dempet ke memek tebal basahku lalu aku menyuruh Bimo menggesekkannya.

Bimo melakukannya yang ikut kuikuti dengan gerakan menggesek yang berlawanan hingga kami sekarang saling Petting sebentar sebelum menuju seks yang sebenarnya.



" Ahh Bim enak gak sayang?.. " pancingku ke dia agar berkomentar.

Bimo meleguh dan tampak menikmatinya, sepertinya dia sudah tak sabar sekali untuk segera ML denganku.

" Ayo Ver masukin kontol aku ke memek kamu.. " ujar dia beberapa saat kemudian menghentikan aksi kami sepihak dan kembali membuka matanya menatapku.

Aku diam saja padahal rencananya aku ingin mengejar orgasmeku dengan Petting kami barusan tapi malah dia potong.



Bimo menepok-nepok kontolnya ke memekku dan menyuruhku segera menaikinya, dengan menghela nafas maka aku pun mengalah karena dia buru-buru sekali padahal malam masih amat panjang.

Dengan pelan aku mengarahkan kontolnya ke bibir vaginaku, karena memekku sudah basah dan juga kontol Bimo yang berlumuran ludahku, maka tak sulit untuk menyatukan kelamin kami.

" Iya sayang masukin memek kamu ke kontol aku.. " dia mengacungkan kejantanannya keatas lalu segera kududuki kelamin tegangnya itu.




" AHH... SAYANGG.. " leguhku dengan mata terpejam ketika menikmati proses penyatuan tubuh ini.

Aku mulai menaik-turunkan tubuhku diatas Bimo secara perlahan sekali, membuatnya menikmati setiap detiknya, karena aku yang diatas aku jadi punya kendali penuh.

Aku terus menatap Bimo yang sudah merem-melek keenakan ketika mulai kugenjot dia dengan tempo sedang, sambil sesekali menggosok-gosok itilku sendiri dengan jariku.



" Enak gak Bim? Ahh... Kita udah sebadan loh sayang.. " ujarku merangsangnya.

Bimo tak bergeming, mulutnya seperti meniup-niup mengatur ritme nafasnya sementara tajam matanya menatapku terutama memandangi toket putihku yang sedang berguncang-guncang akibat goyangan yang kubuat diatas tubuhnya.




Dalam sekejap aku sudah mau 'pipis' saja lagi rasanya, padahal belum ada satu menit sejak kunaikkan tubuhku dikontolnya tapi pertahananku sudah mau jebol begini!

Inilah satu kerugian ketika klimaks, aku akan langsung habis tenaga dan sendi-sendiku pasti akan kehilangan dayanya, juga aku tak tahu kenapa aku gampang sekali banjir seperti ini padahal ketika kutanya teman-teman cewekku mereka bilang jarang sekali orgasme apalagi Squirt.

Agak ironi memang padahal aku ngeseks ya untuk mendapatkan klimaks itu tapi justru hal tersebut malah menguras energiku dan itu sungguh sebuah kerugian untuk cewek sepertiku yang suka seks Long Run.




Aku terus mendesah-desah menaik-turunkan tubuh putih porselin mulusku tepat diatas kontol Bimo yang terima beres saja.

Kulirik wajahnya yang merem-melek keenakan, sementara kucungkil klitorisku menggunakan kuku panjangku karena gregetan dengan rasa sakit dan ngilunya yang begitu terasa enak sekali hingga terasa sampai ke ubun-ubun kepala!




" AHHH KONTOL!! ENAK BANGET SAYANG... HUFFTT!!.. "


" Kamu keenakan juga gak say..sayang?.. " tanyaku ke dia kembali memancing dia bercakap karena dia diam saja bak patung.

Kunaikkan genjotanku demi mengejar orgasmeku yang berikutnya dengan kontol dia yang menancap di memekku.

" Bi..bim gelitikin itil aku pake ja..jari kamu sayang... " pintaku ke dia karena tanganku kugunakan untuk menumpukan tubuhku agar goyanganku makin yahut.

Dia tak langsung melakukannya dan membuatku geram yang kemudian kutarik saja tangannya lalu kudekatkan sendiri ke klitorisku yang sudah begitu kerasnya.




" Gesekin yang kuat Bimm... Cubit aja kalo per..perlu.. Ahhhh!!.. " erangku memejamkan mata dan mulai fokus merasakan lonjakan energi besar yang perlahan akan segera meledak.

Bimo menggesekkannya dan melakukan hanya sekedarnya saja, tapi tak apalah ketimbang protes aku menengadahkan kepalaku sekaligus meracau tak karuan.




" Ak..aku keluar Bim... AHHH.... " sebuah jerit kuat kuteriakkan menyambut orgasmeku yang kembali kulepaskan.

Kuhentikan goyanganku dan kududuki sampai mentok kontolnya agar dia merasakan kontolnya kini dibanjiri lendirku dari dalam yang bahkan sampai menetes keluar dari sela-sela dinding vaginaku walaupun disumbat dengan kelaminnya.

" FAK!!.. GILA ENAKNYA.. "

Bimo menatapku yang melengkungkan tubuhku kearah belakang, rambut pirangku tergerai jatuh dan wajahku masih terdongak menatap ke langit-langit dengan pandangan kosong.

Kupulihkan sebentar diriku hingga setidaknya nafasku stabil, Bimo mengelus-elus paha mulusku sambil sesekali menggoyangku dari bawah dan rupanya dia sudah tak sabar kembali merasakan genjotanku.

Dulu diawal dengan Bimo, aku katakan padanya, disetiap ronde, setiap malam anggaplah bahwa dia baru pertama kali mengentotiku, meskipun faktanya dia sudah sering mendapat kenikmatan atas tubuhku, tapi aku ingin dia selalu terus menganggap aku adalah 'pengantin barunya'.

Aku selalu mensugestikan diriku seperti itu agar aku selalu total dalam melakukan Sex, dan terhindar dari rasa bosan, tak hanya dengan Bimo, aku selalu mengatakan itu juga ke setiap teman kencanku.

Kutindih tubuhnya lalu kupegang wajahnya dan kucium dia penuh nafsu.

Bimo melingkarkan tangannya ke punggungku mendekapku agar makin menempel di tubuhnya sementara kontolnya sudah mulai bergerak dalam posisi ini menyetubuhiku.

" Malam ini aku bakal lakuin apapun yang kamu mau, kamu jangan sungkan ya sayang... Aku bakal puasin kamu!.. " sambung disela ciuman bibirku mencoba memancing keluar sifat liarnya.

Tapi dia tidak menjawab, dia terus melahap bibirku dimana bau minumannya terasa sekali sambil terus menaik-turunkan tubuhku.

Kami berpagutan mesra dalam posisi aku diatas tubuhnya dan membiarkan dia mempenetrasinya dari bawah.

Cukup lama kami dalam posisi ini dan dia tak bosan-bosan mencium bibirku, sesekali kuarahkan tangannya ke bokongku, bahkan jarinya kuarahkan langsung ke liang anusku barangkali Bimo tergerak untuk segera menyodomiku namun dia sama sekali tak tertarik dengan seks anal sepertinya.

Sayang sekali.

" Ahhh Ver, memek kamu legit banget, hangat... Aku udah mau keluar aja nih.. " celetuknya.

" Jangan dong sayang, aku masih pengen lama-lama sama kamu, masa kamu udah mau keluar aja, emang kamu gak suka ngentotin aku lama-lama?.. " jawabku dengan nada manja sambil menindih dan terus mengecup bibirnya.

Suara cipokan dan suara benturan selangkangan kami yang berbenturan terdengar jelas sekali, aku bahkan menghiraukan ponselku yang masih distel Bimo merekam tak jauh dari kami.

Mungkin Angle nya juga tak bagus sekarang, dimana rambut panjangku menutupi wajahnya tapi aku hanya ingin terus menikmati setiap menit yang berlalu bersama pejantanku ini.

" Ahhhh.. Ver.. Sttssh... " ringis dia memejamkan mata.

Bimo masih saja pasif, meskipun sudah mabuk tapi kalimat-kalimat Bully yang kutunggu-tunggu tak juga keluar dari mulutnya.

Ya, sayangnya Bimo bukan tipe yang mabuk resek atau emosian begitu, dia tipe yang kalau sudah mabuk langsung tepar.

Aku mengangkat badanku berhubung tenagaku sudah lumayan terkumpul, mulai kugoyang Bimo seperti tadi dari atas.

Dia menyambut gerakanku dari bawah, matanya kali ini kembali menatap kearah toket besarku yang selalu menjadi favoritnya, dan dia pun mulai mengarahkan lagi HP yang sejak tadi terabaikan kearah toketku.




Kunaik-turunkan tubuhku penuh nafsu diatas badannya, Bimo menyingkirkan rambut panjangku yang menutupi pandangannya kearah dada besar ini lalu mengusap-usapnya dengan wajah gemas.




" Ohh Ver.. Seksi bener kamu sayang... " komentarnya dengan mulut menganga dan mata melotot memandangi toketku yang betul-betul membulat penuh tak kendor sama sekali.

" Remes aja yang ku..kuat sayang.. Aku suka kok.. " kataku berharap dia kalap dan mencengkram sekuat tenaga buah dadaku bahkan mungkin memukulnya.



" Ahhh iya Bim... Lebih kuat yang... Aughh.. " ringisku ketika dia meremasnya kasar tapi rasa sakitnya belumlah cukup untuk membuatku puas.

Kutatap laki-laki yang wajahnya sudah merah ini akibat pengaruh minuman keras murahan yang sudah dia habiskan satu botolnya dan sedang jalan di botol keduanya, dan terus kusemangati dia agar makin kuat mencekik toketku sama kuatnya seperti saat dia memegang botol mirasnya.



Racauanku sepertinya mempengaruhinya, kali ini dia makin gemas dengan toketku dan itu membuatku mulai merasakan sakit yang langsung menjadi sebuah tolakan sensasi membara dalam tubuhku.

" Ini toket padet banget.. Beneran bulet dan gede lagi!.. " celotehnya akhirnya meremas kuat toketku dan makin mendekatkan fokus kameranya.

Sekejap aku jadi ingin banjir lagi dan aku bertambah gila menggoyangkan tubuhku dengan rapalan-rapalan yang aku sendiri tak tahu apa yang kurapalkan sekarang ini.




" BIIM AKU KELUAR LAGI SAYANGG!!.. "


Lagi-lagi teriakan kerasku menjadikan pertanda bahwa aku mencapai puncak tertinggi dalam birahi seksualku dan aku pun kembali klimaks!




Aku terbanting kearah depan dan badanku bergetar-getar dalam pelukan Bimo, dia menghentikan tumbukannya memberi celah kepadaku untuk kembali Recovery.

Kami saling terdiam untuk beberapa lama dalam pelukan sambil bertindihan sebelum kemudian dia membuka suara.


" Gila sayang, kamu bisa berkali-kali gini orgasmenya.. " komentarnya mengecup leherku.

Aku diam saja, kupejamkan mataku merasakan kontraksi yang masih terjadi di memekku yang kuyakin Bimo juga merasakannya karena kontolnya kokoh masih menancap di dalam sana.

Selang dua menit aku kembali bangkit, sempat kulirik dia untuk melihat apakah dia ingin berganti gaya atau tidak, namun kulihat Bimo sepertinya masih ingin terima beres saja karena kepasifannya itu.

Maka masih dalam gaya yang sama aku kembali menggoyangnya tapi dengan membelakanginya kali ini.

Tanpa mencabut penisnya yang masih menancap kuat di vaginaku, aku langsung memutar dengan perlahan kearah belakang. Dia meringis karena penisnya pasti berasa sedang diputar seperti sekrup tadi.




" Ahhh Bim... Ayo sayang remes pantatku... " ujarku menyempatkan meletakkan tangannya ke bokong montokku sebelum memulai goyanganku.

Bimo meletakkan saja tangannya diatas pantatku, sesekali dia meremasnya tapi masih jauh sekali dari apa yang kuharap.

" Ayo Bim... " pancingku kemudian menambah tempo goyanganku.



Bimo mulai meleguh dan fokus pada kenikmatan yang dia rasakan sendiri, lagi-lagi aku tenggelam dalam perasaan dongkolku. Aku tak suka sekali seks yang biasa-biasa begini!

Padahal pantat montokku ini betul-betul pas sekali untuk ditampar karena bentuknya yang bikin gemas seperti yang sering dikatakan oleh para teman-teman kencanku.

Bete dengan dia yang sedang asik dengan kenikmatan dia sendiri membuatku putus asa, segera aku menepuk-nepuk pantatku sendiri dengan kuat sambil bercakap kotor, tak peduli lagi dengan dia!

Aku sudah terbawa nafsuku bercampur rasa kecewa, aku berharap setidaknya melihat aksiku Bimo akan ikut menampar pantatku jika aku begini, tapi hingga akhir tetap hanya tanganku sendiri yang terus menepuk-nepuk pantatku ini.

Bimo memang payah sekali untuk urusan di ranjang.

Karena kulitku yang putih bersih bak pualam maka tak perlu waktu lama untuk membuatnya merah. Bekas jeplakan tanganku sendiri mulai tampak di kulit halusku itu.



Kuhentikan sejenak aksiku lalu memandanginya, Bimo melihatku dengan wajah penuh nafsu biasanya, tak sama sekali dalam hati dia berpikir bahwa aku ini sedang memancing persepsinya atau apa sajalah yang mungkin terlintas di pikirannya mengenaiku.



Dengan muka kecewa segera kumulai lagi goyanganku.

Jujur Mood ku jadi tak begitu bagus sekarang karena ekspektasiku tak terwujud sama sekali, titik jenuh inilah yang sering kurasakan kepada para teman ranjangku sebelumnya hingga membuatku terpaksa mengakhiri hubungan dengan mereka dan mencari lagi pria lain.

Bimo semakin menggila, dia menggeberku dengan kuat, aku pun mencoba mengerang-erang seperti biasa sambil mencoba menaikkan Mood ku.

" Ohhh Veer... " erangnya dengan mata terpejam yang kuperhatikan saja sambil terus menyervisnya dari atas.




" Enak Bimm?.. Ahhh... "

" Kamu suka kan sayang sama goyangan aku?.. " celetukku mengunci pandanganku kewajahnya.

Nafas Bimo makin memburu, sekitar dua menit dia bertahan dalam posisi kami sekarang dengan hujaman yang stabil.

Kemudian dia bangkit dan menyuruhku kembali duduk dikursi ditempat pertama aku duduk tadi.

Akhirnya hampir setengah jam kami ngeseks dia mulai membuka inisiatif gerakan juga setelah dari tadi hanya aku saja yang memberikan servis.

" Uhh... Kamu mau apain aku Bimm?.. " tanyaku dengan wajah memelas kembali memancing percakapan kotor dengannya.

Tapi dia mundur sebentar untuk meminum kembali mirasnya, aku diam dan melihati dia yang meneguk tegukan demi tegukan pasrah untuk diapakan saja olehnya.

Aku sudah tak sabar untuk segera dia eksekusi dengan gaya yang dia mau, memekku terus aku usap-usap karena sudah terasa gatal sekali dan libidoku kembali terpantik.

Bimo datang lagi dengan mulut, dagu serta leher basah akan minumannya itu, karena dia meminumnya dengan begitu tak sabarannya sampai bercecer tumpah.

Dia buru-buru mengangkangkanku lalu membuka kaki jenjangku dan mendesis sambil mengocok kontol tegangnya tepat di depan memekku yang sedang kuusap-usap sendiri.



" Stttsh.. Bim.. Kamu mau entotin aku gaya ini sayang?.. " tanyaku lagi membalas tatapan matanya yang menatap wajah cantikku yang entah sudah seberapa merah dan sendunya sekarang akibat rangsangan yang kurasakan.

Dia mengangguk dan meludahi kontolnya sendiri dengan ludah yang pastinya berasa anggur merah yang dia minum kemudian menohoknya masuk kedalam memek basahku.




" Verr.. Ahhh gila memek kamu sayang.. " leguh dia ketika menusukkan memekku sedalam-dalamnya sebelum kembali mencabutnya.

Bimo terus melakukannya selama beberapa saat, sekali tusuk lalu mencabutnya keluar dan aku suka sekali dengan aksinya meski sebenarnya ini jauh akan terasa enak jika dia lakukan dipantatku apalagi kontolnya sendiri berukuran lumayan panjang, jadi pastilah itu akan merangsek jauh kedalam lobang pantatku jika dia lakukan disana.

Aku memejamkan mataku menikmati sodokan yang terus dia sentak dan cabut keluar dengan penuh nafsu.

Mulutku mulai merapal dan aku jadi makin berisik seiring tuntutan birahiku yang makin membuatku panas akan kenikmatan-kenikmatan yang kurasakan.

Malam mulai larut, angin di lembah mulai turun masuk ke sela-sela jendela, dinginnya AC tak memadamkan bara gairah kami.

Menit berjalan dan Bimo terus menghantamku intens mengejar ejakulasinya meski kondisinya sudah makin mabuk, aku mengerang-erang saja mengangkang menikmati hujamannya.




" Ahhh Bim, enak sayang.. Terus entotin aku pecunmu ini!... " kataku yang juga sudah akan segera klimaks. 

Bimo diam, dipegangnya masing-masing pergelangan kakiku dan terus menyodokku, wajahnya menengadah dengan mata terpejam meringis merasakan sensasi nikmatnya jelang ejakulasi.


" Bim.. Te..terus.. Tumbuk terus memek aku sekuat tenaga kamu... "


" Ini.. Memeknya kamu sayang... Ahhh.. " aku meracau dan terus meracau membakar birahinya.




Dan Bimo benar-benar melakukannya, kursi yang kududuki sampai bergerak akibat kuatnya sodokan yang dia buat, dan aku makin terdorong kebelakang dalam posisiku.


PLOK.. PLOKK.. PLOKK...


Suara keras hantaman kami yang terdengar nyaring sekali memenuhi ruangan disertai erangan kami masing-masing.

Dan akhirnya dengan gesekan jari di itilku serta dalamnya tusukan dari Bimo, aku pun menggelinjang lebih dulu kemudian kembali orgasme.

Aku memekik dan memejamkan mataku merasakan kenikmatan yang meluap keluar, sementara Bimo sama sekali tak mengurangi intensitas genjotannya.

" Veeer, aku udah mau keluar... " leguhnya tak berapa lama setelah orgasmeku.

" Ke..keluarin di dalem aja yang.. " balasku terengah-engah kemudian menatap wajahnya di detik-detik dia akan membenihiku.

Namun Bimo mencabut keluar kontolnya dan langsung mengocok berniat membuang sia-sia spermanya seperti biasa.

Dari sekian banyaknya hal yang tak aku suka dengan permainan ranjangnya, ini adalah yang paling membuatku jengkel.

Setiap kali akan ejakulasi Bimo acapkali membuangnya begitu saja, dia pasti akan tiba-tiba mencabutnya lalu mengocok dan membiarkan spermanya jatuh ke lantai ataupun membuangnya keatas sprei.

Padahal aku sudah meminta agar dia keluar di dalam karena aku suka sekali ditembak di dalam tapi terus saja dia membuang sia-sia spermanya.

Entah apa yang ada di pikirannya, aku paham jika dia tak mau mengambil resiko dengan wanita murahan sepertiku meski aku sudah katakan bahwa aku selalu rutin melakukan kontrasepsi tapi tetap saja dia berusaha menghindari ejakulasi di dalam vaginaku.

Bahkan dulu ketika ML pertama kali denganku dia memakai kondom dan itu benar-benar membuatku tersinggung sekali.

Dalam perjalananku sering kutemukan laki-laki yang seperti ini, mereka seperti ekstra waspada denganku seolah aku ini cewek yang akan menjebaknya atau apalah yang mereka pikirkan.

Tapi itu wajar karena ibaratnya pertemuan kami datang secara tiba-tiba, berkenalan ala kadarnya lalu aku mengajaknya ngotel kemudian kurekam dan aku minta dia keluar di dalam.

Aku hanya bisa memaklumi saja jika banyak cowok-cowok yang sering curiga denganku.

Melihat Bimo yang mencabut dan sedang mengocoki kontolnya sendiri, aku langsung meloncat dari kursiku lalu mengambil posisi duduk bersimpuh dengan membuka mulutku lebar-lebar tepat di ujung kontolnya.




Setidaknya dalam pikiranku sekarang aku bisa merasakan air maninya dengan menelannya meski sebenarnya aku ingin sekali merasakan hangatnya spermanya ini di dalam memekku. 

Tapi tak apalah ketimbang aku tak dapat apa-apa sama sekali.


Bimo mengocok kontolnya sambil mendengus-dengus, sambil menunggunya ejakulasi aku julurkan lidahku dan terus menatap kearah kamera ponsel yang masih merekam.


" Ahhh Verr.. "


" Ak.. aku keluar sayang!!... " leguhnya sambil diiringi letupan spermanya kearah mulutku.

Aku terus membuka mulutku selebar mungkin, berusaha menampung seluruh benih hangatnya kedalam mulutku.



Kira-kira 4-5 kali muncratan memenuhi mulutku, Bimo mendekatkan kamera ponsel persis di depan wajahku.

Aku langsung memamerkan hasil dari hubungan zina kami ini yang kini tertampung di dalam mulutku.



Dengan sebuah pandangan nakal kearah kamera kemudian segera kuteguk air maninya mumpung sedang hangat-hangatnya dan langsung masuk ke perutku.


" Ahh Bim... Aku minum sperma kamu sayang, rasanya enak banget.. Manis... " pujiku padanya mencoba tak merusak suasana meski aku kecewa karena dia tak menumpahkannya di memekku.

Dan rasa sperma Bimo benar-benar terasa manis seperti rasa anggur, aku tak tahu apakah benar-benar merupakan efek dari minumannya atau mungkin berasal dari mulutku saja yang berhubung sepanjang permainan barusan aku terus berciuman dan bertukar ludah dengannya.

Setelah puas melakukan gerakan binal di depan kamera yang dia Zoom penuh di wajahku kembali kukulum kontolnya guna membersihkan sisa-sisa yang masih menetes diujung kepala penisnya.



Bimo meringis ngilu saat kusedot sekuat tenaga sampai pipiku kempot tepat di lubang pipisnya.


" Enak banget sayang pejunya kamu.. Ahh... " kataku memberikan senyum manisku mencoba mengapresiasinya.

" Kamu hot banget Ver mainnya.. " komentarnya benar-benar puas.

Aku tak menjawab, terus kusedot-sedot saja kontolnya untuk melakukan Cleaning

Bimo membantuku, dia mengelap bekas muncratan spermanya yang menetes di bahu, dan daguku, kemudian dia menyendoki dengan jarinya kemulutku.

Segera kusambar, kuemut dan kukulum jari telunjuknya untuk menghabiskan sisa air maninya itu dengan lahap hingga tak bersisa.




Setelah kontol Bimo kubersihkan, dia pun tersenyum lalu mematikan rekamannya dan terduduk di pinggiran ranjang dengan nafas tersengal serta wajah amat puas.

Dia meminum lagi mirasnya yang terus kutatap saja.

Kami saling bertatapan sebentar, aku menyusulnya kemudian langsung duduk diatas pangkuannya, dia memelukku dan mengelus-elus rambut pirang lurus panjangku.

" Aku puas banget sama kamu sayang.. Kamu gila banget Vera.. " katanya dalam pelukku.

Aku diam, karena jujur ini bukanlah apa-apa bagiku, dan aku masih jauh sekali dari kata puas akan permainannya kendati aku orgasme berkali-kali tadi.

" Bim... " kataku setelah cukup lama kami saling berpelukan.

" Ya apa cantik?.. " tanyanya mengelus-elus punggungku.

" Cupangin leher aku sayang... Aku kepengen kamu tandain.. " pintaku padanya dengan nada manja.

Dia diam, aku bertaruh dengan diriku sendiri apa dia mau melakukannya lagi seperti diawal saat aku mantap memilihnya dulu.

" Serius sayang? Kamu lagi gak ada pemotretan emang?.. " tanyanya balik.

" Dalam waktu deket gak ada kok sayang, jadi kamu bisa cupangin aku sepuas-puas kamu.. " balasku sambil mulai kembali sange.

Bimo masih menyimpan jawabannya, kusibak sendiri rambut panjangku menampakkan sebelah bagian leher jenjangku yang kuinginkan menjadi titik tanda olehnya.

Dia bergerak, dengan jarinya dia menyisir rambut lurusku itu keleher yang sebelah, hingga kini leher sebelah kiriku sudah terekspos sekali.

Bimo kemudian mulai mengendus-endus leher jenjangku yang mulus ini, aku mendesis dan darahku berdesir, bulu kudukku kembali berdiri, aku memejamkan mata untuk menikmati momen ritual yang memang selalu kulakukan sebagai penanda awal dan akhir hubunganku dengan partner seksku.

Hembusan nafas Bimo terasa kencang berhembus di leherku, aku pasrah saja membiarkan dia menandaiku tepat di bagian leher kiriku ini.

Kemudian aku mulai merasakan lidahnya menjilati leher kiriku mencari titik sasarannya, Bimo memelukku erat, kini toket bulatku tertekan ke dadanya, sedangkan tangannya terus mengelus-elus punggung mulusku.

Aku mendesah ketika bibir dalamnya mulai menggigit leherku, sepenuhnya kulemaskan tubuhku di dalam peluknya selagi dia memberikan sebuah tanda merah di leherku.

Bahkan jika saat ini Bimo memutuskan untuk menggigit leherku sampai berdarah seperti seorang Vampir yang menghisap darah korbannya sekalipun, aku rela dan aku akan menikmatinya.

" Ohhh Bim... " lirihku dengan mata terpejam menghayati ketika sesaat tadi kurasakan rasa sakit seperti dicubit dibagian leherku.

Bimo kemudian mendekatkan wajahnya kedepan wajahku, aku masih terpejam menikmati rasa sakit yang masih menjalar di leherku. Begitu kubuka mata dia menatapku dengan tatapan penuh nafsu, aku melingkarkan lenganku di lehernya dan membalas menatapnya dengan dalam juga karena bagaimana pun dia tetap pasangan ranjangku.

" Sumpah Ver, kamu cantik banget.. Pake banget deh!.. " pujinya.

" Sekarang dileher kamu ada bekas cupangan aku Ver, kamu milik aku kan sayang? Aku pengen sama kamu terus.. "

" Aku cinta sama kamu Ver.. " sambungnya lagi yang membuatku langsung terdiam.

Ini adalah kalimat tabu yang makin memantapkan pilihanku untuk segera mengakhiri hubungan ini dengannya.

Kemudian kami kembali berciuman bibir, dia menciumku dengan ganas, sementara aku menjambak rambutnya meladeninya tak kalah ganas.

Aku kembali mengajaknya bercinta lagi, Bimo pun menggendongku ke ranjang dan kembali menzinaiku yang pasrah dia bolak-balik sesukanya.

Makin malam permainan kami mulai hidup, Bimo menyetubuhiku diatas ranjang dan akhirnya atas paksaan dariku dia menembakkan benihnya berkali-kali di dalam memekku.

Keinginanku untuk bersenang-senang sampai pagi dengannya tidak berjalan sesuai rencana, baru 2 ronde Bimo sudah tak kuat lagi, dia benar-benar sudah mabuk. Bahkan ketika aku memintanya untuk mencupang leherku yang sebelah lagi dia tak melakukannya, dia tepar begitu saja dalam mabuknya dan langsung tertidur.

Aku sungguh kecewa, meskipun sudah kuberi kesempatan tapi dia tetap tidak bermain seperti yang kuharapkan, pasif dan datar-datar saja seperti kebanyakan pria diluaran sana. 

Segera kutarik selimut agar menutupi tubuh kami berdua dari dinginnya AC dan aku pun larut dalam kekecewaanku sebelum akhirnya ikut tertidur.








..............................

Jam 10 pagi Bimo terbangun, aku yang sudah terbangun lebih dulu menyapanya dan membuatkan dia teh hangat.

Aku sempat meminta satu ronde lagi padanya sebelum kami Check-Out dan pulang.

Di perjalanan pulang aku masih memikirkannya, aku mengantarkan Bimo tepat di depan gang kostannya dan sebelum turun dia menciumku mesra.

Di titik ini Bimo mungkin sudah mengartikan berbeda hubungan kami, aku tidak tahu seperti apa dia menyikapi tanda cupang yang kuminta tadi malam, tapi dari apa yang kulihat dia cenderung menganggap itu lebih sebagai awal tanda hubungan yang lebih serius dan tentu penafsirannya berbeda jauh dari apa yang aku maksud.

Aku tidak ingin berhubungan serius dengan siapa pun, aku hanya ingin mencari kesenangan, itu saja.

Dan setelah mengantarkannya aku kembali ke apartemen sambil membawa pulang PR lagi karena aku harus segera menemukan pengganti Bimo secepatnya berhubung aku tak betah sekali dan tak tenang kalau tak punya tempat penyaluran libidoku.

Aku berharap saja yang berikutnya bisa membuatku puas dan tak seperti yang sudah-sudah walaupun sekarang aku tak ada ide dimana nanti aku akan Hunting partner seks baruku itu.

Tapi untuk sementara aku setidaknya bisa menikmati kesendirianku ini dulu sambil fokus bekerja, meski aku sendiri tak tahu berapa lama aku bisa betah sendiri tanpa adanya teman pemuas.

..............................

1 comment:

  1. Itu cewe yg pirang siapa namanya ya? Gile cantik bgt, ko bisa pas bgt sama gambaran vera?

    ReplyDelete