Berjam-jam sudah aku terduduk menunggu, rasanya bosan juga apalagi mata ini makin berat seiring rasa kantuk yang datang.
" Mana HP
gue lowbatt lagi.. " gerutuku dalam hati sambil menanti si nyonya besar.
Padahal
penerbangan dari Singapura-Jakarta hanya sekitar 1 jam 30 menitan, dan harusnya
sih pesawat mereka sudah mendarat sekarang.
..............................
Hari ini
Vera akan pulang dari Singapura karena magangnya telah selesai, dan sudah bisa
melanjutkan sekolah desainnya kembali di Jakarta.
3 bulan kami
mesti berpisah karena dia harus mengikuti program magang itu walapun di awal
Vera keras tidak mau untuk meninggalkan aku dan Jakarta, namun karena sudah prosedur dan aku sendiri yang meyakinkannya, ia pun berangkat juga.
Aku sekarang
sudah masuk di semester dua, dan berkuliah di salah satu Universitas swasta
yang cukup terkenal di Jakarta.
Sementara
aku memilih berkuliah, Vera memutuskan untuk mengikuti sekolah Fashion atau biasa dikenal sebagai Fashion School.
Kebetulan
aku menyuruhnya untuk memilih Fashion
School terbaik, ini supaya dia tidak setengah-setengah mengejar
cita-citanya menjadi seorang desainer atau orang yang nantinya akan
berkecimpung di dunia modeling seperti asanya yang dulu pernah pupus.
Vera sempat
menolak dan memilih tempat yang biasa-biasa saja, karena dia tahu masuk ke
sekolah desainer biayanya tidak murah apalagi tempat yang aku rekomendasikan itu
bisa dikatakan sebagai tempat terbaik, dia tidak mau membebaniku.
Aku langsung cubit pipinya gemas ketika dia bilang begitu, Vera masih saja dengan
lugunya berbicara seperti itu bahkan denganku, padahal dia sudah tahu jika uang
bukan masalah bagiku.
Dan ya, singkat
cerita 3 bulan ini aku terakhir bertemu dengannya di bandara Singapura, berhubung aku hanya mengantarkannya saja sekaligus ikut
mencarikan Apartement yang cocok
untuknya.
Mencari
apartemen di Singapura sangatlah sulit, berbeda sekali seperti di Jakarta yang
masih banyak kosong hingga membuat kita bisa memilih suasana seperti apa yang kita inginkan.
Di Singapura
boro-boro memilih, mencari yang kosong saja setengah mati susahnya karena
memang nyaris semua penduduknya tinggal di apartemen.
Yang
membuatku lebih kaget rata-rata harga apartemen disana jauh lebih murah dari
yang ada di Indonesia apalagi milik pemerintah mereka yang biasanya disediakan untuk pegawai Outsourcing dan pelajar.
Rupanya di
Singapura orang yang memiliki tanah sendiri atau yang bisa membeli rumah pribadi barulah bisa dikatakan sukses dan tajir, sementara mereka yang kelas menengah kebawah hanya bisa tinggal di
apartemen.
Karenanya
jangan harap kalian bisa lagak-lagakan dan pamer apartemen jika di Singapura, yang bagi masyarakat mereka itu sama saja dengan Homeless serta pertanda bahwa seseorang tersebut belumlah sejahtera.
Berbanding
terbalik sekali dengan kita di Indonesia dimana punya rumah dan pekarangan sendiri dianggap
tak bergengsi, malahan hidup di apartemen lebih banyak dibuat untuk bahan Pansos dan gaya-gayaan saja biar mendapat pengakuan.
Dan dalam 3
bulan ini kami terpaksa harus melepas rindu secara Online melalui dunia maya, aku mesti setiap hari melakukan Video Call dengannya.
Vera memang
sangat protektif sekali padaku, apalagi saat berjauh-jauhan begini.
Meski bagiku sifat protektif Vera itu cenderung lebay, pokoknya aku harus terus Chat dengannya setiap saat, sebentar-sebentar Video Call, terus minta Pap yang kalau tidak digubris atau telat saja aku membalas Chat nya, maka dia akan langsung marah dan ngomel-ngomel.
Meski bagiku sifat protektif Vera itu cenderung lebay, pokoknya aku harus terus Chat dengannya setiap saat, sebentar-sebentar Video Call, terus minta Pap yang kalau tidak digubris atau telat saja aku membalas Chat nya, maka dia akan langsung marah dan ngomel-ngomel.
Marahnya
Vera itu ngeri, kalau dia sudah memanggilku ‘Nda’ itu artinya dia sudah serius,
aku saja sampai lelah membujuknya jika sudah begitu kejadiannya.
" Mana?
Cepetan pap ih.. " contoh Chat
nya ketika Vera minta laporan dariku.
Aku hanya
tertawa saja kalau sudah melihat betapa lebaynya Vera ini sambil membalas itu
darinya, setiap 15 menit dia pasti meminta laporan Pap (Post A Picture)
dariku.
Jika lama
kubalas maka dia akan ngebom Misscall
sampai Lowbatt ponselku dibuatnya.
Begitu juga
ketika Video Call, Vera marah sekali
kalau aku hanya menongolkan setengah wajahku saja.
"
Kenapa dari tadi sebelah muka doang sih??.. "
"
Disebelah kamu ada siapa nda??.. "
" Kamu
lagi tidur sama cewek lain ya?.. "
Kira-kira
kalimat itulah yang dia ucapkan yang sering membuatku tertawa sendiri melihat
betapa lucunya gadisku ini.
Yang kadang
aku bercandai dan sedikit kugoda dia seperti sedang bercakap sambil pura-pura memeluk orang di
sebelahku.
Ketika wajah cantiknya itu sudah serius dan mulai tajam, aku langsung perlihatkan bahwa aku hanya sedang memeluk guling.
Ketika wajah cantiknya itu sudah serius dan mulai tajam, aku langsung perlihatkan bahwa aku hanya sedang memeluk guling.
Dia pun
langsung ngambek kalo aku kerjai begitu sementara aku tertawa terbahak-bahak.
Yah seperti
itulah kami, pada dasarnya memang terlalu berat bagi kami berdua untuk
berjauh-jauhan begini.
Semenjak Vera
di Singapura, selama 3 bulan ini pula aku tidak ML dengan wanita, pun ketika Vera birahi maka dia akan memintaku Sexting saja dengannya.
Tentu aku ngiler sekali setiap kali melakukan Video Call dengannya, rindu dengan tubuh putih montoknya yang biasanya selalu berkeliaran di rumah menggunakan Lingerie saja, namun selama beberapa bulan terakhir hanya dapat kusaksikan melalui ponsel.
Tentu aku ngiler sekali setiap kali melakukan Video Call dengannya, rindu dengan tubuh putih montoknya yang biasanya selalu berkeliaran di rumah menggunakan Lingerie saja, namun selama beberapa bulan terakhir hanya dapat kusaksikan melalui ponsel.
Vera
menyuruhku menontonnya sedang bermasturbasi dan memintaku mengucapkan
kalimat-kalimat penuh nafsu, setelahnya dia yang akan gantian menyuruh aku
beronani sambil mendengar ucapan-ucapan kotornya.
Itu hampir
kami lakukan tiap malam bahkan kadang aku ketiduran saat tengah meladeni
obrolan mesumnya yang tak ada habisnya karena memang libidonya luar biasa besar.
Atas dasar
itu maka jangan aneh jika aku yang seharusnya protektif pada Vera, apalagi
kalian tahu sendiri kan Vera seperti apa kalau sudah ganjen dengan orang.
Tapi aku sih santai saja, karena aku percaya dia bisa menjaga diri dan yakin dia akan baik-baik saja meski tanpaku.
Tapi aku sih santai saja, karena aku percaya dia bisa menjaga diri dan yakin dia akan baik-baik saja meski tanpaku.
Kini aku tak
sabar menunggu kepulangan Vera, aku sudah maha rindu sekali dengan gadis cantikku itu
dan kami sudah merencanakan liburan musim dingin bersama.
..............................
Kulihat ada
sepasang suami istri yang duduk di sebelahku sedang kipasan karena kami duduk
di ruangan non AC.
Tadi
sebelumnya, aku memang sempat pindah dari ruangan ber-AC karena dinginnya malah makin memanjakan rasa kantukku.
Dan ibu yang
tepat duduk di sampingku sepertinya terlihat risih karena banyak yang merokok di sekitar
kami saat ini.
"
Nungguin siapa bu?.. " tanyaku menyapanya.
"
Jemput anak saya... " dia menjawab ramah.
" Oh,
kuliah ya anaknya buk?.. "
" Iya,
kebetulan dapet beasiswa di Singapura.. " senyumnya padaku.
" Wah
hebat.. " senyumku membalas senyumnya yang ramah.
" Abang
sendiri nunggu siapa? Pasti jemput pacarnya ya?.. " kali ini suaminya yang menyapaku.
Mendapati
pertanyaan yang begini, aku bingung mau jawab apa.
" Eng..
Engga pak, jemput adek saya.. "
"
Kebetulan sekolah juga di sana.. Hehehe.. " senyumku kali ini dengan
senyum kebohongan.
Melihat mereka
berdua, aku jadi teringat orang tuaku yang tengah berada di Timur-Tengah sana
bersama adik-adikku.
" Jadi
kangen mereka juga.. " ujarku dalam hati malah baper sendiri.
..............................
Akhirnya 15
menit kemudian pesawat yang Vera naiki sudah mendarat, mungkin sekarang sedang melakukan persiapan untuk turun.
Asal tau
saja aku berangkat dari rumah jam 11 siang dan pesawat Vera jam 2, tapi karena
rumahku jauh sekali dari bandara maka aku memutuskan pergi lebih dulu untuk
jaga-jaga dari macet di jalanan.
Penumpang
sudah ada yang turun dan langsung menuju ke tempat penyimpanan bagasi untuk
menunggu koper mereka.
Aku masih
celangak-celinguk mencari si cewek buleku yang belum terlihat juga.
Hingga akhirnya
aku melihatnya di tengah kerumunan orang!
" Oh god! Vera cantik sekali.. "
gumamku dalam hati bahagia akhirnya bisa melihat kecantikannya lagi
secara langsung.
Dari jauh
aku lihat Vera memakai kemeja putih berpadu celana panjang Jeans Skinny dan kaca mata hitam yang membuatnya tampak bak selebritis saja.
Sambil
menunggu bagasi, gadis berambut panjang itu juga mulai celangak-celinguk mencariku.
Beberapa kali dia tampak berusaha menelpon, namun HP ku mati.
Beberapa kali dia tampak berusaha menelpon, namun HP ku mati.
" Nih
HP pake acara mati lagi.. Masa gue musti lambai-lambai tangan gitu.. " rundungku
dalam hati.
Karena itu
kuputuskan menunggunya keluar saja dan nanti baru kusamperi, toh Vera lagi di Arrived Room masih menunggu koper besarnya.
Sembari menungguinya terus kuperhatikan dia, memandangi indahnya dari kejauhan tanpa dia sadari seperti yang dulu selalu
kulakukan.
Akhirnya 10
menit kemudian Vera keluar juga sambil menenteng 2 koper besarnya, segera aku
berjalan ke posisi Vera.
Melihatku,
gadis cantik itu tampak senang sekali!
Dia langsung
memelukku lalu mengecup bibirku, dia masa bodoh saja dengan orang yang
tampaknya kaget melihat kami saling meluapkan rindu kami.
Kalau tidak
kudorong pelan Vera pasti tak mau lepas, aku bawakan kopernya dan kami langsung
menuju mobilku.
Kami kembali
selewat dengan bapak dan ibu yang tadi, kini mereka sudah bersama anaknya yang
tampaknya seumuran denganku.
Aku
melemparkan senyumku lalu dengan sopan langsung pamit.
Mereka tersenyum balik, melihat aku yang sudah digandeng dengan ‘adekku’ ini dan kemudian berlalu.
Mereka tersenyum balik, melihat aku yang sudah digandeng dengan ‘adekku’ ini dan kemudian berlalu.
" Jadi
gak enak hati juga, bohongin orang tua.. " ujarku dalam hati merasa bersalah sendiri.
Di jalan
menuju parkiran Vera yang sudah membuka kaca mata hitamnya senyam-senyum saja,
sambil terus menatapku dari samping.
"
Kumisan ih... " ujarnya mengomentari penampilanku sekarang.
Aku lupa
mencukur, semenjak jauh darinya aku jadi jarang cukur kumis dan jenggot, karena
dulu Vera pasti akan rewel dan selalu menyuruh aku mencukur semua buluku, karena Vera bilang dia tak suka bulu-buluan.
Kami tertawa
dan bercanda saja, sambil mengomentari sedikit perubahan pada
penampilan kami sejak terakhir bertemu, karena berjumpa secara langsung tentu
tak sama dengan berjumpa Via Digital.
Wajah Vera
jadi semakin cantik, dia tampak semakin dewasa sekarang, juga rambutnya yang jadi
lebih panjang membuatnya terlihat anggun sekali, dan warnanya yang makin terang
mengarah kembali ke warna asli rambutnya yang pirang.
Entah
perasaanku saja atau tidak, tapi Body
Vera terlihat semakin berisi dan dia jadi semakin Hot saja.
Meski aku agak tak begitu suka karena Vera memasang kembali tindik di hidungnya yang dulu selalu aku larang untuk dia pakai, malahan Vera juga menindik lidahnya karena sekilas tadi terlihat ketika dia tertawa.
Meski aku agak tak begitu suka karena Vera memasang kembali tindik di hidungnya yang dulu selalu aku larang untuk dia pakai, malahan Vera juga menindik lidahnya karena sekilas tadi terlihat ketika dia tertawa.
Tapi ya sudahlah aku tak mau merusak momen pertemuan kami kembali saat ini.
Kubuka kap belakang mobil dan menaruh koper barang Vera kedalamnya, terasa berat sekali ketika kuangkat tapi mau bagaimana lagi namanya juga orang pindahan.
Kubuka kap belakang mobil dan menaruh koper barang Vera kedalamnya, terasa berat sekali ketika kuangkat tapi mau bagaimana lagi namanya juga orang pindahan.
Lalu barulah kami pulang menuju rumah.
..............................
Di sepanjang
perjalanan pulang, Vera tak berhenti-henti menatapku sambil tertawa-tawa.
Seperti biasa dia cerewet mengomentari penampilanku yang sepeninggalannya memang tak begitu kuurus.
Seperti biasa dia cerewet mengomentari penampilanku yang sepeninggalannya memang tak begitu kuurus.
" Tuh
kan buncit sekarang.. " ujarnya saat memegang dan merabai perutku yang
sedang menyetir ini.
" Mana
ada sayang.. Enak aja buncit.. " jawabku menyanggah klaim sepihaknya.
" Enggak
sekeras dulu ini nih, lembek.. "
" Gak mau ah kalo buncit.. " rajuknya dengan manja.
" Gak mau ah kalo buncit.. " rajuknya dengan manja.
" Ya ampun sayang, kalau yang begini dibilang buncit, yang idealnya mau segimana
dah.. " aku membela diri dari kelebayannya ini.
Dia akhirnya
ketawa lagi.
"
Hahahaha iya iya.. Becanda sayang.. "
" Emuaaaah.. " dia langsung nyosor mencium pipiku yang rupanya tengah mengerjaiku.
" Emuaaaah.. " dia langsung nyosor mencium pipiku yang rupanya tengah mengerjaiku.
" Dasar
deh.. " runtukku padanya.
Perjalanan
itu kami habiskan dengan saling bercanda dan menggoda satu sama lain seperti hari-hari kami yang biasa.
Satu jam
setengah, sore menjelang senja akhirnya kami tiba di rumah.
Aku membuka
gerbang kemudian langsung memarkir mobilku, Vera membuka kunci pintu rumah sementara aku mengeluarkan kopernya dari mobil
dan membawanya naik ke kamar.
Oh ya.
Aku sudah memberhentikan mas Krisno tak lama sejak kejadian itu, mas Yanto pun juga.
Aku sudah memberhentikan mas Krisno tak lama sejak kejadian itu, mas Yanto pun juga.
Semenjak
Vera menceritakan semua masa lalunya padaku aku merasa harus mengambil
keputusan tersebut.
Karena jika
mereka terus disatukan, aku yakin tidak akan ada yang berubah dari Vera, dan
potensi itu jelas terlihat dari kejadian yang sudah-sudah.
Seperti yang
dulu kubahas, ada-ada saja ulah si Vera ini melampiaskan nafsu gilanya itu kepada kedua
pembantuku, yang tampaknya dia sudah merasa jika dua pembantuku tersebut memang
benar-benar cocok dan akan menurut-nurut saja apapun yang dia inginkan.
Kadang saat mereka berdua sedang bekerja Vera akan datang dan menggoda mereka.
Kadang dia mengajak mas Krisno dan mas Yanto ke Darkroom, lalu disana semua alat yang kubeli mahal-mahal Vera minta mereka manfaatkan guna memuaskan libidonya.
Kadang dia mengajak mas Krisno dan mas Yanto ke Darkroom, lalu disana semua alat yang kubeli mahal-mahal Vera minta mereka manfaatkan guna memuaskan libidonya.
Meskipun
Vera sendiri memang yang mau tapi aku kasihan juga dan
sedikit tak tega melihat dia dibuat pingsan serta kelojotan terus-menerus
selama aku pergi oleh mereka.
Karenanya
setiap kali aku pulang, pasti Vera selalu terlihat letih dan di tubuh putihnya
itu sering kutemukan bekas tali atau merah-merah jeplakan tangan.
Selalu kutegur sambil kunasihati dia namun ya begitulah, dia hanya iya-iya saja dan malah balik bete tak pernah mau dibilangi jika sudah menyangkut kebiasaan buruknya tersebut.
Selalu kutegur sambil kunasihati dia namun ya begitulah, dia hanya iya-iya saja dan malah balik bete tak pernah mau dibilangi jika sudah menyangkut kebiasaan buruknya tersebut.
Bahkan di suatu
adegan, Vera pernah meminta mas Yanto untuk melepaskan singlet putih yang dia
kenakan dan minta dilingkarkannya ke lehernya yang sedang disetubuhi oleh mas
Krisno.
Patuh dengan
majikannya, mas Yanto segera membekap leher Vera dengan kuat, Vera pun
meronta-ronta bak cacing kepanasan, namun dia tetap minta lelaki itu untuk
terus mencekiknya.
Muka Vera
sampai memerah dan matanya membeliak melotot, sementara badannya bergetar-getar
tak menentu seperti orang kesurupan.
Mas Krisno
yang sedang menggagahi Vera malah terangsang sekali melihat Vera yang
menggelepar-gelepar hingga akhirnya Vera pun Squirt dalam keadaan tersebut!
Aku tak
habis pikir dengannya, itu sudah terlalu berlebihan sekali yang malah bisa
membahayakan dirinya sendiri.
Seolah-olah
tidak ada yang dia pikirkan lagi jika nafsu gilanya itu sudah bangkit, meski
dirinya harus merasakan sakit namun memang begitulah cara dia mendapatkan
kesenangan seksnya.
Dan Vera
memang mengatakannya di malam ketika dia membuka semua tentang dirinya kepadaku.
Vera juga mengakui bahwa dia adalah seorang Masochist dan dia menikmati ketika dirinya dibuat sakit serta tak ragu melakukan apapun selama dia mendapat kepuasan atas itu, bahkan meski dibuat babak belur sekalipun!
Vera juga mengakui bahwa dia adalah seorang Masochist dan dia menikmati ketika dirinya dibuat sakit serta tak ragu melakukan apapun selama dia mendapat kepuasan atas itu, bahkan meski dibuat babak belur sekalipun!
Aku menarik
nafasku dalam-dalam, tak mudah untuk ditelaah namun memang begitulah adanya,
karena sejak awal aku sendiri sudah melihat kecenderungan tersebut darinya yang
mungkin harus kukatakan sudah menyimpang dan tak wajar.
Inilah yang
membuatku benar-benar serius mempertimbangkannya.
Aku takut kalau terus dibiarkan dan kudiamkan mereka berdua meladeni Vera, maka imbasnya akan berakibat ke Vera yang makin lama akan makin gila seks nantinya.
Aku takut kalau terus dibiarkan dan kudiamkan mereka berdua meladeni Vera, maka imbasnya akan berakibat ke Vera yang makin lama akan makin gila seks nantinya.
Itulah yang
paling kutakutkan.
Bisa kalian
bayangkan Vera dengan segala kecantikan dan kelengkapan seksualnya tersebut
jika sampai diperalat laki-laki yang salah?
Apa yang
akan terjadi padanya jika saja tubuhnya yang seksi bersama nafsunya yang tanpa
batas itu disalah gunakan dan di eksploitasi orang?
Terlebih
watak dia ini lugu yang betul-betul lugu!
Ketakutan-ketakutan tersebut terus membayangi yang membuatku ingin terus melindungi dan menjaganya.
Ketakutan-ketakutan tersebut terus membayangi yang membuatku ingin terus melindungi dan menjaganya.
Sejujurnya Vera
beruntung karena aku laki-laki yang baik, aku benar-benar peduli dan memikirkan
segala sesuatu untuknya.
Jika aku mau
aku bisa saja menjadi muncikari dengan menjual tubuhnya yang seksi itu, atau
bahkan kujadikan saja dia bintang porno sekalian! Toh dia sudah kepalang rusak.
Tapi aku
merasa punya tanggung jawab moral terhadapnya, yang sama sekali tak ada sangkut
pautnya dengan nafsu lagi.
Maka itulah
aku memulangkan mas Krisno dan mas Yanto, aku berikan pesangon yang besar agar
mereka bisa membuat usaha untuk kehidupan sehari-hari nantinya.
Kuberi alasan bahwa aku dan Vera akan meninggalkan Indonesia dan ikut tinggal bersama orang tuaku di Qatar, sementara rumah ini akan dijual.
Kuberi alasan bahwa aku dan Vera akan meninggalkan Indonesia dan ikut tinggal bersama orang tuaku di Qatar, sementara rumah ini akan dijual.
Aku membuat
keputusan berat itu setelah berdiskusi dengan diriku sendiri, karena sudah dari
kecil aku hidup dan di asuh mereka yang telah lama menjadi abdi dalam keluarga kami.
Tak pernah
kuanggap mereka berdua pembantu selama ini, mereka sudah kuanggap seperti
abangku sendiri.
Namun aku
takut kalau mereka disatukan begini, nanti Vera malah terus-terusan menyuruh
mereka melakukan hal yang lebih gila lagi padanya.
Dan setelah mengambil
keputusan besar tersebut, barulah aku memutuskan membuka lembaran baru bersama
Verani.
Dengan asumsi jika kami hidup
berdua saja seperti sekarang, maka aku mungkin bisa mengendalikan dan mengontrol
sifat liarnya itu.
..............................
" Kok
diem?.. " tanyaku sambil menyeret kopernya menaiki tangga ketika melihat
ia bengong memandangi dalam rumahku.
" Eng..
Engga sayang.. " jawabnya dengan nada datar.
" Aku
ngerasa nyaman aja dirumah ini.. " ujarnya mengikutiku naik tangga dan
memelukku dari belakang sambil kami menaiki tangga.
Sesampai di dalam
kamar aku membalikkan badan, dan aku langsung mendekapnya erat.
Vera
melingkarkan tangannya di bahuku, dia menatapku dalam dengan mata sayunya tanpa
berkata-kata lalu menciumku dengan lembut.
Lidah kami
saling menggelitik, sementara bibir berdecap memastikan rindu kesumat yang
sedang kami lepaskan, mata yang saling terpejam menandakan bahwa ruh kami sudah
merasuk satu sama lain.
Tangannya
di bahuku semakin mencengkram kuat seolah tak ingin ini berlalu dengan cepat.
Aku merasakan klimaks dari kerinduan di sanubariku, degub jantung serta tarikan nafas kami benar-benar terasa satu, aku dan Vera sudah senyawa dan senafas.
Aku merasakan klimaks dari kerinduan di sanubariku, degub jantung serta tarikan nafas kami benar-benar terasa satu, aku dan Vera sudah senyawa dan senafas.
Ini adalah
sisi Vera yang Soft, sisi yang sangat
kusukai.
Sementara Vera
yang satu lagi sedang tertidur.
Sebuah Alter Ego yang entah tak di duga-duga kapan akan bertukar kepribadian lagi dengan Vera yang sekarang.
Sebuah Alter Ego yang entah tak di duga-duga kapan akan bertukar kepribadian lagi dengan Vera yang sekarang.
Dalam
keadaan ini aku merasa denyut nadiku melambat, detak jantungku menurun, ini
bukan nafsu, karena jika nafsu maka hormon Esterogen
justru akan membuatnya berdegup cepat.
Aku
merasakan ketenangan yang luar biasa, seolah aku sedang berada di titik
tertinggi dunia, perasaan yang membuat kami seakan melayang dan tak peduli pada
seisi semesta raya saat ini, karena kami sedang ada di Utopia dari dimensi tanpa batas.
Ketika jarak
menghadang, aku tak bisa berbuat banyak.
Aku benci perjumpaan kami di dunia Digital, yang Vera bilang untuk menghapus rindu.
Aku benci perjumpaan kami di dunia Digital, yang Vera bilang untuk menghapus rindu.
Bagiku bukan
itu.
Esensi rindu
adalah peluk, pelukan adalah terapi paling sederhana yang ada di dekat kita,
dimana sebuah pelukan bisa menghasilkan sebuah energi statis yang akan membuat
seseorang merasa aman, menghilangkan kecemasan, membuat tenang, dan
mendatangkan perasaan damai.
Yang sampai
sekarang masih misterius dan tak bisa dijelaskan secara Sains bagaimana itu bisa terjadi.
Perasaan inilah
yang dulu selalu Vera cari hingga membuatnya berkubang dalam hingar-bingar
dunia malam demi mendapatkan kebahagian semu yang sesaat.
Dia tak
perlu doping untuk menemukan ketenangan atau menghentakkan Heels nya dibawah kerlap-kerlip lampu warna-warni hanya untuk mengalihkan
depresinya.
Karena dia akan mendapatkan semua itu jika dia mencari kebahagiaannya dengan kasih sayang, sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
Karena dia akan mendapatkan semua itu jika dia mencari kebahagiaannya dengan kasih sayang, sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
Karenanyalah
aku berusaha membuatnya mengerti akan hal itu dan selalu mengatakan jika
kejamnya dunia hanyalah sebuah sudut pandang.
Memang hidup itu bisa kejam, tapi bisa pula menjadi indah kan?
Entah kenapa dalam relaksasi seperti ini perasaanku jadi seribu kali lebih sensitif.
Sesaat
kubuka mataku dan melihat Vera yang juga larut dalam luapan penuh emosi kami
ini.
Matanya yang terpejam menandakan dia sedang merasakan perasaan yang sama denganku.
Matanya yang terpejam menandakan dia sedang merasakan perasaan yang sama denganku.
Di pertemuan kami ini, aku dan Vera benar-benar bercinta seharian dan memadu kasih lalu menghabiskan
hari-hari kami bersama lagi.
Berdua tanpa ada lagi yang mengganggu.
..............................
Kustarter
mobil pulang kembali kerumah, leganya hatiku karena ini hari terakhir ujian
semester di kampus.
Sebenarnya
teman-teman sekelasku pada mengajak pergi ke Dufan untuk seru-seruan, namun sayangnya aku tak bisa ikut.
Mereka agak kecewa karena aku tak ikut, meski sebenarnya aku ingin sekali menemani mereka sebagai 'tuan rumah', maklum rata-rata mereka dari luar kota, jadi belum pernah kesana.
Mereka agak kecewa karena aku tak ikut, meski sebenarnya aku ingin sekali menemani mereka sebagai 'tuan rumah', maklum rata-rata mereka dari luar kota, jadi belum pernah kesana.
Tapi aku sudah kadung berjanji dengan Vera pulang cepat hari ini, ya mau bagaimana
lagi maka aku pun harus tak ikut bersama teman-temanku.
Jam 11 siang aku sudah pulang kerumah, Vera lagi internetan di depan komputer.
"
Sayaaaaang, ini nih aku dapet yang kosong, gimana mau kita booking apa engga?..
" ujarnya heboh begitu aku membuka pintu kamar.
" Kosong
apa manis? Baru juga pulang, udah heboh gitu deh.. " responku membuka jaket sambil
menghampirinya ke depan komputer.
" Ini
pas aku cek ada yang cancel.. "
" Atuh cepet, entar keburu diambil orang sayang.. " hebohnya lagi.
" Atuh cepet, entar keburu diambil orang sayang.. " hebohnya lagi.
" Yaudah
kalo kamu maunya disana ya booking gih.. " kukecup pipinya yang sedang serius ini dari samping.
"
Yeeeey!!.. " sambut Vera dengan riang.
Aku dan Vera
sudah sepakat bahwa kami akan liburan ke Amerika.
Rencananya kami akan menginap di New York lalu menikmati pantai di Los Angeles.
Rencananya kami akan menginap di New York lalu menikmati pantai di Los Angeles.
Padahal sih
aku sebenarnya mau ngajak dia ke Paris tapi Vera maunya ke Amerika maka ya
sudah aku turuti saja.
Nah selama
di New York si Vera ini sangat ingin mencari hotel tepat di depan Times Square atau di sekitarnyalah,
namun sayangnya sudah 2 hari ini dia Hunting
hotel, semua sudah Reserved alias
juga sudah di Booking, jadilah dia
heboh begini setelah mendapati ada yang membatalkan salah satu kamar.
"
Sayang mana nomer kartu kredit kamu?.. " celetuknya sambil menoleh
kearahku yang sedang menaruh tas dan berganti pakaian.
" Oh
iya, ini nih.. " kusodorkan Mastercard
ku padanya.
Karena aku
malas repot ya sudah kubiarkan saja Vera yang mengurus urusan booking-membookingnya,
tiket pesawat juga kemaren malam sudah ia pesan.
" KTP..
" tangannya kembali menadah menagih padaku.
"
Nih... " aku memberikan KTP ku yang sudah mau kadaluarsa itu ke tangannya.
" Repot
juga ya.. " sambungku lagi sambil duduk di sandaran tangan di kursi putar
yang Vera duduki.
" Iyaa, ini buat di imigrasi nanti.. " jawab gadis berambut panjang ini yang sebelumnya sempat meledek dan tertawa melihat fotoku yang jadul di KTP
itu.
Vera mengisi
Form dataku di Website hotel itu dengan teliti.
Sementara begitu aku ambil KTP nya yang dia pinggirkan di sebelah meja karena tadi sudah ia Input lebih dulu, terlihat foto jadul Vera dengan rambut yang belum sepanjang sekarang.
Sementara begitu aku ambil KTP nya yang dia pinggirkan di sebelah meja karena tadi sudah ia Input lebih dulu, terlihat foto jadul Vera dengan rambut yang belum sepanjang sekarang.
"
Dasarnya emang udah kayak bidadari, mau jadul juga tetep aja cantik.. "
gumamku dalam hati melihat foto KTP nya.
"
Sayang iih liat gak izin dulu.. " Vera langsung merebut dari tanganku saat
tau aku sedang melihat KTP nya.
Aku hanya
ketawa-tawa saja lalu mengecup pipinya karena gemas sekali dengan lucunya cewek
cantikku ini.
" Yuk
cari makan siang sayang.. " ajakku pada Vera.
" Ntar
lagi, aku kelarin ini dulu ya.. " jawabnya sambil mengetik Keyboard masih menginput dataku untuk Check In Hotel.
"
Yaudah aku tunggu dibawah deh.. " aku pun keluar kamar segera
turun karena perut rasanya sudah keroncongan sekali.
" Iyaaa,
tar kalo beres aku kebawah sayang.. " balasnya yang kemudian kutinggal kebawah.
Di bawah sambil
menunggu Vera, aku kedepan rumah memandangi halaman yang daun-daunnya
sudah berserakan karena terakhir kali kubersihkan itu sekitar seminggu yang lalu.
Selepas mas
Krisno dan mas Yanto tak lagi bekerja, sempat ada bi Yanti yang menggantikannya, tapi dia
hanya bertahan 3 bulanan saja mengurusi rumahku.
Memang sih
rumah sebesar ini idealnya aku perlu 2 orang asisten rumah tangga, apalagi
mencari asisten rumah tangga itu gampang-gampang susah dan mesti betah-betahan.
Karena itu
sampai sekarang aku memutuskan mengurus rumahku sendiri saja, itung-itung
mencoba mandiri.
" Yuk
sayang.. " kata Vera padaku yang tengah berpikir untuk mencari asisten
rumah tangga baru.
Aku menoleh dan kaget melihat pakaian yang dia kenakan.
Aku menoleh dan kaget melihat pakaian yang dia kenakan.
" Astaga
Verani! Dih masa pake gitu sih.. " ujarku karena dia dengan cueknya
menggunakan Tanktop berwarna biru Turqouise ketat dengan Hotpants Jeans pendek.
Saking
ketatnya bahkan lekuk tubuhnya betul-betul tercetak jelas di balik kaos santainya.
Dan jika dia bergerak sedikit saja maka kaosnya pasti akan terangkat serta langsung memperlihatkan udel bertindiknya.
Dan jika dia bergerak sedikit saja maka kaosnya pasti akan terangkat serta langsung memperlihatkan udel bertindiknya.
" Ganti
Ver... Apa sih pakean kamu kebuka banget gitu.. " kataku risih melihat
pakaian santainya yang bertuliskan Sexy tepat
di bagian dadanya.
" Lah
mau cari makan doang kan? Yaudah gini aja sih sayang, masa aku pake gamis..
" jawab Vera.
" Iya
tapi gak pake gini juga sayangku.. "
" Ini nih pakean santai sayang.. Kan bukan bikini, kamu tuh lebay deh.. " ujarnya jutek.
" Lagian kenapa kamu pake lagi tindikan di hidung kamu itu? Lepas ah kayak cewek nakal tau gak.. " aku paling malas kalau melihat dia memakai lagi Piercing di hidungnya.
" Ini nih pakean santai sayang.. Kan bukan bikini, kamu tuh lebay deh.. " ujarnya jutek.
" Lagian kenapa kamu pake lagi tindikan di hidung kamu itu? Lepas ah kayak cewek nakal tau gak.. " aku paling malas kalau melihat dia memakai lagi Piercing di hidungnya.
Padahal sudah berulang kali kularang dia memakai tindikan di hidungnya yang dia tindik
ketika SMA itu namun masih saja sering dia pakai tanpa sepengetahuanku.
" Gih ganti baju.. " kutunggu sampai Vera menyalin ulang pakaiannya.
" Gih ganti baju.. " kutunggu sampai Vera menyalin ulang pakaiannya.
" Hais
iyaiya.. Kuno deh!.. " rajuknya sambil ngedumel dengan bete kembali
ke dalam rumah.
Aku
geleng-geleng kepala saja dan segera naik ke mobil karena tahu jika tidak
dibegitukan dia takkan mau menurut.
Hampir
setiap kali kami pergi keluar pasti aku selalu mengoreksi pakaiannya, aku
tahu kalau dia memang sengaja bergaya seksi-seksi ketika berada di tempat umum
untuk menarik atensi dan pelototan-pelototan orang.
Yang malah
itu membuatku panas tiap kali mendapati dia disiuli dan di goda-goda cowok karena aku tak
mau jika dia dianggap rendah oleh orang.
Apalagi setelah pulang dari Singapura Vera menindik lidahnya kemudian juga menambah tindikan lagi di bagian samping kupingnya yang entah
dari siapa dia tiru itu.
Hanya tiga bulan tak kuawasi dan dia sudah terlihat seperti cewek nakal lagi saja.
Hanya tiga bulan tak kuawasi dan dia sudah terlihat seperti cewek nakal lagi saja.
Aku nyalakan
mobil lalu tak lama Vera pun turun.
Tak ada yang dia ganti kecuali menambahi Cardigan dan melepas tindikan di hidungnya.
Tak ada yang dia ganti kecuali menambahi Cardigan dan melepas tindikan di hidungnya.
Aku geleng-geleng kepala saja apalagi melihat belahan
toketnya yang tak tertutup sama sekali.
" Yaelah sama aja boong sayang.. "
"
Yaudah deh yuk.. " aku pun menyerah.
..............................
Kami memilih
makan ayam bakar lesehan di daerah Kebayoran baru.
Saat ini
lagi jam makan siang, hingga banyak karyawan Lising yang kebetulan lagi makan siang bersama, yang dari tadi
tampak bisik-bisik membicarakan Vera dan mata mereka terus melihat kearah kami
yang duduk dua meja dari mereka.
Aku dan Vera
makan sambil ngobrol-ngobrol mencueki mereka.
Vera ketawa saja saat aku ceritakan tadi teman kelasku ngajak ke Dufan, tentu juga membahas tentang rencana kami di New York nanti karena kami akan berangkat 5 hari lagi.
Vera ketawa saja saat aku ceritakan tadi teman kelasku ngajak ke Dufan, tentu juga membahas tentang rencana kami di New York nanti karena kami akan berangkat 5 hari lagi.
" Eh
sayang, ntar di Amerika ketemu temenku ya.. " kata gadisku ini sambil
mencocol daging ayamnya ke sambal.
" Hee?
Kamu ada kenalan disana?.. " aku kaget tak tahu jika Vera punya teman di
luar negeri.
" Bukan
temen sih, cuma kenalan dari forum aja.. " jelasnya.
"
Cowok?.. " tanyaku menatapnya.
" Cewek
sayang.. Tuh mulai deh cemburu buta lagi.. " tawanya meledekku.
" Oh,
btw forum apa?.. " aku penasaran.
" Forum
FetLife.. Orangnya baek kok, namanya Jennet.. " sambung Vera lagi.
" Hmmm yaudah
nanti kita temuin.. " aku mengiyakan yang membuat dia senyum mendengarnya.
Setelah
makan aku dan Vera langsung pulang, karena memang kami keluar cuma mau cari
makan siang saja.
Setibanya di rumah kami pun ngadem ke kamar karena diluar sedang panas terik sekali.
Aku segera
membanting diri tiduran ke tempat tidur, Vera menutup pintu kamar dan dia langsung
membuka seluruh pakaiannya!
Baik Cardigan, kaos, Hotpants, serta BH dan
celana dalamnya hingga membuat dia kini sudah telanjang bulat lalu melompat
keranjang memelukku.
" Yuk
sayang.. " Vera mengelus mesra wajahku dan mengecup-ngecup leherku.
" Duh
ntaran deh, kenyang gini ngantuk.. " ujarku sedang malas ML karena mager sekali rasanya.
Dia tak
peduli, dia buka bajuku lalu diemutnya kupingku yang membuatku geli, tapi aku
diamkan saja karena dinginnya AC dan
perut kenyang seperti ini benar-benar kombo tidur yang pas sekali.
" Ayo sayang,
aku dah telanjang gini... " bisik Vera sambil jarinya mengelus putingku.
" Nanti
ya sayang.. Ntar pas bangun baru deh ML, sekarang aku pengen tidur siang
bentar.. "
" Kamu
juga tidur siang gih Ver, tadi malem nonton film sampe jam berapa kamu tuh.. "
ajakku mengajaknya tidur siang supaya dia tidak menggangguku.
" Aiyy
males.. Lagi pengen dua-duaan sama kamu yang.. "
godanya manja kembali mengecup pipiku.
" Yee
kayak anak ABG aja.. " aku memalingkan wajahku saat dia ingin mengecup
bibirku.
"
Sayaaanggg ih!!.. " dia jadi bete karena aku menghindar saat akan dia cium.
" Gak
sayang aku lagi emang?.. " ngambeknya.
Melihat aku tak menjawab dia
melepaskan pelukannya dan membelakangiku merajuk seperti biasa begini jika maunya
tidak kuturuti.
Aku yang
tadinya telah memejamkan mata dan sudah ambil ancang-ancang tidur terpaksa
balik badan lalu memeluk cewek buleku ini yang tengah memunggungiku agar dia tak
ngambek lagi.
" Ya
ampun sayang, kamu tuh manja bener deh.. "
" Sejam
aja aku tidur siang bentar, nanti aku ladenin pasti.. "
"
Pokoknya malem ini aku bakal nurutin apa maunya kamu, yah?.. " kataku
sambil memainkan rambutnya yang membuat wajah imutnya itu tak lagi mengkerut dan
tersenyum mendengarnya.
" Apapun?..
" tanyanya dengan lugu.
" Iya apapun.. Sesayang ini aku sama kamu, tapi kamu tuh ngambek terus sama aku.. "
" Muaah.. " ciumku ke bahunya dari belakang dan Vera terlihat senang tak lagi merajuk padaku.
" Muaah.. " ciumku ke bahunya dari belakang dan Vera terlihat senang tak lagi merajuk padaku.
Vera kembali
membalikkan badannya dan tiduran di dadaku dengan mesra.
" Bener
ya?.. " kali ini dia menatapku dengan wajah polosnya yang sangat
menggemaskan ini.
" Iya
sayang.. Kan aku udah janji.. " cubitku ke hidung mancungnya.
" Yuk
sekarang kita bobok dulu.. " sebuah kecupan aku daratkan di keningnya
karena repot sekali mengurusinya kalo sudah ngambek begini.
Tapi dia
malah memanyunkan bibirnya menunduk dan menggeleng pelan.
"
Kenapa? Kok mukanya manyun lagi?.. "
Namun Vera
tetap menunduk dan dia menghindar tatapan mataku ketika aku angkat dagunya.
" Kamu
tuh bohong.. " ujarnya sambil mengelusi tubuhku.
" Kok bohong sih sayang?.. " tanyaku padanya yang sedang rewel-rewelnya ini.
" Kamu
bilang kamu sayang aku... Tapi kamu malah ngaceng liat aku di entotin cowo laen.. "
kata Vera dengan nada kecewa dan langsung melirikku.
Aku seketika
terdiam, wajahku langsung jadi merah padam bak udang rebus.
Sekejap aku jadi balik membuang muka begitu wajah cantik bulenya menatapku yang mengungkit kejadian dulu saat aku ejakulasi ketika melihat videonya dengan dua kakak kelasku.
Sekejap aku jadi balik membuang muka begitu wajah cantik bulenya menatapku yang mengungkit kejadian dulu saat aku ejakulasi ketika melihat videonya dengan dua kakak kelasku.
Malu sendiri
aku jadi menunduk dan diam saja.
Melihatku mati kutu Vera seperti menahan senyumnya lalu mulai mengecup-ngecup leher kemudian melancarkan serangan berikutnya.
Melihatku mati kutu Vera seperti menahan senyumnya lalu mulai mengecup-ngecup leher kemudian melancarkan serangan berikutnya.
" Kamu kok ngecrot liat aku ditidurin orang yang?.. " bisiknya vulgar di kupingku.
Tak kujawab dan seketika tubuhku merinding namun aku segera menjauhkan wajahku
yang merah ini dari pandangannya.
" Uhh
yang... " desis Vera.
" Dulu
waktu kamu masih sering coliin aku, kamu bayangin aku diapain orang yang?.. "
bisik nakal dia lagi yang membuat badanku jadi merasakan sensasi yang aneh ketika mendengarnya.
Rupanya dia
ingin tahu apa yang sering aku fantasikan dulu ketika onani sambil melihat
foto-foto seksinya di Instagram saat
jaman SMA.
"
Hmmm.... Aku tau.."
" Pasti kamu bayangin aku di entotin banyak cowok kan?.. Ahh.. " desahnya pelan tepat di kupingku.
" Pasti kamu bayangin aku di entotin banyak cowok kan?.. Ahh.. " desahnya pelan tepat di kupingku.
" Ah
sialan Vera, dia lagi goda gue rupanya.. " umpatku dalam hati karena Vera
tahu sekali cara untuk menggodaku.
" Kamu seneng
liat aku di pejuin cowok laen? Atau jangan-jangan kamu malah pengen aku dihamilin orang ya yang?.. " dan ucapannya yang ini terdengar seperti sambaran petir untukku!
Lebih jauh dia juga mulai menggesek-gesekkan paha halusnya ke pahaku.
Lebih jauh dia juga mulai menggesek-gesekkan paha halusnya ke pahaku.
" Uhh
sayangg.. " Vera mendesis dengan wajah yang berada tepat bersebelah-belahan dengan wajahku.
Vera
menempelkan telapak tangannya ke pipiku lalu menolehkan wajahku yang sejak tadi
menghindari tatapannya.
Dia
menatapku dan mau tak mau aku harus bertatapan wajah dengannya.
Aku terdiam
melihat wajahnya yang kini sedang menggigit bibirnya sendiri, aku tak kuat
sekali menatap wajah sangenya ini.
" Kalo
kamu mau, aku mau kok dientotin orang asing di depan kamu.. "
" Atau
kalo kamu pengen ngeliat aku diperkosa orang? Aku bakal ngelakuinnya
asal bisa buat kamu puas yang.. " racau Vera yang langsung membuat darahku
tersirap!
" Ver
kamu kalo ngomong suka ngawur deh.. "
" Macem-macem aja.. "
" Udah
ah aku mau tidur!.. " aku balikkan tubuhku membelakanginya dan menarik
selimut.
Vera merajuk
dan memukuli tanganku karena aku malah ingin tidur, dia mengguncang-guncangkan
tubuhku tak membiarkanku tidur namun aku tetap tak bergeming karena aku ngantuk
sekali rasanya dan malas kalau dia masih mengungkit-ungkit soal itu.
Meski aku merasa
tubuhku bergejolak luar biasa sekali ketika mendengar ocehan kotornya tersebut, namun untungnya aku masih bisa mengendalikan diri meski kuakui kata-katanya begitu telak
mempengaruhiku barusan.
Sementara
Vera, melihat aku yang benar-benar ingin tidur dan sedang tak ingin bercinta dengannya membuatnya hanya bisa bete lalu beranjak dari ranjang untuk duduk di depan komputer.
Dan dalam ngambeknya itu, akhirnya dia memutuskan untuk Browsing dan membiarkanku tidur siang sebentar dengan damai.
Dan dalam ngambeknya itu, akhirnya dia memutuskan untuk Browsing dan membiarkanku tidur siang sebentar dengan damai.
..............................
Ketika aku
terbangun, hari sudah gelap dan jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang.
" Lama
juga gue tidur siangnya.. " gumamku.
Sementara
Vera ada di sebelahku sedang memeluk guling Teddy
Bear yang kubelikan di bulan Juli lalu tepat di hari ulang tahunnya yang ke 19.
Rupanya
gadis cantik dengan warna rambut asli Blonde
ini menyusulku tidur juga.
Kubenarkan
bagian selimutnya yang tersingkap agar menutupi tubuh atasnya yang sedang tak
berbusana itu dari AC, lalu aku bangkit
dari tempat tidur dan mengambil minum.
Sambil
mengisi minum di dispenser aku jadi Horny
juga apalagi mengingat kata-kata Vera tadi.
Namun karena dia sedang tidur maka aku tak mau membangunkannya.
Namun karena dia sedang tidur maka aku tak mau membangunkannya.
Aku kecup
pipi di wajah cantiknya yang tampak seperti bidadari dari kayangan jika sedang
tidur seperti ini.
Melihat komputer
masih menyala, aku memutuskan untuk Online
saja sambil mencari lagu baru untuk nambah-nambah Playlist
di mobil.
Sedang asik Browsing aku teringat forum yang tadi
Vera katakan padaku.
Penasaran itu forum apa maka kucari di internet, tapi tidak menemukan hasil karena aku tak begitu mengingat nama situsnya saat Vera sebutkan tadi.
Penasaran itu forum apa maka kucari di internet, tapi tidak menemukan hasil karena aku tak begitu mengingat nama situsnya saat Vera sebutkan tadi.
Iseng aku
cek di History Chrome ku barangkali Vera membukanya, tapi hanya ada situs jual beli Online, dan beberapa situs film Hollywood
dari riwayat yang Vera Browsing tadi.
Terus kutelusuri
makin kebawah dan begitu kulihat ada nama FetLife
di daftar History segera kubuka saja,
karena seingatku itu tadi yang Vera sebutkan.
Tapi saat aku
buka, aku sangat kaget ternyata situs ini merupakan situs porno dan berisikan
konten-konten yang semuanya bergender Bondage!
Setelah
kutelisik lebih jauh aku baru tahu jika ini forum khusus penggemar BDSM dari seluruh dunia.
"
Astaga Vera.. " kataku dalam hati tak mengerti dari mana gadis luguku ini
tahu situs dan forum-forum beginian.
Tadinya
ketika di tempat makan kukira itu merupakan forum Fashion, tapi rupanya malah forum porno.
Saat ini aku
masuk menggunakan akun Vera karena dia tidak Log Out, dan Vera sudah menjadi member di situs ini.
Yang
belakangan kuketahui jika FetLife merupakan
salah satu situs sekaligus forum BDSM terbesar
yang sangat menjaga kerahasiaan dari membernya.
Mungkin aku
yakin salah satu dari pembaca pasti ada yang tergabung di situs ini.
Sepertinya mereka
yang tergabung bukanlah orang-orang sembarangan, karena untuk masuk wajib
mendaftar terlebih dahulu yang mana hal itu tidak gratis.
Setelah
masuk pun kita diharuskan melakukan beberapa verifikasi lain yang cukup ribet sepertinya.
Ketat memang tapi mungkin bagian dari pencegahan supaya tidak ada akun-akun Bot yang nyampah dengan mengiklan-iklan hingga memberatkan Server.
Ketat memang tapi mungkin bagian dari pencegahan supaya tidak ada akun-akun Bot yang nyampah dengan mengiklan-iklan hingga memberatkan Server.
Nick ID
Vera disini IamSleepless.
Aku mulai
berselancar berhubung Vera sedang tidur karena aku penasaran apa sih yang dia
tonton jika membuka forum beginian.
Benar saja,
sejauh aku berselancar semua videonya memang bertipe Rough Sex, Slavery dan Bondage
seperti tema forumnya.
Aku bergidik ketika memutar sebuah video dimana ada seorang cewek Asia yang tengah
dientoti sambil berdiri namun wajahnya terus dipukuli dan dijedot-jedoti ke
pintu oleh cowoknya sampai wajahnya itu biru lebam bahkan hingga pelipisnya berdarah!
Aku langsung
tutup tak kuat menontonnya karena begitu banyak Abuse ke wanitanya dengan adegan yang ngeri-ngeri
dan brutal sekali.
Rata-rata adegan
disana diambil secara Homemade alias
direkam sendiri, jujur aku sempat kuatir dan berpikiran jika Vera pernah mengupload salah satu video kami.
Dimana si
Vera ini rajin sekali merekam dengan ponselnya ketika kami sedang bercinta dan bisa saja dia mengupload salah satu bagian dimana kami tengah bermain ikat-ikatan di Darkroom.
Namun ketika
kulihat di profil Vera aku lega sekali karena dia tidak mengupload video apapun
dan lebih aktif sebagai penikmat sekaligus pemberi Like/Comment saja.
"
Huftt... " legaku karena memang Vera sering kuingatkan untuk tak memamerkan video
mesum kami ke siapapun termasuk teman-teman ceweknya dengan alasan apapun.
Dan baru
sebentar aku Online pakai akunnya,
banyak sekali yang langsung nge-Chat
dan mengundangnya untuk melakukan Face Chat.
" Sup?..
"
" Hei,
accept FC.. "
" Are u
Free?.. "
Begitulah
kira-kira isi Chat yang kudapat.
Malas
meladeni mereka, aku tutup saja berhubung aku cuma ingin tahu situs yang Vera
maksud, lalu kuputuskan saja untuk bermain Game
sekarang sambil menunggu Vera bangun.
..............................
Kira-kira
jam 8 malam, saat aku lagi asik main Fortnite,
Vera tiba-tiba saja melingkarkan tangannya ke dadaku yang lagi duduk dikursi
komputer dari belakang, kepalanya langsung menyembul di sebelah wajahku.
Rupanya ia
baru bangun.
"
Sayaaaaaang... " ujarnya panjang dengan manjanya padaku.
Diciumnya
pipiku menyamping yang tadi agak bikin aku kaget karena tak sadar jika dia
sudah bangun.
" Bikin
jantungan aja Ver.. " jawabku sambil memegang tangannya.
" Dari
tadi aku panggil, gak noleh.. " rajuknya di imut wajahnya itu.
"
Hahaha iya gak denger kan lagi pake Headphone.. "
Segera aku
balik badan dan kucium bibirnya, Vera memang setiap habis bangun pasti selalu
ingin dimanja-manja, apa lagi wajah cantik naturalnya yang Lovely ini benar-benar bikin gemas untuk terus diciumi.
Aku gendong
dan kubaringkan tubuh langsingnya yang sudah tanpa busana itu keranjang, karena
sejak bangun tadi aku pun Horny
sekali.
Vera yang
kutindih segera memberikan ciuman lembutnya.
Kubalas ciumannya itu sambil mengelus pipinya, dia memejamkan mata menikmati Foreplay kami ini.
Kubalas ciumannya itu sambil mengelus pipinya, dia memejamkan mata menikmati Foreplay kami ini.
Kecantikannya
membuatku birahi seketika terlebih melihat toket besarnya yang terlihat telah siap
untuk segera digerayangi.
Vera
mendesah ketika mulai kuremas toket gedenya, tak lupa kuemut puting susu pinknya
sampai membuat kempot pipiku.
"
Umpphh... Panjang banget puting kamu yang, kayak puting sapi.. " celetukku
sesaat sebelum kembali mencucupnya penuh nafsu.
Vera hanya
meleguh, aku yakin kepalanya mulai sakit seiring rongrongan libidonya yang
meningkat dengan terasa membesarnya puting Vera dalam hisapanku, pertanda dia sudah terangsang total.
"
Uhh... Gigit yang.. AHHH!!.. " pintanya yang langsung seketika pula kulakukan dan membuat tubuh langsingnya menggelinjang seperti ulat.
Kuarahkan
posisi puting Vera tepat dibawah taringku lalu dengan lembut mulai kutekan.
Vera mendesah makin keras saat kugigit lembut puting susunya.
Vera mendesah makin keras saat kugigit lembut puting susunya.
Setelah puas
menyiksa puting susu merah mudanya, aku kembali mendekatkan wajahku ke wajah
cantiknya yang telah merah padam itu.
Mata sayunya kini menatapku dan membuatku tak kuat untuk segera mencium bibirnya.
Mata sayunya kini menatapku dan membuatku tak kuat untuk segera mencium bibirnya.
" Kamu
cantik banget Ver.. Cantik banget!!.. " pujiku mengelus pipinya mesra.
Vera memejamkan matanya menikmati kecup nafsuku, dia sudah terbawa ke dunianya sendiri.
"
Yangg.. " katanya beberapa saat kemudian yang seperti ingin meminta sesuatu dariku.
" Yaa? Apa sayangku?.. "
" Kamu
bilang mau nurutin apa aja mau aku kan?.. " dia menagih janjiku tadi.
Aku diam sejenak
karena tak tahu jika dia benar-benar akan menanggapinya serius, padahal
sejujurnya aku hanya membujuk-bujuknya saja tadi.
" Iya
sayang, kamu mau apa? Makan malem diluar? Atau kepengen Shopping ke Mall? Yuk.. " aku tersenyum lalu mengelus kelopak bawah mata yang begitu lentiknya ini.
" Engga
mauu... Aku maunya ML.. " ungkapnya dengan imut yang rupanya Vera
benar-benar sedang ingin ngeseks denganku.
" Dasar
deh kamu tuh.. " tawaku sambil mencubit pipinya gemas.
"
Yaudah sini aku entotin kamu.. "
Saat aku akan mengangkangkan kakinya namun Vera menahanku.
" Hmmm.. Tapi aku pengen kamu diem aja
dan biarin aku muasin kamu.. "
"
Yah?.. " katanya tersenyum dengan manis.
Tak mau
merusak Mood nya yang sedang bagus
saat ini maka aku pun mengangguk dan menuruti keinginannya yang sebelumnya memang sudah
kujanjikan.
" Duduk
sana yang.. " Vera menunjuk ke kursi riasnya yang ada di samping ranjang lalu menyuruhku membuka pakaian hingga menyisakan Boxer saja.
Aku pun
melangkah dan duduk ke kursi yang dia maksud, aku sudah pakai cawat saja sekarang
ini sementara Vera berjalan mengambil sesuatu di laci meja.
Kemudian dia datang kearahku yang terduduk sambil membawa gelang pengikat tangan lalu segera memasangkannya ke tanganku.
Belum sempat aku menanyakan namun dia sudah tersenyum lebih dulu.
Lalu dipandanginya aku yang kini telah terduduk terikat di kursi tak tahu apa yang akan dia lakukan terhadapku.
Vera tersenyum terus berjalan lagi ke lemari pakaian tampak memilih pakaian untuk dia kenakan.
Kemudian dia datang kearahku yang terduduk sambil membawa gelang pengikat tangan lalu segera memasangkannya ke tanganku.
Belum sempat aku menanyakan namun dia sudah tersenyum lebih dulu.
" Kamu pasti suka kok yang.. "
" Hihihi.. " Vera tertawa seperti orang jahat dan mengikat tanganku kebelakang kursi.
Lalu dipandanginya aku yang kini telah terduduk terikat di kursi tak tahu apa yang akan dia lakukan terhadapku.
Vera tersenyum terus berjalan lagi ke lemari pakaian tampak memilih pakaian untuk dia kenakan.
Aku
mengernyitkan dahi tak mengerti kenapa dia sudah telanjang tapi malah ingin
berpakaian padahal tahu kami akan ML.
Sambil
memilih pakaian dia sesekali melirik kearahku yang tengah dia 'sekap' di kursi dan terus tersenyum tipis padaku.
Aku jadi
merasa dia pasti tengah merencanakan sesuatu jika sudah melihat senyum nakalnya
seperti itu.
Akhirnya
Vera memilih memakai Bra dan celana
dalam serba ungu yang dia padukan dengan sebuah gaun tidur malam berbentuk
jubah transparan yang membuat dia jadi seksi sekali.
Vera menyalakan
lampu tidur yang ada di pojokan kamar lalu mematikan lampu utama hingga membuat
ruangan kini jadi kuning temaram hanya bercahayakan penerangan seadanya yang menjadikan suasana kamar jadi erotis sekali.
Tak selesai
sampai disitu, dia mengambil ponselnya kemudian menyambungkannya ke Jack Speaker
dan mulai memilih musik yang ingin dia putar.
Sambil men-Scroll layar ponselnya matanya terus
saja memandangi aku yang sudah tahu bahwa akan menjadi korban eksibnya seperti
biasa.
Ya Vera
sudah sering melakukan ini padaku, dia akan menyuruhku untuk duduk diam
sementara dia bergoyang dan menari dihadapanku dengan baju-baju seksi yang perlahan
nantinya akan dia buka.
Dan aku
hanya bisa terduduk diam menahan nafsuku sendiri tiap kali
menyaksikannya melakukan Striptease tepat
di hadapanku.
Seperti yang
tengah terjadi saat ini, Vera mulai duduk di atas ranjang dan mulai
menggoyangkan tubuhnya dengan sangat erotis.
Aku meneguk
ludah melihat geliat molek tubuh langsingnya itu yang kini menari-nari di
ranjang yang berada tak jauh dari kursi yang kududuki.
Vera luwes
sekali melakukan aksinya, rambut panjangnya yang dia gerai itu bebas dia
singkap ke kiri dan ke kanan atau malah dia jambak sendiri lalu memberikanku sebuah tatapan binal.
Aku selalu sungguh
gugup tiap kali menghadapi ini, dimana suasana lampu yang remang dan juga
suara musik DJ yang sengaja dia
nyalakan keras dari Speaker membuat
suasana tidak seperti sedang berada di kamarku.
Aku lebih
seperti sedang melakukan sesi Private
bersama seorang penari telanjang yang kubooking dari sebuah klub malam saja rasanya.
Meski ini dilakukan oleh cewekku sendiri namun tetap saja selalu aku akan kikuk tiap kali menuruti maunya yang satu ini.
Meski ini dilakukan oleh cewekku sendiri namun tetap saja selalu aku akan kikuk tiap kali menuruti maunya yang satu ini.
Mungkin
karena aku orang yang tidak begitu gaul dan tak hobi sekali pergi ke klub malam
makanya aku jadi aku tak terbiasa dengan suasana beginian.
Vera
mengulum jari tangannya dan terus melirikku dengan tajam, dia masih duduk
diatas lututnya di ranjang meliuk-liukkan badan seksinya itu mengikuti musik EDM yang membuat suasana kamar yang
dingin ini jadi panas sekali.
Aku tak mau
kalah darinya, terus kubalas tatapan matanya yang nakal melirik kearahku, aku
biarkan dia melakukan aksi eksibisionisnya ini yang merupakan bagian dari kebiasaan
buruk di masa lalunya yang hingga kini belum bisa kuhilangkan.
Menit
berjalan sejak dia memulai aksinya namun ada yang aneh.
Tak seperti
biasa dimana Vera biasanya sudah mulai akan menanggalkan pakaiannya satu
persatu, tapi hingga hampir 10 menit ini Vera menari dan dia sama sekali tak
melepas pakaiannya.
5 menit
berikutnya Vera mulai berjalan mendekat kearahku, dia dudukkan pantatnya tepat
diatas selangkanganku dalam posisi membelakangi aku.
Gadis
berkulit putih ini tersenyum saat menyadari kontolku sudah tegang lalu mulai
dia goyang-goyangkan pantat bebeknya itu hingga bongkahan bokong semoknya terasa
jelas menggesek-gesek kontolku.
Vera bilang
ini namanya Lap Dance yang tidak
kutahu apa artinya, Vera hanya menyebutnya begitu.
Peluh sudah
membasahi jidatku dan aku terus menahan diri mencoba bertahan dari gempurannya
yang sejujurnya sudah membuat aku kalang-kabut bahkan sejak 5 menit awal tadi.
Sebenarnya sejak dulu aku paling tak kuat sekali jika melihat tubuh montoknya ini apalagi harus menyaksikannya bergoyang-goyang tepat di depan mata.
Meski terlihat dingin dan biasa saja sebenarnya aku bergejolak dari dalam dan Vera tahu itu.
Karenanyalah dia sengaja menari sensual di hadapanku tapi biasanya dia akan membiarkan atau malah menyuruhku ngocok ketika melihatnya menari seperti ini.
Vera bilang entah kenapa sejak dulu dia suka sekali jika melihat pria mengocok tepat di depannya, dia suka saja jika dia menjadi bahan coli dan bahan fantasi dari banyak orang.
Apalagi hal tersebut tepat dilakukan di depannya, Vera menikmati setiap ekspresi dan rapalan kotor pria-pria yang takjub melihat goyangan tubuh seksinya tersebut.
Dan Vera jujur jika dulu bersama teman kencannya dia sering melakukan ini, dia akan mengajak mereka ke kamar lalu meminta mereka coli di depannya dan juga meminta mereka bercakap kotor mengomentari setiap goyangan erotis yang dia buat.
Yang menurutku ini merupakan bagian dari Fetish anehnya.
Bahkan lebih jauh dia ceritakan padaku jika dia sering berfantasi dan memimpikan suatu saat nanti dia akan melakukannya di depan banyak pria-pria yang mengelilingi dirinya sambil mengocok kontol mereka masing-masing kemudian muncrat melihat tubuh putih montoknya yang menari-nari telanjang di atas ranjang.
Aku geleng-geleng kepala saja setiap kali mendengar fantasi-fantasi gilanya yang sering dia bisikkan kepadaku.
Tapi entah mengapa sekarang dia malah mengikat tanganku kebelakang begini, padahal harusnya dia akan menyuruhku mengocok seperti biasa.
Sebenarnya sejak dulu aku paling tak kuat sekali jika melihat tubuh montoknya ini apalagi harus menyaksikannya bergoyang-goyang tepat di depan mata.
Meski terlihat dingin dan biasa saja sebenarnya aku bergejolak dari dalam dan Vera tahu itu.
Karenanyalah dia sengaja menari sensual di hadapanku tapi biasanya dia akan membiarkan atau malah menyuruhku ngocok ketika melihatnya menari seperti ini.
Vera bilang entah kenapa sejak dulu dia suka sekali jika melihat pria mengocok tepat di depannya, dia suka saja jika dia menjadi bahan coli dan bahan fantasi dari banyak orang.
Apalagi hal tersebut tepat dilakukan di depannya, Vera menikmati setiap ekspresi dan rapalan kotor pria-pria yang takjub melihat goyangan tubuh seksinya tersebut.
Dan Vera jujur jika dulu bersama teman kencannya dia sering melakukan ini, dia akan mengajak mereka ke kamar lalu meminta mereka coli di depannya dan juga meminta mereka bercakap kotor mengomentari setiap goyangan erotis yang dia buat.
Yang menurutku ini merupakan bagian dari Fetish anehnya.
Bahkan lebih jauh dia ceritakan padaku jika dia sering berfantasi dan memimpikan suatu saat nanti dia akan melakukannya di depan banyak pria-pria yang mengelilingi dirinya sambil mengocok kontol mereka masing-masing kemudian muncrat melihat tubuh putih montoknya yang menari-nari telanjang di atas ranjang.
Aku geleng-geleng kepala saja setiap kali mendengar fantasi-fantasi gilanya yang sering dia bisikkan kepadaku.
Tapi entah mengapa sekarang dia malah mengikat tanganku kebelakang begini, padahal harusnya dia akan menyuruhku mengocok seperti biasa.
Meski begitu
aku tak malu sudah ketahuan tegang olehnya karena aku pun yakin jika dia
sendiri sadar bahwa tak akan ada laki-laki normal yang tak tegang melihat gadis
secantik dan semontok dia menari-nari dengan sensual tepat di depan mata.
Bermenit-menit
juga dia melakukan Lap Dance sambil
memunggungiku sebelum akhirnya tegak dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Dia
melirikku dan tertawa melihat wajahku yang entah sudah seperti apa bentuknya
saat ini, karena sejak tadi aku diam saja tergugup bagaikan ayam sayur.
" Masih
kuat?.. " tawanya menikmati kegugupanku yang mati kutu dibuatnya.
Aku
mengangguk karena aku punya harga diri dan tak mau dianggap cemen meski oleh
pasanganku sendiri.
Dia
memanyunkan bibirnya kemudian mengangguk-angguk seperti tak yakin dengan
anggukanku.
Vera matikan
musik di ponselnya yang dari tadi mendegap-degubkan pompaan jantungku lalu kembali membuka meja tempat disimpannya alat-alat seks koleksi kami berdua dan mencari sesuatu.
Dia mendekat, kali ini dia menenteng sebuah penutup mata.
" Pake
ini yang.. " tatapnya padaku.
Aku melirik
kearahnya saat tahu dia mau menutup mataku.
" Udah
pake aja.. " bisik Verani menempelkan bibirnya ke pipiku sadar akan
keraguanku.
Terhipnotis
dengan suasana yang dia ciptakan, maka aku pun membiarkan dia menutup mataku.
Saat mataku sudah tertutup dan pandanganku menghitam, ketika itu juga aku tergugup dan
perasaanku jadi berdebar-debar sekali!
Dia terdiam dan tampak menikmati
kondisiku yang mana aku sudah tak bisa melihat lagi ekspresinya yang mungkin
saja sedang menertawakanku saat ini.
Badanku
bergetar ketika dia mengelus jari halusnya ke leherku, ada ketakutan dalam
diriku mengingat pengalamannya bersama Krisno dahulu.
"
Kenapa kok gemeteran kamu yang?.. " bisiknya tepat di kupingku yang
membuat bulu romaku berdiri!
" Di.. dingin AC yang.. " jawabku mencoba berkilah baru sadar bahwa aku
benar-benar akan habis olehnya malam ini.
Tapi aku tak bisa mundur lagi, tanganku
yang terikat kebelakang dan pandanganku yang dia batasi membuat aku tak ubahnya
sebagai mangsa empuk yang betul-betul akan dia kontrol penuh saat ini!
"
Tenang sayang kok grogi gitu sih... "
" Hihihi.. " tawanya lagi sambil mulai menjilati lubang kupingku.
" Hihihi.. " tawanya lagi sambil mulai menjilati lubang kupingku.
Sumpah aku
grogi segrogi-groginya karena ini yang pertama kalinya Vera melakukannya padaku!
Dia tahu jika aku lemah sekali dengan bisikan-bisikannya yang selalu membuat pikiranku melayang kemana-mana ketika mendengar ucapan-ucapan kotornya itu.
Dia tahu jika aku lemah sekali dengan bisikan-bisikannya yang selalu membuat pikiranku melayang kemana-mana ketika mendengar ucapan-ucapan kotornya itu.
Makanya dia sengaja mengikat dan menutup mataku agar bisa memaksimalkan sekaligus
menegaskan jika dia ingin menjadikanku sebagai korban eksib verbalnya malam ini.
Atau malah dia akan mendominasiku seperti Krisno dulu? Itulah yang menjadi ketakutanku sekarang.
Atau malah dia akan mendominasiku seperti Krisno dulu? Itulah yang menjadi ketakutanku sekarang.
Vera mulai
beraksi, dia usap-usap puting di dadaku dan terus dia jilat-jilat lubang kupingku
bahkan tak ragu dia gigit daun telingaku dengan gemas yang membuatku mengerang
merasakan gelinya.
" Ahh
Verr.. " desahku ketika kuku panjangnya dia gesekkan ke putingku.
" Geli
ya sayangku?.. " bisik gadis seksi ini yang kuyakin sedang tertawa lebar
menikmati reaksiku.
Tak lama aku
merasa Vera mulai jongkok dan mendekatkan wajahnya ke dadaku karena saat ini
sudah terasa hembusan nafasnya di sekitaran putingku.
Begitu
terasa sesuatu yang basah menyentuh putingku seketika itu pula badanku
tersentak dan rasanya seperti tersengat listrik!
" Loh
yang? Penggeli banget yah kamu.. " ucapnya menghentikan jilatannya mengomentari tubuhku yang tersentak.
" Itu
artinya kamu sayang aku... " lanjut Vera yang sepertinya merujuk ke
ungkapan orang yang penggeli itu sayang istri.
Vera kembali
menjilati putingku, aku meleguh dan tubuhku tetap menghentak-hentak meski sudah
kucoba menahannya.
Entah kenapa
dalam keadaan terikat dan mata tertutup seperti ini tubuhku menjadi
berkali-kali lipat lebih sensitif dengan sentuhan, apalagi Vera menjilati
sekaligus mengemut putingku dengan lembut sekali.
Mungkin aku
sudah benar-benar terbawa ketakutan dan sugesti yang dia ciptakan.
" Tahan
ya yang.. " kata Vera beberapa saat kemudian dengan suara yang pelan.
Belum sempat
aku memahami apa yang dia maksudkan, tiba-tiba aku langsung meringis karena Vera
tengah menggigit sambil mengulum putingku!
"
SSHHHS VEERR!!.. " desisku dengan kepala terdongak merasakan gigitan gemas
Vera.
"
Mmmppmmm... Ahhh.. " suara gadis cantik itu saat tengah mengulum dan
menarik-narik putingku.
" Veerr...
Auuhh!!.. " aku menggelinjang dalam ikatanku.
Ketika gigi taringnya tepat menggigiti bagian putingku aku merasakan sebuah sensasi yang
aneh sekali dan aku tak tahu bagaimana mengungkapkannya.
" Ahh
sayang.. Tegang banget putingmu.. Mpphhmm... " celetuknya sesaat sebelum
kembali mencucupnya.
Badanku
bergetar-getar terus menerus merasakan perasaan aneh yang kurasakan, apalagi
jari-jari lembut Vera mulai beraksi dengan mengelus-elus pahaku.
"
Veerr.. Ahhh gak kuat sayang.. " aku menjauhkan dadaku yang saat ini
tengah jadi bulan-bulanannya.
Vera
kemudian tegak, dipeganginya pipi dan ditatapinya wajahku.
" Uhh
sayangnya aku... "
" Gak
kuat banget ya?.. " bujuknya seolah tengah menenangkanku.
"
Yaudah deh sini aku cium.. Muuuahhh.. " saat ini juga dia mencium bibirku
dengan mesra.
Dan aku pun
meladeni ciumannya yang perlahan-lahan menghilangkan perasaan aneh yang tadi
bercampur-aduk di dalam diriku.
Aku pasrah
membiarkan gadisku ini menjilati lidah dan menciumku mesra, sementara rileks
mulai kurasakan seiring makin romantisnya ciuman yang dia berikan.
" Mau
aku goyang yang?.. "
"
Goyangan kesukaan kamu. " Vera melepaskan kecupannya lalu mundur
sebelum kemudian menaiki tubuhku.
Dia
mendudukkan dirinya di pangkuanku dan aku terhenyak ketika dia menggesekkan
lagi memeknya ke kelaminku yang sudah tegang ini meski masih sama-sama terhalang pakaian baik dia maupun aku.
Vera tak
bergerak, dia diam yang aku tak tahu apa yang sedang dia lakukan, yang jelas
aku merasa dia sengaja membuatku fokus merasakan gesekan di kemaluan kami saat
ini.
Dan merasakan itu malah membuat tubuhku bergetar-getar karena dia tepat duduk di selangkanganku!
" Denyut-denyut yang kontol kamu... " celetuk Vera yang merasakan kontraksi di kemaluanku.
Cukup lama cewek blasteran ini mendiamkanku, dia hanya mengelus-elus wajahku dan membelai lembut rambutku dengan mesra.
Cukup lama cewek blasteran ini mendiamkanku, dia hanya mengelus-elus wajahku dan membelai lembut rambutku dengan mesra.
" Buka
mulut kamu yangg.. Aaaa.. " ujarnya menuntunku menirukan suara yang dia buat kemudian menjejalkan jarinya masuk kedalam
mulutku.
Aku jiilati
jari-jari lentik Vera yang sangat halus itu, bahkan kukulum setiap ruas yang
ada di jarinya tersebut.
"
Sayaang ihh.. " dia ketawa melihatku yang begitu buasnya melahap jari-jari
panjangnya yang sebenarnya memang tidak dia suruh untuk kujilati.
Kulakukan
sendiri karena ingin saja.
" Buka
yang lebar mulut kamunya.. " cakapnya yang segera kulakukan.
Tak lama aku
merasa ada tetesan yang jatuh kedalam mulutku dan respon aku menelannya padahal
aku sama sekali tak tahu apa itu.
" Ehh
kok langsung telen aja, nakal deh kamu.. "
" Apa itu Ver?.. " yang baru kutanyakan setelah kutelan.
" Bukan apa-apa kok.. " celetuk Verani kembali ketawa kemudian memberikan ciuman bibir mesranya padaku.
" Apa itu Ver?.. " yang baru kutanyakan setelah kutelan.
" Bukan apa-apa kok.. " celetuk Verani kembali ketawa kemudian memberikan ciuman bibir mesranya padaku.
Kali ini aku
merespon ciumannya dengan intens.
Entah kenapa dibuat begini membuatku jadi terangsang sekali dan bahkan beberapa kali aku bergerak secara alamiah hanya berdasarkan intuisiku saja.
Entah kenapa dibuat begini membuatku jadi terangsang sekali dan bahkan beberapa kali aku bergerak secara alamiah hanya berdasarkan intuisiku saja.
Mungkin
faktor Element of Suprise yang tanpa
kusadari membuatku antusias dan larut dalam permainan Vera yang mengharuskanku
menerka-nerka apa yang sedang dia perbuat terhadap diriku.
Cukup lama
kami saling memagut satu sama lain dalam posisi ini.
Ya aku dan
Vera sangat suka bercumbu dan nyaris setiap saat kami lakukan, bagi kami berciuman adalah hal tersimpel yang bisa kami lakukan untuk melampiaskan perasaan serta nafsu kami.
Tak lama Vera melepaskan ciumannya.
Aku yang sedang enak-enaknya berciuman bibir dengannya terpaksa kembali menebak kali ini dengan cara apa lagi dia mengisengiku.
Tak lama Vera melepaskan ciumannya.
Aku yang sedang enak-enaknya berciuman bibir dengannya terpaksa kembali menebak kali ini dengan cara apa lagi dia mengisengiku.
Dan saat dia menjilati kupingku lagi yang kembali membuatku menggelinjang geli.
Dia masukkan
lidahnya kedalam lubang kupingku yang membuat aku menjauhkan kepalaku darinya.
" Geli sayangg... " kataku saat berusaha memalingkan wajahku.
" Dieem
yangg!!... " Vera langsung mendekap menahan tubuhku agar aku tak bergerak
menjauhinya.
Lidahnya
kembali bergerilya di daun telingaku yang membuat aku merinding setengah mati
menahan gelinya.
" Ahhh faak!!.. " desahku bergidik.
" Kenapa yang kok gelisah banget? Geli yah?.. " bisiknya di kupingku.
" Kenapa yang kok gelisah banget? Geli yah?.. " bisiknya di kupingku.
Aku tak
menjawabnya selain geli aku juga merasa jika penisku makin berdenyut-denyut karena
dari tadi terus bergesekan dengan memeknya.
"
Kontol kamu udah tegang banget, kamu udah mau ngentotin aku ya?.. "
" Iy..iya
Ver.. " jawabku lirih dan ingin menyudahi permainan tutup-menutup mata
ini lalu segera menidurinya!
" Hmm... Tadi aja aku ajak gak mau, sekarang kok tiba-tiba mau?.. " dengan pintarnya dia membuatku kembali terdiam.
" Giliran aku di entotin orang aja kamu gak rela.. Huu.. "
Dia kembali tertawa, dia benar-benar puas membuatku terdiam tak bergerak seperti ini
"
Yaudah deh aku pengen liat kontol kesayangan aku ini dulu.. "
Vera pun
tegak, dia menarik cawat yang kukenakan dan langsung memelorotkannya turun dari
kakiku dengan perlahan-lahan.
" Uhh.. Yang.. Dah
ngaceng banget ya... Hihihi.. " komentarnya tersenyum melihat kontolku yang telah mengacung bak besi itu dan segera mengocokinya pelan.
Aku mendesah
keras saat jari halus Vera terasa lembut sekali ketika menaik-turunkan
batangku.
Aku tak
peduli lagi dengan gengsiku, entah kenapa aku hanya ingin segera balik mencumbu
dan gregetan mengentoti si cewek nakal ini sekarang!
" Ver enak
bener kocokan mu sayang.. Ahhh!!.. " lirihku saat merasakan dia seperti
meludahi tangannya dulu biar memperlancar kocokannya.
" Diemm
sayang!!... "
" Kamu
tuh berisik deh.. " dia bete juga mendengar ringisanku.
Lalu dia kembali tegak dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Lalu dia kembali tegak dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
" Aku
seksi gak yang?.. " tanyanya persis di depan wajahku namun tangannya tetap
mengocoki lembut kontolku.
" Iy..
iyalah Ver.. Seksi banget.. " aku tergagap karena merasakan rasa nikmat luar biasa di
kelaminku yang sedang dia kocoki.
Sudah sejak dari dia menari sensual di hadapanku tadi aku ingin mengocok kontolku namun tak bisa kulakukan karena tanganku dia ikat.
"
Julurin lidah kamu coba.. "
Dan saat
kulakukan Vera langsung menyambar lidahku mengulumnya lahap.
Dia mengulum
dan juga menciumku mesra tentu saja tetap mengocoki kontolku dengan sebelah
tangan.
"
Ahhh.. Sayang enak banget... " jawabku merasakan terapi ini lagi dari
gadis yang sangat kusayangi ini.
"
Bohong... " ujarnya tiba-tiba memberhentikan ciumannya.
Aku
mengernyitkan dahi dari balik penutup mataku ini.
" Kalo
kamu bilang enak kok jarang kamu pake akunya?.. "
" Kamu bilang aku seksi tapi aku di anggurin mulu.. " keluhnya yang biar kutebak pasti dengan wajah
cemberut.
Iya sih,
jika dibandingkan mas Krisno dan mas Yanto yang bisa terus-terusan menggeber
Vera membuat aku agak minder karena staminaku normalnya paling hanya bisa dua ronde dari
ejakulasi pertama ke ejakulasi berikutnya.
Aku tak
sanggup melakukannya maraton seperti mereka yang bahkan sudah ejakulasi 3-4 kali namun masih bisa terus lanjut tanpa masalah apapun.
Entah karena
merekanya yang tidak normal hingga membuat aku yang normal ini jadi terlihat biasa-biasa saja, aku sendiri tidak paham.
Lagian aku tak mau membandingkan diriku dengan mereka, aku hanya menjadikan mereka sebagai referensi saja karena aku mesti mempelajari tingkah laku binal Vera yang lebih banyak muncul ketika bersama mereka.
Lagian aku tak mau membandingkan diriku dengan mereka, aku hanya menjadikan mereka sebagai referensi saja karena aku mesti mempelajari tingkah laku binal Vera yang lebih banyak muncul ketika bersama mereka.
Dan selepas
mereka tak ada lagi dirumah aku jadi merasakan imbasnya, mau tak mau sekarang aku menjadi sasaran tunggal Vera sebagai tempat pelampiasan
nafsu seksnya yang luar biasa besar ini.
Vera setiap
saat terus minta ML karena dua objek
pemuasnya sudah tak ada lagi dirumah, bahkan ketika aku sedang diluar dan dia
sendirian dirumah Vera sering menelpon agar aku cepat pulang karena dia sedang
sange.
Tak jarang
aku sering menyuruhnya untuk masturbasi saja dengan dildo saking bosannya mendengar rengekan ngentotnya itu.
Yah, aku
merasakan konsekuensi dari kehilangan dua pembantuku, yang tak kusadari jika selama ini mereka berdua membantu Vera menyalurkan gairah seksualnya yang sangat
tidak normal tersebut.
Tapi aku
sama sekali tak menyesali keputusanku, karena kebaikan untuk Vera adalah dasar
dari setiap pertimbanganku.
Vera sudah
turun dan kali ini dia kembali ‘menyiksa’ puting di dadaku.
Aku kembali
gemetar karena masih terbayang tadi bagaimana sakitnya ketika dia gigit gemas
putingku.
Tapi saat ini dia hanya mencucupnya sambil tetap mengocoki kontolku yang sudah berkecipak basah dengan ludahnya.
Tapi saat ini dia hanya mencucupnya sambil tetap mengocoki kontolku yang sudah berkecipak basah dengan ludahnya.
"
Sayang jangan di gigit yang sakit... " lirihku pelan berharap dia tak
melakukannya lagi.
Gadis cantik
ini tak menjawabnya, dia terus menyapih putingku dengan hisapan dalam lalu baru
kemudian melepasnya dan mungkin menoleh kearahku.
"
Enggalah sayang aku gak akan nyakitin kamu... Aku sayang banget sama kamu..
Muaahh!!!.. " ujarnya lalu mencium bibirku penuh nafsu.
Aku mengangguk
karena aku agak takut jika aku akan dia buat seperti mas Krisno dulu.
Vera
melepaskan kocokannya di kontolku dan terdengar bunyi ranjang berderit yang
menandakan dia tengah duduk di atas ranjang sekarang yang posisinya tepat
berada di sampingku.
"
Hihihi... " Vera kembali terdengar terkikik mungkin lucu melihat aku yang
sedang terengah-engah.
Aku tak bisa
menutupinya karena aku benar-benar tengah merasakan sensasi gila-gilaan yang
terasa sekali meluap dari dalam tubuhku sekarang.
Dan tak tahu
apa lagi yang sedang cewek cantikku ini rencanakan dalam seringai tawanya yang
terdengar begitu renyahnya.
Suasana yang
senyap sesaat tadi seketika berganti ketika kudengar suara bunyi getaran yang
tak kutahu pasti suara apa, namun aku seperti familiar dengan bunyinya.
" Ver..
Itu suara apa?.. " tanyaku karena bunyi itu bersumber dari apa yang dia
pegang saat ini.
"
Hmm?.. Ini? Cuma vibrator kok yang.. nihh.. " katanya kemudian menempelkan vibrator tersebut ke kupingku.
"
Auhh.. Geli sayang.. " lirihku seketika tersentak saat benda itu mengenai
daun telingaku.
" Ka.. kamu
mau masturbasi ya yang?.. " aku berusaha memastikan apa yang akan dia lakukan.
Namun gadis
berhidung mancung ini tak menjawabnya, jarinya kembali membelai lembut kontolku
yang sejak awal entah kenapa benar-benar ereksi dengan keras padahal aku tak
meminum obat kuat sama sekali.
Perasaanku
mulai tak enak dan aku kembali meronta pelan dalam ikatanku.
"
Veerr... Udah ah buka ikatan aku.. "
" Sini kamu aku entotin yang.. " aku gugup ketika mendengar suara dengung vibrator itu mendekat ke kepala penisku.
" Sini kamu aku entotin yang.. " aku gugup ketika mendengar suara dengung vibrator itu mendekat ke kepala penisku.
" Diem
sayang... Kamu tuh cowo harus kuat.. " katanya yang sepertinya memang akan
memasturbasikan kontolku dengan vibrator
itu!
" Udah
Ver ah.. Aku gak akan kuat... " panikku.
" Engga
yang, percaya sama aku kamu kuat kok.. "
" Inget
kamu cuma perlu tahan aja, yah?.. "
" Katanya kamu sayang aku.. " bisiknya di kupingku yang kubalas anggukkan begitu saja.
" Katanya kamu sayang aku.. " bisiknya di kupingku yang kubalas anggukkan begitu saja.
" Nah gitu dong.. Muaah... " dan Vera pun mengecup pipiku sebelum melancarkan aksinya.
"
HUUUFTTT!!!... " kutarik nafasku dalam-dalam lalu kulepaskan.
Vera mulai
menempelkan alat seks yang tidak diperuntukkan untuk laki-laki ini ke batang
kontolku.
"
NGGGGGG...... " suara dengungnya agak tertahan ketika benda tersebut
menyentuh kelaminku!
"
VERRRR... AHHH!!.. " desahku membuka mulutku lebar-lebar dengan
menengadah.
Vera hanya
diam, dia terus menaik-turunkan genggaman tangannya memegangi kontolku sambil
menempelkan vibrator getar itu.
Aku
mengejang dan terus merengek-rengek seperti anak kecil agar dia menyudahinya,
karena rasa gelinya sungguh membuatku kelabakan.
Tapi aku tak
bisa menampikkan rasa nikmat yang sebelumnya tak kusangka akan
seluar biasa ini, spermaku rasanya naik dengan cepat sekali!
Vera sama
sekali tak mau mengendorkan stimulasi yang dia mainkan.
Si gadis berambut panjang ini kemudian melahap kepala penisku guna makin membuatku kalut dalam sensasi gila yang kurasakan!
Si gadis berambut panjang ini kemudian melahap kepala penisku guna makin membuatku kalut dalam sensasi gila yang kurasakan!
" AWWW
VERR NGILU BANGET!!... "
"
STOOPP SAYANG AKU GAK KUAA....ARGHH!... " aku seperti orang kesurupan
meronta-ronta dalam ikatanku.
Gila!
rasanya sungguh gila!
Kuluman dan
hisapan Vera yang terfokus di ujung kontolku bersama vibrator yang menempel di sekujur batang kontolku membuat
pertahananku runtuh bahkan belum sampai 1 menit sejak Vera tempelkan alat itu
ke kelaminku.
Dan saat aku
merasa akan segera memuncratkan puncak kenikmatanku, Vera tiba-tiba menghentikan semua aktifitas yang dia buat.
Baik mulut, vibrator dan pegangan tangannya di
kontolku.
Aku
mendengus bak bison sadar seketika ejakulasiku langsung surut seiring tidak
adanya lagi pompaan yang mendorongnya keluar.
"
Hufftt... Verr.. Hahh..Hahhh .. " aku menstabilkan nafasku yang seperti
orang habis sprint jarak jauh saja.
Vera tak
berkomentar, aku yakin dia pasti sedang melihat ekspresiku dan menertawakannya
meski tak bisa kulihat.
Dibiarkannya
aku terengah-engah selama dua menitan sebelum kurasakan lagi jarinya membelai
penisku yang tetap tegang.
" Udah
mau muncrat ya tadi?.. " tanyanya genit padaku.
" Iya
sayang.. Hahh..Hahh.. " anggukku masih kacau.
" Ver
jangan pake alat itu lagi dong.. Gak kuat aku yangg.. Ugghh " pintaku saat
dia menempelkan kembali vibrator nya
ke batang kontolku.
Dia tak
menjawab dan langsung mencium bibirku mesra sementara tangannya tetap melakukan
aksinya seperti tadi.
Yang paling
kutakutkan jika dia mengarahkan alat itu ke ujung kepala penisku, aku pasti
akan muncrat-muncrat jika vibrator
tersebut menggesek tepat di lobang pipisku!
Sedetik
kemudian Vera mematikan lalu menjauhkan vibrator
itu yang membuatku amat lega.
Tapi belum
sempat aku menarik nafas legaku dia memegang daguku dan mendongakkan wajahku
keatas dengan kasar.
Lalu diciuminya habis bibirku dengan sangat bernafsu!
Lalu diciuminya habis bibirku dengan sangat bernafsu!
" Ahhh
sayang... Pokoknya bibir kamu ini milik aku!! Shhh.. "
" Pokoknya awas kalo kamu ciuman sama cewe lain!!.. " racau Vera sambil mendesah dan dia terasa jadi agresif sekali.
" Uggh.. Memek aku udah basah banget yang.. "
" Pokoknya awas kalo kamu ciuman sama cewe lain!!.. " racau Vera sambil mendesah dan dia terasa jadi agresif sekali.
" Uggh.. Memek aku udah basah banget yang.. "
"
Puting susu aku juga udah tegang nih.. " celetuknya di sela ciuman ganasnya.
" Boleh
aku pinjem kontol kamu buat tusukin memek aku?.. " tanyanya dengan sangat
menggoda sambil terus menciumi bibirku.
"
Bo..boleh sayang, aku juga pengen ngentotin kamu.. " jawabku.
" Ini kontol milik aku kan?.. " cakapnya dengan dengus nafas yang berat.
" Iy..iya sayang punya kamulah.. "
" Hihihi... " dia kembali tertawa mendengar jawabanku.
" Ini kontol milik aku kan?.. " cakapnya dengan dengus nafas yang berat.
" Iy..iya sayang punya kamulah.. "
" Hihihi... " dia kembali tertawa mendengar jawabanku.
" Nanti
kalo tangan kamu udah aku lepas kamu mau apain aku yang?.. "
" Kamu
bakal bales dendam?.. " lanjut Vera memainkan eksib verbalnya di kupingku.
" Aku
bakal entotin kamu Ver, aku bakal remes toket bulet kamu sampe merah-merah!
Ughh.. " jawabku yang benar-benar telah larut akan permainannya.
Namun aku
tak perduli, aku benar-benar birahi sekali dan ingin segera mengentoti si cewek
nakal ini rasanya!
" Kamu bakal pukul aku dan bakal ngasarin aku kan?.. " tanyanya lagi yang kali ini tak kujawab.
Dia kembali mencium pinggiran bibirku kemudian berdiri.
" Kamu bakal pukul aku dan bakal ngasarin aku kan?.. " tanyanya lagi yang kali ini tak kujawab.
Dia kembali mencium pinggiran bibirku kemudian berdiri.
Aku
penasaran sekali seperti apa ekspresi wajah yang dia buat sekarang karena kami berdua benar-benar sedang panas sekali saat ini!
"
Ver... Ayo yang, kamu dimana sih?.. " tanyaku karena dia terasa tak lagi
di sekitarku.
" Aku
di depan kamu sayang, tadi aku buka baju.. "
" Dan sekarang aku udah telanjang di depan kamu.. " celetuk Vera yang rupanya ada di depanku.
" Dan sekarang aku udah telanjang di depan kamu.. " celetuk Vera yang rupanya ada di depanku.
" Kamu suka kan sama bodi seksi bening aku ini?.. "
" Suu..sukaa Ver.. " aku makin gugup dalam sensasi yang kurasakan.
" Ughh!!!.. " desahku keras lagi begitu jari lembutnya meraup kontolku.
" Suu..sukaa Ver.. " aku makin gugup dalam sensasi yang kurasakan.
" Ughh!!!.. " desahku keras lagi begitu jari lembutnya meraup kontolku.
" Buka
penutup mata aku yang.. " pintaku karena aku ingin melihat tubuh
telanjangnya.
" Udah
gitu aja.. Muaahh.. " dia menunduk dan kembali mengecup bibirku mesra.
"
Emangnya kenapa kamu mau liat? Kan udah sering kamu liatnya.. " bisiknya
di sela ciuman kami.
Aku diam dan
meladeni ciumannya yang terasa basah sekali, aku hanya ragu apa benar dia sudah
telanjang bulat sekarang atau dia hanya sekedar menggodaku saja.
" Ahh yang.. Kalo kamu liat sekarang puting susu aku udah keras dan tegang banget.. Uhh... "
" Sini aku hisep Verr.. " pintaku greget ingin segera menyapih puting panjangnya itu!
" Jangan nanti aja.. " tolaknya makin membuat aku tak karu-karuan.
" Kamu
mau aku masukin kontol kamu ke memek aku?.. " lanjut Vera yang kali ini menggesekkan ujung
kontolku ke bibir memeknya yang rupanya sudah basah!
Jadi dia memang sudah benar-benar telanjang sekarang!
"
Shhh...Iya Ver.. Masukin plis, goyangin kontol aku yang.. " desisku
seketika bergetar dan tak sabar ingin segera satu tubuh dengannya.
"
Hmmm... Tapi kamu belum jawab pertanyaan aku.. " kali ini dia memainkan
jarinya ke putingku.
"
Pertanyaan apa Ver?.. Aku udah gak tahan sayang.. " aku betul-betul
gelisah dibuat seperti ini.
" Mmmph... "
" Waktu
SMA dulu kamu coliin aku ngehayalin apa?.. " rupanya dia penasaran sekali
dengan itu.
Aku jadi
diam sementara Vera terus mengecup-ngecup wajah, leher serta bibirku sementara
dua tangannya saling bekerja terus mengocoki kontol dan mengusap-usap
putingku.
" Gak
mau jawab yah? Yaudah aku coliin pake vibra aja sampe kamu muncrat.. "
ancamnya halus.
Mendengar
itu aku pun panik, tak mau jika libido besarku ini harus terbuang sia-sia hanya
dengan kocokan sedangkan aku amat ingin menikmati tubuh seksinya.
" Iyaa
Ver, aku ngehayalin ngentotin kamulah!!.. " seketika kujawab dan merasakan sensasi aneh
kembali menjalar keluar dari tubuhku.
" Ngentotin aku?.. " Vera ingin aku mempertajamnya.
" Iya
sayang.. Aku coli sambil ngeliatin foto seksi kamu, aku bayangin kalo aku make
bodi seksi kamu itu.. "
"
Terus?.. "
" Yaa
pokoknya aku khayalin aku ngentotin kamu terus mejuin muka cantik kamu
yang.. Ahhh.. " aku berkata jujur sambil terbawa suasana dimana dulu aku
memang membayangkan hal tersebut.
" Gak
fantasiin aku yang aneh-aneh?.. " terus digalinya dengan penasaran yang
membuat aku tak tahu apakah harus mengatakannya atau tidak.
Aku diam
sementara hembusan nafas Vera di leherku menunggu jawabanku makin terasa dan
membuat bulu kudukku merinding.
" Aku
bayangin ngentotin kamu sambil diiket-iket yang... Shhhh.."
" Aku borgol tangan kamu terus aku cabulin kamu sampe aku muncrat di dalem memek kamu!.. "
" Aku borgol tangan kamu terus aku cabulin kamu sampe aku muncrat di dalem memek kamu!.. "
Setelah
mengucapkan itu badanku seperti mengalir energi yang membuatku tersentak lagi,
Vera tak berkomentar setelah mendengarnya namun aku mendengar dia mendesis.
" Khayalin aku di entotin cowo lain juga kan?.. " tanyanya kemudian yang bak palu
godam untukku.
"
Ngg... Ngg.. "
Aku gugup
dan tak tahu harus berkata apa sementara sensasi juga perasaan aneh tadi makin
mendesak diriku.
" Iya
Ver aku juga bayangin kamu diperkosa banyak cowok!.. "
" Aku bayangin kalo kamu mereka iket-iket keranjang terus kamu habis mereka gilir yang!!.. " aku berkata jujur dan tak peduli lagi!
" Dan
gak tau kenapa tiap bayangin itu aku ngerasain ejakulasi yang nikmat banget yang.. Ohhh!!.. " lirihku dengan lepas.
Vera
terdiam mendengarnya.
Suasana lengang sesaat, nafas kami terdengar saling memburu satu sama lain.
Sebelum akhirnya gadis yang dulu selalu di gosipkan mengimplan silikon di toketnya ini mulai mengarahkan kontolku masuk ke memeknya dan langsung menduduki aku tepat di kelaminku!
Suasana lengang sesaat, nafas kami terdengar saling memburu satu sama lain.
Sebelum akhirnya gadis yang dulu selalu di gosipkan mengimplan silikon di toketnya ini mulai mengarahkan kontolku masuk ke memeknya dan langsung menduduki aku tepat di kelaminku!
" AHHH
VEER!!... " desahku keras begitu merasakan nikmatnya yang entah kenapa
begitu terasa berkali-kali lipatnya saat ini.
Vera tetap
tak bersuara sepatah kata pun sejak berhasil memaksaku mengaku.
Dia terus menggoyangkan tubuhnya di atas tubuhku yang dia ikat tak berdaya dengan mata tertutup di kursi ini.
Dia terus menggoyangkan tubuhnya di atas tubuhku yang dia ikat tak berdaya dengan mata tertutup di kursi ini.
" Enak
bener goyanganmu sayang.. Dasar kamu cewek nakal Ver!!.. " cerocosku tak
sadar menikmati tubuhnya yang mengendaraiku sepuasnya.
Melihatku
yang begitu berisiknya sekarang dia tiba-tiba menangkap daguku dan seketika
menciumku buas!
" Ahhh... Aku sayang banget sama kamu yangg!!.. "
" Aku suka denger fantasi kamu itu, next kita lakuin ya.. " katanya yang membuatku menggeleng karena bukan itu maksudku.
Dan saat aku akan menyanggahnya dia membekap mulutku lalu memintaku diam.
" Aku suka denger fantasi kamu itu, next kita lakuin ya.. " katanya yang membuatku menggeleng karena bukan itu maksudku.
Dan saat aku akan menyanggahnya dia membekap mulutku lalu memintaku diam.
" Sstt..... Udah jangan komentar apa-apa nikmatin aja goyangan aku.. " ujarnya
lembut mengecup bibirku kemudian terus mengaduk-aduk kontolku.
Habis sudah!
Aku mendesah dan mendongakkan wajahku, aku betul-betul menikmati semua sensasi yang kurasakan.
Aku sama sekali tak peduli jika aku terlihat seperti orang bodoh sekarang, mungkin hanya Vera satu-satunya yang bisa membuatku sampai seperti ini.
Aku mendesah dan mendongakkan wajahku, aku betul-betul menikmati semua sensasi yang kurasakan.
Aku sama sekali tak peduli jika aku terlihat seperti orang bodoh sekarang, mungkin hanya Vera satu-satunya yang bisa membuatku sampai seperti ini.
Oh Vera, You Messed Up My Gravity and Threw Off My
Reality!
"
Shhhh... Yang memek aku masih rapet gak?.. " bisiknya melancarkan lagi serangan verbalnya.
" Masih
Ver... Peret bener yang walopun udah basah gini.. " jawabku terus
menikmati goyangan naik-turunnya di pangkuanku.
"
Hihihi.. Iya kamu boleh pake sepuasnya kok, kan tubuh aku milik kamu.. "
tawanya dengan nakal.
" Tapi
yang.. "
" Kalo
kamu ngehayalin itu dulu kenapa kamu gak culik dan perkosa aja aku?.. "
ungkapnya yang membuatku kaget sekali mendengarnya.
"
Harusnya kalo kamu lakuin itu udah dari dulu aku jadi milik kamu yang.. "
" Dan
aku gak harus jadi milik banyak cowo dulu kan.. "
Aku hanya diam saja dan mendesah-desah karena tak tahu harus menjawab apa.
Aku hanya diam saja dan mendesah-desah karena tak tahu harus menjawab apa.
" Muuahhh..
" tutupnya kemudian memberikan sebuah ciuman mesra padaku.
Aku
mengumpat dalam hatiku, karena sejujurnya aku pun pernah memikirkan hal itu dulu.
Andaikan aku
berani mengungkapkan perasaanku sejak awal kepadanya, maka Vera takkan
terjerumus ke lembah hitam dan pastinya tak akan seliar yang sekarang.
Tapi
begitulah hidup, karena satu dan lain hal dia akan berubah dengan drastis meski hal tersebut hanyalah sebuah detil kecil.
Vera kembali
fokus menggoyangku habis-habisan diatas bangku ini, dia memintaku untuk
memberitahunya jika aku sudah mau keluar.
Dan tak lama
Vera berdiri tegak, dia lepaskan kuncian rantai yang membelengu tanganku di belakang kursi yang kududuki.
Aku lega
sekali akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri permainan ikat-mengikat dan tebak-tebakan
kami ini.
Tapi Verani
tak melepaskan penutup mataku, dia malah memberdirikan dan menuntunku rebah
keranjang masih dalam keadaan mataku yang tak bisa melihat.
Aku pun
mengeluh saat aku dia banting ke ranjang empuk tempat dimana kami biasa tidur
dan memadu kasih di setiap malam.
Aku sangat
ingin menatap wajah cantik dan indah tubuhnya saat ini.
Namun Vera
hanya tersenyum mendengar keluhanku tersebut dan memberikan ciuman mesranya
lagi padaku.
" Nanti
ya.. " jawabnya simpel kemudian terasa tegak mengolongiku.
"
Julurin lidah kamu yang.. " pintanya.
Aku segera
julurkan lidahku, dan bau wangi khas memeknya langsung terasa di hadapanku.
Aku baru
sadar rupanya Vera ingin melakukan Face
Sitting denganku.
Aku biarkan
dia menggesek-gesekkan memek bersih tanpa bulunya di mulutku.
Terus kujulurkan lidahku yang mulai membelah daging tebal merah muda itu.
Terus kujulurkan lidahku yang mulai membelah daging tebal merah muda itu.
"
Uhhh.. Enak banget yangg.. Anget lidahmu.. " desah Vera yang sudah benar-benar terangsang sekali.
Beberapa
lama dia menyuruhku menegangkan lidahku, dan Vera menaik-turunkan pinggangnya
persis di ujung lidah yang kukeraskan.
Yang terang saja membuat lidahku kini jadi menusuk-nusuk ke liang memeknya.
Yang terang saja membuat lidahku kini jadi menusuk-nusuk ke liang memeknya.
" Enak
sayang?.. " tanyaku sambil membantu mengangkat pinggang langsingnya
memudahkan dia melakukan aksinya.
"
Banget yangg.. Aku pengen keluar.. OHH!!... " desahnya keras.
Aku coba
menservis pasanganku ini sebaik yang kubisa, lidahku mulai kugerakkan ketika
masuk kedalam memeknya dan kugelitiki dari dalam yang membuat Vera makin
meliuk-liukkan tubuhnya tak terkendali.
Kutahan
tubuhnya dengan memegangi pinggang dan toket bulatnya yang akhirnya bisa
kembali kupegang setelah sejak tadi tanganku terus dia ikat.
Apa yang dia bisiki tadi benar, puting susunya sudah ereksi dan terasa kencang sekali!
Apa yang dia bisiki tadi benar, puting susunya sudah ereksi dan terasa kencang sekali!
Ini supaya
dia tak banyak bergerak dan lidahku bisa fokus menstimulasikan orgasmenya yang
aku yakin akan segera datang.
Kurang dalam
satu menit kemudian, disaat aku sudah pasrah jika wajahku akan basah kuyup
menjadi sasaran ledakan klimaksnya, namun tiba-tiba Vera segera menghentikan aksiku dan
memundurkan dirinya lalu dia rebah menindihku dari atas.
Dia langsung
mencium bibirku dengan ganas sekali, aku pun heran karena aku yakin jika
dilanjutkan tadi, beberapa detik kemudian pasti dia akan muncrat-muncrat
orgasme.
"
Kenapa di stop yang? Kamu mau orgasme kan?.. " tanyaku di sela ciuman
beringasnya.
Vera tak
langsung menjawabnya, dikulumnya bibir bawahku sampai bunyi cipokannya
terdengar nyaring sekali.
" Engga
yang.. Masa aku orgasme di wajah ganteng kamu.. Engga ah aku gamau.. "
" Nanti
aja, aku pengennya orgasme sama kontol gede kamu pas nancep di memek aku... " ucapnya
mesra kemudian melahap lagi bibirku.
Ternyata
Vera sengaja tak melakukannya meski dia sudah di ujung-ujung sekali tadi.
Sepertinya Vera tak mau merendahkanku dengan 'ngompol' tepat di depan wajahku, dia takut mungkin aku bisa saja tersinggung dengan itu walaupun sebenarnya tadi aku sudah pasrah sekali.
Sepertinya Vera tak mau merendahkanku dengan 'ngompol' tepat di depan wajahku, dia takut mungkin aku bisa saja tersinggung dengan itu walaupun sebenarnya tadi aku sudah pasrah sekali.
Bahkan
dibalik sifat Hyper dan binalnya itu tanpa kusadari dia pun ingin menjaga harga diriku, dia tak ingin berlaku
semena-mena meski tahu jika dia adalah Ratu dalam kehidupanku.
Dan ini membuatku jadi makin sayang saja dengannya.
Dan ini membuatku jadi makin sayang saja dengannya.
Vera
menjilati leherku, kadang dia gigit pelan dengan gemas dan jari tangannya terus
bergerak menyusuri dada tegapku yang membuatku kembali kejolotan merasakan
sensasi gelinya.
Terasa
sekali jika Vera mulai menggila, dia susuri terus tubuh bagian atasku seperti
pusar, mengecup-ngecup perut hingga dadaku.
Dia
berhenti di puting setelah melihat aku sangat sensitif sekali di bagian ini.
" Yang
geli.. Ugghh yangg!!.. " desahku keras saat giginya terasa kembali
menggigit putingku.
Dia tak
perduli, sementara mulutnya asik mencucup dan menggigiti putingku maka
tangannya mulai memilin juga mencubit puting sebelahnya dengan keras.
" OMG
FAKK!!.. " gelinjangku sambil meleguh dengan keras saat dia memutar putingku
bak membuka kunci pintu!
Belum lagi dia mulai menggigit dan menarik-narik putingku dengan giginya!
Aku
menggelepar-gelepar di atas ranjang ini!
Anehnya meski tanganku sudah tak diikat lagi namun aku sama sekali tak berani menyentuh atau menyingkirkan tubuh Vera yang tengah menyiksa puting di dadaku.
Anehnya meski tanganku sudah tak diikat lagi namun aku sama sekali tak berani menyentuh atau menyingkirkan tubuh Vera yang tengah menyiksa puting di dadaku.
Beberapa
kali kurasakan putingku rasanya nyeri dan mulai terasa kebas akibat gigitannya
yang seolah memaksa putingku lepas dari tempatnya yang terus dia tarik serta dia gigit dengan gemas!
"
AHHHH... " ungkap Vera puas setelah melepas gigitannya di putingku.
Sementara
aku tak tahu apa yang kuracaukan saat ini, aku hanya terkejang-kejang di atas
ranjang merasakan sensasi sakit yang kurasakan di putingku bahkan setelah
tak lagi di gigit olehnya.
Vera
tersenyum melihat reaksiku yang kelojotan akibat ulahnya, kemudian dia kembali
merapatkan wajahnya ke wajahku dan menciumku mesra.
" Aku
sayang banget sama kamu yangg.. "
" Uhh liat puting sebelah kiri kamu udah merah-merah bekas cupangan aku.. " celetuknya sambil mendesis dan kembali menjilati leher serta dadaku.
" Uhh liat puting sebelah kiri kamu udah merah-merah bekas cupangan aku.. " celetuknya sambil mendesis dan kembali menjilati leher serta dadaku.
Aku terus
memangapkan mulutku hingga membulat berbentuk O, aku keok sekali terlebih mataku yang ditutup ini membuat perlakuan yang kudapat jadi terasa
berkali-kali lipat.
Mulut Vera
berhenti di leherku, dijilat-jilati dan dikecupnya pelan sebuah titik di
leherku yang membuat perasaanku tak enak.
Dia menahan
kedua tanganku dengan tangannya, memastikan agar dua tangan itu tak akan
menghentikan aksi berikut yang akan segera dia lakukan.
Dan hanya
beberapa mili detik tiba-tiba aku merasakan panas dan pedih di leherku!
Rasanya seperti di suntik dan aku sadar jika Vera baru saja mencupangi leherku menggunakan giginya yang dia lakukan cepat sekali.
Rasanya seperti di suntik dan aku sadar jika Vera baru saja mencupangi leherku menggunakan giginya yang dia lakukan cepat sekali.
"
Shhhh.... Veer!!... " lirihku saat merasakan panasnya menyeruak di bagian
yang dia cupang barusan.
Entah apa
yang merasukinya, dia bagaikan Vampir wanita yang jadi beringas dan benar-benar
haus ‘darah’ sekali!
Tak
diberinya aku waktu untuk bernafas dan dia segera beralih ke puting sebelah
kananku.
" Veerr
jangan sayang...Shhh.. " aku panik dan mulai memegang lengannya melakukan sedikit dorongan agar dia tak meneruskan aksinya.
Namun Vera
sama sekali tak peduli!
Dengan dengus nafasnya yang terasa berhembus di dadaku, segera dia kulum putingku dan sejurus kemudian dia cupangi sama halnya seperti puting kiri dan leherku tadi!
Dengan dengus nafasnya yang terasa berhembus di dadaku, segera dia kulum putingku dan sejurus kemudian dia cupangi sama halnya seperti puting kiri dan leherku tadi!
"
ARRRGHH VERRRR!!!!.. " erangku sekeras-kerasnya ketika kurasakan sakit
luar biasa di puting sebelah kananku.
Lagi-lagi aku digerogoti sensasi yang seketika meluap keluar dari tubuhku dan terasa
sekali spermaku naik dengan cepat padahal tak ada sentuhan sama sekali di
bagian itu!
Inilah
perasaan yang waktu itu kurasakan juga saat menonton Vera diperkosa dua kakak
kelasku, kini aku jadi lebih benar-benar memahami apa yang Krisno dan Vera rasakan
ketika memainkan titik imajiner manusia ini.
Tubuhku
terlontar-lontar begitu panas di putingku yang baru dia kerjai menyeruak, belum hilang
rasanya pedih di leher namun sudah kurasakan lagi di tempat lain.
Vera
terkikik menikmati aku yang kini terkejang-kejang di bawahnya, dan aku penasaran
sekali untuk melihat tubuhku yang pasti sudah merah-merah bekas cupangannya
ini.
"
Hihihi... Liat badan kamu udah aku tandain yang.. "
"
Sekarang aku pengen maen sama kontol tegang kamu dulu ya.. " tawanya puas bak predator seks kemudian langsung mengangkangkan kakiku lebar-lebar.
Aku pasrah sepasrah-pasrahnya!
Aku sama sekali tak tahu apalagi yang akan dia lakukan.
"
Hahh..Hahh...Kamu mau apa Verr?.. " tanyaku kelelahan setelah dilanda
perasaan mendebarkan barusan.
Dia tak
menjawabnya.
Vera mengambil bantal lalu menaruhnya untuk mengganjal tubuh bagian bawahku hingga membuat kontolku kini terhunus mengacung dalam posisi yang lebih tinggi dari tubuhku.
Vera mengambil bantal lalu menaruhnya untuk mengganjal tubuh bagian bawahku hingga membuat kontolku kini terhunus mengacung dalam posisi yang lebih tinggi dari tubuhku.
Kemudian
kurasakan kejantananku seperti tengah di jepit sesuatu yang langsung membekap kontolku.
Dan aku sadar jika Vera tengah menyelipkan kontolku ke belahan dadanya.
Dan aku sadar jika Vera tengah menyelipkan kontolku ke belahan dadanya.
Seketika
ringis perihku tadi hilang dan berganti dengan rasa nikmat apalagi ini adalah
salah satu khayalanku dulu ketika coli.
Membayangkan kontolku membelah toket bulat gedenya itu dulu selalu membuatku muncrat-muncrat.
Membayangkan kontolku membelah toket bulat gedenya itu dulu selalu membuatku muncrat-muncrat.
" Enak
gak yang? Kamu paling suka ini kan?.. " ucapnya sambil menaik-turunkan
toketnya mengocoki kontolku.
"
En..enak banget sayang, Ahh... " lirihku memejamkan mata di balik penutup
mata hitam ini.
" Kalo
mau keluar bilang yah, biar aku setop.. " lanjutnya meludahi kontolku
sejenak yang kubalas dengan anggukanku.
Vera
melanjutkan lagi servis spesial yang tak bisa dilakukan semua cewek ini.
Kukatakan spesial karena takkan bisa dilakukan oleh cewek berpayudara tanggung apalagi yang berdada rata.
Dan ini hanya bisa dilakukan oleh cewek yang punya toket gede yang betul-betul gede!
Kukatakan spesial karena takkan bisa dilakukan oleh cewek berpayudara tanggung apalagi yang berdada rata.
Dan ini hanya bisa dilakukan oleh cewek yang punya toket gede yang betul-betul gede!
Dengan
telatennya dia menempelkan kontolku tepat di selipan dadanya yang dulu selalu
dituduh disuntik silikon ini dan menggeseknya dengan penuh perasaan.
Aku bahkan sudah mau muncrat saja merasakan nikmatnya.
Aku bahkan sudah mau muncrat saja merasakan nikmatnya.
"
Gedenya toketmu Ver.. Kenceng padat banget!.. Uggh.. " umpatku meleguh
merasakan halus kulit di dada putihnya itu.
" Masa yang?.. " tanyanya senang dengan pujianku sambil tetap meremas-remas toketnya di kontolku.
" Kamu
puas sama toketku berarti?.. "
" Iy..
Iya Ver puas, enak bener toket gede kamu yang.. "
" Aku beruntung banget punya cewe toket gede kayak kamu sayang.. " jawabku seadanya.
" Aku beruntung banget punya cewe toket gede kayak kamu sayang.. " jawabku seadanya.
" Tapi kalo
toket atau bokong aku kurang seksi buat kamu, kamu bilang aja ya.. "
" Nanti biar aku implanin silikon biar kamu tambah puas yang.. " ucapnya dengan nada polos yang membuatku kaget.
" Nanti biar aku implanin silikon biar kamu tambah puas yang.. " ucapnya dengan nada polos yang membuatku kaget.
Ucapan Vera itu tidak terdengar seperti hanya sekedar ucapan menggoda saja, karena jika aku meminta aku yakin dia benar-benar akan melakukannya.
Air maniku naik dengan cepat sekali dan aku mulai kejang-kejang berusaha sekuatnya menahan ejakulasiku.
Air maniku naik dengan cepat sekali dan aku mulai kejang-kejang berusaha sekuatnya menahan ejakulasiku.
" AHHH
VERR... " racauku keras apalagi jari lembutnya turut merangsang putingku
yang sudah dia buat merah-merah.
Vera terus
melakukan aksinya, bahkan dia menyepong lagi ujung kontolku yang sedang
sensitif-sensitifnya!
"
SLURRRPP.. SLUURPPP... SLURRPP.. " bunyi hisapannya dengan pipi
terkempot-kempot.
Aku jadi
kelabakan!
Vera malah menikmati setiap sentakan yang terjadi di tubuhku lalu menggabungkan antara kocokan di dada dan juga hisapannya bersamaan!
Vera malah menikmati setiap sentakan yang terjadi di tubuhku lalu menggabungkan antara kocokan di dada dan juga hisapannya bersamaan!
Aku menjerit
bahkan jauh lebih keras dari sebelumnya ketika kurasakan aku akan ejakulasi
merasakan nikmat paduan Titsjob, Handjob
dan Blowjob nya ini sekaligus!
Saat
eranganku akan lepas Vera seketika menghentikan aksinya lagi!
Dan itu pun menggagalkan ejakulasiku yang sudah di depan mata.
Dan itu pun menggagalkan ejakulasiku yang sudah di depan mata.
"
Huuh... Veer...Huhh..Huuhh.. " aku menarik nafas beratku dan peluh
keringat membanjiri tubuhku.
"
Kenapa gak bilang ih pengen muncrat? Kan kita belom maen.. "
"
Untung aku tau.. " ujarnya memanjat lagi tubuhku dan mencium bibirku.
Sambil kami
berciuman kuusap memek tebalnya yang juga sudah basah sekali!
"
Sayang, yuk ML.. Aku udah sange banget.. " ujarku disela ciuman mesra
kami.
" Kamu
udah gak kuat ya yang buat ngentotin aku?.. " tanya dia sembari mengecup bibirku.
" Iya
sayang.. Kepengen banget.. "
" Pengen make badan putih seksi milik aku ini.. " ujarku sambil kuelus tubuh halusnya yang berada tepat di atasku.
" Pengen make badan putih seksi milik aku ini.. " ujarku sambil kuelus tubuh halusnya yang berada tepat di atasku.
"
Hmmm... Tapi janji gak bakal nganggurin aku lagi?.. " bisik Vera genit yang langsung kubalas dengan anggukanku.
" Janji
bakal ngentotin aku terus mulai sekarang?.. "
" Iya
sayang aku janji.. Aku bakal layanin kamu terus sekarang!!.. " jawabku tak
ragu sedikitpun.
Vera diam
mendengarnya, dia elusi wajahku dan aku yakin dia pasti sedang tersenyum menang
yang rupanya inilah yang dia mau.
Dia memang
punya sejuta akal dan cara untuk membuatku menuruti apa yang dia mau.
" Iya
deh boleh kalo gitu.. " kemudian diciumnya lagi bibirku dan dikulumnya
lidahku ganas.
" Aku
juga bakal muasin kamu kok yang kapanpun kamu mau... "
" Dan aku bakal ngelakuin apapun yang kamu pengen... "
" Dan aku bakal ngelakuin apapun yang kamu pengen... "
"
MUUUUAHHH!!... " ciumnya gemas kemudian beranjak dari tubuhku.
Vera mencengkram
lagi kontolku, dia tegakkan dan dihunuskannya keatas, lalu dia mengambil posisi
menduduki kontolku lagi!
Aku diam
saja dan tak bisa melakukan apapun karena tahu dia ingin mengontrol permainan.
Vera
memasukkan kontolku dengan mudah ke memek basahnya dan segera menaik-turunkan
bokong semoknya pelan diatas tubuhku.
" OHHH
VEER!!... " erangku saat dia dudukkan kontolku ambles masuk kedalam
memeknya.
Vera pun
mulai menggoyangku tanpa ampun dan aku hanya bisa pasrah
sepasrah-pasrahnya diperkosa pasanganku ini!
" Yangg
pokoknya kamu jangan keluar dulu ya.. Aku pengen orgasme duluan.. " ujarnya
egois kemudian meliuk-liukkan tubuhnya yang telah tertancap kontolku itu.
Vera mulai
merapalkan kata-kata kotor dan sepertinya dia memang benar-benar sedang
mengejar orgasmenya.
Aku sendiri
pun tak tahu masih bisa menahan ejakulasiku lebih lama lagi atau tidak karena
goyangan Vera nikmat sekali seperti membuat plerku mau patah rasanya
diputar-putarnya begini.
" AHHH
YAANGG!!... " erangnya keras yang terasa jika memeknya berdenyut dan
berkontraksi seperti menggigit kontolku.
Dan tak lama
kemudian Vera pun mengejang aku merasa kontolku langsung dibanjiri semburan
hangat lendir orgasme beningnya yang sering di anggap sebagai air pipis oleh
lelaki yang tak paham tentang sistem anatomi organ intim wanita.
Vera meleguh
nikmat, kami pun sama-sama terkejang-kejang dalam gejolak gairah kami.
Bedanya Vera
sedang klimaks sementara aku belum dan terasa sekali jika kasur langsung basah
akibat kucuran orgasme gadis hiperseksku ini.
Beberapa
menit Vera mendiamkan tubuhnya sambil dia beristirahat dalam keadaan tetap satu
badan denganku.
Hingga
setelah dia mendapatkan tenaganya lagi dia beranjak lalu mengulum kontolku!
"
Verr... Auughhh... " leguhku kemudian menjambak rambutku sendiri karena
penisku sudah tak bisa dirangsang lebih dari ini.
Vera tak
peduli terus disapihnya kontolku dengan lubang pipisnya sebagai sasaran jilatan
dan hisapan sekuat tenaganya.
"
Veer... Stop sayang... Ak..akuu... Uuggghh!!.. " aku ngilu sekali dan kesulitan
berbicara saat dia mengulum kontolku penuh nafsu.
" Aku.. Pengen keluar yaaang... " erangku yang membuat Vera menghentikan lagi
aksinya.
Lagi-lagi
aku gagal ejakulasi, aku jadi berpikir jika dia sedang mengerjaiku yang sejak
tadi terus dia buat naik-turun spermaku.
"
Jangan ejakulasi dulu yang... Aku pengen orgasme yang kedua.. "
"
Yah?.. " dikecupnya lagi bibirku dengan manja.
Vera kembali
menduduki kontolku, tapi dengan posisi menghadapku kali ini.
"
Ahhhh.... " desahku saat memeknya kembali masuk menduduki kontolku.
Dia diamkan
sejenak kontolku di dalam vaginanya lalu kudengar dia kembali tertawa yang tak
tahu apa yang sedang dia tertawakan itu.
Aku jadi
makin yakin jika Vera benar-benar sengaja mengisengi dan sepertinya dia puas
sekali melihat aku menderita seperti ini.
Kemudian tak
lama Vera mulai menggoyangkan lagi badannya dan diciuminya dengan ganas aku
yang berada dibawahnya.
" Peluk dan tumbuk aku sekarang yang, tapi jangan keluar dulu yah?.. " ucapnya.
Mendengar itu aku yang diam saja sejak tadi awal kali ini mengambil giliranku.
Mendengar itu aku yang diam saja sejak tadi awal kali ini mengambil giliranku.
Lekas kulingkarkan tanganku ke punggungnya dan kubalas genjotannya hingga membuat
selangkangan kami saling tertimpa beradu dengan keras.
" Ta..tapi
Ver aku udah pengen keluar yaang... Ohhh!!!.. " lirihku tak malu untuk mengatakan jika
aku sudah tak sanggup lagi.
Vera tak
menggubrisnya, dia mendesah dan tampaknya fokus dengan orgasmenya sendiri yang
sedang dia kejar.
Aku hanya
bisa mengalah dan menahan klimaksku lalu menggebernya dengan kuat agar dia
segera mencapai puncak tertinggi di kenikmatan seksualnya.
"
Ugghhh.. Terus yang tahan tempo kamu kayak gini... "
" Aku..
Ughh.. Ud..udah mau sampeee... " erangnya tak beraturan dengan leguhan kuat.
Bahuku dia
cengkram dengan kuat sementara bibirnya terus menempel di bibirku, terasa
sekali nafas Vera sudah berat dan dia pun mengejang lalu seketika mengerem goyangannya!
Seketika itu
pula aku merasa dia kembali orgasme, memeknya mengucurkan cairan yang
membasahi penisku dari dalam dan rembes mengucur keluar.
" AHH..
Anjingg enaknya!!.. " umpatnya kotor kemudian mencium bibirku mesra.
"
Makasih ya sayang... Kamu bikin aku orgasme dua kali.. " kecupnya mesra.
Kubalas
ciumannya dan memeluknya mesra meski aku merasa tanggung karena aku pun ingin
ejakulasi juga.
Tapi karena aku sudah berjanji untuk memuaskannya hari ini maka aku akan lebih banyak mengalah.
Tapi karena aku sudah berjanji untuk memuaskannya hari ini maka aku akan lebih banyak mengalah.
Vera
melingkarkan tangannya ke leherku, lalu dia membangunkan tubuhku dari rebahan.
Kami saling berhadap-hadapan, terus kukecup bibirnya karena aku kembali ingin mengentotinya lagi dan nafsuku benar-benar telah membumbung
tinggi.
" Kamu
mau gaya ini ya?.. " tanyanya saat aku mulai setubuhi dia sambil
memeluknya di depanku.
"
Padahal tadi aku mau kamu gendong, tapi yaudah deh... " ujarnya melingkarkan
lagi tangannya dan menciumku membiarkan aku menyetubuhinya dalam posisi sekarang.
Aku peluk
dia dengan erat, kuelusi punggung yang luar biasa halusnya ini sambil kami
saling menggenjot satu sama lain dalam posisi berhadap-hadapan penuh nafsu.
"
Sayang buka penutup mata aku.. " bisikku di sela ciuman beringas kami.
"
Noo... " geleng Vera pelan.
"
Kenapa ga boleh? Aku pengen liat wajah cantik kamu sayang.. Pliiss " terus
kurayu dia karena aku ingin sekali menengok paras bidadarinya itu.
Vera diam,
tak dijawabnya dia malah kembali mengecup bibirku dan memelukku kuat sekali
sembari meloncat-loncatkan badannya membuat memeknya makin terbanting-banting di
selangkanganku.
Terasa
sekali jika dia sedang melepaskan perasaan sayangnya padaku, aku kembali
merasakan ruh kami menyatu lagi meski secara fisik kami memang tengah
satu tubuh.
" Ahhh
yaaang.. Aku pengen muncrat terus sama kamu... " lirihnya menjambak
rambutku kuat sekali!
Bermenit-menit
makin kutahan intensitas goyanganku terhadapnya, dan Vera tambah gila
menjerit-jerit tak karuan.
" OOHHH YAAANGG!!.. " leguh Vera keras.
Vera sudah terbawa dalam alamnya sendiri, desah dan jeritannya begitu kencang dia lepaskan bahkan kadang dia gigit bahuku saking gemasnya dia akan kenikmatan yang tengah dia rasakan.
" OOHHH YAAANGG!!.. " leguh Vera keras.
Vera sudah terbawa dalam alamnya sendiri, desah dan jeritannya begitu kencang dia lepaskan bahkan kadang dia gigit bahuku saking gemasnya dia akan kenikmatan yang tengah dia rasakan.
Lalu di
menit berikutnya dia pun lagi-lagi orgasme!
Aku malah tak sadar jika dia sudah akan klimaks lagi saja sebelum dikejutkan dengan siraman banjir di memeknya yang kembali lumer tumpah ke kasur.
Aku malah tak sadar jika dia sudah akan klimaks lagi saja sebelum dikejutkan dengan siraman banjir di memeknya yang kembali lumer tumpah ke kasur.
"
Hufttt!!!!... " erangnya masih dalam pelukanku membiarkan badai orgasmenya
lewat.
Vera pun
terengah-engah kemudian memagut lagi bibirku sebagai ungkapan terima kasihnya
atas kenikmatan yang kuberikan.
Kami
berciuman mesra, aku sendiri agak kaget dengan diriku dimana aku bisa menahan
ejakulasiku selama ini dalam gempuran sensasi dan rangsangan yang terus Vera
berikan.
Dan akhirnya
si gadis bernama Verani Julie ini membuka penutup mataku juga setelah sekian lama.
Lalu tersenyum menyambut pandanganku yang seketika itu pula menatap senyum di wajah cantiknya.
Lalu tersenyum menyambut pandanganku yang seketika itu pula menatap senyum di wajah cantiknya.
Ciuman demi
ciuman terus kami lakukan yang kali ini baru benar-benar bisa kunikmati dengan
menatap wajahnya.
Wajah Vera
sudah merah padam dan matanya amat sayu sekali!
Tubuhnya pun mengkilat basah akibat keringat juga peluh, maklum sejak tadi dia sendiri yang terus menggoyangku dan aku lebih banyak diam saja digoyang olehnya.
Tubuhnya pun mengkilat basah akibat keringat juga peluh, maklum sejak tadi dia sendiri yang terus menggoyangku dan aku lebih banyak diam saja digoyang olehnya.
" Kamu
cantik banget sayang... "
" Kamu
sayang aku kan?.. " tanyaku memastikan jika wajah cantik dan tubuh putih
nan seksi ini benarlah milikku seorang.
Vera
mengangguk dan mengecup bibirku lembut, lalu dia minta direbahkan di ranjang dan
memintaku menggaulinya sepuas yang aku mau.
" Ayo
yang tidurin aku, habisin aku.. Aku pasrah yang.. " lirihnya menungguku
segera menyetubuhinya lagi.
Namun aku
hanya diam dan terus memandangi paras eloknya yang sudah letih ini.
Vera tak sabar, dia menggoyangkan sendiri pinggulnya mempenetrasi memeknya di kontolku.
Vera tak sabar, dia menggoyangkan sendiri pinggulnya mempenetrasi memeknya di kontolku.
Aku meringis ngilu lagi merasakan liukan mautnya
ini.
Kutarik nafasku dalam-dalam karena sama sekali tak mudah menahan ejakulasi dengan cewek seseksi dan secantik dia ini.
Kutarik nafasku dalam-dalam karena sama sekali tak mudah menahan ejakulasi dengan cewek seseksi dan secantik dia ini.
" Gila
kamu sayang.. Kamu nakal bener.. Huuhh!!.. " dengusku keras.
Kucengkram
pinggangnya, sesuai yang Vera mau segera kubantai dia diatas ranjang ini dengan
tempo paling kuatku yang langsung membuat tubuh bohaynya terkejang-kejang!
" Ini
yang kamu mau kan?! Memek kamu tuh gak bisa gak gatel emang??.. " aku
mulai memberanikan diri meracau membacotinya.
"
UUGHH... YANGG TERUUS.. AHHH... " Vera menengadah dan melengkungkan tubuh
langsingnya menikmati umpatan yang keluar dari mulutku.
" Lebih
kotor yang, maki-maki dan buat aku kayak pelacur kamu!! AHHH!!.. "
sambungnya.
" Diem
Ver!.. "
" Kan
kamu emang pelacurnya aku? Iya gak?.. " bacotku terus memandangi toket
bulatnya yang berguncang dengan Hot
nya itu!
Wajahnya
yang memerah juga tak luput dari penglihatanku.
"
Iyaaa... Aku pereknya kamu... "
" Aku cuma jadi bahan pembuangan peju ka..kamu aja... Ahh... " dia menggila sendiri dan desahannya makin terdengar nyaring.
" Aku cuma jadi bahan pembuangan peju ka..kamu aja... Ahh... " dia menggila sendiri dan desahannya makin terdengar nyaring.
"
YANGGG.... ARGHH!.. " erangnya memegangi lenganku.
Vera
mencengkram lenganku kuat sekali bahkan kukunya yang panjang terasa
menusuk kulitku hingga berdarah.
Namun aku tak perduli, aku terus
lihati wajah sayunya yang sangat seksi itu dan menunggu dia kembali orgasme yang menurut tebakanku akan terjadi sebentar lagi.
"
TAMM... TAMPAR AKU YANGG!!... " pintanya keras tapi malah makin memelaskan wajahnya yang
membuatku gregetan sekali.
Jika aku menuruti nafsu setanku sudah pasti akan langsung kulakukan namun aku sama sekali tak sanggup menepuk wajah
imutnya ini.
Kuelus
pipinya, Vera terus melirikku berharap aku segera melakukannya dan aku hanya mengusap pipinya dengan punggung tanganku hingga akhirnya dia pun orgasme untuk yang
kesekian kalinya!
"
AAHH YAANGG!!.. " teriaknya dengan mata terpejam dan mulut terbuka
lebar menikmati lagi klimaksnya.
Vera
terdiam, desahan berisiknya berganti dengan tarikan nafas berat.
Dia buka
tangannya lebar-lebar membuat gestur agar aku segera memeluknya yang segera kulakukan.
" Enak
yaangg.. Hahh..Hahh... "
" Ak..
Aku sayang.. Hah..Hahh.. Sayang banget sama kamu.. " ucapnya tak stabil
terus mencumbuiku penuh nafsu dalam peluhnya.
"
Tumben ka..kamu kuat yang?.. "
" Minum jamu atau pa..pake obat kuat yah kamu?.. " pujinya masih tergagap memuji ketahanan seksku yang memang aku sendiri bingung juga karena tak biasanya aku sekuat ini.
" Minum jamu atau pa..pake obat kuat yah kamu?.. " pujinya masih tergagap memuji ketahanan seksku yang memang aku sendiri bingung juga karena tak biasanya aku sekuat ini.
" Boleh
aku ngentotin kamu lagi yang? Aku pengen keluar nih.. " tanyaku padanya
yang masih menarik nafas.
Vera
menatapku tangannya terus mengelusi tubuh belakangku kemudian mengangguk.
" Tapi keluar dalem yah.. Supaya aku hamil.. "
Dan kembali kami berciuman yang sudah bagaikan vitamin bagi kami ini dengan sangat bernafsu satu sama lain.
" Tapi keluar dalem yah.. Supaya aku hamil.. "
Dan kembali kami berciuman yang sudah bagaikan vitamin bagi kami ini dengan sangat bernafsu satu sama lain.
Kugenjot
lagi si cewek haus seks ini, Vera melilitkan kakinya ke punggungku seolah aku
tak boleh lepas dari kaitan tubuhnya.
Terus kami
bertukar ludah dan berbagi kemesraan dalam jiwa serta raga kami yang saling menyatu dalam keadaan kami yang sekarang.
Bagiku
inilah esensi sebenarnya dari bercinta itu.
Tak hanya menyatu
secara raga namun ada sentuhan perasaan di dalamnya, timbang sekedar hanya
saling melampiaskan hawa nafsu sesaat dan hal itulah yang ingin kuajarkan
kepada Vera.
Yang selama
ini dia anggap mentah dengan beranggapan bahwa seks ya seks, sekedar
kesenangan yang bisa asal-asalan dia cari dengan sembarang lelaki.
Namun
seiring berjalannya waktu aku yakin perlahan-lahan dia mulai menyadari ini.
Meski aku
akui bahwa secara permainan aku mungkin tak terlalu memuaskannya, aku tak bisa bermain ganas dan kasar seperti yang dia inginkan tapi setidaknya dia menyadari
sesuatu yang lain ketika melakukan seks denganku.
" Verr aku udah diujung-ujung ini.. " ujarku mempercepat tempoku dalam peluknya.
" Baa..
bareng ya yang... Ak..aku juga mau orgasme lagi.. " balasnya makin memelukku
erat dan membiarkanku menggebernya dengan cepat.
Kali ini aku
benar-benar akan meledakkan puncak kenikmatanku tanpa mau di potong lagi,
dan Vera pun juga sudah tak sabar untuk segera klimaks bareng denganku.
"
Ja..Jangan lupa keluarin di dalem yah.. " bisik Vera mengingatkanku.
Dia jilati
lubang kupingku dan mengemut daun telingaku tetap berusaha memberikan bantuan
rangsangan meski dia sendiri sudah lemas tanpa daya lagi.
" Udaah
yang?.. " kutatap wajahnya sambil kubertanya apakah dia sudah mau orgasme
atau belum.
"
Dii..dikit lagii yaangg.. " erangnya membalas tatapan mataku dan kukecup
dia mesra.
Kucoba
bertahan sebentar agar aku bisa klimaks bareng dengan cewek seksiku ini sambil
terus kukunci genjotan tempo tertinggiku padanya.
Dan saat
kurasakan kontraksi di memeknya Vera segera meleguh dan mengangguk memberikan
isyarat kepadaku agar segera ejakulasi.
" OOHHH
VEEER AKU KELUAAR YAANGG!!... " teriakku keras kemudian menyuntikkan semua
air mani yang aku punya kedalam tubuhnya!
Vera
terkejang-kejang, tubuhnya gemetar dan aku pun merasakan kenikmatan yang luar biasa juga.
Kami terdiam, aku mencium tengkuk di leher jenjangnya sambil terus menyemprotkan spermaku di dalam vaginanya.
Kami terdiam, aku mencium tengkuk di leher jenjangnya sambil terus menyemprotkan spermaku di dalam vaginanya.
Bersamaan
denganku, tadi persis di momen yang sama Vera pun orgasme!
Terasa
sekali sesaat memeknya seperti menggigit kontolku yang kemudian diteruskan
dengan semburan klimaksnya dari dalam.
Sekitar dua menit
kami tak saling bicara hanya saling berpelukan mengatur nafas kami yang sudah
terasa berat sekali terutama Vera, karena dia sudah berkali-kali orgasme.
" Ma..
Makaasih ya sayang.. " bisiknya di kupingku dengan suara pelan.
Kutatap
wajah cantiknya yang terlihat makin terlihat lebih cantik jika dia sudah lelah seperti
ini.
" Kok
bilang makasih? Kan emang kewajiban aku buat bikin kamu puas yang.. "
jawabku yang membuatnya tersenyum.
Kami
berciuman dengan mesra lagi, aku merasa penisku bahkan masih menyemprotkan
spermaku dalam porsi kecil.
Aku masih
ingin ngeseks dengannya, entah kenapa birahiku jadi tinggi sekali malam ini.
Kuemut
puting susu Vera yang amat tegang dan juga sudah begitu kerasnya.
Sambil menunggunya Recovery kusapih dengan penuh nafsu dan membuat Vera memejamkan matanya lagi menikmati hisapanku di puting susu pinknya.
Sambil menunggunya Recovery kusapih dengan penuh nafsu dan membuat Vera memejamkan matanya lagi menikmati hisapanku di puting susu pinknya.
" Yaang kok gak ada air susunya sih?.. " racauku disela hisapan di
puting yang ada di toket putihnya ini.
" Ahh..
Ya ga..gak ada lah yang.. " Vera agak tersenyum mendengar pertanyaanku itu.
" Kok
gak ada?.. " sambungku butuh jawaban kongkret.
" Ka..kamu
tuh lucu deh.. Kan aku belum hamil yang.. " jawabnya masih agak mengas menatapku sambil
ketawa.
"
Hmmm.. Terus entar kalo mau nyusuin anak kita gimana dong yang?.. "
kembali aku dengan polosnya melemparkan pertanyaan.
Vera terdiam, sesaat dia mendesis lalu wajahnya berubah dan matanya jadi tambah redup mendengar ucapanku barusan.
Kemudian dipeganginya wajahku dan senyum manisnya pun keluar tak bisa dia sembunyikan mendengar betapa anehnya pertanyaanku itu.
Kemudian dipeganginya wajahku dan senyum manisnya pun keluar tak bisa dia sembunyikan mendengar betapa anehnya pertanyaanku itu.
" Ya
kamu mesti hamilin aku dulu biar ada susunya yang.. " tatapnya
gemas kemudian mencium bibirku.
" Emang
gitu?.. " aku menatapnya polos.
"
Berarti nanti kalo udah ada susunya aku boleh ngerasain ASI kamu?.. "
kembali kuelus wajah super cantiknya ini.
Vera masih
dengan senyumnya lalu mengangguk.
" Kamu perah pun boleh kok.. "
" Kamu perah pun boleh kok.. "
" Makanya cepet-cepet hamilin aku nda.. " ujarnya kemudian menatapku dengan
wajah serius.
Kami terdiam
beberapa saat.
Aku pandangi mata biru yang menatapku dengan penuh harapan ini, aku hanya tersenyum lalu kucium keningnya.
Vera menempelkan jarinya ke bibirku dan tubuhnya jadi mulai terhentak-hentak sendiri.
Aku pandangi mata biru yang menatapku dengan penuh harapan ini, aku hanya tersenyum lalu kucium keningnya.
Vera menempelkan jarinya ke bibirku dan tubuhnya jadi mulai terhentak-hentak sendiri.
Aku juga
merasakan sensasi yang aneh dari obrolan kami ini.
Seketika bara libidoku panas lagi terlebih menatap mata cantik amat sendu yang kini benar-benar dengan pasrahnya berada dibawahku.
Seketika bara libidoku panas lagi terlebih menatap mata cantik amat sendu yang kini benar-benar dengan pasrahnya berada dibawahku.
Dan bagaikan
setan yang merasuk, kami berdua pun kembali berpagutan dengan ganas sekali!
Vera
mencengkram punggungku dengan kukunya sementara tangannya yang sebelah lagi
memegangi pipiku tak mau melepaskan ciuman penuh nafsu kami sekarang.
Kubangkitkan
Vera lalu kutopang tubuhnya yang lunglai itu dan kami kembali berciuman dalam
posisi berhadap-hadapan, dalam keadaan kontolku masih di menancap di memeknya.
Tak ada yang
mau mengalah diantara kami, baik kontolku yang tetap menengang dan tak mengecil
1 inci pun, begitu pula Vera dengan memeknya yang terasa makin basah pertanda
dia ingin ronde dua denganku.
Kami saling
memejamkan mata menikmati ciuman bibir yang membuat jiwa kami saling menyatu.
Tak perlu ada kata-kata untuk mengungkapkan betapa kami saling 'sakau' satu sama lainnya saat ini.
Tak perlu ada kata-kata untuk mengungkapkan betapa kami saling 'sakau' satu sama lainnya saat ini.
"
Yangg.. " lirih Vera pelan.
Tak langsung
kujawab karena aku tak mau melepaskan kecupan dibibirku padanya.
Setelah puas membalas kecupan di bibirnya baru kupandangi matanya untuk mendengar apa yang gadisku mau saat ini.
Setelah puas membalas kecupan di bibirnya baru kupandangi matanya untuk mendengar apa yang gadisku mau saat ini.
Tapi wajahnya berubah drastis, matanya makin redup dan mukanya terlihat tambah merah dari yang sebelumnya.
" Gigit
bibir aku sampe bedarah yang, terus kamu jilatin darahnya.. " pintanya
padaku.
Aku kaget
mendengarnya, kupandangi mata sayupnya lebih dalam dan aku langsung tahu jika ini adalah sorot mata yang biasa dia buat jika sudah mulai 'kumat'.
Kucoba tak kuhiraukan dengan kembali menciumnya.
" Shhhh!!... " desisnya menatapku binal.
Sementara tangannya menjambak kulit punggungku dengan kuat sekali yang menandakan dia benar-benar tengah terangsang beratnya sekarang hingga membuat sisi gilanya merangsek keluar.
Kucoba tak kuhiraukan dengan kembali menciumnya.
" Shhhh!!... " desisnya menatapku binal.
Sementara tangannya menjambak kulit punggungku dengan kuat sekali yang menandakan dia benar-benar tengah terangsang beratnya sekarang hingga membuat sisi gilanya merangsek keluar.
" Kalo
engga tabok aku sampe pecah bibir.. Terus seka darahnya sama lidah kamu yang...
" ucap Vera mulai ngawur.
Aku tatap
lagi dia dan aku menggeleng, Vera memanyunkan bibirnya langsung bete karena kemauannya
yang seperti ini tak pernah kuturuti.
Mungkin selama denganku hanya satu kali saja kuturuti permainan kasarnya yang sebenarnya saat itu pun aku sedang menghukumnya karena dia begitu liarnya di tempat dugem hingga hampir dijebak orang.
Dan dari sanalah aku menyadari sisi Masochist Vera untuk pertama kalinya.
Mungkin selama denganku hanya satu kali saja kuturuti permainan kasarnya yang sebenarnya saat itu pun aku sedang menghukumnya karena dia begitu liarnya di tempat dugem hingga hampir dijebak orang.
Dan dari sanalah aku menyadari sisi Masochist Vera untuk pertama kalinya.
Tapi sekarang aku tahu jika dia mempelajari itu dari film-film porno yang sering dia tonton.
" Ver,
FetLife yang tadi siang kamu bilang itu apa?.. " aku pura-pura tidak tahu
dan menguji apakah dia berani jujur padaku atau tidak.
Bola matanya
langsung menunduk pertanda dia tak menyangka aku akan bertanya seperti ini.
Terus
kutunggu hingga dia menjawabnya.
"
Ngg... Itu forum bokep yang.. " jawabnya gugup dengan wajah
tertunduk.
" Wah?
Kamu join forum dewasa? Bokep kayak gimana yang?.. " aku peluk dia supaya dia
tak merasa tertekan dan menceritakannya padaku.
Lagi-lagi
Vera kembali diam untuk menjawabnya.
" Iyaa,
bokep yang.. Bokep biasa.. " kata dia memandangi mataku sebentar sebelum
kembali menunduk menghindarinya.
Vera adalah
pembohong yang buruk, bahkan jika aku belum tahu mengenai situs itu pun aku
akan tahu jika dia tengah berbohong padaku.
Sifatnya
yang lugu dan polos itu tentu tak cocok untuk dipakai berbohong.
Karenanya sejak dulu Vera lebih memilih menghindar dan tak menjawab pertanyaan yang tak bisa dia jawab ketimbang harus berbohong.
Karenanya sejak dulu Vera lebih memilih menghindar dan tak menjawab pertanyaan yang tak bisa dia jawab ketimbang harus berbohong.
" Bukan
situs BDSM?.. " aku langsung To the Point supaya dia tak bisa berkilah.
Vera
melihatku dengan kaget, dia tak menyangka mungkin aku mengetahuinya.
Dan setelah kutunggu jawabannya, akhirnya Vera pun mengangguk dengan tertunduk.
Aku elus
wajahnya dan kusingkirkan rambut yang menutupi wajah cantiknya yang tengah
memerah ini.
" Ya
gpp sayang, kok nunduk gitu.. Ga ada yang salah kok kalo kamu suka BDSM.. "
ujarku berusaha memahaminya dari hati ke hati.
Vera
melirikku lagi, dia peluk aku yang sepertinya dia sendiri sadar jika fantasinya
itu tak umum hingga dia canggung untuk mengakuinya bahkan denganku.
" Buat
variasi aja kok, biar gak bosen sayang.. " jawabnya dengan polos.
" Iyah
aku tau kok.. Tapi jangan sering-sering ya nontonnya.. " senyumku kemudian
mencium pinggiran bibirnya yang manyun itu.
Dia diam,
nampaknya ada yang ingin dia utarakan.
"
Kenapa Ver? Mau bilang apa kamu sayangku?.. "
Sebisaku aku
mencoba memberikan kenyamanan dan berakting senormal mungkin, karena sejujurnya
saat Vera berada di Singapura aku sempat berkonsultasi dengan psikiater
menceritakan tentang gejala yang Vera alami.
Aku diberi tips agar aku tak boleh mengekang dan tak boleh membuatnya merasa terasingkan, apalagi sampai men-Judge jika apa yang dia sukai itu salah.
Yang jelas sebisa mungkin aku tak boleh sampai beranggapan jika dia itu Freak, menyimpang atau aneh, karena jika sudah begitu maka dia akan merasa tak nyaman dan takkan mau berbicara terbuka denganku.
Begitulah
pendekatan yang harus kuambil seperti saran psikiater tersebut.
" Aku
pengen yang.. " ujar Vera padaku dengan wajah imutnya masih menunduk.
" Mau
apa Veraa?.. " tanyaku mengangkat dagunya.
Dia
menatapku, kali ini dia tak menghindari lagi dan tampak seperti sedang membaca
isi hatiku melalui pandangan.
" Pengen kamu kasarin yangg.. "
" Aku
mau kamu pukul atau cambuk sambil ngentotin aku.. "
" Aku suka kok kalo wajah aku kamu tampar atau kamu ludahin yang.. " ujarnya mengungkapkan fantasi terdalamnya setelah tadi sempat ragu mengungkapkannya yang sebenarnya sudah lama kuketahui.
" Aku suka kok kalo wajah aku kamu tampar atau kamu ludahin yang.. " ujarnya mengungkapkan fantasi terdalamnya setelah tadi sempat ragu mengungkapkannya yang sebenarnya sudah lama kuketahui.
Aku menghela
nafasku, Vera benar-benar tak sadar jika dia sedang ‘sakit’.
Kupegang
pipinya dengan telapak tanganku lalu kutatap dia dengan wajah serius.
"
Jangan sayang.. Aku gak bakal nyakitin kamu, mana pula aku mau mukul kamu.. "
" Aku
sayang banget sama kamu Ver dan kamu juga harus sayang sama diri kamu sendiri.. Ya?.. " aku melakukan pendekatan hati ke hati dengannya.
" Kita ML yang kayak tadi seru-seru aja kan?.. "
" Kita ML yang kayak tadi seru-seru aja kan?.. "
Sementara
kurasakan memek Vera berkontraksi karena kami masih setubuh.
Vera
memasang wajah ngambeknya lagi, dia memukul tanganku dan memanyunkan bibirnya
tak menerima jawabanku.
" Kamu
tuh gitu terus.. Egois gak pernah mau nurutin apa mau aku.. "
" Main
lilin gak boleh! Main cambuk gak boleh! Cupangin aku aja gak mau lagi.. "
" Kuno
tau gak!.. "
" Nanti
aja kalo aku seneng-seneng sama cowo laen kamu ngomel-ngomel.. " umpatnya
malah merajuk sambil mengungkit keinginannya yang dulu selalu kutolak.
"
Astaga... " ujarku dalam hati.
Susah sekali
memberikan pengertian ke dia ini, aku jadi serba salah menghadapi sifatnya yang
kekanak-kanakan dan begitu manjanya.
" Engga
sayang.. Sini-sini.. " kupeluk dia dan kuelus rambut panjangnya yang
tergerai hingga menyentuh pantat atasnya.
" Bukan
aku gak mau sayang, aku gak tega liat kamu kesakitan.. " dengan lembut
kujelaskan alasanku padanya.
" Tapi
aku suka! Justru aku nikmatin rasa sakitnya itu yang.. "
" Kamu bilang kewajiban kamu buat muasin aku.. Omong doang deh!.. "
" Kamu bilang kewajiban kamu buat muasin aku.. Omong doang deh!.. "
" Kamu
cuekin aja ekspresi sakit aku dan fokus entotin aku sepuas kamu.. "
Aku menghela
nafasku lagi.
Inilah
kelemahanku, aku tak bisa bilang tidak padanya.
Aku merasa
sulit sekali untuk bisa tegas dengan membentak atau memarahinya menggunakan nada
tinggi seperti laki-laki lain dalam mendidik pasangan mereka, yang sebenarnya
itu amat diperlukan dalam sebuah hubungan.
"
Yadah, kamu mau gimana?.. " aku kembali menatapnya yang masih merajuk ini.
" Janji
nurutin?.. Kan ini masih malemnya aku kayak janji kamu tadi siang.. " dia
ingat betul dengan janjiku bahkan sampai sekarang.
" Tapi
aku gak mau Ver kalo kasar-kasar banget yang.. "
" Terserah kamu mau ngambek apa engga sama aku, yang jelas aku gak sanggup mukul atau nabok kamu!.. " ujarku serius membelai wajah cantiknya.
" Terserah kamu mau ngambek apa engga sama aku, yang jelas aku gak sanggup mukul atau nabok kamu!.. " ujarku serius membelai wajah cantiknya.
Dia
memanyunkan bibirnya kecewa tapi aku tak peduli karena aku benar-benar tak bisa
melakukannya.
"
Yaudah deh tapi entotin sambil diiket-iket boleh? Di Darkroom.. " dia menciumku dan wajahnya jadi ceria lagi dan balik manja seperti biasa.
Aku jadi lega, untunglah kumatnya sedang tidak begitu parah dan dia mau mengerti tanpa meminta aneh-aneh seperti tadi lagi yang ketika mendengarnya membuat jantungku mau copot rasanya.
"
Hmmm.. Boleh gak yaa?.. " aku candai dia sebentar yang membuat wajah
cantiknya jadi bete lagi.
" Tuhh
kaann... Malees ahh!!.. " dia merengut dan akan marah namun segera aku
tertawa mengiyakan keinginannya tadi.
" Yuk..
Aku sayang kamu deh.. " katanya bersemangat dan kembali mencium bibirku.
" Iya-iya ayuk... "
" Tapi
kamu gak capek yang?.. " tanyaku karena melihatnya sudah begini lemasnya.
" Capek, tapi enak.. Lagian kan kamu yang entar nyervis aku.. "
" Aku tinggal dapet enaknya aja.. Wekk! " jawab dia sambil memeletkan lidahnya mencibilku.
" Aku tinggal dapet enaknya aja.. Wekk! " jawab dia sambil memeletkan lidahnya mencibilku.
" Hahaha dasar
deh.. "
" Oh
iya sayang.. " kataku ingin menanyakannya satu hal sebelum menggendong membawa dia ke Darkroom.
" Kenalan
kamu si Jennet-Jennet itu siapa?.. " aku masih penasaran dengan yang satu
ini.
" Ya
kenalan aku di forum itu, kebetulan dia orang Indo cuma tinggal di Los Angeles,
jadi aja dia bilang nanti kalau sempet mampir ke LA.. " Vera
menjelaskan padaku.
" Boleh
kan sayang nanti pas disana kita ketemu dia?.. " tanyanya lagi padaku dengan lugu.
" Boleh
kok.. " aku mengangguk dan tersenyum padanya.
"
Yeyyy.. " riang si cewek bertoket gede ini senang sekali sepertinya
kemudian menciumku habis-habisan.
" Yaudah
tunggu bentar ya aku pengen pipis dulu.. " aku menidurkan tubuh lunglai Vera ke ranjang.
Kucabut kontolku yang sejak tadi masih tertanam di memeknya yang masih belum mau mengecil saking nafsunya aku malam ini dengannya.
Kucabut kontolku yang sejak tadi masih tertanam di memeknya yang masih belum mau mengecil saking nafsunya aku malam ini dengannya.
Sambil
berjalan kulihat dari memek Vera langsung lumer spermaku yang amat banyak dan
kental.
Melihat memeknya berkubang spermaku sendiri begini, selalu membuat aku bangga karena telah berhasil membenihi wanita secantik dirinya.
Melihat memeknya berkubang spermaku sendiri begini, selalu membuat aku bangga karena telah berhasil membenihi wanita secantik dirinya.
..............................
Di Darkroom aku pun langsung mengikat-ikat
Vera dan mengentotinya dalam berbagai posisi.
Kali ini
terbalik Vera yang terima beres dan membiarkan aku yang menghajar dia
sepuasnya, karena dia sendiri sudah lemas sekali.
Untungnya
Vera tak meminta yang terlalu macam-macam, dia hanya minta Full di anal sambil aku jeplak-jeplak bokong montoknya itu sampai
merah.
Meski tetap
saja dia meracau kotor dengan memintaku memukul wajah atau mencekik lehernya
yang tentu saja tak kulayani.
Kurang lebih
2 jam kami bermain Soft Bondage di
dalam sana dan sebagai penutup Vera meminta aku memejui dia tepat di matanya!
Awalnya aku enggan menurutinya namun melihatnya yang langsung mengambil posisi sambil membuka matanya lebar-lebar tepat di depan kontolku maka aku yang sudah kebelet ejakulasi itu pun melakukannya.
Dan Vera sampai orgasme menikmati sperma hangatku yang tergenang di bola mata birunya itu.
Setelahnya barulah aku gendong tubuh lemas gadisku ini lalu membawanya ke kamar, setibanya di ranjang kami langsung sama-sama tidur dalam rasa lelah dan puas.
Kemudian bersiap menyambut hari esok yang akan kami isi dengan kesibukan persiapan liburan musim dingin kami berdua, ke Amerika.
..............................
Dan Vera sampai orgasme menikmati sperma hangatku yang tergenang di bola mata birunya itu.
Setelahnya barulah aku gendong tubuh lemas gadisku ini lalu membawanya ke kamar, setibanya di ranjang kami langsung sama-sama tidur dalam rasa lelah dan puas.
Kemudian bersiap menyambut hari esok yang akan kami isi dengan kesibukan persiapan liburan musim dingin kami berdua, ke Amerika.
..............................
Terima kasih telah mengizinkan saya untuk berkomentar di sini.
ReplyDeleteARTIKEL ANDA SANGAT BAGUS !!
WhatsApp: 081396610615
LiveChat: https://direct.lc.chat/6737601/
Cara Bermain Perang Baccarat di ERAQQ
Situs Judi Online Terbaik
Situs Judi Online Terpercaya ERAQQ
Daftar Situs Judi Online ERAQQ
Login Situs Judi Online ERAQQ
LiveChat ERAQQ
Download Aplikasi ERAQQ
Poker Online
Domino99
Poker
Bandar Poker
Domino99
Bandar Q
Bandar 66
Sakong
Capsa Susun
Perang Baccarat
Domino qiu qiu
QQ Poker
Poker QQ
Judi Domino
QQ Online Terpercaya
Situs Judi QQ Online Terpercaya
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
ituBola - Bandar Bola | Casino Online | Baccarat | Dragon Tiger | Roulette | Sicbo | BlackJack
ReplyDeleteAgen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
Menyediakan berbagai macam permainan Judi Bola & Casino Online Terlengkap.
BONUS SPORTSBOOK ONLINE
Komisi Rollingan 0.25% Grade A
Pasaran Harga ODDS Terbaik, Duit Kei Tidak Mahal
BONUS CASINO ONLINE
Komisi Rollingan 0,8% ( Baccarat )
Komisi Rollingan 0,6% ( SICBO )
Komisi Rollingan 0,6% ( ROULLETE )
Komisi Rollingan 0,5% ( DRAGON TIGER )
NB : Komisi Rollingan Akan Secara Otomatis Masuk Ke dalam User.
=> Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
=> Bonus 1% Rollingan Live Casino
=> Customer Service 24 Jam Nonstop
=> Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
=> Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY
* Pusat Bantuan ituBola
LINE : itubola757
WECHAT : itubolanet
WHATSAPP : +85517696120
Access Restricted
www. SINIDONG .com
@ituBolaCS | Linktree
http://bit.ly/ALLLINK
#judi #judibola #judicasino #judidadu #judisicbo #judibaccarat #judiroulette #agenbola #agenjudi #agencasino #bola #bandarbola #bolaterpercaya #situsjudi #situsjuditerpercaya
"Selamat siang Bos 😃
ReplyDeleteMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"
ituBola - Agent Euro2020 | Bandar Bola | Casino Online | Baccarat | Dragon Tiger | Roulette | Sicbo | BlackJack
ReplyDeleteAgen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
Menyediakan berbagai macam permainan Judi Bola & Casino Online Terlengkap.
BONUS SPORTSBOOK ONLINE
Komisi Rollingan 0.25% Grade A
Pasaran Harga ODDS Terbaik, Duit Kei Tidak Mahal
BONUS CASINO ONLINE
Komisi Rollingan 0,8% ( Baccarat )
Komisi Rollingan 0,6% ( SICBO )
Komisi Rollingan 0,6% ( ROULLETE )
Komisi Rollingan 0,5% ( DRAGON TIGER )
NB : Komisi Rollingan Akan Secara Otomatis Masuk Ke dalam User.
=> Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
=> Bonus 1% Rollingan Live Casino
=> Customer Service 24 Jam Nonstop
=> Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
=> Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY
Pusat Bantuan ituBola:
LINE : itubola757
TELEGRAM : +85517696120 / @ItuBola
WECHAT : itubolanet
WHATSAPP : +85517696120
Link Alternatif :
www. SINIDONG .com
@ituBolaCS | Linktree
http://bit.ly/ALLLINK
Mantap kakkk karya nya !, plis bikin nanda tetap setia sama vera :(
ReplyDeleteKeluarga anda ada yang sakit (Stroke, Kanker, Kencing Manis/ Diabetes Mellitus, dll) atau JOMPO / LANSIA dan membutuhkan Tenaga Perawat atau Asisten Perawat untuk merawat keluarga anda di rumah? Gemilang Husada siap menjadi mitra anda untuk menyediakan Jasa Tenaga Asisten Perawat dan Perawat Homecare dengan biaya "TERJANGKAU" dan pelayanan yang "PRIMA", kami siap melayani anda dengan jaringan yang kami miliki, Pelayanan kami meliputi beberapa daerah di Seluruh Indonesia antara lain : Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, D.I Yogyakarta, DKI Jakarta (JABODETABEK) dan Bandung Segera hubungi kami "Gemilang Husada" Pusat Pelatihan dan Penyedia Tenaga Perawat dan Asisten Perawat Homecare. HP: 082113487322 atau 085878400001 WA
ReplyDeleteBadan kita harus banyak gerak supaya sehat
ReplyDeletejangan lupa mampir kesini Berita terupdate dan terpercaya
https://media.iyaa.com/
iyaa adalah portal berita pada era digital jangan lupa kunjungi
Kami dari Palmea Indonesia ingin menawarkan produk Liquid Palm Sugar atau Gula Aren Cair.
ReplyDeleteDapat digunakan sebagai bahan campuran makanan dan minuman kekinian.
Sangat aman untuk penderita Diabetes.
Tersedia dalam kemasan
250ml 20K
500ml 35K
1000ml 60K (kemasan Jerigen)
1000ml 65K (kemasa Botol)
Harga yang kami tawarkan sangat kompetitif dengan kualitas terbaik.
Jika berminat hubungi kami ☺️
admin 1 089615102475
admin 2 083851234811
palmeaindonesia@gmail.com
Ig : palmeaindonesia