Sunday, February 16, 2020

CHAPTER 9 : PERSIAPAN LIBURAN


Berjam-jam sudah aku terduduk menunggu, rasanya bosan juga apalagi mata ini makin berat seiring rasa kantuk yang datang.

" Mana HP gue lowbatt lagi.. " gerutuku dalam hati sambil menanti si nyonya besar.

Padahal penerbangan dari Singapura-Jakarta hanya sekitar 1 jam 30 menitan, dan harusnya sih pesawat mereka sudah mendarat sekarang.





..............................

Hari ini Vera akan pulang dari Singapura karena magangnya telah selesai, dan sudah bisa melanjutkan sekolah desainnya kembali di Jakarta.

3 bulan kami mesti berpisah karena dia harus mengikuti program magang itu walapun di awal Vera keras tidak mau untuk meninggalkan aku dan Jakarta, namun karena sudah prosedur dan aku sendiri yang meyakinkannya, ia pun berangkat juga.

Aku sekarang sudah masuk di semester dua, dan berkuliah di salah satu Universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta.

Sementara aku memilih berkuliah, Vera memutuskan untuk mengikuti sekolah Fashion atau biasa dikenal sebagai Fashion School.

Kebetulan aku menyuruhnya untuk memilih Fashion School terbaik, ini supaya dia tidak setengah-setengah mengejar cita-citanya menjadi seorang desainer atau orang yang nantinya akan berkecimpung di dunia modeling seperti asanya yang dulu pernah pupus.

Vera sempat menolak dan memilih tempat yang biasa-biasa saja, karena dia tahu masuk ke sekolah desainer biayanya tidak murah apalagi tempat yang aku rekomendasikan itu bisa dikatakan sebagai tempat terbaik, dia tidak mau membebaniku.

Aku langsung cubit pipinya gemas ketika dia bilang begitu, Vera masih saja dengan lugunya berbicara seperti itu bahkan denganku, padahal dia sudah tahu jika uang bukan masalah bagiku.

Dan ya, singkat cerita 3 bulan ini aku terakhir bertemu dengannya di bandara Singapura, berhubung aku hanya mengantarkannya saja sekaligus ikut mencarikan Apartement yang cocok untuknya.

Mencari apartemen di Singapura sangatlah sulit, berbeda sekali seperti di Jakarta yang masih banyak kosong hingga membuat kita bisa memilih suasana seperti apa yang kita inginkan.

Di Singapura boro-boro memilih, mencari yang kosong saja setengah mati susahnya karena memang nyaris semua penduduknya tinggal di apartemen.

Yang membuatku lebih kaget rata-rata harga apartemen disana jauh lebih murah dari yang ada di Indonesia apalagi milik pemerintah mereka yang biasanya disediakan untuk pegawai Outsourcing dan pelajar.

Rupanya di Singapura orang yang memiliki tanah sendiri atau yang bisa membeli rumah pribadi barulah bisa dikatakan sukses dan tajir, sementara mereka yang kelas menengah kebawah hanya bisa tinggal di apartemen.

Karenanya jangan harap kalian bisa lagak-lagakan dan pamer apartemen jika di Singapura, yang bagi masyarakat mereka itu sama saja dengan Homeless serta pertanda bahwa seseorang tersebut belumlah sejahtera.

Berbanding terbalik sekali dengan kita di Indonesia dimana punya rumah dan pekarangan sendiri dianggap tak bergengsi, malahan hidup di apartemen lebih banyak dibuat untuk bahan Pansos dan gaya-gayaan saja biar mendapat pengakuan.

Dan dalam 3 bulan ini kami terpaksa harus melepas rindu secara Online melalui dunia maya, aku mesti setiap hari melakukan Video Call dengannya.

Vera memang sangat protektif sekali padaku, apalagi saat berjauh-jauhan begini.

Meski bagiku sifat protektif Vera itu cenderung lebay, pokoknya aku harus terus Chat dengannya setiap saat, sebentar-sebentar Video Call, terus minta Pap yang kalau tidak digubris atau telat saja aku membalas Chat nya, maka dia akan langsung marah dan ngomel-ngomel.

Marahnya Vera itu ngeri, kalau dia sudah memanggilku ‘Nda’ itu artinya dia sudah serius, aku saja sampai lelah membujuknya jika sudah begitu kejadiannya.

" Mana? Cepetan pap ih.. " contoh Chat nya ketika Vera minta laporan dariku.

Aku hanya tertawa saja kalau sudah melihat betapa lebaynya Vera ini sambil membalas itu darinya, setiap 15 menit dia pasti meminta laporan Pap (Post A Picture) dariku.

Jika lama kubalas maka dia akan ngebom Misscall sampai Lowbatt ponselku dibuatnya.

Begitu juga ketika Video Call, Vera marah sekali kalau aku hanya menongolkan setengah wajahku saja.

" Kenapa dari tadi sebelah muka doang sih??.. "

" Disebelah kamu ada siapa nda??..  "

" Kamu lagi tidur sama cewek lain ya?.. "

Kira-kira kalimat itulah yang dia ucapkan yang sering membuatku tertawa sendiri melihat betapa lucunya gadisku ini.

Yang kadang aku bercandai dan sedikit kugoda dia seperti sedang bercakap sambil pura-pura memeluk orang di sebelahku.

Ketika wajah cantiknya itu sudah serius dan mulai tajam, aku langsung perlihatkan bahwa aku hanya sedang memeluk guling.

Dia pun langsung ngambek kalo aku kerjai begitu sementara aku tertawa terbahak-bahak.

Yah seperti itulah kami, pada dasarnya memang terlalu berat bagi kami berdua untuk berjauh-jauhan begini.

Semenjak Vera di Singapura, selama 3 bulan ini pula aku tidak ML dengan wanita, pun ketika Vera birahi maka dia akan memintaku Sexting saja dengannya.

Tentu aku ngiler sekali setiap kali melakukan Video Call dengannya, rindu dengan tubuh putih montoknya yang biasanya selalu berkeliaran di rumah menggunakan Lingerie saja, namun selama beberapa bulan terakhir hanya dapat kusaksikan melalui ponsel.




Vera menyuruhku menontonnya sedang bermasturbasi dan memintaku mengucapkan kalimat-kalimat penuh nafsu, setelahnya dia yang akan gantian menyuruh aku beronani sambil mendengar ucapan-ucapan kotornya.  

Itu hampir kami lakukan tiap malam bahkan kadang aku ketiduran saat tengah meladeni obrolan mesumnya yang tak ada habisnya karena memang libidonya luar biasa besar.

Atas dasar itu maka jangan aneh jika aku yang seharusnya protektif pada Vera, apalagi kalian tahu sendiri kan Vera seperti apa kalau sudah ganjen dengan orang.

Tapi aku sih santai saja, karena aku percaya dia bisa menjaga diri dan yakin dia akan baik-baik saja meski tanpaku.

Kini aku tak sabar menunggu kepulangan Vera, aku sudah maha rindu sekali dengan gadis cantikku itu dan kami sudah merencanakan liburan musim dingin bersama.





..............................

Kulihat ada sepasang suami istri yang duduk di sebelahku sedang kipasan karena kami duduk di ruangan non AC.

Tadi sebelumnya, aku memang sempat pindah dari ruangan ber-AC karena dinginnya malah makin memanjakan rasa kantukku.

Dan ibu yang tepat duduk di sampingku sepertinya terlihat risih karena banyak yang merokok di sekitar kami saat ini.

" Nungguin siapa bu?.. " tanyaku menyapanya.

" Jemput anak saya... " dia menjawab ramah.

" Oh, kuliah ya anaknya buk?.. "

" Iya, kebetulan dapet beasiswa di Singapura.. " senyumnya padaku.

" Wah hebat.. " senyumku membalas senyumnya yang ramah.

" Abang sendiri nunggu siapa? Pasti jemput pacarnya ya?.. " kali ini suaminya yang menyapaku.

Mendapati pertanyaan yang begini, aku bingung mau jawab apa.

" Eng.. Engga pak, jemput adek saya.. "

" Kebetulan sekolah juga di sana.. Hehehe.. " senyumku kali ini dengan senyum kebohongan.

Melihat mereka berdua, aku jadi teringat orang tuaku yang tengah berada di Timur-Tengah sana bersama adik-adikku.

" Jadi kangen mereka juga.. " ujarku dalam hati malah baper sendiri.





..............................

Akhirnya 15 menit kemudian pesawat yang Vera naiki sudah mendarat, mungkin sekarang sedang melakukan persiapan untuk turun.

Asal tau saja aku berangkat dari rumah jam 11 siang dan pesawat Vera jam 2, tapi karena rumahku jauh sekali dari bandara maka aku memutuskan pergi lebih dulu untuk jaga-jaga dari macet di jalanan.

Penumpang sudah ada yang turun dan langsung menuju ke tempat penyimpanan bagasi untuk menunggu koper mereka.

Aku masih celangak-celinguk mencari si cewek buleku yang belum terlihat juga.

Hingga akhirnya aku melihatnya di tengah kerumunan orang!

 " Oh god! Vera cantik sekali.. " gumamku dalam hati bahagia akhirnya bisa melihat kecantikannya lagi secara langsung.

Dari jauh aku lihat Vera memakai kemeja putih berpadu celana panjang Jeans Skinny dan kaca mata hitam yang membuatnya tampak bak selebritis saja.

Sambil menunggu bagasi, gadis berambut panjang itu juga mulai celangak-celinguk mencariku.

Beberapa kali dia tampak berusaha menelpon, namun HP ku mati.

" Nih HP pake acara mati lagi.. Masa gue musti lambai-lambai tangan gitu.. " rundungku dalam hati.

Karena itu kuputuskan menunggunya keluar saja dan nanti baru kusamperi, toh Vera lagi di Arrived Room masih menunggu koper besarnya.

Sembari menungguinya terus kuperhatikan dia, memandangi indahnya dari kejauhan tanpa dia sadari seperti yang dulu selalu kulakukan.

Akhirnya 10 menit kemudian Vera keluar juga sambil menenteng 2 koper besarnya, segera aku berjalan ke posisi Vera.

Melihatku, gadis cantik itu tampak senang sekali!

Dia langsung memelukku lalu mengecup bibirku, dia masa bodoh saja dengan orang yang tampaknya kaget melihat kami saling meluapkan rindu kami.

Kalau tidak kudorong pelan Vera pasti tak mau lepas, aku bawakan kopernya dan kami langsung menuju mobilku.

Kami kembali selewat dengan bapak dan ibu yang tadi, kini mereka sudah bersama anaknya yang tampaknya seumuran denganku.

Aku melemparkan senyumku lalu dengan sopan langsung pamit.

Mereka tersenyum balik, melihat aku yang sudah digandeng dengan ‘adekku’ ini dan kemudian berlalu.

" Jadi gak enak hati juga, bohongin orang tua.. " ujarku dalam hati merasa bersalah sendiri.

Di jalan menuju parkiran Vera yang sudah membuka kaca mata hitamnya senyam-senyum saja, sambil terus menatapku dari samping.

" Kumisan ih... " ujarnya mengomentari penampilanku sekarang.

Aku lupa mencukur, semenjak jauh darinya aku jadi jarang cukur kumis dan jenggot, karena dulu Vera pasti akan rewel dan selalu menyuruh aku mencukur semua buluku, karena Vera bilang dia tak suka bulu-buluan.

Kami tertawa dan bercanda saja, sambil mengomentari sedikit perubahan pada penampilan kami sejak terakhir bertemu, karena berjumpa secara langsung tentu tak sama dengan berjumpa Via Digital.

Wajah Vera jadi semakin cantik, dia tampak semakin dewasa sekarang, juga rambutnya yang jadi lebih panjang membuatnya terlihat anggun sekali, dan warnanya yang makin terang mengarah kembali ke warna asli rambutnya yang pirang.

Entah perasaanku saja atau tidak, tapi Body Vera terlihat semakin berisi dan dia jadi semakin Hot saja.

Meski aku agak tak begitu suka karena Vera memasang kembali tindik di hidungnya yang dulu selalu aku larang untuk dia pakai, malahan Vera juga menindik lidahnya karena sekilas tadi terlihat ketika dia tertawa.

Tapi ya sudahlah aku tak mau merusak momen pertemuan kami kembali saat ini.

Kubuka kap belakang mobil dan menaruh koper barang Vera kedalamnya, terasa berat sekali ketika kuangkat tapi mau bagaimana lagi namanya juga orang pindahan.

Lalu barulah kami pulang menuju rumah.





..............................

Di sepanjang perjalanan pulang, Vera tak berhenti-henti menatapku sambil tertawa-tawa.

Seperti biasa dia cerewet mengomentari penampilanku yang sepeninggalannya memang tak begitu kuurus.

" Tuh kan buncit sekarang.. " ujarnya saat memegang dan merabai perutku yang sedang menyetir ini.

" Mana ada sayang.. Enak aja buncit.. " jawabku menyanggah klaim sepihaknya.

" Enggak sekeras dulu ini nih, lembek.. "

" Gak mau ah kalo buncit.. " rajuknya dengan manja.

" Ya ampun sayang, kalau yang begini dibilang buncit, yang idealnya mau segimana dah.. " aku membela diri dari kelebayannya ini.

Dia akhirnya ketawa lagi.

" Hahahaha iya iya.. Becanda sayang.. "

" Emuaaaah.. " dia langsung nyosor mencium pipiku yang rupanya tengah mengerjaiku.

" Dasar deh.. " runtukku padanya.

Perjalanan itu kami habiskan dengan saling bercanda dan menggoda satu sama lain seperti hari-hari kami yang biasa.

Satu jam setengah, sore menjelang senja akhirnya kami tiba di rumah.

Aku membuka gerbang kemudian langsung memarkir mobilku, Vera membuka kunci pintu rumah sementara aku mengeluarkan kopernya dari mobil dan membawanya naik ke kamar.

Oh ya.

Aku sudah memberhentikan mas Krisno tak lama sejak kejadian itu, mas Yanto pun juga.

Semenjak Vera menceritakan semua masa lalunya padaku aku merasa harus mengambil keputusan tersebut.

Karena jika mereka terus disatukan, aku yakin tidak akan ada yang berubah dari Vera, dan potensi itu jelas terlihat dari kejadian yang sudah-sudah.

Seperti yang dulu kubahas, ada-ada saja ulah si Vera ini melampiaskan nafsu gilanya itu kepada kedua pembantuku, yang tampaknya dia sudah merasa jika dua pembantuku tersebut memang benar-benar cocok dan akan menurut-nurut saja apapun yang dia inginkan.

Kadang saat mereka berdua sedang bekerja Vera akan datang dan menggoda mereka.

Kadang dia mengajak mas Krisno dan mas Yanto ke Darkroom, lalu disana semua alat yang kubeli mahal-mahal Vera minta mereka manfaatkan guna memuaskan libidonya.

Meskipun Vera sendiri memang yang mau tapi aku kasihan juga dan sedikit tak tega melihat dia dibuat pingsan serta kelojotan terus-menerus selama aku pergi oleh mereka.

Karenanya setiap kali aku pulang, pasti Vera selalu terlihat letih dan di tubuh putihnya itu sering kutemukan bekas tali atau merah-merah jeplakan tangan.

Selalu kutegur sambil kunasihati dia namun ya begitulah, dia hanya iya-iya saja dan malah balik bete tak pernah mau dibilangi jika sudah menyangkut kebiasaan buruknya tersebut.

Bahkan di suatu adegan, Vera pernah meminta mas Yanto untuk melepaskan singlet putih yang dia kenakan dan minta dilingkarkannya ke lehernya yang sedang disetubuhi oleh mas Krisno.

Patuh dengan majikannya, mas Yanto segera membekap leher Vera dengan kuat, Vera pun meronta-ronta bak cacing kepanasan, namun dia tetap minta lelaki itu untuk terus mencekiknya.

Muka Vera sampai memerah dan matanya membeliak melotot, sementara badannya bergetar-getar tak menentu seperti orang kesurupan.

Mas Krisno yang sedang menggagahi Vera malah terangsang sekali melihat Vera yang menggelepar-gelepar hingga akhirnya Vera pun Squirt dalam keadaan tersebut!



Aku tak habis pikir dengannya, itu sudah terlalu berlebihan sekali yang malah bisa membahayakan dirinya sendiri.

Seolah-olah tidak ada yang dia pikirkan lagi jika nafsu gilanya itu sudah bangkit, meski dirinya harus merasakan sakit namun memang begitulah cara dia mendapatkan kesenangan seksnya.

Dan Vera memang mengatakannya di malam ketika dia membuka semua tentang dirinya kepadaku.

Vera juga mengakui bahwa dia adalah seorang Masochist dan dia menikmati ketika dirinya dibuat sakit serta tak ragu melakukan apapun selama dia mendapat kepuasan atas itu, bahkan meski dibuat babak belur sekalipun!

Aku menarik nafasku dalam-dalam, tak mudah untuk ditelaah namun memang begitulah adanya, karena sejak awal aku sendiri sudah melihat kecenderungan tersebut darinya yang mungkin harus kukatakan sudah menyimpang dan tak wajar.

Inilah yang membuatku benar-benar serius mempertimbangkannya.

Aku takut kalau terus dibiarkan dan kudiamkan mereka berdua meladeni Vera, maka imbasnya akan berakibat ke Vera yang makin lama akan makin gila seks nantinya.

Itulah yang paling kutakutkan.

Bisa kalian bayangkan Vera dengan segala kecantikan dan kelengkapan seksualnya tersebut jika sampai diperalat laki-laki yang salah?

Apa yang akan terjadi padanya jika saja tubuhnya yang seksi bersama nafsunya yang tanpa batas itu disalah gunakan dan di eksploitasi orang?

Terlebih watak dia ini lugu yang betul-betul lugu!

Ketakutan-ketakutan tersebut terus membayangi yang membuatku ingin terus melindungi dan menjaganya.

Sejujurnya Vera beruntung karena aku laki-laki yang baik, aku benar-benar peduli dan memikirkan segala sesuatu untuknya.

Jika aku mau aku bisa saja menjadi muncikari dengan menjual tubuhnya yang seksi itu, atau bahkan kujadikan saja dia bintang porno sekalian! Toh dia sudah kepalang rusak.

Tapi aku merasa punya tanggung jawab moral terhadapnya, yang sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan nafsu lagi.

Maka itulah aku memulangkan mas Krisno dan mas Yanto, aku berikan pesangon yang besar agar mereka bisa membuat usaha untuk kehidupan sehari-hari nantinya.

Kuberi alasan bahwa aku dan Vera akan meninggalkan Indonesia dan ikut tinggal bersama orang tuaku di Qatar, sementara rumah ini akan dijual.

Aku membuat keputusan berat itu setelah berdiskusi dengan diriku sendiri, karena sudah dari kecil aku hidup dan di asuh mereka yang telah lama menjadi abdi dalam keluarga kami.

Tak pernah kuanggap mereka berdua pembantu selama ini, mereka sudah kuanggap seperti abangku sendiri.

Namun aku takut kalau mereka disatukan begini, nanti Vera malah terus-terusan menyuruh mereka melakukan hal yang lebih gila lagi padanya.

Dan setelah mengambil keputusan besar tersebut, barulah aku memutuskan membuka lembaran baru bersama Verani.

Dengan asumsi jika kami hidup berdua saja seperti sekarang, maka aku mungkin bisa mengendalikan dan mengontrol sifat liarnya itu.





..............................

" Kok diem?.. " tanyaku sambil menyeret kopernya menaiki tangga ketika melihat ia bengong memandangi dalam rumahku.

" Eng.. Engga sayang.. " jawabnya dengan nada datar.

" Aku ngerasa nyaman aja dirumah ini.. " ujarnya mengikutiku naik tangga dan memelukku dari belakang sambil kami menaiki tangga.

Sesampai di dalam kamar aku membalikkan badan, dan aku langsung mendekapnya erat.

Vera melingkarkan tangannya di bahuku, dia menatapku dalam dengan mata sayunya tanpa berkata-kata lalu menciumku dengan lembut.

Lidah kami saling menggelitik, sementara bibir berdecap memastikan rindu kesumat yang sedang kami lepaskan, mata yang saling terpejam menandakan bahwa ruh kami sudah merasuk satu sama lain.

Tangannya di bahuku semakin mencengkram kuat seolah tak ingin ini berlalu dengan cepat.

Aku merasakan klimaks dari kerinduan di sanubariku, degub jantung serta tarikan nafas kami benar-benar terasa satu, aku dan Vera sudah senyawa dan senafas.

Ini adalah sisi Vera yang Soft, sisi yang sangat kusukai.

Sementara Vera yang satu lagi sedang tertidur.

Sebuah Alter Ego yang entah tak di duga-duga kapan akan bertukar kepribadian lagi dengan Vera yang sekarang.

Dalam keadaan ini aku merasa denyut nadiku melambat, detak jantungku menurun, ini bukan nafsu, karena jika nafsu maka hormon Esterogen justru akan membuatnya berdegup cepat.

Aku merasakan ketenangan yang luar biasa, seolah aku sedang berada di titik tertinggi dunia, perasaan yang membuat kami seakan melayang dan tak peduli pada seisi semesta raya saat ini, karena kami sedang ada di Utopia dari dimensi tanpa batas.

Ketika jarak menghadang, aku tak bisa berbuat banyak.

Aku benci perjumpaan kami di dunia Digital, yang Vera bilang untuk menghapus rindu.

Bagiku bukan itu.

Esensi rindu adalah peluk, pelukan adalah terapi paling sederhana yang ada di dekat kita, dimana sebuah pelukan bisa menghasilkan sebuah energi statis yang akan membuat seseorang merasa aman, menghilangkan kecemasan, membuat tenang, dan mendatangkan perasaan damai.

Yang sampai sekarang masih misterius dan tak bisa dijelaskan secara Sains bagaimana itu bisa terjadi.

Perasaan inilah yang dulu selalu Vera cari hingga membuatnya berkubang dalam hingar-bingar dunia malam demi mendapatkan kebahagian semu yang sesaat.

Dia tak perlu doping untuk menemukan ketenangan atau menghentakkan Heels nya dibawah kerlap-kerlip lampu warna-warni hanya untuk mengalihkan depresinya.

Karena dia akan mendapatkan semua itu jika dia mencari kebahagiaannya dengan kasih sayang, sesuatu yang hilang dalam hidupnya.

Karenanyalah aku berusaha membuatnya mengerti akan hal itu dan selalu mengatakan jika kejamnya dunia hanyalah sebuah sudut pandang.


Memang hidup itu bisa kejam, tapi bisa pula menjadi indah kan?


Entah kenapa dalam relaksasi seperti ini perasaanku jadi seribu kali lebih sensitif.

Sesaat kubuka mataku dan melihat Vera yang juga larut dalam luapan penuh emosi kami ini.

Matanya yang terpejam menandakan dia sedang merasakan perasaan yang sama denganku.

Di pertemuan kami ini, aku dan Vera benar-benar bercinta seharian dan memadu kasih lalu menghabiskan hari-hari kami bersama lagi.


Berdua tanpa ada lagi yang mengganggu.





..............................

Kustarter mobil pulang kembali kerumah, leganya hatiku karena ini hari terakhir ujian semester di kampus.

Sebenarnya teman-teman sekelasku pada mengajak pergi ke Dufan untuk seru-seruan, namun sayangnya aku tak bisa ikut.

Mereka agak kecewa karena aku tak ikut, meski sebenarnya aku ingin sekali menemani mereka sebagai 'tuan rumah', maklum rata-rata mereka dari luar kota, jadi belum pernah kesana.

Tapi aku sudah kadung berjanji dengan Vera pulang cepat hari ini, ya mau bagaimana lagi maka aku pun harus tak ikut bersama teman-temanku.

Jam 11 siang aku sudah pulang kerumah, Vera lagi internetan di depan komputer.

" Sayaaaaang, ini nih aku dapet yang kosong, gimana mau kita booking apa engga?.. " ujarnya heboh begitu aku membuka pintu kamar.

" Kosong apa manis? Baru juga pulang, udah heboh gitu deh.. " responku membuka jaket sambil menghampirinya ke depan komputer.

" Ini pas aku cek ada yang cancel.. "

" Atuh cepet, entar keburu diambil orang sayang.. " hebohnya lagi.

" Yaudah kalo kamu maunya disana ya booking gih.. " kukecup pipinya yang sedang serius ini dari samping.

" Yeeeey!!.. " sambut Vera dengan riang.

Aku dan Vera sudah sepakat bahwa kami akan liburan ke Amerika.

Rencananya kami akan menginap di New York lalu menikmati pantai di Los Angeles.

Padahal sih aku sebenarnya mau ngajak dia ke Paris tapi Vera maunya ke Amerika maka ya sudah aku turuti saja.

Nah selama di New York si Vera ini sangat ingin mencari hotel tepat di depan Times Square atau di sekitarnyalah, namun sayangnya sudah 2 hari ini dia Hunting hotel, semua sudah Reserved alias juga sudah di Booking, jadilah dia heboh begini setelah mendapati ada yang membatalkan salah satu kamar.

" Sayang mana nomer kartu kredit kamu?.. " celetuknya sambil menoleh kearahku yang sedang menaruh tas dan berganti pakaian.

" Oh iya, ini nih.. " kusodorkan Mastercard ku padanya.

Karena aku malas repot ya sudah kubiarkan saja Vera yang mengurus urusan booking-membookingnya, tiket pesawat juga kemaren malam sudah ia pesan.

" KTP.. " tangannya kembali menadah menagih padaku.

" Nih... " aku memberikan KTP ku yang sudah mau kadaluarsa itu ke tangannya.

" Repot juga ya.. " sambungku lagi sambil duduk di sandaran tangan di kursi putar yang Vera duduki.

" Iyaa, ini buat di imigrasi nanti.. " jawab gadis berambut panjang ini yang sebelumnya sempat meledek dan tertawa melihat fotoku yang jadul di KTP itu.

Vera mengisi Form dataku di Website hotel itu dengan teliti.

Sementara begitu aku ambil KTP nya yang dia pinggirkan di sebelah meja karena tadi sudah ia Input lebih dulu, terlihat foto jadul Vera dengan rambut yang belum sepanjang sekarang.

" Dasarnya emang udah kayak bidadari, mau jadul juga tetep aja cantik.. " gumamku dalam hati melihat foto KTP nya.

" Sayang iih liat gak izin dulu.. " Vera langsung merebut dari tanganku saat tau aku sedang melihat KTP nya.

Aku hanya ketawa-tawa saja lalu mengecup pipinya karena gemas sekali dengan lucunya cewek cantikku ini.

" Yuk cari makan siang sayang.. " ajakku pada Vera.

" Ntar lagi, aku kelarin ini dulu ya.. " jawabnya sambil mengetik Keyboard masih menginput dataku untuk Check In Hotel.

" Yaudah aku tunggu dibawah deh.. " aku pun keluar kamar segera turun karena perut rasanya sudah keroncongan sekali.

" Iyaaa, tar kalo beres aku kebawah sayang.. " balasnya yang kemudian kutinggal kebawah.

Di bawah sambil menunggu Vera, aku kedepan rumah memandangi halaman yang daun-daunnya sudah berserakan karena terakhir kali kubersihkan itu sekitar seminggu yang lalu.

Selepas mas Krisno dan mas Yanto tak lagi bekerja, sempat ada bi Yanti yang menggantikannya, tapi dia hanya bertahan 3 bulanan saja mengurusi rumahku.

Memang sih rumah sebesar ini idealnya aku perlu 2 orang asisten rumah tangga, apalagi mencari asisten rumah tangga itu gampang-gampang susah dan mesti betah-betahan.

Karena itu sampai sekarang aku memutuskan mengurus rumahku sendiri saja, itung-itung mencoba mandiri.

" Yuk sayang.. " kata Vera padaku yang tengah berpikir untuk mencari asisten rumah tangga baru.

Aku menoleh dan kaget melihat pakaian yang dia kenakan.

" Astaga Verani! Dih masa pake gitu sih.. " ujarku karena dia dengan cueknya menggunakan Tanktop berwarna biru Turqouise ketat dengan Hotpants Jeans pendek.

Saking ketatnya bahkan lekuk tubuhnya betul-betul tercetak jelas di balik kaos santainya.

Dan jika dia bergerak sedikit saja maka kaosnya pasti akan terangkat serta langsung memperlihatkan udel bertindiknya.



" Ganti Ver... Apa sih pakean kamu kebuka banget gitu.. " kataku risih melihat pakaian santainya yang bertuliskan Sexy tepat di bagian dadanya.

" Lah mau cari makan doang kan? Yaudah gini aja sih sayang, masa aku pake gamis.. " jawab Vera.

" Iya tapi gak pake gini juga sayangku.. "

" Ini nih pakean santai sayang.. Kan bukan bikini, kamu tuh lebay deh.. " ujarnya jutek.

" Lagian kenapa kamu pake lagi tindikan di hidung kamu itu? Lepas ah kayak cewek nakal tau gak.. " aku paling malas kalau melihat dia memakai lagi Piercing di hidungnya.

Padahal sudah berulang kali kularang dia memakai tindikan di hidungnya yang dia tindik ketika SMA itu namun masih saja sering dia pakai tanpa sepengetahuanku.

" Gih ganti baju.. " kutunggu sampai Vera menyalin ulang pakaiannya.

" Hais iyaiya.. Kuno deh!.. " rajuknya sambil ngedumel dengan bete kembali ke dalam rumah.

Aku geleng-geleng kepala saja dan segera naik ke mobil karena tahu jika tidak dibegitukan dia takkan mau menurut.

Hampir setiap kali kami pergi keluar pasti aku selalu mengoreksi pakaiannya, aku tahu kalau dia memang sengaja bergaya seksi-seksi ketika berada di tempat umum untuk menarik atensi dan pelototan-pelototan orang.

Yang malah itu membuatku panas tiap kali mendapati dia disiuli dan di goda-goda cowok karena aku tak mau jika dia dianggap rendah oleh orang.

Apalagi setelah pulang dari Singapura Vera menindik lidahnya kemudian juga menambah tindikan lagi di bagian samping kupingnya yang entah dari siapa dia tiru itu.

Hanya tiga bulan tak kuawasi dan dia sudah terlihat seperti cewek nakal lagi saja.



Aku nyalakan mobil lalu tak lama Vera pun turun.

Tak ada yang dia ganti kecuali menambahi Cardigan dan melepas tindikan di hidungnya.

Aku geleng-geleng kepala saja apalagi melihat belahan toketnya yang tak tertutup sama sekali.

" Yaelah sama aja boong sayang.. "

" Yaudah deh yuk.. " aku pun menyerah.





..............................

Kami memilih makan ayam bakar lesehan di daerah Kebayoran baru.

Saat ini lagi jam makan siang, hingga banyak karyawan Lising yang kebetulan lagi makan siang bersama, yang dari tadi tampak bisik-bisik membicarakan Vera dan mata mereka terus melihat kearah kami yang duduk dua meja dari mereka.

Aku dan Vera makan sambil ngobrol-ngobrol mencueki mereka.

Vera ketawa saja saat aku ceritakan tadi teman kelasku ngajak ke Dufan, tentu juga membahas tentang rencana kami di New York nanti karena kami akan berangkat 5 hari lagi.

" Eh sayang, ntar di Amerika ketemu temenku ya.. " kata gadisku ini sambil mencocol daging ayamnya ke sambal.

" Hee? Kamu ada kenalan disana?.. " aku kaget tak tahu jika Vera punya teman di luar negeri.

" Bukan temen sih, cuma kenalan dari forum aja.. " jelasnya.

" Cowok?.. " tanyaku menatapnya.

" Cewek sayang.. Tuh mulai deh cemburu buta lagi.. " tawanya meledekku.

" Oh, btw forum apa?.. " aku penasaran.

" Forum FetLife.. Orangnya baek kok, namanya Jennet.. " sambung Vera lagi.

" Hmmm yaudah nanti kita temuin.. " aku mengiyakan yang membuat dia senyum mendengarnya.

Setelah makan aku dan Vera langsung pulang, karena memang kami keluar cuma mau cari makan siang saja.

Setibanya di rumah kami pun ngadem ke kamar karena diluar sedang panas terik sekali.

Aku segera membanting diri tiduran ke tempat tidur, Vera menutup pintu kamar dan dia langsung membuka seluruh pakaiannya!

Baik Cardigan, kaos, Hotpants, serta BH dan celana dalamnya hingga membuat dia kini sudah telanjang bulat lalu melompat keranjang memelukku.

" Yuk sayang.. " Vera mengelus mesra wajahku dan mengecup-ngecup leherku.

" Duh ntaran deh, kenyang gini ngantuk.. " ujarku sedang malas ML karena mager sekali rasanya.

Dia tak peduli, dia buka bajuku lalu diemutnya kupingku yang membuatku geli, tapi aku diamkan saja karena dinginnya AC dan perut kenyang seperti ini benar-benar kombo tidur yang pas sekali.

" Ayo sayang, aku dah telanjang gini... " bisik Vera sambil jarinya mengelus putingku.

" Nanti ya sayang.. Ntar pas bangun baru deh ML, sekarang aku pengen tidur siang bentar.. "

" Kamu juga tidur siang gih Ver, tadi malem nonton film sampe jam berapa kamu tuh.. " ajakku mengajaknya tidur siang supaya dia tidak menggangguku.

" Aiyy males.. Lagi pengen dua-duaan sama kamu yang.. " godanya manja kembali mengecup pipiku.

" Yee kayak anak ABG aja.. " aku memalingkan wajahku saat dia ingin mengecup bibirku.

" Sayaaanggg ih!!.. " dia jadi bete karena aku menghindar saat akan dia cium.

" Gak sayang aku lagi emang?.. " ngambeknya.

Melihat aku tak menjawab dia melepaskan pelukannya dan membelakangiku merajuk seperti biasa begini jika maunya tidak kuturuti.

Aku yang tadinya telah memejamkan mata dan sudah ambil ancang-ancang tidur terpaksa balik badan lalu memeluk cewek buleku ini yang tengah memunggungiku agar dia tak ngambek lagi.

" Ya ampun sayang, kamu tuh manja bener deh.. "

" Sejam aja aku tidur siang bentar, nanti aku ladenin pasti.. "

" Pokoknya malem ini aku bakal nurutin apa maunya kamu, yah?.. " kataku sambil memainkan rambutnya yang membuat wajah imutnya itu tak lagi mengkerut dan tersenyum mendengarnya.



" Apapun?.. " tanyanya dengan lugu.

" Iya apapun.. Sesayang ini aku sama kamu, tapi kamu tuh ngambek terus sama aku.. "

" Muaah.. " ciumku ke bahunya dari belakang dan Vera terlihat senang tak lagi merajuk padaku.



Vera kembali membalikkan badannya dan tiduran di dadaku dengan mesra.

" Bener ya?.. " kali ini dia menatapku dengan wajah polosnya yang sangat menggemaskan ini.

" Iya sayang.. Kan aku udah janji.. " cubitku ke hidung mancungnya.

" Yuk sekarang kita bobok dulu.. " sebuah kecupan aku daratkan di keningnya karena repot sekali mengurusinya kalo sudah ngambek begini.

Tapi dia malah memanyunkan bibirnya menunduk dan menggeleng pelan.

" Kenapa? Kok mukanya manyun lagi?.. "

Namun Vera tetap menunduk dan dia menghindar tatapan mataku ketika aku angkat dagunya.

" Kamu tuh bohong.. " ujarnya sambil mengelusi tubuhku.

" Kok bohong sih sayang?.. " tanyaku padanya yang sedang rewel-rewelnya ini.

" Kamu bilang kamu sayang aku... Tapi kamu malah ngaceng liat aku di entotin cowo laen.. " kata Vera dengan nada kecewa dan langsung melirikku.

Aku seketika terdiam, wajahku langsung jadi merah padam bak udang rebus.

Sekejap aku jadi balik membuang muka begitu wajah cantik bulenya menatapku yang mengungkit kejadian dulu saat aku ejakulasi ketika melihat videonya dengan dua kakak kelasku.

Malu sendiri aku jadi menunduk dan diam saja.

Melihatku mati kutu Vera seperti menahan senyumnya lalu mulai mengecup-ngecup leher kemudian melancarkan serangan berikutnya.

" Kamu kok ngecrot liat aku ditidurin orang yang?.. " bisiknya vulgar di kupingku.

Tak kujawab dan seketika tubuhku merinding namun aku segera menjauhkan wajahku yang merah ini dari pandangannya.

" Uhh yang... " desis Vera.

" Dulu waktu kamu masih sering coliin aku, kamu bayangin aku diapain orang yang?.. " bisik nakal dia lagi yang membuat badanku jadi merasakan sensasi yang aneh ketika mendengarnya.

Rupanya dia ingin tahu apa yang sering aku fantasikan dulu ketika onani sambil melihat foto-foto seksinya di Instagram saat jaman SMA.

" Hmmm.... Aku tau.."

" Pasti kamu bayangin aku di entotin banyak cowok kan?.. Ahh.. " desahnya pelan tepat di kupingku.

" Ah sialan Vera, dia lagi goda gue rupanya.. " umpatku dalam hati karena Vera tahu sekali cara untuk menggodaku.

" Kamu seneng liat aku di pejuin cowok laen? Atau jangan-jangan kamu malah pengen aku dihamilin orang ya yang?.. " dan ucapannya yang ini terdengar seperti sambaran petir untukku!

Lebih jauh dia juga mulai menggesek-gesekkan paha halusnya ke pahaku.

" Uhh sayangg.. " Vera mendesis dengan wajah yang berada tepat bersebelah-belahan dengan wajahku.

Vera menempelkan telapak tangannya ke pipiku lalu menolehkan wajahku yang sejak tadi menghindari tatapannya.

Dia menatapku dan mau tak mau aku harus bertatapan wajah dengannya.

Aku terdiam melihat wajahnya yang kini sedang menggigit bibirnya sendiri, aku tak kuat sekali menatap wajah sangenya ini.

" Kalo kamu mau, aku mau kok dientotin orang asing di depan kamu.. "

" Atau kalo kamu pengen ngeliat aku diperkosa orang? Aku bakal ngelakuinnya asal bisa buat kamu puas yang.. " racau Vera yang langsung membuat darahku tersirap!

" Ver kamu kalo ngomong suka ngawur deh.. "

" Macem-macem aja.. "

" Udah ah aku mau tidur!.. " aku balikkan tubuhku membelakanginya dan menarik selimut.

Vera merajuk dan memukuli tanganku karena aku malah ingin tidur, dia mengguncang-guncangkan tubuhku tak membiarkanku tidur namun aku tetap tak bergeming karena aku ngantuk sekali rasanya dan malas kalau dia masih mengungkit-ungkit soal itu.

Meski aku merasa tubuhku bergejolak luar biasa sekali ketika mendengar ocehan kotornya tersebut, namun untungnya aku masih bisa mengendalikan diri meski kuakui kata-katanya begitu telak mempengaruhiku barusan.

Sementara Vera, melihat aku yang benar-benar ingin tidur dan sedang tak ingin bercinta dengannya membuatnya hanya bisa bete lalu beranjak dari ranjang untuk duduk di depan komputer.

Dan dalam ngambeknya itu, akhirnya dia memutuskan untuk Browsing dan membiarkanku tidur siang sebentar dengan damai.






..............................

Ketika aku terbangun, hari sudah gelap dan jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang.

" Lama juga gue tidur siangnya.. " gumamku.

Sementara Vera ada di sebelahku sedang memeluk guling Teddy Bear yang kubelikan di bulan Juli lalu tepat di hari ulang tahunnya yang ke 19.

Rupanya gadis cantik dengan warna rambut asli Blonde ini menyusulku tidur juga.

Kubenarkan bagian selimutnya yang tersingkap agar menutupi tubuh atasnya yang sedang tak berbusana itu dari AC, lalu aku bangkit dari tempat tidur dan mengambil minum.

Sambil mengisi minum di dispenser aku jadi Horny juga apalagi mengingat kata-kata Vera tadi.

Namun karena dia sedang tidur maka aku tak mau membangunkannya.

Aku kecup pipi di wajah cantiknya yang tampak seperti bidadari dari kayangan jika sedang tidur seperti ini.

Melihat komputer masih menyala, aku memutuskan untuk Online saja sambil mencari lagu baru untuk nambah-nambah Playlist di mobil.

Sedang asik Browsing aku teringat forum yang tadi Vera katakan padaku.

Penasaran itu forum apa maka kucari di internet, tapi tidak menemukan hasil karena aku tak begitu mengingat nama situsnya saat Vera sebutkan tadi.

Iseng aku cek di History Chrome ku barangkali Vera membukanya, tapi hanya ada situs jual beli Online, dan beberapa situs film Hollywood dari riwayat yang Vera Browsing tadi.

Terus kutelusuri makin kebawah dan begitu kulihat ada nama FetLife di daftar History segera kubuka saja, karena seingatku itu tadi yang Vera sebutkan.

Tapi saat aku buka, aku sangat kaget ternyata situs ini merupakan situs porno dan berisikan konten-konten yang semuanya bergender Bondage!

Setelah kutelisik lebih jauh aku baru tahu jika ini forum khusus penggemar BDSM dari seluruh dunia.

" Astaga Vera.. " kataku dalam hati tak mengerti dari mana gadis luguku ini tahu situs dan forum-forum beginian.

Tadinya ketika di tempat makan kukira itu merupakan forum Fashion, tapi rupanya malah forum porno.

Saat ini aku masuk menggunakan akun Vera karena dia tidak Log Out, dan Vera sudah menjadi member di situs ini.

Yang belakangan kuketahui jika FetLife merupakan salah satu situs sekaligus forum BDSM terbesar yang sangat menjaga kerahasiaan dari membernya.

Mungkin aku yakin salah satu dari pembaca pasti ada yang tergabung di situs ini.

Sepertinya mereka yang tergabung bukanlah orang-orang sembarangan, karena untuk masuk wajib mendaftar terlebih dahulu yang mana hal itu tidak gratis.

Setelah masuk pun kita diharuskan melakukan beberapa verifikasi lain yang cukup ribet sepertinya.

Ketat memang tapi mungkin bagian dari pencegahan supaya tidak ada akun-akun Bot yang nyampah dengan mengiklan-iklan hingga memberatkan Server.

Nick ID Vera disini IamSleepless.

Aku mulai berselancar berhubung Vera sedang tidur karena aku penasaran apa sih yang dia tonton jika membuka forum beginian.

Benar saja, sejauh aku berselancar semua videonya memang bertipe Rough Sex, Slavery dan Bondage seperti tema forumnya.

Aku bergidik ketika memutar sebuah video dimana ada seorang cewek Asia yang tengah dientoti sambil berdiri namun wajahnya terus dipukuli dan dijedot-jedoti ke pintu oleh cowoknya sampai wajahnya itu biru lebam bahkan hingga pelipisnya berdarah!

Aku langsung tutup tak kuat menontonnya karena begitu banyak Abuse ke wanitanya dengan adegan yang ngeri-ngeri dan brutal sekali.

Rata-rata adegan disana diambil secara Homemade alias direkam sendiri, jujur aku sempat kuatir dan berpikiran jika Vera pernah mengupload salah satu video kami.

Dimana si Vera ini rajin sekali merekam dengan ponselnya ketika kami sedang bercinta dan bisa saja dia mengupload salah satu bagian dimana kami tengah bermain ikat-ikatan di Darkroom.

Namun ketika kulihat di profil Vera aku lega sekali karena dia tidak mengupload video apapun dan lebih aktif sebagai penikmat sekaligus pemberi Like/Comment saja.

" Huftt... " legaku karena memang Vera sering kuingatkan untuk tak memamerkan video mesum kami ke siapapun termasuk teman-teman ceweknya dengan alasan apapun.

Dan baru sebentar aku Online pakai akunnya, banyak sekali yang langsung nge-Chat dan mengundangnya untuk melakukan Face Chat.

" Sup?.. "

" Hei, accept FC.. "

" Are u Free?.. "

Begitulah kira-kira isi Chat yang kudapat.

Malas meladeni mereka, aku tutup saja berhubung aku cuma ingin tahu situs yang Vera maksud, lalu kuputuskan saja untuk bermain Game sekarang sambil menunggu Vera bangun.





..............................

Kira-kira jam 8 malam, saat aku lagi asik main Fortnite, Vera tiba-tiba saja melingkarkan tangannya ke dadaku yang lagi duduk dikursi komputer dari belakang, kepalanya langsung menyembul di sebelah wajahku.

Rupanya ia baru bangun.

" Sayaaaaaang... " ujarnya panjang dengan manjanya padaku.

Diciumnya pipiku menyamping yang tadi agak bikin aku kaget karena tak sadar jika dia sudah bangun.

" Bikin jantungan aja Ver.. " jawabku sambil memegang tangannya.

" Dari tadi aku panggil, gak noleh.. " rajuknya di imut wajahnya itu.

" Hahaha iya gak denger kan lagi pake Headphone.. "

Segera aku balik badan dan kucium bibirnya, Vera memang setiap habis bangun pasti selalu ingin dimanja-manja, apa lagi wajah cantik naturalnya yang Lovely ini benar-benar bikin gemas untuk terus diciumi.

Aku gendong dan kubaringkan tubuh langsingnya yang sudah tanpa busana itu keranjang, karena sejak bangun tadi aku pun Horny sekali.

Vera yang kutindih segera memberikan ciuman lembutnya.

Kubalas ciumannya itu sambil mengelus pipinya, dia memejamkan mata menikmati Foreplay kami ini.

Kecantikannya membuatku birahi seketika terlebih melihat toket besarnya yang terlihat telah siap untuk segera digerayangi.

Vera mendesah ketika mulai kuremas toket gedenya, tak lupa kuemut puting susu pinknya sampai membuat kempot pipiku.

" Umpphh... Panjang banget puting kamu yang, kayak puting sapi.. " celetukku sesaat sebelum kembali mencucupnya penuh nafsu.

Vera hanya meleguh, aku yakin kepalanya mulai sakit seiring rongrongan libidonya yang meningkat dengan terasa membesarnya puting Vera dalam hisapanku, pertanda dia sudah terangsang total.

" Uhh... Gigit yang.. AHHH!!.. " pintanya yang langsung seketika pula kulakukan dan membuat tubuh langsingnya menggelinjang seperti ulat.

Kuarahkan posisi puting Vera tepat dibawah taringku lalu dengan lembut mulai kutekan.

Vera mendesah makin keras saat kugigit lembut puting susunya.

Setelah puas menyiksa puting susu merah mudanya, aku kembali mendekatkan wajahku ke wajah cantiknya yang telah merah padam itu.

Mata sayunya kini menatapku dan membuatku tak kuat untuk segera mencium bibirnya.

" Kamu cantik banget Ver.. Cantik banget!!.. " pujiku mengelus pipinya mesra.

Vera memejamkan matanya menikmati kecup nafsuku, dia sudah terbawa ke dunianya sendiri.

" Yangg.. " katanya beberapa saat kemudian yang seperti ingin meminta sesuatu dariku.

" Yaa? Apa sayangku?.. "

" Kamu bilang mau nurutin apa aja mau aku kan?.. " dia menagih janjiku tadi.

Aku diam sejenak karena tak tahu jika dia benar-benar akan menanggapinya serius, padahal sejujurnya aku hanya membujuk-bujuknya saja tadi.

" Iya sayang, kamu mau apa? Makan malem diluar? Atau kepengen Shopping ke Mall? Yuk.. " aku tersenyum lalu mengelus kelopak bawah mata yang begitu lentiknya ini.

" Engga mauu... Aku maunya ML.. " ungkapnya dengan imut yang rupanya Vera benar-benar sedang ingin ngeseks denganku.

" Dasar deh kamu tuh.. " tawaku sambil mencubit pipinya gemas.

" Yaudah sini aku entotin kamu.. "

Saat aku akan mengangkangkan kakinya namun Vera menahanku.

 " Hmmm.. Tapi aku pengen kamu diem aja dan biarin aku muasin kamu.. "

" Yah?.. " katanya tersenyum dengan manis.

Tak mau merusak Mood nya yang sedang bagus saat ini maka aku pun mengangguk dan menuruti keinginannya yang sebelumnya memang sudah kujanjikan.

" Duduk sana yang.. " Vera menunjuk ke kursi riasnya yang ada di samping ranjang lalu menyuruhku membuka pakaian hingga menyisakan Boxer saja.

Aku pun melangkah dan duduk ke kursi yang dia maksud, aku sudah pakai cawat saja sekarang ini sementara Vera berjalan mengambil sesuatu di laci meja.

Kemudian dia datang kearahku yang terduduk sambil membawa gelang pengikat tangan lalu segera memasangkannya ke tanganku.

Belum sempat aku menanyakan namun dia sudah tersenyum lebih dulu.


" Kamu pasti suka kok yang.. "

" Hihihi.. " Vera tertawa seperti orang jahat dan mengikat tanganku kebelakang kursi.

Lalu dipandanginya aku yang kini telah terduduk terikat di kursi tak tahu apa yang akan dia lakukan terhadapku.

Vera tersenyum terus berjalan lagi ke lemari pakaian tampak memilih pakaian untuk dia kenakan.

Aku mengernyitkan dahi tak mengerti kenapa dia sudah telanjang tapi malah ingin berpakaian padahal tahu kami akan ML.

Sambil memilih pakaian dia sesekali melirik kearahku yang tengah dia 'sekap' di kursi dan terus tersenyum tipis padaku.

Aku jadi merasa dia pasti tengah merencanakan sesuatu jika sudah melihat senyum nakalnya seperti itu.

Akhirnya Vera memilih memakai Bra dan celana dalam serba ungu yang dia padukan dengan sebuah gaun tidur malam berbentuk jubah transparan yang membuat dia jadi seksi sekali.

Vera menyalakan lampu tidur yang ada di pojokan kamar lalu mematikan lampu utama hingga membuat ruangan kini jadi kuning temaram hanya bercahayakan penerangan seadanya yang menjadikan suasana kamar jadi erotis sekali.

Tak selesai sampai disitu, dia mengambil ponselnya kemudian menyambungkannya ke Jack Speaker dan mulai memilih musik yang ingin dia putar.

Sambil men-Scroll layar ponselnya matanya terus saja memandangi aku yang sudah tahu bahwa akan menjadi korban eksibnya seperti biasa.

Ya Vera sudah sering melakukan ini padaku, dia akan menyuruhku untuk duduk diam sementara dia bergoyang dan menari dihadapanku dengan baju-baju seksi yang perlahan nantinya akan dia buka.

Dan aku hanya bisa terduduk diam menahan nafsuku sendiri tiap kali menyaksikannya melakukan Striptease tepat di hadapanku.

Seperti yang tengah terjadi saat ini, Vera mulai duduk di atas ranjang dan mulai menggoyangkan tubuhnya dengan sangat erotis.

Aku meneguk ludah melihat geliat molek tubuh langsingnya itu yang kini menari-nari di ranjang yang berada tak jauh dari kursi yang kududuki.

Vera luwes sekali melakukan aksinya, rambut panjangnya yang dia gerai itu bebas dia singkap ke kiri dan ke kanan atau malah dia jambak sendiri lalu memberikanku sebuah tatapan binal.

Aku selalu sungguh gugup tiap kali menghadapi ini, dimana suasana lampu yang remang dan juga suara musik DJ yang sengaja dia nyalakan keras dari Speaker membuat suasana tidak seperti sedang berada di kamarku.

Aku lebih seperti sedang melakukan sesi Private bersama seorang penari telanjang yang kubooking dari sebuah klub malam saja rasanya.

Meski ini dilakukan oleh cewekku sendiri namun tetap saja selalu aku akan kikuk tiap kali menuruti maunya yang satu ini.

Mungkin karena aku orang yang tidak begitu gaul dan tak hobi sekali pergi ke klub malam makanya aku jadi aku tak terbiasa dengan suasana beginian.

Vera mengulum jari tangannya dan terus melirikku dengan tajam, dia masih duduk diatas lututnya di ranjang meliuk-liukkan badan seksinya itu mengikuti musik EDM yang membuat suasana kamar yang dingin ini jadi panas sekali.

Aku tak mau kalah darinya, terus kubalas tatapan matanya yang nakal melirik kearahku, aku biarkan dia melakukan aksi eksibisionisnya ini yang merupakan bagian dari kebiasaan buruk di masa lalunya yang hingga kini belum bisa kuhilangkan.

Menit berjalan sejak dia memulai aksinya namun ada yang aneh.

Tak seperti biasa dimana Vera biasanya sudah mulai akan menanggalkan pakaiannya satu persatu, tapi hingga hampir 10 menit ini Vera menari dan dia sama sekali tak melepas pakaiannya.

5 menit berikutnya Vera mulai berjalan mendekat kearahku, dia dudukkan pantatnya tepat diatas selangkanganku dalam posisi membelakangi aku.

Gadis berkulit putih ini tersenyum saat menyadari kontolku sudah tegang lalu mulai dia goyang-goyangkan pantat bebeknya itu hingga bongkahan bokong semoknya terasa jelas menggesek-gesek kontolku.

Vera bilang ini namanya Lap Dance yang tidak kutahu apa artinya, Vera hanya menyebutnya begitu.

Peluh sudah membasahi jidatku dan aku terus menahan diri mencoba bertahan dari gempurannya yang sejujurnya sudah membuat aku kalang-kabut bahkan sejak 5 menit awal tadi.

Sebenarnya sejak dulu aku paling tak kuat sekali jika melihat tubuh montoknya ini apalagi harus menyaksikannya bergoyang-goyang tepat di depan mata.

Meski terlihat dingin dan biasa saja sebenarnya aku bergejolak dari dalam dan Vera tahu itu.

Karenanyalah dia sengaja menari sensual di hadapanku tapi biasanya dia akan membiarkan atau malah menyuruhku ngocok ketika melihatnya menari seperti ini.

Vera bilang entah kenapa sejak dulu dia suka sekali jika melihat pria mengocok tepat di depannya, dia suka saja jika dia menjadi bahan coli dan bahan fantasi dari banyak orang.

Apalagi hal tersebut tepat dilakukan di depannya, Vera menikmati setiap ekspresi dan rapalan kotor pria-pria yang takjub melihat goyangan tubuh seksinya tersebut.

Dan Vera jujur jika dulu bersama teman kencannya dia sering melakukan ini, dia akan mengajak mereka ke kamar lalu meminta mereka coli di depannya dan juga meminta mereka bercakap kotor mengomentari setiap goyangan erotis yang dia buat.

Yang menurutku ini merupakan bagian dari Fetish anehnya.

Bahkan lebih jauh dia ceritakan padaku jika dia sering berfantasi dan memimpikan suatu saat nanti dia akan melakukannya di depan banyak pria-pria yang mengelilingi dirinya sambil mengocok kontol mereka masing-masing kemudian muncrat melihat tubuh putih montoknya yang menari-nari telanjang di atas ranjang.

Aku geleng-geleng kepala saja setiap kali mendengar fantasi-fantasi gilanya yang sering dia bisikkan kepadaku.

Tapi entah mengapa sekarang dia malah mengikat tanganku kebelakang begini, padahal harusnya dia akan menyuruhku mengocok seperti biasa.

Meski begitu aku tak malu sudah ketahuan tegang olehnya karena aku pun yakin jika dia sendiri sadar bahwa tak akan ada laki-laki normal yang tak tegang melihat gadis secantik dan semontok dia menari-nari dengan sensual tepat di depan mata.

Bermenit-menit juga dia melakukan Lap Dance sambil memunggungiku sebelum akhirnya tegak dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Dia melirikku dan tertawa melihat wajahku yang entah sudah seperti apa bentuknya saat ini, karena sejak tadi aku diam saja tergugup bagaikan ayam sayur.

" Masih kuat?.. " tawanya menikmati kegugupanku yang mati kutu dibuatnya.

Aku mengangguk karena aku punya harga diri dan tak mau dianggap cemen meski oleh pasanganku sendiri.

Dia memanyunkan bibirnya kemudian mengangguk-angguk seperti tak yakin dengan anggukanku.

Vera matikan musik di ponselnya yang dari tadi mendegap-degubkan pompaan jantungku lalu kembali membuka meja tempat disimpannya alat-alat seks koleksi kami berdua dan mencari sesuatu.

Dia mendekat, kali ini dia menenteng sebuah penutup mata.

" Pake ini yang.. " tatapnya padaku.

Aku melirik kearahnya saat tahu dia mau menutup mataku.

" Udah pake aja.. " bisik Verani menempelkan bibirnya ke pipiku sadar akan keraguanku.

Terhipnotis dengan suasana yang dia ciptakan, maka aku pun membiarkan dia menutup mataku. 

Saat mataku sudah tertutup dan pandanganku menghitam, ketika itu juga aku tergugup dan perasaanku jadi berdebar-debar sekali!

Dia terdiam dan tampak menikmati kondisiku yang mana aku sudah tak bisa melihat lagi ekspresinya yang mungkin saja sedang menertawakanku saat ini.



Badanku bergetar ketika dia mengelus jari halusnya ke leherku, ada ketakutan dalam diriku mengingat pengalamannya bersama Krisno dahulu.



" Kenapa kok gemeteran kamu yang?.. " bisiknya tepat di kupingku yang membuat bulu romaku berdiri!

" Di.. dingin AC yang.. " jawabku mencoba berkilah baru sadar bahwa aku benar-benar akan habis olehnya malam ini.



Tapi aku tak bisa mundur lagi, tanganku yang terikat kebelakang dan pandanganku yang dia batasi membuat aku tak ubahnya sebagai mangsa empuk yang betul-betul akan dia kontrol penuh saat ini!

" Tenang sayang kok grogi gitu sih... "

" Hihihi.. " tawanya lagi sambil mulai menjilati lubang kupingku.



Sumpah aku grogi segrogi-groginya karena ini yang pertama kalinya Vera melakukannya padaku!

Dia tahu jika aku lemah sekali dengan bisikan-bisikannya yang selalu membuat pikiranku melayang kemana-mana ketika mendengar ucapan-ucapan kotornya itu.

Makanya dia sengaja mengikat dan menutup mataku agar bisa memaksimalkan sekaligus menegaskan jika dia ingin menjadikanku sebagai korban eksib verbalnya malam ini.

Atau malah dia akan mendominasiku seperti Krisno dulu? Itulah yang menjadi ketakutanku sekarang.



Vera mulai beraksi, dia usap-usap puting di dadaku dan terus dia jilat-jilat lubang kupingku bahkan tak ragu dia gigit daun telingaku dengan gemas yang membuatku mengerang merasakan gelinya.

" Ahh Verr.. " desahku ketika kuku panjangnya dia gesekkan ke putingku.

" Geli ya sayangku?.. " bisik gadis seksi ini yang kuyakin sedang tertawa lebar menikmati reaksiku.



Tak lama aku merasa Vera mulai jongkok dan mendekatkan wajahnya ke dadaku karena saat ini sudah terasa hembusan nafasnya di sekitaran putingku.



Begitu terasa sesuatu yang basah menyentuh putingku seketika itu pula badanku tersentak dan rasanya seperti tersengat listrik!



" Loh yang? Penggeli banget yah kamu.. " ucapnya menghentikan jilatannya mengomentari tubuhku yang tersentak.

" Itu artinya kamu sayang aku... " lanjut Vera yang sepertinya merujuk ke ungkapan orang yang penggeli itu sayang istri.



Vera kembali menjilati putingku, aku meleguh dan tubuhku tetap menghentak-hentak meski sudah kucoba menahannya.

Entah kenapa dalam keadaan terikat dan mata tertutup seperti ini tubuhku menjadi berkali-kali lipat lebih sensitif dengan sentuhan, apalagi Vera menjilati sekaligus mengemut putingku dengan lembut sekali.

Mungkin aku sudah benar-benar terbawa ketakutan dan sugesti yang dia ciptakan.



" Tahan ya yang.. " kata Vera beberapa saat kemudian dengan suara yang pelan.

Belum sempat aku memahami apa yang dia maksudkan, tiba-tiba aku langsung meringis karena Vera tengah menggigit sambil mengulum putingku!



" SSHHHS VEERR!!.. " desisku dengan kepala terdongak merasakan gigitan gemas Vera.

" Mmmppmmm... Ahhh.. " suara gadis cantik itu saat tengah mengulum dan menarik-narik putingku.

" Veerr... Auuhh!!.. " aku menggelinjang dalam ikatanku.

Ketika gigi taringnya tepat menggigiti bagian putingku aku merasakan sebuah sensasi yang aneh sekali dan aku tak tahu bagaimana mengungkapkannya.



" Ahh sayang.. Tegang banget putingmu.. Mpphhmm... " celetuknya sesaat sebelum kembali mencucupnya.

Badanku bergetar-getar terus menerus merasakan perasaan aneh yang kurasakan, apalagi jari-jari lembut Vera mulai beraksi dengan mengelus-elus pahaku.



" Veerr.. Ahhh gak kuat sayang.. " aku menjauhkan dadaku yang saat ini tengah jadi bulan-bulanannya.

Vera kemudian tegak, dipeganginya pipi dan ditatapinya wajahku.

" Uhh sayangnya aku... "

" Gak kuat banget ya?.. " bujuknya seolah tengah menenangkanku.



" Yaudah deh sini aku cium.. Muuuahhh.. " saat ini juga dia mencium bibirku dengan mesra.

Dan aku pun meladeni ciumannya yang perlahan-lahan menghilangkan perasaan aneh yang tadi bercampur-aduk di dalam diriku.



Aku pasrah membiarkan gadisku ini menjilati lidah dan menciumku mesra, sementara rileks mulai kurasakan seiring makin romantisnya ciuman yang dia berikan.

" Mau aku goyang yang?.. "

" Goyangan kesukaan kamu. " Vera melepaskan kecupannya lalu mundur sebelum kemudian menaiki tubuhku.



Dia mendudukkan dirinya di pangkuanku dan aku terhenyak ketika dia menggesekkan lagi memeknya ke kelaminku yang sudah tegang ini meski masih sama-sama terhalang pakaian baik dia maupun aku.



Vera tak bergerak, dia diam yang aku tak tahu apa yang sedang dia lakukan, yang jelas aku merasa dia sengaja membuatku fokus merasakan gesekan di kemaluan kami saat ini.

Dan merasakan itu malah membuat tubuhku bergetar-getar karena dia tepat duduk di selangkanganku!



" Denyut-denyut yang kontol kamu... " celetuk Vera yang merasakan kontraksi di kemaluanku.

Cukup lama cewek blasteran ini mendiamkanku, dia hanya mengelus-elus wajahku dan membelai lembut rambutku dengan mesra.

" Buka mulut kamu yangg.. Aaaa.. " ujarnya menuntunku menirukan suara yang dia buat kemudian menjejalkan jarinya masuk kedalam mulutku.



Aku jiilati jari-jari lentik Vera yang sangat halus itu, bahkan kukulum setiap ruas yang ada di jarinya tersebut.



" Sayaang ihh.. " dia ketawa melihatku yang begitu buasnya melahap jari-jari panjangnya yang sebenarnya memang tidak dia suruh untuk kujilati.

Kulakukan sendiri karena ingin saja.

" Buka yang lebar mulut kamunya.. " cakapnya yang segera kulakukan.

Tak lama aku merasa ada tetesan yang jatuh kedalam mulutku dan respon aku menelannya padahal aku sama sekali tak tahu apa itu.



" Ehh kok langsung telen aja, nakal deh kamu.. "

" Apa itu Ver?.. " yang baru kutanyakan setelah kutelan.

" Bukan apa-apa kok.. " celetuk Verani kembali ketawa kemudian memberikan ciuman bibir mesranya padaku.



Kali ini aku merespon ciumannya dengan intens.

Entah kenapa dibuat begini membuatku jadi terangsang sekali dan bahkan beberapa kali aku bergerak secara alamiah hanya berdasarkan intuisiku saja.

Mungkin faktor Element of Suprise yang tanpa kusadari membuatku antusias dan larut dalam permainan Vera yang mengharuskanku menerka-nerka apa yang sedang dia perbuat terhadap diriku.



Cukup lama kami saling memagut satu sama lain dalam posisi ini.

Ya aku dan Vera sangat suka bercumbu dan nyaris setiap saat kami lakukan, bagi kami berciuman adalah hal tersimpel yang bisa kami lakukan untuk melampiaskan perasaan serta nafsu kami.

Tak lama Vera melepaskan ciumannya.

Aku yang sedang enak-enaknya berciuman bibir dengannya terpaksa kembali menebak kali ini dengan cara apa lagi dia mengisengiku.



Dan saat dia menjilati kupingku lagi yang kembali membuatku menggelinjang geli.

Dia masukkan lidahnya kedalam lubang kupingku yang membuat aku menjauhkan kepalaku darinya.

" Geli sayangg... " kataku saat berusaha memalingkan wajahku.

" Dieem yangg!!... " Vera langsung mendekap menahan tubuhku agar aku tak bergerak menjauhinya.

Lidahnya kembali bergerilya di daun telingaku yang membuat aku merinding setengah mati menahan gelinya.



" Ahhh faak!!.. " desahku bergidik.

" Kenapa yang kok gelisah banget? Geli yah?.. " bisiknya di kupingku.

Aku tak menjawabnya selain geli aku juga merasa jika penisku makin berdenyut-denyut karena dari tadi terus bergesekan dengan memeknya.

" Kontol kamu udah tegang banget, kamu udah mau ngentotin aku ya?.. "

" Iy..iya Ver.. " jawabku lirih dan ingin menyudahi permainan tutup-menutup mata ini lalu segera menidurinya!

" Hmm... Tadi aja aku ajak gak mau, sekarang kok tiba-tiba mau?.. " dengan pintarnya dia membuatku kembali terdiam.

" Giliran aku di entotin orang aja kamu gak rela.. Huu.. " 



Dia kembali tertawa, dia benar-benar puas membuatku terdiam tak bergerak seperti ini dengan meledek yang tadi siang.

" Yaudah deh aku pengen liat kontol kesayangan aku ini dulu.. "

Vera pun tegak, dia menarik cawat yang kukenakan dan langsung memelorotkannya turun dari kakiku dengan perlahan-lahan.



" Uhh.. Yang.. Dah ngaceng banget ya... Hihihi.. " komentarnya tersenyum melihat kontolku yang telah mengacung bak besi itu dan segera mengocokinya pelan.



Aku mendesah keras saat jari halus Vera terasa lembut sekali ketika menaik-turunkan batangku.

Aku tak peduli lagi dengan gengsiku, entah kenapa aku hanya ingin segera balik mencumbu dan gregetan mengentoti si cewek nakal ini sekarang!

" Ver enak bener kocokan mu sayang.. Ahhh!!.. " lirihku saat merasakan dia seperti meludahi tangannya dulu biar memperlancar kocokannya.

" Diemm sayang!!... "

" Kamu tuh berisik deh.. " dia bete juga mendengar ringisanku.

Lalu dia kembali tegak dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.

" Aku seksi gak yang?.. " tanyanya persis di depan wajahku namun tangannya tetap mengocoki lembut kontolku.

" Iy.. iyalah Ver.. Seksi banget.. " aku tergagap karena merasakan rasa nikmat luar biasa di kelaminku yang sedang dia kocoki.

Sudah sejak dari dia menari sensual di hadapanku tadi aku ingin mengocok kontolku namun tak bisa kulakukan karena tanganku dia ikat.

" Julurin lidah kamu coba.. "

Dan saat kulakukan Vera langsung menyambar lidahku mengulumnya lahap.



Dia mengulum dan juga menciumku mesra tentu saja tetap mengocoki kontolku dengan sebelah tangan.

" Ahhh.. Sayang enak banget... " jawabku merasakan terapi ini lagi dari gadis yang sangat kusayangi ini.



" Bohong... " ujarnya tiba-tiba memberhentikan ciumannya.

Aku mengernyitkan dahi dari balik penutup mataku ini.

" Kalo kamu bilang enak kok jarang kamu pake akunya?.. "

" Kamu bilang aku seksi tapi aku di anggurin mulu.. " keluhnya yang biar kutebak pasti dengan wajah cemberut.

Iya sih, jika dibandingkan mas Krisno dan mas Yanto yang bisa terus-terusan menggeber Vera membuat aku agak minder karena staminaku normalnya paling hanya bisa dua ronde dari ejakulasi pertama ke ejakulasi berikutnya.

Aku tak sanggup melakukannya maraton seperti mereka yang bahkan sudah ejakulasi 3-4 kali namun masih bisa terus lanjut tanpa masalah apapun.

Entah karena merekanya yang tidak normal hingga membuat aku yang normal ini jadi terlihat biasa-biasa saja, aku sendiri tidak paham.

Lagian aku tak mau membandingkan diriku dengan mereka, aku hanya menjadikan mereka sebagai referensi saja karena aku mesti mempelajari tingkah laku binal Vera yang lebih banyak muncul ketika bersama mereka.

Dan selepas mereka tak ada lagi dirumah aku jadi merasakan imbasnya, mau tak mau sekarang aku menjadi sasaran tunggal Vera sebagai tempat pelampiasan nafsu seksnya yang luar biasa besar ini.

Vera setiap saat terus minta ML karena dua objek pemuasnya sudah tak ada lagi dirumah, bahkan ketika aku sedang diluar dan dia sendirian dirumah Vera sering menelpon agar aku cepat pulang karena dia sedang sange.

Tak jarang aku sering menyuruhnya untuk masturbasi saja dengan dildo saking bosannya mendengar rengekan ngentotnya itu.

Yah, aku merasakan konsekuensi dari kehilangan dua pembantuku, yang tak kusadari jika selama ini mereka berdua membantu Vera menyalurkan gairah seksualnya yang sangat tidak normal tersebut.

Tapi aku sama sekali tak menyesali keputusanku, karena kebaikan untuk Vera adalah dasar dari setiap pertimbanganku.

Vera sudah turun dan kali ini dia kembali ‘menyiksa’ puting di dadaku.

Aku kembali gemetar karena masih terbayang tadi bagaimana sakitnya ketika dia gigit gemas putingku.

Tapi saat ini dia hanya mencucupnya sambil tetap mengocoki kontolku yang sudah berkecipak basah dengan ludahnya.



" Sayang jangan di gigit yang sakit... " lirihku pelan berharap dia tak melakukannya lagi.

Gadis cantik ini tak menjawabnya, dia terus menyapih putingku dengan hisapan dalam lalu baru kemudian melepasnya dan mungkin menoleh kearahku.



" Enggalah sayang aku gak akan nyakitin kamu... Aku sayang banget sama kamu.. Muaahh!!!.. " ujarnya lalu mencium bibirku penuh nafsu.



Aku mengangguk karena aku agak takut jika aku akan dia buat seperti mas Krisno dulu.

Vera melepaskan kocokannya di kontolku dan terdengar bunyi ranjang berderit yang menandakan dia tengah duduk di atas ranjang sekarang yang posisinya tepat berada di sampingku.

" Hihihi... " Vera kembali terdengar terkikik mungkin lucu melihat aku yang sedang terengah-engah.

Aku tak bisa menutupinya karena aku benar-benar tengah merasakan sensasi gila-gilaan yang terasa sekali meluap dari dalam tubuhku sekarang.

Dan tak tahu apa lagi yang sedang cewek cantikku ini rencanakan dalam seringai tawanya yang terdengar begitu renyahnya.



Suasana yang senyap sesaat tadi seketika berganti ketika kudengar suara bunyi getaran yang tak kutahu pasti suara apa, namun aku seperti familiar dengan bunyinya.

" Ver.. Itu suara apa?.. " tanyaku karena bunyi itu bersumber dari apa yang dia pegang saat ini.

" Hmm?.. Ini? Cuma vibrator kok yang.. nihh.. " katanya kemudian menempelkan vibrator tersebut ke kupingku.



" Auhh.. Geli sayang.. " lirihku seketika tersentak saat benda itu mengenai daun telingaku.

" Ka.. kamu mau masturbasi ya yang?.. " aku berusaha memastikan apa yang akan dia lakukan.

Namun gadis berhidung mancung ini tak menjawabnya, jarinya kembali membelai lembut kontolku yang sejak awal entah kenapa benar-benar ereksi dengan keras padahal aku tak meminum obat kuat sama sekali.

Perasaanku mulai tak enak dan aku kembali meronta pelan dalam ikatanku.

" Veerr... Udah ah buka ikatan aku.. "

" Sini kamu aku entotin yang.. " aku gugup ketika mendengar suara dengung vibrator itu mendekat ke kepala penisku.



" Diem sayang... Kamu tuh cowo harus kuat.. " katanya yang sepertinya memang akan memasturbasikan kontolku dengan vibrator itu!

" Udah Ver ah.. Aku gak akan kuat... " panikku.

" Engga yang, percaya sama aku kamu kuat kok.. "

" Inget kamu cuma perlu tahan aja, yah?.. "

" Katanya kamu sayang aku.. " bisiknya di kupingku yang kubalas anggukkan begitu saja.

" Nah gitu dong.. Muaah... " dan Vera pun mengecup pipiku sebelum melancarkan aksinya.

" HUUUFTTT!!!... " kutarik nafasku dalam-dalam lalu kulepaskan.

Vera mulai menempelkan alat seks yang tidak diperuntukkan untuk laki-laki ini ke batang kontolku.

" NGGGGGG...... " suara dengungnya agak tertahan ketika benda tersebut menyentuh kelaminku!

" VERRRR... AHHH!!.. " desahku membuka mulutku lebar-lebar dengan menengadah.

Vera hanya diam, dia terus menaik-turunkan genggaman tangannya memegangi kontolku sambil menempelkan vibrator getar itu.



Aku mengejang dan terus merengek-rengek seperti anak kecil agar dia menyudahinya, karena rasa gelinya sungguh membuatku kelabakan.

Tapi aku tak bisa menampikkan rasa nikmat yang sebelumnya tak kusangka akan seluar biasa ini, spermaku rasanya naik dengan cepat sekali!

Vera sama sekali tak mau mengendorkan stimulasi yang dia mainkan.

Si gadis berambut panjang ini kemudian melahap kepala penisku guna makin membuatku kalut dalam sensasi gila yang kurasakan!



" AWWW VERR NGILU BANGET!!... "

" STOOPP SAYANG AKU GAK KUAA....ARGHH!... " aku seperti orang kesurupan meronta-ronta dalam ikatanku.

Gila! rasanya sungguh gila!

Kuluman dan hisapan Vera yang terfokus di ujung kontolku bersama vibrator yang menempel di sekujur batang kontolku membuat pertahananku runtuh bahkan belum sampai 1 menit sejak Vera tempelkan alat itu ke kelaminku.

Dan saat aku merasa akan segera memuncratkan puncak kenikmatanku, Vera tiba-tiba menghentikan semua aktifitas yang dia buat.

Baik mulut, vibrator dan pegangan tangannya di kontolku.

Aku mendengus bak bison sadar seketika ejakulasiku langsung surut seiring tidak adanya lagi pompaan yang mendorongnya keluar.

" Hufftt... Verr.. Hahh..Hahhh .. " aku menstabilkan nafasku yang seperti orang habis sprint jarak jauh saja.

Vera tak berkomentar, aku yakin dia pasti sedang melihat ekspresiku dan menertawakannya meski tak bisa kulihat.

Dibiarkannya aku terengah-engah selama dua menitan sebelum kurasakan lagi jarinya membelai penisku yang tetap tegang.

" Udah mau muncrat ya tadi?.. " tanyanya genit padaku.



" Iya sayang.. Hahh..Hahh.. " anggukku masih kacau.

" Ver jangan pake alat itu lagi dong.. Gak kuat aku yangg.. Ugghh " pintaku saat dia menempelkan kembali vibrator nya ke batang kontolku.

Dia tak menjawab dan langsung mencium bibirku mesra sementara tangannya tetap melakukan aksinya seperti tadi.



Yang paling kutakutkan jika dia mengarahkan alat itu ke ujung kepala penisku, aku pasti akan muncrat-muncrat jika vibrator tersebut menggesek tepat di lobang pipisku!

Sedetik kemudian Vera mematikan lalu menjauhkan vibrator itu yang membuatku amat lega.

Tapi belum sempat aku menarik nafas legaku dia memegang daguku dan mendongakkan wajahku keatas dengan kasar.

Lalu diciuminya habis bibirku dengan sangat bernafsu!



" Ahhh sayang... Pokoknya bibir kamu ini milik aku!! Shhh.. "

" Pokoknya awas kalo kamu ciuman sama cewe lain!!.. " racau Vera sambil mendesah dan dia terasa jadi agresif sekali.

" Uggh.. Memek aku udah basah banget yang.. "

" Puting susu aku juga udah tegang nih.. " celetuknya di sela ciuman ganasnya.

" Boleh aku pinjem kontol kamu buat tusukin memek aku?.. " tanyanya dengan sangat menggoda sambil terus menciumi bibirku.



" Bo..boleh sayang, aku juga pengen ngentotin kamu.. " jawabku.

" Ini kontol milik aku kan?.. " cakapnya dengan dengus nafas yang berat.

" Iy..iya sayang punya kamulah.. "

" Hihihi... " dia kembali tertawa mendengar jawabanku.

" Nanti kalo tangan kamu udah aku lepas kamu mau apain aku yang?.. "

" Kamu bakal bales dendam?.. " lanjut Vera memainkan eksib verbalnya di kupingku.

" Aku bakal entotin kamu Ver, aku bakal remes toket bulet kamu sampe merah-merah! Ughh.. " jawabku yang benar-benar telah larut akan permainannya.

Namun aku tak perduli, aku benar-benar birahi sekali dan ingin segera mengentoti si cewek nakal ini rasanya!

" Kamu bakal pukul aku dan bakal ngasarin aku kan?.. " tanyanya lagi yang kali ini tak kujawab.

Dia kembali mencium pinggiran bibirku kemudian berdiri.

Aku penasaran sekali seperti apa ekspresi wajah yang dia buat sekarang karena kami berdua benar-benar sedang panas sekali saat ini!



" Ver... Ayo yang, kamu dimana sih?.. " tanyaku karena dia terasa tak lagi di sekitarku.

" Aku di depan kamu sayang, tadi aku buka baju.. "

" Dan sekarang aku udah telanjang di depan kamu.. " celetuk Vera yang rupanya ada di depanku.



" Kamu suka kan sama bodi seksi bening aku ini?.. "

" Suu..sukaa Ver.. " aku makin gugup dalam sensasi yang kurasakan.

" Ughh!!!.. " desahku keras lagi begitu jari lembutnya meraup kontolku.

" Buka penutup mata aku yang.. " pintaku karena aku ingin melihat tubuh telanjangnya.

" Udah gitu aja.. Muaahh.. " dia menunduk dan kembali mengecup bibirku mesra.



" Emangnya kenapa kamu mau liat? Kan udah sering kamu liatnya.. " bisiknya di sela ciuman kami.

Aku diam dan meladeni ciumannya yang terasa basah sekali, aku hanya ragu apa benar dia sudah telanjang bulat sekarang atau dia hanya sekedar menggodaku saja.

" Ahh yang.. Kalo kamu liat sekarang puting susu aku udah keras dan tegang banget.. Uhh... "

" Sini aku hisep Verr.. " pintaku greget ingin segera menyapih puting panjangnya itu!

" Jangan nanti aja.. " tolaknya makin membuat aku tak karu-karuan.

" Kamu mau aku masukin kontol kamu ke memek aku?.. " lanjut Vera yang kali ini menggesekkan ujung kontolku ke bibir memeknya yang rupanya sudah basah!

Jadi dia memang sudah benar-benar telanjang sekarang!

" Shhh...Iya Ver.. Masukin plis, goyangin kontol aku yang.. " desisku seketika bergetar dan tak sabar ingin segera satu tubuh dengannya.

" Hmmm... Tapi kamu belum jawab pertanyaan aku.. " kali ini dia memainkan jarinya ke putingku.

" Pertanyaan apa Ver?.. Aku udah gak tahan sayang.. " aku betul-betul gelisah dibuat seperti ini.

" Mmmph... "

" Waktu SMA dulu kamu coliin aku ngehayalin apa?.. " rupanya dia penasaran sekali dengan itu.

Aku jadi diam sementara Vera terus mengecup-ngecup wajah, leher serta bibirku sementara dua tangannya saling bekerja terus mengocoki kontol dan mengusap-usap putingku.

" Gak mau jawab yah? Yaudah aku coliin pake vibra aja sampe kamu muncrat.. " ancamnya halus.

Mendengar itu aku pun panik, tak mau jika libido besarku ini harus terbuang sia-sia hanya dengan kocokan sedangkan aku amat ingin menikmati tubuh seksinya.

" Iyaa Ver, aku ngehayalin ngentotin kamulah!!.. " seketika kujawab dan merasakan sensasi aneh kembali menjalar keluar dari tubuhku.

" Ngentotin aku?.. " Vera ingin aku mempertajamnya.

" Iya sayang.. Aku coli sambil ngeliatin foto seksi kamu, aku bayangin kalo aku make bodi seksi kamu itu.. "

" Terus?.. "

" Yaa pokoknya aku khayalin aku ngentotin kamu terus mejuin muka cantik kamu yang.. Ahhh.. " aku berkata jujur sambil terbawa suasana dimana dulu aku memang membayangkan hal tersebut.

" Gak fantasiin aku yang aneh-aneh?.. " terus digalinya dengan penasaran yang membuat aku tak tahu apakah harus mengatakannya atau tidak.

Aku diam sementara hembusan nafas Vera di leherku menunggu jawabanku makin terasa dan membuat bulu kudukku merinding.

" Aku bayangin ngentotin kamu sambil diiket-iket yang... Shhhh.."

" Aku borgol tangan kamu terus aku cabulin kamu sampe aku muncrat di dalem memek kamu!.. "

Setelah mengucapkan itu badanku seperti mengalir energi yang membuatku tersentak lagi, Vera tak berkomentar setelah mendengarnya namun aku mendengar dia mendesis.

" Khayalin aku di entotin cowo lain juga kan?.. " tanyanya kemudian yang bak palu godam untukku.

" Ngg... Ngg.. "

Aku gugup dan tak tahu harus berkata apa sementara sensasi juga perasaan aneh tadi makin mendesak diriku.

" Iya Ver aku juga bayangin kamu diperkosa banyak cowok!.. "

" Aku bayangin kalo kamu mereka iket-iket keranjang terus kamu habis mereka gilir yang!!.. " aku berkata jujur dan tak peduli lagi!

" Dan gak tau kenapa tiap bayangin itu aku ngerasain ejakulasi yang nikmat banget yang.. Ohhh!!.. " lirihku dengan lepas. 

Vera terdiam mendengarnya.

Suasana lengang sesaat, nafas kami terdengar saling memburu satu sama lain.

Sebelum akhirnya gadis yang dulu selalu di gosipkan mengimplan silikon di toketnya ini mulai mengarahkan kontolku masuk ke memeknya dan langsung menduduki aku tepat di kelaminku!

" AHHH VEER!!... " desahku keras begitu merasakan nikmatnya yang entah kenapa begitu terasa berkali-kali lipatnya saat ini.



Vera tetap tak bersuara sepatah kata pun sejak berhasil memaksaku mengaku.

Dia terus menggoyangkan tubuhnya di atas tubuhku yang dia ikat tak berdaya dengan mata tertutup di kursi ini.

" Enak bener goyanganmu sayang.. Dasar kamu cewek nakal Ver!!.. " cerocosku tak sadar menikmati tubuhnya yang mengendaraiku sepuasnya.

Melihatku yang begitu berisiknya sekarang dia tiba-tiba menangkap daguku dan seketika menciumku buas!



" Ahhh... Aku sayang banget sama kamu yangg!!.. "

" Aku suka denger fantasi kamu itu, next kita lakuin ya.. " katanya yang membuatku menggeleng karena bukan itu maksudku.

Dan saat aku akan menyanggahnya dia membekap mulutku lalu memintaku diam.

" Sstt..... Udah jangan komentar apa-apa nikmatin aja goyangan aku.. " ujarnya lembut mengecup bibirku kemudian terus mengaduk-aduk kontolku.

Habis sudah!

Aku mendesah dan mendongakkan wajahku, aku betul-betul menikmati semua sensasi yang kurasakan.

Aku sama sekali tak peduli jika aku terlihat seperti orang bodoh sekarang, mungkin hanya Vera satu-satunya yang bisa membuatku sampai seperti ini.

Oh Vera, You Messed Up My Gravity and Threw Off My Reality!

" Shhhh... Yang memek aku masih rapet gak?.. " bisiknya melancarkan lagi serangan verbalnya.

" Masih Ver... Peret bener yang walopun udah basah gini.. " jawabku terus menikmati goyangan naik-turunnya di pangkuanku.

" Hihihi.. Iya kamu boleh pake sepuasnya kok, kan tubuh aku milik kamu.. " tawanya dengan nakal.



" Tapi yang.. "

" Kalo kamu ngehayalin itu dulu kenapa kamu gak culik dan perkosa aja aku?.. " ungkapnya yang membuatku kaget sekali mendengarnya.

" Harusnya kalo kamu lakuin itu udah dari dulu aku jadi milik kamu yang.. "

" Dan aku gak harus jadi milik banyak cowo dulu kan.. "

Aku hanya diam saja dan mendesah-desah karena tak tahu harus menjawab apa.

" Muuahhh.. " tutupnya kemudian memberikan sebuah ciuman mesra padaku.



Aku mengumpat dalam hatiku, karena sejujurnya aku pun pernah memikirkan hal itu dulu.

Andaikan aku berani mengungkapkan perasaanku sejak awal kepadanya, maka Vera takkan terjerumus ke lembah hitam dan pastinya tak akan seliar yang sekarang.

Tapi begitulah hidup, karena satu dan lain hal dia akan berubah dengan drastis meski hal tersebut hanyalah sebuah detil kecil.

Vera kembali fokus menggoyangku habis-habisan diatas bangku ini, dia memintaku untuk memberitahunya jika aku sudah mau keluar.

Dan tak lama Vera berdiri tegak, dia lepaskan kuncian rantai yang membelengu tanganku di belakang kursi yang kududuki.



Aku lega sekali akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri permainan ikat-mengikat dan tebak-tebakan kami ini.

Tapi Verani tak melepaskan penutup mataku, dia malah memberdirikan dan menuntunku rebah keranjang masih dalam keadaan mataku yang tak bisa melihat.



Aku pun mengeluh saat aku dia banting ke ranjang empuk tempat dimana kami biasa tidur dan memadu kasih di setiap malam.

Aku sangat ingin menatap wajah cantik dan indah tubuhnya saat ini.

Namun Vera hanya tersenyum mendengar keluhanku tersebut dan memberikan ciuman mesranya lagi padaku.



" Nanti ya.. " jawabnya simpel kemudian terasa tegak mengolongiku.

" Julurin lidah kamu yang.. " pintanya.

Aku segera julurkan lidahku, dan bau wangi khas memeknya langsung terasa di hadapanku.

Aku baru sadar rupanya Vera ingin melakukan Face Sitting denganku.



Aku biarkan dia menggesek-gesekkan memek bersih tanpa bulunya di mulutku.

Terus kujulurkan lidahku yang mulai membelah daging tebal merah muda itu.



" Uhhh.. Enak banget yangg.. Anget lidahmu.. " desah Vera yang sudah benar-benar terangsang sekali.

Beberapa lama dia menyuruhku menegangkan lidahku, dan Vera menaik-turunkan pinggangnya persis di ujung lidah yang kukeraskan.

Yang terang saja membuat lidahku kini jadi menusuk-nusuk ke liang memeknya.



" Enak sayang?.. " tanyaku sambil membantu mengangkat pinggang langsingnya memudahkan dia melakukan aksinya.

" Banget yangg.. Aku pengen keluar.. OHH!!... " desahnya keras.

Aku coba menservis pasanganku ini sebaik yang kubisa, lidahku mulai kugerakkan ketika masuk kedalam memeknya dan kugelitiki dari dalam yang membuat Vera makin meliuk-liukkan tubuhnya tak terkendali.

Kutahan tubuhnya dengan memegangi pinggang dan toket bulatnya yang akhirnya bisa kembali kupegang setelah sejak tadi tanganku terus dia ikat.

Apa yang dia bisiki tadi benar, puting susunya sudah ereksi dan terasa kencang sekali!

Ini supaya dia tak banyak bergerak dan lidahku bisa fokus menstimulasikan orgasmenya yang aku yakin akan segera datang.



Kurang dalam satu menit kemudian, disaat aku sudah pasrah jika wajahku akan basah kuyup menjadi sasaran ledakan klimaksnya, namun tiba-tiba Vera segera menghentikan aksiku dan memundurkan dirinya lalu dia rebah menindihku dari atas.

Dia langsung mencium bibirku dengan ganas sekali, aku pun heran karena aku yakin jika dilanjutkan tadi, beberapa detik kemudian pasti dia akan muncrat-muncrat orgasme.



" Kenapa di stop yang? Kamu mau orgasme kan?.. " tanyaku di sela ciuman beringasnya.

Vera tak langsung menjawabnya, dikulumnya bibir bawahku sampai bunyi cipokannya terdengar nyaring sekali.

" Engga yang.. Masa aku orgasme di wajah ganteng kamu.. Engga ah aku gamau.. "

" Nanti aja, aku pengennya orgasme sama kontol gede kamu pas nancep di memek aku... " ucapnya mesra kemudian melahap lagi bibirku.



Ternyata Vera sengaja tak melakukannya meski dia sudah di ujung-ujung sekali tadi.

Sepertinya Vera tak mau merendahkanku dengan 'ngompol' tepat di depan wajahku, dia takut mungkin aku bisa saja tersinggung dengan itu walaupun sebenarnya tadi aku sudah pasrah sekali.

Bahkan dibalik sifat Hyper dan binalnya itu tanpa kusadari dia pun ingin menjaga harga diriku, dia tak ingin berlaku semena-mena meski tahu jika dia adalah Ratu dalam kehidupanku.

Dan ini membuatku jadi makin sayang saja dengannya.



Vera menjilati leherku, kadang dia gigit pelan dengan gemas dan jari tangannya terus bergerak menyusuri dada tegapku yang membuatku kembali kejolotan merasakan sensasi gelinya.

Terasa sekali jika Vera mulai menggila, dia susuri terus tubuh bagian atasku seperti pusar, mengecup-ngecup perut hingga dadaku.

Dia berhenti di puting setelah melihat aku sangat sensitif sekali di bagian ini.



" Yang geli.. Ugghh yangg!!.. " desahku keras saat giginya terasa kembali menggigit putingku.

Dia tak perduli, sementara mulutnya asik mencucup dan menggigiti putingku maka tangannya mulai memilin juga mencubit puting sebelahnya dengan keras.

" OMG FAKK!!.. " gelinjangku sambil meleguh dengan keras saat dia memutar putingku bak membuka kunci pintu!

Belum lagi dia mulai menggigit dan menarik-narik putingku dengan giginya!



Aku menggelepar-gelepar di atas ranjang ini!

Anehnya meski tanganku sudah tak diikat lagi namun aku sama sekali tak berani menyentuh atau menyingkirkan tubuh Vera yang tengah menyiksa puting di dadaku.



Beberapa kali kurasakan putingku rasanya nyeri dan mulai terasa kebas akibat gigitannya yang seolah memaksa putingku lepas dari tempatnya yang terus dia tarik serta dia gigit dengan gemas!



" AHHHH... " ungkap Vera puas setelah melepas gigitannya di putingku.

Sementara aku tak tahu apa yang kuracaukan saat ini, aku hanya terkejang-kejang di atas ranjang merasakan sensasi sakit yang kurasakan di putingku bahkan setelah tak lagi di gigit olehnya.

Vera tersenyum melihat reaksiku yang kelojotan akibat ulahnya, kemudian dia kembali merapatkan wajahnya ke wajahku dan menciumku mesra.



" Aku sayang banget sama kamu yangg.. "

" Uhh liat puting sebelah kiri kamu udah merah-merah bekas cupangan aku.. " celetuknya sambil mendesis dan kembali menjilati leher serta dadaku.

Aku terus memangapkan mulutku hingga membulat berbentuk O, aku keok sekali terlebih mataku yang ditutup ini membuat perlakuan yang kudapat jadi terasa berkali-kali lipat.

Mulut Vera berhenti di leherku, dijilat-jilati dan dikecupnya pelan sebuah titik di leherku yang membuat perasaanku tak enak.

Dia menahan kedua tanganku dengan tangannya, memastikan agar dua tangan itu tak akan menghentikan aksi berikut yang akan segera dia lakukan.

Dan hanya beberapa mili detik tiba-tiba aku merasakan panas dan pedih di leherku!

Rasanya seperti di suntik dan aku sadar jika Vera baru saja mencupangi leherku menggunakan giginya yang dia lakukan cepat sekali.

" Shhhh.... Veer!!... " lirihku saat merasakan panasnya menyeruak di bagian yang dia cupang barusan.

Entah apa yang merasukinya, dia bagaikan Vampir wanita yang jadi beringas dan benar-benar haus ‘darah’ sekali!

Tak diberinya aku waktu untuk bernafas dan dia segera beralih ke puting sebelah kananku.

" Veerr jangan sayang...Shhh.. " aku panik dan mulai memegang lengannya melakukan sedikit dorongan agar dia tak meneruskan aksinya.

Namun Vera sama sekali tak peduli!

Dengan dengus nafasnya yang terasa berhembus di dadaku, segera dia kulum putingku dan sejurus kemudian dia cupangi sama halnya seperti puting kiri dan leherku tadi!



" ARRRGHH VERRRR!!!!.. " erangku sekeras-kerasnya ketika kurasakan sakit luar biasa di puting sebelah kananku.

Lagi-lagi aku digerogoti sensasi yang seketika meluap keluar dari tubuhku dan terasa sekali spermaku naik dengan cepat padahal tak ada sentuhan sama sekali di bagian itu!

Inilah perasaan yang waktu itu kurasakan juga saat menonton Vera diperkosa dua kakak kelasku, kini aku jadi lebih benar-benar memahami apa yang Krisno dan Vera rasakan ketika memainkan titik imajiner manusia ini.

Tubuhku terlontar-lontar begitu panas di putingku yang baru dia kerjai menyeruak, belum hilang rasanya pedih di leher namun sudah kurasakan lagi di tempat lain.

Vera terkikik menikmati aku yang kini terkejang-kejang di bawahnya, dan aku penasaran sekali untuk melihat tubuhku yang pasti sudah merah-merah bekas cupangannya ini.

" Hihihi... Liat badan kamu udah aku tandain yang.. "

" Sekarang aku pengen maen sama kontol tegang kamu dulu ya.. " tawanya puas bak predator seks kemudian langsung mengangkangkan kakiku lebar-lebar.



Aku pasrah sepasrah-pasrahnya! Aku sama sekali tak tahu apalagi yang akan dia lakukan.

" Hahh..Hahh...Kamu mau apa Verr?.. " tanyaku kelelahan setelah dilanda perasaan mendebarkan barusan.

Dia tak menjawabnya.

Vera mengambil bantal lalu menaruhnya untuk mengganjal tubuh bagian bawahku hingga membuat kontolku kini terhunus mengacung dalam posisi yang lebih tinggi dari tubuhku.



Kemudian kurasakan kejantananku seperti tengah di jepit sesuatu yang langsung membekap kontolku.

Dan aku sadar jika Vera tengah menyelipkan kontolku ke belahan dadanya.

Seketika ringis perihku tadi hilang dan berganti dengan rasa nikmat apalagi ini adalah salah satu khayalanku dulu ketika coli.

Membayangkan kontolku membelah toket bulat gedenya itu dulu selalu membuatku muncrat-muncrat.



" Enak gak yang? Kamu paling suka ini kan?.. " ucapnya sambil menaik-turunkan toketnya mengocoki kontolku.

" En..enak banget sayang, Ahh... " lirihku memejamkan mata di balik penutup mata hitam ini.

" Kalo mau keluar bilang yah, biar aku setop.. " lanjutnya meludahi kontolku sejenak yang kubalas dengan anggukanku.



Vera melanjutkan lagi servis spesial yang tak bisa dilakukan semua cewek ini.

Kukatakan spesial karena takkan bisa dilakukan oleh cewek berpayudara tanggung apalagi yang berdada rata.

Dan ini hanya bisa dilakukan oleh cewek yang punya toket gede yang betul-betul gede!

Dengan telatennya dia menempelkan kontolku tepat di selipan dadanya yang dulu selalu dituduh disuntik silikon ini dan menggeseknya dengan penuh perasaan.

Aku bahkan sudah mau muncrat saja merasakan nikmatnya.

" Gedenya toketmu Ver.. Kenceng padat banget!.. Uggh.. " umpatku meleguh merasakan halus kulit di dada putihnya itu.



" Masa yang?.. " tanyanya senang dengan pujianku sambil tetap meremas-remas toketnya di kontolku.

" Kamu puas sama toketku berarti?.. "

" Iy.. Iya Ver puas, enak bener toket gede kamu yang.. "

" Aku beruntung banget punya cewe toket gede kayak kamu sayang.. " jawabku seadanya.

" Tapi kalo toket atau bokong aku kurang seksi buat kamu, kamu bilang aja ya.. "

" Nanti biar aku implanin silikon biar kamu tambah puas yang.. " ucapnya dengan nada polos yang membuatku kaget.



Ucapan Vera itu tidak terdengar seperti hanya sekedar ucapan menggoda saja, karena jika aku meminta aku yakin dia benar-benar akan melakukannya.

Air maniku naik dengan cepat sekali dan aku mulai kejang-kejang berusaha sekuatnya menahan ejakulasiku.

" AHHH VERR... " racauku keras apalagi jari lembutnya turut merangsang putingku yang sudah dia buat merah-merah.

Vera terus melakukan aksinya, bahkan dia menyepong lagi ujung kontolku yang sedang sensitif-sensitifnya!



" SLURRRPP.. SLUURPPP... SLURRPP.. " bunyi hisapannya dengan pipi terkempot-kempot.

Aku jadi kelabakan!

Vera malah menikmati setiap sentakan yang terjadi di tubuhku lalu menggabungkan antara kocokan di dada dan juga hisapannya bersamaan!



Aku menjerit bahkan jauh lebih keras dari sebelumnya ketika kurasakan aku akan ejakulasi merasakan nikmat paduan Titsjob, Handjob dan Blowjob nya ini sekaligus!

Saat eranganku akan lepas Vera seketika menghentikan aksinya lagi!

Dan itu pun menggagalkan ejakulasiku yang sudah di depan mata.

" Huuh... Veer...Huhh..Huuhh.. " aku menarik nafas beratku dan peluh keringat membanjiri tubuhku.

" Kenapa gak bilang ih pengen muncrat? Kan kita belom maen.. "

" Untung aku tau.. " ujarnya memanjat lagi tubuhku dan mencium bibirku.



Sambil kami berciuman kuusap memek tebalnya yang juga sudah basah sekali!

" Sayang, yuk ML.. Aku udah sange banget.. " ujarku disela ciuman mesra kami.



" Kamu udah gak kuat ya yang buat ngentotin aku?.. " tanya dia sembari mengecup bibirku.

" Iya sayang.. Kepengen banget.. "

" Pengen make badan putih seksi milik aku ini.. " ujarku sambil kuelus tubuh halusnya yang berada tepat di atasku.

" Hmmm... Tapi janji gak bakal nganggurin aku lagi?.. " bisik Vera genit yang langsung kubalas dengan anggukanku.

" Janji bakal ngentotin aku terus mulai sekarang?.. "

" Iya sayang aku janji.. Aku bakal layanin kamu terus sekarang!!.. " jawabku tak ragu sedikitpun.



Vera diam mendengarnya, dia elusi wajahku dan aku yakin dia pasti sedang tersenyum menang yang rupanya inilah yang dia mau.

Dia memang punya sejuta akal dan cara untuk membuatku menuruti apa yang dia mau.

" Iya deh boleh kalo gitu.. " kemudian diciumnya lagi bibirku dan dikulumnya lidahku ganas.



" Aku juga bakal muasin kamu kok yang kapanpun kamu mau... "

" Dan aku bakal ngelakuin apapun yang kamu pengen... "

" MUUUUAHHH!!... " ciumnya gemas kemudian beranjak dari tubuhku.



Vera mencengkram lagi kontolku, dia tegakkan dan dihunuskannya keatas, lalu dia mengambil posisi menduduki kontolku lagi!



Aku diam saja dan tak bisa melakukan apapun karena tahu dia ingin mengontrol permainan.

Vera memasukkan kontolku dengan mudah ke memek basahnya dan segera menaik-turunkan bokong semoknya pelan diatas tubuhku.



" OHHH VEER!!... " erangku saat dia dudukkan kontolku ambles masuk kedalam memeknya.

Vera pun mulai menggoyangku tanpa ampun dan aku hanya bisa pasrah sepasrah-pasrahnya diperkosa pasanganku ini!



" Yangg pokoknya kamu jangan keluar dulu ya.. Aku pengen orgasme duluan.. " ujarnya egois kemudian meliuk-liukkan tubuhnya yang telah tertancap kontolku itu.

Vera mulai merapalkan kata-kata kotor dan sepertinya dia memang benar-benar sedang mengejar orgasmenya.

Aku sendiri pun tak tahu masih bisa menahan ejakulasiku lebih lama lagi atau tidak karena goyangan Vera nikmat sekali seperti membuat plerku mau patah rasanya diputar-putarnya begini.

" AHHH YAANGG!!... " erangnya keras yang terasa jika memeknya berdenyut dan berkontraksi seperti menggigit kontolku.

Dan tak lama kemudian Vera pun mengejang aku merasa kontolku langsung dibanjiri semburan hangat lendir orgasme beningnya yang sering di anggap sebagai air pipis oleh lelaki yang tak paham tentang sistem anatomi organ intim wanita.



Vera meleguh nikmat, kami pun sama-sama terkejang-kejang dalam gejolak gairah kami.

Bedanya Vera sedang klimaks sementara aku belum dan terasa sekali jika kasur langsung basah akibat kucuran orgasme gadis hiperseksku ini.

Beberapa menit Vera mendiamkan tubuhnya sambil dia beristirahat dalam keadaan tetap satu badan denganku.

Hingga setelah dia mendapatkan tenaganya lagi dia beranjak lalu mengulum kontolku!



" Verr... Auughhh... " leguhku kemudian menjambak rambutku sendiri karena penisku sudah tak bisa dirangsang lebih dari ini.

Vera tak peduli terus disapihnya kontolku dengan lubang pipisnya sebagai sasaran jilatan dan hisapan sekuat tenaganya.



" Veer... Stop sayang... Ak..akuu... Uuggghh!!.. " aku ngilu sekali dan kesulitan berbicara saat dia mengulum kontolku penuh nafsu.



" Aku.. Pengen keluar yaaang... " erangku yang membuat Vera menghentikan lagi aksinya.

Lagi-lagi aku gagal ejakulasi, aku jadi berpikir jika dia sedang mengerjaiku yang sejak tadi terus dia buat naik-turun spermaku.

" Jangan ejakulasi dulu yang... Aku pengen orgasme yang kedua.. "

" Yah?.. " dikecupnya lagi bibirku dengan manja.

Vera kembali menduduki kontolku, tapi dengan posisi menghadapku kali ini.

" Ahhhh.... " desahku saat memeknya kembali masuk menduduki kontolku.

Dia diamkan sejenak kontolku di dalam vaginanya lalu kudengar dia kembali tertawa yang tak tahu apa yang sedang dia tertawakan itu.

Aku jadi makin yakin jika Vera benar-benar sengaja mengisengi dan sepertinya dia puas sekali melihat aku menderita seperti ini.



Kemudian tak lama Vera mulai menggoyangkan lagi badannya dan diciuminya dengan ganas aku yang berada dibawahnya.



" Peluk dan tumbuk aku sekarang yang, tapi jangan keluar dulu yah?.. " ucapnya.

Mendengar itu aku yang diam saja sejak tadi awal kali ini mengambil giliranku.

Lekas kulingkarkan tanganku ke punggungnya dan kubalas genjotannya hingga membuat selangkangan kami saling tertimpa beradu dengan keras.



" Ta..tapi Ver aku udah pengen keluar yaang... Ohhh!!!.. " lirihku tak malu untuk mengatakan jika aku sudah tak sanggup lagi.

Vera tak menggubrisnya, dia mendesah dan tampaknya fokus dengan orgasmenya sendiri yang sedang dia kejar.

Aku hanya bisa mengalah dan menahan klimaksku lalu menggebernya dengan kuat agar dia segera mencapai puncak tertinggi di kenikmatan seksualnya.



" Ugghhh.. Terus yang tahan tempo kamu kayak gini... "

" Aku.. Ughh.. Ud..udah mau sampeee... " erangnya tak beraturan dengan leguhan kuat.



Bahuku dia cengkram dengan kuat sementara bibirnya terus menempel di bibirku, terasa sekali nafas Vera sudah berat dan dia pun mengejang lalu seketika mengerem goyangannya!

Seketika itu pula aku merasa dia kembali orgasme, memeknya mengucurkan cairan yang membasahi penisku dari dalam dan rembes mengucur keluar.

" AHH.. Anjingg enaknya!!.. " umpatnya kotor kemudian mencium bibirku mesra.



" Makasih ya sayang... Kamu bikin aku orgasme dua kali.. " kecupnya mesra.

Kubalas ciumannya dan memeluknya mesra meski aku merasa tanggung karena aku pun ingin ejakulasi juga.

Tapi karena aku sudah berjanji untuk memuaskannya hari ini maka aku akan lebih banyak mengalah.



Vera melingkarkan tangannya ke leherku, lalu dia membangunkan tubuhku dari rebahan.

Kami saling berhadap-hadapan, terus kukecup bibirnya karena aku kembali ingin mengentotinya lagi dan nafsuku benar-benar telah membumbung tinggi.



" Kamu mau gaya ini ya?.. " tanyanya saat aku mulai setubuhi dia sambil memeluknya di depanku.

" Padahal tadi aku mau kamu gendong, tapi yaudah deh... " ujarnya melingkarkan lagi tangannya dan menciumku membiarkan aku menyetubuhinya dalam posisi sekarang.

Aku peluk dia dengan erat, kuelusi punggung yang luar biasa halusnya ini sambil kami saling menggenjot satu sama lain dalam posisi berhadap-hadapan penuh nafsu.



" Sayang buka penutup mata aku.. " bisikku di sela ciuman beringas kami.

" Noo... " geleng Vera pelan.

" Kenapa ga boleh? Aku pengen liat wajah cantik kamu sayang.. Pliiss " terus kurayu dia karena aku ingin sekali menengok paras bidadarinya itu.

Vera diam, tak dijawabnya dia malah kembali mengecup bibirku dan memelukku kuat sekali sembari meloncat-loncatkan badannya membuat memeknya makin terbanting-banting di selangkanganku.



Terasa sekali jika dia sedang melepaskan perasaan sayangnya padaku, aku kembali merasakan ruh kami menyatu lagi meski secara fisik kami memang tengah satu tubuh.

" Ahhh yaaang.. Aku pengen muncrat terus sama kamu... " lirihnya menjambak rambutku kuat sekali!

Bermenit-menit makin kutahan intensitas goyanganku terhadapnya, dan Vera tambah gila menjerit-jerit tak karuan.

" OOHHH YAAANGG!!.. " leguh Vera keras.

Vera sudah terbawa dalam alamnya sendiri, desah dan jeritannya begitu kencang dia lepaskan bahkan kadang dia gigit bahuku saking gemasnya dia akan kenikmatan yang tengah dia rasakan.

Lalu di menit berikutnya dia pun lagi-lagi orgasme!

Aku malah tak sadar jika dia sudah akan klimaks lagi saja sebelum dikejutkan dengan siraman banjir di memeknya yang kembali lumer tumpah ke kasur.

" Hufttt!!!!... " erangnya masih dalam pelukanku membiarkan badai orgasmenya lewat.

Vera pun terengah-engah kemudian memagut lagi bibirku sebagai ungkapan terima kasihnya atas kenikmatan yang kuberikan.



Kami berciuman mesra, aku sendiri agak kaget dengan diriku dimana aku bisa menahan ejakulasiku selama ini dalam gempuran sensasi dan rangsangan yang terus Vera berikan.

Dan akhirnya si gadis bernama Verani Julie ini membuka penutup mataku juga setelah sekian lama.

Lalu tersenyum menyambut pandanganku yang seketika itu pula menatap senyum di wajah cantiknya.



Ciuman demi ciuman terus kami lakukan yang kali ini baru benar-benar bisa kunikmati dengan menatap wajahnya.

Wajah Vera sudah merah padam dan matanya amat sayu sekali!

Tubuhnya pun mengkilat basah akibat keringat juga peluh, maklum sejak tadi dia sendiri yang terus menggoyangku dan aku lebih banyak diam saja digoyang olehnya.

" Kamu cantik banget sayang... "

" Kamu sayang aku kan?.. " tanyaku memastikan jika wajah cantik dan tubuh putih nan seksi ini benarlah milikku seorang.

Vera mengangguk dan mengecup bibirku lembut, lalu dia minta direbahkan di ranjang dan memintaku menggaulinya sepuas yang aku mau.



" Ayo yang tidurin aku, habisin aku.. Aku pasrah yang.. " lirihnya menungguku segera menyetubuhinya lagi.

Namun aku hanya diam dan terus memandangi paras eloknya yang sudah letih ini.

Vera tak sabar, dia menggoyangkan sendiri pinggulnya mempenetrasi memeknya di kontolku.



Aku meringis ngilu lagi merasakan liukan mautnya ini.

Kutarik nafasku dalam-dalam karena sama sekali tak mudah menahan ejakulasi dengan cewek seseksi dan secantik dia ini.

" Gila kamu sayang.. Kamu nakal bener.. Huuhh!!.. " dengusku keras.

Kucengkram pinggangnya, sesuai yang Vera mau segera kubantai dia diatas ranjang ini dengan tempo paling kuatku yang langsung membuat tubuh bohaynya terkejang-kejang!



" Ini yang kamu mau kan?! Memek kamu tuh gak bisa gak gatel emang??.. " aku mulai memberanikan diri meracau membacotinya.

" UUGHH... YANGG TERUUS.. AHHH... " Vera menengadah dan melengkungkan tubuh langsingnya menikmati umpatan yang keluar dari mulutku.

" Lebih kotor yang, maki-maki dan buat aku kayak pelacur kamu!! AHHH!!.. " sambungnya.

" Diem Ver!.. "

" Kan kamu emang pelacurnya aku? Iya gak?.. " bacotku terus memandangi toket bulatnya yang berguncang dengan Hot nya itu!

Wajahnya yang memerah juga tak luput dari penglihatanku.

" Iyaaa... Aku pereknya kamu... "

" Aku cuma jadi bahan pembuangan peju ka..kamu aja... Ahh... " dia menggila sendiri dan desahannya makin terdengar nyaring.



" YANGGG.... ARGHH!.. " erangnya memegangi lenganku.

Vera mencengkram lenganku kuat sekali bahkan kukunya yang panjang terasa menusuk kulitku hingga berdarah.

Namun aku tak perduli, aku terus lihati wajah sayunya yang sangat seksi itu dan menunggu dia kembali orgasme yang menurut tebakanku akan terjadi sebentar lagi.

" TAMM... TAMPAR AKU YANGG!!... " pintanya keras tapi malah makin memelaskan wajahnya yang membuatku gregetan sekali.

Jika aku menuruti nafsu setanku sudah pasti akan langsung kulakukan namun aku sama sekali tak sanggup menepuk wajah imutnya ini.

Kuelus pipinya, Vera terus melirikku berharap aku segera melakukannya dan aku hanya mengusap pipinya dengan punggung tanganku hingga akhirnya dia pun orgasme untuk yang kesekian kalinya!

" AAHH YAANGG!!.. " teriaknya dengan mata terpejam dan mulut terbuka lebar menikmati lagi klimaksnya.

Vera terdiam, desahan berisiknya berganti dengan tarikan nafas berat.

Dia buka tangannya lebar-lebar membuat gestur agar aku segera memeluknya yang segera kulakukan.



" Enak yaangg.. Hahh..Hahh... "

" Ak.. Aku sayang.. Hah..Hahh.. Sayang banget sama kamu.. " ucapnya tak stabil terus mencumbuiku penuh nafsu dalam peluhnya.



" Tumben ka..kamu kuat yang?.. "

" Minum jamu atau pa..pake obat kuat yah kamu?.. " pujinya masih tergagap memuji ketahanan seksku yang memang aku sendiri bingung juga karena tak biasanya aku sekuat ini.

" Boleh aku ngentotin kamu lagi yang? Aku pengen keluar nih.. " tanyaku padanya yang masih menarik nafas.

Vera menatapku tangannya terus mengelusi tubuh belakangku kemudian mengangguk.

" Tapi keluar dalem yah.. Supaya aku hamil.. "

Dan kembali kami berciuman yang sudah bagaikan vitamin bagi kami ini dengan sangat bernafsu satu sama lain.



Kugenjot lagi si cewek haus seks ini, Vera melilitkan kakinya ke punggungku seolah aku tak boleh lepas dari kaitan tubuhnya.

Terus kami bertukar ludah dan berbagi kemesraan dalam jiwa serta raga kami yang saling menyatu dalam keadaan kami yang sekarang.



Bagiku inilah esensi sebenarnya dari bercinta itu.

Tak hanya menyatu secara raga namun ada sentuhan perasaan di dalamnya, timbang sekedar hanya saling melampiaskan hawa nafsu sesaat dan hal itulah yang ingin kuajarkan kepada Vera.

Yang selama ini dia anggap mentah dengan beranggapan bahwa seks ya seks, sekedar kesenangan yang bisa asal-asalan dia cari dengan sembarang lelaki.

Namun seiring berjalannya waktu aku yakin perlahan-lahan dia mulai menyadari ini.

Meski aku akui bahwa secara permainan aku mungkin tak terlalu memuaskannya, aku tak bisa bermain ganas dan kasar seperti yang dia inginkan tapi setidaknya dia menyadari sesuatu yang lain ketika melakukan seks denganku.

" Verr aku udah diujung-ujung ini.. " ujarku mempercepat tempoku dalam peluknya.

" Baa.. bareng ya yang... Ak..aku juga mau orgasme lagi.. " balasnya makin memelukku erat dan membiarkanku menggebernya dengan cepat.



Kali ini aku benar-benar akan meledakkan puncak kenikmatanku tanpa mau di potong lagi, dan Vera pun juga sudah tak sabar untuk segera klimaks bareng denganku.

" Ja..Jangan lupa keluarin di dalem yah.. " bisik Vera mengingatkanku.

Dia jilati lubang kupingku dan mengemut daun telingaku tetap berusaha memberikan bantuan rangsangan meski dia sendiri sudah lemas tanpa daya lagi.



" Udaah yang?.. " kutatap wajahnya sambil kubertanya apakah dia sudah mau orgasme atau belum.

" Dii..dikit lagii yaangg.. " erangnya membalas tatapan mataku dan kukecup dia mesra.

Kucoba bertahan sebentar agar aku bisa klimaks bareng dengan cewek seksiku ini sambil terus kukunci genjotan tempo tertinggiku padanya.

Dan saat kurasakan kontraksi di memeknya Vera segera meleguh dan mengangguk memberikan isyarat kepadaku agar segera ejakulasi.

" OOHHH VEEER AKU KELUAAR YAANGG!!... " teriakku keras kemudian menyuntikkan semua air mani yang aku punya kedalam tubuhnya!



Vera terkejang-kejang, tubuhnya gemetar dan aku pun merasakan kenikmatan yang luar biasa juga.

Kami terdiam, aku mencium tengkuk di leher jenjangnya sambil terus menyemprotkan spermaku di dalam vaginanya.

Bersamaan denganku, tadi persis di momen yang sama Vera pun orgasme!

Terasa sekali sesaat memeknya seperti menggigit kontolku yang kemudian diteruskan dengan semburan klimaksnya dari dalam.

Sekitar dua menit kami tak saling bicara hanya saling berpelukan mengatur nafas kami yang sudah terasa berat sekali terutama Vera, karena dia sudah berkali-kali orgasme.

" Ma.. Makaasih ya sayang.. " bisiknya di kupingku dengan suara pelan.

Kutatap wajah cantiknya yang terlihat makin terlihat lebih cantik jika dia sudah lelah seperti ini.

" Kok bilang makasih? Kan emang kewajiban aku buat bikin kamu puas yang.. " jawabku yang membuatnya tersenyum.



Kami berciuman dengan mesra lagi, aku merasa penisku bahkan masih menyemprotkan spermaku dalam porsi kecil.

Aku masih ingin ngeseks dengannya, entah kenapa birahiku jadi tinggi sekali malam ini.

Kuemut puting susu Vera yang amat tegang dan juga sudah begitu kerasnya.

Sambil menunggunya Recovery kusapih dengan penuh nafsu dan membuat Vera memejamkan matanya lagi menikmati hisapanku di puting susu pinknya.



" Yaang kok gak ada air susunya sih?.. " racauku disela hisapan di puting yang ada di toket putihnya ini.

" Ahh.. Ya ga..gak ada lah yang.. " Vera agak tersenyum mendengar pertanyaanku itu.

" Kok gak ada?.. " sambungku butuh jawaban kongkret.

" Ka..kamu tuh lucu deh.. Kan aku belum hamil yang.. " jawabnya masih agak mengas menatapku sambil ketawa.

" Hmmm.. Terus entar kalo mau nyusuin anak kita gimana dong yang?.. " kembali aku dengan polosnya melemparkan pertanyaan.

Vera terdiam, sesaat dia mendesis lalu wajahnya berubah dan matanya jadi tambah redup mendengar ucapanku barusan.

Kemudian dipeganginya wajahku dan senyum manisnya pun keluar tak bisa dia sembunyikan mendengar betapa anehnya pertanyaanku itu.



" Ya kamu mesti hamilin aku dulu biar ada susunya yang.. " tatapnya gemas kemudian mencium bibirku.

" Emang gitu?.. " aku menatapnya polos.

" Berarti nanti kalo udah ada susunya aku boleh ngerasain ASI kamu?.. " kembali kuelus wajah super cantiknya ini.

Vera masih dengan senyumnya lalu mengangguk.

" Kamu perah pun boleh kok.. "

" Makanya cepet-cepet hamilin aku nda.. " ujarnya kemudian menatapku dengan wajah serius.

Kami terdiam beberapa saat.

Aku pandangi mata biru yang menatapku dengan penuh harapan ini, aku hanya tersenyum lalu kucium keningnya.

Vera menempelkan jarinya ke bibirku dan tubuhnya jadi mulai terhentak-hentak sendiri.



Aku juga merasakan sensasi yang aneh dari obrolan kami ini.

Seketika bara libidoku panas lagi terlebih menatap mata cantik amat sendu yang kini benar-benar dengan pasrahnya berada dibawahku.

Dan bagaikan setan yang merasuk, kami berdua pun kembali berpagutan dengan ganas sekali!



Vera mencengkram punggungku dengan kukunya sementara tangannya yang sebelah lagi memegangi pipiku tak mau melepaskan ciuman penuh nafsu kami sekarang.

Kubangkitkan Vera lalu kutopang tubuhnya yang lunglai itu dan kami kembali berciuman dalam posisi berhadap-hadapan, dalam keadaan kontolku masih di menancap di memeknya.

Tak ada yang mau mengalah diantara kami, baik kontolku yang tetap menengang dan tak mengecil 1 inci pun, begitu pula Vera dengan memeknya yang terasa makin basah pertanda dia ingin ronde dua denganku.



Kami saling memejamkan mata menikmati ciuman bibir yang membuat jiwa kami saling menyatu.

Tak perlu ada kata-kata untuk mengungkapkan betapa kami saling 'sakau' satu sama lainnya saat ini.



" Yangg.. " lirih Vera pelan.

Tak langsung kujawab karena aku tak mau melepaskan kecupan dibibirku padanya.

Setelah puas membalas kecupan di bibirnya baru kupandangi matanya untuk mendengar apa yang gadisku mau saat ini.

Tapi wajahnya berubah drastis, matanya makin redup dan mukanya terlihat tambah merah dari yang sebelumnya.

" Gigit bibir aku sampe bedarah yang, terus kamu jilatin darahnya.. " pintanya padaku.

Aku kaget mendengarnya, kupandangi mata sayupnya lebih dalam dan aku langsung tahu jika ini adalah sorot mata yang biasa dia buat jika sudah mulai 'kumat'.

Kucoba tak kuhiraukan dengan kembali menciumnya.

" Shhhh!!... " desisnya menatapku binal.

Sementara tangannya menjambak kulit punggungku dengan kuat sekali yang menandakan dia benar-benar tengah terangsang beratnya sekarang hingga membuat sisi gilanya merangsek keluar.

" Kalo engga tabok aku sampe pecah bibir.. Terus seka darahnya sama lidah kamu yang... " ucap Vera mulai ngawur.

Aku tatap lagi dia dan aku menggeleng, Vera memanyunkan bibirnya langsung bete karena kemauannya yang seperti ini tak pernah kuturuti.

Mungkin selama denganku hanya satu kali saja kuturuti permainan kasarnya yang sebenarnya saat itu pun aku sedang menghukumnya karena dia begitu liarnya di tempat dugem hingga hampir dijebak orang.

Dan dari sanalah aku menyadari sisi Masochist Vera untuk pertama kalinya.

Tapi sekarang aku tahu jika dia mempelajari itu dari film-film porno yang sering dia tonton.

" Ver, FetLife yang tadi siang kamu bilang itu apa?.. " aku pura-pura tidak tahu dan menguji apakah dia berani jujur padaku atau tidak.

Bola matanya langsung menunduk pertanda dia tak menyangka aku akan bertanya seperti ini.

Terus kutunggu hingga dia menjawabnya.

" Ngg... Itu forum bokep yang.. " jawabnya gugup dengan wajah tertunduk.

" Wah? Kamu join forum dewasa? Bokep kayak gimana yang?.. " aku peluk dia supaya dia tak merasa tertekan dan menceritakannya padaku.

Lagi-lagi Vera kembali diam untuk menjawabnya.

" Iyaa, bokep yang.. Bokep biasa.. " kata dia memandangi mataku sebentar sebelum kembali menunduk menghindarinya.

Vera adalah pembohong yang buruk, bahkan jika aku belum tahu mengenai situs itu pun aku akan tahu jika dia tengah berbohong padaku.

Sifatnya yang lugu dan polos itu tentu tak cocok untuk dipakai berbohong.

Karenanya sejak dulu Vera lebih memilih menghindar dan tak menjawab pertanyaan yang tak bisa dia jawab ketimbang harus berbohong.

" Bukan situs BDSM?.. " aku langsung To the Point supaya dia tak bisa berkilah.

Vera melihatku dengan kaget, dia tak menyangka mungkin aku mengetahuinya.

Dan setelah kutunggu jawabannya, akhirnya Vera pun mengangguk dengan tertunduk.

Aku elus wajahnya dan kusingkirkan rambut yang menutupi wajah cantiknya yang tengah memerah ini.

" Ya gpp sayang, kok nunduk gitu.. Ga ada yang salah kok kalo kamu suka BDSM.. " ujarku berusaha memahaminya dari hati ke hati.

Vera melirikku lagi, dia peluk aku yang sepertinya dia sendiri sadar jika fantasinya itu tak umum hingga dia canggung untuk mengakuinya bahkan denganku.

" Buat variasi aja kok, biar gak bosen sayang.. " jawabnya dengan polos.

" Iyah aku tau kok.. Tapi jangan sering-sering ya nontonnya.. " senyumku kemudian mencium pinggiran bibirnya yang manyun itu.

Dia diam, nampaknya ada yang ingin dia utarakan.

" Kenapa Ver? Mau bilang apa kamu sayangku?.. "

Sebisaku aku mencoba memberikan kenyamanan dan berakting senormal mungkin, karena sejujurnya saat Vera berada di Singapura aku sempat berkonsultasi dengan psikiater menceritakan tentang gejala yang Vera alami.

Aku diberi tips agar aku tak boleh mengekang dan tak boleh membuatnya merasa terasingkan, apalagi sampai men-Judge jika apa yang dia sukai itu salah.

Yang jelas sebisa mungkin aku tak boleh sampai beranggapan jika dia itu Freak, menyimpang atau aneh, karena jika sudah begitu maka dia akan merasa tak nyaman dan takkan mau berbicara terbuka denganku.

Begitulah pendekatan yang harus kuambil seperti saran psikiater tersebut.

" Aku pengen yang.. " ujar Vera padaku dengan wajah imutnya masih menunduk.

" Mau apa Veraa?.. " tanyaku mengangkat dagunya.

Dia menatapku, kali ini dia tak menghindari lagi dan tampak seperti sedang membaca isi hatiku melalui pandangan.

" Pengen kamu kasarin yangg.. "

" Aku mau kamu pukul atau cambuk sambil ngentotin aku.. "

" Aku suka kok kalo wajah aku kamu tampar atau kamu ludahin yang.. " ujarnya mengungkapkan fantasi terdalamnya setelah tadi sempat ragu mengungkapkannya yang sebenarnya sudah lama kuketahui.

Aku menghela nafasku, Vera benar-benar tak sadar jika dia sedang ‘sakit’.

Kupegang pipinya dengan telapak tanganku lalu kutatap dia dengan wajah serius.

" Jangan sayang.. Aku gak bakal nyakitin kamu, mana pula aku mau mukul kamu.. "

" Aku sayang banget sama kamu Ver dan kamu juga harus sayang sama diri kamu sendiri.. Ya?.. " aku melakukan pendekatan hati ke hati dengannya.

" Kita ML yang kayak tadi seru-seru aja kan?.. "

Sementara kurasakan memek Vera berkontraksi karena kami masih setubuh.

Vera memasang wajah ngambeknya lagi, dia memukul tanganku dan memanyunkan bibirnya tak menerima jawabanku.

" Kamu tuh gitu terus.. Egois gak pernah mau nurutin apa mau aku.. "

" Main lilin gak boleh! Main cambuk gak boleh! Cupangin aku aja gak mau lagi.. "

" Kuno tau gak!.. "

" Nanti aja kalo aku seneng-seneng sama cowo laen kamu ngomel-ngomel.. " umpatnya malah merajuk sambil mengungkit keinginannya yang dulu selalu kutolak.

" Astaga... " ujarku dalam hati.

Susah sekali memberikan pengertian ke dia ini, aku jadi serba salah menghadapi sifatnya yang kekanak-kanakan dan begitu manjanya.

" Engga sayang.. Sini-sini.. " kupeluk dia dan kuelus rambut panjangnya yang tergerai hingga menyentuh pantat atasnya.

" Bukan aku gak mau sayang, aku gak tega liat kamu kesakitan.. " dengan lembut kujelaskan alasanku padanya.

" Tapi aku suka! Justru aku nikmatin rasa sakitnya itu yang.. "

" Kamu bilang kewajiban kamu buat muasin aku.. Omong doang deh!.. "

" Kamu cuekin aja ekspresi sakit aku dan fokus entotin aku sepuas kamu.. "

Aku menghela nafasku lagi.

Inilah kelemahanku, aku tak bisa bilang tidak padanya.

Aku merasa sulit sekali untuk bisa tegas dengan membentak atau memarahinya menggunakan nada tinggi seperti laki-laki lain dalam mendidik pasangan mereka, yang sebenarnya itu amat diperlukan dalam sebuah hubungan.

" Yadah, kamu mau gimana?.. " aku kembali menatapnya yang masih merajuk ini.

" Janji nurutin?.. Kan ini masih malemnya aku kayak janji kamu tadi siang.. " dia ingat betul dengan janjiku bahkan sampai sekarang.

" Tapi aku gak mau Ver kalo kasar-kasar banget yang.. "

" Terserah kamu mau ngambek apa engga sama aku, yang jelas aku gak sanggup mukul atau nabok kamu!.. " ujarku serius membelai wajah cantiknya.

Dia memanyunkan bibirnya kecewa tapi aku tak peduli karena aku benar-benar tak bisa melakukannya.

" Yaudah deh tapi entotin sambil diiket-iket boleh? Di Darkroom.. " dia menciumku dan wajahnya jadi ceria lagi dan balik manja seperti biasa.



Aku jadi lega, untunglah kumatnya sedang tidak begitu parah dan dia mau mengerti tanpa meminta aneh-aneh seperti tadi lagi yang ketika mendengarnya membuat jantungku mau copot rasanya.

" Hmmm.. Boleh gak yaa?.. " aku candai dia sebentar yang membuat wajah cantiknya jadi bete lagi.

" Tuhh kaann... Malees ahh!!.. " dia merengut dan akan marah namun segera aku tertawa mengiyakan keinginannya tadi.

" Yuk.. Aku sayang kamu deh.. " katanya bersemangat dan kembali mencium bibirku.

" Iya-iya ayuk... "

" Tapi kamu gak capek yang?.. " tanyaku karena melihatnya sudah begini lemasnya.

" Capek, tapi enak.. Lagian kan kamu yang entar nyervis aku.. "

" Aku tinggal dapet enaknya aja.. Wekk! " jawab dia sambil memeletkan lidahnya mencibilku.

" Hahaha dasar deh.. "

" Oh iya sayang.. " kataku ingin menanyakannya satu hal sebelum menggendong membawa dia ke Darkroom.

" Kenalan kamu si Jennet-Jennet itu siapa?.. " aku masih penasaran dengan yang satu ini.

" Ya kenalan aku di forum itu, kebetulan dia orang Indo cuma tinggal di Los Angeles, jadi aja dia bilang nanti kalau sempet mampir ke LA.. " Vera menjelaskan padaku.

" Boleh kan sayang nanti pas disana kita ketemu dia?.. " tanyanya lagi padaku dengan lugu.

" Boleh kok.. " aku mengangguk dan tersenyum padanya.

" Yeyyy.. " riang si cewek bertoket gede ini senang sekali sepertinya kemudian menciumku habis-habisan.

" Yaudah tunggu bentar ya aku pengen pipis dulu.. " aku menidurkan tubuh lunglai Vera ke ranjang.

Kucabut kontolku yang sejak tadi masih tertanam di memeknya yang masih belum mau mengecil saking nafsunya aku malam ini dengannya.

Sambil berjalan kulihat dari memek Vera langsung lumer spermaku yang amat banyak dan kental.

Melihat memeknya berkubang spermaku sendiri begini, selalu membuat aku bangga karena telah berhasil membenihi wanita secantik dirinya.







..............................

Di Darkroom aku pun langsung mengikat-ikat Vera dan mengentotinya dalam berbagai posisi.

Kali ini terbalik Vera yang terima beres dan membiarkan aku yang menghajar dia sepuasnya, karena dia sendiri sudah lemas sekali.

Untungnya Vera tak meminta yang terlalu macam-macam, dia hanya minta Full di anal sambil aku jeplak-jeplak bokong montoknya itu sampai merah.

Meski tetap saja dia meracau kotor dengan memintaku memukul wajah atau mencekik lehernya yang tentu saja tak kulayani.

Kurang lebih 2 jam kami bermain Soft Bondage di dalam sana dan sebagai penutup Vera meminta aku memejui dia tepat di matanya!





Awalnya aku enggan menurutinya namun melihatnya yang langsung mengambil posisi sambil membuka matanya lebar-lebar tepat di depan kontolku maka aku yang sudah kebelet ejakulasi itu pun melakukannya.

Dan Vera sampai orgasme menikmati sperma hangatku yang tergenang di bola mata birunya itu.

Setelahnya barulah aku gendong tubuh lemas gadisku ini lalu membawanya ke kamar, setibanya di ranjang kami langsung sama-sama tidur dalam rasa lelah dan puas.

Kemudian bersiap menyambut hari esok yang akan kami isi dengan kesibukan persiapan liburan musim dingin kami berdua, ke Amerika.

..............................

9 comments:

  1. Terima kasih telah mengizinkan saya untuk berkomentar di sini.
    ARTIKEL ANDA SANGAT BAGUS !!
    WhatsApp: 081396610615
    LiveChat: https://direct.lc.chat/6737601/

    Cara Bermain Perang Baccarat di ERAQQ
    Situs Judi Online Terbaik
    Situs Judi Online Terpercaya ERAQQ
    Daftar Situs Judi Online ERAQQ
    Login Situs Judi Online ERAQQ
    LiveChat ERAQQ
    Download Aplikasi ERAQQ
    Poker Online
    Domino99

    Poker
    Bandar Poker
    Domino99
    Bandar Q
    Bandar 66
    Sakong
    Capsa Susun
    Perang Baccarat

    Domino qiu qiu
    QQ Poker
    Poker QQ
    Judi Domino
    QQ Online Terpercaya
    Situs Judi QQ Online Terpercaya

    ReplyDelete
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete
  3. ituBola - Bandar Bola | Casino Online | Baccarat | Dragon Tiger | Roulette | Sicbo | BlackJack

    Agen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
    Menyediakan berbagai macam permainan Judi Bola & Casino Online Terlengkap.

    BONUS SPORTSBOOK ONLINE

    Komisi Rollingan 0.25% Grade A
    Pasaran Harga ODDS Terbaik, Duit Kei Tidak Mahal

    BONUS CASINO ONLINE

    Komisi Rollingan 0,8% ( Baccarat )
    Komisi Rollingan 0,6% ( SICBO )
    Komisi Rollingan 0,6% ( ROULLETE )
    Komisi Rollingan 0,5% ( DRAGON TIGER )

    NB : Komisi Rollingan Akan Secara Otomatis Masuk Ke dalam User.

    => Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
    => Bonus 1% Rollingan Live Casino
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
    => Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY

    * Pusat Bantuan ituBola

    LINE : itubola757
    WECHAT : itubolanet
    WHATSAPP : +85517696120

    Access Restricted
    www. SINIDONG .com

    @ituBolaCS | Linktree
    http://bit.ly/ALLLINK

    #judi #judibola #judicasino #judidadu #judisicbo #judibaccarat #judiroulette #agenbola #agenjudi #agencasino #bola #bandarbola #bolaterpercaya #situsjudi #situsjuditerpercaya

    ReplyDelete
  4. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    ReplyDelete
  5. ituBola - Agent Euro2020 | Bandar Bola | Casino Online | Baccarat | Dragon Tiger | Roulette | Sicbo | BlackJack

    Agen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
    Menyediakan berbagai macam permainan Judi Bola & Casino Online Terlengkap.

    BONUS SPORTSBOOK ONLINE

    Komisi Rollingan 0.25% Grade A
    Pasaran Harga ODDS Terbaik, Duit Kei Tidak Mahal

    BONUS CASINO ONLINE

    Komisi Rollingan 0,8% ( Baccarat )
    Komisi Rollingan 0,6% ( SICBO )
    Komisi Rollingan 0,6% ( ROULLETE )
    Komisi Rollingan 0,5% ( DRAGON TIGER )

    NB : Komisi Rollingan Akan Secara Otomatis Masuk Ke dalam User.

    => Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
    => Bonus 1% Rollingan Live Casino
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
    => Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY

    Pusat Bantuan ituBola:

    LINE : itubola757
    TELEGRAM : +85517696120 / @ItuBola
    WECHAT : itubolanet
    WHATSAPP : +85517696120

    Link Alternatif :
    www. SINIDONG .com

    @ituBolaCS | Linktree
    http://bit.ly/ALLLINK

    ReplyDelete
  6. Mantap kakkk karya nya !, plis bikin nanda tetap setia sama vera :(

    ReplyDelete
  7. Keluarga anda ada yang sakit (Stroke, Kanker, Kencing Manis/ Diabetes Mellitus, dll) atau JOMPO / LANSIA dan membutuhkan Tenaga Perawat atau Asisten Perawat untuk merawat keluarga anda di rumah? Gemilang Husada siap menjadi mitra anda untuk menyediakan Jasa Tenaga Asisten Perawat dan Perawat Homecare dengan biaya "TERJANGKAU" dan pelayanan yang "PRIMA", kami siap melayani anda dengan jaringan yang kami miliki, Pelayanan kami meliputi beberapa daerah di Seluruh Indonesia antara lain : Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, D.I Yogyakarta, DKI Jakarta (JABODETABEK) dan Bandung Segera hubungi kami "Gemilang Husada" Pusat Pelatihan dan Penyedia Tenaga Perawat dan Asisten Perawat Homecare. HP: 082113487322 atau 085878400001 WA

    ReplyDelete
  8. Badan kita harus banyak gerak supaya sehat

    jangan lupa mampir kesini Berita terupdate dan terpercaya

    https://media.iyaa.com/

    iyaa adalah portal berita pada era digital jangan lupa kunjungi

    ReplyDelete
  9. Kami dari Palmea Indonesia ingin menawarkan produk Liquid Palm Sugar atau Gula Aren Cair.
    Dapat digunakan sebagai bahan campuran makanan dan minuman kekinian.
    Sangat aman untuk penderita Diabetes.
    Tersedia dalam kemasan
    250ml 20K
    500ml 35K
    1000ml 60K (kemasan Jerigen)
    1000ml 65K (kemasa Botol)
    Harga yang kami tawarkan sangat kompetitif dengan kualitas terbaik.
    Jika berminat hubungi kami ☺️
    admin 1 089615102475
    admin 2 083851234811
    palmeaindonesia@gmail.com
    Ig : palmeaindonesia

    ReplyDelete