Getar Handphone membuatku terbangun, ternyata aku ketiduran di depan monitor komputer, kulihat Vera yang menelpon.
Dia
mencariku karena sejak tadi pagi memang aku sudah di dalam ruang monitor CCTV ini, dan sekarang jam tak terasa menunjukkan pukul 11 siang.
Aku rubah
mode Iphone ku dari Vibrate ke Silence, karena hari ini aku berikrar akan menghabiskan waktuku di depan
monitor saja melihat apa yang terjadi di saat aku pergi.
Kembali aku
putar rekaman-rekaman yang kuanggap memiliki benang merahnya dan mungkin bisa
sedikit menjawab beberapa pertanyaan yang muncul di kepalaku.
Mereka
sama-sama bangun siang, dan seperti biasa Vera yang setiap bangun tidur selalu
sange langsung meminta mas Krisno melayaninya.
Ketika
Krisno dan Vera bersiap keluar rumah, terlihat Vera kembali memakai Tanktop kuningnya beserta Short nya yang kemaren dibuang Krisno di
depan pintu, namun ketika ia akan memakai celananya itu mas Krisno mencegahnya.
Dengan
buru-buru dia segera berlari ke kamarnya, membongkar keranjang baju kotor dan kemudian
kembali lagi menyodorkan Vera sebuah celana dalam.
Yang
ternyata adalah sempak kolor bekas milik Krisno!
Mengetahui
maksud mas Krisno Vera pun tertawa kecil, tanpa ragu dia memakai celana dalam
yang seharusnya dipakai laki-laki itu, dan barulah dia kenakan lagi Short ketatnya.
Mereka pun
keluar dari rumah belakang sambil berjalan bersama-sama melewati halaman kecil
yang seperti gang.
Vera kembali
digandeng Krisno melewati tukang-tukang yang sedang beristirahat makan siang habis ngecor.
Melihat kembali
gadis cantik itu membuat mereka ter-Pause
beberapa saat.
Mungkin mereka heran, karena kemaren sore Vera dibawa Krisno ke rumah belakang, dan baru siang ini mereka kembali dengan pakaian yang sama.
Mungkin mereka heran, karena kemaren sore Vera dibawa Krisno ke rumah belakang, dan baru siang ini mereka kembali dengan pakaian yang sama.
Mereka tidak
sadar kalau Vera sedang memakai celana dalam Krisno yang sudah apek di balik celananya saat ini.
Krisno senyam-senyum tampak kembali bangga dan memeluk gadis yang sudah terlanjur dianggap bispak oleh para tukang tersebut dengan erat.
Krisno senyam-senyum tampak kembali bangga dan memeluk gadis yang sudah terlanjur dianggap bispak oleh para tukang tersebut dengan erat.
Setibanya
diruang tengah tampak mereka berciuman sebentar sambil mengobrol ringan, Vera tampaknya
ingin segera ke kamar dan berpisah, tapi Krisno menggulung Tanktop Vera hingga sebatas leher lalu mengecup puting susunya sekaligus menurunkan celananya hingga ke setengah pantat.
Barulah dia
membiarkan Vera untuk menaiki tangga dengan keadaan itu dimana matanya tak
lepas memandangi penampakan setengah bokong seksi Vera yang melangkah menapaki
tangga dan terus dia saksikan sampai Vera masuk ke pintu kamarku.
Dan mereka
pun berpisah karena mas Krisno juga harus segera berberes-beres rumah.
..............................
" Huff!!..
"
Kutarik
nafasku dalam-dalam karena akhirnya gadisku pergi jauh dari bandot mesum itu
yang seharian kemarin saja aksi mereka berdua sudah membuat kepalaku pusing.
Aku bahkan
belum sempat memindahkan foto-foto liburanku dari kamera, padahal di kereta
pulang aku sudah tak sabar untuk segera Update
status.
Tapi aku
belum lega, karena ini masih hari keempat, artinya masih beberapa hari hingga
ke waktu saat ini, dan aku yakin ini adalah waktu yang tepat untuk melihat apa sih
yang Vera lakukan jika dia sedang luput dari pengawasanku seperti sekarang.
Di kamar
Vera langsung membuka Tanktop
lusuhnya, ia membugili dirinya sendiri termasuk membuka kolor apek Krisno yang dia kenakan.
Dia mengikat
rambut panjangnya kemudian berjalan menuju kamar mandi, dinyalakannya air
dan mulai rebahan di Jacuzzi mewah di
kamar mandi kamarku.
Kakinya yang
sungguh mulus itu dia selonjorkan sambil menunggu air sabunnya memenuhi bak
panjang yang sedang dia tiduri, tak lupa menaruh Iphone
nya di pinggiran bak dan dia menyalakan musik dengan memilih instrumen musik Jazz yang sontak langsung membuat
suasana rileks.
Khusus di
kamar mandiku aku memang baru memasang kamera pengintai tentu saja untuk
mengintipi Vera mandi.
Melihatnya seperti inilah yang membuatku senang, aku bahkan tidak
mempercepat Footage ini, mengamatinya
sedang senang dan bahagia seperti sekarang entah kenapa membuatku bahagia juga.
Vera tampak
begitu rileks, sambil menabur kelopak mawar dia menenggelamkan tubuhnya di air
busa Jacuzzi itu, ia menggoyangkan
kepalanya dan berdendang dengan riang, tanpa sadar aku senyum sendiri
melihatnya begini.
Lebih kurang
satu jam aku menonton Vera mandi, dia memang lama sekali ketika mandi dan baru
10 menit kemudian dia handukan lalu mencari baju santainya, lalu duduk di depan
meja rias untuk memulai ritual khas para wanita ketika habis mandi.
Menyisir
rambut, catokan, pasang masker, dan wuh pokoknya masih banyak lagi.
Tak lupa
dia menyempatkan berselfie seksi dengan rambut basahnya dan memamerkan sedikit
puting susunya seperti tren Selfie
yang sedang Viral saat ini, Nipple Slip.
Kupercepat
kembali videonya, siang itu tak ada yang menarik selain melihat Vera sibuk
merawat diri, kemudian menonton TV
sambil maskeran.
Agak sore terlihat
Vera mulai turun tangga kelantai bawah, ia membuka pintu belakang dan
celangak-celinguk.
Seperti
dihari pertama Vera menghidupkan Home
Theater dan duduk menonton diruang tengah.
Dia
grasak-grusuk dan tampak tak betah duduk, berdiri kembali lalu mengintip kearah
pintu belakang seperti itulah terus.
Tapi saat
dia tiba-tiba mengarah ke dapur aku pun Excited
menantikan apa selanjutnya.
Cewek bule
berdagu lancip ini mengambil gelas dan tampak membuat sesuatu di dapur yang
berada dekat pintu belakang yang dari tadi dia intip-intipi terus, pintu
tersebut memang akses untuk menuju ke halaman belakang yang ada kolam renangnya.
Vera
mengambil nampan kemudian pergi ke kolam belakang, rupanya dia membuat
beberapa gelas kopi dan mengantarkannya kepada para tukang-tukang itu!
Aku
mengernyitkan dahiku, satu lagi perangai tak biasanya langsung kuamati.
Kulihat para
tukang yang sedang bekerja terkaget dibawai kopi oleh Vera, terlebih pakaian
yang dikenakan gadis itu adalah pakaian santai yang tentu saja terlihat begitu seksi bila dikenakan
ditubuh langsing padatnya.
Mereka
tampak menyapa Vera ramah, setelah basa-basi sedikit Vera nampak pamit dan
langsung kembali ke dapur, mereka melongo saja melihat liukan Body Vera dari belakang.
Setibanya di
dapur Vera kembali memasang muka kesal! Mata redup serta alisnya yang biasa
melengkung kebawah tak tampak, tatapannya berubah sinis dan alisnya berganti
tajam seperti perosotan anak-anak, dari mulutnya jelas sekali terlihat jika dia sedang
mengumpat sesuatu.
Aku
benar-benar tidak mengerti kenapa ia tiba-tiba jadi marah seperti ini, atau
barangkali ada ucapan dan celetukan tukang-tukang tadi yang membuatnya
tersinggung? Jika iya maka akan kuberhentikan orang itu sekarang juga!
Vera
bersandar di meja dapur, kemudian dia bergegas naik kembali ke kamar dengan
setengah berlari.
Aku langsung
mengalihkan ke CCTV yang merekam situasi
di dalam kamarku saat itu, dan dengan serius kembali kutonton karena ini
krusial bagiku guna mendalami Vera.
Vera membongkar
lemari, dia memilih-milih pakaiannya sendiri lalu mengambil sepotong pakaian
dan melemparnya ke kasur.
Dia membuka
seluruh pakaiannya yang dia kenakan saat ini, termasuk Bra dan Thong nya. Aku
berusaha menerka-nerka arah dan maksud tujuannya ini, kenapa ia menanggalkan
pakaiannya kemudian sengaja menggantinya dengan yang baru.
Vera memakai
pakaian yang dia pilih tadi, aku terdiam dalam beku otakku ketika
menyaksikannya sedang memasang Stocking
jaring, diikuti satu set baju yang tak kutahu berjenis apa yang jelas ketat
sekali seperti korset berwarna hitam putih dan bahkan Vera tak memakai bawahan
celana atau rok sama sekali!
Dia hanya mengenakan celana dalam yang tampaknya satu set yang sama dengan bajunya sekarang.
Dia hanya mengenakan celana dalam yang tampaknya satu set yang sama dengan bajunya sekarang.
Aku
bengong melihatinya yang kini tengah berkaca di depan cermin, menyisir rambutnya,
memasang lipstik dan terlihat sedang menyempurnakan penampilannya.
Setelah
tampak puas dengan dandanannya, si cantik ini kemudian tersenyum menyeringai sambil
meremas dada besarnya yang sangat terekspos dan berjalan keluar.
Diluar kamar
Vera mengambil salah satu koleksi High Heels
nya turut memakainya juga, sontak langsung membuat bokong putihnya jadi
makin tampak kencang dan membulat tegak ketika dia berdiri!
"
ASTAGA!.. " ujarku dalam hati ketika melihat dia berjalan turun ke bawah dengan pakaian seperti itu.
Jujur aku
tak punya alternatif lain selain dari apa yang kupikirkan saat ini, dan apa
yang sedang kupikirkan merupakan opsi paling buruk yang sempat ada di awal
pikiranku tadi.
Dengan
pakaiannya sekarang yang sangat tak normal untuk dikenakan dirumah dan juga
lenggok tubuhnya yang berjalan dengan High
Heels nya membuatku amat yakin bahwa dia ingin menggoda para tukang-tukang
itu!
Siapapun
kini bisa melihat bongkahan buah dada bulatnya yang setengahnya mencuat dibalik
pakaiannya, apalagi bokongnya yang bagiku saat ini yang paling terlihat
menggiurkan dengan kombinasi Stocking
dan celana dalam yang menutupi memek tebalnya. Keseksian
Vera memang tak ada obatnya!
Vera kembali
ke dapur, dia mengintip melalui jendela terlebih dahulu mengecek posisi
targetnya, setelahnya baru dia bisa menyusun rencana berikutnya.
Dia
mengambil wajan lalu memotong kentang, rupanya dia ingin membuat kentang goreng
untuk mereka.
Aku meneguk
ludah dan dadaku berdetak keras melihat detik demi detik yang berlalu,
sambil tentu saja membaca semua gerak-gerik cewek yang terus membuatku
penasaran ini.
Sambil
menggoreng dia terus mengintip memantau mereka dari celah hordeng, mungkin dia
bingung memikirkan bagaimana menarik perhatian mereka atau seperti apa cara dia
muncul ditengah-tengah mereka nantinya karena mereka semua saat ini sedang
bekerja.
Vera terdiam
sejenak, lalu dia mengambil piring dan sejurus kemudian dia jatuhkan piring
tersebut dengan sengaja sambil menjerit.
"
Kyaaa!!!!.. " pekiknya melakukan aksi teaterikal.
Kemudian
Vera buru-buru mengintip dari jendela dan secepat itu juga dia langsung
jongkok.
Dua orang
tukang datang melalui pintu belakang dan yang paling pertama kulihat
adalah ekspresi kaget mereka yang melihat Vera jongkok dengan pakaiannya yang seksi sedang memunguti pecahan piring yang berserakan.
Aku
geleng-geleng kepala melihat akalnya yang tak terpikirkan sama sekali olehku,
bisa-bisanya dia memikirkan sampai sejauh itu guna mendapatkan perhatian yang
dia inginkan.
Di titik ini
aku mendapatkan hal baru lagi mengenainya, kini jelas sudah bahwa Vera juga punya kecenderungan eksibisonis.
Pantaslah
jika di depan teman-temanku dia selalu memesra-mesraiku dan berakting Slutty sekali, rupanya dia ingin
atensi.
" Aduh neng..
" ucap bapak-bapak itu setelah tadi terdiam melihat Vera.
" Kenapa neng? Saya kirain suara apa tadi.. " kata tukang yang satunya juga menyahut.
Memang dari
kolam renang ke dapur tak terlalu jauh, hingga pasti suara pecahan piring akan
terdengar apalagi pintu belakang Vera buka dengan sangat lebar.
" Eeh..
Ini pak tadi ada tikus lewat makanya saya kaget.. " kata Vera merapikan
rambut yang menutupi wajahnya dan berdiri.
Dua orang
tukangku terdiam dan meneguk ludah melihati tubuh Vera yang kini menjulang berdiri tegak
di hadapan mereka.
" Ohh
tikus, masa rumah kayak istana ini ada tikusnya sih? Yaudah sini saya bantu neng.. "
katanya mulai jelatatan ke toket Vera.
"
En..engga usah pak saya bisa sendiri.. " senyumnya kemudian mengambil sapu
dan serokan lalu menyapu pecahan piring tersebut.
" Oh
oke deh.. Kalo butuh apa-apa minta bantuan kita aja neng, kita ada di belakang
kok.. " yang satu lagi menimpali.
"
Ngomong-ngomong neng bule seksi banget deh.. Boleh dong.. " godanya terkekeh
sebelum kembali lagi ke belakang.
Vera hanya
tersenyum mendengarnya.
Selepas
keluar dari dapur, sambil berjalan dua tukangku itu heboh seolah tak
percaya apa yang mereka baru lihat, pun ketika sampai ke tempat teman-temannya
mereka sontak langsung membicarakan hal tersebut, terlihat dari jari mereka yang menunjuk-nunjuk ke dapur.
Vera melihat kehebohan mereka dari hordeng, wajahnya tersenyum semringah dan tampak puas.
Kemudian
kuperhatikan Vera merapatkan selangkangannya dan menggesek-gesekkan
kemaluannya yang terbalut celana dalam itu di ujung meja keramik dapur.
Makin
kuperhatikan, makin intens gadis itu melakukannya, bahkan dia kini memejamkan
matanya sambil menggigit bibirnya sendiri meresapinya, tangannya dia taruh
dibokongnya mendorong-dorongkannya agar semakin menggesek ke sudut meja.
Seorang
tukang tampak berjalan ke pintu belakang, Vera dengan sigap bergegas kembali
menyapu lagi, dan tukang tersebut melirik kearah Vera kemudian belok ke toilet
belakang yang memang satu lorong dengan dapurku.
Vera hanya
tersenyum ketika berpapasan wajah dengan bapak-bapak itu.
Dan si pria sekembali ke teman-temannya yang sudah menunggu, dia langsung heboh seolah tadi memang sedang membuktikan omongan dua rekannya yang membuka cerita.
Kini mereka
berduyun-duyun gantian bolak-balik ke toilet, dimana Vera selalu siap dengan
itu dan tampak beraktifitas selayaknya di dapur.
Tapi tentu saja pakaiannya sama sekali tak wajar untuk dikenakan, malah Vera terlihat seperti bintang BF saja mengenakan baju tersebut.
Tapi tentu saja pakaiannya sama sekali tak wajar untuk dikenakan, malah Vera terlihat seperti bintang BF saja mengenakan baju tersebut.
Puncaknya
adalah ketika Vera membuang pecahan piring tadi dari serok ke tong sampah yang
ada tak jauh di sebelah kolam renang dan membawakan mereka kentang goreng yang
dia masak.
Mereka heboh
seheboh-hebohnya dan menyiuli gadis itu disambut bertepuk tangan riuh melihatnya melenggok
dengan derap langkah Heels yang
sensual.
Aku saja
yang melihat Vera mengenakan setelan salah kostumnya itu langsung Horny apalagi mereka yang melihatinya dari jarak dekat.
Vera kembali
tersenyum saat mendengar godaan mereka tadi, yang sayangnya tak bisa kudengar
karena diluar jangkauan kamera yang merekam suara.
Aku terheran-heran
melihat tingkahnya ini, Vera tak begini. Seperti yang kukatakan sebelumnya
bahwa dia lebih suka berada di kamarku yang dingin, dia jarang turun kebawah,
apalagi dia terkesan ‘cari mati’ dengan sengaja menggunakan pakaian yang sangat
seksi itu, kemudian berlenggak-lenggok.
Kembali di
dapur Vera duduk di meja keramik, tangannya masih memegang nampan makanan tadi,
kulihat wajahnya terlihat sangat puas namun matanya terlihat sendu sekali.
Dugaanku benar, Vera langsung menyelipkan jarinya ke celana dalamnya dan mendesah.
Dugaanku benar, Vera langsung menyelipkan jarinya ke celana dalamnya dan mendesah.
" Ahh!!
Fak.. " terlihat mulutnya mengumpat mengucapkan itu.
Tapi tak
lama hingga dia dikejutkan oleh seorang tukang yang juga ingin ke toilet, mereka
sama-sama kaget.
Secepat
kilat Vera menjauhkan jarinya yang sudah terselip di celana dalam lalu berpura-pura senormal mungkin, dan bapak itu pun tampak bingung karena baru
saja memergoki Vera bermasturbasi.
"
Nggg.... Toilet dimana ya neng?.. " tanyanya kikuk dan tampak memecahkan
kebuntuan diantara mereka.
" Dii..
disana pak.. " tunjuk Vera masih dengan wajah sayunya.
Bapak itu segera
masuk ke WC dan Vera menarik nafasnya
dalam-dalam karena pasti dia berdebar-debar sekali tadi.
Di akibatkan kelengahannya sendiri yang tak memantau mereka di balik hordeng seperti tadi
dan malah bisa-bisanya mencuri kesempatan menyelipkan jari ke memeknya yang aku
yakin sudah amat gatal saat ini.
Saat kukira
Vera akan kembali ke kamar untuk coli guna melepaskan gairahnya, namun dia malah menggigit bibir bawahnya greget sendiri dan tersenyum tipis.
Lalu dia melangkahkan kakinya dan Vera pun berjalan ke toilet itu!
"
OMG!!.. " jeritku dalam hati.
Pikiranku
kembali ke kemungkinan terburuk dari apa yang akan terjadi selanjutnya, aku
sangat berharap kali ini aku gagal menebaknya namun langkah Vera tampak mantap
sekali berjalan dan membuka pintu toilet belakangku dengan pasti.
..............................
Di dalam
Vera berdiri di depan cermin besar yang tepat berada di depan pintu toiletnya.
Dadaku
berdebar-debar, aku menutup mataku dengan jari dan hanya mengintip jari
sela-sela jariku, ya aku seperti menonton film horor dibuatnya.
Pintu pun
terbuka dan alangkah kagetnya bapak itu melihat sesosok tubuh yang tengah berdiri
menatapnya.
Ekspresinya
seperti melihat setan saja, Vera tak berkata-kata dia hanya melihati mata bapak
yang memergokinya ini lalu berbalik badan.
Jelas pandangan
bapak itu langsung ke pantat montok Vera yang sangat menggugah selera, dan
dia pun berjalan mendekati sang gadis.
Aku lemas
sekali ketika melihat dia merapatkan tubuhnya ke Vera yang membelakanginya dan
dengan amat berani menempelkan selangkangannya ke Booty bulat nan montok tersebut!
Vera
membiarkannya, si bapak membisikinya sesuatu namun aku tak bisa mengetahuinya
karena CCTV yang merekam lorong toilet itu tak ada suaranya, yang jelas pasti aksi lelaki paruh baya tersebut membuat Vera mendesis.
Si gadis
berambut panjang mulai menggoyangkan pantatnya hingga menggeseki selangkangan
tukang yang beruntung ini, dia pun terlihat mendesah digoyang pantat sesemok
itu.
Merasa
gayung sudah disambut, dia semakin berani dan membuka celana lusuhnya, lalu
dengan hanya mengenakan kolor, ia menempelkan lagi selangkangannya ke pantat
Vera.
Vera yang
sudah terbawa suasana sepertinya tak mau kalah, kali ini dengan jarinya si
cewek murahan itu mengelus kemaluan bapak-bapak bertubuh tambun yang ada
dibelakangnya.
Aku sungguh
berharap sejauh-jauhnya Vera hanya akan menghisap kontolnya saja, aku tak mau
memikirkan kemungkinan yang lebih buruk dari itu.
Lelaki
tersebut benar-benar tak mau membuang kesempatan emasnya, dia meremas-remas
toket besar Vera dengan sangat ganas, Vera melirih dan memejamkan mata.
Namun tukang
ini membisiki Vera sesuatu lagi dan langsung membuat Vera membuka pakaian
seksinya.
Sekejap Vera pun Topless.
Dengkulku kehilangan tenaga dan hatiku kembali panas, melihat gadis kesayanganku sedang membiarkan dirinya di grepe-grepe oleh salah seorang tukang yang kupekerjakan di dalam toilet, bukan tak mungkin jika dia kini tengah mengucapkan kalimat-kalimat erotis yang pasti akan membuatku makin kecewa jika mendengarnya.
Dia buka
juga kaos partai yang dia kenakan hingga terlihat tubuhnya yang sedikit gemuk
itu, mereka sama-sama sudah bernafsu sekali terlebih Vera dengan mata yang
sudah redup seperti sekarang, yang aku tahu benar jika dia akan menjadi sangat
egois dalam fase ini.
Vera membiarkan
lelaki yang bahkan belum berkenalan dengannya membuka celana dalamnya begitu saja, dan
tercenganglah dia melihat keutuhan pantat seksi Vera yang tersaji di hadapannya.
Bahkan dalam
kekecewaan dan rasa marah dalam diriku aku pun tak bisa menolak jika aku
terangsang melihat pantatnya yang super seksi itu!
Si bapak
gemuk tak bisa menahan nafsunya, dia langsung membenamkan wajahnya ke belahan
pantat Vera dan membuat Vera meringis seperti terinjak paku.
Aku terdiam,
aku masih bertaruh soal kemungkinan terburuk tadi dengan diriku sendiri, tapi
aku yakin Vera masih punya akal sehat untuk tak membiarkan dirinya di setubuhi
sembarang orang.
Karena ini
berbeda kasus dari mas Krisno dan mas Yanto yang memang ada unsur campur
tanganku hingga Vera rela dicabuli mereka, ini benar-benar murni orang asing
yang bahkan Vera tak tahu namanya sama sekali.
Vera mulai
mendesah, rupanya memeknya sedang dijilati sambil payudara wewe gombelnya itu
diremas-remas dari belakang.
Gadisku terus bergerak ke kiri dan ke kanan tak bisa diam, sepertinya dia sudah mau
orgasme saja padahal belum apa-apa.
Suatu saat
aku pernah menanyakan soal ini padanya, kenapa dia begitu gampang becek dan
muncrat-muncrat, saat itu dia hanya menjawab bawaan lahir, maka aku pun tak mau
menanyakan lebih meski aku memang aneh karena dia bisa orgasme berkali-kali
yang bahkan membuat kami bisa berganti sprei kasur sampai 3x dalam sehari akibat selalu
basah olehnya.
Tapi makin
kesini, kuperhatikan ‘ngompolnya’ sudah makin menjadi-jadi, dulu setidaknya aku meski
mengocoki memeknya dengan jari atau mempenetrasi langsung dengan kontolku untuk
membuatnya seperti itu.
Dan sekarang hanya sedikit sentuhan saja Vera bisa muncrat-muncrat, bahkan dibisiki kata-kata jorok sambil diremas-remas toketnya saja dia sudah akan langsung ‘ngompol’.
Dan sekarang hanya sedikit sentuhan saja Vera bisa muncrat-muncrat, bahkan dibisiki kata-kata jorok sambil diremas-remas toketnya saja dia sudah akan langsung ‘ngompol’.
Entahlah,
mungkin seiring makin dewasanya dia jadi gairah seksualnya turut meningkat dan
semakin matang.
Benar saja, beberapa
puluh detik kemudian Vera jatuh ke lantai, tubuhnya menggelinjang.
Tukang yang
sedang aji mumpung itu segera memeluk Vera dari belakang, dibukanya kaki Vera
agar memek tebalnya terpampang dan
dipandanginya dari cermin yang ada di depan mereka.
Dia tampak
kagum melihat vagina merah jambunya, dia belai sambil dia singkap rambut panjang
Vera agar tengkuk mulusnya terlihat, dan tentu saja tangannya meremas-remas
toket besar yang membusung tanpa penutup itu.
Vera pun
memandangi ke depan, mata mereka saling bertatap-tatapan dari pantulan cermin, Vera
menyandarkan tubuhnya ke badan gempal tersebut kemudian jarinya menggeseki
memeknya sendiri.
Mereka saling bercakap-cakap lagi, Vera tampak meminta sesuatu.
Aku tak tahu apa yang gadisku minta namun saat bapak itu menjilati jarinya dan meletakkan tangannya ke memek Vera aku pun jadi tahu.
Vera memekik
dan mengerang saat jari-jari kotor tukangku yang tadi mungkin habis dipakai ngaduk
semen kini menggasak memek yang begitu di idam-idamkan banyak lelaki kaya raya ini.
Vera meremas
teteknya sendiri, dia menikmati kocokan yang seperti sedang mengacak-acak memeknya,
dan dalam sekejap dia kembali bergetar sambil menengadah.
Si tukang
tak mau membuang waktu karena waktunya sendiri terbatas, dia menyandarkan tubuh
Vera mepet ke tembok, dia buka lagi paha gadis bertetek gede itu dan dilahapnya
memek mewah tersebut.
Vera kembali
mengerang saat bibir tebal lelaki tua ini melahap memek dan mungkin menyeruput
cairan beningnya yang sudah lumer keluar.
Puas
menjilati memeknya, pria yang terlihat sekali buru-burunya ini langsung
berpindah melahap puting susu panjang Vera, atau mungkin karena memang
sudah sebegitu bernafsunya menjelajahi Body
sempurna Vera hingga membuatnya jadi mulai Barbar.
Kali ini dia
terlihat betah dan agak berlama-lama menyapih puting Vera, Vera terlihat
beberapa kali meringis kesakitan saat bapak itu mengulum putingnya.
Memang terlihat seperti dihisap biasa, namun yang sebenarnya terjadi di dalam mulut, puting itu tengah digigit yang dibuktikan dari ekspresi Vera yang sampai meringis-ringis.
Aku
sebenarnya sering juga melakukan ini, menggigiti putingnya.
Karena gemas sekali rasanya dengan puting gadis ini yang ukurannya besar dan enak sekali untuk disapih.
Karena gemas sekali rasanya dengan puting gadis ini yang ukurannya besar dan enak sekali untuk disapih.
Penisku
menegang melihat lelaki tadi berpindah ke puting satunya, kupandangi wajah
sendu Vera yang membiarkan dengan pasrah toket putih bulat montoknya itu di
hisap-hisap kuat.
Dimana aku yakin pastilah akan menimbulkan bercak merah-merah di sekitaran putingnya, apalagi kulit Vera yang seputih salju ini, dijentik pelan saja maka sudah akan meninggalkan bekas.
Dimana aku yakin pastilah akan menimbulkan bercak merah-merah di sekitaran putingnya, apalagi kulit Vera yang seputih salju ini, dijentik pelan saja maka sudah akan meninggalkan bekas.
Makin lahap
pria itu mencaplok toket sang gadis, dia pegang dan diremasnya dengan sangat
kuat seolah bermaksud membuat putingnya semakin mencuat keluar agar bisa dia
hisapi, padahal tanpa perlu dibuat begitu puting Vera akan tegang dengan
sendirinya seiring dirinya yang semakin terangsang.
Bapak ini
makin agresif, dia buka kolor yang menjadi satu-satunya benang tersisa di
dirinya, lalu dengan beringasnya kembali dia hisap puting Vera hingga membuat Vera
terperanjak merasakan Absurd
hisapannya.
Tangan pria
itu sudah mengocok kontolnya sendiri, Vera mendesis melihat kemaluannya yang
ditumbuhi bulu lebat, matanya tak lepas memandangi kelamin hitam yang berukuran
biasa saja tersebut, tapi dia menatapnya dengan pandangan dalam, sesekali dia
menjulurkan lidahnya seolah tak sabar mencicipinya.
Entah kenapa
setiap kali melihat kontol tegang dia akan seperti ini dan saat melihatnya, matanya akan seketika redup, redup sekali!
" Ahh
Ver.. Kamu cantik banget sayang.. Aku suka banget mata sayu kamu itu.. " desisku sambil mengocoki kontolku
sendiri tak kuat melihat wajah sange cewek kesayanganku ini.
Bapak itu
menatap kearah Vera, mereka saling berpandangan dari jarak dekat, Vera
mengucapkan sesuatu kepadanya
Vera sudah
dititik tertinggi birahinya, aku tahu itu!
Inilah
ekspresi yang saban hari aku lihat, jelas kalau dia sekarang minta disetubuhi!
Percayalah aku tak perlu mendengarkan suara dari rekamannya untuk
mengetahuinya, aku hapal betul dengan ini karena aku berbagi ranjang setiap
malam dengannya.
Mereka pun
berciuman!
Aku makin
cepat mengocok kontolku sendiri sambil melihat Vera berciuman sambil dikobok
memeknya oleh tukangku itu.
Tak mau
berlama-lama karena situasi tak memungkinkan si bapak memberdirikan Vera
menghadap cermin besar tadi, dia mengarahkan kontolnya yang sudah tegang itu ke
memek Vera.
Vera
memejamkan matanya dan pasrah dikawini pria tak dikenalnya, hingga akhirnya dia
pun mulai dizinai dari belakang.
" Dasar
pelacur kamu Ver, mau aja dikentot orang gitu aja!! Ughh!!.. " racauku
mempercepat tempo kocokanku.
Entah kenapa
aku saat ini sedang coli sambil melihati cewekku sendiri, aku merasa ini
bertentangan dengan prinsipku namun setelah melihat wajah sange Vera tadi, aku
sungguh tak kuat dan melakukannya juga.
Vera terus
menatap wajahnya sendiri yang tengah dikimpoi dari belakang, bapak yang
perkiraanku berukur 54 tahunan ini terlihat bernafsu sekali dan mungkin dia
takkan lama.
Selang dua
menit kemudian bapak itu menarik tubuh Vera berjalan ke ujung lorong toilet,
namun dia tak melepaskan kontolnya dan tetap satu tubuh sambil menggiring sang
gadis muda.
Sesampainya
di pojokan, dia pun kembali mengawini gadis yang harusnya seusia anaknya, berhubung usia mereka pastilah terpaut jauh sekali.
Suasana jadi
makin tambah panas seiring naiknya tempo sang pejantan yang memegang kendali
penuh ini, namun disaat sedang enak-enaknya tiba-tiba kulihat bapak itu menoleh
kearah pintu, lalu berusaha mengintip.
Dia menghentikan entotannya, lalu membuka
pintunya sedikit, sepertinya tadi ada yang menggedor!
Mungkin tukang lain atau bahkan Krisno, bapak ini pun jadi agak panik karena tentu saja dia tak ingin ketahuan apalagi oleh Krisno.
Mungkin tukang lain atau bahkan Krisno, bapak ini pun jadi agak panik karena tentu saja dia tak ingin ketahuan apalagi oleh Krisno.
Vera juga
terlihat panik, namun bapak itu terlihat bercakap dengan yang menggedor dengan
menongolkan sedikit wajahnya kemudian menutupnya lagi.
Setelah
pintu dia tutup Vera tampak penasaran tampak bertanya siapa yang menggedor, namun tukang
ini kembali menyetubuhinya dan melanjutkan nafsunya yang sempat terpotong.
Aku juga
penasaran siapa yang menggedor, berhubung aku sedang menonton rekaman bisu aku
jadi tak mendengar percakapan bapak gemuk ini dengan ke si penggedor tadi.
Vera makin
kuat digenjot, dan bapak itu terus membetot memeknya dengan penuh nafsu sambil
memandangi wajah sayu gadis yang tengah terpojok di ujung lorong saat ini.
Aku mengocok
kontolku dengan cepat memburu klimaksku seolah tak perduli dengan ‘Pride’ yang sebelumnya sangat
kubanggakan.
Satu hujaman
telak dia menghujamkan kontol hitamnya sedalam dan sekuat yang dia bisa, Vera
memejamkan matanya pasti mendesah lirih, akupun mengejang saat menyadari Vera tengah dipejui bapak-bapak yang sangat jauh berbeda level dengannya!
" Ohh
Verr!!.. " desahku dengan semburan sperma kuat yang muncrat-muncrat hingga
kebawah kolong meja komputerku.
Aku terduduk
dan menengadah, nafasku tersengal-sengal.
Aku baru saja ejakulasi dengan menontoni Vera dientoti tukangku, memang rasa marah, kecewa, kesal itu tetap ada namun aku malah menikmatinya dan menjadikannya sebagai sebuah sensasi, apa yang salah denganku?
Aku baru saja ejakulasi dengan menontoni Vera dientoti tukangku, memang rasa marah, kecewa, kesal itu tetap ada namun aku malah menikmatinya dan menjadikannya sebagai sebuah sensasi, apa yang salah denganku?
Aku kembali
menoleh ke monitor, Vera terduduk di pojokan lorong, sementara bapak-bapak tukang
tadi langsung memakai pakaiannya dan keluar meninggalkan Vera begitu
saja.
"
Brengsek!!.. " umpatku dalam hati.
Kesal
melihatnya langsung nyelonong keluar meninggalkan gadisku yang terduduk di balik
pintu dengan leleran sperma yang masih lumer dari mekinya.
Melihat
wajah cantiknya yang masih sayu membuatku ingin memeluknya saat ini, ingin
kurangkul lalu kugendong dia dan mengantarnya untuk beristirahat di tempat yang
lebih layak ketimbang ubin ataupun tembok itu.
Entah apa
jadinya perasaan orang-orang tajir yang ajakan kencannya tak digubris Vera saat mengetahui Vera yang
mereka kejar-kejar ini baru saja selesai bersetubuh dengan tukang dan seorang
pekerja kasar yang bahkan berkesempatan meng-inseminasi sang gadis dengan
benihnya.
Bahkan
untukku sendiri masih berat menerimanya saat ini, aku tak tahu harus
menjelaskan perasaanku seperti apa.
Vera mulai
bangkit, dia mengambil pakaiannya lagi dan memakainya sebelum nanti malah ada
yang datang.
Sambil dia
berpakaian, aku cari File rekaman CCTV yang menyorot ke lorong kamar
mandiku dari luar untuk mengetahui siapa yang menggedor tadi.
Rupanya itu
Akbar, anak pak RT yang turut menggarap proyek kecil-kecilan membangun kolam
air panas di rumahku ini.
Meski masih
kelas 1 SMP tapi dia sudah bekerja sambilan dengan menjadi kuli atau berjualan
opak saat pulang sekolah, karenanya kusuruh Krisno mengajaknya hitung-hitung
nambah-nambah uang jajannya karena kebetulan sekarang sedang musim libur panjang
untuk anak sekolah.
Pantas saja
tadi bapak itu berani lanjut mengentoti Vera, berhubung itu hanya si bocah Akbar yang
mengetuk, coba kalau salah satu temannya atau mungkin Krisno, sudah pasti dia
panik takut dituduh memperkosa ‘barang’ majikan proyeknya, terlepas dari fakta
bahwa Vera sendirilah yang ‘menjemputnya’.
..............................
Vera masuk
lagi ke kamar, dia duduk di kursi meja riasnya dan menatap dirinya sendiri dari
cermin.
Aku aneh dia
bukannya segera membasuh vaginanya dengan air malah lebih memilih duduk dan
beristirahat.
Gadis itu
terus menatap ke cermin, entah apa yang ada dipikirannya, dia
melihat sosok di cermin tersebut dengan tatapan penasaran, yang sebenarnya
sosok itu adalah dirinya sendiri.
Lalu si dia mengambil posisi tiduran di ranjang, Vera menatap langit-langit kamar dan tampak gusar.
Aku perhatikan terus gerak-geriknya guna membaca gesturnya dan menebak apa yang sedang dia risaukan.
Aku perhatikan terus gerak-geriknya guna membaca gesturnya dan menebak apa yang sedang dia risaukan.
Beberapa
menit kemudian Vera memejamkan mata, dia mulai memegangi lehernya
sendiri, diangkatnya paha yang di balut Stocking tersebut, mengelusnya dan mendesis.
Makin lama
gerakannya makin intens, dia seperti menari-nari dalam gemulai tubuhnya yang sedang
tergolek di atas ranjang, masih dengan pakaian tadi.
Melihat gerakan dan wajahnya yang sudah memerah, maka aku langsung tahu kalau dia sedang birahi.
Memang
beberapa hari sebelum aku berangkat, Vera baru selesai datang bulan, jadi
pastilah masa-masa itu dia sedang memasuki fase subur pasca menstruasinya,
dimana dalam periode ini Vera akan berkali-kali lipat lebih agresif dari biasa.
Vera bangkit
dari tidurannya, membuka rak meja di sebelah ranjang dan mengeluarkan dildo lalu
langsung mengangkangkan kakinya.
Dengan
buru-buru dia memasukkan dildo berwarna biru itu ke memeknya dan mulai
mengeluar-masukkannya.
Dia mendesah
dan menatap ke memeknya yang tengah dia kerjai sendiri, namun dihentikannya
aktifitas itu sesaat ketika melihat dildo
nya sudah berlumuran sperma si tukang tadi.
Sayu matanya
menatap dildo yang berlumuran air
mani dan dia menjulurkan lidahnya, lalu sambil memejamkan mata Vera pun melahap
sperma itu dengan lahap!
Di
seruputnya air mani bekas dari memeknya seperti orang kelaparan, aku terdiam
menyaksikannya dengan lesu.
" Ahh
peju!! "
desahnya kali ini mencucukkan jarinya guna mencongkel sisa-sisa sperma itu
dari dalam memeknya.
Vera
mengambil bingkai foto aku yang kupajang diatas meja dan dia
menatapnya dengan lirih sambil tetap menjilati jarinya yang penuh sperma.
"
Sayang.. Aku dipejuin orang.. Ahh! Maafin aku.. " racaunya seolah sedang berbicara denganku melalui foto itu.
Darahku
berdesir mendengarnya, tiba-tiba perasaanku bercampur aduk tapi aku terangsang!
" Cepet
pulang makanya nda.. Kalo engga ntar aku malah mereka perkosa.. "
" Ahh!!
Liat memek aku penuh peju cowok lain gini.. Tega kamu liat aku di entotin orang?.. "
lanjutnya mulai bermasturbasi.
" DAMN!.. "
Mendengarnya aku makin menjadi-jadi, aku berdebar-debar sekali dan perasaanku jadi aneh! Suara Vera yang lembut serta merdu itu sungguh membuat kontolku pelan-pelan kembali tegang.
5 menit Vera
bermasturbasi sambil meracau melihati fotoku hingga akhirnya dia orgasme, dia
pun terengah-engah terbaring diatas ranjang, buah dada besarnya berguncang
menarik nafas.
Begitu pun
aku yang kini larung dalam perasaan aneh akan fantasi-fantasi yang segera aku
buang jauh-jauh karena mendengar penuh racauan dan ucapan kotornya selama dia
bermasturbasi barusan.
Vera dalam
rasa puasnya memejamkan mata dan dia pun memilih tidur sejenak.
..............................
Hingga 2 jam
gadis ayuku masih terlelap, maka kupercepat videonya mencari pergerakan lain.
Petang tiba dan malam menjelang.
Para tukang sudah selesai bekerja dan sedang ngaso dibelakang, Krisno sudah mulai beres-beres di dapur, dia terlihat membuat teh hangat kemudian mengantarnya ke lantai 3.
Para tukang sudah selesai bekerja dan sedang ngaso dibelakang, Krisno sudah mulai beres-beres di dapur, dia terlihat membuat teh hangat kemudian mengantarnya ke lantai 3.
Di ketuknya
pintu kamarku, ketukan itu membangunkan Vera, dengan wajah imutnya langsung bangkit dan
mengganti baju lalu barulah dia membuka pintu.
Krisno
membuatkan teh hangat beserta sepiring kue mochi, tak banyak bicara dia kemudian
menundukkan badan membuat gestur pamit kepada majikan perempuannya ini dan kembali turun.
Vera menaruh
nampan itu di meja kemudian kembali duduk mengumpulkan nyawa karena dia baru
benar-benar terbangun dan mungkin agak pusing, sementara mas Kris ke halaman
depan.
Beberapa
saat Vera memainkan ponselnya, dia tegak lalu menuju balkon yang tersambung di
kamarku, dia tatap halaman belakang rumahku dan menarik udara segar dari langit
yang menguning di ufuk barat.
Kemudian
pandangannya tertuju ke tukang-tukang sedang asik mengobrol dan merokok di
bawah, tajam matanya menatap mereka bagaikan seekor elang.
Perlahan
badannya mulai melengkung, dia terlihat gelisah, Vera kembali masuk ke kamar dan
membanting tubuhnya yang dibalut daster tidur itu keranjang.
Sambil
menelungkup tiduran, tangannya kembali menyelip keselangkangannya.
"
Sayaang... " panggilnya dengan muka merajuk.
Sepertinya
gadisku ini benar-benar rindu denganku, dia amat butuh belaian dariku apa lagi
baru terbangun dan sedang subur seperti sekarang ini.
Aku jadi
merasa bersalah juga meninggalkannya hingga membuatnya jadi kebingungan
melepaskan hasrat biologisnya yang seharusnya menjadi kewajibanku untuk
memenuhinya.
Berpuluh-puluh
menit Vera tampak ragu-ragu antara ingin bermasturbasi atau tidak, hingga dia
kemudian turun kebawah dan mencari Krisno, dilihatnya pembantuku itu sedang
menyapu di halaman depan yang segera dia datangi.
Tampak mas
Krisno menyapanya sopan, Vera celinguk kesekitar yang tak ada orang lalu bercakap
dengannya.
Aku tidak
bisa mendengar apa yang mereka obrolkan terpaksa aku kembali melihatnya dari
ekspresi wajah dan gestur untuk menerka-nerka arah pembicaraannya.
Bukan Vera
namanya jika tak memancing-mancing lawan jenisnya, apalagi dengan Krisno yang
sudah tahu perangainya liarnya.
Vera yang
saat itu memakai daster krim transparan tanpa BH pasti membuat Krisno bernafsu melihat belahan dada montok dan
puting susunya yang terlihat mencuat sekali.
Gadis ini
tampak mendominasi obrolannya seperti biasa, mas Krisno sebenarnya memang
hanya diam, cewek inilah yang mulai mengelus-elus badan tegap Krisno sambil
terus mengocehi Krisno, dari wajahnya Vera tampak seperti merendahkan mas Kris.
Vera
mendorong-dorongkan badan Krisno pelan dengan telunjuknya, kulihat Krisno
tertawa saja, lalu kembali bercakap, cukup panjang percakapan mereka hingga
Vera menarik tangan pembantuku itu kebelakang.
Setibanya
dibelakang, tepat di dapur Vera menyuruh mas Krisno menggagahinya.
Diangkatnya dasternya hingga keatas dada lalu dia berpegangan di meja dapur dan sedikit menunggingkan tubuh.
Diangkatnya dasternya hingga keatas dada lalu dia berpegangan di meja dapur dan sedikit menunggingkan tubuh.
Krisno yang
melihat Vera sudah siap digagahi segera memelorotkan celananya hingga semata
kaki, dia mengesampingkan celana dalam Vera dan tanpa basa-basi dia
hujamkan kontolnya!
Mereka pun
ngeseks dalam posisi berdiri di dapur itu.
Gadis yang
sudah terbakar birahi segera mendesah dengan keras, ocehan jorok langsung dia rapalkan
menikmati sodokan pembantuku.
Aku sudah
tak kaget dengan ini, apalagi seharian kemarin aku sudah melihat yang lebih dan
diluar ekspektasiku.
Vera tak
menahan diri, dia langsung mendesah dan mangap-mangap liar tampak antusias
sendiri, sedangkan Krisno menggarapnya dengan tempo sedang.
3 menit awal
berjalan panas, desahan Vera mulai terdengar hingga ke area
sekitar kolam renang belakang dan membuat mereka yang tengah berkumpul itu bertanya-tanya.
Aku langsung panik sendiri ketika melihat tiga orang dari mereka menuju ke pintu belakang mengeceknya.
Aku langsung panik sendiri ketika melihat tiga orang dari mereka menuju ke pintu belakang mengeceknya.
Dan alangkah
kagetnya mereka ketika melihat Krisno tengah mengentoti Vera di pojokan dapur.
Mas Kris, dia
tahu kalau kini sedang dilihat oleh tiga orang tersebut, dia menoleh kebelakang dan
terlihat tiga orang itu menongolkan kepalanya di pintu, dia hanya tertawa sambil kembali melanjutkan geberannya.
Vera pun
mencoba menoleh dan dia juga melihat kini tiga orang itu malah
menontoninya langsung sedang bersetubuh
dengan mas Krisno.
Bukannya
panik, ia malah semakin cepat memburu nafsunya dan bahkan lebih heboh mendesah.
Krisno mengangkat
sebelah kakinya dan menaruhnya menyamping di tepian meja keramik, kembali dia
genjot sang gadis dengan tempo yang makin cepat.
Vera
mendesah mengerang, ada kenikmatan di wajah cantiknya, meski kali ini Krisno terlihat
egois dan hanya memburu kenikmatannya sendiri.
Dalam
beberapa saat tempo panas itu makin jadi saat Krisno mencabut kontolnya dan
terlihat Vera Squirt!
Dia kembali ngompol dengan sangat banyak dan ambruk ke lantai, tapi Krisno belum selesai, maka dia bangunkan tubuhnya lagi, kembali Veraku dia genjot dalam posisi
berdiri.
Rupanya
kegaduhan itu makin menjadi perhatian menarik, semua tukang-tukangku
terlihat sudah memenuhi pintu belakang menontoni Krisno menyetubuhi Vera.
Mereka
saling mengomentari dan tampak ketawa-tawa mungkin meledek Krisno, aku tak
bisa mendengar suaranya, padahal aku penasaran apa kata mereka melihat ini.
Krisno
mendengus kuat, dengan menelikung lengan Vera kebelakang, lalu seperti kesetanan dia menumbuk-numbuk dengan kuat hingga diakhiri dengan beberapa sentakan paling dalam.
Vera sampai
terdorong ke depan merasakan Krisno menanamkan benihnya, dan ketika pembantuku
mencabut kontolnya, terlihatlah spermanya mengucur dari memek Vera.
Mereka semua
bersorak dan bertepuk tangan melihat tontonan gratis itu, Vera terduduk dengan
wajah tertutup rambut terengah-engah.
Krisno
memakai celananya lagi kemudian menghampiri Vera, dipeluknya gadis yang tampak
kelelahan itu dan dibisikinya sesuatu.
Dengan
kelabakan aku langsung mem-Pause
rekamannya dan mengecek semua File
rekaman yang ada di sekitar area dapur guna mencari barangkali ada kamera
sekitar yang menangkap suaranya.
Aku harus
mendengar percakapan mereka! Perasaanku sedang was-was sekali akan kemungkinan
yang jauh lebih buruk dari sebelumnya.
Kini gadisku
sedang dipelototi oleh banyak sekali pria yang bisa kapan saja kalap melihat
bodi seksinya, jika sampai itu terjadi aku benar-benar akan membawa perkara
ini ke polisi!
Dalam
kepanikanku akhirnya kudapatkan salah satu kamera di dekat tangga lantai 2 yang
aktif merekam suara, namun sayangnya suaranya terdengar pelan sekali karena
jauh dari dapur, hanya tertawaan mereka saja yang terdengar keras dalam posisi
ini.
Namun hanya
ini yang bisa menjadi paduanku, maka mau tak mau aku pun harus mendengarkannya
dengan teliti sekali meski beberapa kali harus kuulang-ulang videonya untuk
memastikan percakapan tersebut.
" Ayo
Kris, pegang-pegang doang masa ga boleh, kepalang bispak gitu.. " samar suara itu terdengar ketika aku Play lagi videonya.
"
Jangan, punyanya bos gue.. " jawab mas Krisno tampak loyal denganku meski
cengengesan.
Dia masih
memeluk Vera sambil duduk namun sengaja Vera dia hadapkan ke mereka dan sambil
meremas-remas payudara besarnya dari luar dasternya.
Vera
tertunduk, dia tampak membuang wajahnya dari para tukang-tukang itu yang menatapnya.
" Lah
kenapa lo entotin begok kalo punyanya bos lo?.. Wah kacau.. " sambar
seorang tukang.
"
Dianya sendiri yang kecanduan kontol gue.. Ya kan non?.. " Krisno
mengguncang tubuh Vera memaksanya bereaksi.
Vera tak
menjawab, dia yang tadinya agresif dan mencak-mencak seperti orang gila tiba-tiba
berubah drastis menjadi tertunduk terdiam mati kutu.
Wajahnya
masih tertutup rambut panjangnya dengan nafas berat tersengal-sengal kelelahan setelah langsung tancap gas dengan mas Krisno tadi.
Tapi kok aku tak merasa begitu.
Aku merasa yang sebenarnya dia saat ini tengah memikirkan sesuatu dan sedang berusaha dia sembunyikan alih-alih terlihat lelah meski memang tadi dia Squirt begitu banyak.
Dari luar
dia mungkin terlihat kelelahan, tapi untuk aku yang tahu benar dengan nafsu
besarnya itu pasti aneh melihat dia terdiam begini.
Sudah
kukatakan sebelumnya, dia seperti mesin. Jika sudah Turn On dia sudah bukan seperti dia lagi, Vera akan menjadi orang
yang berbeda sekali dan terus-terusan minta dilayani, bahkan jika pada akhirnya
dia terkapar, dia tetap memintaku tetap menyenggamainya dengan matanya yang
sudah memutih lalu tertidur sendiri.
Karena itu
melihatnya yang baru satu ronde saja sudah tumbang rasanya tak mungkin sekali,
jelas ada yang dia pikirkan saat ini.
"
Gimana non mau?.. " tanya Krisno pada Vera.
Vera yang
sepertinya mendapat pertanyaan dari Krisno tadi tetap terdiam.
"
Terserah non sih, saya ikut kata non aja.. Hehehe.. " lanjutnya membisiki
Vera dan terus meremas-remas buah dadanya.
" Ayo
dong neng, grepe-grepe sama sepong doang.. " celetuk seorang tukang yang
sudah memasukkan tangannya ke celananya sendiri.
" Tuh
non gimana?.. Non gak mau emang muka non yang cantik ini dipejuin
mereka-mereka?.. " Krisno mempengaruhi Vera.
Disibaknya
rambut gadis itu yang menutupi mukanya, wajah Vera sudah merah padam dan aku
lebih kaget lagi ketika melihat matanya yang sudah sayu sekali!
Ini tidak
bagus!
Vera mulai
mendesah, dia alihkan mata redupnya ke selangkangan mereka yang tampak sudah
membesar melihat gadis bule segar ini.
Bisikan
Krisno makin membuat Vera terbawa dalam perasaannya, dia memejamkan matanya
mendesis dan menggesek-gesekan pahanya gelisah.
"
FAK!.. " rundungku dalam hati menyadari rangkaian instrumennya telah
terpenuhi.
Vera
menggeliat-geliat dalam pelukan Krisno yang berada di belakangnya.
" Bayangin
ketiak non yang mulus ini mereka rebutan jilatin.. " kata Krisno
mengangkat dua tangannya keatas hingga memamerkan ke mereka ketiak Vera yang
putih itu.
"
ahh... " desah Vera pelan.
Aku bisa
mendengar suaranya dengan jelas karena mereka kini sudah terdiam, tak ada lagi
satu pun dari mereka yang bercanda-canda, semuanya tertuju ke Vera yang sudah
tak bisa menyembunyikan dirinya lagi.
" Iya
non terus bayangin, bayangin mereka ngocok di depan mukanya non yang cantik
ini, bunyi kocokan kontol mereka yang non suka itu.. "
" Uhh
pasti pejunya mereka bakal buyar gak karu-karuan kena mata, pipi, hidung dan
kalo non mau non Vera boleh telen kok.. Hehehe.. " bisik Krisno.
Dibisiki terus
oleh mas Kris, tiba-tiba kulihat Vera mencengkram kuat paha Krisno,
lalu dia mengejang dan dari sela pahanya langsung meleleh cairan nampak dengan
jelas lumer melintasi paha dalamnya, mereka semua melongo menyaksikan itu dalam keheningan.
Aku tidak
tahu kenapa dia bisa klimaks padahal saat itu tidak ada stimulasi apapun, dan
ini murni dia orgasme karena pikiran nakalnya sendiri.
Vera dengan wajah sendunya kembali tersengal-sengal, Krisno menurunkan lagi tangannya dimana ketiaknya mulusnya itu sejak tadi menjadi tontonan mereka, bahkan diantara mereka sudah ada yang mengeluarkan kontolnya dan coli begitu saja!
" Oke
deh kalo gitu sekarang saya usir aja mereka sekarang.. " Krisno kemudian
hendak tegak.
Vera menahan
lelaki itu, dia menggeleng dan ditatapnya sayu Krisno, pembantuku segera membalas
tatapan Vera.
Sungguh
wajah Vera terlihat binal sekali, bibirnya dia gigit sendiri dan yang paling
membuatku kaget dia mulai mengusap-usap memeknya yang sudah tersingkap
bawahan dasternya.
" Kenapa
non?.. Ehh kalian udah sana pulang kenapa malah bediri disitu.. Huss..Huss.. "
Krisno mulai menyuruh mereka bubar.
Namun Vera
menahan tangan Krisno dan dia terus menggeleng-geleng pelan.
" Ngg..
Kenapa non?.. "
“ Ohh non
gak mau mereka pulang?.. "
" Terus
non maunya apa dong?.. " pembantuku yang berambut keriting ini benar-benar sedang memperdayai
Vera dengan licik.
Namun Vera
tetap tak bersuara, mata sendunya sudah menjelaskan semuanya, bahkan aku yakin
mereka semua yang ada disana sadar jika libido Vera sudah naik.
" Jadi
non mau digrepe-grepe mereka?.. " Krisno To The Point melihat Vera yang hanya diam.
Masih
menggigit bibirnya dia pun mengangguk dengan manja.
" Mau
kocokin kontolnya mereka juga?.. "
Vera kembali mengangguk.
Vera kembali mengangguk.
"
Pejuin dimuka kan?.. "
Vera
mendesis dan memejamkan mata.
" iaa
mas, Vera mauu.. " ringis gadis itu akhirnya buka suara meski pelan.
Bagai
disambar petir disiang bolong aku tidak bisa berkata-kata lagi, kini aku tak
bisa menyalahkan mereka, Krisno dengan sejuta akalnya berhasil mengakali Veraku
yang kini dia gendong ke lantai dua diikuti semua tukang-tukangku!
..............................
Krisno
mendudukkan Vera di sofa di dekat tangga menuju lantai 3, gadis itu segera
dikepung oleh tukang-tukangku yang aku sendiri tak menghitung jumlah pastinya,
yang jelas lebih dari 10 orang.
Jujur bulu
kudukku merinding melihat mereka yang kini membuka seluruh pakaian mereka dan
hanya menggunakan celana dalam saja lalu melingkari Vera.
Si Vera
malah menatapi mereka satu persatu dengan pandangan mautnya yang membuatku
makin lemas.
"
Eitss.. Tahan jangan pegang dulu, sebentar.. " Krisno tiba-tiba menahan
mereka yang langsung ingin menggrepe Vera.
Kemudian dia
turun ke bawah meninggalkan sejenak Vera bersama para serigala lapar yang
anehnya sekarang menurut dengan Krisno.
Tiga menitan
kemudian Krisno tiba lagi, kucek tadi dia habis dari rumah belakang mengambil
sesuatu, dia datang dengan cengengesan lalu menghampiri Vera yang wajahnya
sudah merah padam di kelilingi lelaki sebanyak itu.
Krisno
memberdirikan Vera, disibaknya rambut panjangnya kemudian dia memasangkan
sebuah sabuk hitam yang memaksa Vera tak bisa menutup mulutnya dan diikatnya
kencang melingkar di belakang kepala.
Aku
terperangah melihat mulut Vera yang kini mangap tanpa bisa dia tutup karena
alat itu menahannya agar mulut sang gadis tak bisa mengatup.
" Nah
non kalo gini kan jadi lebih cantik... " Krisno melihat hasil karyanya
lalu mengeluarkan ponselnya dari saku.
Dia merekam wajah
Vera yang untuk pertama kalinya kulihat sedang birahi tinggi namun kalem dan
tak agresif bahkan cenderung pasrah.
Vera melirik
dengan mata sayunya ke kamera Krisno yang merekam keadaannya saat ini, dimana
sekarang mulutnya benar-benar terbuka lebar.
" Ahh
iya mantep non, mainin lidahnya kayak gitu.. " komentar Krisno melihat Vera
memainkan lidahnya dengan amat sensual.
"
Sekarang mereka boleh make mulut non kan?.. " tanyanya ke Vera sambil
direkam seolah sedang membuat penyataan secara tidak langsung.
Dan Vera
dengan bodohnya malah mengangguk, dia tak sadar jika dia tengah diakali!
Aku geram
sekali dengan Krisno yang cerdik merekamnya menjadikan ini perisai untuk
dirinya sendiri sebagai alasan jika Vera sendiri yang mau.
Dengan
senyum lebar dia segera mengangkat daster gadis lugu itu dan meloloskan melalui tangannya.
Sontak para
tukang-tukang yang dari tadi coli saja kini tampak tercengang melihat tubuh
Vera yang 90% sudah telanjang, hanya tinggal celana dalamnya saja
yang sengaja di sisakan Krisno.
"
Wanjengg!! Nenennya kenceng!!.. "
" Putih
bener, pusernya di tindik cuy.. "
Racau mereka masing-masing mengomentari Vera yang tengah berdiri pasrah dikelilingi mereka.
Racau mereka masing-masing mengomentari Vera yang tengah berdiri pasrah dikelilingi mereka.
Aku tak tahu
perasaanku saat ini, tubuhku rasanya tak bisa digerakkan melihat apa yang ada
di monitor, apalagi Vera sama sekali tak memberikan perlawanan dengan kondisi
mulutnya yang ‘siap pakai’ itu.
Krisno
kembali mendekati Vera, kameranya mengarah ke mulutnya yang sekali lagi
memainkan lidahnya sendiri seakan-akan sedang menikmati perannya.
" Ok..
Inget ya kalian cuma boleh pake mulutnya sama grepe-grepe.. " titah Krisno
ke para tukang-tukang yang sudah tak sabar.
" Ya
kan non?.. " tanya Krisno merekam wajahnya menunggu anggukan Vera lagi
untuk menjadikannya bukti.
Namun kali
ini Vera membuang mukanya dan diam saja tak menjawab.
Secara
pelan-pelan Vera kemudian bergerak, dia mendudukkan dirinya ke sofa dan diam
menunggu aksi nyata mereka.
Melihat dada
besar tengah membusung seperti itu sontak langsung membuat tangan-tangan kasar
yang ada disana ingin mulai menjamah tubuh Hot
nya ini.
Krisno
terdiam, ini bukan arahan darinya dan murni gerakan Vera atas kesadarannya
sendiri.
Vera mulai
menggeliat, dia memejamkan mata dan mendesah merasakan tubuhnya kini dipenuhi
tangan-tangan para tukang itu.
"
Astaga Vera!! Kenapa kamu mau aja di pegang-pegang banyak cowok gitu sayang?.. "
aku menggelengkan kepala dan tertunduk.
Aku Pause rekamannya dan menarik nafas
sebentar, ada gejolak dalam diriku yang tak menentu.
Aku merasa kecewa, marah dan terangsang melihat badan seksinya tengah digerayangi banyak cowok seperti itu.
Aku merasa kecewa, marah dan terangsang melihat badan seksinya tengah digerayangi banyak cowok seperti itu.
Ini sama
seperti dulu ketika aku secara tak sengaja melihatnya digrepe-grepe kakak
kelas, dan sejak saat itu tak ada yang berubah darinya.
Dia memang
semurah yang digosipkan, bahkan sampai hari ini aku masih menganggap jika
segala berita miring tentangnya itu hanya di hiperbola atau di lebih-lebihkan
saja, ya karena dia cantik jadi wajar banyak yang membuat-membuat cerita
mengenainya, begitulah aku mensugestikannya.
Namun setelah
3 bulan hidup bersamanya, aku membuktikan sendiri jika semua berita itu tak ada
yang salah.
Melihatnya
yang mendesah-desah keenakan membuatku jadi malas menontonnya, sebab makin
kutonton makin pula aku mengetahui Dark
Side dalam dirinya.
Entah kenapa
aku selalu ingin lari dari kenyataan mengenai kepecunannya ini, terus menambal
diri dari rasa kecewa, atau mungkin aku saja yang mengekspektasikan berlebih akan
hubunganku pada Vera.
Kupercepat
dan melihat dia sudah duduk di lututnya, rupanya semua tukang-tukang sudah
membuka celananya hingga membuat kontol tegang mereka langsung terhunus ke Vera.
Makin padam
wajah gadis itu kelilingi kontol yang kini akan menggilir ‘lobang’ di mulutnya
dengan bebas.
Seorang lelaki lusuh langsung mengarahkan penisnya, Slep! Kontolnya masuk dengan mudahnya ke mulut Vera yang memang tanpa pertahanan sama sekali itu.
" Ugghh
neng.. Enaknya!!.. " lirih si tukang mengentoti mulut Vera sambil menahan kepalanya.
"
Ekkk.. Gekk.. Gekk!!.. " suara Vera yang seperti kodok ketika kontol itu
keluar-masuk dari tenggorokannya.
Mereka
bergantian dengan cepat karena begitu banyak yang mengantri, penisku menegang
melihat mulut Vera mereka gilir dengan cepat, sementara Krisno tetap
merekamnya.
Anehnya Vera
terus melemparkan pandangan pasrahnya ke kamera Krisno, seakan memang ingin
memberikan Perform terbaiknya di
video amatir mereka.
Tangannya sang gadis sudah dari tadi menyelip di memeknya sendiri, sementara areal dadanya bahkan
sudah merah-merah karena terus diremas-remas dan puting susunya tak
lepas dipilin oleh mereka.
Vera dioper
kesana-kemari dari satu orang lelaki ke lelaki yang lainnya, mulutnya terus
dicekoki kontol mereka dengan beragam ukuran, mereka yang dasarnya pekerja
kasar tentu memperlakukannya dengan sangat kasar dan mementingkan nafsu mereka
sendiri saja.
Aku salut
dengan Vera yang berusaha tak tersedak, tak peduli sedalam dan sekuat apa
pria-pria dewasa itu menyodok mulutnya hingga mentok, namun Vera tidak tersedak
sama sekali meski matanya sampai merah juga berair menahannya.
Gesekan
jarinya makin cepat seiring semakin Barbar
dia dihajar, Vera mendesah kuat. Krisno pun mendekat, dia singkap celana dalam
Vera dan menyuruh gadis itu orgasme.
Mereka semua
takjub melihat memek tebal Vera yang mulus dan tanpa bulu sama sekali,
mereka saling melemparkan komentar mereka masing-masing.
Dengan
mulutnya yang menganga Vera meleguh kuat, tubuhnya melenting
dan dia ngompol hingga muncrat beberapa kali, yang jelas langsung membasahi lantai kayu diruangan itu.
Dia
terkejang-kejang dan akan rebah namun tangan-tangan yang tak lepas
meremas-remas dadanya sejak tadi menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
Ini gila!
Birahiku ON sekali melihat rekaman
itu, aku tak bisa memungkirinya biarpun aku kecewa.
Mas Krisno
yang berlagak punya kuasa atas Vera mulai mendekat, dirapikannya rambut yang
menutupi wajah cantiknya lalu dilepaskan pula Mouth Ring tersebut.
"
Hahh.. Mas...Hahh.. Hahh.. " engah Vera begitu dia lancar berbicara
sekarang.
" Non
suka ya?.. " tawa Krisno mengecup pipinya.
Vera
mengangguk kuat kali ini tak ragu mengungkapkannya.
"
Yaudah kalo gitu sekarang mereka mau mejuin mukanya non.. "
Ketika Krisno kembali akan mempersilahkan mereka Vera memotongnya.
"
Hah..hah.. Ba..bawa Vera kekamar mas.. Hahh..hhah.. " katanya mengas-mengas dengan mata sayup.
Aku
mengernyitkan dahiku, begitu pun Krisno.
Saat itu aku
menangkap Vera ingin menyudahinya dan ingin dipulangkan ke kamarku, tapi begitu
aku mendengar lanjutannya aku sungguh terperanjat.
"
Entotin Vera mas.. Cepet! Vera pengen kalian entotin.. " ujarnya dengan
nada lemah sambil mengocoki memeknya sendiri.
Semua yang
ada disana terdiam, baik Krisno, para tukang itu sendiri dan juga aku.
Ingin copot
rasanya jantung di dada ini mendengarnya mengucapkan itu, ini adalah puncak
dari semua campur-aduk perasaanku atas semua yang kusaksikan saat aku pergi!
Tanpa pikir dua kali Krisno
langsung menggendong Vera, ditaruhnya tubuh ramping itu dibahu kekarnya lalu dia
panggul gadisku kembali naik satu tangga lagi ke lantai 3 dan menuju ke
sebuah ruangan bersama para tukang-tukang yang kali ini akan menikmati
tubuh seksi Vera!
..............................
Dengan
mengikuti Krisno mereka tiba di sebuah kamar kosong yang ada di lantai paling
atas rumahku ini.
Di lantai
ini terdiri dari 3 kamar, kamar pertama ketika menaiki tangga adalah kamarku,
tempat dimana aku juga Vera tidur dan bercinta setiap malam.
Yang paling
pojok adalah kamar yang selalu terkunci rapat, disana aku menaruh semua Device dan alat-alat seks seperti yang
sudah kuceritakan sebelumnya. Aku menyebutnya Dark Room karena memang ruangan ini terlihat Gothic.
Kemudian
kamar kosong yang berada ditengah, tempat mereka semua kini berkumpul kunamai
Light Room.
Kunamai
begitu karena memang semua diruangan ini nyaris berwarna putih dan terlihat
seperti kamar pengantin jika dibandingkan dengan kamar sebelahnya yang gelap.
Tak ada yang
khusus di kamar ini, hanya kamar kosong bekas studio foto iseng-isengku bersama
teman-teman dulu, bersisa 2 buah lampu sorot studio, satu buah ranjang putih
dan sofa panjang saja.
Krisno
membuka celana dalam yang satu-satunya menjadi kain terakhir di tubuh Vera, dia
tuntun gadis itu naik keatas ranjang pengantin mereka, lalu dia bersama semua tukang yang
lainnya membuka pakaiannya membugili diri.
Kini Vera
yang terduduk telanjang diatas ranjang sudah dikelilingi para tukang-tukang
yang berbadan legam dengan masing-masing kontol yang sudah sangat ereksi!
Krisno
menutup dan mengunci pintu lalu mendatangi Vera yang dengan wajah sangenya itu
tak lepas memandangi kontol mereka, dia sama sekali tidak tampak ragu atau terlihat akan mundur, bahkan mungkin dia ingin agar ini semua segera dimulai!
Aku sungguh
terdiam, tak tahu harus bagaimana, entah apa yang akan kukatakan pada Vera
ketika keluar dari ruang kontrol ini dan bertatapan muka dengannya nanti.
Haruskah
kupanggil mereka semua dan menyidang siapa-siapa yang terlibat atas perlakuan
ini pada Vera, atau Veranya yang akan kumarahi karena dengan bodohnya mau saja
diakali.
Sejujurnya
aku tak tahu, saat ini aku hanya bisa menarik nafas dan membesarkan hati.
Tak ada yang
bisa kulakukan, semua yang kutonton sudah terjadi, aku harus mengesampingkan
semua perdebatan ini dan memilih menontonnya sampai selesai.
Krisno duduk
disebelah Vera lalu memeluk dan mengelus wajahnya mesra.
" Wah Kris
ntar dulu, ini aman ndak?.. " Saya ndak mau loh nanti tiba-tiba diringkus
polisi gara-gara dituduh ngelakuin pemerkosaan.. "
Ada seorang
bapak-bapak yang ingin kejelasan situasinya, memastikan tidak terjadi masalah
ke depannya nanti.
" Lah
kan ini bukan maunya saya.. Sampean gak denger tadi dia yang bilang sendiri.. Ya
kan non?.. " Krisno kemudian melihat ke Vera yang menunduk.
Gadis yang
sedang dipeluk Krisno dari belakang itu diam saja, sementara pahanya terus
menggesek-gesek dan gelisah.
" Ayo
non bilang sesuatu, mereka sampe belum pulang loh, padahal capek abis kerja
gini.. "
Vera
memejamkan matanya, dia masih belum mau membuka suara dan sesekali hanya
mendesis melihat tukang-tukang itu mulai mengocoki penisnya menanti kejelasan.
" Ayo
dong non, ngomong.. " Krisno mendesak Vera.
"
Shhhh… Iya mas, entotin aja!.. " Vera langsung menjawab setengah membentak
tampak kesal.
" Jadi
mereka semua termasuk saya boleh ngentotin non Vera sekarang?.. " tanya
Krisno makin tajam.
" Iya
mas, boleh, entotin aku sekarang! Cepett.. " Vera mulai lepas kendali.
Dia
benar-benar terangsang sepertinya dikepung oleh banyak orang laki-laki
sekaligus seperti ini yang sebentar lagi akan membiakinya.
Sontak
Krisno segera mengangkangkannya, para bapak-bapak yang sudah mendapat titik
terang itu langsung menjamahi tubuh telanjang Vera, sekarang tangan nakal
mereka mulai berebut meremas-remas toket gede Vera dan sekujur tubuhnya.
Badanku
gemetar, lagi-lagi melihat cewek yang memanggilku sayang ini dijamah banyak
orang.
Namun aku sudah mengeraskan hati, dan fokus menjadi narator sebelum kelak akan mengambil keputusan terkait ini.
Namun aku sudah mengeraskan hati, dan fokus menjadi narator sebelum kelak akan mengambil keputusan terkait ini.
" Wuih
nenennya gede banget, implan ya neng?.. " ujar bapak berkumis
berperawakan kurus.
" Gila
mimpi apa ya kita.. Bisa ngentotin cewe bule begini.. "
Mereka terus
nyerocos sementara tubuh Vera habis digerogoti tangan besar mereka yang
jomplang sekali warnanya dengan kulit Vera.
" Bos kamu pinter cari barang Kris.. " yang
lainnya menimpali.
" Asli.. Saya juga kaget dia bisa-bisa aja milih cewek seyahut ini.. "
" Tapi nih cewek juga sama kayak saya dirumah ini, cuma bedanya dia babu buat ngeseks.. Haha.. " tawa Krisno yang mendapat posisi paling strategis meremas toket Vera.
" Tapi nih cewek juga sama kayak saya dirumah ini, cuma bedanya dia babu buat ngeseks.. Haha.. " tawa Krisno yang mendapat posisi paling strategis meremas toket Vera.
Hatiku
hancur mendengar mereka yang beranggapan kalau Vera adalah gundikku.
" Muka
sepolos ini tapi ternyata lonte ya kamu?!.. " hardik seorang tukang
mengangkat dagu Vera dan menatapnya.
Vera hanya
pasrah membalas tatapan itu dengan mata indahnya yang sayup.
"
Ngomong dong neng.. Kalo gak kita pulang nih?.. " pancing mereka yang tak
hanya menyerbu tubuhnya dengan tangan, tapi juga dengan pertanyaan.
Vera
menggeleng kuat tak ingin mereka pergi, dan dia dalam gejolak luar biasa yang pasti tengah menerpa dirinya
hingga sampai membuat dia tak meracau seperti biasa.
Tak hanya
dada, selangkangannya pun jadi pusat aktiftas tangan mereka yang terus ingin
merasakan keindahan tubuh montoknya itu.
Bahkan mata
Vera seperti tertelan kedalam dan dia mendesis lirih saat jari-jari kotor
mereka berebutan mencolok memek bergelambirnya.
"
Ahhhhh... " lirihnya panjang dengan mata terpejam terlihat begitu meresapi
jari-jari yang menggobel memeknya.
Kini memek
Vera tampak dipenuhi 6 jari mereka.
Sambil tertawa-tawa mereka pun mulai mengocoki jari-jari mereka bersamaan.
Sambil tertawa-tawa mereka pun mulai mengocoki jari-jari mereka bersamaan.
Vera
mengerang, meskipun dilakukan serentak, gerakan mereka cenderung Absurd alias tidak menentu yang terang
saja membuat gadis bertubuh langsing namun padat itu mengelinjang.
" Kris
angkat tangannya dong.. Liatin keteknya kayak tadi.. "
Krisno yang
sedang asik meremas dada bulat Vera melakukannya, diangkatnya menyilang kedua
tangan Vera tinggi-tinggi hingga terpampang jelas ketiak putihnya seperti tadi.
Aku tertegun
melihat Vera yang tampak begitu menggairahkannya dalam posisi tangannya tengah
diangkat keatas oleh Krisno dan memamerkan ketiaknya yang mulus tersebut.
Dua orang
langsung membenamkan wajahnya ke ketiak Vera dan menjilatinya rakus.
" Ahh
pakk!!.. " Vera tak kuasa menahan gelinya dan dia terpejam nikmat
merasakan jilatan mereka membasahi ketiaknya.
Libidoku
mulai meningkat apalagi saat melihat ketiak Vera kini jadi mengkilat basah
karena jilatan mereka.
"
Sluurpp... Wangi kayak kembang nih ketek!! Slurrpp!!.. " seseorang
bapak-bapak kurus yang sedang menyeruput ketiak Vera mengomentari.
" Ho
oh.. Lain kali gak usah dicukur neng bulu keteknya, gondrongin aja biar makin keliatan seksi..
" yang diketiak sebelah tak mau kalah berkomentar.
Vera terus
memejamkan matanya, terlihat sekali dia sedang menikmati semua gempuran yang
tengah menghajar di setiap titik rangsang yang ada di tubuhnya.
Yang kali ini bukan hanya tangan, dimana beberapa mulut mulai menjilati sekujur tubuhnya seperti paha, mengulum puting susu dan pusarnya yang bertindik.
Yang kali ini bukan hanya tangan, dimana beberapa mulut mulai menjilati sekujur tubuhnya seperti paha, mengulum puting susu dan pusarnya yang bertindik.
Dua orang
bapak-bapak tadi yang menjilat ketiaknya langsung digantikan oleh dua
orang yang baru, bahkan Vera makin menggeliat kegelian merasakan kumis tebal
bapak-bapak yang saat ini sedang membenamkan mulutnya di ketiaknya tersebut.
Suasana
makin intens, mereka tak hanya menggilir menjilati ketiak Vera saja, seluruh
lekuk tubuhnya seksinya kini benar-benar sedang dieksploitasi oleh
tukang-tukang itu.
Mereka tak peduli bekas ludah rekannya yang sebelumnya, yang mereka inginkan hanyalah merasakan setiap jengkal tubuh Vera yang sedang matang-matangnya ini.
Mereka tak peduli bekas ludah rekannya yang sebelumnya, yang mereka inginkan hanyalah merasakan setiap jengkal tubuh Vera yang sedang matang-matangnya ini.
Jumlah
mereka yang banyak mengharuskan mereka bergantian karena tubuh si gadis muda
sudah amat penuh bahkan ada yang menjilati sela-sela jari tangan dan kaki Vera.
Bahkan
disatu kondisi saking tak sabarannya, dua orang langsung menyantap memek Vera
bersama-sama!
Mereka mengemut dan menarik-narik dengan mulut mereka bibir labia Vera yang sudah basah kuyub akibat ludah mereka.
Mereka mengemut dan menarik-narik dengan mulut mereka bibir labia Vera yang sudah basah kuyub akibat ludah mereka.
" Habis
sudah Vera hari ini! " ujarku melihat Vera benar-benar dibantai mereka.
Bagiku ini
sudah gila, Vera bagaikan sebutir gula yang digerumbungi rombongan semut
hitam yang sedang menghisap saripati dirinya, dan kulihat ada bekas gigi di
betis mulus Vera yang menunjukkan bahwa ada yang sampai menggigit betis gadisku
itu saking gemasnya.
Perhatianku teralih lagi bapak bertubuh tambun yang mengentoti Vera di lorong
kamar mandi sebelumnya dan juga si bocil Akbar yang hanya dapat melihat saja sekaligus menjadi satu-satunya yang masih berpakaian lengkap.
"
Bentar-bentar kita rangsang dulu dia biar makin gila mainnya.. " kata
Krisno menyuruh bapak-bapak itu tahan diri sejenak.
Rupanya dia
tak hanya mengambil Mouth Ring selagi
dia berlari kerumah belakang tadi, dia juga menyiapkan beberapa Sex Toys lain seperti dildo, vibrator baik yang berbentuk stik ataupun yang kapsul sudah dia siapkan!
" Dasar
licik.. " geramku padanya karena sudah memprediksikan ini akan terjadi.
" Nih
bule suka di rangsang bro.. Liat aja tar kalo udah naik.. Behh! Gempor nih
dengkul.. " ucapnya kemudian memainkan vibrator
kapsul diputing susunya.
"
ahhh... " lirih pelan Vera memejamkan matanya merasakan alat itu mulai
menstimulasikan dua puting panjangnya.
" Ei
perek! Keenakan kau ya?!!.. " hardik seorang bapak-bapak mencengkram kasar
dagu Vera yang tengah terpejam nikmat.
Aku takkan
mentoleransi jika mereka sampai ada yang main kasar, sungguh! Akan kucari
mereka dibelakang sekarang juga jika kulihat ada yang main pukul, cekik atau kekerasan lain pada gadisku.
Krisno
membagikan alat-alat seks itu, mereka yang ada posisi di depan Vera pun segera
mengambil alat-alat tersebut dan mulai memainkannya ke tubuh Vera.
Pembantuku mengajari singkat ke mereka cara menggunakannya, aku yakin ini pertama kalinya
mereka memegang alat seks berhubung sehari-harinya mereka hanya memegang palu, paku dan
pacul jadi wajar jika mereka tak tahu.
Tubuh Vera
kembali melenting saat memek dan puting susunya mulai ‘digetari’ oleh vibrator, seseorang juga menyuruh Vera
membuka mulutnya lebar-lebar lalu dia putar-putar dildo itu di mulut sang gadis.
" Bukan
diputer gitu pak Ridwan.. Diginiin.. " cakap Krisno tampak membenarkan seorang
tukang yang sedang memainkan dildo
dimulut Vera.
Krisno
mencekoki dildo itu sampai mentok dikerongkongan Vera lalu dia dorong-dorong
kepala belakangnya hingga mulut Vera maju-mundur di dildo tersebut.
Vera menurut
saja dirinya terus dieksploitasi oleh mereka dengan Krisno sebagai pembinanya.
Sementara
dirinya mulai bergetar seiring memeknya yang makin basah dirangsang dengan vibrator kapsul tadi.
"
Eghhh... Eghh.. " erang Vera karena mulutnya malah dicekok paksa oleh
tukang bernama Ridwan tadi.
Vera sampai
menggeleng-geleng kuat karena bapak itu terus membekap mulutnya.
Dan barulah setelah dia cabut, Vera bisa kembali mengambil nafas lagi.
Dan barulah setelah dia cabut, Vera bisa kembali mengambil nafas lagi.
Krisno mengambil
sebuah vibrator stik dan disuruhnya
pak Ridwan memainkannya ke memek Vera yang terlihat begitu sedap ketika di
ekspos begini.
Vera masih
tersengal-sengal mencari nafas, tapi dengan cantik wajah sayunya dia pasrah saja
ketika pekerja kasar itu mulai mendekatkan vibrator favoritnya ini.
Aku tahu
karena Vera paling sering bermasturbasi menggunakan ini ketika di kamar.
" Ahh
pak.. " desahnya seketika berguncang saat vibrator itu mendarat di
memeknya.
Mereka semua
tertawa melihat reaksi Vera, dia sendiri benar-benar tak berdaya karena sedang dipegangi
dan dikangkangi oleh Krisno yang berada dibelakangnya.
"
Sampeyan pasin di itilnya.. Tuh yang merah kayak kacang.. " Krisno kembali
mengarahkan.
Pak Ridwan dibantu seseorang tukang lain yang
ada di depan Vera kali ini saling berkolaborasi, si tukang itu memekarkan bibir
memeknya hingga klitoris Vera yang berwarna merah muda langsung terpampang.
Vera makin
mengguncang-guncangkan dirinya saat tahu bahwa titik rangsangan utama di tubuhnya
ini akan ‘disetrum’ dengan vibrator
yang sudah distel bergetar di getaran maksimal oleh Krisno.
"
Ja..jangan pak... " desah gadis berwajah lugu ini.
Namun pak
Ridwan hanya terkekeh, kembali dia ciumkan vibrator itu tepat di memeknya dan
langsung membuat Vera tersentak bak tersambar listrik.
Aku terdiam
dan merasakan sensasi aneh dalam diriku melihat Vera terkejang-kejang dalam
nikmat rangsangan yang diberikan para tukang-tukang yang kupekerjakan ini.
" AHHH
PAKKK VERA GELII BANGET!!!.. " jerit keras Vera dan rontaan kuat!
Krisno
dan laki-laki lain sigap memegang tubuhnya memastikan Vera tetap terkunci dalam
kondisi mengangkang.
Dan dalam
waktu singkat mereka pun dibuat tercengang melihat cairan bening langsung
buyar-buyar dari memeknya seperti selang yang dibuka krannya.
" Wah gila dia sampe ngompol-ngompol gitu.. " komentar seseorang melihat pemandangan
langka tersebut.
Krisno hanya
tertawa karena telah berhasil menunjukan ke mereka apa itu Squirt.
Lalu Krisno menyuruh lagi pak Ridwan memainkan lagi memek Vera kali ini dengan dildo tadi.
Lalu Krisno menyuruh lagi pak Ridwan memainkan lagi memek Vera kali ini dengan dildo tadi.
Mereka agak
protes karena ingin langsung menyetubuhi Vera, namun Krisno meminta mereka
untuk bersabar.
" Nantilah,
sabar aja... Kita puasin dulu dia, nanti kalian liat sendiri gimana dia muasin
kita.. "
Si pak Ridwan tadi kembali mengikuti permainan mas Krisno, dia masukkan dildo itu ke memek Vera, dan segera dia celupkan begitu saja tanpa
paham tempo sama sekali.
" AHH
PAKK!!.. " pekik Vera sebelum kembali terpejam merasakan dildo dengan bintil-bintil tonjolan
merangsek di kewanitaannya.
Saat ini memek
Vera masih super sensitif setelah klimaks, dan tentu kembali distimulasi akan
membuatnya mendapat sensasi ngilu yang luar biasa, apalagi tukang itu langsung
mengkeluar-masukan dildo nya seenak
jidat saja.
" Udah
basah lagi aja memeknya! Keenakan dia rupanya.. Hahaha.. " buka seseorang
yang langsung diikuti tawa yang lainnya.
Vera seolah
tak memperdulikan ocehan mereka, aku tahu jika dia sedang mencoba menyalakan
lagi ‘mesinnya’.
"
Pakk... Kocokin yang kuat, Vera Pe..pengen keluar.. Aughh.. " pintanya dengan
suara pelan.
Aku terkaget mendengar itu, rupanya dia sudah ada di ambang orgasmenya saja, padahal
jarak dari dia klimaks tadi nyaris tak berjeda sama sekali.
" Tuh
lo denger kan? Hajar broo.. " tukas Krisno menyemangati Ridwan sambil
mengangkangkan kaki gadis itu agar lebih mekar.
Tukangku
yang berlogat aku-kau ini langsung mengulek memek Vera dengan kasar sekali, aku
sampai merinding melihatnya membetot memek Vera dengan dildo begitu kasarnya.
Tapi Vera
malah menjerit dan tak kuasa menahan diri menikmati perlakuan itu.
" AHHH
BANGSAT ENAKNYA!!.. " dengus Vera tumbang tersandar ke badan Krisno.
Percikan
kecil kembali terlihat dari kamera di memeknya, meski jauh tak sekuat klimaks
awal tadi tapi dia tetap mendapatkan orgasme keduanya.
" Duh pak
Ridwan gak pas tuh bikin dia muncratnya.. Minggir deh, nih liat saya contohin.. "
Krisno kemudian maju kedepan.
Dia menyuruh
Vera dipegang mengangkang dalam posisi jongkok, seseorang pun menopang tubuhnya dengan memegang
ketiaknya.
Lalu mas
Krisno memasukkan dua jarinya kedalam memek Vera yang tengah jongkok tersebut.
" Ahh
mas.. " celetuk Vera saat jari telunjuk dan jari tengah Krisno masuk ke
memek pinknya.
Krisno
menahan perut atas Vera, dan setelah mendapat pegangan yang pas dikuceknya
lembut memek Vera dari dalam.
Gadis itu
langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan ajaibnya dia kembali
terkencing-kencing dengan cara Krisno tersebut.
Aku terbius
dengan skil Krisno ini, padahal kocokannya sama sekali tidak kencang, yang dia
lakukan hanya memasukkan dua jarinya lalu mencongkel dan melakukan gerakan seperti mendorong klitorisnya
dari dalam.
Hasilnya
tepat sasaran! Terlihat dari lobang pipis Vera terus menerus menyemburkan
cairan bening dan membuat sang gadis teriak keenakan.
Aku jadi
merasa minder dengan pembantuku itu, pantaslah Vera begitu keranjingannya minta
dilayani Krisno karena dia benar-benar bisa memuaskan hasrat besarnya.
Sementara bersamaku terlalu banyak aturan, tak mau memakai anusnya lagi, tak ingin mengocoki memeknya dengan jari, tak ingin melayani permainan kasar yang dia suka.
Disini aku jadi mengintropeksi diriku, aku takut jika Vera nantinya akan meninggalkanku karena aku begitu membosankan untuknya dan terlalu banyak membatasi serta tak memberikannya kenikmatan seperti yang dia inginkan.
Tapi kulakukan semua demi dia, dan sekarang aku jadi serba salah dengan ini.
Disini aku jadi mengintropeksi diriku, aku takut jika Vera nantinya akan meninggalkanku karena aku begitu membosankan untuknya dan terlalu banyak membatasi serta tak memberikannya kenikmatan seperti yang dia inginkan.
Tapi kulakukan semua demi dia, dan sekarang aku jadi serba salah dengan ini.
" Nahh yuk sekarang baru bisa kita mulai pestanya.. " Krisno mulai tegak dan tampak
mengambil sesuatu lagi.
"
Anjing gue mau ewein dia duluan pokoknya, udah mau muncrat ini!!.. "
" Gua
duluan cok.. Gua dari tadi dah nahan-nahan.. "
Mereka mulai
rebutan untuk menentukan siapa duluan, mas Krisno hanya tertawa saja mendengarnya.
Dia lalu mendekat lagi sambil menenteng lakban dan meminta mereka menunggingkan si boneka seks hidup itu yang sebentar lagi akan mereka nikmati.
Dia lalu mendekat lagi sambil menenteng lakban dan meminta mereka menunggingkan si boneka seks hidup itu yang sebentar lagi akan mereka nikmati.
" Wah
kok mau lo iket Kris?.. " tanya seseorang tukang melihat Vera akan diikat
dengan lakban hitam.
" Gpp
biar makin hot aja, dia suka kok diperkosa sambil diiket.. " pembantuku
menjelaskan.
Vera pun
segera mereka ikat dalam posisi menungging, jantungku kembali berdegub dengan
keras melihat dia dengan pasrahnya diikat oleh mereka, bahkan dia menggigit
bibirnya sendiri dan mendesah-desah selama proses penalian berlangsung.
Jujur saja
aku sudah ereksi sekali saat ini, bisa dikatakan ini adalah fantasi paling
liarku selama ini, bahkan ketika aku pertama kali berkesempatan memfotoinya
seksi, yang paling pertama kulakukan adalah mengikat-ikat tubuhnya kemudian memposisikan Vera seperti sedang diperkosa oleh mas Krisno dan mas Yanto, yang
mana aku tak pernah berhenti memandangi hasilnya hingga detik ini.
Kemudian
sekarang, Vera benar-benar akan mereka perkosa dalam posisi terikat-ikat, dan dirinya akan digilir lebih dari 10an laki-laki!
Aku kembali
mengumpat dalam hatiku, tak bisa menghindari kenyataan jika aku akan menikmati
suguhan yang merepresentasikan fantasi gilaku dan akan diwakilkan oleh pembantuku dan kuli-kuli bangunan tersebut.
Setelah
selesai mengikat Vera, Krisno terkekeh dan memamerkan memek Vera yang merekah
itu dalam posisinya yang menungging seperti sekarang, dengan keadaan tangan
terikat di betisnya.
" Ahh
Ver, kenapa kamu pasrah banget sayang??.. " racauku dalam hati melihat
wajah cantik gadisku yang sebentar lagi akan diperkosa orang.
" Non
sekarang gimana? Non mau diapain nih?.. " tanya Krisno kepada Vera.
"
Entotin Vera mas.. Bikin Vera puas.. " pintanya disertai gigi gemetar
pertanda dia sudah begitu terangsangnya untuk disetubuhi.
" Nah
ayo.. Mana tadi yang bacot-bacot pengen ngentotin? Sekarang nih kalian bisa
pake sesukanya!!.. " Krisno
langsung mempersilahkan mereka setelah Vera sendiri yang meminta.
Aku
mendengar dengan jelas permintaan Vera tersebut, lagi-lagi aku tak bisa menyalahkan
mereka karena memang si wanita bodoh ini sendiri yang mau diperkosa!
Mereka
berdebat tentang siapa yang akan maju duluan karena mereka semua sudah
sama-sama tak tahan, tapi ditengah-tengah perseteruan itu seorang bapak-bapak
langsung saja naik keranjang dan menggagahi Vera.
" Ahh iya
pak entotin Vera.. " erang Vera saat pria itu tiba-tiba main coblos saja.
Perasaan
sakit kembali menyengat dadaku, saat lelaki tidak dikenal dari dunia antah
berantah sedang menggenjot Verani Julieku.
Sementara
pria itu menikmati syahwatnya, mereka yang berdebat tadi pun terpaksa mengalah
dan hanya bisa mengumpat ke rekannya yang maju duluan tersebut yang ternyata setelah
kuperhatikan adalah orang yang sama yang mengentoti Vera di toilet sebelumnya.
Aku tak tahu
apakah dia sudah cerita ke rekan-rekannya perihal kejadian di toilet tadi siang
atau malah dia merahasiakannya hingga sekarang.
Meski sempat
merasakan tubuh Vera sebelumnya, tapi dia tetap saja ingin ambil jatah duluan
kali ini, rakus sekali.
" Ahh
pak.. Lebih kuaat.. " celoteh si lonte ini tak sadar posisi.
Kupanggil
saja begitu, karena aku kesal sekali dengan sikap murahannya ini mau-mau saja
dicabuli sembarang orang.
Sementara
dia digagahi dari belakang, lelaki lain mulai menyodorkan kontolnya ke mulut
Vera.
Aku melihat
betapa binalnya Vera menghisapi kelamin banyak pria sekaligus, dia menghisap
dengan sama rata, tanpa memperdulikan rupa dari sang pemilik.
"
Hmmmm… Enak gak pak?… " tanya Vera sayu sambil menghisap penis itu dengan
penuh penghayatan.
" Uhh…
Pak kok kayak jamur?… " Vera sedikit berkomentar ketika menghisapi kontol
yang bentuk kepalanya lebih besar dari batangnya itu.
Karena
desakan lelaki lain yang juga ingin mengambil jatah maka bapak bertubuh gempal
ini tidak bisa berlama-lama.
"
Nengg.. Saya keluaaar... " ringisnya dengan sodokan yang kencang.
"
Keluarin di dalem aja pakk.. Ahh.. " balas Vera membuat seisi ruangan
kaget termasuk aku.
Tanpa pikir
panjang lelaki paruh baya itu segera menembakkan spermanya di dalam rahim sang
gadis yang sebenarnya benihnya sudah dia rasakan sebelumnya, hanya saja berbeda Segment.
" Arggh
bangsat enaknya!! " leguhnya dan mencabut kontolnya.
Selepas
lelaki tersebut menjauh Krisno kembali mempersilahkan yang berikutnya untuk
langsung mengisi tubuh Vera, aku terperangah melihat ini, melihat mereka
menjadikan memek Vera bak tongkat estafet dari satu ke yang lainnya!
" Hiya
pak gilir Vera, Vera suka!.. "
"
Keluarin air mani kalian di memek Vera.. AHH FAK!! " racaunya mulai tak bisa
mengendalikan dirinya.
Aku kembali
tertunduk dengan perasaan kacau, namun penisku menghunus tegak melihatnya!
Terlebih melihat lelaki kedua yang menggenjotnya tak tahan lama dan tiba-tiba sudah mengerang dengan kontolnya berdenyut-denyut tertusuk dalam di memek Vera.
Terlebih melihat lelaki kedua yang menggenjotnya tak tahan lama dan tiba-tiba sudah mengerang dengan kontolnya berdenyut-denyut tertusuk dalam di memek Vera.
Suasana jadi
tegang, bahkan Krisno selaku moderator sudah mulai diam dan sesekali memegang
kelaminnya yang juga sudah ngaceng.
Vera
menyerocos dan meminta kembali diisi, lelaki ketiga langsung menggagahinya, namun dia tak bertahan lama seperti dua rekan sebelumnya.
Tak kurang dua menit, dia pun sudah tak sanggup kemudian meledakkan ejakulasinya di dalam lobang yang sama.
Tak kurang dua menit, dia pun sudah tak sanggup kemudian meledakkan ejakulasinya di dalam lobang yang sama.
Krisno
mengguncang-guncang bokong gadis itu sampai terlihatlah air mani sudah tergenang
di dalam memek Vera, padahal ini baru tiga orang dan setengah saja belum!
Setidaknya lebih 10 orang lagi yang juga harus menyelesaikan syahwatnya pada Vera yang terlanjur mengundang mereka sendiri!
Setidaknya lebih 10 orang lagi yang juga harus menyelesaikan syahwatnya pada Vera yang terlanjur mengundang mereka sendiri!
Krisno
kemudian mendudukkan gadis itu di lututnya, segera dia menyodorkan kontolnya ke
mulut Vera sementara seseorang membuka ikatan di tubuhnya dan tampak mereka
akan berganti posisi.
Selepas
tangannya bebas bergerak, Vera langsung menggeseki memek gatalnya seperti dia
yang biasa.
Dia menoleh
sebentar ke tangannya meraup bekas sperma yang mulai meleleh dan dia tatap
jari-jarinya yang berlendir putih itu kemudian tersenyum nakal.
" Ahh
peju.. Shhhh.. Aku pengen lebih!.. " racaunya dengan muka binal sekali.
Dari sini
aku jadi mempelajari sesuatu lagi darinya, rupanya dia juga sudah lama punya
hasrat ini, fantasi Gangbang.
Bahkan bisa
saja bukan yang pertama kali Vera digilir lelaki sebanyak ini? Entahlah,
masih begitu banyak misteri dan banyak hal yang belum kumengerti mengenai Vera.
Aku tak tahu
dari mana dia punya fantasi gila ini, tapi aku yakin pasti dia terpengaruh
tontonan dari video porno yang sering dia tonton dari ponselnya.
Atau mungkin saja ada seseorang yang pernah memperkenalkan ini padanya di masa lalunya, mengingat pergaulan bebasnya dulu dan sifat polos Vera yang gampang sekali di Speak.
Atau mungkin saja ada seseorang yang pernah memperkenalkan ini padanya di masa lalunya, mengingat pergaulan bebasnya dulu dan sifat polos Vera yang gampang sekali di Speak.
Dia kembali
dikangkangi, kali ini Vera ditidurkan dengan posisi kepalanya ditaruh diatas
paha Krisno dan seorang tukangku yang juga sudah sangat bernafsu itu langsung menyetubuhinya.
Vera mencaplok
kontol Krisno yang tepat disebelah wajahnya, dia tatap pembantuku yang sudah
serius dengan tatapan pasrahnya.
Deru AC
seolah tak mendinginkan ranjang panas mereka, desahan Vera dan dengus nafas
lelaki yang sedang menyetubuhinya terdengar jelas dari setiap kamera
pengawasku.
Lelaki itu meleguh, sama seperti tiga rekannya sebelumnya dia mengeluarkan benihnya di
memek Vera.
Mas Krisno
menyuruh Vera segera mengulum kontol pria yang baru saja memejui memeknya.
Mereka melakukan ini dengan intens sekali, sangat intens.
Selesai dari satu pria Vera kembali dioper ke pria berikutnya dan Vera terlihat suka dioper-oper begitu.
Kali ini Krisno sendiri yang akan menggaulinya, namun tak sama dengan laki-laki sebelumnya, Krisno mengarahkan kontolnya ke lobang favoritnya di tubuh Vera, lubang anus!
Selesai dari satu pria Vera kembali dioper ke pria berikutnya dan Vera terlihat suka dioper-oper begitu.
Kali ini Krisno sendiri yang akan menggaulinya, namun tak sama dengan laki-laki sebelumnya, Krisno mengarahkan kontolnya ke lobang favoritnya di tubuh Vera, lubang anus!
" Iya
mas.. Entotin pantet aku tapi keluarin di memek aku!!.. " tegas Vera yang
sudah tak waras lagi karena nafsu gilanya.
Krisno tak
menjawabnya, dia rundukkan tubuh putih sang gadis lalu dicoblosnya anus itu dengan
buru-buru dan memulai penetrasinya dengan perlahan.
Sontak hal
ini langsung membuat kaget para tukang-tukang yang baru sadar kalau Vera bisa
dianal.
"
Wah-wah ini pelacur bisa dipake juga boolnya ternyata.. " ujar bapak
dengan logat sunda yang membuatku panas mendengarnya memanggil cewekku itu
pelacur.
" Parah
lo Kris, barang bos lo main lo rusakin aja pantetnya.. " timpal seseorang
juga.
" Gila
nih, udah cantik, seksi terus bispak di semua lobang pula…. Mantaplah! " dan
si Udin tukang langgananku yang biasa membetulkan plafon ikut berkomentar.
Mas Krisno
terus menerobos masukkan kontolnya merasakan pantat Vera yang montok itu dengan hanya bermodalkan air ludah si cewek bule ini sendiri.
Dia menunggu momen yang tepat untuk menggenjot kontolnya, Krisno tahu jika di lobang ini membutuhkan adaptasi lebih, tak seperti memek yang bisa tinggal hajar saja seperti yang dilakukan tukang-tukang tadi
Dia menunggu momen yang tepat untuk menggenjot kontolnya, Krisno tahu jika di lobang ini membutuhkan adaptasi lebih, tak seperti memek yang bisa tinggal hajar saja seperti yang dilakukan tukang-tukang tadi
" Pak
injek kepala Vera pak.. Ahh.. Ahh.. " pinta Vera ke pria yang ada di depannya sambil mendesah menunggu Krisno menyodominya.
Mendengar
itu seorang bapak-bapak tersebut langsung menginjak kepala Vera dan menekannya kedalam
kasur.
Hatiku
serasa dicabik-cabik, padahal aku sudah mencoba menahan perasaanku dan fokus
untuk menonton saja namun tetap pergantian emosi ini tak bisa kuhindarkan.
Tak tega
hati ini melihatnya diperlakukan seenaknya, ingin rasanya kupeluk erat-erat
gadis polosku yang tengah bermain-main dengan hasrat terdalam dan
terliarnya, sampai-sampai dia mau saja digilir sekaligus sekarang meminta mereka
menginjak kepalanya mempermalukan sendiri dirinya dihadapan mereka.
Krisno mulai juga, Vera meringis-ringis seperti menahan sensasi luar biasa yang tengah ia rasakan, entah sensasi apa, mungkin sensasi disodomi di depan banyak pria sekaligus.
Menit berganti dengan cepat, aku terus fokus di monitorku melihat Krisno memakai anus Vera dengan nikmatnya, bapak-bapak yang lain sudah amat tak sabar mendapat giliran mereka.
" Mas Kris.. Vera mau keluu..keluar mas.. Ahh!! " desah Vera mencengkram kuat sprei sementara matanya tinggah separo menyisakan putihnya saja.
Menit berganti dengan cepat, aku terus fokus di monitorku melihat Krisno memakai anus Vera dengan nikmatnya, bapak-bapak yang lain sudah amat tak sabar mendapat giliran mereka.
" Mas Kris.. Vera mau keluu..keluar mas.. Ahh!! " desah Vera mencengkram kuat sprei sementara matanya tinggah separo menyisakan putihnya saja.
Krisno terus
menohok kontolnya dengan tempo terkuatnya sambil membantu cewek berkulit putih bersih
itu sampai di puncak klimaksnya.
Satu menit
Vera masih bertahan, mas Krisno segera
menjambak rambutnya dan membetot pantatnya sekeras yang dia bisa hingga membuat Vera
makin histeris dalam gelombang orgasmenya yang akan tiba.
Satu
lolongan kuat, Vera menjerit dan melepaskan seluruh rasa nikmat yang dia
rasakan, semburan bening terlihat langsung mengucur dari memeknya yang mengenai
paha Krisno.
"
Ahhhhh..... Mas enak bangeet!!.. " erangnya dengan rambut tertutup wajah
dan ambruk seketika.
Namun tak
ada waktu baginya beristirahat karena lelaki masih begitu banyak yang mengantri,
dia yang menggali kuburannya sendiri.
Seseorang
tukangku langsung memberdirikannya untuk menyetel posisi si gadis cantik, dan dia adalah Udin.
Si
abang-abangan yang berusia seumuran dengan Krisno, diantara para bapak itu
tubuhnya yang paling kekar dan dipenuhi banyak tato.
" Bisa
gempor tuh si eneng bule sama udin.. " cakap bapak beruban bertubuh gempal
yang duduk disofa bersama yang lain melihat Udin akan membantai Vera.
Aku pun tak
kuasa menahan lagi, kuturunkan celanaku dan kukocok kontolku yang terasa sudah
ingin meledak sejak tadi.
Apalagi
sekarang Vera akan ketemu lawan berat, aku yakin sekali jika pemuda dengan
tubuh berisi ini akan sangat menjanjikan untuknya dibanding semua yang ada
disana, dimana rata-rata mereka sudah bapak-bapak, terlebih kontol Udin sendiri juga
berukuran besar.
" Saya
baru tau kalo bos Nanda yang pendiem itu nakal juga ternyata, miara pelacur
secantik ini.. Hehe.. " katanya menggendong Vera dan mengentotinya dalam
gendongannya.
Vera
mendesis, matanya seakan ingin lepas, dia peluk erat tubuh kekar Udin dan mulai
nyalak mulutnya saat Udin memulai genjotannya.
"
AHHHH, ENAK BANGSAAT!! TEBEL BANGET KONTOLMU MAS!!!.. " erang kotor Vera
yang membakar birahiku.
Semua
terdiam, hanya racauan Vera dan bunyi tumbukan di selangkangan mereka yang terdengar
jelas.
Melihat posisi itu, Krisno yang tadi belum selesai kembali berdiri, dia menyetop sejenak genjotan Udin dan menjejalkan kontolnya ke dubur Vera.
Melihat posisi itu, Krisno yang tadi belum selesai kembali berdiri, dia menyetop sejenak genjotan Udin dan menjejalkan kontolnya ke dubur Vera.
Lagi-lagi
Vera melotot, kali ini dia akan di DP
oleh Krisno dan Udin dengan gaya kesukaannya!
Bapak-bapak
yang ada di sana tampak makin mempercepat kocokannya segera saat menyaksikan
langsung gadis cantik itu tengah di Sandwich
sambil digendong mereka berdua.
"
Verrr!!... " dengusku kuat juga mempercepat kocokanku melihat adegan ini.
Tubuh Vera
yang indah tengah dihajar dari depan juga belakang dalam gendongan mas
Krisno dan Udin, gadis itu menjerit histeris dengan dadanya yang menempel di
badan kekar penuh tato Udin.
Bola biru
matanya lenyap entah kemana, Krisno yang menopang pantatnya menaik-turunkan
tubuh sintal tersebut.
Gairah Vera
semakin menjadi-jadi, erangan-erangan dan racauan kotornya terus memanaskan suasana,
dia benar-benar seperti orang gila!
" VERAA
KELUARR MASSS!!! ARRHHHHHH!!!.. " jeritnya dengan menengadah dan memangapkan
mulutnya lebar-lebar.
Udin yang
kaget dengan semburan dari memeknya secara reflek mencabut kontol tebalnya dan membiarkan
gadis itu menyelesaikan ‘ngompol’nya terlebih dahulu.
" Enaknya!
Dasar brengsek kalian!! Cowok-cowok pengecut!! Kalian beraninya keroyokan!!…
"
" Kalo
satu-satu kalian yang bakal aku habisin!.. " ceracaunya sambil
terengah-engah.
Aku melongo
sekali melihatnya sekarang, ini sudah bukan Vera yang kukenal! Entah dia dalam keadaan sadar atau tidak, yang
jelas matanya memutih dan giginya gemerutuk gemetar.
Mas Krisno
tersenyum licik mendengarnya, dia yang masih menggendong Vera kembali
menaik-turunkan tubuh langsing gadis itu di anusnya, dan Udin pun segera
menusuk kembali Vera yang mulai lemas, kali ini mereka berdua memulai lagi
penetrasinya di dua lubang si cewek bule secara bersamaan.
"
Kayaknya nih cewek hiperseks jon.. " celetuk penonton ke teman di sebelahnya
setelah menyaksikan Vera menunjukkan dirinya yang sebenarnya tadi.
Aku sudah
tidak sanggup, aku pun berejakulasi, kulihat spermaku muncrat dan mengenai paha
serta perut atasku, aku benar-benar terangsang melihat tubuh seksi Vera itu
seperti mereka belah dua.
Aku
disuguhkan tontonan yang benar-benar liar!
Mas Krisno
meninggikan temponya, dia terlihat fokus sekali ke ejakulasinya dan sedang
memburunya.
Tiga menit
kemudian dia pun sampai dan langsung menyemburkan air maninya di pantat Vera,
yang lagi-lagi membuat para penonton yang baru melihat ini terpukau ketika dari
anusnya meneteskan sperma Krisno.
" Wah pantatnya
dipejuin juga.. " celetuk salah seorang tukang.
Krisno
mundur dan mempersilahkan Udin kali ini By
One dengan Vera.
" Mas
sodomi aku.. Aku pengen kontol gede kamu dipantet aku.. " Vera langsung
balik badan dan menunggingkan pantatnya kearah Udin sambil berdiri.
Segera Udin
yang tak banyak bicara itu memasukkan kontol tebalnya ke anus Vera yang
berlumur sperma Krisno.
" Ini
pertama kalinya saya nyodomi orang neng.. Ahh.. " kata Udin setelah
berhasil melesakkan kontolnya dengan mudah ke anus Vera yang sudah di Stretching Krisno tadi.
Dia pun
memulai genjotannya, Vera menundukkan kepalanya dan membiarkan tukang
langgananku itu menyodominya.
Kontras
sekali melihat Udin menyetubuhi Vera, tubuh langsatnya yang kekar dan dipenuhi
tato tampak sangat serasi sekali mendapatkan lawan gadis dengan kulit putih mulus
bersih seperti Vera.
" Uuh
mas, terus entotin akuu.. " lirih
Vera mendesah menikmati kontol Udin yang berukuran besar itu.
" FAK!!
Enak banget mass.. Sumpah! Kamu keenakan juga kan sayang?.. " Vera
menolehkan wajahnya kebelakang dan memandangi Udin yang barusan dia panggil
sayang!
" Dasar
perek lo emang Ver!!.. Cewek bispak kerja lo ngentot aja!!.. " aku
langsung balik emosi mendengarnya.
Udin tetap
dingin, namun genjotannya stabil sekali, ia tidak nampak terburu-buru, aku
yakin staminanya pastilah sama kuatnya seperti stamina Krisno dan Yanto.
Benar
dugaanku, 3 menit terlewati dan si Udin stabil sekali menjaga sodokannya di
tempo yang tinggi, teman-temannya makin gelisah karena sudah tak sabar mendapatkan jatah mereka sementara si Udin tak kunjung ejakulasi.
Barulah
beberapa saat kemudian Udin mengangkat tubuh belakang Vera, hingga membuat sang
gadis hanya bertumpu dengan tangannya lalu dia membetot habis-habisan pantat
Vera dengan gaya ‘Superman’ ini.
"
Argghh Asu enak..e!! " leguhnya lantang dan menghujam kontolnya
dalam-dalam.
Vera
terengah-engah, dia masih menahan tubuhnya dengan tangannya sampai Udin akhirnya
membantingnya begitu saja.
Vera
langsung terbanting dikasur, dalam kondisi yang aku tahu jika dia sudah lemas
namun instingnya tetap menuntun dia untuk mengulum kontol Udin dan
membersihkannya kontol tebal tersebut meski baru keluar dari anusnya dan bercampur sperma Krisno sebelumnya.
" Wuuh!! Sepongannya jago bener... Edan-edan!!..
" racau Udin menikmati kuluman Vera yang memang sangat Expert.
Kemudian dia
menarik kuat kontolnya yang tengah dikulum Vera dan mundur memisahkan tubuhnya dari gadis itu untuk memberi
kesempatan ke teman-temannya mengambil jatah.
Vera pun langsung di dorong kasar bak boneka oleh seorang tukang yang tampak tak sabaran sekali menidurinya.
" Pak masukin ke memek... Pejuin memek Vera lagi.. " pintanya pelan sambil memandangi pria yang tengah membasahi kontolnya dengan ludahnya.
" Pak masukin ke memek... Pejuin memek Vera lagi.. " pintanya pelan sambil memandangi pria yang tengah membasahi kontolnya dengan ludahnya.
Si lelaki tak dikenal itu tak
menanggapinya dan mengarahkan langsung kontolnya ke memek kotor Vera yang
lagi-lagi akan mereka gilir.
" Iyaa
pak, pake memek Vera sepuasmu ... Ahh!! " lanjut Vera tampak Owning sekali dengan permainan ini meski
dia sudah lelah.
" Ayo
pak Agus, cepet.. Saya dah pegel ngocok pengen ngentotin dia juga.. "
mereka mengingatkan yang bernama Agus ini untuk main cepat.
Agus dengan
wajah seperti orang kepedasan itu mulai mengentoti Vera yang berada di bawah
dengan kasar sehingga penisnya bergerak tak beraturan di memek Vera.
"
Aahhhh…. " tapi Vera berusaha menikmatinya.
Pak Agus bergerak
sangat barbar, namun itu wajar karena
sejak tadi mereka yang bersisa ini menyaksikan suguhan yang bahkan sudah
membuatku klimaks di depan monitor, apalagi mereka yang merasakan langsung atmosfernya saat itu.
Vera menoleh
ke para lelaki yang duduk di sofa menontoninya sedang digenjot gaya Missionary oleh pak Agus, mata birunya
tak lepas memandangi kontol mereka yang masing-masing kepala penisnya sudah
berwarna ungu tampak ingin meledak.
Vera
memeletkan lidahnya menggoda sambil terus dikuncinya pandangannya ke kontol
yang sedang mereka kocok sendiri, bahkan bapak bertubuh gempal yang tadi paling
awal mengentotinya terlihat sudah tegang lagi.
" Si..
Sini lebih deket pak.. Kalian gak suka liatin Vera dientotin temen kalian
emang? Ahh.. Ahh.. " Vera menantang mereka untuk mendekat.
" Ke..
Ahh.. Keluarin peju kalian di memek Vera ya pak.. Vera suka.. " racaunya
sambil terus digenjot si pak Agus tadi.
Mendengar
itu para lelaki yang sudah kehilangan akal oleh Vera ini segera mendekat,
mereka menyaksikan dari jarak dekat sekali bagaimana tubuh putih bersihnya tengah disodok-sodok rekannya.
"
Sialan!!.. " umpatku dalam hati kembali terangsang melihat Vera tengah
dikerubungi kuli-kuli yang sama sekali bukan levelnya ini.
" Ayo
pak pejuin memek Veraa... " dia terus menatap ke si ‘pemerkosanya’ itu
dengan tatapan memelasnya.
" Wah edan nih pelacur, masih muda tapi udah berani minta tembak dalem.. "
" Neng
bule ini gak takut hamil emang?.. " tanya seseorang yang tepat berada
diatas Vera dan menolehkan wajah cantiknya agar menatapnya.
Vera
menggeleng kuat.
" Gpp
pak, hamilin aja Vera kalau bapak-bapak mau.. " katanya dengan wajah makin
menggila.
Dengan
mematung aku terbius di depan komputerku, ini sudah Over dan berlebihan sekali, aku tak bisa menarasikan seperti apa
perasaanku saat ini.
Kupikir dia
sering minta aku keluar di dalam hanya karena itu aku, tapi rupanya tidak, dia
juga meminta lelaki lain untuk membenihinya dan bahkan tak peduli jika dia
sampai dihamili mereka!
Aku jadi
merasa semua yang Vera ucapkan padaku selama ini palsu karena itu hanya bagian
dari kelakuannya yang liar ini.
Dia memanggil
siapa saja sayang, dia mau-mau saja dientoti sembarang lelaki, dan bahkan dia
minta sendiri untuk dihamili!
PSK betulan
saja belum tentu mau digilir apalagi di Gangbang
cowok sebanyak ini, Vera melakukannya secara cuma-cuma tanpa
embel-embel dan aling-aling apapun, dia murni merelakan tubuhnya ditiduri banyak orang karena dia mau, itu
saja.
Dan lebih
gilanya dia melakukannya tanpa kondom!
"
PERSETANLAH!!.. " aku membanting Mouse
ku dan tak tahu lagi harus bagaimana.
"
Boro-boro pakai kondom, malah dia sendiri yang minta mereka keluar di dalem.. "
batinku.
" Ah
yang bener neng? Saya sih mau aja kalau neng jadi istri muda saya.. Hehe "
komentar seorang tukang yang terlihat paling tua.
" Alah
omongan lonte mana bisa lo pegang sih.. " kata salah seorang lagi.
"
Paling ntar kalo hamil ngerengek-rengek minta ditanggung jawabin.. "
" Hahaha
tar kalo dia bunting biar suruh si Udin aja yang masih bujang noh tanggung
jawabin.. " canda mereka menumbalkan Udin.
" Bego
ogah! Kalo bener anak gua ya gua mau.. Siapa yang gak mau punya bini secakep ini.. "
" Tapi sayang bispak, lagian gua tadi gak keluar di memeknya nih pecun, jadi aman.. " kilah Udin.
" Tapi sayang bispak, lagian gua tadi gak keluar di memeknya nih pecun, jadi aman.. " kilah Udin.
Mereka pun
semakin tertawa-tawa, Vera malah mendesis dan tampak
menikmati ocehan-ocehan yang mempermalukannya itu.
" Aduh
neng, gak ada yang mau tanggung jawab gimana dong? Tetep mau dihamilin?.. "
tanya lelaki yang diatas Vera tadi.
" Gak
usah banyak tanya! Pejuin aja di memek aku itu pun kalo kalian gak impoten!!.. "
Vera geram karena mereka banyak tanya soal hal hamil itu.
Seolah jika
memang nantinya dia hamil biarlah kelak menjadi urusan dia seorang.
Sementara
mereka menertawakan kekesalan Vera, bapak yang tengah menggenjotnya langsung
menghajarnya sekuat yang dia bisa, sampai ranjang terdengar mau roboh
dibuatnya.
" AHH
NENG, INI SA.. SAYA KELUAA..ARRGHH!!.... " pak Agus menjerit kuat dan mencengkram
pinggang Vera kuat sementara kontolnya mengeluarkan benihnya masuk di dalam
memeknya.
" Nih
saya keluarin semua sperma saya, hamil hamil dah luh!.. " racau si
pengentotnya sambil mencabut kontolnya.
Vera
memejamkan matanya, wajahnya terlihat menikmati setiap rembesan sperma hangat
itu yang mulai masuk membuahi sel telurnya.
Krisno yang
rehat sejenak kembali turun gelanggang, kali dia merekam lagi dengan ponselnya
dan mempersilahkan para kuli-kuli yang belum mendapat giliran untuk segera mencicipi Vera yang terkangkang diatas ranjang.
Seseorang
langsung buru-buru naik, dengan tergopoh-gopoh dia seketika membenamkan kontol
tegangnya dan menggenjot sang gadis lugu.
Hanya dalam
beberapa sentakan dia sudah mengerang, Vera mulai lagi bercakap kotor, rupanya
pria itu benar-benar sudah keluar saja di dalam memek Vera.
Terlihat dia
kejang-kejang sendiri diatas tubuh Vera dan kantung zakarnya berkedut-kedut
pertanda benih sedang disuntikkan kedalam tubuh betinanya.
"
Enaknya neeng!! " komentarnya sebelum kembali turun dari ranjang.
Sontak
suasana jadi tegang seiring intensitas yang kembali meninggi dari mereka, rasa
kecewa dan rasa marahku pun kembali tertutup oleh rasa terangsang yang mulai
terasa.
Krisno bak
seorang makelar yang terus menyuruh mereka mengisi lagi memek gadisku
itu tanpa jeda.
Seorang bapak-bapak kembali naik keranjang, dikocoknya sebentar kontolnya di depan memek Vera dan langsung dia lesakkan dengan hentakan keras.
Seorang bapak-bapak kembali naik keranjang, dikocoknya sebentar kontolnya di depan memek Vera dan langsung dia lesakkan dengan hentakan keras.
" Ahh
paak!!.. " desah Vera merasakan kontol itu masuk ke memek merahnya.
Sama seperti
bapak yang sebelumnya, tak lama dia menahan gejolaknya dan dia pun langsung
menumpahkan air maninya lalu mencabutnya keluar dengan dengusan kuat.
Krisno
tertawa melihat air mani yang mulai berlinang pertanda liang peranakan sang
gadis sudah mulai penuh dengan benih mereka.
" Non
itu kontol ke berapa? Non hitung gak?.. " tanya Krisno memegang betis Vera
dan makin mengangkangkannya.
Veraku hanya menggeleng dengan wajah imutnya yang sudah redup dan tampak nafasnya
sudah berat.
" Saya
entotin kamu neng!! " seorang bapak-bapak yang tampak paling berumur kali
ini langsung menggagahi Vera.
" Iyaa pakk Uhh.. " desah Vera yang memang hanya bisa mendesah dan mengangkang saja
dalam pesta pora mereka hari ini.
" Neng
mau saya .. Saya keluarin dimana?.. " tanyanya sambil mengenjotkan
kontolnya perlahan tak sekuat yang lainnya.
" Di
dalem pak.. Biar Vera hamil.. " katanya sambil memegangi dan menatap wajah
lelaki tua itu dari dekat.
Dia segera mencium bibir tipis Vera, dia termakan omongan si gadis penggoda dan menahan
genjotannya di tempo pelan sedang berusaha mencapai klimaksnya.
" Inii.... Neeeengg Akhh!! " racaunya dengan wajah terdongak dan membenamkan
kontolnya hingga mentok berusaha memangkas jarak agar spermanya tak perlu jauh
berenang untuk mencapai ke ovarium si gadis muda.
Vera lagi-lagi
memejamkan matanya dan membanting kepalanya ke kasur setelah lelaki itu
meninggalkan tubuhnya.
Tak ada
candaan lagi dari mereka, semua sedang berada diujung-ujung klimaks
masing-masing, Krisno sambil merekam sambil menahan kaki Vera agar tak menutup, dia juga terlihat terus menahan tawa kemenangannya.
"
Akhirnya giliran saya juga jajal bodi eneng bule ini!!.. " tukas seorang
pemuda berkulit sawo matang langsung naik ke tubuh Vera.
Vera agak
melotot karena yang ini memiliki kontol yang lumayan besar juga meski tak
sebesar milik Udin tadi.
" Uhh
mass kontolmu lumayan.. " pelotot gadis itu menatap ke pejantannya yang
kira-kira berusia 40 tahunan ini.
"
Entotin Vera yang kuat mas, bantu Vera orgasme.. " bisiknya meletakkan
tangannya ke bokong pria tersebut.
Aku mulai
mengocok lagi, apalagi melihat Vera yang seakan ‘menemukan nyawa’ setelah kembali ketemu dengan kontol besar.
Karena maklum rata-rata dari tukang ini sudah berusia paruh baya dan ukuran kontol mereka biasa-biasa saja.
Jika main Fair, Vera dengan mudah pasti akan membuat mereka kelabakan sepertiku, saat ini Vera hanya kalah jumlah saja dari mereka, meski nafsu seksnya luar biasa sekali tapi tetap saja meladeni banyak pria sekaligus tetap terlalu berat untuknya.
Karena maklum rata-rata dari tukang ini sudah berusia paruh baya dan ukuran kontol mereka biasa-biasa saja.
Jika main Fair, Vera dengan mudah pasti akan membuat mereka kelabakan sepertiku, saat ini Vera hanya kalah jumlah saja dari mereka, meski nafsu seksnya luar biasa sekali tapi tetap saja meladeni banyak pria sekaligus tetap terlalu berat untuknya.
Vera
membantu sendiri genjotan pejantannya dengan mendorong-dorongkan pantat pria
tersebut dengan tangannya, dan dia terus meracau kotor sambil memandangi wajah
kusam yang sedang menindih tubuhnya.
"
Maa..ss Vera keluar.. Jangan dicabu..cabut tetep sodook!! AHHH!!!.. " ucap
Vera terakhir sebelum terpejam dan membanting kepalanya ke ranjang.
Si pria itu
tak mencabut kontolnya sesuai kemauan Vera, namun dari wajahnya sesaat agak
terkaget mungkin karena merasakan semburan dari dalam dimana saat ini kontolnya
tengah ‘menyumbat kucuran air’ tersebut.
" OOHH
FUCK!!! AKU BISA MATI KEENAKAN SAMA KALIAN!!!.. " racaunya keras dengan
tubuh melengkung.
Si pria tadi
melanjutkan goyangannya, kali ini dia yang memburu ejakulasinya dengan
memandangi wajah Vera yang sudah sayu.
" Neng
cantik bener, kok mau dipake rame-rame gini? Hahhh..hahhh..hahh.. "
komentarnya setelah memandangi wajahnya dan terus mengentotinya.
Vera tak
menjawab dia terengah-engah karena baru saja orgasme.
Cipak bunyi
memek Vera akibat hantaman si pria berkulit sawo matang itu terdengar jelas, tak lama kemudian dia pun mengerang dan mengeluarkan spermanya.
"
Makasih neng.. Kalo neng hamil saya siap jadi bapaknya, Muaahh.. "
bisiknya dikuping dan mencium pipi Vera lalu kembali duduk di sofa.
Belum ada
sepuluh detik sejak si lelaki berkulit sawo matang tadi memisahkan diri dari
Vera, bapak-bapak bertubuh gemuk yang sudah mengentotinya di awal tadi langsung
nyelonong naik lagi keranjang dan kembali menyetubuhi Vera.
" Wei
pak Sofian, saya belum.. Ente dah ngambil giliran lagi!!.. " celetuk seseorang
yang rupanya belum kebagian namun sudah diserobot.
Tapi pria
paruh baya yang rupanya bernama Sofian ini tak peduli dan tetap menggenjot
Vera, aku geleng-geleng kepala saja melihat betapa rakusnya dia.
Jika saja
teman-temannya tahu dia sebelumnya sudah mencicipi Vera di toilet, aku rasa
dia akan digebuki sekarang karena begitu tamaknya.
Sudah mengambil jatah duluan tadi diawal dan sekarang malah ambil jatah lagi padahal masih ada yang belum dapat giliran.
Sudah mengambil jatah duluan tadi diawal dan sekarang malah ambil jatah lagi padahal masih ada yang belum dapat giliran.
Dan diapun
dengan Barbar nya langsung menggagahi
Vera dengan beringas, tubuhnya yang tambun dipenuhi bulu itu bergerak liar menggencet tubuh langsing Vera yang mengangkang dibawahnya.
" Dasar
cewek murahan!! Makan nih peju saya!.. " umpatnya sambil membenihi Vera
untuk yang ketiga kalinya.
Kulihat air
mani mulai lumer tumpah dari memek tebal Vera yang merah, yang entah sudah
terdiri dari berapa benih laki-laki yang saling bercampur di dalamnya.
" Ver..
Sadar sayang, kok kamu mau sih dipejuin kuli-kuli kayak gitu?.. " batinku
sembari mengocoki penisku dan memandangi wajah polos gadisku tersayang itu.
Tukang yang
tadi sebelumnya komplain akibat diserobot pak Sofian akhirnya naik ranjang,
langsung disodoknya memek kotor bekas pakean teman-temannya tanpa ampun.
" Ahhh
paaaakk!!!.. " jerit Vera karena dia benar-benar dikangkangi oleh Krisno
dan memeknya ditumbuk amat kuat oleh lelaki ini.
Seketika
dia ejakulasi, sungguh singkat permainannya namun itulah resiko mendapat
giliran paling belakang, dimana libidonya sudah naik-turun duluan akibat
menontoni teman-temannya yang bergantian menggarap si gadis berbuah dada besar
tersebut.
Setelah
mencabut kontolnya, dia sodorkanlah kemaluan yang berlumuran krim putih itu
kemulut Vera. Vera tanpa menghiraukannya langsung melahap dan menghisapnya.
Selagi Vera
menyepong kontol itu kembali tubuhnya dinaiki oleh seorang pria lagi, aku tak
tahu ini lelaki terakhir atau bukan, karena jujur aku memang sengaja tak
menghitung berapa jumlah mereka, aku tak mau sakit hati mengetahui jumlah
lelaki yang menidurinya saat itu.
" Wah
brengsek udah penuh air mani kalian semua ini di dalem.. " celetuk lelaki
kurus yang sedang menjajal memek Vera.
Bahkan
ketika kontolnya masuk rembes keluar cairan kental berwarna putih itu dari sela
rongga memeknya yang menandakan memang sekarang memek Vera sudah benar-benar Overload oleh sperma mereka.
Vera diam
saja dan membiarkan lelaki yang baru bertatapan wajah dengannya ini menidurinya,
kukocok makin cepat kontolku melihat ekspresi wajah sange Vera yang sudah merah
padam.
" Biar
gitu tetep enak memeknya kamu neng.. " pujinya bertukar tatapan dengan
Vera.
" Ke..
Keluarin dalem ya mas.. " Vera mengingatkan ke penzinanya hal yang sama
dan terdengar sekali suaranya sudah lemah.
Lelaki itu
pun mengangguk kemudian mempercepat sodokannya, Krisno terus merekam adegan Gangbang ini dimana fokus kameranya
terus ke wajah cantik Vera selaku pemeran utamanya.
Herannya tak
ada yang mempermasalahkan mereka sedang dibikin bokepnya oleh si Krisno, mereka
benar-benar tak peduli sekitar dan terlalu fokus dengan Vera sepertinya.
" AHHH
NEENGG!!! " teriaknya selang beberapa lama tadi dan mengeluarkan pejunya.
Vera
mendesis saat lelaki itu menarik kuat kontol tegangnya dari memeknya.
Fokusku
terus kearah memek Vera yang tak henti-hentinya meneteskan air mani pejantan-pejantannya,
sementara dia menyapih kontol lelaki tersebut membersihkannya.
" Wah,
ntar dulu, ini udah semua ya?.. " tanya Krisno saat ada seseorang
bapak-bapak yang ingin naik lagi ke ranjang.
Rupanya
memang benar itu adalah lelaki terakhir, artinya Vera benar-benar sudah
dicicipi oleh semua tukang-tukangku!
Yang bahkan
sudah ada yang ingin naik lagi menungganginya.
" Wei
Kris masih ada yang belum noh.. si Akbar.. " celetuk seseorang.
Aku langsung
teringat Akbar sejak tadi hanya diam saja dan menontoni dari pojok ruangan.
" Sini
sayang... Entotin aku juga.. " kata Vera yang membuat kaget semua orang.
Mereka semua
tertawa-tawa mendengar itu dan langsung menyuruh Akbar yang malu-malu untuk
maju.
" Wah
si neng bule pengen dikentotin sama bocah juga rupanya... Gila seks banget ya..
Hahaha!.. " tawa seseorang bersama yang lainnya.
Krisno pun
segera menarik tangan Akbar yang sejak tadi berada di dalam celananya.
" Ayo
sana bar entotin mbak Veramu itu.. Dia udah nunggu.. Hahaha " Krisno pun
tak bisa menyembunyikan tawanya.
Vera duduk
diatas ranjang membuka tangannya lebar-lebar seolah ingin memeluk Akbar,
aku berdebar sekali dan kocokanku makin kupercepat.
Akbar pun mendekat dan naik ke ranjang dengan menunduk, Vera langsung menyambutnya.
Gadis blasteran itu membuka baju, memelorotkan celana lusuh dan kolor bocah 13 tahun tersebut.
Gadis blasteran itu membuka baju, memelorotkan celana lusuh dan kolor bocah 13 tahun tersebut.
Saat kolornya
jatuh mereka semua tertawa terbahak-bahak melihat kontol kecil Akbar yang belum
disunat tampak tegang, meski bulu-bulu halus sudah mulai menumbuhi sekujur
kemaluannya.
Tapi Vera
mendesis, dia gigit bibir bawahnya dan ditatapnya kontol itu dengan pandangan
binalnya sambil dia elus dada kurus Akbar dengan jari lentiknya, yang sontak
membuat Akbar kegelian.
" Ahh
dek.. Udah tegang aja kontol kamu sayang.. " ujar sang gadis membisiki
kuping Akbar.
Aku sungguh
tak bisa berkata-kata, jantungku hampir copot rasanya.
Bukan
apa-apa ini sudah bukan mainan lagi dan bisa menjadi masalah nantinya, bahkan
untuk Vera sekalipun.
Dia bukan seperti bapak-bapak dan para laki-laki dewasa yang ada diruangan ini, tentu aku yakin mereka akan merahasiakan semua ini karena mereka punya anak juga istri.
Sementara Akbar di usianya yang masih segitu tak ada jaminan dia akan merahasiakannya, pasti dia dengan mudahnya akan berbicara ke siapa saja mengenai ini dan bahkan dia akan membanggakannya ke teman-temannya.
Dan itu akan sangat berisiko jika di dengar orang lain apalagi kalau sampai menyebar ke kuping orang tuanya, pastilah mereka akan marah besar, terlebih ayahnya Akbar adalah pak RT di lingkungan rumahku.
Dia bukan seperti bapak-bapak dan para laki-laki dewasa yang ada diruangan ini, tentu aku yakin mereka akan merahasiakan semua ini karena mereka punya anak juga istri.
Sementara Akbar di usianya yang masih segitu tak ada jaminan dia akan merahasiakannya, pasti dia dengan mudahnya akan berbicara ke siapa saja mengenai ini dan bahkan dia akan membanggakannya ke teman-temannya.
Dan itu akan sangat berisiko jika di dengar orang lain apalagi kalau sampai menyebar ke kuping orang tuanya, pastilah mereka akan marah besar, terlebih ayahnya Akbar adalah pak RT di lingkungan rumahku.
Ini jelas akan jadi kasus karena Krisno dkk saat ini sedang mengeksploitasi anak dibawah umur untuk memaksanya
bersetubuh dengan gadis dewasa yang mereka tontoni secara langsung.
Aku patut kuatir dengan ini.
" Akbar mau ngentotin kakak juga?.. " bisik Vera dikuping Akbar yang untung terekam di kameraku meski pelan sekali.
Akbar diam
dan memejamkan matanya, lalu mengangguk.
"
Hmmm.. kalo gitu kok dari tadi diam aja, takut yah?.. " lanjut gadis
berkulit putih ini.
" Iy..Iya
kak.. " jawab Akbar gugup berhadapan dengan gadis secantik Vera.
"
Stttst... Jangan takut.. Sekarang sini deh kakak hisepin kontolnya Akbar.. " tutup
Vera tanpa menunggu jawabannya dan mengecup pipi si bocah.
Vera
kemudian merunduk, dia mainkan lebih dulu kontol yang terlihat imut-imut itu
dengan jari telunjuknya, dimana matanya terus menatap ke atas mengecek ekspresi
Akbar dan kemudian tersenyum.
Vera membuka
mulutnya, tanpa bantuan tangan dia rogoh kemaluan anak dibawah umur itu dengan
mulut dan langsung mensepongnya!
Semua
terpana melihat cara Vera memperlakukan Akbar, begitupun aku.
" Ahhh
Kak!!!... " Erang Akbar sambil terus ditatap oleh Vera yang menungging tepat
dihadapan selangkangannya.
" Enak
gak sayang?.. " ucap Vera melepaskan kulumannya sejenak ingin tahu seperti
apa perasaan Akbar.
" Enak
kak, enak banget!!.. " Akbar sepertinya sudah tak semalu tadi meski dia
disaksikan lebih dari 10 pria dewasa.
" Ini
pertama kalinya Akbar di sepong cewe?.. " tanya gadis yang dipanggil neng
bule ini oleh tukang-tukangku.
" Iyaa
kak.. Ughhh.... " leguh Akbar keras.
"
Mpphh.. " desah Vera melotot dan menahan kontol Akbar yang tiba-tiba ingin
dia tarik keluar.
"
Ahhh!! Hahh..hahhh.. " erangnya dengan tubuh gemetar-gemetar.
Saat Vera
melepaskan mulutnya barulah terlihat cairan putih kental lumer dari pinggiran
bibirnya, semua pun kembali terbahak-bahak menyadari Akbar ternyata sudah
ejakulasi setelah tadi sebelumnya sama-sama terdiam menyaksikan aksi menggoda Vera.
Vera
memegang tangan Akbar yang ingin mundur, dia perlihatkan sperma yang masih
belum matang itu di mulutnya, kemudian ditelannya tepat di hadapan wajah Akbar.
" Enak
bar.. Sperma kamu manis.. " puji Vera mungkin baru kali ini menelan sperma perjaka yang dia bilang manis.
Lalu dia kembali memeluk Akbar tak ingin bocah itu turun.
" Ahh bar, kakak pengen ngentot sama Akbar.." bisiknya sambil menggigit daun kuping Akbar.
" YA AMPUN VERA!!.. " teriakku dalam hati.
" Sadar sayang!!.. " aku gregetan sekali dengan dia yang kini mau ngentot dengan anak kecil!
Lalu dia kembali memeluk Akbar tak ingin bocah itu turun.
" Ahh bar, kakak pengen ngentot sama Akbar.." bisiknya sambil menggigit daun kuping Akbar.
" YA AMPUN VERA!!.. " teriakku dalam hati.
" Sadar sayang!!.. " aku gregetan sekali dengan dia yang kini mau ngentot dengan anak kecil!
Kemudian
sambil memeluk Akbar, Vera merebahkan dirinya sendiri ke ranjang, Akbar pun
langsung berada diatas tubuh seksi Vera.
Vera hanya menatap Akbar dengan pandangan sangenya yang sangat mematikan itu.
Vera hanya menatap Akbar dengan pandangan sangenya yang sangat mematikan itu.
" Ayo
bar.. Tusuk memek kakak... "
Badanku
bergetar merinding mendengarnya, sensasi perasaanku jadi tak karu-karuan
menyaksikan detik-detik menegangkan ini.
Akbar dengan
insting berkembang biak yang sudah ia bawa sejak lahir sebagaimana makhluk
hidup pada umumnya langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vera tanpa diajari.
Vera menatap
wajah sang bocah dengan pandangan sayu sekali, kemudian mereka kompak mendesah
begitu tubuh mereka saling tersambung.
" Barr!! Kita udah setubuh.. "
" Ahh iyaa!! Kamu lagi ngentotin kakak sayang.. Ahhh.. "
Vera sengaja mengucapkan itu mempertegas ke Akbar agar dia tahu jika kini dia tengah bersetubuh dengan wanita dewasa.
" Kontol kamu enak sayang.. Ahhh!!.. " desah Vera membuka mulutnya lebar-lebar saat merasakan kontol kecil Akbar masuk ke memek bulenya.
" Ahh iyaa!! Kamu lagi ngentotin kakak sayang.. Ahhh.. "
Vera sengaja mengucapkan itu mempertegas ke Akbar agar dia tahu jika kini dia tengah bersetubuh dengan wanita dewasa.
" Kontol kamu enak sayang.. Ahhh!!.. " desah Vera membuka mulutnya lebar-lebar saat merasakan kontol kecil Akbar masuk ke memek bulenya.
Aku tak
percaya dengan apa yang kulihat, dan bahkan memikirkan hal ini terjadi pun
tidak!
Vera yang
selama ini hanya menjadi fantasi seksual para pria dan menjadi Internet’s Girlfriend banyak orang, kini sedang membiarkan dirinya
disetubuhi oleh anak dibawah umur, yang secara hukum hal ini amat sangat
dilarang sekaligus menjadi pelanggaran berat di Indonesia.
Namun dia
tak memperdulikannya, bahkan dia mendesah-desah heboh dari sebelumnya dengan
meremas-remas sendiri payudara suburnya itu.
Tapi jujur
aku pun tanpa sadar mengocoki kontolku makin kuat melihat adegan persetubuhan
ilegal ini, entah kenapa aku malah terangsang berat meski darahku panas-dingin.
Kini bocah
yang baru akan masuk SMP ini tengah menikmati kecantikan dan kemolekan tubuh indah
Vera yang sangat diburu oleh pria-pria hidung belang diluar sana, juga dia dengan
beruntungnya bisa memakainya di saat tubuh itu sedang matang-matangnya.
" Bar
tahan ya, sampe kakak orgasme.. " pinta Vera kemudian menarik wajah Akbar
dan mencium bibirnya.
Bapak-bapak
yang menonton tampak serius melihat bocah yang belum puber ini menggauli gadis
yang secara usia jauh di atasnya.
Akbar terus
menggenjot Vera dengan tempo yang berantakan sekali, bahkan Vera yang tahu jika
Akbar tak bisa lama-lama terus menahan anak itu setidaknya hingga dia orgasme.
" AHH
BARR!! KAKAK KELUAR SAYAANG!! AHHH.. "
Diluar
dugaanku, malah justru Vera yang dalam waktu singkat langsung melirih dan
pasti sedang mengalami orgasmenya.
Dia tak
menggesekkan jari ke klitorisnya, ini aneh sekali, seharusnya mustahil Vera
orgasme dengan penetrasi kontol yang dengan ukuran ereksinya saja kira-kira
sebesar jempol itu.
" Liat
tuh perek, dia malah keenakan dipake sama nih bocah ingusan.. Hahahaha… "
tawa mereka pecah melihat Akbar berhasil membuat Vera kelojotan orgasme.
Aku tahu
bila Vera orgasme bukan karena penetrasi burung kecil milik Akbar, namun lebih
kepada sensasi mendapati dirinya digagahi oleh anak kecil.
Tertunduk lagi aku tak bisa berkata-kata kecewa pada Vera,
sayang sekali kecantikan dan keindahan tubuhnya itu dia sia-siakan, bahkan dia obral
dengan murah semurah-murahnya.
Tak ada lagi
yang bisa aku selamatkan dari hidupnya, tak ada.
Dia benar-benar
hanyalah pemuas nafsu.
" Ma..
Makasih sayang.. Sekarang Akbar boleh keluarin mani kamu di memek kakak.. "
Vera tersenyum dan berterima kasih karena Akbar sudah mencoba tidak keluar sampai
dia orgasme tadi.
" Ke..
Keluarin di dalem kak?.. " tanyanya dihadapan wajah Vera.
" Iyaa
sayang.. Siapa tau kakak hamil anaknya kamu.. Hihihi.. " khayal Vera nakal
kemudian mencium bibirnya kembali.
" Tuh Bar,
si perek mau peju perjaka lo di memeknya, hajar!!.. " ledek Krisno di sela
rekamannya.
Entah kenapa
dia tampak yang paling bahagia melihat Akbar menyetubuhi Vera.
" Sumpah
enak bener bang, biarin deh sore ini perjaka gue ilang kalo lontenya seseksi
ini… " racau Akbar yang rupanya bermulut rombeng juga.
" Yehh
lu bar, masih bocah enak bener bisa ngentotin lonte elit beginian.. Gue
seumuran lo masih pake sabun.. " protes bapak berbadan gempal.
" Biarin
lah mas, dia kan masih perjaka kapan lagi dia lepas keperjakaannya kalo bukan
sekarang.. " Udin ikut menanggapi sambil mengocok kontol tegangnya.
Akbar
kembali fokus dengan genjotannya, terlihat sekali genjotannya yang asal-asalan
itu, hanya mengaduk-aduk pinggangnya saja, tidak seperti orang yang sudah paham
mempenetrasi dengan memaju-mundurkan pinggul.
Namun Vera
memakluminya dan kadang dia sendiri yang memaju-mundurkan selangkangannya agar
kontol Akbar keluar-masuk di memek tebalnya.
" Remes
dada kakak yang kuat bar.. " pinta Vera menaruh tangan Akbar di toket
kirinya.
Akbar pun
melakukannya, diremasnya toket bulat Vera sambil menikmati tubuh putih yang
tengah dia kuasai.
" Besar banget kak dadamu.. " celetuk Akbar menikmati pegangannya di sebelah toket bulat Vera.
"
KAKKK!!!... " erangnya tak kurang 20 detik kemudian.
"
Keluar... rin di daleem barr!!.. "
Namun belum
selesai ocehan Vera Akbar sudah lebih dulu keluar, dia tampak lupa dengan pinta
Vera tadi, dimana dia malah cabut sejenak kontolnya dari memek sang gadis,
namun buru-buru dia masukkan kembali setelah menyadarinya.
Hingga
beberapa semprotannya sempat muncrat bahkan hingga ke leher Vera.
Vera agak
kecewa karena semprotan awal itulah yang sebenarnya dia inginkan, karena selalu menjadi semburan yang paling kuat, tapi dia tak begitu memprotesnya karena beberapa
semprotan terakhir Akbar tetap masuk juga di memeknya.
Aku meleguh
dan kembali berejakulasi bersamaan dengan erangan Akbar tadi, aku kembali duduk
tersandar lelah dikursi komputerku menikmati onaniku barusan yang nikmat namun terasa
aneh.
Dari memek
Vera kembali mengucur sperma perjaka yang juga bercampur dengan sperma pria
dewasa yang telah menikmati tubuhnya lebih dulu.
Resmi sudah
Akbar akhirnya sudah tidak perjaka lagi setelah berejakulasi pertama kalinya
ditubuh Vera, dan Vera tampak bangga baru saja menodai kesucian seorang anak
yang harusnya masih jauh untuk merasakan seks.
Para
bapak-bapak itu tertawa dan menyelamati Akbar atas statusnya, sementara Vera
langsung tergolek setelah mengulum sebentar kontol si anak bawang.
Wajahnya
sudah terlihat amat letih, dinginnya AC
pun tak mendinginkan tubuh Vera yang kini sudah mengkilat oleh keringatnya
sendiri, dan badannya bergetar liar merasakan sensasi yang baru saja dia terima
dihari itu.
Saat kupikir
semuanya akan usai namun rupanya aku salah!
Vera kembali
meminta mereka menyetubuhinya, dan mereka semua sangat
senang mendengarnya.
"
Wah-wah bisa ribut ini sama istri saya ini pulang-pulang peju dah abis.. Hahaha "
pak Agus tertawa.
" Lo
kasih obat perangsang ya Kris? Gila galak bgt nafsunya.. " Udin pun ikut
takjub dengan gairah Vera.
" Kan
udah gua bilang diawal, sekalinya dia udah nafsu bakalan gempor kaki
dibuatnya.. " kekeh Krisno kali ini langsung naik keranjang putih itu dan mengambil jatah paling pertama.
Pembantuku membalikkan badan Vera dan membuatnya merangkak, lalu dia yang sudah sangat bernafsu mulai menggagahinya.
" Udah
lama saya gak pake memeknya kamu non... Hehehe.. " Krisno kali ini
mengentoti memek Vera rupanya.
" Kita
main cepet aja ya non, kesian mereka mau pulang.. Ntar non digrebek bini mereka
lagi.. Hahaha.. " bacot Krisno sambil menunggangi Vera.
Memang saat
itu hari sudah malam, tak terasa di ronde pertama tadi saja menghabiskan
dua jam dari sejak Krisno dan Vera mereka grebek di dapur sebelumnya.
" ahh
mas.. " lirih Vera pelan dengan sisa-sisa kekuatannya.
"
Tenang non, saya tau kok kalo non mau digeber kenceng kan?.. Sabar ini masih
perkenalan aja.. " bacot lelaki berambut keriting tersebut mulai menaikkan
temponya.
Ditariknya
lengan halus gadis itu dan menjadikannya pegangan dalam Riding nya ditubuh Vera.
" Gilir
terus Vera mas.. Banjirin memek Vera ama sperma kalian!! Aghh!!.. " racaunya
kembali panas.
" Hahaha iya non sayang, pokoknya fix hamil non kamu hari ini.. " tawanya yang membuatku bergidik ngeri mendengarnya.
" Hahaha iya non sayang, pokoknya fix hamil non kamu hari ini.. " tawanya yang membuatku bergidik ngeri mendengarnya.
" Ahhh
licin banget memeknya!!!.. " umpat Krisno menepuk keras pantat Vera.
Karena
kebiasaan main di pantat jadi dia mungkin tak begitu suka dengan penetrasi
basah, apalagi memek Vera saat ini sudah bagaikan rawa dari air peju maupun
orgasmenya sendiri.
" Nihh
non... Pejuu sayaa...Ahh!! " dia pun mendiamkan kontolnya dan mengisi
kembali memek Vera dengan sperma yang sebelumnya sudah larut masuk ke rahimnya.
"
Banyak banget mas... " lirih Vera merasakan semburan itu di memeknya.
"
Iyalah!! Udah nikmatin aja.. " Krisno pun tegak setelah puas menguras kontol tak disunatnya dan menyodorkannya ke mulut si gadis.
Air mani
kembali mengucur dari memek merahnya, aku kembali lemas ketika tubuh Vera
kembali di balik oleh lelaki berikutnya yang mengambil ronde ke duanya dengan
cewek blasteran ini.
Sebelumnya
aku sangat bahagia dan amat bersyukur mendapatkan Vera, karena bagaikan menarik lotre dengan peluang sejuta berbanding satu yang akhirnya kumenangkan.
Namun
setelah kumenangkan rupanya aku malah menemukan kekecewaan atas sikapnya yang
gampangan dan sangat liar sekali ini, jika kalian menjadi aku percayalah tak mudah untuk menjalaninya.
" Mass.. Ahh kontolmu kayak kontol anjing.. " racau Vera ketika mas-mas itu tengah
menjejalkan kontolnya.
Aku tak mengerti lagi dari mana dia dapat istilah dan kenapa dia memilih meracau menggunakan perumpamaan sekotor itu.
Tapi ketika kulihat benar juga, urat merah-merah begitu terlihat di sekujur batang kontol lelaki yang tengah kawin dengan Vera sekarang.
Tapi ketika kulihat benar juga, urat merah-merah begitu terlihat di sekujur batang kontol lelaki yang tengah kawin dengan Vera sekarang.
Vera yang
puting susunya sudah tegang sekali langsung memejamkan matanya menikmati sodokan
dari entah kontol keberapa yang telah masuk di tubuh bispaknya hari ini saja.
Kurang 3
menit lelaki itu menahan ejakulasinya, hingga dia akhirnya merem-melek meleguh keras.
"
GELOOO!!! Enak euy!.. " dengusnya bak banteng menuangkan air maninya di
dalam memek Vera.
" Nah
sekarang kamu kulum nih kontol anjing ini.. Hahaha.. " ledeknya menyodorkan
kontol beruratnya ke mulut Vera yang sudah siap segera menghisapnya.
Krisno yang
sudah kembali memegang ponselnya merekam saat sperma kental berwarna putih itu
mengalir dari memeknya.
"
Kangkangin paha kamu non, pamerin ke kita-kita dong memek kotor bekas peju
ini.. Hahaha.. " hina Krisno.
Vera yang
tengah mengulum diam saja dan membuka pahanya lebar-lebar, mempertontonkan ke
mereka lelehan hasil hubungan badan bergiliran yang mereka lakukan di kamar Light Room ku itu.
" Ehh
gue ada ide.. "
"
Ambilin vibrator tadi.. " Krisno meminta ke pak sofian meraih alat getar
yang ada di dekatnya.
Lelaki tamak
yang kuingat sudah mengentoti Vera 3x itu segera menyerahkan alat yang diminta ke
Krisno.
" Nah
kita main-main bentar ya non.. Hehehe.. " kekehnya mengarahkan vibrator ke memek Vera dibantu dua orang yang langsung membuka pahanya lebar-lebar.
" Ja..
Jangan mas.. "
"
Jangan dibikin pipis Vera mas, Vera engga kuat.. Entotin aja.. " pintanya
dengan suara lemah sambil menggeleng-geleng.
Namun memang
itulah yang Krisno inginkan, mereka ingin membuat Vera kembali kelojotan dengan
mata putihnya dan tubuh bergetar-getar.
Aku kembali
terperanjat, apalagi saat melihat wajah Vera yang sudah sayu itu
menggeleng-geleng, dia terlihat Lovely
sekali jika sudah seperti ini dan ingin kupeluk dirinya dengan erat, lalu
kukatakan semuanya akan baik-baik saja.
" Mass
Krisss.. Setop mas, Vera gak ku..kuat.. " lirihnya merasakan vibrator itu terus
digetarkan pembantuku di gundukan merah tebal di selangkangannya.
" Gpp
non, biar adil.. Non kira kita enak ngentotin non yang tinggal ngangkang
doang?.. "
" Biar
sama-sama kerasa capeknya.. " kilah Krisno memainkan perlahan dengan
gerakan memutar alat getar itu tepat di gelambir labia Vera yang menjuntai.
"
MAASSSS!!!! " erang Vera tambah kuat dipaksa orgasme oleh Krisno.
Aku
terangsang lagi, makin kulihat Vera menderita entah kenapa malah makin aku
terangsang, apa yang salah denganku?!
Apakah aku
sudah mulai tak peduli lagi dengannya atas kejadian ini hingga aku
mengabaikannya begitu saja? Tidak, aku tak begitu.
"
AHHHHHH MASSSSS!!!!.. " Vera pun mendongak dan menjerit sekuat yang dia
bisa lalu dia pun Squirt!
Sperma
mereka yang tadi sudah mulai berlomba-lomba membuahi sel telurnya sontak
langsung buyar terdorong keluar, setidaknya 9x semprotan ‘pipis’ Vera terlontar
dari memeknya, dan ini rekor terbanyak yang sejauh ini kulihat darinya.
Mereka
tertawa-tawa apalagi Krisno yang langsung merekam ekspresi tumbang Vera dengan
mata separo putih dan tubuh bergetar hebatnya.
Dia
tepak-tepak pelan wajah si gadis menjaganya agar tak pingsan, karena Main Dish nya masih akan berlanjut.
"
Lebarin memek bispak kamu non, kita pengen hamilin non sesuai yang non mau.. "
titah Krisno mencium dahinya.
" Non
mau kan jadi istri bersama kita-kita? Kita hamilin bareng-bareng.. Hahaha.. "
ledeknya mempermalukan Vera.
Aku muak
sekali dengan Krisno sekarang ini!
Dialah biangnya yang membuat Veraku sampai begitu terlihat menyedihkan di depan tukang-tukang itu.
Dialah biangnya yang membuat Veraku sampai begitu terlihat menyedihkan di depan tukang-tukang itu.
Aku jadi
ingin segera bertemu dengan gadis imutku yang seenaknya saja telah mereka nodai dan
merangkulnya sambil kudekap erat kemudian kuberjanji tak akan kutinggalkan lagi.
Mereka
langsung mengelilingi sang mempelai wanita yang sedang terkangkang diatas
ranjang ini, Vera membuka vaginanya lebar-lebar dan kembali meminta sendiri ke
mereka untuk ‘mengisi ulang’ lagi memeknya dengan benih mereka karena tadi
telah terbuang akibat Multi-Orgasm
nya.
Kelamin
hitam mereka yang sudah tegang total itu tampak berdenyut-denyut menyaksikan kemolekan tubuh yang tergolek pasrah
diatas ranjang.
Malam itu Vera benar-benar telah menjadi boneka seks mereka yang dengan bebasnya bisa mereka pejui semau mereka.
Malam itu Vera benar-benar telah menjadi boneka seks mereka yang dengan bebasnya bisa mereka pejui semau mereka.
Seorang
bapak-bapak langsung naik, dia arahkan kontol tegangnya ke memek bekas
banyak orang tersebut dan dengan mudah kontolnya pun ambles.
Entah
mengikuti perkataan mas Krisno atau karena sudah benar-benar tak tahan, dia
hanya sekedar mencelupkan kelaminnya dan langsung ejakulasi.
Bibit bayi
tersebut kembali mengucur keluar saat dia tarik kontolnya.
Aku sudah
pasrah sepasrah-pasrahnya karena untuk kesekian kalinya hanya dalam satu hari
aku melihat dari memek Vera tumpah keluar begitu banyaknya sperma yang bukan milikku.
Bahkan meski Vera sudah disuntik KB sekalipun peluang untuk hamil tetap ada karena pada dasarnya itu hanya mengurangi resikonya saja bukan berarti benar-benar aman, dan apalagi Vera sendiri sedang dimasa suburnya.
Aku tak
punya ide sama sekali akan seperti apa jika amit-amitnya nanti Vera benar-benar
hamil akibat Gangbang yang dia
lakukan atas kesadarannya sendiri ini. Entahlah aku tak tahu.
" Pe.. pejuin lagi pak.. " ucap Vera dengan wajah lelahnya masih saja meladeni hasrat gilanya!
Pak Agus
yang bermain grasa-grusu dengan Vera sebelumnya kali ini yang naik
mengawininya.
Begitu
kontolnya tercoblos, langsung dia sodok-sodok sedalam-dalamnya memek Vera
hingga membuat Vera makin terbenam di empuknya ranjang akibat tindihannya.
" AHH GILA HABIS PEJUKU!!.. " tusuknya sedalam mungkin dan menguras habis air
maninya masuk kedalam tubuh Vera.
" Hufft
paaak... Hangaat... " Vera sudah menggigil merasakan gejolak
libido besarnya tersebut tak sejalan dengan kemampuan fisik yang sudah dibatasnya.
" Terus
mas jangan setop!!.. "
Dan dia terus menyuruh lelaki yang sudah ingin ejakulasi untuk langsung mengisi ulang memeknya.
Dan dia terus menyuruh lelaki yang sudah ingin ejakulasi untuk langsung mengisi ulang memeknya.
Seorang
tukang yang tak kutahu namanya kali ini mendapatkan gilirannya, segera setelah
dia menyatukan diri dia diamkan sejenak sambil ditatapnya wajah imut cewek yang
akan menjadi wadah benihnya itu.
"
Langsung saya keluarin ya neng.. " katanya yang dibalas anggukan Vera.
" Huuh neeng!!!.. " tariknya perlahan kontolnya yang diikuti luapan sperma yang ikut keluar.
Vera kembali mengejang dan mengumpat jorok merasakan hangat sperma lelaki yang baru saja dia rasakan tersuntik ke tubuhnya.
Vera kembali mengejang dan mengumpat jorok merasakan hangat sperma lelaki yang baru saja dia rasakan tersuntik ke tubuhnya.
Aku makin panas-dingin!
Mereka menggilir dan memejui Vera lalu pergi begitu saja, seolah yang menjadi konsen mereka saat ini bukan proses kenikmatan ML itu lagi, melainkan benar-benar sedang fokus untuk menghamili Vera!
Mereka menggilir dan memejui Vera lalu pergi begitu saja, seolah yang menjadi konsen mereka saat ini bukan proses kenikmatan ML itu lagi, melainkan benar-benar sedang fokus untuk menghamili Vera!
Mereka melakukan itu dengan gampangnya, mereka tusuk
kontol mereka dan mengeluarkan peju mereka lalu mencabutnya lagi,
menjadikan memek gadisku tak lebih sebagai tempat pembuangan peju mereka saja.
Di ujung
rekaman, kulihat seorang laki-laki yang tampaknya menjadi laki-laki terakhir di
ronde kedua ini melesakkan kontolnya yang tadi sempat di komentari Vera mirip
jamur.
Begitu masuk
dia gagahi sebentar si betina yang sudah terlihat begitu acak-acakannya dan
kemudian dia mengejang di atas tubuh lunglai itu menitipkan peju hangatnya yang
sudah tak tertampung lagi oleh memek Vera karena kepenuhan.
Krisno
tersenyum melihat air mani yang terus meleleh keluar bak air terjun itu dari memek
bule Vera, kemudian dia mengambil piring dan menyuruh Vera jongkok di atasnya
menumpahkan semua sperma tersebut ke piringnya.
Dengan
gontai Vera pun jongkok, aku sampai kaget melihat sperma langsung luber tumpah seperti botol yang dituang airnya, karena begitu memeknya mengarah kebawah tumpahlah semua sperma akumulasi Creampie yang mereka lakukan sejak tadi.
Itu pertanda sejak tadi peju-peju tersebut terus berada disana hingga sudah sampai sebegitu penuhnya.
Itu pertanda sejak tadi peju-peju tersebut terus berada disana hingga sudah sampai sebegitu penuhnya.
Mereka pun
bersorak melihat piring yang menjadi media tampung kedua dari hasil buah cinta
mereka sepanjang malam ini dengan Vera langsung tergenang bahkan lumer tumpah
jika di goyang.
Krisno
mengangkat piring itu dengan hati-hati tak mau ada setetes pun yang tumpah, dia
menyuruh Vera turun ke lantai dan duduk di lututnya, sementara dia sorot kamera
HP nya tepat di depan wajah gadis berhidung mancung itu.
Aku berdebar
menunggu apalagi yang akan dia lakukan, kemudian tanpa arahan dari siapa-siapa, Vera membuka sendiri mulutnya dan sekejap saja Krisno menuangkan sperma
yang sudah encer juga telah menguning itu masuk ke mulutnya.
Vera
membiarkan Krisno memindahkan air mani itu kedalam perutnya, dia bahkan menatap
wajah Krisno dengan pandangan Slutty
nya dan menelan habis tanpa sisa semua sperma mereka dari piring tersebut!
Para
kuli-kuli itu bertepuk tangan memuji Vera atas Show gila barusan, lalu
mereka memakai kembali pakaiannya dan berangsur-angsur mulai membubarkan diri.
Vera yang
sudah gemetaran langsung membanting tubuhnya kembali keranjang, dia tak peduli
dengan para laki-laki yang satu persatu mencium keningnya dan pamit untuk pulang
karena hari sudah larut.
Dia hanya
menarik nafasnya dalam-dalam dan tampak ingin memejamkan matanya.
Namun
lagi-lagi tebakanku salah.
Tangannya mengambil vibrator yang tak jauh ada di sebelahnya, kemudian dia nyalakan ke getaran tertingginya dan dia tempelkan sendiri ke memeknya yang masih basah dengan air mani itu!
Aku
geleng-geleng kepala menyaksikannya, kini aku yakin 100% jika Vera memang
cewek Hypersex dan seorang maniak seks gila.
Entah apa
yang ada dikepalanya, setan seperti apa yang terus menghasutnya dan
menggodanya untuk terus-terusan meladeni hawa nafsunya.
Ini sudah
diatas normal dan tak lagi wajar, aku harus membicarakannya soal ini kemudian memintanya terbuka padaku.
Dan Vera yang ditinggal sendiri dikamar itu tetap mendesah-desah dengan menjadikan vibrator yang ada ditangannya sebagai pelampiasan terakhir nafsunya.
Dia
melengkung-lengkungkan tubuhnya terlihat amat meresapi setiap getaran yang masuk
membius otaknya dan menjadikannya sebuah sensasi kenikmatan yang tengah menyebar keseluruh tubuhnya.
Setelah
mengantarkan para tukang-tukang kedepan gerbang, Krisno kembali ke kamar mengecek si eneng bule, dia tak kaget ketika
melihat Vera yang tengah berjibaku sendiri melampiaskan nafsunya.
Pembantuku
itu tak mengganggunya, dia hanya tersenyum lalu mematikan lampu dan menutup
pintu meninggalkan Vera di dalam kamar mempersilahkannya bergumul dengan gejolak birahinya sendiri.
..............................
Sungguh, yang kutonton di malam itu adalah sesuatu yang gila untukku, kumatikan monitor komputerku dan aku berjalan keluar dari ruang kontrolku ini, tempat dimana aku menemukan kenyataan-kenyataan yang begitu menguras energi.
Aku mengunci pintunya, kulangkah kaki menaiki tangga dalam perasaan tak menentu, apa yang harus kukatakan ketika sebentar lagi bertatapan dengan Vera, atau bahkan dengan mas Krisno dan tukang-tukang yang saat ini masih bekerja dibelakang.
Aku tidak tahu, benar-benar tidak tahu.
Yang jelas saat ini, aku ingin segera menemuinya di kamarku, untuk memastikan apakah gadisku itu baik-baik saja, sembari memeluknya.
Aku mengunci pintunya, kulangkah kaki menaiki tangga dalam perasaan tak menentu, apa yang harus kukatakan ketika sebentar lagi bertatapan dengan Vera, atau bahkan dengan mas Krisno dan tukang-tukang yang saat ini masih bekerja dibelakang.
Aku tidak tahu, benar-benar tidak tahu.
Pada titik
ini aku tidak marah pada Vera, sama sekali tidak. Hanya saja kecewaku yang berlebih padanya.
Meskipun aku tak memungkiri setelah melihat
tontonan ini mungkin perlakuanku padanya akan berubah, tapi pelan-pelan aku akan memintanya
lebih terbuka, aku ingin mencoba memahaminya yang selama ini belum sepenuhnya kupahami, tentu saja dari perspektifnya.
..............................