Thursday, July 16, 2020

CHAPTER 24 : CEWEK RENTAL

Note : Demi kenyamanan membaca disarankan setelah masuk ke cerita ditunggu sejenak beberapa menit agar seluruh Gifnya terloading dengan sempurna sesuai kecepatan internet masing-masing ataupun Blogger itu sendiri.

Dan diharapkan tidak buru-buru komplain ke Email penulis dan mengatakan jika ilustrasinya macet atau tidak keluar karena masalah loading Gif berada diluar kendali penulis. 


Ilustrasi disajikan hanya sebagai pendukung untuk menggambarkan sketsa cerita pada suatu adegan yang sedang berjalan, bukan menjadi fokus utama dalam serial.


Atas perhatiannya diucapkan terimakasih dan selamat membaca :)






..............................


" Ummm... Mppphh.. Montok banget sih dada kamu sayang.. "


Mataku terpejam saat merasakan hisapan ini yang seakan ingin melepas puting susuku dari tempatnya.


Niko terus mencucup puting susuku dan menyapih rakus pentil panjang yang ada di toket bulat montokku ini.




" Ahhh.. Kalo kamu jadi istriku gak bakal aku kasih keluar rumah kamu cantik... " celetuk dia disela permainan mulutnya.


" Oohhh... " aku melirih keenakan karena dia menghisap putingku seperti orang kehausan seakan-akan berharap akan ada sesuatu yang bisa dia minum dari sana.


Setelah puas menghisap putingku dia meremasnya sebentar dan menatapku yang sudah begitu terangsangnya sekarang untuk segera dia setubuhi lagi.




" Gila bener cantiknya kamu dek... Muka sama badan kamu nafsuin banget sayang... "


Dia tarik daguku lalu kami berciuman selama beberapa saat sebelum kemudian dia merebahkan dirinya dan memintaku menggoyangnya dari atas.


Dengan wajah memelasku yang tengah dirundung libido berat ini langsung kupanjat tubuhnya dan mulai memposisikan memekku tepat di atas kontolnya yang sudah terhunus tegak.




Sama seperti tadi, Niko kembali mendesah keenakan ketika tubuh kami terhubung, dia memejamkan mata dan merem-melek saat kumulai goyanganku.


Aku menatapnya yang meracau tak karuan dengan pandangan mematikanku.


" Terus dek.. Uhh.. Goyanganmu enak banget sayang.. " racaunya sembari menatap dadaku yang juga ikut bergoyang-goyang seirama gerak tubuhku.




Niko terdiam terpaku melihatku yang tengah mengontrol penuh intensitas permainan, pandangannya tampak hanya fokus ke toketku yang dalam posisi ini benar-benar membusung amat menggiurkan.


" Enak kak?.. "


Kupancing dia agar bersuara karena dia betul-betul terhipnotis dengan bentuk tubuhku yang seksi ini.


" Enaak banget sayang... Ahhh gila-gila... " ungkap dia menggeleng-geleng lalu beralih menatap wajahku.





Aku menunduk saja, meski sudah kenyang dengan pujian tapi setiap mendengarnya aku selalu tersipu sendiri.

Kudekatkan dadaku lalu kusibak rambut panjangku agar tengkuk jenjang yang sangat diincar cowok-cowok untuk dicupangi ini terlihat.


Niko semakin menjadi-jadi mendengus nikmat yang tak hanya dia dapat dari goyangan tapi juga dari ekspresi dan suara desahan lembutku yang menjadikan atmosfer perzinahan kami ini jadi tambah intim.


" Em..emut puting Vera lagi kak.. Ahh.." pintaku mesra dalam desahan lalu mendekatkan payudara montokku dengan sepasang putingnya yang sudah tegang itu ke wajahnya.




Niko langsung melakukannya, mulutnya seketika menyambar puting kiriku dan mencucupnya gemas yang membuatku mendongah merasakan nikmat luar biasa yang terasa hingga ke ubun-ubun!


Aku mendesah makin jadi, stimulasi yang terjadi di dua organ paling sensitif di tubuhku melambungkan aku lebih dekat menuju klimaksku.


Terus kusemangati dia agar makin keras menghujam memekku dengan kontolnya sementara kubiarkan dia terus menyapih putingku, bahkan jika dia hisap sampai bengkak pun aku akan tetap membiarkannya.


Tak lama terbuai dalam romansa kenikmatan yang kurasakan aku pun meleguh lalu mendapatkan orgasmeku, memekku berkontraksi hebat dan makin meremas-remas kontol tak dikhitannya yang masih berada di dalam mencari puncak surga dunianya sendiri.


Hingga tidak jauh dari itu Niko akhirnya mendapatkan juga dahaga seksualnya dan menyiramkan benihnya ke rahimku masih dalam posisi sama yang kuterima sambil menggigit bibirku sendiri dalam nikmat.


Aku menikmati semprotan kuat air maninya di dalam memekku, ini sudah ronde keempat kami di pagi hari ini tapi dia masih punya semprotan yang kuat bahkan dalam posisi kontolnya mengacung dari bawah. Kupejamkan mata merasakan hangat spermanya yang terasa mulai mengalir turun tak kuasa melawan hukum fisika dari teori gravitasi.


Penuh penghayatan dia meleguh yang menjadi tanda akhir dari ejakulasinya, Niko mencucup lagi putingku beberapa kali sebelum kemudian dia baringkan aku.




Niko dengan terengah-engah mencabut kontolnya dan ikut rebah menindihku, dia menatap wajahku dari jarak dekat sambil merapikan rambut yang menutupi wajahku dengan mesra juga tangannya kembali meremas-remas toketku, dari wajahnya dia terlihat amat puas.


" Enak bener dek.. Hahh..Hahhhh... Cewek cantik dada gede kayak kamu emang bikin cowok mana aja gak bisa lama-lama... Hahh... " racau dia dengan terengah-engah.


Aku diam saja, kutatap dia dengan mata sayuku dan sesekali kuelus-elus wajahnya yang sudah berpeluh keringat ini, terlihat sekali jika dia amat puas dengan servisku.


" Sumpah dek sayang banget kamu milih jadi pelacur kayak gini.. "


" Gimana kamu udah berubah pikiran?.. " tatapnya padaku sambil mengelus pipiku kembali melayangkan tawarannya.


Tapi aku hanya tersenyum tanpa berkata-kata.


" Hmmm... Yaudah deh, kalo gitu kamu mandi gih sekarang.. "


" Nanti agak siangan ikut kk ya ketemu sama tamu-tamu kk... " lanjut Niko mesra sembari merapikan helai rambutku yang menutupi wajah.


" Iya kak terserah kk, Vera ikut aja.. " anggukku sayu.


Niko tersenyum kemudian mencium bibirku penuh kasih yang kubalas pasrah dalam pejaman mata.




Dan dia menarik keluar kontolnya dari memekku setelah membiarkannya mengendap selama beberapa saat pasca ejakulasinya tadi.


Sperma hasil hubungan badan kami pun sekejap lumer mengucur keluar dari memek tebalku.




" Ahh dek... "


Tak lupa Niko berkomentar melihat pemandangan yang amat membanggakan itu untuknya karena bisa membenihi wanita secantik diriku meski wanita cantik tersebut berstatus sebagai seorang pelacur.






..............................


Sudah mau empat bulan aku menjadi seorang PSK.


Aku benar-benar membuang harga diri bersama pendirianku demi membantu Dimas keluar dari masalahnya. Kulakukan semua yang bisa kulakukan agar dia terbebas dari segala hal yang menjerat pikirannya.


Sebenarnya dalam 3 bulan kebelakang banyak hal terjadi dan aku bingung harus memulai menceritakannya dari mana karena begitu banyaknya masalah untuk kami.


Mulai dari keributan besarku dengan Nova, mundurnya aku dari manajemen modelingku hingga Dimas yang harus berpindah-pindah tempat tinggal karena sudah menjadi T.O alias target operasi dari BNN. Belum lagi desakan rentenir yang terus menagih hutangnya ke Dimas.


Melihat situasinya yang semakin hari semakin memburuk aku langsung mengambil keputusan dengan mengundurkan diri dari labelku. Kuputuskan serius ingin sepenuhnya membantu Dimas keluar dari belit masalahnya dan aku segera menemui Xena untuk mengatakan pada manajerku itu bahwa aku ingin rehat dari dunia permodelan.


Dia sangat kaget dengan keputusanku sekaligus amat menyayangkannya, dia sempat memintaku untuk mempertimbangkannya lagi berhubung aku memang termasuk anak didik kesayangannya, dia pun juga sudah kuanggap seperti ciciku sendiri tapi tetap aku mantap dengan sikapku karena ada hal lain yang harus kulakukan.


Dengan berat hati dia akhirnya terpaksa menandatangani surat pengunduran diriku dan resmi membatalkan kontrakku yang sedianya masih bersisa 3 tahun.


Tentu saja aku tak bilang bahwa alasanku mundur sebenarnya adalah demi melacur dikarenakan ketika itu kami benar-benar butuh uang cepat. Aku lakukan semua ini atas kesadaranku sendiri tanpa paksaan sama sekali dari siapapun dan aku sesungguhnya tulus melakukan pekerjaan 'kotor' ini demi Dimas.


Jujur, aku sangat kaget mendengar nominal hutangnya yang bisa mencapai sebanyak itu, bahkan tabunganku hanya mampu menutup 1/3 nya saja dan jumlah tersebut semakin hari kian bertambah karena Dimas berurusan langsung dengan banyak lintah darat kelas kakap.


Memang benar apa yang orang bilang, jangan pernah berurusan dengan lintah darat itu terbukti. Pria yang amat kusayang ini benar-benar mereka buat merana hingga dia harus tunggang-langgang tak menentu.


Dimas 'terbang' kesana-kemari untuk menghindari kejaran Debt Collector itu dan orang-orang BNN pun juga sudah mulai mengawasi gerak-geriknya.


Kadang pagi dia ada di Tangerang, sorenya dia akan pindah ke Serang lalu malamnya kembali ke Jakarta seperti itulah hidup yang mesti dia lakukan setiap harinya dan itu amat membuatku sedih melihat dia benar-benar tak tenang dengan hidupnya sendiri.

Sebenarnya aku ingin ikut tinggal bersama kemanapun pelariannya namun dia selalu melarangku. Dia bilang tak mau mencelakaiku jika seandainya tiba-tiba kami digrebek, karena bisa saja orang-orang itu akan menjadikanku sebagai sandera mereka untuk memancing Dimas keluar dan dia tak ingin itu kejadian, untuk itulah dia rela terus berpindah-pindah tempat tinggal agar pergerakannya sulit dibaca sebagai langkah antisipasi hingga setidaknya sampai semua hutang tersebut lunas sepenuhnya.


Seakan tak cukup, disaat aku sedang fokus-fokusnya melunasi hutang Dimas dan nyambi sebagai wanita panggilan ujian berikutnya pun datang menerpa. 


Hubunganku dengan Dimas ketahuan, Nova datang melabrakku lalu kami bertengkar hebat. 


Akan sangat sulit untuk menceritakannya tapi yang jelas ketika keributan besar tersebut terjadi aku tak hanya defensif, justru dikesempatan itu aku mengeluarkan semua unek-unekku kepada Nova! Mulai dari gaya hidupnya yang telah membuat Dimas jadi seperti ini, dan juga sifat pamernya yang menjerumuskan Dimas ke jurang hitam demi memenuhi tuntutan tak terbatasnya itu. 

Dimas hanya diam tak mengeluarkan sepatah katapun di malam horor itu, entah kenapa saat itu justru aku yang benar-benar ingin melindungi Dimas dan sangat pasang badan deminya.

Entahlah, aku merasa kali ini tak mau kehilangan lagi setelah merasakan kenangan pahit atas kehilanganku dulu, hingga naluriku menggerakkan aku untuk melakukannya begitu saja tak peduli itu Nova sahabat baikku sendiri.

Aku tahu sejak awal apa yang kulakukan dengan Dimas tidaklah benar, tapi juga tidak salah. Aku hanya merasa aku jauh lebih baik daripada Nova ketimbang Dimas harus bersamanya lagi.

Kini, setelah semuanya berlalu akhirnya Dimas benar-benar telah menjadi milikku seorang! Meskipun sekarang aku sudah dimusuhi dan kehilangan sahabat-sahabat baikku atas kejadian itu tapi aku tak peduli, aku tetap memilih mempertahankan hubunganku dengan Dimas apapun resikonya. 

Dan seperti apa yang kupercayai juga seiring berjalannya waktu, satu persatu masalah kami pun terselesaikan. Sekarang Dimas sudah menemukan ketenangannya lagi bersamaku buah upaya sekaligus kerja keras yang kulakukan.

Ya, semua permasalahan hutang-piutang Dimas telah selesai sepenuhnya berikut dengan bunga-bunganya yang entah sudah berapa ratus persen membengkak. 


Walau aku sangat sedih karena harus menggadaikan rumah yang diberikan cowokku dulu ke salah seorang lintah daratnya sebagai agunan agar hutang Dimas langsung lunas, karena yang satu ini bunganya sungguh tidak masuk akal dan amat mencekik di setiap harinya, untuk itulah aku memutuskan langsung melunasinya saja dengan merelakan rumah mewahku tersebut padahal rencananya setelah semua ini berlalu aku ingin mengajak Dimas hidup berdua dirumah itu. 

Bisa dibilang kini aku harus memulai segalanya dari nol lagi, bahkan di masa krisis itu aku mesti berpindah ke apartemen yang jauh lebih murah guna menjaga penghasilanku agar masuk sepenuhnya ke hutang-hutang Dimas.

Tapi yang jelas kini amat berbahagia karena sudah bisa hidup nyaman tanpa perlu dikerjar suatu apapun lagi seperti kehidupan yang sejak dulu selalu kuidam-idamkan jalani berdua bersamanya.





..............................

Di depan cermin kamar mandi aku mengeringkan rambut panjangku, sementara Niko sudah siap berangkat dan tinggal menungguku saja.


Tak lama suara pintu dibuka dan Niko pun masuk ke kamar mandi kemudian langsung memelukku dari belakang.


" Udah siap dek?.. " katanya sambil melingkarkan tangannya ke pinggangku dan mencium leherku mesra.


" Iya udah siap kok kak, cuma rambut Vera aja yang masih agak basah.. " kubiarkan dia mencium leher dan mengendus rambut wangiku.


" Kayak gitu juga gpp, malahan kamu tambah hot loh dek lagi rambut basah gitu.. "


" Yuk... " ajaknya yang kuikuti lalu kami pun keluar dari kamar.


Di depan pintu rumahnya pak Rusdi supirnya sudah menunggu, maka segera kami meluncur dari rumah Niko menuju tempat pertemuan dia bersama mitra kantornya.


Setibanya di lokasi hari menunjukkan jam setengah 11 siang. Kulihat sudah ada beberapa mobil di parkiran rumah mewah ini, Niko menyuruh asistennya untuk menuntunku masuk melalui pintu samping agar aku segera berdandan menyempurnakan diri sementara dia pergi masuk dari pintu depan.


Aku berjalan menuju ke tempat ganti pakaiannya mengikuti langkah asistennya yang juga merangkap sebagai supirnya sambil menenteng beberapa potong pakaian yang Niko ingin aku kenakan di depan tamu-tamunya nanti.


Singkat cerita setelah ada WA darinya yang memintaku naik ke lantai atas akhirnya aku pun naik. Sama seperti biasa aku harus menunggu beberapa lama sebelum dia munculkan karena pada dasarnya aku memang dia bawakan sebagai Present untuk rekan-rekan bisnisnya itu.


" Cantik bener kamu dek... " kecupnya dipipiku yang selalu takjub akan kecantikanku begitu kami bertemu di balkon yang berada persis di depan ruang pertemuannya.


Aku diam saja dan tersenyum manis seperti biasa, Niko melirikku dari bawah hingga atas tertegun melihatku telah tampil sempurna dengan pakaian pilihannya yang sudah nyetel dibadan langsing nan padatku.




" Ahh gila dek... Kinclong banget putihnya kamu sayang... " racaunya memberi komentar atas penampilanku.


Aku tak membalas pujiannya karena kutahu itu tercetus begitu saja dari mulutnya dan rasanya alamiah sekali untuk lelaki manapun berbicara demikian.


Mata usahawan kaya raya ini terus melotot melirik tubuhku dimana terlihat sekarang dia lebih fokus di kaki panjangku yang benar-benar terekspos dengan pakaianku yang hanya menutupi selangkangan dan dadaku saja.


" Balik badan dek... Kk pengen liat pantat putih kamu.. "


Segera kulakukan permintaannya, kuputar badanku dengan gerakan yang kudramatisir. Setelah membelakanginya sambil berpegangan di pagar balkonnya sedikit kutunggingkan tubuhku agar dia bisa melihat keindahan pantatku sesuai yang dia hendaki.


" Ohh my god dek!!.. "

" Liat pantatmu sayang... Sssthhhh... " Niko mendesis dan mantap tangannya meremas pantat seksiku.




Sambil dia remas juga dia singkap lubang anusku yang tertutup celana dalam berbahan katun itu seolah tak sabar untuk menjadikannya sebagai menu utama ke para kolega bisnisnya yang sudah menunggu di dalam.


" Ahhh... Kalo gitu kamu sekarang pake penutup mata ini dulu dek... " dia memamerkan selembar kain hitam yang kemudian dia pasangkan sendiri menutupi mataku.


Sontak aku tak bisa melihat apapun lagi, jantungku berdegup dan Niko kembali mengecup pinggiran bibirku mesra memastikan lagi kesiapanku.


" Siap sayang?.. Gak gitu banyak kok cuma beberapa orang aja, mereka partner bisnis dari luar kota semua soalnya.. " jelasnya padaku singkat.


" Iya kak Vera siap... " jawabku Excited dan Niko pun langsung menuntun tanganku membawaku masuk kedalam ruangan.




Kusamakan langkahku dengan tuntunan yang Niko lakukan dan setibanya di dalam terasa dinginnya AC langsung menyengat tubuhku.

" Nah ini pak... "


" Namanya Verani Julie... " Niko langsung memberhentikanku ditengah ruangannya kemudian menyuruhku duduk bersimpuh.


Suara-suara komentar dari para pria-pria yang harus kulayani itu langsung keluar setelah mereka terdiam beberapa saat.


" Wah-wah bule ya pak Niko?.. "


" Bapak bisa-bisa aja dapat barang bagus, darimana ini dapatnya pak?.. " tukas seseorang dan terasa mereka tegak mulai mengelilingiku.


" Ah udah pak nikmatin aja... Yang satu ini paling mantep pokoknya dari yang udah-udah.. " balas Niko.


Aku diam dan terus tersenyum, mataku yang ditutup tak membuatku bisa menyapa mereka melalui pandangan nakalku.


Mereka mulai menyentuh tubuhku, terasa sekali jika tangan yang menjalar disekujur badan seksiku ini lebih dari dua dan aku mulai bergetar melirih dalam libidoku sendiri.


" Seger nih, pak Niko emang paling bisa dapetin barang berkelas... " kembali seseorang melemparkan komentar.


Tak hanya meremas dada, mengelus paha dan kakiku mereka juga mulai mendaratkan bibir mereka dikulit halus putih mulus ini.


Aku bahkan harus menahan geli dan mendesis nikmat ketika mereka berbarengan mengendus leherku masing-masing dari arah yang berbeda.


Tak puas dengan hanya menggerayangiku membuat mereka kembali berdiri dan kudengar suara ikat pinggang dan resleting yang dibuka pertanda mereka mulai menelanjangi diri siap untuk menikmati tubuh seksiku.


" Buka mulut kamu cantik... Ehh siapa tadi namanya pak?.. " tanya salah satu diantara mereka ke Niko.


" Vera... " jawab Niko seperti biasa yang hanya akan menempatkan dirinya sebagai penonton saja.


Kubuka mulutku selebar yang kubisa masih dalam posisi duduk diatas lututku, kurasakan mereka kembali mengitariku dan bisa kudengar jelas suara kocokan tangan mereka di kemaluan mereka masing-masing.


" Kalo begini sih jadi bingung nanti saya pas balik jamu pak Niko kalo sayanya aja di jamu sama cewek yang segini cantiknya... Hahaha... " tawa seorang bapak-bapak dan kemudian langsung menyodokkan kelaminnya ke mulutku yang menganga ini hingga membuatku agak kaget.




" Ahhh mulut kamu Veraa.. " erang si bapak-bapak tersebut terus menyodok mulutku.


Tetap kubuka mulutku lebar-lebar dan membiarkan dia menohok kontolnya sedalam-dalamnya. Kulakukan tanpa tersedak sama sekali karena aku sudah amat terbiasa dengan ini.


Tak ada satu menit kepalaku langsung ditolehkan kearah sebaliknya lalu mulutku kembali dihujamkan kontol oleh lelaki berbeda yang berada disebelahku.




" Tenggorokannya dah ngeplong bener... Jago nyepong ini pasti... "


Mulutku pun mereka gilirkan dengan menusuk-cabut menusuk-cabut menggunakan kontol mereka masing-masing, berdasarkan banyaknya putaran yang mereka lakukan aku menerka bahwa jumlah mereka tidak lebih dari tiga orang dan itu terbukti saat mereka buka penutup mataku aku langsung melihat tiga orang pria tengah tegak melingkariku tertawa menyeringai.




" Woah doyan duit nih cewek, liat matanya ijo... " celetuk bapak-bapak berkepala plontos berkelakar yang disambut gelak tawa mereka.


" Hahaha... Warna mata bule emang begini pak Geri.. "


" Tapi kalo diliat-liat mirip Maria Sharapova ya?.. " ujar yang berjanggut panjang mulai menjambak rambut pirangku kemudian mengoper lagi mulutku ke temannya.




Aku hanya diam dan terus fokus dengan kulumanku.


Sudah begitu banyak rasanya yang mengatakan aku mirip ini-itu, kadang mereka bilang aku mirip Amber Heard lah, mirip Heidi Montag, Scarlett Johansson atau malah Natalia Poklonskaya.


Ya aku sih hanya tersenyum saja, mentang-mentang sama-sama pirang sering sekali orang-orang mencocok-cocokkan diriku dengan tokoh-tokoh figur itu.




" Waw dadanya kenceng dan padet banget!!... "


" Uhh sedepnya nih cewek pak Niko!!... " yang berjanggut tadi membuka kain yang melingkar di dadaku lalu takjub dengan payudara bulatku yang memang masih amat kencang kendati sudah sering dibetot dan diremas-remas kasar.


Bahkan Niko sendiri pernah menawariku untuk mengimplannya dengan silikon demi menjaga bentuknya agar selalu kencang.


Dia bilang sayang jika dadaku ini nantinya akan kendor berhubung dia suka sekali dengan bentuknya yang besar dan membulat sempurna, untuk itulah dia siap menanggung semua biaya operasinya namun kutolak dengan halus tawarannya itu.


Kalau Dimas yang memintanya pasti akan segera kulakukan karena bagaimanapun aku adalah miliknya dan aku rela melakukan apa saja demi membuat cowokku itu puas.


Atas hal inilah aku tak pernah mau mendengar tawaran-tawaran yang sering coba dilayangkan oleh para tamu-tamuku untuk menggodaku tapi aku takkan tergoda.


Mungkin banyak yang berpikir jika aku ini adalah seorang Fuckgirl yang akan selalu bergonta-ganti pasangan demi mengincar cowok-cowok kaya dengan mengandalkan paras cantik juga tubuh seksi yang kumiliki, tapi sebenarnya tidak dan Dimas tahu itu.


Dia tahu betapa setianya aku tak peduli ditawari pintu surga sekalipun oleh pria lain karena aku tetap akan lebih memilih terjun ke dasar neraka jika itu memang berdua bersamanya.




Bermenit-menit sejak penutup mataku dilepas permainan masih di seputaran oral dimana mulutku harus terus hinggap-hinggap bergantian di kemaluan mereka.


Para bapak-bapak yang kuperkirakan berusia diatas kisaran 45 tahunan ini masih penasaran dengan permainan mulutku rupanya, terlihat dari racauan mereka juga ekspresi mereka yang meringis dalam nikmat ketika mulai kuseriusi oralku.




Aku pasrah saja saat dia menjambak rambutku lalu sepenuh hati kuterima sodokan mentok kontol mereka dimulutku membiarkan mereka mengewei tenggorokanku yang juga sudah dol ini seperti yang salah seorang mereka katakan di awal.


Dan tanpa sadar, sejak tadi ternyata aku menyilangkan tanganku sendiri kebelakang!




Aku benar-benar tak menyadarinya, mungkin karena sudah terbiasa dengan permainanku bersama Dimas jadi tak terasa aku sering membawanya juga ketika melayani klienku.


Dalam duduk bersimpuh seperti ini semua itu terekam begitu saja di dalam otakku untuk langsung membuat sikap patuh. Malah dulu Niko sering mengomentari tentang aku yang sebentar-sebentar meminta maaf di sepanjang permainan seksku dengannya ya karena masih terbawa permainan dengan Dimas itu.


Untungnya mereka tak terlalu fokus soal itu, mereka malah makin meracau keenakan dengan sepongan mautku. Melihat momen ini membuatku langsung beraksi.


Kumainkan tanganku yang sejak tadi hanya menyilang kebelakang membuat simulasi terborgol tanpa sadar dan kini segera kugenggamkan ke kontol mereka yang berada di kiri dan kananku.


Sejurus kutarik pelan mereka agar merapat lebih dekat kearahku dan sekejap kuraup sekaligus dua kontol ini masuk kedalam mulutku!




Mereka meleguh berbarengan dan pasti terdongak bersama-sama, tanpa perlu kulihat aku sudah tahu karena itu adalah reaksi yang lazim kutemukan dalam bertahun-tahun pengalamanku bersenang-senang dengan alat vital pria seperti ini.


" Gila!!... Kontol pak Geri sama pak Lukas dia sepong bareng masuk ke mulutnya... " kata si pria berjenggot tadi yang hanya bisa melihat aku menghisap dua kontol temannya ini di dalam mulutku.




" Ugkk... Ugkkk... Ughhkk... " suara yang kubuat ketika kulancarkan aksiku.


Suasana jadi terasa panas! Ketiga laki-laki yang sebentar lagi akan segera menikmati molek tubuh buleku ini semakin timpal-menimpali dengan racauan kotor mereka masing-masing.


Sementara itu kutatap Niko yang duduk di depanku dan selalu hanya akan menjadi penonton ketika melihatku beraksi bersama orang-orang bisnisnya.


Hingga akhirnya momen yang mereka tunggu-tunggu pun tak bisa mereka ulur lebih lama lagi, dan mulailah mereka menzinaiku bergantian.




" Ahhh...ahhhh... Ahhh!!!... " desahku terbakar nafsuku sendiri melayani ketiga pria dewasa ini yang menginginkanku menggoyang mereka dari atas.


Tendensi dominasi yang memang pada dasarnya ada di dalam darah setiap laki-laki lagi-lagi kurasakan, mereka mulai menjambak rambutku dan sesekali menabok pipiku selagi aku mendesah menservis temannya.


Entah ini apa karena faktor wajahku yang terlalu sendu atau karena gaya permainanku yang begitu pasrahnya ini hingga sering menjadikan para cowok-cowok yang menyewaku jadi gemas untuk menjambak rambut, menabok pipi atau bahkan mencekik leherku.


Aku sama sekali tak tahu karena hal tersebut ada di perspektif mereka, tapi seperti yang kalian tahu bahwa aku sangat menikmati perlakuan-perlakuan seperti ini.




Satu persatu mereka menggilirku dengan beragam gaya sesuai gaya kesukaan mereka masing-masing.


Aku sudah ingin orgasme sebenarnya namun kutahan saja karena Dimas bilang aku tak boleh menunjukkan sisi hiperku ini ke tamu-tamuku, karenanya jika bisa kutahan maka akan kucoba tahan.




Puas menikmatiku dalam posisi Doggy mereka segera balik badanku dan mengangkangkanku dengan kaki yang terbuka lebar lalu kembali mereka berganti-gantian mencolokkan kontol mereka ke memek tebal mulus tanpa buluku sesuka hati mereka.


Sementara memekku mereka gilir, mulutku juga mereka pakai hingga sekarang aku benar-benar dibuat repot dengan meladeni hujaman mereka di dua lubangku sekaligus, belum lagi dadaku terus diremas-remas kasar oleh bapak-bapak yang sedang membenamkan kontolnya tanpa ampun di mulutku.




Aku tetap fokus, sama sekali aku mencoba untuk tak tersedak tak peduli wajahku sudah menempel utuh di selangkangannya.


Kepalaku yang sengaja ditempatkan di ujung ranjang memudahkan dia untuk menghentak-hentakkan kontolnya hingga mentok ditenggorokanku.




Penuh kepasrahan terus kubiarkan pria ini menggenjot mulutku karena memang beginilah gaya mainku yang cenderung selalu mengikuti apa saja yang diinginkan oleh pejantanku.


Dia menyamakan temponya dengan bapak yang sedang memakai memekku hingga terasa sekali sekarang badanku seolah hanya menjadi bantalan kenikmatan mereka berdua saja.


" Ahhh mulutnya enak bener, sama sekali gak kena giginya nih!.. " racaunya terus menyodok mulutku kemudian pada satu titik dia bekap sampai mentok kontolnya itu di tenggorokanku.


Dia topang wajahku dengan tangannya yang menjambak rambutku, memastikan jika wajahku betul-betul tenggelam utuh di selangkangannya!




Selama nyaris satu menit menahannya akhirnya dia lepaskan juga yang disertai leguh keras darinya.

Aku langsung menghirup nafas sebanyak yang kubisa karena betul-betul dalam satu menit tadi aku sama sekali tak bisa bernafas.


Mereka tertegun melihatku yang tak protes dan menurut saja, wajahku mungkin sudah memerah sekarang namun aku tetap akan memberikan yang terbaik untuk mereka lagipula ini bukanlah apa-apa bagiku.


Mereka berotasi lagi untuk memberi kesempatan ke temannya yang menunggu untuk juga mendapatkan bagiannya entah itu dimulut atau di memekku. Mau tak mau karena jumlah mereka yang ganjil maka harus ada yang menunggu.


Melihat hal tersebut Niko pun bersuara.


" Bapak-bapak pakai sekaligus aja bertiga.. Gausah pake acara ganti-gantian segala... " timpal Niko yang membuat ketiga bapak-bapak ini menoleh kearahnya.


Mendapati wajah mereka yang bingung Niko tersenyum lalu menjelaskan maksud perkataannya.


" Tenang aja, dia All-In tiga lubang kok... "


Aku tersentak dan gejolak liarku yang sejak awal kucoba sembunyikan terpantik keluar menyadari jika Niko mempersilahkan mereka menyalomeku.


" Iya pak... Ayo entotin pantet Vera juga, Vera bispak tiga lobang kok... "


" Vera mau kontol bapak-bapak masuk semua di mulut, memek sama pantet.. " aku buka suara juga sambil menggeseki memek gatal ini dengan jariku setelah dari awal hanya diam dan mendesah-desah saja.




" Oalah bisa ngomong bahasa Indonesia toh?.. "

" Saya kira gak ngerti omongan kita dia dari tadi... Hahaha... " kaget mereka rupanya tak sadar jika aku blasteran dan jadi malu sendiri karena sempat memaki-makiku dalam racauan kenikmatan mereka sebelumnya.


Mungkin tadinya mereka pikir aku ini pelacur yang disewa langsung oleh Niko dari luar negeri dan tak tahu kalau sebenarnya aku orang Indo juga.


Aku sudah sering dikira seperti ini sebelumnya malah sudah dari sejak aku remaja dulu, ya berhubung rupaku yang memang bule abis ini hingga wajar rasanya banyak yang salah sangka.


"Ayo pak masukin dulu jari bapak ke pantat Vera... " pintaku ke mereka agar langsung bergerak dan tak hanya menatapiku saja.


Kuambil tangan bapak yang berada di depanku kemudian kuarahkan sendiri tangannya itu ke pantatku karena sekarang aku sedang ON sekali dan ingin segera disodomi! Bahkan gesekan jariku di memekku sekarang sudah semakin cepat saja kulakukan.




" Ahh iya pak colok aja tiga jari bapak ke anus Vera... " erangku saat lelaki berkepala botak ini langsung menggobel anusku dengan tiga jarinya.


Kebiasaanku kambuh lagi, kucueki sejenak bapak-bapak yang menyodorkan kontolnya untuk dihisap demi merasakan sensasi nikmat Stretching di anus, padahal semestinya akulah yang harusnya melayani mereka.


Inilah yang sering terjadi dimana aku lupa menempatkan diri sebagai seorang wanita penghibur dan selalu berpikir jika aku sedang main seks normal seperti kebiasaanku, tapi untungnya tak pernah sampai ada yang mengomplainnya ke Dimas malah mereka suka dengan gaya permainanku yang mereka katakan amat fleksibel ini.




" Oghkkk... Oghkkk... " lirihku saat bapak tadi memasukkan jarinya yang bekas dari pantat ke mulutku.


Dia tohok mulutku sedalam-dalamnya membuatku hanya memejamkan mata dan membiarkan dia mem-Fisting mulutku. Jari-jarinya begitu leluasanya mengorek-ngorek tenggorokanku sementara memekku benar-benar bertambah berdenyut-denyut ketika mendapati sensasi dimana diriku tengah dirogoh ditenggorokan oleh laki-laki yang sama sekali tak kukenal.


Kemudian dia masukkan lagi ke jarinya yang sudah basah tersebut kembali ke lobang anusku yang hari ini sama sekali belum dipakai oleh Niko.


Dan setelah merasa cukup memberi pemanasan di lubang anusku, akhirnya mereka pun menaikiku berbarengan.




Aku mengerang-erang dengan desahan tertahanku melepas semua rasa nikmat yang kurasakan.


Badan mulus putihku kini benar-benar ditunggangi oleh tiga orang pria dewasa disetiap lubangnya! Jelas jika permainan berada dititik paling panasnya apalagi racauan-racauan mereka saling terlontar begitu saja.




Kontol yang berada di pantatku terasa sekali membetot lubang anusku dengan keras, sementara di vagina juga tak mau kalah untuk memberikan perlawanannya dan yang dimulut tetap membungkam desahanku memberikan penetrasinya di kerongkonganku.


Mereka saling bergantian posisi demi masing-masing mendapatkan kesempatan yang sama mengisi lubang-lubang di tubuhku dan aku tahu bahwa sekarang rasa penasaran mereka lebih berada di lubang anusku yang memang sangat nikmat dicucuk kontol kendati sudah longgar.




Dibuat seperti ini membuat aku tak kuasa lagi ingat akan wejangan dari Dimas dan aku pun orgasme yang membuat mereka terkaget melihat aku terkencing-kencing kelojotan seperti orang gila sesuai kebiasaanku.


Niko tersenyum saja menyaksikanku tumbang oleh ketiga rekan bisnisnya karena dia sendiri sudah tahu bagaimana aku.


Aku meminta mereka melanjutkan saja dan tak usah perduli akan diriku hingga sampailah mereka di masing-masing titik ejakulasi mereka.


" Saya pengen crot di dalem ini, kapan lagi bisa mejuin cewek bule secantik ini... "


" Saya juga pengen mejuin pantetnya nih... Terus pengen saya suruh dia telen air mani saya yang keluar dari duburnya itu.. Hahaha.. " racau mereka bergantian yang membuatku bergidik dalam nafsu.


" Wah boleh juga tuh pak, kalo gitu sekarang kita crot aja dulu terus langsung kita tampung supaya kasih dia telen.. "


Aku menggigit bibirku ketika mendengarnya! rupanya ide mereka sangat nakal sekali namun aku tak bisa berkomentar karena memang beginilah resiko menjadi pelacur yang harus mau diperlakukan apapun oleh para pria hidung belang.


Mereka benar-benar langsung melakukannya, segera bapak-bapak itu mengangkangkanku ke tepi ranjang lalu bergiliran mereka menguraskan air mani mereka kedalam badan seksiku ini.




" OHHH!!!.. ANJINGG ENAKNYA!!.. " leguhnya si bapak pertama keras dan langsung mengeluarkan semua spermanya diliang anusku.


Aku melotot merasakan betapa derasnya semburan yang dia hasilkan, rupanya dia sudah di ujung-ujung sekali hingga baru dicucuk saja sudah langsung keluar begitu.


Seseorang diantara mereka sudah menyiapkan gelas dan persis seperti rencana mereka tadi ingin menampung sperma mereka yang kini langsung dipajang di depan lubang anusku untuk menampung lendir putih temannya yang mengucur dari sana.


Tak mau membuang waktu mumpung spermanya masih hangat segera kusorongkan anusku dan sontak sperma yang tadi disuntikkan kedalamnya pun lumer tumpah tertampung ke gelas yang telah siap menyambutnya.




" Ahhh pak liat spermamu banyak bener sayang.... " lirihku sudah fasih bercakap seperti seorang pelacur lalu menoleh kearah bapak yang tadi membenihiku untuk mengapresiasinya.


Mereka terdiam menyaksikan air mani putih itu terus menetes dan menetes tertuang kedalam gelas, sementara mereka terpana melihat sesuatu yang mungkin baru pertama kali ini mereka lihat, aku tetap mendorong keluar memastikan jika semua spermanya berpindah ke gelas tersebut.




Sekuat tenaga aku mengedan mencoba mengggunakan otot-otot pantatku yang sudah tak begitu baik lagi dalam berfungsi sampai kurasakan tak ada lagi yang menggumpal di dalam lubang anusku.


Sedikit tersenyum genit kucolek tetesan spermanya yang sedikit masih menetes di lubang anusku kemudian kujilati untuk mengetes rasanya sebelum nantinya akan kuminum.




Lagi-lagi begitu kualihkan pandangan ke mereka semuanya melongo! Niko pun tampak duduk dan menatapku dengan wajah santainya, sementara tangannya sudah berada diatas kemaluannya sendiri yang menjadi tanda bahwa dia pun tegang menyaksikan aksiku.


" Ayo pak lagi, Vera yang pengen ngerasain air mani bapak-bapak.. "


Kubaringkan badanku mengangkang seperti tadi dan melirik pasrah ke kedua orang pria yang belum ejakulasi malah mereka masih saja membeku hanya mengocok-ngocok menatapiku.


Tak lama bapak yang dipanggil pak Geri segera mengambil posisinya lalu mengarahkan kontol tegangnya masuk ke memekku!


" Auhh pakk!!... " kagetku karena dia lebih memilih akan ejakulasi di memek rupanya dan langsung tancap gas dengan kecepatan tertingginya menumbuk memekku sekuat yang dia mampu.




" Saya ewein memek kamu dek!!.. Ahhh ngentot!!... " racau dia dia nyalak dengan kalimat kotor.


Sepengalamanku bekerja sebagai wanita penghibur dimana semua klien-klienku adalah orang-orang yang sangat terhormat sekaligus kalangan priyai tapi memang aku masih akan mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Padahal awalnya aku tak menyangka saja jika kalimat jorok tersebut bisa keluar dari mulut orang-orang intelek seperti mereka.


" SA..SAYA KELUAR DEKKK... ARGHHH!!!... " leguh pak Geri sama kencangnya dengan bapak berjanggut tadi yang sudah ejakulasi lebih dulu di anusku.


Sekejap suara tumbukan keras yang tadi terdengar langsung berhenti seiring di stopnya aktifitas sodokan kontolnya dalam membabat memekku, kini dia sedang terkejang-kejang diatas badan putih montokku menyemprotkan semua spermanya yang kali ini tertampung semua di memek tebal merah mudaku.


Kutatap dia dengan pandangan nakalku dan kugigiti bibirku sendiri, aku selalu merasa Naughty sekali ketika dibenihi oleh pria-pria asing tak kukenal tak peduli dia pelangganku atau bukan, sejak dulu aku selalu merasa seperti itu.




Selepas bapak ini memisahkan badannya dari badanku aku pun duduk ditepi ranjang untuk memindahkan pejunya yang tertransit di memekku kembali ke gelas.


Aku bergidik sekaligus merinding merasakan sensasi ketika sperma tersebut mengucur keluar dari memekku.


Entah bagaimana menjelaskannya yang jelas aku menikmati perasaan ini saat kulihat air putih kental yang mengandung jutaan sel kehidupan di dalamnya itu keluar dan tertuang digelas.




Tak ragu kukorek memek tebal ini dengan jari lentikku, sekali lagi memastikan agar jumlah kecilnya tak ada yang bersisa di dalam.


Kulakukan dengan sabar sama seperti tadi yaitu terus menyorongkan selangkanganku ke gelas, sekilas kulihat gelasnya sudah tergenang air mani hasil tampungan di anusku sebelumnya, dan kini bercampur dengan yang ada di memekku hingga sudah lumayan banyak juga.




Tapi belum sudah aku menyelesaikan korekan jari di memekku, bapak yang terakhir sudah mendatangiku dan langsung memantek mulutku untuk jadi lubang terakhir penampungan peju mereka.


Yang terakhir ternyata ingin ejakulasi dimulutku hingga lengkap mereka bertiga memejui masing-masing tiga lubangku dan aku sangat terangsang sekali!


Meski aku agak kecewa karena dia begitu tak sabarannya menungguku selesai dan tadi aku juga sedang enak-enaknya melayangkan pandangan binalku ke mereka yang sama terpananya seperti sebelumnya.




Dan dengan sedikit kocokan saja sperma pria terakhir ini sudah tumpah ruah di dalam mulut juga daerah sekitaran dagu.


Tak lepas mataku menatap kearahnya menanti hingga dia benar-benar menyelesaikan puncak kenikmatan seksual yang sedang dia rasakan.


" Nah kalo gitu sekarang ayo cepet telen sperma kita itu cur.. " ujar seseorang dengan nada memerintah menegaskan lagi posisiku yang hanya seorang pelacur demi kepuasan mereka.




Berbarengan mereka papah diriku hingga duduk ditengah ranjang, kemudian mulai kuratakan pejunya yang masih berserakan di sekitaran mulutku.


Kukumpulkan semuanya di dalam mulutku dulu baru nanti rencananya akan kutenggak sekaligus dengan sperma digelas.


" Ayo dik lahap semuanya jangan ada yang bersisa... " celetuk seseorang seraya menunjuk bahuku yang masih ada bekas spermanya.




Kulahap spermanya itu lalu kuteliti lagi agar tak ada yang berceceran entah di dagu, leher, dada, atau menetes hingga ke pahaku.


Bapak yang berejakulasi paling terakhir tadi sekaligus penggagas ide ini tampak begitu penasarannya, dia bahkan membantuku mengoleskan bekas spermanya dan menuangkannya sendiri ke mulutku.




Tak ragu kutangkap sperma yang ada di ujung jarinya kemudian kusimpan dulu dimulutku.


Sekali lagi sebelum tiba di pemuncaknya seperti biasa sesuai gayaku yang suka sekali mendramatisir keadaan aku menatapi dulu mereka satu persatu dengan tatapan memelasku.


Mereka terdiam dan mendesis menyaksikan seorang gadis cantik berambut pirang yang kini terduduk dengan masing-masing lobangnya yang telah mereka semprotkan air mani mereka.


Aku ingin tersenyum nakal dengan kerlingan mata tapi aku lebih memilih mempertahankan ekspresi Innocent ku saja sekarang karena kata Dimas pandangan sayuku inilah yang paling bikin lelaki tak tahan.


" Mana pak gelasnya, sini Vera minumin pejunya bapak-bapak... " ucapku kemudian meminta gelas tadi dengan mulut masih menampung sperma si pria terakhir.




" Ahhh.... Ini pasti lezat... " sambungku menatap gelas tersebut dimana telah tergenang sperma mereka di dalamnya dan memasang wajah luguku.


Kuangkat tinggi-tinggi gelas panjang ini layaknya sebuah tropi kemenangan lalu kutatap mereka untuk yang terakhir kalinya sebelum sperma yang sudah mulai mengencer di dalamnya berpindah masuk ke perutku.


Dan akhirnya seperti yang mereka mau aku pun langsung menuangkan sperma digelas tersebut kedalam mulutku untuk menenggaknya habis tanpa bersisa!




Mereka meracau tak karu-karuan saat sperma mereka benar-benar turun tertuang di mulutku hingga ke tetes terakhir dan ekspresi mereka jadi takjub seolah tak mempercayainya.


Aku menikmati sensasi ini, I feel so Nasty dan benar-benar mengindahkan jika sperma ini tadinya baru saja keluar dari lubang anus dan memekku.


Aku betul-betul mengindahkannya! Karena yang kurasakan sekarang hanyalah rasa puas dari sensasi yang sedang terasa.




Begitu tetes terakhir digelas tersebut tiba dimulutku kubiarkan tertampung dan tak langsung kutenggak seperti tadi, sengaja kulakukan karena ingin memamerkannya ke mereka.


Kubuka mulutku lebar-lebar ke tiga bapak-bapak yang tak berkedip memandangiku dan dengan satu pejaman mata langsung raiblah cairan kaya protein ini kutelan!




Mereka menggeleng-geleng, satu persatu mereka mulai membuka suara menyaksikan betapa nakalnya diriku setelah beberapa saat saling terdiam di prosesi peminuman peju mereka tadi.


Niko pun juga ikut tersenyum dan tentu dia tampak puas karena yang paling penting untukku adalah membuat dia puas dengan setiap servis yang kuberikan.




Melihat mereka yang puas dan saling melemparkan pujian kearahku menjadikanku ikut senang. Aku yang terduduk bersimpuh diatas ranjang dengan gelas kosong dan masih mengais sisa-sisa sperma mereka yang ada di jariku hanya tersenyum atas pujian yang mereka berikan.


Aku selalu merasa bangga atas diriku sendiri jika berhasil memuaskan pria-pria yang kulayani, memang sekarang aku melakukan seks sebagai seorang pelacur tapi aku selalu memberikan yang terbaik sebagaimana diriku bercinta dengan pasanganku, dan itu yang membuat tamu-tamuku suka dengan servisku.


" Asal om senang... "


Itulah yang menjadi pegangan dalam aku memuaskan pelanggan, karena pada dasarnya aku tak melakukan ini demi uang melainkan atas rasa sukaku dengan seks. Uang memang penting tapi bagiku dia tak lebih dari sebuah situasi yang sedang mendesak kami saja.


Niko tegak dan mendekatiku, aku tatap dia yang melangkahkan kakinya kearahku dengan senyum kepuasannya. Kunanti dirinya masih dengan pandangan binalku, bahkan kuremas-remas dada montok kesukaannya ini yang juga ditatapi penuh nafsu oleh ketiga bapak-bapak tadi seakan masih penasaran denganku.




Begitu tiba di depanku Niko mengecup dahiku dan mengelus-elus rambut pirang panjangku.


" Kerja kamu bagus dek... "


" Kalo gitu kamu langsung dianter pulang sama pak Rusdi ya? Biasa kk mesti ke kantor dulu sama mereka buat ketemu sama bagian administrasi.. "


" Lagian kamu ada pemotretan kan malam ini dek?.. " bisik Niko yang membuatku ingat kalau aku memang ada agenda setelah ini.


" Yaudah kalo gitu gih bersih-bersih.. Nanti kk hubungin lagi.. "


Dan aku pun segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu pulang.






..............................


Begitulah, selama 2 bulan terakhir ini Niko menjadi pelanggan tetapku, dia menjadi salah satu laki-laki hidung belang yang paling sering merental tubuhku.


Ditengah begitu derasnya orderan yang masuk, bisa dibilang Niko menjadi prioritas utama bagi aku dan Dimas.


Sebenarnya bukan tanpa alasan menjadikannya skala prioritas kami karena dia berani membayar sangat mahal demi mencicipi tubuh seksiku dan tak main-main nominal yang dia bayarkan bahkan menggunakan Dollar!


Dimas sampai berani meng-Cancel bookingan orang jika di malam itu Niko mendadak menelpon untuk minta kencan denganku, juga harus kukatakan jika Niko ini memainkan peran penting sebelum dan pasca kehidupan kami setelah aku habis-habisan menyelesaikan hutang Dimas.


Kalian tahu aku benar-benar blangsak dan tak punya tabungan sama sekali lagi setelah badai tersebut berlalu, karenanya sampai sekarang aku masih amat bergantung dari penghasilanku sebagai PSK ini untuk memulihkan keadaan kami kembali.


Namun beruntung hargaku yang mahal sekaligus berbagai penghasilan lain yang kudapat membuat semuanya perlahan-lahan pulih dengan cepat.


Aku tidak tahu berapa pastinya namun Dimas bilang jika dia mematok seminimal-minimalnya 30 juta atas badan seksiku ini untuk permainan normal selama satu jam, itu pun masih bisa jauh lebih mahal tergantung tawaran atau servis-servis khusus yang diinginkan pelanggan seperti layanan telan sperma, anal, dan juga Bondage yang tentu saja harganya tidaklah sama.


Walau berharga mahal tapi aku tak pernah sepi pelanggan, sejak hari pertama aku langsung dibuat sibuk dengan pekerjaan baruku ini. Dalam sehari sedikitnya aku akan meladeni 4 orang pria hidung belang yang mana rata-rata mereka ketagihan dengan diriku dan pasti akan kembali 'jajan' lagi dihari yang berbeda.


Sebagai debut itu sangatlah menjanjikan apalagi kami tidak pernah menggunakan jasa mami dan muncikari, Dimas murni menjajakan diriku dari forum ke forum atau ke kalangan-kalangan elit saja namun respon yang kami dapat amat positif.

Dan seiring berjalannya waktu bokingan-bokingan yang masuk semakin membludak hingga membuat Dimas sering bingung mengatur jadwalnya akibat saking banyaknya tawaran yang masuk.

Serius, aku ingat saat kami masih kejar setoran dulu dimana dalam sehari aku bisa melayani 8 sampai 9 orang pria!

Jika aku pelacur kelas 'melati' yang bermain dikisaran harga 1.5 juta atau 3 juta mungkin terdengar biasa saja tapi hargaku ini sepuluh kali lipat dari itu!

Menurutku itu adalah pencapaian yang sangat fantastis bahkan aku sendiri tak mengira jika begitu banyaknya orang yang menginginkan layanan seks dariku.

Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan saja dari pendapatanku sebagai pelacur dan model telanjang ini, aku sudah bisa menyelesaikan semua hutang-hutang Dimas yang dia hutangi ke banyak lintah darat itu. Meski tabungan juga rumahku harus terelakan tapi asalkan kami bisa hidup tanpa kejaran apapun lagi itu sama sekali bukan masalah, soal uang bisa dicari kembali.

Sekarang semuanya benar-benar sudah normal dan kami sudah mendapatkan hidup yang layak, malah aku sudah menargetkan akan membeli rumah baru dalam beberapa bulan kedepan kemudian barulah setelahnya aku akan berhenti dari profesi ini lalu kuingin habiskan waktuku lebih banyak bersama Dimas di rumah impian kami itu nantinya.

Seperti tadi yang kukatakan jika Niko adalah satu dari banyaknya pria hidung belang yang sangat Addicted denganku.

Mungkin di cerita kali ini aku akan sedikit banyak menceritakan tentang pengalaman-pengalaman menarikku seputar menjadi cewek rental.

Bisa dibilang selama menjadi wanita panggilan selama 4 bulanan ini aku menemui banyak sekali pengalaman karena memang sekarang aku mesti berinteraksi dengan berbagai pria secara langsung.

Mau itu lokal, orang bule, orang Tamil, Chinese atau orang Negro semuanya Dimas ambil jika mereka sanggup membayar dengan syarat mengikuti ketentuan yang kami buat.

Tapi memang setelah hutang kami lunas aku meminta Dimas untuk lebih selektif dalam memilih pelanggan, tak melulu soal siapa yang berani membayar paling mahal untukku, berhubung dalam kurun waktu ini aku sering mendapat perlakuan tak mengenakkan dan makin kesini banyak yang melanggar aturan yang kami buat di forum.

Beberapa kali aku dibuat kesal dengan tamu-tamuku, apalagi orang India yang bisa kubilang paling bandel dengan aturan yang sudah disepakati.

Bagaimana tidak, ketika diawal mereka memang menyetubuhiku dengan memakai kondom namun seringkali di tengah-tengah permainan dia melepaskan kondomnya dan menyetubuhiku tanpa aku sadari bahwa dia sudah tak memakai kondom lagi.

Aku menyadarinya ketika tiba-tiba merasakan semburan air maninya di memekku, tak banyak yang bisa kulakukan untuk memprotesnya karena sejujurnya tanpa sepengetahuan Dimas aku juga sering melepaskan sendiri kondom yang dipakai pelangganku dan membiarkan mereka menyetubuhiku tanpa pengaman, namun biasanya ini hanya akan terjadi jika klienku yang kulayani itu ganteng atau ketika aku sudah amat terbawa suasana hingga memberikan orang itu hadiah karena permainannya yang enak.

Karenanya sekarang-sekarang aku jadi agak malas kalau aku tahu orang yang akan menjadi tamuku itu orang India.

Ada juga akal-akalan pelanggan yang membawa kondom dari rumah namun dengan sengaja sudah membolongi ujung kondomnya dengan jarum agar bisa nge-cret di dalam memekku dengan kondom bocor itu.

Aku geleng-geleng kepala dan heran dengan laki-laki yang entah kenapa selalu ingin keluar di dalam bahkan dalam konteks menjajak seperti itu.

Pokoknya waktu kejar target itu banyak perlakuan-perlakuan unik yang kudapat.

Alamat dicupang sudah menjadi makanan sehari-hariku ketika melacur hingga membuat Dimas sampai berang melihat pulang-pulang badan putih cewek cantiknya ini sudah berbubuh tanda merah-merah cupangan bekas gigi di sekitaran toket, bahu atau tanganku padahal bokingan yang disetujui hanyalah sebuah permainan normal.

Dimas memintaku berani menegur jika mereka melakukan hal-hal yang nyeleneh atau diluar order karena dia tahu jika aku pastilah diam saja diperlakukan seenaknya oleh mereka.

Memang beberapa pelangganku banyak yang memanfaatkan kepasrahanku juga barangkali mereka greget dengan desahan dari wajahku yang sendu ini, tak jarang mereka berani menampilkan permainan keras seperti menjenggut rambut, memiting leher, menampar atau malah menggigit tangan, kuping maupun bahuku.




Aku memang diam saja ketika diperlakukan seperti itu, tahu sendiri kan kalau aku suka dengan permainan Rough apalagi memang sejak dulu gaya mainku sudah pasrah seperti ini jadi sulit merubahnya tak terkecuali saat menjalankan pekerjaan sebagai seorang PSK.




Merasakan tamparan atau gigi mereka yang akan dengan kerasnya menggigit kulit putihku membuat mataku terputar kebelakang dan seketika kepalaku langsung pusing mendapati kenikmatannya, padahal disaat yang sama aku tahu kalau yang mereka lakukan diluar kesepakatan.


Mendengar erang dan melihat ekspresi nikmat yang tak bisa kusembunyikan itu jelas membuat klienku tahu jika aku menyukainya hingga semakin dia percepat sodokan kontolnya di memekku sementara giginya tetap akan menggigit tengkukku seperti indukan kucing yang menggendong anaknya.




Pada akhirnya ledakan Squirt ku menegaskan bahwa apa yang dia duga itu benar, aku memang menikmati permainan kasarnya yang harusnya tak boleh kulakukan dalam bokingan normal kecuali dibokingan khusus Bondage, tapi mau bagaimana lagi aku tak kuasa melawan.


Menyaksikan bekas merahnya atau bekas gigitan mereka yang terpampang jelas dikulit putih licinku benar-benar memberikan sensasi luar biasa sekaligus selalu membuatku merasa terdominasi secara total dengan badanku yang menyisakan lebam-lebam atau berbubuh tanda merah hasil permainan agresif dari si pemakaiku.




Aku tumbang dengan menyisakan nafas berat sementara lelaki tersebut tampak sangat puas telah menandai diriku yang begitu amat pasrahnya ini.


Karenanya aku bilang saja ke Dimas bahwa mereka memaksa padahal yang sebenarnya kulakukan adalah membiarkan, malah cenderung aku memancing-mancing sendiri jika kulihat tamuku memang punya tendensi bermain keras menggunakan banyak cara.


Kadang aku sibak rambut lurusku memamerkan sebelah tengkukku guna memancing dia menggigitnya, bisa juga menelikung tanganku sendiri menyilang kebelakang ataupun sekedar memainkan mata sayu juga intonasi desahanku dan hasilnya selalu direspon balik oleh mereka dengan mendominasiku.


Ya, biarlah ini menjadi rahasiaku saja dan tak perlu Dimas tahu mengenai itu yang jelas setiap tamuku selalu merasa puas dengan servis yang kuberikan.


Satu hal itulah yang luput dari perhatian Dimas bahwa setiap pelanggan harus mendapatkan kepuasan dan aku percaya bahwa dengan melakukannya secara natural lebih membuat mereka nyaman, sementara Dimas terlalu mengelompokkan setiap permainan dengan tarif yang berbeda.


Namun beginilah bagian dari bisnisnya, ya kuanggap saja semuanya sebagai suka-dukaku sebagai seorang pelacur karena pada dasarnya aku benar-benar harus siap diperlakukan apapun entah itu memang order atau bukan.


Ketika tamuku membokingku dengan permintaan khusus maka aku harus melakukannya, seperti contohnya waktu dulu saja yang baru kuketahui dari Dimas jika ternyata si pria tua pelanggan pertamaku itu memang sudah Deal dengannya untuk melakukan satu jam Fetish seks.


Pantas permainannya sama sekali tidak wajar berhubung saat itu Dimas memang baru menjajakkanku sebatas di forum Bondage saja jadi wajar yang dia dapat ya yang begitu.


Dengan tersedianya fitur jasa pelayanan Fetish seks aku jadi macam-macam mendapatkan pengalaman yang unik-unik dari klienku.


Ada yang minta keluar di belahan dadalah, di ketiakku atau juga ada yang mau aku meminum spermanya langsung dari corong.




Sesuai kesepakatan berhubung sejak awal aku tahu bahwa dia membokingku memang untuk memenuhi fantasi seksnya maka kulakukan.


Kubiarkan tamu yang membawa banyak uang untuk kami itu berejakulasi di corong yang kuemut hingga spermanya otomatis tertampung dan langsung tertuang ke mulutku seperti yang dia inginkan.




Setelah habis semua spermanya dia semburkan ke corong maka berikutnya aku memamerkan ke dia sperma hangatnya itu yang sudah sepenuhnya berada di dalam mulutku.


Memainkan sedikit gestur nakal dan aksi binal sesuai keahlianku maka langsunglah kuteguk habis pejunya yang kulakukan menggunakan kuncian pandangan nakalku.




Bisnisman yang seharusnya sudah memasuki masa pensiun itu terpukau dan sangat puas dengan apa yang kulakukan, tentu dia bangga fantasi seksnya dilakukan oleh gadis secantik diriku.


Seperti itulah kira-kira caraku melayani klien-klienku yang semakin hari semakin banyak berdatangan ingin merasakan layanan servis kepuasan dari si cantik berambut pirang yang 'serba bisa' ini.

Dan akhirnya dari fitur unik itu bertemulah aku dengan Niko yang dalam sekejap langsung terasa mengubah hitung-hitungan yang sudah kubuat.

Jika tadinya aku menarget setidaknya 5 bulan waktu agar aku bisa menyelesaikan hutang Dimas tapi setelah datangnya Niko kurang dari 3 bulan saja hutang Dimas sudah beres! Meski aku sedikit menyayangkan keputusan buru-buruku dalam menggadaikan rumahku itu, tentu saja kalau tahu seperti ini rasanya tak perlu kuberikan rumah megah pemberian orang spesial dalam kehidupanku dulu itu ke lintah darat Dimas. 

Tapi ya sudahlah, aku tak mau berlarut-larut menyesalinya yang penting hutang Dimas selesai dan sekarang kami sudah On The Way membeli rumah mewah baru.


Bicara soal Niko dia sendiri adalah seorang bos dari perusahaan properti luar negeri yang ada di Indonesia, usianya yang masih 35 tahun itu bisa dibilang usia yang sangat muda untuk ukuran kesuksesan yang sudah dia capai.


Dia sangat kecantol sekaligus begitu tergila-gila denganku, saban hari dia terus merayuku untuk menjadi simpanannya saja, dan dia tak main-main dengan kata-katanya tersebut itu terbukti dari usaha-usahanya yang selalu mengirimiku hadiah-hadiah bermerk mahal seperti tas, jam, sepatu dan yang paling gila dia pernah membelikanku mobil Mini Cooper demi bisa meluluhkanku!


Awalnya aku ingin menolak semua hadiah yang dia berikan itu namun Dimas meminta aku untuk mengambilnya ya maka kuambil saja dan sekarang mobil mewah tersebut dipakai Dimas karena aku lebih nyaman dengan mobil Mazda lamaku.


Hingga sekarang Niko masih belum menyerah, di setiap kesempatan dia selalu membujukku dan menjanjikan banyak hal yang bagi wanita lain agaknya akan sulit untuk menolak angin surga tersebut tapi sayangnya aku bukan cewek yang seperti itu dan jelas saja tawarannya selalu kutolak.


Sebenarnya bukan hanya Niko, selama debutku dimulai 4 bulan yang lalu aku telah akrab dengan tawaran begini, seperti tawaran untuk menjadikanku simpanan mereka dengan iming-iming fantastis, menjadikanku istri muda mereka bahkan ingin menikahiku secara sirih.


Sejujurnya tak mudah membuat penolakannya karena pelangganku rata-rata adalah pejabat-pejabat dan orang kaya yang mempunyai Pride sangat tinggi dan tak terbiasa dengan penolakan atau kata 'tidak'.


Kalian pasti pernah mendengar adagium yang mengatakan jika kalian ingin selamat ada dua hal yang tak boleh kalian lawan di dunia ini bukan?


Yap! Yang pertama jangan kau lawan 'ibumu' dan yang kedua jangan lawan 'orang yang sedang berkuasa'.


Karenanya aku selalu menolak ajakan itu sehalus mungkin agar orang-orang terhormat ini tidak tersinggung, meski aku tak pernah menjelaskannya dengan kata-kata tapi aku berharap saja mereka mengerti dari arti senyum yang kuberikan.


Walau aku sudah menolaknya sehalus mungkin dengan gestur sopan namun beberapa dari mereka tetap saja ada yang tampak tersinggung dan terlihat tak puas. Tapi kusadari memang begitulah adanya, tak ada yang bisa membuat manusia-manusia seperti mereka ini puas kecuali tanah telah menyumpal di mulutnya.


Kembali ke Niko, ketika pertama kali aku berkencan dengannya aku ingat di perjalanan menuju hotel Dimas terus menerus mengingatkan jika aku harus benar-benar memberikan yang terbaik ke dia. Jika sebelumnya aku bermain dengan 100% maka untuk kostumer yang satu ini aku harus memberikan 1000%.


Sampai seperti itu Dimas mewanti-wantiku malah dia juga memesan jika nantinya tak perlu menggunakan kondom dan biarkan saja Niko keluar di dalam, padahal aku tahu benar kalau Dimas paling tak suka kalau aku sampai dipejui lelaki lain, untuk itulah dia selalu mewajibkan klien-klien kami memakai kondom sekaligus menjadi alasan dia tak menyertakan Creampie dalam daftar katalog di 'brosur' servisku.


Dan aku tahu jika ternyata Niko membayarku empat kali lipat di pertemuan pertama kami tersebut, itu pun belum termasuk uang tipsnya! Sungguh nominal yang luar biasa demi sekedar meluapkan nafsu setan.


Begitu sudah berhadapan dengannya dia terlihat sangat bernafsunya padaku, belum apa-apa dia sudah langsung mencium-cium diriku takjub dengan kecantikan yang kumiliki kemudian turut melahap toket, pantat dan memekku secara rakus.




Seperti yang Dimas katakan aku benar-benar melayaninya dengan penuh perasaan tahu bahwa dia adalah tamu istimewa kami.


Sepuasnya dia menjarah tubuhku dan ketika dia mulai menyuruhku bergerak barulah kutunjukkan kebolehanku.


Aku berdesis melihat kontolnya yang tak disunat saat pertama kali dia sodorkan kelaminnya kearahku berhubung aku memang lebih suka dengan penis berbungkus yang masih original seperti miliknya.




Kukecup mesra ujung kulit yang menutupi kepala penisnya sebagai sapaan awalku kepadanya, lalu kulakukan oralku dengan kontak mata kearahnya.


Niko benar-benar melirih-lirih penuh nikmat merasakan servis mulutku. Jangankan dia Dimas yang sedang terdoping sabu saja tetap tak kuat menahan sensasi luar biasa oral seks dariku.


Akhirnya dihari itu Niko pun menyenggamaiku untuk yang pertama kalinya kemudian kuminta dia berejakulasi di dalam memekku sesuai arahan yang Dimas berikan.


Niko sangat puas dengan servisku, spermanya mengalir di memek buleku dan dia tak henti-hentinya melirikku yang amat dia sayangkan memilih jalan sebagai pelacur.


Dari sana Niko mulai keranjingan merental diriku, setiap harinya tiada hari tanpa aku ngamar dengannya demi melayani nafsu kelaki-lakiannya.







Dari sejak awal tak terhitung rasanya berapa kali dia sudah menikmati badan seksiku ini juga entah sudah berapa banyak pula uang yang dia habiskan untuk menyawerku.


Jika sedang bersamanya maka aku akan terus dia setubuhi sampai-sampai sering dia berejakulasi kosong saking habisnya sperma yang bisa dia keluarkan dan itu pun dia masih akan sange lagi lalu kembali menikmati tubuhku.


Niko punya gairah seks yang besar, tapi aku maklum karena sepengetahuanku pria berusia 30 tahunan seperti dia ini memang sedang berada di gairah tertinggi libido seksual mereka, makanya ada istilah pubertas kedua untuk pria di umur segini selain di usia 17 tahun. Apalagi tahu sendiri dia punya uang, jadi ya wajar kalau dia sedang nakal-nakalnya.


Permainan dia sebenarnya biasa saja, malah terkesan sebentar per rondenya tapi serius dia cepat 'naik'. Yang kusuka dari Niko dia imajinatif tidak seperti para pelangganku yang lain yang cenderung normal-normal saja dalam menyalurkan libido mereka.


Niko suka permainan dominasi sama halnya seperti Dimas, karena pada dasarnya Dimas mendapatkan Niko dari forum yang bertema khusus dalam usaha dia menjajakkanku. Walau tentu dia tidak seekstrim cowokku itu namun ya dia suka mengentotiku dalam keadaan terikat-ikat








Bagiku melayani Niko sama sekali tidak membuatku berpikiran jika aku sedang bekerja, selain karena ngeseks dengan gaya permainan yang kusuka Niko sendiri orangnya tidak kaku dan monoton.


Mungkin ini kembali ke faktor usia berhubung usia Niko masihlah muda berbeda dengan rata-rata pria hidung belang yang menyewaku dimana sudah berada di usia 40 atau 50 tahunan keatas.


Yang kumaksud tidak monoton Niko sering menyuruhku berganti-ganti pakaian dalam setiap setnya, dia menyiapkan sendiri pakaian seksi yang dia ingin aku kenakan ditiap rondenya.


Kadang aku mesti pakai korset ketat atau pun Full Set Lingerie dan dia akan mengikatku lalu dengan sangat bernafsu mulai mengentotiku. Dia sepenuhnya sangat menikmatiku kemudian menyiramkan sperma hangatnya ke rahimku.







Niko sangat suka meng-Creampie ku, hampir pasti jika permainannya akan diakhiri dengan lelehan air maninya di kemaluanku dan Dimas sama sekali tak masalah dengan itu.


Aku harus melayani apapun keinginannya karena dia adalah lumbung uang utama bagi aku dan Dimas saat ini, baik itu dari tips atau bonus-bonus berupa benda mewah yang dia berikan.


Atas dasar hal itulah Dimas amat menjaga hubungan dia dengan Niko, sampai sekarang hubungan mereka sangat baik malah sering Dimas sekedar mengopi atau ngobrol bareng dengannya yang entah mereka membicarakan soalku atau urusan lain aku juga tidak tahu, aku hanya taunya memuaskan dia ketika nanti Niko menggunakan jasaku lagi.


Dari sana Dimas pun memberikan beberapa Privilege tersendiri kepada Niko ketika berkencan denganku, seperti tak lagi terpaku dengan hitungan jam per jam alias dia bisa membawaku seharian atau tidur bersama di rumah mewahnya.


Niko senang sekali dengan itu, maka jadilah aku cewek rentalnya. Ketika dirumahnya setiap saat dia selalu menyetubuhiku tak peduli aku sedang santai tetap dia akan memanjat diriku karena memang dia gampang terangsang sekali orangnya, dengan hanya sekedar melihat belahan dada atau bokong seksiku sudah cukup untuk membuat dia naik birahi.






Seperti hari ini saja meski sepanjang malam aku terus melayaninya, tapi ketika bangun paginya aku masih dia pejui empat kali sebelum kami pergi menemui mitra bisnisnya itu.


Kalau dipikir-pikir setelahnya waktuku jadi lebih banyak dengan Niko ketimbang dengan cowokku sendiri dan aku baru akan melayani klien lain kalau misalnya dia sedang keluar kota atau keluar negeri.

Ya, karena itulah bisa dikatakan bahwa aku sudah menjadi simpanannya secara tidak langsung, betul-betul siang-malam aku terus berada disisinya dan pulang ke apartemen pun hanya kugunakan untuk tidur saja lalu paginya sudah dijemput oleh supirnya lagi.


Padahal harusnya setelah hutang Dimas selesai aku sudah lebih santai karena kami sudah tidak kejar setoran lagi, tapi seperti yang kukatakan bahwa sekarang aku sedang menargetkan membeli rumah sendiri lalu barulah aku akan menghabiskan waktuku bersama Dimas dan melakukan seperti yang kami lakukan ketika berada dirumah kecil kami dulu saat dia menghukumku.


Aku rindu sekali momen itu momen dimana kami melakukan seks dengan lebih menantang! Dan asal tahu saja semenjak aku mulai fokus menjadi pelacur kami sama sekali tak pernah lagi melakukannya, malah sekarang tindikan di puting susuku buah karya Dimas dulu sudah tertutup karena aku tak Dimas bolehkan memakai tindikan ketika sedang melayani tamuku.


Namun apa boleh buat, toh aku juga sadar aku butuh perjuangan mendapatkan apa yang kuinginkan seperti contoh Dimas saja yang sekarang sudah benar-benar menjadi milikku seorang buah dari kesabaran yang kulakukan.


Makanya aku rela sampai mengorbankan waktuku untuk menjadi pemuas pria lain dan siap melakukan apapun yang mereka inginkan demi kehidupan yang lebih layak bersama Dimas.


Termasuk ketika Niko menginginkanku untuk melayani dia bersama temannya pun aku mesti siap sedia dan pasrah saja ketika mereka mengentotiku bareng.




Tak hanya sendiri Niko juga sering memintaku melakukan Threesome dengan temannya.


Waktu pertama kali melakukannya aku berdebar-debar sekali dan tak bisa menutupi diri padahal disisi lain aku tak ingin menunjukkan kepribadian liarku saat melacur, tapi sangat sulit menutupinya apalagi ketika Niko tetap memainkan permainan ikat-mengikatnya saat dia bersama temannya itu bergantian menikmati badan molekku yang sedang dalam keadaan tak berdaya.





Aku mendesah-desah keenakan ketika kontol mereka bergonta-ganti mengisi dua lubangku sementara aku sama sekali tak bisa bergerak karena ikatan tali, lakban atau tali ripet yang mereka gunakan untuk mengunci pergerakanku.

Aku terus menjernihkan pikiran dan mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku tak boleh larut dalam permainan tersebut apalagi sampai bercakap kotor seperti kebiasaanku, itulah yang paling kujaga karena takut Niko jadi ilfil dan aku merasa perlu menjaga Image ku sebagai gadis manis di depannya.


Sejauh ini aku memang berhasil menjaga citraku, tak peduli mereka ikat aku tergantung ditali lalu mereka oper aku dengan memutarkan badanku yang melayang itu atau menggilirku yang terikat terkangkang diatas kursi tapi tetap aku tak pernah kelepasan. Ya sekiranya Squirt atau sebuah lengkingan kerasku saat orgasme kukira sebuah hal yang wajar.





Jika hanya melayani Niko saja maka pekerjaanku akan mudah, tapi tidak setelah dia mulai sering menyuruhku turut melayani teman-temannya.

Bukan kesulitan dalam mengimbangi mereka karena sejujurnya aku sangat menikmati permainan Niko itu, yang kumaksud adalah kesulitanku dalam menekan kepribadian masokisku ini untuk tetap berdiam saja di dalam diri dan tak usah keluar-keluar.


Kalau seandainya tiba-tiba aku kelepasan lalu menjerit meminta Niko mencambukku atau minta yang aneh-aneh mau ditaruh mana mukaku? Bisa saja dia akan menganggapku aneh tak berbeda seperti kebanyakan orang lalu meninggalkanku, aku tak mau mengambil resiko tersebut dan juga tidak Worth untuk dijudikan.


Aku hanya fokus menuruti apapun keinginannya saja dan tak akan meminta dia melakukan ini-itu, karenanya aku selalu nyinyir menegaskan ke diriku sendiri kalau aku ini adalah pelacur yang harus memuaskan klienku, bukan memainkan seks normal dimana aku juga perlu timbal balik.


Pertama kalinya sih aku bergidik ketika Niko mengundang banyak teman-temannya ke rumahnya lalu menyuruhku memijiti mereka satu persatu.


Selama memijiti mereka aku yang saat itu mengenakan pakaian Maid sudah mereka pegang-pegang atau mereka tatap lapar menginginkan badan molekku untuk mereka cicipi, dan bak gayung bersambut Niko pun memperbolehkan mereka menjajalku bahkan kalau tak salah aku langsung mereka gilir sambil terduduk di kursi.




Kulayani mereka sesuai kemauan Niko dan membiarkan mereka yang bergantian dengan cepat mengeweiku sementara Niko tampak fokus menontoninya.




Kutahan libidoku dan hanya memejamkan mata pasrah dengan kenikmatan yang kurasakan ketika memekku terus dihujam berganti-gantian oleh kontol mereka.


Mereka yang sangat terangsang dengan diriku berejakulasi dengan cepat yang semuanya mereka lakukan di dalam memekku, hingga aku pun sampai mengumpat dalam hati saking gregetnya menyaksikan memekku jadi sarang pembuangan air mani dari banyak cowok sekaligus!





Jelas aku meladeninya dan benar-benar terangsang penuh sepanjang mereka menggilirku.


Karena itu yang pertama kalinya Niko menyuruhku melayani banyak temannya sekaligus, jika biasanya hanya satu atau dua orang maka saat itu aku dia sodorkan langsung dengan 4-5 orang temannya yang juga sama muda dan bergairahnya seperti dia.




Tak tahu berapa kali aku terkencing-kencing merasakan nikmatnya, tahu sendiri aku sudah sangat lama tak di Gangbang berhubung Dimas tetap enggan melakukannya meski sudah berulang kali kuminta dia lakukan.


Dari sejak saat itu mulailah aku juga harus melayani Niko bersama teman-temannya entah itu di rumah Niko atau ditempat salah seorang dari mereka, karena tak jarang pula mereka meminjamku untuk dibawa ke apartemen mereka lalu tubuhku pun mereka nikmati bergantian.





Ketika mengentotiku mereka selalu melakukannya dalam sebuah situasi yang santai.

Seperti saling bercakap kasual dengan mengobrol, bersenda gurau, menonton TV atau sambil membicarakan soal bisnis mereka. 




Dan aku hanya diam saja membiarkan mereka terus menunggangiku karena memang itulah tugasku sebagai pelacur yang memuaskan syahwat para tamu yang datang.

Niko tampak senang menontoniku yang ditunggangi kawan-kawannya bergiliran dan ini adalah salah satu kebiasaan Niko yang paling kusuka karena sebenarnya sudah sejak awal aku ingin Dimas lakukan hal serupa seperti yang Niko lakukan padaku tapi tak pernah kesampaian berhubung dia cemburuan sekali orangnya.

Meskipun santai tapi aku tak pernah mereka kasih kendor sama sekali karena nyaris sepanjang malam aku betul-betul mereka gilir secara bergantian dengan berbagai ragam gaya, sering juga aku mereka cekoki pil perangsang atau obat kuat demi membuatku tahan lama ketika mereka estafetkan.




Aku menurut dan membiarkan mereka melakukan apa yang mereka mau terhadap diriku, yang ada dalam kepalaku hanyalah kepuasan orang-orang tersebut maka tak heran kalau aku mesti berjibaku dengan diri dan gairah besarku sendiri.

Apalagi mereka juga selalu meng-Creampie ku sampai-sampai sperma mereka lumer bercucuran kemana-mana saking penuhnya lubangku dengan air mani mereka.








Teman-temannya akan tertawa-tawa melihat kucuran sperma tersebut mengucur yang entah dari pantat atau memekku sementara Niko tak mempermasalahkan pelacur sewaannya ini dinikmati sepuasnya oleh teman-temannya.


Mereka benar-benar semaunya saja, tak jarang mereka menyuruhku untuk meminum sperma yang baru mereka suntikkan ke tubuhku itu yang mau tak mau mesti kulakukan.






Kuambil gelas maupun mangkuk yang jadi tempat penampungan kucuran peju mereka yang baru keluar dari memek atau anusku kemudian segera kuminum dengan wajah paling binalku tepat dihadapan mereka persis seperti yang kulakukan tadi!


Respon mulutku akan mengatakan kalimat terima kasih ke mereka karena sudah mau mengentotiku dan mengizinkanku meminum sperma segar mereka yang penuh gizi itu dan hal tersebut membuat mereka puas!


Aku hanya tersenyum manis setelah berhasil membuat mereka kagum dengan aksi impresifku, tentu harusnya aku tak perlu mengucapkan kalimat seperti itu tapi segalanya mengalir begitu saja dikepalaku.




Inilah yang menjadikan Niko sangat senang dengan diriku, dia mengatakan jika aku total sekali dalam melakukan sesuatu dan benar-benar pasrah menuruti apapun keinginannya.


Sejak dari pertama kali dia memintaku untuk ber-Threesome kami jadi semakin sering melakukannya, sadar bahwa Niko dan teman-temannya suka 'keluar di dalam' membuatku juga terpaksa harus memasang kontrasepsi yang super kuat untuk membekukan sel telurku agar tak dibuahi sperma mereka sebagai bentuk totalitasku pada mereka.


Aku pun sebenarnya dengan senang hati melayani dia dan teman-temannya itu, apalagi teman-temannya juga selalu menyawerku tak kalah fantastisnya dari Niko puas atas servis yang kuberikan. Tapi ada satu hal yang sejak awal terasa olehku.


Baik dia ataupun teman yang dia ajak itu terlihat sama sekali tak canggung dan seolah sudah biasa mengentoti wanita berbarengan begitu, hingga kuketahui dari supirnya bahwa di lingkungan Niko mereka memang sudah terbiasa saling traktir satu sama lain dengan pelacur-pelacur yang mereka sewa.


Ternyata hal seperti ini sudah lumrah dikalangan orang-orang kaya seperti mereka, lanjut cerita dari supirnya itu dikatakan bahwa sering mereka menyewa model-model cantik lalu melakukan Orgy Party di salah satu kediaman mereka dan bersenang-senang bersama persis seperti yang mereka lakukan juga padaku.


Tapi biasanya Niko tak akan betah dengan pelacur-pelacurnya tersebut lalu membuang mereka begitu saja dan mencari lagi yang baru hingga berakhirlah dia dengan tergila-gila padaku sekarang.


Aku baru tahu dari penuturan supirnya itu berhubung aku baru 2 bulan ini saja berhubungan dengannya, pantaslah tubuh mahalku sering dia hidangkan ke teman-temannya dalam sebuah sesi santai dan membiarkanku dipakai sesukanya oleh mereka.


Pokoknya banyak yang dilakukan mereka ketika sedang menggarapku berbarengan, malah tak jarang juga lubangku mereka salome bareng bersama-sama entah itu di memek atau di lubang anusku.






Dalam aksi ini Niko selalu ikut ambil bagian dan dia meleguh nikmat saat dia dan temannya mulai menyodok bareng kontol mereka di satu lubang yang sama, sementara aku sekali lagi hanya bisa tertunduk dalam erangan sebisaku menahan diri karena sensasi yang kudapat sungguh luar biasa!


Rasanya semua kegilaanku ingin meledak menyadari jika memekku tengah dimasuki dua penis dari pria yang berbeda terlebih Niko dan teman-temannya itu juga tak ragu melecehkanku dengan kalimat merendahkan maupun menjambak rambut lalu mengimpoiku sesuka mereka.


Namun tetap kubiarkan sensasi tingkat tinggi itu menggumpal di kepalaku saja dan tak kulepaskan seperti biasa.


Itulah mengapa kukatakan bahwa pekerjaanku ternyata tidaklah segampang yang kupikirkan namun disaat yang sama juga tidak terasa berat karena aku menikmatinya.


Sungguh sebuah situasi yang aneh bukan?






Ya begitulah resiko menjadi wanita panggilan, aku mesti mau diperlakukan apa saja dan harus kuat hati, terlebih dalam menghadapi cibilan orang-orang.


Ini tak hanya bersama Niko, tak jarang para lelaki hidung belang yang menyewaku akan melecehkanku dengan ocehan-ocehan atau perlakuan yang sangat merendahkan sekali, dan untuk yang belum terbiasa pasti takkan tahan dengan itu.


Dalam kondisi normal tentu saja aku menyukainya karena aku suka permainan yang menantang tapi disini aku berbicara mewakilkan suka-duka para pelacur-pelacur secara umum yang kurasakan sendiri ketika menjalaninya, berhubung tak semuanya sepertiku yang menikmati pekerjaan syahwat ini dan murni melakukannya demi tuntutan ekonomi.


Mungkin karena dasarnya mereka orang-orang yang punya banyak uang hingga merasa bisa berbuat semaunya saja terlebih ke perempuan seperti kami ini yang hanya bisa pasrah tahu bahwa kami dibayar.


Inilah mengapa sejak dulu aku tak pernah mau melakukan seks demi uang, untukku esensi dari seks adalah kenikmatan, bukan melakukannya atas dasar iming-iming mahar apalagi uang, jika melakukannya sudah di dasari hal tersebut maka yang ada hanyalah kepura-puraan.


Dalam sehari-hari saja aku tak suka berpura-pura dan tak sanggup rasanya jika aku mesti berpura-pura keenakan diatas ranjang kemudian membohongi diriku sendiri, bagiku itu seperti menistakan sebuah hal yang sangat aku cintai, ini lebih kepada aku ingin menjaga kemurnian dari esensi kenikmatan tersebut.


Sebetulnya aku tak ingin membahas soal ini lagi pada diriku sendiri juga aku sudah tak bisa mengelaknya, aku hanya perlu menanggapinya secara bijak. Memang ada masa dimana kita harus mengorbankan Pride dan sedikit menundukkan kepala kita demi seseorang yang kita anggap penting, seperti apa yang orang dewasa sering katakan.


Lagipula menjadi pelacur tidaklah serendah itu, ini hanyalah sebuah profesi sama halnya seperti profesi lain yang tidak merugikan siapapun.


Ada yang benci dirinya

Ada yang butuh dirinya
Dosakah yang dia kerjakan?
Atau sucikah mereka yang datang?

Setidaknya yang dikatakan dalam lirik Eyang Titiek Puspa tersebut adalah kalimat kontemplasi alias sebuah renungan.


Apa yang terjadi memang terjadilah dan inilah hitam-putih kehidupan manusia dengan segala kemunafikannya.






..............................

Banyak sebenarnya yang bisa kuceritakan mengenai pengalamanku saat melayani Niko, mulai dari aku yang dia jadikan hiburan ke mitra-mitra bisnisnya atau ke tamu-tamu pentingnya sampai juga dia jadikan hadiah untuk karyawan-karyawan kantornya.


Hmmm, bagaimana aku menjelaskannya ini ya?


Sebenarnya tak ada Deal khusus untuk yang satu ini, hanya saja seiring berjalannya waktu sepertinya peranku sedikit digeser oleh Niko.


Lebih tepatnya satu bulan ke belakang aku lebih sering Niko sajikan untuk menghibur mitra-mitra bisnis atau tamu pentingnya.


Dia sering memintaku untuk menemani makan malam tamunya yang datang dari luar kota atau luar negeri. Tak lupa selain memintaku untuk melayani mereka sebaik mungkin, Niko juga mengembankanku misi khusus yaitu merayu tamu-tamunya dalam memuluskan bisnis yang sedang dia kerjakan.


Maka kulakukan karena itu pekerjaan yang gampang sekali untukku. Dengan berbekal dandanan dan balutan pakaian seksi diantarlah kami oleh supirnya untuk makan malam berdua.




Aku akan aktif mengobrol dengan tamunya itu sesantai mungkin melupakan keformalan yang harusnya tetap ada berhubung yang kugandeng biasanya adalah bos-bos besar dari luar negeri.


Kepribadianku yang supel membuatku selalu mudah untuk dekat dengan seseorang tak perduli orang itu punya kepribadian yang Introvert, malu-malu atau Insecure, sejak dulu aku benar-benar tahu cara membuka obrolan dengan tipe yang begini lalu mencari celahnya.


Walau rata-rata tamu Niko berusia variatif yang kadang sudah tua dan kadang masih berusia dibawah 40 tahunan, tapi sejauh ini aku selalu bisa menyambungkan pembicaraan diantara kami.




Sesuai pesan dari Niko aku melayani mereka setulus mungkin guna membuat orang-orang terhormat tersebut nyaman denganku.


Kadang kami minum lalu bersulang bersama, aku benar-benar akan memanjakannya sepanjang malam, menggelayut mesra ditangannya kemudian membiarkan mereka meremas dada ataupun menciumku semua kubiarkan terjadi.


Beruntungnya daya tahan alkoholku berada diatas rata-rata hingga dicekoki minuman sebanyak apapun tak berpengaruh banyak terhadapku, yang ada justru mereka yang mabuk duluan.


Jujur aku terangsang betulan saat melakukan tugas tersebut, apalagi menyadari mata-mata para pengunjung lain terus melirik-lirik kearahku pasti baper melihat gadis seseksiku amat manjanya dengan 'om-om' gandenganku.


Dan jika momentumnya sudah pas tak ragu aku akan duduk di pangkuannya lalu mulailah kurayu dia untuk memenangkan proyek dari perusahaan Niko dengan iming-iming kepuasan yang kujanjikan.




Sambil melakukannya kutatap dia dengan pandangan sayuku kemudian menggoyangkan badanku persis diatas kontol tegang si tamu Niko itu untuk membuat simulasi sebelum kami ngeseks sungguhan di kamar hotel.


Tamu-tamu Niko yang kulayani selalu meneguk ludah dengan setiap gerak-gerik menggoda yang kulakukan, meski tak semua langsung menjawab ataupun menjanjikan perihal urusan bisnisnya tapi mereka selalu memberikan reaksi positif ke Niko.


Dan entah itu ada pengaruhnya dari apa yang kulakukan atau tidak, yang jelas setiap kali rekan bisnis Niko itu tidur denganku biasanya tak lama proyek mereka akan Goal!


Niko senang sekali dengan kerjaku, dia langsung akan mengguyurku dengan uang fantastis dan hadiah-hadiah mewah yang juga turut membuat Dimas semringah.


Mungkin karena inilah banyak intel atau agen-agen berupa seorang gadis cantik dan seksi yang diutus melakukan tugas infiltrasi dalam mencari sebuah informasi karena memang sangat efisien.


Niko memang cerdik, dia selalu menggunakan pendekatan unik seperti melakukan diplomasi 'meja makan' dalam memuluskan proyek-proyek bisnisnya, aku tahu benar karena aku sering menemani dia ketika menemui kolega perusahaannya.


Dia sangat menghindari pembicaraan formal ketika mulai melakukan lobi-lobi dan lebih memilih melakukan pendekatan persuasif. Niko bilang basa-basi adalah hal yang paling penting dalam dunia bisnis sebagai langkah untuk mengambil hati partner bisnisnya, dengan melakukan sesuatu yang istimewa kita akan membekas dihati orang entah dengan cara apa dan itu sangat penting dalam mendapatkan patronasi ataupun memenangkan lelang tender.


Istimewa yang dia maksud tentu bisa mencakup banyak hal, entah itu Feedback yang akan dia berikan ataupun hal-hal kecil namun bersifat amat krusial seperti menyuguhkan sebuah jamuan yang luar biasa dimana peranku termasuk di dalam sini.


Bagiku tak masalah, selain uang dari yang Niko berikan aku juga mendapatkan saweran termasuk dari tamu-tamunya itu, inilah yang kumaksud bahwa kehadiran Niko benar-benar telah memutar kembali hidupku dan Dimas.


Walau lagi-lagi aku mesti sangat banting tulang membiarkan tubuh putih seksiku ini juga turut digerayangi ataupun digilir-gilir oleh karyawan kantornya sebagai tontonan hiburan untuk Niko.





Jika sedang tak ada proyek maka seperti biasa Niko menugaskan aku untuk memuaskan karyawan-karyawan kantornya sendiri sebagai hiburan.


Meski tak sesering dengan teman-temannya tapi ini lumayan membuatku sibuk karena yang kulayani biasanya banyak lelaki sekaligus dan itu kulakukan langsung di depan Niko!




Niko bilang untuk melecut semangat para karyawan kantornya agar bekerja lebih giat lagi dalam mencapai target, padahal aku tahu kalau dia suka menyaksikanku digerayangi banyak tangan dan tak lebih sebagai tontonan menarik untuknya.




Para karyawannya yang sejak awal sudah begitu bernafsunya saat melihatku dibawa-bawa oleh Niko ke kantornya ataupun di dalam rapat jelas senang sekali!


Tak ayal setiap lekuk tubuhku benar-benar digerayangi ataupun mereka kerubungi dengan penuh nafsu demi merasakan langsung kenikmatannya.


Anak-anak buah Niko yang beberapa diantara mereka terlihat seumuran denganku itu sangat tergoda dengan keindahan diriku, hingga ketika aku sudah mereka rebahkan maka habislah aku.




Mereka akan menjilati, mengecup, mengemut setiap senti tubuh mulusku ini dan menjadikan libidoku langsung memuncak merasakan betapa liarnya mereka menggerogoti diriku seperti anjing buas!

Serius, tak ada satu jengkal pun titik di tubuhku yang luput dari seruputan penuh nafsu mereka, bahkan area-area rawan seperti ketiak, paha atau selipan kakiku seolah favorit untuk mereka jilati dan itu membuatku mendesah keras merasakan gelinya yang begitu nendang di kepala!





Aku tak ubah bagaikan seperti seekor Zebra yang sedang dimangsa kawanan Hyena lapar atau seorang gadis tak berdaya yang jadi korban santapan para Zombie Corps yang menjadikan tubuh putih mulusku sebagai menu makan malam mereka.


Aku nyaris tak bisa berbuat apapun selain pasrah, terlebih ketika tanganku mereka pegangi lalu diangkat keatas untuk mengeksposnya, mereka saling terdiam beberapa saat menatap ketiakku yang super licin itu sementara aku menggeleng-gelengkan kepala sadar bahwa incaran mereka adalah area tersebut, dan tiba-tiba dalam sekejap habislah ketiakku mereka seduh bergantian sampai basah kuyup!




Asal tahu saja semenjak aku jadi PSK seperti sekarang, aku mesti lebih ekstra rajin merawat diri seperti memakai pelembab khusus di area ketiak juga puting susuku supaya tidak menghitam, karena dua titik ini benar-benar jadi sasaran empuk dari tamu-tamuku itu.


Bayangkan saja dalam sehari aku bisa melayani 6-8 pria, belum lagi sekarang-sekarang Niko selalu main 'borongan' dengan memintaku turut juga melayani teman-teman, mitra bisnis atau karyawan-karyawannya. Terbayang jika aku tak melakukan Treatment khusus pastilah puting susu dan ketiakku sudah menghitam dengan cepat tak peduli mau aku bule atau bukan.


Dan puncak momen gilaku dengan Niko terjadi sekitaran dua minggu yang lalu dimana aku ikut menemaninya ke Bali di acara evaluasi tahunan kantornya. 


Selama berada di Bali ternyata Niko menjadikanku sebagai bonus ke para marketingnya yang punya rating bagus untuk bisa sepuas-puasnya menikmati badan montokku ini.

Niko sampai menyewa sebuah Yacht mewah yang hanya berlayar disekitaran laut Nusa Dua dan rela merogoh kocek pribadinya cukup dalam demi meriahkan acara rutin kantornya tersebut.




Disana seperti yang dikatakan supirnya padaku Niko juga menyewa beberapa pelacur yang tak kalah cantiknya dariku, bahkan beberapa diantara mereka termasuk Influencer atau selebgram pesohor yang baru kutahu ternyata juga 'nyambi' sama sepertiku.


Jelas selama 3 harian kami berlayar para karyawan-karyawan kantor Niko begitu bersenang-senangnya bak berada di surga karena diatas kapal benar-benar Full of Angels dengan segala kemewahannya.


Minuman keras bermerk, dentum musik, makanan enak dan berbagai fasilitas mewah kapal dapat mereka nikmati termasuk kami 'The Angels' yang harus kerja keras melayani mereka selama berada diatas sana berhubung jumlah kami yang hanya berdelapan sementara mereka lebih dari 25 orang.


Wah pokoknya itu merupakan salah satu Wildest Party tergila sekaligus pesta termewah yang pernah kulakukan, dan beruntungnya kapal kami tidak disambar petir karena saat itu semuanya sungguh dipenuhi dengan kemaksiatan.


Kami para cewek-ceweknya hanya diwajibkan memakai pakaian seksi dan harus rela dipegang-pegang atau bergantian diewei oleh mereka, malah tak jarang dalam satu kesempatan satu cewek mesti meng-Handle 3-5 pria sekaligus tak terkecuali aku yang bisa dikatakan paling laris diantri mereka, apalagi dari kami berdelapan cuma aku yang Available 3 lubang.


Bisa kubilang itu seperti Fuckfest! Aku bersama ketujuh wanita-wanita cantik lainnya benar-benar dikawini seperti kambing dari pagi hingga malam, dan itu dilakukan tanpa kondom sama sekali juga mereka bebas ejakulasi dimana saja sesuka hati!


Itu mungkin juga pertama kalinya aku harus melakukan Orgy/Gangbang dengan wanita lain yang sejak dulu tak mau kulakukan dan dengan terpaksa pula aku harus melakukan berbagai adegan lesbi seperti berkali-kali menjilati memek atau berciuman sesama wanita karena sering kepala kami saling diradukan oleh si penunggang dalam posisi berhadap-hadapan.


Jika di siang atau sore perkerjaanku 'sedikit' lebih mudah dikarenakan kami bisa melayani mereka secara berbarengan, maka tidak di malamnya.


Setelah Dinner sesuai yang dijanjikan Niko ke para marketingnya mereka bisa menikmati diriku di dalam kamar secara lebih eksklusif, pada sesi ini aku benar-benar seorang diri melayani mereka yang dibagi masuk ke kamar dalam beberapa kelompok.




Aku yang tergeletak telanjang diatas ranjang benar-benar pasrah saat tangan mereka bergerak berbarengan menggerayangi badan putih nan mulusku ini.




Lagi-lagi kepribadianku terpecah dua bingung memfokuskan diri diantara bekerja dan bersenang-senang, terlebih ketika mereka sudah mulai menyetubuhiku entah itu secara bergantian satu persatu ataupun sekaligus, yang jelas mereka selalu mengeluarkan benih mereka di memekku.






Sungguh itu tak hanya sebuah Paradise bagi mereka namun juga untukku, merasakan vaginaku terus menerus diisi ulang dengan sperma hangat mereka membuatku kembali bernostalgia dengan masa-masa liarku dulu.


Keputusanku untuk mengganti kontrasepsiku dengan yang lebih kuat ternyata menjadi sebuah keputusan yang tepat, jika tidak mungkin sepulangnya dari Bali itu aku sudah pasti akan berbadan dua karena gosipnya salah seorang Angels yang juga 'bertugas' disana sudah positif hamil akibat pesta gila yang kami lakukan.


Meski hampir semua menyelesaikan permainan dengan mengeluarkan bibit bayi mereka di memekku, tapi justru sepanjang permainan para karyawan Niko itu memompa kontol-kontol mereka di anusku dan baru akan menyucuk memekku untuk ejakulasi saja.


Ya, sama halnya seperti lelaki lain yang setelah tahu bahwa aku bisa disodomi membuat mereka jadi lebih gencar menyodok batang kemaluan mereka di dalam sana, bahkan di beberapa kesempatan pernah anusku mereka sodok tiga kontol sekaligus!




Aku meleguh keras menyadarinya dan tak pelak kepribadian liarku langsung merayap keluar untuk menggila bersama mereka tanpa bisa kutahan lagi.


Untungnya kontol mereka ukurannya biasa-biasa saja jadi memang memungkinkan untuk mereka melibas pantatku sekali tiga.


Para anak-anak AE (Account Executive) atau marketing Niko itu sungguh amat takjub melihat diameter anusku yang akan tampak begitu lebarnya ketika disingkap dan lubang menganga tersebut semakin membuat mereka terangsang untuk terus memakainya.





Mungkin ini adalah hasil dari permainanku dengan Dimas yang sampai sekarang masih sering 
menjejalkan bermacam-macam benda-benda berukuran jumbo ke lubang pantatku hingga tak terasa semakin hari anusku jadi semakin longgar saja dan juga harus jujur kukatakan kalau sekarang aku sama sekali sudah tidak bisa lagi menahan buang air besar.

Jika sedang pergi keluar untuk sekedar jalan-jalan atau pergi ke acara-acara resmi maka mau tak mau aku mesti memakai Pampers bayi supaya tidak buang air besar di celana, tapi meskipun begitu aku tetap pasrah dan membiarkan cowokku itu melakukannya karena ini adalah bakti sekaligus kewajibanku dalam memenuhi Fetish pasanganku itu yang suka sekali kalau anusku semakin dibuat lodoh.

Aku lupa persisnya bacotan mereka ketika mengomentari penampakan lubang anusku yang sedang mangap saat itu, yang jelas aku sungguh menikmati semua umpatan mereka yang baru tahu jika ternyata cewek secantikku ternyata sudah sering jadi korban sodomi dari pria, malah berulang kali juga mereka meracau menghina terkait betapa jebolnya lubang anusku sembari bergantian mengentotinya.



Aku yang mereka posisikan terkangkang dalam posisi kepala dibawah dan disandarkan di tepi sofa pun hanya bisa mendesah-desah ketika bergantian kontol dari beragam ukuran juga warna tersebut keluar-masuk di pantatku.


Kendati aku tak begitu merasakan nikmat atas penetrasi mereka dengan ukuran penis mereka yang terlalu 'kecil' untuk anusku itu tapi aku suka sensasinya.


Juga aku ingat, masih di momen yang sama mereka mengambil lilin besar kemudian mereka masukkan ke anusku dan seketika mereka nyalakan hingga menjadikan lilin tersebut nyala dalam posisi tertanam di lubang anusku!






Mereka tertawa bersama-sama membiarkan beberapa saat untuk menikmati momen mendebarkan yang terjadi, sementara aku was-was takut jika lelehan panas lilinnya menetes dan pasti akan menetes di sekitaran memekku yang sedang berkontraksi.


Untungnya tak terlalu lama mereka langsung mengangkat lilin tersebut tapi cepat mereka menggantinya dengan sebuah dildo besar yang entah milik siapa!




Mataku melotot melihat dildo hitam berukuran super besar itu saat masuk begitu mudahnya di dalam pantat rusakku buah kenakalan yang kulakukan selama ini.


Kalimat-kalimat melecehkan dari mereka terbang kemana-mana menyaksikan pantatku bisa menelan benda berukuran Massive tersebut dan aku meski berjuang menahan supaya mulutku tetap terkontrol, setidaknya untuk menjaga citraku takut jika Niko atau orang di sekitarnya sampai tahu jika memang sebenarnya aku ini adalah cewek yang liar.




Mereka mencucuk-cabutkan dildonya bergantian, seolah penasaran dengan betapa elastisnya lubang pantatku dan kembali terpukau dalam umpatan ketika menyaksikan diameter lebarnya pantatku saat terekspan.




Aku diam saja, sepenuhnya diam demi menjaga agar tidak ada ocehan kotor yang keluar dari mulutku dan itu sama sekali tidak mudah!


Dalam kondisi normal mungkin aku sudah memaki-maki meminta ke mereka agar melakukan sesuatu yang lebih, dan itu akan kulakukan sambil menggeseki memekku sendiri menggunakan jariku.


Aku murni membiarkan diriku menggila dari dalam dan puncaknya ketika ada seseorang diantara mereka yang tanpa permisi main langsung menjejalkan kepalan tangannya kedalam lubang yang sedang menganga itu!




" AHHHH..... " erangku keras merasakan sentakan nikmat luar biasa di kepala saat tangannya sudah masuk di dalam anusku.


Saat itu aku memejamkan mata dan tanganku bergerak begitu saja kearah vagina gatalku untuk bermasturbasi menyamakan gerakan dengan kocokan si pria yang mengocoki pergelangan tangannya di anusku.




Tak pula bisa kutahan racauanku dan akhirnya aku benar-benar lepas kendali saat meminta ke pria tersebut untuk turut juga memasukkan kontolnya bersama tangannya yang sudah lebih dulu terbenam di anusku.


Saat dia kira aku bercanda dan hanya tertawa-tawa seketika pula aku kesal lalu mengatakan :


" CEPETT!!... "


Mendengarnya membuat mereka terdiam kemudian si pria akhirnya langsung melakukannya hingga dia pun segera mengentotiku tak hanya dengan kontol tapi bersamaan juga dengan tinjunya.






Aku mendapatkan kenikmatan tertinggiku di titik itu! Mataku memutih sampai aku Squirt dengan begitu derasnya yang harus membuat badanku basah kuyup akibat posisi tubuhku yang lebih berada dibawah.


Pasca aku kelojotan kujernihkan lagi pikiranku dan sungguh aku khawatir setelah menunjukkan diriku yang sebenarnya ke mereka selama beberapa saat, namun untungnya mereka tak begitu mencurigainya malah melanjutkan rasa penasaran mereka dengan anusku.


Lelaki lain yang tampak paling greget segera duduk bergantian dengan rekannya kemudian dia singkap paksa lubang anusku yang menganga itu dengan dua tangan!




Aku menjerit merasakan sakit karena aku ingat dia betul-betul membuka pantatku sekuat tenaganya bahkan tak peduli jika anusku sampai robek sekalipun demi bisa melihat selebar apa pantatku ini mekarnya.




Lagi mereka tertawa-tawa ketika seseorang membuat Joke saat anusku dimekarkan sebegitu lebarnya yang sayangnya aku lupa dengan kelakarnya waktu itu.


Puas mengekspan dan melecehkan lubang anus yang sudah dol itu akhirnya mereka kembali mengentotiku setelah meludahi lubang anusku berbarengan terlebih dahulu yang sampai membuat pantatku lumer dengan ludah mereka.


Dalam seksnya mereka semakin kasar saja dan tak jarang mereka menampar keras pantatku sambil memakiku persis memperlakukanku sebagai seorang pelacur bispak yang kotor!




Aku tak bisa memprotes karena memang seperti inilah pelacur diperlakukan, beberapa malah masih tetap menyodok kontol mereka sambil terus mengekspansi pantatku entah dengan tangannya sendiri atau dibantu lebarkan oleh orang lain.




Sungguh aku mendapatkan pengalaman yang liar selama berada di Bali diatas pesiar waktu itu, pokoknya begitu banyak sensasi yang kudapatkan juga aku tak lupa saat mereka memintaku duduk mengangkang melebarkan sendiri pantatku kemudian dua orang menggilir anusku cepat dengan masing-masing satu tusukan!



Aku benar-benar menjadi seonggok daging pemuas untuk mereka! Bisa kukatakan selama disana bahwa akulah yang paling sibuk, begitu larisnya aku sampai-sampai mereka tak ingin lepas dan terus ingin memepet diriku padahal cewek yang lain tak kalah cantiknya dariku.


Tapi begitulah, aku sadar karena memang sejak awal akulah Ultimate Reward yang dijanjikan Niko ke mereka, jadi wajar selama berada diatas pesiar itu aku seolah menjadi ratu untuk mereka puja-puji sekaligus mereka gilai walau hanya sebagai objek kenikmatan mereka.




Aku tak pernah menceritakan ini kepada Dimas, maksudku tentang Niko yang sering membagi-bagikan tubuhku ke teman-temannya atau menceritakan peranku yang dia jadikan sebagai pemulus proyek bisnisnya.

Dimas tahunya aku dan Niko hanya berkencan berdua saja, termasuk saat ke Bali dua minggu yang lewat dimana Niko mengatakan kepada Dimas untuk meminta aku menemaninya liburan saja, walaupun pada kenyataannya aku dikonsumsi secara syahwat oleh para karyawannya.


Aku sih tak masalah, malah sejak dulu aku suka sekali jika harus dipuaskan banyak cowok sekaligus dan itu selalu membuatku amat membara tak terkecuali melakukannya sebagai seorang lonte sekalipun.






..............................


Jam 3 aku tiba di apartemen setelah diantarkan oleh pak Rusdi. Dimas tak ada dan tampaknya dia sedang pergi keluar, maka segera aku menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri setelah tadi meladeni 3 orang rekan bisnisnya.


Sesudahnya aku langsung bersiap untuk meluncur ke PH lebih awal untuk menjalani sesi pemotretanku, selain karena jauh juga ada hal yang ingin aku tuntaskan dengan salah seseorang disana.


Ini terkait rencana baruku dengan Dimas.


Dalam minggu ini aku rencananya ingin coba-coba peruntungan dengan menjadi Camgirl di sebuah situs luar negeri, ya barangkali ada rezeki yang bisa kujemput dari sana.


Aku sudah berdiskusi dengan Dimas mengenai ini, berhubung dia tak mau melakukan siaran langsung ketika bercinta denganku jadilah aku mesti mencari lelaki lain yang nantinya akan menjadi patner seksku selama Online dan untungnya cowok gantengku yang super cemburuan itu mengizinkannya.


Pilihanku jatuh ke kak Josaphat yang nantinya akan lebih kuperkenalkan secara mendetil dibawah, tapi sebelumnya pastilah kalian bingung karena beberapa kali aku membahas mengenai PH, kru, pemotretan yang padahal aku bilang kalau aku sudah mengundurkan diri dari dunia modeling.


Nah jadi begini, selama 4 bulan ini aku tak hanya menjadi pelacur tapi juga seorang model telanjang. 


Jika tadi aku lebih spesifik dengan Niko dan sekilas menceritakan pengalamanku ketika melayani pria hidung belang lain, maka sekarang aku ingin mengungkapkan sedikit tentang kelanjutan karirku setelah aku resmi mundur dari agensiku.

Memang benar aku sudah mengundurkan diri dari labelku dengan mengatakan kalau aku ingin rehat, tapi sebenarnya aku tidak benar-benar rehat dari dunia permodelan karena sampai sekarang aku masih melakukan Shots sebagai model seperti biasa, hanya saja sudah bukan di payung manajemen Xena lagi dan kontennya pun berbeda dari tempatku dulu.


Jika ditempat Xena sebelumnya yang berkonten Fashion aku hanya akan berfoto seksi dengan menggunakan Lingerie atau memakai dalaman bersponsor, maka ditempat yang ini aku benar-benar akan berfoto telanjang karena labelnya yang Adult.


Benar, sebuah studio foto khusus pria dewasa menjadi tempat aku melanjutkan karir modelingku sekarang yang kuputuskan setelah melakukan berbagai pertimbangan.


Selepas aku menjadi Free Agent aku langsung menghubungi agensi yang ada di Thailand tempat dimana aku berfoto telanjang dulu yang jika kalian ingat pernah aku ceritakan.


Singkatnya kami langsung Deal dan resmilah aku ada dibawah naungan mereka.


Sebenarnya aku merasa buruk karena sudah mengkhianati Xena kemudian bilang jika aku ingin rehat sebagai model tapi yang sebenarnya terjadi justru aku berpindah label.


Entahlah, aku masih tak enak hati sampai sekarang jika memikirkannya. Begitu menyadari jika kami perlu 'Instan Money' aku langsung menjadi sangat oportunis demi membebaskan pria yang sangat kusayang itu dari deritanya.


Dan teringatlah aku dengan manajer Thailand yang waktu itu menawariku berfoto telanjang karena dulu aku dibayar mahal sekali oleh mereka, bahkan mereka sebenarnya turut menawariku kontrak jangka panjang yang langsung kutolak berhubung saat itu aku tak tertarik dengan uang dan hanya sekedar melepas penasaran saja.


Setelah menghubunginya lagi dan melihat ada peluang segera aku Resign dari labelku demi ini, singkat cerita aku pun ambil bagian di payung manajemennya walau aku sengaja tak mengambil kontrak jangka panjang supaya aku bisa keluar sewaktu-waktu. Tapi secara keseluruhan Rule nya masih sama seperti dulu dimana majalahnya hanya terbit di Thailand dan dijual untuk kalangan tertentu saja.


Ini sedikit melegakanku karena aku tak enak jika sampai Sena mengetahui bahwa aku lebih memilih untuk jadi model telanjang seperti ini, juga pasti dia akan berpikir jika aku sudah dibutakan dengan uang padahal dia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kurasa aku takkan punya kesempatan untuk menjelaskan itu.


Tapi jika pada akhirnya dia dan teman-teman modelku nanti sampai tahu pun juga biarlah, toh ini keputusanku pribadi dan aku tak peduli dengan omongan mereka yang akan menganggapku apa.


Apapun akan kulakukan sekarang asalkan kami mendapatkan uang, malah aku juga meminta ke Dimas untuk turut mencari klien yang menginginkan layanan Phone Sex dariku supaya pemasukan kami semakin bertambah terlebih disaat aku sedang menstruasi yang mengharuskanku Off melayani pria.


Bersama manajemen baruku ini pulalah aku menemukan keseruan lain karena dalam setiap sesinya akan selalu menghadirkan tantangan dan itu membuatku amat Excited untuk melakoninya.


Meski berdomain di Thailand namun aku tak perlu kesana untuk melakukan sesi pemotretannya karena mereka sudah membentuk tim sendiri disini, lebih jauh mereka sampai rela menyewa sebuah rumah untuk dijadikan PH (Production House) untuk kami. Jadi pihak produser tinggal mengkordinir saja dari Thailand secara Daring dan memberitahukan konsepnya yang kemudian akan kami garap di Jakarta.


Awalnya Cover majalah yang diterbitkan tidaklah terlalu vulgar, hanya sekedar aku yang berpose dengan binal menunjukkan ekspresi nakalku ataupun lekuk-lekuk tubuh seksiku saja yang tentu mereka jadikan sebagai tajuk utamanya.






Dari mulanya yang hanya berpose sendiri dan sesuai konten studio mereka yang memang berkonten dewasa, maka mulailah juga aku mesti bersanding dengan model-model laki-lakinya sama persis seperti dulu yang kujalani.


Entah berciuman, berpelukan, saling memamerkan alat kelamin atau malah menyatukannya tak bisa terelakkan jika konsep yang akan dipakai memanglah seperti itu.








Seiring laris manisnya majalah-majalahku yang terjual, pihak manajemen memutuskan mengganti temanya jadi sedikit lebih 'provokatif'.

Mereka sengaja memanfaatkan kecantikan klasik serta wajah imut-imutku yang Innocent ini untuk mengangkat tema yang memancing fantasi nakal pria seperti tema penculikan, tema Slavery, ataupun membiarkanku berpose dengan aku yang dikelilingi banyak laki-laki.








Dan dari sana responnya sungguh luar biasa!


Manajerku sangat senang karena reaksi dari khalayak sangat positif dalam menyambut terbitnya majalah yang ber-Cover diriku.


Tak jarang kami juga sekedar syuting untuk membuat video testimoni ucapan terima kasihku ke mereka atas antusiasme yang mereka berikan dan di Upload ke situs resmi mereka.




Aku senang dan jujur aku merasa enjoy dengan label baruku ini, aku merasa bergairah saja berhubung dilabel lamaku aku tak menemukan tantangan lagi. Itu juga menjadi salah satu pertimbanganku sebelum aku berani memutuskan pindah haluan.


Apalagi respon yang kudapat tak mengecewakan, meski hanya dijual terbatas ke lingkungan elit saja tapi pemasukan yang kudapat sudah jauh dibanding tempat lamaku, terlebih di terbitan majalah yang paling baru dimana aku berpose telanjang dengan lelaki berkulit hitam dan dikatakan belum 2 jam sejak dipasarkan itu langsung habis ludes terjual!




Mungkin karena pada dasarnya orang Thailand sama seperti orang kita yaitu suka cewek bule maka secara tak langsung ini menjadi keuntungan sendiri untukku dan pihak manajemen.


Sesekali juga kami melayani pesanan video yang di order orang-orang yang memang berani membayar amat mahal demi melihatku melakukan aksi-aksi sesuai yang mereka kehendaki.


Lebih seperti Custom Video yang tak lebih dari 5 menit. Memang belum lama kami menggarapnya dan lebih seperti selingan saja, ini berdasarkan tawaran atau request yang sungguh banyaknya masuk untuk memintaku ini-itu maka jadilah manajerku menyanggupinya melihat peluangnya yang menjanjikan.


Belakangan kami sudah memvideokan beberapa aksi erotisku di depan moncong kamera dalam format video bukan foto seperti biasa. Belum banyak sih tapi sejauh ini aku lumayan tertantang malahan tak jarang request-request yang masuk cukup aneh-aneh seperti mereka yang ingin melihatku bercakap jorok dalam bahasa Thai atau malah merokok.




Serius ada yang merequest seperti itu dan ketika membaca skripnya aku langsung merasa membara!


Dalam proses syutingnya aku harus berakting senakal mungkin agar fantasi yang diinginkan oleh yang punya order sampai dan ketahuilah itu tidaklah mudah.




Aku mesti 'membanting' karakterku yang sebelumnya di Up dengan keluguannya dan menonjolkan sebuah sisi yang bisa kubilang jauh sekali dari karakteristikku yang asli.


Dandananku pun dibuat sangat menor dan menjadikanku tak ubahnya seperti seorang tante-tante girang yang haus belaian pria, belum lagi dalam menghisap rokoknya aku mesti amat mendramatisirnya juga harus menghilangkan kesan kekakuan karena aku bukanlah seorang perokok sungguhan, tantangannya disini.




Tapi untungnya videonya disukai oleh yang punya order, dia sangat puas dengan hasilnya walaupun dia tak tahu berapa kali adegannya harus di Cut berhubung aku selalu batuk-batuk ketika menghisap rokok itu.


Ya sejauh ini itu masih tema yang paling unik yang direquestkan karena seperti yang kubilang kami masih baru menggarapnya, selebihnya ya paling hanya request normal untuk melihatku berlanggak-lenggok seksi memamerkan kemengkelan badanku atau sambil bermasturbasi di Outdoor dan set-set tertentu.







Sama halnya ketika sedang melacur, tak jarang aku terbawa suasana lalu orgasme ataupun Squirt betulan tak terkecuali dalam pekerjaanku yang ini.

Meski tak ada adegan seks sungguhan tapi sugesti-sugesti maupun bayangan liar tetap saja berseliweran keluar-masuk di dalam kepalaku dan tampaknya itu terjadi tak hanya kepadaku seorang karena model-model prianya juga turut merasakan hal yang sama.


Jadi ketika Break syuting model-model prianya pasti akan langsung mendekat untuk memegang-megangi badan seksiku tak tahan menahan syahwat yang mereka rasakan sepanjang sesi.


Mungkin melihatku yang selalu diam saja ketika mereka elus-elus membuat lama kelamaan mereka jadi tambah berani untuk melakukan yang lebih, dan sekarang jika kami sedang istirahat syuting hampir pasti aku akan diajak mojok dengan lawan mainku untuk sekedar bercumbu atau berciuman.




Aku sendiri pun juga sudah tak ragu untuk mengajak sendiri mereka ke tempat sepi untuk berduaan, bertigaan, atau berempatan berhubung dalam satu sesi tak selalu aku berpose berdua dengan model lelakinya, kadang bisa dengan tiga cowok sekaligus dan dengan model cewek lain, kukira itu sebuah hal yang situasional tergantung arahan dari Director nya.

Biasanya awal-awalnya aku hanya akan duduk dipangkui mereka, kemudian tangan model-model yang sedang mojok denganku itu mulai bergerilya di sekujur badan padatku. 

Sepenuhnya aku membiarkan tangannya meremas dada juga pantatku yang jelas menjadi bagian paling utama untuk mereka jamah sebelum berlanjut ke ciuman.




Aku diam saja tak memprotesnya, tahu sendiri aku paling tak tahan dengan cowok ganteng. Ya hitung-hitung melepas ketanggungan yang selalu kami para Adult model rasakan ketika syuting jadilah aku meladeni mereka, apalagi kalau bercumbu langsung dengan dua atau tiga orang model ganteng sekaligus!


" Uhhh!! Rasanya aku ingin langsung dikewek saja oleh mereka.. "


Sifat murahanku benar-benar membuatku menikmatinya dan sepanjang kami mojok aku terus dengan sengaja memberikan tatapan memelasku dari jarak dekat ke model yang tengah memangku atau sedang memelukku agar dia semakin baper dengan kecantikanku.



Secara dari pandangannya aku sangat tahu jika hampir semua model yang berkesempatan menjadi tandemku akan begitu terkagumnya dengan kecantikan khas cewek barat yang ada di wajahku ini, terutama dalam jarak yang begitu dekatnya.


Hingga akhirnya dari tatapan-tatapan tersebutlah yang membuat kami saling memagut satu sama lain dengan sama rakus!




Jika sudah dititik ini biasanya aku yang akan balik beringas dan tak lagi bersikap malu-malu karena kepalaku akan langsung pening sekaligus memekku pasti berkontraksi hebat.


Karenanya aku juga tak ragu meminta ke siapapun ketika itu yang sedang mojok denganku untuk mengocoki memekku.




Kupejamkan mata dan aku akan melirih nikmat saat jari-jari mereka mulai mengubek-ubek kewanitaanku yang telah basah buah rangsangan yang kulakukan sepanjang syuting.


Seringkali pula ketika sedang panas-panasnya bermesraan kami dipergoki baik itu oleh orang kru, orang Make-up atau malah dilihati Director nya secara langsung, tapi mereka cenderung biasa saja dan kembali berlalu lalang bersikap seperti tak ada apa-apa padahal jelas jika mereka tahu kalau aku sedang diapit bermesraan dengan model prianya dan bahkan saling kocok kelamin.




Meski aku tahu mereka sangat ngilernya menyaksikan hal tersebut apalagi kru-krunya yang mau tak mau hanya bisa meneguk ludah melihatku 'dihabisi' oleh model prianya.


Mau bagaimana lagi orang-orang kru seperti kameramen, Lighting, atau editor terikat aturan profesional karena status mereka sebagai Employee sementara kami para model kan statusnya Freelancer alias sistem kontrak jadi kami sesama model memang bebas melakukan apapun selama itu tidak mengganggu jalannya sesi.


Tak pelak kepribadian liarku memberontak dalam diri, apalagi menyadari jika beberapa dari mereka punya kemaluan yang berukuran cukup 'wow' dan itu terasa ketika kuurut-urutkan kontol mereka dari luar celana mereka.


Untungnya Dimas jarang ikut menemaniku ketika aku syuting, kalau ada dia mana berani aku melakukannya juga bisa-bisa aku akan dia akan gantung kalau sampai ketahuan bermesra-mesraan dengan model lawan mainku.


Tapi aku sadar diri dan tidak sampai lepas kendali kok, aku cuma sekedar melepas penat saja sama halnya dengan mereka yang juga mencumbuiku atas rasa penasaran mereka akan kecantikan sekaligus keindahanku.


Lagipula hanya sebatas itu saja, tak pernah kami melakukan seks karena aku selalu menolak ketika mereka ajak aku bersenggama, bahkan sekedar oral saja tak mau kulakukan.


Kendati kami kesulitan berkomunikasi, di Thailand kesadaran berbahasa Inggris orang mereka sangatlah rendah dan itu pulalah yang membuat kami kesulitan berkomunikasi. Tapi mereka sangat menghormati gestur penolakanku, jadilah selama ini kami hanya sebatas saling bercumbu dan saling kocok kelamin saja.


Sejauh ini yang paling jauh aku hanya pernah mengocoki kontol mereka di ketiakku, selebihnya tak ada apa-apa yang terjadi.




Itupun kejadian tanpa sengaja saat aku hendak mandi setelah selesai menyelesaikan sebuah pemotretan. Ujug-ujug aku digeruduk oleh model duetku yang memang selama sesi kulihat jika dia sudah begitu terangsangnya denganku.


Singkatnya dia yang juga akan mandi itu memposisikanku diposisi berjongkok kemudian memintaku mengulum kontolnya, paham dengan keenggananku akhirnya dia memutuskan memainkan kemaluan super tegangnya ke ketiak mulusku saja.




Aku berdesis dan langsung terangsang menyadari jika dia hendak mengentoti ketiakku dan dia sedang memberi isyarat atas itu.


Maka kurestui keinginannya tersebut dengan meludahi kontolnya agar memudahkan penetrasinya.




Model asal Thailand yang juga tidak bisa berbahasa Inggris itu terlihat senang sekali meski hanya mendapatkan servis di selipan ketiakku.


Segera dia katupkan tanganku dan mulailah dia maju-mundurkan kontolnya selayaknya sedang menyetubuhi vagina.




Sebenarnya aku tidak boleh melakukan ini oleh Dimas, dia bilang apapun yang kulakukan harus menjadi uang, tentu dia pasti akan marah besar kalau tahu aku memberikan layanan cuma-cuma ke mereka. Mungkin kalau aku masih 'Single' seperti dulu tentu aku bersedia menyepong kontol mereka bila perlu kulayani mereka ML sekalian! Toh sama-sama enak.

Disini keanehannya, meski terangsang mereka sama sekali tidak memaksa padahal jika mau mereka bisa saja memaksa, tidak seperti orang kita yang rata-rata 'selonongboy' alias main serobot tapi sejauh ini tak pernah sekalipun model-model mereka memaksa dan jujur ini agak mengagetkanku.


Di industri permodelan sudah menjadi hal lumrah jika ada kru yang mengentoti modelnya sendiri, entah itu merupakan sebuah persyaratan agar lolos audisi ataupun berdasarkan suka sama-sama suka yang jelas gosip-gosip picisan seperti ini amat sering kudengar ditempat aku bekerja dulu.


Uniknya mereka yang mengusung konten dewasa ini malah terlihat Respect dan sangat menjunjung tinggi kehormatan model-modelnya.


Memang dilabelku yang ini ada aturan yang sangat memberikan perlindungan ke kami para model.


Seperti yang kubilang meski merupakan majalah porno tapi mereka sangat anti dengan tawaran-tawaran yang berkaitan dengan prostitusi dan amat fokus sebagai produsen seni erotis Non-Sex, mungkin kalau di Jepang industri begini namanya Gravure kalau aku tidak salah.


Tahu sendiri Thailand sebagai negara yang melegalkan seks jelas sarat akan komoditas prostitusinya yang luar biasa, jadi jangan kaget jika ke Thailand kalian akan melihat tempat praktek dokter pembesaran payudara alias silikon di setiap 25 meter.


Malah dulu saat liburan pertama kali ke Thailand ketika di stasiun keretanya berulang kali aku dipepet cowok-cowok dan mereka langsung menawarku! Kan kontol namanya.


Jika orang yang sedang berlalu-lalang saja sering ditawar apalagi para model-modelnya, manajerku sendiri sempat mengatakan padaku jika tawaran untuk membokingku sejak penerbitan pertama begitu berjubelnya, tapi sekali lagi mereka bukan agensi prostitusi jadi awaran tersebut pun ditolak mentah-mentah, hingga akhirnya dipilihlah fitur Custom Video itu tadi sebagai jalan tengahnya.


Mungkin aturan ketat tersebut tak lebih dari sekedar untuk menjaga haluan mereka agar tidak keluar jalur sebagai penyuplai utama majalah-majalah dewasa di kalangan atas Thailand.


Begitulah sampai sekarang memang tak ada sesuatu spesial dari mereka yang terjadi selain hal-hal yang tadi sudah kuceritakan, tapi tahukah kalian kalau ada sebuah pengalaman lucu yang juga terjadi masih di seputaran lingkungan mereka tapi dilakukan bukan dari bagian mereka dan ini sungguh unik!

Pada awalnya ketika mereka sedang membentuk tim yang nantinya akan bolak-balik Thailand-Indonesia untuk bekerja bersamaku mereka juga mencari seorang penerjemah dan pembantu yang nantinya akan bertugas mengurus PH kami. Singkat cerita setelah melakukan pencarian secara Online dapatlah seseorang yang ternyata bisa melakukan dua hal tersebut sekaligus, Josaphat namanya.


Dia mantan TKI yang sudah bekerja di Thailand selama sepuluh tahun sebelum dipulangkan kembali ke Indonesia, jadi kemampuan bahasa dia sangat baik. Dia sendiri sih aslinya orang Jawa keturunan Chinese dan bertempat tinggal di Madiun. 


Karena pihak label juga menyuruh dia untuk sekalian menempati PH maka dia pun pindah ke Jakarta, berhubung kru lain sifatnya tidak tetap dan hanya bolak-balik ke Bangkok-Jakarta maka dialah yang bertugas menjaga PH kami sampai sekarang.


Orangnya pendiam dan kuakui dia sangat sopan, sopan sekali! Maka segera kami pun bekerja secara profesional sesuai porsi kami masing-masing, dia menjadi pembantu sekaligus translater anak-anak kru sedangkan aku menjadi modelnya.


Tapi sayangnya hubungan kami saat ini sedang tidak baik atau lebih tepatnya aku yang mendiamkan dia karena suatu hal dan urusan inilah yang sekarang ingin aku urus karena dia sudah membuatku marah beberapa waktu yang lalu.


Yang satu ini sebetulnya agak sedikit Clumsy dan memalukan untuk si pelaku tapi disinilah yang menarik karena untuk yang pertama kalinya aku punya pengalaman seperti ini.






..............................


Kupercepat laju mobilku di jalan tol yang lumayan ramai di hari menjelang sore ini agar cepat sampai ke PH.


Kendati jadwal pemotretanku ada di jam 7 malam nanti tapi aku memang sengaja kesana lebih awal untuk bersantai sekaligus mengerjai si Josaphat.


Sepanjang perjalanan aku sudah memikirkan terkait apa-apa yang nanti akan kulakukan ke dia dan aku tak henti-hentinya tertawa.


Jadi begini, biar kuceritakan duduk masalah antara aku dan si translator kami ini.


Ketika semuanya sudah berjalan (pemotretan) persisnya satu bulan sejak PH mulai resmi beroperasi, aku sering mendapatkan teror sperma, lebih tepatnya barang-barangku.


Aku bingung ketika melihat celana dalam, BH atau bahkan perlengkapanku seperti High Heels yang kutinggal di PH sering dipejui orang.







Serius!


Awalnya kukira hanya keisengan kru-kru dari Thailand itu saja tapi ini tak terjadi sekali dua kali malah terus-terusan hingga membuatku risih!


Bayangkan saja aku mesti melakukan syuting dengan memakai celana dalam basah bekas air mani orang juga mulut yang terasa amis karena lipstikku pun juga sudah dipeper sperma oleh si orang jahil tersebut.


Aku mencuekinya dan tak berbicara kepada siapapun mengenai itu, hingga akhirnya kuketahui jika ternyata pelakunya adalah si Josaphat!


Karena tugasnya yang juga merangkap sebagai seorang penerjemah maka setiap kemana pun kami syuting otomatis dia akan ikut, entah itu sekedar pemotretan Outdoor-Indoor atau sekedar melakukan sesi dikolam renang yang ada di PH. 


Bisa dibilang dia juga menjadi asistenku selama proses syuting berlangsung karena aku sering menyuruhnya mengambilkan ini-itu.


Jujur Josaphat ini sama sekali tidak neko-neko dan orangnya pendiam sekali sampai mana mungkin aku curiga jika ternyata dialah pelaku yang sering memejui barang-barangku. Bahkan ketika kuminta dia untuk memijitiku saja dia tak pernah aneh-aneh dan memang betul-betul memijatku padahal kukira dia pasti akan ambil kesempatan dengan meraba-rabaiku.


Dari sana aku langsung berpikir jika orang ini orang yang lurus.

Nah permulaan kusadari bahwa dia ternyata sebenarnya juga bernafsu padaku adalah pada satu sesi saat kami akan sedang melakoni pemotretan di sebuah hotel mewah, waktu itu yang tiba duluan baru aku dan dia.


Entah kenapa di malam itu aku melihat dia terus mencuri-curi pandang kearahku yang tengah melakukan persiapan berpakaian.




Aku diam saja dan tetap menyempurnakan pakaian yang akan kukenakan tapi dia terus melirikku seperti tertegun.




Aku sudah sering telanjang di depan dia, maksudku ketika ingin berganti baju aku akan cuek untuk berganti di depannya. Lagipula dia sudah tahu kalau aku sering dipegang-pegang oleh model prianya karena itu sudah seperti menjadi Behind The Scene alias rahasia dapur dari lingkungan kami bekerja, termasuk orang-orang rias yang juga sudah pada tau.


Namun melihatnya yang terus menatapiku tak berkedip dan juga mungkin untuk sambil mengisi kebosanan menunggu para kru yang tak kunjung tiba maka sifat jahilku pun muncul.


Itu kesempatan yang tepat bagiku untuk mengetes apa benar orang seperti dia ini tidak tergiur dengan keindahan diriku dan mulailah aku melakukan godaan demi membuktikannya.




Kalau tidak salah pertama-tama aku tegak menyamperi dia lalu kuminta tolong untuk mengaitkan kaitan Stocking ku.


Sengaja aku membalikkan badan agar pantat putih dan montokku langsung terpapar persis di depan mukanya!




Si Josaphat melakukannya dan aku bisa mendengar suara tegukan ludahnya ketika dia memasangkan kaitan tersebut.


Aku menahan ketawaku, berhubung sejak awal dia tak pernah berkomentar banyak tentangku selain karena sifatnya yang pendiam, juga obrolan diantara kami selama ini lebih banyak mengenai pekerjaan.


Sempat memang dia bercerita jika dia punya istri yang tengah hamil yang dia tinggal di Madiun demi pekerjaan ini tapi hanya sebatas itu saja yang kutahu mengenai dirinya.




" Kenapa kak kok ngeliat Veranya gitu?.. " ucapku saat kembali duduk melihatnya yang begitu bengongnya menatapku.


Bahkan kulihat tangannya sudah bergerak secara pelan menutupi kelaminnya sendiri yang saat itu pastilah sudah tegang tentu terangsang melihat gadis secantikku tengah berbusana Full Lingerie dihadapannya.


Dia hanya menggeleng terbata dan mengatakan tidak apa-apa, sejurus kusilangkan kakiku kemudian kupandangi dia tajam tanpa kata-kata selama sekitar dua menit.


Kak Yos, begitulah aku memanggilnya terlihat semakin salah tingkah dan berulang kali membuang muka menyadari jika aku menatapinya dengan wajah seriusku.


" Kakak nafsu ya sama Vera?.. " tanyaku ceplas-ceplos dengan agak jutek.


Dia kaget dan kelabakan tak menyangka jika aku langsung main tembak seperti itu.


" Nggg... Di..dikit dek.. hehehe... " jawabnya tergagap yang membuatku makin ketawa di dalam hati melihat respon lucunya.


Berhubung dia orang Jawa yang terbiasa dengan kebiasaan Ewuh Pakewuh dalam keseharian mereka, jadilah dia tak berani sefrontal pria lain yang mungkin dalam kondisi berduaan seperti itu pasti sudah memepetku, atau bisa juga karena statusnya yang hanya seorang pembantu hingga membuat dia jadi sadar diri.


Setelah dia mengakui sedikit rasa nafsunya padaku aku mendiamkannya lagi dan tetap menatapinya, sejak lama aku selalu suka pria kalem yang tidak banyak bicara, sebagai contoh mantan kekasihku dulu yang meleng saja tidak jika berpapasan denganku saat kami selewat di lorong sekolah, termasuk Dimas yang hanya akan berbicara seperlunya saja.


Aku tipe cewek yang gampang penasaran, tahu sendiri orang dengan tipe seperti itu betul-betul mengundang rasa penasaran akan sifat tertutup mereka seperti si kak Josaphat ini yang ingin kuterka-terka isi hatinya.


" Nggg dek.... " panggilnya padaku yang kuingat jelas.


" Udah sebulan aku kerja bareng kamu, ahmm... Boleh gak dek se..sekedar megang aja?.. " ujar dia memberanikan diri.


Aku agak kaget sih waktu mendengarnya, tak menyangka jika dia sampai meminta izin dariku berhubung selama ini dia sangat pemalu.


Kutatap dirinya masih dalam pandangan tajamku, tak langsung kurespon dan malah aku ingin ketawa. Mungkin karena sering memergoki atau barangkali dia mengintipiku saat aku digrepe-grepe model-model Thailand itu jadilah di malam tersebut dia akhirnya memberanikan diri mencoba peruntungannya.


" Kok kk mau pegang Vera? Kita ini sama-sama kerja loh kak.. "


" Kan kru-kru lain aja gak berani pegang Vera... Sekarang kk berani-beraninya ngomong gitu.. " jawabku dingin.


Di skak begitu dia jadi diam dan menunduk lagi lalu tak berkomentar apapun, melihat itu aku jadi kasihan karena dia sama sekali tidak meneruskan usahanya dengan membujukku atau apa, padahal sejujurnya aku hanya baru sekedar mengetes ombak tentang sejauh mana keberaniannya.


Disinilah keisenganku terjadi lalu kuizinkan dia untuk sedikit membuang rasa penasarannya tersebut.


" Yaudah tapi sebatas pegang kaki Vera aja ya kak... " kataku lalu mengangkat dan menaruh kaki panjangku di pahanya.


Kak Yos dengan perlahan langsung mengelus-elus kaki mulusku yang berbalut Stocking itu, dalam pikiranku sebenarnya aku hendak memancing rasa haus 'prianya' yang harusnya tidaklah merasa cukup dengan hanya sekedar mengelus-elus kakiku saja, tapi diluar dugaan dia malah terlihat begitu khusyuknya menikmati keindahan kakiku malah tak ragu juga dia jilati!




Aku diam saja, terus kulihat ekspresi penuh penghayatannya seolah amat beryukur mendapat kesempatan tersebut ketika dia mengendusi atau mencium-cium kakiku dari ujung sepatu hak tinggi yang kukenakan sampai ke betis mulusku.


" Hmmm... Wanginya kakimu dek... " celetuknya dalam hembus nafas yang dia lakukan di sekujur kakiku, tak jarang betisku juga dia remas lembut.




" Udah belum kak? Nanti gak enak diliat sama anak-anak campers.. " kataku sedikit angkuh.


Menyadari jika dia tipe yang Manut-Manut Wae membuatku jadi merasa superior secara sendirinya, padahal aslinya aku tidaklah bermaksud merendahkannya, inilah yang kukatakan sebagai keisenganku saja mengerjainya.


Sekitar 5 menit membiarkan dia sekedar memuja-muji kakiku kemudian aku menyudahinya secara sepihak lalu tegak, kak Yos mengerti dan dia hanya bisa kembali diam dalam duduknya tak memprotes juga tak meminta lebih.


Maka setibanya anak kru tak ada apapun lagi yang terjadi dimalam itu.


Kesimpulanku masih sama jika kak Yos ini orang yang benar-benar lurus dan tidak macam-macam, tak ada sama sekali kecurigaanku terhadapnya atas teror aneh yang kualami yang masih juga terjadi setelahnya, sampai akhirnya tibalah aku di malam yang membuktikan jika dialah pelakunya.


Hari itu aku ada jadwal syuting siang dan aku pulang 'kerja' saja sudah subuh, maka kuputuskan pagi-paginya langsung ke PH untuk beristirahat disana dengan asumsi ada yang membangunkan ketimbang aku tidur di apartemen kemudian bablas.


Saat ini kejadian Dimas masih berpindah-pindah tempat tinggal diluar kota untuk bersembunyi dari kejaran rentenir dan orang BNN.


Ketika di PH aku masuk ke kamar yang memang di khususkan untukku entah sekedar menaruh barang, tempatku istirahat ya pokoknya mereka menyediakan kamar itu bebas untuk aku gunakan.


Yang ada di pagi itu hanya kak Yos berhubung dialah yang ditugaskan mengurus rumah tersebut, sebelum tidur kuminta dia membangunkanku saat nanti tukang Make-Up nya datang.


Singkatnya aku langsung tidur di kamarku karena aku capek sekali harus melayani 4 atau 5 pria di malamnya, nah disinilah bagian dimana si tukang teror itu tertangkap!




Belum ada 20 menit sejak aku membaringkan badan, aku merasakan ada seseorang yang membelai-belai rambutku, dan aku yang masih dalam kondisi tidur ayam waktu itu jelas menyadarinya.


Aku sama sekali tak merespon alias tetap berpura-pura tidur, aku tahu itu kak Yos karena hanya aku dan dia yang ada di PH saat kejadian.

" ahhh dek ayu dan seksi bener kamu... " rapalnya pelan sembari membelai-belai rambutku lembut.


Jadi dia kira aku sudah tertidur lelap, aku memang tidur dengan pakaian seadanya saja jadi wajar jika dia terangsang sekali dengan badan sintal nan mulusku, terlebih aku tak pernah mengunci pintu ketika beristirahat dikamar berhubung para kru-kruku tak ada yang berani menggangguku.


Semakin lama kak Yos semakin berani, dia bahkan menurunkan sebelah Cup BH ku kemudian dia remas-remas dada montok dan dia mainkan putingku!




" Ohh dek... Bener kata model-model itu, dada kamu berisi banget sayang... " lanjutnya berceloteh sendiri malah berani-beraninya memanggilku sayang, padahal di malam sebelumnya dia seperti ayam sayur.


Aku mendengar jelas dan masih mengingat apa-apa yang dia racaukan waktu itu, tapi saat kukira dia hanya sebatas itu kak Yos justru melakukan rentetan aksi yang berada diluar dugaanku!




Ya, aksi paling pertama yang membuatku kaget adalah ketika aku sadar bahwa dia ternyata sedang mengocok kontolnya persis di depan wajahku!


Aku sangat kaget, mungkin itu adalah akumulasi tertinggi dari nafsunya terhadapku hingga dititik itu dia nekat melakukan hal tersebut dengan dugaan bahwa aku sedang tertidur nyenyak dan takkan menyadarinya.


Tapi dugaannya salah total dan aku bisa merasakan sekaligus mengetahui semua aksi tak sopannya itu.




" Cantiknya muka kamu yang lagi tidur ini dek, kontolku tegang terus tiap bayangin kamu dek... " dia semakin bercakap kemana-mana dan dengan tambah nekat mengusap-usapkan kejantanannya di wajahku!


Sungguh perlakuan yang sangat kurang ajar yang dia lakukan kepadaku, tapi jujur aku terangsang sekali saat itu.


Itu merupakan sebuah pengalaman yang unik dan tak pernah terjadi padaku sebelumnya, maksudku tidak dalam kondisiku demikian, pikiranku pun juga masih belum mengarah kearah sana ke soal teror sperma yang kualami.


Tak hanya mengusap-usapkan kontolnya sembari meracau, kak Yos semakin berani dengan turut juga menarik daguku untuk sedikit membuka mulutku lalu dia geseki kepala kontolnya tepat di pinggiran bibirku yang menganga itu.




" ASU DEK LAMBEMU!!... OHHH!! " leguh dia cukup keras merasakan nikmat sentuhan ujung kepala kontolnya dibibirku.


Dalam pejaman mata aku bergejolak!


Kak Yos sungguh sangat nekat sekali dihari itu, aku sempat berunding dengan diriku untuk tetap melanjutkan aksi pura-pura tidurku atau bangun lalu memergokinya, namun pada akhirnya aku tetap memilih berpura-pura tertidur saja karena aku penasaran dengan tingkahnya yang menurutku cukup unik.


Meski begitu dia sama sekali tidak memasukkan kontolnya kedalam mulutku, dia hanya sekedar menggeseki kepala penisnya saja di ujung bibirku tapi aksinya tidak berhenti sampai disana, malah bisa kubilang jika setan sudah terlalu merasuk kedalam dirinya waktu itu hingga membutakan akalnya.


Dia membuka Hotpants yang kukenakan secara perlahan kemudian mengangkangkan kakiku, keluar semua sumpah serapahnya begitu menyaksikan memek tebal merekahku yang amat terekspos di depannya.


Aku konsisten dengan aktingku, sesekali aku berdehem atau sedikit mengulet menggerakkan badan tapi dia sama sekali tak gentar! Entah apa yang ada dipikirannya saat itu, aku sungguh tak habis pikir.




" Liat ketiakmu dek mulus dan putihnya!!... "


" Kamu tau waktu aku ngintip kamu ngocokin kontol orang Thailand itu di ketekmu aku kepikiran terus dek.. Ahh!!... " racaunya yang rupanya waktu itu mengintip ketika ketiakku dipakai model seperti yang kuceritakan diatas.


Kak Yos terasa mempercepat kocokannya dan meleguh dalam nikmat menunjukkan betapa gregetnya dia untuk menjilati ketiakku ini yang sebenarnya aku tanpa sengaja saja mengangkat sebelah tanganku ketika mengulet merubah posisi tidurku agar aktingku terlihat lebih natural, bukan bermaksud semakin merangsangnya.


Dan disinilah puncak kegilaannya!


Aku ingat tak lama dia membalik tubuhku secara perlahan lalu dia pandangi sejenak diriku yang sudah tertelungkup itu.




Kembali dia mengoceh akan keindahan mekiku yang dia katakan terlihat begitu tebalnya dalam posisi tersebut dan tak kusangka-sangka dia menaikiku!




Tidak-tidak, kak Josaphat tidak menyetubuhiku, dia hanya memposisikan dirinya diatasku yang tertelungkup itu kemudian dia gesekkan kontol tegangnya dibibir memek tebalku yang sudah berkontraksi hebat.


Ketahuilah aku betul-betul kacau dari dalam, itu merupakan sebuah tindakan gila yang dia pilih! Kalau aku tidur sungguhan jelas aku sudah terbangun dan reflek pasti aku akan menjerit lalu terkaget.


Dia sudah tak rasional dan sepertinya tak memikirkan apapun waktu itu kecuali nafsunya, belum lagi si Josaphat ini tak hentinya meracau juga sesekali mencium belakang kepala atau mengecup punggung mulus dan bahuku saat melakukan Petting nya.


Aku pun jadi serba salah dan bingung harus menghadapi situasi tersebut seperti apa, tak jarang dari mulutku keluar desahan karena memekku begitu basahnya saat digosoki kontolnya yang kuyakin dia merasakannya.


Tapi hebatnya dalam terpaan hasutan setannya itu, dia sama sekali tak ingin menyetubuhiku dan murni melakukan Petting nya yang dia lakukan dengan pelan hingga akhirnya dia pun berejakulasi.


Dengan langkah tergopoh yang dia jaga agar tak membuat guncangan berarti, segera si lelaki berumuran awal 30 tahunan itu turun dari ranjang lalu mendekatkan kontolnya kembali ke wajahku dan menembakkan sperma kentalnya di wajah cantikku yang terlelap itu!




Kak Josaphat mengerang dalam bisik-bisik suaranya melepaskan hasrat nikmatnya yang selama ini dia pendam seorang diri padaku.


Untungnya aku seratus persen bisa mengendalikan diriku juga tidak sampai orgasme hingga membuat akting tidurku sempurna, dan yang paling penting aku telah mendapatkan pelaku teror sperma itu!


Dalam racauan kenikmatan ketika ejakulasinya aku mendengar pengakuan dia yang intinya mengatakan jika selama ini dialah yang memejui barang-barangku dan dia juga mengungkit soal kesempatan yang pada akhirnya dia dapatkan untuk memejui tubuhku secara langsung.


Itulah yang membuatku kaget karena tak menyangka saja jika pelakunya adalah orang sekalem dia.




Setelah menggenangi pipiku dengan lendir putih hangatnya kak Yos menikmati pemandangan tersebut selama beberapa saat sebelum kemudian langsung nyelonong pergi tanpa membersihkannya.


Selepas dia keluar dari kamar aku segera duduk dan merenung sebentar, kupandangi wajahku di depan cermin lalu aku memikirkan apa yang harus kulakukan ketika menemuinya nanti, tapi dalam memikirkannya aku sempat tersenyum sendiri.


Ketika habis melakukan sesuatu yang kuanggap cukup seru aku pastilah akan tersenyum nakal dengan sendirinya berhubung aku benar-benar menikmati sensasinya. Maka kuputuskan untuk berbicara dengannya hari itu juga supaya masalah teror sperma yang kualami tak berlarut-larut karena sejujurnya hal tersebut mengganggu konsentrasiku ketika bekerja.


Ringkasnya saat kudatangi kak Yos menunduk dan tak berani menatapku, tentu saja karena dia habis melakukan aksi yang bagi wanita lain merupakan sebuah perbuatan pelecehan, untungnya aku orang yang tidak suka panjang-lebar jadi kuminta dia untuk jujur.


Awalnya dia mengelak dan mengatakan tak tahu apa-apa, aku tetap memandangi wajahnya yang terus menunduk terlihat begitu takutnya waktu itu.


Bagiku sangat konyol bahwa dia masih ingin menghindar dan tidak mau mengakui perbuatannya sementara apa yang dia lakukan sebelum dia pergi itu adalah kesalahan fatalnya.


Bagaimana bisa dia berpikir aku tidak akan curiga dengannya setelah dia tinggal begitu saja, apa dia berpikir jika saat aku terbangun lalu menyadari wajahku penuh dengan sperma orang dan dalam keadaan nyaris telanjang seperti itu aku akan tetap biasa-biasa saja? Sementara di PH hanya ada aku dan dia.


Ketika kukatakan bahwa aku sebenarnya tidak tidur akhirnya Josaphat mati kutu dan langsung kaget sekaligus tidak menyangka jika aku ternyata sadar sepanjang dia melakukan perbuatannya tersebut.


Aku terus memandanginya yang menunduk merasa amat bersalahnya kepadaku, kemudian keluarlah kalimat maafnya.


Dia berkata jujur jika selama ini dia ternyata naksir denganku namun dia sadar diri kalau dia bukanlah levelku, dia juga mengaku terganggu alias cemburu ketika melihatku bermesraan dengan model-model lain, dan untuk perlakuannya yang memejui benda-bendaku dia bilang merupakan aksi spontannya saja.


Aku menghela nafas saat mendengar kejujurannya, kak Josaphat terus mengharapkan maaf dariku malah dia memohon-mohon sambil terduduk memeluk kakiku agar aku tidak mengatakan ini ke siapapun apalagi ke Director karena pasti dia akan langsung diberhentikan.


Mendengarnya aku jadi kasihan apalagi dia butuh pekerjaan ini untuk biaya persalinan istrinya nanti, memang dia pada dasarnya adalah orang yang baik, hanya saja sikapnya yang tertutup membuat dia jadi sedikit unik dari cowok kebanyakan, maka akhirnya kumaafkan dia karena yang kumau hanyalah kejujurannya itu saja.


Josaphat sangat berterima kasih mengetahui ternyata aku tidak akan memperpanjangnya, bahkan dia menangis dan semakin erat memeluk kakiku.


Melihat dia begitu berterima kasihnya padaku kejahilanku lagi-lagi muncul, kuberikan syarat agar dia menuruti segala kemauanku dan dia menyanggupi asal aku tidak memberitahukan hal tersebut ke siapa-siapa.


Aku tertawa dalam hati, sebenarnya aku tidak ada rencana apa-apa dengannya hanya saja karakternya yang unik itu menarik untuk jadi korban keisenganku. Dan akhirnya terkhusus kak Josaphat kuberikan dia perlakuan istimewa berhubung sebenarnya aku suka sensasi yang dia lakukan itu.


Kini setiap kali aku akan syuting kuizinkan dia untuk membasahi dalaman yang akan kukenakan dengan spermanya, jadi 5 menit sebelum syuting dimulai aku langsung mengajaknya mojok lalu meminta dia segera mengocok tepat di depanku.




Kak Yos melakukannya, dia kocoki kontolnya yang ternyata juga tak disunat sama halnya seperti para kru Thailand lain secepat yang dia bisa.


Tentu saja kami melakukannya sembunyi-sembunyi karena dia pasti akan langsung dirumahkan jika ketahuan melakukan perlakuan seperti itu padaku yang seorang model dan notabete statusnya yang seorang pembantu.


Kuizinkan juga dia membisikiku kalimat-kalimat kotornya dalam aksinya tersebut agar ledakan ejakulasinya semakin tokcer, tapi hanya sebatas itu dan aku meminta dia berjanji untuk tidak menyentuhku sama sekali kecuali kuminta.


Jika dia sudah tak bisa lagi membendung ejakulasinya, sesuai aba-aba dan leguhan yang dia berikan maka aku langsung akan menyingkap celana dalamku kemudian membiarkan dia berejakulasi disana.




" Ahhh dek... enaknya!!... "


" Peperin semua spermaku di daging gemuk ka..kamu dek... Ohh!!... " contoh racauannya ketika dia menumpahkan semua sperma kentalnya yang tertampung di celana dalamku.


" Hahhh.. Se..sekarang pa..pake lagi dek... "


" Pake CD bekas pejuku itu supaya tempik kamu hangat.. " lanjut dia menyuruhku segera mengenakan celana dalam yang baru saja dia pejui tersebut.


Aku diam saja dalam senyum kecutku melihat betapa puasnya dia, namun memang benar air maninya ibarat balsem yang membuat vaginaku begitu terasa hangatnya.




Setelahnya kami pun kembali ke pos kami masing-masing untuk melanjutkan pekerjaan kami seperti biasa.


Mulailah aku mesti menjalani sesi foto dalam kondisi seperti itu dengan memek basah bekas sperma kak Yos dan sensasinya sungguh mendebarkan!




Perasaan was-was takut jika para kru-kru lain sadar membuatku amat menikmati proses yang berlangsung.


Inilah yang sebenarnya kurasakan ketika dulu belum mengetahui siapa pelakunya, aku mesti menahan gejolak tersebut dan menerka-nerka sendiri sekaligus amat yakin jika si pelaku pastilah sedang tersenyum menikmati gerak erotis yang kulakukan dengan memek yang beroleskan penuh lendir maninya.


Memang setelah tahu bahwa pelakunya adalah kak Yos yang tidak lain merupakan kolega senegaraku sendiri esensi dari rasa penasarannya jadi hilang, tapi setidaknya semuanya jadi jelas dan aku tinggal melihat kearahnya saja yang sepanjang syuting tampak begitu fokusnya melihatku meliuk-liuk di depan kamera dengan menggunakan dalaman yang telah dia pejui.


Apalagi di adegan masturbasinya, sesuai skrip aku benar-benar akan bermasturbasi dengan memasukkan jari ke celana dalamku kemudian mendesah-desah penuh penghayatan.




Aku sungguh merasakan getir sensasi nikmat itu dalam pejaman mata sambil mendesah lirih, terlebih saat kuoleskan jariku dengan sperma tersebut lalu kucolok masuk jari panjangku hingga ke bagian terdalam memekku dan kukocoklah hingga suara beceknya begitu terdengar.


Director ku betul-betul kagum dengan ekspresi yang kumunculkan padahal yang tidak disadari oleh dia ataupun awak kru lain jika celana dalam properti yang kugunakan itu sudah jadi sarang pejunya Josaphat dan dengan kata lain aku sedang bermasturbasi dengan sperma tersebut.




Aku menikmatinya! Dan nyaris setiap sesi aku ketagihan meminta 'jatah' sperma dari kak Yos sebagai Boosting penyemangatku ketika difoto atau direkam telanjang nantinya.


Seperti yang tadi kubilang setiap 5-10 menit sebelum syuting tanpa diminta dia sudah akan langsung mengekorku untuk melakukan Fetish uniknya itu.





Aku bahkan meminta langsung ke dia untuk menjaga pola makannya dengan lebih banyak mengkonsumsi makanan kaya nutrisi seperti telur, toge atau kecambah maupun biji-bijian agar spermanya jadi lebih kental dan juga semakin banyak karena spermanya cenderung agak encer.


Kak Yos menurutinya, walau belum terlalu terasa perbedaannya tapi setidaknya volume spermanya yang biasanya hanya 2-3 kali muncratan sekarang sudah jadi 4-5 kali.






Begitulah, aku menikmati sensasi dari Fetish uniknya tersebut, kukatakan Fetish karena kak Yos mengaku sudah sejak dulu melakukan hal serupa, malah dia berkata jujur jika waktu remaja dalaman kakak perempuannya sering dia pejui.


Aku jadi mengerti dan tidak berkomentar, entahlah aku tak mau mendebatnya apakah itu sebuah kelainan, Fetish, penyakit atau hanya sebuah fantasi, karenanya jika kalian sadar aku selalu menggunakan kata 'unik' untuk membuatnya netral.


Dari sana hubunganku dengan kak Yos berlanjut berhubung dia punya karakter yang polos jadi aku suka untuk lebih sering 'bermain' bersamanya, apalagi hanya dia orang yang bisa aku ajak mengobrol lancar ketika berada di PH saat kami bekerja.


Jika biasanya ketika syuting aku sekedar datang-pulang datang-pulang, sejak saat itu jadi lebih meluangkan waktuku di PH, lagipula Dimas masih dalam pelarian dan Niko juga belum menjadi pelangganku.


Pokoknya kak Yos betul-betul menurut dengan apapun yang kumau, ketika kuminta dia untuk memijitiku maka dia akan memijitiku kemudian diakhir kuberikan dia servis Petting seperti kesukaannya.


Tak jarang kami melakukannya dalam kondisi sama-sama telanjang dan kak Yos betul-betul menikmatinya, terlebih ketika aku yang menservisnya dari atas.




" Enak gak kak memeknya Vera?.. " godaku dengan mata redup nan menggoda menatapnya yang sedang terbaring merem-melek keenakan.


" Enn..enak dek... Ahhh.. Kerasa bener tebelnya... Ahh.. " balas dia gelagapan merasakan nikmat gesekan labiaku yang sengaja kugesek-gesek persis di kepala kontolnya.




Tak jarang selama Petting dia juga merayu agar aku mau memasukkan kontolnya kedalam memekku yang tentu saja tak kuperbolehkan dan dia hanya diam tak memaksa dalam rasa tanggungnya.


Entah kenapa aku suka sekali membuat laki-laki greget! Jika kalian ingat dulu pun juga kulakukan hal yang sama ke Dimas dan itu pulalah yang membawa kami ke sebuah situasi tegang, tapi aku selalu merasa seru saja melakukannya apalagi jika sudah mendengar kalimat mohon.


" Dekk.. Ahhh pliss dek... "


" Masukin kepalanya aja, sebatas kepala doang!! Aku kepengen bener ngerasain kamu.. Ohhh dekk!!... " erangnya yang begitu manisnya terdengar dikepalaku.


Aku menahan ketawaku tak tahu jika sebegini kalutnya kalau seseorang sudah begitu diujung-ujung rasa penasarannya, aku memilih diam saja dan menaikkan intensitas goyanganku barulah biasanya dia akan langsung ejakulasi.




Spermanya menyembur di badannya sendiri dan lucunya dia berejakulasi itu masih dalam rengek-rengekannya yang minta menyetubuhiku.


Kami terus melakukan hal tersebut dan dia semakin hari semakin menurut padaku hingga secara tidak langsung membuat aku jadi merasa lebih dominan terhadapnya, ya mau bagaimana lagi istilahnya dia punya hutang kepadaku jadi mau tak mau dia mesti menuruti apapun mauku.


Bisa dibilang dimasa Dimas sedang kabur kesana-kesini kak Josaphat adalah hiburan pribadi untukku berhubung selama melacur aku mesti menahan diri dan jadilah dia adalah satu-satunya sarana kesenanganku.


Malah saat sedang Off tak jarang aku menginap di PH lalu kuajak dia tidur dikamar satu ranjang denganku tentu dengan catatan dia tak boleh menyentuhku sementara aku tidur mengenakan pakaian seksi dan bebas memeluk-meluknya yang gemetaran sepanjang malam.


Kadang dia juga kusuruh duduk di depanku menontoni ketika aku sedang bermesraan dengan model lawan mainku, aku sengaja membuatnya semakin cemburu dengan melihatku berpelukan saling berciuman dengan orang Thai itu sementara dia meminta berciuman denganku saja tak pernah kukasih.


Pokoknya kak Yos benar-benar menjadi sarana pelampiasan eksibisiku, entah itu aku menyuruhnya mengocok-ngocok kontolnya tepat di depanku sambil berkata kotor atau aku meminta dia mencolikan memekku baik menggunakan tangan atau dengan mulutnya dan menjadikan wajahnya basah kuyup akibat Squirt ku semua kunikmati.


Hingga akhirnya dia sendiri yang melanggar kesepakatan yang terjalin diantara kami dan menjadikan aku marah besar dengannya. Aku lupa kapan tapi yang jelas terjadi sebelum aku pergi ke Bali menemani Niko.


Sore itu seperti biasa setelah syuting aku ingin membuang rasa sangeku yang kudapat sepanjang sesi lalu kupanggilah Josaphat dan kuminta dia mengocok memekku dengan jarinya sampai aku orgasme.


Setelah aku orgasme segera aku tegak dan akan langsung pulang waktu itu tapi dia dengan tertunduk agak malu-malu memanggilku.


" Nggg... Boleh gak dek aku gesekin burungku sebentar di tempiknya kamu?... "


" Tapi kalo adek lagi buru-buru yaudah gpp gausah aja.. " ucapnya tak berani menatapku.


Melihat kesopanannya aku pun membolehkan lagipula saat itu jadwal bokinganku malam jadi kubiarkan dia melakukan Petting nya sebentar padaku.




Aku duduk mengangkang di kursi dan kak Yos mulai menggeseki kontol tegangnya di memek tebalku, terus kupandangi dia dengan pandangan tajam nan binal guna menjaga dominasiku.


Dan disinilah dia melakukan pantangan yang sejak awal selalu kularang dia untuk lakukan.

Ya, tepat disaat sedang mendaki puncak kenikmatannya, dia tiba-tiba saja memasukkan kepala kontolnya tanpa seizinku!




Selama beberapa detik aku tak menyadarinya karena aku pun juga sedang fokus di klimaksku namun setelah sadar bahwa kepala kontolnya sudah tercelup di memekku, seketika aku mendorongnya kemudian langsung memarahinya.


Kumaki dia hingga membuat dia tertunduk diam dan meminta maaf padaku, meski hanya kepala penisnya saja yang masuk tapi secara tidak langsung bisa dikatakan bahwa dia sudah menyetubuhiku. Maka segera aku mengenakan lagi pakaianku kemudian pulang menyisakan dia dalam penyesalannya.


Dari sejak itu aku mendiamkan kak Yos sampai sekarang, beberapa kali dia mengirimi pesan WA yang isinya panjang sekali dengan inti penyesalan dan mengatakan jika dia benar-benar tak sengaja melakukannya.


Aku ketawa-tawa sendiri saat membacanya karena tentu saja aku tidaklah Actual marah, aku hanya ingin membuat dia merasa menyesal sendiri atas sikapnya dan untuk itulah kukatakan bahwa Josaphat ini sungguh menjadi sumber kelucuan untukku dengan segala sikapnya yang culun itu.


Tibalah sekarang waktu yang tepat untuk kembali mengerjainya berhubung kedepan aku akan banyak membutuhkan dia selain untuk tandem Webcam ku, aku juga sudah memikirkan jika kelak aku ingin dia menjadi pembantu bagi aku dan Dimas dirumah baru kami nantinya apalagi Background nya sendiri adalah seorang mantan TKI jadi kurasa dia takkan asing dengan pekerjaan tersebut.







..............................

Kututup pintu mobil lalu berjalan aku masuk ke PH yang seperti biasa masih sepi.


Setelah aku masuk kulihat kak Yos sedang mengepel lantai dan dia melihatku lalu tertunduk kemudian melanjutkan pekerjaannya.


Aku langkahkan kakiku tepat di lantai yang dia pel itu dengan cueknya kemudian naik ke lantai dua ke kamarku untuk bersantai.


Di tangga aku sudah menahan ketawa melihat dia diam saja saat membiarkanku berjalan dengan angkuh di depannya barusan, dan aku puas menyaksikannya terpaksa mengepel ulang lantai yang baru saja dia pel tersebut.


Oh sungguh jahatnya diriku.


Setengah jam kemudian aku hanya tidur-tiduran di kasurku, tadi aku sempat telponan dengan Dimas dan membahas soal ini karena rencananya setelah aku selesai syuting Dimas ingin aku membawa kak Josaphat untuk dikenalkan ke dia.


Ya wajar jika dia ingin tahu sosok lelaki pilihanku itu dalam mencoba peruntungan di dunia Webcam nantinya berhubung dia selalu cemburu buta padaku dan meyakinkannya saja waktu itu amat susah, tapi untungnya dia tahu bahwa kami perlu uang maka dia pun mengizinkanku.


Sambil tiduran terus-terusan aku tersenyum menyadari jika kak Yos sudah begitu takutnya padaku, jangankan menegur menatapku saja dia tak berani sekarang, maka segera aku meloncat dari ranjangku lalu bersiap menemuinya tentu saja untuk menjahilinya sebentar.


" Hihihihi... "






..............................


" Kak Yos sini deh... " panggilku dari atas tangga memanggilnya yang sedang duduk melamun.


Mendengar panggilanku dia segera naik ke tangga, dan menemuiku yang sudah terduduk di sofa.


" y..ya dek kenapa?.. " ucapnya langsung tertunduk melihatku sudah memasang muka masam padanya.


Aku diamkan dan kupandangi dia bawah sampai atas seolah merendahkannya sementara dia jadi terlihat kikuk apalagi menyadari jika aku sungguh amat seksinya dengan pakaian transparan yang sedang kukenakan sekarang.




Matanya beberapa kali tertangkap melihat kaki putih mulusku yang sering juga jadi bagian untuk dia pejui atas seizinku.


Masih tetap aku tak bersuara, malah sengaja kuusap-usap kakiku karena tahu dia sangat terangsang dengan keindahan kaki jenjangku.


Dia semakin salah tingkah dan beberapa kali meneguk ludah melihat toket montokku yang benar-benar bisa ia terawang dengan mudahnya.




" Liat apa kamu kak?.. "


Kalimat tersebut langsung menyentaknya kemudian jadi kembali tertunduk dan menggeleng dengan gugup.


" Eng...engga dek... Gak liat apa-apa.. " ucapnya grogi tak berani menatapku.


Ingin sebenarnya aku mengumpatnya untuk menunjukkan kemarahanku tapi karena aku tak tega jadilah aku memilih tetap menatapnya secara tajam dan angkuh sebagai caraku menunjukkan bahwa aku masih marah padanya.


Lagi-lagi ini adalah sebuah sifat yang masih terbawa dari mantan cowokku dulu yang mana aku selalu melihat jika dia benar-benar memperlakukan dua orang pembantu kami dengan begitu dekatnya, malah jika kupikir-pikir dia sama sekali tak pernah tergantung kepada mereka, seperti seringkali membuat teh, kopi, membersihkan kamar atau mencuci mobil dia lakukan sendiri tanpa memerintah mereka.


Karenanya aku jadi tak tegaan dengan kak Yos walaupun dia punya salah denganku tapi tak serta-merta itu berarti aku bisa menghardiknya seperti mengatainya "dasar mental pembokat!" atau hal-hal lain yang berada diluar konteks.


Aku hanya ingin mengekploitasi kesalahannya tersebut dalam cakupan yang sama, With No Offense.


" Pijitin Vera kak, Vera pegel!!.. "


Segera kubaringkan badanku dan menselonjorkan kakiku di sofa panjang ini.


Beberapa saat kak Yos hanya diam dan sedikit melirikku mungkin dia bingung harus mulai darimana karena keseganannya padaku.


" Cepet kak!... " perintahku saat kulihat dia hanya diam saja, tapi kemudian dia mulai mengambil posisi duduk di lantai dan segera memijatku.


Dia arahkan tangannya secara perlahan di kaki putih mulusku yang rupanya dia pilih dari sana dengan sebuah elusan lembut.




Dari kaki, tangan kasarnya yang terbiasa melakukan pekerjaan rumah ini naik kepaha kemudian dia ulang lagi dari bawah.


Menyadari dia tak kunjung memijitku dan malah hanya sekedar mengelus-elusnya saja membuatku menegurnya.


" Pijit kak kan Vera bilang pijit, siapa yang nyuruh elus-elus?.. " celetukku sambil menatapnya sebal.


" I..iya dek.. Ma..maf.. " balasnya gelagapan dan mulai melakukan pijatan dengan dua tangannya di kakiku.


Aku sungguh berupaya menahan senyumku melihat dia yang jadi berkutat dengan perasaannya sendiri, sejujurnya aku tak mahir dengan peran antagonis seperti ini namun mau bagaimana lagi disinilah keseruan yang kutemukan.


Terasa enak sekali pijitannya dan itu membuatku rileks, sepanjang dia memijitiku terus kupandangi wajahnya yang entah kenapa semakin lama malah semakin berpeluh keringat, sesekali kupejamkan mataku saat kuminta dia memijat bahu juga punggungku.


Jika sebelumnya sambil memijiti dia berani meminta ini-itu padaku maka sekarang sama sekali tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, dia benar-benar merasa bersalah padaku.


" Pijitin toket Vera juga.. " perintahku setelah setengah jam ia pijiti kaki-tanganku dan itu amat mengagetkannya!


Dia menatapku namun aku membuang muka dan cuek, aku tunggu reaksinya.


" Pijit dada ma..maksudnya dek?.. " tanyanya takut salah pengertian.


Aku tetap tak bersuara, terserah dia menanggapinya seperti apa yang jelas aku sangat berdebar menanti responnya.


Kak Yos memandangi dada bulatku yang mengitu menggiurkannya dari balik Dress hitam berbahan katun transparan yang kukenakan, dan perlahan dia mulai menyingkap kain tersebut hingga terpampanglah payudara mengkelku yang sangat dia gemari ini.


Aku meliriknya guna membuat dia semakin grogi, tapi kak Yos memberanikan diri dan akhirnya sampailah tangannya meraup toketku itu.




Sesuai perintahku dia memijitinya dengan meremasnya pelan yang membuatku selalu nyaman sekali akan remasannya.


Aku sama sekali tak menunjukkan wajah keenakanku dan memilih tetap menjaga kejutekanku ini saja walau perlahan tanpa sadar putingku sendiri menegang mulai terangsang dengan sentuhan pria yang kurasakan.

Ini adalah yang pertama kalinya sejak terakhir kak Josaphat menyentuhku setelah kejadian dimana dia mencelupkan kepala penisnya di memekku tanpa seizinku, jadi wajar jika semuanya serasa dimulai dari awal lagi.


Bolak-balik gantian kak Yos meremasi dua nenenku malah tak jarang dia meremasnya sekaligus dengan dua tangannya dan itu dia lakukan atas inisiatifnya sendiri tanpa suruhan dariku. 


Menyadari jika dia mulai tak sekaku awal membuatku merasa cukup lalu menyudahinya.


" Sekarang bikinin Vera teh hangat kak anterin ke kamar ya... " pintaku sambil mengambil posisi duduk lagi dan merapikan pakaianku yang sudah dia singkap.


Dia agak kecewa karena aku menyudahi begitu saja juga kuyakin jika kontolnya pastilah telah tegang sekarang, lagipula hari sudah menjelang maghrib takut nanti ada salah satu kru yang datang dan melihat ini yang justru akan semakin menambah masalah lagi ke dia, kan kasihan karenanya kuputuskan menyudahinya saja.


" Iya dek.. " dia langsung memutar badan dan turun kebawah.


Baru dia sampai di anak tangga kedua aku memanggilnya lagi.


" Ehh kak... " panggilku lalu berjalan kearahnya yang nyahut dengan panggilanku itu.


Kusamperi dia lalu tiba-tiba saja kudekatkan wajahku di wajahnya, kak Yos kaget bukan kepalang dengan ini!


Nafas kami saling berhembus dan hidung kami saling menempel, kugigit bibirku kemudian kujalankan tanganku menyusuri tubuh kurusnya hingga membuat dia merinding geli merasakan sentuhan di dadanya.


" Hmmm... Nanti abis syuting temuin Vera di kamar ya kak.. "


" Cukur jembut kk dan jangan pake kolor, pokoknya Vera tunggu.. " bisikku pelan tepat dikupingnya dan itu langsung membuat dia merinding dalam kaget.


Segera setelah mengucapkan itu aku berbalik badan dan kembali masuk ke kamarku meninggalkan dia yang melongo.


Di balik pintu kamar kututup mulutku menahan ketawa, pastilah dia ingin tahu apa maksudku sekaligus membuat pikirannya sudah melayang kemana-mana sekarang.


Ketika dia mengantarkan teh hangat yang kuminta pun dia tetap tertunduk masih tak berani menatapku dan itu terus berlanjut hingga ke sesi foto dimana dia tampak begitu terangsangnya menyaksikanku berpose seksi seperti biasa di depan kamera.




Berkali-kali kulihat dia selalu mencuri-curi pandang ke tubuh seksiku yang terbalut pakaian minim ini tapi dia langsung menunduk saat tahu aku mengawasinya.


Aku diam saja dan tetap fokus dengan ekspresi yang kubuat agar poseku nantinya terlihat sempurna di sampul depan halaman majalah mingguan kami.






Sebenarnya tadi aku ingin meminta dia memejui celana dalam Wardrobe yang sedang kukenakan seperti biasa, tapi setelah aku timbang-timbang aku kuatir nanti dia malah berpikir jika semudah ini mendapat maaf dariku padahal aku masih ingin bermain-main dengannya maka kuurungkan.


Dan matanya sekarang saja semakin terkunci di dada dan selangkanganku yang pastinya sudah dia bayangkan kalau ada spermanya di masing-masing dalaman yang sedang kupakai sama layaknya yang kami lakukan sebelumnya.






Memasuki satu jam sesi jadi semakin panas, aku sudah Topless sekarang hingga membuat orang-orang yang ada di set semakin keringat dingin menyaksikanku berpose amat sensual dengan tubuh yang sudah 80% telanjang.






Meski kami sudah sering melakukan banyak pemotretan telanjang dengan beragam macam tema kekakuan seperti ini tetap saja terjadi, tapi sejujurnya aku sama sekali tak merasakannya.


Dalam sesi solo seperti sekarang yang bisa dibilang dengan banyaknya pengalaman yang kumiliki aku sudah tak grogi dan sepenuhnya bisa mengatasi Pressure nya walau difoto telanjang sekalipun. 


Lain soal jika ada model prianya, aku betul-betul mesti menguat-nguatkan diri karena tentu kami diharuskan melakukan bermacam aksi intim hingga membuat kepalaku akan bergoyang pening terombang-ambing dalam libidoku sendiri.




Setengah jam waktu berlalu dan tak terasa sesi fotoku pun selesai juga.


Perlahan anak-anak kru mulai berpencar-pencar sementara kak Yos sigap langsung menyodorkan piyama padaku untuk menutup tubuh seksiku yang sebelumnya telanjang dipantek kamera.




Aku kenakan dan kubuang lagi mukaku darinya lalu meminum air yang juga turut dia bawakan. Anak kameramen sudah pergi ke ruang komputer untuk meng-Capture hasil foto tadi, lalu anak editor bersiap mengirimnya ke Director yang sedang ada di Bangkok untuk dipilah kemudian barulah di edit dan anak-anak properti saling bahu membahu membereskan set.


Kulihat kak Yos ikut membantu merapikan peralatan lalu kukode dia supaya nanti menyusulku naik, dia diam saja dan hanya sedikit mengangguk maka aku pun naik duluan ke kamar.






JOSAPHAT


Di kamar segera kubuka pakaianku tadi lalu kuganti dengan dalaman saja kemudian kutunggu dia dengan berbaring santai diatas ranjang.


Penyakitku setelah difoto seksi pasti aku akan selalu terangsang! Itu sudah sejak SMA dulu kualami dan tak pernah berubah sampai aku dewasa sekarang, karenanya aku selalu akan bermasturbasi setiap kali aku selesai menjalani sesi foto panas entah itu di mobil maupun di dalam toilet.


" Sttsssh.... " kuusap memekku yang sudah basah ini juga sesekali kugaruk klitorisku dengan kuku panjangku untuk memberikan sensasi ngilu yang semakin memusingkan kepala.


Terus kulihat kearah pintu kamarku yang tak kukunci menunggu calon pembantu dirumah baru kami nantinya agar menepati janji menemuiku di dalam kamar.


Kutunggu dia selama dua puluh menit namun dia tak kunjung masuk, maka mulailah aku jengkel berhubung aku sudah sengaja menaikkan libidoku dan jika dalam keadaan ini sampai aku tak mendapat apa yang kumau, maka berikutnya akan muncul Vera yang beringas.


Dipikiranku sekarang berpikir apa mungkin dia kira aku bercanda untuk menyuruhnya masuk ke kamarku? Atau malah sebenarnya dia terlalu takut padaku sampai-sampai dia tak berani menemuiku karena sejak tadi aku benar-benar judes dengannya.


Tak berapa lama saat aku berniat akan menyusulnya sendiri dan menariknya keatas namun pintuku terbuka lalu masuklah dia.


Seketika kutatap dia yang masih berdiri di depan pintu dengan tertunduk dan tangan yang menyilang dibawah persis seperti babu yang patuh kepada majikannya.


" Kenapa lama?!.. " aku kesal karena dia lama sekali datangnya.


" Ta..tadi abis bantuin beres-beres set ter..terus bikinin kopi anak-anak dek.. " jawab dia dalam tunduk.


Aku diam dan tak bisa memprotesnya karena memang itulah pekerjaan dia.


" Yaudah kalo gitu tutup pintunya dan kunci kak.. " seruku yang langsung dia lakukan.


Setelahnya Josaphat tetap berdiri di balik pintu tak berani melakukan apapun, menatapku dia masih tak bernyali.


" Pake kolor gak kamu?.. "


Pertanyaan pertama yang keluar dari mulutku untuk menguji apakah dia ingat dengan kata-kataku sore tadi.


" Engg..engga dek... " jawab dia pelan.


" Coba liatin!.. " balasku cepat ingin bukti.


Kak Josaphat dengan perlahan memelorotkan celana pendeknya lalu terpampanglah kontol tak disunatnya yang rupanya telah tegang dan dia juga telah mencukur bulu kemaluannya persis seperti yang tadi kusuruh.


" Ssttthhh!!!.... " aku sontak mendesis dan tersentak menyaksikan kelamin tegang pria seperti kesukaanku.


" Bilangnya bikin kopi tapi kok kontol kamu tegang?!... " tanyaku jutek tak mau kasih kendor dalam membuatnya mati kutu denganku.


Kak Yos memilih tak menjawabnya, tapi sekarang dia terlihat sudah berani menatapku yang tengah terbaring mengangkang mengelus sendiri memekku di balik celana dalam putih yang kukenakan.




" Yaudah buka aja celana kk terus duduk sini kak, di depanku... " suruhku lagi padanya ingin mencairkan suasana karena melihat dia yang terus diam.


Translator sekaligus penjaga PH kami ini menurutinya dan duduklah dia tepat di ujung ranjang di depanku.


Kami kembali diam selama beberapa saat, dia tetap menunduk sementara mataku terus menatap kearah kontol tegangnya yang waktu itu berani-beraninya dia masukkan ke memek mahalku.


" Kak, kk tau kenapa Vera diemin dan Vera jadi gini sama kk kan?.. " kubuka obrolan dengan mengingatkan dia akan perlakuannya padaku.


Dia mengangguk masih dengan kepala tertunduk menyadari kesalahannya.


" Terus gimana? Apa harus Vera laporin kk ke orang manajemen atau malah Vera lapor ke polisi aja sekalian?.. "


Dia tertoleh dan amat kagetnya mendengar ancaman halusku itu hingga membuat dia langsung memohon-mohon padaku.


" Ja..jangan dek... Aku mohon jangan... "


" Tolong dek istri aku lagi hamil plis jangan laporin ke manajer atau malah ke polisi.. Aku bener-bener gak sadar waktu itu dan demi tuhan aku nyesel dek... " melasnya padaku.


" Enak bener kak kamu bilang nyesel, kakak udah dua kali loh kayak gini.. "


" Pertama barang-barang Vera kk pejuin semua, terus pas Vera udah coba maklumin malah kk kontolin memek Vera padahal udah sering Vera ingetin masih aja kk lakuin.. " aku menggeleng dan menunjukkan wajah kecewaku padanya.


Kak Josaphat semakin terendap dalam penyesalannya melihatku yang kali ini terlihat sudah tak mau memakluminya lagi.


" Aku gak tau mesti gimana tapi aku rela ngelakuin apapun asalkan kamu maafin dek, tolong dek ampunn... " lanjut kak Yos begitu mengibanya dan terlihat hampir menangis.


Aku diam menatapnya namun dalam hati aku tersenyum, satu umpanku sudah kena.


Tak mendapat tanggapan apapun dariku membuat dia semakin nekat meyakinkanku dan malah sekarang kak Yos sudah membuat gestur ingin bersujud dengan merundukan tubuhnya di depanku.


" Udah kak gausah sujud gitu.. "


" Sekarang gini aja, yaudah Vera maafin tapi kk harus janji gak akan ngelakuin itu lagi.. "


Dia menatapku dengan wajah seunggukannya dan terlihat senang sekali tak percaya bahwa aku masih akan memberikan dia kesempatan lagi.


" Ma..makasih dek.. Aku janji gak akan macem-macem lagi sama ka..kamu dek.. Makasih... " dia begitu saja membungkuk mencium kasur mengucapkan rasa terima kasihnya itu.


Aku tersenyum melihat dia mengucapkan seperti itu tapi yang menarik sambil mengatakannya kontolnya malah masih saja tegang mengacung kearahku, sungguh sebuah anomali yang tidak selaras antara kata-kata dan perbuatan.


Tentunya aku tak terlalu menggubrisnya karena sejak awal aku tak masalah dengan semua ini, yang kuingin memang hanya membuat dia memohon-mohon padaku dalam penyesalan, berhubung ketika aku dirental seringkali aku yang disuruh menyembah-nyembah atau memohon-mohon oleh yang menyewaku agar dientoti namun merasakan kebalikan rupanya menyenangkan juga.


" Ka..kalo gitu sekarang aku pamit keluar dek... " ucapnya lalu tegak dan pamit keluar kamar seolah semua ini begitu sepelenya.


" Siapa yang suruh keluar?.. Vera belum selesai.. " dan perkataanku langsung menahan langkahnya.


" Mulai sekarang kk juga mesti janji bakal ikutin apa yang Vera mau... "


" Ya?.. " tegasku padanya ingin dia berjanji yang sama seperti dulu dan kembali dia sanggupi.


Aku yakin kali ini dia takkan lagi lepas kendali dan pasti akan benar-benar nurut padaku, ibaratnya dua dari tiga nyawanya sudah habis.


" Bagus, kalo gitu abis ini kk ikut Vera karena Vera mau kenalin kk sama cowoknya Vera.. "


" Ko..kok aku dibawa ketemu sama pacarnya kamu dek? Ja..jangan dek aku takut digebuk... "


Seketika dia jadi takut, mungkin dia kira aku mengadu ke Dimas tentang pelecehan yang dia lakukan dan ingin dia bertanggung jawab langsung ke Dimas.


" Udah kak ikut aja!!.. Kita mau kasih kk job selingan dan Vera jamin uangnya lebih banyak dari gaji kk.. " jelasku singkat yang membuat dia diam tak mengerti.


" Tapi sebelum itu sekarang Vera mau kk puasin Vera dulu.... "


Dia terperanjat mendengarnya, makin kukangkangkan kakiku supaya dia segera melakukan pekerjaannya kembali sama seperti sebelumnya.


" Puas..puasin gimana maksudnya dek?.. " tanya Josaphat ingin aku memerincinya.


" Ckckckck.. "


" Masa udah lupa aja sih! ya puasin Vera kayak dululah..


" Colmekin bikin sampe Vera orgasme.. Vera lagi sange banget ini, cepet!!.. " kunaikkan nadaku yang sejak tadi datar saja agar dia langsung melakukannya berhubung memekku memang sudah gatal sekali dari tadi yang bikin pusing kepala.


Kak Yos segera melakukannya, kubiarkan dia membuka celana dalamku meloloskannya di kedua kaki putihku sementara kutatap dia dengan pandangan nakal nan pasrahku.




Begitu memekku terekspos dia sontak meneguk ludah menyaksikan memek merah yang sudah bersimbah lendir beningnya membuktikan bahwa yang kukatakan bukan omong kosong belaka dan aku memang benar-benar sedang birahi tinggi sekarang!


" Ngg... Mau pake jari ama mu..mulut dek?.. " tanya dia sopan dan mengangkangkan kakiku pelan sepelan-pelannya.


Aku berpikir sejenak, sebenarnya aku bawa beberapa alat seks yang rencananya akan kusuruh dia gunakan tapi sekarang sepertinya aku ingin murni dia kocok dengan tangannya saja.


" Pake jari aja, tapi udah cuci tangan belum kamu kak? Vera gak sudi memek Vera dikotorin sama tangan kk yang bekas megang gagang pel atau ember itu.. "


" Ud..dah kok dek.. "


" Gak!!.. Sana cuci dulu di kamar mandi, pake hand sanitizer kalo perlu.. Vera tunggu!!.. " sinisku tak yakin dengan kata-katanya dan entah kenapa aku bisa jadi seangkuh ini.


Dia berjalan dengan tertunduk ke kamar mandi di kamarku lalu mencuci ulang tangannya guna membuatku lebih yakin, juga jujur aku merasa tak seharusnya jadi berlebihan seperti ini.


Kuharap dia tak tersinggung dan mungkin nanti akan kuberi pengertian ke dia kalau ini hanya bagian dari pembawaan karakter dalam sebuah permainanku saja karena aku tak pernah ada maksud untuk menyakiti perasaan siapapun.


Sambil menunggu dia keluar dari kamar mandi aku semakin terangsang! Rasanya dikocok sebentar memekku sudah pasti akan buyar-buyar ini.


Tak lama kak Yos keluar dan kukawal langkahnya dengan tatapan judesku hingga dia tiba kembali di depan selangkanganku yang tadi sudah dia buka dengan begitu segannya.


" Sekarang kocokin kak... Kasih Vera enak.. " kupejamkan mataku dan sekarang semua terserah dia.


Kak Yos memulainya dengan melakukan gelitikan di klitorisku, berhubung sebelumnya dia sudah sering kuminta melakukannya jadi dia tahu apa-apa yang kusuka.




" Ahhh... iya kak mainin dulu itil tegangku... " aku meringis merasakan jarinya menggesek disana.


Jarinya yang masih basah memberikan sensasi dingin yang justru menjadikan badanku semakin panas dan dugaanku benar kalau sepertinya tak lama aku sudah akan bocor duluan.


" Ayo kak mulai masukin jari kk juga ke memek Vera... " pintaku setelah dua menit dia bermain di klitorisku.


Josaphat mematuhinya, menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya segera dia aduk-aduk memekku dari dalam yang betul-betul membuatku kelojotan merasakan nikmatnya!




" Ahhh kak.. Ngomong juga dong kak!.. Ahh.. "


" Ce..cepet ngomong jorok juga ka..kayak biasa.. " dalam erangan aku merasakan betapa cepatnya klimaksku naik tapi untungnya aku masih cukup sadar untuk meminta dia bercakap kotor.


" Aku kocokin tempik kamu dek... "


" En..nak dek? Basah dan berkontraksinya kelaminmu ini... " akhirnya seperti biasa dia kembali meracau seperti dulu lagi walau masih menggunakan bahasa yang sangat baku.


Aku semakin kalut dalam nikmat yang kurasakan, turut kulepas BH putihku supaya aku lebih larut dengan keadaanku yang telanjang seperti ini sementara mataku tak lepas menatap kontol kak Yos yang tergantung di tengah selangkangannya dan terlihat amat tegang menggiurkan.


" Cepetin koc..kocokannya dan bacotin Vera lebih kotor kak, Vera ma..mau keluar... Ahhh!!!.. " kucengkram bantalan yang menjadi sandaranku lalu fokus sepenuhnya dengan klimaksku!




Kak Josaphat memang mempercepat kocokannya tapi ini bukanlah kocokan yang sebenarnya kuinginkan karena jika bisa aku ingin dia mengocok memekku betul-betul dengan gerakan tercepat yang dia bisa.


Tapi begitulah, dia memang terlalu segan dan selalu berhati-hati bahkan ketika sudah kuminta dia melakukannya sekuat mungkin tapi tetap hanya segini yang dia lakukan, dia bilang dia takut membuat lecet vaginaku maka yasudahlah mau tak mau kunikmati kocokan tanggungnya ini.




" OHHH KAKK!!!!... " erangku keras dan mendapatkan Squirt ku yang beberapa kali menciprat hingga membuat dia kaget.


Kurapatkan kakiku juga seluruh tubuhku menegang merasakan pukulan sensasi yang terasa di sekujur tubuh terutama di otak.


Sungguh sebuah perasaan lega dan terasa langsung mengusir semua pening dari libido tadi yang begitu menyesakkan kepala namun harus menyisakan engah-engahan nafas sebagai konsekuensinya.


Kak Yos diam melihatku mengulet diatas ranjang dengan mata memutih, meski dia sudah sering melihatnya tapi aku tahu dia selalu heran dengan ini.


Kami saling terdiam beberapa saat, lalu menit-menit berikutnya setelah bola mata biruku sudah kembali ketengah dan tenagaku mulai perlahan stabil langsung kupandangi dia yang seketika menunduk menyadari aku menatapnya.


Dia terus diam dan pasti akan makan waktu jika aku tetap mengurusi tentang kekakuannya ini maka kuputuskan untuk lanjut ke rencanaku berikutnya.


" Ma..makasih ya kak... " kataku membuat dia menoleh lagi kearahku tak menyangka jika aku akan berterima kasih padanya.


" Makasih udah buat Vera keluar, tadi enak kok kocokan kk... "


" I..iya dek.. " jawabnya semakin gagu menatapku yang sudah tersenyum manis kearahnya dan menyadari jika aku tak lagi marah.


Sejurus kulancarkan aksiku berikutnya dengan bangkit dari ranjang lalu menghampirinya dan seketika merayap ke badannya untuk memeluknya.


" De..dek ja..jangan... " kak Yos menunduk begitu kupandangi dia dengan wajah sayu yang kini persis berada di depan hidungnya sementara tanganku mulai melingkar dan bergerilya di badannya yang masih berbungkus kaos.


" Udah gpp... Ini yang kk mau kan?.. " godaku semakin centil dan kali ini kuhinggapkan tanganku ke kontol tegangnya yang membuat dia tersentak bak tersengat listrik merasakan halusnya jariku!


" Uhh kak... Konti kamu kok masih tegang aja sayang?.. "


" Sepanjang coliin memek Vera tadi kk khayalin jorok ya ke Vera? Atau kk dah pengen banget ngentotin Vera?.. " tanyaku sangat blak-blakan dan jelas semakin menjadikan kak Yos kalang kabut dalam menjaga kewarasannya.


Sambil memainkan jari lentikku di kelaminnya kukunci pandanganku di matanya dan aku tahu benar jika dia sudah terbawa dalam permainanku, hingga tiba-tiba kuberikan dia ciuman mesra penuh perasaanku yang mungkin tak pernah dia duga-duga bisa kesampaian juga dia rasakan.




Kak Yos awalnya melotot begitu bibir kami tertempel dan sedikit memingkemkan mulutnya namun lama-lama dia pasrah membiarkanku memagut dirinya sebelum akhirnya kulepas lalu kami bertatapan lagi.


" Itu ciuman yang dari dulu kk pengen Vera lakuin.. Gimana rasanya kak?.. Enak kan ciumanku?.. " tanyaku dari jarak wajah yang berjarak 20 senti saja dari wajahnya.


Dia diam dan menunduk lagi, sekarang jadi justru dia yang balik malu padahal dulunya dia selalu merengek-rengek minta ini-itu padaku, mungkin dia kira aku sedang mengujinya atau apa yang jelas dia masih terlihat seperti dibayangi ketakutannya.


" Buka baju kamu kak, sekarang telanjang buat aku.. " seruku padanya yang langsung dia lakukan.


" Aww... " aku melirih saat melihat kontol tegangnya dengan yang kepala yang berbungkus itu tengah bergelantung bergoyang ketika dia sedang membuka bajunya.


Kusuruh dia kembali duduk di depanku.


" Kak sekarang Vera tanya, kk masih sayang gak sama Vera?.. " tatapku kali ini serius padanya.


Dia melengos dan balik menatap mata indahku.


" Udah kak gpp, jawab aja jujur atau Vera marah lagi nanti sama kk.. " kuancam dia agar tak terus-terusan diam seperti ini.


Dia mengangguk dengan ragu-ragu.


" Kalo Vera mesra-mesraan sama model lain kk masih cemburu?.. " lanjutku yang membuat dia manggut lagi.


" Gimana caranya Vera tau kalo kk bener-bener suka ama Vera?.. "


Kak Yos menatapku bingung, sejujurnya dia pastilah tak tahu caranya berhubung dia ini orang yang sangat kaku dan tak akan menangkap maksudku. Terbukti, setelah cukup lama terdiam akhirnya mau tak mau aku lagi yang terpaksa menuntunnya.


" Sekarang Vera mau kakak cium Vera kak.. Buktiin ke Vera perasaan kk.. "


Kutundukkan kepala lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya agar memudahkan dia untuk menyosornya.


Josaphat menatapku yang sudah sepenuhnya pasrah, tak ada suara apapun selain deru nafas kami sekarang yang terdengar. Dia masih tampak ragu, namun menatap sendunya mata ini membuat dia tergerak juga lalu mulai berani menggerakkan tangannya untuk menyisir rambut yang menutupi wajah cantikku.




" Kiss me.. " bisikku begitu wajah wajah kami semakin mendekat mendekat dan mendekat hingga akhirnya dia benar-benar memberikan sebuah ciuman hangat seperti yang kuinginkan.




" Ahmm.... " dengan sebuah pejaman mata dan desahan kecil kusambut lembut ciumannya yang terasa dia lakukan dengan sepenuh perasaannya.


Kurasakan tak ada nafsu sama sekali dari setiap kecup yang dia berikan menunjukkan bahwa lelaki ini memang benar-benar menaruh hati padaku.




Sekitar tiga menit dia menunjukkan perasaannya dengan ciuman mesranya kemudian dia lepaskan tautan yang terjadi di bibir kami dan membuat kami kembali bertatap-tatapan dengan mata sendu kami masing-masing.


Aku menatapnya dengan pandangan paling dalamku berusaha membalas tatapan penuh perasaannya, dalam hati aku berseloroh lama-lama bisa saja aku betulan jatuh hati dengannya dan itu membuatku langsung tertawa. 


Tentulah tidak karena dia takkan menjadi koda dalam cerita dan ini murni pembawaanku saja untuk menyesuaikan situasi.


" Kak Vera mau jujur juga.. "


" Vera tuh sebenernya juga pengen banget mesra-mesraan sama kk tapi sayangnya kk aja yang nyelonong duluan padahal kalo kk minta baik-baik Vera mau kok ML sama kk... "


" Kalo sekarang Vera minta kk buat nidurin Vera kk mau kan?.. "


Dia terperangah menatapku mendengar pertanyaan bodoh dariku itu, dia mengangguk seolah tak percaya jika aku bakal mengatakan kalimat seperti ini dan satu lagi umpanku sudah dia makan.


" Ka..kamu serius dek?.. " tanya dia yang kudiamkan sejenak.


" Kalo Vera bilang gak mau kk bakal maksa juga kan? Bakal perkosa Vera?.. " kubalikkan pertanyaan tersebut padanya dengan kemayu mata redup nan menggodaku.




Dia terdiam, fokusnya sepenuhnya menatapi wajahku yang sudah memerah menahan rangsangan hebat yang kembali naik padahal baru saja kuhempas keluar.


" Emang kalo Vera kasih kk kesempatan itu kak Yos mau ngentotin Vera kayak gimana? Vera gak suka loh ML yang biasa-biasa aja.. " pancingku lagi ingin tahu apa fantasi dia terhadapku.


" Engga.. engga tau dek... "


" Gpp bilang aja kak.. " aku memaksa dia untuk menjawabnya karena ini penting untukku dalam mengetahui arah orientasi seksualnya.


" Ammm... Aku bakal tidurin kamu sampe sperma aku keluar-keluar dek... Sttsssh... " kak Yos memejamkan mata ketika mengucapkannya namun jawabannya terlalu standar.


" Udah itu aja?.. Mendingan kamu ngocok aja kak kalo cuma gitu doang.. "


Dia tersentak mendengar aku seolah menertawai pernyataannya tersebut namun tak kuduga respon baliknya setelah itu cukup membuatku kaget!


" Aku kepengen mandiin badan seksi kamu sama pejuku dek!... "


" Bakal aku muncrat-muncratin sperma ini ke muka, ke ketiak, ke paha, ke pantat atau malah dalam tempik kamu sayang.. Ohh!!.. " racau dia dalam pejaman mata dan dia kocoki kontolnya sendiri!


Aku melotot mendengar sebuah reaksi yang kuyakin alami terjadi begitu saja darinya, itu adalah sebuah gerakan dibawah alam sadar yang dia lakukan hingga kemudian dia kembali mengontrol diri dan balik kikuk lalu meminta maaf padaku.


Dalam senyum tipis aku mendesis menatapinya, kini jelas untukku bahwa memang dia memiliki Cumshot fantasi dan ini sesuai dengan kelakuannya yang sering memejui barang-barang juga tubuhku dulu.




Aku mengangguk-angguk terus menatapinya dengan wajah nakal nan licikku, dia benar-benar pas untuk menjadi selingan korban eksibisiku nantinya dan aku sungguh tak sabar untuk segera mengenalkannya ke Dimas sebagai calon PRT kami kelak.


" Ja..jadi aku bo..boleh nidurin kamu sekarang dek?.. " tanya dia berani seolah menginginkan sebuah kesimpulan dariku.


" Nidurin Vera?.. Gila kamu kak!.. " jawabku yang langsung membanting dia kembali ke bumi.


" Istri kk lagi hamil terus malah tega-teganya kk mau tidurin cewe lain.. " 


" Ta..tapi dek sekali aja pliss, aku na..nafsu banget pengen ngerasain badan seksi kamu ini.. Ohh.. " tanggapnya kembali mengocoki kontolnya sendiri di depanku.


Wah, kak Yos sepertinya sudah benar-benar kemasukan setannya lagi sekarang, sampai-sampai dia tak peduli dengan istrinya yang sedang mengandung itu walau sudah kuingatkan, tapi inilah yang memang telah kutunggu-tunggu sejak awal hingga sampai panjang-lebar menggiringnya masuk ke fase ini.


" Enak bener kamu kak baru Vera maafin langsung ngemis minta ML, model-model ganteng yang lain aja gak pernah Vera kasih... "


" Tadi itu Vera cuma nanya aja bukan berarti Vera nyuruh kk buat tidurin Vera.. " ungkapku yang menjadikan dia tertunduk lagi dan sadar diri.


" Udah gausah mimpi, sekarang Vera mau kk puasin Vera lagi!.. Ngerti?.. "


" I..iya dek... " jawabnya patuh.


Melihat dia yang tunduk lagi padaku membuatku terkikik puas, rasanya jadi pendominasi itu memang seru sekali rupanya.


Segera aku berdiri kearah tasku lalu mengambil peralatan yang memang telah kusiapkan dari apartemen untuk bermain dengannya, dan kujamin dia akan semakin greget padaku!


" Pake ini kak di pinggang kamu... " kulempar sebuah Strapon padanya lalu aku kembali mendekat dengan juga menenteng sebotol lotion.


" Ap..apa ini dek?.. " tanya dia bingung.


" Udah kak cepetlah pake!!.. "


" Tadi bilangnya kk mau ngentotin Vera.. Sekarang pake aja itu!.. " tinggi nada bicaraku padanya sebal karena dia banyak sekali tanya.


Aku duduk diatas ranjang memandangi dia dengan pandangan jutekku lagi menunggu si mantan TKI ini yang sedang memasang Belt tersebut di pinggangnya.


Sejujurnya kak Yos beruntung karena ketika di jalan tadi aku mengubah pikiranku, awalnya Strapon itu aku yang berniat gunakan sendiri di pinggangku untuk mengentoti dia sebagai hukuman kepadanya namun kuurungkan karena kukira itu terlalu berlebihan.


Meski aku yakin dia akan menurut-nurut saja jika sekarang aku benar-benar perawani lubang anusnya dan pastilah membiarkan dirinya aku setubuhi dari belakang menilik kesalahan yang dia lakukan terhadapku.






Serius aku sungguh memikirkan rencana tersebut dan buktinya saja peralatannya sudah lengkap kubawa sekarang untuk membuatnya jera, apalagi tadi aku juga sudah membayangkan racauan dia yang pasti akan mengatakan permohonan-permohonan maaf sembari kuebol dia dengan mengocoki kontolnya.




Kujamin walaupun dia mengujarkan kalimat penolakan tapi tetap dia akan berejakulasi dengan dahsyat seperti pengalaman yang kulakukan dulu dengan salah seorang PRT ku yang kebetulan suka melakukan Femdom. 


Dan sperma kak Yos pasti akan berhamburan kemana-mana akibat kocokan halus jari-jariku yang seirama dengan sodokan dildo yang tertancap di duburnya lalu dia pun mendapatkan sensasi tak terkira yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.






Tapi pada akhirnya akulah yang akan tertawa lebar setelah berhasil membuat dia kelojotan malah setelahnya bisa saja dia jadi ketagihan, ya pokoknya tahniahlah untuk dia karena sekarang aku sudah melupakan ide tersebut dan merencanakan hal yang lain untuknya.

Setelah Belt tersebut terpasang di pinggangnya aku tersenyum melihat kini ada dua kontol yang sekarang sama terhunusnya di satu badan, namun yang satunya asli sementara yang satunya artifisial.


Segera aku mendekat lalu dengan cepat memasangkan sebuah Ring besi di kontolnya.


" De..dek kam..kamu mau... Ssttthhhh... mau apa dek?... " dia berusaha memundurkan dirinya dan meringis saat kupasang paksa Ring tersebut tapi dengan satu pelototan tajamku dia langsung Stay.


Kupasang besi tersebut hingga melingkar di pangkal kontolnya dan jelas dia meringis-ringis merasakan tak nyaman karena sekarang kontolnya seperti sedang tercekik oleh sebuah cincin besi.


" Diem kak... Dah kubilang kk harus nurutin apapun yang Vera mau... " bisikku mengesampingkan wajahku tepat di kupingnya.


Lalu kupandangi puas dia yang tengah duduk di dua lututnya diatas ranjang ini, dia sudah tak meringis lagi namun wajahnya tetap tertekuk merasakan sesak di kontolnya apalagi dalam keadaan tegang seperti itu.


Puas melihatnya tengah mengaduh-aduh kemudian aku tuangkan lotion yang juga kubawa dari apartemen ke tanganku, langsung kugenggamkan ke kontol di Belt nya guna membuatnya basah dan sembari melakukannya kunikmati ekspresi kak Yos dari jarak wajah yang dekat supaya aku bisa merasakan deru nafas berdebarnya itu.




" Enak gak kak? Lagi Vera kocokin loh kontol kakak... " senyumku nakal padanya.


Kak Yos mengangguk, dia tampaknya sudah mulai mengerti permainanku padahal yang sedang kukocok adalah kontol palsunya.


" Desah dong kak kalo enak... Masa dicoliin kakak diem aja.. " aku jadi bertambah jahil saja.


" Iyaa.. dek... Ahh... Ahhh... Ahhhh.... " desah dia yang membuatku tak bisa menahan tawa melihat betapa kakunya dia berakting.


Terus kulakukan aksi kocokanku dengan wajah berpandang-pandangan dengannya, hidung kami lagi-lagi saling menempel dan aku sendiri sudah semakin terangsang yang kutunjukkan sambil menggigit bibirku sendiri.


Sesekali kutoleh kebawah dan kulihat kontol kak Yos semakin lama semakin terlihat membiru seiring cekikan yang terjadi dipangkal kelaminnya.


" Sukah?.. " tanyaku nakal melihat dia yang sudah tak memprotes.


Dia mengangguk dan matanya tak lepas menatapi wajah senduku, sebenarnya tangannya pastilah sudah gatal untuk merabai toket membusungku dengan sepasang puting susu merah mudanya yang panjang seperti puting sapi, tapi sejauh ini dia sportif dengan kata-kataku untuk tidak melakukan apapun selain dari apa yang kukatakan.


" De..dek... " panggil kak Yos padaku.


" Hmm?.. " aku menyahut dan menatapnya penasaran.


" Kok yang ka..kamu kocokin yang itu dek?.. " rupanya dia penasaran dengan aksiku yang terus mengocok kelamin palsu ini.


" Kenapa emang kak? Ini kan kontol kk juga, kakak keenakan kan?.. " jawabku simpel dan membuat dia terdiam tak meneruskan perkataannya.


" Yaudah kalo gitu sekarang Vera kabulin kemauan kk yang tadi.. "


" Sekarang kk boleh ngentotin Vera tapi inget... Sama kontol yang ini, bukan yang itu.. " kutunjuk kontol yang sedang kugenggam ini supaya dia jelas.


Josaphat tertegun lalu meneguk ludah mendengar hal tersebut, tak mau melihat keluhannya maka segera aku menunggingkan diriku dalam perasaan berdebar-debar membayangkan sebentar lagi aku akan disetubuhi seorang pria dengan dildo.




Setelah aku menungging kak Yos tidak melakukan apapun, kulihat dia malah terdiam memandangiku yang sudah menungging tinggal dia kawin ini sembari mengocoki kontolnya sendiri mungkin berharap aku merubah pikiran.


" Ayo kak jangan buat Vera ngulang-ngulang omongan!!.. "


" Cepet entotin Vera, kan ini yang kk ributin dari dulu!!... " perintahku terpaksa menaikkan nada bicaraku lagi.


" Inget jangan coba-coba berani colokin kontol yang gak disunat kamu itu! Ngerti gak kak?.. "


" I..iya dek.. " jawab dia pasrah lalu mulai mengarahkan kontol di Strapon itu ke memekku.




" Sstttshhh kak!!... " desisku keras saat dildo tersebut masuk seutuhnya di memekku yang sudah begitu gatalnya ingin disodok sesuatu dari tadi.


" Ahhh... hiya kak ewein Vera, kk sekarang udah ngentotin Ve..Vera loh Ohhh!!!... "


Kak Yos terus memaju-mundurkan tubuhnya menghantam tubuhku yang menungging ini dari belakang.


Aku menggigit bibirku sendiri lalu memejamkan mata demi lebih memfokuskan semua sensasi yang kudapat sekarang terhadap keadaan yang hadir, kunikmati setiap rasa mendebarkan sekaligus perasaan aneh yang begitu amat terasanya.


Sekarang, aku sedang disenggamai oleh lelaki tulen namun bukan menggunakan kemaluannya melainkan dengan sabuk dildo yang terlilit di pinggangnya! Inilah yang menjadi keputusan akhirku setelah tadi sempat berpikir soal rencana yang sebelumnya.


Sesekali kulirik belakang untuk melihat seperti apa ekspresi dari joki seksku yang wajahnya ternyata telah begitu merahnya dirundung gairah seks yang pasti berada dititik paling tingginya, aku tersenyum puas sekali melihat ekspresinya yang terlihat sangat greget itu terlebih kulihat juga kontolnya sudah semakin membiru dan hanya bisa tergantung-gantung dalam kondisi tegang kalah saing dengan kontol palsu tersebut.


Kak Yos menatapku memelas sekali sembari dia terus maju-mundurkan pinggangnya dan aku balas dengan kerlingan nakalku tak memperdulikan kedongkolannya karena tugasnya hanyalah membuatku puas bukan sebaliknya, malah kusuruh dia memegang pinggangku dengan tangannya agar sodokannya terasa lebih presisi.




" Uhh kak kok kamu gak desah?.. "


" De..desah dong kak atau ngomong jorok, kan kk lagi ngentotin cewe cantik... " pancingku dalam gelombang nikmat agar dia bersuara tak diam saja seperti patung.


" Ahhh dek... Enak.. Ahhh.. Tempikmu.. Ahh.. Ahhh... "


Lagi-lagi aku menahan tertawa melihat betapa kaku desahan yang dia buat itu, tapi aku terus semangati dia dan tak mau menunjukkan tawaku ini supaya dia tak grogi dalam mengentotiku.


" Lebih jorok dong kak!!.. "


" Enak bener loh tusukan kontol kakak ini... Ahhh!!!... "


Kak Yos tetap saja melanjutkan perkataan yang sama seperti tadi, mau bagaimana lagi pada dasarnya dia memang orang yang sopan jadi dipaksa seperti bagaimanapun ya tetap saja tidak bisa, lagipula ini pertama kalinya dia kuajak main begini.


Beberapa menit kemudian kuminta dia menambah intensitas genjotannya karena aku ingin memburu klimaksku dan bersamaan dengan itu aku ingin dia juga mengekspresikan ejakulasinya berbarengan denganku.


" Kakk Yoos, Ve..Vera mau sampe... Ayoo kakak keluarin ju..juga peju dari kontol baru kk itu di memek Veraa!... "


Segera Josaphat menambah daya gedornya dan mengentotiku secepat yang dia bisa menggunakan kontol dari dildo itu, sementara aku sudah menundukkan kepalaku bersiap melepaskan energi luar biasa ini yang terasa siap meledak dari dalam.


" OHHH KAKK VERAA KELUAAR!!!... " jeritku keras seolah tak peduli jika teriakanku ini terdengar kebawah.


" Aku jugaa deekk!! Keluar semua air maniku di tempik kamuu sayang!!... " balas kak Yos merespon klimaksku.


Semburan bening beberapa kali keluar mengguyur ranjang putih kami dan pastilah juga mengenai bagian perut atau paha dari kak Yos.


Kepalaku terbanting keranjang, tubuhku menggigil merinding dari ujung ke ujung ketika sesuatu yang abstrak dan metafisik itu keluar dari tubuhku.


" ANJINGGG!!!... " aku mengumpat dan mencengkram sprei kasur ini tak bisa menggambarkan sensasi nikmat yang baru saja kurasakan yang bahkan masih terasa!


Kak Yos tak berkomentar, dia pasti kaget melihat ada seseorang yang benar-benar bisa ditaklukkan oleh hawa nafsunya sendiri bahkan menuhankannya, namun dia memilih diam dan tak mencabut kontol palsunya di memekku takut lancang karena tak ada perintah dariku.


Selama 3 menit aku bergetar-getar diatas ranjang dengan jari-jari menegang dan gigi gemerutuk lalu barulah aku Able untuk bergerak lagi.


" Ma..makasih sayang... " ujarku membalikkan badan dan melingkarkan tanganku kelehernya memberikan dia ciuman bibir paling mesraku.


PRT di PH kami ini sangat kaget dengan aku yang langsung memeluk lalu menciumnya bak seorang kekasih yang termakan rindu dengan pasangannya.


Kutatap dia dengan senyumku membuat kak Yos kelabakan salah tingkah masih dengan wajah merahnya, kemudian kubuka Belt dildonya dan kusuruh dia tiduran.


Melihatnya yang sudah terselonjor tiduran membuatku tertawa menyeringai karena sekarang saatnya aku kembali menjahili dia.


" Tadi kok kakak manggil Vera sayang?.. " kubuka lagi obrolan dengan mengungkit soal racauannya yang tadi sempat terdengar olehku sebelum pikiranku membias karena klimaksku.


" Enngg...engga kok dek.. Gak manggil apa-apa... " jawab dia tergagap dan terus-terusan membuang muka dariku.


Aku tersenyum, sekarang posisiku duduk menyamping disebelahnya yang sudah berbaring dengan kontol terhunus sama sekali belum mau turun.


Sambil menatapinya kuelus-elus tubuhnya dan membuat kak Yos merinding merasakan halus tanganku yang menyusuri tubuh telanjangnya, terlebih saat kuludahi dua putingnya lalu kuratakan dengan jariku yang membuat dia sampai terkelojot dengan wajah terdongak.


" Suka?.. " sedikit kugoda dia genit dalam senyum nakal yang sayangnya tak ia jawab.


" Coba ulang kak kata-kata kk pas Vera klimaks tadi, Vera suka... "


" Ulang ap..apa dek? Aku gak ngomong apa-apa.. " bantah dia tampak malu mengulang kalimatnya.


" Cepet kak, ini perintah!.. " kesalku karena dia terus saja ingin panjang-lebar lagi.


Kak Yos diam selama beberapa saat lalu akhirnya dia pun mengulanginya juga.


" Cuma bi..bilang kalau tadi aku keluarin spermaku di memek kamu dek.. " katanya lalu mengesampingkan wajahnya.


Aku mendesis dan kembali menggigit bibirku terangsang mendengarnya, langsung terbayang olehku bagaimana jika tadi kak Yos benar-benar meng-Creampie ku dalam posisi menungging itu. Pasti semburan hangat spermanya yang sudah terbukti paten dalam membenihi seorang gadis tersebut akan langsung mengucur keluar begitu dia tarik kontol tak di sunatnya dari memekku.




" Kakak beneran bayangin itu tadi ya?.. " tanyaku semakin mendekatkan wajahku ke wajahnya dan menatapnya dengan pandangan terangsang.


" i..iya dek.. " jawab lelaki baik-baik ini membalas tatapan senduku.


Aku semakin larut dalam rangsanganku sendiri, terus kutatap dirinya yang sepertinya memang menggambarkan perkataan tentang betapa inginnya dia melakukan hal tersebut.


" Uhh kk mau keluar dalem? Nakal kamu kak! Kalo Vera hamil gimana?... " kubisiki sebuah pertanyaan nakal untuk makin menggali fantasinya yang sebelumnya dia sembunyikan.


Jakun kak Yos naik-turun dan matanya membeliak tentu turut membayangkannya tapi aku menyadari jika dia sudah kena dengan permainan verbalku.


" Kalo Vera suruh kakak lakuin bakal kk lakuin gak?.. "


Kak Yos tanpa ragu mengangguk, sepertinya dia sudah memperdulikan harga dirinya lagi berhubung sejak tadi dia terus aku permalukan secara tidak dia sadari, termasuk merendahkannya dengan membiarkan dia menyenggamaiku menggunakan Belt dildo itu.


" Terus kalo Vera minta kk ceraiin istri kk yang lagi hamil itu demi persunting Vera kk mau?.. "


" Dan kk bebas apain Vera.. Mau kk mandiin Vera sama peju kk atau mau hamilin Vera berkali-kali pun terserah kakak aja.. "


Kumulai Speak panasku ke dia dengan kecakapanku dalam menggoda pria seperti yang sudah sering kulakukan ke tukang DeliveryBellboy apartemenku atau kurir-kurir online ketika aku sedang bosan, dan mereka selalu panas-dingin menanggapi serius semua yang kukatakan hingga membuatku puas sekali melihat ekspresi ngarep dari mereka.


Saat kukira dia bakal terdiam dan tak menjawabnya sama seperti pertanyaan-pertanyaanku sebelumnya tapi rupanya anggapanku salah, kak Yos seketika menjawab dengan anggukan kuat dan malah dia berani membelai rambutku sekarang!


" Ma..mau dek! Aku naksir banget sama kamu, kamu cantik bener dek kayak bidadari.. "


" Ngelakuin apapun juga aku rela buat ka..kamu dek.. " jawabnya yang jujur membuatku kaget!


Bisa-bisanya dia rela meninggalkan anak yang sedang dikandung oleh istrinya itu di kampung hanya demi cewek rentalan seperti diriku, sungguh aku tak habis pikir tapi ini sebuah sinyal baik untukku karena dia sudah mulai membuka dirinya yang sebelumnya amat sulit kubaca apa isinya.


" Segitu pengennya ya kk demi bisa sama Vera terus?.. "


" Tapi kak bentar lagi Vera udah mau resign dan Vera mau berenti jadi model.. " aku mulai masuk soal rencanaku kedepan padanya.


" Se..serius kamu dek? Kamu mau berhenti?.. " dia tampak kecewa menyadari jika aku tak lama lagi akan Resign karena itu memang yang akan kulakukan setelah kami membeli rumah nantinya.


" Yah dek, berarti kita gak akan ketemu lagi dong?.. "


" Iya kak mau gimana lagi, ini keputusan Vera karena kesian pacarnya Vera jarang dapet waktu buat berduaan... "


Kami sama-sama terdiam, terlihat sekali kak Yos amat sedih karena tak bisa lagi bertemu denganku, tapi yang sebenarnya harus dia khawatirkan adalah dengan keluarnya aku maka PH ini pun otomatis akan ditutup dan kru-kru lain jelas akan kembali ke Bangkok berhubung mereka menyediakan semua ini demi aku yang bisa dibilang sebagai aset berharga bagi mereka. Lalu bisa-bisanya dia malah lebih sedih tak bertemu denganku sementara yang lebih buruk dia akan kehilangan pekerjaan.


Tapi tentu aku sudah mengantisipasinya dan justru semuanya sesuai rencanaku disinilah saatnya aku masuk dengan tawaranku.


" Mmmhh... Gimana kalo kk ikut Vera aja?.. " 


" Vera kan mau beli rumah baru, nah kk bantu-bantu disana aja daripada kk pulang kampung nganggur.. "


Kak Yos kembali semringah, dia yang tadinya murung terlihat jadi senang sekali karena ini seperti sebuah tawaran impian untuknya, mendapatkan pekerjaan dan bisa tetap bersamaku yang tentu saja akan menjadi majikan baru dia nantinya.


Kami pun Deal! Tak hanya dia yang senang aku pun sangat senang karena punya seseorang yang bisa jadi bahan korban lucu-lucuan dari sisi eksibisiku dirumah, aku jadi semakin tak sabar untuk lebih cepat mengumpulkan banyak uang demi membeli rumah yang benar-benar menjadi rumah impian bagiku. Tak hanya dari segi lahiriah tapi juga secara batin karena di dalamnya aku bisa menemukan dua kepuasan dari gaya yang berbeda sekaligus!


Maka kembali kukecup kak Yos demi merayakan kesepakatan tersebut tanpa hitam dan putih berhubung masih belum akan kurealisasikan dikarenakan dananya yang masih belum cukup.

" Dekk?.. " panggilnya padaku dalam pandang-pandang mata kami sekarang.


" Mmhh apah?.. " tolehku genit.


" A..anu... Bo..boleh gak aku cicipin kamu de..dek?.. " dia sudah balik jadi seperti dulu lagi rupanya tapi terlihat masih agak ragu.


" Cicipin apa kak?.. "


" Cicipin ma..make kamu pake burung aku ini.. Pliss.. Boleh?.. " pinta kak Yos sambil menunjuk kearah kontol tegangnya yang masih terkungkung Ring besi di pangkalnya.


Kudiamkan dan kutatap dia dalam-dalam, aku menahan ketawaku sebenarnya melihat betapa inginnya laki-laki ini meniduriku tapi kalau kukasih maka dia tidak akan penasaran lagi.


" Gak kak, gak boleh!.. "


" Masa kk mau ngewein majikan kk sendiri sih?.. " jawabku ketus-ketus manja yang membuat dia terdiam menunduk.


Padahal secara nyata dia sudah pernah menyenggamaiku waktu dia memasukkan kepala kontolnya di kejadian dulu yang membuatku marah tapi malah minta lagi.


Melihat dia menyerah begitu saja tak mau berusaha lagi maka aku mengambil jalan tengah.


" Yaudah kalo gitu Vera bikin kk muncrat aja ya?.. "


Kuambil lotion tadi tanpa menunggu jawaban darinya lalu langsung kutuangkan ke kontolnya yang dari sejak awal masuk ke kamarku terus saja tegang!


" Ahh dekk... " racaunya merasakan dingin begitu minyaknya tertuang membasahi kelamin tak disunatnya.


Aku terpaksa harus menahan gairahku lagi menyaksikan kelamin tegang seperti ini. Sebagai permulaan kusuruh kak Yos untuk memfantasikan sendiri seolah-olah dia sedang mengentotiku dan aku ingin melihatnya melakukan itu tanpa ada sebuah sentuhan apapun.


Segera pria dewasa yang sudah berada di gairah tertingginya ini melakukannya, dia naik-turunkan selangkangannya dan menatapku lalu mulai meracau.


" Aku entotin tempik kamu dari bawah dekk!!.. "


" Pasti dada pu..putih montok kamu naik turun dan ba..bakal kuremes-remes sambil aku sodok terus kamu sayangg!! Ohh!!.. "


Aku tersenyum dan mengunci pandangan paling nakalku ke wajahnya, kubiarkan dia mengekspresikan sendiri nafsunya dengan aku sebagai sumber fantasinya yang ter-Display langsung disebelahnya.


Sejak dulu aku selalu penasaran tentang apa sih yang di fantasikan cowok-cowok jika dia mengkhayalkanku dalam onani mereka, karenanya aku amat menikmati setiap racauan yang keluar dari mulut kak Yos yang sudah tak ragu kembali memanggilku sayang.


" Muk..muka kamu yang cantik sendu itu bikin nafsu terus dek, apalagi kamu juga pirang dan badan kamu bagus, pasti enak banget kalau barangku keluar-masuk di badan kamuu... " lanjut kak Yos mencoba menggunakan tangan untuk mengocoki kontolnya.


Melihat dia sudah mau coli membuatku segera melarangnya dengan menghalau tangannya dan menyuruh dia tetap menaik-turunkan badannya seperti ini saja.


Dia tak memprotes dan terus meringis-ringis tentu merasakan sakit karena semakin tegang kontolnya maka akan semakin kejam pula Ring besi itu mencekik kontol si pria malang ini.


" Gak pantes kak kamu ngentotinku, udah sekarang entotin tangan Vera aja.. "


Josaphat yang nafasnya sudah begitu memburunya dan keringat pun juga sudah memenuhi sekujur tubuhnya tak bisa meminta yang lebih lagi, kemudian kugenggamkan tanganku membentuk O lalu langsung kulingkarkan ke kontolnya yang benar-benar sudah keras sekeras beton!


" AHH DEKK!!.. " leguh dia nyalak merasakan halus jariku dan secara respon dia naik-turunkan pinggangnya mengocoki sendiri kontolnya di tanganku.




Aku sengaja mendiamkan tanganku dan membiarkan dia sendiri yang melakukan stimulasinya. 


Kutatap terus wajahnya yang menunjukkan betapa nikmatnya dirinya sekarang kendati hanya merasakan genggaman tanganku yang kukepal melingkar menyisakan lubang ditengahnya dan sedang dia sodok langsung dengan penisnya.


Kak Yos mengerang-erang penuh penghayatan, tapi ketika terasa dia mulai menaikkan intensitas kocokannya seketika itu pula kulepas tanganku yang mengalung di kontolnya hingga membuat dia batal ejakulasi.




" Deekk.. Ahhh ko..kok dilepas... " protes dia dan terlihat kontolnya langsung berkedut-kedut dalam ketanggungan tapi memang itulah yang sengaja kuincar.


" Gak ada yang nyuruh kamu buat keluar kak? Kok udah mau keluar aja?.. " cetusku cuek sambil mengelus-elus pahanya yang semakin membuat dia kelojotan.





Sekarang si Josaphat sudah benar-benar berada dititik didihnya yang tak bisa ditawar-tawar lagi, tapi hebatnya dia tetap bisa mengendalikan dirinya dan sungguh menurut padaku untuk tak melakukan apapun kendati kejantanannya sendiri terlihat semakin memberontak siap mengeluarkan lahar panasnya.

Aku tahu benar betapa tersiksanya menahan klimaks itu, kurasakan dulu ketika Dimas menghukumku dan sekarang begitu membalik posisinya terasa sangat menyenangkan menyaksikan wajah orang sudah merah padam terkekang libidonya sendiri.

Sebenarnya aku kasihan dan tadi ingin kukasih dia kulum apalagi dia sangat koperatif juga sudah mencukur bulu kemaluannya seperti yang tadi kusuruh, tapi ya nantilah karena aku masih getol-getolnya memainkan rasa greget dia dulu di hari ini, lagipula secara tidak resmi dia sudah menjadi PRT kami dan aku bebas mau apakan dia toh sekarang aku kan majikannya.




" AHHH DEKKK.... " kak Yos meringis dengan keras saat kucengkram kantung zakarnya.


Padahal aku hanya sekedar mengelus-elusnya saja tapi reaksi dia sungguh sangat berlebihan, entah dia memang kesakitan berhubung cincin besi ini membuat bola zakarnya jadi terasa begitu kencangnya atau dianya saja kegelian dengan sentuhan dariku.


" Dee..dek pliss ko..kocokin burungku... "


" Aku gak tahan lagi pe..pengen keluar sayang... " lagi dia memohon dengan tangan mengepal dan wajah meringis.


Melihat ini aku pun tak tega untuk membuat dia tersiksa lebih lama lagi, maka segera aku melunak.


" Yah udah gak tahan ya? Yaudah deh Vera kocokin tapi Vera mau kk ngomong jorok.. "


" Pokoknya omongin aja bad things yang ada di kepala kk ke Vera... Oke?.. " tawarku lalu mendaratkan sentuhan sebenarnya yang sejak tadi dia tunggu-tunggu.


" Auwhh i..iya sayang!!... " seketika dia membeliak merasakan tanganku benar-benar sudah mengocoki kontolnya.




Kak Yos langsung menaik-turunkan pinggangnya sama seperti tadi dan memejamkan mata, sementara kali ini kulakukan timbal balik dengan melakukan kocokan Reverse dari gerakan yang dia buat.


Terus kutunggu kalimat kotor yang ingin kudengar dari mulutnya di sela desahan yang sekarang lantang dia desahkan, namun semakin cepat gerakan pinggangnya tak ada apapun yang terdengar selain ringisan dia maka sesuai perjanjian kujauhkan tanganku lagi.


Dia yang mungkin sudah melangkah nyaris sampai di gerbang kenikmatannya terpaksa kembali mundur lagi dengan tak adanya medium yang bisa dia gunakan sebagai bahan gesekannya.


" Dekkk!!! To..tolong dekk aku udah mau ke..keluar...." mohon dia lalu melirik kearahku dan ekspresinya begitu memelasnya seperti mau menangis!


Aku kaget dan melihat betapa merahnya wajah sekaligus kelaminnya, apalagi kepala kontolnya yang sekarang betul-betul sudah ungu dikarenakan beberapa kali gagal ejakulasi.


Ingin kumarahi dia karena dia tak menepati kata-katanya untuk bercakap kotor seperti yang kuminta atau sekedar ingin menahan ejakulasinya lagi namun dalam posisi ini sungguh aku tak tega untuk membuatnya menderita dalam nafsunya sendiri hingga sampai membuat dia sudah terlihat seperti Zombie saja sekarang.


Mau bagaimana lagi dia memang sudah begitu terdesaknya dengan libidonya hingga memikirkan kata-kata kotor pun pastilah sulit, tahu sendiri dia orang yang sopan maka kuizinkan dia ejakulasi sekarang juga.


" Kalo gitu gih ejakulasi sendiri, Vera pengen liat ejakulasi kk... " perintahku padanya.


" Ke..keluarin di muka ca..cantik kamu boleh gak dek?.. " balas kak Yos cepat yang masih sempat-sempatnya melakukan penawaran.


" Apa sih kak! Udah untung aku suruh kasih keluar sekarang malah mau mejuin muka aku... "


" Udah cepet keluarin sekarang atau Vera gak bakal bolehin lagi.. "


Kak Yos memejamkan mata dan berusaha menghimpun libidonya dari dalam, dia naik-turunkan pinggangnya pasti membayangkan aku sedang menduduki tubuhnya lalu menggoyangnya dari atas.


" Gak bi..bisa dek... "


" Bantu kocok kayak tadi pliss.... " geleng dia menyerah tak bisa melakukannya tanpa ada objek rupanya.


Aku menghela nafasku melihat betapa rewelnya dia ini, ternyata kak Yos tak bisa mendapatkan klimaks murni dari daya khayalnya sendiri, tak seperti pembantuku dulu yang bisa melakukannya tanpa sentuhan sama sekali dariku.


" Halah kak kamu nih!.. "


" Yaudah sama telapak tangan Vera aja ya, awas kalo masih minta yang lebih... " kutaruh telapak tanganku persis diatas kepala kontolnya yang membiru dan mulailah dia menggeseknya sendiri.




" Ahh dek, halusnyaa tanganmu sayaaang... "


" Ka..kalo gini da..dari tadi udah keluar berkali-kali aku dekkk.. OHHH!!... " racaunya memejamkan mata dan terus mengentoti telapak tanganku.


Aku diam mendengar semua rapalannya, wajahku juga terkunci di wajahnya yang sepertinya dalam hitungan detik lagi akan segera mendapat kepuasannya.


Dugaanku benar, saat kak Josaphat mengerang dan melengkungkan tubuhnya keatas seketika itu juga spermanya langsung menembak-nembak dengan deras sekali! Bahkan semburan pertamanya saja mengucur jauh hingga mengenai tembok!




" VERAAAA OHHHH!!!!... " ringisnya kelojotan dengan tangan mencengkram sprei dan kucuran spermanya masih saja terus mengucur dari kontolnya yang kupegangi keatas ini.


Aku bergidik melihat begitu banyak jumlah air mani yang dia hasilkan! Sepertinya kendati sudah lama tak kuminta dia untuk menyetor spermanya padaku dia masih tetap menjaga pola makannya seperti yang kusuruh waktu itu dan sekarang terlihat hasilnya dari betapa kental juga banyaknya jumlah sperma yang bisa dia kucurkan.


Jujur aku kaget, tampaknya setelah ini aku akan menyuruh Dimas melakukan diet serupa yakni menjaga pola makannya agar spermanya semakin bertambah kental dan muncrat banyak seperti kak Yos karena dulu dia sama sekali tak mampu ejakulasi segacor ini.


Air maninya pun tergenang diatas perutnya lalu turun menetes ke sprei, malah kulihat beberapa percikan juga ada di lantai dan tembok kamarku.


Aku melirih sambil menggigiti bibirku sendiri greget melihat betapa luar biasanya semprotan benihnya! Tahu begitu tadi kusuruh saja dia mengentotiku dan keluar di dalam yang pasti akan membuat rahimku hangat sekaligus meluap-meluap dengan pejunya.


Selagi kak Yos terengah-engah kukecup pipinya lalu segera aku memakai pakaianku dan bersiap pergi, tentu bersamanya yang ingin kutemukan dengan Dimas.


" Ayo kak cepet pakai pakaianmu ikut Vera ketemu cowoknya Vera sekarang... "


Dia diam dan menatapku masih dalam nafas yang tak stabil, tampaknya ada yang ingin dia utarakan.


" Dek, kamu beneran gak akan bilang siapa-siapa kan so..soal ini?.. Termasuk ke pacarnya kamu.. "


" Aku takut digebuk sama cowok kamu nanti dek.. " tanya dia polos yang lagi-lagi membuatku ketawa mendengarnya.


" Iya kak Vera janji, kalo Vera mau udah dari dulu kali Vera bilang sama manajer.. "


" Gak usah kuatir, Vera ngenalin kk ke cowoknya Vera cuma bahas soal urusan job selingan kita dan masalah PRT itu kok.. " jawabku cuek sambil memasang Stocking di kakiku.


Tentu saja aku tak akan bilang ke Dimas soal ini, jangankan dia aku saja bisa habis kalau ketahuan olehnya, lain soal untuk urusan Webcam itu.


" Ma..maksih ya dek.. Kamu baik bener.. " ujar kak Yos tersenyum kearahku.


" Sana siap-siap Vera tunggu di mobil ya?.. " aku balas dengan senyuman pula lalu turun duluan.


Di dalam mobil aku melepaskan rasa puasku dengan tertawa, rasanya aku baru saja mendapatkan sesuatu yang lain di tengah kesibukanku sebagai wanita panggilan ini.


Aku kembali memikirkan apa-apa yang nantinya akan kulakukan bersama kak Yos karena sekarang dia benar-benar telah berhutang banyak padaku dan malah aku juga mendapatkan momentum untuk mengatakan rencanaku menjadikannya pembantu kami yang sudah dia setujui langsung tanpa pikir panjang.


Maka bergegaslah aku membawa kak Yos untuk kuperkenalkan ke Dimas sebagai pasangan mainku di Webcam sekaligus pembantu di rumah baru kami kelak. 


Yah, semoga saja bisa segera terbeli dalam waktu dekat karena aku sudah tak sabar sekali untuk menjalani hari-hari normalku yang harus hilang karena kesibukanku sebagai cewek rental dan memikirkan keseruan-keseruan apa yang nantinya akan kudapat disana bersama kak Yos dan tentu saja cowokku, Dimas.


..............................

14 comments:

  1. Gile ni cerita top dah apalagi alurnya mulus + ngacengin bener. .
    Gak sengja nemu di gugel lngsung estafet baca. Siap buat episod baru neh

    ReplyDelete
  2. Ceritanya luwes dan multiverse bgt.
    Ada bdsm, eksib, gangbang, slave, romansa, cuckold juga ada karena si Vera sbenernya suka dientotin cowo laen di depan Dimas.
    Sempurna pokoknya

    ReplyDelete
  3. Duh walau ceritanya berubah dengan versi forum, makin sange aja bacanya
    Kedepannya ceritanya apa bakal berubah total atau tetap seperti di forum gan?

    ReplyDelete
  4. Mantul bro.
    Runut kali cam novel.

    ReplyDelete
  5. Udah hampir sebulan nih, belum ada update gan

    ReplyDelete
  6. Semangat real lifenya sis nia :)
    Siap menunggu

    ReplyDelete
  7. Masih menanti episode penghamilanku rilis, setia refresh setiap malam. Semoga sis vera gak phpin kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar ya kak lagi cari waktunya, lagi riweuh abis pindah rumah :)

      Delete
    2. Weh pantes lama lagi pindahan toh, sama ane jg udh gx sbar sama chapter berikutnya yg veranya dihamilin..

      Gila ngaceng bner baru bayanginnya doang..

      Emang ane udh nerka kalo veranya pasti bkal dihamilin karena suhu kanianya udah nebarin klu-klu itu dari jauh2 cerita..

      The best bener sis kania kalo masalah nyiapin pondasi cerita pokoknya..

      Delete
  8. Ane mau ngehamilin vera..

    ReplyDelete
  9. Masih setia menunggu cerita vera hamil.

    ReplyDelete
  10. Thanks and I have a swell offer: How Much Should House Renovations Cost cost to gut and remodel house

    ReplyDelete