Monday, August 24, 2020

CHAPTER 25 : PENGHAMILANKU (PART I)

Tak terasa hari ini sudah selasa malam dan aku akhirnya sudah berada di Jakarta lagi.

Selama tiga-empat harian kemarin aku habis menemani Niko ke Laos untuk menemui orang bisnisnya. Terasa membosankan karena tak ada hal seru selama berada disana berhubung dia benar-benar mengurusi soal bisnisnya dan aku hanya berperan sebagai asisten sekaligus teman ranjangnya seperti biasa, jadi malah lebih kangen dengan kak Willy saja rasanya.

Sekarang hari memasuki dini hari menjelang rabu padahal jam keberangkatan kami sebenarnya tadi sore tapi dikarenakan delay terpaksa baru jam 9 malam kami berangkat dari Vientine. 

Saat ini aku sedang diperjalanan bersama Niko untuk kerumahnya berhubung dia masih ingin aku menemaninya malam ini jadi terpaksa aku harus mengabari Dimas bahwa aku baru akan pulang setidaknya besok.

Kami pergi makan malam sebentar lalu setiba dirumahnya seperti biasa Niko menyuruhku mandi dan bersiap-siap diatas ranjang untuk melayaninya sementara dia menungguku sambil menelpon. Kuhabiskan waktu tak terlalu lama dibawah Shower sekedar melepas lelah saja kemudian setelahnya aku pun siap.

Segera aku duduk diatas ranjang di kamar mewahnya menunggu Niko menyelesaikan telponnya dengan orang bisnis yang dari Laos itu. Sesekali dia melirikku yang sudah terduduk diatas kasur berbalut daster tidur tipis tanpa dalaman apapun telah siap untuk jadi pelampiasan nafsunya lagi seperti rutinitas sehari-hariku sebagai pelacur pribadinya.


Tak lama Niko menutup telponnya dan menghampiriku juga. Aku tertunduk masih dalam duduk bersimpuh saat dia tolehkan wajahku untuk mendaratkan ciuman bibirnya.


Niko menciumku dengan mesra seperti gaya mainnya yang memang sangat lembut, kendati sering dia variasikan dengan permainan Tied-Up tapi tetap secara Style dia tak agresif.

Perlahan bibir kami jadi basah seiring makin intensnya ciuman yang sama-sama berbalas kami lakukan.


Aku memejamkan mata dan cenderung mengikuti kecupan maupun lahapan yang dia lakukan di mulutku, sesekali aku mendesah untuk menaikkan Mood seksku sendiri, apalagi merasakan tangan Niko mulai menjalar mengelusi badan seksiku setelah dia peloroti daster yang menjadi satu-satunya penutup tubuhku sekarang.

Puas mencium bibirku dia tatap wajahku lalu tersenyum, keluar pujiannya akan kecantikanku yang selama kurang lebih beberapa bulan kebelakang ini dia miliki sepenuhnya yang bahkan melebihi waktuku untuk Dimas.

Sambil memandangi wajah Innocent ku dari jarak dekat tangannya terus meraba-raba payudara montokku yang sangat dia gila-gilai, hingga akhirnya wajahnya pun terbenam disana.



Aku pasrah membiarkan miliuner muda ini mencucup dan mengemut puting susuku, bolak-balik bergantian dia sapih juga jilati seolah sengaja membuat areolanya basah agar tampak semakin merangsang.

" Slurrpphh... Sluuurphhh... " suara yang sepenuhnya terdengar sekarang selain deru AC dikamar ini tapi mulai kuramaikan dengan desahanku.

Niko membalik badanku kemudian memelukku dari belakang dan memfokuskan serangannya di bahu juga leherku sekarang.


Kepalaku rasanya mengambang merasakan sensasi kecupan sekaligus hembus nafasnya yang begitu terasa nikmat berhembus menerpa rambut-rambut halus yang ada dileherku, belum lagi tangannya semakin enteng meremas-remas dada putihku dengan gemas.

Tapi itu tak lama Niko lakukan sebelum kembali dia membantingku rebah bersamanya diatas ranjang untuk berpagutan lagi.




Sama halnya seperti meremas dada, dia juga sangat suka berciuman. Tak hanya dalam melakukan pemanasan selayaknya sekarang, ditengah-tengah aktifitas kami melakukan hubungan badan pun Niko pasti akan selalu menyempatkan menciumiku.

Itu sudah sejak awal dia lakukan dan karena hal tersebut pulalah aku jadi tahu kalau dia tak sekedar menganggapku sebagai pecun biasa, kusimpulkan setelah menilik sikap royalnya terhadapku juga kebiasaannya yang tak segan untuk menggonta-ganti pelacurnya seperti yang dikatakan supirnya.



" Aummpp... Ahh kak... " desahku dalam pejaman mata disela ciuman lembut yang dia lakukan padaku sekarang.

Niko merangkul dan menciumku penuh perasaan, sambil melakukannya dia bahkan rela turut mengocoki memekku dengan suara kecipaknya yang begitu terdengar menandakan betapa naiknya libidoku saat ini.

" Enak dek?.. "

" Basah bener memek kamu sayang?.. Udah kerangsang banget yah?... " senyumnya melepaskan sejenak kecupan dibibirku untuk menatapi wajah manisku.

Aku mengangguk tanpa membuka mataku karena aku benar-benar sangat rileks sekarang dengan segala terapi seksual yang sedang kurasakan.

Mendapat anggukan dariku, bos perusahaan properti ini kembali menciumku dan kubalas dengan kecupan balasan yang tak kalah lembutnya.


Kufokuskan konsentrasiku di semua Vibes yang tercipta sekarang, aku betul-betul memberikan dia ciuman sepenuh hatiku yang pasti Niko rasakan sekali, sama halnya seperti dia aku juga sudah menemukan titik nyamanku bersamanya hingga tak terasa hubungan kami jadi terasa begitu intimnya.


Meski dia terus menerus membujukku untuk meninggalkan Dimas agar beralih kepadanya tapi tetap aku tak bergeming karena aku sudah sangat mantap dengan keputusanku itu.

Selain menggunakan hadiah-hadiah mewah Niko juga sering mencoba mempengaruhiku dengan mengatakan bahwa wanita secantik diriku tak seharusnya memilih laki-laki pengangguran yang hanya menopang hidup dariku tak peduli seberapa ganteng orang tersebut dan itu dia siratkan untuk menyindir Dimas, tapi aku hanya diam saja lalu tersenyum seperti biasa.

Aku hargai semua usahanya yang terus berusaha menggaetku dan untungnya Niko juga melakukan hal yang sama dengan menghargai keputusanku.


Setelah kurang lebih setengah jam mencumbui dan memasturbasikan memekku yang berhasil membuatku sekali orgasme akhirnya dia pun mulai menyebadani pecun yang mulanya dijajakan melalui forum ini.


Aku mendesah merasakan hujaman penisnya yang sudah dia pompa keluar-masuk di kewanitaanku, Niko tak ingin kalah dalam menunjukkan kenikmatannya dan turut meracau disertai erangan sambil perlahan mulai dia naikkan intensitas genjotannya.

Dalam posisi Missionary ini Niko bisa mengontrol penuh ritme permainannya sementara aku ada di kebalikannya alias pasrah membiarkan diri dikawini oleh pejantanku.


Terasa sekali nafas kami langsung menjadi berat dalam sekejap, kami sebenarnya masih sama-sama Jetlag berhubung benar-benar baru mendarat dari Laos beberapa jam yang lalu dan belum sempat istirahat.

Tapi karena dia masih ingin menikmati diriku ya maka mau tak mau aku harus melayani nafsu setannya ini dulu yang sepertinya takkan berlangsung lama.


Dugaanku benar, 5 menit berikutnya Niko langsung mengganti gaya dan mengentotiku sambil tiduran secara menyamping.

Dia meringis kemudian tampak semakin fokus menapaki puncak kenikmatannya atas diriku dimana tangannya turut bergerak menjelajahi tubuh putih mulus nan padatku ini.


" Uhhh dek!!! Memekmu peret bener... "

" Dada kamu juga kenceng banget sayang... Ohh!!.. " racau dia dibelakangku terasa sudah mendekat ke ejakulasinya.

Dan aku telah sedari tadi fokus dengan klimaksku sendiri sambil memejamkan mata untuk menghayati sensasi gesekan batang penisnya di daging tebal yang ada diselangkanganku.


" Ka..k... Vera pengen ke..keluar... uhhhh.... " ringisku pelan menahan diri agar tetap dalam Image gadis manis seperti yang selalu kutampilkan di depannya.

Niko merespon itu dengan mempercepat ritmenya lalu tangannya yang sejak tadi tadi terus bercokol di payudara ini sekarang dia lingkarkan ke pinggangku untuk mengocoki itilku membantu agar aku segera klimaks.



" Ahhhh kaakk... " desahku dengan volume suara yang lebih keras merasakan tubuhku seperti tersengat listrik ketika jarinya mulai menggesek di klitoris juga labia berjenggerku.

Kutahan sekuat tenaga agar aku tak lepas kendali padahal dalam hati aku sudah mengumpat kotor untuk menyertai klimaksku dengan kalimat-kalimat jorok seperti kebiasaanku dan ketahuilah ini selalu kulakukan ketika berada di depan Niko atau relasinya agar tidak ketahuan kalau aku sebenarnya cewek yang liar seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya.

Aku mendapatkan klimaksku akibat gabungan hujaman penis dan gesekan jarinya di klitorisku, setelah berhasil membuatku orgasme kak Niko lalu serius memburu kenikmatannya sendiri.



Dia menyuruhku menungging dan menyodokku dari belakang dengan kecepatan maksimumnya, aku sudah merasakan kontolnya terasa semakin berdenyut-denyut di dinding vaginaku.

" Sssshttttt... Dek!... " lirihnya dari belakang sembari meremas dadaku sekuat-kuatnya!



Aku mendesah keras merasakan remasannya dan itu membuatku tersengat dengan rasa sakitnya yang sedikit agak membangunkan sisi masokisku.

Kendati aku masih lemas pasca klimaks, tapi tetap aku membiarkan Niko menyelesaikanku dengan gaya ini sebelum akhirnya dahaga besar yang dinanti pun dia lepaskan juga.



Di puncak kenikmatannya Niko menyentakku dengan satu hujaman mentok lalu meledakkan air maninya yang hanya beberapa percik semburan saja terasa di dalam vaginaku.

Berhubung selama di Laos aku selalu dia tiduri termasuk sebelum kami Check-Out untuk pulang tadi sore dimana Niko juga sempat menyetubuhiku berkali-kali jadilah stok spermanya sendiri telah habis sekarang alias sudah dia transfer ke tubuhku sebelumnya.



Badanku tersentak merasakan hujaman terakhirnya yang dia sodok sekuatnya di selangkanganku dan sepenuhnya kurasakan sensasi nikmat Creampie walau hanya berupa tetesan-tetesan kecil dari penis tak sunatnya di memekku.

Niko selama beberapa saat masih memelukku dari belakang belum mau melepaskan tubuh kami, sambil menunggu kontolnya mengecil dengan sendirinya dia mengecup leher jenjangku yang kebetulan sangat terekspos karena sekarang rambut panjangku sedang kukuncir, jadilah dia dengan bebasnya bisa menjilati, mencium atau mengecupnya sembari tentu saja juga meremas dadaku.

Kupalingkan wajahku untuk memandanginya dalam senyum secara menyamping dan Niko membalas tatapanku ini kemudian menciumku penuh perasaan.

Dalam posisi Doggy itu kami terus bercumbu selama beberapa lama seakan tak pernah habis melayani nafsu kami masing-masing, namun pada akhirnya rasa lelah yang kami dapat terpaksa pula membawa kami tumbang dengan saling berpelukan.


Niko merangkul pinggangku sambil memejamkan matanya, engah-engah nafas kami saling memburu satu sama lain.

Kugenggam tangannya yang begitu eratnya memeluk pinggangku seolah ingin aku terus menjadi pendamping ranjangnya seperti ini, aku tersenyum saja saat dia masih mencium-cium leherku menunjukkan betapa puasnya dia dengan diriku yang sedang dia ungkap tanpa kata-kata.

Dan dinginnya AC membuat kami harus menarik selimut untuk berbagi kehangatan lalu benar-benar terlelap dalam rasa letih sekaligus kepuasan diperaduan malam.





..............................

Siang menjelang sore aku sudah bersiap-siap pulang dan pak Rusdi juga telah Stand By dibawah untuk segera mengantarkanku.

Tapi sebelum aku pulang Niko minta dilayani lagi padahal sejak kami bangun dia sudah langsung menggumuliku dan sekarang dia sudah naik birahi lagi saja.

Maka kubuka pakaian pulangku yang sejatinya sudah kukenakan dan langsung menuruti hasrat seksnya yang tidak pernah habis-habis ini.

Langkah pertama ketika Niko kurebahkan ke ranjang adalah dengan membuka kaos santainya kemudian menjilati sekujur tubuh atasnya.

Kujelajahi badannya dengan lidahku sambil menatapnya yang meringis merasakan sensasi geli dari lidahku yang bergerak menyusuri kulit dadanya, ekspresi Niko semakin menjadi-jadi ketika kukulum putingnya gemas sebagaimana dia mengulum putingku dengan sama gemasnya.


" Ahhh dekkk gelinya sayangg... Sshhttt.... " ringisnya yang kutanggapi dengan senyuman lalu beralih ke puting yang sebelahnya lagi.

Kulakukan hal yang sama yaitu menghisap putingnya sekuatku sambil meliriknya, sementara sambil mengunci pandanganku di wajahnya yang merem-melek itu, tanganku pun juga kujalankan dengan mengelusi tubuhnya memberikan dia rangsangan lebih lalu hinggap dikontolnya.


" Uhh kak dah keras banget... " godaku mengerling nakal ke matanya saat kurasakan kontolnya sudah tegang dibalik celana yang dia kenakan.

Tak ingin membuang waktu segera kubuka ikat pinggangnya dan kupelorotkan hingga menyisakan Niko yang sekarang sedang tergolek koloran saja.

Insting liarku terpantik melihat seorang pria dewasa sedang tergeletak dengan tonjolan di selangkangannya yang menandakan jika dia sudah terangsang kepadaku.

" Aww kontolmu kak... " aku melirih begitu saja dan memandanginya sesaat sambil menyelipkan tangan ke celana dalamku untuk menggeseki memek yang mulai berkontraksi ini.

Tapi buru-buru aku sadar dan langsung memposisikan diriku sebagai pelacur lagi yang tak boleh mementingkan kebutuhan seksku sendiri sebagaimana yang selalu kulakukan ke Josaphat.


" Dek ahhh... "

Niko merespon kecupan yang kulakukan di sekujur penisnya yang masih berbalut kolor, ini sengaja kulakukan untuk membuatnya tidak kaget karena dia tipe cowok penggeli dan asal tahu saja tipe lelaki yang seperti ini tak pernah mau lama untuk disepong kontolnya.

" Vera sedot ya kak?.. " kataku menatapnya nakal lalu menurunkan celana dalam yang dia kenakan.

Dia tak menanggapinya dan hanya meneguk ludah menyadari jika aku akan mulai mengoral kontolnya.

Seketika mulutku mencaplok kelaminnya seketika itu juga Niko langsung kelojotan dan mencengkram sprei ranjang dengan kuat!

" Sssthhhh dekkk ngilu... " kejang dia diatas ranjang dengan tubuh gelisah merasakan mantap hisapanku.

Yang kumulai padahal hanyalah sekedar mencucup-cucup bagian kepala penisnya saja dengan mengulur bagian yang tak disunatnya itu seperti kegemaranku dan ini belumlah apa-apa tapi Niko selalu tak tahan.

Semenit pertama kuhabiskan dengan memainkan kulup ujung kulit kontolnya kemudian kuteruskan dengan mulai mencucup kepala penisnya yang berwarna merah muda itu dan disinilah puncaknya Niko mengerang keras.

Dia merapal ini-itu dan menahan kepalaku seolah tak ingin aku melaju terlalu jauh dengan oralku tapi aku tak menyerah untuk terus memberikan dia kemampuan terbaikku sampai akhirnya dia benar-benar tak tahan lalu mengangkat wajahku untuk kemudian menciumiku.


" Ahmmm... " aku membalas ciuman bibirnya yang dia daratkan begitu rakusnya dengan sepenuh hati padahal dalam hati aku menggerutu karena tak pernah dia kasih panggung untuk menunjukkan kemampuan hisapku.

Walau tanggung tapi yah mau bagaimana lagi, maka aku mau tak mau membiarkan dia balik menggerayangiku sekarang.



" Ummmphhh dek toketmu sayang... " celetuk kak Niko kembali fokus ke bagian yang dia gila-gilai itu kemana lagi kalau bukan di payudaraku.

" Toket kamu kenceng, padat dan putih banget cantikk... Kk gila sama dada kamu dek.. "

" Apalagi putingmu panjang dan merah bener.. Bikin gemes aja... "

Dia mulai meracau dengan kalimat-kalimat yang begitu familiar dikupingku selama perjalananku sebagai seorang pelacur ini.



" Harusnya kamu implanin silikon aja dek, sayang bener nanti kalau sampe jatoh toket kamu yang bagus ini karena sering diremes-remes atau disusuin orang... " lanjut dia membenamkan wajahnya di dua gundukan tersebut dan menyantapnya tanpa ampun.

Lagi Niko mencoba mempengaruhiku agar mau melakukan operasi kecantikan itu yang siap dia tanggung semua biayanya dikarenakan ketidakrelaannya jika dadaku sampai kendor akibat terlalu sering diremas, agak ironi jika mengingat bahwa dialah yang sering membuat pesta dengan teman-temannya untuk menyetubuhiku dan juga turut menyuruhku melayani para karyawan kantornya yang tak segan-segan akan menggerayangi badanku secara buas!


Semakin lama remasan kak Niko semakin keras dan bahkan kepalaku jadi bergoyang lagi merasakan sakit remasannya yang mulai membayangi kesadaranku.

" Fuahh!!!... Kok bisa secantik ini sih kamu dek?!.. " dia lepaskan kuluman dalamnya diputing kiriku kemudian langsung dia pagut diriku penuh nafsu!


Aku diam dan sepenuhnya memasrahkan diriku, kupejamkan mataku meladeni ciuman bibirnya yang terasa begitu dahsyatnya sekarang.

Dicumbui dengan sangat bernafsunya oleh pria seperti ini jelas membuatku seketika terangsang berat, bahkan kurasakan memekku mulai melumerkan cairannya secara masif tak sabar untuk segera ditunggangi olehnya, apalagi sambil kami berciuman ganas Niko tetap meremas dadaku dengan kuat!



Kami menghabiskan waktu bermenit-menit dengan saling berpangkuan, Niko memang sangat suka mencumbuiku seperti ini ketimbang kuservis kemaluannya dengan permainan mulutku.

" ML sekarang yuu kak, Vera dah kerangsang bener... " bisikku disela ciuman rakus kami.

Aku secara tak sadar mengatakannya, mataku sudah redup dan wajahku memerah menandakan aku sudah tak bisa menahan libidoku ini lebih lama, memekku benar-benar berkontraksi hebat sekarang.

Niko menatap wajah cantikku yang sudah tak tahan untuk segera dia setubuhi ini dari jarak dekat, dia selalu terkagum dengan kecantikan Angelic yang kumiliki hingga membuat dia tersenyum.

" Sampe segini merahnya muka kamu sayang, udah gak tahan banget ya?.. " tanyanya mengusap pipiku mesra yang kubalas dengan anggukan sambil menggigit bibirku manja.

" Nafsu kamu gede bener sayang.. Yaudah yuk kita mulai.. " akhirnya Niko tak ingin panjang lebar dan segera membaringkan dirinya.

Aku mengerti, kuambil ancang-ancang untuk menaikinya dari atas tapi sebelum itu kujatuhkan dulu ludahku tepat dikontolnya yang sudah amat mengacung dan seketika membuat dia mendesis merasakan kontolnya sekarang basah dengan ludahku.

Kutatap dia diwaktu aku mengarahkan kelaminnya masuk ke vaginaku, dengan sedikit dorongan saja maka terhubunglah sudah tubuh putih seksiku ke tubuh si bos muda ini yang tak pernah ada puasnya menyenggamaiku dari hari ke hari.


" Ahhh kakkkk..... " desahku menengadah dengan tetap mengontrol tutur bahasaku agar sampai tak silap kata.

Niko meringis dan terlihat menarik nafasnya dalam-dalam ketika langsung kumulai goyanganku yang sedang menduduki tubuhnya dengan tertikam penis kerasnya.


" Ohhh dekk enak bener goyanganmu sayang... Te..terus dek... " erang dia merasakan goyangan pinggul langsingku yang mengayun-ayunkan tongkatnya entah secara naik-turun atau dengan sebuah liukan memutar.

Putingku semakin membesar saja dan terasa semakin menegang seiring cepatnya gairah yang memenuhi tubuhku dari dalam.

Niko yang sedang terima beres fokus menatapku yang terus mengunci pandangan sayuku ke wajahnya yang keenakan itu, berkali-kali matanya kedapatan bolak-balik melirik toketku yang terlihat sangat membusung dalam salah satu posisi kesukaan dia ini.

Dan akhirnya tangannya yang tak bisa tak jauh dari dadaku itu dengan cepat menangkap toketku kemudian meremasnya keras!


" Kak... Ahh... Da..dada Vera... " ringisku dan seketika kurasakan kepalaku langsung pening akibat rongrongan sisi masokisku yang ingin merangsek keluar akibat rasa sakit yang kurasakan.

Dia tak pernah tanggung-tanggung kalau meremas, mungkin kalau toketku sampai jatuh ya karena ulahnya inilah.



Terus kupegangi kepalaku dan menjambak rambutku sendiri sambil menggoyang kontol kak Niko berusaha meredam sisi tersebut, sementara kak Niko tampak cuek dengan itu walau dia memang sering bertanya perihal kebiasaanku yang sering memegang kepala ketika sedang dia garap.

Dia kira aku tak enak badan atau apa karena ekspresiku yang terlihat seperti menahan sesuatu itu jelas membuatnya heran, namun selalu kujawab bukan apa-apa dan bukanlah persoalan serius.


Aku orgasme satu kali dalam posisi 
WOT itu murni dari dakian birahiku sendiri bersama paduan stimulasi kontol Niko di memek juga remasan tangannya di toket montokku.

Setelahnya lelaki yang masih menjadi tumpuan utama kehidupan aku dan Dimas ini meminta berganti gaya dimana kami balik posisinya dia yang diatas sementara aku berada dibawah.




" Enak kak... Terus ahhhhh.... " desahku sepenuhnya membiarkan dia mengkawiniku dari atas.

Niko tampak begitu seriusnya menatapku, rupanya dia sedang menanjak pucuk kenikmatannya dengan fokus menyaksikan ekspresi di wajah cantikku yang diiringi dengan desahan merduku.

Keringat mulai bercucur dari dagunya dan menetes di perutku namun sama-sama kami tetap menghayati kenikmatan yang di dapat dalam hikmat masing-masing.



Dalam 4 menit terasa Niko semakin mempercepat genjotannya pertanda dia sudah menjelang di gerbang klimaksnya.

" Dek kk sodomi ya? Lagi kepengen ngerasain pantat kamu sayang... " ujarnya tiba-tiba saja mengendurkan hujamannya.

Mendengar dia ingin menyodomiku membuat aku jadi lebih bergairah dan dengan cepat mengangguk berhubung sejak awal si Niko ini tidak terlalu Obsessed dengan anal seks tak seperti teman-temannya ataupun Dimas.

" iya kak boleh, terserah kk aja mau apain Vera... " anggukku merespon permintaannya dengan suara pelan.

Niko tersenyum dan mengusap pipiku, dia dekatkan wajahnya lalu dia pandangi diriku yang betul-betul menuruti semua yang dia inginkan dari sejak awal dia menjajalku sampai sekarang setelah aku jadi jauh lebih eksklusif untuknya.

" Ini yang kk suka dari kamu dek, kamu mau diapain aja sayang... Muaah... " sebuah kecupan pun dia daratkan dikeningku lalu memintaku merubah posisi menjadi menungging.

Aku hisap sebentar penisnya secara inisiatif untuk melumuri sekujur batang kemaluannya dengan ludahku agar memudahkan penetrasinya kelak di duburku, kemudian kuambil posisi menungging dan menoleh kebelakang menatapnya menandakan aku telah siap.

" ayo Vera siap kak, tusuk aja pantet Vera.. " seruku dengan nada lemah-lembut nan menggoda lalu menggigit bibirku sendiri greget membayangkan aku akan dia sodomi sebentar lagi.

Niko menempatkan dirinya dibelakangku, dia arahkan kontol tegangnya tepat di lubang anusku kemudian dia gosok-gosoki lubang tersebut menggunakan ujung kontolnya untuk membuatku kegelian sementara aku tak melepas kontak mata super senduku padanya, ini selalu kulakukan tak hanya kepada Niko tapi juga ke siapapun yang akan menzinaiku, lebih ke menjaga keintiman antara aku dan lawan mainku.

Terdengar remeh tapi bagiku yang selalu ingin melakukan seks dengan sepenuh hati maka detil-detil kecil seperti ini amat menentukan, terlebih aku punya kemampuan spesial untuk menaklukan pria dengan hanya menyorotkan tatapan mata indahku ini.

Selama beberapa saat dia mainkan ujung penisnya di lubang pantatku lalu Niko pun mulai mendorong kontolnya secara perlahan yang langsung ambles dengan mudahnya di pantatku.

" ANJJ.... STTSHHHT.... " desisku nyaris kelepasan dengan kepala terdongak merasakan anusku kembali ditembus kontol setelah berhari-hari lubang tersebut tidak dipakai.

Niko tancap gas dan segera memulai penetrasinya, terdengar bunyi sodokan selangkangannya yang berbenturan dengan pantat montokku pertanda dia tak tanggung-tanggung menyodomiku.

Aku memejamkan mataku membiarkan dia menikmati lubang duburku ini kendati secara pribadi aku tak merasakan kenikmatan sepadan karena ukuran penisnya yang terlalu kecil untuk anusku yang sudah begitu melarnya ini.

" Enn..enak gak kak pantatnya Vera? Udah longgar ya?.. " kucoba melakukan interaksi dengannya secara verbal agar menambah sensasi yang tercipta.

" Iya dek udah loss banget pantet kamu... Tapi tetep enak kok sayang... "

Niko memilih menjaga perasaanku walau aku tahu dia pun tak merasakan nikmat dari jepitan dan murni mendapat kenikmatan dari sensasinya saja sekarang sama sepertiku, juga tak mungkin aku meminta dia menggunakan Extended di kontolnya supaya terasa sodokannya karena pastilah tidak sopan.


Aku tegak dengan lututku merapatkan diri kepadanya yang langsung memelukku, kusibak rambut lurus nan panjangku ke sebelah bagian agar tengkukku bebas dia endus dan tangan kak Niko dengan cepat meraih dadaku meremasnya gemas seperti biasa yang semakin melambungkan aku ke titik tertinggi gairahku!

" Kok sampe bisa jebol gini pantet kamu?.. "

" Emangnya kamu disodomi terus ya sama Dimas?.. " tanyanya ditengah-tengah sodokan kontolnya yang semakin cepat menggasak anusku membisikiku sebuah pertanyaan yang membuatku agak tercekat karena tak biasanya dia menanyakan soal ini.

" Kamu mesti berani juga buat nolak dek, kasian di kamunya liat aja pantet kamu udah sampe segini bolongnya.. " 

" Kan gak harus diturutin semua kemauan pasangan kita, jangan enak di dia tapi ga enak di kamu, inget keterbukaan dalam hubungan juga perlu loh.. " saran dia sedang menasehatiku.

Aku diam sama sekali tidak menjawabnya, rupanya Niko kira aku mau melakukannya hanya karena aku ingin memuaskan Dimas, tapi itu wajar dia berpikiran seperti itu karena sifat pasrah dan sisi manisku yang cenderung mau-mau saja diperlakukan apapun oleh pria inilah yang selalu kutampilkan di depannya. Dia tidak tahu bahwa aku akan berbeda sekali jika sedang ML dengan Dimas, tapi syukurlah itu artinya Image ku masih terjaga baik.

" Inget dek kk kan sering bilang kalo kamu mau ngerapetin vagina, mau memperbesar bokong, payudara atau bahkan kamu mau operasi Virgin terus tiap minggu kamu tinggal bilang ke kk.. "

" Mau yang di Singapura, Spanyol, Prancis, Amerika hari itu juga kita berangkat!.. Tapi kalo anus gak bisa dek.. " 

" Bukan kk gamau nganter atau ngebiayainnya, tapi karena gak ada tempatnya.. "

" Gak ada satu pun operasi yang bisa ngerapetin lubang pantet lagi.. " hela dia kembali menunjukkan kekecewaannya.

Inilah satu-satunya servis yang Niko katakan tak bisa dia rasakan dengan maksimal berhubung anusku terlanjur longgar dan mungkin ini pulalah yang membuat Niko jarang menyodomiku dikarenakan dia tak mendapatkan kenikmatan ketika menyodok lubang yang kuakui sudah luar biasanya menganga ini.

Aku yang sedang menanjak naik libidoku tak bisa berkata-kata dan hanya bisa diam mendengar ungkapannya tersebut, mungkin ada benarnya tapi mau bagaimana lagi aku sudah sangat kecanduan, bahkan cowok lamaku dulu saja selalu ngomel-ngomel serupa kalau aku minta dia sodomi.

Ya, waktu aku masih menjadi pelacur umum banyak yang komplain ke Dimas soal ini, mereka kecewa karena sudah membayar mahal-mahal untuk servis anal dariku namun alhasil mereka malah mendapati bahwa pantatku sama sekali tak menggigit lagi dan jujur aku sama sekali tak bisa berkomentar mengenainya.

" Tapi anyway beruntung bener ya Dimas bisa ngeseks terus sama kamu sayang, pasti kamu nurutin bener semua maunya dia ya?.. " lanjut dia penasaran rupanya seperti apa permainanku dengan Dimas menilik dari sikapku yang memang cenderung pasrah ketika diatas ranjang.

" Lah kak kok ngomongnya gitu? Vera kan juga miliknya kakak... Vera muasin kk sama kayak Vera muasin Dimas kok... " jawabku tak ingin dia kecil hati.

" Ya tapi beda aja dek, coba aja kamu mau nerima tawaran kk buat jadi istri kk, apapun yang kamu mau bakal kk turutin... "

" Dan kamu gak perlu sampai ngelacur gini karena hidup kamu jauh bakalan lebih berkualitas sekaligus terjamin sama kk.. "

Lagi dia menggunakan kemampuan finansial sebagai senjatanya dalam mempengaruhiku dan aku mati kata tak mau mengomentarinya lalu fokus dengan sodokan yang dia berikan di anusku.


Semakin lama aku mendekat lagi ke orgasme keduaku pada permainan kami kali ini Niko juga terasa sama, itu kurasakan dari sodokannya yang semakin dia naikkan hingga bunyi hantamannya terdengar begitu nyaringnya.

" Ka...kak.. Boleh bantu ko..kocokin memek Vera kak?.. " pintaku menolehkan wajah menatapnya berharap dia mau memainkan jarinya di klitorisku supaya aku mendapat klimaks hebatku.

" Hmm? Udah mau keluar lagi ya dek?.. "

" Ii..iya kak... Ini Ve..vera mau sampe... Ahh... "

Niko tersenyum lalu langsung mengabulkannya, dia pindahkan tangannya yang tadinya berada di payudaraku menyusup merogoh memekku yang benar-benar sudah basah sekaligus berkontraksi hebat di ujung klimaksku.

" Auhh enaknyaa... Ma..makasih ya kak... " ucapku lalu langsung mencaplok bibirnya secara menyamping dan semakin memasrahkan diriku dalam genggam dirinya sekarang.


Niko sepenuhnya memegang kendali, aku hanya bisa memejamkan mata merasakan semua sensasi yang kudapat. Sadar dengan itu membuat lelaki ini semakin mengintenskan sodokan dan kocokannya di memekku.

Beruntungnya Niko selalu mau melakukan timbal balik, inilah yang membuatku nyaman dengannya karena selain memuaskannya dia juga memberikanku kepuasan sendiri walau tentu aku tak meminta yang macam-macam, ya hanya sekedar saja.


" Sssstttthhh kaaakk!!!... " erangku kuat merasakan diriku sudah berada tepat di depan gerbang klimaksku.

Putingku terasa semakin membesar dan memekku mulai mengucurkan lendirnya yang sudah memercik kemana-mana namun ini masih belum puncaknya.


Pantatku tersumpal kontol sementara memekku tengah dikobok dua jarinya dan tubuh putih bersihku kini benar-benar sedang bersandar dalam peluknya, kukonsentrasikan sugesti tersebut untuk membuatku meledak dalam kenikmatan dan alhasil amat mujarab! Aku sampai di frasa "Surga Dunia" yang dikatakan semua orang itu.

" Kakkkk.... Ohhhhh!!!!!... " jeritku melepas sejenak kunciannya dibibirku guna mengekspresikan semua kenikmatan luar biasa ini.

Aku orgasme hebat walau tidak sampai menembak-nembak seperti Squirt tapi tetap ini menjadikan kesadaranku serasa lepas dari tubuh lalu menyisakan gigil gemetar setelahnya.

Niko menopangku agar tak tumbang kedepan, dia peluk dengan erat diriku selayaknya seorang kekasih yang memberikan sandaran kepada pasangannya. Aku masih dalam jerit dan gemerutuk gigi ketika dia memagutku lagi.

" Enak banget ya sayang?.. " tanyanya memelankan sodokan kontolnya di pantatku dan tampak menyediakan waktu bagiku untuk menarik nafas.

" Ba..banget kak, ma..makasih ya kakk... Vera saya..sayang kk deh.. " kucium lagi dia dengan ganas memberikan rasa terima kasihku yang sudah mau membuatku klimaks.

Dia hanya tersenyum dan memelukku tambah erat, bahkan toketku sekarang sudah dia remas dengan kerasnya lagi saja sambil kembali mulai dia tanjak naik ritme penetrasi kontolnya dilubang anusku.


" Dek giliran kk yah, kk juga udah di ujung-ujung ini... "

" Iya kak.. Muntahin di dalam aja, terus nanti Vera minum spermanya... " responku cepat siap menelan sperma manisnya dari kucurannya kelak di lubang anusku.

" Gak usah diminum, kk cuma udah lama aja gak ngecrotin lubang dubur kamu sayang... "

" Kalo gitu yuk kk udah kebelet banget.. Muahh... " tutup Niko kemudian langsung mencium pipiku dan mendorongku rebah kedepan dan siap serius dengan penetrasinya.


Sejurus lelaki yang sangat sering menyuruhku meminum sperma hasil setoran dia dan teman-temannya dari lubang anus atau memekku ini mulai menghajarku sekuat yang dia bisa.

Aku yang masih lemas terpaksa didera kemelut dalam diriku lagi karena tanpa terasa aku sudah akan orgasme lagi saja dengan cepat!


" Sttshhhh.... Dekkk... kk mau keluar cantikk!!... " leguh dia setelah semenit mempertahankan intensitas paling tingginya menggedorku dari belakang dengan meremas kuat payudara sekalku sebagai tumpuannya.

Dan waktu kurasakan semburan hangatnya mulai membanjiri lorong anusku secepat itu juga aku lepaskan gumpalan yang ada dikepalaku agar berbarengan kami mendapatkan puncak kenikmatan ini.

Aku menjerit tak kalah keras darinya lalu kami terkejang bersama-sama, Niko memelukku yang kali ini langsung tumbang kedepan, dia lingkarkan tangannya dipinggangku dan terengah-engah dalam nikmat.

" Gila dek... En..enaknya.... Hahh...hahhh...Hahhh... " buru nafasnya masih dapat mendapatkan ejakulasi luar biasanya di permainan kami yang entah untuk keberapa kalinya dari semenjak bangun tadi.

Sekitar 3 menit dia menindihku kak Niko pun akhirnya mulai bangkit dan perlahan mencabut kontolnya dari anusku untuk memisahkan dirinya dariku yang diikuti juga dengan leleran hangat spermanya yang langsung lumer keluar.


" Ahhhh dek liat sperma kk ngalir deras banget dari dubur kamu sayangg... " racaunya menikmati momen ini yang tak bisa kutanggapi karena aku sungguh Drop.

Tapi aku memang merasakan spermanya mengalir turun dari sana, yah setidaknya dia masih sedikit mendapat kepuasan dari sensasi-sensasi hasil permainan via anus ini kendati kenikmatan hakiki dari 'gigitan' lubang tersebut tak dapat dia rasakan.


Kak Niko berbaring disampingku kemudian memelukku erat, aku menarik nafas dan membiarkan dia meremas-remas dadaku sambil kami memulihkan diri dari pergumulan barusan khususnya aku yang tiga kali orgasme olehnya dalam satu putaran.

Kembali dia memujiku dan mengucapkan kalimat kepuasannya atas kenikmatan yang dia dapat dariku, terlebih setelah aku menemaninya saat melakukan kunjungan kerja di Laos beberapa hari kemarin.

Aku sangat senang mendengar dia berjanji akan mentransfer uang jajan untukku nanti malam, tapi sejujurnya yang membuatku jauh lebih senang mendengar ucapan kepuasannya atas servisku karena itu artinya aku masih melakukan pekerjaanku dengan baik terlepas dari beberapa kekecewaannya yang tadi dia utarakan kepadaku.


Aku memutuskan memejamkan mataku sejenak memulihkan energi sebelum berpakaian lagi dan akhirnya diantar pulang menuju ke rumah oleh supirnya.





..............................

Benar rumah.

Akhirnya seperti apa yang sudah kutargetkan aku berhasil memiliki rumah impian atas jerih payahku sendiri.

Sekarang aku juga sudah berhenti menjadi pelacur tepat disaat semuanya kurasakan telah kembali menjadi seperti sediakala sama sewaktu dulu, meski aku masih menjadi simpanannya Niko tapi secara keseluruhan aku sudah tidak menerima bokingan umum atau tamu lain lagi.

Sebenarnya aku ingin berhenti secara total supaya aku punya lebih banyak waktu di kehidupan nyataku sekarang bersama Dimas tapi dia tak mengizinkanku melepas Niko begitu saja. Dia bilang betapa bodohnya jika sampai kami melepas orang seroyal itu, disini terjadi perdebatan antara aku dan Dimas dimana dia mempertahankan orientasi keuangannya sementara aku lebih mendasar ke azas kebahagiaanku, tapi pada akhirnya aku pun ikut saja keputusannya dan jadilah sampai sekarang aku masih melayani si bos muda itu.

Dan bisa kubilang dengan berhentinya aku sebagai pelacur waktuku sekarang malah justru lebih banyak habis ke Niko bukannya ke Dimas seperti apa yang kuinginkan, ya berhubung sekarang aku tak hanya seorang pelacur pribadinya saja tapi juga dia rangkapkan sebagai sekretaris resmi dikantornya maka mau tak mau fokusku jadi 100% kepadanya.



Lagi-lagi Niko sedikit menggeser peranku dengan turut menjadikanku sekretaris barunya dan ini agak unik karena sekarang aku benar-benar hidup selayaknya seorang wanita karir yang pergi ngantor kemudian duduk di depan komputer dalam ruangan ber-AC di setiap harinya.

Pada awalnya Niko mengangkatku begitu saja tanpa adanya proses apapun! Tanpa wawacancara, tidak ada Fit and Proper Test juga tanpa ada rundingan dari pihak personalia sama sekali hingga masuklah aku kedalam jajaran atas perusahaan dibawah kepemimpinannya.

Aku sebenarnya tidak mau berhubung aku tidak punya latar belakang akutansi, manajemen, atau administrasi seperti itu tapi karena Dimas menyuruhku menerimanya jadi ya sudah kuterima saja terlebih gajinya yang sangat besar.

Tak tanggung-tanggung aku langsung dia berikan sebuah ruangan dilantai paling atas yang jika dikantor menjadi lantai yang paling ditakuti oleh para karyawannya karena diisi oleh unsur pimpinan seperti orang-orang direksi, HRD, direktur dan komisaris.

Sayangnya dikantor Niko masih mengusung sistem yang menurutku sudah kuno yaitu struktur piramida, dimana lantai kerja para pegawainya menunjukkan posisi mereka, semakin kebawah maka semakin biasa-biasa saja posisi para karyawannya dan kebetulan kantor Niko bergerak dibidang properti jadi memang formasinya lebih banyak diisi dengan para marketing yang harus cekatan dalam memburu proyek.

Hal ini sungguh tidak dinyana-nyana untuk aku yang sekarang secara instan telah menjadi bagian dari jajaran elit di kantornya, walau memang tugasku sebenarnya sama saja yaitu memuaskan para petinggi-petinggi kantornya, karyawan atau meng-Entertain tamu-tamu pentingnya.

Sampai saat ini saja aku masih merasa aneh bahwa ternyata aku akan turut merasakan jadi seorang kuli tinta dengan menghadapi lembar berkas-berkas untuk direkap atau menjadi wanita kantoran dalam lingkup lingkungan yang sangat formal. Tapi aku tahu maksud Niko sebenarnya memposisikanku seperti ini agar membuatku selalu berada disisinya termasuk saat berada dikantor, atau bisa juga bagian dari usahanya untuk mengambil hatiku dengan cara terus menjauhkanku dari Dimas.

Sekarang di Weekdays aku mesti pergi pagi dan pulang larut itupun jika tidak ada jadwal 'lembur' atau tugas menemani Niko ke luar kota, otomatis hariku bersama Dimas hanya tersisa dihari sabtu-minggu saja lagi-lagi itu juga kalau tidak ada spesial order dari si bos mudaku itu, tapi yasudahlah aku mencoba menikmatinya saja.

Mulanya kabar jadinya aku sebagai seorang sekretaris dari direktur utama jelas membuat heboh seisi kantor, pro dan kontra langsung menyertainya terlebih di kalangan atas yang mempertanyakan integritasku, apalagi reputasiku juga sudah diketahui oleh seisi kantor efek dari acara tahunan yang mereka gelar diatas kapal pesiar beberapa bulan yang lewat, tapi tak ada seorang pun yang berani mengusik keputusan Niko itu bahkan sekelas komisaris utama sekalipun.

Jika A yang Niko katakan maka A itulah yang harus dilakukan, tidak boleh B apalagi C. Menurutku itu sangat berani, jika dia menjalankan perusahaan bapaknya maka aku akan maklum jika semua orang takut padanya tapi kenyataannya tidak, perusahaan kami tidak dipegang oleh seorang cendekiawan atau disokong oleh sebuah Trah dari keluarga besar, ini perusahaan yang berjalan dengan komposisi saham merata yang diatur secara dividen dan Niko hanyalah nahkoda yang ditunjuk untuk menjalankannya.

Diusianya yang muda tentu ada alasan kenapa dia bisa begitu dipercaya memimpin perusahaan sebesar ini dan aku sangat tahu betapa berkualitasnya dia.

Meski hobi bersenang-senang tapi dia sangat tegas dan selalu memikirkan kemajuan perusahaan yang dipimpinnya, aku adalah saksi jika yang ada dikepalanya itu hanyalah seputar manajemen bisnisnya karena aku setiap waktu mendampingi dia di kehidupan pribadi maupun di aktifitas kantornya.

Pria ini sangatlah profesional dan kompeten, sering terlihat dia sedang santai duduk memainkan ponselnya namun yang sebenarnya dia lakukan adalah mengamati indeks valuta asing, pergerakan dollar, atau membaca pasar saham dari perusahaan lain yang punya likuiditas tinggi untuk selanjutnya dia ajak 'join kopi'.

Jujur aku tak mengerti apa yang terus dia perhatikan dari indeks-indeks tersebut, aduh pecun murahan yang hanya tamat SMA ini mana mengerti sih yang begituan tapi serius setiap kali aku bermanja-manja dalam peluknya aku selalu memperhatikan apa yang dia mainkan di ponselnya itu.


Tentang bagaimana cara Hold, Nego, atau kapan harus Let Go semua benar-benar bisa dia elaborasikan secara Wisely.

Tak pelak sejak dipegang Niko perusahaan ini jadi salah satu gergasi properti di Indonesia dan melambung jauh dari jurang degradasi bernama pailit. Kuakui dia memang sangat cemerlang, malah tak banyak yang tahu kalau sekarang Niko diam-diam sedang menghimpun kekuatan untuk mendirikan sebuah partai politik guna merambah masuk ke konstelasi politik demi mendapatkan satu dari tiga Man's Dream nya yang belum dia capai, yaitu tahta alias kekuasaan.

Memang dia terlihat santai namun sebenarnya dia sangat ambisius dalam karirnya dan itu sudah ketahui oleh semua mitra bisnisnya. Direlasi bisnisnya sendiri Niko dijuluki "Black Horse" yang pada awalnya kuartikan sederhana yaitu "Bukan Unggulan", That's it.

Kita sering mendengar istilah "Kuda Hitam" di sebuah kontestasi olahraga merujuk kepada seseorang yang semula tidak diperhitungkan namun justru menjadi pemenang di akhir, tapi ternyata dalam dunia bisnis termasuk politik artinya jauh lebih mendalam dan tidaklah sesederhana itu.

Dalam percaturan kita tahu jika kuda adalah bidak yang paling memusingkan kepala karena pergerakannya yang sangat sulit dibaca, bermodal satu bidak itu saja maka kita bisa merubah total permainan rapi yang sudah disusun lawan.

Bidak kuda bukanlah sekedar bidak 'penggertak' yang membalas mata dengan mata atau gigi dibalas gigi, namun dalam satu lompatan dia bisa memaksa lawannya untuk memilih sendiri dua hal tersebut! 

" Ingin kehilangan mata atau gigi? Tentukan pilihanmu.. " 

Seperti itulah kira-kira dan sungguh amat kejam bukan?

Sengaja bergerak setelah lawan untuk membaca gerakannya kemudian memberikan efek kejut itulah filosofi dari kuda hitam, juga jangan dilupakan banyak tokoh-tokoh revolusi seperti Napoleon Bonaparte dan Che Guavarra yang pada awal kemunculan mereka mendapat julukan The Black Horse.

" In blitz, the Knight is stronger than the Bishop!... " begitulah yang dikatakan Grandmaster catur dunia, Vlatimir Hort.

Melihat bagaimana cara Niko menyiapkan segala sesuatunya membuatku jadi memahami arti julukan yang disematkan kepadanya.

Cara dia membuat jadwal pertemuan, mempersiapkan jamuan dan bahkan dia sampai mencari tahu sendiri latar belakang orang bisnisnya baik itu pendidikan, kehidupan pribadi atau hobi-hobinya untuk membuat percakapan diantara mereka nantinya tidak kaku.

Detil-detil kecil yang dia persiapkan secara matang inilah yang membuat dia selalu berhasil mencapai kerjasama yang dia incar, jika bukan karena kecermatan dari Niko aku tak yakin perusahaan kami bisa berlabel Top Tier ditengah valuasi perusahan Unicorn yang semakin menggila, belum lagi gejolak ekonomi yang kacau-balau akibat perseteruan dagang dari dua negara Superpower yang begitu keras kepalanya tidak mau saling mengalah.

" Astaga... Oh ayolah Trump, Xi Jinping berdamailah, kesian kami negara-negara konsumen ini yang cuma bisa nonton doang kalau kalian terus saling boikot-memboikot... " komentar sarkas dari Niko jika dia melihat saham anjlok lagi dampak perang dagang dari dua negara adikuasa itu. 

Disegani kawan dihormati lawan, gerilyawan yang menawan itulah Niko.

Kadang aku berandai-andai membayangkan kalau saja Dimas punya pemikiran seperti dia, menurutku pasti akan keren sekali jika cowokku itu setidaknya belajar soal bisnis dan tak hanya main mobil atau menonton porno saja diponselnya lalu meminta jatah dariku.

Begitulah, Niko memang masih muda tapi pengaruhnya dikantor sangat luar biasa dan inilah yang membuatku jadi tak enak karena selalu dianggap sebagai 'orangnya bos', apalagi mendengar omongan para karyawan wanita lain yang sangat merasa terganggu dengan kehadiranku sekarang.

Waktu aku dia angkat menjadi sekretaris barunya otomatis sekretaris lamanya harus dia turunkan posisinya jadi pegawai biasa, dan kebetulan si sekretaris lamanya ini punya basis pergaulan yang mendalam dengan karyawan perempuan lain hingga dari sanalah mereka jadi mulai ikut-ikutan tak senang denganku.

Biasa dalam lingkungan kantor ada yang seperti ini, ada geng-gengan yang sering membuat gosip atau omong-omongan yang intinya menjelek-jelekan teman kerjanya apalagi disini juga banyak pegawai ibu-ibu yang mulutnya ampun pedas sekali kalau sudah berceloteh.

Aku tahu kalau mereka sering mencibilku, juga sengaja mengasingkanku ketika berada dikantor, jika aku sedang bersama bos manis bibir mereka tersenyum dan mengucapkan "Selamat Pagi Bu" padaku, namun jika Niko sedang pergi keluar tak ragu mereka menyindirku secara langsung dengan pandangan mata sinis.

" Eh awas ada pelacur modal tetek mau lewaat... "

" Iya tuh keknya mau ke ruangan orang komut buat ngegodain siapa tahu dia bisa dijadiin bini mudanya... "

" Hahaha... ih kesian ya nyari duitnya gini banget, nonoknya udah jadi sarang penyakit tuh karena sering dipake sana-sini, kok big bos kita mau-mau aja miara tuh orang ya?... "

" Huss gak boleh gitu, u orang hargain dong usaha dia yang jauh-jauh dari eropa cuma buat jadi pemuas nafsu orang-orang kita... "

" Hahaha iya juga ya? Bangga kali bapaknya liat anak bulenya jadi lonte makanya disuruh merantau jauh-jauh.. Abisnya maruk banget sih semua orang diajakin ngewe... Hahahaha.... "

Celetuk mereka menyindirku ketika aku lewat dengan kata-kata yang sangat menyayat hati bahkan membawa-bawa soal rasku, tapi aku hanya menunduk dan diam saja.

Aku selalu percaya bahwa perbuatan baik akan dibalas dengan sesuatu yang baik pula, kalaupun tidak biarlah tak mengapa aku takkan mendoakan hal yang buruk kepada mereka.

Ini seperti sudah menjadi Destiny, FatePinesthi alias takdir bagiku untuk jadi bahan perbincangan dimanapun aku berada, entah itu digunjing atau dipuji yang jelas dari sejak masa remaja dulu aku sudah terbiasa dengan perlakuan begini.

Aku tidak mau ambil hati lagi atas hal tersebut karena aku sudah dewasa dan lebih bijak dalam menanggapi sesuatu apalagi aku sudah punya kebahagiaanku sendiri.

Nah jika itu sisi kontranya maka berbeda dengan sisi pronya yang sangat senang dengan kehadiranku.

Para karyawan laki-laki Niko jadi semakin bersemangat bekerja dengan adanya diriku yang sekarang amat menyegarkan mata mereka selama berada dikantor, apalagi Niko selalu menyuruhku mengenakan pakaian formal seksi yang intinya memamerkan belahan dada juga lekuk tubuh langsingku demi memanjakan para anak buahnya itu, terkhusus jika sewaktu-waktu dia memintaku melayani mereka.



Mata mereka pasti langsung meloncat jika kupamerkan dada montok putihku ini, dan ucapan kekaguman mereka seketika akan menghapus ejekan-ejekan yang dilayangkan padaku.

Inilah yang menjadi penyemangatku tak perduli dihina atau direndahkan secara profesi, apalagi pekerjaanku sebagai wanita penghibur ini memanglah sangat sensitif tapi aku mencoba selalu tersenyum karena aku tahu hidup selalu berada di dua sisi.

Tak pernah benar-benar ada hidup seseorang yang dia jalani di satu sisi saja, bahagia bahagia terus atau susah susah terus, tidak ada! Ibarat dua sisi koin hidup punya dua wajah yang akan saling mengisi. 

Ada yang belum bekerja tapi bahagia karena dekat dengan keluarga.

Ada yang jabatannya bagus tapi pulang kerumah 3 bulan sekali. 

Ada yang bekerja keras siang/malam dan punya penghasilan sangat besar namun habis dipakai untuk biayanya berobat sementara yang berjualan kue selalu tersenyum bersyukur karena dia masih diberi kesehatan walau dagangannya tidak laku.

Termasuk punya rumah besar nan mewah tapi kalau hutang banyak apa gunanya?

Pepatah Jawa selalu bilang "Sawang Sinawang". 

Yang menurut kita baik belum tentu baik saat dirasakan oleh orang lain, jangan bandingkan hidup satu insan dengan insan lainnya karena itu hanya akan menciptakan jurang sosial.

Ukuran bahagia manusia adalah rasa syukur, sementara persoalan sekunder dan tersier hanyalah bersifat melengkapi, tidak lebih.

Bagi yang belum sejahtera jangan berkecil hati melihat teman yang sudah sejahtera, jangan sedih hanya karena kalian digaji Rp.700 ribu per tiga bulan, sebab orang-orang disekitarmu akan turut bersedih jika melihat kalian selalu termenung, tapi cobalah ciptakan kebahagiaan itu dengan cara yang paling sederhana yaitu tersenyum karena sebaliknya orang-orang disekitarmu akan ikut merasakan kebahagiaan dari aura positif yang kita berikan.

Setidaknya kalian beruntung punya keluarga yang menyayangi kalian, sementara dulu aku selalu membesarkan hatiku sendiri atas beratnya hidup yang kulalui.

Untuk yang masih berjuang sama sepertiku tetaplah semangat dan jangan menyerah karena mungkin diujung nanti banyak hal-hal baik yang akan menanti untuk kita bersama jemput, kalaupun tidak anggaplah itu sebagai bagian dari sebuah perjalanan spiritual.

Jalan kita sama-sama terjal yang membedakan hanyalah jenis batuannya saja, walau mungkin kita berbeda situasi tapi secara esensi kita sama yaitu berjuang. 

Salam hormatku teruntuk kalian semua yang mensyukuri cangkir kehidupan ini, para pejuang kehidupan. 





..............................

Ah lagi-lagi aku terbawa perasaan, aku selalu seperti ini ketika bercerita, sentimen jika sudah menyenggol ke nilai-nilai kehidupan dan jika kalian perhatikan itulah yang seringkali membuat ceritaku panjang tapi kuharap kalian tidak keberatan atas itu kan?

Akan lebih mudah sebenarnya kalau aku menceritakan cerita ini langsung kebagian panasnya saja tanpa ada transisi "Express Feeling" apapun, sejujurnya itu gampang sekali namun aku tahu aku akan kehilangan kesempatanku untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya kurasakan di momen tersebut dan rasanya tanpa hal itu, aku tidak mendapatkan kenikmatanku lagi sebagai seorang penulis.

Mungkin kalau aku ini pelukis pasti gambarku akan bernuansa Realism padahal lucunya aku tidak suka aliran realis tapi yasudahlah, yang jelas memang beginilah caraku untuk melapangkan hati dan Survive dari banyaknya orang yang menggunjingku kemudian berjalan maju kedepan tanpa perduli apa yang mereka katakan.


Melihatku berangkat pagi-pagi dengan pakaian yang begitu seksinya sempat membuat Dimas kaget tapi dia memaklumi berhubung ini semua pun berdasarkan kehendaknya untuk menyuruhku tetap menjadi simpanan Niko, jadilah walaupun dia sebenarnya cemburu tapi tetap dia rela berbagi ruang kenikmatan dengan lelaki lain atas hak kepemilikanku.

Seperti yang kubilang aku tak bisa membantah Dimas sama sekali meski kalian tahu betapa inginnya aku menghabiskan hariku bersamanya tapi mau bagaimana lagi, bagiku apapun yang dia hendaki ibaratnya sudah Inkracht sifatnya termasuk dengan masih harus mengorbankan hal yang kusukai atas nama uang demi pria yang sangat kusayangi itu.

Jadi ya, kini hari-hariku sangat berbeda dari kehidupanku dulu karena sekarang aku sudah selayaknya seorang sekretaris yang pergi ngantor dari pagi sampai sore untuk berada disamping bosku kapanpun dia butuhkan.


Meski aku dia berikan ruangan sendiri tapi waktuku sepertinya lebih banyak berada di dalam ruangannya. Biasanya setelah habis Brieffing pagi pastilah aku dia minta Stand By disampingnya untuk sekedar jadi bahan tontonannya.

Sambil bersantai atau menelpon kadang dia memintaku menghiburnya dengan menyuruhku membuka kemeja yang kukenakan sambil berpose nakal diatas meja dan akan terus dia lirik diriku sembari melayani percakapan bisnisnya dengan orang yang ditelponnya itu.


Aku melakukannya dengan luwes seperti kecakapanku dalam menggoda pria, terus kutatap Niko yang tak berkedip memandangiku mulai beraksi layaknya cewek murahan yang entah itu memeletkan lidah, mengulum jariku sendiri atau bahkan langsung duduk dipangkuannya semua kulakukan secara reflek.

Tak kuasa dengan keindahan tubuh, wajah lugu sekaligus bisikan-bisikan nakalku yang sering kulepaskan tepat dikupingnya selalu membuat dia tak bisa menahan diri, hingga menjadikan si bos segera mulai menyalurkan syahwatnya.



Ya, tak peduli dikantor atau dirumahnya Niko tetap masih akan sama melakukan gaya kesukaannya ketika memintaku menservisnya yaitu dengan permainan ikat-mengikat.

Meski dilakukan hanya sekedarnya tapi hal tersebut masihlah menyulitkanku menempatkan diri karena disetubuhi dengan tangan terikat seperti itu selalu menghadirkan gejolak kepribadian di dalam diriku.

Setelah dia puas maka barulah aku akan dia suruh kembali keruanganku yang berada persis di sebelah ruangannya untuk melanjutkan pekerjaanku yaitu merekap berkas-berkas sebelum 'panggilan-panggilan' berikutnya datang.

Tidaklah banyak sebenarnya yang kulakukan di depan meja komputerku sebagai seorang sekretaris, hanya tinggal sedikit mengaudit hasil laporan dari para marketingnya lalu di Print maka selesailah pekerjaanku.

Paling beberapa kesulitan yang awal kutemui yaitu ketika mengoperasikan Microsoft Excel dan mempelajari Diagram Venn nya saja, tapi setelah terbiasa sekarang sudah tak ada masalah dengan itu.

" Bu Vera bisa keruangan saya sekarang?.. " suara yang masuk dari Intercom ruanganku yang menandakan jika aku harus mengerjakan Job Desk utamaku.

" Baik pak, sebentar lagi saya kesana.. "

Jika sudah mendengar 'panggilan' itu maka segera kulangkahkan kaki menuju ke ruangan salah seorang anggota direksinya dan langsung melakukan apa yang dia inginkan. 


Apalagi jika bukan servis syahwat dariku.




Berbeda dari para karyawannya, jajaran direksi Niko lebih suka menikmatiku secara sendiri-sendiri. Selalu aku akan dia panggil keruangannya lalu barulah aku dia suruh menyervisnya.

Entah itu sekedar mengulum kemaluan, memijiti, atau bahkan disetubuhi langsung oleh mereka aku benar-benar harus melakukannya sebab aku sadar bahwa aku dia bawa ke kantornya adalah untuk melakukan tugas yang sama sebagai seorang pelacurnya.

Namun aku secara pribadi senang dengan peran ini, malah rasa-rasanya aku sudah menjadi seperti budak seks saja dikantor karena aku benar-benar dipakai sesukanya oleh para petingginya belum lagi harus memuaskan para anak-anak marketing Niko.

" Dek 5 menit lagi kamu ke ruangan biasa ya? Ada anak marketing yang baru capai target jadi kamu layanin dia oke ya sayang?.. "

Contoh seruan Niko yang menyuruhku segera menuju ke ruang kerja khusus yang sengaja dikosongkan dan jadi tempat untuk aku melayani para marketing atau tamu-tamunya secara lebih privat tanpa gangguan dari siapapun.

Jika mendengar itu maka aku akan langsung semringah dan buru-buru bergegas menuju keruangan yang dia maksud untuk ngeseks dengan orangnya.



Disana entah sudah berapa kali aku berhubungan badan dengan siapapun yang Niko suruh aku layani dan membiarkan saja diriku jadi bahan kepuasan mereka, termasuk ketika mereka memfilmkannya karena ada beberapa dari mereka yang ingin merekam aksi intim yang kami lakukan.

Aku tak keberatan dan memakluminya, mungkin lelaki tersebut ingin pamer ke teman-temannya kalau dia baru saja meniduri seorang bidadari cantik atau hanya sekedar akan mengulangnya dirumah sebagai bahan onani mereka.


Sepenuhnya aku diam saja, malah kukunci pandangan pasrahku kearah kamera ponsel atau Handycam  yang sangat fokus menyorot ekspresi diwajah cantikku yang mendesah-desah. 

Dan aku harus terus bersikap seperti seorang gadis manis sebagaimana Image yang kupertahankan jika berada dilingkungan Niko menunggu sampai akhirnya lawan mainku itu menggeram melepaskan puncak dahaganya pada diriku.



Lagi-lagi aku tak protes ketika dipejui oleh mereka-mereka itu karena ini sesungguhnya sudah terjadi dari sejak awal aku ikut Niko dan hal tersebut tidak berubah hingga ke sekarang setelah aku resmi dia angkat sebagai sekretaris direktur utama diperusahaannya.


Diruangan yang sama itu juga aku harus melayani para tamu-tamunya yang datang dari kota lain atau luar negeri sebagaimana yang kalian tahu sendiri dari ceritaku di episode sebelumnya dimana Niko sangat mengandalkanku dalam merayu mitra-mitra bisnisnya.

Aku agak bosan sebenarnya kalau melayani mereka berhubung permainan mereka yang konservatif atau kaku, dan jujur aku lebih suka melayani para anak-anak marketingnya alias si Willy dkk karena selain masih muda-muda beberapa ada yang Good Looking walau rata-rata sudah beristri semua. Namun mereka selalu bilang jika mereka sayang padaku dan tak jarang juga aku telpon-telponan dengan mereka ketika senggang.

Ya bagiku sih hanya sekedar bersenang-senang saja dan tak ada sesuatu yang serius, tahu sendiri lingkungan kantor itu super-duper ultra bosannya dan Niko tahu itu karenanya baru-baru ini dia membuat sebuah kebijakan baru yakni menyuruhku turun ke lantai bawah lalu untuk membuat 'segar' karyawan kantornya di jam-jam setelah makan siang yang memang selalu menjadi jam tidak produktif bagi pegawai kantoran.

Saat pintu Lift terbuka mereka langsung semringah menyambutku dan senang sekali mengetahui bahwa sang bos mengutusku ke unit mereka sebagai Boosting berupa tubuh seksiku disela-sela kemumetan mereka menghadapi tekanan pekerjaan yang berat.



Tak buang waktu segera mereka satu persatu bergantian mengambil jatahnya masing-masing.

Sebisa mungkin aku tak mendesah dan hanya mengerang sayup-sayup supaya tidak mengganggu karyawan lain yang sedang pura-pura bekerja, karena kami benar-benar melakukannya ditengah ruangan secara langsung disaat pegawainya sedang bekerja!

Padahal jelas mata fokus mereka sudah tak lagi berada di depan layar monitor mereka melainkan sudah tak sabar untuk mengambil urutannya lalu mencuri-curi pandang kearahku yang sedang di Doggy atau direbahkan di meja oleh yang punya giliran.

Aku pasrah saja membiarkan badan segarku diselang-seling oleh para karyawan kelas rendahannya karena jujur disinilah bagian yang paling-paling-paling aku sukai ketika berada dikantor!

Sisi Nymphomania yang membuatku sejak dulu sangat suka ngeseks dengan orang yang tidak kukenal menjadikan segalanya terasa nikmat apalagi mereka hobi buang di dalam semua!



Merasakan semprotan demi semprotan dan lelehan sperma mereka mengalir turun dari memekku membuat kebutuhan seksku lebih dari sekedar terpenuhi dalam sehari-harinya.

Begitu pula mereka, setelah semuanya mendapat kepuasaan mereka masing-masing bagaikan aturan yang tak tertulis para karyawan Niko tersebut akan langsung kembali ke posisinya untuk balik bekerja seolah tak ada apa-apa yang terjadi dan fokus menyelesaikan pekerjaan mereka.

Sementara aku dibiarkan saja tergeletak di sofa, ataupun diatas meja dalam keadaan tak berdaya dengan vagina yang sudah penuh berisikan mani mereka.


Tentu mereka bersikap seperti itu karena tahu dikantor ada Niko yang sewaktu-waktu akan datang mengecek hasil pekerjaan mereka, dan jika sang bos muda datang lalu mendapati pekerjaan mereka tidak beres maka dia tak ragu untuk memberikan sanksi ke anak buahnya itu, terlebih dia sudah memberikan segalanya ke mereka bahkan tubuh buleku yang berharga puluhan juta ini bisa mereka rasakan secara cuma-cuma, maka sangat wajar jika dia marah kalau pekerjaan mereka masih juga tidak selesai.

Dan metode Niko tersebut sangat terbukti ampuh, terasa jika anak buahnya jadi jauh lebih produktif bekerja terutama para marketingnya yang terasa lebih giat berusaha mencapai target sejak Niko jaminkan tubuhku sebagai hadiahnya.

Bahkan jika dulu mereka paling ogah-ogahan saat kerja lembur sekarang justru mereka sangat girang jika kebagian kerja lembur karena Niko selalu menyuruhku menemani mereka sepanjang malam dikantor.


Semalaman aku dengan gayaku yang pasrah dikerjai oleh mereka dan bisa dibilang waktu menemani mereka lembur juga adalah waktu yang sangat kunikmati karena kami benar-benar bisa bersenang-senang dengan bebas tanpa perlu khawatir soal Niko atau sungkan terhadap status-statusan lagi bersama mereka.



Jujur, dengan sedikitnya waktu yang kumiliki bersama Dimas otomatis kini aku hanya bisa bersenang-senang murni dari lingkungan kantorku dan teman-teman Niko saja. 

Meski tak sesering dulu karena aku lebih banyak menghabiskan waktuku dikantornya tapi tetap sesekali di akhir bulan Niko membuat pesta kecil dengan teman-temannya. Dia menyewa beberapa pelacur lagi dan kami melakukan pesta tertutup disebuah vila.

Teman-temannya yang memang sudah sangat kukenal terlihat senang sekali akhirnya bisa bersenang-senang denganku lagi, berhubung dulu jika Niko sibuk aku pasti akan dia pinjamkan untuk dibawa teman-temannya baik ke hotel atau ke apartemen mereka untuk dikerjai.


Yang aku suka dari mereka selain orangnya santai-santai dan sama royalnya seperti Niko, permainan mereka kurang lebih mirip dengan si bos mudaku bahkan mungkin lebih panas!

Tahu sendiri jika Niko sangat suka memainkan Soft Bondage di kesehariannya tak terkecuali ketika mengajak teman-temannya ikut main.


Sebelum teman-temannya datang aku pasti akan dia ikat dengan tangan terborgol keatas atau terkangkang diatas ranjang, lalu dengan bangganya dia memamerkanku ke mereka ketika mereka datang.

Tentu saja para teman-teman Niko itu langsung ngiler melihat tubuh putih mulus nan padatku sedang dalam keadaan tak berdaya kendati mereka sudah amat sering menjatahnya.


Sementara senyum senang Niko tergurat jelas diwajahnya melihat badan molekku digerayangi oleh teman-temannya yang akan saling meremas-remas bagian yang mereka sukai, bahkan jika mereka sudah sangat tak sabar pasti aku akan langsung mereka gotong keatas ranjang untuk segera mereka garap bersama.



Sama seperti yang sudah kusinggung di ceritaku sebelumnya kalau hanya sekedar melayani Niko atau menemaninya ke luar kota untuk urusan bisnis sih gampang-gampang saja, tapi yang paling membuatku sulit menahan diri adalah kebiasan Niko yang sering menge-Share tubuhku inilah yang menjadikan pekerjaanku begitu terasa beratnya tapi juga jadi tak terasa berhubung sepenuhnya aku menyukai itu.

Melihat cara Niko memperlakukanku membuat teman-temannya jadi sering ikut-ikutan memainkan permainan ikat-mengikat pula jika sedang membawaku ikut dengan mereka di salah satu kediaman mereka.


Terborgol atau terduduk terikat tak berdaya dengan tubuh penuh tali tambang dikelilingi banyak laki-laki harus kulakukan jika itulah permainan yang ingin mereka mainkan.

Aku harus siap saja untuk membiarkan badan putih molekku ini jadi sarana kepuasan nafsu mereka utamanya ditiga lubangku.

Malah tak jarang teman-teman Niko yang sampai aku hafal nama-nama mereka itu sesekali mencucuk telingaku dengan kontol mereka seolah ingin mendobraknya juga mungkin greget saking bispaknya aku.


Ini serius, kukira awalnya hanya sekedar bercanda saja namun seseorang benar-benar ingin mencobanya!

" Kaakk... uhhh... ja..jangan... " erangku menggelinjang saat kuingat kak Roku mem-Fingering lubang kupingku dengan kelingkingnya.

" Tahan aja dek.. Ini supaya lobang-lobang kamu bisa diisi kontol semua... " tukas dia yang bahkan sampai melumuri jari kelingkingnya tersebut dengan lotion supaya benar-benar bisa masuk ke telingaku!

Aku memejamkan mata dan terus meringis, kepalaku yang ditahan oleh kak Eno membuatku tak bisa lagi menjauhkannya untuk menghindari tusukan jarinya yang terasa sudah mulai masuk satu ruasnya, sementara memekku yang sedang dikerjai oleh kak Ken dengan sebuah vibrator memaksaku harus orgasme dalam keadaan kuping yang tengah 'dilubangi'.

Orgasmeku akhirnya benar-benar datang tapi apa yang mereka inginkan tak kesampaian karena memang hanya mentok satu ruas jari kelingking sajalah batas lubang paling jauh yang bisa mereka buat dikupingku.

Tapi kak Roku tetap penasaran dan menjejalkan langsung kontolnya yang juga sudah dia basuh dengan lotion di bagian kepalanya lalu mulailah dia entoti telingaku tersebut.


" Ahhh Verr!!... Enak gak kupingmu diperawanin gini?.. "

" Liat kepala penisku udah ngejebol lubang kuping kamu sayang... Ohhh!!... " racaunya saat itu yang membuat panas diriku.

Kak Eno dan kak Ken tertawa saja melihat betapa sedang bernafsunya si Roku padaku, apalagi ketika dia dempetkan wajah cantikku ke kontolnya dan seketika menggesekannya juga!


" Kok kamu cantik bener sih dek?!!... Muka pasrah kamu tuh pantesnya dikontolin kayak gini... Hahaha... " lanjut dia merendahkanku yang kembali membuat dua temannya tertawa namun kutanggapi dengan desahan saja tak ingin terpancing.

Meskipun satu lingkungan tapi teman-temannya berbeda dari Niko. Kak Niko biar begitu-begitu dia tergolong 'sopan' untuk ukuran orang kaya jika dibandingkan teman-temannya yang kalau sedang meminjamku maka mereka benar-benar akan memperlakukanku seperti seorang pelacur rendahan baik secara perkataan maupun sikap.

Maklum karena mereka kaya dari bapaknya jadi sudah sejak orok hidup seperti bangsawan keraton, tunjuk-sana tunjuk-sini saja dalam kesehariannya sementara Niko kan melalui proses jadi aku tidak aneh.

Sering mereka menyuruhku mabuk, memaksaku ikut merokok atau melecehkanku dengan memintaku mengulang semua perkataan kotor yang mereka ucapkan yang intinya menghina diriku sendiri.

Mereka tertawa-tawa puas melihatku merendahkan diri lalu biasanya akan melakukan serangkaian aksi yang sangat menyulitkanku membawa diri, dan aku ingat ada satu momen dimana mereka benar-benar melantakku!

Tak tahu dari mana datang idenya, mereka tiba-tiba saja menambatkan tali tambang yang persis membelah memekku dimana disetiap jaraknya sudah mereka buat simpul dan kemudian menariknya!



Wuh, sensasi yang kudapatkan sungguh gila, rasanya rohku melayang terbang keatas dan membuat kesadaran akan Image 'gadis manis' yang harus kupertahankan hilang bersama jerit teriakanku yang melengking nyalak!


Mendengarku menjerit keras membuat mereka tambah semangat melakukan gerakan saling tarik-menarik tersebut yang mana di setiap gesekan begitu terasa panasnya! Apalagi saat bagian simpulnya melintas persis di belahan memekku, rasanya benar-benar membuat sisi masokisku girang.

Melihatku yang terkencing-kencing dibuat seperti itu mungkin sepertinya sudah menimbulkan kecurigaan dari mereka menyadari bahwa aku diam-diam ternyata adalah seorang Masochist.

Tapi ini masih sebatas ketakutanku saja berhubung sejauh ini mereka belum menganggapnya serius namun aku patut waspada dengan momok yang sangat kutakutkan itu karena jika terus mereka buat begitu sepertinya hanya tinggal soal waktu sebelum akhirnya mereka benar-benar menyadarinya.


Ya, semakin melihatku terkejang-kejang dalam klimaks teman-teman Niko itu utamanya tiga orang tadi terus memvariasikan permainannya.

Tak hanya dengan tali tambang mereka turut memainkan alat yang mirip gear berbentuk roller berduri yang mereka jalankan disekujur tubuh mulusku!


" Gimana kalo ini kita mainin di itil kamu dek?.. Kayaknya kamu punya itil yang sensitif deh, liat aja ukurannya yang gede banget, gak normal.. "

Aku sampai menggeleng-geleng menyadari jika mereka mengincar klitorisku entah untuk menguji rasa penasaran mereka soal sisi liarku atau murni ingin mengerjaiku saja, yang jelas saat itu aku betul-betul dipenuhi sensasi luar biasa dari ketakutan maupun rasa terangsangku!


Dan saat mereka benar-benar mewujudkannya ketika itu pulalah semua sisi gila yang kupendam-pendam mati-matian meledak keluar bersama dengan multi orgasme yang kudapat!

Aku tak ingat persisnya kalimat yang keluar dari mulutku, tapi bisa kubilang selama jadi lontenya Niko itu adalah teriakan terkeras yang kukeluarkan.

Mataku memutih lalu tubuhku terkejang seperti orang epilepsi yang membuat mereka sempat khawatir berhubung itu pertama kalinya mereka melihatnya, namun setelah aku perlahan pulih barulah mereka jadi tenang kemudian bergantian menyetubuhiku dengan beragam gaya menyiramkan sperma hangat mereka di dalam memekku.



Kejadiannya mungkin sudah lama, kalau tidak salah saat aku masih menabung untuk membeli rumah karena setelah aku diangkat menjadi sekretaris waktuku lebih banyak dikantor atau menemani Niko keluar kota dan seperti yang kubilang aku sudah jarang ikut mereka.

Untunglah, agak sedikit rindu juga sih dengan permainan mereka yang membuatku bergelora sekali itu, namun yah mau bagaimana lagi lama-lama aku juga sudah mulai enjoy dengan lingkungan kantorku yang tidak kalah menantang tapi sejauh ini hubunganku dengan teman-temannya Niko itu baik-baik saja.

Mereka sering menelponku menanyakan kabar atau menanyakan kapan aku ada jadwal kosong untuk mereka ajak jalan atau mengajakku dugem yang semuanya kuladeni tapi sayang sekali aku benar-benar sudah sangat sibuk sekarang, bahkan jauh lebih sibuk saat masih melacur seperti dulu.

Dua poin itulah yang membuatku sampai sekarang sangat Have Fun menjalani hari-hariku melepas fakta bahwa aku pun sangat kerepotan sejak Niko jadikan sekretaris ini.


Awal-awalnya sih hanya 6 sampai 8 orang karyawan yang harus kutemani di setiap jadwal lemburnya, tapi lama-lama justru semakin banyak yang mesti kulayani karena belakangan anak-anak dari divisi lain ikut datang dengan membawa teman-temannya dari luar!

Aku akan memaklumi kalau anak-anak dari divisi lain ikut nimbrung karena mereka sudah penasaran sekali mendengar gosip di Bali beberapa bulan yang lalu itu, tapi aku jadi sangat kaget melihat mereka malah membawa orang dari luar yang turut serta menikmati tubuh putihku di setiap kesempatan tersebut, bahkan kini mereka sudah membuat jadwal 'lembur' mereka sendiri dikantor.


Tidak ada yang bisa kulakukan selain pasrah meladeni mereka, tentu mereka memintaku untuk tidak mengatakannya pada bos dan aku hanya bisa mengangguk mengiyakan, tanpa mereka suruh aku pun takkan bilang karena tahu sendiri aku suka sekali jadi 'mata badai' dengan mengulum atau melayani banyak kontol sekaligus seperti itu.




Inilah yang membuatku kerepotan karena sejak itu aku selalu pulang larut malam dan ini sebenarnya tonggak mulanya berawal dari kejadian di Bali beberapa bulan silam.

Gara-gara kejadian tersebut orang-orang di kantor jadi tahu mengenaiku, lidah memang tidak bertulang jadi berita tentang Party di kapal pesiar sepertinya sudah benar-benar diketahui oleh seisi kantor seperti tadi yang sudah kusinggung. 

Para marketing yang waktu itu merasakan sendiri Paradise nya menceritakan ke rekan kantor yang lain hingga menjadikan karyawan lainnya iri sekaligus sangat tertarik untuk menjajal diriku, malahan para anak-anak AE itu menyimpan sendiri rekaman pornonya saat aku disalome mereka yang membuatku tak bisa berkelit lagi hingga jika ada kesempatan pastilah mereka minta dilayani, entah secara perorangan atau sekaligus di toilet maupun digudang kantor.





RUMAH BARU

Setibanya dirumah aku cemberut melihat mobil Dimas tak ada, padahal aku sudah memberitahu dia bahwa aku akan pulang hari ini, tapi dia malah tidak menyambut cewek cantiknya ini. 

Namun yasudahlah aku segera berjalan masuk ke rumah ingin segera mandi lalu beristirahat karena jujur aku belum benar-benar beristirahat berhubung sewaktu di Laos Niko sebentar-sebentar membangunkanku dan minta jatah. 

Tetapi untungnya dia memberikanku libur selama 3 hari kedepan yang ingin kuhabiskan bersama si gantengku.

Langkahku terhenti tepat saat kulihat kotak yang sama tergeletak di depan pintu rumahku.

Aku menghela nafas, lagi-lagi teror ini terulang lagi yang dalam sebulan ini saja sudah beberapa kali terjadi. 

Terakhir mobilku diguyur darah binatang dan jeroannya ketika sedang terparkir, lalu sekarang di tiap beberapa hari sekali entah itu aku, Dimas atau kak Yos pasti akan menemukan bingkisan serupa yang sengaja ditaruh di sekitaran rumahku yang bila dibuka berisikan kepala hewan seperti kepala babi atau kepala anjing dan tak lupa sepucuk surat ancaman padaku.


Aku segera masuk kedalam rumah memilih tidak membuka kotak itu karena bau busuknya saja sudah mau membuatku muntah, setiba di dalam kemudian langsung kucari Josaphat untuk menyuruhnya membuang kotak tersebut sejauh mungkin.

Terduduk aku di pinggir ranjang dan kembali memikirkannya. Aku tidak tahu ini ulah siapa, sejujurnya aku tidak pernah mau punya musuh juga aku selalu bersikap ramah kepada siapapun namun dengan pembawaanku yang sering tersenyum kepada siapa saja ini tetap ada juga orang yang tidak suka denganku.

Aku tahu ini bisa saja ulah para karyawan wanita yang merasa tersisihkan olehku dikantor atau juga para partner-partner lamaku yang masih tidak pernah mau menerima fakta bahwa mereka kehilanganku dan secara nyata masih sering mengancam melalui ponsel tapi sekarang aku tidak mau menduga-duganya.

Awalnya aku mau masa bodoh tapi semakin lama intensitas teror yang terjadi semakin sering bahkan sudah masuk ke ranah pribadi di rumahku sendiri, inilah yang membuatku gedeg juga lama-lama.

Tapi dengan melupakan soal itu ya kini beginilah kehidupan pribadiku.

Hidup dirumah mewah yang kubeli dari keringat jerih payahku sendiri lalu tinggal bersama orang terkasih di dalamnya benar-benar rasanya bagaikan mimpi yang jadi nyata.

Setelah hidup kami jadi normal lagi aku langsung menato tengkukku dengan tato Barcode dan nama Dimas dibawahnya, dia sangat senang dengan itu yang kini setiap kali dia setubuhi aku menggunakan gaya favoritnya yaitu Doggystyle, dia bisa dengan jelas melihat namanya abadi dibagian tengkuk belakangku.


Aku pun juga sangat senang telah mengabadikan nama cowok yang sangat kusayangi itu ditubuhku, sekaligus penanda ke orang-orang bahwa tubuh seksiku ini sudah ada pemiliknya.

Dan jelas orang-orang seperti Niko maupun kak Willy sangat patah hati melihat dileher belakangku tertera nama orang lain ketika mereka menikmatiku dengan gaya yang sama. Malahan orang lugu seperti kak Yos saja juga ikut kecewa di setiap kali dia melihat tato tersebut saat kusuruh dia memijitiku dirumah.


Tapi mau bagaimana lagi karena sejak awal aku memang mantap menjatuhkan pilihanku pada Dimas jadilah mau tak mau mereka harus legawa menerimanya.

Ngomong-ngomong soal Josaphat ya sesuai kesepakatan dia ikut denganku tinggal dirumah ini sebagai PRT kami, walau hubungan dia dan Dimas tidaklah akur tapi aku sangat terbantu dengan kehadirannya dalam mengurusi soal rumah terlebih aku ataupun Dimas sangatlah sibuk.

Dimas semenjak dia minta dibelikan mobil Rally dia jadi sibuk dibengkel memodifikasi atau ikut Touring anak-anak komunitasnya, sebentar tadi saja sewaktu kutelpon dia mengatakan sedang berada di Subang menjajal trek baru dan baru akan pulang besok siang.

Aku agak kecewa sebenarnya tidak bisa langsung bertemu dengannya berhubung sudah 4 hari kami tidak ketemu, tapi menunggu sampai besok juga bukanlah waktu yang lama hitung-hitung aku bisa memulihkan tenaga karena tahu sendiri bercinta dengan dia itu serasa dikeroyok 6 orang! 

Dan yang paling penting, harapanku dengan sibuknya dia akan hobi barunya itu setidaknya bisa melepas ketergantungannya terhadap sabu-sabu walaupun sampai sekarang dia masih sering membeli barang haram tersebut yang bila kuingatkan dia malah marah lalu memukulku.

Memang seperti itulah dia tapi aku percaya Dimas bisa meninggalkan benda adiktif tersebut dan aku akan mencoba menyadarkannya dengan berbicara dari hati ke hati di waktu yang tepat, dimana sekarang belum juga kudapat saking sibuknya diriku.

Tahu tidak waktuku untuk main Webcam saja juga sama sulitnya padahal para Viewers ku selalu setia menunggu aku Online di setiap malamnya, namun begitulah jadwal streamnya jadi tidak menentu gara-gara adanya kegiatan 'lembur' dikantor.

Boro-boro main Webcam kadang ketika pulang dari kantor saja aku langsung akan tergolek diranjang untuk tidur, Dimas pun tidak terlayan lagi saking lelahnya aku.

Pasti jika sempat aku akan meluangkan waktu Online untuk sekedar menyapa-nyapa penontonku, ya kalau sedikit Mood bolehlah aku melakukan Show ala kadarnya.



Tentu yang mereka tunggu-tunggu adalah aksiku bersama Josaphat seperti yang kalian ketahui bahwa dialah yang menjadi tandemku ketika Online.

Biasanya sih jika sedang Show serius aku akan memulainya sendiri dulu, entah itu meliuk-meliukkan tubuh putih montokku sambil membaca komentar-komentar nakal Viewers.



Itu juga sangat efektif menaikkan gairah libidoku, apalagi komentar-komentar yang kubaca itu astaga mesum-mesum sekali hingga gejolak birahiku sendiri pun tidak bisa kucegah untuk meluap.

Dan kak Yos kusuruh untuk duduk diam di depan ranjang menontoniku meladeni request yang menyawer, meski pada prosesnya dia seringkali tak tahan lalu masuk ke Frame tanpa seizinku untuk mulai meraba-raba badan atau langsung mengarahkan tangannya ke memekku.



Aku diam saja, dilarang pun dia tetap akan bergerak sendiri jadi kubiarkan selama belum terlalu vulgar gerakannya, malah kuelus-elus tangannya yang sedang menggosok-gosok memek becekku dari balik celana dalam tipis yang kukenakan.

Aku hanya meminta dia sabar karena yang kumainkan adalah momentum, naik-turunnya libido penonton adalah poin yang paling kujaga namun sering dia rusak karena nafsunya akan keseksian diriku.

Tak tanggung-tanggung kadang dia langsung nekat memelorotkan celana dalamku saja!


Kalau sudah begitu mau bagaimana lagi, aku tidak bisa memarahinya dalam streaming dan itu sering dia manfaatkan.

" Gila non paha kamu gak cuma berisi tapi halus banget... " racau dia yang langsung kupelototi.


Selalu kubilang ke dia jangan memanggilku dengan panggilan tersebut ketika sedang Online tapi dia tidak mengerti-mengerti.

Bagaimana kalau sampai penontonku tahu kalau ternyata yang menjadi pasangan mainku adalah pembantuku sendiri, kan bisa merusak imajinasi mereka.

" Ayo yang remes dadaku... Ahh.. " pintaku dengan suara merdu buru-buru langsung mengalihkannya, bahkan kutarik tangan Josaphat lalu kuarahkan sendiri ke toket montokku supaya makin panas!



Wajah kak Yos semakin terlihat dipenuhi nafsunya, habis dadaku dia kuwek-kuwek dan aku jadi bisa fokus membaca komentar khususnya yang sudah menyawer. Kasihan mereka sudah nyawer tapi tidak terbaca isi requestnya.

Josaphat langsung senyum begitu terdengar aku membaca request yang memintaku segera mengoral kontol dia, maka tidak perlu waktu lama sesuai order aku segera menyuruh dia memposisikan dirinya di depanku supaya kontolnya yang sudah ereksi itu masuk Frame.

" Uhhh.... " lirihku berdesis sebentar memandangi kontolnya yang seperti kontol anjing itu mengacung persis di depan wajahku sebelum kemudian kujilati mulai dari bagian kepalanya yang berbungkus.


Ini adalah salah satu bagian terbaik yang bisa kulakukan dengan Josaphat, mengulum kontolnya merupakan momen kesukaanku karena aku sejak dulu aku memang lebih Prefer menghisap penis tak disunat seperti miliknya.


Di aktifitas itu pastilah aku akan mengabaikan kolom Chat dan fokus mengoral kontolnya dengan sepenuh hati.

Jujur pertimbangan awalku ngebet untuk membawa kak Yos untuk tinggal bersama kami salah satunya karena faktor tersebut, tentu selain sifat polosnya yang belum diracuni oleh kehidupan kota yang dipenuhi VCD bajakan ini.

Bahkan aku sampai beradu argumen dengan Dimas yang tidak suka dengannya setelah mengetahui bahwa dia keturunan Chinese, tapi untuk yang satu ini tidak akan kujabarkan secara rinci karena sungguh tidak perlu rasanya untuk kubahas.

Dia menyuruhku mencari yang lain saja sementara aku keras maunya dan dia tidak mau yang lain, kemudian singkat cerita ikut jugalah kak Yos dengan kami meski hubungan dia dengan Dimas selalu tegang.

Tak hanya ketika Online, tapi sehari-harinya aku juga suka menghisapi penis originalnya itu. Ketika kupanggil dia ke kamarku yang kuminta masuk tanpa mengenakan celana saja aku langsung tersentak dan tak ragu menghabiskan 3 menit awalku untuk sekedar memandangi kemaluan indahnya itu guna menikmati gelora yang naik di dalam diriku.


3 Menit!

Serius aku benar-benar tak berkedip menatapinya, aku sangat suka malahan sebenarnya sewaktu aku mengkhayalkan Dimas dulu aku selalu membayangkan kalau kontolnya bukanlah kontol yang sudah disunat.


Setelah puas memandanginya barulah mulai kulancarkan aksiku untuk bermain-main dengan pembantuku itu yang sama seperti lelaki lainnya, tidak kuasa menahan oral mautku.

Tapi karena dia ada dibawah kuasaku maka kupaksa dia untuk diam dan menahannya, dan bila ia ejakulasi diluar waktu yang kutentukan, maka tak segan akan kuhukum dirinya!

Dengan begitu aku jadi bebas melakukan hobiku menyepong kemaluan pria, berhubung aku ingin terus mengasah skill oralku supaya makin memuaskan nantinya dan hadirnya Josaphat membuatku bisa melakukannya.

Kak Yos sekarang sudah pasrah atau lebih tepatnya menahan-nahan sekuat tenaga ketika mulai 'kusiksa' kelaminnya itu, tentu ekspresi ngilunya tetap tak bisa dia sembunyikan seperti mengerang keras, menjambak rambut dan bergetar bak orang tersengat listrik terlebih saat kukorek bagian kulupnya itu menggunakan lidah atau saat kugigit palkonnya!



Itu supaya dia tidak nakal denganku! Berhubung dia masih sering melakukan penyakit lamanya yaitu mencuri dalamanku dan menggunakannya sebagai bahan onaninya.

Aku sampai geleng-geleng kepala saja mengetahui kalau dia masih sering mengulang kebiasaan uniknya itu.

Kembali lagi ke aktifitas oral tadi dimana aku juga sering memvariasikan aksi-aksinya supaya lebih variatif seperti kusuruh dia membolongi lemari yang tidak terpakai lalu kusuruh dia masuk kedalamnya dengan menjulurkan kontolnya persis dibagian lubangnya.

Kak Yos kaget saat tahu ternyata lubang yang aku suruh dia buat itu adalah untuk kontolnya supaya bisa kusepong dari luar, namun dia tak bisa membantahnya karena takut kuhukum maka masuklah dia kedalam lemari tersebut dengan penis terjuntai yang bisa kuapakan saja.


Ketahuilah aku tak henti-hentinya mengumpat melihat kontolnya yang benar-benar luar biasa menggodanya itu sedang tergantung bebas kendati ukurannya tidaklah wah!

Sepuasnya kuelus-elus sembari menikmati panas-dingin yang kurasakan dari dalam tubuhku dan kak Yos pun juga pasti berdebar-debar dari balik lemari tak tahu kontolnya yang tanpa pertahanan itu akan kuapakan.


Tapi tenang aku bukan orang gila yang akan mengamputasinya, aku sekedar ingin menikmati rasa asin dari benda tersebut sembari menyeduh bau amis khasnya yang sepengalamanku hanya dapat kurasakan dari penis yang tak disunat seperti milik kak Yos ini.


Mulai kuitari dengan lidahku sekujur batangnya dulu pelan-pelan hingga ke bagian bungkusnya supaya pembantuku tidak kaget sewaktu kuhisap 'belalainya' itu. 

Sudah kulakukan seperti itu pun tetap saja kak Yos memekik dari dalam saat benar-benar kukulum kontolnya, dan tak sampai 3 menit aku sudah berhasil membuat kemaluannya memuncratkan air maninya akibat permainan mulutku.


Kak Yos dengan nafas tergopoh-gopoh memintaku untuk tidak melanjutkannya karena dia tahu biarpun dia sudah keluar aku masih tetap akan menyapih kontolnya membuat dia ejakulasi lagi sampai dia lemas kehabisan tenaga. 

Apalagi dalam kondisinya yang terkurung di dalam lemari seperti itu menjadikanku mudah menyiksanya mengingat dia takkan bisa berontak.

Aku jadi ragu untuk meng-Sounding lubang kencingnya berhubung kedepan aku memang berencana melakukannya supaya jariku bisa masuk dan mengocoki kontolnya melalui bagian internalnya.

Jadi dia jangan tahu enaknya saja mengentotiku ketika Livestream dimana dia benar-benar bisa sepuasnya melepaskan nafsu libidonya yang sudah lama dia pendam-pendam padaku.



Tetapi sampai sekarang dia masih mengentotiku menggunakan kondom, ini karena aturan dari Dimas sebagai jalan tengah negosiasiku dengannya yang terpaksa kuturuti. 

Aku sendiri sebenarnya jauh lebih suka dientoti secara langsung tanpa pakai kondom terlebih aku belum pernah merasakan sperma kak Yos menggenangi rahimku, namun mau bagaimana lagi itulah aturan mainnya maka jadilah setiap kali Show terpaksa Josaphat mesti memakai kondom dibatang penisnya.


Jelas dia kecewa sekaligus senang karena pada akhirnya kesempatan dia untuk dapat merasakan tubuh indahku bisa dia dapatkan walau pada puncak kenikmatannya harus terpisahkan oleh sebungkus karet. 


Tapi untuk membuat dia tidak berkecil hati setelah dia berejakulasi aku langsung mencabut kondomnya tersebut lalu mulai memainkannya guna memuaskan Fetish Cumshot nya itu yang suka sekali melihatku berinteraksi dengan spermanya.


Kadang langsung kumainkan seperti sebungkus es dan darahku selalu berdesir rasanya tiap kali melihat betapa banyaknya air mani yang bisa dia hasilkan dalam sekali klimaks! Kira-kira setengah kondom pasti akan terisi dengan cairan yang sangat doyan kuminum itu.

Kak Yos kusuruh duduk menonton sewaktu aku memainkan hasil ejakulasinya, entah itu kukumur-kumur lalu kuminum, atau memindahkannya dari kondom masuk ke memekku sebagai manifestasi dari fantasinya yang sangat amat ingin meng-Creampie ku tapi belum kesampaian sampai sekarang karena adanya aturan dari Dimas.



Dia bengong dan mendesis sambil meredupkan matanya menyaksikanku menguruti kondomnya dalam upayaku mentransfer spermanya masuk kedalam memekku, kemudian begitu masuk sampai tergenang sengaja kubiarkan dia menikmati momen tersebut. 

Melihat bagaimana air maninya sendiri meleleh tumpah keluar dari memek merah muda majikannya pastilah menjadi kepuasan tersendiri untuknya.

Aku juga senang dengan kehadiran kak Yos dirumahku, selain kubutuhkan dia untuk menjadi tandem Webcam ku yang sebenarnya uangnya tidaklah seberapa jika dibandingkan uang jajan yang Niko berikan, gaji beserta intensifku dikantor ataupun tips yang kudapat dari para kolega bisnisnya. Tapi alasan aku mau repot-repot Online hingga tanpa sadar telah menciptakan komunitas tersendiri adalah untuk memanjakan sisi eksibisionisku yang haus akan pujian dan atensi.

Membaca kolom Chat nya yang selalu memuji-mujiku atau banyak sekali kalimat kotor nan mesum yang berseliweran disana bagiku adalah bunganya tersendiri.

Juga kini di setiap harinya aku bisa merasakan pijitannya yang luar biasa enaknya itu, terlebih saat kak Yos memijitiku dia pasti akan mengucapkan kalimat-kalimat Ndeso nya yang sering membuatku tergelak mendengarnya karena lucu-lucu.


Tahu sendiri dia menggunakan bahasa yang baku-baku seperti tempik, burung ketika meracau dan sengaja tidak kuajari supaya kemurniannya tetap terjaga.

Racau-racauannya sangat menghibur selain dari nikmat jari-jarinya mengurut tubuhku yang membuat semua lelah yang kudapat dari luar langsung kontan terbayar rasanya.


Dan tentu saja setelah badanku terasa ringan maka berikutnya aku meminta dia membuatku orgasme supaya kepalaku turut menjadi ringan karena kocokan jari maupun jilatan yang dia lakukan di memekku hari ke hari semakin terasa jago dia lakukan.


Tak pelak dengan permainan mulutnya dia bisa membuatku Squirt dan dia sudah tidak heran lagi dengan hal tersebut karena pada akhirnya dia sadar bahwa majikan mudanya ini punya gairah seks yang luar biasa tinggi.

Awalnya dia kaget berhubung dalam sehari aku bisa memanggilnya hingga 10 kali ke kamar untuk memuaskanku jika Dimas sedang keluar kota untuk main mobil Rally nya itu, bahkan aku ingat persis betapa kagetnya kak Yos sewaktu kusuruh dia menjilati lubang anusku dan mendapati bahwa lubang pantatku sudah amat megarnya ketika baru sedikit saja dia singkap.


" Astaga non!! Kenapa anusmu bisa semelar ini non??... " ujarnya yang membuatku menikmatinya sebentar lalu tanpa banyak basa-basi segera kujambak rambutnya mendempetkan wajahnya ke pantat semokku itu supaya segera dia jilat sesuai mauku.

Dari sana dia mulai mencercaku dengan banyak pertanyaan seputar masa laluku, awalnya kucueki saja tapi lama-lama lelah juga mendengar dia rewel sekali alias kepo mengenai apa-apa yang sudah kujalani dimasa liarku sampai akhirnya kuceritakanlah padanya.

Dia terbelalak kaget seakan tak percaya terutama saat pertama kali kuungkap mengenai pekerjaan asliku yang sebenarnya adalah seorang pelacur yang sekarang sudah dipinang menjadi seorang sekretaris.

Kak Yos geleng-geleng kepala dan dia tampak begitu kecewanya malah dia mengomeliku menunjukkan betapa kecewanya dia, aku ketawa saja melihat ternyata dia seserius itu denganku seolah tak rela bahwa wanita idamannya ini adalah pemuas pria.

Tapi mau bagaimana lagi memang seperti itulah adanya, mulanya dia tidak percaya dan mengira aku bercanda dan setelah kutunjukkan beberapa rekaman videoku dikala sedang disalome rame-rame oleh teman-temannya Niko, barulah dia terdiam terpaku.



Kak Yos kaget bukan main melihat anusku ditembus 2-3 kontol! Belum lagi mulutku juga disumpal kontol sementara dua tanganku mengocoki yang sedang mengantri.

Itu adalah puncak dari kekecewaan yang kulihat di wajahnya dan pertanyaannya soal kenapa anusku bisa jadi serusak ini tidak pernah dia tanyakan lagi, karena dia sudah mendapatkan jawabnya.


Aku sama sekali tidak tahu bahwa lelaki lugu seperti dia bisa sekecewa itu, dia bilang dia tak menyangka saja aku yang semulanya dia anggap sangat anggun nan elegan ternyata begitu liarnya,  karenanya kukatakan bahwa kak Yos benar-benar seserius itu padaku.

Maka dari sana aku pun aku memutuskan untuk menceritakan mengenai masa laluku padanya, memang tidak semua tapi secara garis besarnya saja. Malah laptop beserta Iphone lamaku yang berisikan semua rekaman data-data video pornoku dari sejak aku hobi merekam-rekam dulu itu pun kuserahkan padanya.

Yang perlu kalian ketahui bahwa sampai hari ini Dimas tidak pernah tahu perihal masa laluku, aku tahu keterbukaan kepada pasangan sangatlah penting dalam suatu hubungan persis seperti yang Niko katakan, tapi rasanya aku tidak berani untuk jujur soal itu kepadanya, mengingat kejadian yang lalu saja sudah membuat dia Freaking Out, apalagi mengetahui betapa bispaknya aku dimasa lalu.

Untuk itulah laptop dan Iphone ku itu sangat kujauhkan darinya karena semua rekaman kegilaanku ada disana, aku tidak tahu akan jadi segila apa Dimas marahnya begitu melihat cewek pirangnya ini ternyata pernah digilir laki-laki (maaf) cebol, melakukan pesta seks dengan orang-orang di klub homo, dimasuki belut anusnya, bahkan meminum sperma basi, aku sama sekali tidak tahu.

Tapi untungnya dua Device tersebut yang bisa kubilang merupakan sebuah Diary digital milikku sudah kupercayakan pada kak Yos dan dia berjanji merahasiakannya dari Dimas. 

Terkhusus kak Yos sih malah aku senang bila dia tonton semua kenakalanku supaya dia tambah greget denganku, apalagi aku juga suka mendampinginya ketika dia menontoni satu per satu video porno yang kuperankan sendiri yang luar biasa banyaknya itu untuk menyampaikan langsung perasaanku ketika di adegan, dan berkali-kali dia ejakulasi sampai muncrat-muncrat hingga ke tembok sewaktu menontoninya lengkap dengan umpatan kekecewaannya padaku.

" Hihihi... "

Aku suka sekali momen tersebut, momen mengerjai pembantu kesayanganku yang juga ternyata seorang fans beratku ini, sampai sekarang dia masih sering banyak tanya sih tapi akan balik terdiam kalau sudah kuancam untuk menghukumnya.

Dia paling takut dengan kata "Hukuman" soalnya kalau aku sudah menghukum alamat kopong dengkulnya kubuat karena akan kukuras habis pejunya, membuat dia tak ubah bak budak seksku!


Serius! 

Kadang kutunggangi dia yang merangkak berkeliling rumah atau menjadikan wajahnya dudukan memekku sampai aku muncrat-muncrat persis di muka culunnya itu.



Supaya dia tahu kalau dibalik muka imut nan Innocent ini aku bisa juga galak, terlebih soal aksinya yang diam-diam masih sering mencuri dalaman di lemari bajuku, maka sudah pasti tak ada ampun untuknya.


Kugeret dia ke sebuah ruangan yang memang kusiapkan khusus dirumah untuk jadi ruangan permainan BDSM ku dengan Dimas, tapi bila bermain dengan dia maka kubalik posisinya, dia yang jadi budak nafsuku.

Dan ruangan itu sendiri tidak tahu kenapa kunamai Darkroom.

" ............... "


Pokoknya setiba di dalam kuminta kak Yos untuk bersujud di depan kakiku lalu menyuruh dia mengucapkan kalimat penyesalannya sembari dia jilati kakiku.

Itu sedikit mengingatkanku sewaktu dia untuk yang pertama kalinya menunjukkan ketertarikannya padaku sewaktu kami masih kerja bareng dulu, dimana dia penuh perasaan sekali menjilati kaki jenjangku.


Hal tersebut tidak berubah ketika dia sedang kuhukum, ekspresi yang sama tetap kulihat dari jilatan maupun kulumannya di jari-jari kakiku yang sangat dia maknai.


Puas mempermalukannya kembali kugeret dia sambil merangkak ke pojokan ruangan untuk berikutnya memberikan dia tugas yang sudah tidak asing baginya yaitu menjilati memekku sampai aku orgasme.

Berhubung ruangannya sendiri masih belum terlalu banyak kuisi peralatan-peralatan jadilah kami bermain ala kadarnya saja. Lagipula Dimas juga sedang getol-getol memodif mobilnya jadi uangku yang rencananya mau kutabung untuk membeli peralatan penunjang permainan sarat adrenalin itu selalu teralihkan kesana.

Tahu sendiri Device-Device seperti Sybian, atau Wooden Horse itu mahal karena mesti diimport dari luar padahal aku pengen sekali memilikinya, tapi ya untuk sekarang aku fokus mengisi perabotan rumah ini dulu.


Kubekap wajah kak Yos diselangkanganku untuk membuat aku orgasme, tak peduli mau wajahnya sampai merah, membiru atau menghitam sekalipun yang jelas aku mau klimaksku!

Barulah setelah mendapatkan apa yang aku mau kusuruh dia segera mengentotiku tapi tetap dalam kendali dan pengawasanku.


Tak henti-hentinya aku tersenyum puas melihatnya yang tertunduk sepanjang dia menggoyang majikan haus seksnya ini, dan aku suka dengan sikapnya itu yang menunjukkan jika dia sudah mulai paham peran.

Bahwa ketika diruangan itu dia tak lebih dari seonggok daging pemuas alias properti bagi kepuasanku semata!


Seperti yang kukatakan, begitu kuhukum maka akan kubuat kopong dengkulnya! 

Aku juga sudah menyetok banyak tisu Magic memaksa kontolnya terus tegang jadi bisa kembali kugoyang dia tak perduli mau berejakulasi kosong atau mau berejakulasi darah sekalipun tetap tugasnya adalah membuatku puas!


Terdengar sadis kan? Tapi memang begitulah adanya, makanya kubilang kehadiran Josaphat sangat membantu banyak hal untukku, khususnya melayani libidoku yang tiada pernah berujung ini.

Tapi tunggu-tunggu jangan dulu berpikiran kalau aku ini mengeksploitasi pembantuku atau apa, terkadang kalau dia sedang kepengen aku layani kok, malah selalu setiap kali aku bangun bukannya Dimas yang menyambutku dengan Morning Sex nya melainkan kak Yos.

Aku kaget karena bangun-bangun kulihat dia sudah berada disampingku saja menggantikan Dimas yang pergi keluar.


Tak hanya ketika pagi hari, saat tidur siang pun ketika kubuka mata sering kudapati kak Yos sudah memeluk atau mengelusku mesra layaknya kekasihnya.

Aku sama sekali tidak marah, malah kubalas pelukannya dan justru aku senang dengan perhatiannya yang begitu sangat terasa dari pelukan yang dia berikan padaku, juga jujur harus kukatakan bahwa aku tidak merasakan hal tersebut dari Dimas.


Namun itu tentu tidak lepas dari karakter cowokku yang sangat pendiam dan dingin, aku paham bahwa karakter orang-orang yang seperti dia memang tidak begitu pandai menunjukkan sisi romantis kepada pasangannya, berbeda dari kak Yos yang apa adanya bahkan cenderung alay hingga sering membuatku ketawa lucu.

" Saya pengen meluk non terus aja rasanya... Pengen jagain enon kesayangan saya ini.. "

" Pokoknya kalo penjahatnya sampe macem-macem ama non Vera, biar dia bakal berhadapan ama saya!!.. " celetuk dia merujuk pada teror yang terjadi padaku dan langsung membuatku tak kuasa tertawa akan kelucuan pembantu nakalku itu.
 

Begitulah hubungan mutualismeku dengan kak Yos yang benar-benar terjalin baik. 

Tak pelak dirumah ini aku sungguh mendapatkan kebahagiaan lahir batin melalui Dimas dan dirinya, karenanya tak ragu kubayar dia dengan nominal dua digit perbulannya supaya setimpal dari apa yang dia berikan, bahkan aku bilang sendiri ke dia supaya tak ragu untuk meminta sesuatu dariku apalagi sewaktu aku mengetahui kalau istrinya yang sebentar lagi akan melahirkan anak pertama mereka itu ternyata berjualan jamu dikampung untuk menopang biaya persalinan yang mahal.


Aku sangat terbantu dengan kehadirannya yang menjadi pelipur lara di keseharianku dirumah, bagiku dia tak hanya sekedar PRT atau pemuas nafsuku semata tapi sebenarnya juga merupakan sahabat sekaligus teman yang bisa menjadi tempat curhatku.

Terlebih kesibukanku dikantor yang membuatku harus kembali terjelembab dengan dunia seks bebas lagi yang semestinya sudah lama kutinggalkan.






MINGGU-MINGGU AWAL DIKANTOR


Jadi biar kuceritakan dulu awal mulanya supaya runut kenapa aku bisa masuk ke pusaran Free Sex ini lagi dengan orang-orang kantor yang terjadi diluar arahan dari Niko dan sejujurnya aku sudah tidak mau lagi melakukannya karena aku sudah kenyang yang beginian dimasa laluku.

Semuanya dimulai dari Willy, salah satu anak marketing yang berangkat ke Bali di acara evaluasi tahunan beberapa bulan silam. 

Bagaimana caraku menjelaskan orang ini ya? Hmmm...

Cowok ini sinting sekaligus obsesi sekali denganku, dia fanatik dan terasa yang paling penasaran terhadapku seolah semua hal mengenai diriku ingin dia cari tahu. Malahan aku sering mendapati dia mengintip dari balik pintu atau sela jendela ketika aku habis melayani orang-orang direksi yang tak kusadari bahwa sepanjang aku digarap dia sudah menontoninya.


Dan begitu kupergoki melalui pandangan bukannya dia segera bersembunyi tapi justru tersenyum menyeringai barulah kemudian pergi menghilang.


Memang sedikit Creepy juga diintai seperti itu tapi aku cuek saja, ya pokoknya kesimpulanku dia merupakan seorang Stalker yang ulung.

Karena terus mengawasiku dia jadi hapal jam-jam aku senggang atau jam dimana Niko akan keluar tanpa diriku, spesifiknya disini aku bercerita tentang masa awal-awalku ketika baru resmi jadi sekretaris dirut alias baru mulai rutin bekerja.

Kak Willy jelas senang sekali menyadari aku kini satu kantor dengannya, berhubung sekembalinya kami dari Bali waktu itu dia getol mengirimkan pesan di IG ku yang intinya dia ingin mengajakku jalan atau Speak-Speak gitu deh.

Tentu tak terlalu kutanggapi dan hanya kubalas singkat dengan emoji-emoji, heran karena di IG ku sudah sengaja banyak kuunggah foto mesraku bersama Dimas tapi masih banyak saja yang berani nyepik. Tidakkah mereka minder melihat betapa ganteng dan gagahnya cowok gantengku itu?

Tapi kak Willy memang benar-benar berani! Disaat para karyawan lain belum berani bersikap kurang ajar padaku namun dia sudah berani mengajakku yang notabene 'orangnya si bos' ini untuk mojok. Bahkan para marketing-marketing lainnya yang ikut berangkat ke Bali waktu itu saja sama sekali tak berani menyentuhku, padahal mereka sudah puas menjajalku namun mereka hanya sebatas mencolek-colek dan mensiuli saja kalau dikantor.

Pertamanya sih ketika di Lift, aku ketemu dia disana dalam perjalananku naik ke lantai atas, di dalam mulanya kami sama-sama diam tapi terasa olehku dia semakin memepet hingga akhirnya dia meremas-remas bokongku. Aku diam saja dan hal tersebut selalu terjadi, entah kenapa dia bisa satu Lift terus denganku.  

Mungkin setelah melihat aku yang sama sekali tidak protes dia jadi semakin nekat hingga mengajakku mojok. Dari yang mulanya sekedar berciuman, menggrepe-grepei jadilah kami ML disudut-sudut yang tidak bisa dikatakan sepi tidak pula dikatakan ramai, intinya masih di jalur perlintasan karyawan lain.

Inilah yang kukatakan kalau orang ini agak sedeng karena berani-beraninya Barbar begitu, dan itu terus dia lakukan di minggu-minggu awalku. 

Tiap jam istirahat dia sudah pasti akan ngetem di depan Lift menungguiku lalu mengajakku pergi ke pojokan-pojokan kesukaannya.


" Beb kita main di sini aja yuk.. Aku udah sange bener nungguin kamu gak keluar-keluar ruangan.. " 

Celetuknya yang membuatku geli dengan panggilannya itu kemudian pasti akan memelukku erat ketika kami sudah mulai berduaan. 

Willy tidak membuang waktu dengan langsung memojokkanku ke tembok kemudian melahap bibir dan menciumiku penuh nafsu. 


Kuat terasa dengusan nafasnya ketika memagutku yang hanya bisa pasrah dia dekap untuk dicumbui dan herannya aku kenapa dia selalu memilih tempat-tempat yang tidak aman, seolah ingin aksinya dilihati orang atau memang sengaja mengeksposku, waktu itu aku masih belum paham.

Tak jarang aku mengingatkannya namun dia tak peduli dan terus saja memaksakan nafsunya.


" Jangan kak, nanti diliat orang... Vera ga enak... " bisikku menunduk memalingkan wajahku darinya tapi masih dia ngeyel.

Dan ketakutanku terbukti benar, berkali-kali kami dipergok karyawan lain yang entah sekedar lewat atau memang berkepentingan diruangan yang kami pakai untuk mojok itu.


Seketika kami memisahkan diri, kak Willy akan langsung mengambil jarak pura-pura mencari kesibukan lain sementara aku yang repot kalau sudah begitu membenarkan pakaianku yang telah tersingkap atau berceceran kemana-mana.

Aku hanya bisa menunduk membuang wajah lalu sesekali kulirik kesal kak Willy yang hanya diam seolah tiada berdosa, padahal sudah kuingatkan.


Untungnya kebanyakan dari mereka cuek-cuek saja, seolah sudah tahu kalau aku ini hanyalah pecun yang dikamuflasekan jadi pegawai oleh Niko, sedangkan waktu itu masihlah awal-awal aku masuk ke kantor jadi yang mengetahui kalau aku memang cewek bispak harusnya hanyalah anak-anak marketing yang waktu itu berangkat seperti kak Willy ini saja, dan dari sana aku sadar kalau memang gosipnya sudah menyebar jauh sebelum aku resmi diangkat sebagai karyawan tetap.

Willy melanjutkan lagi aksinya selepas orang itu lewat, tangannya segera membuang Blazer yang kukenakan lalu mengangkat rokku hingga keatas merapatkan pahaku untuk kemudian dia selipkan kontol tegangnya disela pahaku itu.


Oh ya si Willy selalu merekam adegan mesum yang dia lakukan padaku, dimana saja dia melakukannya pasti tidak pernah tidak dia rekam aksi kami.

Dia sendiri masih bujangan, nafsunya juga tinggi sama seperti Niko cuma bedanya Niko itu berkelas dan memperlakukanku dengan baik sementara kak Willy serampangan sekali. 

Aku tidak ada masalah dari penampilannya karena sebenarnya dia cukup menarik perhatian tapi sifat tidak sopannya itu yang aku kurang suka, kalau ketemu pasti seketika dia tarik tanganku kemudian membawaku ke pojokan dan langsung main entot saja. 


Kenekatannya sering membuatku ketar-ketir karena acapkali dia memilih tempat yang rawan untuk menikmati Body langsingku ini. Baik ditepi tangga, di dalam Lift, atau menggarapku dikamar mandi yang sengaja dia buka pintunya.

Walau seisi kantor sudah tahu kalau aku cewek bispak tapi tetap saja rasanya tidak patut untuk kami melakukannya di muka umum.

Meski begitu kuakui kak Willy ini berhasil membuatku terkesan, aku sangat suka dengan permainan menantangnya itu yang sangat memacu degub jantung, hanya saja aku tak mau menunjukkannya kalau aku sebenarnya suka, makanya aku tak pernah memprotes setiap kali dia lagi kepingin.


" Uhhh dekk!!.. Lobang pantet kamu udah molos tapi kok memek kamu masih ngejepit dan peret banget gini si beb?.. "

" Udah tiap hari dipake gak jebol-jebol nih... Ahh.. " bisiknya nakal dikupingku sambil memeluk dan menyetubuhiku dari belakang.

Mulutnya memang kotor, dia tak ragu melecehkanku dengan kata-kata kasar seperti memanggilku pecun, cewek bispak dan itu semua sungguh terasa dahsyat ketika masuk dikupingku apalagi ketika dilakukan dalam Quick Sex seperti itu, sensasi takut sekaligus khawatirnya benar-benar nampol dikepala!

Erangan kami sama-sama tertahan, kak Willy terus celangak-celinguk menggenjotku sementara suara ceplak-ceplok hantaman selangkangan dia beradu dengan pantatku terdengar jelas, sampai akhirnya salah satu marketing berprestasi tahun ini itupun mendapatkan puncak ejakulasinya yang dia hujam sekencang-kencangnya dalam satu hentakan di dalam vaginaku.

Aku diam saja menggigiti bibirku menahan gigil nikmat suntikan benihnya yang terasa hangat menyemprot dirahimku, namun sekali lagi meski keenakan aku berusaha tidak pernah mau menunjukkan itu pada dia.

Tapi semuanya belumlah selesai, kak Willy jarang sekali puas dengan satu ronde saja, bahkan waktu nafasnya masih terengah-engah dia cari apa saja yang ada entah itu kardus ataupun kain hordeng untuk dia jadikan alas untukku kemudian dengan cepat dia rebahkan badanku ke lantai dan kembali mengentotiku.


" kaakk... udaahhh... " erangku lemah sedikit memprotes aksinya yang masih mau tambah.

Apalah arti ucapan dari cewek murahan sepertiku ini dibawah kolong seorang pria yang begitu terangsangnya pada diriku, hingga berikutnya yang bisa kulakukan hanyalah pasrah memandanginya sendu sembari mencengkram lengannya kuat saat dia mulai genjot lagi memekku yang bahkan belum resap menampung air maninya.


" Sejak kapan kamu jadi lonte gini dek?.. "

" Badan kamu enak banget... Pasti tiap hari dipupuk peju terus ya sampe jadi mantep body kamu.. "

" Udah berapa banyak cowok yang ngecrot di memek kamu ini beb?.. Ohhh!!.. "

Contoh racauan-racauannya yang sungguh mengharuskanku menarik nafas dalam-dalam agar tidak tersulut sisi liarku yang gemas sekali ingin membalas permainan verbalnya itu.

Gilanya saat kami sedang fokus dalam buai nafsu kami masing-masing seringkali aku ditelpon oleh Niko dan ketika aku ingin minta waktu sejenak Willy malah menyuruhku mengangkatnya sambil dia entoti diriku!

" Angkat aja sa..sayang... Ahh.. Aku lagi tanggung banget ini... " ujarnya waktu aku minta dia memisahkan dirinya sebentar dariku untuk mengangkat telpon dari Niko.

" I..ini dari Niko kak.. Stop be..bentar aja nanti lanjutin lag..lagi.. " jawabku yang panik sambil mendesah berhubung dia masih menggenjotku sementara telponnya harus segera kuangkat.

Tapi dia tak perduli dan sedang berada diujung-ujung klimaksnya hingga mau tak mau terpaksa aku angkat telpon dari bosku itu dalam keadaan tengah melayani kak Willy.


Sekuat tenaga aku tahan nafas, erangan apalagi desahanku demi meladeni Niko yang menanyakan dimana posisiku ketika kejadian dikarenakan jam istirahatnya sudah habis dan dia melihat aku tidak ada diruangan.

Ketahuilah aku kelabakan menjawabnya, kukatakan saja aku masih di tempat makan dan sebentar lagi akan segera balik kantor.

Kak Willy tersenyum melihatku berjuang mati-matian untuk tidak membuat suara mencurigakan agar bos kami itu tidak sadar bahwa sekretaris berambut panjangnya ini ternyata sedang meladeni nafsu biologis salah seorang karyawannya yang paling nekat di sudut kantor. Malah Willy dengan sengaja mempercepat genjotannya juga seketika menciumi bibirku yang semakin menjadikanku panik!


Aku menggeleng memberikan kode ke kak Willy untuk tidak melakukannya namun dia sudah terlanjur tidak tahan dengan wajah sendu nan Innocent ku hingga langsung membuat dia kalap untuk memagutnya rakus!

Jelas teringat olehku seperti apa sensasi gilanya yang kurasakan waktu itu, bahkan aku tak hanya sekedar pasrah membiarkan dia mengunyah bibir tipis merah mudaku tapi juga justru aku memejamkan mata menikmatinya, padahal yang sedang berbicara olehku adalah bosku sendiri, pemilik tubuh seksiku setelah Dimas!

Sebenarnya sampai sekarang aku sama sekali tidak tahu apa respon dari Niko kalau sampai dia tahu kalau ternyata tanpa sepengetahuan dia banyak dari anak buahnya yang sering menjatahku, apalagi mengetahui kalau sering ketika ditelpon olehnya aku dalam kondisi masih sebadan dengan karyawannya.


Untungnya sampai sekarang aksi kami itu tidak pernah ketahuan, aku tidak tahu seperti apa reaksinya kalau sampai tahu, apalagi mereka-mereka sampai membuat jadwal 'lembur' sendiri disetiap malamnya demi bisa menggilirku.

Memang Niko berbeda sekali seperti Dimas yang Over-Possesive tidak mau menge-Share ku ke orang lain, tapi tidak ada jaminan jika dia pun akan mentolerirnya.

Secara pribadi aku merasa tidak enakan dengan Niko, masa pecun pribadinya ini sampai dipake oleh orang lain tanpa seizinnya kan tidak sopan namanya, karenanya aku berusaha juga mengontrol-ngontrol diri apalagi godaan dikantor memang berat berhubung banyak sekali karyawan cowoknya yang sedap dipandang mata, jadi lingkungan ini memang sejak awal sudah tidak sehat untukku yang sangat tidak bisa melihat cowok-cowok sedang berkumpul.


" Sayang keluar dalem ya? Bisa kan?... Ah... " bisik kak Willy sambil men-Doggy ku yang tertelungkup minta keluar di dalam.

Aku diam tak menjawabnya dan fokus meredupkan mata merasakan kontolnya yang berdenyut-denyut pertanda dia sudah mau buyar di dalam sana, jelas aku ingin kalau dia tembak dalam.

" Ohhh deekk... Bentar lagi aku keluar sayang... Gila enak bangeet!!... "

" Kalo kamunya seenak ini berapa kali cowok kamu minta jatah sehari dek?.. " 

" Auto crot dalem terus dia pasti.. " sambungnya meracau tak karuan mulai menghujani pertanyaan mesumnya yang intens dia lancarkan jelang ejakulasinya.

Aku memejamkan mata dan leguhanku berkali-kali bocor dalam momen ini, bahkan tak jarang aku kelepasan menjawab pertanyaan dia yang seharusnya tidak perlu aku jawab demi Image gadis manis yang sangat susah payah kujaga.

" I..iya kaak... Ahh.. Ahh.. " seruku lirih.

" Apa yang iya cantik?.. "

" Aku penasaran kontol cowok kamu segede apa ya? Secara cewek seseksi kamu pasti doyannya milih yang kontolnya gede.. "

" Beruntung bgt dia bisa ngewein kamu terus dek.. Pasti kamu mau-mau diapain aja sama dia ya? Mana kamu ampe natoin nama dia lagi di tengkuk kamu yang seksi ini... Ahhh... " endus dia mengecup leher belakangku mengutarakan hal yang kira-kira subtansinya sama seperti Niko.

Aku menutup mulutku dengan tangan mengepal dan memejamkan mata, memekku tambah banjir jelang orgasmeku karena bacotannya yang dia layangkan persis dikupingku.

" Gak kebayang segimana kerangsang cowo kamu ngeliat ada nama dia dibadan kamu yang super hot ini yang... " 

" Aku aja dulu ngaceng bener waktu nyuruh mantan pacar pake kalung namaku, lah ini ditatoin.. "

" Tatoin juga nama aku dong dek, di paha atau di pinggang langsing mulus kamu ini... Gimana mau gak dek? Aku bawa kamu ke stu..studio tato sekarang ya sayang?? Uhh!!... " 

Sambung Willy makin panas ditengah enjotannya yang makin cepat menimpukku dari belakang, dalam hatiku seenaknya dia saja mau menatoi bagian tubuhku dengan namanya mentang-mentang aku pasrah-pasrah begini. 

Terus terang aku terangsang dengan ocehannya itu, sekejap kubayangkan bagaimana kalau aku benar-benar melakukannya, kak Willy membawaku ke studio tato lalu dia menatoi tubuh putih porselinku ini dengan namanya dan seperti apa reaksi Dimas melihat pulang-pulang badan cewek cantiknya sudah berbubuh nama orang lain?

" Sttshhh!!!... "

Aku mendesis merasakan betapa liarnya bayangan itu! Bahkan aku membayangkan tak hanya nama kak Willy saja yang permanen ditubuhku tapi juga beberapa nama cowok lain seolah menjadikan diriku bukanlah milik siapa-siapa melainkan memang milik banyak orang!

Namun aku hanya sebatas terbawa dari efek permainan verbal kak Willy yang dia lakukan ketika itu, aku memang murahan tapi tidak sampai gitu juga untuk rela ditatoi nama orang tidak kukenal yang mengentotiku, ini kulakukan teruntuk Dimas saja karena memang dialah sang pemilik utama diriku.

Tapi kalaupun kak Willy saat itu serius nekat membawaku ke studio tato, aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku benar-benar bisa menolaknya? 

Dan yang kudapat adalah jawaban tidak tahu. 

" Kamu udah biasa ngentot dari kapan?.. Pasti dari SMA dulu ya dek?.. " 

" Ohh... Siapa temen cowok kamu yang beruntung itu dek? Bisa merawanin bule cantik kayak kamu ini sayang?.. " bisiknya yang kuingat tak henti-hentinya terus menyerangku dengan pertanyaan penasarannya dan sesekali menggigit kupingku memfokuskan tumbukannya yang menghantam pantat berisiku.

Aku mencengkram keras hordeng yang jadi alas perzinahan kami mendengar bisikan nakal kak Willy, yang tidak dia tahu bahwa perawanku hilang bukan ketika aku SMA tapi sudah sejak usiaku 13 tahun dan orang itu bukanlah teman atau pacar pertamaku melainkan ayah angkatku sendiri.

Beberapa sodokan kemudian, dia meleguh keras kemudian menikam sedalam-dalamnya kontolnya di dalam memekku, memuntahkan lahar panasnya sama seperti ronde pertamanya.

Setelah badai yang masing-masing kami rasakan mereda, kak Willy akhirnya memisahkan tubuhnya dari tubuhku kemudian menyuruhku berjongkok untuk menghisap kontinya sebentar hingga bersih lalu barulah kami tegak memasang kembali pakaian yang entah sudah berserakan kemana-mana.

Kak Willy selalu melarangku untuk mengelap atau membersihkan air maninya, dia berdesis menyaksikan dari memekku menetes-neteskan sperma segarnya dan waktu itu aku masih belum tahu kalau ternyata dia serius berkeinginan untuk menghamiliku.

Aku menurut saja lalu memakai pakaianku kembali, karena sesampainya dilantai atas pasti akan kubasuh memekku di WC yang ada diruanganku dari pejunya. Aku tidak ingin mengambil resiko jika sewaktu-waktu Niko memanggilku untuk melayaninya lalu menemukan ada peju orang di dalamnya, tentu aku belajar dari kasus Dimas yang tidak mau aku ulangi lagi.


Dari sana Willy jadi semakin berani terhadapku melihat aku yang diam saja meladeni setiap aksi-aksinya. Kenekatannya yang paling kuingat adalah sewaktu dia membawaku ke toilet. 

Seperti biasa di Lunch Break dia sudah menungguiku kemudian mengajakku ke WC khusus karyawan pria di lantai 4.


Di dalam dia memeluk-meluk juga memegang-megangiku sambil dia rekami sebagaimana kebiasaannya sehari-hari ketika mojok denganku, sementara aku masih sama yakni bersikap pasrah.

Entah kenapa meski aku sudah tidak ingin semurahan ini lagi namun selalu sulit bagiku untuk mengatakan tidak, seakan ini telah menjadi pembawaan dariku yang sama sekali tidak bisa kuubah dari sejak dulu tak peduli seberapa keras aku mencoba mengingatkan diriku sendiri tapi tetap aku tidak bisa!

Sukar untuk aku jelaskan yang jelas aku selalu kehilangan daya dan jadi lemas setiap kali sudah dipeluk atau dibisiki kalimat-kalimat nakal oleh pria.



Selama beberapa menit kak Willy mencumbuiku sambil memfokuskan Angle rekamannya. Aku menunduk terus dan memalingkan muka berusaha menunjukkan keenggananku walau kontol tegangnya yang memepet bokongku dari belakang sudah membuatku gelisah untuk ingin cepat-cepat segera dia coblos.

" Buka celana kamu beb... " bisik dia tak lama mengagetkanku.

" Kk mau main disini?.. Serius kak?.. " henyakku menatapnya secara menyamping jelas kaget mengetahui jika kali itu dia mau ML di toilet kantor.

Dan kak Willy serius! Bahkan dia melorotkan sendiri rokku setelah melihat aku ragu-ragu.


Kukira dia hanya sekedar mencumbuiku saja disana, lalu membawaku ke tempat lain untuk eksekusinya, tapi siapa sangka jika yang dia pikirkan waktu itu sangat jauh dari perkiraanku sama sekali.


Dia mulai menelanjangiku, tak main-main dia membuka seluruh pakaian yang kukenakan hingga menyisakan kemeja, High Heels dan Name Tag ku saja.

Sejurus setelah nyaris membuatku telanjang di WC itu kemudian aku rasanya seperti tersambar petir sewaktu Willy tiba-tiba mengeluarkan dua lembar kain hitam dimana yang satunya dia ikatkan ke tanganku.


" Eeh?.. " tolehku kearahnya tak tahu apa maunya yang tiba-tiba mengikatkan kain tersebut di pergelangan tanganku.

" Hmmm... Kenapa sayang? Kok kamu kayak yang aneh gitu?.. "

" Yakin kamu masih aneh sama permainan iket-iketan gini?.. " ujarnya tersenyum tipis yang membuatku terbelalak kaget!

Mungkinkah kak Willy ternyata sudah tahu bahwa ketika sedang dipakai oleh Niko dan teman-temannya aku sering diikat-ikat seperti ini? Atau malah tentang permainan panasku dengan Dimas juga sudah dia ketahui karena ke kepoannya itu yang gigih mencari tahu segala tentangku? 

Pertanyaan-pertanyaan itu langsung menghiasi kekagetanku tak menyangka jika sudah sampai sejauh itu dia mengetahui tentangku dan saat kak Willy mengikat tanganku keatas tepat di pintu WC nya, tidak tahu kenapa aku semakin ingin pasrah!



Mataku dengan sendirinya menyayu sedangkan kepalaku terus tertunduk meski sesekali kuarahkan ke dia seolah penasaran apa komentarnya melihatku dalam keadaan seperti ini.

Dia hanya menatapku dengan senyumnya, mengarahkan kameranya dari sudut ke sudut untuk mengambil visual terbaik dari indahnya lekuk tubuhku yang sudah diakui oleh banyak lelaki, dan seperti yang Dimas bilang jika wajahku yang sendu sekaligus pembawaanku yang pasrah ini memang akan lebih memancarkan sensualitasnya apabila diikat-ikat begitu.

" Aku tinggal bentar ya dek, kamu disini dulu... Nanti aku jemput lagi.. " ucapnya yang lagi-lagi membuatku tersentak kaget malah dengan lonjakan libido!

Aku menatapnya dan menggeleng lemah menunjukkan keenggananku yang jelas tidak selaras dengan gerak tubuhku.

" Kak... " 

" Ka..kayaknya ini berlebihan deh.. Vera gamau kak.. " gelengku takut namun dia tanggapi secara santai.

" Hahaha.. Adek-adek.. Kamu tuh bener-bener bikin orang pengen ngekiss kamu terus rasanya.. "

" Bentar kok, aku ngambil minum doang abis itu kesini lagi.. "

" Lagian kamu gak mau tapi kok memek kamu basah beib? Hehehe.. " ejek dia lalu mengusap memekku yang memang sudah basah sekali.


Oh ayolah, aku mau dia tinggal di sebuah toilet yang di pintunya jelas-jelas tertulis For Gentle dalam keadaan terikat dan setengah telanjang, kemudian dia heran kenapa aku bisa terangsang?

" Gimana bisa gue gak kerangsang sementara gue tau kalo gue bisa diperkosa orang kayak film Jepang yang diceritain Dimas waktu itu... "

" Mau pecah tau gak pala gue nahan ni libido, terus sekarang lo malah sarkas, fuck you boy!!.. " umpatku dalam hati karena di momen tersebut aku benar-benar terpantik dengan apa yang dia lakukan.


Aku memejamkan mata dan berusaha sekuat tenaga menahan supaya pikiran beserta keagresifanku tidak mengambil alih tubuhku.

Dia tidak tahu betapa sulitnya aku menjaga supaya sisi liarku ini tidak keluar, serius saat itu sempat terlintas dibenakku untuk ingin menunjukkan diriku yang sebenarnya ke Willy tapi aku takut nanti dia ngeri melihat ternyata aku tidaklah semanis yang selama ini terlihat.


Kak Willy mengambil kain hitam yang satunya lagi dan langsung dia lilitkan untuk menutupi mataku, kepalaku semakin terombang-ambing menyadari jika dia sungguh serius dengan idenya tersebut.

Dan akhirnya setelah mencium keningku dia meninggalkanku sendiri dalam keadaan terikat di kamar mandi kantor dihari itu!


Aku terdiam melongo mendengar langkah kakinya menjauh dariku, bahkan aku tidak mendengar suara pintu tertutup, yang berarti kak Willy memang sengaja mengeksposku agar terlihat siapapun yang lewat apalagi oleh yang mau memakai kamar mandinya.

Yang ada dalam kepalaku hanyalah ketidakpercayaan bahwa yang begini akan terjadi juga dilingkungan kantorku, maksudku tidak secepat ini karena saat itu aku baru benar-benar bekerja disana.


Bermenit-menit sejak dia tinggalkan aku gelisah sekali, aku terus menggeseki pahaku berusaha membuang rasa gatal di memekku yang berdenyut-denyut hebat. 

Jujur itu seperti sebuah Dejavu dari apa yang Dimas lakukan beberapa waktu lalu padaku, bedanya saat melakukannya dengan dia aku beruntung tidak ada yang lewat sementara dikali keduaku itu rupanya keberuntunganku sudah habis!


" Kak Wil?.. " panggilku memastikan apakah itu kak Willy atau bukan setelah mendengar langkah kaki berjalan kearahku berhubung dia bilang cuma mau mengambil air minum sebentar.

Tapi rupanya itu bukanlah dia dan aku jadi sangat panik ketika si lelaki yang aku tidak tahu wujudnya seperti apa itu langsung merabai dada besar juga pinggang Slim ku. 

" Wah kamu sekretaris bule barunya si bos itu kan? Yang katanya digilir sama anak-anak marketing pas acara evaluasi tahunan?.. "

" Astaga kok kamu ada disini? Mestinya kamu kan ada dilantai atas ngelayanin bos-bos.. " komentar pria yang suaranya terdengar sudah berusia 40 tahunan lebih itu.

" Sial, bener-bener udah nyebar ternyata!... " ucapku dalam hati jadi kesal sendiri lagi-lagi mengetahui ternyata kebispakanku sudah diketahui semua elemen dikantor.

" Oh rupanya bos sengaja ngasih suprise ya? Tumben biasanya divisi marketing terus yang dimanjain.. "

" Yaudah deh kalo udah disiapin telanjang gini.. Saya pake deh.. " 

" Kapan lagi bisa make bule cantik kayak kamu... " tutur pria tersebut bersamaan dengan suara ikat pinggang juga resleting yang dilepas pertanda dia akan segera menggauliku!



Begitu kepala kontolnya tercelup di memekku aku jadi kalut dalam campur-aduk perasaan yang kurasakan! Pikiranku terbagi dalam dua arah lagi bingung harus berbuat apa.

Aku sangat suka membiarkan diriku disetubuhi sembarang orang seperti itu sementara aku meski menjaga sikap supaya gelagat Slut ku tidak sampai disadari oleh orang-orang lingkungan kantorku.

" Ahhh gila!! Pepeknya bu sekretaris basah banget... Ohh Aku nak keluar bae nih buu... " ringisnya dengan logat Sumatera Selatan yang khas setelah beberapa saat mengentotiku dari belakang.

Aku terdiam memingkemkan mulutku pasrah, ketahuilah yang bisa kulakukan hanya pasrah hingga si lelaki itu akhirnya berejakulasi di memekku kemudian langsung buru-buru dia nyelonong pergi tak berkata apa-apa!


Selepas lelaki itu pergi kupertajam sekaligus kutegaskan ke diriku sendiri tentang sensasi dari apa yang terjadi.

" Bangsaatt!!... Gue diewein terus langsung ditinggal gitu aja... Cepet kasih gue kontol lain anjing!! Gue suka banget diginiin tuh!!.. "

" Mumpung memek gue masih anget... " bacotku memilih menggila dalam hati saja merasakan betapa luar biasanya sensasi yang kudapat!

Dari kalian rasanya aku sudah tidak perlu menutupi ini lagi, tapi masalahku adalah menyembunyikannya dari mereka terkhususnya si bos yang juga jadi Sugar Daddy ku.

Kurapatkan pahaku supaya pejunya tidak menetes dan terbuang sia-sia, kutunggu beberapa lama sampai kontol berikutnya datang, malah aku tidak peduli sudah kelewat lagi dari jam makan siangku akibat ulah Willy itu.

Kupingku jadi sangat awas mendengar setiap suara yang terdengar karena inilah satu-satunya indera yang masih bisa kuandalkan.

Tak lama seketika jantungku rasanya digedor dengan keras waktu kudengar ada banyak derap langkah yang berjalan mendekat kearahku! Aku beramsusi bahwa itu lebih dari dua orang yang perlahan semakin mendekat mendekat dan mendekat sampai langkah tersebut akhirnya berhenti tepat di depanku!


" Apa nih? Kok gue mau boker tau-tau ada bidadari kegantung gini dipintu kamar mandi?.. Hehehe.. " ucap seseorang cengengesan dan langsung merabai-rabai badan mulusku. 

" Wei gila lo liat tuh badannya cuy, kenceng dan putih banget!!.. " yang satunya menimpali dengan turut meremas toket bulatku.

" Kontol enak bgt kalian waktu itu ye, dikelilingin berapa katanya 6-7 pecun yang cantiknya kayak begini pas disono.. " 

Terdengar olehku jika mereka tampak bercakap dengan seseorang, dan begitu kudengar yang membalas komentar orang itu adalah kak Willy aku jadi tahu kalau dia sengaja mengajak 3 orang anak administrasi tersebut untuk menjajalku yang sudah dia gantung terikat di kamar mandi.


" Hahaha asli bang, emang pereknya ada banyak.. Tapi nunggu antriannya yang satu ini yang lama bgt, rata-rata pada ngatriin pengen make die semua soalnya.. "

" Maklumlah kualitas luar, liat aja bos kita ampe gabisa lepas ama nih bule.. Hahaha.. " jawab Willy enteng sementara aku habis digerayangi mereka.


" Uhhh kaaak... " erangku kelabakan saat tubuhku habis mereka santap baik di toket, pantat, perut dan paha. 

Sontak adrenalinku naik dengan instan sekali dan bisa kubilang bergejolak ke titik paling tingginya, apalagi waktu mereka menertawakan bahwa aku habis dipake orang lain karena di memekku masih meneteskan air mani bekas orang tersebut.

Willy tak mau membuang waktu, dia lepaskan ikatan tali yang mengikat tanganku lalu menyuruhku duduk bersimpuh untuk mulai mengulum kontol mereka satu persatu.


Bodohnya aku mau-mau saja menuruti maunya, aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku ke kalian, tapi kalian pasti mengerti kan? Badanku tidak bisa bergerak dan aku hanya bisa menggigil merasakan sensasi luar biasanya yang tidak kusadari bahwa inilah awal rentetan kenapa aku bisa jadi budak seks seisi kantor setelahnya.

Dan itu hanya gara-gara ulah satu orang, Willy.


Mulutku mereka gilir lebih dulu sebelum beralih menikmati Pussy ku.

Mereka sempat memuji-muji seponganku yang mereka katakan sangat legit sekali, tentu saja karena sudah ratusan lebih kontol yang sudah kuhisap dengan mulutku ini dari sejak aku remaja dulu jadi wajar kalau aku sangat ahli ketika mengoral penis pria.

Setelah semua sama rata mendapatkan kenikmatan mulutku akhirnya tibalah juga momentum dimana mereka memakai memekku secara bergantian.


Melihatku tidak protes dan rela-rela saja mereka gilir membuat mereka jadi lebih berani padaku, harus kukatakan ini adalah sebuah momen yang menjadi Game Changer dari kehidupan kantorku yang semula kuduga akan formal dan sangat membosankan namun jadi sangat liar seperti masa-masa remajaku dahulu.


Satu persatu secara bergiliran empat orang termasuk kak Willy mengentotiku yang mereka letakkan di wastafel kamar mandi.

Aku mengerang dan menggeleng-geleng hanya bisa pasrah mereka gilir dengan mata tertutup. Rasanya dahsyat sekali apalagi ketika kurasakan suntikkan 'bisa' dari pria yang katanya sangat beracun itu.





Di dalam toilet karyawan pria dilantai 4 itulah yang menjadi saksi awal dari aksi kenekatan kak Willy yang seolah dihari itu sedang memperkenalkanku ke karyawan lainnya bahwa aku bisa dientoti kapan saja dan takkan terjadi apa-apa.

Sifat pasrahku ternyata benar-benar dimanfaatkan mereka, sementara menunjukkan Vera yang agresif juga tidak bukanlah keputusan yang tepat karena hanya akan membuat bosku ilfil, serba salah memang tapi mau bagaimana lagi sudah seperti inilah kisahku sejak dulu.

" Kenapa? Kok cembetut gitu sayang?.. Senyum dong aku sayang kamu loh bebs.. " cengenges kak Willy dengan alay seolah tidak merasa bersalah kemudian langsung memelukku setelah melihatku terus memandanginya dengan muka sebal sembari memakai pakaianku yang awut-awutan.

" Apa sih kak!.. " dorongku pelan lalu memalingkan wajah menolak saat dia ingin mencium bibirku karena aku sedang kesal dengannya ketika itu dan lagi-lagi harus membuatku terlambat untuk kembali ke ruangan dari jeda makan siang.

" Udah sih dek gausah sombong-sombong, kamu kan bispak ini.. " balas dia sekenanya yang selalu menjadikanku terdiam.

Dia pun menutupnya dengan dia memberikan sekecup ciuman dipipiku lalu kami pun bubar. 


Seminggu setelahnya aku terus melayani kak Willy dan anak kantor lain yang tiap hari dia ajak untuk turut merasakan badan mahalku, baik disaat bos pergi, jeda makan siang atau menyuruhku tidak langsung pulang sehabis jam kantor usai.

" Dek.. Temen-temen dari divisi keuangan pengen juga nih, kamu OK kan?.. " bisiknya seakan memposisikan dirinya layaknya Niko yang bisa memberi order padaku.

Aku yang sedang dia setubuhi tak bisa berbicara banyak karena orgasmeku sedang menjelang maka kejadian lagilah hal-hal serupa disehari-harinya.

Segera setelah menerima semprotan sperma hangat kak Willy dan sekeluarnya dari kamar mandi membersihkan diri, sekeluarnya sudah pasti akan kulihat 2-3 orang yang dibawa dia telah menunggu lalu mau tak mau harus kuladeni.

Itu terus terjadi di masa awal aku baru masuk dulu dan pernah disuatu malam aku kelepasan. Aku tak bisa menahan Squirt ku karena orang yang Willy bawakan berhasil menjebol pertahananku.

Kuingat ketika aku sedang akan bersiap pulang tiba-tiba seperti biasa Willy datang keruanganku dan dia membawakan dua cowok yang ingin menjajalku.

Aku langsung dikelilingi oleh mereka yang menggunakan jasa mak comblang dari Willy itu untuk melepas rasa penasaran mereka terhadapku.

" Yaudah tuh pake aja cewek gue tapi pelan-pelan ya? Belum gue isi soalnya.. " tukas si Willy yang berlagak seolah-olah aku ini pacarnya saja. 


Orang-orang keuangan tersebut sontak langsung meraba-rabai dan mulai menciumku bergantian, mengoper wajah cantikku dari satu mulut ke mulut temannya begitu saja tanpa bisa kuperbuat apa-apa.



" Gila pasrah bener nih cewek, dari mukanya sih kayaknya ini tipe-tipe yang keenakan kalo diperkosa cuy... Hahaha.. " komentar seseorang yang baru saja menciumku.

" Blasteran lagi, badannya semampai dan tokbrut pula, anjing mantaplah!!.. "

" Si bos koneksinya emang jangan diraguin, liat dia bisa ngegaet yang ginian jadi gundiknya.. " timpal yang satunya lagi sementara aku sibuk membalas ciuman nafsunya.


" Iyalah, siapa dulu bini gua!!... Calon mamanya bayi gua nih.. "

" Ya kan sayang?.. " celetuk Willy sok pede kemudian membelai rambut yang menutupi wajah cantikku sambil dia rekami seperti biasa ketika aku dientoti oleh cowok yang dia bawa.


Gairahku naik lagi, padahal belum lima menit aku orgasme setelah habis Willy entoti sebelumnya tapi sudah meninggi lagi dengan cepat, terlebih orang yang dia bawa pada kejadian yang kuceritakan ini punya nafsu tinggi dan agresif sekali mencium-cium seluruh lekuk tubuhku hingga membuatku kegelian.

Puncaknya ketika mereka mengangkat tanganku keatas dimana aku sudah tahu bahwa ketiak mulusku jadi sasaran selanjutnya, As Always!


" ja..jangan kak, jangan ketiak.. " pintaku dengan suara pelan sambil menggeleng manja karena tahu rasanya geli sekali jika bagian itu diseduh apalagi oleh dua orang sekaligus.

" Anjritt mulus bener, wangi lagi!!.. "

" Buset nih ketek di blicing kali ya? Kok bisa putih banget gini ketiak kamu sayaang... " 

Komentar mereka lagi-lagi terlontar memandangi penampakan ketiak super halus dan mulusku itu yang mereka tidak tahu perawatannya paling ribet sekaligus yang paling menyita waktu bahkan lebih ribet dari perawatan rambut.

Sambil menatap kearah kamera kak Willy aku terdiam tak bisa berkomentar dan bersiap saja merasakan sentakan awalnya yang akan sangat menyengat ketika titik super sensitif itu diradukan dengan mulut.

Puas memandangi dan mengendusnya akhirnya detik menakutkan itu kejadian juga, segera secara kompak ketiakku mereka santap!


" ASSSTTT.... KAKK OHHH!!... " desisku keras dengan wajah terdongah keatas menahan seruputan liar mereka diketekku.

Aku sampai mengentak-hentak kakiku ke lantai merasakan gelinya namun kuakui sensasinya dapat! Bahkan setelah wajah mereka tak lagi terbekap disana bisa dengan jelas kurasakan dan kulihat air ludah mereka sampai menetes-netes saking basahnya daerah tersebut mereka seduh.

" Ayo cantik kocok kontol kita... "

" Katanya kamu suka kontol, waktu di Bali gosipnya kamu minta tambah kontol kan.. Hahaha.. " bisik seseorang yang berada disebelah kiriku mulai melecehkanku dengan kata-kata panasnya. 


Kak Willy tampak tersenyum mendengarnya seakan membenarkan gosip itu sedangkan aku mulai menggerakkan jari-jari lentikku ke penis mereka yang sudah ditodongkan di kanan dan kiriku.

" Kenapa sayang kok ngeliat kontolnya gitu bgt terus ngedesisnya juga gak abis-abis?.. " tanya cowok dikiriku yang seketika membuatku jadi membuang pandanganku yang sebelumnya mematung menatapi kelaminnya.

Aku menggeleng saja menyiratkan bahwa tidak ada apa-apa, berusaha menampik kekumatanku yang pasti akan selalu terangsang ketika melihat kemaluan tegang pria apalagi mesti disuguhkan bermacam-macam kontol di setiap harinya.


" Oh dasar sialan kamu kak Wil!!.. " umpatku dalam hati di kemayu gelengan manja yang kubuat.

" Hayo atau jangan-jangan kamu maniak kontol ya?.. " bisik yang di kiri tadi membuatku tersentak karena tiba-tiba saja mulutnya tanpa rem main langsung melabeliku sebagai maniak kontol saja!

Dan sepertinya memang seperti itulah faktanya berhubung sudah sejak aku lepas puber dulu aku menyadari kalau aku punya ketertarikan berlebih dengan kemaluan pria, melihatnya dari foto-foto saja sudah membuatku terangsang berat apalagi dihadapkan langsung! Jadi wajar kalau teman Willy itu menyematkan label "Maniac" yang menjadi Opposite dari kata "Phobia". 

" enggg...engga ko kakk.. " 

Kendati begitu aku tetap mengelak, Meanwhile gairahku terasa makin parah saja merusak otak apalagi badanku masih mereka gerayangi bahkan semakin rapat memepetku ditengah-tengah tubuh mereka dimana masing-masing satu jari mereka sudah ambles mengocoki memekku.

" ANJINGG!!!!... " geramku dalam hati berusaha menahan diri merasakan memekku tengah berisikan dua jari dari dua lelaki yang berbeda sedang saling mencungkilnya.


" Gila dek cantik banget sih kamu, kenapa gak jadi bintang porno amerika aja.. Udah pernah ikut casting?.. Sstthhh... "

" Enak banget dah si bos punya cewe girang sehot ini! Alamat dipake semua pasti lobang-lobangnya kamu ya?.. "

" Oh iya kata Willy kamu juga sering diiket-iket pas dipake sama bos diruangannya, itu bener?.. "

Saat itu aku kaget mendengarnya, jelas bahwa kak Willy tahu mengenai ikat-mengikat itu dari mengintipiku dengan Niko, pantas saja! Tapi untunglah padahal sempat kepikiran olehku kalau dia sudah kelewat batas yang men-Stalking ku sampai ke urusan ranjangku dengan Dimas namun dari sana aku jadi tau kalau dia mengetahui hal tersebut dari kebiasaannya mengintipiku ketika di kantor.

Lega juga rasanya tetapi aku tak bisa berlama-lama merayakan kelegaanku itu karena dua orang yang dibawa Willy benar-benar menyerangku dengan segala upaya, baik dari sentuhan maupun permainan verbalnya.

" Kamu disuruh nungging dalam posisi tangan diborgol terus didoggy kan sama bos? Terus tetek kamu yang brutal ini pasti diremes-remes sama dia, mana puting pink panjang kamu juga enak bener lagi buat dipilin-pilin.. "

" Ohh gila dek enak bener itu pasti!! Terus dia muntah di dalam pula.. "

" Astaga mulut mereka ini!!.. "

Aku merinding memejamkan mataku mendengar mereka mencabuliku dengan kata-kata yang sangat tidak pantas untuk mereka ucapkan ke seorang sekretaris direktur utama dimasing-masing kupingku, dan itu membuatku merinding, belum lagi tengkuk beserta daun telingaku juga habis mereka isap-isap! 

Kepalaku mau meledak rasanya dan tubuhku menggigil hebat, aku sudah dimuka gerbang orgasme hebatku yang sayangnya pada waktu itu sama sekali tak bisa kutahan.

" te..terus kak, oohhh... ve..vera suk..sukaaa... Arghhh!!!!.. "

Sekejap setelah aku mengucapkan itu mereka mempercepat kocokan jari mereka yang saling berlomba-lomba mengaduk-aduk isi dalam memekku yang sudah berkontraksi hebat. Tak ada gunanya kutahan orgasmeku seperti biasa karena jelas mereka bisa merasakan betapa terangsangnya aku dari basahnya memek beserta kontraksinya.

Dengan teriakan keras aku tak bisa lagi menahan diri kemudian ambruk terkejang-kejang dilantai dihadapan mereka bertiga!

Dua orang cowok itu terutama kak Willy mungkin akhirnya menyadari kalau aku selama ini ternyata memang memendam gairah besar di dalam gelagat manisku.

Gigiku gemerutuk dan kakiku bergetar hebat, sementara kucuran lendir bening dari memekku tidak mau berhenti menembak-nembak selama beberapa puluh detik yang membuatku khawatir sekali jika mereka sadar kalau aku cewek hiperseks.

Aku tidak tahu apa tanggapan mereka karena mereka hanya menunjukkan ekspresi tersenyum melihatku seperti orang ayan itu dan setelah melihatku lumayan baikan akhirnya mereka pun mulai menggilir si cewek bodoh yang selalu mau-mau saja dipakai sembarang orang ini diatas sebuah kursi putar.



Aku yang menungging habis mereka tusuk kontol sesuka hati dengan cara memutarkan kursi tersebut, tak pelak dientoti seperti itu membuatku terangsang berat!

Aku tak bisa berpura-pura tidak mau lagi dan koperatif saja merasakan betapa 'bejatnya' mereka mengontoliku, aku sungguh-sungguh mengeluarkan desahanku sama sekali tidak kutahan-tahan lagi untuk mengekspresikan kenikmatan yang kudapat, hanya kata-kata kotorku saja yang kucoba tahan. 

Orgasmeku itu ibarat kecap yang jika sudah dibuka tutupnya maka akan terus mengalir keluar dari tutupnya. Jadi sekali saja aku dibuat Squirt maka gairahku akan terus berada dititik tertingginya.

Jarak dari orgasme demi orgasme yang kudapat berdekatan sekali saking aku menikmati permainan yang kami lakukan, bahkan dalam hati aku menyayangkan Willy yang hanya bisa membawa dua kontol saja untukku di malam itu padahal akan sangat seru kalau lebih banyak kontol lagi yang mengantriku, dan tak bisa kubayangkan betapa enaknya aku ketika mereka oper sana-sini dari satu kontol ke kontol lainnya seperti yang kurasakan di Bali waktu itu.

Malah aku secara tidak sadar meminta mereka untuk mengentotiku dengan gaya gendong berhubung gaya ini adalah favoritku sekali!


Mereka menurutinya dan mulai menikmati tubuh molekku menggunakan gaya yang kurequestkan sendiri itu, kupeluk mereka erat-erat juga sengaja kutekan toket besarku sebagai bantalan pengganjal ditengah-tengah kami.

Kutatap kak Willy yang merekam dimana aku hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala sementara badanku dinaik-turunkan oleh cowok yang namanya saja sampai sekarang aku tidak tahu siapa.

Dia jadi lebih banyak tersenyum dan aku tidak tahu apa yang ada dikepalanya waktu itu, sisi hiperku betul-betul lepas sehingga membuatku hanya bisa fokus dengan dua kontol yang silih berganti mengisi memekku dengan beragam gaya.

Sekitar dua puluh menitan mereka kembali mendudukkanku di kursi putar untuk segera menuntaskan dahaga mereka, Willy menyuruh mereka untuk keluar di dalam saja dan aku langsung tersentak melirik ke makelar kontolku itu ketika dia serukan hal tersebut ke dua temannya yang tampaknya sepakat. Namun aku tidak memprotesnya dan memilih pasrah untuk mereka Creampie lagipula aku sudah berkali-kali orgasme sekaligus mendapatkan gaya favoritku, jadi ya aku tidak bisa bilang apa-apa.


" OHHH GUEE MAU SAMPEE NIHH!!!... " erang si pria seketika menaikkan level enjotannya begitu dia sampai di gerbang kenikmatannya.

Aku yang semula menyepong kontol cowok yang satunya dan sedang melemparkan pandangan nakalku ke kamera Willy sontak ikut mengerang keras karena dia menghantamku sekuat tenaganya, sampai-sampai suara benturan selangkangannya terdengar keras sekali! 

Untung saja ruangan atas yang diisi para bos-bos ini sudah sepi semenjak sore, tahu sendiri kalau pimpinan bisa datang atau pulang seenak mereka saja.

Tak kurang semenit kemudian keluarlah leguhan penuntasannya beserta semprotan sperma hangatnya yang menembak membanjiri memekku dari dalam.


" Auhhh kaaakk... " balasku memejamkan mata dan memeluk bantalan kursiku ketika dia terkelojot dengan kontol yang menghujam utuh di memekku.

Tarikan nafas kami saling terdengar selama beberapa waktu namun tidak perlu waktu lama untuk aku kembali diteruskan ke temannya yang juga sudah sama terangsangnya ingin segera memejui wanita secantik diriku yang sering disayangkan banyak pria karena kelewat bispak.


Secepat kursi diputar secepat itu pula dia mengawiniku dari belakang, fokusku melayang dan aku menjelang orgasmeku sendiri merasakan sperma yang sebelumnya saja masih begitu hangatnya di mekiku namun sudah mau mereka Refill lagi saja.

Aku akhirnya sampai duluan, kucuran orgasmeku menyemprot kontol yang juga sedang berdenyut-denyut di dalamku tapi si cowok tidak peduli dan memilih menggeberku di kecepatan maksimumnya sampai tibalah pula dia di klimaks yang sangat dia nanti-nantikan itu.


" Mereka keluar dimana dek?.. " celetuk Willy begitu sang pria menohok kontolnya dalam-dalam sedang mengisiku dengan pejunya dari belakang.

" Di da..di dalem kak... Ouhhh!!... " jawabku cepat nan lirih merasakan semprotan pejunya yang terasa masih keluar di dalam vaginaku.

" Kok kamu mau-mau aja dipejuin sembarang cowok sih? Gak takut hamil kamu yang?.. Hahaha.. " tanya Willy lagi sambil menyingkap rambut pirangku yang menutupi wajah agar ekspresi nikmatku ini ditangkap kamera ponselnya.


Ocehan sarkas dia itu jujur membuatku tersentak, tapi tak kujawab dan memilih hanya melepaskan pandangan sayuku ke Gadget yang sedang dia pegang itu.

" Fakk!!!... " berkali-kali aku mengumpat merasakan keliaran yang kurasakan.

Sperma dua cowok itu termasuk milik Willy sudah masuk di dalam memekku, berhubung aku sudah diewei duluan oleh kak Willy sebelum dia bawakan dua temannya dan terasa sperma mereka cukup banyak sampai meluber keluar waktu kontolnya ditarik.


Willy yang aku tidak tahu kenapa sepertinya sejak awal amat obsesi sekali dengan seks Creampie seketika menyuruhku tegak untuk melihat momen ketika sperma dua orang yang sudah saling tercampur itu lumer dari memek merah mudaku.


" Gila blepetan peju gini memeknya nih bule... Ssthhh... " racau mereka mengomentari penampakan yang amat membanggakan sekali untuk mereka.

" Enak kan dek?.. Kamu mau lagi gak?.. " kecup cowok yang ada di depanku membuatku tersentak sadar jika mereka masih ingin ronde dua! 

Aku diam menunduk, tidak tahu sama sekali harus menjawab apa! Mereka memang lelaki bangsat, harusnya langsung saja kontoli aku tidak perlu banyak tanya-tanya karena aku paling tidak kuat dipancing-pancing dengan kalimat-kalimat nakal! 

Malah sampe pagi pun ayok karena aku sedang tinggi-tingginya sekali waktu itu, terlebih menyaksikan kontol mereka masih tegang dan sedang mereka kocoki.

" Gimana dek mereka pengen lagi, kamu gpp?.. " bisik kak Willy merapat kearahku yang masih dengan wajah memerah dan mata sayuku.

" Atau kamu kita bawa ke hotel aja gimana?.. " lanjut dia lagi yang membuat pupil mataku mengecil.

Namun cepat kusadarkan diriku karena aku berprinsip tak mau melakukannya diluar dengan orang kantor.

" Disini aja ka..kak.. Tapi satu ronde lagi aja ya?.. " ucapku yang untungnya mereka maklumi.


" Iya sayang, kamu bener-bener kesayangan kita-kita banget deh.. " tukas Willy yang usianya tak jauh dariku seketika tersenyum dari balik kameranya yang men-Shot wajah letihku.

" Kalo kamu sampe mau lagi berarti kamu keenakan tadi kan?.. " 

Lagi dia lancarkan pertanyaan yang sangat kuhindari untuk kujawab seperti ingin menegaskan kecurigaannya, namun saat itu secara sendirinya aku mengangguk mengiyakannya supaya cepat aku ditusuk kontol lagi mumpung mesinku masih panas-panasnya.

Dan akhirnya anggukanku itu jadi tanda untuk mereka menunggangi diriku lagi secara cepat dengan sodokan yang lebih intens dari yang pertama!


Desahan-desahan menghiasi lantai paling atas dikantorku itu yang jika siang justru sangat sunyi karena hanya diisi oleh para pucuk pimpinan yang punya ruangan mereka masing-masing hingga tidak banyak interaksi yang terjadi. 

Berbeda seperti di lantai-lantai bawah dimana mobilisasi karyawannya terasa sekali berhubung mereka bekerja di satu ruangan yang sama sesuai divisi dan unit mereka masing-masing.


" Ohhh... Cewek secantik kamu rugi bgt kalo cuma dipake sekali.. Ahh... "

" Emang nagih bener soalnya.. Bisa dibawa pulang gak ini Wil?.. Biar gue kontolin terus.. " asbun yang mengentotiku jelang klimaksnya lagi.

Kontol dia menggesek dinding vaginaku semakin cepat hingga mengantarkan kami secara cepat pula menuju puncak tertinggi dan benar, tak lama kami berdua pun orgasme bersamaan. 


Selama beberapa saat, cowok yang sedang memakaiku itu terus mengentak kontolnya dalam-dalam untuk menyemprotkan spermanya sekali lagi di memekku, aku terdiam menggigil karena harus kembali merasakan sensasi liar tersebut lagi.

Sensasi disemprot oleh orang yang tidak kukenal. 

Waktu dia tarik kontolnya, tampak mani segar meleleh keluar dari lobang memekku yang benar-benar jadi bispak gara-gara Willy.


Aku bergejolak mengingat dihari itu saja memekku sudah jadi seperti rawa dari sperma pria, tapi aku suka! 

Aku suka jadi objek sarana pembuangan sperma cowok-cowok dan ini sangat mengingatkanku akan masa-masa liarku dulu dimana kurang lebih setiap malam aku pasti akan ngentot dengan cowok entah itu habis pulang dari stadium, karaoke, atau ngamar langsung dihotel. 

Yang jelas mulai dari sana kepalaku jadi sering terasa pusing kalau aku tidak ngeseks dalam kurun waktu tertentu dan aku jadi sulit tidur kalau tidak dibuat hangat dulu memekku.


Melihat sperma demi sperma terus berkucuran dari memekku mengharuskan aku teringat ke masa tersebut.

Dan ya di malam itu aku merasakannya lagi bersama kak Willy beserta dua temannya. Terus aku mereka gilir seolah tiada puasnya untuk menzinai tubuh muda buleku yang montok berisi ini, bahkan kak Willy sendiri ikut mengimpoiku tak tahan melihatku habis digarap rekannya.


Setelah melihat rangkaian minggu awal itu aku benar-benar tersadar bahwa kerjaku akan jauh lebih berat dari apa yang terlihat, bisa kubilang sudah melebihi kepadatan sewaktu aku masih menjadi cewek panggilan seperti yang memang belum lama kutinggalkan.

Tapi ini salahku juga karena meladeni si Willy, sebenarnya aku bisa saja menolak semua kemesuman yang dia lakukan terhadapku dengan mengancam akan melaporkan ke bos namun kalian tahu sendiri kenapa tidak kulakukan.

Aku hanya merasa bahwa dengan menuruti kemauannya setidaknya kebutuhan seksku yang besar ini bisa terakomodasi, karena sekarang waktuku untuk bersenang-senang bersama Dimas benar-benar sedikit sekali yang entah hanya perasaanku semata saja atau memang benar adanya jika ini merupakan bagian cara halus dari Niko untuk menjauhkanku dengan Dimas.

Niko sudah jarang meminjamkanku ke teman-temannya, makanya kubilang jika waktu awal-awal aku ngantor semuanya masih terasa membosankan sekali, juga Niko sudah jarang main 'borongan' lagi sebagai tontonan hiburannya tak seperti dulu sewaktu dia baru-baru mengajakku main ke kantornya dimana dia memanggil 5 orang karyawannya secara acak kemudian dia suruh untuk mengentotiku tepat dihadapannya.

Otomatis aku bosan karena sehari-harinya hanya dipanggil dari ruangan ke ruangan untuk melayani bos-bos di lantai atas itu saja, kemudian kebijakan dia untuk mengutusku ke lantai-lantai bawah setelah jam makan siang atau yang dikenal dengan istilah Rush Hour sebagai Boosting bagi karyawannya juga masih belum dia terapkan.

Aduh bagaimana ya? Rasanya satu lawan satu sudah bukan levelku lagi deh. Kalau bukan Dimas orangnya kurasa aku takkan mendapat kepuasan apalagi orang-orang penting dikantor itu rata-rata usianya sudah 50 tahunan keatas semua. 

Kencanku dengan para mitra-mitra bisnisnya juga tidak menjadi jaminan kepuasan untukku. Memang sih lumayan juga karena kadang aku dapat bule dan malah pernah aku Niko suruh berkencan dengan koleganya yang datang dari Ghana.

Sewaktu tahu Niko kenalkan dan tahu bahwa aku akan segera berkencan dengannya membuatku sangat gregretan karena sudah barang tentu kontol jumbo hitam legamnya pasti akan memuaskan tempik merahku!


Dan ya, sewaktu kami berkencan kami sama-sama Have Fun sekali. Aku puas sebab sesuai ekspektasiku kontolnya memang besar dan amat berurat, bahkan dia minta sendiri untuk main belakang yang dengan senang hati kuladeni!

Aku memekik-mekik saat kontol hitamnya yang seperti kontol kuda Mustang itu keluar-masuk di anusku dan kalau Dimas tahu pasti dia akan berterima kasih melihat anusku dibantai habis-habisan seharian oleh kontol cowok Negro itu berhubung dia sudah membantu untuk makin melonggarkan lubang anusku.


Tapi balik lagi, hari seperti itu kan tidak selalu terjadi sementara aku mau tantangan disetiap harinya. Jadinya aku merasa bahwa satu-satunya kesenanganku yang tersisa hanya dari ketika aku main dengan kak Willy dan saat jadwal lembur itulah.

Atas alasan itu rentetan kebersamaanku dan kak Willy mau tak mau terus berlangsung, selain melayani karyawan lain yang dia perantarai di setiap malamnya dia juga sering mengajakku jalan, namun selalu kutolak karena sekali lagi kutegaskan bahwa aku tidak mau ada hubungan dengan anak kantor diluar lingkungan kantor, apalagi kalau sampai diketahui Niko dan Dimas.

Logikanya masa iya aku yang merupakan pecun pribadi kepunyaan sang bos terus kemudian secara diam-diam nyeleweng dengan anak buahnya diluar jam kantor, rasanya tidak pas. Sudah cukup sibuklah aku dengan jadwalku yang ada dan ini lagi mau dia tambah.

Tetapi si Willy ini gigih banar hingga akhirnya karena lelah terus-terusan dia bujuk aku pun menyerah, maka kusanggupi permintaan dia yang ingin jalan denganku itu.

" Yaudah-yaudah tapi berdua sama kk aja ya?.. " ucapku dengan catatan hanya aku dan dia menilik kebiasaannya yang sering bawa orang kalau mengimpoiku dikantor, jadi aku malas nanti kalau tiba-tiba dia ajak orang lain lagi.





..............................

Singkat cerita dihari sabtu ketika libur aku bilang ke Dimas kalau akan ikut Niko keluar kota dan untungnya Niko sedang tidak minta ditemani keluar kota, jadi cocoklah hari tersebut untuk kuluangkan bersama Willy. 

Seharian berdua kami jalan-jalan, nonton bioskop, Shopping sambil cuci mata ke cibubur, ya pokoknya rekreasi sederhana disekitaran Jakarta ini saja, dan ternyata dia orangnya cukup asik berhubung itu pertama kalinya aku In-Person dengannya untuk aktifitas yang tidak berkaitan dengan kantor.

Aku diam saja ketika dia peluk-peluk dan dia mesrai-mesra waktu kami refresing di area cibubur, meski banyak orang tapi dia benar-benar tidak tahan denganku rupanya, bahkan waktu kami Shopping di Mall kak Willy menyempatkan membawaku ke toiletnya lalu kami ngentot disana.



Aku mendesah-desah kecil dan terus menunduk memegangi kepalaku yang pening sekali dengan kenikmatan yang kutahan sekuat tenaga sementara kak Willy mantap menyetubuhiku dari belakang yang menungging berpegang pada dudukan kloset Toto.


Tak lupa dia taruh kameranya disudut kamar mandi untuk merekam Quick Sex yang kami lakukan dan menyuruh aku menghadapkan wajahku kearah HP nya supaya ekspresiku dengan muka yang sudah merah padam itu tersorot.

Sudah lama sekali aku tak melakukan seks cepat seperti itu di tempat umum seperti kegilaan yang dulu sempat kulakukan bersama Dimas dan sensasinya seakan tidak pernah berkhianat!


Kak Willy menuntaskannya dengan ngecret di dalam memekku seperti kebiasaan favoritnya, kupandangi dia dengan mata sayuku sembari kucengkram kuat bajunya di detik-detik dimana marketing bujangan berusia 28 tahunan itu lagi-lagi mengisi vagina tebalku dengan benihnya.

Dan masih kuingat dengan jelas setelahnya dia mengantongi celana dalamku lalu dengan enteng dia mengajakku keluar!

Aku tercekat kaget namun dia hanya tersenyum lalu dengan segera menarik tanganku untuk kembali berjalan dengannya.

Sungguh rasanya gila sekali! Sepanjang dia gandeng, aku berjalan sangat berhati-hati dengan pelan juga sebisa mungkin merapatkan kaki disetiap langkahku, apalagi saat itu aku sedang mengenakan Dress Slimfit dan lelehan sperma Willy pasti akan terlihat jelas meleleh dipaha padat nan mulusku kalau aku sembarangan melangkah.


Tapi memang itulah yang dia incar, sengaja dia menggandengku dengan langkah cepat hingga sperma tersebut tak bisa terhindarkan untuk mengucur keluar melalui pahaku, aku sungguh menahan malu dilihati orang dan aku hanya bisa tertunduk sambil melilitkan tanganku di lengannya, terutama tukang pel yang di Mall yang terperangah menatap aneh menyaksikan di setiap langkahku meninggalkan bekas basah yang bersumber dari selangkanganku.

Gila bukan? Namun harus kuakui sensasinya sungguh dahsyat! Aku tak bisa menampik kalau aku menikmati debar-debar jantungku saat itu, malahan tak hanya bekas peju kak Willy yang menetes melainkan juga lendir bening hangatku turut meleleh tumpah membasahi paha juga kaki jenjangku saking terangsangnya aku dengan permainan ekspos-mengekspos yang dia lakukan tak hanya di kantor tapi juga di ruang publik.

Puas seharian jalan denganku kak Willy membawaku menginap dirumahnya dan kami pun langsung ML dikamar kostannya yang tidak seberapa besar.


Dia tampak sangat menikmati malamnya bersama denganku yang sejujurnya harus kukatakan bahwa dia sangat beruntung karena aku mau menyisihkan waktu seharian bersamanya dengan konteks bersenang-senang.

Kalau aku mau menerapkan apa yang Dimas katakan dimana dia selalu bilang bahwa setiap yang kulakukan harus menjadi uang maka tentu aku takkan mau capek-capek melayani dia secara cuma-cuma demi untuk kepuasannya saja. Mending aku kuhabiskan hariku untuk ML dengan cowok gantengku yang sudah ketahuan punya kontol besar dan amat memuaskanku atau sekedar menjahili kak Yos dirumah. 

Namun alasan sebenarnya mengapa aku mau dibawa kak Willy ke tempatnya untuk dia tiduri lebih ke alasan personal saja, mungkin kalau harus kujelaskan itu seperti cara terima kasihku secara tidak langsung karena dia sudah membuat hari-hariku seru ketika berada dikantor yang sudah kujelaskan bahwa di awal-awal terasa membosankan. 

Terlepas dari apapun prahara yang terjadi di dalam diriku atau labilnya perasaanku dengan mengatakan aku tidak mau Free Sex lagilah, aku sudah punya Dimaslah, atau bla-bla-bla tapi tetap pada dasarnya aku ini cewek nakal, aku suka ngeseks dengan banyak cowok sekaligus dan aku tidak mau naif!


Karenanya semalaman itu aku benar-benar pasrah membiarkan Willy sepuasnya menggarap tubuhku yang dia lacurkan sendiri dikantor. 

Dia tampak amat menikmatinya momennya berhubung ketika di Bali atau sewaktu saat dikantor dia tak bisa sebebas ini memuaskan nafsu biologisnya kepadaku.

Dan semakin jelas untukku bahwa Willy memang punya sisi eksibisionis yang sama denganku karena sepanjang malam dia menunjukkannya secara gamblang. 

Sengaja dia buka pintu kamarnya lebar-lebar ketika dia sedang mengentotiku, dia juga mengajakku main Walking Sex yang dia mulai dari tengah lorong kamar kosannya sampai ke areal parkir!



Aku lupa persisnya apa-apa saja yang kami lewatkan di malam itu yang jelas aku sepenuhnya enjoy dengan sensasi panas-dingin khas dari permainan eksibisi yang juga sangat kusukai itu.

" Jadi kamu bener-bener keenakan ya pas dientotin rame-rame itu?.. " tanyanya yang kuingat ketika tengah malam kami sedang Cooling Down mandi bersama.

Aku mengangguk mengakuinya sambil malu-malu menundukkan wajahku, mau bagaimana lagi dia sudah berhasil membuatku untuk cukup terkesan dengan kenekatannya yang berani mengajakku ML ditempat ramai orang, karena kalau dia sejak awalnya mainnya biasa-biasa saja maka sudah lama takkan mau kuladeni tiap kali dia menggoda-godaiku dikantor.

Dia membalas anggukanku dengan memberikan pelukan beserta ciuman mesranya padaku, aku pun menyambutnya dan untuk yang pertama kalinya aku membalas ciuman mesranya dengan perasaan, berhubung sebelumnya aku selalu memasang muka kecut dan malu-maluku setiap dia ajak aku mojok demi tuntutan peran.


Di malam yang sama pula tak terasa kami jadi membangun sebuah Bonding yang nantinya akan jadi Core cerita alias benang merah penghubung di Chapter ini yang sengaja kubagi dalam dua Part, untuk itulah aku panjang-lebar memperinci hubunganku dengan Willy.

Setelahnya kami jalan normal lagi seperti biasa dikantor, tak ada yang berubah. Ketika melihatku menganggur dia akan mendatangiku dan saat pulang pun aku tidak langsung pulang karena harus melayani orang-orang yang dia bawa untuk menjajalku.

Kak Willy ketagihan dan sering mengajakku bermalam di kostannya lagi namun sangat susah mencari harinya lantaran Niko sudah mulai menyuruhku menghibur karyawan-karyawan yang sedang lembur, jadilah sampai sekarang paling hanya 2-3 kali saja aku menghabiskan malamku dengan Willy di kediamannya.

Dan akhirnya puncaknya itu disini. 

Seiring dimulainya sistem 'lembur' dan metode 'anti ngantuk' yang diterapkan oleh Niko, kabar mengenai kebispakanku sudah bukan menjadi sekedar gosip lagi namun telah menjadi rahasia kantor, belum lagi embernya mulut mereka-mereka yang mengaku sudah pernah memakaiku melalui Willy hingga semakin hari semakin banyak yang mengantriku melalui cowok itu.





..............................

" Jangan kak... Vera gamau ah kalo ngelayanin sebanyak itu.. "

" Gakan kuat Vera kak kalo sebanyak itu... Nanti Vera kecapean, lagian pagi-paginya Vera udah mesti ngantor lagi.. " protesku saat kak Willy minta aku melayani 30 orang anak-anak kantor yang sudah dia kumpulkan.

" Kok kamu gamau sih sayang?.. Ayok kita ulang kayak dibali waktu itu, kamu gamau emang digilir banyak kontol lagi? Kan kamu bilangnya suka.. "

" Iya tapi jangan sebanyak itu kak.. 30 orang tuh banyak banget, ga akan kuat Vera kak.. Ahh.. " desahku membalas bisikannya yang sedang men-Doggy ku sembari melancarkan rayuan mautnya diiringi remasan sekaligus kecupan-kecupan mesranya diwajah sendu nan memelasku.


" Hmmm... Yaudah gimana kalau kita bagi 15-15 buat dua hari?.. " tawarnya yang membuatku terdiam.

" Main sante kok sayang, janji deh... Adek ngangkang aja nanti biar kita-kita yang entotin... "

" Abisnya mereka penasaran banget pengen cicipin badan kamu yang padat berisi ini... Makanya mereka suruh kk bujukin kamu... " 

" Inget loh dek.. Badan kamu nih bagus bener, sayang loh kalo gak dipake banyak cowo.. " rayu dia yang semakin mengkalutkan perasaanku.

Namun aku masih terdiam belum memberikan jawabannya, jujur aku yang sedang dalam birahi tinggi akibat kentotannya mendesis membayangkan tawarannya itu. 

Jadi itu yang pertama kalinya dia merayuku agar mau dientot sekali banyak secara langsung ketimbang mencicilnya seperti sebelumnya dimana ketika jam pulang dia hanya membawakan 2-3 orang saja keruanganku seperti yang kuceritakan diatas tadi, malah paling banyak cuma 5 orangan saja dan waktu itu dia mau aku merapel 30 orang mereka semua sekaligus! Membuat kejadian di Bali jilid II versi kantor.

Melihat aku masih ragu hanya terdiam memejamkan mata sembari menggigit bibirku sendiri membuat kak Willy melanjutkan Speak-nya.

" Tenang aja cantik mereka gak akan bilang siapa-siapa lagi kok.. Mau yah?.. Janji deh pokoknya kalo kamu udah capek kita langsung udahan... " 

" Boleh kan sayang?.. Gak sampe larut banget deh, paling jam 12 udahan.. " lanjutnya yang masih belum kujawab karena aku sedang menikmati sensasi rasa berkecamukku dari dalam!

Dia pintar memilih timing dengan sengaja meminta kesediaanku disaat aku akan orgasme karena hujaman kontolnya, tapi yang kukhawatirkan takut sampai ketahuan Niko karena seingatku belum ada satu bulan setengah dari jarak aku resmi Niko angkat sebagai sekretaris direktur utama dikantornya ketika itu. 

Namun kak Willy mengaku siap pasang badan bila Niko sampai tahu, dan aku jadi mengerti pantas saja yang lainnya berani ketika dia ajak untuk memakaiku karena dia sendiri siap disalahkan bila sang bos tahu sekretarisnya seenaknya saja diekploitasi oleh mereka.

" Ta..tapi pake kondom ya.. ya kak?.. Ahh... " sedikit tergagap aku membalasnya sembari mendesah merasakan hembus nafasnya ditengkuk bertatoku juga keenakan dengan kontolnya yang sedang mengocok di dalam memekku. 

" Loh kok pake kondom sih sayang? Biar kamu cepet ngisi.. " lagi dia berkata seperti itu yang sudah kutebak.

Sudah kutebak bahwa dia mengumpulkan orang sampai sebanyak itu untuk mewujudkan fantasi paling gilanya padaku.

" Lagian mereka semua ngebet pengen ngecrotin memek kamu kayak kita di pesiar waktu itu... "

" Pasti hot banget liat air mani mereka ngucur dari meki merah kamu ini beb.. " ujarnya yang tak belajar dari kasus di Bali saat itu dimana salah seorang selebgram yang Niko sewa sampai hamil karena KB nya tembus akibat ulah si Willy ini dan entah bagaimana gerangannya sekarang.

" Uhh?.. "

" Tapi jangan kasih obat ya ka? Ve..Vera takut ham..hamil.. " aku menunjukkan kekhawatiranku akan kebiasaannya tapi malah mataku bertambah parah melayu seiring rangsangan dari bisikannya tersebut.

" Yaudah-yaudah nanti pilnya gak aku kasih banyak-banyak kok.. " jawabnya paham dengan kekhawatiranku.

" Ja..janji ya? Kalo banyak-banyak.. Ahhh... pas..pasti KB nya Vera tembus ju..juga kak.. " jawabku lirih dalam desakan libido.

" Iya sayangku iya janji deh, kamu minum 3 butir aja kalo gitu.. Mau yah?.. "

" Kan aku udah janji nanti kalo adek hamil biar aku yang nikahin.. Aku gak akan lari, oke kan sayang?.. " ujarnya enteng yang enak di dia saja.

" Lagian kamu gamau emang cepet-cepet hamil dek? Biar tetek kamu kalo diremes keluar susunya... " 

" Cocok bener loh sayang dada besar kamu ini buat ngucurin susu.. Ahhh!!... Pasti makin ngebuat cowok-cowok jadi tambah puas sama servis kamu dan jadi pengen ngontolin kamu terus.. " 

Lagi-lagi aku terdiam, dan kak Willy gigih berusaha meyakinkanku melihat aku yang tampak ragu sekali dengan kebiasaan berbahayanya itu.

Tapi setelah terdiam cukup lama aku akhirnya mengangguk begitu saja sambil menggigit bibirku sendiri lagi-lagi menyanggupi fantasi super beresikonya tersebut. Dan mendapat jawaban yang dia inginkan membuat kak Willy tersenyum puas kemudian mencium pipiku lalu fokus menyelesaikan eweannya sampai akhirnya dia mengeluarkan benihnya di dalam rahimku.


Dengan sudah setujunya aku maka dimulailah jadwal 'lembur' sebenarnya yang mereka ada-adakan sendiri, yaitu lembur menyervis kontol mereka diluar jadwal yang Niko berikan.

Sebenarnya bukan aku setuju, aku hanya bingung harus melakukan apa kemudian berakhir pasrah mengikuti maunya kak Willy, ini sudah menjadi pembawaanku sejak dulu yang aku juga tidak tahu kenapa aku begitu gampangnya dirayu oleh pria.

Tapi sebelum itu kalian pasti bingung kenapa tiba-tiba Willy berbicara seperti itu, jadi biar kujelaskan secara singkat saja supaya kalian mengerti.

Jadi begini, selain sering mengeksposku ada satu lagi kebiasaan seks Willy yang sangat unik bahkan bisa kukatakan amatlah berbahaya, setidaknya merugikan si ceweknya.

Sejak awal seperti yang kukatakan dilingkungan Niko, aku sangat sering di Creampie, baik oleh Niko itu sendiri, teman-temannya, juga para karyawan kantornya termasuk Willy. Aku bahkan bilang kan kalau aku sampai harus memperkuat kontrasepsiku dengan yang super kuat supaya tidak tembus seperti kejadian yang naas menimpa salah seorang Angels kami waktu itu. 

Namun tahukah kalian kalau ternyata si Angels tersebut bisa sampai hamil adalah karena ulah si Willy ini.

Willy, sama halnya dengan cowok lain dia selalu meminta tembak di dalam ketika ML denganku, dan itu tidaklah aneh lagipula aku sendiri juga lebih suka dipejui oleh pengentotku di dalam karena dengan merasakan spermanya menggenang di indung telurku aku turut mendapatkan kepuasan batin yang sulit kuungkap apalagi kalau cowoknya ganteng.




Kak Willy pun begitu, dia selalu keluar dalam dan dia tampak menikmati ketika dia lihat air maninya mengucur kental dari lubang merah muda di vagina gundulku.

Tidak pernah tidak dia berdecak ketika menatapi dari memekku terus melelehkan pejunya, bahkan selalu dia rekam momen tersebut menggunakan ponselnya sembari mengucapkan kalimat-kalimat mesumnya.


Aku membiarkan saja karena ini adalah hal yang normal yang sering dilakukan oleh partner-partnerku dahulu. 

" Dek aku hamilin kamu ya, boleh kan?.. "

" Mmmh? Ja..jangan kak.. "

" Lah kok jangan? Nanti aku nikahin kok kamu sayang.. "

" Ve..vera ada pa..pacar kak.. Ah.. Ahh... Vera mau se..serius sama dia.. " jawabku saat meladeni ocehan ngelanturnya yang selalu dia bisiki ketika dia sedang mengentotiku, lebih tepatnya dijelang klimaks kami bersama.

" Yaudah kalo gitu kamu nikahnya sama dia tapi hamilnya sama aku gimana?.. "

" Pasti dia gak akan tau kok... Mau kan cantik?.. "

Awalnya kukira ucapan-ucapan mesumnya itu hanyalah sebagai pembangkit gairahnya saja tapi lama-lama aneh juga karena semakin lama dia mulai menanyakan soal kontrasepsi milikkulah, atau kapan aku subur dan semacamnya. 

" Dek kamu pake KB jenis apa? Kok udah aku pejuin berkali-kali gak hamil-hamil sih kamu? Jangan-jangan kamu mandul ya?.. "

" Lepas dong dek biar kamu cepet ngisi bayinya aku!! Ohh!!!... " racau dia yang semakin hari terasa semakin ngelantur.

Puncaknya adalah ketika kami main di kostannya lagi, dan dari sanalah baru mulai aku tahu kalau ternyata ucapan-ucapan yang dia bisiki padaku itu memanglah seserius yang terdengar. 

Ya, kak Willy memang serius mau menghamiliku!

Waktu itu sehabis melakukan hubungan suami-istri dengannya tiba-tiba saja dia memberitahuku bahwa ternyata selama ini obat-obatan yang sering dia suruh aku minum sebelum kami bercinta adalah pil hamil. 

Sontak aku kaget dan langsung terperanjat kemudian kecewa berat dengannya!


Kak Willy segera memelukku dari belakang dan melancarkan rayuannya. Dengan mesra dia meremas dada bongsor sambil mencium pipiku lalu membisikkan bujukan yang entah kenapa malah membuat memekku basah mendengarnya.

Paham dengan karakterku yang bodoh ini dia terus merayuku dengan mengatakan akan bertanggung jawab kalau sampai aku hamil nantinya, terus dia dekap diriku memancarkan kesungguhannya dan aku yang awalnya amat kaget sekaligus kecewa karena menurutku dia sudah sangat kelewatan sekali, tetap pada akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah menuruti keinginannya itu.

Senyum langsung terkembang di wajahnya melihat aku termakan kata-katanya, aku sendiri tahu bahwa aku tengah diakali tapi ketahuilah ada bagian lain di dalam diriku yang menyuruhku untuk ikut dalam permainannya dan aku pun tidak mengerti! Ini selalu terjadi padaku!

Maka dia pun segera menyuruhku menelan tambahan 4 butir pilnya lagi padahal sebelum kami bercinta dia sudah memberikanku 5 butir, tentu saja dengan asumsi sekaligus harapan bahwa semakin banyak obat yang kukonsumsi maka semakin tinggi pula persentase aku akan hamil olehnya.

Lalu barulah kembali dia mengentotiku sampai maninya muncrat di dalam memekku berkali-kali, juga setelahnya kak Willy memintaku dirumah untuk rajin meminum susu ibu hamil supaya payudaraku segera berisikan susu yang kuiyakan saja.

Aku hanya tidak habis pikir, pantas saja omongannya selalu kearah sana dan setelahnya aku jadi tahu juga kalau pil yang dia suruh aku minum ketika akan mengentotiku dikantor bersama teman-temannya itu juga merupakan pil yang sama, yakni pil hamil.



Saat pertama kali dia berikan aku tak tahu itu obat apa dan saat kutanya dia hanya menyuruhku untuk langsung meminumnya namun tentu saja kutolak!

Mana ada orang yang mau-mau saja menelan obat tanpa tahu obat apa itu, akhirnya dia memilih berdalih mengatakan bahwa itu hanyalah vitamin untuk menjaga kebugaranku tapi jujur aku sudah meragukannya sejak awal, dan dia yang melihat keraguanku itu malah memaksa dengan menangkupkan sendiri 5 butir tersebut kemulutku!


Maka terpaksalah kutelan sekaligus dan Willy langsung tersenyum persis seperti senyum yang sering dia tunjukkan padaku ketika mengintipiku melayani petinggi-petinggi kantor, sementara aku hanya dapat tertunduk pasrah seperti biasa.


Sejak saat itu sebelum ngeseks rutinlah dia menyuruhku meminum bermacam-macam obat yang dia berikan 

Kak Willy mengakui kalau salah seorang cewek yang disewa Niko ketika di Bali jadi sampai hamil dikarenakan aksinya inilah. Yang tanpa sepengetahuan kami (The Angels) atau siapapun orang yang ada diatas pesiar waktu itu ternyata dia sering mencampuri obat penetral Birth Control di dalam minuman yang kami minum dan apesnya obat tersebut benar-benar bekerja hingga membuat satu diantara kami hamil.

Aku geleng-geleng kepala saja setelah mengetahuinya, karenanya ketika meng-Introduce orang ini kukatakan bahwa dia itu sinting. 

Beruntungnya sampai sekarang meski masih sering diminumkan pil hamil oleh kak Willy aku masih belum hamil, itu jelas karena bukan sekedar pengaman biasa yang kugunakan, selain kontrasepsi rutin yang super kuat aku juga sudah memasang IUD yang proses pemasangannya sangat menyakitkan! 

Jika kalian tidak tahu IUD (Intrauterine Device) kalian bisa melihat di Google jika ingin mengetahuinya lebih banyak karena aku tidak ingin merincinya berhubung menjelaskannya hanya akan mengingatkanku tentang betapa menyakitkannya proses penanaman benda kecil berbentuk T itu tepat di mulut rahimku.

Tapi jujur, aku Excited sendiri menunggu hari H dimana kami akan melakukan jadwal lembur kami sendiri dikantor dengan tolak ukur pesta di Bali waktu itu.

Malah saking tak sabarnya menunggu malam dan berakhirnya jam kantor, saat diruangan aku menggesekkan memekku sendiri ke ujung-ujung meja membayangkan aku akan dieksekusi banyak pria lagi!



Aku mengumpat dengan kalimat-kalimat jorokku sambil memasturbasikan memekku memanfaatkan siku-siku meja di ruanganku, melepaskan semua keliaranku itu dulu secara diam-diam karena nanti setelah di depan mereka aku takkan bisa menunjukkannya dan harus jadi gadis manis nan pasrah lagi.

Hingga hari puncak yang sangat akan mengubah kehidupan formal dikantorku itu pun tiba.

Malam datang, disaat kantor sudah mulai sepi ditinggal orang-orangnya sunyi pun menyelimuti.

Sampailah momen dimana aku harus melayani para karyawan Niko yang selama ini hanya dapat meneguk ludah mendengar desas-desus mengenai cerita panas diatas pesiar yang sangat menghebohkan, terlebih ketika sang bintang utamanya dipekerjakan langsung oleh sang bos dilingkungan yang sama dengan mereka.

Kak Willy tidak bohong padaku, dia membagi mereka menjadi 15/15 supaya tidak membuatku gempor dan dia menepati juga janjinya dengan meminumkan 3 butir saja pil hamilnya di malam itu. 

Yang sebenarnya kendati dia minumkan 20 butir pun rasanya tak masalah berhubung aku memakai IUD dimana di dunia IPTEK sekarang merupakan metode paling efisien untuk mencegah resiko kehamilan, bahkan menekannya hingga dibawah angka 3%. Sepadan dengan proses pemasangannya yang sangat menyakitkan.

Sewaktu dia menuntunku masuk ke ruangan kejadian, aku melotot melihat ternyata kelima belas pria dewasa tersebut sudah menantiku, pelacur yang sudah bikin heboh seisi kantor.

Aku terangsang hebat melihat cowok sebanyak itu akan segera memuaskanku, terlebih kak Willy bilang mereka akan full mengentoti memekku dan semuanya akan ejakulasi di dalam. 

Aku tahu itu adalah ambisi pribadinya untuk mewujudkan fantasinya sendiri yang sangat ingin membuatku hamil, yang ternyata tak masalah baginya mau aku hamil oleh siapa entah oleh dia atau salah satu dari ke 15 cowok yang mengililingiku itu, yang jelas dia mau aku hamil!


Terus dipelototi penuh nafsu oleh mereka membuatku secara insting bergerak mengambil posisi duduk bersimpuh, aku melakukannya begitu saja padahal sebetulnya tidak perlu kulakukan hal tersebut tapi serius secara sendirinya tidak tahu kenapa aku malah membentuk kesan bahwa aku ini ada adalah budak seks mereka. 

Tentu sambil tetap mempertahankan gaya pasrahku yang sampai sekarang masih aman walau sudah banyak di curigai salah satu mereka, tapi tidak masalah asalkan aku tidak mengumpat atau menampakkan sisi agresifku.


Aku terdiam dan sepenuhnya diam membiarkan mereka mengelilingi menatapku lapar! Tampak mereka menarik nafas seakan kompak mengambil waktu untuk sama-sama menikmati kepasrahanku yang sudah siap mereka bedil satu persatu.

Aku sangat kesulitan mengendalikan diriku dan rasanya sisi liarku ingin memberontak keluar tapi terus kucoba kekang dia untuk tidak usah mengambil bagian.

Sambil menahan diri sesekali kucoba menengadah untuk melirik wajah mereka, sepertinya beberapa dari mereka adalah orang yang sama yang berangkat ke Bali ketika itu dan beberapa juga memang wajah baru, tapi entahlah aku tak bisa mengingatnya jelas karena aku sangat bergejolak menyadari diriku sedang dikelilingi cowok-cowok yang sangat kuharap mereka segera cepat-cepat menyambarku saat itu juga!


Mereka membalas tatapanku yang memang akan selalu menyendu jika aku sudah masuk dalam fase terangsangku, sepenuhnya aku tak berpatah kata sebagai caraku untuk menutupi bagian dari diriku yang lain.

Aku semakin bergetar ketika mereka mulai menelanjangi diri mereka masing-masing, apalagi ada dari mereka yang bertato atau juga ada yang berbadan kekar hingga membuatku kalut tenggelam dalam gairah! 

Jika mereka teliti sebenarnya mereka bisa melihat ekspresi kegregetanku seperti aku yang sesekali mendesis, menggigit bibirku sendiri bahkan meremas dan mengepal Stocking ku sekuat tenaga tak tahan menyaksikan kontol mereka sudah ereksi total!

Sementara aku terus diam mereka mulai ribut mengomentari penampilanku, entah itu buah dada besarku, memekku yang mereka sadari sudah berair juga termasuk ekspresi wajahku yang mereka bilang benar-benar membuat mereka gemas tak tahan untuk segera memperkosaku.


Dikomandoi oleh kak Willy selaku penanggung jawabnya mereka mulai memberdirikanku membuat gerakan nyata mewujudkannya.

Beberapa dari mereka rupanya juga ada yang sudah pernah menjajalku dari permainan Niko sewaktu dia membawaku ke kantornya di awal-awal penasaran melihatku dikeroyok karyawannya yang dia tontoni sendiri. 

Pantas saja orang itu langsung mengincar bagian ketiakku sebagai permulaan.

Aku panik ketika dari belakang dia merapatkan tanganku kemudian dia angkat ke udara dan tereksposlah bagian super putih yang sama putihnya seperti pahaku itu sedang terpampang jelas dihadapan belasan teman-temannya yang langsung terperangah melihatnya!


" FAKK!!!... " 

Aku mengumpat dalam hati melihat mereka terkekeh dan mulai merapat untuk mengendus wangi harum apel sesuai request dari Willy yang memang menyuruhku untuk memakai pelembab khusus dengan wangi tertentu ketika persiapan, dia bilang supaya teman-temannya semakin terangsang menjilati ataupun menyeruput ketiakku itu.

" Gila kok ada bau apel tapi yang tersaji kelapa?... " celoteh seseorang langsung disambut gelak tawa oleh yang lainnya mulai melecehkan payudaraku yang memang berukuran diatas rata-rata.

Aku diam saja, sementara dadaku mulai bergantian mereka remas-remas sembari mereka nikmati wangi apel di selipan ketiak putihku.

Tak terasa keringatku mengucur deras terangsang menyadari dadaku sedang bergantian diremas-remas oleh banyak pria, apalagi beberapa wajah semakin mendekat hingga nafasnya terasa berhembus di sekitaran ketiakku yang masih di ekspos. 

Dan parahnya rasa berdebarku membuat bagian tersebut semakin mengkilat menggoda! Sementara seiring terangsangnya aku puting di dadaku jadi semakin membesar yang langsung disadari oleh mereka, mereka menertawakannya sedangkan aku menahan malu mengetahui mereka sudah tahu kalau aku tengah terangsang total!

Tak pelak mereka berebutan untuk sekedar mencubit atapun memilin memencet kasar puting susu panjangku yang seperti puting sapi ini karena gemas dengan bentuknya.


" Gara-gara lo Wil gue jadi sering ngintip dia juga dari sela jendela... " 

" Gimana mantepnya doi ngulum kontol pak Helmi yang lagi nelpon didalem ruangannya... Terus abis pak Helmi nutup telponnya langsung kena entot nih bule.. "

" Mana sambil dientotin teteknya diremes-remes kayak gini lagi.. "

" Sekarang gak percaya aja bisa ngerasain juga... " komentar seseorang yang rupanya sering mengintip ketika aku dipanggil salah seorang atasan kami itu untuk menyervis dia di ruangan pribadinya.

Aku tak bisa menanggapinya dan hanya bisa pasrah menahan serangan mulut mereka yang mulai dilancarkan di bagian tubuhku terutama di daerah puting susu dan tentu saja ketiakku yang sedang diekspos oleh seseorang dari belakang.

Ketahuilah aku benar-benar menderita menahan libidoku itu!


" Sama nih, gue juga pengen bgt ngejajal dia lagi tapi bos kaga pernah ngasih kesempatan lagi... "

" Pengen gue entotin paksa tapi takut doi ngadu, untung ada lo Wil.. Emang lo ancem apa nih lonte sampe bisa-bisanya gak ngadu sama bos?.. "

Yang lain turut menimpali dan jelas bagiku kalau ternyata si Willy memang ember bahkan mereka mengira kalau Willy mengancamku yang padahal aku melakukan secara pasrah, malahan sebenarnya kalau mereka berani mereka bisa mengentotiku langsung tanpa perlu melalui perantara dari Willy tapi itulah tak ada orang dikantor yang senekat dia mengingat sosok besar yang ada dibelakangku.

Wajahku bertambah merah menahan gejolakku sendiri, beberapa kali erangan pelan terpaksa keluar dari dalam mulutku yang membuat mereka semakin semangat mendengar betapa lembut nan merdunya desahan yang kulakukan, dan jelas keadaan yang ada semakin lama melambungkanku ke titik tertinggi merasakan sensasi yang kurasakan pada waktu itu.


Sebelum menggarapku mereka tentu ingin merasakan kecantikanku lebih dulu dengan cara menggilirkanku berciuman dengan mereka.

Itu dimulai ketika seseorang membuka mulutku lalu menyuruhku menjulurkan lidah, dengan malu-malu kujulurkan lidahku seperti arahannya dan tiba-tiba saja dia menyambar bibirku melahapnya dengan cepat yang sampai-sampai membuatku kesulitan bernafas akibat dibekap wajahnya.


Yang lain begitu riuh menyoraki juga malah menyemangati dia untuk semakin rakus mencium bibirku dan jujur aku ingin turut membalas ciuman bibirnya itu dengan liar namun aku sungguh tak bisa melakukannya.

Seakan tak cukup dengan dirinya saja cowok tersebut mulai mengoper bibirku ke rekan-rekannya yang lain seolah sedang mengobralkan kecantikanku ke mereka.


Satu persatu mereka bergantian memeluk dan mencium bibirku layaknya aku ini pacar bersama mereka, aku sungguh merasa seperti seorang cewek yang murahan sekali karena mau saja dipeluk-peluk atau berciuman dengan banyak lelaki seperti itu namun libidoku yang memang sudah sejak remaja dulu kusadari tidaklah sama dengan wanita lain malah menjadikanku bangga di cap seperti itu.

Setelahnya mereka mendudukkanku kembali diatas lututku dan menyuruhku menghisapi kelamin tegang mereka satu persatu, barulah habis menyepong kontol 15 cowok itu mereka suruh aku tiduran diatas matras yang sudah mereka siapkan lalu bergiliran aku mereka kentot ramai-ramai dengan beragam posisi.

Tanganku mereka pegangi keatas kepala lalu kakiku mereka kangkangi lebar dan berestafetlah para karyawan-karyawan dari divisi yang rata-rata marketing itu menyodok kontolnya sementara yang lain akan meremas-remas toket, mencium bibir atau kembali menjilati ketekku.

Dan jangan dilupakan bahwa pil yang kak Willy berikan memberikanku bayangan bahwa bisa saja aku mereka hamili saat itu juga! Namun membayangkan aku akan mengandung anak dari ayah yang tidak jelas justru anehnya membuatku terangsang!

" Oh God... Apa yang salah denganku?.. "

Walau tidak merasakan kegilaan serupa yang terjadi diatas kapal pesiar waktu itu tapi aku secara pribadi sangat puas terlebih merasakan semburan sperma mereka yang membanjiri memekku, termasuk dihari kedua dimana 15 orang berikutnya juga full memuntahkan spermanya di kemaluanku.

Dari sana runutlah sudah semua peristiwa yang telah kujelaskan duluan di awal-awal tadi karena sejak malam itu mereka nyaris rutin melakukannya disetiap malam hingga membuatku selalu pulang larut.

Dikala siang aku adalah salah seorang sekretaris direktur utama namun akan berubah menjadi sang pemuas ketika malam tiba.

Jumlah tersebut dan orang-orangnya tidak pakem alias selalu berganti-ganti disetiap harinya. Bahkan ketika di jadwal lembur sungguhan saja biasanya hanya sebatas 5 orang dalam satu unit yang mesti kupuaskan namun sekarang aku bisa digilir 20-25 orang dalam semalam tanpa kondom! Itu pun belum ditambah dengan orang dari luar yang mereka ajak.

Gila kan? Karenanya aku bilang bahwa aku merasa sudah seperti budak seks seisi kantor ini saja rasanya dan ini yang kukatakan bahwa aku kembali terjebak dipusaran Free Sex sama sewaktu aku remaja dulu.

Bukan hanya kak Willy lagi, kini mereka semua sudah hapal jadwalku jika tidak sedang bersama Niko dan sudah alamat pasti aku langsung disamperi.

Contohnya saja sekarang, setiap kali pulang, pasti akan ada dua atau tiga orang yang sudah menungguku di basement kantor mencegat sewaktu aku hendak mengambil mobil agar aku tidak pulang duluan kemudian memintaku melayani mereka sebentar. Bahkan mereka tak peduli sekitar dan langsung akan mengeksekusiku ditempat!



Tak ragu lagi para cowok-cowok dilokasi yang sudah menanti disamping mobil milikku itu akan langsung memepetkan aku ketembok basement kemudian menelanjangiku dan membantai tubuh putih mulusku ini.

Dengan nafsunya mereka-mereka yang pasti lebih dari satu orang itu akan mengunci tangan ku keatas untuk lebih bebas menggerayangi tubuh yang mereka katakan selalu membuat mereka termimpi-mimpi.



Aku sama sekali tak bisa berbuat apa-apa dan pasrah saja membiarkan mereka mengendus-endus seluruh lekuk badan sintalku yang sebenarnya adalah milik bos mereka.

" Fuaahh.... Wangi bener badan kamu sayang, kita udah nungguin kamu disini dari tadi loh cantik... "

" Iya nih, kok lama bener kamu turunnya? Sekarang ikut kita yuk, aku sampe ngocok berapa kali tadi karena udah gak sabar pengen ngontolin kamu lagi sayang... " bisik mereka dikupingku tidak tahu kalau diatas aku juga habis melayani beberapa orang yang mendatangi langsung keruanganku.


" Jangan kak... Ve..Vera mau pulang... " jawabku terbata menolak halus di setiap kali mereka ingin ngotel denganku.

" Yaudah kalo gitu kamu kita entotin disini aja kalo gitu.. " tutup mereka masa bodoh dengan jawabanku lalu berbarengan mengganyangku.


Aku benar-benar merinding dan langsung keblinger naik birahi akan ulah nekat mereka yang sekarang benar-benar sudah dilakukan hampir oleh semua karyawan!

Tanganku terus saja mereka kunci keatas untuk kemudian mereka nikmati entah sekedar memandanginya, mengendusnya atau menjilatinya dengan seruputan yang lahap!

Bahkan aku sering menggerutu ke mereka sambil menurunkan tanganku mengatupnya kembali tapi tetap mereka tak peduli dan mengangkatnya lagi guna membuat bagian tersebut selalu terekspos.


" Kaaa... Ja..jangan ketiak Vera terus, geli.... Ahhh!!.... " gerutuku saking tak henti-hentinya mereka kekep wajah mereka di daerah itu yang tahu sendiri aku begitu mati-matian merawat areal tersebut agar tidak menghitam.

Tapi mau bagaimana lagi aku tetap tak bisa menghalanginya, itu adalah bentuk kekaguman mereka terhadap diriku dan kupilih menikmati saja hingga orgasmeku yang meleleh tumpah dipaha terasa begitu hangatnya.


Aku tumbang dengan engah-engahan nafas, mereka berdua akan membiarkannya selama beberapa saat, tapi itu belumlah berakhir karena biasanya aku akan langsung mereka bopong entah itu ke ruang OB atau pos satpam yang memang dekat dari basement parkiran untuk kemudian mereka garap diriku.

Satpamnya yang sudah tahu mengenaiku tertawa melihat setiap malam ada-ada saja karyawan yang selalu meminjam bilik pos kecilnya itu sebagai tempat mereka untuk mengeksekusiku dengan upah sebungkus rokok.

Malah OB, Cleaning Service juga termasuk si satpam itu sendiri sudah sering merasakan tubuh bispakku ini dikarenakan anak-anak yang disatu kesempatan pernah sengaja memanggil mereka dan mempersilahkan masing-masing mereka mengentotiku.

Aku malu sekali ketika dientoti pak satpam, tukang pel dan OB kami itu, terlebih mereka menontoninya sambil tertawa-tawa puas seolah sedang mempermalukanku yang juga bisa dipakai oleh elemen paling rendah dikantor.

Tapi rumusnya semakin banyak yang memakaiku maka semakin bertambah pula kesibukanku dikantor berhubung mereka tak cukup sekali memakaiku alias ketagihan ingin terus-terusan.

Mas Kurdi contohnya, salah satu OB yang paling nafsu sekali denganku. Semenjak dikasih kesempatan memakaiku oleh anak-anak dia jadi keterusan, malah bisa kubilang dia yang paling gercep bergerak. 

Begitu melihat mobil bos keluar dari halaman kantor pasti langsung dia tarik tanganku untuk ikut dengannya masuk ke ruangan OB, apalagi kalau bukan mau mengentotiku.

Dan anak-anak yang keduluanan dengan dia akan kebingungan mencariku yang dicari kemanapun tidak mereka temukan. Sampai akhirnya mereka menemukanku di ruang OB sedang gelap-gelapan dalam kondisi sebadan dengan sang OB itu sendiri.


" Wah-wah dicariin kemana-mana ternyata disini nih bininya kita-kita, malah lagi main ama OB... Ckckckck... "

Aku diam saja dan tertunduk malu, sementara mas Kurdi malah cengengesan sudah kepalang basah digrebek, malah sempat-sempatnya dia menyelesaikan geberannya sampai dia berejakulasi di memekku yang juga sudah ditunggui dan akan langsung disambung oleh Staff lain.





..............................

Begitulah.

Dari semua rentetan yang sudah kuceritakan kini kalian jadi mengerti kan situasiku yang amat sangat melelahkan ini. Tentang keseharianku dikantor, karenanya kukatakan sekarang lingkungan Niko ini membuatku teringat akan romantisme kehidupan Wild and Free yang dulu kujalani. 

Jadi rasanya tidak salah kalau aku menyalahkan kak Willy dengan mengatakan bahwa dialah yang membuatku jadi benar-benar bispak dikantor ini berhubung rentetan kenekatannyalah yang menyebabkan Trigger bagi karyawan-karyawan lainnya.

Aku Happy dan Have Fun, kuakui itu tapi kusadari aku tidak bisa seperti ini lagi, aku sudah dewasa tidak seperti remaja dulu yang belum bisa berpikir dua kali.

Lagipula sekarang situasinya sudah amat berbeda apalagi aku juga sudah mendapatkan lelaki sempurna yang bisa membuat gila diatas ranjang jadi pencarianku telah usai dan aku tak melihat ada alasan bagiku untuk menjadi Vera yang nakal lagi karena sekarang aku telah menemukan kebahagianku sendiri. 

Aku tidak mau melakukan seks secara brutal seperti itu dengan sembarangan cowok lagi, setidaknya terkontrol karena jujur aku tidak bisa menampikkan betapa enaknya dikontoli banyak pria sekaligus terlebih jika membayangkan Dimas menontoninya sendiri seperti salah satu fantasiku yang masih juga belum kesampaian kulakukan dengannya. 

Maksudku ada Mood-Mood nya, bukan melakukannya setiap hari seperti sekarang dimana saat jam 'lembur' mereka juga turut mengajak orang dari luar untuk menyetubuhiku.

Bayangkan setiap harinya aku selalu digeruduk oleh segerombolan lelaki yang tidak kukenal lalu tahu-tahu datang mengentotiku begitu saja bergantian seperti kambing dan itu terus dilakukan tanpa kondom sama sekali!

Aku juga takut kali kena penyakit kelamin apalagi sampai hamil beneran berhubung kak Willy masih terus melanjutkan fantasinya yang sangat ingin menghamiliku dengan menyuruhku menenggak berbutir-butir obat hamil sebelum kami memulai pesta seksnya. Dia juga tetap rajin membelikanku susu Lactogen khusus ibu-ibu hamil dan belakangan ini dia memberikan sebuah alat elektrik untuk payudaraku yang aku tidak tahu apa namanya tapi bentuknya mirip seperti pompa.



Bila dipakai dan dinyalakan benda tersebut seperti menghasilkan gelombang listrik lemah yang membuat buah dada beserta putingku seperti berkontraksi alias berdenyut dari dalam. Kak Willy bilang bahwa itu normal karena memang seperti itulah fungsi alatnya yang akan menghasilkan gelombang dalam skala Hertz rendah yang bertujuan merangsang payudaraku untuk memproduksi ASI tanpa perlu hamil. 

Mendengar itu tanpa berpikir dua kali langsung kubawa alatnya dan sampai sekarang masih sering kupakai ketika dirumah, dan aku jadi tahu kalau benda ini memang biasa digunakan oleh para Surrogate Mother (Ibu pengganti) untuk menyusui bayi mereka.


Tapi siapa peduli yang jelas aku suka dengan sensasi getarnya, malah sering sambil kupakai aku bermasturbasi menikmati denyut-denyutnya yang terasa atau meminta kak Yos untuk segera mengentotiku.

Dan terasa benar bahwa memang seperti terjadi sesuatu di dalam kantung susuku ini setiap kali kupakai alat itu, mungkin ini yang Willy maksud bahwa benda tersebut sedang merangsang agar toketku segera bisa meneteskan air susunya yang sudah tidak sabar untuk dia cicip.


Rasanya enak sekali, serius! Apalagi ada bagian taji lembut yang terus berputar menggelitik puting pinkku yang juga dijelaskan oleh Willy jika itu tak sekedar hanya hiasan semata untuk merangsang putingku saja tapi juga berfungsi menjadikan putingku lebih panjang agar nantinya lebih sedap ketika dicucup saat sudah bisa menghasilkan susu.

Untuk mensusui siapa? Ya untuk pejantan-pejantanku yang ada dikantorlah!

" Hihihihi.... "





..............................

Tuh kan, Vera yang nakal mulai keluar lagi padahal itu adalah paragraf dimana aku harusnya menekan simpati dari pembacaku, gara-gara dia muncul setelah mendengar hal yang sedikit nakal jadinya terpaksa aku membuat paragraf baru lagi, dasar!

Jadi ya dengan melupakan hal yang barusan itu begitulah dilematis dari perasaan sekaligus kegusaran yang ada pada diriku sekarang.

Selama aku masih berada dilingkungan Niko akan sulit bagiku untuk meninggalkan sisi liarku ini, dan ini pulalah yang aku ingin Dimas mengerti.

Aku ingin lebih banyak menikmati hariku berdua bersamanya, tapi dia terus saja menyuruhku mencari uang yang banyak sementara yang tidak dia sadari bahwa disini aku membutuhkan nafkah batin darinya.

Lagipula kalau ini semua sampai ketahuan Niko aku tidak tahu apa yang akan terjadi, meskipun kalem kuyakin dia akan marah juga mengetahui bahwa dibelakang dia aku berpuas-puasan dipakai karyawannya bahkan di unsur kepegawaian yang paling rendah sekalipun. Tidak ada muka lagi dia miliki karena serasa telah dikencingi oleh pecun peliharaannya sendiri yang memilih nyeleweng dengan anak buahnya, bukan satu-dua orang tapi dengan seisi kantor!

Itulah Biggest Fear ku saat ini, tak ada cerita dia tidak mencampakkanku jika nantinya dia mengetahui hal tersebut dan tentu turunan berikutnya adalah kemarahan Dimas yang pasti akan langsung memukuliku karena aku sudah tidak becus menjaga kepercayaan Niko yang notabene adalah lumbung utama kehidupan kami sekarang.

Entahlah aku tidak mau berandai-andai kuharap saja akan ada celah untukku agar segera lepas dari Niko sebelum semua itu kejadian.





..............................

Pukul 8 aku sudah diperaduan malamku untuk mengistirahatkan diri, kupejamkan mataku dan ingin cepat-cepat tidur supaya besok segera tiba lalu seharian bermesraan dengan cowokku.

Tapi menit-menit berlalu tanpa bisa aku lewati dengan tertidur, ini satu lagi kebiasaanku yang pasti takkan bisa tidur kalau belum bermasturbasi atau ML dulu sebelumnya.

Kuputuskan untuk meloncat dari ranjangku lalu pergi ke kamar kak Yos yang ada dikamar bagian belakang tentu saja meminta dia melakukan hubungan suami-istri denganku.

Kulihat lampunya menyala pertanda dia belum tidur lalu dengan langkah seribu kubuka pintunya dan masuklah aku.

Dia yang sedang termenung duduk diatas kasur kaget begitu melihat majikan berambut panjangnya ini masuk ke kamarnya dan seketika main langsung loncat saja keatas ranjangnya.


" Non?... " kaget dia yang memang sejak resmi menjadi pembantuku jadi memanggilku Non ketimbang menggunakan panggilan lamanya seperti waktu kami kerja bareng di PH Thailand dulu. 

Kutatap dia yang terhenyak sebelum tadi terlihat sangat serius dalam lamunannya sewaktu aku masuk tadi.


" Hayo ngelamunin apa kamu kak?.. " tersenyum aku menatapinya yang terbengong balik menatapku.

Dia terdiam tak menjawab pertanyaanku, kak Yos lebih meneguk ludah melihat busana yang kukenakan sekarang, sebuah Dress tidur tipis tengah tersangkut ditubuh langsingku yang mana sang pemilik tubuh sedang duduk bersimpuh dihadapannya.

" En..engga lamunin apa-apa kok non.. " jawabnya kikuk.

" Gak ngelamunin jorok tentang Vera kan?.. " lanjutku jadi ingin jahil saja kalau melihat dia sudah ngiler tapi malu-malu begini.

Seketika mendengar ceplas-ceplosku itu wajahnya jadi bertambah merah mungkin kena dengan omonganku yang sepertinya On Point tapi wajahnya tampak tidak ceria seperti biasanya.

" Enggalah non... Ma..masa saya mikirin yang engga-engga sama majikan saya sendiri.. " kilahnya yang lagi-lagi membuatku menahan tawa melihat dia takut sekali kena hukum di Darkroom.

" Ahh masa?.. " 

Seketika tanpa basa-basi kuturunkan sebelah tali pengait gaun tidur ini hingga terpampanglah bahu mulus dan toket bulatku dihadapannya yang membuat dia melotot kemudian langsung memalingkan wajah.


" No..non... Ja..jangan ah.. "

Kak Yos masih berusaha menghindari tatapannya ke dadaku, melihat reaksinya yang seperti ini aku jadi tahu kalau dia pasti habis dibentak atau diomongi sesuatu oleh Dimas sewaktu aku berangkat ke Laos kemarin, karena kalau tidak biasanya dia sudah pasti akan menyosorku langsung.

" Huh!!... " 

Kuhela nafasku, cowokku itu memang sekenanya saja kalau ngomong ke kak Yos dan terpaksa aku yang tadinya ingin mengisengi dia jadi mau tak mau harus mengangkat Mood serta memberi pengertian ke kak Yos dulu malam ini.

" Sini kak pegang aja, udah gpp... " seruku mendekat lalu meraih tangannya kemudian kutaruh langsung ditoket montokku yang masih belum bisa mengeluarkan susu. 


" Kak malem ini Vera bobo sini ya?.. Kk layanin Vera, Vera lagi sange banget.. Boleh?.. " 

Dia masih tak merespon usahaku untuk membuatnya terangsang dan hanya menunduk, tangannya juga tak bergerak meremas dadaku meski terus kutempelkan di salah satu aset terbaikku ini. Sepertinya memang ada sesuatu yang Dimas katakan hingga membuat dia tersinggung.

Ini memang sudah sering terjadi, sudah kubilang bahwa hubungan dia dan Dimas tidak akur, lebih tepatnya cowokku itu yang tidak menerima kak Yos disini. 

Apa saja dia ributkan kalau sudah menyangkut urusan ke pembantuku itu. Ketika kamar kak Yos mau kupasangi AC saja dia malah memarahiku dan mengatakan kalau aku tidak perlu buang-buang uang hanya demi seorang pembantu, kak Yos diam saja mendengarnya berhubung Dimas mengucapkannya persis di depan dia sementara aku langsung menarik Dimas ke kamar untuk berbicara dengannya.

Aku sangat tidak enakan dengan kak Yos, aku bertanggung jawab penuh dengan keputusanku untuk membawa dia tinggal bersama kami karenanya sebisaku aku akan buat dia nyaman.

Aku sadar kak Yos jadi takutan ketika dirumah terutama saat ada Dimas, apalagi kalau harus meladeni salah satu kebiasaan nyelenehku dimana seringkali ketika terbangun subuh-subuh aku tiba-tiba mendatanginya lalu minta dia menyetubuhiku padahal aku sedang tidur dengan si gantengku.


Dia sangat kaget begitu terbangun melihat aku tahu-tahu sudah masuk di dalam selimutnya dan sedang meremas-remas kontol tak disunatnya yang sehari-hari kularang untuk dipakaikan sempak supaya ketahuan kalau dia ngaceng dan bisa jadi bahan hukuman karena sudah tidak sopan mengacengi majikannya.


Bahkan ketika sedang beres-beres pun sering kusuruh dia lepas celana alias Bottomless agar kontol botaknya yang menggelayut imut-imut lengkap dengan tutup dibagian palkonnya itu bisa terus kupantau. 

Jelas jika dia risih melihat aku terus mengikuti kemanapun dia pergi entah sekedar menyapu di dalam rumah atau sedang membakar sampah dihalaman belakang yang pasti terus kupandangi sambil duduk di teras belakang menatapi penis favoritku itu dan tak lupa aku sesekali mengerling nakal atau memeletkan lidah ketika dia ikut melirikku.


" No...Nonn jangan non... Kan ada lagi ada mas Dimas.. Nanti kalau ketahuan habis saya non... " ujar kak Yos panik begitu aku sudah memanjat tubuhnya kemudian langsung menciumnya, dan dia berusaha menjauhkanku. 

" Hee? Kok kk gamau sih? Udah ga sayang Vera lagi emang?.. "

" Bu..bukan gitu non, ada mas ja..jangan non... " tolaknya masih menghindari wajahku yang sudah merah sekali dikuasai libido.

" Udah cuek aja Vera lagi sangenya sama kakak... "

" Ayo kk ewein Vera sekarang... Malah lebih seru kalo ketauan.. Muaahh... " segera kusambar lagi bibirnya yang berlari dari wajahku sekaligus kukurung dia dibawahku.



Lama kelamaan kak Yos pasti akan menyerah, berontakannya perlahan mulai berkurang hingga berakhir pasrah, namun masih tetap dia mengingatkanku tapi aku tak peduli terus kulahap dia sebelum akhirnya kami benar-benar berhubungan badan.


Selalu, kalau aku sudah mulai melakukan kebiasaan 'Morning Attack' ku kak Yos pasti akan sangat kalang-kabut seperti itu karena jelas dia takut ketahuan Dimas.

Namun aku tak peduli dan tetap minta ngentot dengannya karena setiap kali terbangun dari tidur aku pasti akan selalu terangsang berat.

Aku tahu mestinya aku akan membangunkan pasanganku lalu meminta dia untuk menjatahku tapi entah kenapa aku lebih kepikiran melakukannya dengan pembantuku saja, makanya kukatakan bahwa ini kebiasaanku yang nyeleneh dan juga sudah sejak dulu kulakukan dengan cowokku yang lama.

Aku tidak tahu kenapa, aku melakukannya begitu saja, malah aku kepikiran yang lebih liar lagi yaitu mengajak kak Yos mengentotiku dipinggiran ranjang dimana Dimas sedang terlelap!



Serius aku sungguh memikirkan potensi untuk melakukannya!

Membayangkan diriku dicabuli pembantuku tepat disamping cowokku sendiri sungguh membuatku penasaran akan sensasinya! 

Bahkan mengingat sewaktu-waktu Dimas bisa saja terbangun karena ranjang yang terus berderit-derit dan bergetar kemudian akan seperti apa reaksinya melihat gadis cantik berambut pirangnya ini tengah dikawini oleh pembantunya sendiri.


Aku tidak tahu apa aku bisa menahan desahanku atau tidak, berhubung sensasi liarnya sudah pasti akan menggerogoti sekujur tubuh baik aku ataupun kak Yos itu sendiri.

Dan bisa kubilang inilah alasan sebenarnya kenapa sampai sekarang aku belum memberikan kak Yos kesempatan untuk menggauliku tanpa kondom dan memejuiku di memek. 

Padahal aku bisa saja menyuruh dia mengentotiku tanpa kondom diam-diam jika Dimas sedang tidak ada, itu karena aku menunggu momen ini, aku ingin dia meng-Creampie ku di momen itu! 

Persis disebelah orang yang melarangnya!


Wah pasti pacuan adrenalinnya akan sungguh luar biasa hebatnya dan aku tak henti-hentinya untuk membayangkan hal tersebut! 

Memberikan kak Yos crotan pertamanya disamping Dimas itu sendiri kemudian setelahnya aku akan masuk kembali ke selimut yang sama dengan dirinya memeluk tubuh kekarnya lalu tidur nyenyak dengan memek hangat berisikan peju yang bukan darinya.


Bahkan mau yang lebih liar lagi tidak? 


Kalian tahu kalau aku sampai kepikiran melakukannya tanpa kontrasepsi sama sekali? Dan itu kami lakukan dimasa suburku, biar hamil-hamil sekalian!

Ini karena aku kesal Dimas tak pernah mau men-Share ku dengan orang lain! Padahal aku sangat memfantasikan itu, aku ingin dia menontoniku dientoti tepat di depan mukanya! Tak masalah dengan siapa saja mau itu tukang sampah kek, tukang ledeng, tukang Grab, orang tua, anak-anak atau seperti yang sudah kubilang sendiri kalau dia mau melihatku ngentot dengan anjing bahkan kuda sekalipun aku siap asalkan bisa melihat ekspresi kepuasannya menontoni badan buleku ditunggang dihadapannya.


Sudah lama aku punya fantasi ini malah sampai sakit aku memendamnya dan sebenarnya sudah pernah kucoba lakukan tepat di depan cowokku dulu, dimana aku minta pembantu kami untuk mengentotiku tepat dijalur perlintasannya supaya kami tergrebek olehnya. 

Sampai kupaksa pembantuku itu karena awalnya dia tidak mau melakukannya dengan alasan sangat menghargai cowokku tapi pada akhirnya dia melakukannya juga karena terpaksa aku harus memakai cara yang lain untuk memaksanya yaitu mengancam akan memecat dia.

Itu karena saking inginnya aku melaksanakannya! Namun reaksi cowokku justru diluar dugaanku sekali, alih-alih terangsang atau menontoninya dia justru cepat-cepat balik badan dengan kepala tertunduk, tak mengeluarkan sepatah katapun dan sama sekali tidak pernah membahasnya. 

Paling dia hanya menasehatiku, itulah yang membuatku greget kenapa dia tidak terangsang melihat ceweknya ditiduri pria lain, termasuk puncaknya ketika kami jauh-jauh ke LA. Meski akhirnya dia memberiku juga kesempatan untuk bersenang-senang tepat di depannya tapi tetap saja ekspresinya bukan ekspresi cemburu namun justru menampakkan ekspresi cemas sepanjang Show.

Bukan itu yang aku mau, aku mau dia ngocok kemudian merapalkan kalimat-kalimat kotornya padaku sembari menontoniku bersenang-senang dihadapannya!

" Ohh Veraku.. Kamu kok bispak bgt sih?.. "

" Kok kamu mau-mau aja dipake sembarang cowo terus sampe dipejuin mereka? Kamu gak takut hamil yang? Kalo sampe kamu hamil aku gimana sayang?.. "

" Kan aku cowok kamu Ver.. OHH!.. "

Bahkan jika bisa aku mau dia menyemangatiku langsung disebelahku ketika aku sedang dientoti orang supaya Feel liarnya amat terasa!


" Gimana sayang kamu suka cowok pilihan aku? Besar kan kontolnya?... "

" Kontol coklatnya cocok banget sama kulit putihku yang, terus juga ukurannya pas banget kan sama memek tebelku?.. "

" Kamu gak cemburu yang liat aku dipake sama orang lain gini?..  Dia juga mau ngecretin aku didalem lohh yang? Boleh kan?.. "

Aku ingin mengucapkan kalimat-kalimat tersebut selagi aku melakukan hubungan badan dengan pria yang bukan muhrimku, dan aku ingin tahu apa ekspresinya.


" AHHH YANG INI DIAA... "

" DIA KELUAAR DALEMM YAANGG... OHH!!!.. " jeritku lantang mempertegasnya. 

Bersamaan dengan itu turut pula berbarengan aku mendapatkan klimaks dengan si pengentotku itu lalu aku pun berciuman dengan cowokku untuk merayakan sperma asing yang baru saja ditanamkan kerahimku.


" FUCK!!!... "

Aku sungguh ingin itu kejadian dengan Dimas, padahal kupikir sifat Bad Boy nya akan memudahkanku untuk meminta ini-itu dengannya, ya setidaknya katakanlah seperti itu karena jika dibandingkan dengan cowok lamaku sifatnya sangat berbeda jauh kendati sama-sama pendiam dan Cool.

Tapi boro-boro dia kabulkan, sewaktu kusuruh dia menonton Live ku bersama kak Yos saja dia tidak sudi menontoninya padahal aku maunya dia jadi moderatorku tapi memang sepertinya dia tidak berminat, nah apalagi kalau kubilang aku mau dia menontoniku indehoy dengan pembantu kami itu atau orang lain secara langsung, bisa-bisa kena tepuk aku olehnya.

Jadi menurut kalian tepatkah kalau aku tiba-tiba nekat masuk mengajak Josaphat masuk ke kamar dan ngentot tepat disampingnya yang tertidur lelap? Apakah itu salah? Aku sudah berkali-kali memintanya lantas kalau kulakukan sendiri dengan caraku dosakah diriku? Bila perlu tak mengapa sampai ketahuan supaya dia tahu!

Ini mungkin sementara tetap akan jadi rahasia diantara aku dan kak Yos saja, tapi yang jelas memang begitu, setiap kali aku terbangun diam-diam aku akan pergi mengendap-endap ke kamar pembantuku tersebut untuk ngewe dengannya.

Sudah pernah mau kucoba lakukan beberapa kali namun baru sampai depan pintu kamarku langkah kami sama-sama terhenti mengingat betapa emosionalnya sifat Dimas dan jujur itu yang menjadi keraguanku untuk mewujudkannya, tak bisa kusamakan situasinya dengan cowokku yang lama dimana memang aku tahu sendiri dia tidak bisa marah hingga menjadikanku berani nekat melakukannya.

Namun baru sampai sebatas di depan pintu kamar saja sensasinya sudah benar-benar terasa nyata! Suara cipak-cipak basah memekku yang dihantam pelan oleh kak Yos sudah membakar adrenalin karena kami menduga-duga apakah aksi kami itu akan membangunkan Dimas atau tidak, apalagi jika dilakukan langsung tepat depan muka Dimas. 

Wuh! Bisa-bisa rintik keringat dinginku sendiri yang akan membangunkannya karena menetes tepat di muka gantengnya.

Sial! Masih begitu banyak fantasi-fantasi nakal di dalam kepalaku yang ingin kulakukan kedepannya.

Disaat Common People punya mimpi menulis buku, menghajikan orang tua atau dapat berkeliling dunia sebelum mereka mati tapi aku malah lebih ingin mewujudkan semua imajinasi liarku itu, aku memang Extra Ordinary!

" Kak, kok kayaknya badmood? Kepikiran omongan Dimas lagi ya?.. " kulanjutkan aksiku untuk menenangkan kak Yos yang sedang terlihat tidak bersemangat.

Dia masih diam sementara terus kutatap wajahnya yang tampak ingin mengucapkan sesuatu.

" Non saya boleh nanya sesuatu?.. " ujarnya tak lama kemudian.

Aku mengangguk, dari wajahnya kak Yos sepertinya serius ingin berbicara denganku.

" Anu non ini maaf kalau saya lancang, tapi kok saya liat kayaknya mas Dimas bukan cowo yang baek ya non?.. " ungkap dia yang membuatku terdiam.

" Sekali lagi maaf non kalau saya lancang, tapi jujur itu yang saya liat.. " 

Aku menghela nafasku, jadi dugaanku benar kalau kemarin ketika aku di Laos Dimas lagi-lagi mengata-ngatai kak Yos yang entah apa lagi yang dia ucapkan sampai membuat pembantu kami yang tidak tahu apa-apa ini jadi merenung terdiam seperti tadi.

" Kan Vera bilang gausah dibawa hati, dia emang gitu kok orangnya, tapi aslinya baek.. " kuelus wajah pilunya supaya dia jadi tenang.

" Iya non saya tau... Saya gak nyangka aja majikan cowo saya bisa jauh banget sikapnya dari enon.. Non Vera baik banget gini.. "

Aku tersenyum mendengar kata-katanya, wajahnya terlihat mulai ceria lagi dan tangannya pun sudah mulai merambah ke payudaraku tanpa harus kuarahkan lagi.


" Udah gak kepikiran lagi kan?.. Yuk kalo gitu sekarang kita seneng-seneng mau kan kak?... " 

" Kk boleh sepuas-puasnya ngentotin Vera semaleman ini deh pokoknya... Tenang aja dia besok kok pulangnya.. " kataku segera mengajaknya bercinta karena aku pun sudah sange mau dientot.

Dan wajah kak Yos jadi sepenuhnya senang seperti biasa, kemesumannya terlihat lagi menatapi mata biruku yang tak lepas terkunci di matanya dari jarak dekat.

" Tapi no kondom yah non? Boleh? Pengen keluar di dalem non.. " 

Selalu kalau sudah bermanja-manja seperti ini dia melakukan penawaran melupakan bahwa aku ini majikannya.

" Hmmm... Boleh gak ya?.. "

Kak Yos melirikku penuh harapan mengharapkan aku memperbolehkannya, bahkan dia tampak tak sabar dan sudah mengocoki kontolnya yang tahu-tahu telah ereksi maksimal saja.

" No... Next Time... " gelengku lalu mencium pinggiran bibirnya.

Dia kecewa karena aku masih tidak memperbolehkannya tapi kucueki saja kekecewaannya kalau untuk soal ini lalu segera kami berpagutan layaknya sepasang kekasih yang terbakar rindu.


" Tapi kondomnya habis gimana dong non?.. Langsung ewek aja ya?.. " celetuk dia lagi.

Seketika aku ketawa mendengarnya, sambil menelanjangi dirinya dia masih saja mencari cara supaya bisa mengentotiku tanpa pengaman.

" Yaudah kalo gitu kakak Vera hukum.. " tanggapku dingin.

" Loh kok dihukum sih non?.. " kagetnya ketika mendengar kata-kata itu.

" Kan Vera bilang kk mesti stok terus kondomnya, berarti kk lalai sama perintah Vera dan ya kk mesti dihukum.. "

" Ehhh... Iya-iya non ada kok ada... Tuh dilaci.. Hehehehe... " secepat kilat pria asli Madiun Jawa Timur ini lompat ke meja kemudian langsung menyobek kemasan kondomnya untuk dia pasang di penis tegangnya.

" Yee dasar kan akal-akalan... " tawaku yang dia balas tertawa juga lalu segeralah dia naik keranjang memuaskan kebutuhan biologis majikannya ini.

Kami ngeseks dengan santai saja, lebih sebagai pengantar tidur untukku karena aku masih capek, lagipula yang terpenting aku senang dia sudah jadi Goodmood lagi dan jadi kak Yos yang nakal seperti kesukaanku, tidak seperti sebelumnya merenung terpikirkan kalimat yang seharusnya tidak dia pikirkan.


Dia melayaniku dengan penuh perasaan, tak lepas pujian atau kecupan mesranya dia layangkan ke bibir, pipi, bahu atau punggung halusku. Saat aku menggeletar orgasme saja dia langsung cium diriku dari belakang dan kubalas penuh perasaan juga.

Kak Yos memang seperti ini setiap kali dia menggenjotku hampir pasti dia mencium bibirku, mungkin dia lebih memprioritaskan menyalurkan perasaannya sembari dia mengawiniku.



Selepas dia berejakulasi di dalam kondomnya pun akan seperti itu, dia langsung memelukku dan kembali mencium bibirku.

Aku tersenyum dan menyambutnya, akan kubelai atau kulingkarkan tanganku ke lehernya juga tak ragu aku memuji pembantu kesayanganku ini atas servisnya meski hanya tahan selama 10 menitan tapi yang jelas dia sudah meredakan nyut-nyut dikepala maupun di vaginaku. 


" Non... " 

Josaphat bersuara lagi setelah nafasnya stabil disela ciuman bibir mesranya.

" Hmmmhh?.. '' kubuka mataku melirik dia yang kini posisinya menindihku dari atas.

" Saya boleh nanya sesuatu lagi?.. "

" Huuh sok tanya aja... " jawabku sedang dalam mesin dingin akibat orgasme yang baru kudapat.

" Mmmhhh tapi gak jadi aja deh... Takut non marah nanti... Hehehe... " cengengesnya yang malah membatalkan pertanyaannya.

" Cepet tanyain kak, malah kalo kk gak jadi nanya Vera marah loh... "

Aku yang orangnya penasaran jelas balik kepo dengan pertanyaannya yang pasti kalau sudah begini ingin aku menceritakan hal-hal nakal tentang diriku di masa lalu.

Karena permintaannya itu aku jadi selalu menceritakan keseruan hidupku dulu sebagai dongeng sebelum tidur untuknya, karenanya kukatakan tadi bahwa kak Yos sekarang sudah tahu semua mengenai diriku yang dia akui betul-betul diluar sangka-sangkaannya.

Bahkan koleksi foto-foto seksiku ketika aku masih 'gadis' dulu sering membuat dia tak tahan untuk coli sembari menatap tubuh putih mulus tanpa secuil noda itu pun yang bak boneka barbie sekaligus amat sangat direbuti pria-pria untuk mereka bawa pulang keatas ranjang.


" Yang ini non lagi dimana?.. " contoh pertanyaan keponya menunjukkan salah satu foto lama milikku yang tersimpan di HP yang kuserahkan padanya itu.

" Oh itu lagi foto iseng aja kak, difotoin temen pas lagi dikostannya... " ulasku ringkas me-Review momen itu.

" Astaga non, kamu ini orang bukan sih non?! Bener-bener bidadari banget!!.. " komentar dia lalu menatapi foto itu lagi.

Aku tersenyum saja, mendengar yang seperti itu sudah sering sekali kudapatkan malah sampai banyak julukan untukku dulu khususnya sewaktu sekolah. Entah Fallen Angel, Most Wanted Girl, Beautiful Dream wah macam-macam deh pokoknya, bahkan ada juga yang bernada mengejek seperti Hulu Koneng (Kepala Kuning) dan Toge Pasar (Toket Gede Pantat Besar).

Otomatis momen-momen itu terputar dikepalaku karena kak Yos yang kepo dengannya.

" Tapi tau gak kak, abis difotoin itu Vera langsung dientot loh, karena waktu itu Vera lagi dikostan temen cowok Vera.. Hihihi... " lanjutku menyambung ceritanya karena belum selesai.

Dia yang tadinya sedang terhipnotis akan kesempurnaan paras Angelic ku sontak seketika langsung balik terangsang lalu biasanya kontolnya akan tegang ngarep untuk dikocok yang tentu saja tidak kuperbolehkan.

Oh ya, selama kak Yos tinggal bersamaku aku memberikan dia 3 syarat yang tidak boleh dia langgar. Yang pertama dia wajib mencukur bulu-buluannya karena aku tidak suka dengan cowok yang banyak bulu-buluan. Yang kedua dia tidak boleh mengenakan celana dalam sehari-hariannya dirumah, dan yang terakhir dia kularang untuk ngocok atau membuang-buang pejunya secara sengaja selain untuk mencegah penyakitnya yang suka ngocok menggunakan dalamanku, terlebih aku juga mau pejunya selalu tersedia dalam muatan penuh ketika aku minta jatah darinya.

Cukup Fair dan dia pun menyetujuinya, maka jadilah dia mainan untukku yang sehari-harinya sangat melebur rasa lelah ataupun bosan dalam diriku seperti yang sudah kubahas sendiri.

Kembali lagi ke tadi dimana dia tampak ingin menanyakan sesuatu dariku, dia masih berpikir untuk melanjutkan pertanyaannya atau tidak.

" Ini non, saya penasaran sama cowo yang ada di HP lama non itu... " tanyanya yang membuat dahiku mengernyit.

" Cowok?.. " kupertajam pertanyaannya berhubung sudah banyak sekali rekaman aku ngentot dengan cowok-cowok yang tersimpan di laptop maupun HP itu, jadi aku tak tahu cowok mana yang dia maksud.

" Yang itu loh non yang ganteng itu... Bentar saya liatin... " 

Kak Yos kemudian tegak memisahkan dirinya dari pelukanku mengambil HP yang berisikan semua hal mengenaiku yang sudah kupercayakan padanya. Tak lama dia duduk ditepi ranjang lalu memperlihatkan orang yang dia maksud.



DEG!


Seketika aku terdiam, pupilku terasa mengecil dan bulu kudukku merinding melihat foto dilayar ponsel yang dia disodorkan padaku. 

" Ini sapa ya non? Kok kayaknya non ga pernah ceritain soal yang ini sama saya... " tanya kak Yos dengan lugu.

Bayangan tersebut langsung hadir! 

Senyum itu, wajah itu dan sorot mata itu semuanya tiba-tiba mencuat dipikiranku saat ini.

Hari-hariku yang lalu ketika bersamanya, dimana dia selalu menungguiku dikala malam kemudian membukakan pintu untukku dan lebih memilih tersenyum daripada memarahiku yang pulang larut.



Dia yang sangat sabar menghadapi segala keliaranku, dia yang selalu menasihatiku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan dia yang terus mendekapku erat di dadanya untuk memberikanku sebuah ketenangan.

Namun kini sorot mata beserta setiap senyuman yang dia sunggingkan disaat mata kami bertemu benar-benar terbayang lagi dikepalaku!


" Halo non, non Veraa... Weh malah ngelamun nonanya saya ini... "

" Tapi saya jadi tau.. Ciee-ciee berarti ini pacarnya non Vera dulu ya?.. "

" Pantes non sampe ngebuat folder khusus terus sampe berpuluh-puluh terabyte lagi itu yang dilaptop sama orang ini.. " 

Terdengar kak Yos melanjutkan rasa penasarannya namun aku masih diam mematung, benar-benar terdiam! Tentu saja kenangan selama 4 tahunku bersamanya yang selama ini kukubur jadi tiba-tiba bangkit.

Bohong kalau aku bilang dia sudah tergantikan atau mengaku bahwa aku telah berhasil melupakannya, selama ini yang kulakukan hanyalah berusaha mencoba untuk itu, tapi aku tetap tidak benar-benar bisa keluar dari bayang-bayangnya.


Teringat tentang hari-hari yang sudah kami habiskan bersama, disaat kami pergi ke taman kemudian dia menggendongku mengelilinginya hanya untuk menepati janjinya padaku, atau aku yang mengisenginya ketika dia lebih memilih bermain Playstations ketimbang memanjakanku. 

Juga masih kuingat jelas betapa senangnya dia sewaktu Sweater hasil rajutanku selesai kubuat yang sejak itu terus dia pakai kemanapun dia pergi dan amat dia banggakan kepada teman-teman kampusnya, padahal dia bisa saja membeli jaket berharga mahal namun dia lebih memilih memakai hasil bikinan tanganku sendiri yang tidak seberapa bagusnya.

Setiap mengingat itu air mataku selalu berlinang, betapa sebuah hari-hari yang sederhana benar-benar menciptakan kebahagiaan yang tidak tergantikan. Sosoknya yang sabar dan tenang sungguh telah mengajarkanku banyak hal namun apa daya, aku sendiri yang membuat sosok itu memunggungiku.

Bayangan tersebut ter-Flashback begitu saja dipikiranku saat ini.

Tapi apakah hanya aku saja yang masih mengingatnya, mungkinkah disana dia masih mengingatnya juga? Masihkah dia memikirkan tentangku? Mengkhawatirkan seseorang yang telah dia berjanji ini?



Atau suatu saat nanti adakah hari dimana kami akan kembali bertemu? 



Aku tidak tahu, sama sekali tidak tahu! Sudah 3 tahun berlalu, aku yakin dia sudah bertambah tampan dan jauh lebih dewasa sekarang sementara disini aku masihlah Vera yang sama, gadis bodoh yang selalu berkutat dengan perasaannya sendiri kendati sudah mengklaim kepada pembacanya bahwa dia telah menjadi lebih dewasa dan lebih bisa mengendalikan diri.

Tahukah kalian aku sangat benci lagu Fort Minor yang judulnya Where'd You Go? Atau lagu Alter Bridge - Watch Over You yang sering dia nyanyikan sendiri untukku.


" Who is Gonna Save You... "
" When Im Gone?... "
" And Who Will Watch Over You.. "
" When I'm Gone?.. "



Aku benci liriknya! 

Aku benci lagu itu dan aku benci semua tentangnya! Dia hanya seseorang yang tidak menepati janjinya kemudian pergi menghilang dengan mudahnya!


Dia bilang dia bisa gila jika berpisah dariku namun nyatanya dia baik-baik saja tanpaku sementara aku terpuruk dilembah penyesalan! Baginya setelah aku meminta dia untuk meninggalkanku seolah semuanya berakhir dan dia tidak pernah datang lagi untuk mencariku.

Dia tidak benar-benar 'bertarung' untuk mempertahankanku. Aku mau dia 'berdarah-darah' untukku, bukan terdiam setelah mendengar kalimat "Goodbye" yang kuucapkan kemudian berbalik badan meninggalkanku.


Aku benci dia karena dia orang yang lembek! Dia terlalu lembut dan tidak akan pernah bisa tegas sebagaimana seorang pria, selamanya dia akan selalu seperti itu!

Jujur aku tidak tahu apa yang sedang kuucapkan sekarang, pikiranku kacau tapi yang jelas aku harus terus berkata mengenai kejelekannya pada diriku sendiri atau memposisikan bahwa dialah yang meninggalkanku.

Itulah satu-satunya sugesti agar aku bisa membencinya, karena jika tidak maka aku akan terus mengingat segala kebaikannya dan aku akan terus mencintainya, lalu selamanya pula aku akan menyesali keputusanku yang memilih undur diri dari hidupnya.

" Kayaknya non lebih cocok sama dia deh, abisnya dari muka sama senyumnya keliatan pasti dia cowok baek.. " tukas Josaphat yang sejak tadi meracau namun tidak kutanggap karena teringat bayangan tersebut.

" Juga non pasti kaget saya bisa tebak namanya.. Hihihi... "

" Dan namanya Nand... "

" DIEEM KAKK!!!.. " bentakku yang seketika yang membuat kak Yos kaget terlebih melihat wajahku yang jadi sangat serius sekarang!

" Denger ya, jangan coba-coba bahas apalagi nyebutin nama itu, ngerti gak?! Vera gak suka.. " aku bangkit dari tiduranku kemudian kupelototi dia.

Sontak melihatku jadi semarah ini membuat pembantuku itu jadi terdiam tertunduk meminta maaf. 

Sungguh, ini sama sekali bukan mainan. Dia ingin membuat Suprise dengan harapan bisa membuatku kaget padahal jelas-jelas di foldernya ada nama orang itu bahkan nomer HP nya pun masih kusimpan di ponselku tersebut, jadi ini sama sekali tidak lucu!

Ini membuat Mood ku berantakan saja! Segera kutarik selimut lalu meminta dia mematikan lampu dan tidur. Kak Yos yang ketakutan setengah mati karena pertama kalinya melihatku seperti ini langsung melakukannya dan dia lebih memilih tidur di sofa tak berani tidur disebelahku, padahal tadi awalnya aku ingin tidur dipeluk olehnya tapi jadilah ambyar gara-gara dia sendiri!

Bermenit-menit suasana kamar kak Yos yang tadinya Joyful kini jadi lengang, hanya deru AC yang terdengar sementara dalam gelapnya penerangan sesekali kulihat disofa dia gelisah pasti tak enakan denganku, begitu pula aku yang jadi susah tidur kalau kepikiran itu.

Pokoknya kalau aku sampai termimpi soal dia maka terpaksa akan kuhukum Josaphat! Karena aku ingin menjalani hari esok dengan Mood terbaikku bersama Dimas, My Present!





..............................